Disusun Oleh: Shabrina Herdiana Putri 030.0 .!!! Pe"bi"bin#: dr.$uniarti% S&.S
KEPA'ITERAA' K(I'IK SM) 'EURO(O*I RSUP )ATMA+ATI ,AKARTA PRO*RAM STUDI PE'DIDIKA' DOKTER )AKU(TAS KEDOKTERA' U'I-ERSITAS TRISAKTI ,AKARTA !0.3
KATA PE'*A'TAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik bagian Neurologi Program Studi Pendidikan Dokter mum Pusat #atma$ati %akarta. Saya mengu&apkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini' (. dr. )uniarti, SpS selaku pembimbing dalam penyusunan makalah. *. Teman-teman yang turut membantu penyelesaian makalah ini. Saya menyadari bah$a makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat berman+aat bagi pemba&a. ni!ersitas Trisakti di "umah Sakit
Penyusun
/A/ I KASUS
.. a. b. &. d. e. +. g. h. i. i.
.D/NT.TAS Nama %enis kelamin mur Pekerjaan Pendidikan Agama Status perka$inan Suku bangsa Alamat Tanggal masuk "S ' Tn.0 ' 1aki-laki ' (2 Tahun ' Pelajar ' S1TA ' .slam ' 0elum Menikah ' %a$a ' 3ilandak ' ,( %anuari *-(,
...
ANAMN/S.S Dilakukan auto dan allo-anamnesis pada tanggal ,( %anuari *-(, a. 4eluhan tama ' "i$ayat penurunan kesadaran pas&a ke&elakaan motor. b. mual. &. "i$ayat Penyakit Sekarang ' Pasien diba$a ke "S P #atma$ati karena pingsan akibat ke&elakaan kendaraan bermotor. Pada a$alnya pasien sedang balapan mengendarai motornya dengan ke&epatan *-- km5jam, tiba-tiba motornya oleng dan pasien 4eluhan Tambahan ' Sakit kepala, pendengaran telinga sebelah kiri terasa berdenging, dan
jatuh ke trotoar. Saat itu pasien tidak menggunakan helm. Saat jatuh dari motor kepala sebelah kanan dahulu yang terbentur trotoar setelah itu pasien terguling-guling sehingga kepala kirinya juga terbentur, pasien juga menderita luka le&et di tangan dan kaki. Menurut pengakuan pasien ia sempat pingsan selama 6 ,- menit. Setelah sadar pasien sudah berada di rumah sakit. Pasien mengalami perdarahan dari telinga kiri. Pasien juga merasakan nyeri kepala nyut-nyutan, mual, dan telinga kiri berdenging. Pasien mengatakan bah$a lehernya terasa kaku. Pusing berputar, muntah, pandangan kabur, kelemahan sisi tubuh, perdarahan dari hidung dan mulut disangkal pasien. Pasien menyangkal minum obat-obatan atau mabuk sebelum kejadian. Setelah hari ketiga dira$at pasien mengeluh bibirnya menjadi men&ong ke kanan.
d.
"i$ayat Penyakit Dahulu ' Pasien mengaku sebelumnya tidak pernah mengalami ke&elakaan. Pasien menyangkal meimiliki ri$ayat darah tinggi, ken&ing manis, stroke dan kejang.
e.
"i$ayat Penyakit 4eluarga ' Darah tinggi 7-8, ken&ing manis 7-8, stroke 7-8
.... a.
P/M/".4SAAN #.S.4 4eadaan mum 4esadaran Sikap 4operasi 4eadaan 9i>i ' Tampak sakit sedang ' 3ompos Mentis, 93S' /:M;<= ' 0erbaring ' 4urang 4ooperati+ ' 3ukup
4eadaan 1okal Trauma Stigmata mata kiri. Pulsasi A.3arotis Perdarahan Peri+er ' Teraba, kanan B kiri, reguler ' &apillary re+ill C * detik ' luka le&et pada $ajah sebelah kiri, siku kanan dan kiri, lengan kanan dan kiri, lutut kanan, jari-jari tangan dan kaki, memar pada
3olumna <ertebralis ' letak ditengah, skoliosis 7-8, lordosis 7-8 4ulit ' Warna sa$o matang, sianosis 7-8, ikterik 7-8, ekskoriasi pada dahi kiri, lengan kanan dan kiri, lutut kanan 4epala ' Normose+ali, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah di&abut, tidak ada alopesia, benjolan 7-8 Mata ' ?ematoma ka&amata 70rill hematom8 -5-, konjungti!a anemis -5-, ptosis -5-, lago+talmus -5-, pupil bulat isokor, re+leks &ahaya langsung D5D, re+leks &ahaya tidak langsung D5D. Telinga ' Normotia D5D, hematoma retroaurikuler 70attleEs sign8 -5-, perdarahan -5?idung Mulut Tenggorok ' De!iasi septum -5-, perdarahan -5' 0ibir edema 7-8, lidah kotor 7-8, perdarahan ' #aring hiperemis 7-8, tonsil T(-T(.
5
1eher
' 0entuk simetris, trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran 490 dan tiroid.
Pemeriksaan %antung .nspeksi Palpasi Perkusi ' i&tus &ordis tidak tampak ' i&tus &ordis teraba di .3S = midkla!ikula line sinistra. ' batas kanan jantung di .3S ; midkla!ikula line dekstra, batas kiri jantung di ( .3S = midkla!ikula line sinistra, pinggang jantung di .3S , linea para sternalis sinistra. Auskultasi Pemeriksaan Paru .nspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi ' pergerakkan dada simetris, statis dan dinamis ' !o&al +remitus kananBkiri, tidak ada benjolan. ' perkusi di seluruh lapang paru sonor ' suara na+as !esikuler, "honki -5-, $hee>ing -5-. ' S(S* reguler, Murmur 7-8, 9allop 7-8
Pemeriksaan Abdomen .nspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi ' datar ' nyeri tekan 7-8, hepar5lien tidak teraba membesar ' timpani ' bising sus 7D8 normal
Pemeriksaan /kstremitas
6
Atas 0a$ah
.<. a.
P/M/".4SAAN N/ "F1F9.S "angsang Selaput Ftak 4aku kuduk 1aseGue 4erniG 0rud>insky . 0rud>insky .. b. kepala8 &. Sara+-sara+ 4ranialis N.. 7ol+aktorius8 N... 7optikus8 A&ies !isus ' dengan menghitung jari ,5;- kanan dan kiri 7terbatas ruangan8 <isus &us ' baik 5 baik 1ihat $arna #unduskopi ' baik 5 baik ' tidak dilakukan ' normosmia D 5 D ' tidak dilakukan ' H@-- 5 H@-' H (,=- 5 H (,='' -5 -
N...., .<, <. 7F&&ulomotorius, Tro&hlearis, Abdu&en8 4edudukkan bola mata ' ortoposisi D 5 D
temporal, superior, in+erior, nasal atas dan ba$ah, temporal atas dan
'-5'-5-
"e+lek &ahaya tidak langsung ' D5D "e+lek akomodasi "e+lek kon!ergensi ' D5D ' D5D
N.< 7Trigeminus8 3abang Motorik 3abang sensorik Fphtalmikus ' baik 5 baik Maksilaris ' baik 5 baik ' baik 5 baik
Mandibularis ' baik 5 baik N.<.. 7#asialis8 Kanan M0t0ri1 0rbit02r0ntalis baik Kiri Tidak bisa mengangkat alis
baik baik
4elopak mata tidak bisa menutup sempurna 1ebih datar daripada yang kanan
N.<... 7<estibulo&o&hlearis8 <estibular ' <ertigo Nistagmus 4oklearis ' Tuli 4ondukti+ Tuli Persepti+ N..I, I 79lossopharyngeus, <agus8 Motorik Sensorik N.I. 7A&&esorius8 Mengangkat bahu Menoleh N.I.. 7?ypoglossus8 Pergerakkan lidah Atro+i #asikulasi Tremor d. Sistem Motorik /kstremitas atas proksimal J distal /kstremitas ba$ah proksimal J distal ' ====5==== ' ====5====
9
''-5'-5'-5-
e. Tremor 3horea
9erakkan .n!olunter '-5'-5'-5'-5'-5Tro+ik Tonus ' eutro+ik D 5 D ' normotonus D 5 D ' baik 5 baik /ksterosepti+ ' baik 5 baik
i. AtaAia
#ungsi Serebelar '''-5' baik 5 baik ' baik 5 baik ' baik 5 baik '-5'-5-
Tes "omberg Disdiadokokinesia %ari-jari %ari-hidung Tumit-lutut "ebound phenomenon ?ipotoni j. #ungsi 1uhur Astereognosia ApraAia
''-
10
A+asia k. Miksi De+ekasi Sekresi keringat l. 0i&eps Tri&eps "adius 1utut Tumit 4remaster #ungsi Ftonom ' baik ' baik ' baik
'-
"e+leks #isiologis ' D* 5 D* ' D* 5 D* ' D* 5 D* ' D* 5 D* ' D* 5 D* ' 7tidak dilakukan8
m.
"e+leks Patologis ?o++man Tromer 0abinsky 3haddok 9ordon S&hae+er 4lonus lutut 4lonus tumit '-5'-5'-5'-5'-5'-5'-5-
11
n.
<.
Pe"eri1saan He"at0l0#i He"0#l0bin He"at01rit (eu10sit Tr0"b0sit Eritr0sit -ER9HER9KHER9RD+ -ER HER KHER RD+ KIMIA K(I'IK )U'*SI HATI S*OT S*PT )U'*SI *I',A( Ureu" Darah
*; 5l (: 5l
- J ,: - J :-
.. "#9dl
*- J :-
12
Kreatinin Darah DIA/ETES *ula Darah Se:a1tu E(EKTRO(IT DARAH 'atriu" Kaliu" Kl0rida
0%5 "#9dl
-,; J (,=
2* mg5dl
@- J (:-
<..
P/M/".4SAAN "AD.F1F9.S.
'
Perdarah subara&hnoid regio temporoparietal kanan kiri dan &erebellum Diastasis sutura lambdoied dengan suspek +raktur os o&&ipital kiri disertai pneumoen&ephal regio o&&ipital kiri
13
<...
kesadaran setelah ke&elakan motor. Pasien ingat kejadian saat ke&elakaan kepalanya terbentur trotoar, setelah itu pingsan 6 ,- menit dan setelah sadar sudah berada di rumah sakit. Pasien mengaku sakit kepala, keluar darah dari telinga, telinga terasa berdenging, mual. 1eher pasien disangga dengan &ollar ne&k karena di&urigai adanya &edera ser!i&al. Pada pemeriksaan a$al tidak ditemukan de+isit neurologis, namun setelah hari ketiga dira$at pasien mengeluh mulutnya men&ong ke kanan. Alis kirinya tidak dapat diangkat, kelopak mata kiri tidak dapat menutup sempurna, sudut nasolabialis kiri lebih datar daripada yang kanan. ?asil pemeriksaan lab terdapat leukositosis, hasil 3T-S&an tanpa kontras menunjukkan adanya perdarah subara&hnoid regio temporoparietal kanan kiri dan &erebellum.
<.... -
D.A9NFS.S 4/"%A Diagnosis 4linis "i$ayat penurunan kesadaran, &ephalgia, multiple eskoriasi, &edera kepala sedang, leukositosis, paresis N.<.. sinistra.
14
.I.
Medikamentosa .<#D Na3l -,K M =-- &&5(* jam 3iti&olin *A=-- mg 4etorola& ,A,- mg i! Fndansentron ,A: mg i! Nimotap :A;- mg po Fmepra>ole (A:- mg i! 3e+triaAon * A * gr i! /Atra&e (A:--mg i! Aliramin # *A( tab
I.
I. PE'DAHU(UA' Salah satu komplikasi primer &edera kepala adalah perdarahan subaraknoid 7SA?8. .nsidensinya ber!ariasi dari (:,,M - :-M dan semakin meningkat mengikuti angka kejadian ke&elakaan kendaraan bermotor. Diagnosis klinis SA? biasanya sulit disimpulkan terutama pada &edera kepala ringan yang tidak menimbulkan gejala klinis khas seperti iritasi meningen. Pemeriksaan pen&itraan untuk membantu diagnosis SA? seperti 3T s&an otak menjadi penting bagi klinisi dalam pemberian nimodipine untuk men&egah komplikasi !asospasme serta penanganan komplikasi lainnya seperti hidrose+alus dan kejang yang dapat memperburuk keadaan pasien.7(=8 Perdarahan subaraknoid adalah perdarahan tiba-tiba ke dalam rongga diantara otak dan selaput otak 7rongga subaraknoid8. Perdarahan subara&hnoid merupakan penemuan yang sering pada trauma kepala akibat dari yang paling sering adalah robeknya pembuluh darah leptomeningeal pada !erteA di mana terjadi pergerakan otak yang besar sebagai dampak, atau pada sedikit kasus, akibat rupturnya pembuluh darah serebral major. Pasien yang mampu bertahan dari pendarahan subara&hoid kadang mengalami adhessi ana&hnoid, obstruksi aliran &airan &erebrospinal dan hidro&epalus. 3edera intrkarnial yang lain kadang juga dapat terjadi.7;8 Perdarahan subara&hnoid, dapat diidenti+ikasi pada 3T-s&an sebagai jaringan dengan densitas tinggi 7:- J K- ?u8. Menggantikan &airan serebrospinal di interhemis+er atau +issura sil!ii, sul&us &erebral atau sisterna basalis. %ika pendarahan subara&hnoid luas maka bentuk arah in+undibulum atau &abang arteri karotis pada sisterna nampak sebagai +iling de++e&t pada darah intrasisternal yang hiperdens. Meskipun pemeriksaan 3T-s&an sangat akurat untuk mendeteksi pendarahan subara&hnoid yang baru untuk mengetahui adanya darah disubara&hnoid di interhemis+erik +alA&erebri yang relati+ memiliki densitas dan sulit dideteksi.
16
sul&us paramedian,
pemeriksaan 3T S&an biasanya menunjukkan pembersihan darah subara&hnoid disekitar +alA&erebri, sebaliknya pendarahan subdural interhemis+erik se&ara tipikal terlihat sebagai bentuk baji, tepi halus, >ona densitas tinggi.7;8 Pada pasien dengan trauma kepala, pendarahan subara&hnoid saat mun&ul biasanya terbatas pada satu atau dua sul&i, pendarahan subara&hnoid yang luas, menunjukkan adanya ruptur dari aneurisma atau pseudoaneurisma dan kadang merupakan indikasi untuk pemeriksaan angiogra+i. Aneurisma konsenital biasanya berlokasi pada &i&ulus $illisi dan pseudoaneurisma berlokasi pada pembuluh darah yang dapat merengang akibat pergeseran otak misalnya arteri &erebral anterior diba$ah +alA&erebri.
II. I'SIDE' .nsiden subara&hnoid hemoragik dibedakan atas' Pendarahan subara&hnoid menduduki @-(=M dari seluruh gangguan peredaran darah otak 79PDF8. sia' insidennya ;*M pendarahan subara&hnoid timbul pertama kali pada :--;- tahun. Pe&ahnya pembuluh darah bisa terjadi pada usia berapa saja, tetapi paling sering menyerang usia *=-=- tahun. Perdarahan subaraknoid jarang terjadi setelah suatu &edera kepala. III. ETIO(O*I Perdarahan subara&hnoid se&ara spontan sering berkaitan dengan pe&ahnya aneurisma 72=M8, kerusakan dinding arteri pada otak. Dalam banyak kasus PSA merupakan kaitan dari pendarahan aneurisma. Penelitian membuktikan aneurisma yang lebih besar kemungkinannya bisa pe&ah. Selanjunya (-M kasus dikaitkan dengan non aneurisma perimesen&ephali& hemoragik, dimana darah dibatasi pada daerah otak tengah. Aneurisma tidak ditemukan se&ara umum. =M berikutnya berkaitan dengan kerusakan rongga arteri, gangguan lain yang mempengaruhi !essels,
17
gangguan pembuluh darah pada sum-sum tulang belakang dan perdarahan berbagai jenis tumor.7@8 I-. A'ATOMI Ftak dibungkus oleh selubung mesodermal, meninges. 1apisan luarnya adalah pa&hymeninA atau duramater dan lapisan dalamnya, leptomeninA, dibagi menjadi ara&hnoidea dan piamater. 7*8 1. Duramater (2). Dura kranialis atau pa&hymeninA adalah suatu struktur +ibrosa yang kuat dengan suatu lapisan dalam 7meningeal8 dan lapisan luar 7periostal8. 4edua lapisan dural yang melapisi otak umumnya bersatu, ke&uali di tempat di tempat dimana keduanya berpisah untuk menyediakan ruang bagi sinus !enosus 7sebagian besar sinus !enosus terletak di antara lapisan-lapisan dural8, dan di tempat dimana lapisan dalam membentuk sekat di antara bagian-bagian otak.
Duramater lapisan luar melekat pada permukaan dalam &ranium dan juga membentuk periosteum, dan mengirimkan perluasan pembuluh dan +ibrosa ke dalam tulang itu sendiriN lapisan dalam berlanjut menjadi dura spinalis. Septa kuat yang berasal darinya membentang jauh ke dalam &a!um &ranii. Di anatara kedua hemispherium terdapat in!aginasi yang disebut +alA &erebri. .a melekat pada &rista galli dan meluas ke &rista +rontalis ke belakang sampai ke protuberantia o&&ipitalis interna, tempat dimana duramater bersatu dengan tentorium &erebelli yang meluas ke dua sisi. #alA &erebri membagi pars superior &a!um &ranii sedemikian rupa sehingga masing-masing hemispherium aman pada ruangnya sendiri. Tentorium &erebelli terbentang seperti tenda yang menutupi &erebellum dan letaknya di +ossa &raniii posterior. Tentorium melekat di sepanjang sul&us trans!ersus os o&&ipitalis dan pinggir atas os petrosus dan pro&essus &linoideus. Di sebelah oral ia meninggalkan lobus besar yaitu in&isura tentorii, tempat le$atnya trunkus &erebri. Saluran-saluran !ena besar, sinus dura mater, terbenam dalam dua lamina dura.
18
2. Arachnoidea(2). Membrana ara&hnoidea melekat erat pada permukaan dalam dura dan hanya terpisah dengannya oleh suatu ruang potensial, yaitu spatium subdural. .a menutupi spatium subara&hnoideum yang menjadi liGuor &erebrospinalis, &a!um subara&hnoidalis dan dihubungkan ke piamater oleh trabekulae dan septa-septa yang membentuk suatu anyaman padat yang menjadi system rongga-rongga yang saling berhubungan. Dari ara&hnoidea menonjol ke luar tonjolan-tonjolan mirip jamur ke dalam sinus-sinus !enosus utama yaitu granulationes pa&&hioni 7granulationes5!illi ara&hnoidea8. Sebagian besar !illi ara&hnoidea terdapat di sekitar sinus sagitalis superior dalam la&unae lateralis. Diduga bah$a liGuor &erebrospinali memasuki &ir&ulus !enosus melalui !illi. Pada orang lanjut usia !illi tersebut menyusup ke dalam tulang 7+o!eolae granulares8 dan berin!aginasi ke dalam !ena diploe. 3a!um subara&noidea adalah rongga di antara ara&hnoid dan piamater yang se&ara relati!e sempit dan terletak di atas permukaan hemis+er &erebrum, namun rongga tersebut menjadi jauh bertambah lebar di daerah-daerah pada dasar otak. Pelebaran rongga ini disebut &isterna ara&hnoidea, seringkali diberi nama menurut struktur otak yang berdekatan. 3isterna ini berhubungan se&ara bebas dengan &isterna yang berbatasan dengan rongga sub ara&hnoid umum. 3isterna magna diakibatkan oleh pelebaran-pelebaran rongga di atas subara&hnoid di antara medulla oblongata dan hemisphere &erebellumN &istena ini bersinambung dengan rongga subara&hnoid spinalis. 3isterna pontin yang terletak pada aspek !entral dari pons mengandung arteri basilaris dan beberapa !ena. Di ba$ah &erebrum terdapat rongga yang lebar di antara ke dua lobus temporalis. "ongga ini dibagi menjadi &isterna &hiasmati&us di ats &hiasma opti&um, &isterna supraselaris di atas dia+ragma sellae, dan &isterna interpedun&ularis di antara pedun&le &erebrum. "ongga di antara lobus +rontalis, parietalis, dan temporalis dinamakan &isterna +issure lateralis 7&isterna syl!ii8.
19
Piamater merupakan selaput jaringan penyambung yang tipis yang menutupi permukaan otak dan membentang ke dalam sul&us,+issure dan sekitar pembuluh darah di seluruh otak. Piamater juga membentang ke dalam +issure trans!ersalis di ab$ah &orpus &allosum. Di tempat ini pia membentuk tela &horoidea dari !entrikel tertius dan lateralis, dan bergabung dengan ependim dan pembuluh-pembuluh darah &horoideus untuk membentuk pleksus &horoideus dari !entrikel-!entrikel ini. Pia dan ependim berjalan di atas atap dari !entrikel keempat dan membentuk tela &horoidea di -. PATO)ISIO(O*I Ditinjau dari sudut $aktu, proses pato+isiologi kerusakan otak akibat &edera kepala terbagi menjadi dua jenis, yaitu' 7(8 proses kerusakan primer yang terjadi langsung saat &edera dan meliputi laserasi kulit kepala, +raktur tulang tengkorak, kontusio dan laserasi serebri, &edera aksonal di+us, perdarahan intrakranial dan jenis-jenis lain kerusakan otak, 7*8 proses kerusakan sekunder yang merupakan akibat dari komplikasi yang dimulai pada saat &edera namun mungkin se&ara klinis tidak mun&ul dalam periode $aktu tertentu. 4erusakan otak sekunder merupakan tahap lanjutan
20
tempat
itu.
dari kerusakan otak primer, yang meliputi hipoksia, iskemia, pembengkakan, in+eksi, dan kerusakan otak yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial. Pada trauma kepala sering ditemukan suatu kerusakan primer berupa perdarahan intrakranial. Perdarahan intrakranial akibat trauma diklasi+ikasikan menjadi perdarahan ekstradural dan intradural. Perdarah intradural dibagi menjadi perdarah subdural, perdarahan intraserebral5&erebellar, dan perdarahan subaraknoid. Perdarahan subaraknoid 7SA?8 adalah suatu keadaan terdapatnya darah pada rongga subaraknoid yang menyelimuti otak dan medulla spinalis. Dalam keadaan normal rongga ini terisi oleh &airan serebrospinal yang jernih yang tidak ber$arna serta jaringan penunjang berbentuk trabekula halus, selain itu juga terdapat bagian distal dari sinus ka!ernosus, arteri karotis interna, beserta per&abangannya. Penyebab terbanyak dari SA? adalah pe&ahnya aneurisma dan trauma kepala. "uang antara membran terluar ara&hnoid dan pia mater adalah ruang subara&hnoid. Pia mater terikat erat pada permukaan otak. "uang subara&hnoid diisi dengan 3S#. Trauma perdarahan subara&hnoid adalah kemungkinan pe&ahnya pembuluh darah penghubung yang menembus ruang itu, yang biasanya sama pada perdarahan subdural. Meskipun trauma adalah penyebab utama subara&hoid hemoragik, se&ara umum digolongkan denga pe&ahnya sara+ serebral atau kerusakan arteri!enous. Dalam hal ini, perdarahan asli arteri.7K8 -I. DIA*'OSIS Dalam menentukan perdarahan di ruang subaraknoid se&ara klinis tidaklah mudah. Pada kasus &edera kepala pasien datang dengan keluhan sakit kepala dan penurunan kesadaran. ?al tersebut terjadi karena &edera kepala yang dialaminya. Pada pemeriksaan neurologis tidak ditemukan iritasi meningeal yang tentunya dilakukan bila tidak ada &edera pada leher atau +raktur &er!i&al. Tahanan yang disertai nyeri terhadap +leksi leher pasi+ maupun akti+ pada kaku kuduk disebabkan iritasi meningen &er!i&al oleh darah di ruang subaraknoid atau in+lamasi. Pergerakan +leksi kepala akan menjadi tegang dan kaku pada struktur lokasi dari meningen, serabut sara+ atau medulla spinalis yang mengalami in+lamasi
21
dan ataupun edema. .ritasi pada meningen yang menimbulkan tanda klinis ini biasanya timbul dalam , hingga (* jam. Pemeriksaan lain untuk mendeteksi SA? adalah punksi lumbal. Punksi lumbal hanya dilakukan pada pasien dengan ri$ayat penyakit yang sangat mengarah ke SA? namun pada pemeriksaan pen&itraan tidak ditemukan gambaran SA?. Terdapat dua pola terjadinya SA? pas&a &edera kepala. )ang pertama diakibatkan oleh trauma SA? 7diakibatkan oleh ruptur pembuluh darah ke&il di ruang subarakhnoid8 dan yang kedua SA? aneurismal 7aneurisma yang telah ada sebelumnya mengalami ruptur setelah trauma kepala8. SA? yang terjadi setelah &edera kepala harus kita bedakan apakah ini akibat aneurisma yang telah ada sebelumnya atau bukan. Selain anamnesis, keadaan tersebut dapat kita bedakan berdasarkan hasil pen&itraan. Pada SA? aneurismal darah lebih banyak terdapat pada sisterna basal, sedangkan pada SA?t lebih sering terdapat pada sulkus peri+er dan +isura interhemis+er. A. Gambaran Klinis(4,8) 9ejala prodromal ' nyeri kepala hebat dan perakut, hanya (-M, K-M tanpa keluhan sakit kepala. 4esadaran sering terganggu, dan sangat ber!ariasi dari tak sadar sebentar, sedikit delir sampai koma. 9ejala 5 tanda rangsangan meningeal ' kaku kuduk, tanda kernig ada. #undus okuli pedarahan subara&hnoid karena pe&ahnya anterior, atau arteri karotis interna. 9ejala-gejala neurologik +okal meningen, dan demam tinggi ' bergantung pada lokasi lesi. 9angguan bila pada hipotalamus. 0egitu pun +ungsi sara+ otonom ' demam setelah *: jam, demam ringan karena rangsangan muntah,berkeringat,menggigil, dan takikardi, adanya hubungan dengan hipotalamus. 0ila berat, maka terjadi ulkus peptikum disertai hematemesis dan melena dan seringkali disertai peninggian kadar gula darah, glukosuria, albuminuria, dan ada perubaha pada /49. B. (. Gambaran adiolo!i 3T S3AN7,,(-8
22
' (-M
penderita mengalami edema papil beberapa jam setelah pendarahan. Sering terdapat aneurisma pada arteri komunikans
Pemeriksaan &t s&an ber+ungsi untuk mengetahui adanya massa intra&ranial. Pada pembesaran !entrikel yang berhubungan dengan darah 7densitas tinggi8 dalam !entrikel atau dalam ruang subara&hnoid
*.
Perdarahan subara&hnoid akut' perdarahan subara&hnoid akut tidak biasanya terlihat pada T(W( dan T*W( meskipun bisa dilihat lebih baik daripada M". sebagai intermediate untuk peng&ahayaan sinyal tinggi dengan proton atau gambar #1A.". 3T pada umunya dalam mendeteksi perdarahan subara&hnoid akut.
3ontrol perdarahan subara&hnoid' hasil tahapan &ontrol perdarahan subara&hnoid kadang-kadang -II tampak M". lapisan tipis pada sinyal rendah
PE'ATA(AKSA'AA'
;.<Penderita segera dira$at dan tidak boleh melakukan akti!itas berat. Fbat pereda nyeri diberikan untuk mengatasi sakit kepala hebat. 4adang dipasang selang drainase didalam otak untuk mengurangi tekanan.Pembedahan untuk menyumbat atau memperkuat dinding arteri yang lemah, bisa mengurangi resiko perdarahan +atal di kemudian hari. Pembedahan ini sulit dan angka kematiannya sangat tinggi, terutama
23
pada penderita yang mengalami koma atau stupor. Sebagian besar ahli bedah menganjurkan untuk melakukan pembedahan dalam $aktu , hari setelah timbulnya gejala. Menunda pembedahan sampai (- hari atau lebih memang mengurangi resiko pembedahan tetapi meningkatkan kemungkinan terjadinya perdarahan kembali. -III. DIA*'OSIS /A'DI'* He"at0"a subdural ?ematoma subdural terjadi akibat pengumpulan darah diantara duramater dan ara&hnoid. Se&ara klinis hematoma subdural akut sukar dibedakan dengan hematoma epidural yang berkembang lambat. 0isa disebabkan oleh trauma hebat pada kepala yang menyebabkan bergesernya seluruh parenkim otak mengenai tulang sehingga merusak a. kortikalis. 0iasanya di sertai dengan perdarahan jaringan otak. 9ambaran 3T-S&an hematoma subdural, tampak penumpukan &airan ekstraaksial yang hiperdens berbentuk bulan sabit. I.. PE'ATA(AKSA'AA' Penanganan darurat ' Dekompresi dengan trepanasi sederhana 4raniotomi untuk menge!akuasi hematom
Terapi medikamentosa /le!asi kepala ,-L dari tempat tidur setelah memastikan tidak ada &edera spinal atau gunakan posisi trendelenburg terbalik untuk mengurang tekanan intra&ranial dan meningkakan drainase !ena.7K8 Pengobatan yang la>im diberikan pada &edera kepala adalah golongan deAametason 7dengan dosis a$al (- mg kemudian dilanjutkan : mg tiap ; jam8, mannitol *-M 7dosis (-, mg5kg005hari8 yang bertujuan untuk mengatasi edema &erebri yang terjadi
24
akan tetapi hal ini masih kontro!ersi dalam memilih mana yang terbaik. Dianjurkan untuk memberikan terapi pro+ilaksis dengan +enitoin sedini mungkin 7*: jam pertama8 untuk men&egah timbulnya +o&us epileptogeni& dan untuk penggunaan jangka panjang dapat dilanjutkan dengan karbama>epin. Tri-hidroksimetil-aminometana 7T?AM8 merupakan suatu bu++er yang dapat masuk ke susunan sara+ pusat dan se&ara teoritis lebih superior dari natrium bikarbonat, dalam hal ini untuk mengurangi tekanan intra&ranial. 0arbiturat dapat dipakai unuk mengatasi tekanan inrakranial yang meninggi dan mempunyai e+ek protekti+ terhadap otak dari anoksia dan iskemik dosis yang biasa diterapkan adalah dia$ali dengan (- mg5kg00 dalam ,- menit dan kemudian dilanjutkan dengan = mg5 kg00 setiap , jam serta drip ( mg5kg005jam unuk men&apai kadar serum ,-:mgM.728
=. PRO*'OSIS Prognosis tergantung pada ' 728 O 1okasinya 7 in+ratentorial lebih jelek 8 O 0esarnya O 4esadaran saat masuk kamar operasi. %ika ditangani dengan &epat, prognosis hematoma epidural biasanya baik, karena kerusakan otak se&ara menyeluruh dapat dibatasi. Angka kematian berkisar antara @(=M dan ke&a&atan pada =-(-M kasus. Prognosis sangat buruk pada pasien yang mengalami koma sebelum operasi. 7*,(:8
25
DA)TAR PUSTAKA (. Anderson S. M&3arty 1., 3edera Susunan Sara+ Pusat, Pato+isiologi, edisi :, Anugrah P. /93, %akarta,(KK=, (-(:-(-(;. *. /piduralhematoma. A&&essed on #ebruary (st *-(,. A!ailable at' http'55$$$.braininjury.&om5epidural-subdural-hematoma.html. ,. 0uergener #.A, Di++erential Diagnosis in 3omputed Tomography, 0aert A.1. Thieme Medi&al Publisher, Ne$ )ork,(KK;, ** :. Dahnert W, MD, 0rain Disorders, "adioogy "e!ie$ Manual, se&ond edition, Williams P Wilkins, Ari>ona, (KK,, ((@ J (@2 =. /kayuda .., Angiogra+i, "adiologi Diagnostik, edisi kedua, 0alai Penerbit #4 ., %akarta, *--;, ,=K-,;; ;. ?a+id A, /pidural ?ematoma, 0uku Ajar .lmu 0edah, edisi kedua, %ong W.D. /93, %akarta, *--:, 2(2-2(K @. M&.Donald D., /pidural ?ematoma, $$$.emedi&ine.&om 2. Markam S, Trauma 4apitis, 4apita Selekta Neurologi, /disi kedua, ?arsono, 9ajah Mada ni!ersity Press, )ogyakarta, *--=, ,(: K. Mardjono M. Sidharta P., Mekanisme Trauma Susunan Sara+, Neurologi 4ilinis Dasar, Dian "akyat, %akarta, *--,, *=:-*=K (-. Pri&e D., /pidural ?ematoma, $$$.emedi&ine.&om ((. Paul, %uhlEs, The 0rain And Spinal 3ord, /ssentials o+ "oentgen .nterpretation, +ourth edition, ?arper P "o$, 3ambridge, (K2(, :-*-:-:
26
(*. Sain ., Asuhan 4epera$atan 4lien Dengan Trauma 4apitis, http'55i$ansain.$ordpress.&om5*--@ (,. Soertide$i 1. Penatalaksanaan 4edaruratan 3edera 4ranio Serebral, pdates .n Neuroemergen&ies, Tjokronegoro A., 0alai Penerbit #4 ., %akarta, *--*, 2(:. Sutton D, Neuroradiologi o+ The Spine, TeAtbook o+ "adiology and .maging, +i+th edition, 3hur&hill 1i!ing Stone, 1ondon,(KK,, (:*, (=. Mesiano, Tau+ik. Perdarahan Subarakhnoid Traumatik. A&&essed on #ebruary *nd *-(,. A!ailable at' http'55isjd.pdii.lipi.go.id5admin5jurnal5*=*-2,,,2.pd+
27