Kuli Ahh Korg Sin Tak Hir
Kuli Ahh Korg Sin Tak Hir
ORGANIZATION
Bowett International Instiutions: bagaimanapun juga orgs. ini adalah orgs. Permanen yg didirikan atas dasar perjanjian int. yg kebanyakan merupakan perjanjian multilateral drpd bilateral dan dg tujuan ttu
Boer Mauna International Organization suatu perhimpunan negara-2 yg merdeka dan berdaulat yg bertujuan utk mencapai kepentingan bersama melalui organ dari perhimpunan itu sendiri
Schermers International cenderung mempelajari secara sistematik masalah lembaga-2 yg timbul dr hampir semua OI, oleh krn itu dikenal dg Inter-national Institutions drpd the HOI lbh banyak menyangkut prinsip-2 hk yg dirumuskan oleh organisasi-2 int.
LB Sohn United Nations Law lebih memusatkan pd badan PBB sbg OI yg paling besar dan melihat Piagam PBB sbg konstitusi. Shg menyangkut penafsiran piagam, status PBB, pengambilan kpts, dsb.
Institutions
Brierly International Constitutions Law Krn OI itu mempunyai fungsi legislatif, eksekutif, dan administratif. Legislatif: menghimpun dan membentuk ketentuan-2 internasional eksekutif: menyangkut pelaksanaan keputusan-2 yg mengikat secara hukum yg dikeluarkan oleh OI administratif: menyangkut pelaksanaan peraturan-2 yg dikeluarkan oleh OI oleh negara anggota, dan masalah2 administratif pada OI Maryan Green: OI adalah organisasi yg dibentuk berdasarkan perjanjian oleh dua atau lebih negara
L Roy Bennet, Ciri-2 OI: - bersifat permanen - keanggotaanya sukarela - mempunyai instrumen pokok - mempunyai organ konferensi konsultatif - mempunyai sekretariat tetap
Unsur kesamaan: - adanya lembaga/organ - perhimpunan negara - dibentuk berdasarkan perjanjian int. - bersifat permanen - mempunyai tujuan dan fungsi ttu.
Tujuan Khusus: sesuai dg karakteristik dari OI tersebut, atau sasaran utama yg ingin dicapai oleh OI tersebut
Istilah : - (The Law of) International organization - (The Law of) International institution - United Nations Law - International Constitutions Law
Penggolongan OI
Keanggotaan OI Privat OI Universal Lingkup Keanggt. Penggolongan OI Status Orgs. OI Supranasional OI Fungsional Lingkup Fungsi OI Politik OI Tertutup OI Antar Pemth OI Publik
The Law of International organization menyangkut aspek hukum, filosofis, administrasi, dan konstitusional dan prosedural dari OI Spt. - Latar belakang dan tujuan pembentukan OI, - keberadaan sekretariat, l - royalitas pegawai, - anggaran, - sidang-2, - keanggotaan, - wewenang dan pembatasan dari organ-2 OI, - Hak dan kewajiban organisasi, - hak dan kewajiban negara anggota, - penerapan dan penafsiran keputusan/hukum
Dalam arti luas. Dalam arti sempit dg berbagai sebutan. Sebagai instrumen dasar Sebagai Konstitusi dasar = yg memuat berbagai persoalan Spt.: - Dasar bekerjanya - Status Hukum - Keanggotaan - Hak dan Kewajiban anggota dan OI - Kelembagaan dalam OI - Aktifitas/kegiatan OI Lois B Sohn = sbg. Basic legal characteristic dlm OI Konstitusi OI tsb adalah Piagam PBB Hk PBB Hukum OI
Perjanjian Internasional
Catatan:
Sifat Resolusi MU: - Rekomendasi, (seruan/himbauan/harapan/desakan) - menimbulkan kewajiban hukum - proses transisi ke arah terciptanya hukum Sifat Resolusi DK: menimbulkan kewajiban hukum
STATUS HUKUM OI
Arti penting: - penentuan sbg subyek hukum - Maryan Green: mrpk sine qua non utk dpt melaksanakan fungsi (hukum) dan tujuannya. Pengertian subyek hukum ? Personalitas hukum: - tdk ada rumusan yg tegas - tergantung pd OI ybst Personalitas hukum LBB: - piagam tdk atur - Modus Vivendi dr Swiss 1921 dan 1926
atur sec khusus - Tersirat dalam ps.104 dan ps.105 Piagam Personalitas dlm HN: - Pd hakekatnya menyangkut: > keistimewaan dan kekebalan bg OI di wil neg anggt. > bg wakil-2 dr negara anggotanya > bg pejabat-2 sipil int yg bekerja pd PBB
LBB: ps. 7 ay 4 5; - wakil-2 dan pegawai PBB menikmati hak istimewa dan kekebalan diplomatik - gedung-2 dan hak milik LBB memiliki imunitas PBB: - ps.104, 105: (personalitas hk, kekebalan badan, keistimewaan, pejabat sipil intl, wakil-2 negara anggota - Konv. PBB 1946: Ps.1 ay.1: kapasitas hk dlm hal membuat kontrak, memperoleh/menghapus hak milik, berperkara
- Heaquater
agreement: 1. PBB AS ttg Markas Besar PBB 2. Pemerintah Belanda ICJ di Deen Haag 3. PBB Switzerland, 1946 4. PBB Austria ttg Mabes UNINDO
Kelompok I, lanjutan
Syria: krn tdk ada ktt dlm Hk yg memberikan utk itu dan belum pernah terjadi sebelumnya. Yg ada hanya hukum yg mengakui personalitas internasional suatu neg, ttp bukan personalitas hukum sec intl dari PBB sendiri Kelompok II: Inggris: ada peluang mengenai kdd yg tepat bg PBB dan haknya utk mengajukan tuntutan dlm taraf intl. Selama kapasitas di bawah hukum nasional tlh diberikan kepada entity di bawah Piagam, maka tidak perlu diberikan lagi dalam HI Belgia: bahwa pd waktu Konf San Fransisco telah diusulkan dlm piagam ttg personalitas hukum sec intl (international legal personality). Bila kemudian tidak terdapat perumusan dlm Piagam, tidak berarti negara-2 telah menghilangkan maksud itu
Kelompok III: - AS (Maktos): PBB dpt mengajukan tuntutan intl (tuuntutan ganti kerugian) dari neg yang bertanggung jawab, namunhj hanya sebatas kerugian yg timbul akibat pelanggaran HI Hak utk memprakarsai suatu tuntutan atas nama korban mrpk hak negaranya, PBB tdk dpt mengambil alih. Kelompok IV: - Perancis dan Iran: yg penting mengikuti semangat Piagam bukan secara harafiah, karena entity mempunyai international legal personality, sebgaiman diatur dlm ps.104, 105, dan ps.1 Con.Privileges and immunities Disamping itu MU dpt menentukan status intl bg para
pejabat
Lanjutan Kelompok IV: - Mesir: Personalitas hukum PBB tlh diberlakukan. HI tlh berkembang sec perlahan-lahan ke arah pengakuan thd hak personalitas hukum sec intl utk mengajukan tuntutansec bebas oleh neg-2 atas para korban yg mrpk w.n.nya. Kelompok V.: - Uni Soviet: bhw setelah PBBmemberikan kompensasi kepada wakilnya, mk sekjend stlh berkonsultasi dg negara yg warganegaranya menjadi korban, haruslah mengajukan tuntutan kepada pengadilan dari neg yg bertanggungjawab utk menutupi kerugian, utk mendapat pembayaran ganti rugi. - Pendapat ini didukung oleh Mesir
2.
Dlm hal yg ber t.j. negara bukan anggota PBB: Bahwa apabila pada saat seorang utusan PBB menjalankan tugas mengalami luka-luka dalam peristiwa yg melibatkan pertanggungjawaban negara bukan anggota, maka PBB sbg organisasi mempunyai kapasitas mengajukan tuntutan internasional thd pemerintah de jure atau de facto yg bertanggung jawab, gunamemperoleh ganti rugi atas kerugian yg di alami oleh PBB
Bahwa apabila pada saat seorang utusan PBB menjalankan tugas mengalami luka-luka dalam peristiwa yg melibatkan pertanggungjawaban negara anggota, maka PBB sbg organisasi mempunyai kapasitas mengajukan tuntutan internasional thd pemerintah de jure atau de facto yg bertanggung jawab, gunamemperoleh ganti rugi atas kerugian yg di alami oleh si korban atau ahli warisnya
Dlm hal yg ber t.j. negara bukan anggota PBB: Bahwa apabila pada saat seorang utusan PBB menjalankan tugas mengalami luka-luka dalam peristiwa yg melibatkan pertanggungjawaban negara bukan anggota, maka PBB sbg organisasi mempunyai kapasitas mengajukan tuntutan internasional thd pemerintah de jure atau de facto yg bertanggung jawab, gunamemperoleh ganti rugi atas kerugian yg di alami oleh si korban atau ahli warisnya
Jawaban No. 2:
Ketika PBB sbg organisasi mengajukan tuntutan ganti rugi atas kerugian yg diderita utusannya, PBB hanya dpt melakukannya dg mendasarkan diri pada pelanggaran kewajiban yg dideritanya. Dg ditaatinya ketentuan akan mencegah pertentangan antara tuntutan yg diajukan PBB dan hak-hak yg dimiliki negara di mana utusan tsb menjadi w.n.nya, dan dg dmk tuntutan-2 di antara keduanya dpt dipulihkan. Pemulihan ganti rugi tsb dpt didasarkan atas kesepakatan antara organisasi dan negara-2, baik yg dituangkan dlm kesepakatan umum maupun perkasus.
KEANGGOTAAN O.I.
I. Prinsip Keanggotaan:
- Universalitas - Selektivitas/Terbatas - Kedekatan Wilayah
II.
Klasifikasi Keanggotaan
> Kualitatif (original member = anggota pemula) > Kuantitatif (admitted member) Contoh: Pasal 3 Piagam PBB Kriteria original member: - ikut partisipasi dlm Konf PBB di San Fransisco - tlh menandatangani Deklarasi PBB, 1942
World Trade Organization (WTO: = Original members adl negara-2 yg tercatat sbg neg anggota WTO seblm WTO resmi berdiri, 1 Januari 1995. Kriterianya: - neg yg menandatangani Putaran Uruguay di Marakesh, April 1994 - neg yg bergabung stlh April 1994, namun sblm WTO resmi berdiri - Neg yg tutrut berpartisipasi dlm Putaran Uruguay, dan baru bergabung stlh Januari 1995
Partisipasi pd MU: - Tidak ada aturan dlm Piagam atau Rules, ttp terjadi dlm praktek Contoh: - Wakil PLO, 1974 - Wakil golongan masyarakat Cyprus, dalam persidangan di Komite Politik Khusus
Partial members: = anggota yg hanya ikut berpartisipasi pd kegiatan-2 ttu - biasanya diberikan pd negara bukan anggota
Persyaratan Keanggotaan:
LBB, syarat: - persetujuan dr MU dg 2/3 suara - sanggup melaksanakan kewajiban intl - sanggup menerima peraturan ttg angkatan bersenjata & persenjataan yg ditetapkan oleh LBB PBB, diatur dlm ps.4 jo. Ps. 18 Pasal 4 ayat 1 : Keanggotaan PBB terbuka bagi semua negara yg cinta damai yg menerima kewajiban-2 yg tertera dlm Piagam ini dan, atas penilaian Organisasi ini, sanggup dan bersedia melaksanakan kewajiban-2 ini
Pasal 4 ayat 2 : Penerimaan suatu neg ke dalam keanggotaan PBB dilakukan dg keputusan MU atas rekomendasi DK
Pasal 18 ay 1 & 2 : Setiap anggota MU mempunyai satu suara Keputusan MU ttg soal-2 penting (penerimaan anggota Baru) diambil dg suara terbanyak yg berjumlah 2/3 dari anggota PBB yg hadir dan ikut bersuara Jadi Persyaratannya - negara cinta damai - menerima kewajiban sbgmn ditetapkan dlm piagam - sanggup dan mampu melaksanakan kewaj dlm piagam - mendapat rekomendasi dari DK - ditetapkan dlm sidang MU dg 2/3 suara dari neg yang hadir dan berhak bersuara
Penafsiran Mahkamah
Permasalahan: - Apakah keanggotaan dpt efektif bila tlh peroleh 2/3 suara, tanpa rekomendasi positif dari DK ? atau - Dptkah MU mengadakan sidang penerimaan anggota baru tanpa rekomendasi dr DK ?
sesuai dg ps.4 ay.2 apakah keputusan MU ttg penerimaan anggota baru dpt berlaku efektif tanpa rekomendasi DK ?
Sikap ICJ sblm memeriksa: 1. penafsiran ps.4 ay 2 adl wewenang ICJ. Dasarnya: ps.96 Piagam jo ps.65 Statuta ICJ dpt memberikan pendapat setiap persoalan hk yg diajukan pdnya 2. MI akui MU sbg lembg politik. MI tdk campuri sifat politik MU, MI hanya akan membahas permohonan MU ttg penafsiran perj.
Bahwa penerimaan anggota baru PBB sesuai dg ps 4 ay 2 Piagam tdk dpt efektif hanya melelui keputusan MU
Pertimbangan: 1. Rekomendasi DK mendahului dan sbg dasar bg didakannya sidang MU ttg penerimaan anggota baru. Dkl, MU dpt mengambil keputusan penerimaan anggt baru stlh ada rekomendasai dr DK 2. MU dan DK adl badan utama PBB yg mempunyai kdd yg sama. Hanya saja DK punya tangg. Jwb utama dlm pemeliharaan perdamaian & keamanan intl 3. Berdasarkan ps. 4, 5, 6 Piagam, ps 60 Rule DK ant. DK dan MU bekerjasama dlm penerimaan anggt baru, pembekuan hak-2 umum & istimewa, pengusiran anggt.
4.
Bdsk ps. 136 jo 137 Rule MU, kpts MU dpt diambil stlh ada reko mendasi DK. Bila tdk ada rekomendasi dr DK mk MU hrs kembalikn permohonan tsb pd DK utk mendptkan pembahasan dan rekomendasi Bila tdk ada rekomendasi dr DK dan MU mengadakan sidang penerimaan anggota baru, mk menyalahi ktt ps. 4 ay 2. Ini berarti meniadakan wewenang DK dan dpt diartikan bhw DK hanya mempelajari permohonan, memberi saran dan sampaikan pendapat
5.
menyelesaikan mslh penerimaan anggt baru tanpa rekomndasi DK sbg unfavourable recommendation. Menurut MI bahwa ps 4 ay 2 hanya memperhatikan
favourable recommendation
Kesimpulan atas AO MI: - Menurut ps 4 ay 2, ps 136 Rule MU, ps 60 Rule DK: keputusan penerimaan anggota baru dilakukan oleh DK dan MU - Rekomendasi dikeluarkan bila disetujui oleh 9 neg termasuk 5 anggt tetap - Sidang penerimaan anggt baru dpt dilakukan apabila ada rekomendasi dr DK - Keputusan adanya anggt baru bila tlh memperoleh 2/3 suara dlm sidang MU
Berakhirnya Keanggotaan
3. Dikeluarkan oleh OI ybst - tdk ada aturan negara dpt dikeluarkan ? Contoh: > Pengeluaran Af.sel dr Persatuan Pos Dunia dpt kecaman dr masy Eropa (1974)
> Pengeluaran Israel dr UNESCO Perancis & AS mengurangi sumbangan, akhirnya masuk lagi (1977) > ada pelanggaran berat blm pernah jerjadi
# Prinsip: tdk bisa terjadi pengeluaran, bila tdk ada aturan yg tegas
3. Setuju: karena keadaan istimewa (exceptional circumtances): Menurut Hans Kelsen situasi exceptional circumtances: - tdk mampu menjalankan tugas utamanya, menjaga perdamaian dan keamanan intl - adanya perubahan hak dan kewajiban sehubungan dg adanya amandemen - tdk dipenuhi sejumlah ratifikasi utk berlakunya amandemen
Hasilnya:
Tidak perlu diatur, dg pertimbangan: - Bertentangan dg prinsip universalitas - mrpk sarana utk menghindarkan diri dr kewajiban intl - Lbh menjunjung tinggi kemauan neg utk menjadi anggota dan sll bekerjasama dg PBB Keluar dr perjanjian: Prinsipnya boleh, dan biasanya diatur dlm perj tsb Masih menjadi perdebatan ttg pengunduran diri: I. Sah pengunduran diri sec unilateral: Prinsip umum hk: sbg. Neg berdaulat punya kebebasan utk menentukan kehendaknya II. Tidak sah penguduran diri sec unilateral: Prinsip umum hk perjanjian: adl bertentangan, hrs mendpt persetujuan Stlh menarik diri, kmd ingin menjadi anggota lagi ? Tinggal mencabut pernyataan penarikan diri.
= ada bbrp alasan yg dpt dipakai utk pengunduran diri sec unilateral:
1. 2. 3. 4. 5. Kedaulatan Negara (state souvereignity) Kewajaran (equity) Kemanfaatan (expediency) Asas umum hukum (general principle of law) Adanya penyimpangan dari kesepakatan (exception non adimpleti contractus). Sejajar dg prinsip
20 - 1 1965: Indonesia mengirim surat pd Sekjend PBB isinya: - Ind. Akan menarik diri dr keanggotaan PBB bila neokolonialis Malaysia diterima menjadi anggt DK PBB - Indonesia akan tetap bekerjasama dg PBB sesuai dg prinsip-2 dan kerjasama intl Tanggapan Sekjend: - Piagam dan Konf San Fransisco tdk mengatur ttg penarikan diri - Memperhatikan/mencatat sikap Indonesia - diharapkan utk waktu yg akan datang Indonesia merintis lagi untuk menjadi anggota PBB
Kelembagaan OI
Tidak ada aturan yg jelas ttg organ-organ OI Yg sering ada pd OI: - perwakilan negara * delegasi * proksi - organ pleno * General Congress (General Assembly, General Conference, Cenference, Assembly, Council, dsb). * Komisi dan Komite - Sekretariat - dispute settlement (PCIJ, ICJ, Settlement Body)
Merupakan organ administratif. Dipimpin oleh Sekretaris Jendral atau Direktur Jendral
Sekretariat
Status: International Civil Servent = siapa saja yg digaji atau tidak, bekerja secara tetap
atau tidak, yg ditugaskan oleh suatu organ OI utk melaksanakan atau membantu melaksanakan salah satu dari fungsi OI tsb. Pendek kata siapa saja yg melakukan kegiatan utk OI (AO, 11-4-1949).
Konsekuensi sbg Intl Civil Servents: Melayani semua kepentingan neg anggota Tdk menerima/meminta petunjuk dr kekuasaan di luar orgs. Bertanggung jawab pd orgs.
Dalam hubungannya dg negaranya: Status kewarganegaraannya tetap Tdk boleh informasikan pd neg-nya ttg keadaan di sekretariat Tdk boleh menerima hadiah/kehormatan dr neg-nya Tdk terpengaruh pd sikap/keadaan neg-nya thd Sekretariat Untuk PBB: - Sekjend mrpk Organ utama (Ps.7) dan Badan Politik (Ps.97) - Sekjend di bantu oleh Staf Sekretariat, yg semua sbg International Civil Servent
Urusan Dewan Keamanan Urusan Ekonomi Urusan Sosial Perwalian dan Daerah yg tdk berpemerintahan Informasi Hukum
Masa Jabatan Sekjend: - PBB 5 tahun dan dpt dipilih kembali - OPEC, 1 tahun - FAO, 6 tahun
Fungsi Sekjend:
Secara umum: - adminitrasi - mempersiapkan budget organisasi - menadakan informasi - recording - mengumpulkn laporan-2 dr anggota - mengumpulkan informasi dr anggota - mengadakan koordinasi - mewakili organisasi - membantu para anggota - deposit perjanjian intl - melaksanakan tugas-2 eksekutif - hak inisiatif - sbg mediator - melaksanakan tugas lain dr organ-2 utama lainnya
Bagi PBB: 1. Sbg Kepala Administratif: - siapkan kesekretariatan - bertanggung jwb atas administrasi & personalia - pendaftaran & publikasi PI - buat laporan tahunan atas pekerjaan OI 2. Sbg Kepala Eksekutif: - mewakili orgs dlm hub dg neg. anggota - mebuat saran-2 utk efektifitas OI - membuat peringatan awal atas situasi - menerima tugas khusus dr Badan lain 3. Sbg. Koordinator: 4. Sbg Badan Politik - pd proses pengangkatan Sekjend - Ps. 98 : mengemukakan pandangan-2 dlm laporannya - Ps. 99 : hak inisiatif sekjen untuk minta perhatian
Alokasi Kursi:
Prinsip Equitable Geographic Distribution = penentuan sec proposional dan seimbang bg semua sistem perwilayahan di dunia yg ditentukan sec matematis menurut jumlah neg anggt PBB dlm suatu wilayah. Dasar Hukum: Gentlemens agreement, Nop. 1945 Res MU PBB No.153 (II), Nopember 1947. Penerapannya pd Organ-2 PBB: Anggota Tidak Tetap DK (sblm perubahan): - Eropa Timur :1 - Eropa Barat :1 - Persemakmuran Inggris :2 - Amerika Latin :2
Lanjutan.
Anggota tdk Tetap DK (stlh perubahan): - Asia Afrika :5 - Eropa Timur :1 - Amerika Latin :2 - Eropa Barat dan lain-2 :2 Jabatan Wakil Presiden MU (ada 21): - Afrika :6 - Asia :5 - Eropa Timur :1 - Amerika Latin :3 - Eropa Barat :2 - Anggota Tetap DK :5
Keanggotaan ECOSOC: 54
Afrika Asia Eropa Timur Amerika Latin Eropa barat & lain-2 : 14 : 11 : 6 : 10 : 13
Hakim Mahkamah Internasional = 15 Hakim - Afrika :3 - Amerika Latin : 3 - Asia :3 - Eropa Barat :5 - Eropa Timur :1
Kesimpulan: Dengan Equitable Geographic Distribution, terjadi Rotasi, sbg. Akibat dari jabatan yg terbatas dan jumlah anggota yg besar. Bila tidak terjadi clean state ? Diterapkannya pembagian yg proporsional berimbang menurut jumlah negara anggota dlm wilayah masing-2 Diperkenankan mengadakan pengelompokan sendiri
Konsensus Dpt atas usul anggota atau atas saran Ketua Sidang Persuaraan (Ps.18 20, 27 Piagam): Prinsip : one nation one vote Dapat juga : weighted voting Macam-2 pola Persuaraan: - Simple Mayority: separuh lebih (1/2 + 1) Ps. 18 ay 2; rule 85 Rule of Pro GA - Absolute mayority: dua pertiga suara yg hadir & berhak bersuara. Ps. 18 ay 2, rule 83 - Qualified mayority: mayoritas bersyarat - Affirmative vote : suara mendukung Ps. 27 ay. 2 dan 3 khusus di DK
Pengambilan Keputusan
Lanjutan Affirmative Vote: Pasal 27 (2): = Keputusan-2 DK mengenai hal-2 prosedural ditetapkan berdasarkan suara setuju dari sembilan anggota DK Pasal 27 (3): = Keputusan-2 DK mengenai hal-2 lain (nonprosedural) ditetapkan dg suara setuju dari sembilan anggota termasuk suara anggota-2 tetap DK, dg ktt pihak yg berselisih tdk ikut memberikan suara Hak veto dari anggota tetap (AT) DK : - dpt digunakan berdasarkan pasal 27 (3) - Dpt terjadi Double Veto
State Degre
Yes Sponsor of the draft Co-Sponsor (s) In-Favor To give the explanation of vote, before the vote To give the explanation of vote, after the vote Abstention Abstention before Abstention after Rejection Rejection before Rejection after Absent/Not on the seat Non-participation
Abstention
Rejection
Kegiatan OI
Kegiatan Secara Umum Kegiatan Internal - Deklarasi Kerukunan ASEAN, 24-2-1976 - Deklarasi ZOPFAN, 27-11-1991 - Resolusi-2 MU atau DK Kegiatan eksternal: - Membuat Treaty (Ps. 7 (2.c) KW 1969 jo Ps.1 KW 1986 - Hubungan diplomatik (Ps. 1 (7 & 8) KW 1975 - Pengakuan thd Subyek HI - Konferensi Internasional - Mengeluarkan paspor - Mendaftar & publikasi PI - Registrasi Kapal & Pesawat Udara
Fungsi Pembuatan Hukum = dlm rangka mencapai tujuan dan hadapi tantangan law making process (Ps.1 (3), Ps. 11 (1), Ps. 13 (1), Ps. 38 (1))
Fungsi OI
Fungsi Pemeliharaan Perdamaian & Keamanan Intl Prinsip Penyelesaian perselisihan sec Damai = Pasal 33 Piagam Prinsip tdk menggunakan Ancaman atau kekerasan - Ps. 2 (4) : segenap anggt dlm hub intl, menjauhkan diri dr tindakan mengancam atau menggunakan kekerasan thd integritas wil atau kemerdekaan politik suatu negara lain, yg bertentangan dg tujuan PBB
- MU pd Th 1962 adakan penelitian atas 3 hal: a. hubungan internasional b. kata kekerasan c. kapan kekerasan digunakan
Lanjutan fungsi OI.. Prinsip tanggung jawab menentukan ancaman Ps.24:..anggota-2 memberikan tanggung jawab utama
kpd DK utk memelihara perdamaian & kemanan intl, dan menyetujui agar spy DK dlm menjalankan kewajiban-2 bg pertanggung-jawaban ini bertindak atas nama mereka
LBB : jika ada pelanggaran neg sec sendiri-2 dpt jatuhkan sangsi = Tindakan yg dpt dilakukan oleh DK sbgmana diatur dlm PS.39, menentukan: - ancaman thd perdamaian - pelanggaran thd perdamaian - tindakan agresi - jatuhkan sanksi sesui Ps.41-42
Tindakan yg mengancam perdamaian dibedakan: - tidak diikuti dg sanksi: pertikaian antar neg yg ber kelanjutan yg dpt mengancam perdamaian - yg dpt dijatuhi sanksi: tindakan neg yg melanggar prinsip-2 PBB yd dpt mengancan perdamaian
Sanksi DK: - Ps. 41 : Ekonomi - Ps. 42 : Militer - Ps. 43 : persetujuan khusus ant DK & anggota-2/ kelompok dan diratifikasi - Ps 46- 47 : - bentuk komite staf militer - sidang tentukan anggaran biaya
Kewenangan DK:
Ps. 39 :
Pertanyaan: Kewenangan MU untuk turut ambil bagian dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional apa tidak overlap dg tugas DK ??
Bila DK gagal ?
Permasalahan: DK tidak berhasil mengambil keputusan dalam penyelesaian persoalan pemeliharaan perdamaian & keamanan Intl. D.k.l.: agenda masih ada di DK, namun DK tidak berhasil menyelesaikannya.
Pemecahannya: 1. Sidang Khusus MU 2 Sidang Khusus Darurat Yg dpt minta diadakan Sidang: Negara anggota, Sekjend, atau MU
Sidang DK
Members of Security Council 5 hr Members States Of UN (Ps.11/3 jo 35 Secretary General 21hr SC Adopt to Res
SG (Ps.99)
Preparing draft
Organ of UN (Ps.11/2
Pending
Res
Sidang Khusus MU = 30 hr
Dewan Keamanan Semua Neg anggt
Mayoritas Negara
Secretary General 15 hr
SK MU
1 Neg di dukung Mayoritas Neg Catatan: - DK ---> Semua neg anggt = 14 hr - Mayoritas Neg ---> semua neg anggt = 10 hr
Mayoritas Negara
SKD MU
1 Neg di dukung Mayoritas Neg Catatan: - Sekjen ---> Semua neg anggt = 12 jam - Sekjen ---> 1 neg disetujui mayoritas neg = 12 jam