Anda di halaman 1dari 4

ONCHOCERCIASIS 1. Definisi Onchocerciasis disebabkan oleh infeksi kronis parasit filarial Onchocerca volvulus.

Biasanya bermanifestasi pada kulit dan mata. (Humes, David H. 2000)

2. Etiologi Onchocerca volvulus ditransmisikan dari individu ke individu lain oleh gigitan lalat hitam betina jenis Simulium. Cacing dewasa jantan dan betina, berlokasi di jaringan subkutan dan fascia yang lebih dalam, bereproduksi seksual menghasilkan jutaan larva yang disebut microfilaria yang bermigrasi melalui jaringan kulit dan okuler. Microfilaria yang diingesti oleh lalat dan berkembang menjadi larva infektif dalam 6-8 hari. Larva infektif ditransmisikan ke inang manusia baru ketika lalat menggigit kembali. Larva memerlukan waktu 9-18 bulan untuk berkembang menjadi cacing dewasa. Betina dewasa ukurannya 20-70 cm panjangnya dan jantan dewasa ukurannya 3-5 cm. microfilaria tidak berselubung dan ukurannya 210-320 m panjangnya dan larva infektif sekitar 600 m. usia rata-rata cacing dewasa pada manusia sekitar 6-10 tahun. (Humes, David H. 2000)

3. Epidemiologi Mayoritas individu yang terinfeksi dengan O. volvulus tinggal di wilayah khatulistiwa Afrika memanjang ke semenanjung Atlantik hingga ke Laut Merah. Sekitar 70.000 orang terinfeksi di Guatemala dan Meksiko dengan focus kecil di Venezuela, Colombia, Brazil, Ecuador, Yaman, dan Saudi Arabia. Onchocerciasis merupakan penyebab kedua kebutaan infeksius di dunia. (Kasper, Dennis L, et.al. 2005)

4. Pathogenesis Onchocerciasis terjadi di kulit, mata dan nodus limfa. Dibandingkan dengan limfatik filariasis, dampak onchocerciasis disebabkan oleh microfilaria bukan parasit dewasa. Pada kulit terjadi perubahan inflamasi kronis ringan yang dapat membuat kulit kehilangan serabut elastisnya, atrofi dan fibrosis. Pada mata, neovaskularisasi dan parut pada kornea dapat menyebabkan pengkaburan dan kebutaan. Inflamasi pada ruang anterior dan posterior menghasilkan uveitis, chorioretinitis dan atrofi optic. Meskipun semua disebabkan oleh reaksi inflamasi akibat microfilaria, pathogenesis sebagian besar manifestasi onchocerciasis masih belum jelas. (Kasper, Dennis L, et.al. 2005)

5. Manifestasi klinis Pruritus dan bercak pada kulit merupakan manifestasi tersering pada onchocerciasis. Bercak ini merupakan erupsi popular yang tergeneralisasi dibandingkan terlokalisasi pada daerah tertentu di tubuh. Infeksi jangka panjang menyebabkan kulit kehilangan elastisitasnya, atrofi epidermis menyebabkan hipo- atau hiperpigmentasi. (Kasper, Dennis L, et.al. 2005) Onchocercomata merupakan nodul subkutan yang dapat teraba bahkan terlihat, berisi cacing dewasa. Pada pasien Afrika, dapat terlihat di coccigis, sacrum, trochanter femur dan pemanjangan tulang lain; pada pasien Amerika Latin, nodul berada di bagian atas tubuh, terutama di kepala, leher dan bahu. Ukuran bervariasi. (Kasper, Dennis L, et.al. 2005) Gangguan visual adalah komplikasi paling serius pada onchocerciasis dan menyerang individu yang terinfeksi sedang atau berat. Lesi dapat timbul diseluruh bagian mata. Penemuan paling sering adalah konjungtivitis dengan fotofobia. Pada kornea terjadi keratitis akibat reaksi inflamasi akut pada microfilaria yang bermanifestasi sebagai opasitas Snowflake. (Kasper, Dennis L, et.al. 2005)

Limfadenopati ringan hingga sedang sering pada area inguinal dan femoral dimana pembesaran nodus menggantung akibat respon terhadap gravitasi. Beberapa individu yang terinfeksi berat mengalami cachexia dengan kehilangan jaringan adipose dan massa otot. Diantara dewasa yang mengalami kebutaan, ada peningkatan mortalitas 3-4 kali . (Kasper, Dennis L, et.al. 2005)

6. Penegakkan diagnosis Diagnosis definitf berdasarkan deteksi cacing dewasa pada nodul yang dieksisi atau microfilaria pada irisan kulit. Irisan kulit bebas darah yang menjadi sampel biopsy diambil dengan mengangkat kulit dengan ujung jarum dan dieksisi dengan scalpel steril kecil. Jaringan biopsy diinkubasi pada medium kultur jaringan atau dalam salin di kaca preparat atau plat mikrotiter. Setelah inkubasi selama 2-4 jam, microfilaria dari kulit dapat terlihat dimikroskop pembesaran lemah. Eosinofilia dan kenaikan serum IgE sering terjadi karena infeksi parasit. Assay untuk deteksi antibody spesifik onchocerca dan PCR untuk deteksi DNA onchocerca dalam irisan kulit yang sekarang digunakan pada laboratorium khusus dan memiliki sensitivitas dan spesifitas tinggi. (Kasper, Dennis L, et.al. 2005)

7. Penanganan Tujuan utama terapi adalah mencegah pembentukan lesi irreversible dan meringankan gejalanya. Pembedahan secara eksisi direkomendasikan ketika nodul terdapat di kepala karena kedekatan microfilaria yang menjadi cacing dewasa dengan mata. Ivermectin merupakan lakton makrosiklik semisintetik aktif melawan microfilaria, merupakan agen lintas pertama untuk penanganan onchocerciasis. Diberikan oral dosis tunggal 150 g/kg pertahun atau tiap 6 bulan. Pemberian Ivermectin lebih sering diberikan tiap 3 bulan telah didemonstrasikan memiliki aktifitas mikrofilarisidal. Ivermectin kontraindikasi untuk ibu hamil atau menyusui.

Efek Ivermectin dapat singkat (<3 bulan dalam beberapa kasus). Jadi perlu pemberian lebih sering untuk gejala yang persisten. (Kasper, Dennis L, et.al. 2005) Ivermectin tidak berefek pada cacing dewasa dan digantikan dengan DEC sebagai terapi standar. Ditoleransi baik dan diberikan oral dosis tunggal 150 g/kg pada saat perut kosong dan setidaknya 2 jam sebelum makan. Ivermectin tidak membunuh parasit dewasa dan produksi microfilaria signifikan yang dimulai sekitar setahun setelah penanganan, irisan kulit harus diambil tiap tahun untuk mendokumentasikan efek dan menentukan keperluan untuk penanganan kembali. (Humes, David H. 2000)

8. Pencegahan Pengendalian vektor menguntungkan pada area endemik tinggi dimana tempat pembiakan rawan terhadap penyemprotan insektisida, tapi sebagian besar area endemik untuk onchocerciasis tidak cocok untuk jenis pengendalian ini. Pemberian Ivermectin berbasis komunitas tiap 6-12 bulan sekarang digunakan untuk mengganggu transmisi area endemic. Pengukuran ini membantu menurunkan prevalensi penyakit pada fokus endemik di Afrika dan Amerika Latin. Tidak ada obat yang terbukti berguna sebagai profilaksis infeksi O. volvulus. (Kasper, Dennis L, et.al. 2005)

Anda mungkin juga menyukai