Anda di halaman 1dari 0

77

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Sekolah
4.1.1. Sejarah Singkat Sekolah
Banyaknya keinginan dari orang tua siswa SLTP Angkasa yang
mengharapkan adanya atau berdirinya sekolah setingkat SMA di lingkungan
Lanud Husein Sastranegara, alasannya adalah banyaknya anggota TNI AU yang
memiliki putra-putri pada sekolah tingkat menengah, yaitu tingkat SLTP, karena
tidak adanya sekolah setingkat SMA di lingkungan Lanud Husein Sastranegara,
banyak lulusan SLTP Angkasa yang bersekolah di SMA yang letaknya cukup
jauh dari rumah. Ditinjau dari permasalahan diatas, para orang tua SLTP angkasa
yang sebagian besar adalah anggota TNI AU mengusulkan agar didirikan sebuah
sekolah setingkat SMA di lingkungan Lanud Husein Sastranegara.
Usulan tersebut disambut oleh dinas personel TNI AU dan bidang sosial
untuk selanjutnya ditangani oleh yayasan Ardhiya Garini yang akhirnya
mendirikan SMA angkasa pada tanggal 31 Agustus 1980 dengan menerima siswa
yang dominan adalah putra-putri anggota TNI AU di lingkungan Lanud Husein
Sastranegara dan Lanud Sulaiman yang terletak di Margahayu. Walaupun berdiri
pada bulan agustus 1980, tetapi sekolah ini telah aktif melaksanakan proses
belajar mengajar sejak bulan juli 1980.

78


Siswa yang mendaftar untuk masuk ke SMA Angkasa melalui tes tertulis
sebenarnya untuk 8 kelas, tetapi pada saat itu baru ada 4 kelas yang tersedia.
Kurikulum yang berlaku pada saat itu adalah kurikulum 1975, sedangkan
kepengurusan kelas dimulai sejak kelas 2 IPA dan 2 IPS. Pada awal, berdirinya
SMA Angkasa memisahkan diri dan berdiri sebagai sekolah tingkat menengah
yang mandiri.
Kepala sekolah Angkasa yang pertama kali menjabat bernama Drs. Ondi
Budiono, beliau adalah mantan kepala SLTP Angkasa. Sebelumnya SMA
Angkasa memiliki tenaga mengajar yang mayoritas berasal dari SMAN 6
Bandung, ditambah dari PNS TNI AU dan beberapa guru yang bertugas di SMP
Angksa. Selanjutnya secara berturut-turut yang menjabat sebagai kepala sekolah
adalah :
a) Siti Darmilah, Bsc yang menjabat dari tahun 1983 sampai 1984
b) Simon Tapiheru B. A, seorang kapten di TNI AU, menjabat sampai tahun 1985
c) Drs. Wahono, seorang kolonel TNI AU, beliau menjabat sampai tahun 1997
d) Dra. Dwi Retnani, beliau menjabat sampai Februari 2002
e) Dadang Darmawan menjabat mulai 20 Februari 2002 sampai dengan tahun
2004.
f) Yakut Adinoto, S.S menjabat dari tanggal 2 Februari 2004 sampai dengan
tahun 2010.
g) Dra. Hj. Mimi Maryati, M.Si menjabat dari Desember 2010 sampai dengan
sekarang.
79


Jumlah siswa di SMA Angkasa setiap tahun mengalami peningkatan. Hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain letak sekolah yang strategis
dan sangat kondusif karena berada dibawah pengawasan Lanud Husein
Sastranegara. Terhitung sejak tahun 1985 / 1986, status SMA Angkasa berubah
menjadi disamakan. Untuk itu, sejak tahun 1997 proses penerimaan siswa baru
menggunakan sistem NEM dengan salah satu alasan peningkatan kualitas yang
sejajar dengan status disamakan.
Sejarah Angkasa berdiri sesuai keputusan Kanwil Depdikbud Provinsi
Jawa Barat No. 082 / I 02. KOP / 80, tanggal 19 Mei 1980, sebagai SMA swasta
dibawah naungan yayasan Adhiya Garini daerah V cabang Husein Sastranegara
dengan koordinat hariannya oleh badan kerjasama pendidikan BKSP cabang
Husein Sastranegara.
SMA Angkasa Husein Sastranegara Bandung mulai menerima siswa tahun
1980 / 1981 sebanyak 5 kelas kemudian diresmikan berdirinya pada tanggal 30
Agustus 1980 oleh kepala bidang Dimonum kanwil Depdikbud provinsi Jawa
Barat bapak Soeprapto Suradji.
Kepala sekolah pertama yang diangkat oleh BKSP cabang Husein
Sastranegara Bandung adalah Drs. Ondi Yudiono, untuk sementara SMA Angkasa
Bandung sebagai sekolah swasta menginduk kepada SMA Negeri 6 Bandung
samapai penyelenggaraan EPTA / EPTANAS pada tahun 1983.
Pada tahun 1984, siswa SMA Angkasa Bandung telah diizinkan
menyelenggarakan sendiri EPTA / EPTANAS di sekolahnya, karena telah terbit
hasil akreditasi tahun 1983 berupa keputusan Dirjen Dikdasmen Depdikbud No :
80


665 / C.7 / Kep. / I.84, tanggal 19 april 1984, yang menyatakan bahwa SMA
Angkasa Bandung statusnya menjadi diakui.
Setelah mendapat status diakui, SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara
Bandung berkembang lebih pesat karena adanya penambahan ruang kelas,
perluasan perpustakaan, penyempurnaan laboratorium, dan penambahan ruang
guru, wakasek, ruang BP, ruang UKS, ruang OSIS dan ruangan kesenian. Pada
awal berdirinya SMA Angkasa Husein Sastranegara Bandung melaksanakan
kurikulum 1975 dan sejak tahun 1985 mulai melaksanakan kurikulum 1984.
4.1.2. Struktur Organisasi














KETUA YAYASAN
Ny. Niken Asep Adang
KEPALA SEKOLAH
Dra. Hj. Mimi Maryati, M.Si
KEPALA TATA USAHA
Oking Sadeli
WAKASEK
KURIKULUM
Drs. Undan J.
WAKASEK
KESISWAAN
Drs. H. Muhyidin
WAKASEK
SARANA
PRASARANA
Drs. Uhen Adi S
WAKASEK
HUB.
MASYARAKAT
Epong H., S.Pd.
GURU-GURU
SISWA

81


4.1.3. Visi dan Misi Sekolah
4.1.3.1. Visi
Mewujudkan SMA Angkasa sebagai sekolah Berstandar Nasional yang
kreatif dan berkualitas.
4.1.3.2. Misi
1. Memberikan pelayanan yang proporsional kepada para pengguna jasa
pendidikan
2. Mewujudkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa dalam setiap kegiatan sekolah.
3. Mengembangkan life skill dalam proses pembelajaran untuk mata
pelajaran yang relevan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah.
4. Meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan.
5. Meningkatkan keharmonisan hubungan antar warga sekolah pemangkuh
kepentingan dan masyarakat sekitar.
6. Meningkatkan kemampuan manajerial guru dan karyawan.
7. Meningkatkan kerjasama antar lembaga baik yang berkaitan dengan
lembaga pendidikan maupun non kependidikan.
8. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung proses belajar.
9. Melakukan upaya penerapan dan pemanfaatan teknologi dan informasi
dalam pembelajaran dan pengelolaan data sekolah.
10. Melakukan upaya peningkatan kesehjateraan guru dan karyawan.


82


4.1.4. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Sekolah
Adapun tujuan didirikannya SMA Angkasa Husein Sastranegara Bandung
tidak dapat lepas dari peranan Ny. N. Diran, beliau sebagai ketua yayasan
Ardhiya Garini daerah V cabang Husein Sastranegara Bandung selaku pencetus
ide pendiri SMA Angksa, dalam surat permohonan izinnya kepada kepala kantor
wilayah Depdikbud Provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa tujuan SMA Angkasa
Bandung adalah :
a. Tujuan Umum
1. Membantu upaya pemerintah Republik Indonesia untuk memberi tempat
penampungan kepada para siswa yang tidak dapat diterima di SMA Negeri.
2. Merealisasikan program Pia Ardhiya Garini daerah V cabang Husein
Sastranegara Bandung dalam rangka pembinaan dan pengembangan
sekolah-sekolah umum di lingkungan TNI AU.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari didirikannya SMA Angkasa Husein
Sastranegara ini adalah untuk melengkapi jenis sekolah yang ada dalam
pembinaan Pia Ardhiya Garini daerah V cabang Husein Sastranegara
Bandung sehingga dapat menampung :
1. Putra-putri TNI AU yang tidak tertampung di SMA Negeri.
2. Putra-putri anggota TNI AU yang mengikuti dinas orang tuanya ke Husein
Sastranegara Bandung.
3. Para lulusan SMP Angkasa Husein Sastranegara Bandung.
83


4. Para lulusan di sekitar Husein Sastranegara Bandung apabila keadaan masih
memungkinkan.
4.1.5. Lokasi Sekolah
SMA Angkasa Husein Sastranegara Bandung terletak di jalan Lettu
Supadio No. 22 yang menyatu dengan SMK Angkasa dan sangat dekat dengan
Universitas Nurtanio Bandung. Gedung SMA ini dipakai oleh dua sekolah yaitu
SMA Angkasa dan SMK Angkasa. Akan tetapi dalam pembelajarannya, antara
SMA Angkasa belajar mulai dari jam 07.00 12.50 WIB. Sedangkan SMK
Angkasa belajar mulai dari pukul 13.00 sampai dengan selesai.
Lokasi sekolah yang termasuk kedalam wilayah pusat kota, menjadikan
sekolah ini sangat strategis. Untuk sampai ke SMA Angkasa tidaklah sulit, karena
lokasinya dilalui oleh berbagai sarana angkutan umum.
4.1.6. Keadaan Fasilitas Sivitas Akademika Sekolah
Kepala sekolah di SMA Angkasa saat ini adalah ibu Dra. Hj. Mimi
Maryati, M.Si Sekolah ini memiliki dua staf ketenagakerjaan, yaitu tenaga kerja
akademis yang terdiri dari para guru bantuan TNI AU, Guru Depdikbud, dan guru
honorer. Saat ini SMA Angkasa memiliki 50 tenaga kerja kependidikan. Selain itu
adapula staf non akademis yang terdiri dari para karyawan TU, Perpustakaan,
Laboratorium, serta kebersihan dan keamanan.


84


Perkembangan sarana dan prasarana dari tahun ke tahun semakin
meningkat, seperti penambahan ruang kelas, penambahan laboratorium kimia dan
fisika dan lain-lain. Berikut sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA
Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung :
1. Ruang kelas sebanyak 23 kelas
2. Laboratorium fisika, kimia, biologi, bahasa, dan komputer
3. Ruang guru
4. Ruang tata usaha (TU)
5. Ruang kepala sekolah dan PKS
6. Lapangan olahraga yang terdiri dari lapangan upacara dan lapangan basket
7. Perpustakaan
8. UKS
9. Toilet siswa dan toilet guru
10. Ruang OSIS
11. Kantin
12. Masjid
13. Botanical Garden
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas tiga, yakni
keterampilan mengajar guru, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran akuntansi. Untuk memudahkan dalam mengetahui atau menilai
keadaan dari tiap-tiap variabel maka digunakan sebuah kriteria penilaian
berdasarkan persentase dari skor jawaban seperti berikut ini.
85


Tabel 4.1
Kriteria Penilaian
Skor Kategori
0 - 20% Sangat rendah
21%-40% Rendah
41%-60% Sedang
61%-80% Tinggi
81%-100% Sangat tinggi
Sumber: (Riduwan,2007:22)
4.2.1. Gambaran Umum Keterampilan Mengajar Guru
Untuk variabel keterampilan mengajar guru angket yang disebarkan terdiri
dari dari enam indikator dengan jumlah pernyataan sebanyak 20 item soal.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian jumlah skor kriterium
sebesar 13.900. Nilai tersebut didapat dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap item)
x 20 (jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor total
dari seluruh jawaban responden adalah 9.421 seperti yang ditunjukkan dalam
tabel berikut :
Tabel 4.2
Keterampilan Mengajar Guru
Skala
Pilihan Jawaban
F Jumlah
Persentase dari
Skor Kriterium Pernyataan (+) Pernyataan (-)
1 Tidak pernah Selalu 225 225 1,62
2 Jarang Sering 362 724 5,21
3 Kadang-kadang Kadang-kadang 873 2.619 18,84
4 Sering Jarang 747 2.988 21,50
5 Selalu Tidak pernah 573 2.865 20,61
Skor 9.421 67,78
Sumber : Data angket penelitian diolah
Keterangan : Skor Kriterium sebesar 13.900
Berdasarkan tabel diatas diperoleh persentase keterampilan mengajar guru
sebesar 67,78% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian di atas, maka
67,78% tersebut berada dalam kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
86


keterampilan mengajar guru akuntansi kelas XI IPS di SMA Angkasa Lanud
Husein Sastranegara Bandung sudah memiliki keterampilan mengajar yang baik.
Jika ditinjau dari persepsi pada masing-masing siswa ternyata tidak semua
siswa beranggapan bahwa guru akuntansi kelas XI IPS di SMA Angkasa Lanud
Husein Sastranegara Bandung memiliki keterampilan mengajar yang baik. Hal ini
dapat terlihat dalam tabel distribusi frekuensi keterampilan mengajar guru
menunjukkan tingkat persepsi dari setiap siswa berdasarkan data yang diperoleh
dari 139 responden, seperti yang disajikan berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Keterampilan Mengajar Guru
Nilai Interval Kategori F %
1 20 0 - 20% Sangat rendah - -
21 40 21%-40% Rendah - -
41 60 41%-60% Sedang 27 19,42
61 80 61%-80% Tinggi 108 77,70
81 100 81%-100% Sangat tinggi 4 2,88
Jumlah 139 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 139 siswa sebagai responden
penelitian terdapat 27 responden (19,42%) yang beranggapan bahwa guru
akuntansi kelas XI IPS di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung
memiliki keterampilan mengajar dengan kategori sedang, sedangkan sebanyak
108 responden (77,70%) beranggapan bahwa guru akuntansi kelas XI IPS di SMA
Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung memiliki keterampilan mengajar
dengan kategori tinggi dan sisanya sebanyak 4 responden (2,88%) beranggapan
bahwa guru akuntansi kelas XI IPS di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara
Bandung memiliki keterampilan mengajar dengan kategori sangat tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden beranggapan bahwa bahwa guru
87


akuntansi kelas XI IPS di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung
memiliki keterampilan mengajar dengan kategori tinggi.
4.2.1.1. Gambaran Indikator Keterampilan Mengajar Guru
Berikut akan diuraikan bagaimana gambaran persepsi siswa mengenai
keterampilan mengajar guru kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi di SMA
Angkasa Lanud Husein Sartranegara Bandung berdasarkan indikator yang telah
dijabarkan dalam pernyataan angket penelitian.
a. Keterampilan Bertanya
Gambaran keterampilan mengajar guru berdasarkan indikator keterampilan
bertanya di dalam angket penelitian ditunjukkan dalam 4 item pernyataan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, jumlah skor kriterium
sebesar 2.780 yang diperoleh dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap item) x 4
(jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor total dari
seluruh jawaban responden adalah 1.943 seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.4
berikut ini.
Tabel 4.4
Keterampilan Bertanya
Skala
Pilihan Jawaban
F Jumlah %
Pernyataan (+) Pernyataan (-)
1 Tidak pernah Selalu 25 25 0,90
2 Jarang Sering 63 126 4,53
3 Kadang-kadang Kadang-kadang 186 558 20,07
4 Sering Jarang 176 704 25,32
5 Selalu Tidak Pernah 106 530 19,06
Skor 1.943 69,89





88


Tabel 4.5
Proporsi Tiap Item Keterampilan Bertanya
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
1 3 0,11 12 0,86 54 5,83 59 8,49 11 1,98 480 17,27
2 2 0,07 17 1,22 49 5,29 36 5,18 35 6,29 502 18,06
3 9 0,32 15 1,08 29 3,13 43 6,19 43 7,73 513 18,45
4 11 0,40 19 1,37 54 5,83 38 5,47 17 3,06 448 16,12
Total per indikator 1.943 69,89
Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 69,89% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa guru mata
pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara
Bandung sudah memiliki keterampilan bertanya yang baik.
b. Keterampilan Memberi Penguatan
Gambaran keterampilan mengajar guru berdasarkan indikator keterampilan
memberi penguatan di dalam angket penelitian ditunjukkan dalam 2 item
pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, jumlah skor
kriterium sebesar 1.390 yang diperoleh dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap
item) x 2 (jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor
total dari seluruh jawaban responden adalah 796 seperti yang ditunjukkan dalam
tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6
Keterampilan Memberi Penguatan
Skala Pilihan Jawaban F Jumlah %
5 Tidak pernah 66 66 4,75
4 Jarang 44 88 6,33
3 Kadang-kadang 85 255 18,35
2 Sering 55 220 15,83
1 Selalu 28 140 10,07
Skor 769 55,32
89



Tabel 4.7
Proporsi Tiap Item Keterampilan Memberi Penguatan
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
5 12 0,86 23 3,31 50 10,79 34 9,78 20 7,19 444 31,94
6 54 3,88 21 3,02 35 7,55 21 6,04 8 2,88 325 23,38
Total per indikator 769 55,32
Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 55,32% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa guru mata
pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara
Bandung sudah memiliki keterampilan memberi penguatan yang cukup baik.
c. Keterampilan Mengadakan Variasi
Gambaran keterampilan mengajar guru berdasarkan indikator keterampilan
mengadakan variasi di dalam angket penelitian ditunjukkan dalam 3 item
pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, jumlah skor
kriterium sebesar 2.085 yang diperoleh dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap
item) x 3 (jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor
total dari seluruh jawaban responden adalah 1.428 seperti yang ditunjukkan dalam
tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8
Keterampilan Mengadakan Variasi
Skala
Pilihan Jawaban
F Jumlah %
Pernyataan (+) Pernyataan (-)
1 Tidak pernah Selalu 28 28 1,34
2 Jarang Sering 54 108 5,18
3 Kadang-kadang Kadang-kadang 145 435 20,86
4 Sering Jarang 93 372 17,84
5 Selalu Tidak Pernah 97 485 23,26
Skor 1.428 68,49
90



Tabel 4.9
Proporsi Tiap Item Keterampilan Mengadakan Variasi
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
7 7 0,34 11 1,06 37 5,32 33 6,33 51 12,23 527 25,28
8 9 0,43 21 2,01 61 8,78 30 5,76 18 4,32 444 21,29
9 12 0,58 22 2,11 47 6,76 30 5,76 28 6,71 457 21,92
Total per indicator 1.428 68,49
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 68,49% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa guru mata
pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara
Bandung sudah memiliki keterampilan mengadakan variasi yang baik.
d. Keterampilan Menjelaskan
Gambaran keterampilan mengajar guru berdasarkan indikator keterampilan
menjelaskan di dalam angket penelitian ditunjukkan dalam 4 item pernyataan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, jumlah skor kriterium
sebesar 2.780 yang diperoleh dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap item) x 4
(jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor total dari
seluruh jawaban responden adalah 2.012 seperti yang ditunjukkan dalam tabel
4.10 berikut ini.
Tabel 4.10
Keterampilan Menjelaskan
Skala Pilihan Jawaban F Jumlah %
1 Tidak pernah 26 26 0,94
2 Jarang 70 140 5,04
3 Kadang-kadang 153 459 16,51
4 Sering 148 592 21,29
5 Selalu 159 795 28,60
Skor 2.012 72,37
91



Tabel 4.11
Proporsi Tiap Item Keterampilan Menjelaskan
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
10 3 0,11 10 0,72 50 5,40 44 6,33 32 5,76 509 18,31
11 15 0,54 26 1,87 45 4,86 25 3,60 28 5,04 442 15,90
12 6 0,22 27 1,94 42 4,53 38 5,47 26 4,68 468 16,83
13 2 0,07 7 0,50 16 1,73 41 5,90 73 13,13 593 21,33
Total per indikator 2.012 72,37
Berdasarkan tabel 4.10 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 72,37% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa guru mata
pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara
Bandung sudah memiliki keterampilan menjelaskan yang baik.
e. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Gambaran keterampilan mengajar guru berdasarkan indikator keterampilan
membuka dan menutup pelajaran di dalam angket penelitian ditunjukkan dalam 4
item pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, jumlah
skor kriterium sebesar 2.780 yang diperoleh dari perhitungan {5(skor tertinggi
tiap item) x 4 (jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah
skor total dari seluruh jawaban responden adalah 1.838 seperti yang ditunjukkan
dalam tabel 4.12 berikut ini.




92


Tabel 4.12
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Skala
Pilihan Jawaban
F Jumlah %
Pernyataan (+) Pernyataan (-)
1 Tidak pernah Selalu 50 50 1,80
2 Jarang Sering 77 154 5,54
3 Kadang-kadang Kadang-kadang 179 537 19,32
4 Sering Jarang 152 608 21,87
5 Selalu Tidak Pernah 98 490 17,63
Skor 1.838 66,15

Tabel 4.13
Proporsi Tiap Item Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
14 35 1,26 45 3,24 40 4,32 14 2,01 5 0,90 326 11,73
15 2 0,07 7 0,50 41 4,42 53 7,63 36 6,47 531 19,10
16 9 0,32 15 1,08 52 5,61 39 5,61 24 4,32 471 16,94
17 4 0,14 10 0,72 46 4,96 46 6,62 33 5,94 511 18,38
Total per indicator 1.839 66,15
Berdasarkan tabel 4.12 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 66,15% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa guru mata
pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Angkasa sudah memiliki keterampilan
membuka dan menutup pelajaran yang baik.
f. Keterampilan Mengelola Kelas
Gambaran keterampilan mengajar guru berdasarkan indikator keterampilan
mengelola kelas di dalam angket penelitian ditunjukkan dalam 3 item pernyataan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, jumlah skor kriterium
sebesar 2.085 yang diperoleh dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap item) x 3
(jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor total dari
93


seluruh jawaban responden adalah 1.430 seperti yang ditunjukkan dalam tabel
4.14 berikut ini.
Tabel 4.14
Keterampilan Mengelola Kelas
Skala Pilihan Jawaban F Jumlah %
1 Tidak pernah 30 30 1,44
2 Jarang 54 108 5,18
3 Kadang-kadang 125 375 17,99
4 Sering 123 492 23,60
5 Selalu 85 425 20,38
Skor 1.430 68,59

Tabel 4.15
Proporsi Tiap Item Keterampilan Mengelola Kelas
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
18 18 0,86 33 3,17 40 5,76 35 6,71 13 3,12 409 19,62
19 8 0,38 11 1,06 47 6,76 48 9,21 25 6,00 488 23,41
20 4 0,19 10 0,96 38 5,47 40 7,67 47 11,27 533 25,56
Total per indikator 1.430 68,59
Berdasarkan tabel 4.14 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 68,59% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa guru mata
pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara
Bandung sudah memiliki keterampilan mengelola kelas yang baik.
Setelah dianalisis tiap indikator kuesioner, maka didapatkan data tinggi-
rendahnya indikator keterampilan mengajar guru dilihat dari besarnya persentase
yang diperoleh sebagai berikut:




94


Tabel 4.16
Tabel Persentase Indikator Keterampilan Mengajar Guru
Indikator Persentase Kategori
Keterampilan bertanya 69,89 Tinggi
Keterampilan memberikan penguatan 55,32 Sedang
Keterampilan mengadakan variasi 68,49 Tinggi
Keterampilan menjelaskan 72,37 Tinggi
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 66,15 Tinggi
Keterampilan mengelola kelas 68,59 Tinggi
Dari tabel diatas diketahui bahwa indikator tertinggi yaitu keterampilan
menjelaskan dengan tingkat persentase sebesar 72,37%. Sedangkan indikator
terendah yaitu keterampilan memberi penguatan dengan tingkat persentase
55,32%.
4.2.2. Gambaran Umum Motivasi Belajar Siswa
Untuk variabel motivasi belajar angket yang disebarkan terdiri dari
delapan indikator dengan jumlah pernyataan sebanyak 14 item soal. Berdasarkan
data yang diperoleh dari hasil penelitian jumlah skor kriterium sebesar 9.730.
Nilai tersebut didapat dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap item) x 14 (jumlah
item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor total dari seluruh
jawaban responden adalah 6.788 seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut :
Tabel 4.17
Motivasi Belajar Siswa
Skala
Pilihan Jawaban
F Jumlah
Persentase dari
Skor Kriterium Pernyataan (+) Pernyataan (-)
1 Tidak pernah Selalu 113 113 1,16
2 Jarang Sering 239 478 4,91
3 Kadang-kadang Kadang-kadang 659 1.977 20,32
4 Sering Jarang 455 1.820 18,71
5 Selalu Tidak pernah 480 2.400 24,66
Skor 6.788 69,76
Sumber : Data angket penelitian diolah
Keterangan : Skor Kriterium sebesar 9.730
95


Berdasarkan tabel diatas diperoleh persentase motivasi belajar siswa
sebesar 69,76% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian menurut tabel
4.1, maka 69,76% tersebut berada dalam kategori tinggi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI
IPS di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung pada umumnya sudah
memiliki motivasi belajar yang tinggi pada mata pelajaran akuntansi.
Jika ditinjau dari motivasi belajar pada masing-masing siswa ternyata tidak
semua siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Hal ini dapat terlihat dalam
tabel distribusi frekuensi motivasi belajar siswa menunjukkan tingkat motivasi
belajar dari setiap siswa berdasarkan data yang diperoleh dari 139 responden,
seperti yang disajikan berikut:
Tabel 4.18
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa
Nilai Interval Kategori F %
1 14 0 - 20% Sangat rendah - -
15 28 21%-40% Rendah - -
29 42 41%-60% Sedang 36 25,90
43 56 61%-80% Tinggi 76 54,68
57 70 81%-100% Sangat tinggi 27 19,42
Jumlah 139 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 139 siswa sebagai responden
penelitian terdapat 36 responden (25,90%) memiliki motivasi belajar dengan
kategori sedang, sedangkan sebanyak 76 responden (54,68%) memiliki motivasi
belajar yang tinggi dan sisanya sebanyak 27 responden (19,42%) memiliki
motivasi belajar yang sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berada pada kategori tinggi untuk variabel motivasi belajar siswa.

96


4.2.2.1. Gambaran Indikator Motivasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai gambaran motivasi belajar siswa,
dapat diamati lebih rinci melalui analisis tanggapan responden terhadap berbagai
indikator yang dinyatakan dalam instrument penelitian.
Berikut akan dijelaskan bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas
XI IPS pada mata pelajaran akuntansi di SMA Angkasa Lanud Husein
Sartranegara Bandung berdasarkan indikator yang telah dijabarkan dalam
pernyataan angket penelitian.
a. Durasi Kegiatan Belajar
Gambaran motivasi belajar siswa berdasarkan indikator durasi kegiatan
belajar di dalam angket penelitian ditunjukkan dalam 1 item pernyataan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, jumlah skor kriterium
sebesar 695 yang diperoleh dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap item) x 1
(jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor total dari
seluruh jawaban responden adalah 574 seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.19
berikut ini.
Tabel 4.19
Durasi Kegiatan Belajar
Skala Pilihan Jawaban F Jumlah %
1 Tidak pernah 1 1 0,14
2 Jarang 1 2 0,29
3 Kadang-kadang 34 102 14,68
4 Sering 46 184 26,47
5 Selalu 57 285 41,01
Skor 574 82,59





97


Tabel 4.20
Proporsi Tiap Item Durasi Kegiatan
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
1 1 0,14 1 0,29 34 14,68 46 26,47 57 41,01 574 82,59
Total per indikator 574 82,59
Berdasarkan tabel 4.19 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 82,59% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori sangat tinggi. Hal ini ini menunjukkan bahwa
siswa mengikuti proses pembelajaran secara menyeluruh, terlihat dari siswa
berupaya memperhatikan pelajaran akuntansi yang diberikan guru dari awal
sampai akhir.
b. Frekuensi Kegiatan Belajar
Gambaran motivasi belajar siswa berdasarkan indikator frekuensi kegiatan
belajar di dalam angket penelitian ditunjukkan dalam 2 item pernyataan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, jumlah skor kriterium
sebesar 1.390 yang diperoleh dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap item) x 2
(jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor total dari
seluruh jawaban responden adalah 757 seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.21
berikut ini.
Tabel 4.21
Frekuensi Kegiatan Belajar
Skala Pilihan Jawaban F Jumlah %
1 Tidak pernah 37 37 2,66
2 Jarang 59 118 8,49
3 Kadang-kadang 134 402 28,92
4 Sering 40 160 11,51
5 Selalu 8 40 2,88
Skor 757 54,46

98


Tabel 4.22
Proporsi Tiap Item Frekuensi Kegiatan Belajar
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
2 18 1,29 34 4,89 59 12,73 23 6,62 5 1,79 380 27,34
3 19 1,37 25 3,59 75 16,19 17 4,89 3 1,07 377 27,12
Total per indikator 757 54,46
Berdasarkan tabel 4.21 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 54,46,59% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa hanya
sebagian kecil siswa membaca ulang materi akuntansi di rumah setelah selesai
belajar di sekolah dan senang memanfaatkan waktu kosong untuk belajar
akuntansi.
c. Persistensi
Gambaran motivasi belajar siswa berdasarkan indikator persistensi di
dalam angket penelitian ditunjukkan dalam 2 item pernyataan. Berdasarkan data
yang diperoleh dari hasil penelitian, jumlah skor kriterium sebesar 1.390 yang
diperoleh dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap item) x 2 (jumlah item soal) x
139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor total dari seluruh jawaban
responden adalah 905 seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.23 berikut ini.
Tabel 4.23
Persistensi
Skala Pilihan Jawaban F Jumlah %
1 Tidak pernah 22 22 1,58
2 Jarang 36 72 5,18
3 Kadang-kadang 111 333 23,96
4 Sering 67 268 19,28
5 Selalu 42 210 15,11
Skor 905 65,11


99


Tabel 4.24
Proporsi Tiap Item Persistensi
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
4 3 0,21 13 1,87 44 9,50 45 12,95 34 12,23 511 36,76
5 19 1,37 23 3,31 67 14,46 22 6,33 8 2,88 394 28,35
Total per indikator 905 65,11
Berdasarkan tabel 4.23 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 65,11% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
indikator persistensi atau ketetapan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan berada
dalam kategori tinggi.
d. Ketabahan dan Kemampuan dalam Menghadapi Rintangan
Gambaran motivasi belajar siswa berdasarkan indikator ketabahan dan
kemampuan dalam menghadapi rintangan di dalam angket penelitian ditunjukkan
dalam 2 item pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian,
jumlah skor kriterium sebesar 1.390 yang diperoleh dari perhitungan {5(skor
tertinggi tiap item) x 2 (jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan
jumlah skor total dari seluruh jawaban responden adalah 925 seperti yang
ditunjukkan dalam tabel 4.25 berikut ini.
Tabel 4.25
Ketabahan dan Kemampuan dalam Menghadapi Rintangan
Skala
Pilihan Jawaban
F Jumlah %
Pernyataan (+) Pernyataan (-)
1 Tidak pernah Selalu 18 18 1,29
2 Jarang Sering 43 86 6,19
3 Kadang-kadang Kadang-kadang 105 315 22,66
4 Sering Jarang 54 216 15,54
5 Selalu Tidak Pernah 58 290 20,86
Skor 925 66,54

100


Tabel 4.26
Proporsi Tiap Item Ketabahan dan Kemampuan dalam Menghadapi
Rintangan
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
6 11 0,79 26 3,74 54 11,65 29 8,35 19 6,83 436 31,36
7 7 0,50 17 2,45 51 11,01 25 7,19 39 14,03 489 35,18
Total per indikator 925 66,54
Berdasarkan tabel 4.25 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 66,54% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa
memiliki ketabahan, keuletan, dan kemampuan yang tinggi dalam menghadapi
rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan belajar.
e. Devosi dan Pengorbanan
Gambaran motivasi belajar siswa berdasarkan indikator devosi dan
pengorbanan di dalam angket penelitian ditunjukkan dalam 2 item pernyataan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, jumlah skor kriterium
sebesar 1.390 yang diperoleh dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap item) x 2
(jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor total dari
seluruh jawaban responden adalah 980 seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.27
berikut ini.
Tabel 4.27
Devosi dan Pengorbanan
Skala Pilihan Jawaban F Jumlah %
1 Tidak pernah 20 20 1,44
2 Jarang 38 76 5,47
3 Kadang-kadang 76 228 16,40
4 Sering 64 256 18,42
5 Selalu 80 400 28,77
Skor 980 70,50

101


Tabel 4.28
Proporsi Tiap Item Devosi dan pengorbanan
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
8 4 0,29 17 2,45 25 5,40 34 9,78 59 21,22 544 39,14
9 16 1,15 21 3,02 51 11,01 30 8,63 21 7,55 436 31,36
Total per indikator 980 70,50
Berdasarkan tabel 4.27 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 70,50% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa devosi
dan pengorbanan yang dilakukan oleh siswa dalam belajar akuntansi berada dalam
kategori tinggi. Terlihat dari perbuatan siswa yang mau berusaha mengatasi
kesulitan belajar dengan cara berdiskusi dengan temannya.
f. Tingkatan Aspirasi yang Hendak Dicapai dalam Belajar
Gambaran motivasi belajar siswa berdasarkan indikator tingkatan aspirasi
yang hendak dicapai dalam belajar di dalam angket penelitian ditunjukkan dalam
1 item pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, jumlah
skor kriterium sebesar 695 yang diperoleh dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap
item) x 1 (jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor
total dari seluruh jawaban responden adalah 547 seperti yang ditunjukkan dalam
tabel 4.29 berikut ini.
Tabel 4.29
Tingkatan Aspirasi yang Hendak Dicapai dalam Belajar
Skala Pilihan Jawaban F Jumlah %
1 Tidak pernah 2 2 0,29
2 Jarang 9 18 2,59
3 Kadang-kadang 39 117 16,83
4 Sering 35 140 20,14
5 Selalu 54 270 38,85
Skor 547 78,70
102


Tabel 4.30
Proporsi Tiap Item Tingkatan Aspirasi yang Hendak Dicapai dalam Belajar
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
10 2 0,29 9 2,59 39 16,83 35 20,14 54 38,85 547 78,70
Total per indikator 547 78,70
Berdasarkan tabel 4.29 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 78,70% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
mempunyai keinginan untuk selalu terdepan dan unggul dalam belajar terlihat dari
sebagian besar siswa berusaha belajar agar mendapatkan nilai bagus.
g. Tingkatan Kualifikasi Prestasi
Gambaran motivasi belajar siswa berdasarkan indikator tingkatan
kualifikasi prestasi di dalam angket penelitian ditunjukkan dalam 2 item
pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, jumlah skor
kriterium sebesar 1.390 yang diperoleh dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap
item) x 2 (jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor
total dari seluruh jawaban responden adalah 1.101 seperti yang ditunjukkan dalam
tabel 4.31 berikut ini.
Tabel 4.31
Tingkatan Kualifikasi Prestasi
Skala Pilihan Jawaban F Jumlah %
1 Tidak pernah - - -
2 Jarang 26 52 3,74
3 Kadang-kadang 68 204 14,68
4 Sering 75 300 21,58
5 Selalu 109 545 39,21
Skor 1.101 79,21



103


Tabel 4.32
Proporsi Tiap Item Kualifikasi Prestasi
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
11 - - 21 3,02 29 6,26 32 9,21 57 20,50 542 38,99
12 - - 5 0,72 39 8,42 43 12,37 52 18,71 559 40,22
Total per indikator 1.101 79,21
Berdasarkan tabel 4.12 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 79,21% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa
merasa puas dengan prestasi yang diraihnya.
h. Arah Sikapnya terhadap Sasaran Kegiatan
Gambaran motivasi belajar siswa berdasarkan indikator Arah sikap
terhadap sasaran kegiatan di dalam angket penelitian ditunjukkan dalam 2 item
pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, jumlah skor
kriterium sebesar 1.390 yang diperoleh dari perhitungan {5(skor tertinggi tiap
item) x 2 (jumlah item soal) x 139 (jumlah responden)}. Sedangkan jumlah skor
total dari seluruh jawaban responden adalah 999 seperti yang ditunjukkan dalam
tabel 4.33 berikut ini.
Tabel 4.33
Arah Sikapnya terhadap Sasaran Kegiatan
Skala
Pilihan Jawaban
F Jumlah %
Pernyataan (+) Pernyataan (-)
1 Tidak pernah Selalu 13 13 0,94
2 Jarang Sering 27 54 3,88
3 Kadang-kadang Kadang-kadang 92 276 19,86
4 Sering Jarang 74 296 21,29
5 Selalu Tidak Pernah 72 360 25,90
Skor 999 71,87



104


Tabel 4.34
Proporsi Tiap Item Arah Sikapnya terhadap Sasaran Kegiatan
No.
Item
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Total
F % F % F % F % F % F %
13 10 0,72 19 2,73 43 9,28 41 11,80 26 9,35 471 33,88
14 3 0,22 8 1,15 49 10,58 33 9,49 46 16,55 528 37,99
Total per indikator 999 71.87
Berdasarkan tabel 4.33 di atas diketahui bahwa persentase yang diperoleh
sebesar 71,87% setelah dikonsultasikan dengan kriteria penilaian, maka nilai
tersebut berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa indikator arah
sikap siswa terhadap sasaran kegiatan berada dalam kategori tinggi.
Setelah dianalisis tiap indikator kuesioner, maka didapatkan data tinggi-
rendahnya indikator motivasi belajar siswa dilihat dari besarnya persentase yang
diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.35
Tabel Persentase Indikator Motivasi Belajar Siswa
Indikator Persentase Kategori
Durasi kegiatan 82,59 Sangat tinggi
Frekuensi kegiatan 54,46 Sedang
Persistensi 65,11 Tinggi
Ketabahan dan kemampuan dalam
menghadapi rintangan
66,54 Tinggi
Devosi dan pengorbanan mencapai tujuan 70,50 Tinggi
Tingkat aspirasi yang hendak dicapai
dalam belajar
78,70 Tinggi
Tingkatan kualifikasi prestasi 79,21 Tinggi
Arah sikap terhadap sasaran kegiatan 71,78 Tinggi
Dari tabel diatas diketahui bahwa indikator tertinggi yaitu durasi kegiatan
belajar dengan tingkat persentase sebesar 82,59%. Sedangkan indikator terendah
yaitu frekuensi kegiatan belajar dengan tingkat persentase 55,46%.

105


4.2.3. Gambaran Umum Prestasi Belajar Siswa
Berikut ini merupakan gambaran prestasi belajar siswa kelas XI IPS di
SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung dalam mata pelajaran
akuntansi yang diperoleh dari nilai Ujian Tengah semester (UTS) pada semester
genap tahun ajaran 2010/2011.
Tabel 4.36
Nilai Ujian Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011
Siswa Kelas XI IPS di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung
Skor Kategori F %
0 20 Sangat Rendah - -
21 40 Rendah - -
41 60 Sedang 34 24,46
61 80 Tinggi 84 60,43
81 100 Sangat Tinggi 21 15,11
Jumlah 139 100
Sumber: (Riduwan,2007:23)

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa siswa di SMA Angkasa Lanud
Husein Sastranegara Bandung memperoleh nilai di atas nilai 40. Dan sebagian
besar memperoleh nilai antara 61-80 yaitu sebesar 60,43%. Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata nilai Ujian Tengah Semester tahun 2010/2011 pada kelas XI IPS
di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung pada mata pelajaran
akuntansi berada dalam kategori tinggi.
4.3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian
4.3.1. Analisis Data
4.3.1.1. Uji Normalitas
Uji distribusi normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah data
variabel X
1
, X
2
dan Y berdistribusi normal atau tidak, serta untuk menentukan
jenis statistik yang digunakan pada langkah selanjutnya.
106


a. Uji Normalitas Data Variabel X
1

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, dapat diperoleh harga

2
hitung
untuk variabel X
1
sebesar 3,233, sedangkan
2
tabel
sebesar 14,067
dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = 8 1 = 7. Hal ini menunjukkan
bahwa
2
hitung
lebih kecil
2
tabel
. Maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran
skor variabel X
1
berdistribusi normal pada tingkat kepercayaan 95% dengan
derajat kebebasan (dk) = 7.
b. Uji Normalitas Data Variabel X
2

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, dapat diperoleh harga

2
hitung
untuk variabel X
2
sebesar 2,919, sedangkan
2
tabel
sebesar 14,067
dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = 7. hal ini menunjukkan bahwa

2
hitung
lebih kecil
2
tabel
. Maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran skor
variabel X
2
berdistribusi normal pada tingkat kepercayaan 95% dengan
derajat kebebasan (dk) = 7.
c. Uji Normalitas Data Variabel Y
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, dapat diperoleh harga

2
hitung
untuk variabel Y sebesar 13,001, sedangkan
2
tabel
sebesar 14,067
dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = 7. hal ini menunjukkan bahwa

2
hitung
lebih kecil
2
tabel
. Maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran skor
variabel Y berdistribusi normal pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat
kebebasan (dk) = 7.

107


4.3.1.2 Koefisien Korelasi Parsial
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara variabel X
dan variabel Y. Berdasarkan hasil uji normalitas, kedua variabel tersebut berdistribusi
normal, maka teknik yang digunakan adalah statistik parametrik. Untuk mengetahui
bagaimana pengaruh salah satu variabel bebas dengan variabel terikat dimana salah
satu variabel dianggap tetap dapat diketahui dengan menggunakan SPSS 17 for
windows sebagai berikut:
a. Korelasi parsial antara keterampilan mengajar guru (variabel X
1
) dan
prestasi belajar (variabel Y) dimana motivasi belajar (variabel X
2
)
dianggap tetap. Berikut hasil dari pengolahan dengan SPSS.
Tabel 4.37
Partial Corr

Berdasarkan tabel 4. 58, dapat diketahui besarnya koefisien parsial antara
keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar dimana motivasi belajar
dianggap tetap ialah sebesar 0,262. Harga ini kemudian dikonsultasikan
dengan tolok ukur yang ditetapkan oleh Riduwan (2006:124). Berdasarkan
kriteria tersebut maka nilai r
p
hitung sebesar 0,262 termasuk dalam kategori
108


rendah. Dengan demikian terdapat hubungan atau ada korelasi antara
variabel X
1
terhadap variabel Y sebesar 0,262.
b. Korelasi parsial antara motivasi belajar (variabel X
2
) dan prestasi
belajar (variabel Y) dimana keterampilan mengajar guru (variabel X
1
)
dianggap tetap. Berikut hasil dari pengolahan dengan SPSS.
Tabel 4.38
Partial Corr

Berdasarkan tabel 4. 59, dapat diketahui besarnya koefisien parsial antara
motivasi belajar dengan prestasi belajar dimana keterampilan mengajar guru
dianggap tetap ialah sebesar 0,618. Harga ini kemudian dikonsultasikan
dengan tolok ukur yang ditetapkan oleh Riduwan (2006:124). Berdasarkan
kriteria tersebut maka nilai r
p
hitung sebesar 0,618 termasuk dalam kategori
kuat. Dengan demikian terdapat hubungan atau ada korelasi antara variabel
X
2
terhadap variabel Y sebesar 0,618.



109


4.3.1.3 Koefisien Korelasi Ganda
Untuk mengatahui korelasi antara keterampilan mengajar guru dan
motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa dapat
diketahui dengan menggunakan rumus korelasi ganda dibawah ini,
perhitungannya disajikan dalam lampiran.

2.


Berdasarkan rumus di atas, dapat diketahui bahwa besarnya nilai koefisien
korelasi ganda (R) sebesar 0,715 Harga ini kemudian dikonsultasikan dengan
tolok ukur yang ditetapkan oleh Riduwan (2006:124). Berdasarkan kriteria
tersebut maka nilai R hitung sebesar 0,715 termasuk dalam kategori kuat.
4.3.1.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui persentase besarnya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Untuk mengetahui persentase besarnya
pengaruh secara simultan keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar, dengan rumus Kd = R
2
x 100% diperoleh harga Kd
sebesar 51,12%. Angka ini menunjukkan bahwa 51,12% prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh faktor keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa.
Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Sedangkan untuk mengetahui persentase besarnya pengaruh secara parsial
keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar dimana motivasi belajar
dianggap tetap, dengan rumus Kd = r
p
2
x 100% diperoleh harga Kd sebesar
6,86%. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan mengajar guru hanya dapat
110


memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 6,86% sisanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik faktor internal seperti minat, kecerdasan,
bakat, motivasi, kemampuan kognitif, kondisi fisiologis, kondisi panca indera
maupun faktor eksternal lainnya seperti faktor lingkungan baik lingkungan alami
maupun lingkungan sosial budaya, faktor instrumental seperti kurikulum,
program, sarana dan fasilitas.
Dan untuk mengetahui persentase besarnya pengaruh motivasi belajar
terhadap prestasi belajar dimana keterampilan mengajar guru dianggap tetap,
dengan rumus Kd = r
p
2
x 100% diperoleh harga Kd sebesar 38,19%. Hal ini
menunjukkan bahwa motivasi belajar hanya dapat memberikan pengaruh terhadap
prestasi belajar sebesar 38,19% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik
faktor internal seperti minat, kecerdasan, bakat, kemampuan kognitif, kondisi
fisiologis, kondisi panca indera maupun faktor eksternal lainnya seperti faktor
lingkungan baik lingkungan alami maupun lingkungan sosial budaya, faktor
instrumental seperti kurikulum, program, sarana dan fasilitas serta guru.
4.3.2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan aplikasi, apakah hipotesis penelitian yang
telah ditentukan sebelumnya akan diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini
hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan menggunakan pengujian
secara simultan dan parsial.


111


4.3.2.1 Uji t Statistik
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa secara parsial variabel
keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa SMA Ankasa Lanud Husein Sastranegara Bandung
dilakukan dengan menggunakan uji t, sebagai berikut:
a. Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru terhadap Prestasi belajar Siswa
dalam Mata Pelajaran Akuntansi
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan cara
membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
. Hasil perhitungan disajikan dalam
lampiran. Nilai koefisien korelasi parsial untuk keterampilan mengajar guru
dengan prestasi belajar dimana motivasi belajar dianggap tetap dengan
menggunakan program SPSS adalah sebesar 0.262, pengaruh tersebut berlaku
untuk 139 orang. Untuk mengetahui apakah pengaruh yang ditemukan itu
berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 214 orang, maka hipotesis
perlu diuji kebenarannya. Adapun hipotesis penelitiannya sebagai berikut :
Hipotesis Statistik :
Ha : Keterampilan mengajar guru berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa dalam mata pelajaran Akuntansi di SMA Angkasa Lanud
Husein Sastranegara Bandung.
H
0
: Keterampilan mengajar guru tidak berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi di SMA Angkasa
Lanud Husein Sastranegara Bandung.
112


Nilai t
hitung
yang diperoleh yaitu sebesar 3,166 selanjutnya
dibandingkan dengan nilai t
tabel
pada taraf kepercayaan 95% atau = 0,05
dengan derajat kebebasan n 3 = 139 3 = 136 yaitu sebesar 1,65613.
Dengan membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
terlihat bahwa t
hitung
lebih besar
daripada t
tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak,
yang berarti secara parsial keterampilan mengajar guru berpengaruh terhadap
prestasi belajar. Hal ini menunjukkan hipotesis yang menyatakan bahwa
keterampilan mengajar guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
siswa dalam mata pelajaran Akuntansi di SMA Angkasa Lanud Husein
Sastranegara Bandung dapat diterima dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil
ini tentunya sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa keterampilan
mengajar guru berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dengan demikian
hipotesis penelitian dapat diterima.
b. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi belajar Siswa dalam Mata
Pelajaran Akuntansi
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan cara
membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
. Hasil perhitungan disajikan dalam
lampiran. Nilai koefisien korelasi parsial untuk motivasi belajar dengan
prestasi belajar dimana keterampilan mengajar guru dianggap tetap dengan
menggunakan program SPSS adalah sebesar 0.618, pengaruh tersebut berlaku
untuk 139 orang. Untuk mengetahui apakah pengaruh yang ditemukan itu
berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 214 orang, maka hipotesis
perlu diuji kebenarannya. Adapun hipotesis penelitiannya sebagai berikut :
113


Hipotesis Statistik :
Ha : Motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran Akuntansi di SMA Angkasa Lanud Husein
Sastranegara Bandung.
H
0
: Motivasi Belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa
dalam mata pelajaran Akuntansi di SMA Angkasa Lanud Husein
Sastranegara Bandung.
Nilai t
hitung
yang diperoleh yaitu sebesar 9,167 selanjutnya
dibandingkan dengan nilai t
tabel
pada taraf kepercayaan 95% atau = 0,05
dengan derajat kebebasan n 3 = 139 3 = 136 yaitu sebesar 1,65613.
Karena t
hitung
lebih besar daripada t
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak, yang berarti secara parsial motivasi belajar
berpengaruh terhadap prestasi belajar. Hal ini menunjukkan hipotesis yang
menyatakan bahwa motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa dalam mata pelajaran Akuntansi di SMA Angkasa Lanud Husein
Sastranegara Bandung dapat diterima dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil
ini tentunya sesuai dengan pernyataan yang menyatakan motivasi belajar
siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dengan demikian hipotesis
penelitian dapat diterima.



114


4.3.2.2 Uji F Statistik
Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan cara
membandingkan F
hitung
dengan F
tabel
. Hasil perhitungan disajikan dalam lampiran.
Nilai koefisien korelasi ganda keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar
siswa dengan prestasi belajar siswa adalah sebesar 0.715, pengaruh tersebut
berlaku untuk 139 orang. Untuk mengetahui apakah pengaruh yang ditemukan itu
berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 214 orang, maka hipotesis perlu
diuji kebenarannya. Adapun hipotesis penelitiannya sebagai berikut :
Hipotesis Statistik :
Ha : Keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi di
SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung.
H
0
: Keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa tidak
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
Akuntansi di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung.
Nilai F
hitung
yang diperoleh yaitu sebesar 170,596 selanjutnya
dibandingkan dengan nilai F
tabel
pada taraf kepercayaan 95% atau = 0,05 yaitu
sebesar 3,06. Dengan membandingkan F
hitung
dengan F
tabel
terlihat bahwa F
hitung

lebih besar daripada F
tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho
ditolak, yang berarti keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa
berpengaruh terhadap prestasi belajar. Hal ini menunjukkan hipotesis yang
menyatakan bahwa keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi di
115


SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung dapat diterima dengan
tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian hipotesis penelitian dapat diterima.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1. Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan terutama dalam proses belajar
mengajar di sekolah, guru memegang peranan penting. Dimana peran guru ialah
sebagai perancang dan pengelola pengajaran, pengarah dan pembimbing siswa
serta penilai prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, dalam menjalankan peran,
tugas dan tanggung jawabnya, maka guru dituntut/ disyaratkan untuk memiliki
beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu yang diharapkan dapat membantu
dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Melalui penguasaan dan
keterampilan mengajar guru yang baik, seorang guru akan mampu menciptakan
situasi, kondisi, dan lingkungan belajar yang mendorong siswa untuk melakukan
kegiatan belajar mengajar secara optimal yang pada akhirnya akan memperoleh
prestasi belajar yang optimal pula.
Berdasarkan analisa data dari hasil uji t diperoleh t
hitung
sebesar 3,166
sedangkan nilai t
tabel
sebesar 1,65613. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis
yang telah dirumuskan dapat diterima kebenarannya karena t
hitung
lebih besar
daripada t
tabel
. Sedangkan besarnya pengaruh keterampilan mengajar guru
terhadap prestasi belajar siswa dapat dilihat dari perhitungan koefisien
determinasi yaitu sebesar 6,86% yang berarti keterampilan mengajar guru
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 6,86% sedangkan sisanya
dipengaruhi faktor-faktor lainnya baik faktor internal seperti minat, kecerdasan,
116


bakat, motivasi, kemampuan kognitif, kondisi fisiologis, kondisi panca indera
maupun faktor eksternal lainnya seperti faktor lingkungan baik lingkungan alami
maupun lingkungan sosial budaya, faktor instrumental seperti kurikulum,
program, sarana dan fasilitas. Hal ini dapat dikatakan logis karena keterampilan
mengajar guru hanyalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar.
Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa keterampilan mengajar
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Artinya jika seoarang guru memiliki
keterampilan mengajar yang baik, maka guru tersebut dapat menciptakan kegiatan
belajar menjadi menarik dan menyenangkan bagi siswa. Setelah siswa merasa
senang terhadap kegiatan belajar mengajar yang berlangsung, maka dengan
sendirinya siswa akan memiliki kesadaran untuk berusaha mencapai tujuan yang
diharapkan dari suatu kegiatan belajar yaitu mencapai prestasi belajar yang
memuaskan.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Peters dalam Nana Sudjana (2009 :
22) mengemukakan bahwa : proses dan hasil belajar siswa bergantung kepada
penguasaan mata pelajaran guru dan keterampilan mengajarnya
Dengan demikian keterampilan mengajar guru dapat dipergunakan sebagai
prediktor yang baik terhadap prestasi belajar dalam mata pelajaran akuntansi
siswa kelas XI IPS SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung. Hal ini
berarti bahwa keterampilan mengajar guru dapat dipergunakan untuk mendorong
meningkatnya prestasi belajar dalam mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS
SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung.
117


4.4.2. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Sardiman (2008: 75) mengatakan bahwa Dalam kegiatan belajar,
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar, dan yang memberikan arah kepada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi termasuk faktor internal yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa. Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka akan
memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. Dengan kata lain, jika siswa
memiliki motivasi belajar yang tinggi maka akan memperoleh prestasi belajar
yang tinggi, begitupun sebaliknya jika siswa tidak memiliki motivasi belajar yang
tinggi maka tidak akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Dengan adanya
motivasi siswa akan melakukan sesuatu perubahan (belajar), misalnya
mempelajari kembali di rumah materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru
dan mengerjakan tugas sebaik-baiknya.
Berdasarkan analisa data dari hasil uji t diperoleh t
hitung
sebesar 9,167
sedangkan nilai t
tabel
sebesar 1,65613. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis
yang telah dirumuskan dapat diterima kebenarannya karena t
hitung
lebih besar
daripada t
tabel
. Sedangkan besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi
belajar siswa dapat dilihat dari perhitungan koefisien determinasi yaitu sebesar
38,19% yang berarti motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa
sebesar 38,19% sedangkan sisanya dipengaruhi faktor-faktor lainnya seperti
minat, kecerdasan, bakat, kemampuan kognitif, kondisi fisiologis, kondisi panca
118


indera, lingkungan alami, lingkungan sosial budaya, kurikulum, program, sarana
dan fasilitas serta guru.
Hasil penelitian di atas membuktikan bahwa motivasi belajar berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Artinya semakin tinggi motivasi belajar seseorang
maka akan tinggi pula prestasi belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat M.
Dalyono (1997: 235) Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai
tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan
belajarnya.
Dengan demikian motivasi belajar siswa dapat dipergunakan sebagai
prediktor yang baik terhadap prestasi belajar dalam mata pelajaran akuntansi
siswa kelas XI IPS SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung. Hal ini
berarti bahwa motivasi belajar siswa dapat dipergunakan untuk mendorong
meningkatnya prestasi belajar dalam mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS
SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung.
4.4.3. Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar
Dalam penelitian ini, kedua faktor yaitu keterampilan mengajar guru dan
motivasi belajar siswa secara parsial mempunyai pengaruh terhadap prestasi
belajar siswa. Maka berdasarkan analisa data dari hasil perhitungan uji F
diperoleh F
hitung
170,596 sedangkan nilai F
tabel
sebesar 3,06. Hal ini menunjukkan
bahwa F
hitung
lebih besar dari pada F
tabel
, artinya hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya yang menyatakan keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar
siswa secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa
119


dapat diterima. Sedangkan besarnya pengaruh keterampilan mengajar guru dan
motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dapat dilihat dari
perhitungan koefisien determinasi yaitu sebesar 51,12% sedangkan sisanya
dipengaruhi faktor-faktor lainnya seperti minat, kecerdasan, bakat, kemampuan
kognitif, kondisi fisiologis, kondisi panca indera, lingkungan alami, lingkungan
sosial budaya, kurikulum, program, sarana dan fasilitas..

Anda mungkin juga menyukai