Anda di halaman 1dari 0

TANDUR KULIT

OLEH
IMAM BUDI PUTRA






DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP. H. ADAM MALIK
MEDAN
2008

Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008

TANDUR KULIT


PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ yang penting bagi manusia karena memiliki fungsi
antara lain sebagai pelindung terhadap lingkungan di sekitarnya dan mempertahankan
suhu tubuh. Komplikasi yang diakibatkan oleh kerusakan dan kehilangan jaringan
kulit dapat menimbulkan infeksi bakteri, kehilangan cairan tubuh, protein, energi,
serta kerusakan jaringan dibawahnya.
l

Dalam menangani suatu luka akibat trauma atau penyakit, hasil yang
diharapkan adalah dapat mengembalikan integritas anatomi maupun fungsinya. Pada
kenyataannya tidak semua luka dapat menutup secara primer, karena kehilangan
kulitnya terlalu luas membutuhkan jaringan penutup untuk mengatasinya. Salah satu
pilihan untuk menutup luka tersebut adalah dengan melakukan tindakan tandur kulit
(skin graft).
1,2

Tandur kulit sudah dilakukan oleh masyarakat Hindu Tilemaker Caste lebih
dari 2500-3000 tahun yang lampau. Pada saat itu tandur kulit dilakukan untuk
rekonstruksi hidung yang rusak akibat amputasi sebagai hukuman bagi para pencuri.
Pada abad ke 19 tandur kulit baru diperkenalkan di dunia barat. Selama 100 tahun
terakhir, alat dan metode yang digunakan mengalami banyak perubahan dan
perbaikan.
3
Pada perkembangan awal terdapat beberapa nama yang berhubungan
dengan tandur kulit ini, diantaranya adalah Bunger tahun 1823 melakukan
pemindahan kulit kecil dan tipis (epidermic graft) yang diletakkan pada permukaan
jaringan granulasi. Lawson (1870), Le fort (1872), dan Wolfe (1875)
memperkenalkan Full-Thickness Skin Graft (FTSG), sedangkan Ollier (1872) dan
Thiersch (I874) pertama kali melaporkan Split-thickness skin graft (STSG), yang juga
selanjutnya mengemukakan dan mengembangkan tentang thin STSG. Tahun 1929
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
Blair dan Brown memperkenalkan Intermediate (medium) STSG Tahun 1939,
Padgett melakukan thick STSG dan juga memperkenalkan selanjutnya dermatome.
2,4
Pada bidang bedah kulit terdapat banyak jenis tandur kulit, antara lain FTSG
dan STSG yang akan dibahas lebih mendalam definisi, indikasi, kontra indikasi,
perawatan, dan Tehnik mengerjakannya, sedangkan pada beberapa tandur kulit
lainnya yang sering dilakukan di bagian kulit seperti punch graft, hair-bearing graft,
cultured, epidermal graft, minigraft dan suction blister graft akan diuraikan secara
ringkas.

DEFINISI
Tandur kulit secara umum merupakan salah satu tindakan transplantasi yang
didefinisikan sebagai tindakan pemisahan sebagian atau seluruh tebalnya kulit donor
yang di pindahkan ke resipien. Supaya hidup di tempat yang baru tersebut,
dibutuhkan penyaluran darah baru (revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan
hidup kulit yang dipindahkan tersebut. Proses ini dinamakan take.
1,4


Syarat - syarat tandur kulit baik adalah :
1. Vaskularisasi resipien yang baik.
2. Kontak yang akurat antara tandur kulit dengan resipien.
3. Imobilisasi.
2


FASE KETAHANAN HIDUP TANDUR KULIT
1. Imbibisi
Fase ini dimulai segera setelah operasi. Pada 8 jam pertama fase ini donor
melekat pada resipien melalui bantuan bekuan fibrin.
Selama fase ini terjadi 3 hal, yaitu :
Penempelan donor ke resipien melalui bekuan tibrin
Perpindahan cairan secara pasif (serum dan eritrosit) searah dari kapiler di
resipien ke donor, sehingga berat donor bertambah 40% dalam 48 jam
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
pertama. Serum menyediakan nutrisi dan oksigen selama 2 hari pertama pasca
tranplantasi.
Kulit donor tampak edema dan pucat serta mengalami metabolisme anaerobik
yang ditandai dengan penurunan kerja enzim dan penurunan pH.
1-5


2. Revaskularisasi
Fase ini terdiri atas 2 proses, yaitu :
Inokulasi : 6 sampai 12 jam setelah tranplantasi, terjadi hubungan langsung
antara tandur dengan pembuluh darah pejamu.
Neovaskularisasi : pada tahap ini terdapat pertumbuhan pembuluh darah
pejamu ke dalam tandur. Dalam waktu 48 jam, endotel kapiler pejamu
mencapai taut dermo epidermal tandur dan revaskularisasi lengkap terjadi
pada hari ke-4 atau 5. Secara klinis, tandur berwarna merah muda sampai
merah ungu. Pada hari ke 4 sampai ke 7, terbentuk pembuluh limfe serta vena,
dan edema berkurang.
l-5

3. Maturasi
Pada hari ke-4 pasca operasi terjadi infiltrasi lapisan oleh fibroblas dan resorbsi
bekuan fibrin sehingga tandur melekat erat pada hari ke 9. trpitel bermitosis
dengan hebat, sehingga mencapai ketebalan 7 kali lipat. Organisasi dan penyatuan
tandur dengan pejamu terjadi pada hari ke 10 sampai 12 pasca operasi.
1-5


JENIS - JENIS TANDUR KULIT
Tandur kulit terbagi atas :
1. Autograft yaitu tandur kulit yang berasal dari individu yang sama berasal dari
tubuh yang sama). Terdiri dari FTSG, STSG, dermal graft, dan Composite graft.
2. Homografi yaitu bila tandur berasal dari individu lain yang sama spesiesnya
(berasal dari tubuh lain).
3. Hetegraft (Xenograft) yaitu tandur yang berasal dari makhluk lain yang berbeda
spesies.
1-4


Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
AUTOGRAFT
A. Full-Thickness Skin Graft
Disebut juga sebagar Wolfian graft, yaitu tandur yang meliputi epidermis dan
seluruh ketebalan dermis. Sering digunakan untuk menutup kelainan di wajah,
leher, ketiak, volar manus atau menutup daerah yang diinginkan secara estetik
tidak terlalu jelek
2,6-11


Keuntungan :
Kecenderungan untuk terjadi kontraksi lebih kecil.
Kecenderungan untuk berubah warna lebih kecil.
Kecenderungan permujakaan berkilat lebih kecil.
Secara estetik lebih baik dari STSG.
2,6,7

Kerugian :
Kemungkinan take lebih kecil dibanding STSG.
Hanya dapat menutup defek yang tidak terlalu luas.
Donor harus dijahit atau ditutup oleh STSG bila luka donor agak luas
sehingga tidak dapat ditutup primer.
Donor terbatas pada tempat-tempat tertentu seperti : inguinal, supraklavikular,
retroaurikular.
2,6,7

Indikasi :
Kehilangan jaringan.
Kualitas jaringan yang kurang baik.
Memerlukan tindakan lebih dari satu tahap.6,7
Kontra indikasi :
Tidak terdapatnya suplai darah.
Perdarahan yang tidak dapat dikontrol.
Kelainan yang bersifat rekuren dan sedang dalam pengawasan.
6,7

Tehnik mengerjakan
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
Kehilangan kulit yang ada dibuat patron dari kasa karet sarung tangan bedah
kemudian dibuat desain pada daerah donor sesuai dengan patron. Donor dapat
diambil dari : retroaurikuler, supraklavakular, kelopak mata, perut, lipat paha
(inguinal), lipat siku, lipat pergelangan. Dilakukan penyuntikan NaCl 0,9 % atau
lidokain dicampur dengan adrenalin. Penyuntikan ini berguna untuk :
a. Meratakan permukaan kulit pada daerah donor yang tidak rata.
b. Membantu pemisahan lapisan dermis dengan jaringan lemak di bawahnya.
c. Lapangan operasi relatif lebih bersih dari peredaran membuat batas dermis
dan subkutis lebih jelas sehingga rnempermudah pengambilan tandur.
Insisi sesuai desain sampai sedalam dermis dengan menggunakan pisau no. 15
atau no. 10. Dilakukan pemisahan dermis dengan subkutis, keadaan kulit
dalam keadaan tegang dengan bantuan countertraction dari asisten. Setelah
kulit didapat dilakukan pembuangan jaringan lemak yang ikut terangkat saat
pengambilan. Dengan cara meietakkan permukaan epidermis teregang di atas
jari telunjuk operator dan menggunting sisa jaringan 1emak.
2,6,7

B. Split-Thickness Skin Graft
Tandur yang mengandung epidermis dan sebagian dermis, tipe ini terdiri atas 3
jenis berdasarkan ketebalannya yaitu :
a. Thin STSG sering juga disebut Thiersch atau Ollier-Theirsch graft, berukuran
0,008 - 0,012 mm.
b. Intermediate (medium) srsG, berukuran 0,012 - o,018 mm.
c. Thick STSG atau three quarter thickness graft, berukuran 0,018 - 0,030
mm.
12,13

STSG dapat merupakan tindakan yang definitif sebagai penutup kelainan yang
permanen atau hanya sebagai tindakan yang sementara sambil menunggu
tindakan yang definitif. Tindakan sementara ini dimaksudkan untuk rnengontrol,
mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dan menutup struktur vital,
kemungkinan nanti dapat diganti dengan FTSG atau Skin flap untuk mendapatkan
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
hasil yang lebih baik. STSG diindikasikan untuk tnenutup defek - defek kulit
yang iuas.
2,12,13

Keuntungan :
Kemungkinan take iebih besar.
Dapat dipakai untuk menutup defek yang luas.
Donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja.
Daerah donor dapat sembuh sendiri (epitelialisasi).
2,12,13

Kerugian :
Mempunyai kecenderungan kontraksi lebih besar.
Mempunyai kecenderungan terjadi perubahan warna.
Permukaan kulit berkilat.
Secara estetik kurang baik.


Indikasi
Luka yang luas.
Penutupan sementara.
Observasi tumor yang rekuren.
12,13

Kontra indikasi
Ukuran luka kecil yang dapat diperbaiki dengan melakukan flap atau
FTSG
12,13


Tehnik mengerjakan
Donor dapat diambil dari daerah mana saja di tubuh seperti perut, dada,
punggung, bokong, ekstermitas dan lain-lain, bahkan satu tempat yang sama dapat
diambil beberapa kali. Umumnya yang sering dilakukan diambil dari tungkai atas.
Untuk mengambil STSG dari tempat donor dilakukan dengan menggunakan.
a. Pisau (blade) semua pisau yang tajam, tipis dan rata.
b. Pisau khusus ketebalan tandur yang diambil diatur dan merata humby,
braith, waite, bodenham, watsai.
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
c. Dermatome dermatome tangan (drum dermatome), dermatome listrik dan
tekanan udara.2,8,9
Pemilihan alat yang digunakan tergantung dari pengalaman masing-masing operator.
Prinsip dari penggunaan alat-alat ini adalah menggerakkan pisau untuk memotong
kulit agar mendapatkan selapis kulit yang ketebalannya tergantung pada kontrol dari
operator atau berdasarkan kalibrasi yang ada pada alat tersebut.
2,12,33

ANASTESI PADA DAERAH DONOR
Pada F'TSG dan STSG dapat dilakukan dengan infiltrasi, anestesi block
regional atau narkose umum. Ini terganntung luas kulit dan daerah donor yang akan
dambil.
l-5


PENEMPELAN TANDUR KULIT
Tehnik dasar penempelan STSG dan FTSG adalah sama. Sebelum
penempelan daerah resipien harus dilakukan hemostasis dengan baik sehingga
diperlukan resipien bersih tidak ada pendarahan atau bekuan darah. Dilakukan
penjahitan interupted. disekeliling tandur dengan benang non absorbable 4-0 atau 5-0
bisanya menggunakan silk. J ahitan dimulai dari tandur ke tepi luka resipien, dari
suatu yang lebih mobil ke tempat yang lebih fixed. Di atas kulit ditutup tule, dilapisi
kasa lembab NaCl 0,9% dan selanjutnya dilapisi kasa kering steril. Dibuat beberapa
lubang kecil di atas tandur kulit untuk jalan keluar darah yang ada. Kemudian
dilakukan irigasi untuk membuang sisa bekuan darah di bawah tandur dengan spuit
berisi NaCl 0,9%. Untuk membantu keberhasilan tindakan dilakukan balut tekan
menggunakan verban elastis. Pada daerah-daerah yang tidak memungkinkan dipasang
verban elastis seperti muka dan leher untuk menjamin fiksasi perlu dilakukan tie
over.
2-4,7,9,12,13
Tie over adalah cara yang terbaik untuk fiksasi tandur kulit, bila akan
melakukan tie over saat menjahit tepi tandur beberapa sisa simpul dibiarkan panjang
untuk fiksasi. Bila perlu untuk menjamin imobilisasi dapat dipasang spalk
(splint).
2-4,7-9,12,13
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
Kehilangan kulit daerah donor STSG akan sembuh sendiri melalui proses
epitelialisasi. Ini dimungkinkan karena masih terdapat unsur-unsur epitel di dalam
dermis seperti folikel rarnbut, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak (sebasea) Luka
donor STSG setelah pengambilan tandur ditutup tulle dan kasa steril kemudian
dibalut dengan verban elastis.
2-4,7-9,12,13
Kehilangan kulit daerah donor FTSG ditutup dengan melakukan undermining
pada tepi luka dan sedapatnya ditutup primer tanpa ketegangan. Bila tidak dapat
ditutup primer, luka ditutup dengan STSG. Pada donor FTSG setelah pengambilan
tandur harus dijahit karena lapisan yang diambil tidak menyisakan asesori kulit yang
mengandung unsur epitel sehingga tidak memungkinkan terjadinya
epitelialisasi.
2-4,7-9,12,13


CARA PERAWATAN
Bila diyakini tindakan hemostatis daerah resipien telah dilakukan dengan baik
dan fiksasi tandur kulit telah dilakukan dengan baik, balutan dibuka hari ke-5 untuk
mengevaluasi take dari tandur kulit dan benang jahitan dicabut.
1-3,7-9,12,13
Skin Graft take yang dimaksud adalah terjadinya revaskularisasi, di mana
tandur kulit memperoleh cukup vaskularisasi untuk hidup seperti parasit di tempat
yang baru. Apabila baik, dilakukan perawatan tiap 2-3 hari. Disarankan pada
penderita pasca tindakan tandur kulit di ekstremitas tetap memakai pembalut elastis
sampai pematngan tandur kurang lebih 3-6 bulan.
1-3,7-9,12,13
Bila diduga akan adanya seroma, hematoma atau bekuan darah di bawah kulit
sebaiknya dalam 24-48 jam dilakukan pengamatan tandur kuiit. Karena bila terjadi
seroma, hematoma atau bekuan darah dibawah tandur kulit akan mengurangi kontak
tandur dengan resipien sehingga akan menghalangi take dari tandur kulit tersebut-
Pada pengamatan ini dilakukan pembukaan balutan dengan hati-hati, jangan sampai
merusak tandur (terangkat atau tergeser). Seroma, hematoma atau bekuan darah harus
segera dievakuasi dengan melakukan insisi kecil pada tandur kulit tepat di atas
seroma, hentatoma, bekuan darah tersebut, selanjutnya dilakukan pembalutan lagi.
Perawatan dan penggantian balut dilakukan tiap hari sampai seroma, hematoma,
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
bekuan darah tidak ada lagi di bawah tandur kulit. Bila evakuasi seroma, hemotoma,
bekuan darah dilakukan dalam 24 jam pertama, tandur masih dapat terjamin take
100%. Untuk selanjutnya perawatan dan pengelolaan sama seperti yang telah
diuraikan di atas. Infeksi pada tandur kulit tidak akan menimbulkan kenaikan suhu
badan dalam 24 jam pertama pasca bedah. Demam yang tidak tinggi disertai adanya
bau atau kemerahan pada pinggir tandur kulit antara hari ke-2 dan ke-4 pasca bedah,
apalagi bila disertai adanya rasa nyeri yang makin bertambah akan lebih menyokong
adanya infeksi pada daerah operasi.
1-3,7-9,12,13


PERAWATAN LUIKA DAERAH DONOR
Pada donor STSG balutan dibuka setelah proses epitelialisasi. Pada daerah donor
penyembuhan atau epitelialisasi untuk thin STSG 7 sampai 9 hari, intermediate STSG
10 sampai 14 hari sedangkan thick STSG memerlukan 14 hari atau lebih. Perawatan
STSG secara umum rata-rata memerlukan waktu 14 hari. Balutan dibiarkan sekitar 14
hari, kecuali bila balutan kotor diganti bagian luarnya saja. Balutan pada donor
biasanya melekat erat dengan kuiit. Saat melepas balut (tuIle) harus hati-hati dan
jangan dipaksa. Bila balutan masih melekat erat tidak diangkat. Hal yang terbaik
balutan dapat terpisah (terlepas) spontan. Bagian yang masih melekat dibiarkan
sampai dapat terlepas sendiri karena telah terjadi epitelialisasi. Bila pelepasan balut
(tulte) dipaksa akan berdarah disertai rasa nyeri, ini merusak proses epitelialisasi dan
penyembuhan akan bertambah lama.
2,12,l3
Luka donor FTSG diperlukan seperti luka jahitan biasa yaitu hari ke-3 kontrol
luka dan hari ke-7 jahitan dapat diangkat atau bila diyakini hasil tindakan tidak akan
timbul masalah, kontrol dapat langsung hari ke-7. Pada donor FTSG yang tidak dapat
ditutup prirner, dilakukan penutupan dengan STSG, perawatannya seperti perawatan
luka STSG.
2,7-9

FAKTOIR YANG MENGHAMBAT KEBERHASILAN TANDUR KULIT
Kunci utama kesuksesan tindakan tandur kulit adalah terpenuhinya syarat-
syarat untuk tindakan tandur kulit dan mengetahui faktor yang membuat tandur kulit
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
gagal. Berangkat dari itu pula maka untuk meningkatkan keberhasilan tindakan
tandur kulit ini dilakukan upaya-upaya pencegahan terhadap faktor yang dapat
membuat tandur kulit gagal, yaitu:
1-4,6-8,12,13,16

1. Hematoma
Penyebab kegagalan tandur kulit yang terpenting adalah adanya perdarahan atau
hernatoma di bawah tandur kulit. Bekuan darah atau seroma akan menghalangi
kontak dan proses revaskularisasi, sehingga tindakan home ostasis yang baik
harus dilakukan sebeium penempelan tandur kulit. Perawatan perdarahan yang
baik pada resipien sebelum penempelan yaitu dengan cara ligasi (kauter) pada
sumber perdarahan (bleeding point) atau menunggu terjadinya proses spontan
hemostasis normal. Sambil menunggu luka resipien ditutup oleh kasa lembab
campuran NaCl 0,9% dengan adrenalin. Pada tandur dibuat beberapa insisi kecil
untuk drainase sehingga seroma darah tidak terkumpul di bawah tandur kulit yang
dapat menghalangi kontak tandur dengan resipien.

2. F'iksasi
Suplay darah yang kurang baik pada daerah resipien, misalnya daerah bekas crush
injury akan mengurangi kemungkinan take, kecuali bila telah dilakukan
debridement yang adekuat. Penempelan tandur kutrit pada daerah yang avaskuler
seperti tulang, tendon, dan syaraf rnembuat tindakan tandur kulit gagal. Tandur
kulit akan gagal bila secara regional terjadi malfungsi arterial dan vena pada
daerah resipien. Dilakukan cara penjahitan interupted dipinggir kemudian jahitan
kasur diatas tandur kulit untuk menjamin kontak dan mencegah pergeseran.
Tandur kulit ditutup tule dan diatasnya ditutup kasa steril lembab NaCl 0,9%
sampai merata supaya dapat menyerap darah maupun seroma yang ada atau
dengan menggunakan kapas steril yang banyak kemudian dilapisi kasa kering
steril, diharapkan ada efek menekan secara merata keseluruh permukaan Tie over
ini dilakukan terutama pada daerah yang tidak dapat dilakukan balut tekan dengan
verban elastis. Sebaiknya kasa penutup sengaja dibuka dan diacak dari lipatannya
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
yang rapi, supaya bila nanti ditekan dengan tie over (verban elastis) dapat
memberi tekanan yang merata sampai disemua lekukan luka.

3. Imobilisasi
Pergeseran tandur kulit akan menghalangi atau merusak jalinan hubungan
(revaskularisasi) dengan resipien. Harus diusahakan terhindarnya daerah operasi
dari geseran dengan cara fiksasi dan imobilisasi yang baik. imobilisasi dilakukan
dengan spalk (splint) untuk daerah ekstremitas, leher, aksila yaitu untuk
melindungi tandur kulit dari gerakan-gerakan tubuh yang dapat merusak tandur
kulit serta mencegah kontraksi yang terjadi karena posisi anatornis.

4. Infeksi
Merupakan penyebab kegagalan yang sebenarnya tidak sering, walaupun dulu
seringkali para ahli bedah menyalahkan infeksi sebagai penyebab utama
kegagalan tandur kulit. Pendapat bahwa infeksi sebagai penyebab kegagalan
berdasarkan keyakinan bahwa sukses atau tidaknya penutupan luka tergantung
pada ada tidaknya infeksi luka. infeksi luka ditentukan oleh keseimbangan antara
daya tahan luka dan jumlah mikroorganisme. Bila jumlah mikroorganisme lebih
dari 10
4
/gram jaringan kemungkinan terjadinya infeksi adalah 89%. Sedangkan
bila jumlah mikroorganisme dibawah 10
4
gram/jaringan kemungkinan terjadinya
infeksi adalah 6%. Pada luka dengan jumlah Mikroorganisme lebih dari 10
5
/gram
jaringan hampir dipastikan penutupan luka selalu gagal (contohnya streptococcus
B hemoliticus). Perawatan luka yang baik, diperlukan untuk mencegah infeksi,
bila perlu dilakukan kompres NaCl 0,9% atau diberikan antibiotik yang sesuai
dengan mikroorganisme yang dapat merusak tandur kulit.

5. Tehnik yang salah
Tehnik yang salah dapat terjadi karena :
a. Menempelkan tandur kulit pada daerah berepitel atau daerah yang masih
cukup biji epitel dipermukaannya. Sel epitel ini merupakan sel basal
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
epiderrnis dan asesori kulit yang mengandung unsur epitel sepeti kelenjar
keringat, kelenjar sebasea dan folikel rarnbut.
b. Penempelan tandur kulit terbalik.
c. Tandur kulit terlalu tebal.
d. Ukuran tidak tepat.
e. Ketegangan.
f. Penanganan yang kasar menyebabkan trauma.
6. Penyakit sistemik
a. Diabetes mellitus
b. Imunosupresif
c. Kelainan kolagen-vaskuler

7. Tempat donor jelek
a. Lemak, tulang, kartilago, tendon.
b. Debris, nekrotik pada luka
c. Elektrokoagulasi berlebihan.
d. J aringan granulasi inadekuat.

C. PUNCH GRAFTING
Tindakan ini sering dipakai pada kondisi jaringan parut yang tidak dapat
dikoreksi dengan dermabrasi.
5


Indikasi
Kanker kulit
Ice-Pick acne scar
Ulkus pada kaki
Leukoderma
Vitiligo
Piebaldism
Epithelialized sinuses (tunnels)
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
Leukoderma dan alopesia sikalrisial
Transplantasi rambut pada alopesia androgenik
Transplantasi rambut pada alopesia sikatrisial
Revisi jaringan parut muka.
5



D. HAIR-BEARING GRAF'TS
Merupakan FTSG dengan bulbus rambut dan jaringan lemak. Digunakan pada
daerah-daerah tertentu seperti skalp, alis, janggut dan jambang, misalnya pada
karsinoma sel basal. Pada daerah tersebut skin flap biasanya lebih disukai
daripada tandur kulit, namun hal tersebut kadang-kadang tidak selalu
memungkinkan.
5

E. CULTURED EPIDERMAL GRAFTS
Kulit berukuran sekitar 1 cm
2
diambil dan dikultur selama 3-4 minggu agar siap
untuk dilakukan tandur.
l4


Indikasi
Autografts (dapat diterima secara komersial)
Luka bakar, dengan dasar luka yang sudah siap
Ulkus refrakter
Epidermolisis bulosa tipe junctional
Luka eksisi luas.
14


Allografts ( tidak dianjurkan)
Luka bakar
Ulkus rekalsitran yang berasal dari berbagai macam
- Ulkus venosum, arteriosum, campuran.
- Amputasi tungkai.
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
- Ulkus dekubitus.
- Ulkus karena keiainan sistemik: reumatoid arritis skleroderma.
Kehilangan kulit karena trauma.
Bekas menghilangkan tato denga laser CO
2
.
Donor STSG.
Epidermolisis bulosa (tipe distrofik resesif).
Kontra indikasi
Infeksi pada dasar luka.
Selulitis.
Dermatitis akut di sekitar luka.
Tidak ada dasar luka yang bersih dan jaringan granulasi sehat
Edema tungkai.
l4


F. MINIGRAFTS
Merupakan prosedur yang sederhana. Tehnik ini menyerupai mekanisme
fisiologis pada repigmentasi yang sering terjadi pada vitiligo setelah luka bakar.
Sejumlah melanosit diimplantasikan dengan punch bcrukuran 1,0 atau 1,2 mm.
15


Indikasi
Vitiligo
- Segmental
- Lokalisata
- Bilateral (lama, bentuk stabil)
15

Leukoderma
- Pasca luka bakar
- Pasca bedah beku
- Lupus eritematosus diskoid yang sudah baik
- Post hydroquinone monobenzyl ester toxixity
- Pasca dermabrasi
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
- Piebaldism.
15


Kontra indikasi
Vitiligo aktif
Kecenderungan terbentuk hiperpigmentasi
Kecenderungan terbentuk keloid.
15

G. SUCTION BLISTER GRAFT
Tujuan utama dari prosedur ini memindahkan epidermis normal ke epitel
akromia, yang didapat setelah 2 sampai 3 jam dengan suction 200 sampai 300
mmHg.
15


Indikasi
Vitiligo
- Segmental
- Lokalisata
- Bilateral (lama, bentuk stabil)

Leukoderma
- Pasca luka bakar
- Pasca dermabrasi
- Piebaldism
15


Kontra indikasi
Vitiligo aktif
Kecenderungan terbentuk hiperpigmentasi.
15


PENUTUP
Telah dibicarakan beberapa jenis tandur kulit, indikasi, perawatan, Tehnik
mengerjakan, menghambat keberhasilannya. Namun sebelum tersebut harus
dipertimbangkan pula baik dari rawat dan penjelasan kepada pasien.
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008

DAFTAR PUSTAKA
1. Brennan J A. Skin Grafts. Dalam: Myers AD. Biological Basis of Facial Plastic
Surgery. New York: Thieme Medical publishers Inc., 1993; 129-36.

2. Perdanakusuma DS. Skin Grafting. Surabaya: Airlangga University Press, 1998;
1-38.
3. J ohnson TM, Ratner D. Skin Grafts. Dalam: Ratz J l, Geronemus RG, Goldman
MP, Malovery ME, Padilla RS, penyunting. Textbook of Dermatologic Surgery.
Philadelphia : Lippincot Raver, 1998; 201-21.

4. Rudolph R, Ballantyne DL J r. skin Grafts. Dalam: Mc. J G, penyunting. Plastic
surgery Volume 1. Philadelphia : WB Saunders Company, 1990 ; 221-74.

5. Arpey cj, Whitaker DC, O'Donnel MJ . Cutaneous Surgery Illustrated and
Practical Approach. New York: Mc. Graw Hill, 1997; 155-94.

6. Roenigk RK, Zalla MJ . Full-Thickness Skin Grafts. Dalam: Robinson J K, Arndt
KA, Leboit DE, Wintroub BU, penyunting. Atlas of Cutaneous Surgery.
Philadelphia: WB Saunders Company, 1996; 157-64.

7. Kent DE. Full-Thickness Skin Grafts. Dalam: Lask Gp, Moy RL. Principles and
Techniques of Cutaneous Surgery. New york: Mc Graw-Hill, 1996; 297-308.

8. Gloster HM J r, Cincinnati MD. The use of full-thickness skin grafts to repair
nonperfoating nasal detects. J Am Acad Dermatol 2000 ; 42: 1041-50.

9. Byrd DR, Otley CC, Nguyen TH. Alar batten cartilage grafting in nasal
reconstruction: Functional and cosmetic results. J Am Acad Dermatol 2000; 43:
833 - 6.

10. Burge S, Rayment R, Free Skin Graft. Dalam: Simple Skin Surgery, Ronardy DH,
Alih Bahasa, Suyono J . penerbit Widya Medika, J akarta, 1993; 74-88

11. Falabella R, Antologous Minigrafting for stable leukoderma. dalam: surgical
Gems in Dermatology, Ed. Robins P, Igaku Shoin. VoI 2, New York-Tokyo,
1991; 51-53.

12. Aroute J , Full Thickness skin Grafts. dalam: Surgical Gems in Dermatology Ed.
Robins P, Igaku - Shoin Vol 2-, New York Tokyo, l991; 54.

13. Zilinsky I, Defattling of the Full-Thickness Skin Graft. dalam: Surgical Gems in
Dermatology, Ed Robins P, Igaku - Shoin Vol.2, New York - Tokyo, I992; 55.

Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
Imam Budi Putra : Tandur Kulit, 2008
USU e-Repository 2008
14. Keunen H, skin Grafting. dalam: Skin surgery, Ed Harahap M, Warren, H. Green
inc., St. Louis, Missouri, USA, 1985 ; 137-48

15. Falabella R. Surgical Techniques for Repigmentation. Dalam Robinson J K, et all,
penyunting. Atlas of Cutaneous Surgery Philadelphia: WB saunders companny,
1996; 175 - 84.

16. Eka N, et all, Beciah sahlpel. dalam: Buku panduan Penatalaksanaan Bedah Kulit
1, Ed. Yogyartono P, Bagian SMK Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FK
Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi Semarang, 2000; 95-99.

Anda mungkin juga menyukai