Anda di halaman 1dari 8

Jurnal e-Dinamis, Volume 3, No.

3 Desember 2012 ISSN 2338-1035




164

ANALISA PRESSURE DROP PADA SISTEM PERPIPAAN FUEL
OIL BOILER PADA PT.PLN PEMBANGKITAN SUMATERA
BAGIAN UTARA SICANANG BELAWAN DENGAN
MENGGUNAKAN PIPE FLOW EXPERT

Juhari Malau
1
, Tekad Sitepu
2
.
1)
Mahasiswa Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155
Email : jo_malau29@yahoo.com
2)
Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara
Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155
Email : tekadsitepu@gmail.com

Abstrak
Pada dasarnya aliran fluida pada sistem perpipaan akan mengalami penurunan
tekanan ( pressure drop ).Hal ini dapat disebabkan karena beberap hal , diantaranya adalah
aliran fluida yang mengalir pada perpipaan akan mengalami gesekan di sepanjang permukaan
pipa, dan juga ketika aliran melewati beberapa sambungan pipa, belokan, katup, diffusor , dan
beberapa komponen lainnya yang terpasang pada sistem perpipaan.Maka simulasi analisis
dengan Pipe Flow Expert ini akan menganalisis faktor gesekan dan Pressure drop yang terjadi
pada sistem perpipaan Fuel Oil Boiler dari Daily Tank ke Burner Boiler Unit IV pada PT.PLN
(Persero) Unit Pembangkitan Sumbagut,Sicanang Belawan.Dari hasil analisis didapat nilai
faktor gesekan terbesar ada pada pipa suction yaitu sebesar 0.31346 dan nilai faktor gesekan
terkecil ada pada pipa discharge yaitu pada pipa no 27 sebesar 0.01790 , kemudian pressure
drop ( kehilangan tekanan) terbesar adalah sebesar 14,2714 bar.g dan nilai pressure drop
terkecil adalah 0.0003 bar.g.Tekanan terbesar terdapat pada pipa no 18 yaitu sebesar 22,6758
bar.g, dan tekanan terendah terdapat pada pipa no 11 yaitu sebesar 1,5103 bar.g.Sementara
itu berdasarkan hasil simulasi diperoleh head pada sistem perpipaan adalah sebesar 221,616
m.
Kata Kunci : Pressure Drop, Pipe Flow Expert, Fuel Oil Boiler
Abstract
Basically, fluid flow in a piping system undergoes pressure drop.This is caused by a
several things, such as fluid flowing in a piping system will have a contact friction along the pipe
surface, and also when the fluid flowing passes some fittings which attached to the piping
system.They are elbows, valves, diffusors, and others component attached to the piping
system.Then , analysis simulation with this Pipe Flow Expert Software will analyze the friction
factor and pressure drop that occur in piping system Fuel Oil Boiler from Daily Tank to Boiler
Burner Unit IV at PT.PLN (PERSERO ) Power Plant Unit, Sumatera Utara Region, Sicanang
Belawan.The results of simulation showed that the biggest friction factor value was on suction
pipe about 0.31346 and the smallest friction factor value was on discharge pipe number 27
about 0.01790 and then the biggest pressure drop value occured in piping system was 14.2714
bar.g while the smallest pressure drop value was 0.0003 bar.g.The biggest pressure was on
pipe number 18 about 22,6758 bar.g and the smallest pressure was on pipe number 11 about
1,5103 bar.g.Beside that according to the simulation the head of piping system derived about
221.616 m.
Keyword : Pressure Drop, Friction Factor, Pipe Flow Expert, Fuel Oil Boiler.


1.Pendahuluan
Hampir tidak ada di dalam
kehidupan ini yang tidak bersinggungan
dengan pipa dan jaringannya.Di setiap
pembangunan gedung - gedung
bertingkat untuk perkantoran, rumah
sakit, hotel, selalu terlihat adanya
penggunaan pipa, baik untuk keperluan
sanitasi, untuk pendingin udara,
Jurnal e-Dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN 2338-1035


165

maupun untuk pengaliran fluida ke
tangki timbun. Pipa-pipa tersebut
mutlak diperlukan sebagai alat untuk
mengalirkan fluida yang akan diolah.
Fluida merupakan sesuatu yang tidak
bisa lepas dari kehidupan kita sehari-
hari,dimanapun dan kapanpun kita
berada, fluida selalu mempengaruhi
berbagai kegiatan dalam kehidupan kita
sehari hari , baik itu dalam bentuk
liquid ataupun gas. Dalam suatu sistem
perpipaan, aliran fluida di dalam pipa
pada dunia industri mengalami
penurunan tekanan ( pressure drop )
seiring dengan panjang pipa dan
beberapa fittings yang dilalui fluida
tersebut. Menurut teori dalam mekanika
fluida, penurunan tekanan tersebut
disebabkan karena fluida yang mengalir
mengalami gesekan di sepanjang aliran
fluida seperti panjang pipa, diameter
pipa, kekasaran permukaan dan
viskositas dari fluida tersebut.Adapun
viskositas ini menyebabkan timbulnya
gaya geser yang sifatnya menghambat.
Untuk melawan gaya geser tersebut
diperlukan energi sehingga
mengakibatkan adanya energi yang
hilang pada aliran fluida, energi yang
hilang ini mengakibatkan penurunan
tekanan aliran fluida atau disebut juga
kerugian tekanan (head loses).
Kerugian tekanan ( head loses ) ini
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kerugian
mayor (mayor loses) dan kerugian
minor ( minor loses ). Mayor loses
adalah kerugian tekanan yang
diakibatkan oleh adanya gesekan di
sepanjang aliran pipa , sedangkan
kerugian tekanan yang terjadi dalam
sistem pipa dikarenakan berbagai
fittings seperti bends (belokan), elbows
(siku-siku), joints (sambungan-
sambungan), valves (katup) dan sistem
lainnya dimana menyebabkan luas
penampang saluran tidak konstan
disebut minor loses. Efisiensi dari suatu
sistem aliran akan tercapai maksimal
apabila desain atau perancangan
sistem salurannya dilakukan dengan
cermat dan tepat. Perancangan ini
meliputi penentuan diameter pipa,
posisi pipa, penggunaan sambungan-
sambungan dan penggunaan belokan
(elbow). Dalam perencanaan suatu
sistem aliran, sulit dihindari adanya
fittings. Adanya fittings dalam suatu
saluran akan menyebabkan terjadinya
kerugian tekanan pada aliran. Hal
tersebut dikarenakan oleh perubahan
arah aliran fluida yang melalui saluran
tersebut.Mekanika fluida merupakan
cabang ilmu teknik mesin yang
mempelajari keseimbangan dan
gerakan gas maupun zat cair serta
gaya tarik dengan benda - benda
disekitarnya atau yang dilalui saat
mengalir. Dimana pada dunia industri
sebagian besar fluidanya mengalir
pada pipa tertutup (closed conduit flow)
dan memiliki beberapa masalah utama
yang terjadi antara lain :
1.Terjadinya gesekan di sepanjang
dinding pipa.
2. Terjadinya kerugian tekanan.
3.Terbentuknya turbulensi akibat
gerakan relative dalam molekul
fluida yang dipengaruhi
viskositas fluida.
Adapun sistem perpipaan yang
dianalisis adalah sistem perpipaan
pada pipa Fuel Oil Boiler dari Daily
Tank ke Burner Boiler Unit 4 PT.PLN
Pembangkitan Sumbagut Sicanang
Belawan.

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Fluida
Zat dikenal dalam 3 bentuk
yaitu; padat, cair atau gas. Apabila
benda berada dalam bentuk cair atau
gas, benda tersebut dikenal sebagai
fluida. Sifat-sifat umum dari semua
fluida ialah bahwa ia harus dibatasi
dengan dinding kedap supaya tetap
dalam bentuknya yang semula.

2.2 Mekanika Fluida
Mekanika fluida merupakan ilmu
yang mempelajari keseimbangan dan
gerakan zat cair maupun gas, serta
gaya tarik dengan bendabenda
disekitarnya atau yang dilalui saat
mengalir.

2.3 Tekanan Pada Fluida
Tekanan didefinisikan sebagai
gaya per satuan luas, di mana gaya F
dipahami bekerja tegak lurus terhadap
permukaan A.
Jurnal e-Dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN 2338-1035


166

onon = =
P
A
............. ( 1 )

F= Gaya ( Newton )
A= Luas Permukaan (
2
)

2.4 Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis adalah
tekanan zat cair (fluida) yang hanya
disebabkan oleh beratnya. Gaya
gravitasi menyebabkan zat cair
dalam suatu wadah selalu tertarik ke
bawah. Makin tinggi zat cair dalam
wadah, maka makin berat zat cair itu,
sehingga makin besar tekanan yang
dikerjakan zat cair pada dasar wadah

= p ..........................( 2 )

Ph = Tekanan Hidrostatis
p = Massa jenis zat cair ( kg /
3
)
g = Gravitasi ( m/s
2
)
h = Level zat cair ( m )

2.5 Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds digunakan untuk
menunjukkan sifat utama aliran, yaitu
apakah aliran adalah laminar,
turbulen, atau transisi serta letaknya
pada skala yang menunjukkan
pentingnya secara relatif
kecenderungan turbulen berbanding
dengan laminar. Rumus untuk
menentukan bilangan Reynolds :

=
v p

........................( 3 )
Dimana :
= kecepatan (rata-rata) fluida
yang mengalir (m/s)
= diameter dalam pipa (m)
p = massa jenis fluida (kg/m
3
)
p = viskositas dinamik fluida
(kg/m.s)

2.6 Rapat Jenis ( Density )
Rapat jenis atau density ()
adalah ukuran konsentrasi suatu zat
dan dinyatakan dalam satuan massa
per satuan volume.

p = (
3
........... ( 4 )
Dimana : m = massa fluida (kg)
= volume fluida (m
3
)




2.7 Viskositas
Viskositas fluida adalah ukuran
ketahanan suatu fluida terhadap
deformasi atau perubahan
bentuk.Viskositas dipengaruhi oleh
temperatur, tekanan, kohesi dan laju
perpindahan momentum molekularnya.
Viskositas dibedakan atas dua jenis,
yaitu:
1.Viskositas Kinematik
Viskositas kinematik adalah
perbandingan antara viskositas mutlak
terhadap rapat jenis. Adapun
hubungannya dinyatakan sebagai
berikut :
u =

p
.............................( 5 )
Dimana : p = nilai dari viskositas
mutlak atau viskositas
dinamik (kg./m.s)
p = nilai kerapatan
massa fluida (kg/
3
)
2.Viskositas dinamik
Viskositas Dinamik atau viskositas
mutlak mempunyai nilai sama dengan
hukum viskositas Newton.
Rumusnya dinyatakan sebagai berikut:

p =
:
du d /
( . s / )...............( 6 )

Dimana : = tegangan geser pada
fluida (N/m
2
)
/ =gradientkecepatan(m/s)

2.8 Debit Aliran Fluida dan
Kecepatan.
Debit aliran fluida merupakan
rumus yang digunakan untuk
menghitung kecepatan aliran fluida,
yaitu sebagai berikut :
=
v
t
.....................( 7 )
Kemudian dari persamaan kontinuitas
akan didapat :
= ,dimana
A =
1
4
n
2
...................( 8 )
Maka kecepatan aliran dalam suatu
penampang adalah :
v =

A
...........................( 9 )
Jurnal e-Dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN 2338


v =

1
4
n
2
.....................
Dimana : Q = debit aliran (
3
= kecepatan aliran ( s / )
A = luas penampang (
2
)
= volume fluiua (
3
)

2.9 Head Loss
Kerugian energi per satuan berat fluida
dalam pengairan cairan dala
perpipaan disebut sebagai kerugian
head ( head loss ).
1. Head Loss mayor
Head loss mayor dapat terjadi
karena adanya gesekan antara aliran
fluida yang mengalir dengan suatu
dinding pipa.Pada umumnya kerugian
ini dipengaruhi oleh panjang pipa.Untuk
dapat menghitung head loss mayor ,
perlu diketahui lebih awal jenis aliran
fluida yang mengalir.Jenis aliran
tersebut dapat diketahui melalui
Reynold number. Head loss mayor
dapat dihitung dengan menggunakan
salah satu dari dua persamaan berikut:
1.Persamaan Darcy Weisbach yaitu:
E =
L
d
v
2
2g
..................... (11)

Dimana:
hf = head loss mayor (m)
f = faktor gesekan (diperoleh dari
diagram Moody)
d = diameter pipa (m)
L = panjang pipa (m)
V= kecepatan aliran fluida dalam pipa
(m/s)
g = percepatan gravitasi
s
2
)
Diagram Moody telah digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan
aliran fluida di dalam pipa dengan
menggunakan faktor gesekan pipa (f)
dari rumus Darcy Weisbach. Untuk
aliran laminar dimana bilangan
Reynold kurang dari 2300, faktor
gesekan dihubungkan dengan
bilangan Reynold, menurut Streeter
(1992) dinyatakan dengan rumus:
f =
64
Rc
.............................. ( 12 )
Dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN 2338

....................( 10)
(
3
s / )
)
Kerugian energi per satuan berat fluida
dalam pengairan cairan dalam sistem
perpipaan disebut sebagai kerugian
Head loss mayor dapat terjadi
gesekan antara aliran
fluida yang mengalir dengan suatu
dinding pipa.Pada umumnya kerugian
ini dipengaruhi oleh panjang pipa.Untuk
dapat menghitung head loss mayor ,
perlu diketahui lebih awal jenis aliran
fluida yang mengalir.Jenis aliran
diketahui melalui
Head loss mayor
dapat dihitung dengan menggunakan
salah satu dari dua persamaan berikut:
Weisbach yaitu:
......... (11)
faktor gesekan (diperoleh dari
= kecepatan aliran fluida dalam pipa
(
Diagram Moody telah digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan
fluida di dalam pipa dengan
menggunakan faktor gesekan pipa (f)
Weisbach. Untuk
aliran laminar dimana bilangan
Reynold kurang dari 2300, faktor
gesekan dihubungkan dengan
bilangan Reynold, menurut Streeter
(1992) dinyatakan dengan rumus:
.............................. ( 12 )

Sedangkan untuk aliran turbulen nilai
faktor gesekan diperoleh dengan
menggunakan diagram moody
sebagai fungsi dari angka Reynold (
Reynolds Number ) dan kekasaran
relative ( Relative Roughness
nilainya dapat dilihat pada tabel 2.1
sebagai fungsi dari nominal diameter
pipa dan kekasaran permukaan dalam
pipa ( e ) yang tergantung dari jenis
material pipa.








Gambar 2.1 Diagram Moddy

Tabel 2.1 Nilai kekasaran dinding untuk
berbagai pipa komersil.
Bahan
Kekasaran
ft
Riveted Steel 0,003
Concrete 0,001
Wood Stave 0,0006
Cast Iron 0,00085
Galvanized 0,0005
Asphalted 0,0004
Commercial 0,00015
Drawn Brass 0,000005 0,0000015
Glass and smooth

2. Head Loss Minor
Head loss minor dapat terjadi karena
adanya sambungan pipa (
seperti katup ( valve ) , belokan (
) , saringan ( strainer ), percabangan (
Dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN 2338-1035
167
Sedangkan untuk aliran turbulen nilai
faktor gesekan diperoleh dengan
menggunakan diagram moody
sebagai fungsi dari angka Reynold (
) dan kekasaran
Relative Roughness ), yang
nilainya dapat dilihat pada tabel 2.1
sebagai fungsi dari nominal diameter
pipa dan kekasaran permukaan dalam
pipa ( e ) yang tergantung dari jenis
Gambar 2.1 Diagram Moddy
n dinding untuk
Kekasaran
m
0,0009
0,0003
0,0002
0,00026
0,00015
0,0001
0,000046
0,0000015
smooth
Head loss minor dapat terjadi karena
adanya sambungan pipa ( fittings )
) , belokan ( elbow
), percabangan (
Jurnal e-Dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN 2338-1035


168

tee ) , losses pada bagian entrance,
losses pada bagian exit, pembesaran
pipa( expansion ), pengecilan pipa (
contraction ) , dan sebagainya.
Head loss minor dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagi berikut:
E =.n.k
v
2
2g
.......... (13 )
keterangan :
n = jumlah komponen minor losses
v = kecepatan fluida (m/s)
k = koefisien minor losses ( dari
lampiran koefisien minor losses
peralatan pipa )
L = panjang pipa ( m )

Tabel 2.2 Koefisien kerugian pada
komponen-komponen pipa
KOMPONEN K
L

a. elbow
Regular
90flanged
Regular 90
threaded
Long radius 90
flanged2
Long radius 90
threaded
Long radius
45flanged
Regular 45
threaded
b. return bends
return bend,
flanged
return bend,
threaded
c. Tees
Line flow,
flanged
Line flow,
threaded
Branch flow,
flanged
Branch flow,
threaded
d. Union, threaded
e. Valves
Globe, fully
open

0.3

1.5

0.2

0.7

0.2

0.4


0.2

1.5


0.2

0.9

1.0

2.0

0.08

10

Angle, fully
open
Gate, fully open
Gate, closed
Gate, closed
Gate, closed
Swing check,
forward flow
Swing check,
backward flow
Ball valve, fully
open
Ball valve 1/3 ,
closed
Ball valve 2/3 ,
closed
2

0.15
0.26
2.1
17
2



0.05

3.3

210


2.10 Pipe Flow Expert
Perkembangan teknologi yang
serba memanfaatkan kecanggihan
komputer telah memberi banyak
kemudahan dalam dunia industri, salah
satunya program komputer yang dibuat
untuk menganalisa permasalahan
dalam bidang engineering yang tidak
memungkinkan dianalisa secara
manual karena tingkat kerumitan yang
tinggi.
Pipe Flow Expert v 5.12
merupakan salah satu program
komputer yang digunakan untuk
mendesain sistem perpipaan dan
menganalisa aliran fluida.Pipe Flow
Expert v 5.12 mampu menghitung laju
aliran pada setiap pipa dan mampu
menghitung pressure drop ( penurunan
tekanan ) pada keseluruhan sistem
perpipaan.

3.Metodologi Penelitian
3.1 Data Awal
a) Data Perpipaan Daily Tank
sampai Pompa
Perpipaan pada saluran
Suction
Material : Carbon Steel
Seamless API 5 L
Panjang pipa dari daily tank
sampai suction pompa = 21,
04 m
Suction : NPS ( 125 ) mm = 4.9
in 5 in
Jurnal e-Dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN 2338-1035


169

Long radius Elbow 5 = 13 buah
Short Elbow = 4 buah
Entry Sharp Edge = 1 buah
Gate Valve 5 = 4 buah
Check Valve 5 = 1 buah
b) Data perpipaan dari Discharge
ke Burner
Perpipaan pada saluran
Discharge
Material : Carbon Steel
Seamless API 5L
Panjang pipa dari suction
pompa ke burner = 111.85 m
Discharge : NPS ( 100 ) mm =
3.93 4 in
Long Radius Elbow 4 = 9
buah
Short Bend 4 = 8 buah
Concentric Reducer 4/ 1 = 1
buah
Buterfly valve 4 = 1 buah
Back Pressure Valve = 1 buah
Lift Check Valve = 1 buah

Pipe fittings
Standarisasi A234 WPB

Marine Fuel Oil Spesification
Temperatur : 37 C
Viskositas Kinematik : 334
cSt @120 C 0,2857 cSt
Viskositas Dinamik : 324 cP
@ 120 C 0,2739 cP

Residual Oil Pump Spesification
Type : Screw Pump /
Size SNH 440 R46 KA2 W1
Manufacturer : Allweiler
Kapasitas : 24000 kg / h
Speed : 1450 rpm
Connection Size:
- Suction : 125 mm
- Discharge : 100 mm
DailyTankLevel dijaga pada :6.1- 6.9m
Temperatur : 37 C
Kapasitas Maksimum : 4Su
3

Tekanan kerja burner : 5 bar. g
-Piping Line, merupakan gambar 2
dimensi dari piping lay out beserta
komponen komponen yang ada
pada sistem perpipaan.

3.2 Proses Simulasi
Proses simulasi dilakukan dengan
menggunakan software Pipe Flow
Expert v 5.12 untuk dapat
mengetahui factor gesek (friction)
dan penurunan tekanan (pressure
drop) pada sistem
perpipaan.Selain itu dapat
diketahui jenis aliran, laju volume
aliran dan laju massa aliran pada
sistem perpipaan.

Gambar 3.1 Tampilan Simulasi Pipe
Flow Expert


4. Hasil Simulasi Dengan Perangkat
Lunak Pipe Flow Expert
Tabel 4.1 Data Fluida dan Pompa








Jurnal e-Dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN 2338-1035


170

Tabel 4.2 Data Pressure Drop
Pipe
Name
s And
Notes
Entry
Pressur
e bar.g
Exit
Pressure
bar.g
P (Entry
Pressure
Exit
Pressure)
bar.g
P1 1,6570 1,6362 0,0208
P2 1,6362 1,5709 0,0653
P3 1,5709 1,5611 0,0098
P4 1,5611 1,5384 0,0227
P5 1,5384 1,5692 -0,0308
P6 1,5692 1,5684 0,0008
P7 1,5684 1,5658 0.0026
P8 1,5658 1,5445 0,0213
P9 1,5445 1,5153 0,0292
P10 1,5153 1,5112 0,0041
P11 1,5112 1,5103 0,0009
P12 1,5103 1,5463 -0,036
P13 1,5463 1,5452 0,00 11
P14 1,5452 1,5805 -0,0353
P15 1,5805 1,5802 0,0003
P16 1,5802 1,5795 0,0007
P17 1,5795 22,6758 -

P18 22,6758 22,5803 0,0955
P19 22,5803 22,5695 0,0108
P20 22,5695 22,6390 -0,0695
P21 22,6390 22,1150 0,524
P22 22,1150 22,0795 0,0355
P23 22,0795 21,9867 0,0928
P24 21,9867 21,9343 0,0524
P25 21,9343 21,9220 0,0123
P26 21,9220 20,0000 1,922
P27 20,0000 5,6346 14,2714
P28 5,6346 5,0000 0,6346






Gambar 4.1 Tekanan vs Panjang Pipa
Suction

Gambar 4.2 Tekanan vs Panjang Pipa
Discharge


Gambar 4.3 Grafik P

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Dari hasil simulasi dengan
menggunakan Software Pipe Flow
Jurnal e-Dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN 2338-1035


171

Expert diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Faktor gesekan yang ada pada pipa
sangat mempengaruhi terjadinya
penurunan tekanan.Nilai friction
factor terbesar ada pada pipa
suction yaitu sebesar 0.31346 dan
nilai friction factor terkecil ada pada
pipa discharge yaitu pipa no 27
sebesar 0.01790.
2. Nilai pressure drop terbesar yang
terjadi pada sistem perpipaan Fuel
Oil Boiler ke Burner Boiler adalah
sebesar 14,2714 bar.g.Nilai
pressure drop terkecil adalah
sebesar 0,0003 bar.g.Nilai pressure
drop ini sangat dipengaruhi oleh
gesekan yang terjadi pada pipa dan
adanya beberapa sambungan pipa,
belokan, katup, serta komponen
lainnya.Dari hasil simulasi juga
diperoleh head pada sistem
perpipaan adalah sebesar 221,616
m.hd Fluid.


5.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya kalau
memungkinkan dilakukan
perhitungan secara manual terhadap
semua parameter yang ada agar
diketahui validasi yang lebih baik
antara perhitungan manual dengan
perhitungan dengan menggunakan
Software Pipe Flow Expert.
2. Untuk mengurangi nilai pressure
drop sebaiknya dalam merancang
sistem perpipaan yang baru hindari
penggunaan beberapa fitting yang
tidak begitu bermanfaat terhadap
aliran.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Streeter, V.L., and Wylie , E.
Benjamin.1993. Mekanika Fluida,
Edisi Kedelapan. Jakarta :Erlangga
[2] M. Olson, Reuben.1980. Essentials
of Engineering Fluid Mechanics.
New York : Harper & Row,
Publisher.
[3] Cengel, Yunus.A., and Turner,
Robert.H. 2001. Fundamentals of
Thermal Fluid Sciences. New
York : Mc Graw - Hill.
[4] GrundfosResearchandTechnology.2
001.The Centrifugal
Pump.
[5] Jack B. Evett, Cheng Liu. (1987).
Fundamentals of Fluids Mechanics.
McGraw Hill, New York.
[6] Dietzel Fritz.1996.Turbin , Pompa
dan Kompresor, cetakan ke-lima.
Jakarta : Erlangga.
[7]www.engineeringtoolbox.com/
Koefisien Kekasaran Pipa PVC
menurut Hazen Williams
[8]http://www.jiskoot.com/NetsiteCMS/p
ageid/357/index.html
[9]http://www.PipeFlow.co.uk/QuickStar
tGuide.

Anda mungkin juga menyukai