Anda di halaman 1dari 22

http://organisasi.org/pengertian_definisi_dan_cara_penularan_penyebaran_virus_hiv_aid s_info_informasi_penyakit_menular_seksual_pms pengertian!!! A.

Virus HIV HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AI ! dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel " # sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit $alaupun yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel " # dan merubahnya men%adi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. !el darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. &anpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. ampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa. '. (enyakit AI ! AI ! adalah singkatan dari Ac)uired Immune eficiency !yndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan $aktu untuk menyebabkan sindrom AI ! yang mematikan dan sangat berbahaya. (enyakit AI ! disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel " # pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. *etika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AI !. +ntuk men%adi AI ! dibutuhkan $aktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat men%adi AI ! yang mematikan. !eseorang dapat men%adi HIV positif. !aat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AI !. ". -etode / &eknik (enularan dan (enyebaran Virus HIV AI ! . arah "ontoh : &ranfusi darah, terkena darah hiv/ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, %arum suntik, dsb . "airan !emen, Air -ani, !perma dan (e%u (ria "ontoh : 0aki.laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb. . "airan Vagina pada (erempuan "ontoh : 1anita berhubungan badan tanpa pengaman, pin%am.memin%am alat bantu seks, oral seks, dll. . Air !usu Ibu / A!I "ontoh : 'ayi minum asi dari $anita hiv/, 0aki.laki meminum susu asi pasangannya, dan lain sebagainya.

"airan &ubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV/ : . Air liur / air ludah / saliva . 2eses / kotoran / tokai / bab / tin%a . Air mata . Air keringat . Air seni / air kencing / air pipis / urin / urine &ambahan : 3angan mengucilkan dan men%auhi penderita HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melan%utkan hidup tanpa banyak beban dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas. 4tiologi A!+HA5 *4(46A1A&A5 (A!I45 457A5 HIV.AI ! *onsep asar I.(engertian AI ! adalah sindroma yang menun%ukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan te%adinya defisiensi, tersebut seperti keganasan, obat.obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya. II.4tiologi (enyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus 8HIV9. HIV pertama kali ditemukan pada tahun :;<= sebagai retrovirus dan disebut HIV. :. (ada tahun :;<> di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV.?. HIV.? dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV.:. -aka untuk memudahkan keduanya disebut HIV. &ransmisi infeksi HIV dan AI ! terdiri dari lima fase yaitu : :.(eriode %endela. 0amanya # minggu sampai > bulan setelah infeksi. &idak ada ge%ala. ?.2ase infeksi HIV primer akut. 0amanya :.? minggu dengan ge%ala flu likes illness. =.Infeksi asimtomatik. 0amanya :.:@ atau lebih tahun dengan ge%ala tidak ada. #.!upresi imun simtomatik. iatas = tahun dengan ge%ala demam, keringat malam hari, ' menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut. @.AI !. 0amanya bervariasi antara :.@ tahun dari kondisi AI ! pertama kali ditegakkan. idapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist. AI ! dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun $anita. Aang termasuk kelompok resiko tinggi adalah : :.0elaki homoseksual atau biseks. @. 'ayi dari ibu/bapak terinfeksi. ?.Brang yang ketagian obat intravena =.(artner seks dari penderita AI ! #.(enerima darah atau produk darah 8transfusi9. III.(atofisiologi :

IV.(emeriksaan iagnostik :.&es untuk diagnosa infeksi HIV : 40I!A 1estern blot (?# antigen test *ultur HIV ?.&es untuk deteksi gangguan system imun. Hematokrit. 04 " # limfosit 6asio " #/" limfosit !erum mikroglobulin '? Hemoglobulin Asuhan *epera$atan I.(engka%ian. =.6i$ayat : tes HIV positif, ri$ayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan obat.obat. #.(enampilan umum : pucat, kelaparan. @.7e%ala subyektif : demam kronik, dengan atau tanpa menggigil, keringat malam hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, '' menurun, nyeri, sulit tidur. >.(sikososial : kehilangan peker%aan dan penghasilan, perubahan pola hidup, ungkapkan perasaan takut, cemas, meringis. C.!tatus mental : marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, $ithdra$l, hilang interest pada lingkungan sekitar, gangguan prooses piker, hilang memori, gangguan atensi dan konsentrasi, halusinasi dan delusi. <.H445& : nyeri periorbital, fotophobia, sakit kepala, edem muka, tinitus, ulser pada bibir atau mulut, mulut kering, suara berubah, disfagia, epsitaksis. ;.5eurologis :gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan , kaku kuduk, ke%ang, paraplegia. :D.-uskuloskletal : focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan A 0.

::.*ardiovaskuler E takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, diFFiness. :?.(ernapasan : dyspnea, takipnea, sianosis, !B', menggunakan otot 'antu pernapasan, batuk produktif atau non produktif. :=.7I : intake makan dan minum menurun, mual, muntah, '' menurun, diare, inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning. :#.7u : lesi atau eksudat pada genital, :@.Integument : kering, gatal, rash atau lesi, turgor %elek, petekie positif. II. iagnosa kepera$atan :.6esiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup yang beresiko. ?.6esiko tinggi infeksi 8kontak pasien9 berhubungan dengan infeksi HIV, adanya infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan. =.Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan. #.(erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi Fat giFi. @. iare berhubungan dengan infeksi 7I >.&idak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang orang dicintai. III.(erencanaan kepera$atan. iagnosa *epera$atan (erencanaan *epera$atan &u%uan dan criteria hasil Intervensi 6asional 6esiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup yang beresiko. (asien akan bebas infeksi oportunistik dan komplikasinya dengan kriteria tak ada tanda. tanda infeksi baru, lab tidak ada infeksi oportunis, tanda vital dalam batas normal, tidak ada luka atau eksudat. :.-onitor tanda.tanda infeksi baru. ?.gunakan teknik aseptik pada setiap tindakan invasif. "uci tangan sebelum meberikan tindakan. =.An%urkan pasien metoda mencegah terpapar terhadap lingkungan yang patogen. #.*umpulkan spesimen untuk tes lab sesuai order. @.Atur pemberian antiinfeksi sesuai order +ntuk pengobatan dini -encegah pasien terpapar oleh kuman patogen yang diperoleh di rumah sakit. -encegah bertambahnya infeksi

-eyakinkan diagnosis akurat dan pengobatan -empertahankan kadar darah yang terapeutik 6esiko tinggi infeksi 8kontak pasien9 berhubungan dengan infeksi HIV, adanya infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan. Infeksi HIV tidak ditransmisikan, tim kesehatan memperhatikan universal precautions dengan kriteriaa kontak pasien dan tim kesehatan tidak terpapar HIV, tidak terinfeksi patogen lain seperti &'". :.An%urkan pasien atau orang penting lainnya metode mencegah transmisi HIV dan kuman patogen lainnya. ?.7unakan darah dan cairan tubuh precaution bial mera$at pasien. 7unakan masker bila perlu. (asien dan keluarga mau dan memerlukan informasikan ini -encegah transimisi infeksi HIV ke orang lain Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan. (asien berpartisipasi dalam kegiatan, dengan kriteria bebas dyspnea dan takikardi selama aktivitas. :.-onitor respon fisiologis terhadap aktivitas ?.'erikan bantuan pera$atan yang pasien sendiri tidak mampu =.3ad$alkan pera$atan pasien sehingga tidak mengganggu isitirahat. 6espon bervariasi dari hari ke hari -engurangi kebutuhan energi 4kstra istirahat perlu %ika karena meningkatkan kebutuhan metabolik (erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi Fat giFi. (asien mempunyai intake kalori dan protein yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya dengan kriteria mual dan muntah dikontrol, pasien makan &*&(, serum albumin dan protein dalam batas n ormal, '' mendekati seperti sebelum sakit. :.-onitor kemampuan mengunyah dan menelan. ?.-onitor '', intake dan ouput =.Atur antiemetik sesuai order #.6encanakan diet dengan pasien dan orang penting lainnya. Intake menurun dihubungkan dengan nyeri tenggorokan dan mulut -enentukan data dasar -engurangi muntah -eyakinkan bah$a makanan sesuai dengan keinginan pasien

iare berhubungan dengan infeksi 7I (asien merasa nyaman dan mengnontrol diare, komplikasi minimal dengan kriteria perut lunak, tidak tegang, feses lunak dan $arna normal, kram perut hilang, :.*a%i konsistensi dan frekuensi feses dan adanya darah. ?.Auskultasi bunyi usus =.Atur agen antimotilitas dan psilium 8-etamucil9 sesuai order #.'erikan ointment A dan , vaselin atau Finc oside -endeteksi adanya darah dalam feses Hipermotiliti mumnya dengan diare -engurangi motilitas usus, yang pelan, emperburuk perforasi pada intestinal +ntuk menghilangkan distensi &idak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang orang dicintai. *eluarga atau orang penting lain mempertahankan suport sistem dan adaptasi terhadap perubahan akan kebutuhannya dengan kriteria pasien dan keluarga berinteraksi dengan cara yang konstruktif :.*a%i koping keluarga terhadap sakit pasein dan pera$atannya ?.'iarkan keluarga mengungkapkana perasaan secara verbal =.A%arkan kepada keluaraga tentang penyakit dan transmisinya. -emulai suatu hubungan dalam beker%a secara konstruktif dengan keluarga. -ereka tak menyadari bah$a mereka berbicara secara bebas -enghilangkan kecemasan tentang transmisi melalui kontak sederhana.

aftar (ustaka 7rimes, 4. , 7rimes, 6.-, and Hamelik, -, :;;:, Infectious iseases, -osby Aear 'ook, &oronto. "hristine 0. -udge.7rout, :;;?, Immunologic isorders, -osby Aear 'ook, !t. 0ouis. 6ampengan dan 0aurentF, :;;@, (enyakit Infeksi &ropik (ada Anak, cetakan kedua, 47", 3akarta. 0ab/+(2 Ilmu (enyakit alam, :;;#, (edoman iagnosis dan &erapi, 6!+ !oetomo !urabaya. r.

0yke, -erchant 4velyn, :;;?, Assesing for 5ursing iagnosis E A Human 5eeds Approach,3.'. 0ippincott "ompany, 0ondon.

(hipps, 1ilma. et al, :;;:, -edical !urgical 5ursing : "oncepts and "linical (ractice, #th edition, -osby Aear 'ook, &oronto oengoes, -arilynn, dkk, ?DDD, 6encana Asuhan *epera$atan E (edoman untuk (erencanaan dan (endokumentasian (era$atan (asien, edisi =, alih bahasa : I -ade *ariasa dan 5i -ade !, 47", 3akarta from:ilmukepera$atan.com

HIV AIDS
(osted on -aret ;, ?DD< by harna$atia% http://harna$atia%.$ordpress.com/?DD</D=/D;/hiv.aids.?/ :. efinisi HIV Human immunodeficiency virus adalah virus penyebab Ac)uired Immunodeficiency !yndrome 8AI !9. HIV yang dulu disebut sebagai H&0V.III 8Human & cell lympothropic virus &ipe III9 atau 0AV 80ymphadenopathy Virus9, adalah virus sitopatik dari famili retrovirus. Hal ini menun%ukkan bah$a virus ini memba$a materi genetiknya dalam asam ribonukleat 865A9 dan bukan dalam asam deoksiribonukleat 8 5A9 8(rice G 1ilson, :;;@9. Virus ini memiliki kemampuan unik untuk mentransfer informasi genetik mereka dari 65A ke 5A dengan menggunakan enFim yang disebut reverse transcriptase, yang merupakan kebalikan dari proses transkripsi 8dari 5A ke 65A9 dan translasi 8dari 65A ke protein9 pada umumnya 8-uma et al, :;;C9. AI ! Ac)uired Immunodeficiency !yndrome adalah sekumpulan ge%ala penyakit karena menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV 8!amsurid%al %auFi, ?DD#9. "enters for isease "ontrol 8" "9 merekomendasikan bah$a diagnosa AI ! ditu%ukan pada orang yang mengalami infeksi opportunistik, dimana orang tersebut mengalami penurunan sistem imun yang mendasar 8sel & ber%umlah ?DD atau kurang9 dan memiliki antibodi positif terhadap HIV. *ondisi lain yang sering digambarkan meliputi kondisi demensia progresif, H$asting syndromeI, atau sarkoma kaposi 8pada pasien berusia lebih dari >D tahun9, kanker.kanker khusus lainnya 8yaitu kanker serviks invasif9 atau diseminasi dari penyakit yang umumnya mengalami lokalisasi 8misalnya, &'9 8 oengoes, ?DDD9. ?. (atofisiologi Virus memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul " #. *elompok terbesar yang mempunyai molekul " # adalah limfosit &# yang mengatur

reaksi sistem kekebalan manusia. !el.sel target lain adalah monosit, makrofag, sel dendrit, sel langerhans dan sel mikroglia. !etelah mengikat molekul " # melalui transkripsi terbalik. 'eberapa 5A yang baru terbentuk saling bergabung dan masuk ke dalam sel target dan membentuk provirus. (rovirus dapat menghasilkan protein virus baru, yang beker%a menyerupai pabrik untuk virus.virus baru. !el target normal akan membelah dan memperbanyak diri seperti biasanya dan dalam proses ini provirus %uga ikut menyebarkan anak.anaknya. !ecara klinis, ini berarti orang tersebut terinfeksi untuk seumur hidupnya 8(rice G 1ilson, :;;@9. !iklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel yang terinfeksi diaktifkan. Aktifasi sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitokin 8&52 alfa atau interleukin :9 atau produk gen virus seperti sitomegalovirus 8"-V9, virus 4pstein. 'arr, herpes simpleks dan hepatitis. !ebagai akibatnya, pada saat sel &# yang terinfeksi diaktifkan, replikasi serta pembentukan tunas HIV akan ter%adi dan sel &# akan dihancurkan. HIV yang baru dibentuk ini kemudian dilepas ke dalam plasma darah dan menginfeksi sel.sel " #/ lainnya. *arena proses infeksi dan pengambil alihan sel &# mengakibatkan kelainan dari kekebalan, maka ini memungkinkan berkembangnya neoplasma dan infeksi opportunistik 8'runner G !uddarth, ?DD:9. !esudah infeksi inisial, kurang lebih ?@J dari sel.sel kelen%ar limfe akan terinfeksi oleh HIV pula. 6eplikasi virus akan berlangsung terus sepan%ang per%alanan infeksi HIVE tempat primernya adalah %aringan limfoid. *ecepatan produksi HIV diperkirakan berkaitan dengan status kesehatan orang yang ter%angkit infeksi tersebut. %ika orang tersebut tidak sedang menghadapi infeksi lain, reproduksi HIV ber%alan dengan lambat. 5amun, reproduksi HIV tampaknya akan dipercepat kalau penderitanya sedang menghadapi infeksi lain atau kalau sistem imunnya terstimulasi. *eadaan ini dapat men%elaskan periode laten yang diperlihatkan oleh sebagian penderita sesudah terinfeksi HIV. !ebagian besar orang yang terinfeksi HIV 8>@J9 tetap menderita HIV/AI ! yang simptomatik dalam $aktu :D tahun sesudah orang tersebut terinfeksi 8'runner G !uddarth, ?DD:9. =. -anifestasi klinik 7e%ala dini yang sering di%umpai berupa eksantem, malaise, demam yang menyerupai flu biasa sebelum tes serologi positif. 7e%ala dini lainnya berupa penurunan berat badan lebih dari :DJ dari berat badan semula, berkeringat malam, diare kronik, kelelahan, limfadenopati. 'eberapa ahli klinik telah membagi beberapa fase infeksi HIV yaitu : 8-a%alah *edokteran Indonesia, :;;@9 :.Infeksi HIV !tadium (ertama (ada fase pertama ter%adi pembentukan antibodi dan memungkinkan %uga ter%adi ge%ala. ge%ala yang mirip influenFa atau ter%adi pembengkakan kelen%ar getah bening. ?.(ersisten 7eneraliFed 0imfadenopati &er%adi pembengkakan kelen%ar limfe di leher, ketiak, inguinal, keringat pada $aktu malam atau kehilangan berat badan tanpa penyebab yang %elas dan saria$an oleh %amur kandida di mulut. =.AI ! 6elative "ompleK 8A6"9 Virus sudah menimbulkan kemunduran pada sistem kekebalan sehingga mulai ter%adi berbagai %enis infeksi yang seharusnya dapat dicegah oleh kekebalan tubuh. isini penderita menun%ukkan ge%ala lemah, lesu, demam, diare, yang tidak dapat di%elaskan

penyebabnya dan berlangsung lama, kadang.kadang lebih dari satu tahun, ditambah dengan ge%ala yang sudah timbul pada fase kedua. #.2ull 'lo$n AI ! (ada fase ini sistem kekebalan tubuh sudah rusak, penderita sangat rentan terhadap infeksi sehingga dapat meninggal se$aktu.$aktu. !ering ter%adi radang paru pneumocytik, sarcoma kaposi, herpes yang meluas, tuberculosis oleh kuman opportunistik, gangguan pada sistem saraf pusat, sehingga penderita pikun sebelum saatnya. 3arang penderita bertahan lebih dari =.# tahun, biasanya meninggal sebelum $aktunya. #. *riteria iagnostik iagnostik AI ! ditegakkan bila ditemukan dua tanda mayor dan satu tanda minor tanpa penyebab lain, yaitu : 8-a%alah *edokteran Indonesia, :;;@9 :.&anda -ayor a.(enurunan berat badan lebih dari :DJ berat badan semula. b. iare kronik lebih dari : bulan. c. emam menetap lebih dari : bulan intermitten dan konstan. ?.&anda minor a.'atuk menetap lebih dari : bulan. b. ermatitis generalisata. c.Herpes Foster rekuren. d.Infeksi herpes simpleks virus kronik progresif disseminata. @. (enularan HIV ditularkan melalui kontak seksual, in%eksi perkutan terhadap darah yang terkontaminasi atau perinatal dari infeksi ibu ke bayinya. 3alur penularan infeksi HIV serupa dengan infeksi Hepatitis '. Anal intercourse/anal manipulation 8homoseksual9 akan meningkatkan kemungkinan trauma pada mukosa rektum dan selan%utnya memperbesar peluang untuk terkena virus HIV le$at sekret tubuh. Hubungan seksual dengan pasangan yang berganti.ganti. Hubungan heteroseksual dengan orang yang menderita infeksi HIV. -elalui pemakai obat bius intravena ter%adi le$at kontak langsung darah dengan %arum dan semprit yang terkontaminasi. -eskipun %umlah darah dalam semprit relatif kecil, efek kumulatif pemakaian bersama peralatan suntik yang sudah terkontaminasi tersebut akan meningkatkan risiko penularan. arah dan produk darah, yang mencakup transfusi yang diberikan pada penderita hemofilia, dapat menularkan HIV kepada resipien. 'erhubungan seksual dengan orang yang melakukan salah satu tindakan diatas. 8 ikutip dari 'runner G suddarth, ?DD:9. >. 4valuasi iagnostik (emeriksaan &es antibodi HIV 40I!A 1estern blot Indirect Immunofluorescence assay 8I2A9

6adio Immunopresipitation assay 86I(A9 (elacakan HIV Antigen p?# 6eaksi rantai polimerase 8("69 *ultur sel mononukleat darah perifer untuk HIV.: *ultur sel kuantitatif *ultur plasma kuantitatif -ikroglobulin '? 5eoprotein serum !tatus imun Lsel.sel " #/ Jsel.sel " #/ 6asio " #:" < Hitung sel darah putih *adar immunoglobulin &es fungsi sel " #/ 6eaksi sensitivitas pada tes kulit Hasil pada infeksi HIV Hasil tes yang positif dipastikan dengan 1estern 'lot (ositif Hasil tes yang positif dipastikan dengan 1estern 'lot (ositif, lebih spesifik dan sensitif daripada 1estern 'lot (ositif untuk protein virus yang bebas eteksi 65A/ 5A virus HIV (ositif %ika dua kali u%i berturut.turut mendeteksi enFim reverse transcriptase atau antigen p?# dengan kadar yang meningkat -engukur muatan virus dalam sel -engukur muatan virus le$at virus bebas yang infeksius dalam plasma (rotein meningkat bersamaan dengan berlan%utnya penyakit *adar meningkat dengan berlan%utnya penyakit -enurun -enurun -enurun 5ormal hingga menurun -eningkat !el.sel &# mengalami penurunan kemampuan untuk bereaksi terhadap antigen -enurun hingga tak terdapat 8 ikutip dari 'runner G !uddarth, ?DD:9

C.(engobatan ikutip dari Mubairi %urban 8?DD=9, Bbat Antiretrovirus 8A6V9 beker%a langsung menghambat replikasi 8penggandaan diri9 HIV. &u%uan utama terapi : -enekan %umlah virus secara maksimal dan terus menerus mencegah dan/atau mengembangkan fungsi imun. -emperbaiki kualitas hidup. -engurangi morbiditas dan mortalitas akibat infeksi HIV. Indikasi : (asien yang telah memperlihatkan ge%ala AI !. (asien tanpa ge%ala dengan " # @@.DDD kopi/ml. (encegahan penularan dari ibu ke bayi. (engobatan profilaksis pada orang yang terpapar dengan cairan tubuh yang mengandung virus HIV. &iga golongan obat A6V yang tersedia di Indonesia : 5ucleoside 6everse &ranscriptase Inhibitor 856&I9 -enghambat proses perubahan 65A virus men%adi 5A 8replikasi virus9. Midovudine 8M V/AM&9. Iamivudine 8=&"9 idanosine 8ddI9 Malcitabine 8dd"9 !tavudine 8d#&9 Abacavir 8A'"9 5on.5ucleoside 6everse &ranscriptase Inhibitor 8556&I9 5evirapine 85V(9 4vafirenF 842M9 elavirdine 8 0V9 (rotease Inhibitor 8(I9 -enghambat enFim protease yang memotong rantai pan%ang asam amino men%adi protein yang lebih kecil. Indinavir 8I V9 5elfinavir 852V9 !a)uinavir 8!NV9 6itonavir 86&V9 Amprenavir 8A(V9 Iopinavir/ritonavir 80(V/r9 8Mubairi %urban, ?DD=9. <. (rognosis !ulit sekali menduga apalagi menentukan per%alanan penyakit pada $aktu diagnosis AI ! ditegakkan. -ortalitas pasien AI ! mendekati :DDJ 8-a%alah *esehatan Indonesia, :;;@9. ;. (encegahan (encegahan dengan menghilangkan atau mengurangi perilaku berisiko merupakan tindakan yang sangat penting.

(enurunan risiko pada individu : (endidikan kesehatan dan peningkatan pengetahuan yang benar mengenai patofisiologi HIV dan transmisinya terutama mengenai fakta penyakit dan perilaku yang dapat membantu mencegah penyebarannya. *ontak seksual antara homoseksual sebaiknya dengan kondom. *urangi %umlah pasangan atau pakai kondom. &idak menggunakan alat suntik bersama.sama. -embersihkan alat suntik dengan cairan pembersih atau mengganti %arum suntik. Brang normal dengan pasangan yang berisiko, menggunakan teknik seks yang aman : -enghindari aktivitas seksual yang berisiko 8anal/vaginal9. (akai kondom dari lateks. (akai spermisida nonoksinol.;. (emi%atan serta sentuhan. +ntuk pasien hemofili atau kemungkinan untuk transfusi dan penggunaan produk darah : -enyimpan darah sendiri sebelum operasi. Hemodilusi. (enggunaan rekombinan faktor pembeku darah. (enggunaan rekombinan faktor pertumbuhan hematopoietik. (engganti sel darah merah. 1anita dengan HIV : kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dan tidak memberi A!I pada bayi. (enurunan risiko pada tenaga kesehatan : (enggunaan alat pelindung pribadi untuk menurunkan risiko terkena darah atau bahan. bahan lain yang mungkin infeksius. !etelah penggunaan alat pelindung, tangan harus dicuci dengan sabun dan air. 'atasi resusitasi mouth to mouth, gunakan alat bantu mulut, kantung resusitasi, dan lain. lain yang tersedia. "uci bagian tubuh yang terpapar cairan tubuh/mukosa membran yang potensial menimbulkan infeksi dengan sabun dan air. (emeriksaan HIV dan hepatitis bagi yang tertusuk %arum, tergores pisau. ekontaminasi area ker%a. (embuangan alat.alat medis pada tempat yang tepat. Hindari penutupan kembali dengan kedua tangan, membengkokkan, memindahkan %arum suntik bekas. 0akukan dengan satu tangan atau dengan forceps 8-uma et al, :;;C9. :D. (rioritas *epera$atan a. -encegah, memperkecil infeksi b. -empertahankan homeostatis. c. -engusahakan kenyamanan d. -emberikan penyesuaian psikososial e. -emberikan informasi mengenai proses penyakit/ prognosis dan kebutuhan pera$atan.

Manifestasi klinis dan Diagnosis HIV pada Anak r 1idodo 3udar$anto !pA (45 AH+0+A5 Infeksi HIV/AI ! 8Human Immunodeficiency Virus/Ac)uired Immune eficiency !yndrome9 pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun :;<: pada orang de$asa homoseksual, sedangkan pada anak tahun :;<=. 4nam tahun kemudian 8:;<;9, AI ! sudah merupakan penyakit yang mengancam kesehatan anak di Amerika. i seluruh dunia, AI ! menyebabkan kematian pada lebih dari <,DDD orang setiap hari saat ini, yang berarti : orang setiap :D detik. *arena itu infeksi HIV dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu %enis agen infeksius. AI ! pada anak pertama kali dilaporkan oleh Bleske, 6ubinstein dan Amman pada tahun :;<= di Amerika !erikat. !e%ak itu laporan %umlah AI ! pada anak di Amerika makin lama makin meningkat. (ada bulan esember :;<; di Amerika telah dilaporkan :;;@ anak yang berumur kurang dari := tahun yang menderita AI ! dan pada bulan -aret :;;= terdapat #.#<D kasus. 3umlah ini merupakan l,@ J dari seluruh %umlah kasus AI ! yang dilaporkan di Amerika. i 4ropa sampai tahun :;<< terdapat =@> anak dengan AI !. *asus infeksi HIV terbanyak pada orang de$asa maupun anak.anak tertinggi di dunia adalah di Afrika terutama negara.negara Afrika !ub.!ahara. !e%ak dimulainya epidemi HIV, AI ! telah mematikan lebih dari ?@ %uta orangE lebih dari :# %uta anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya akibat AI !. !etiap tahun diperkirakan = %uta orang meninggal karena AI !E @DD,DDD diantaranya adalah anak di ba$ah umur :@ tahun. !etiap tahun pula ter%adi infeksi baru pada @ %uta orang terutama di negara terbelakang dan berkembangE CDD,DDD diantaranya ter%adi pada anak. anak. engan angka transmisi sebesar ini maka dari =C.< %uta orang pengidap infeksi HIV/AI ! pada tahun ?DD@, terdapat ?.: %uta anak.anak di ba$ah :@ tahun. Infeksi HIV Infeksi HIV adalah penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus HIV 8Human Immunodeficiency Virus9. AI ! adalah penyakit yang menun%ukkan adanya sindrom defisiensi imun selular sebagai akibat infeksi HIV. "ara paling efisien dan efektif untuk menanggulangi infeksi HIV pada anak secara universal adalah dengan mengurangi penularan dari ibu ke anaknya 8mother.to.child transmission 8-&"&9. 5amun demikian setiap hari ter%adi :<DD infeksi baru pada anak umur kurang dari :@ tahun, ;DJ nya di negara berkembang atau terbelakang dan melalui penularan dari ibu ke anaknya. +paya pencegahan transmisi HIV pada anak menurut 1HB dilakukan melalui # strategi, yaitu mencegah penularan HIV pada $anita usia subur, mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada $anita HIV, mencegah penularan HIV dari ibu HIV hamil ke anak yang akan dilahirkannya dan memberikan dukungan, layanan dan pera$atan berkesinambungan bagi pengidap HIV. (emberian obat Anti 6etroviral 8A6V9 untuk anak dan bayi yang terinfeksi karenanya men%adi satu

%alan untuk menanggulangi pandemi HIV pada anak di samping upaya untuk mencegah penularan infeksi HIV pada anak dan bayi. (enyebab penyakit AI ! adalah HIV yaitu virus yang tergolong ke dalam keluarga retrovirus subkelompok lentivirus, seperti virus Visna pada biri.biri, sapi, dan feline serta !imian Immunodeficiency Virus 8!IV9. 0entivirus mampu menyebabkan efek sitopatik yang singkat dan infeksi laten dalam %angka pan%ang, %uga menyebabkan penyakit progresif dan fatal termasuk $asting syndrom dan degenerasi susunan saraf pusat. (er%alanan penyakit HIV (erkembangan penyakit AI ! tergantung dari kemampuan virus HIV untuk menghancurkan sistem imun pe%amu dan ketidakmampuan sistem imun untuk menghancurkan HIV. (enyakit HIV dimulai dengan infeksi akut yang tidak dapat diatasi sempurna oleh respons imun adaptif, dan berlan%ut men%adi infeksi %aringan limfoid perifer yang kronik dan progresif. (er%alanan penyakit HIV dapat diikuti dengan memeriksa %umlah virus di plasma dan %umlah sel & " #/ dalam darah. Infeksi primer HIV pada fetus dan neonatus ter%adi pada situasi sistim imun imatur, sehingga pen%elasan berikut merupakan ilustrasi patogenesis yang khas dapat diikuti pada orang de$asa. Infeksi primer ter%adi bila virion HIV dalam darah, semen, atau cairan tubuh lainnya dari seseorang masuk ke dalam sel orang lain melalui fusi yang diperantarai oleh reseptor gp:?D atau gp#:. &ergantung dari tempat masuknya virus, sel & " #/ dan monosit di darah, atau sel & " #/ dan makrofag di %aringan mukosa merupakan sel yang pertama terkena. !el dendrit di epitel tempat masuknya virus akan menangkap virus kemudian bermigrasi ke kelen%ar getah bening. !el dendrit mengekspresikan protein yang berperan dalam pengikatan envelope HIV, sehingga sel dendrit berperan besar dalam penyebaran HIV ke %aringan limfoid. i %aringan limfoid, sel dendrit dapat menularkan HIV ke sel & " #/ melalui kontak langsung antar sel. 'eberapa hari setelah paparan pertama dengan HIV, replikasi virus dalam %umlah banyak dapat dideteksi di kelen%ar getah bening. 6eplikasi ini menyebabkan viremia disertai dengan sindrom HIV akut 8ge%ala dan tanda nonspesifik seperti infeksi virus lainnya9. Virus menyebar ke seluruh tubuh dan menginfeksi sel & subset " # atau & helper, makrofag, dan sel dendrit di %aringan limfoid perifer. !etelah penyebaran infeksi HIV, ter%adi respons imun adaptif baik humoral maupun selular terhadap antigen virus. 6espons imun dapat mengontrol sebagian dari infeksi dan produksi virus, yang menyebabkan berkurangnya viremia dalam :? minggu setelah paparan pertama. !etelah infeksi akut, ter%adilah fase kedua dimana kelen%ar getah bening dan limpa men%adi tempat replikasi HIV dan destruksi sel. (ada tahap ini, sistem imun masih kompeten mengatasi infeksi mikroba oportunistik dan belum muncul manifestasi klinis infeksi HIV, sehingga fase ini disebut %uga masa laten klinis 8clinical latency period9. (ada fase ini %umlah virus rendah dan sebagian besar sel & perifer tidak mengandung HIV. *endati demikian, penghancuran sel & " #/ dalam %aringan limfoid terus berlangsung dan %umlah sel & " #/ yang bersirkulasi semakin berkurang. 0ebih dari ;DJ sel & yang ber%umlah :D:? terdapat dalam %aringan limfoid, dan HIV diperkirakan menghancurkan :.? K :D; sel & " #/ per hari. (ada a$al penyakit, tubuh dapat menggantikan sel & " #/ yang hancur dengan yang baru. 5amun setelah beberapa tahun, siklus infeksi virus, kematian sel &, dan infeksi baru ber%alan terus sehingga

akhirnya menyebabkan penurunan %umlah sel & " #/ di %aringan limfoid dan sirkulasi. (ada fase kronik progresif, pasien rentan terhadap infeksi lain, dan respons imun terhadap infeksi tersebut akan menstimulasi produksi HIV dan destruksi %aringan limfoid. &ranskripsi gen HIV dapat ditingkatkan oleh stimulus yang mengaktivasi sel &, seperti antigen dan sitokin. !itokin 8misalnya &529 yang diproduksi sistem imun alamiah sebagai respons terhadap infeksi mikroba, sangat efektif untuk memacu produksi HIV. 3adi, pada saat sistem imun berusaha menghancurkan mikroba lain, ter%adi pula kerusakan terhadap sistem imun oleh HIV. (enyakit HIV ber%alan terus ke fase akhir dan letal yang disebut AI ! dimana ter%adi destruksi seluruh %aringan limfoid perifer, %umlah sel & " #/ dalam darah kurang dari ?DD sel/mm=, dan viremia HIV meningkat drastis. (asien AI ! menderita infeksi oportunistik, neoplasma, kaheksia 8HIV $asting syndrome9, gagal gin%al 8nefropati HIV9, dan degenerasi susunan saraf pusat 8ensefalopati HIV9. -5AI24!&A!I *0I5I! &A5 A A5 743A0A I524*!I HIV A5 AI !. 2ase penyakit -anifestasi klinis (enyakit HIV akut emam, sakit kepala, sakit tenggorokan dengan faringitis, limfadenopati generalisata, eritema -asa laten klinis 'erkurangnya %umlah sel & " #/ AI ! Infeksi oportunistik (rotoFoa 8(neumocystis carinii, "ryptosporidium9 'akteri 8&oKoplasma, -ycobacterium avium, 5ocardia, !almonella9 3amur 8"andida, "ryptococcus neoformans, "occidioides immitis, Histoplasma capsulatum9 Virus 8cytomegalovirus, herpes simpleK, varicella.Foster9 &umor 0imfoma 8termasuk limfoma sel ' yang berhubungan dengan 4'V9 !arkoma *aposi *arsinoma servikal 4nsefalopati 1asting syndrome -A!A I5*+'A!I A5 (45+0A6A5 -asa inkubasi pada orang de$asa berkisar = bulan sampai terbentuknya antibodi anti HIV. -anifestasi klinis infeksi HIV dapat singkat maupun bertahun.tahun kemudian. *husus pada bayi di ba$ah umur : tahun, diketahui bah$a viremia sudah dapat dideteksi pada bulan.bulan a$al kehidupan dan tetap terdeteksi hingga usia : tahun. -anifestasi klinis infeksi oportunistik sudah dapat dilihat ketika usia ? bulan.

"ara penularan HIV yang paling penting pada anak adalah dari ibu kandungnya yang sudah mengidap HIV baik saat sebelum dan sesudah kehamilan. (enularan lain yang %uga penting adalah dari transfusi produk darah yang tercemar HIV, kontak seksual dini pada perlakuan salah seksual atau perkosaan anak oleh penderita HIV, prostitusi anak, dan sebab.sebab lain yang buktinya sangat sedikit. -eskipun HIV dapat ditemukan pada cairan tubuh pengidap HIV seperti air ludah 8saliva9 dan air mata serta urin, namun ciuman, berenang di kolam renang atau kontak sosial seperti pelukan dan ber%abatan tangan, serta dengan barang yang dipergunakan sehari.hari bukanlah merupakan cara untuk penularan. Bleh karena itu, seorang anak yang terinfeksi HIV tetapi belum memberikan ge%ala AI ! tidak perlu dikucilkan dari sekolah atau pergaulan. Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus tersebut ke bayi yang dikandungnya. "ara transmisi ini dinamakan %uga transmisi secara vertikal. &ransmisi dapat ter%adi melalui plasenta 8intrauterin9 intrapartum, yaitu pada $aktu bayi terpapar dengan darah ibu atau sekret genitalia yang mengandung HIVselama proses kelahiran, dan post partum melalui A!I. &ransmisi dapat ter%adi pada ?D.@DJ kasus. 2aktor prediktor penularan adalah stadium infeksi ibu, kadar 0imfosit & " # dan %umlah virus pada tubuh ibu, penyakit koinfeksi hepatitis ', "-V atau penyakit menular seksual lain pada ibu, serta apakah ibu pengguna narkoba suntik sebelumnya dan tidak minum obat A6V selama hamil. (roses intrapartum yang sulit %uga akan meningkatkan transmisi, yaitu lamanya ketuban pecah, persalinan per vaginam dan dilakukannya prosedur invasif pada bayi. !elain itu prematuritas akan meningkatkan angka transmisi HIV pada bayi. HIV dapat diisolasi dari A!I pada ibu yang mengandung HIV di dalam tubuhnya baik dari cairan A!I maupun sel.sel yang berada dalam cairan A!I 8limfosit, epitel duktus laktiferus9. 6isiko untuk tertular HIV melalui A!I adalah ::.?;J. 'ayi yang lahir dari ibu HIV 8/9 dan mendapat A!I tidak semuanya tertular HIV, dan hingga kini belum didapatkan %a$aban pastiE tetapi diduga IgA yang terlarut berperan dalam proses pengurangan antigen. 1HB mengan%urkan untuk negara dengan angka kematian bayi tinggi dan akses terhadap pengganti air susu ibu rendah, pemberian A!I eksklusif sebagai pilihan cara nutrisi bagi bayi yang lahir dari ibu HIV 8/9. &ransmisi melalui pera$atan ibu ke bayinya belum pernah dilaporkan. (enularan dapat ter%adi melalui transfusi darah yang mengandung HIV atau produk darah yang berasal dari donor yang mengandung HIV. engan sudah dilakukannya skrining darah donor untuk HIV, maka transmisi melalui cara ini men%adi %auh berkurang. (enularan melalui cara ini terutama ditemukan pada penyalahguna obat intravena yang menggunakan %arum suntik bersama. !ekali tertulari, maka seorang pengguna akan dapat menulari pasangannya melalui hubungan seksual. +ntuk mengantisipasi tersebarnya aneka penyakit melalui cara ini, di banyak negara ma%u sudah dilakukan program harm reduction bagi pengguna narkoba dengan membagikan %arum suntik steril pada pemakai.

(enularan cara ini ditemukan pada anak rema%a yang berganti.ganti pasangan seksual, atau korban perkosaan, atau prostitusi anak. (enderita AI ! yang berumur ?D.an mendapat infeksi HIV pada masa rema%a. -A5I24!&A!I *0I5I! -anifestasi klinis infeksi HIV pada anak bervariasi dari asimtomatis sampai penyakit berat yang dinamakan AI !. AI ! pada anak terutama ter%adi pada umur muda karena sebagian besar 8O<DJ9 AI ! pada anak akibat transmisi vertikal dari ibu ke anak. 0ima puluh persen kasus AI ! anak berumur PO 7e%ala klinis yang terlihat adalah akibat adanya infeksi oleh mikroorganisme yang ada di lingkungan anak. Bleh karena itu, manifestasinya pun berupa manifestasi nonspesifik berupa gagal tumbuh, berat badan menurun, anemia, panas berulang, limfadenopati, dan hepatosplenomegali. 7e%ala yang men%urus kemungkinan adanya infeksi HIV adalah adanya infeksi oportunistik, yaitu infeksi dengan kuman, parasit, %amur, atau protoFoa yang laFimnya tidak memberikan penyakit pada anak normal. *arena adanya penurunan fungsi imun, terutama imunitas selular, maka anak akan men%adi sakit bila terpa%an pada organisme tersebut, yang biasanya lebih lama, lebih berat serta sering berulang. (enyakit tersebut antara lain kandidiasis mulut yang dapat menyebar ke esofagus, radang paru karena (neumocystis carinii, radang paru karena mikobakterium atipik, atau toksoplasmosis otak. 'ila anak terserang -ycobacterium tuberculosis, penyakitnya akan ber%alan berat dengan kelainan luas pada paru dan otak. Anak sering %uga menderita diare berulang. -anifestasi klinis lainnya yang sering ditemukan pada anak adalah pneumonia interstisialis limfositik, yaitu kelainan yang mungkin langsung disebabkan oleh HIV pada %aringan paru. -anifestasi klinisnya berupa hipoksia, sesak napas, %ari tabuh, dan limfadenopati. !ecara radiologis terlihat adanya infiltrat retikulonodular difus bilateral, terkadang dengan adenopati di hilus dan mediastinum. -anifestasi klinis yang lebih tragis adalah yang dinamakan ensefalopati kronik yang mengakibatkan hambatan perkembangan atau kemunduran ketrampilan motorik dan daya intelektual, sehingga ter%adi retardasi mental dan motorik. 4nsefalopati dapat merupakan manifestasi primer infeksi HIV. Btak men%adi atrofi dengan pelebaran ventrikel dan kadangkala terdapat kalsifikasi. Antigen HIV dapat ditemukan pada %aringan susunan saraf pusat atau cairan serebrospinal. !tadium *linis 1HB untuk 'ayi dan Anak yang &erinfeksi HIV a, b !tadium klinis : Asimtomatik 0imfadenopati generalisata persisten !tadium klinis ? Hepatosplenomegali persisten yang tidak dapat di%elaskana 4rupsi pruritik papular Infeksi virus $art luas

Angular cheilitis -oluskum kontagiosum luas +lserasi oral berulang (embesaran kelen%ar parotis persisten yang tidak dapat di%elaskan 4ritema ginggival lineal Herpes Foster Infeksi saluran napas atas kronik atau berulang 8otitis media, otorrhoea, sinusitis, tonsillitis 9 Infeksi kuku oleh fungus !tadium klinis = -alnutrisi sedang yang tidak dapat di%elaskan, tidak berespons secara adekuat terhadap terapi standara iare persisten yang tidak dapat di%elaskan 8:# hari atau lebih 9 a emam persisten yang tidak dapat di%elaskan 8lebih dari =C.@o " intermiten atau konstan, O : bulan9 a *andidosis oral persisten 8di luar saat >. < minggu pertama kehidupan9 Bral hairy leukoplakia (eriodontitis/ginggivitis ulseratif nekrotikans akut &' kelen%ar &' (aru (neumonia bakterial yang berat dan berulang (neumonistis interstitial limfoid simtomatik (enyakit paru.berhubungan dengan HIV yang kronik termasuk bronkiektasis Anemia yang tidak dapat di%elaskan 8P<g/dlO !tadium klinis #b -alnutrisi, $asting dan stunting berat yang tidak dapat di%elaskan dan tidak berespons terhadap terapi standara (neumonia pneumosistis Infeksi bakterial berat yang berulang 8misalnya empiema, piomiositis, infeksi tulang dan sendi, meningitis, kecuali pneumonia9 Infeksi herpes simpleK kronik 8orolabial atau kutaneus O : bulan atau viseralis di lokasi manapun9 &' ekstrapulmonar !arkoma *aposi *andidiasis esofagus 8atau trakea, bronkus, atau paru9 &oksoplasmosis susunan saraf pusat 8di luar masa neonatus9 4nsefalopati HIV Infeksi sitomegalovirus 8"-V9, retinitis atau infeksi "-V pada organ lain, dengan onset umur O :bulan *riptokokosis ekstrapulmonar termasuk meningitis -ikosis endemik diseminata 8histoplasmosis, coccidiomycosis9 *riptosporidiosis kronik 8dengan diarea9 Isosporiasis kronik Infeksi mikobakteria non.tuberkulosis diseminata

*ardiomiopati atau nefropati yang dihubungkan dengan HIV yang simtomatik 0imfoma sel ' non.Hodgkin atau limfoma serebral (rogressive multifocal leukoencephalopathy "atatan: a. &idak dapat di%elaskan ebrarti kondisi tersebut tidak dapat dibuktikan oleh sebab yang lain b. 'eberapa kondisi khas regional seperti (enisiliosis dapat disertakan pada kategori ini (4-46I*!AA5 0A'B6A&B6I+(emeriksaan assay antibodi dapat mendeteksi antibodi terhadap HIV. &etapi karena antibodi anti HIV maternal ditransfer secara pasif selama kehamilan dan dapat dideteksi hingga usia anak :< bulan, maka adanya hasil antibodi yang positif pada anak kurang dari :< bulan tidak serta merta men%adikan seorang anak pasti terinfeksi HIV. *arenanya diperlukan u%i laboratorik yang mampu mendeteksi virus atau komponennya seperti: assay untuk mendeteksi 5A HIV dari plasma assay untuk mendeteksi 65A HIV dari plasma assay untuk mendeteksi antigen p?# Immune "ompleK issociated 8I" 9 &eknologi u%i virologi masih dianggap mahal dan kompleks untuk negara berkembang. 6eal time ("686&.("69 mampu mendeteksi 65A dan 5A HIV, dan saat ini sudah dipasarkan dengan harga yang %auh lebih murah dari sebelumnya. Assay I" p?# yang sudah dikembangkan hingga generasi keempat masih dapat dipergunakan secara terbatas. 4valuasi dan pemantauan kualitas u%i laboratorium harus terus dilakukan untuk kepastian program. !elain sampel darah lengkap 8$hole blood9 yang sulit diambil pada bayi kecil, saat ini %uga telah dikembangkan di negara tertentu penggunaan dried blood spots 8 '!9 pada kertas saring tertentu untuk u%i 5A maupun 65A HIV. &etapi u%i ini belum dipergunakan secara luas, masih terbatas pada penelitian. -eskipun u%i deteksi antibodi tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis definitif HIV pada anak yang berumur kurang dari :< bulan, antibodi HIV dapat digunakan untuk mengeksklusi infeksi HIV, paling dini pada usia ; sampai :? bulan pada bayi yang tidak mendapat A!I atau yang sudah dihentikan pemberian A!I sekurang. kurangnya > minggu sebelum dilakukannya u%i antibodi. asarnya adalah antibodi maternal akan sudah menghilang dari tubuh anak pada usia :? bulan. (ada anak yang berumur lebih dari :< bulan u%i antibodi termasuk u%i cepat 8rapid test9 dapat digunakan untuk mendiagnosis infeksi HIV sama seperti orang de$asa. (emeriksaan laboratorium lain bersifat melengkapi informasi dan membantu dalam penentuan stadium serta pemilihan obat A6V. (ada pemeriksaan darah tepi dapat di%umpai anemia, leukositopenia, limfopenia, dan trombositopenia. Hal ini dapat disebabkan oleh efek langsung HIV pada sel asal, adanya pembentukan autoantibodi terhadap sel asal, atau akibat infeksi oportunistik. 3umlah limfosit " # menurun dan " < meningkat sehingga rasio " #/" < menurun. 2ungsi sel & menurun, dapat dilihat dari menurunnya respons proliferatif sel & terhadap antigen atau mitogen. !ecara in vivo, menurunnya fungsi sel & ini dapat pula dilihat dari adanya anergi kulit terhadap antigen yang menimbulkan hipersensitivitas tipe lambat. *adar imunoglobulin meningkat secara poliklonal. &etapi meskipun terdapat

hipergamaglobulinemia, respons antibodi spesifik terhadap antigen baru, seperti respons terhadap vaksinasi difteri, tetanus, atau hepatitis ' menurun. IA75B!I! Anak yang berumur kurang dari :< bulan iagnosis definitif laboratoris infeksi HIV pada anak yang berumur kurang dari :< bulan hanya dapat ditegakkan melalui u%i virologik. Hasil yang positif memastikan terdapat infeksi HIV. &etapi bila akses untuk u%i virologik ini terbatas, 1HB mengan%urkan untuk dilakukan pada usia >.< minggu, dimana bayi yang tertular in utero, maupun intra partum dapat tercakup. +%i virologik yang dilakukan pada usia #< %am dapat mengidentifikasi bayi yang tertular in utero, tetapi sensitivitasnya masih sekitar #<J. 'ila dilakukan pada usia # minggu maka sensitivitasnya naik men%adi ;<J. !atu hasil positif u%i virologik pada usia berapa pun dianggap diagnostik pasti. -eskipun demikian tetap direkomendasikan untuk melakukan u%i ulang pada sampel darah yang berbeda. 'ila tidak mungkin dilakukan dua kali maka harus dipastikan kehandalan laboratorium pengu%i. (ada anak yang didiagnosis infeksi HIV hanya dengan satu kali pemeriksaan virologik yang positif, harus dilakukan u%i antibodi anti HIV pada usia lebih dari :< bulan. iagnosis infeksi HIV pada bayi yang mendapat A!I 'ila seorang bayi yang terpapar infeksi HIV mendapat A!I, ia akan terus berisiko tertulari HIV selama masa pemberian A!IE karenanya u%i virologik negatif pada bayi yang terus mendapat A!I tidak menyingkirkan kemungkinan infeksi HIV. ian%urkan u%i virologik dilakukan setelah bayi tidak lagi mendapat A!I selama minimal > minggu. 'ila saat itu bayi sudah berumur ;.:< bulan saat pemberian A!I dihentikan, u%i antibodi dapat dilakukan sebelum u%i virologik, karena secara praktis u%i antibodi %auh lebih murah. 'ila hasil u%i antibodi positif, maka pemeriksaan u%i virologik diperlukan untuk mendiagnosis pasti, meskipun $aktu yang pasti anak.anak membuat antibodi anti HIV pada yang terinfeksi post partum belum diketahui. 'ila u%i virologik tidak dapat dilakukan tetapi ada tempat yang mampu memeriksa, semua bayi kurang dari :? bulan yang terpapar HIV dan menun%ukkan ge%ala dan tanda infeksi HIV harus diru%uk untuk u%i virologik. Hasil yang positif pada stadium apapun menun%ukkan positif infeksi HIV. (ada usia :? bulan, sebagian besar bayi yang terpapar HIV sudah tidak lagi memiliki antibodi maternal. Hasil u%i antibodi yang positif pada usia ini dapat dianggap indikasi tertular 8;#.@J seroreversi pada usia :? bulanE !pesifisitas ;>J9 dan harus diulang pada usia :< bulan. !ecara umum $aktu pendeteksian tidak berbeda, assay 5A dapat mulai diperiksa pada usia #< %am. (emakaian A6V pada ibu dan bayinya untuk (-&"& tidak akan mempengaruhi hasilnya. 5A HIV akan tetap terdeteksi pada sel mononuklear darah tepi anak yang terinfeksi HIV dan sudah mendapat A6V meskipun hasil assay 65A HIVnya

tidak terdeteksi. !ampai saat ini belum ada data pasti apakah sensitivitas 65A HIV atau assay antigen I" p?# dipengaruhi oleh profilaksis A6V pada ibu dan bayi. 1HB menyatakan bah$a pemeriksaan 65A tidak berbeda dengan 5A, dalam hal sensitivitas dan spesifisitas, pada bayi yang lahir mendapat A6V. iagnosis infeksi bila ibu minum A6V 'elum diketahui apakah pemakaian A6V pada ibu yang menyusui bayinya dapat mempengaruhi deteksi 65A HIV atau p?# pada bayi, meskipun sudah dibuktikan u%i 5A HIV tidak terpengaruh. Anak yang berumur lebih dari :< bulan iagnosis definitif infeksi HIV pada anak yang berumur lebih dari :< bulan 8apakah paparannya diketahui atau tidak9 dapat menggunakan u%i antibodi, sesuai proses diagnosis pada orang de$asa. *onfirmasi hasil yang positif harus mengikuti algoritme standar nasional, paling tidak menggunakan reagen u%i antibodi yang berbeda. &idak ada algoritme diagnosis klinis tunggal yang terbukti sangat sensitif atau spesifik untuk mendiagnosis HIV. Akurasi diagnosis berdasarkan algoritme klinis %arang yang mencapai sensitifitas CDJ dan bervariasi menurut umurE bahkan tidak dapat diandalkan unutk mendiagnosis infeksi HIV pada bayi yang berumur kurang dari :? bulan. +%i antibodi anti HIV 8dapat berupa rapid test9 dan peningkatan akses untuk u%i virologik dini dapat membantu dokter membuat algoritme diagnostik yang lebih baik. alam situasi sulit diperbolehkan menggunakan dasar klinis untuk memulai pengobatan A6V pada anak kurang dari :< bulan dan terpapar HIV yang berada dalam kondisi sakit berat. (enegakan diagnosis berdasarkan ge%ala klinis yang dikombinasikan dengan pemeriksaan " # atau parameter lain saat ini belum terbukti sebagai alat diagnosis infeksi HIV. +ntuk bayi dan anak berumur kurang dari :< bulan yang berada di tempat dimana u%i virologik tidak mungkin dilakukan, terdapat ge%ala yang sugestif infeksi HIV, diagnosis presumtif ineksi HIV secara klinis dapat dibuat. iagnosis infeksi ini dapat men%adi dasar untuk menilai apakah diperlukan pemberian A6V segera. (ada anak yang berumur lebih dari :< bulan dengan ge%ala dan tanda sugestif infeksi HIV, dapat digunakan pemeriksaan antibodi untuk menegakkan diagnosis. iagnosis presumtif pada kondisi ini tidak dian%urkan karena pemeriksaan antibodi sa%a dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis. 'eberapa kondisi seperti pneumonia pneumositis, kandidiasis esofagus, meningitis kriptokokus %arang ter%adi pada anak yang tidak terinfeksi HIV. *arenanya kondisi klinis seperti ini men%adi faktor penentu untuk pemeriksaan antibodi anti HIV. -etode yang direkomendasikan untuk mendiagnosis infeksi HIV pada bayi dan anak -etode 6ekomendasi &ingkat rekomendasi/bukti +%i virologik8 5A, 65A, I" 9 +ntuk mendiagnosis infeksi pada bayi P :< bulan E u%i inisial direkomendasi mulai umur

>.< minggu A8I9 +%i antibodi anti HIV +ntuk mendiagnosis infeksi HIV pada ibu atau identifikasi paparan pada bayi A8I9 A8IV9 +ntuk mendiagnosis infeksi pada anak O :< bulan +ntuk mengidentifikasi infeksi HIV pada umur P :< bulan dengan kemungkinan besar HIV positifQ Q Anak kurang dari :< bulan dengan hasil u%i antibodi positif termasuk di antaranya adalah anak yang benar.benar terinfeksi, dan anak yang tidak terinfeksi tetapi masih memba$a antibodi maternal. http://childrenhivaids.$ordpress.com/?DD;/D:/:=/tanda.ge%ala.hiv.aids.dan. diagnosisnya/

Anda mungkin juga menyukai

  • Otak Dan Saraf Kranial Dalam Makalah
    Otak Dan Saraf Kranial Dalam Makalah
    Dokumen12 halaman
    Otak Dan Saraf Kranial Dalam Makalah
    Dhanny Lagarense
    Belum ada peringkat
  • LP Defisit Perawatan Diri
    LP Defisit Perawatan Diri
    Dokumen18 halaman
    LP Defisit Perawatan Diri
    Gustav Faiz Kirchoof
    Belum ada peringkat
  • Sap 5 Benar Obat
    Sap 5 Benar Obat
    Dokumen7 halaman
    Sap 5 Benar Obat
    Kesarina Kencana Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Hiv Aidshttp
    Hiv Aidshttp
    Dokumen22 halaman
    Hiv Aidshttp
    Kesarina Kencana Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Keperawatan Jiwa
    Tugas Keperawatan Jiwa
    Dokumen7 halaman
    Tugas Keperawatan Jiwa
    Kesarina Kencana Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Tugaz Telenursing
    Tugaz Telenursing
    Dokumen10 halaman
    Tugaz Telenursing
    Kesarina Kencana Sianturi
    Belum ada peringkat
  • DHF PATHWAY
    DHF PATHWAY
    Dokumen3 halaman
    DHF PATHWAY
    Kesarina Kencana Sianturi
    0% (1)
  • 1 Telenursing
    1 Telenursing
    Dokumen22 halaman
    1 Telenursing
    Kesarina Kencana Sianturi
    Belum ada peringkat
  • BAB I.anak
    BAB I.anak
    Dokumen35 halaman
    BAB I.anak
    Kesarina Kencana Sianturi
    Belum ada peringkat
  • 290-292 Mankes
    290-292 Mankes
    Dokumen3 halaman
    290-292 Mankes
    Kesarina Kencana Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Uts Sim Awi
    Tugas Uts Sim Awi
    Dokumen17 halaman
    Tugas Uts Sim Awi
    Kesarina Kencana Sianturi
    Belum ada peringkat
  • BAB I.anak
    BAB I.anak
    Dokumen35 halaman
    BAB I.anak
    Kesarina Kencana Sianturi
    Belum ada peringkat