Anda di halaman 1dari 32

PESTISIDA

DR. dr. Irene, MKM

Letusan Gunung,

Alami

bencana banjir,
Angin topan dll Air buangan rumah tangga,

SUMBERSUMBER PENCEMARAN

Buatan

Sarana industri,
Bermacam macam bahan galian,
Aktifitas Pertanian, dll. Bahan kimia yg bersifat racun: logam berat, pestisida,dll Berasal dari tumbuhan: singkong, jengkol, cendawan, ganja, gadung dll

Bahan yg dapat menimbulkan keracunan:

Berasal dari hewan: ular , kalajengking, lebah

FAKTOR FAKTOR YG MEMPENGARUHI BESARNYA PENCEMARAN.

1. Toksisitas.
2. Konsentrasi . 3. Lama waktu bersentuhan (terpapar) 4. Volume

MASUKNYA ZAT PENCEMAR KEDALAM TUBUH


A. Melalui Saluran Pencernaan (mulut) mengakibatkan terganggu atau rusaknya saluran pencernaan yg dilalui. Gejala yg mungkin nampak adalah mual, muntah, nyeri lambung, konstipasi. Akibat yg lebih parah adalah terjadi ulcus pepticum maupun kanker saluran pencernaan. B. Melalui Kulit bersentuhan, gigitan hewan, suntikan. Berakibat rusaknya kulit yg terpapar zat pencemar tersebut dengan gejala; iritasi maupun kulit menjadi sensitif, dan mengakibatkan urtikaria, kanker kulit. C. Melalui Saluran Pernafasan (inhalasi) diabsorbsi oleh selaput lendir alat pernapasan. Berakibat rusaknya saluran pernafasan yg dilalui zat pencemar tersebut, dengan gejala: iritasi, batuk, sesak nafas, edema bronkus dan akhirnya dapat mengakibatkan respon alergi maupun kanker paru paru.

PESTISIDA
Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang diusahakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya.

Pest berarti hama, sedangkan cide berarti membunuh.


Peningkatan sektor pertanian memerlukan berbagai sarana yang mendukung agar dapat dicapai hasil yang memuaskan dan terutama dalam hal mencukupi kebutuhan nasional dalam bidang pangan / sandang dan meningkatkan perekonomian nasional dengan mengekspor hasilnya ke luar negeri. Sarana-sarana yang mendukung peningkatan hasil di bidang pertanian ini adalah alat-alat pertanian, pupuk, bahan-bahan kimia yang termasuk di dalamnya adalah pestisida.

Kebiasaan petani dalam menggunakan pestisida kadang-kadang menyalahi aturan, selain dosis yang digunakan melebihi takaran, petani juga sering mencampur beberapa jenis pestisida, dengan alasan untuk meningkatkan daya racunnya pada hama tanaman.

Tindakan yang demikian sebenarnya sangat merugikan, karena dapat menyebabkan semakin tinggi tingkat pencemaran pada lingkungan oleh pestisida.

Penyemprotan pestisida yang tidak memenuhi aturan akan mengakibatkan banyak dampak, diantaranya dampak kesehatan bagi manusia yaitu timbulnya keracunan pada petani

Pestisida yang banyak direkomendasikan untuk bidang pertanian adalah golongan organofosfat, karena golongan ini lebih mudah terurai di alam.

Faktor yang berpengaruh dengan terjadinya keracunan pestisida adalah faktor dari dalam tubuh (internal) dan dari luar tubuh (eksternal).
Faktor dari dalam tubuh antara lain umur jenis kelamin genetik status gizi kadar hemoglobin tingkat pengetahuan status kesehatan. Sedangkan faktor dari luar tubuh mempunyai peranan yang besar. banyaknya jenis pestisida yang digunakan jenis pestisida dosis pestisida frekuensi penyemprotan masa kerja menjadi penyemprot lama menyemprot pemakaian alat pelindung diri cara penanganan pestisida kontak terakhir dengan pestisida ketinggian tanaman suhu lingkungan waktu menyemprot tindakan terhadap arah angin.

Sebagai bahan beracun pestisida hrslah dikelola/diawasi secara benar. Untuk itu ada beberapa simpul yg perlu diawasi
PABRIK PENGHASIL
SIMPUL 1

PENDISTRI BUSIAN
SIMPUL 2

LINGKUNGAN SIMPUL 3

MANUSIA SIMPUL 4

DIAWASI HIPERKES, DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

DIAWASI PERTANIAN & KESEHATAN

PERAN PETUGAS KESEHATAN DALAM PENGAWASAN PESTISIDA


MELAKUKAN PENGAWASAN/PEMBINAAN TP2 (TEMPAT PENGELOLAAN PESTISIDA) SEPERTI : A. PEST CONTROL. B. SAWMILL C. PERKEBUNAN D. TOKO/KIOS PESTISIDA E. KUD.

TUJUAN PENGAWASAN TP2 INI ADALAH


AGAR DAPAT DIPENUHINYA PERSYARATAN TEKNIS PENGAMANAN & PENGELOLAAN PESTISIDA SEHINGGA DAPAT DICEGAH TIMBULNYA DAMPAK NEGATIF AKIBAT PENGELOLAAN PESTISIDA.

LANGKAH LANGKAH PENGAWASAN TP2

1. Registrasi/pendataan TP2 Data yang hrs dikumpulkan al :


a. Data Administratif
Nama & Alamat perusahaan Nama penanggung jawab Nomor/tempat izin usaha atau Hinder Ordonasi (HO ) Nama & alamat Dokter Perusahaan Nama penanggung jawab teknis Nama & alamat karyawan penjamah

b. Data Teknis Pengamanan Pestisida

LANGKAH LANGKAH PENGAWASAN TP2

2. Setelah data terkumpul disusun rencana kerja yg meliputi : Pemetaan lokasi TP2. Rencana Jadwal Pemeriksaan TP2 Alokasi dana. 3. Tindak lanjut Pengawasan TP2 Bagi TP2 yang melanggar ketentuan sesuai dgn peraturan yg ada dpt dikenai

ADMINISTRATIF & TINDAKAN HUKUM (PIDANA)

Administratif .
Pencabutan izin, kewenangan ini bukan kewenangan Instansi Kesehatan, maka petugas wajib melakukan pendekatan dg instansi yg berwenang demi terlaksana sanksi tersebut

b. Hukum (Pidana)
Terjadi pelanggaran berulang-ulang dan dan telah terbukti menimbulkan kematian terhadap ternak maupun manusia.

PERSYARATAN KESEHATAN TEMPAT PENJUALAN PESTISIDA

1. Konstruksi Ruang
diatur sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan dalam pelayanan terhadap pembeli. Ruang mudah dibersihkan

Luas ventilasi minimal 20 % dari luas lantai.

Pencahayaan minimal 200 lux

Jauh atau tidak ada tempat makanan.

PERSYARATAN KESEHATAN TEMPAT PENJUALAN PESTISIDA

1. Konstruksi Ruang
diatur sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan dalam pelayanan terhadap pembeli. Ruang mudah dibersihkan

Luas ventilasi minimal 20 % dari luas lantai.

Pencahayaan minimal 200 lux

Jauh atau tidak ada tempat makanan.

PERSYARATAN KESEHATAN TEMPAT PENJUALAN PESTISIDA

2. Tata Letak
Setiap jenis pestisida tidak boleh disajikan terlalu banyak dalam ruangan penjualan

Setiap jenis pestisida hrs disajikan dlm rak/lemari maksimum tingginya 2 meter, tidak boleh ditempatkan langsung dilantai.
Pestisida terbatas (sangat berbahaya) harus ditempatkan dilemari terkunci. Peletakan jenis pestisida dgn lainnya harus jelas batasnya.
Makanan,obat-obatan dan barang konsumsi lainnya tidak boleh disajikan berdekatan yang memungkinkan timbulnya kontaminasi dgn pestisida.

PERSYARATAN KESEHATAN TEMPAT PENJUALAN PESTISIDA


3. Penjual pestisida tidak boleh dilakukan dengan cara membuka, merubah atau menukar wadah aslinya.

4. Sarana lain yang harus dimiliki


alat pemadam kebakaran Tempat cuci tangan yg dilengkapi dengan sabun & lap (wastafel). Ada WC & kamar mandi.

CARA MEMBUANG PESTISIDA YANG RUSAK

Pestisida yang rusak harus dimusnahkan, salah satunya dengan cara menimbun dalam tanah dengan kedalaman lubang 50 cm dan jauhnya 100 meter dari sumber air.

Pengaruh Pestisida dalam tubuh.


Jika manusia terpajan pestisida jenis organofosfat dan karbamat kerja acetylcholinesterase terhambat sehingga terjadi akumulasi (penimbunan) dalam susunan saraf pusat akan menyebabkan tremor, kejang kejang , diare, kelemahan

PROSES PESTISIDA MASUK KE TUBUH MANUSIA. Melalui mulut


Keracunan melalui mulut terjadi, jika tanpa diketahui orang telah minum minuman atau makan makanan yang terkotori pestisida.

Melalui kulit
Terjadi pd saat org menyemprot arahnya bertentangan dengan arah angin. Pestisida yang melekat pada kulit dapat terserap kedalam tubuh.

Melalui jalan pernafasan


Keracunan melalui jalan nafas terjadi, jika tanpa diketahui, udara yang terkotori pestisida itu terhirup oleh pernapasan.

PENGARUH PESTISIDA DALAM TUBUH

Jika manusia terpajan pestisida jenis organofosfat dan karbamat kerja acetylcholinesterase terhambat sehingga terjadi akumulasi (penimbunan) dalam susunan saraf pusat akan menyebabkan tremor, kejang kejang , diare, kelemahan

GEJALA KERACUNAN
1. Keracunan akut (terminum, sengaja diminum/bunuh diri).
Akibatnya tidak tertolong (mati) tertolong (pengobatan medis Gejala keracunan akut berkembang selama pemaparan atau 12 jam kontak. Dengan tanda2 Penglihatan kabur Sakit kepala Mual-mual Muntar muntah Sakit perut Penyempitan pupil mata Keluar air ludah & air mata Gemetar Kesulitan bernafas Terlihat tanda tanda lumpuh.

GEJALA KERACUNAN

2. Keracunan Kronis
pestisida masuk secara perlahan lahan kedalam tubuh, sehingga menumpuk dalam darah dan akhirnya mempengaruhi susunan syaraf pusat akibatnya adalah : a. kelemahan b. sulit bernafas. c. terlihat tanda tanda kelumpuhan. Untuk mengetahui kadar pestisida dalam darah pada orang yang terpapar oleh pestisida yaitu : melakukan pemeriksaan cholinesterase darah. Keracunan kronis ini banyak dijumpai pada : Petani pemakai pestisida. Penjual pestisida Karena tidak mematuhi mematuhi tata cara pengamanan pestisida.

TINDAKAN PERTAMA APABILA DIKETAHUI SESEORANG KERACUNAN/MINUM RACUN


1. Usahakan penderita memuntahkan pestisida yang tertelan, caranya Pijat pipinya sehingga ibu jari dan telunjuk mengganjal rahang penderita, kemudian sodoklah langit-langit mulut penderita dengan telunjuk lain agar dapat muntah.

2. Bawalah segera penderita ke dokter atau petugas kesehatan dan puskesmas terdekat. 3. Pengobatan penderita.
Bersihkan jln nafas dari lendir yg mungkin menghambat jln nafas dengan cara aspirasi (pengisapan) lalu berikan oksigen. Berikan atrophine sulfat secara intra vena untuk melindungi konsentrasi ACP Mandikan & keramasi korban dgn sabun dan air, bilamana terjadi komtaminasi kulit & rambut Observasi pasien dengan sesama setidak tidaknya 24 jam untuk menjamin gejalagejala (mungkin odema paru) tidak terjadi penurunan atrophinisasi.

PERTOLONGAN PERTAMA KERACUNAN


Yakinkan bahwa diri sendiri aman Panggil bantuan Jauhkan korban dari penyebab keracunan (gunakan sarung tangan pada keracunan sianida, gas, atau pestisida) Bila seseorang tidak sadar dalam ruangan penuh gas beracun: Buka pintu & jendela dari luar, tunggu udara bersih baru masuk ruangan Jangan nyalakan lampu & jangan biarkan ada yang masuk dengan rokok menyala atau nyala api Bila seseorang terperangkap dalam ruangan terbakar
Jangan masuk kecuali memakai alat pernafasan yang tepat

Bila seseorang tidak sadar dalam tangki penyimpanan yang kosong:


Gunakan kompresor udara untuk memasukkan udara segar Jangan masuk kecuali memakai alat pernafasan yang tepat

PERTOLONGAN PERTAMA KERACUNAN


Bila ada, cuci mata dari zat kimia
Dengan air dingin & bersih yang banyak (dahulukan daripada mencuci kulit) selama 15-20 menit Jangan biarkan pasien menggosok mata Bila nyeri/silau, tutupi mata dengan kasa steril Rujuk ke dokter

Cek apakah pasien sadar

Panggil/guncangkan bahu pasien


Baringkan telentang Dongakkan kepala, angkat dagu Lihat apakah ada nafas (dada/perut) Rasakan naik turunnya nafas di dada pasien Rasakan nafas pasien dengan pipi Dengarkan suara nafas

Buka jalan nafas

Cek apakah pasien bernafas

MENCARI PERTOLONGAN MEDIS


Sesegera mungkin (<2 jam) dibawa ke RS Jangan pindahkan pasien sampai bisa bernafas spontan Bila jauh dari RS Bawa ke tempat pelayanan kesehatan atau dokter terdekat Pencegahan absorpsi lebih lanjut: Bila melalui kulit, cuci dengan air & sabun Bila melalui inhalasi, letakkan di ruangan yang segar Bila ditelan: Rangsang muntah: sentuh tenggorokan (tidak boleh pada keracunan zat korosif & minyak tanah, tidak sadar) Bilas lambung: hanya bila pasien sadar, dalam 4 jam setelah zat kimia ditelan Pencahar Norit (arang aktif) 1 gr/kg

PROGRAM PENGAMANAN PESTISIDA MELIPUTI :


1. Pembinaan petugas Kab/Kota

2. Pengawasan pendistribusian dan penjualan pestisida

3. Reporting/recording

Ad.1. Pembinaan petugas Kabupaten/Kota Melakukan pembinaan oleh petugas Propinsi ke Kabupaten/Kota yang berkaitan dengan program pestisida.

Ad.2. Pengawasan pendistribusian dan penjualan pestisida.


Dalam pengawasan ini dilakukan oleh Tim Teknis Komisi Pestisida baik Propinsi maupun Kab/Kota dengan leading sektor dinas pertanian dimana diketuai oleh Asisten III dan Dinas Kesehatan duduk sebagai Anggota. SK Tim Teknis ini dikeluarkan oleh Gubernur untuk Propinsi dan Bupati dan Walikota untuk Kab/Kota Tim ini dalam tugasnya melakukan pengawasan terhadap peredaran pertisida Terbatas dan tidak terdaftar dalam daftar pestisida yang diizinkan beredar yang dikeluarkan oleh SKB Menteri Pertanian & Kesehatan Kewenangan Tim Teknis Komisi Pestisida ini Memberikan rekomendasi atau peringatan terhadap distributor dan penjual Pestisida mengedarkan dan menjual pestisid yang tidak diizinkan beredar. Tim Teknis Komisi pestisida juga dapat memberikan sanksi hukum terhadap Distributor dan penjual pertisida terlarang yang dibantu oleh PPNS Dinas pertanian.

Ad.3. Reporting/recording
Kegiatan ini adalah kegiatan rutin yaitu melakukan pencatatan dan pelaporan Terhadap Tempat pengelolaan pestisida baik yang memenuhi syarat kesehatan Maupun tidak.

Anda mungkin juga menyukai