Anda di halaman 1dari 3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Ijarah dapat diartikan sebagai sewa-menyewa, atau juga upah-mengupah. Tujuannya adalah untuk memperoleh manfaat yang nyata bagi yang menyewakan dan yang menyewa. Transaksi ini hampir mirip dengan murabahah, tetapi sebenarnya berbeda. Perbedaannya terletak pada objek transaksi. Aset yang disewakan (objek ijarah) merupakan aset/jasa yang manfaatnya dapat ditransfer. Barang yang dapat habis dikonsumsi tidak dapat menjadi objek ijarah, karena mengambil manfaatnya berarti memilikinya. Akad ijarah mewajibkan pemberi sewa untuk menyediakan aset yng dapat digunakan atau dapat diambil manfaat darinya selama periode akad dan memberikan hak kepada pemberi sewa untuk menerima upah sewa, jika jasa berarti upah kerja. Terdapat 3 jenis ijarah, yaitu ijarah, ijarah muntahiyah bit tamlik, dan jual dan ijarah, dihalalkan bila memenuhi rukun dan ketentuan syariah. Ijarah berbeda dengan leasing, walaupun terdapat jenis leasing yang sesuai dengan ijarah diantaranya operating lease. Ijarah sebagai suatu transaksi yang sifatnya saling tolong menolong mempunyai landasan yang kuat dalam al-Quran dan Hadits. Konsep ini mulai dikembangkan pada masa Khlaifah Umar bin Khathab yaitu ketika adanya sistem bagian tanah dan adanya langkah revolusioner dari Khalifah Umar yang melarang pemberian tanah bagi kaum muslim di wilayah yang ditaklukkan. Dan sebagai

22

langkah alternatif adalah membudidayakan tanah berdasarkan pembayaran kharaj dan jizyah. Ijarah, menurut bahasa, adalah al-itsabah (memberi upah). Atau dengan kata lain ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Dasar hukum akad ijarah ada di dalam Al-Quran. Allah berfirman dalam Surat AlBaqarah ayat 233: Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (Al-Baqarah : 233) Menurut ulama Hanafiyah, rukun ijarah itu hanya ada satu, yakni ijab (ungkapan menyewakan) dan qabul (persetujuan) terhadap sewa-menyewa. Akan tetapi jumhur ulama mengatakan bahwa rukun ijarah itu ada empat, yaitu: 1. Orang yang berakad 2. Sewa/upah imbalan 3. Barang tersebut mempunyai manfaat 4. Ijab qabul Dilihat dari segi objeknya, akad ijarah menurut ulama fiqih dibagi menjadi dua macam, yaitu yang bersifat manfaat dan yang bersifat pekerjaan (jasa). Agama menghendaki agar dalam pelaksanaan ijarah itu senantiasa diperhatikan ketentuan-ketentuan yang bisa menjamin pelaksanaannya yang tidak merugikan salah satu pihak pun serta terpelihara pula maksud-maksud mulia yang diinginkan agama, diantaranya: 1. Para pihak yang menyelenggarakan akad haruslah berbuat atas kemauan sendiri dengan penuh kerelaan. 2. Di dalam melakukan akad tidak boleh ada unsur penipuan, baik yang datang dari muajjir atau mustajir.

23

3. Sesuatu yang diakadkan mestilah sesuatu yang sesuai dengan realitas bukan sesuatu yang tidak berwujud, maka obyek yang menjadi sasaran taransaksi dapat diserahterimakan berikut segala manfaatnya. 4. Manfaat dari sesuatu yang menjadi objek transaksi ijarah mestilah berupa sesuatu yang halal bukan yang haram. 5. Pemberian upah atau imbalan dalam ijarah mestilah berupa sesuatu yang bernilai baik berupa uang ataupusn jasa yang tidak bertentangan dengan agama. Kegiatan pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing) berdasarkan prinsip syariah dilakukan berdasarkan akad Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik. AlIjarah Muntahiya Bittamlik adalah perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau disebut juga dengan akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa. Transaksi al-Ijarah al-Muntahia bit-thamlik adalah sejenis perpaduan kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa. Al-Ijarah bisa diartikan sebagai akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa dalam batasan waktu tertentu, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang. Manfaat. Dasar-dasar hukum atau rujukan Ijarah adalah Al-Quran, AlSunnah, dan Al-Ijma.

24

Anda mungkin juga menyukai