Kelompok : B-7
2" #ISI L GI PENDENGARAN 2"1 P$o%e% Pe&'e&()$)& Tel*&() l+)$ ')& ,e&()- me&(+.)- (elom.)&( %+)$) ')$* -)&,)$)& +')$) me&/)'* (e,)$)& 0)*$)& '* ,el*&() ')l)m Reseptor reseptor khusus untuk suara terletak di telinga dalam yang berisi cairan. Dengan demikian, gelombang suara hantaran udara harus disalurkan ke arah dan dipindahkan ke telinga dalam, dan dalam prosesnya melakukan kompensasi terhadap berkurangnya energy suara yang terjadi secara alamiah sewaktu gelombang suara bepindah dari udara ke air. Telinga luar (pinna), adalah suatu lempeng tulang rawan terbungkus kulit, mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke telinga luar. Pintu masuk ke kanalis telinga dijaga oleh rambut rambut halus yang ber ungsi sebagai mekanisme imun tubuh. Demnikian juga dengan ungsi serumen. !embrane timpani, yang teregang menutupi pintu masuk telinga tengah, bergetar sewktu terkena gelombang suara seiring dengan rekuensi yang masuk. Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membrane timpani ke cairan di telinga tengah dalam. Pemindahan ini dipermudah dengan adanya rantai tulang (osikula auditi"a) yang terdiri dari maleus, incus, stapes. Tulang pertama, maleus, melekat ke membrane timpani sedangkan tulang terakhir, stapes, melekat ke enestra o"alis. #etika membrane timpani bergetar sebagai respons terhadap gelombang suara, rantai tulang tersebut juga bergerak dengan rekuensi sama. Terdapat $ mekanisme yang berkaitan dengan system osikuler yang memperkuat tekanan gelombangsuara dari udara untuk menggetarkan cairan di koklea. Pertama, karena luas permukaan membrane timpani jauh lebih besar daripada luas permukaan enestra o"alis, terjadi peningkatan tekanan ketika gaya yang bekerja di membrane timpani disalurkan ke enestra o"alis. #edua, e ek pengungkit tulang tulang pendengaran menghasilkan keuntungan mekanis tambahan. #edua mekanisme ini bersama sama meningkatkan gaya yang timbul pada enestra o"alis sebesar $% kali lipat dar gelombang yang langsung mengenai gendang telinga. Tekanan tambahan ini cukup untuk menggetarkan cairan di koklea.
Sel $)m.+, '* o$()& 0o$,* me&(+.)- (e$)k)& 0)*$)& me&/)'* %*&1)l %)$)2
&agian koklearis telinga dalam yang berbentuk seperti siput adalah suatu system tubulus bergelung yang terletak dalam tulang temporalis. 'rgan corti yang terletak diatas membrane basilaris, diseluruh panjangnya mengandung sel sel rambut yang ,merupakan reseptor untuk suara. (el sel rambut ini menghasilkan sinyal sara jika rambut di permukaannya secara mekanis mengalami perubahan bentuk berkaitan dengan pergerakan cairan di telinga dalam. #arena organ coti menumpang pada membrane basilaris, sel sel rambut juga bergerak naik turun ketika membrane basilaris bergetar. Perubahan bentuk mekanis rambut ini menyebabkan perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantian, sehingga menyebabkan perubahan potensial berjenjang di reseptor dan mempengarihi kecepatan potensi aksi yang merambat ke otak. 2"2 #*%*olo(* Ke%e*m.)&()& #analis semisirkularis merupakan alat keseimbangan dinamik dan terangsang oleh gerakan yang melingkar, sehingga kemana saja arah kepala, asal gerakan itu membentuk putaran, maka gerakan itu akan tertangkap oleh salah satu, dua atau ketiga kanalis semisirkularis bersama)sama. Pada manusia, kanalis semisirkularis hori*ontal yang mempunyai peran dominan oleh karena manusia banyak bergerak secara hori*ontal. +trikulus dan sakulus merupakan alat keseimbangan statik, yang terangsang oleh gerak percepatan atau perlambatan yang lurus arahnya, dan juga oleh gra"itasi. +trikulus terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang mendatar, sedangkan sakulus terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang "ertikal. Dalam keadaan diam, gra"itasi berpengaruh terhadap utrikulus maupun sakulus. ,ubungan sistem "estibuler dengan otot)otot mata erat sekali, sehingga semua gerakan endolim e selalu diikuti oleh gerakan bola mata. (istem "estibuler berhubungan dengan sistem tubuh yang lain, sehingga kelainan sistem "estibuler bisa menimbulkan gejala pada sistem tubuh yang bersangkutan.
3" TULI AKIBAT BISING PENDA4ULUAN -angguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss . /0,1 ) adalah tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja.2,$ Tuli akibat bising merupakan jenis ketulian sensorineural yang paling sering dijumpai setelah presbikusis. (ecara umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. &ising yang intensitasnya 34 desibel ( d& ) atau lebih dapat menyebabkan kerusakan reseptor pendengaran 5orti pada telinga dalam. (i at ketuliannya adalah tuli sara koklea dan biasanya terjadi pada kedua telinga. &anyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat terpapar bising antara lain intensitas bising yang lebih tinggi, ber rekwensi tinggi, lebih lama terpapar bising, kepekaan indi"idu dan aktor lain yang dapat menimbulkan ketulian. DE#INISI &ising adalah suara atau bunyi yang mengganggu atau tidak dikehendaki.Dari de inisi ini menunjukkan bahwa sebenarnya bising itu sangat subyekti , tergantung dari masing)masing
indi"idu, waktu dan tempat terjadinya bising.(edangkan secara audiologi, bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai rekwensi. 5acat pendengaran akibat kerja ( occupational dea ness . noise induced hearing loss ) adalah hilangnya sebahagian atau seluruh pendengaran seseorang yang bersi at permanen, mengenai satu atau kedua telinga yang disabkan oleh bising terus menerus dilingkungan tempat kerja. Dalam lingkungan industri, semakin tinggi intensitas kebisingan dan semakin lama waktu pemaparan kebisingan yang dialami oleh para pekerja, semakin berat gangguan pendengaran yang ditimbulkan pada para pekerja tersebut. Tuli akibat bising merupakan tuli sensorineural yang paling sering dijumpai setelah presbikusis. 1ebih dari $3 juta orang 6merika mengalami ketulian dengan berbagai macam derajat, dimana 2% juta orang diantaranya mengalami ketulian akibat terpapar bunyi yang keras pada tempat kerjanya. ETI L GI 7aktor) aktor yang mempengaruhi pemaparan kebisingan 8 2. 0ntensitas kebisingan $. 7rekwensi kebisingan 9. 1amanya waktu pemaparan bising :. #erentanan indi"idu 4. ;enis kelamin <. +sia =. #elainan di telinga tengah PENGARU4 KEBISINGAN PADA PENDENGARAN Perubahan ambang dengar akibat paparan bising tergantung pada rekwensi bunyi, intensitas dan lama waktu paparan, dapat berupa 8 2. 6daptasi &ila telinga terpapar oleh kebisingan mula)mula telinga akan merasa terganggu oleh kebisingan tersebut, tetapi lama)kelamaan telinga tidak merasa terganggu lagi karena suara terasa tidak begitu keras seperti pada awal pemaparan. $. Peningkatan ambang dengar sementara Terjadi kenaikan ambang pendengaran sementara yang secara perlahanlahan akan kembali seperti semula. #eadaan ini berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam bahkan sampai beberapa minggu setelah pemaparan. #enaikan ambang pendengaran sementara ini mula)mula terjadi pada rekwensi :%%% ,*, tetapi bila pemeparan berlangsung lama maka kenaikan nilai ambang pendengaran sementara akan menyebar pada rekwensi sekitarnya. !akin tinggi intensitas dan lama waktu pemaparan makin besar perubahan nilai ambang pendengarannya. Respon tiap indi"idu terhadap kebisingan tidak sama tergantung dari sensiti"itas masing) masing indi"idu. 9. Peningkatan ambang dengar menetap #enaikan terjadi setelah seseorang cukup lama terpapar kebisingan, terutama terjadi pada rekwensi :%%% ,*. -angguan ini paling banyak ditemukan dan bersi at permanen, tidak dapat disembuhkan . #enaikan ambang pendengaran yang menetap dapat terjadi setelah 9,4 sampai $% tahun terjadi pemaparan, ada yang mengatakan baru setelah 2%)24 tahun setelah terjadi pemaparan. Penderita mungkin tidak menyadari bahwa pendengarannya telah berkurang dan baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan audiogram.
,ilangnya pendengaran sementara akibat pemaparan bising biasanya sembuh setelah istirahat beberapa jam ( 2 $ jam ). &ising dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama ( 2% 24 tahun ) akan menyebabkan robeknya sel)sel rambut organ 5orti sampai terjadi destruksi total organ 5orti. Proses ini belum jelas terjadinya, tetapi mungkin karena rangsangan bunyi yang berlebihan dalam waktu lama dapat mengakibatkan perubahan metabolisme dan "askuler sehingga terjadi kerusakan degenerati pada struktur sel)sel rambut organ 5orti. 6kibatnya terjadi kehilangan pendengaran yang permanen. +mumnya rekwensi pendengaran yang mengalami penurunan intensitas adalah antara 9%%% <%%% ,* dan kerusakan alat 5orti untuk reseptor bunyi yang terberat terjadi pada rekwensi :%%% ,* (: # notch). 0ni merupakan proses yang lambat dan tersembunyi, sehingga pada tahap awal tidak disadari oleh para pekerja. ,al ini hanya dapat dibuktikan dengan pemeriksaan audiometri. 6pabila bising dengan intensitas tinggi tersebut terus berlangsung dalam waktu yang cukup lama, akhirnya pengaruh penurunan pendengaran akan menyebar ke rekwensi percakapan ( 4%% $%%% ,* ). Pada saat itu pekerja mulai merasakan ketulian karena tidak dapat mendengar pembicaraan sekitarnya. KLASI#IKASI (ecara umum e ek kebisingan terhadap pendengaran dapat dibagi atas $ kategori yaitu 8 2. /oise 0nduced Temporary Threshold (hi t ( TT( ) $. /oise 0nduced Permanent Threshold (hi t ( /0PT( ) N ISE INDU5ED TEMP RARY T4RES4 LD S4I#T 6 NITTS 7 (eseorang yang pertama sekali terpapar suara bising akan mengalami berbagai perubahan, yang mula)mula tampak adalah ambang pendengaran bertambah tinggi pada rekwensi tinggi. Pada gambaran audiometri tampak sebagai > notch > yang curam pada rekwensi :%%% ,*, yang disebut juga acoustic notch.Pada tingkat awal terjadi pergeseran ambang pendengaran yang bersi at sementara, yang disebut juga /0TT(. 6pabila beristirahat diluar lingkungan bising biasanya pendengaran dapat kembali normal. N ISE INDU5ED PERMANENT T4RES4 LD S4I#T 6 NIPTS 7 Didalam praktek sehari)hari sering ditemukan kasus kehilangan pendengaran akibat suara bising, dan hal ini disebut dengan > occupational hearing loss > atau kehilangan pendengaran karena pekerjaan atau nama lainnya ketulian akibat bising industri. Dikatakan bahwa untuk merubah /0TT( menjadi /0PT( diperlukan waktu bekerja dilingkungan bising selama 2% 24 tahun, tetapi hal ini bergantung juga kepada 8 2. tingkat suara bising $. kepekaan seseorang terhadap suara bising /0PT( biasanya terjadi disekitar rekwensi :%%% ,* dan perlahan)lahan meningkat dan menyebar ke rekwensi sekitarnya. /0PT( mula)mula tanpa keluhan, tetapi apabila sudah menyebar sampai ke rekwensi yang lebih rendah ( $%%% dan 9%%% ,* ) keluhan akan timbul. Pada mulanya seseorang akan mengalami kesulitan untuk mengadakan pembicaraan di tempat yang ramai, tetapi bila sudah menyebar ke rekwensi yang lebih rendah maka akan timbul kesulitan untuk mendengar suara yang sangat lemah. /otch bermula pada rekwensi 9%%% <%%% ,*, dan setelah beberapa waktu gambaran audiogram menjadi datar pada rekwensi yang lebih tinggi. #ehilangan pendengaran pada rekwensi :%%% ,* akan terus bertambah dan menetap setelah 2% tahun dan kemudian perkembangannya menjadi lebih lambat. PAT GENESIS Tuli akibat bising mempengaruhi organ 5orti di koklea terutama sel)sel rambut. Daerah yang pertama terkena adalah sel)sel rambut luar yang menunjukkan adanya degenerasi yang meningkat sesuai dengan intensitas dan lama paparan.
(tereosilia pada sel)sel rambut luar menjadi kurang kaku sehingga mengurangi respon terhadap stimulasi. Dengan bertambahnya intensitas dan durasi paparan akan dijumpai lebih banyak kerusakan seperti hilangnya stereosilia. Daerah yang pertama kali terkena adalah daerah basal. Dengan hilangnya stereosilia, sel)sel rambut mati dan digantikan oleh jaringan parut. (emakin tinggi intensitas paparan bunyi, sel)sel rambut dalam dan sel)sel penunjang juga rusak. Dengan semakin luasnya kerusakan pada sel)sel rambut, dapat timbul degenerasi pada sara yang juga dapat dijumpai di nukleus pendengaran pada batang otak. Pe$+.)-)& )&),om* 1)&( .e$-+.+&()& 'e&()& p)p)$)& .*%*&( Dari sudut makromekanikal ketika gelombang suara lewat, membrana basilaris meregang sepanjang sisi ligamentum spiralis, dimana bagian tengahnya tidak disokong. Pada daerah ini terjadi penyimpangan yang maksimal. (el)sel penunjang disekitar sel rambut dalam juga sering mengalami kerusakan akibat paparan bising yang sangat kuat dan hal ini kemungkinan merupakan penyebab mengapa baris pertama sel rambut luar yang bagian atasnya bersinggungan dengan phalangeal process dari sel pilar luar dan dalam merupakan daerah yang paling sering rusak. &agaimana energi mekanis ditransduksikan kedalam peristiwa intraseluler yang memacu pelepasan neurotransmitter ? (aluran transduksi berada pada membran plasma pada masing) masing silia, baik didaerah tip atau sepanjang tangkai ( sha t ), yang dikontrol oleh tip links, yaitu jembatan kecil diantara silia bagian atas yang berhubungan satu sama lain. -erakan mekanis pada barisan yang paling atas membuka ke saluran menyebabkan in luks #@ dan 5a@@ dan menghasilkan depolarisasi membran plasma. Pergerakan daerah yang berlawanan akan menutup saluran serta menurunkan jumlah depolarisasi membran. 6pabila depolarisasi mencapai titik kritis dapat memacu peristiwa intraseluler. Telah diketahui bahwa sel rambut luar memiliki sedikit a eren dan banyak e eren. -erakan mekanis membrana basilaris merangsang sel rambut luar berkontraksi sehingga meningkatkan gerakan pada daerah stimulasi dan meningkatkan gerakan mekanis yang akan diteruskan ke sel rambut dalam dimana neurotransmisi terjadi. #erusakan sel rambut luar mengurangi sensiti itas dari bagian koklea yang rusak. #ekakuan silia berhubungan dengan tip links yang dapat meluas ke daerah basal melalui lapisan kutikuler sel rambut. 1iberman dan Dodds (2A3=) memperlihatkan keadaan akut dan kronis pada awal kejadian dan kemudian pada stimulasi yang lebih tinggi, raktur daerah basal dan hubungan dengan hilangnya sensiti itas sara akibat bising. 7raktur daerah basal menyebabkan kematian sel. Paparan bising dengan intensitas rendah menyebabkan kerusakan minimal silia, tanpa raktur daerah basal atau kerusakan tip links yang luas. Tetapi suara dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan kerusakan tip links sehingga menyebabkan kerusakan yang berat, raktur daerah basal dan perubahan)perubahan sel yang irre"ersibel. PERUBA4AN 4IST PAT L GI TELINGA AKIBAT KEBISINGAN 1okasi dan perubahan histopatologi yang terjadi pada telinga akibat kebisingan adalah sebagai berikut 8 2. #erusakan pada sel sensoris a. degenerasi pada daerah basal dari duktus koklearis b. pembengkakan dan robekan dari sel)sel sensoris c. anoksia $. #erusakan pada stria "askularis (uara dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan kerusakan stria "askularis oleh karena penurunan bahkan penghentian aliran darah pada stria "askularis dan ligamen spiralis sesudah terjadi rangsangan suara dengan intensitas tinggi. 9. #erusakan pada serabut sara dan > ner"e ending >
#eadaan ini masih banyak dipertentangkan, tetapi pada umumnya kerusakan ini merupakan akibat sekunder dari kerusakan)kerusakan sel)sel sensoris. :. ,idrops endolim GAMBARAN KLINIS Tuli akibat bising dapat mempengaruhi diskriminasi dalam berbicara ( speech discrimination ) dan ungsi sosial. -angguan pada rekwensi tinggi dapat menyebabkan kesulitan dalam menerima dan membedakan bunyi konsonan. &unyi dengan nada tinggi, seperti suara bayi menangis atau deringan telepon dapat tidak didengar sama sekali. #etulian biasanya bilateral. (elain itu tinnitus merupakan gejala yang sering dikeluhkan dan akhirnya dapat mengganggu ketajaman pendengaran dan konsentrasi. (ecara umum gambaran ketulian pada tuli akibat bising ( noise induced hearing loss ) adalah 8 2. &ersi at sensorineural $. ,ampir selalu bilateral 9. ;arang menyebabkan tuli derajat sangat berat ( pro ound hearing loss ) Derajat ketulian berkisar antara :% s.d =4 d&. :. 6pabila paparan bising dihentikan, tidak dijumpai lagi penurunan pendengaran yang signi ikan. 4. #erusakan telinga dalam mula)mula terjadi pada rekwensi 9%%%, :%%% dan <%%% ,*, dimana kerusakan yang paling berat terjadi pada rekwensi :%%% ,*. <. Dengan paparan bising yang konstan, ketulian pada rekwensi 9%%%, :%%% dan <%%% ,* akan mencapai tingkat yang maksimal dalam 2% 24 tahun. (elain pengaruh terhadap pendengaran ( auditory ), bising yang berlebihan juga mempunyai pengaruh non auditory seperti pengaruh terhadap komunikasi wicara, gangguan konsentrasi, gangguan tidur sampai memicu stress akibat gangguan pendengaran yang terjadi. DIAGN SIS Didalam menegakkan diagnosis /0,1, ahli T,T harus melakukan anamnesis yang teliti, pemeriksaan isik serta pemeriksaan audiologik. Dari anamnesis didapati riwayat penah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam jangka waktu yang cukup lama, biasanya lebih dari 4 tahun. (edangkan pada pemeriksaan otoskopik tidak ditemukan kelainan.Pada pemeriksaan tes penala didapatkan hasil Rinne positip, Beber lateralisasi ke telinga yang pendengarannya lebih baik dan (chwabach memendek. #esan jenis ketuliannya adalah tuli sensorineural yang biasanya mengenai kedua telinga. #etulian timbul secara bertahap dalam jangka waktu bertahun)tahun, yang biasanya terjadi dalam 3 2% tahun pertama paparan.4 Pemeriksaan audiometri nada murni didapatkan tuli sensorineural pada rekwensi tinggi ( umumnya 9%%% <%%% ,* ) dan pada rekwensi :%%% ,* sering terdapat takik ( notch ) yang patognomonik untuk jenis ketulian ini.(edangkan pemeriksaan audiologi khusus seperti (0(0 ( (hort 0ncrement (ensiti"ity 0ndeC ), 6&1& ( 6lternate &inaural 1oudness &alance ) dan (peech 6udiometry menunjukkan adanya enomena rekrutmen ( recruitment ) yang khas untuk tuli sara koklea. +ntuk menegakkan diagnosis klinik dari ketulian yang disebabkan oleh bising dan hubungannya dengan pekerja, maka seorang dokter harus mempertimbangkan aktor) aktor berikut 8 2. Riwayat timbulnya ketulian dan progresi itasnya. $. Riwayat pekerjaan, jenis pekerjaan dan lamanya bekerja. 9. Riwayat penggunaan proteksi pendengaran. :. !eneliti bising di tempat kerja, untuk menentukan intensitas dan durasi bising yang menyebabkan ketulian.
4. ,asil pemeriksaan audiometri sebelum kerja dan berkala selama kerja. Pentingnya mengetahui tingkat pendengaran awal para pekerja dengan melakukan pemeriksaan audiometri sebelum bekerja adalah bila audiogram menunjukkan ketulian, maka dapat diperkirakan berkurangnya pendengaran tersebut akibat kebisingan di tempat kerja. <. 0denti ikasi penyebab untuk menyingkirkan penyebab ketulian non industrial seperti riwayat penggunaan obat)obat ototoksik atau riwayat penyakit sebelumnya. PENATALAKSANAAN (esuai dengan penyebab ketulian, penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya dari lingkungan bising. &ila tidak mungkin dipindahkan dapat dipergunakan alat pelindung telinga yaitu berupa sumbat telinga ( ear plugs ), tutup telinga ( ear muffs ) dan pelindung kepala ( helmet ). 'leh karena tuli akibat bising adalah tuli sara koklea yang bersi at menetap ( irre"ersible ), bila gangguan pendengaran sudah mengakibatkan kesulitan berkomunikasi dengan "olume percakapan biasa, dapat dicoba pemasangan alat bantu dengar ( 6&D ). 6pabila pendengarannya telah sedemikian buruk, sehingga dengan memakai 6&D pun tidak dapat berkomunikasi dengan adekuat, perlu dilakukan psikoterapi supaya pasien dapat menerima keadaannya. 1atihan pendengaran ( auditory training ) juga dapat dilakukan agar pasien dapat menggunakan sisa pendengaran dengan 6&D secara e isien dibantu dengan membaca ucapan bibir ( lip reading ), mimik dan gerakan anggota badan serta bahasa isyarat untuk dapat berkomunikasi. PR GN SIS 'leh karena jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tuli sara koklea yang si atnya menetap, dan tidak dapat diobati secara medikamentosa maupun pembedahan, maka prognosisnya kurang baik. 'leh sebab itu yang terpenting adalah pencegahan terjadinya ketulian. PEN5EGA4AN Tujuan utama perlindungan terhadap pendengaran adalah untuk mencegah terjadinya /0,1 yang disebabkan oleh kebisingan di lingkungan kerja. Program ini terdiri dari 9 bagian yaitu 8 2. Pengukuran pendengaran Test pendengaran yang harus dilakukan ada $ macam, yaitu 8 a. Pengukuran pendengaran sebelum diterima bekerja. b. Pengukuran pendengaran secara periodik. $. Pengendalian suara bising Dapat dilakukan dengan $ cara yaitu 8 a. !elindungi telinga para pekerja secara langsung dengan memakai ear muff ( tutup telinga ), ear plugs ( sumbat telinga ) dan helmet (pelindung kepala ). b. !engendalikan suara bising dari sumbernya, dapat dilakukan dengan cara 8 ) memasang peredam suara ) menempatkan suara bising ( mesin ) didalam suatu ruangan yang terpisah dari pekerja 9. 6nalisa bising 6nalisa bising ini dikerjakan dengan jalan menilai intensitas bising, rekwensi bising, lama dan distribusi pemaparan serta waktu total pemaparan bising. 6lat utama dalam pengukuran kebisingan adalah sound level meter . KESIMPULAN
2. &ising dengan rekwensi dan intensitas tertentu dapat menyebabkan ketulian yang berupa tuli sara dan si atnya permanen. $. Pemeriksaan isik dan pengujian audiometrik mutlak dibutuhkan untuk setiap pekerja yang dilakukan sebelum mulai bekerja dan secara berkala selama bekerja dengan tujuan untuk mencegah terjadinya gangguan pendengaran akibat bising terutama bising industri. 9. 'leh karena jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tuli sara koklea yang si atnya menetap dan tidak dapat diobati secara medikamentosa ataupun pembedahan, maka yang terpenting dilakukan adalah pencegahan terjadinya ketulian.
G)&((+)& Tel*&() L+)$ Otalgia 'talgia adalah rasa nyeri pada telinga. #arena telinga dipersara i oleh sara yang kaya (ner"us kranialis D, D00, 0E, dan E selain cabang sara ser"ikalis kedua dan ketiga), maka kulit di tempat ini menjadi sangat sensiti . 'talgia adalah gejala yang dapat timbul dari iritasi lokal karena banyak kondisi dan dapat juga disebabkan oleh nyeri pindahan dari laring dan aring. &anyak keluhan nyeri telinga sebenarnya akibat nyeri di dekat ser ndi temporomandibularis. Diperkirakan bahwa lebih c 4%F pasien yang mengeluh otalgia tidak ditemukan pnyakit telinganya. Impaksi Serumen (ecara normal serumen dapat tertimbun dalam ka eksternus dan dalam jumlah dan warna yang ber"aria !eskipun biasanya tidak perlu dikeluarkan, kadang kadang dapat mengalami in aeksi, menyebabkan rasa penuh dalam telinga, dan.atau kehilangan perdengaran. Penumpukan serumen terutama bermakna populasi geriatrik sebagai penyebab de isit pendengar +saha membersihkan kanalis auditorius dengan bata korek api, jepit rambut, atau alat lain bisa berbahay karena trauma terhadap kulit dapat mengakibatkan in ek atau kerusakan gendang telinga. Penatalaksanaan. (erumen dapat diambil denga irigasi, pengisapan, atau instrumentasi. #ecuali bila riwayat per orasi membrana timpani atau terdapat in lamasi telinga luar (otitis eksterna), irigasi lembut kan prosedur yang dapat diterima untuk mengambil serumen. Teknik ini e ekti bila serumen tidak terlalu melekat dalam kanalis auditorius eksteni Pengambilan serumen yang berhasil dengan irigasi ha bisa dicapai bila aliran air dapat mencapai bela serumen yang menyumbat agar dapat mendorongnya lateral dan ke luar dari kanalis. !eskipun irrigator pic air biasanya aman, namun instrumen ini berhubungan den per orasi membrana timpani dan bahkan cedera otologik yang lebih serius. !aka harus digunakan tekanan serdah mungkin yang digunakan untuk mencegah trail mekanik. &ila sebelumnya sudah terdapat per orasi membran timpani di belakang impaksi serumen, air dapat mema ruang telinga tengah. !asuknya air dingin ke da telinga tengah dapat mengakibatkan "ertigo akut dengan cara menginduksi arus kon"eksi termal dalam kanalis semi sirkularis. !emasukkan air ke dalam rongga teli tengah dapat juga meningkatkan risiko in eksi. 0rigasi kanalis juga terbukti mengakibatkan otitis eksterna8 na (osteomielitis tulang temporal) pada manula pende diabetes. &ila harus melakukan irigasi aural pada penderita diabetes, harus digunakan larutan steril.
&ila irigasi ti berhasil sempurna atau bila impaksi serumen tidak purna, maka dapat dilakukan pengangkatan secara mekanis, dengan pandangan langsung pada pasien yang koope)rati oleh tenaga pro esional yang terlatih. (erumen juga dapat dilunakkan dengan meneteskan beberapa tetes gliserin hangat, minyak mineral, atau hidrogen peroksida perbandingan setengah selama 9% menit sebelum pengangkatan. &ahan seruminolitik, seper)ti peroksida dalam gliseril (DebroC) atau 5erumeneC juga tersediaG namun, senyawa ini dapat menyebabkan reaksi alergi dalam bentuk dermatitis. Pemakaian larutan ini dua sampai tiga kali sehari selama beberapa hari biasanya sudah mencukupi untuk memudahkan pengangkatan im)paksi. &ila impaksi serumen tak dapat dilepaskan dengan cara ini, dapat diangkat oleh petugas perawatan kesehatan dengan instrumen khusus seperti kuret serumen dan pengisap aural yang menggunakan mikroskop binokuler untuk pembesaran.&enda 6sing Otitis Eksterna 0n eksi, utamanya bakteri atau jamur, merupakan masalah yang paling sering pada telinga. #ebanyakan penyebab otitis eksterna (in eksi telinga luar) termasuk air dalam kanalis auditorius eksternus (telinga perenang), trauma kulit kanalis memungkinkan masuknya organisme ke jaringan, dan kondisi sistemik seperti de isiensi "itamin dan kelainan endokrin. #analis telinga normal steril pada beberapa orangG sedang lainnya mengandung (taphylo)coccus albus dan.atau organisme lain seperti di teroid. Patogen otitis eksterna yang paling sering adalah (taphy)lococcus aureus dan spesies Pseudomonas. ;amur yang paling sering dapat terisolasi dari telinga normal maupun yang terin eksi adalah 6spergillus. 'titis eksterna sering disebabkan oleh dermatosis seperti psoriasis, ek*ema, atau dermatitis sebore. &ahkan reaksi alergi terhadap semprot rambut, cat rambut, dan losion pengeriting rambut permanen dapat mengakibatkan dermatitis, yang akan hilang bila bahan penyebabnya dihilangkan. !ani estasi #linis. Pasien biasanya datang dengan nyeri, cairan dari kanalis auditorius eksternus, nyeri tekan aural (biasanya tak terdapat pada in eksi telinga tengah), dan kadang demam, selulitis, dan lim adenopati. #eluhan lain dapat meliputi pruritus dan kehilangan pendengaran atau perasaan penuh. Pada pemeriksaan otoskopis kanalis telinga nampak eritema dan edema. 5airan berwarna taming atau hijau dan berbau busuk. Pada in eksi jamur bahkan dapat terlihat spora hitam seperti rambut. Penatalaksanaan. Prinsip terapi ditujukan untuk menghilangkan ketldaknyamanan, mengurangi pembeng)kakan kanalis telinga, dan mengeradikasi in eksi. Tak jarang pasien mendapat resep analgetik selama :3 sampai A$ jam pertama. &ila jaringan di kanalis eksternus meng)alami edema, perlu dipasang sumbu untuk menjaga kaHnalis tetap terbuka sehingga cairan obat (mis. larutan &urow, sediaan antibiotika telinga) dapat dimasukkan). 'bat tersebut dapat diberikan dengan penetes dengan suhu ruangan. 'bat yang dipakai biasanya kombinasi antibiotika dan kortikosteroid untuk melemaskan jaringan yang terin lamasi. ;ika terdapat selulitis atau demam, maka perlu diberikan antibiotika sistemik. &ahan anti)jamur dapat diberikan bila perlu. Pasien diingatkan untuk tidak membersihkan sendiri kanalis auditorius eksternus menggunakan lidi kapas. Pasien juga dilarang untuk berenang atau memasukkan air ke dalam telinga ketika mencuci rambut atau mandi. Bool kambing atau kapas dapat diolesi jel yang tak larut air (seperti "aselin) dan diletakkan di telinga untuk mencegah kontaminasi air. Pasien dapat mencegah in eksi dengan menggunakan preparat antiseptik telinga sehabis dibersihkan dan mandi .
G)&((+)& Tel*&() Te&())" G)&((+)& #+&(%* T+.) E+%,)0-*+% T+.) ,e$.+k) ).&o$m)l Tuba terus)menerus membuka, sehingga udara masuk ke telinga tengah waktu respirasi. Penyebabnya adalah rhinitis atro i aringitis, gangguan ungsi otot seperti myasthenia gra"is. -ejalanya berupa rasa penuh dalam telinga atau auto oni ( gema suara sendiri terdengar lebih keras ) .%,$+k%* ,+.) 6kibat peradangan naso aring atau tumor naso aring ." B)$o,$)+m) 6 )e$o,*,*% 7 #eadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba)tiba di luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam. #eluhan berupa kurang dengar, rasa nyeri di telinga, auto oni, "ertigo dan tinitus 0" ,*,*% Me'*) ,*,*% Me'*) S+p+$),*2 )k+, Dapat dicetuskan oleh in eksi saluran na as atas. Pada anak, makin sering terkena in eksi saluran na as, makin besar kemungkinan terjadinya '!6. Penyebabnya adalah Streptococcus hemoliticus, Staphylococcus aureus, Pneumococcus. -ejalanya berupa rasa nyeri di telinga dan suhu tubuh tinggi. ,*,*% Me'*) S+p+$),*2 k$o&*% 0n eksi kronis di telinga tengah dengan per orasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga terus)menerus. (ekret kental dan berupa nanah dan berbau khas. ,*,*% Me'*) Se$o%) )k+, Terbentuknya sekret cairan serosa di telinga tengah secara tiba)tiba, yang disebabkan sumbatan tuba, "irus dan alergi. -ejalanya berupa pendengaran yang berkurang, suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda, rasa nyeri pada telinga ( tapi tidak pernah ada pada gangguan akibat alergi atau "irus ) ,*,*% Me'*) Se$o%) k$o&*% 1ebih sering terjadi pada anak)anak. (ekretnya kental seperti lem, maka disebut glue ear. Penyakit ini dapat juga timbul akibat gejala sisa dari '!6 yang tidak sembuh sempurna.
T+l* Ko&(e&*,)l &o&-(e&e,*k Penyebab tersering adalah Rubella, eritroblastosis etalis dan kretinisme
2. Dertigo posisional benigna 8 pasien yang menyadari bahwa pada posisi kepala tertentu, mereka mengalami serangan pusing akut yang berlangsung sepintas disertai nistagmus yang melemah $. Destibular neuronitis 8 pusing berat dengan mual, muntah, tidak mampu berdiri. Dapat hilang dalam 9): hari 9. 1abirinitis 8 peradangan pada telinga dalam
9ENIS GANGGUAN PENDENGARAN LAINNYA 2. Tuli kondukti #arena kelainan ditelinga luaaar atau di telinga tengah a. #elainan telingna luar yang menyebabkan tuli kondukti adalah astresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumsripta, osteoma liang teling. b. #elainan telinga tengah yang menyebabkan tuli kondukti adalah tubakar.sumbatan tuba eustachius, dan dislokasi tulang pensdengaaran. $. Tuli persepti Disebabkan oleh kerusakan koklea (/. audiotorius) atau kerusakan pada sirkuit system sara pusat dari telinga. 'rang tersebut mengalamipenurunan atau kehilangan kemampuan total untuk mendengar suara dan akan terjadi kelainan pada 8 a. 'rgano corti b. (ara 8 /.coclearis dan /."estibularais c. Pusat pendengaran otak 9. Tuli campuran Terjadi karena tuli konduksi yang pada pengobatannya tidak sempurna sehingga in eksi skunder (tuli persepsi juga). Kek+$)&()& Pe&'e&()$)& Iang dimaksud dengan kekurangan pendengaran adalah keadaan dimana seorang kurang dpat mendengar dan mengerti suara atau percakpan yang didengar untuk mendiagnosis kurang pendengaran. (ebagi dokter umum cukuplah memperhatikan keempat aspek penting berikuta ini 8
JPenentuan pada penderita apakah ada kurang pendengaran atau tidak. ;enis kurang pendengaran JDerajat kurang pendengaran !enentukan penyebab kurang pendengaran
2. Penentuan pada penderita apakah ada #P atau tidak Dalam penentuan apakah ada #P atau tidak pada penderita hal penting yang harus diperhatiakan adalah umur prnderita. Respon manusia terhadap suara atau percakapan yang didengranya tergantung pada umur pertumbuhannya. +sia < tahun diambil sebagai batas, kurang dari < tahun respon anak terhadap suara atau percakapan berbeda)beda tergantung umurnya, sedangkan lebih dari < tahun respon anak terhadap suara atau percakapan yang didengar sama dengan orang dewasa karena luasnya aspek diagnostik #P. Pad kedua golongan umur tersbut, maka dalam makalah ini yang diuraikan hanya diagnosis #P pada anak)anak umur < tahun keatas dan dewasa. $. ;enis #P ;enis #P berdasarkan lokalisasi lesi 8 a. #P jenis hantaran 1okalisasi gangguan atau lesi terletak pada telinga luar dan atau telinga tengah. b. #P jenis sensorineural 1okalisasi gangguan atau lesi terletak pada telinga dalam (pada koklea dan /.D000) c. #P jenis campuran 1okalisasi gangguan atau lesi terletak pada telinga tengah dan telinga dalam. d. #P jenis sentral 1okalisasi gangguan atau lesi terletak pada nucleus auditorius dibatang otak sampai dengan korteks otak. e. #P jenis ungsional Pada #P jenis ini tidak dijumpai adanya gangguan atau lesi organic pada system pendengaran baik peri er maupun sentral, melainkan berdadasarkan adanya masalah psikologis atau omosional. +ntuk #P jenis sentral dan ungsional mengingat masih terbatasnya pengetahuan proses pendengara diwilayah trsebut, disamping masih belum banyak dikenal teknik uji pendengaran yang dapat diman aatkan untuk bahan diagnostik, maka pada makalah ini akan dibatasi pada diagnosis #P jenis hantaran sensorineural dan campuran saja.
9. !enentukan penyebab #P !enetukan penyebab #P merupakan hal yang paling sukar diantara kempat batasan atau aspek tersebut diatas, untuk itu diperlukan 8 a. 6namnesis yang luas dan cermat tentang riwayat terjadinya #P tersebut b. Pemeriksaan umum dan khusus (telinga, hidung dan tenggorokan ) yang teliti. c. Pemeriksaan penunjang (bila diperlukan seperti oto laboratorium) 6da : cara yang dapat kita lakukan untuk mengetes ungsi pendengaran penderita, yaitu 8 a. Tes bisik b. Tes bisik modi ikasi c. Tes garputala d. Pemeriksaan audiometri KE4ILANGAN PENDENGARAN #ekurangan pendengaran biasanya terjadi secara normal pada usia $% tahun. !asalah kehilangan pendengaran biasanya datang secara berangsur)angsur dan sangat jarang terjadi dengan Tuli Total. &anyak #asus yang menyebabkan kehilangan pendengaran, mereka bisa di bagi menjadi $ kategori 8 K Ke-*l)&()& pe&'e&()$)& Ko&'+k,*2 5onducti"e hearing loss (5,1) terjadi karena masalah mekanikal pada sisi luar dan tengah telinga. 9 tulang rawan (kecil) telinga (ossicles) mungkin gagal untuk mengkonduksi suara ke cochlea atau gendang telinga dapat bergetar dalam merespon suara. 5airan dalam telinga dapat mengganggu 5,1 K Ke-*l)&()& Pe&'e&()$)& Se&%o$*&e+$)l 6SN4L7 terjadi karena dis ungsi pada bagian dalam telinga. #asus ini sering terjadi ketika sara rambut (cilia) yang mengirimkan suara di telinga rusak atau terluka. #ehilangan ini biasa disebut kerusakan sara 5,1 biasanya dapat diobat (/,1 tidak dapat. Penderita yang mempunyai kedua bentuk kerusakan telinga diatas dinamakan #erusakan pendengaran tercampur miCed hearing loss Pengujian untuk pendengaran sangat disarankan bagi bayi yang baru lahir. Pada anak, masalah pendengaaran dapat menyebabkan perkembangan bicara anak menjadi lambat. 0n eksi pada telinga sering terjadi pada anak dan menyebabkan kehilangan pendengaran sementara. 5airan yang masih tertinggal didalam telinga akan disertai in eksi. Balaupun cairan ini bisa keluar tanpa disadari, hal ini dapat menyebabkan kehilangan pendengaran secara signi ikan. ;ika terdapat cairan lebih dari 3 2$ minggu harus diperhatikan.
!encegah kehilangan pendengaran itu lebih e ekti daripada mengobati setelah terjadi kerusakan &eberapa #asus 8 Se0)$) Ge&e,*k K 'steogenesis imper ecta K 1eopard syndrome (multiple lentigines) K 'tosclerosis K Robinson type ectodermal dysplasia K 5ockayne syndrome K &jorn pili torti and dea ness syndrome K !ultiple synostosis syndrome K ,unter syndrome Se/)k L)-*$ ; K)%+% p)') .)1* K Rubella syndrome K 5ongenital atresia o the eCternal auditory canal K 5ongenital cytomegalo"irus K 5ongenital perilymphatic istula K 7etal methyl mercury e ects K 7etal iodine de iciency e ects 0n eksi K Me&*&(*,*% K Penyakit gondok K 5ampak K S0)$le, 2e:e$ Penyakit yang disebabkan karena in eksi tenggorokan klasi ikasi grup 6 beta)hemolytic streptococcal bacteria -ejalanya disertai Radang Tenggorokan, Demam, ruam pada dada dan leher, lidah berwarna seperti strawberi, pusing, menggigil dan nyeri pada otot L Traumatic8 K Trauma gendang telinga (berlubang) K Patah Tengkorak (temporal bone) K AKUSTIK ,$)+m) Disebabkan oleh ledakan, petasan, tembakan, konser rock dan telepontelinga (earphone) Dapat disebabkan oleh suara tinggi (besar) dan secara tiba)tiba atau secara perlahan)lahan, kebisingan dan tinnitus Peke$/))& -)$*)&:
Pekerjaan yang berdekatan dengan suara keras yang berlangsung secara berulang)ulang, hari demi hari dapat mengalami kehilangan pendengaran yakni kerusakan sara . Peningkatan konsentrasi pada kondisi ruang kerja dengan nyata dapat mengurangi kehilangan pendengaran &erikut ini pekerjaan yang beresiko kehilangan pendengaran 8 ) Petani yang menggunakan traktor ) !usik konser ) Perbaikan landas pacuan udara ) !esin #6P61, P6&R0#L.. ) #onstruksi 1ainnya K Penyakit !eniere K 6kustik /euroma (Tumor) Ke-*l)&()& pe&'e&()$)& %eme&,)$) .*%) '*%e.).k)& K !engkorek kuping pada lubang telinga K &enda asing yang mendekam didalam lubang telinga K 1uka pada kepala K 6lergi K Mustachian rongga terblokir K -endang telinga yang tertusuk K 0n eksi telinga K Reaksi terhadap obat)obatan
Te% #+&(%* Pe&'e&()$)& 2.Pemeriksaan audiometri8 6udiometri adalah subuah alat yang digunakan untuk mengtahui le"el pendengaran seseorang. Dengan bantuan sebuah alat yang disebut dengan audiometri, maka derajat ketajaman pendengaran seseorang dapat dinilai. Pemeriksaan audiometri memerlukan audiometri ruang kedap suara, audiologis dan pasien yang kooperati . Pemeriksaan standar yang dilakukan adalah 8 a. 6udiometri nada murni
(uatu sisitem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan bunyi nada)nada murni dari berbagai rekuensi $4%)4%%, 2%%%)$%%%, :%%%)3%%% dan dapat diatur intensitasnya dalam satuan (d&). &unyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan "ibrator tulang ketelinga orang yang diperiksa pendengarannya. !asing)masing untuk menukur ketajaman pendengaran melalui hntaran udara dan hantran tulang pada
tingkat intensitas nilai ambang, sehingga akan didapatkankur"a hantaran tulang dan hantaran udara. Dengan membaca audiogram ini kita dapat mengtahui jenis dan derajat kurang pendengaran seseorang. -ambaran audiogram rata)rata sejumlah orang yang berpendengaran normal dan berusia sekitar $%)$A tahun merupakan nilai ambang baku pendengaran untuk nada muri. Telinga manusia normal mampu mendengar suara dengan kisaran rekwuensi $%)$%.%%% ,*. 7rekwensi dari 4%%)$%%% ,* yang paling penting untuk memahami percakapan. pemeriksaan ini menghasilkan gra ik nilai ambang pendengaran psien pada stimulus nada murni. /ilai ambang diukur dengan rekuensi yang berbeda)beda. (ecara kasar bahwa pendengaran yang normal gra ik berada diatas. -ra iknya terdiri dari skala decibel, suara dipresentasikan dengan aerphon (air kondution) dan skala skull "ibrator (bone conduction). &ila terjadi air bone gap maka mengindikasikan adanya 5,1. Turunnya nilai ambang pendengaran oleh bone conduction menggambarkan (/,1. b. 6udiometri tutur
6udiometri tutur adalah system uji pendengaran yang menggunakan kata)kata terpilih yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang telah dikaliberasi, untuk mrngukur beberapa aspek kemampuan pendengaran. Prinsip audiometri tutur hampir sama dengan audiometri nada murni, hanya disni sebagai alat uji pendengaran digunakan da tar kata terpiilih yang dituturkan pada penderita. #ata)kata tersebut dapat dituturkan langsung oleh pemeriksa melalui mikropon yang dihubungkan dengan audiometri tutur, kemudian disalurkan melalui telepon kepala ke telinga yang diperiksa pendengarannya, atau kata)kata rekam lebih dahulu pada piringan hitam atau pita rekaman, kemudian baru diputar kembali dan disalurkan melalui audiometer tutur. Penderita diminta untuk menirukan dengan jelas setiap kata yang didengar, dan apabila kata)kata yang didengar makin tidak jelas karena intensitasnya makin dilemahkan, pendengar diminta untuk mnebaknya. Pemeriksa mencatata presentase kata)kata yang ditirukan dengan benar dari tiap denah pada tiap intensitas. ,asil ini dapat digambarkan pada suatu diagram yang absisnya adalah intensitas suara kata)kata yang didengar, sedangkan ordinatnya adalah presentasi kata)kata yanag diturunkan dengan benar. c. Test Rinne
Tujuan melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan atara hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien. 6da $ macam tes rinne , yaitu 8 )-arputal 42$ ,* kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). (etelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positi jika pasien masih dapat mendengarnya. (ebaliknya tes rinne negati jika pasien tidak dapat mendengarnya )-arpu tala 42$ ,* kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid pasien. (egera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus. #ita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid). Tes
rinne positi jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras. (ebaliknya tes rinne negati jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang. 6da 9 interpretasi dari hasil tes rinne 8 /ormal 8 tes rinne positi Tuli konduksi8 tes rine negati (getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama) Tuli persepsi, terdapat 9 kemungkinan 8 &ila pada posisi 00 penderita masih mendengar bunyi getaran garpu tala. ;ika posisi 00 penderita ragu)ragu mendengar atau tidak (tes rinne8 @.)) Pseudo negati 8 terjadi pada penderita telinga kanan tuli persepsi pada posisi 0 yang mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga mula)mula timbul. d. Test Beber
Tujuan kita melakukan tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien. 5ara kita melakukan tes weber yaitu8 membunyikan garputala 42$ ,* lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis hori*ontal. !enurut pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. ;ika telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 2 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. ;ika kedua pasien sama) sama tidak mendengar atau sam)sama mendengaar maka berarti tidak ada lateralisasi. -etaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan terdengar diseluruh bagian kepala. Pada keadaan ptologis pada !6M atau ca"um timpani missal8otitis media purulenta pada telinga kanan. ;uga adanya cairan atau pus di dalam ca"um timpani ini akan bergetar, biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah kanan. 0nterpretasi8&ila pendengar mendengar lebih keras pada sisi di sebelah kanan disebut lateralisai ke kanan, disebut normal bila antara sisi kanan dan kiri sama kerasnya. Pada lateralisai ke kanan terdapat kemungkinannya8 Tuli konduksi sebelah kanan, missal adanya ototis media disebelah kanan. Tuli konduksi pada kedua telinga, tetapi gangguannya pada telinga kanan ebih hebat. Tuli persepsi sebelah kiri sebab hantaran ke sebelah kiri terganggu, maka di dengar sebelah kanan. Tuli persepsi pada kedua teling, tetapi sebelah kiri lebih hebaaaat dari pada sebelah kanan. Tuli persepsi telinga dan tuli konduksi sebelah kana jarang terdapat. e. Test (wabach
Tujuan 8!embandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal) dengan probandus. Dasar 8 -elombang)gelombang dalam endolymphe dapat ditimbulkan oleh 8 -etaran yang datang melalui udara. -etaran yang datang melalui tengkorak, khususnya osteo temporale 5ara #erja 8 Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak kepala probandus. Probandus akan mendengar suara garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya tidak mendengar suara garputala lagi. Pada saat garputala tidak mendengar suara garputala, maka penguji akan segera memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman pendengarannya (pembanding). &agi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi 8 akan mendengar suara, atau tidak mendengar suara.
(MT06P manusia dikurniakan dengan nikmat pancaindera yang melengkapkan si at seseorang menjadi manusia sempurna termasuk nikmat pendengaran, penglihatan, sentuhan serta deria bau. 6nugerah pendengaran adalah antara paling kerap disebut dalam al)Nuran baik dari segi penciptaannya mahupun tatacara penggunaannya seperti yang dikehendaki Iang !aha !encipta. 7irman 6llah yang bermaksud8 >#emudian Dia menyempurnakan kejadiannya serta meniupkan padanya roh ciptaan)/ya dan Dia mengurniakan kepada kamu pendengaran, penglihatan dan hati (akal ikiran), (supaya kamu bersyukur, tetapi) amatlah sedikit kamu bersyukur.O ((urah as)(ajdah, ayat A) &ersyukur dengan nikmat pendengaran adalah suatu yang mesti bagi seseorang hamba. Pembuktian terhadap si at syukur itu bukan saja cukup dengan sebutan di mulut tetapi bagaimana cara kita menggunakan nikmat itu juga menjadi mani estasi tahap kesyukuran kepada Tuhan yang meminjamkan nikmat begitu berharga. !enunjukkan si at menghargai atau berterima kasih terhadap sesuatu pemberian termasuklah cara bagaimana kita menggunakannya. (eseorang hamba yang bersyukur harus menjaga telinga dan pendengaran mereka meliputi kedua)dua aspek iaitu penjagaan lahiriah dan batiniah. Penjagaan lahiriah termasuklah menjaga kebersihan telinga dengan cara yang betul, seperti tidak menggunakan pin rambut dan putik kapas untuk mengorek telinga, menjauhi sumber bunyi bising yang melampau dan mendapatkan rawatan apabila sesuatu mula dirasakan tidak kena berlaku pada telinga atau pendengaran mereka. Daripada 0bnu 6l),arith, Rasulullah (6B bersabda yang bermaksud8 >Dan sebaik)baik perkara ialah secara sederhana.O (,adis riwayat al)&aihaPi) Penjagaan pendengaran secara batiniah juga menggambarkan sama ada seseorang bersyukur atau tidak dengan kurniaan itu. (eperti telinga wajar dijauhi daripada sumber kebisingan,
deria pendengaran juga haruslah dijaga daripada diterjah oleh kandungan bicara yang sia)sia apatah lagi perkara berunsurkan umpat keji, celaan terhadap orang lain, ungkapan berbau adu domba, tuduhan dan itnah. 6pa yang lebih penting ialah pendengaran kita seharusnya dioptimumkan dengan sumber yang boleh mendekatkan kita kepada 0lahi. 0ni kerana di sekeliling kita ada begitu banyak peluang dan punca untuk mencapai keredaan 6llah. 7irman 6llah yang bermaksud8 >(upaya #ami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan supaya diperhatikan oleh telinga yang mahu mendengar.O ((urah al),aPPah, ayat 2$) (esungguhnya, kaedah men*ahirkan si at syukur terhadap anugerah telinga dan pendengaran dinukilkan dengan jelas oleh ilmuwan yang banyak mengkaji keagungan pada penciptaan Tuhan. 6pa lebih penting, perkara berkenaan penggunaan deria ini secara berhemah dan menyeluruh juga diterangkan dan diperingatkan dengan jelas sekali dalam 6l)Nuran. ;elas sekali masih ramai kalangan manusia tidak menggunakan telinga untuk mendengar apa yang sepatutnya tetapi lebih berminat memasukkan bahan yang kebanyakannya adalah hiburan bersi at sementara. (ewajarnya, sikap ini perlu diperbetulkan kerana apa yang masuk ke dalam telinga, sekalipun ia keluar mengikut telinga kiri tetap akan dipersoalkan penggunaan pada hari akhirat nanti. /ikmat pendengaran ini terlalu besar bagi mereka yang menghargainya atau kehilangannya. !aka, nikmat Tuhan kamu yang manakah lagi yang hendak kamu dustakan?