Anda di halaman 1dari 15

Bab I.

Pendahuluan
1. Latar Belakang Perdagangan selalu menjadi bagian terpenting dalam kelangsungan suatu negara, perdagangan juga pada akhirnya mengkaitkan banyak aspek dalam pelaksanaannya seperti halnya politik, hubungan kerjasama, diplomasi dan persekutuan antar negara. Perdagangan pertanian merupakan bagian yang penting dalam pola perdagangan internasional. Pertanian juga menjadi pemicu keberlangsungan perekonomian suatu negara yang terkait dengan negara lain. Kebutuhan akan barang pertanian menjadikan komoditas pertanian sangat mempengaruhi keberlangsungan ekspor impor suatu negara. Salah satunya adalah komoditas kopi, kopi menjadi komoditas ekspor impor yang memberi pengaruh besar kepada negara negara di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kopi ketiga terbesar di dunia juga berperan serta dalam perdagangan kopi internasional (ICO 2012), jenis kopi Indonesia yang menjadi komoditas ekspor adalah varietas Robusta dan Arabica. Selain ekspor, Indonesia juga mengimpor biji kopi untuk pengolahan kopi sebagai komoditas olahan lebih lanjut. 2. Rumusan Masalah Perdagangan kopi Indonesia dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif karena dipengaruhi keadaan perekonomian dunia dan negara-negara pengimpor kopi seperti Amerika, penetapan tarif terhadap barang impor dan ekspor, sertifikasi terhadap barang impor dan ekspor, dan pembatasan kualitas akan barang impor dan ekspor. Berbagai masalah jangka panjang dapat timbul antaranya; A. Nilai kopi Indonesia di pasar Internasional B. Kemampuan ekspor kopi Indonesia di pasar Internasional dalam beberapa tahun kedepan

C. Peningkatan produktifitas kopi Indonesia untuk mencukupi kebutuhan kopi ekspor dunia.

3. Tujuan dan Manfaat Tujuan makalah ini adalah untuk menganalisis lebih lanjut kopi Indonesia dalam perdagangan ekspor kopi internasional, mengkaji kemampuan kopi Indonesia untuk bertahan dalam perdagangan kopi internasional dan mengidentifikasi faktorfaktor yang berpengaruh dalam perdagangan kopi Indonesia dalam pasar ekpor internasional.

Bab II. Tinjauan Pustaka


1. Perdagangan Internasional Dalam menjalanakan pemerintahan, suatu negara tidak selamanya tergantung kepada sector dalam negeri baik itu di sector pertanian, manufactur, ataupun jasa sekalipun. Indonesia sebagai negara yang menganut perekonomian terbuka, yaitu negara yang telah menerapkan perdagangan internasional, baik itu import ataupun export, telah banyak berparan terhadap harga komoditas dunia, termasuk kopi. Melalui perdagangan internasional, suatu negara bisa menjalin hubungan diplomatik dengan negara tetangga sehingga secara tidak langsung perdagangan juga berhubungan erat dengan dunia politik. Perdagangan atau perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu lainnnya untuk memperoleh keuntungan. Menurut Adam Smith, dalam Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage Theory) mengemukakan tentang pembagian kerja internasional yang membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang negara tersebut serta akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa manfaat perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-barang dan jasa-jasa. Selanjutnya menurut Adam Smith, bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing-masing negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun keuntungan yang diperkembangkan. Teori ke 2 yang dikemukakan oleh David Richardo adalah keunggulan komparatif, Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-

negara yang sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju. Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan perdagangan menjadi dua keadaan yaitu: 1. Perdagangan dalam negeri. 2. Perdagangan luar negeri. Menurut Ricardo keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar ongkos tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki ongkos tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau ongkos mutlak. Karena faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan ditukarkan dengan barangbarang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan. Dengan demikian inti Keuntungan komparatif dapat dikemukakan sebagai berikut: Bahwa suatu negara akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang lebih efisien di mana negara tersebut memiliki keunggulan komparatif.( Boediono, 1990:35) Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang menguntungkan, dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan negara tersebut mampu menghasilkan satu atau beberapa jenis barang yang paling produktif dibandingkan negara lainnya.

1.1 Impor Dalam kegiatan perdagangan internasonal sebuah negara melakukan suatu perdagangan / pembelian komoditas dari negara lain, yang

kemudian menjadi konsumsi di negara itu sendiri, hal ini dalam perdagangan internasional di kenal dengan kegiatan Import. Sebuah negara melakukan kegiatan import ketika suatu negara membutuhkan suatu komoditas untuk konsumsi dalam negrinya, dalam hal ini contohnya adalah pertanian, suatu negara melakukan kegiatan import komoditas beras ketika negara tersebut mengalami kelebihan permintaan yang bias terjadi karena stok beras di dalam negri tidak dapat terpenuhi oleh produsen beras dalam negri.

1.2 Ekspor Beberapa ahli telah melakukan kajian tentang kegiatan kspor, Menurut Yuni Priadi dalam jurnal yang dikeluarkan oleh UII, Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu (Dewi. 2006). Sehingga dapat di ambil garis besar bahwa ekspor adalah kegiatan menjual barang dari dalam negri keluar negri, terlepas dari kebijakan yang telah di terapkan baik itu oleh pemerintah dalam negri atau negara penerima atau negara importer.

2. Kopi Sebagai Komoditas Pertanian


2.1 Kopi Robusta Dikutip dari website resmi referensi kopi Indonesia (bironk.com), Kopi Robusta atau yang disebut dengan Coffea Canephora pada walanya hanya dikenal sebagai semak atau tanaman liar yang mampu tumbuh hingga beberapa meter tingginya.

Hingga akhirnya Kopi Robusta pertama kali di temukan di Kongo sekitar tahun 1895 oleh Emil Laurent. Namun terlepas dari itu ada data yang menyatakan jenis Kopi Robusta ini telah ditemukan lebih dahulu oleh dua orang pengembara Inggris bernama Richard Burton dan John Speake pada tehun 1862. Kopi Robusta (Coffea robusta Lindl, ex De Willd) termasuk dalam kelas Dicotyledonae dan bergenus Coffea dari famili Rubiaceae. Jenis kopi ini memiliki akar tunggang yang tumbuh tegak lurus sedalam hampir 45cm dengan warna kuning muda. Batang dan cabang-cabang kopi Robusta dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 2 5m dari permukaan tanah atau munkin juga lebih, tergantung didaerah mana kopi tersebut tumbuh.

2.2 Kopi Arabica


Kopi Arabica yang sejatinya berasal dari Brasil dan Etiopia, kopi tersebut kini telah menguasai sebahagian besar pasar kopi dunia. Arabika memiliki banyak varietas, tergantung negara, iklim, dan tanah tempat kopi ditanam, di Indonesia kopi arabica ditemukan di toraja, Kopi Mandailing dan tempat lainnya yang memang mendukung untuk kopi Arabica tumbuh. Dikutip dari website resmi referensi kopi Indonesia (bironk.com ), Kopi Arabica (Coffea arabica) pertama kali dijelaskan dan

diklasifikasikan oleh orang Swedia bernama Carl Linnaeus (Carl von Linn) pada 1753. Namun beberapa data menyatakan, bahwa sebelum Carl Linnaeus, hal mengenai kopi Arabica sudah ada tertulis pada sebuah deskripsi Latin tentang tanaman, meskipun pernyataan tersebut hanya terdiri dari satu kalimat yang berbunyi seperti ini Jasminum Arabicum, Lauri folio, cujus femen apudnos deciur kopi (Jussieu, 1713). Artinya : Melati Arab, dengan daun sejenis daun salam, bijinya yang kita sebut

kopi. Jenis Kopi arabika (Coffea arabica) akan tumbuh baik, di daerah berketinggian 700-1700 m (dpl) dengan suhu 16-20C serta ber-iklim kering tiga bulanan secara berturut-turut. Kopi arabica (Coffea arabica) memang sangat berbeda dengan Kopi Robusta (Coffea canephora) yang dapat tumbuh baik di ketinggian hanya 400-700 m dpl. Dari segi perawatan dan pembudayaan Kopi Arabica juga termasuk kopi manja karena butuh perhatian lebih banyak dibanding Kopi Robusta atau jenis kopi lainnya seperti Kopi Ekselsa, Racemosa, dan Liberica (African coffee). Kopi arabica sangat peka terhadap penyakit karat daun Hemileia vastatrix (HV), terutama jika ditanam di daerah dengan elevasi kurang dari 700 m di atas permukaan laut.

BAB III. ISI


Kopi Indonesia memiliki kemampuan untuk menembus pasar ekspor kopi di dunia. Produksi kopi dalam negeri Indonesia memiliki potensi yang besar dalam menembus pasar kopi internasional, selain sawit, teh dan karet kering. Menurut Ricardo (1993) dalam anonim, salah satu cara dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan meningkatkan pembangunan pada sektor primer (pertanian). Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan Indonesia, khususnya untuk ekspor. Salah satu cara dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah dengan meningkatkan pembangunan pada sektor primer (pertanian). Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang diunggulkan Indonesia, khususnya untuk ekspor. Perubahan yang fluktuatif dari produksi kopi Indonesia dari tahun 1995 hingga tahun 2012 dipengaruhi permintaan akan kopi dengan varietas tertentu.
Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Karet Kering 341,000 334,600 330,500 332,570 293,663 375,819 397,720 403,712 396,104 403,800 432,221 554,634 578,486 586,081 522,312 Minyak Sawit 2,476,400 2,569,500 4,165,685 4,585,846 4,907,779 5,094,855 5,598,440 6,195,605 6,923,510 8,479,262 10,119,061 10,961,756 11,437,986 12,477,752 13,872,602 Biji Sawit 605,300 626,600 838,708 917,169 981,556 1,018,971 1,117,759 1,209,723 1,529,249 1,861,965 2,139,652 2,363,147 2,593,198 2,829,201 3,145,549 Coklat 46,400 46,800 65,889 60,925 58,914 57,725 57,860 48,245 56,632 54,921 55,127 67,200 68,600 62,913 67,602 Kopi 20,800 26,500 30,612 28,530 27,493 28,265 27,045 26,740 29,437 29,159 24,809 28,900 24,100 28,074 28,672 Teh 111,082 132,000 121,000 132,682 126,442 123,120 126,708 120,421 127,523 125,514 128,154 115,436 116,501 114,689 107,350 Gula Tebu
1)

Tembakau

1)

2,104,700 2,160,100 2,187,243 1,928,744 1,801,403 1,780,130 1,824,575 1,901,326 1,991,606 2,051,642 2,241,742 2,307,000 2,623,800 2,668,428 2,333,885

9,900 7,100 7,800 7,700 5,797 6,312 5,465 5,340 5,228 2,679 4,003 4,200 3,100 2,614 4,100

2010 2011* 2012**

541,491 602,404 612,120

14,038,148 14,632,406 14,788,270

3,183,066 3,317,813 3,352,851

65,147 44,821 66,390

29,012 23,704 28,931

100,066 96,559 96,725

2,288,735 2,126,669

3,369 2,863

Sumber : Badan Pusat Statistik 2013 Perubahan produksi kopi dari tahun 1995 hingga 2012 mengalami fluktuasi yang cukup stabil. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat terdapat produksi stabil yang mempengaruhi ekpor kopi Indonesia ke pasar internasional. Hal ini dapat dilihat dari ekspor kopi Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar negara pengekspor kopi varietas Robusta dan Arabica menurut data (International Coffee Organization) ICO 2012.
EXPORTING COUNTRIES: TOTAL PRODUCTION CROP YEARS COMMENCING: 2007 (000 bags) Crop year WORLD TOTAL Member countries Angola Bolivia Brazil Burundi Cameroon Central African Republic Colombia Costa Rica Cte d'Ivoire Cuba Ecuador El Salvador Ethiopia Gabon Ghana Guatemala Honduras India Indonesia Kenya Liberia Malawi 2007 2008 2009 2010 2011 2012

TO

2012

116 614 128 622 122 798 133 498 135 934 144 646 109 319 120 603 115 732 125 600 126 480 135 863 36 38 13 35 29 50 133 135 142 130 143 150 36 070 45 992 39 470 48 095 43 484 50 826 133 412 112 353 204 483 795 750 750 608 555 850 43 60 93 95 86 100 12 516 8 664 8 098 8 523 7 653 8 000 1 771 1 287 1 304 1 392 1 462 1 603 2 317 2 397 1 795 982 1 907 2 000 7 12 22 26 38 100 1 110 691 813 854 1 075 1 000 1 505 1 450 1 075 1 860 1 175 1 290 5 967 4 949 6 931 7 500 6 798 8 100 0 1 1 1 0 1 31 27 33 112 146 85 4 100 3 785 3 835 3 950 3 840 3 100 3 640 3 450 3 603 4 331 5 903 4 900 4 319 3 950 4 794 5 033 5 233 5 258 4 474 9 612 11 380 9 129 8 620 11 250 652 541 630 658 680 767 7 12 13 10 11 10 19 21 17 17 27 20

(R) (A) (A/R) (A) (R/A) (R) (A) (A) (R) (A) (A/R) (A) (A) (R) (R) (A/R) (A) (R/A) (R/A) (A) (R) (A)

Apr-Mar Apr-Mar Apr-Mar Apr-Mar Oct-Sep Oct-Sep Oct-Sep Oct-Sep Oct-Sep Jul-Jun Apr-Mar Oct-Sep Oct-Sep Oct-Sep Oct-Sep Oct-Sep Oct-Sep Oct-Sep Apr-Mar Oct-Sep Oct-Sep Apr-Mar

Mexico Nicaragua Panama Papua New Guinea Philippines Rwanda Sierra Leone Tanzania Thailand Timor-Leste Togo Uganda Vietnam Yemen Zambia Zimbabwe Non-member countries Congo, Dem. Rep. of Dominican Republic Guinea Haiti Lao, People's Dem. Rep. of Madagascar Peru Venezuela Others

(A) (A) (A) (A/R) (R/A) (A) (R) (A/R) (R) (A) (R) (R/A) (R/A) (A) (A) (A)

Oct-Sep Oct-Sep Oct-Sep Apr-Mar Jul-Jun Apr-Mar Oct-Sep Jul-Jun Oct-Sep Apr-Mar Oct-Sep Oct-Sep Oct-Sep Oct-Sep Jul-Jun Apr-Mar

4 150 1 906 176 968 446 224 40 810 650 36 125 3 449 16 405 198 61 31 7 295 416 465 323 359 393 614 3 063 1 520 141

4 651 1 445 149 1 028 587 369 86 1 186 675 48 138 3 290 18 438 220 35 24 8 019 422 645 505 359 406 728 3 872 932 151

4 109 1 871 138 1 038 730 259 91 675 795 47 202 2 845 17 825 135 28 21 7 066 346 352 499 351 434 457 3 286 1 214 127

3 994 1 634 114 870 189 323 33 846 829 60 160 3 203 19 467 161 13 10 7 898 305 378 386 350 541 530 4 069 1 202 137

4 546 2 210 104 1 414 180 247 76 534 831 48 162 2 817 24 058 166 10 9 9 453 352 682 351 349 486 604 5 581 902 147

5 160 1 342 100 1 200 455 400 50 918 850 75 150 3 000 22 000 200 10 10 8 783 450 550 415 325 550 575 4 750 1 000 168

(R/A) (A) (R) (A) (R) (R) (A) (A)

Oct-Sep Jul-Jun Oct-Sep Jul-Jun Oct-Sep Apr-Mar Apr-Mar Oct-Sep

10

IMPORTS OF ALL FORMS OF COFFEE BY SELECTED IMPORTING COUNTRIES FROM ALL SOURCES JANUARY 2013
(60-kilo bags) Oct-12 to Jan-13 36 806 560 24 719 500 542 697 1 910 639 201 180 32 199 428 413 303 390 68 038 477 005 2 326 519 7 460 291 423 343 259 306 79 359 3 028 592 52 401 120 274 137 552 7 211 939 494 1 184 654 357 655 326 522 231 210 85 672 1 795 975 582 956 1 356 950 2 318 674 236 811 842 940 131 264 266 846 8 290 525 Feb-12 to Jan-13 109 796 086 72 530 732 1 571 993 5 644 740 590 024 85 698 1 169 053 925 449 168 025 1 265 546 6 925 484 22 073 080 1 247 829 764 914 251 001 8 822 502 155 630 332 494 344 794 19 932 2 776 278 3 545 861 1 020 214 915 440 730 649 224 654 5 187 171 1 679 891 4 092 385 7 121 493 732 034 2 487 700 320 274 727 423 25 876 430 Oct-11 to Jan-12 35 643 971 22 958 867 470 697 2 115 173 156 767 26 241 346 316 292 368 49 733 418 728 2 301 953 6 721 285 356 441 251 682 69 745 2 725 092 51 262 101 154 111 901 7 563 885 566 1 160 083 373 110 282 439 261 349 79 785 1 451 433 526 107 1 364 894 2 001 256 255 011 829 977 138 992 235 790 9 224 080 Feb-11 to Jan-12 108 030 447 69 782 629 1 470 515 5 840 410 471 533 82 038 940 131 887 502 147 740 1 246 407 6 961 688 20 847 333 1 158 675 659 213 215 230 8 369 886 143 278 286 777 311 623 19 147 2 772 269 3 434 720 1 075 033 832 564 797 336 221 107 4 791 708 1 639 625 4 159 142 7 434 602 767 786 2 525 958 424 846 646 787 26 447 839

Jan-13 TOTAL European Union Austria Belgium Bulgaria Cyprus Czech Republic Denmark Estonia Finland France Germany Greece Hungary Ireland Italy Latvia Lithuania Luxembourg Malta Netherlands Poland Portugal Romania Slovakia Slovenia Spain Sweden United Kingdom Japan Norway Switzerland Tunisia Turkey USA 9 995 304 6 626 944 123 154 490 896 59 263 7 312 107 503 82 808 18 795 108 512 646 715 2 058 281 97 813 76 382 17 801 940 778 10 880 31 858 38 553 1 543 240 000 317 255 85 344 72 055 22 485 1/ 19 120 466 239 147 905 337 692 633 863 68 165 244 570 40 760 61 475 2 319 528

Jan-12 9 381 019 5 940 737 110 521 514 388 29 065 5 492 65 073 70 619 8 005 80 799 561 256 1 801 413 93 647 59 395 18 805 809 427 12 235 24 026 15 770 2 910 224 609 309 951 93 423 59 488 63 466 15 362 373 088 147 749 370 757 537 230 71 574 234 826 31 796 55 992 2 508 864

11

Tabel yang terlampir diatas adalah data total produksi kopi Indonesia dari tahun 2007 hingga tahun 2012. Peningkatan ekspor kopi Indonesia terjadi dari tahun 2008 hingga tahun 2012 dan menduduki peringkat tiga pengekpor kopi terbesar di dunia. Perubahan jumlah komoditas ekspor kopi yang dialami Indonesia terkait besarnya konsumsi kopi beberapa negara besar dunia seperti Amerika. Permintaan akan kopi dari negara importir menjadikan perdagangan kopi Indonesia mampu bersaing selama ini, tetapi perubahan permintaan sangat terkait dengan penetapan tarif akan barang impor yang masuk, sertifikasi dan kualitas barang impor. Penetapan tarif terkait dengan nilai tukar uang atau kurs internasional antar negara yang mengadakna transaksi. Hal ini bisa berakibat terjadinyta perubahan permintaan akan kopi, ketika kurs tukar Indonesia (Rupiah) melemah terhadap Amerika (Dollar) maka harga kopi Indonesia di Amerika akan melambung tinggi dan mengurangi permintaan akan kopi. Permintaan kopi Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh kualitas kopi yang diekspor. Berdasarkan data dari ICO 2012, varietas kopi Robusta dan Arabica merupakan varietas ekpor kopi yang mendominasi ekspor kopi di Indonesia. Total produksi kedua jenis varietas kopi ini adalah 8620000 karung per tahunnya dengan per karung berisi 60 kg biji kopi. Konsumsi domestik untuk kedua jenis varietas kopi ini hanya 3.333.000 karung saja sehingga sisa produksi yang ada dapat diekspor ke negara lain dengan total konsumsi masyarakat Indonesia per kapita adalah 0.83 kg. Varietas kopi Indonesia yang diekspor dapat mencapai 3484940 karung dengan ekspor kopi Arabica sebesar 37609 karung dan ekspor kopi Robusta sebesar 3447331 karung. Selain mengekspor kopi mentah yaitu biji kopinya saja, Indonesia juga mengekspor olahan dari biji kopi tersebut dengan total ekspor produk olahan dari biji kopi tersebut sebesar 2673855 karung. Maka dari itu, tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia adalah negara eksportir terbesar untuk komoditas kopi.

12

Perdagangan ekspor kopi saat ini menghadapi isu pemberlakuan sertifikasi lingkungan hidup untuk kelayakan ekpor. Dalam jangka panjang hal ini akan sangat mempengaruhi keberlangsungan ekspor kopi Indonesia, diperlukan perhatian lebih untuk masalah sertifikasi lingkungan hidup kopi Indonesia.

BAB IV. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Indonesia dengan potensinya sebagai negara agraris yang terletak di garis katulistiwa, memiliki beberapa keunggulan dalam memproduksi kopi, selain letak geografis, Indonesia juga memiliki keunggulan dalam hal luas lahan perekebunan kopi. Sehingga sudah seharusnya Indonesia memberikan kontribusi yang cukup banyak terhadap ketersediaan stok komoditas kopi di dunia, Indonesia yang 2 tahun berturut turut menduduki negara pengeksport terbesar ke 3 memang cukup mengecewakan, kalah dengan Brazil ataupun Vietnam, sudah seharusnya pemerintah dan petani di Indonesia meningkatkan atau mengoptimalkan lahan dan sumberdaya yang ada untuk meningkatkan produksi kopi dalama negri.

13

Di satu sisi, Indonesia pun melakukan import kopi, tapi hal ini di lakukan untuk kopi jenis jenis tertentu yang tidak dapat di produksi oleh Indonesia atau untuk kopi yang berkualitas lebih tinggi, dan jumlah kopi yang di import tidaklah terlalu banyak.

2. Saran Sudah seharusnya Indonesia pada saat ini menguasai pasar kopi dunia, karena degnan daya dukung sumberdaya yang melimpah dan letak geografis yang mendukung, seharusnya kopi Indonesia sudah menduduki setidaknya peringkat ke 2 dalam eksport dunia, pemerintah sebagai pemegangn kebijakan seharusnya mengeluarkan kebijakan yang meringakan petani dalam negri / pro petani, yang betujuan untuk mendongkrak produksi kopi dalam negri.

Daftar Pustaka Amir. 1996. Letter of credit: dalam bisnis ekspor impor. Jakarta: Pustaka Binaman Pesindo. Anggraini, Dewi. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Kopi Indonesia Dari Amerika Serikat. Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro (http://eprints.undip.ac.id/15469/, Diakses 20 Mei 2013) Anonim. 2012. Sejarah Kopi Indonesia. (http://www.bironk.com/sejarahkopi/, Diakses 20 Mei 2013)

14

Boediono. 1990. Ekonomi Moneter. Yogyakarta : BPFE Budiarto. 2006. Permintaan Pasar Kopi Domestik Indonesia : Pendekatan Model Dinamis Koreksi Kesalahan. Jurusan Dinamika Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian UPN Veteran Jogjakarta. Vol 52. No.87

(http://agriculture.upnyk.ac.id/index.php/artikel/jurnal-dinamika-sosialekonomi-jdse/52-2006/, Diakses 20 Mei 2013) ICO. 2012. Coffee Market Report. Desember 2012. (http://www.ico.org, diakses 20 Mei 2013) Salino, Elma. 2012. Perkembangan dan Daya Saing Ekspor Kopi Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Universitas Kristen Satya Wacana, (http://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/1966, Mei 2013) Sri. Widiyanti, S. M. Kiptiyah . Ikhsan M. Samoen. 2010. Analisis Ekspor Kopi Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Vol 12 No 1 Januari 2009. ISSN. 1411-0199 Utomo, Yuni Priadi. 2000. Ekspor Mendorong Pertumbuhan atau Diakses 20

Pertumbuhan Mendorong Ekspor, Jurnal Manajemen, Vol.1, No.1, UII. Yogyakarta WTO .2003. Annual Report 2003, Vol.1, World Trade Organitation , Geneva. Wahyudian dkk.. 2003. Analisis factor-faktor yang mempengaruhi konsumsi Kopi. Jurnal Manajemen dan Agribisnis. Vol.1. No.1.April. Pp 335-353

15

Anda mungkin juga menyukai