Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO BLOK 24. KEDARURATAN MEDIK Skenario 1 Nyeri Tenggorokan, Pingsan?

Seorang laki-laki umur 20 tahun datang ke praktek dokter umum dengan keluhan nyeri tenggorokan sejak 5 hari yang didiagnosa radang tenggorokan akut, mendapat antibiotika injeksi golongan penicillin yang dilakukan oleh perawat atas perintah dokter yang memeriksa. 10 menit kemudian pasien mengeluh mual, kemudian muntah, sesak napas, keringat dingin, kemudian jatuh pingsan. Pemeriksaan sementara didapatkan kesadaran sopor, sesak napas, RR 32-36 kali/menit, cepat dan dangkal, suara napas ngorok, tekanan darah 60 mmHg, nadi 140 kali/menit. Dokter segera melakukan tindakan resusitasi dan merujuk pasien ke UGD. Skenario 2 Tiba-tiba tidak Sadar Bapak Kabul 49 tahun diantar keluarga ke IGD RSDM. Anamnesis didapat kurang lebih 4 jam sebelumnya pasien tiba-tiba tidak sadar, saat dipanggil dan digoyang badannya, pak Kabul tidak membuka mata. Pak Kabul penderita DM dan hipertensi tidak pernah kontrol tapi rutin minum Gibenclamid. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 240/140 mmHg suhu 39,9, laju pernapasan 40 kali/menit Kussmaull. Nadi 130 kali/menit lemah. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb 10,99 gr%, leukosit 20.100/L, trombosit 173.000/L, GDS 432 mg/dL, ureum 40 mg/dl, creatinin 1,5 mg/dl, kalium 3,3 mmol/L. Pada saat di UGD diberikan infus RL tetesan cepat, pasien selanjutnya di rawat di HCU melati 1 dan diberi insulin. Skenario 3 Demam Tinggi, Tiba-tiba Dingin? Seorang anak laki-laki umur 3 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan demam 5 hari. Demam tinggi mendadak disertai keluhan nyeri kepala, nyeri otot, sendi, dan tulang belakang, mual, muntah, dan timbul bercak kemerahan. Orang tua juga mengeluh anak sakit perut dan kembung. Dua hari sebelum dirawat keadaan anak makin lemah, tak mau makan dan lebih banyak tidur. Saat datang suhu badan turun dibawah normal, anak tampak mengantuk, kulit basah/lembab dan napas cepat. Hasil pemeriksaan kesadaran somnolen, BB 15 kg, TB 102 cm, suhu 35,8, napas cepat dan dalam, nadi 180 kali/menit, isi kurang, tekana darah 80/60 mmHg, tekanan nadi 20 mmHg, CRT 5 detik. Abdomen membuncit, agak tegang, nyeri tekan, hepatomegali, bising usus menurun. Didapat melena + 20 cc. Pada pasien ini diberikan resusitasi cairan. Hasil laboratorium Hb 16 gr%, hematokrit 50%, leukosit 2.000/mm, trombosit 25.000/mm, albumin 2,3 gr/dl, natrium 125 mmol/L, kalium 4 mmol/L. Selanjutnya dirawat di PICU atas persetujuan ortu. SKENARIO BLOK 23. TRAUMATOLOGY

Skenario I Menabrak Jembatan Seorang laki-laki diantar polisi ke IGD RS Daerah. Pasien tersebut tidak sadar mengalami kecelakaan lalu lintas, naik sepeda motor menabrak jembatan. Saat tiba di IGD penderita muntah-muntah dan kejang, keluar darah dari mulut, hidung, dan telinga disertai suara gurgling dan snooring. Perawat nelaporkan tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 108 kali/menit, respirasi 24 kali/menit. Tampak luka terbuka di paha kanan sepanjang 3 cm, angulasi, dan perdarahan aktif. Dokter IGD melakukan primary survey.

Airway (A) : didapatkan gurgling, snooring, tampak darah di oropharnyx. Dokter melakukan pembebasan jalan napas dengan cara suction (gurgling) dengan kanul yang rigid, chin lift atau jaw trust manuver (untuk menghilangkan snooring) karena pasien koma dan pemasangan intubasi endotrakeal dilanjutkan oksigenasi 10 liter/menit, dan memasang collar brace. Breathing (B) : RR 24 kali/menit. Thorax : jejas ekskoriasi pada hemithorax sinistra, pengembangan hemithorax sinistra tertinggal, perkusi hemithorax sinistra meredup, auskultasi suara vesikuler menurun pada hemithorax sinistra. Dokter merencanakan pemeriksaan foto thorax (pada adjust primary survey) Circulation (C) : Nadi cepat 108 kali/menit, Tekanan darah 110/80 mmHg, akral hangat, dokter melakukan infus RL dengan IV Cath no.16 20 tetes/menit dan pemasangan kateter urine. Disability (D) : GCS 8, pupil anisokor dekstra < sinistra 3/5 mm, refleks cahaya +/+ hemiparese dekstra. Dokter melakukan pemberian manitol bolus 200 cc IV dan merencanakan pemeriksaan CT scan kepala dengan mempertimbangkan rujukan ke RS dengan fasilitas bedah syaraf. Environment (E) : Semua pakaian dibuka untuk menilai apakah ada kelainan lain yang sifatnya life threathing. Setelah itu pasien diselimuti untuk mencegah hipotermia.

Adjust Primary Survey: Dokter melakukan pemeriksaan foto cervical lateral cross table, foto thorax AP dan foto pelvis AP. Hasil pemeriksaan foto thorax didapatkan hematothorax kiri, pelvis dan cervical dalam batasan normal. Secondary Survey:

Kepala : hematom temporoparietal sinistra 8 cm Wajah : oedem periorbita dekstra/sinistra, bloody rhinorhoea dekstra/sinistra, bloody othorhoea sinistra, halo test +, floating maxilla +, malokusi gigi, deformitas mandibula Leher tidak didapatkan kelainan Thorax: didapatkan hematothorax Dokter melakukan pemeriksaan chest tube, abdomen dan pelvis tidak didapatkan kelainan Ekstremitas : vulnus appertum femur dekstra sepanjang 3 cm, nampak angulasi, perdarahan aktif, fat globul +, oedem, krepitasi +

Dokter melakukan bebat tekan realignment femur dan imobilisasi, pasien disiapkan untuk dirujuk ke Trauma Center

Skenario II (Soon) SKENARIO BLOK 22. GERIATRI Skenario I Aduh, Nenekku Jatuh Seorang wanita geriatri dengan berat bada 55 kg, TB 163 cm, tiba-tiba jatuh dan dibawa je UGD, Sejak 3 hari yang lalu kaki bengkak dan lutut kanan pasien sakit jika digerakkan sehingga sulit berjalan. Keluhan lain yang dirasakan adalah nafsu makan yang menurun, mata kabur, kurang dengar, dan sering lupa. Terapi yang didapat adalah meloxicam 1 x 7,5 mg dan dexametason 3 x 1 tablet, antalgin 3 x 1 tablet untuk mengurangi nyeri, Bisoprolol 1 x 10 mg, furosemid 1-0-0 (9). Penderita selama ini tinggal sendirian di rumah dengan pencahayaan kurang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 190/80 mmHg. Pada hasil pemeriksaan laboratorium kadar gula darah sewaktu 250 mg/dL, Hb = 8,1 gr%, kreatinin 2,3 mg/dL. Hasil pemeriksaan urin rutin proteinuria +2.

Skenario II Ngompol Lagi Ngompol Lagi Eyang Karto usia 75 tahun dibawa ke dokter oleh putrinya karena ngompol sejak 3 bulan dan diikuti ngobrok selama 2 minggu. Sering marah-marah dan tidak bisa tidur sehingga sering minum obat tidur. Sejak Istri penderita wafat, dia tinggal dengan putrinya. Dalam melakukan aktifitas sehari-hari harus dibantu. Dua tahun yang lalu penderita dirawat akibat stroke. Pemeriksaan neurologi ekstremitas superior dan inferior sinistra kekuatannya menurun (3+/3+). Hasil rectal toucher dan USG didapatkan prostat tidak membesar. Dokter melakukan pemeriksaan indeks barthel. Penderita juga dilakukan pemeriksaan psikiatri. Skenario III Mbah Suro Mogok Makan Mbah Suro, 80 tahun dibawa ke UGD RS Dr. Moewardi karena tidak mau makan, lemas, dan nampak gelisah, Sudah 5 hari tidak buang air besar. Hampir 2 minggu mbah Suro tiduran terus,

karena lemas dan batuk, berdahak, tidak berdarah, tidak demam, tidak didapatkan nyeri dada. Dan tidak mau dibawa berobat. Dari hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran: apatis, TD 120/70 mmHg, RR 30 x/menit, T 36C, HR 108 x/menit. Pada pemeriksaan paru sebelah kanan didapatkan ronkhi basah kasar, suara dasar bronkhial dan fremitus raba meningkat. Tampak luka pada punggung bawah berukuran 4 x 5 cm dengan dasar luka kemerahan. Skor norton 9. Hasil lab: leukosit 7.500. Foto thorax menunjukkan kesuraman homogen pada paru kanan. Di UGD diberikan oksigenasi, antibiotik, dan terapi cairan. Kemudian dirawat di ruang rawat geriatri dengan medikasi dan kasur dekubitus. Direncanakan konsul ke Rehabilitasi Medik. SKENARIO BLOK 21. PEDIATRI Skenario I Adik Bayi yang lucu.. Santi, seorang mahasiswi kedokteran, di ruang bersalin, ia mendapati seorang bayi laki-laki dengan berat 3,6 kg, panjang 50 cm. Skor APGAR menit pertama 8, menit kelima 9, dan menit kesepuluh 10. Santi melakukan pemeriksaan fisik lengkap pada bayi yang baru lahir tersebut dan semuanya normal. Santi melihat catatan riwayat kesehatan ibu serta riwayat persalinan. Ia mendapati bayi tersebut dilahirkan secara spontan pada umur kehamilan 39 minggu. Ketuban pecah 3 jam sebelum bayi lahir, warna ketuban jernih, tidak ada mekoneum. Catatan kesehatan ibu menunjukkan bahwa tanda vital ibu normal, pemeriksaan TORCH negatif, HbsAg negatif, gula darah normal, dan HIV negatif. Selanjutnya bayi dan ibunya dibawa ke ruang perawatan untuk dirawat gabung dan diberikan ASI oleh ibu. Keesokan harinya, bayi tersebut terlihat ikterik. Skenario II Wah..gawat! Rini, seorang dokter muda diminta membantu di ruang operasi. Di sana ada seorang ibu 27 tahun dengan umur kehamilan 40 minggu yang sedang menjalani sectio caesaria. Sectio caesaria itu dilakukan atas indikasi detak jantung janin melemah. Setelah lahir, bayi tersebut tidak menangis, apneu, dan berwarna kebiruan. Dokter segera membawa bayi ke meja resusitasi dan bayi dikeringkan, distimulasi, diberi ventilasi tekanan positif, pijat jantung, dan injeksi epinefrin. Setelah resusitasi didapatkan APGAR skor 6 pada menit ke 10, kemudian bayi segera dipindahkan ke ruang NICU untuk perawatan lebih lanjut.

Skenario III Kok Anakku belum bisa jalan..?

Suryadi, bocah berusia 2,5 tahun itu hanya bergelayut manja di gendongan sang ibu. Ia belum bisa merangkak apalagi berjalan, dan sampai saat ini belum sepatah katapun bisa diucapkannya, hanya rengekan pelan yang keluar dari mulutnya. Berdasarkan hasil pemeriksaan Debver II oleh dokter didapatkan adanya keterlambatan semua domain perkembangan.

Anda mungkin juga menyukai