Anda di halaman 1dari 17

Critical thinking Tetanus neonatorum

KELOMPOK 5 KETUA : STANY SEKRETARIS : DEPHIA ANGGOTA : BAGAS ADI MEVY INDRY MERDEKAWATI WINE MEILASARI R. MAUDY AHMAD HARIS ERIN DEBORAH REYNETHA

Pentingnya Imunisasi Tetanus Toxoid


Manfaat Imunisasi TT Melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum (Yulaikhah, 2008: 59). Memberi kekebalan terhadap penyakit tetanus terhadap ibu dan janin yang dikandungnya. (Mandriawati, 2007: 141). Sesuai dengan WHO, seorang ibu harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali (suntikan) selama kehamilan (pertama pada saat kunjungan antenatal dan kedua pada empat minggu kemudian).
http://by--one.blogspot.com/2011/06/imunisasi-tetanus-toksoid-tt.html#chitika_close_button

Cara Pemotongan Tali Pusat


Pemotongan tali pusat menurut standar persalinan normal: Setelah mengeringkan bayi, tutup kepala dan badan bayi kecuali tali pusat. Menengadahkan kepala bayi dan membersihkan saluran pernafasannya. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi. Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem. (JNPKR, Depkes RI, 2004)
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/1tpusat.pdf

http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/1tpusat.pdf

Fisiologi Lepasnya Tali Pusat


Peralatan yang digunakan dalam pemotongan tali sangat berpengaruh dalam timbulnya penyakit pada tali pusat. Saat dipotong tali pusat terlepas dari suply darah dari ibu. Tali pusat yang menempet pada pusat bayi lama kelamaan akan kering dan terlepas. Pengeringan dan pemisahan tali pusat sangat dipengaruhi oleh aliran udara yang mengenainya. Jaringan pada sisa tali pusat dapat dijadikan tempat koloni oleh bakteri jika dibiarkan lembab dan kotor. Sisa potongan tali pusat menjadi sebab utama terjadinya infeksi.
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/1tpusat.pdf

Fisiologi Lepasnya Tali Pusat

Pemisahan yang terjadi antara pusat dan tali pusat dapat disebabkan oleh keringnya tali pusat atau diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena terjadi infeksi bakteri. Pada proses pemisahan secara normal jaringan yang tertinggal sangat sedikit, sedangkan pemisahan yang diakibatkan oleh infeksi masih menyisakan jaringan dalam jumlah banyak.

http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/1tpusat.pdf

Apa itu Tetanus Neonatorum?


Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada bayi berusia kurang dari 28 hari yang disebabkan oleh Clostridium tetani yaitu bakteria yang mengeluarkan toksin (racun) yang menyerang sistem saraf pusat (Saifuddin, 2001).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21814/4/Chapter%20II.pdf

Proses Masuknya Bakteri Clostridium Tetani


Clostridium Tetani masuk ke dalam tubuh kita lewat spora melalui luka potongan tali pusat yang tidak steril. Luka tersebut menjadi anaerob, spora berubah menjadi bentuk vegetatif dan berkembang biak. Kuman ini akan melepaskan dua toksin: Tetanospamin Tetanolisin dan akan disebarkan ke sistem saraf dll.

http://gejalatetanus.com/tetanus-neonatorum/

Gejala-gejala yang ditimbulkan Tetanus Neonatorum


Kaku pada otot rahang sehingga penderita sukar membuka

mulut. Kaku pada otot mimik muka,dahi bayi mengerut, dan sudut mulut bayi mencucu. Tubuh melengkung seperti busur. Kaku pada otot dinding perut menyebabkan dinding perut teraba seperti papan. Terjadi gangguan pernafasan akibat kekakuan yang terusmenerus dari otot laring. Timbul kejang-kejang setelah penderita menerima rangsangan.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21814/4/Chapter II.pdf

Prognosis
Prognosis tetanus di klasifikasikan dari tingkat keganasannya, dimana : 1. Ringan; bila tidak adanya kejang umum (generalized spsm) 2. Sedang; Bila sekali muncul kejang umum 3. Berat ;bilakejang umum yang berat sering terjadi Prognosa dikatakan jelek apabila: 1. Umur bayi kurang dari 7 hari 2. Masa inkubasi 7 hari atau kurang 3. Periode timbulnya gejala kurang dari 18 jam 4. Dijumpai muscular spasm.
http://library.usu.ac.id/download/fk/penysaraf-kiking2.pdf

Penanganan

Penderita perlu dirawat dirumah sakit, diletakkan dibawah

penghangat dengan suhu 36,2-36,5 derajat C, dengan infus cairan gula dan elektrolit. Pemberian makanan dibatasi agar tidak merangsang terjadinya muntah. 50 ml/kgBB/hari berupa ASI atau 120 kal/kgBB/hari dan dinaikkan bertahap. Pemberian obat golongan benzodiazepin sebagai penenang, anti kejang, dan pelemas otot yang kuat.

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=52755

Pencegahan

Pemotongan dan perawatan tali pusat wajib menggunakan

alat yang steril. Pengendalian kebersihan pada tempat pertolongan persalinan perlu dilakukan dengan mengurangi kontaminasi spora pada saat proses persalinan, pemotongan dan perawatan tali pusat. pemberian imunisasi TT kepada ibu hamil minimal dua kali selama kehamilan

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=52755

Diagnosa Dengan Clinical Reasoning


Definisi clinical

suatu proses dimana seorang dokter mendiagnosis pasien berdasarkan pengetahuan dan kemampuan yang dia miliki.
Dasar clinical

kemampuan mencari informasi yang mendukung diagnosis dengan berfikir kritis.

pendidikandokter.wordpress.com/2012/06/10/clinical-reasoning-dalam-pendidikan-dokter/

Diagnosa Dengan Clinical Reasoning

Proses clinical

1. induktif : anamnesis dan pemeriksaan menunjang 2. deduktif hipotetif : hipotesa dan berdasarkan pertanyaan 3. deduktif hipotetif integratif : hipotesis bukan penyakit.

pendidikandokter.wordpress.com/2012/06/10/clinical-reasoning-dalam-pendidikan-dokter/

Diagnosa Dengan Clinical Reasoning

Contoh-contoh diagnosa: Presepsi dan interpretasi Pembentukan hipotesis Strategi dan kemampuan klinis Komulasi Pengambilan keputusan diagnosa

pendidikandokter.wordpress.com/2012/06/10/clinical-reasoning-dalam-pendidikan-dokter/

Terimakasih atas perhatiannya.

Anda mungkin juga menyukai