Anda di halaman 1dari 18

PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN

DI SUSUN OLEH SISKA FEBRINA 201207056

AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga makalah ini yang berjudul: PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima kritikan masukan, saran dan usul dari para pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Bandar Lampung, 5 Januari 2014

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG Konsep ini terutama dianut oleh para ahli di Jerman. Pada waktu ini peran

dominan strukturalisme di Jerman telah diambil alih oleh aliran Gestalt. Paham Gestalt menganggap struktur pengorganisasian mental manusia adalah inherent. Struktur ini memungkinkan manusia belajar dan mendapatkan isi mental itu sendiri. Dengan demikian, Gestalt berfokus pada konsep mental yang aktif namun tetap empiris. Psikoanalisa mengikuti keaktifan mental dari Gestalt (Freud dengan psikodinamikanya pada level kesadaran dan non kesadaran) namun tidak empiris. Tidak seperti aliran lainnya, psikoanalisa berkembang bukan dari riset para akademisi, tapi berdasarkan pengalaman dari praktek klinis. Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi pada tubuh seorang wanita dan bukanlah suatu keadaan patologis berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita subur yang telah berhubungan seksual, namun apabila terjadi sebelum itu maka akan disertai masalah-masalah. Gejala pertama kehamilan adalah berhentinya siklus haid normal, kebanyakan ibu hamil akan mengalami mual dan muntah, akibat mulai berpengaruhnya aktivitas hormon-hormon yang muncul dalam kehamilan. Seperti Human Chorionic Gonadottropin ( HCG ), gejala lainnya adalah berkurangnya nafsu makan, mengidam, kelelahan, frekuensi buang air kecil yang meningkat, mengalami sembelit dan kemudian akan mengalami perdarahan berbercak dalam kurun waktu sampai 5 minggu usia kehamilan. Masa paling berat bagi beban psikis ibu hamil terjadi di trimester pertama, yaitu ketika perubahan aktivitas hormonal ibu sedang besar-besarnya. Perubahan

inilah yang sering mempengaruhi stabilitas emosi ibu. Beban fisik dan mental yang di alami ibu hamil biasa di sebabkan oleh karena perubahan fisik dan hormonnya, seperti bentuk tubuh yang melebar dan kondisi ibu yang naik turun, beban ini sering diperparah dengan munculnya trauma trauma kehamilan, sehingga masalah yang di hadapi ibu pun semakin kompleks.

1.2.

TUJUAN Tujuan pembuatan makalah gangguan psikologi pada masa kehamilan agar

kita dapat mempelajari dengan seksama mengenai gangguan-gangguan psikologi pada ibu hamil sehingga kita dapat memahami dan mengenal apa yang di rasakan,dibutuhkan dan di inginkan oleh wanita hamil.

BAB II PEMBAHASAN

2.1.

Pengertian Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam

arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental dan tingkah laku yang berhubungan dengan lingkungannya. Psikologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya terhadap prilaku atau ilmu pengetahuan mengenai gejala dan kegiatan jiwa yang dipelajari oleh filsafat serta ilmu fisiologi. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Masa reproduksi merupakan masa yang terpenting bagi wanita dan berlangsung kira kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada umur 40 tahun keatas perempun masih dapat dihamilkan, fertilitas menurun cepat sesudah umur tersebut. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian wanita mengganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya.

Perubahan fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma sosial kultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat.

2.2.

Hamil yang Tidak di Kehendaki / di Harapkan

1.

Kalangan remaja Remaja bisa bilang kalau seks bebas pranikah itu aman untuk di lakukan.

Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun merasakan akibat dari prilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan. Salah satu resiko dari seks pranikah atau seks bebas itu adalah kehamilan yang tidak di harapkan ( KTD ). Kehamilan yang tidak di rencanakan sebelumnya bisa merampas masa remaja yang seharusnya di nikmati oleh remaja laki laki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya karena harus bertanggung jawab. Ada dua hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja jika mengalami KTD: a. Memperahankan Kehamilan Semua dampak tersebut dapat membawa resiko baik fisik, psikis maupun sosial. Bila kehamilan di pertahankan resiko psikis yang timbul yaitu ada kemugkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah yang penuh konflik karena sama-sama belum dewasa dan belum siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. selain itu, pasangan muda terutama pihak perempuan akan sangat di bebani oleh berbagai perasaan yang tidak nyaman, seperti di hantui rasa malu yang terus menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain.

b.

Mengakhiri Kehamilan ( Aborsi ) Bila kehamilan di akhiri bisa mengakibatkan dampak negatif secara psikis.

Oleh karena itu, itu pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekan atau stres, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan, kecemasan karena rasa bersalah atau dosa akibat aborsi. Aborsi juga dapat menyebabkan resiko yang berbahaya seperti perdarahan yang dapat menyebabkan kematian.

2.

Wanita Dewasa / Ibu Yang Sudah Menikah Seorang ibu yang tidak menghendaki kehadiran anak disebabkan karena

mereka merasa akan menganggu karirnya karena akan membuatnya terikat atau karena ia sudah terlampau sibuk merawat anak-anak yang lain. Selain itu mereka merasa tidak dapat membagi waktu antara kesibukan pekerjaan dengan merawat anak. Penyebab terjadinya KTD pada wanita/ibu yang telah menikah antara lain karena kegagalan alat kontrasepsi yang di pakai. Penyebab lain terjadinya KTD adalah ibu yang sudah memiliki banyak anak yang tidak menginginkan anak lagi.

2.3.

Hamil Dengan Janin Mati Ibu dari janin yang meninggal pada periode perinatal mengalami penderitaan.

Selama kehamilan mereka telah mulai untuk mengenali dan merasa dekat dengan janinnya, ibu yang mengalami proses kehilangan/kematian janin dalam kandungan akan merasa kehilangan. Pada proses berduka ibu memperlihatkan prilaku yang khas dan merasa emosional tertentu. Hal ini di kelompokkan kedalam berbagai tahapan meliputi : Syok dan menyangkal, ketika di sampaikan janinnya mati reaksi orang tua/ibu pertama kali adalah syok, tidak percaya dan menyangkal bahwa hal itu tidak benar. Marah dan bergeming, beberapa ahli menyebut ini sebagai tahap pencarian karena orang tua mencari alasan tentang kematian.

Disorientasi dan depresi, emosi predominan pada fase ini adalah kesedihan berduka dibarengi dengan kehilangan, mereka menolak dan menarik diri, orang tua mungkin mengalami kesulitan untuk kembali ke kehidupan normal sehari-hari bahkan sampai menyakiti diri sendiri. Reorganisasi dan penerimaan, fase akhir berduka meliputi penerimaan rasa kehilangan dan kembali beraktivitas normal sehari-hari. Hal yang sangat individu ini mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan. Energi emosional ditinggalkan dan di kurangi serta mengalami kembali hubungan baru serta aktivitas baru.

2.4.

Hamil dengan Keteregantugan Obat

a.

Pengertian Ketergantungan obat adalah suatu keadaan kebutuhan fisik atau mental

(psikologis) atau kedua-duanya yang terjadi sebagai akibat pemakaian abat secara terus menerus atau secara periodik.

b.

Dampak Hamil Dengan Ketergantungan Obat Pengunaan obat-obatan oleh wanita hamil dapat menyebabkan masalah

baik pada ibu maupun janinnya. Janin akan megalami cacat fisik dan emosional bahkan dapat menimbulkan keguguran (abortus). Setiap orang tentu

menginginkan seorang bayi yang sehat dengan semua bagian badan terbentuk pada bagian yang tepat. Wanita hamil dengan ketergantungan obat umumnya takut melahirkan bayi cacat dan mencoba sebisa mungkin untuk menghindari zatzat berbahaya yang mungkin membahayakan perkembangan bayi mereka. Banyak kebingungan dan kegelisahan tentang apa yang menyebabkan bayi cacat kerena pengaruh obat-obatan. Kalau terjadi keguguran dan ketidaknormalan bayi akan merasakan takut yang berlebihan, panik dan gelisah. Salah satu tindakan pada ibu hamil dengan ketergantungan obat yaitu mengadakan hubungan baik dengan keluarga, masyarakat sekitar,

lingkungan, serta melakukan hal yang positif untuk menghindari obat-obatan dan zat berbahaya. Keluarga merupakan lingkungan di mana ibu belajar menyesuaikan

diri dalam menghadapi kehidupan. Keluarga mempunyai peran yang penting bagi ibu untuk memberikan dukung, semangat kepada ibu untuk menghindari dari ketrgantungan obta yang dapat membahayakan janin yang dikandunga oleh ibu.

2.5.

Hamil diluar Nikah Kehamilan di luar nikah biasanya di akibatkan oleh pergaulan bebas yang diakibatkan oleh didikan dari keluarganya berupa : Kekurangan kasih sayang yang di berikan oleh keluarga terhadap anak perempuannya akibat orang tua sibuk kerja, perceraian dan broken home. Keluarga yang terlalu disiplin sehingga anak tersebut memberontak untuk menunjukkan kedewasaannya dan mencoba hal-hal baru yang belum pernah di lakukannya.

2.6.

Pseudosiesis Pengertian pseudosiesis adalah kehamilan amaginer atau palsu, gejala

kehamilan ini secara psikis lebih berat gangguannya daripada peristiwa abortus. Biasanya gejala yang timbul seperti tanda hamil yang pasti yaitu : Berhentinya menstruasi (amenorea) Membesarnya perut Payudara jadi besar Pinggul jadi besar Perubahan-perubahan kelenjar endokrin, dll. Pada kehamilan pseudosiesis secara psokologis ada sikap yang ambivalen terhadap kehamilannya yaitu ingin sekali menjadi hamil, sekaligus di barengi ketakutan untuk merealisir keinginan punya anak, sehingga terjadi proses inhibisi. Keinginan-keinginan tersebut dibarengi rasa bersalah dan dorongan untuk menghukum diri sendiri yang kemudian di kompensasikan dalam bentuk

agresivitas, secara simultan, berbarengan muncul kesediaan untuk tidak menyadari bahwa kehamilannya ilusi belaka.

2.7.

Keguguran Reaksi wanita terhadap keguguran kandungannya itu sangat bergantung pada

kontitusi psikisnya sendiri. Maka tak bisa di pungkiri, bahwa janin atau bayi yang di kandungnya itu di rasakan sebagai bagian dari jasmani dan rohaninya sendiri : 1. 2. Faktor penyebab terletak pada psikis dan jiwa. Wanita hamil yang bersangkutan, mencari bantuan pada faktor penyebab

tersebut, melakukan abortus secara tidak sadar. Semua peristiwa berlangsung di luar keinginan sendiri, di dorong oleh harapan tidak di sadari.

Beberapa penyebab keguguran menurut pendapat psikiater : 1. 2. 3. 4. Adanya penolakan dari ayah bayi Adanya penolakan dari ibu bayi Ketakutan untuk menjadi ibu Kecemasan yang disebabkan dari stres pekerjaan atau perselisihan dengan

suami maupun dengan anggota keluarga lain.

2.8.

Kemandulan Pengalaman membuktikan bahwa ketakutan serta kecemasan yang berkaitan

dengan fungsi reproduksi akan menimbulkan dampak yang merintangi tercapainya orgasme pada coitus. Pendapat yang keliru tentang reproduksi akan diinternalisasikan (dicernakan dalam pribadinya) oleh wanita yang bersangkutan dan lambat laun akan menjadi pengaruh psikis. Pengaruh psikis:

1. 2.

Ketakutan-ketakutan yang tidak disadari (dibawah alam sadar) Ketakutan yang bersifat inflantile (kekanak-kanakan). Ketakutan tersebut tidak hanya berkaitan dengan fungsi reproduksi, tetapi

berhubungan dengan segala aspek kegiatan seksual. Adapun sebab dari ketakutan tersebut biasanya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman sejak pubertas.

Contoh ketakutan tersebut berupa: 1. Ketakutan oleh fantasi-fantasi kehamilan, antara lain berupa gejala muntah-

muntah, perut menjadi kembung dan perubahan postur tubuh. 2. Ketakutan pada menstruasi hingga merasakan gejala nyeri dan sakit waktu

mendapatkan menstruasi.

2.9.

Faktor Faktor yang Menimbulkan Stres pada Wanita Hamil Berdasarkan SSRS (Sosial readjusment Rating Scale) kehamilan menduduki

rangking ke 12 dari 43 kejadian dalam kehidupan seorang yang dapat menimbulkan stres, dengan kata lain bahwa kehamilan membawa konsekuensi pada wanita untuk melakukan penyesuaian atau perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya seperti mual muntah, perut membuncit, payudara bertambah besar, perubahan benruk tubuh. Pada saat seorang wanita hamil, maka sejak saat itu sampai masa nifas berturut-turut akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis, perubahanperubahan yang tejadi mencakup aspek-aspek sebagai berikut : 1. Frekuensi nafas meningkat ( lebih sering ) membuat wanita hamil akan

menghirup lebih banyak ( oksigen ) udara karena tidak hanya untuk dirinya juga untuk janin yang di kandungnya. 2. Perut semakin membuncit, payudara bertambah besar, dan perubahan

bentuk tubuh.

2.10.

Gambaran Kondisi Psikologis pada Wanita Hamil

Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan-perasaan : Marah Tertekan Bersalah Bingung Was-was Kesal Pilu Khawatir

Hal ini di tandai dengan gejala gejala : Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan Senantiasa berfikiran negatif Tanpa berwujud merasa tidak mampu Tiba-tiba takut atau gugup Tidak bisa memusatkan perhatian Lebih sering lupa Rasa bingung dan bersalah Makan amat sedikit atau amat banyak Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan Kehilangan kepercayaan dan harga diri Apabila kondisi-kondisi ini terjadi secara beruntun sedikitnya selama 2 minggu maka akan menimbulkan kondisi psikologis yang bermasalah yang sifatnya memerlukan adanya pengobatan.

2.11. hamil 1.

Faktor faktor yang mempengaruhi kondisi psikis pada masa

Sudah punya banyak anak

Banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus di tanggung, belum lagi di tambah kerepotan lainnya, apalagi jika dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari cukup.

2.

Khawatir berubah penampilan

Bagi sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan di anggap akan mengurangi keindahan penampilan.

3.

Kemampuan finansial dirasa tidak memadai

Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit memang merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat menganggu kondisi psikologis seorang ibu hamil.

4.

Keluhan sulit tidur.

Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung emosional. Keluhan tidur muncul usia kandungan memasuki trimester ketiga dimana janin tumbuh sedemikian besar sehingga terasa menyesakkan. Ditrimester pertama, kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan drastis yang sering memunculkan keluhan muntah-muntah, sehubungan dengan itu, keluhan sulit tidur biasanya muncul karena sebab sebagai berikut : Stres Perubahan hormon Dihantui kecemasan Gangguan psikis

2.12.

Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan

Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan perubahan secara fisik namun juga psikologis. Jangan heran jika ibu hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu yang sedang hamil. Untuk itu ibu yang sedang mengandung buah hati, harus menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya. Beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung: 1. Informasi Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.

2.

Komunikasi dengan suami Bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri selama hamil dengan suami,

sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak jarang jika Anda mengkomunikasikan hal ini, suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.

3.

Rajin chek up Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan

terpercaya mengenai kehamilan yang sekarang sedang dijalani. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.

4.

Makan Sehat

Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin seperti karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran hijau, buah-buahan serta minum yang cukup. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.

5.

Jaga Penampilan Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan

berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan Anda yang sedang berbadan dua jangan terlalu ketat, memakai pakaian yang menyerap keringat. Jangan lupa lakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.

6.

Kurangi Kegiatan Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil.

Memasuki masa persalinan, ibu dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi. Jangan melakukan kegiatan yang dapat membahayakan kehamilan, melakukan kegiatan yang terlalu berat karena dapat membahayakan kahamilan.

7.

Dengarkan Musik Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan

maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.

8.

Senam Hamil Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan

menginjak usia 5-9 bulan. Jangan lupa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.

9.

Latihan Pernafasan Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan

ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Ada berbagai macam depresi/ gangguan psikologi yang bisa terjadi pada masa kehamilan yaitu: Hamil yang tidak diinginkan (KTD) Hamil Dengan Janin Mati (IUFD) Hamil dengan Keteregantungan Obat Hamil diluar Nikah Pseudosiesis Keguguran (Abortus) Kemandulan (Infertil)

Adapun faktor yang mengakibatkan gangguan psikologi pada masa kehamilan antara lain sebagai berikut: Sudah punya banyak anak Khawatir berubah penampilan Kemampuan finansial dirasa tidak memadai keluhan sulit tidur Cara mengatasi gangguan psikologis pada kehamilan; mengurangi stress, mengkomunikasikan perasaan terhadap pasangan, memberikan support dari pihak keluarga, periksakan kehamilan secara teratur, Makan Sehat, Jaga Penampilan, Kurangi Kegiatan, Dengarkan Musik, Senam Hamil, Latihan Pernafasan, dll.

DAFTAR PUSTAKA Dahro,Ahmad.2012.psikologi kebidanan: Analisis Prilaku wanita untuk kesehatan.jakarta: salemba medika (hal 1 dan hal 73) Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta Selatan. Penerbit Salemba Medika Varney H, dkk. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC. Halaman 501-04. Wulandari, Diah (2009). Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Offiset. Halaman 86-95. Priyanto A,. (2009). Komunikasi dan Konseling Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika. Halaman 49, 73-4 Sumarah, dkk. (2008). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya. Halaman 55 Andriana, E. (2007). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer . Halaman 25-9 Sarwono, P. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGI. Halaman 327-31

Anda mungkin juga menyukai