Anda di halaman 1dari 10

Denny Firmansyah

PENGARUH KARAKTERISTIK KATEGORI PRODUK DAN KEBUTUHAN MENCARI VARIASI TERHADAP LOYALITAS KOSUMEN (Survey Produk Deterjen Rinso di Banda Aceh) DENNY FIRMANSYAH Penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah kategori produk dan kebutuhan mencari variasi produk berpengaruh terhadpa loyalitas konsumen. Popolasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen detergen merek Rinso di Banda Aceh. Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah: (1). Pernah membeli dan mengkonsumsi produk Rinso dalam satu bulan terakhir. (2) Berumur di atas 17 tahun (3). berlokasi atau bertempat tinggal di Banda Aceh. Berdasarkan hasil enelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil suatu simpulan sebagai beriktu: terdapat pengaruh karakteristik kategori produk dan kebutuhan mencari variasi terhadap loyalitas konsumen produk deterjen Rinso di Banda Aceh baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Dari persamaan regresi linier berganda Y = 1,335 + 0,447X1 + 0,166X2 dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh variabel independent terhadap loyalitas konsumen adlaah sebagai berikut: Variabel kategori produk mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan variabel variasi produk, besarnya pengaruh kategori produk terhadap loyalitas konsumen sebesar 44,7% sedangkan variabel variasi produk mempengaruhi loyalitas konsumen sebesar 16,6%. Besarnya deterjen Rinso di Banda Aceh adalah 45,7% dan sisanya sebesar 54,3% dipengaruhi faktor lain diluar kategori produk dan variasi produk yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci : Loyalitas Konsumen, Kategori Produk, dan Kebutuhan Mencari Variasi 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran dengan sistem dan aktivitasnya mampu mengakrabkan kita dengan produk dan nama-nama merek perusahana yang ditawarkan. Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk adalah keputusan tentang merek. Karena saat ini dalam aspek pemasaran tidak hanya mengarah pada fungsi produk saja, tapi akan lebih fokus pada pertempuran merek. Merek bukan hanya sekedar nama melainkan indikator value yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan, tetapi juga menjadi alat ukur bagi kualitas value yang ditawarkan oleh perusahaan. Setiap konsumen merasa bahwa dari merek yang disayanginya akan memperoleh kenyamanan, kepercayaan, kesenangan dan identitas. Konsumen yang loyal terhadap suatu merek akan bersedia membayar lebih untuk merek tersebut. Kesetian merek (brand loyalty) adalah kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap merek, mempunyai komitmen terhadap merek dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang. Selain itu keberadaan konsumen yang loyal terhadap merek sangat dibutuhkan agar perusaan dapat bertahan hidup. Jika loyalitas pelanggan terhadap suatu produk mereka meningkat, maka kerentanan kelompok pelanggan dari serangan pesaing dapat dikurangi. Berbagai macam pilihan produk baik barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen, memberikan kesempatan bagi konsumenuntuk melakukan konsumsi dengan berbagia pilihan merek.

Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011

Denny Firmansyah

Beragamnyamerek produk yang ditawarkan kepada konsumen membuat konsumen memiliki kesempatan untuk beralih dari satu merek ke merek lainnya. Oleh karena itu, produsen perlu melakukan berbagai macam langkah dalam hal mempertahankan dan meningkatkan loyalits merek yang sudah dibangun sebelumnya. Pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan lebih rendah untuk berpindah merek, kurang sensitif terhadap harga, membeli lebih sering dan atau lebih banyak menjadi strong word of mouth, menciptakan business referrals. Kecenderungan pola perilaku konsumen di masa yang mendatang diperkirakan akan meliputi: konsumen mempunyai perhatian yang lebih besar terhadap kualitas dan nilai, waktu akan menjadi sangat berharga, kesadaran konsumen terhadap harga semakin besar. Pola perilaku konsumen yang demikian menyebabkan kecenderungan konsumen untuk berpindah merek menjadi lebih tinggi, karena konsumen termotivasi untuk mencari alternatif yang lebih baik. Hal ini berarti tugas pemasar mengelola loyalitas pelanggan menjadi semakin rumit dan kompleks, pemasar juga harus bersiap-siap dengan terjadinya perubahan loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan mencerminkan loyalitas pelanggan terhadp obyek tertentu. Obyek tersebut dapat berupa merek, produk, atau service outlet tertentu. Rinso adalah salah satu produk deterjen yang diproduksi oleh Unilever dengan berbagai varias produk yang ditawarkan, seperti: Rinso Anti Noda, Rinso Excel, Rinso Matic dan Rinso Aloe Vera. Kelima variasi produk Rinso

tersebut memilik fungsinya masingmasing, sesuai dengan selera konsumen. Rinso memiliki berbagai macam isi kemasan mulai dari 32 gram (sachet) sampai dengan 3 kg. akan tetapi tidak smua variasi produk tersedia dalam jumlah kemasan tertentu. Berbagai cara dilakukan perusahaan dalam menarik konsumen untuk melakukan perpindahan merek, dari merek pesaing ke merek perusahaan tersebut. Seperti yang dapat disaksikan, bahwa promosi dari Daia termasuk spektakuler dengan menghadirkan beragam hadian kepada konsumen yang dianggapnya beruntung. Hal ini tentunya mengancam keberadaan produk Rinso yang mempunyai target market yang sama, yaitu konsumen sabun cuci atau deterjen bubuk. Sekarang mulai bermunculan merek-merek baru untuk jenis produk ini. Dalam persaingan pemasaran, terdapat merek-merek terkenal (top brand), yang cenderung sebagai pemasar mayoritas dan beberapa merek produk sebagai follower dari top brand tersebut. Bentuk persaingan tersebut antara lain dengan memunculkan varian-varian baru dari merek produk tersebut. Berdasarkan gambaran yang dikemukakan di atas maka Rinso dipandang sangat representatif untuk mewakili kategori produk di Banda Aceh. Sehingga penelitian ini akan menggunakan Rinso sebagai objek penelitian mewakili deterjen di Banda Aceh. Penelitian ini akan mencoba untuk menelusuri kepuasaan pelanggan (customer satisfaction), karakteristik kategori produk, kebutuhan mencari variasi pada loyalitas.

Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011

Denny Firmansyah

1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana kategori produk dan varian produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. b. Bagaimanakah kategori produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen c. Bagaimanakah variasi produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berkaitan erat dengan perumusan masalah yang telah ditentukan: a. Untuk mengetahui bagaimana kategori produk dan varian produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. b. Untuk mengetahui bagaimanakah kategori produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen c. Untuk mengetahui bagaimanakah variasi produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. 2. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kausal deskriptif. Penelitian yang diarahkan untuk menggali informasi, mengolah informasi hingga mendapatkan suatu konklusi sehubungan dengan permasalahan yang diajukan. Penelitian ini dilakukan di Kota Banda Aceh. Subjek penelitian ini adalah konsumen produk deterjen rinso. Sebagai objek penelitian ini adalah karakteristik kategori produk, kebutuhan mencari variasi dan loyalitas konsumen.

2.2 Populasi dan Penarikan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen detergen merek Rinso di Banda Aceh. Karaktersitik populasi dalam penelitian ini adalah: a. Pernah membeli dan mengkonsumsi produk Rinso dalam satu bulan terakhir b. Berumur di atas 17 tahun c. Belokasi atau bertempat tinggal di Banda Aceh. Jumlah sampel yang ditetapkan adalah 100 responden. Menurut Sugiyono (2007:19) bahwa jumlah minimal sampel yang diperkenankan adalah 100 orang. 2.3 Definisi Operasional Definisi variabel-variabel yang diteliti adalah sebagai berikut: a. Variabel Independen (X1) : kategori produk. Kategori produk yaitu identifikasi interaksi konsumen dengan produk Rinso dilihat dari perspektif tingkat keterlibatan konsumen, persepsi konsumen, karakteristik hedonis, dan kekuatan prefensi. b. Variabel Independen (X2) : variasi produk. Variasi produk adalah keinginan konsumen untuk meninggalkan produk. c. Variabel dependen (Y) : Loyalitas merupakan fungsi dari kepuasan konsumen, rintangan pengalihan, dan keluhan konsumen. 2.4 Peralatan Analisis Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen (katagori produk dan variasi produk) terhadap variabel dependen (loyalitas). Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan: Y = Loyalitas konsumen a = Konstanta b1,b2 = Koef. regresi (Parameter)

Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011

Denny Firmansyah

X1 X2 E

= katagori produk = variasi produk = Standar error

2.5 Uji Hipotesis 1. Uji F Uji F yaitu utnuk mengetahui pengaruh dari variable bebas terhadap variable tak bebas secara bersama-sama. Adapun prosedurnya sebagai berikut: 1) Menentukan Ho dan HA (hipotesis statistic dan hipotesis alternative) 2) Menentukan level of signifikans 3) Criteria uji F, dengan melihat print out computer, jika hasil sig value < 5% berarti signifikans 2. Uji t Uji t digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh variable penjelas secara parsial terhadap variable terikat. Adapun prosedurnya sebagai berikut: 1) Menentukan H0 dan HA 2) Dengan melihat hasil print out computer melalui program SPSS for windows diketahui nilai thitung dengan nilai signifikansi nlai t. 3) Jika signifikansi nilai t < 0,05 maka ada pengaruh yang signifikan antara variable bebas terhadap variable terikat. 4) Jika signifikansi nilai t > 0,05 maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara variable bebas terhadap variable terikat. Artinya H0 diterima dan menolak HA, pada tingkat signifikansi = 5%. Namun bila nilai tsig < 0,10 maka ada pengaruh yang signifikan pada signifikansi = 1%.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Deskriptif Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk memberikan penjelasan yang memudahkan dalam menginterprestasikan hasil lebih lanjut. Salah satu caranya dengan mengelompokkan data yang diperoleh dana menyajikannnya dalam bentuk tabel. Hal ini dimaksudkan untuk mengambarkan responden agar dapat diketahui secara keseluruhan berdasarkan karakteristiknya. Deskriptif variabel dalam penelitian ini meliputi. Kisaran skor jawaban responden berdasarkan data yang dikumpulkan oleh peneliti. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu berkaitan dengan varibal loyalitas konsumen, katergori produk dan variasi produk yang dibagikan kepada responden sebanyak 100 sampel. Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan dan mengelompokkan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. a. Variabel Loyalitas Konsumen Loyalitas sebagai suatu perilaku yang diharapkan atas suatu produk atau layanan yang antara lain meliputi kemungkinan pembelian lebih lanjut atau perubahan perjanjian layanan, atau sebaliknya seberapa besar kemungkinan pelanggan akan beralih kepada merek lain atau penyedia layanan lain, hal ini dikemukakan oleh. Loyalitas merupakan fungsi dari kepuasan pelanggan, rintangan pengalihan, dan keluhan pelanggan.
Tabel 6 Penilaian Responden pada Variabel Loyalitas Konsumen
No 1. INDIKATOR VARIABEL Kinerja (performance) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to Tidak Setuju 3% Kurang Setuju 7% Cukup Setuju 20% Setuju 50% Sangat Setuju 20% Rata Rata 3,77

2.

2%

9%

10%

63%

16%

3,82

Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011

Denny Firmansyah

3.

4. 5.

spesifications) Serviceability, meliputi kecepatan Estetika Kualitas yang dipersiapkan

2%

2%

35%

54%

7%

3,62

2% 1%

5% 4%

42% 49%

44% 38%

7% 8%

3,49 3,48 3,636

n = 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2011

Rata-Rata Variabel Loyalitas Konsumen

Penilaian responden terhadap ratarata variabel loyalitas konsumen adalah 3,636 pada interval 3,4 4,2 dalam klasifikasi tinggi. Nilai rata-rata dari masing-masing indikator variabel loyalitas konsumen tersebut diperoleh: Kinerja (performance) produk dengan nilai ratarata sebesar 3,77 dalam klasifikasi tinggi, kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesifications) dengan nilai rata-rata sebesar 3,83 dalam klasifikasi tinggi, Serveceability. Meliputi kecepatan dengan nilai rata-rata sebesar 3,62 dalam klasifikasi tinggi, Estetika produk dengan nilai rata-rata sebesar 3,49 dalam klasifikasi tinggi, kualitas yang dipersiapkan dengan nilai rata-rata sebesar, 3,48 dalam kliasifikasi tinggi. b. Variabel Kategori Produk Kategori produk adalah identifikasi interaksi konsumen dengan produk Rinso dilihat dari perspektif tingkat keterlibatan konsumen, persepsi konsumen, karakteristik hedonis, dan kekuatan preferensi. Tabel 7 berikut ini akan menjelaskan mengenai indikator tersebut.
Tabel 7 Penilaian Responden pada Variabel Kategori Produk
No INDIKATOR VARIABEL Tingkat keterlibatan konsumen untuk mencari dan membeli produk Keterlibatan konsumen untuk mencari dan membandingkan produk lainnya Harga produk sesuai dengan kualitas Produk tersedia dimana saja Kesan yang meyakinkan pada promosi terhadap kualitas produk Tidak Setuju Kurang Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Rata Rata

pada interval 3,4 4,2 dalam klasifikasi tinggi. Nilai rata-rata dari masing-masing indikator variabel kategori produk tersebut diperoleh: tingkat keterlibatan konsumen untuk mencari dan membeli produk dengan nilai rata-rata sebesar 4,05 dalam klasifikasi tinggi, keterlibatan konsumen untuk mencari dan membandingkan produk lainnya dengan nilai rata-rata sebesar 4,00 dalam klasfikasi tinggi, harga produk sesuai dengan kualitas dengan nilai rata-rata sebesar 3,80 dalam klasifikasi tinggi. Kesan yang meyakinkan pada promosi terhadap kualitas produk dengan nilai rata-rata sebesar 3,63 dalam klasifikasi tinggi. c. Variabel Variasi Produk Variasi produk dalam penelitian ini dimaksud adalah kebutuhan mencari variasi, yaitu keinginan konsumen untuk meninggalkan produk. Tabel 8 berikut ini akan menjelaskan mengenai indikator tersebut.
Tabel 8 Penilaian Responden pada Variabel Variasi Produk
No 1. INDIKATOR VARIABEL Keinginan untuk mencoba produk lain Keinginan untuk mencoba produk yang baru Kebiasaan menggunakan produk yang bervariasi Spesifik Kesesuaian dengan kebutuhan Tidak Setuju 2% Kurang Setuju 11% Cukup Setuju 28% Setuju 49% Sangat Setuju 10% Rata Rata 3,54

2.

4%

7%

35%

46%

8%

3,47

3. 4. 5.

2% 2% 3%

12% 12% 12%

32% 29% 25%

43% 51% 47%

11% 6% 13%

3,49 3,47 3,55 3,504

n = 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2011

Rata-Rata Variabel Loyalitas Konsumen

1.

3%

10%

17%

51%

19%

3,73

2.

1%

5%

8%

60%

26%

4,05

3. 4.

1% 2%

1% 7%

22% 12%

49% 67%

27% 12%

4,00 3,80

5.

4%

9%

20%

54%

13%

3,63 3,842

n = 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2011

Rata-Rata Variabel Loyalitas Konsumen

Penilaian responden terhadap ratarata variabel kategori produk adalah 3,842

Penilaian responden terhaap ratarata variabel variasi produk adalah 3,504 pada interval 3,4 4,2 dalam klasifikasi tinggi. Nilai rata-rata dari masing-masing indikator variabel variasi produk tersebut diperoleh: Konsistensi dengan nilai ratarata sebesar 3,54 dalam klasifikasi tinggi, mempertahankan hubungan dengan nilai rata-rata sebesar 3,47 dalam klasifikasi tinggi, keinginan tetap berhubungan dengan nilai rata-rata sebesar 3,49 dalam klasifikasi tinggi, memiliki ikatan emosional dengan nilai rata-rata sebesar 3,47 dalam klasifikasi tinggi, dan rasa memiliki dengan nilai rata-rata sebesar 3,55 dalam klasifikasi tinggi.

Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011

Denny Firmansyah

3.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinieritas bisa dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang tinggi pada variabel-variabel bebas suatu model suatu model regresi, nilai tolerance yang besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolonieritas diantara variabel bebasnya (Ghozali, 2005). Nilai VIF dari variabel bebas pada model regresi adalah sebagai berikut:
Tabel 9 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Bebas X1 Kategori Produk X2 Variasi Produk Collinearity Satistics Tolerance VIF 0,789 1,268 0,789 1,268 Keterangan Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas

Sumber : Data Output SPPS 2011

penelitian dilihat dengan cara memperhatikan titik-titik pada Normal PPlot of Regression Standardized Residual dari variabel terikat. Persyaratan dari uji normalitas adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Berdasarkan ketiga pengujian asumsi klasik di atas menunjukkan bahwa model regresi berganda yang diperoleh tidak mengalami penyimpangan asumsi klasik sehingga efisien untuk menggambarkan bentuk hubungan antar variabel penelitian. 3.3 Pengujian Hipotesis Dari tabel 8 dibawah ini adalah hasil pengujian data dengan menggunakan regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS. Hasil output tersebut dapat terlihat dalam lampiran dan ringkasan hasilnya dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel X1 Kategori Produk X2 Variasi Produk a Konstanta R Rsquare Fhitung Ftabel ttabel Koefisien Regresi 0,447 thitung 6,402 Tingkat Siginifikansi 0,000 keterangan Signifikan

Hasil pengujian meunjukkan bahwa nilai VIF dari semua variabel bebas memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance diatas 0,1. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi. b. Uji Heteroskedastisitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi heteroskedastitsitas varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ini ditunjukan dalam grafik scatterplot (pada Gambar 3) terlihat titik menyebar secara acak atau tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas dan tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastitsitas yang berarti model regresi layak untuk memprediksikan variabel dependen berdasarkan masukkan variabel independen. c. Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat, keduanya terdistribusikan secara normal ataukah tidak. Normalitas data dalam

0,166

2,714

0,008

Signifikan

1,335 = 0,676 = 0,457 = 40,775 = 2,71 = 1,986

5,171

0,000

Signifikan

Keterangan - Jumlah data observasi : 100 - Variabel Dependen : Loyalitas konsumen - Signifikan pada level 5% Sumber : data primer yang diolah, 2011

Dengan demikian model persamaan regresi linear berganda yang diperoleh dari hasil pengujian adalah sebagai berikut: Y = 1,335 + 0,447X1 + 0,166X2 Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:

Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011

Denny Firmansyah

1. Konstanta = 1,335 Jika variabel kategori produk (X1) dan variasi produk (X2) = konstan, maka layalitas konsumen akan menjadi sebesar 1,335 point. 2. Koefisien X1 (kategori produk) 0,447 Jika kategori produk mengalami peningkatan sebesar 1 (satu) point sementara variasi produk (X2) dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan kepuasan pemustaka sebesar 0,447 point. 3. Koefisien X2 (variasi produk) = 0,166 Jika variasi produk mengalami peningkatan sebesar 1 (satu) point sementar kategori produk (X1) dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan kepuasaan pemustaka sebesar 0,166 point Dalam rangka pengujian hipotesis yang telah diajukan dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik yaitu uji F dan uji t. a. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan secara parsial antara : Variabel independen (kategori produk dan variasi produk) terhadap variabel dependen (loyalitas konsumen) secara parsial (sendiri-sendiri). Pengujian dilakukan dengan melihat taraf signifikansi (pvalue), jika taraf signifikansi yang dihasilkan dari perhitungan dibawah 0,05 maka hipotesis diterima, sebaliknya jika taraf signifikansi hasil thitung lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak. Perumusan hipotesis 1 : H01 : bi = 0 : Karakteristik kategori produk tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen produk deterjen Rinso di Banda Aceh. HA1 : bi > 0 : Karakteristik kategori produk berpengaruh tehadap loyalitas konsumen produk deterjen Rinso di Banda Aceh.

Dari Tabel 10 terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai thitung > ttabel ; 6,402 > ; 1,986 dengan taraf signifikansi 0,000. Berdasarkan taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti hipotesis dalam penelitian ini menolak H01 dan menerima HA1. Dengan demikian berarti hipotesis HA1 Karakteristik kategori produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen produk deterjen Rinso di Banda Aceh diterima. Perumusan hipotesis 2 : H02 : bi = 0 : Variasi produk tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen produk deterjen Rinso di Banda Aceh. HA2 : bi > 0 : Variasi produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen produk deterjen Rinso di Banda Aceh. Dari Tabel 10 terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai thitung > ttabel ; 2,714 > ; 1,986 dengan taraf signifikansi 0,000. Berdasarkan taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti hipotesis dalam penelitian ini menolak H02 dan menerima HA2. Dengan demikian berarti hipotesis HA1 Karakteristik kategori produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen produk deterjen Rinso di Banda Aceh diterima. b. Pengujian hipotesis secara simultan Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F. uji F ini dilakukan dengan melihat level of significant ( = 0,05) Perumusan hipotesis 3 H01 : bi = 0 : Karakteristik kategori produk dan kebutuhan mencari variasi tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen produk

Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011

Denny Firmansyah

deterjen Rinso di Banda Aceh. HA1 : bi > 0 : Karakteristik kategori produk dan kebutuhan mencari variasi berpengaruh tehadap loyalitas konsumen produk deterjen Rinso di Banda Aceh. Dari Tabel 10 terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel ; (40,775 > ; 2,71) dan dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka H0 ditolak dan HA diterima. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa: karakteristik kategori produk dan kebutuhan mencari variasi berpengaruh terhadap loyalitas konsumen produk deterjen Rinso di Banda Aceh diterima. 3.3 Koefisien Korelasi berganda dan Koefisien Determinasi Selanjutnya seberapa besar hubungan dan pengaruh yang signifikan tersebut dilihat dari nilai R (koefisien korelasi berganda) dan nilai R2 (koefisien determinasi). Nilai koefisien korelasi berganda menjelaskan tingkat keeratan hubungan antara variabel indpenden dengan variabel dependen secara simultan. Dari hasil analisis koefisien korelasi seperti terlihat pada Tabel 10 diperoleh koefisien sebesar 0,676 atau 67,6%. Artinya tingkat keeratan hubungan antara variabel independen: kategori produk dan variasi produk dengan variabel dependen (loyalitas konsumen) adalah sebesar 67,6%. Nilai R2 atau koefisien determinasi merupakan ukuran yang mengukur proporsi atau persentase variasi. Dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh sekelompok variabel independen atau merupakan ukuran yang menyatakan kontribusi dari variabel independen dalam menjalankan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil

pengujian dengan menggunakan anlisis regresi linier berganda (multiple regression analysis) pada Tabel 10 diperoleh R2 (nilai koefisien determinasi) sebesar 0,457 atau 45,7%. Hal ini menjelaskan bahwa variasi dari variabel kategori produk dan variasi produk mempengaruhi loyalitas konsumen (Y) sebesar 45,7% selebihnya 54,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak dirumuskan dalam model kajian ini. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil suatu simpulan sebagai berikut: a. Terdapat pengaruh karakteristik kategori produk dan kebutuhan mencari variasi tehadap loyalitas konsumen produk deterjen Rinso di Banda Aceh baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. b. Dari persamaan regresi linier berganda Y = 1,335 + 0,447X1 + 0,166X2 dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh variabel independen terhadpa loyalitas konsumen adalah sebagai berikut: Variabel kategori produk mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan variabel variasi produk, bersama pengaruh kategori produk terhadap loyalitas konsumen sebesar 44,7% sedangkan variabel variasi produk mempengaruhi loyalitas konsumen sebesar 46,6%. c. Besarnya pengaruh kategori produk dan variasi produk terhadap loyalitas konsumen produk deterjen Rinso di Banda Aceh adalah 45,7% dan sisanya sebesar 54,3% dipengaruhi faktor lain diluar kategori produk dan variasi produk yang tidak diteliti dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Assael, H. 2005, Consumer Behavior and Marketing Action, 5th edtion, South

Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011

Denny Firmansyah

Western College Publishing, Cincinatti, OH. Darmadi Durianto, Sugiarto dan Tony Sitinjak. 2005. Strategi Menaklukan pasar melalui riset ekuitas dan perilaku merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Dharmmesta, Basu swastha dan Licen Indahwati Darsono. 2005. Kontribusi involvement dan trust in a brand dalam membangun loyalitas pelanggan Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 20, No. 3. Dick, A. S. and K. Basu. 2007. Customer Loyalty: Toward an Integratd Framework. Journal of Academy of Marketing Science, Vol. 22 No. 2, pp. 99-133. Feinberg, Freed M., Barbar E. Kahn, and Leigh McAlister, 2006, Market Share Response When Consumers Seek Variety, Journal of Marketing Research, May, pp. 227 37. Hadi, Sutrisno. 2008. Metodologi research, Yogyakarta: Andi Offset. Hardiawan, Febra dan Imam Mahdi. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesetiaan Konsumen terhadap Sebuah Merek Rokok (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta). Fokus Manajerial, Vol. 3, No. 1. Kandampully, J and D. Suhartanto, (2000), Customer Loyalty in the Hotel Industry: The Role of Customer Satisfaction and Image, Interantional Journal of Contemporary Hospitality Management, p. 346 351. Kotler, Philip. Alih Bahasa : Benyamin Molan. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1. PT. Intan SEjati Klaten. Jakarta. Kotler, Philip. Alih Bahasa : Benyamin Molan. 2005. Manajemen

Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 2. PT. Intan SEjati Klaten. Jakarta. Kotler Philip-Amstrong, 2007, Manajemen Pemasaran,--,Salemba Empat, Jakarta. Lamb, Hair, Mc Daniel, 2006, Pemasaran, Edisi ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Line Lervik Olsen, Michael D. Johnson, 2008, Service Equity: Satisfaction, and Loyalty: from transaction - specific to cumulative evaluation, Journal of Service Research, Vol. 5, no. 3. Mulan R and Gilmore A, 2007, The Conceptual Development of Customer Loyalty Measurment and Analysis for Marketing. Rangkuti, Ferddy. 2007. The Power of Brand: teknik mengelola brand equity dan strategi pengembangan merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Reynold, Kristy E and Mark J Arnold, 2007, Customer Loyalty to the Salesperson and the Store Examining Relationship Customer in an Upscale Retail Context, Journal of Personal Selling and Sales Management, Vol. 20, no. 2, Spring, p. 89 98. Reichheld, F.F. 2008, The One Number You Need to Grow. Harvard Businees Review, Vol. 81 No. 12, pp. 46 54. Simamora, Bilson. 2005. Remarketing For Business Recovery. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Singgih, Santoso. 2007. SPSS Statistik Parametrik, Jakarta : PT Elex Media Computindo. Stanton, J. William. 2006, Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta. Swastha, Basu dan Irawan. 2002, Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty.

Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011

10

Denny Firmansyah

Sumarwan, Ujang. 2006. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta. Supranto. 2007. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan : Untuk Menaikkan Pasar. Cetakan Keempat. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Tjiptono, Fandy. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Keempat. Andi. Yogyakarta. Van Trijp, Hans C. M., Wayne D. Hoyer and J. Jeffrey Inman, 2007, Why Swithc? Product Category-level Explanations for True VarietySeeking Behavior, Journal of Marketing Research, Vol. 33, August, pp. 281292.

Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011

11

Anda mungkin juga menyukai