Anda di halaman 1dari 5

Dekomposisi Mayat Makhluk hidup yang telah menjadi mayat akan menjalani suatu proses

dekomposisi menjadi bentuk yang teruraikan karena sel-sel tubuh tidak dapat bekerja lagi. Definisi Keadaan yang disebut kematian adalah apabila organ-organ dalam tubuh manusia sudah tidak dapat bekerja secara bersama maupun individual karena tidak berfungsinya pusat kontrolnya, yaitu di batang otak. Yang dimaksud dengan dekomposisi mayat adalah pemecahan struktur-struktur sel menjadi bagian-bagian kecil pembentuk sel yang sudah terprogram karena kehilangan pasokan nutrisi dan oksigen yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mendistribusikan darah karena kematian. Pembusukan mayat juga disebut sebagai Putrefaction dalam urutan dekomposisi mayat. Mekanisme Kejadian setelah kematian adalah dekomposisi mayat. Pertama kali yang terjadi dalah berhentinya jantung dan paru. Jantung yang tidak berdetak tidak akan memungkinkan untuk darah supaya didistribusikan. Fungsi darah sendiri adalah pengangkut oksigen dan nutrisi-nutrisi lain yang nantinya akan digunakan oleh selsel tubuh lain. Dengan tidak adanya asupan gizi dan oksigen untuk mempertahankan homeostasis kerja sel, maka sel akan dengan sendirinya merusak bagian-bagian dalam sel untuk diubah menjadi asupan nutrisi cadangan. Pemecahan dilakukan dengan enzim lisosome. Semakin lama, bagian sel-sel penting pun akan mulai menghilang, dan mulai akan terlihat pembengkakan sel karena mulai terjadi penarikan zat-zat dan nutrisi secara paksa dari pembuluh darah untuk mempertahankan kerja sel yang adekuat. Akan terlihat gambaran sel yang mulai

membesar dan nukleus yang mulai samar, dan tidak terlihatnya beberapa bagian yang penting seperti apparatus golgi, mitokondria, dan lain sebagainya. Pada akhirnya sel akan pecah dan kehilangan integritasnya, sehingga akan difagosit oleh leukosit untuk dijadikan bahan bakar sel lain. Nukleus akan terlihat lebih besar dari sebelumnya, karena normalnya perbandingan nukleus dan sel adalah 1:3. Disini endoplasma sel dan cairan-cairan sel lain sudah habis, sehingga sel-sel akan terlihat mengkerut. Faktor yang mempengaruhi Jika diletakkan di lapangan, atau di keadaan terbuka, temperatur dan keadaan tanah akan sangat mempengaruhi kecepatan dekomposisi mayat Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pembusukan mayat dibagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pembusukan mayat dari luar tubuh mayat, sedangkan faktor internal dari mayatnya sendiri. Faktor eksternal meliputi: a.Temperatur lingkungan dan tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer dan temperatur yang tinggi mempercepat dekomposisi. Jarak optimal temperatur untuk dekomposisi adalah 21C-38C. Temperatur yang optimal akan membantu dekomposisi optimal dengan membantu pemecahan kimiawi dari jaringan dan perkembangan mikroorganisme yang membantu pembusukan. Sementara temperatur yang ekstrim (<0C dan >45 C) memperlambat dekomposisi secara kasat mata. b. Kelembaban.

Perkembangan mikroorganisme yang berhubungan dengan dekomposisi akan terhambat bila kelembaban disekitarnya rendah.

c. Udara. Angin yang tetap tidak akan membantu evaporasi dari cairan tubuh, mempertahankan kondisi tubuh dan mempertahankan laju dekomposisi. d.Baju. Fungsi baju salah satunya adalah mencegah mikroorganisme masuk ke dalam tubuh melalui udara. Tetapi jika keadaan udara dingin, maka baju akan membantu mempertahankan temperatur tubuh yang menyebabkan keadaan tubuh dapat ditinggali oleh beberapa jenis mikroorganisme f. Lingkungan. Jika tubuh terendam air, kecepatan dekomposisi akan melambat karena pendinginan tubuh. Sementara jika diangkat, kecepatan dekomposisi akan meningkat karena sudah diencerkan oleh air dan tekanan atmosfer yang tinggi. Keduanya akan membantu dekomposisi. Jika dikubur, kecepatan dari dekomposisi tergantung dari dalamnya tempat mayat dikubur. Tanah permukaan memiliki bakteria lebih banyak dan lebih lembab dibandingkan tanah dalam. g. Invasi dari hewan dan serangga Ikan, kepiting, kura-kura, dan hewan air lain akan merusak tubuh mayat, mempercepat pembusukan. Anjing, tikus, dan hewan darat lain juga dapat merusak tubuh mayat, dan membantu masuknya bakteri yang mendekomposisi mayat. Lalat juga akan hinggap karena tertarik pada bau bangkai yang dikeluarkan mayat dan

menelurkan telurnya ke dalam mayat, yang akhirnya menjadi larva yang memakan mayat tersebut.

Faktor-faktor internal dibagikan menjadi berikut: a. Umur. Kematian dalam uterus hanya terjadi otolisis, tanpa adanya bakteri yang membantu mendekomposisi mayat. Dekomposisi pada neonatal akan dimulai dari luar, karena belum ada bakteri di dalam gastro intestinal dan di paru. Karena itu pada kasus ini kecepatan dekomposisinya lambat. b. Jenis Kelamin.. Pada wanita, jumlah lemak subkutan lebih banyak sedikit, mempertahankan panas tubuh sedikit lebih lama dan sedikit mempercepat dekomposisi. Selain itu tidak ada yang mempengaruhi dari perbedaan jenis kelamin. c. Kondisi tubuh. Tubuh tipis lebih lama terdekomposisi daripada tubuh besar yang berlemak atau bernutrisi baik, karena jumlah air pada tubuh yang kecil lebih sedikit sehingga tidak memberikan tempat yang baik untuk perkembangan mikroorganisme. d. Penyebab kematian. Jika kematian karena infeksi atau septikemia, akan mempercepat dekomposisi karena bakteri. e. Perlukaan luar pada tubuh

Perlukaan sangat mempercepat dekomposisi karena membantu masuknya mikroorganisme tambahan dari luar tubuh.

Anda mungkin juga menyukai