Anda di halaman 1dari 17

Pemeriksaan Sekresi Air Mata & Sindroma Mata Kering

Sindroma Mata Kering


Sistem Lakrimal

Sistem sekresi
Komponen sekresi terdiri dari Kelenjar lakrimal (utama), kelenjar lakrimal asesoris (Krause dan Wolfring), kelenjar sebasea palpebra (Meibomm) dan sel-sel goblet konjuntiva (musin) Persarafan oleh n. V Sistem sekresi terdiri dari sekresi basal (dari kelenjar asesoris) dan refleks sekresi (dari kelenjar lakrimal terdiri dari pars orbita dan palpebra)

Sistem ekskresi

dimulai dari puntum lakrimalis sup dan inf., ampula, kanalikulus, kanalikulus komunis, sakus lakrimalis, duktus nasolakrimalis dan berakhir di meatus nasi inferior

The Dry Eye

Menggambarkan kumpulan gejala kurangnya produksi air mata atau ketidaknormalan komposisi air mata

Etiologi:

Aqueous tear deficiency


Disebut juga Keratoconjunctivitis Sicca. Biasanya pada congenital alacrimia, paralytic hiposecretion, Sjogren Syndrome, Riley Day syndrome dan idiopathic hyposecretion

Mucin deficiency dry eye


Terjadi bila sel Goblet rusak karena hipovitamin A (Xerophtalmia) dan conjunctival scarring disease seperti Steven-Johnson syndrome, trachoma, chemical burn, radiasi.

Lipid deficiency and abnormalities


Sangat jarang. Biasanya pada kasus congenital anhydrotic ectodermal dysplasia with absence of kel. Meibom. Kelainan lipid umum pada blepharitis kronik dan meibimitis kronik.

Impaired eyelid function


Pada penderita Bells palsy, exposure keratitis, dellen symblepharon, pterygium, nocturnal lagophtalmos

Epitheliopathy
Perubahan pada epitel kornea mempengaruhi kestabilan tear film

The Dry Eye


Gejala Klinis: Symptoms

Iritasi Sensasi benda asing Perasan kering Gatal Perasaan tidak nyaman Nyeri Stringy mucus and particulate matter in the tear film Lustureless ocular surface Conjunctival xerosis Reduce or absent marginal tear strip and corneal change in the form of punctate epithelial erosions and filaments

Sign:

Tear Film Test

Tear Film Breakup Time (TBUT)


Pasien didudukkan di depan slit lamp, kemudian diberi zat fluoresen ke dalam sakus konjuntiva, pasien menutup mata dengan tujuan agar fluoresen menyebar ke permukaan kornea. Dengan memakai sinar filter cobalt warna biru dilihat gambaran bintik kering pada kornea yaitu daerah bebas fluoresen berwarna hitam. Normal waktu 15-30 detik, bila <10 detik berarti defisiensi musin.

Uji Schirmer
Untuk menilai kuantitas air mata, menilai kecepatan sekresi air mata dgn memakai kertas filter Whatman 41 bergaris 5-30mm dan salah satunya berlekuk berjarak 5 mm dari ujung kertas. Kertas lakmus juga dapat dipakai.

Uji Schirmer 1 Dilakukan tanpa anestesi topikal, ujung kertas berlekuk diinsersikan ke sakus konjungtiva forniks inferior pada pertemuan medial dan 1/3 temporal palpebra inferior. Pasien menutup mata pelan-pelan tetapi sebagian peneliti menganjurkan mata tetap terbuka dan melihat ke atas. Lama pemeriksaan 5 menit dan diukur bagian kertas yang basah, diujur mulai dari lekukan. Nilai normal >15mm. Nilai 5-10mm adalah moderate to mild Keratoconjunctivitis Sicca (KCS) Nilai <5mm severe KCS

Uji Rose bengal


Uji ini lebih sensitif dari fluoresen, warna rose bengal akan mewarnai selsel epitel kornea yang tidal vital juga sel-sel konjunctiva. Penilaiannya 0 4 + , bila 3 + - 4 + berarti pewarnaan lebih banyak secara klinis menyatakan hiposekresi lakrimal.

Treatment

Supplementation with tear substitute Topical cyclosporine (0.05%, 0.01%) Mucolytics Topical retinoids Mengurangi evaporasi dan menurunkan drainase

Pemeriksaan Sekresi Air Mata

Uji Schirmer

Untuk menilai kuantitas air mata dan kecepatan sekresi Alat:


Kertas Filter Whatman 41 bergaris 5-30mm Kertas Lakmus merah

Perbedaannya sedikit. Rata-rata hasil memakai Whatmann adalah 12mm (1-27mm) sedangkan lakmus merah 10mm (027mm) Teknik

Teknik:

Uji Schirmer 1 : tanpa anestesi topikal Uji Schirmer 2 : dengan penetesan anestesi lokal untuk menghilangkan efek iritasi lokal pada sakus konjuntiva

Uji Schirmer 1

Dasar : hasil kasar produksi total air mata Tujuan: pemeriksaan fungsi sekresi sistem lakrimal apakah produksi air mata cukup. Dilakukan tanpa anestesi topikal, dilakukan pada kedua mata bersamaan. ujung kertas berlekuk diinsersikan ke sakus konjungtiva forniks inferior pada pertemuan medial dan 1/3 temporal palpebra inferior. Mata tetap terbuka dan melihat ke atas. Lama pemeriksaan 5 menit dan diukur bagian kertas yang basah, diujur mulai dari lekukan. Nilai normal 10 -25mm.
Apabila basah >30mm hal ini tak ada arti. Pasien ini pseudoepifora, hipersekresi atau normal Pada orang tua normal bagian filter basah dapat < 15mm Apabila < 5mm menunjukkan sekresi basal kurang

Uji Schirmer 2

Dasar: rangsangan refleks sekresi kelenjar lakrimal dapat diberikan dengan merangsang n. Trigeminus.

Tujuan: menilai refleks sekresi kelenjar lakrimal


Teknik:

Penetesan anestesi topikal pada satu mata. Letakkan kertas filter di belakang kelopak mata yang sudah dianestesi saraf trigeminus dirangsang dengan memasukkan kapas lidi ke mukosa nasalsisi mata yang tidak dianestesi atau dengan zat aromatik amonium, Ditunggu 2-5 menit nilai schirmer akan bertambah oleh adanya refleks sekresi. Pemeriksaan ini yang diukur adalah sekresi basal karena stimulasi dasar terhadap refleks sekresi telah dihilangkan.

Nilai normal > 15 mm. Bila < 15mm dicurigai kekurangan sekresi refleks air mata.

Uji Sekresi Basal

Tujuan: memeriksa kemampuan sekresi basal (kelenjar Wolfring dan Krause) dgn menghilangkan refleks sekresi kelenjar lakrimal Dasar: memberi anestesi pada mata akan keluar sekresi air mata yg tidak diakibatkan rangsangan sehingga timbul refleks sekresi Teknik

Sebaiknya di kamar agak gelap


1-2 tetes anestesi lokal diberikan pada kedua mata Tunggu 1-2 menit. Lalu forniks inferior mata tsb dikeringkan dengan kapas Kapas dengan kokain 5% & adrenalon klorida diusapkan pada konjuntiva utk mendapatkan anestesi yg lebih dalam

Tunggu sampai hiperemi konjuntiva menghilang Ditaruh filter selama 5 menit, kemudian ukur bagian yang basah.

Nilai

<10 mm berarti hiposekresi akibat gangguan sekresi basal

Anda mungkin juga menyukai