Anda di halaman 1dari 43

IODO-IODIMETRI

KIMIA ANALISA : TITRASI REDOKS

Titrasi Redoks
Titrasi-titrasi redoks berdasarkan pada

perpindahan elektron antara titran dengan analit Jenis titrasi ini biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir Meskipun demikian, penggunaan indikator yang dapat berubah warnanya dengan adanya kelebihan titran juga sering digunakan

Macam-macam titrasi redoks


Permanganometri

Dikromatometri
Serimetri Iodo-iodimetri Bromatometri

Iodo-Iodimetri

Iodo-Iodimetri
Reaksi di atas mempunyai potensial standar

+0,54 V. oleh karena itu, iod merupakan zat pengoksid yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium (IV), dan kalium dikromat. Dalam proses analitis, iod (triiodida) digunakan sebagai zat pengoksid (iodimetri) Ion iodida digunakan sebagai zat pereduksi (iodometri)

Iodimetri (cara langsung)

Iodimetri (cara langsung)


Zat-zat penting yang merupakan zat pereduksi

yang cukup kuat untuk dititrasi dengan iod adalah tiosulfat, arsen (III), vitamin C, stibium (III), sulfida, sulfit, timah (II) dan ferosianida I2 sebagai standar bereaksi langsung dengan zat yang di titrasi Larutan iod standar perlu distandarisasi terlebih dahulu menggunakan larutan standar primer, yang biasa digunakan untuk standarisasi adalah As2O3 I2 sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan I- (solubilizer) KI ini perlu ditambahkan pada pembuatan standar I2 . Akan membentuk

Iodimetri (cara langsung)


Indikator : Warna Iodium (ungu) dapat dilihat langsung sbg indikator, iodium dapat larut dalam kloroform atau karbon tetra klorida sehingga kedua senyawa ini dapat digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi. Amilum dapat juga digunakan membentuk komplek amilum I2 (biru)

Analit & Reaksi (beberapa aplikasi iodi)

10

11

Iodometri (cara tidak langsung)

12

Iodometri (cara tidak langsung)

13

14

Analit & Reaksi (beberapa aplikasi iodo)

15

16

Iodometri (cara tidak langsung)


Pembuatan standar Na thiosulfat 0,1 N Timbang saksama 25 g Na2S2O3 5H2O larutkan dalam air suling baru dan telah di didihkan, lalu tambahkan 0,1 g Na karbonat biarkan semalam kemudian lakukan standarisasi Standarisasi dapat dilakukan dengan : bikromat, bromat, iodat, garam Cu dan ferricyanida.

17

18

Standarisasi Larutan Tiosulfat


Standarisasi Larutan tiosulfat dapat dilakukan dengan :

19

Kalium Dikromat

20

Berat ekivalen (BE) dalam reaksi oksidasi reduksi didasarkan pada banyaknya elektron yang dilepaskan atau diikat dalam suatu reaksi oksidasi atau reduksi

Kalium Iodat

21

22

Penyelesaian
Diketahui :
KIO3 sebanyak 0,121 gr, BM = 214 gr/mol, Beq = 1/6 * 214 =

35,67 Na2S2O3 sebanyak 41,64 ml

Ditanya : molaritas Na2S2O3 Jawaban :


Jumlah Na2S2O3 = gr KIO3 / Beq KIO3

= 0,121 gr / 35,67 = 3,3922 mmol Na2S2O3 Molaritas Na2S2O3 M = mol/V = 3,3922 mmol Na2S2O3 / 41,64 ml = 0,0815 M
23

Perbedaan antara iodi dan iodo

24

25

TITRASI REDOKS
SERIMETRI

Pengertian
Serimetri adalah penetapan kadar reduktor dengan menggunakan larutan serium (IV) sulfat sebagai titran yang merupakan oksidator kuat namun, serium(IV) sulfat mempunyai harga yang mahal maka dicari metode alternatif Titrasi dapat dilakukan dalam suasana asam, karena dalam suasana netral terdapat endapan serium (IV) hidroksida atau garamnya.

Cerium(IV) yang biasa dipakai untuk titrant

titrasi redoks penentuan ferosianida dan nitrit.


Keunggulan Serimetri :

1. larutan dalam asam sulfat tahan panas dan cahaya 2. dapat dipakai untuk penetapan sample yang mengandung klorida 3. penggunaannya luas 4. redoks yang terjadi sederhana

Indikator titrasi serimetri


Pada titrasi Serimetri digunakan indikator

titrasi redoks
Ketika ion Ce(IV) dipergunakan sebagai

titran, senyawanya ferroin biasanya digunakan sebagai indikator.

TITRASI REDOKS
BROMATOMETRI

Bromatometri
Bromatometri merupakan salah satu metode penetapan kadar suatu zat dengan prinsip reaksi reduksi-oksidasi. Bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengan dasar reaksi dari ion bromat (BrO3). Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari sistem ini menunjukkan bahwa kalium bromat adalah oksidator kuat. Hanya saja kecepatan reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk menaikkan kecepatan ini titrasi dilakukan dalam keadaan
panas dan dalam lingkungan asam kuat.

31

Adanya sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion bromat, dan bromin yang dibebaskan akan merubah larutan menjadi warna kuning pucat, warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk menetapkan titik akhir. Bromin yang dibebaskan ini tidak stabil, karena mempunyai tekanan uap yang tinggi dan mudah menguap, karena itu penetapan harus dilakukan pada suhu terendah, serta labu yang dipakai untuk titrasi harus ditutup.

32

Metode bromatometri digunakan untuk menetapkan senyawasenyawa organik aromatis dengan membentuk tribrom substitusi. Metode ini dapat juga digunakan untuk menetapkan senyawa arsen dan stibium dalam bentuk trivalent walaupun tercampur dengan stanum valensi empat. Dalam suasana asam, ion bromat mampu mengoksidasi iodida menjadi iod, sementara dirinya direduksi menjadi brimida :
BrO3- + 6H+ + 6I+

Br- + 3I2 + 3H2O

33

Tidak mudah mengikuti serah terima elektron dalam hal ini, karena suatu reaksi asam basa (penetralan H+ menjadi H2O) berimpit dengan tahap redoksnya. Namun nampak bahwa 6 ion iodida kehilangan 6 elektron, yang pada gilirannya diambil oleh sebuah ion bromat tunggal.

34

Penetapan Kadar Suatu Senyawa Menggunakan Titrasi Bromatometri


Menetapkan kadar suatu senyawa dengan menggunakan metode bromatometri berdasarkan reaksi redoks dengan mereaksikan sampel yang bersifat reduktor dengan Br, sebagai oksidator dan kelebihan I akan direaksikan dengan KI yang menghasilkan I2, dimana I2 dititrasi dengan titrant memakai indikator.

35

TITRASI REDOKS
DIKROMATOMETRI

Pengertian Dikromatometri
Dikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senyawa dikromat sebagai oksidator. Ion dikromat direduksi menjadi ion Cr3+ yang berwarna hijau. Senyawa dikromat merupakan oksidator kuat tetapi lebih lemah dari permanganat.

Keuntungan & Kelemahan


Keuntungan :

Keuntungan dikromat sebagai oksidator adalah harganya tidak mahal, larutannya sangat stabil dan tersedia dalam bentuk yang cukup murni, Merupakan standar primer Kelemahan : Reaksinya lambat

Prinsip Dikromatometri
PENYIAPAN KALIUM DIKROMAT 0,1 N
Sejumlah tertentu Kalium Dikromat dengan pemanasan pada suhu 140-150oC, didinginkan, ditimbang, kemudian dilarutkan pada volume dan konsentrasi yang diinginkan.

STANDARISASI LARUTAN KALIUM DIKROMAT TERHADAP BESI


Sejumlah tertentu larutan besi diasamkan, kemudian

dititrasi oleh larutan Kalium Dikromat yang akan


ditentukan konsentrasinya dengan bantuan indikator Natrium Difenilaminasulfonat atau Asam NFenilantranilat sampai terjadi perubahan warna menjadi violet-biru.

Pada saat TE mek kawat besi = mek Kalium


Dikromat, sehinnga konsentrasi Kalium Dikromat dapat dihitung.

PENETAPAN BESI (II)


Sejumlah tertentu larutan yang mengandung

besi(II) diasamkan, kemudian dititrasi oleh larutan


Kalium Dikromat dengan bantuan indikator Natrium Difenilaminasulfonat sampai terjadi perubahan warna menjadi biru-violet.

PENETAPAN KROMIUM DALAM SUATU GARAM KROMIUM (III)


Sejumlah tertentu garam Kromium(III) dioksidasi
oleh Dikromat dengan bantuan Perak Nitrat sebagai katalis, dan bantuan indikator Asam NFenilantranilat sampai terjadi perubahan warna menjadi merah-violet.

Reaksi Dikromatometri
Cr2O72- + 14H+ + 6e 2Cr3+ + 7H2O

Anda mungkin juga menyukai