Psoriasis merupakan salah satu dari dermatosis eritoskuamosa yaitu penyakit kulit yang ditandai dengan eritema dan skuama. Psoriasis adalah penyakit kulit bersifat kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama yang tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilap serta transparan, disertai fenomen tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.1,2 Insiden pada orang kulit putih lebih tinggi daripada penduduk kulit berwarna. Di Eropa dilaporkan sebanyak 3-7%, di Amerika Serikat 1-2%, sedangkan di Jepang 0,6%. Pada bangsa berkulit hitam, misalnya di Afrika, jarang dilaporkan, demikian pula bangsa indian di Amerika. Frekuensi sama antara pria dan wanita, psoriasis terdapat pada semua usia, tetapi umumnya pada orang dewasa. 1,2 Etiopatogenesis psoriasis hingga saat ini belum jelas, tetapi biasanya terdapat predisposisi genetik. Bila orangtuanya tidak menderita psoriasis, risiko psoriasis 12%, sedangkan jika salah seorang orangtuanya menderita psoriasis risikonya mencapai 34 39%. Psoriasis ini bisa juga disebabkan oleh faktor imunologik yang mengakibatkan terjadinya proliferasi epidermis diawalin dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogen maupun endogenoleh sel langerhans. Bisa juga disebabkan oleh beberapa faktor pencetus yang terdiri dari stres psikik, infeksi fokal, trauma, endokrin, gangguan metabolik, obat, juga alkohol dan merokok.1
Sebagian penderita mengeluh gatal ringan. Tempat predileksi pada scalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral. Variasi klinis pada psoriasi ini adalah lesi sangat khas, sering disebut dengan plak karena terdapat peninggian pada kulit yang berwarna merah dan berbatas tegas. Diatas plak tersebut terdapat skuama yang berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Besar kelainan bervariasi : lentikular, numular atau plakat, dapat berkonfluensi.1 Pada psoriasis terdapat berbagai bentuk klinis, yaitu psoriasis vulgaris, psoriasis gutata, psoriasis inversa (psoriasis fleksural), psoriasis eksudativa, psoriasis seboroik, psoriasis pustulosa, eritroderma psoriatik.1 Diagnosis psoriasis didasarkan gambaran klinis, dan pemeriksaan yang khas pada psoriasis diantaranya fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner (isomorfik), psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan pada kuku yang disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar. Bila gambaran klinis belum jelas dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi. 1 Penatalaksaan secara umum perlu diberikan pengobatan sistemik seperti Kortikosteroid, obat sitostatik, levodopa, DDS, Etretinat dan Siklosporin. Pengobatan topikal biasa diberikan preparat tar, kortikosteroid topikal, ditranol, pengobatan dengan penyinaran, calcipotriol, tazaroten, dan emolien.1,2
1. Identitas Nama Umur Jenis Kelamin Suku Status Agama Alamat Tanggal Periksa : Ny. Cucu : 38 Tahun : Perempuan : Sunda : SMA : Islam : Cipasung, Darma, Kab. Kuningan : 24 Desember 2013
2. Anamnesa Autoanamnesa a. Keluhan Utama: Bercak Kemerahan di kulit b. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke poli kulit untuk kontrol karena terdapat bercak kemerahan dikulit, sejak 3 bulan yang lalu. Bercak kemerahan timbul tiba-tiba, terdapat dikaki, perut, dan pinggang, bercak kemerahan pada kulit disertai rasa gatal.
Bercak kemerahan sebesar jagung sampai koin, lama kelamaan bercak - bercak tersebut membesar sehingga membentuk bercak - bercak kemerahan yang meninggi dan bersisik tebal berlapis berwarna putih dan tidak berminyak. Jika terasa gatal dan digaruk bercak- bercak mengelupas, berwarna putih seperti serpihan ketombe. Bila keringatan terasa lebih gatal sehingga menggaruknya sampai berdarah. Awalnya pertama kali pasien mengeluhkan terdapat bercak berwarna kemerahan sebesar jagung pada tungkai bawah, terasa gatal, semakin lama bercak kemerahan semakin melebar, dan muncul juga dibagian perut dan pinggang. c. Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya Riwayat alergi obat (-) d. Riwayat pengobatan Pasien diberi obat salep metonate dan CTM, obat sudah diminum sejak 2 minggu yang lalu e. Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.
Kesadaran Vital Sign o Tekanan Darah o Nadi o Respirasi o Suhu Kepala dan Leher Thorax Abdomen Extremitas b. Status Dermatologis Lokasi Efloresensi
: Compos mentis
: Tidak dilakuka pemeriksaan : Tidak dilakukan pemeriksaan : Tidak dilakukan pemeriksaan : Tidak dilakukan pemeriksaan : Tidak dilakukan pemeriksaan : Lihat status dermatologis : Lihat status dermatologis : Lihat status dermatologis
: regio cruris dekstra : Tampak plak eritema batas tegas, multiple berukuran lentikular, nummular sampai plakat sirkumskripta dengan skuama kasar berlapis-lapis, transparan dan berwarna putih mengkilat.
Lokasi Efloresensi
: abdomen, lumbosakral :Tampak plak eritema batas tegas, multiple berukuran lentikular, nummular sampai plakat sirkumskripta dengan skuama kasar berlapis-lapis, transparan dan berwarna putih mengkilat. Terdapat beberapa lesi dengan eritema pada bagian tepi lesi, dan hipopigmentasi pada bagian tengah nya.
4. Resume Wanita 38 tahun, mengeluh bercak kemerahan dikulit 3 bulan Bercak kemerahan timbul tiba-tiba
Berbentuk kemerahan sebesar jagung sampai koin, lama kelamaan bercak bercak tersebut membesar sehingga membentuk bercak - bercak kemerahan yang meninggi dan bersisik tebal berlapis berwarna putih dan tidak berminyak. Jika terasa gatal dan digaruk bercak- bercak mengelupas, berwarna putih
seperti serpihan ketombe. Bila keringatan terasa lebih gatal sehingga menggaruknya sampai berdarah. Bercak kemerahan menyebar ke perut dan pinggang. Keluhan baru pertama kali dirasakan pasien Riwayat pengobatan : Pasien diberi obat salep metonate dan CTM, obat sudah diminum sejak 2 minggu yang lalu, keluhan sedikit berkurang tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien. Status dermatologi, lokasi pada region cruris dekstra, abdomen, lumbosakral dengan efloresensi Tampak plak eritema batas tegas, multiple berukuran lentikular, nummular sampai plakat sirkumskripta dengan skuama kasar berlapis-lapis, transparan dan berwarna putih mengkilat. Dan terdapat beberapa lesi dengan eritema pada bagian tepi lesi, dan hipopigmentasi pada bagian tengah nya.
7. Usulan Pemeriksaan Pemeriksan tetes lilin Pemeriksan Auspitz Pemeriksan kobner Histopatologi
8. Tatalaksana Non medikamentosa Penatalaksanaan umum yaitu dengan memberikan edukasi kepada pasien, seperti: menjelaskan kepada pasien tentang penyakit dan penatalaksanaannya. mencegah garukan minum obat dan kontrol ke dokter secara teratur
Medikamentosa 1. Sistemik Antihistamin: klorfeniramin maleat 3 x 4 mg 2. Topikal: Betamethason dipropionat 0.05% salep yang di oleh tipis tipis pada lesi yang diberikan 2 kali sehari terutama pada pagi dan malam hari.
9. Prognosa Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam Quo ad cosmeticum : ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad malam : dubia ad malam
PEMBAHASAN
Diagnosa Kasus Pada kasus ini dapat didiagnosis sebagai penyakit psoriasis vulgaris. Diagnosis tersebut didapatkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien. Dari anamnesa didapatkan keluhan utama bercak kemerahan di kulit, riwayat penyakit sekarang bercak kemerahan sudah dirasakan 3 bulan, bercak kemerahan muncul tibatiba, didahului di tungkai kanan, kemudian menyebar ke perut dan pinggang, pasien juga mengeluh gatal pada bercak tersebut, bercak - bercak kemerahan yang meninggi dan bersisik tebal berlapis berwarna putih dan tidak berminyak. Jika terasa gatal dan digaruk bercak-bercak mengelupas, berwarna putih seperti serpihan ketombe. Dari definisi psoriasis yaitu penyakit yang sifat nya kronis residif ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar, berlapis dan transparan. Yang merupakan tanda khas dari psoriasis. Dikeluarga tidak ada yang mengeluhkan hal serupa. Sehingga kemungkinan penyebab terjadinya psoriasis karena factor imunologik.1 Dari status dermatologis ditemukan lesi pada cruris dekstra, lumbosakral, dan abdomen. Sesuai dengan predileksi psoriasis pada scalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral. Dari efloresensi didapatkan bercak-bercak eritma yang meninggi (plak) eritema batas tegas, multiple berukuran lentikular, nummular sampai plakat sirkumskripta dengan skuama berlapis-lapis, transparan dan berwarna putih mengkilat. Sesuai dengan tanda khas dari efloresensi pada psoriasis vulgaris yang
10
berbatas tegas, ditutup skuama yang kasar berwarna putih megkilat. Dan merupakan bentuk psoriasis yang paling sering. 1,2
Diagnosa Banding Untuk diagnosa banding dari psoriasis vulgaris yaitu dermatitis seboroik, pitiriasis rosea karena kedua penyakit tersebut dari efloresensinya terdiri dari eritema dan skuama. Dan pada tinea coporis karena dari efloresensi terdapat lesi pada bagian tepi eritema sedangkan pada bagian central lebih tidak aktif menyerupai efloresensi pada tinea, gambaran seperti ini sering ditemukan pada priode psoriasis penyembuhan.1 Untuk perbedaan nya: 1. Dermatitis seboroik dari lokasi yaitu pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebacea seperti pada kulit kepala, belakang telinga, alis mata,
11
cuping hidung, ketiak, dada, interskapula, dan suprapubis. Dan dari efloresensi Skuama pada psoriasis kering, putih, mengkilap, sedangkan pada dermatitis Seboroik skuama berminyak, tidak bercahaya, warna kekuningan dan pada psoriasis jika skuama diangkat tampak basah bintik perdarahan dari kapiler (Auspitz sign), dimana tanda ini tidak ditemukan pada dermatitis seboroik.2 2. Pitiriasis rosea tempat predileksi pada daerah yang tertutup seperti daerah dada, punggung, lengan atas dan paha. Penderita mengeluh kan gatal ringan dan lesi umumnya eritema yang berbentuk oval dan anular dengan skuama halus dipinggir, gambaran yang khas yang membedakan dengan psoriasis vulgaris adalah lesi yang tersusun sejajar dengan kosta, sehingga menyerupai pohon cemara terbalik, terdapat lesi inisial (herald patch) dan pada psoriasis skuama yang berlapis lapis dan tedapat fenomena tetesan lilin dan auspitz dan kobner. 3. Tinea korporis perbedaannya adalah skuama umumnya pada perifer lesi dengan gambaran khas adanya central healing, keluhan pada dermatofitosis gatal sekali dan pada sediaan langsung ditemukan jamur. Pemeriksaan penunjang pada kasus ini Usulan pemeriksaan penujang dilakukan Pemeriksan tetes lilin, pemeriksan Auspitz, pemeriksan kobner. Sesuai dengan teori pada psoriasis terdapat fenomena yang khas yaitu fenomena tetesan lilin, auspitz, dan fenomena kobner, pada fenomena
12
kobner dianggap tidak khas karena hanya kira-kira 47% yang positif dan di dapati pada penyakit.1 Dan untuk memastikan nya dapat menggunakan pemeriksaan histopatologi. Psoriasis memberi gambaran histopatologik yang khas, yakni parakeratosis dan akantosis. Pada stratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut pula abses Munro. Selain itu terdapat pula papilomatosis dan vasodilatasi di subepidermis. Aktivitas mitosis sel epidermis tampak begitu tinggi, sehingga pematangan keratinisasi sel-sel epidermis terlalu cepat dan stratum korneum tampak menebal. Di dalam sel-sel tanduk ini masih ditemukan inti sel (parakeratosis). Di dalam stratum korneum dapat ditemukan kantong-kantong kecil yang berisikan sel radang polimorfonuklear yang dikenal sebagai mikro abses Munro.3 , 4 Tatalaksana Pengobatan yang diberikan pada kasus ini untuk sistemik dan topikal antara lain: 1. Antihistamin: klorfeniramin maleat untuk mengurangi gejala gatal gatal, menghambat efek histamin yang dilepaskan sewaktu reaksi antigen antibodi terjadi. 2. Kortikosteroid Topikal, sampai saat ini masih merupakan pilihan pengobatan. Yang menjadi pilihan adalah kortikosteroid dengan potensi tinggi seperti Clobetassol Propionat, Diflorasone Diasetat, atau
bethamethason dipropionat 0,05%, Fluocinolone 0.01% atau 0.025%, hidrokortison valerat 0,2%, triamcinolone, fluocionida. Cara kerja
Vasokonstriksi untuk mengurangi eritema, menurunkan turnover sel dengan memperlambat proliferasi seluler, efek anti inflamasi dimana diketahui pada psoriasis leukosit memegang peranan dan steroid topikal dapat menurunkan inflamasi. Alasan pemilihan Betametason dipropionat 0,05% karena obat ini
merupakan anti inflamasi kulit yang berespon baik terhadap steroid. Bekerja mengurangi peradangan dengan menekan migrasi sel leukosit
polimorfonuklear dan memperbaiki permeabilitas kapiler. 5 Prognosa Pada umumnya prognosis pada pasien ini adalah baik. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa, meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat kronis dan residif.1,2 Quo ad vitam kematian Quo ad functionam Quo ad sanationam Quo ad cosmeticum : ad bonam : dubia ad malam karena bersifat kronis dan residif : dubia ad malam karena bersifat kronis dan residif : ad bonam karena pada umumnya tidak menyebabkan
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A. Kelainan Pigmen. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 4th ed. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2008.p; 296-298. 2. Siregar, R.S. Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2005. p. 90-91. 3. Wasitaatmadja Syarif M. Anatomi Kulit. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 4th ed. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005.p; 3. 4. Harahap Marwali. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates.2000.p: 151-156. 5. Yayasan Psoriasis Indonesia. Pusat Informasi Online Penyakit Kulit Psoriasis. http://www.psoriasis.or.id/psoriasis.php
15