Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TIROKTOSIKOSIS
P R E S E N TAN : E R N I M A RYA M 1 2 1 0 0 111 0 3 4
A N N I S A F E B R I E Z A Z 1 2 1 0 0 111 0 5 4
S M F I L M U P E N YAK I T D AL AM R S M U H AM M AD I YAH B AN D U N G
Bentuk seperti buah pir, terdiri dari 2 lobus yang dihubungkan oleh isthmus, panjang 2,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, tebal 1-1,5 cm.
Lobus kanan > vaskularisasi cenderung mengalami pembesaran
Thyroid melekat pd trakea dengan pretracheal fascia sehingga saat menelan,thyroid ikut bergerak bersama gerakan trakea, tapi thyroid tdk ikut bergerak saat menjulurkn lidah.
Vaskularisasi : A. Tiroidea superior brasal dari a.karotis komunis atau a.karotis eksterna, a.tiroidea inferior dari a. Subklavia, dan a.tiroid ima berasal dari a.brakiosefalik salah satu cabang arkus aorta. Histologi : -Kel thyroid terdiri atas folikel2 -Folikel mengandung kolid -20-40 folikel dipisahkan oleh septa jaringan ikat & membentuk lobule yg disuplai 1 arteri -Pada bagian apex sel folikular, terdapat mikrovilli yg menonjol ke dalam lumen & berperan dlm proses iodinasi, eksositosis, dan resopsi colloid. Mikrovilli tersebut berubah menjadi pseudopodia saat distmulasi TSH.
Iodine trapping. Sel folikular tiroid menangkap ion iodida (I-) dengan cara aktif transpot dari darah ke dalam sitisol. Normalnya kelanjar tiroid terdiri atas banyak ion iodida di tubuhnya. Synthesis of thyroglobulin. Ketika sel folikular menangkap I-, kelenjar tiroid juga mensintesa tiroglobulin (TGB). TGB adalah glikoprotein besar dimana diproduksi di RE kasar, lalu dimodifikasi di komplek Golgi, dan dibungkus kedalam vesikel sekretori. Vesikel tadi mengalami eksositosis, dimana mengelurakan TGB ke dalam lumen folikel. Material tadi mengalami akumulasi di dalam lumen yang dan disebut kolid.
Coupling of T1 and T2. Tahap terakhir dari sintesa hormon tiroid ini adalah pemasangan dua molekul T2 menjadi T4 atau satu molekul T1 dengan satu molekul T2 menjadi T3.
Pinocytosis and digestion of colloid. Droplet kolodi kembali masuk kedalam sel folikular dengan cara pinositosis dan dileburkan ikatannya dengan enzim yang dikeluarkan oleh lisosom. Enzim penernaan mengkatabolisme TGB, sehingga T3 dan T4 tidak terikat dengan apapun.
Oxidation of iodide. Beberapa asam amino dalam TGB yaitu tirosin dimana akan menjadi diiodinasikan. Tetapi, muatan ion iodida yang negatif tidak dapat berikatan dengan tirosin hingga mengalami oksidasi (pemindahan elektron) menjadi iodin: 2I- I2. Enzim yang mengkatalase reaksi ini adlah peroksidase. Setelah ion iodida dioksidasi, lalu masuk melalui membran ke dalam tiroid.
Secretion of thyroid hormones. Karena T3 dan T4 adalah larut dalam lipid maka hormon tesebut berdifusi melalui membran plasma ke dalam cairan interstisial dan juga ketika masuk ke dalam darah. Normalnya kuntitas T4 lebih banyak daripada T3, tetapi terkadang T3 lebih berpotensi. Dan lagi, setelah T4 masuk ke dalam sel tubuh, sebagian besar akan dirubah menjadi T3 dengan membuang satu iodin.
Iodination of thyrosine. Setelah molekul iodin (I2) terbentuk, molekul ini berreaksi dengan tirosin dimana menjadi bagian dari molekul tiroglobulin yang terdapat di koloid. Jika satu atom iodin yang berikatan menjadi monoiodotirosin (T1) sedangkan dua atom yang berikatan menjadi diioditirosin (T2).
Transport in the blood. Lebih dari 99% baik T3 maupun T4 berikatan dengan protein transport dalam darah, terutama dengan thyrosine-binding globulin (TGB).
Thyroid secretion
free
T4 : 0,04% T3 : 0,4%
feedback control tissue action hormone metabolism fecal excretion 70-75% TBG 15-20% TBPA 5-10% albumin T3 : 99,6% 70-75% TBG 25-30% albumin
- konsentrasi dalam serum : 15-30 g/ml (280-560 nmol/L) - memiliki afinitas yang tinggi untuk T4 dan T3 sehingga memungkinkan untuk membawa 70% dari hormon tiroid yang bersirkulasi
protein bound
T4 : 99,96%
- mengikat 10% dari T4 yang bersirkulasi - afinitas terhadap T4 10 kali lipat lebih tinggi daripada terhadap T3
3. Albumin - mengikat T4 dan T3 dengan afinitas yang lebih rendah daripada TBG atau TBPA - karena konsentrasi albumin dalam darah tinggi, maka albumin mentransport 15% dari T4 dan T3 yang bersirkulas
Inactive compound
Deiodinase tipe I Mengkatalis deiodinase cincin dalam atau luar T4 dan rT3. Konversi T4 T3, bisa juga mengkonversi T3 T2. - Deiodinase tipe II Mengkatalis deiodinase cincin luar saja. Konversi T4 T3. - Deiodinase tipe III Mengkatalis deiodinasi cincin dalam. Konversi T4 rT3 dan T3 T2.
jaringan fetus
4.
Perkembangan Meningkatkan
perkembangan skeletal Sistem saraf Usus Lipoprotein Lain-lain Perkembangan Meningkatkan perkembangan otak normal Metabolik Metabolik Kalorigenik Meningkatkan absorpsi karbojidrat Merangsang pembentuka reseptor LDL Merangsang konsumsi oksigen oleh jaringan yang aktif secara metabolis (pengecualian: testis, uterus kelenjar getah bening, limpa, hipofisis anterior) Meningkatkan laju metabolisme
5.
DEFINISI
Sindrom klinis yang terjadi ketika jaringan terpapar oleh kadar hormon tiroid (tiroksin dan/ triiodotironin) yang tinggi yang bersirkulasi dalam darah.
Tirotoksikosis hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah kelebihan hormon tiroid itu disebabkan oleh hiperfungsi tiroid, yaitu peningkatan sintesis dan pelepasan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid
1. Goiter difus toksik (Grave`s disease) 2. Adenoma toksik (Plummer`s disease) 3. Goiter multinodul toksik 4. Tiroiditis subakut 5. Fase hipertiroid pada tiroiditis Hashimoto 6. Tirotoksikosis faktisia 7. Jarang : ovarian struma, metastasis tiroid Ca (folikular), mola hidatidosa, TSH secreting pituitary tumor, pitutary resistance to T4 and T3,
GRAVES DISEASE
Penyebab tirotoksikosis yang paling sering. Penyakit autoimun dengan penyebab yang tidak diketahui.
15% > keluarga 50% > autoantibodi tiroid
Sindrom ini terdiri dari satu atau lebih manifestasi klinis berupa :
1.Tirotoksikosis,
2.Goiter, 3.Oftalmopati (eksoftalmus), 4.Dermopati (miksedema pretibial).
Gejala mata Grave`s disease berdasarkan klasifikasi Werner : 1: spasme kelopak mata atas. 2: edema periorbital, kongesti atau kemerahan konjungtiva, ekimosis. 3: proptosis. 4: gerakan bola mata terbatas. 5: keratitis. 6: fungsi penglihatan terganggu.
Beberapa faktor yang dianggap dapat menyebabkan timbulnya respon imun pada Grave`s disease yaitu : kehamilan, terutama periode postpartum, kelebihan yodium, terapi litium, mungkin dengan memodifikasi respon imun, infeksi bakteri atau virus, penghentian penggunaan glukokortikoid secara tiba-tiba (glucocorticoid withdrawal).
PATOGENESIS
Graves oftalmopati merupakan reaksi antibodi-mediasiterhadap reseptor TSH dengan modulasi fibroblast orbitadari limfosit sel-T. Limfosit sel-T diyakini bereaksi terhadap sel folikular tiroid dengan epitop antigen diruang retroorbita.
Graves oftalmopati berhubungan dengan antibodi yang bereaksi silang dengan antigen TSH-R yang terdapat pada fibroblast. Fibroblast dipercayai sebagai sel target dan efektor dalam . Fibroblast sangat sensitive terhadap stimulasi dari sitokin dan protein larut lainnya, serta immunoglobulin yang dilepaskan pada saat terjadinya reaksi imun sitokin ini akan merangsang fibroblast untuk menghasilkan glikosaminoglikan. Produksi berlebihan dari glikosaminoglikan dalam orbita inilah secara garis menyebabkan manifestasi klinik dari graves oftalmopati. Glikosaminoglikan ini merupakan makromolekul hidrofilik yang bersifat menarik cairan (osmotik) dan terakumulasi di jaringan penyambung dari lemak dan otot orbita. Akumulasi ini menyebabkan pembesaran otot ekstraokuler dan lemak sekitar menyebabkan proptosis, fibrosis serat otot, selanjutnya menyebabkan atrofi jaringan.2,4,9 Pada beberapa pasien dengan Graves oftalmopati serum yang mengandung antibodi thyrotropin reseptor juga mengandung antibodi yang menstimulasi sintesis kolagen pada fibroblast di kulit. Ditemukan juga IgG pada serum pasien yang menstimulasi proliferasi myoblast ekstraokular sesuai konsentrasi dalam serum. Penelitian ini memperkirakan bahwa antibodi selain antibodi thyrotropin reseptor mungkin mempunyai efek langsung pada fungsi orbita.
DIAGNOSIS
Diawali dengan kecurigaan klinis indeks Wayne. Pemeriksaan fungsi tiroid
kadar hormon beredar TT4, TT3, dan TSH, ekskresi iodium urin, kadar tiroglobulin, uji tangkap I-131, sintigrafi, FNA (fine needle aspiration), antibodi tiroid (ATPO-Ab, Atg-Ab)
LABORATORIUM
LABORATORIUM
Autoantibodi tiroid (Tg Ab, TPO Ab) biasanya ditemukan baik pada Grave`s disease maupun pada tiroiditis Hashimoto, tetapi TSH R Ab spesifik haya pada Grave`s disease. Hal ini berguna dalam mendiagnosa pasien yang datang dengan unilateral eksoftalmus tanpa gejala yang jelas atau manifestasi laboratorium dari Grave`s disease.
KOMPLIKASI
Krisis tirotoksikosis (thyroid storm) : eksaserbasi akut dari semua gejala tirotoksikosis, dapat mengancam jiwa. Demam tinggi (38 41OC), flushing, berkeringat banyak, takikardia, fibrilasi atrium, tekanan nadi yang tinggi, kadangkadang gagal jantung.
PENGOBATAN TIROKTIKOSIS
Prinsip pengobatan tergantung dari: etilogi tirotoksikosis, usia pasien, riwayat alamiah penyakit, tersedianya modalitas pengobatan, situasi pasien, risiko pengobatan, Pengobatan tirotoksikosis dapat dikelompokkan dalam:
a) tirostatika;
b) tiroidektomi; c) yodium radioaktif.
menghambat proses organifikasi dan reaksi autoimun, tetapi derivat tiourasi (PTU) masih ada efek tambahan yaitu menghambat konversi T4 jadi T3 di perifer.
Dosis dimulai dengan 30 mg CMZ, 30 mg MTZ, atau 400 mg PTU sehari dalam dosis terbagi. Biasanya dalam 4-6 minggu tercapai eutirodisme. Kemudian dosis dititrasi sesuai respon klinik. Lama pengobatan 1-1,5 tahun, kemudian dihentikan untuk melihat apakah terjadi remisi. Tirostatika dapat lewat sawar darah plasenta dan air susu ibu.
Efek samping yang paling jarang: trombositopenia, anemia aplastik, hepatitis, vaskulitis, hipoglikemia.
Menghambat transport Bukan indikasi rutin, pada yodium, sintetis dan subakut tiroiditis berat, keluarnya hormon, dan krisis tiroid memperbaiki efek hormon di jaringan dan sifat imunologis
Tiroidektomi
Prinsip umum: operasi baru dikerjakan kalau keadaan pasien eutiroid, klinis maupun biokimia.
Operasi dilakukan dengan: Isthmulobectomy , mengangkat isthmus Lobectomy, mengangkat satu lobus, bila subtotal sisa 3 gram Tiroidectomi total, semua kelenjar tiroid diangkat Tiroidectomy subtotal bilateral, mengangkat sebagian lobus kanan dan sebagian kiri. Near total tiroidectomi, isthmulobectomy dextra dan lobectomy subtotal sinistra dan sebaliknya. RND (Radical Neck Dissection), mengangkat seluruh jaringan limfoid pada leher sisi yang bersangkutan dengan menyertakan n. accessories, v. jugularis eksterna dan interna, m. sternocleidomastoideus dan m. omohyoideus serta kelenjar ludah submandibularis.
Setiap pasien paskaoperasi perlu dipantau apakah terjadi remisi, hipotiroidisme atau residif