Anda di halaman 1dari 7

Polri dan RUU Keamanan Nasional February 22, 2007 in Hankam Polemik seputar harapan Menteri Pertahanan agar

RUU Keamanan Nasional Kamnas! untuk dapat diprioritaskan dalam Program "egislasi Nasional Prolegnas! 2007 men#adi titik krusial bagi penataan kelembagaan dalam re$ormasi sektor keamanan% Usulan RUU Kamnas tersebut se#atinya memberikan gambaran bah&a kebi#akan yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara masih tambal sulam, tidak komprehensi$, dan #angka pan#ang% Hal tersebut ditandai dengan penolakan Polri, se'ara kelembagaan untuk ikut terlibat dalam pembahasan% Keberadaan UU No% ( )ahun 2002 )entang Pertahanan Negara dianggap tidak lagi dapat menaungi berbagai bentuk an'aman, baik dari dalam maupun luar negeri, serta koordinasi antar kelembagaan% *alam UU Pertahanan Negara, lebih banyak mengatur esensi dari tugas )N+, dengan sedikit ,bumbu, tugas perbantuan )N+ kepada pengamanan dalam negeri, yang diemban Polri% -ementara keberadaan Polri dengan UU No% 2 )ahun 2002 merasa sudah 'ukup dengan kemandirian dan pro$esionalisme selepas pemisahan dengan )N+, men#adikan lembaga pengelola Keamanan *alam Negeri Kamdagri! tersebut tidak tersentuh penga&asan% *engan kedudukan langsung di ba&ah presiden, Polri memosisikan diri sebagai lembaga yang memproduksi kebi#akan, dan operasional sekaligus, suatu kondisi yang tidak tepat bagi tata pemerintahan yang baik good go.ernan'e!% Respon negati$ dari Polri dengan membentuk Kelompok Ker#a Pok#a! perumusan naskah akademik alternati$ RUU Kamnas, serta tidak ada reaksi yang signi$ikan dari /+N sesungguhnya menggambarkan bah&a usulan RUU Kamnas men#adi domain Mabes )N+, dan *epartemen Pertahanan% /ahkan kesiapan )N+ dalam perumusan RUU Kamnas tersebut ditandai dengan perubahan doktrin, sebagai bagian dari respon positi$ lembaga tersebut dengan kehadiran RUU Kamnas% Hal tersebut menegaskan bah&a se'ara kelembagaan, )N+ #auh lebih siap dari dua pengelola keamanan lainnya, bahkan dengan *epartemen Pertahanan sekalipun% 0rtinya perlu #uga dipertegas bah&a usulan RUU Kamnas tersebut harus dilandasi pula dengan kesiapan kelembagaan yang terlibat di dalamnya% /ila keberadaan *epartemen Pertahanan, *epartemen *alam Negeri, *epartemen "uar Negeri, dan *epartemen Hukum dan Perundang1undangan sebagai institusi yang terlibat dalam proses mekanisme koordinasi kebi#akan, maka kesiapan se'ara operasional kelembagaan Polri, )N+, dan /+N sebagai pengelola keamanan harus dalam $rekuensi yang sama% Kondisi tersebut menggambarkan bah&a RUU Kamnas yang diusulkan *epartemen Pertahanan bersama Mabes )N+ relati$ masih belum mendesak bila dikaitkan dengan kesiapan lembaga1lembaga pengelola keamanan tersebut% -ebab berbagai an'aman baik dari dalam dan luar negeri masih dapat direspon oleh aktor1aktor pengelola keamanan dengan baik, &alaupun miskin koordinasi, dan 0lutsista serta 0lkom terbatas% Meski se'ara kelembagaan demokrasi, keberadaan UU Kamnas merupakan prasyarat dari penataan kelembagaan sektor keamanan% Namun bila dikaitkan dengan belum rampungnya re$ormasi di internal )N+, Polri, dan /+N, maka keberadaan RUU Kamnas

bila dipaksakan men#adi undang1undang hanya akan bernasib sama dengan UU Pertahanan Negara% Kesiapan )N+ se'ara kelembagaan dalam perumusan RUU Kamnas harus dihargai sebagai bagian dari respon agar keamanan negara, keamanan masyarakat, dan keamanan indi.idu ter#amin% 0kan tetapi hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan me&u#udkan satu sistem keamanan yang menyeluruh% 0da titik persinggungan peran dan $ungsi dari )N+, Polri, maupun /+N satu dengan yang lainnya% 0n'aman terhadap keamanan nasional berasal dari tiga #enis kon$lik, yakni2 kon$lik antar negara, kon$lik dalam negeri, dan lintas negara% 0n'aman yang datangnya dari luar negara, men#adi domain )N+, sementara keamanan dalam negeri Kamdagri! dan terselenggaranya kepentingan umum men#adi bagian dan tugas dari Polri% -edangkan ben'ana alam dan ben'ana yang disebabkan oleh manusia men#adi tugas dan ke&a#iban )N+ dan #uga Polri% sementara /+N ataupun lembaga inteli#en terkait lainnya menyuplai data dan analisis sebagai deteksi dini berbagai an'aman yang datang dari dalam maupun luar negeri% Keberadaan UU Keamanan Nasional bila dilihat se'ara literatur dan praktik kenegaraan modern merupakan suatu keharusan% *alam pengertian bah&a UU Keamanan Nasional men#adi payung bagi berbagai langkah dan antisipasi terhadap berbagai an'aman terhadap eksistensi suatu negara% +rama dan koordinasi yang selaras akan memberikan suatu $eedba'k rasa aman bagi negara dan masyarakat dari berbagai bentuk an'aman% -ebab keamanan nasional merupakan per&u#udan dari keamanan menyeluruh dari suatu negara, yang menempatkan keamanan sebagai suatu konsep multidimensional yang melibatkan keseluruhan dari aktor keamanan yang mengelolanya% Keamanan nasional dapat dide$inisikan dalam dua pers$ekti$, yakni2 pertama, 'akupan keamanan nasional terdiri atas pertahanan luar e3ternal de$ense!, keamanan dalam negeri internal se'urity!, publi' order, serta penanganan ben'ana alam disaster relie$!% -edangkan pers$ekti$ yang kedua melihat dari sudut pandang obyek, yakni keselamatan negara, keselamatan masyarakat, dan keselamatan indi.idu% Kedua pers$ekti$ tersebut se'ara substansi tidak berla&anan, namun #ustru saling melengkapi% /ahkan #uga harus ditegaskan bah&a keamanan nasional #uga harus tetap berprinsip pada tiga hal yakni2 demokrasi, yakni adanya otoritas sipil, akuntabilitas dean transparan , penghargaan pada hak1hak sipil, serta penggunaan kekerasan merupakan pilihan terakhir% -kenario dan Reposisi Polri Namun demikian perlu #uga ditegaskan bah&a keberadaan RUU Kamnas yang men#adi kontro.ersi tersebut harus dilihat dalam tataran penataan kelembagaan dalam konteks Re$ormasi -ektor Keamanan, di mana )N+, Polri, serta /+N ada di dalamnya% 0rtinya se'ara kalkulati$ Polri harus terlibat dalam perumusan RUU Kamnas tersebut% -ikap yang 'enderung reakti$ dalam penolakan sesungguhnya men'erminkan lemahnya posisi ta&ar Polri atas aktor1aktor keamanan lainnya, khususnya )N+% 4epat atau lambat eksistensi Polri dalam kondisi sekarang ini akan digugat oleh banyak pihak, sebab tidak men'erminkan satu mekanisme pro$esional dalam aliran kebi#akan dan operasionalnya% *i banyak negara demokratis, posisi polisi selalu berada dalam bentuk penyelenggara

operasional, apakah di ba&ah departemen terkait, membentuk departemen sendiri, atau membuat kementerian yang khusus mengurusi masalah keamanan dalam negeri% Hinton mensinyalir bah&a penolakan kepolisian untuk mere$ormasi, dalam konteks +ndonesia lebih pada upaya menata koordinasi antar institusi keamanan merupakan satu permasalahan serius di negara1negara dengan karakteristik birokrasi dan budaya masyarakat yang kental dengan pengaruh otoriterianisme% *engan kata lain, di tubuh Polri masih mengalir deras kultur dan &atak birokrasi yang enggan untuk melakukan perubahan% )erlepas bah&a ada dugaan adanya agenda tersembunyi dari usulan RUU Kamnas dari *epartemen Pertahanan tersebut% *i samping itu harus disadari pula bah&a UU No% 2 )ahun 2002 )entang Polri masih banyak membuka 'ela bagi ter#adinya penyimpangan dan penyalahgunaan &e&enang% *i sinilah sesungguhnya titik krusial mengapa Polri harus terlibat se'ara akti$ dalam pembahasan RUU tersebut, sambil se'ara perlahan mengusulkan re.isi beberapa pasal dalam UU Polri tersebut menyangkut tentang empat hal, yakni2 Pertama anggaran Polri% di dalam UU Polri tidak se'ara eksplisit menegaskan bah&a anggaran Polri berasal dari 0P/N, ke'uali penegasan tentang anggaran untuk Komisi Kepolisian Nasional% -ehingga dapat diduga bah&a sumber anggaran o$$1budget dari pos masyarakat men#adi titik lemah Polri dalam akuntabilitas dan transparansi peman$aatan anggaran% -ebagaimana diketahui bah&a sumber dari masyarakat tersebut berupa2 Partisipasi )eman Parman!, Partisipasi Kriminal Parmin!, dan Partisipasi Masyarakat Parmas!% Kedua, tumpang tindihnya tugas dan &e&enang Kapolri, selain sebagai penyelenggara operasional, Kapolri #uga merumuskan berbagai kebi#akan non1operasional% -ehingga dalam konteks mana#emen dan penyelenggaraan negara yang baik hal tersebut merupakan bagian dari penyimpangan% -ebab kodrat polisi di belahan dunia manapun merupakan institusi pengelola keamanan, yang bersi$at operasional% Ketiga, e$ek dari konsep Polri sebagai polisi nasional menyebabkan daerah enggan untuk memberikan bantuan ataupun bentuk subsidi lainnya kepada institusi Polri% Hal ini terkait dengan tidak adanya share dalam bentuk desentralisasi mana#emen Polri kepada kepala daerah, sehingga Polri di daerah akan terintegral dalam konekti.itas kelembagaan% *an Polri se'ara institusi akan mendapatkan dukungan anggaran operasional di daerah% -ebagaimana diketahui bah&a anggaran Polri tahun 2007 ini sekitar Rp% 56 trilyun tersebut hanya memenuhi sepertiga dari kebutuhan anggaran% Keempat, re.italisasi Komisi Kepolisian Nasional, dari sekedar lembaga think1thank presiden men#adi lembaga yang men#adi #embatan bagi masyarakat untuk melakukan kritik dan kontrol terhadap kiner#a Polri% Hal ini perlu ditegaskan agar kiner#a Polri dapat terukur oleh masyarakat, seperti Kompolnas Philipina yang mampu membangun kontrol sipil atas kiner#a kepolisiannya% *i samping itu, perlu ditegaskan beberapa perihal yang perlu ditindak1lan#uti perihal pembahasan RUU Kamnas, yakni2 Pertama, sebelum RUU Kamnas dilegalkan men#adi undang1undang, perlu kiranya mempertegas ada #edah &aktu untuk memberikan

kesempatan pembenahan di internal masing1masing aktor penyelenggara keamanan% -etidaknya re.isi UU Polri, dan penyelesaian pembahasan RUU +nteli#en harus diper'epat% Hal ini penting agar keberadaan UU Kamnas tidak muba7ir, sebagaimana UU No% ( )ahun 2002, yang tidak berta#i, karena institusi yang diaturnya memiliki masing1 masing undang1undang, yang kurang bersinergis dengan UU Pertahanan Negara tersebut% Kedua, mengubah pola inisiati$ perumusan RUU Kamnas, yakni tidak lagi hanya *epartemen Pertahanan ataupun Mabes )N+, tapi #uga lembaga terkait lainnya% Hal ini dilakukan agar mampu menepis asumsi di internal Polri bah&a usulan RUU Kamnas merupakan 'ara )N+ untuk kembali mensubordinatkan Polri% bisa #adi pola inisiati$ kemudian dipegang oleh lintas departemen, seperti *epartemen "uar Negeri, *epartemen *alam Negeri, *epartemen Hukum dan H0M, serta kalangan masyarakat sipil% Permasalahan apakah Polri akan berada di ba&ah satu departemen atau tetap dengan kondisi sekarang sebenarnya terkait pada dua sudut pandang yang berbeda% Pers$ekti$ pertama pendekatan penataan kelembagaan politik men#adi satu penegas pentingnya Polri hanya mengurusi hal1hal operasional sa#a, tidak pada perumusan kebi#akan% Pandangan ini 'enderung menisbihkan esensi dan realitas di Polri sendiri sebagai polisi yang 'enderung memiliki &atak korporat yang kental sebagaimana )N+% 0rtinya Polri harus berada di ba&ah satu departemen yang sesungguhnya #uga tidak terlalu baik dalam penyelenggaraan pemerintahan% Pers$ekti$ yang kedua lebih pada bagaimana membangun paradigma tentang akuntabiltas pada substansi, bukan pada &adah% Posisi di manapun Polri akan terukur se#auhmana akuntabilitas Plri dapat dipertanggung#a&abkan% 0rtinya peluang untuk tetap di posisi seperti sekarang besar peluangnya selama penga&asan yang akti$ dapat dilakukan% *ari dua pers$ekti$ tersebut dapat dilihat bah&a berbagai skenario yang dimun'ulkan akan menga'u pada se#auhmana Polri se'ara kelembagaan dapat dikontrol oleh masyarakat% 0da lima skenario reposisi Polri dalam UU Kamnas kelak, yakni2 Pertama, Polri berada di ba&ah *epartemen *alam Negeri% -kenario pertama ini se'ara realitas sesungguhnya sudah gugur, karena *epartemen *alam Negeri se'ara kelembagaan tidak siap untuk ,menyusui, Polri% *engan berbagai permasalahan tentang dinamika otonomi daerah, sesungguhnya menggambarkan bah&a departemen tersebut tengah merangkai bom &aktu dengan adanya akti.itas "inmas dan -atpol PP yang membuat garis koordinasi dengan Polri perihal me&u#udkan Kamtibmas 'enderung longgar% Kedua, Polri di ba&ah *epartemen Hukum dan H0M% +n$rastruktur yang dimiliki oleh departemen ini relati$ minim dalam hal penegakan hukum% Memindahkan Polri dengan anggota sekitar 280 ribu dengan berbagai permasalahannya akan membuat departemen tersebut ke&alahan dan tidak siap% Ketiga, Polri di ba&ah Ke#aksanaan 0gung% "angkah tersebut sama sa#a mengakumulasikan ker#a penyidikan dan penegakan hukum dalam satu pintu% -ementara sebagaimana diketahui karakteristik kedua institusi tersebut berbeda satu dengan yang lainnya% 4enderung akan men'iptakan permasalahan baru%

Keempat, membentuk kementerian baru dengan nama Kementerian Keamanan dalam Negeri, di mana unsur Polri men#adi unsur utama, dan beker#a sama se'ara sistematik dengan *epartemen *alam Negeri, /+N, )N+, dan lembaga terkait lainnya dalam pengelolaan dan penyelenggaraan keamanan dalam negeri% *an terakhir, membentuk *epartemen Kepolisian atau Kementerian Kepolisian% "angkah ini sebenarnya pernah di'oba pada masa 9rde "ama, namun karena konsepsinya berbeda dengan esensi kepolisian demokratik, maka Polri ketika itu men#adi kepan#angan tangan dari penguasa% Namun tidak ada salahnya diu#imaterikan kembali, karena kondisi yang berbeda dengan era -oekarno dulu% *i 0$rika -elatan pernah ter#adi pula di mana *epartemen Kepolisiannya merupakan kepan#angan tangan dari penguasa yang menerapkan 0partheid% *ari lima kemungkinan reposisi Polri memberikan gambaran bah&a #adi atau tidak #adinya pembahasan RUU Kamnas, Polri harus mengka#i se'ara mendalam kemungkinan reposisi tersebut% Hal ini terkait dengan penataan kelembagaan agar Polri dalam Re$ormasi -ektor Keamanan, tidak lagi ketinggalan dan kebakaran #enggot, dengan akselerasi dan kema#uan ,saudara tua, tersebut%

Keamanan nasional *ari :ikipedia bahasa +ndonesia, ensiklopedia bebas /elum *iperiksa -e'urity measures taken to prote't the Houses o$ Parliament in "ondon, ;ngland% )hese hea.y blo'ks o$ 'on'rete are designed to pre.ent a 'ar bomb or other de.i'e being rammed into the building% Keamanan nasional menun#uk ke kebi#akan publik untuk memastikan keselamatan dan keamanan negara melalui penggunaan kuasa ekonomi dan militer dan pen#alanan diplomasi, baik dalam damai dan perang% 4ara yang diambil untuk memastikan keamanan nasional termasuk2 penggunaan diplomasi untuk men'ari sekutu dan mengisolasi an'aman menggunakan kuasa ekonomi untuk melakukan atau memaksa ker#a sama men#aga angkatan bersen#ata yang e$ekti$ melakukan pertahanan sipil dan kesiapan darurat memastikan pemulihan 'epat dan perbanyakan in$rastruktur kritikal menggunakan #asa inteligen untuk mendeteksi dan mengalahkan atau men'egah an'aman dan espionase, dan melindungi in$ormasi rahasia men#aga budaya nasional yang tidak dikenal atau antinasionalisme, terutama di ruang hiburan utama%

Re$ormasi2 +mplikasi dan Kon$usionisme Pan'asila 9P+N+ Mang 9e#ank +ndro < 25 No.ember 2050 < 202(5 2= 0 Nihil% 0mbruknya kera#aan otoriter -oeharto pada tanggal 25 Mei 5>>6 merupakan titik balik ?na$as@ Pan'asila% /ukan sekadar ideologi dan dasar negara semata% "ebih #auh, Pan'asila adalah 'itra bangsa dan negara% -eandainya se#ak kelahiran Pan'asila sudah dikeloniA5B dengan penalaran dan studi mendalam terhadap kelima sila 1 seperti nilai religius, nilai moral, nilai kebangsaan, nilai keadilan, dan nilai kebersamaan dan toleransi 1 se'ara apa adanya dalam masyarkatC penulis meyakini isu tentang kredibilitas ke1 Pan'asila1an tidak akan ?diperkosa@ di re7im re$ormasi saat ini% Realita yang bisa kita simak dengan pan'a indera adalah kondisi ketuhanan negeri kita yang seperti tanpa )uhan atau ?kebanyakan tuhan%@ Negeri yang mengaku berkemanusiaan yang adil dan beradab sekarang antipati tentang prikemanusiaan% Persatuan +ndonesia lebih tenar sebagai ?banyolan@ semata% Rakyat bingung men'ari per&akilan mereka% Keadilan sosial

yang bagi beberapa orang sa#a%A2B -elentingan pertanyaan dari beberapa orang, ?Masih hidupkah kau, Pan'asilaD@ Pan'asila merupaka padanan konsep Kon$usionisme yang dikembangkan Pro$% )u :ei Ming untuk pengembangan pendidikan moral di -ingapura% Konsep Kon$usionisme #uga dikenal di Eepang, Korea -elatan, )ai&an, dan Hong Kong% Pan'asila, menurut Pro$% H%0%R )ilaar, merupakan suatu doktrin yang terbuka karena Pan'asila merupakan suatu &ay o$ li$e% *i sinilah terdapat kesamaan prespekti$ keterbukaan Pan'asila dan Kon$usionisme% Pro$% H%0%R )ilaar menegaskan bah&a pan'asila dapat menerima nilai1 nilai Kon$usionis yang 1 mungkin 1 mempunyai nilai uni.ersal yang dapat di adopsi oleh masyarakat kita, masyarakat Pan'asila% Re$ormasi sebagai gerbang menu#u demokrasi +ndonesia se'ara tidak langsung ?membunuh@ Pan'asila% /eberapa pengamat mengatakan bah&a demokrasi1lah yang melunturkan ?harga@ pan'asila ditengah peradaban bangsa +ndonesia% Faman orde baru, berdialog dan berdiskusi tentang pan'asila adalah hal yang ?na#is%@ Gus Mus 1 panggilan akrab 0% Musto$a /isri 1 men#elas1kembangkan pengertian pan'asila harus berdasarkan sila1sila di dalamnya% /ahkan Pan'asila harus men#adi pembahasan rutin mengenai ideologi1ideologi lain yang, memin#am istilah Gus Mus, ?mengepung@ Pan'asila% *engan demikian, ?pemerkosaan@ terhadap Pan'asila tidak digilir oleh pemegang kekuasaan% -elain itu, pemahanan konsep Kon$usionisme sebagai pendamping Pan'asila harus segera ?dika&inkan@ sebagai salah satu alternati$ ?penyembuhan@ bangsa dari pandemi dasar1 dasar kenegaraan dan ideologi%

Anda mungkin juga menyukai