Anda di halaman 1dari 6

SNTI III-2012 Universitas Trisakti ISBN : 978-979-18265-4-9

IF002-1
Analisis Perbandingan Performansi Virtualisasi Berbasiskan
Hyper-V dan VMWare Server 2.1

Ady Rachmadi Septiadi
1)
, Agung Sediyono
2)

1) Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
2) Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti, email: agung@trisakti.ac.id



Abstrak
Virtualisasi adalah sebuah ide untuk melakukan partisi dan membagi sumber daya sebuah komputer menjadi
beberapa mesin virtual dan dapat dijalankan secara bersama-sama.Metode virtualisasi ini pada umumnya
dilakukan pada sebuah server agar semua sumber daya yang terdapat pada server tersebut dapat dimanfaatkan
secara lebih optimal dan efisien sehingga dapat menghemat biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
server.Pada saat ini, telah banyak vendor-vendor besar yang bergerak di bidang teknologi informasi
mengembangkan perangkat lunak virtualisasi.Beberapa perangkat lunak virtualisasi yang cukup banyak
digunakan saat ini adalah Hyper-V dan VMWare Server 2.1. Paper ini akan membahas perangkat lunak
virtualisasi mana yang memiliki performansi yang lebih baik untuk mengimplementasikan metode
virtualisasi pada sebuah server. Pengukuran dilakukan dengan melakukan aktivitas import sampel database
kepada sebuah database server untuk mengetahui tingkat utilisasi memori, prosessor dan hard disk dari kedua
perangkat lunak virtualisasi tersebut.

Pendahuluan
Tingginya inflasi dan melemahnya ekonomi dunia jadi penyebab banyak perusahaan
terpaksa melakukan berbagai pemangkasan, mulai dari pengurangan jumlah karyawan hingga
pengurangan biaya perjalanan bisnis, sehingga tidak mengejutkan bila para pimpinan perusahaan
juga dituntut menekan pengeluaran serta memaksimalkan investasi dibidang teknologi informasi
sebuah perusahaan.Perusahaan harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk pengadaan
server.Selain itu, biasanya kapasitas yang dibutuhkan sebenarnya hanya sekitar dua puluh persen
dari kapasitas yang dimiliki oleh server-server canggih tersebut.
Virtualisasi adalah tren yang belakangan banyak dibicarakan yang juga merupakan cara
tepat untuk memangkas biaya server dan komponen teknologi informasi perusahaan. Jika
sebelumnya departemen teknologi informasi mengatur server berdasarkan fungsi dan kebutuhan,
misalnya ada server khusus untuk email, dokumen, database, akunting dan bahkan server khusus
untuk printing. Dengan virtualisasi, semua fungsi tersebut dapat dilakukan antar mesin sehingga
jauh lebih efisien dan perusahaan dimungkinkan untuk melakukan konsolidasi server, yaitu
menyatukan beberapa server yang mempunyai fungsi masing-masing menjadi sebuah server yang
dapat digunakan untuk menjalankan beberapa fungsi sekaligus.
Dari sekian banyak solusi virtualisasi yang dikembangkan oleh beberapa vendor besar,
paper ini akan membahas perbandingan performa dua perangkat lunak virtualisasi yang banyak
digunakan saat ini yaitu Microsoft Hyper-V dan VMWare Server sehingga dapat diketahui
perangkat lunak virtualisasi mana yang lebih baik digunakan untuk mengimplementasikan konsep
virtualisasi. Dalam penelitian ini ada variable indenpenden dan dipenden yang akan menjadi
indicator sebuah performansi jaringan itu baik atau tidak.

Studi Pustaka
Secara umum virtualisasi didefinisikan sebagai menjalankan beberapa sistem operasi
secara bersamaan pada sebuah server.Tetapi virtualisasi tidak hanya mencakup itu saja, virtualisasi
juga bisa diterapkan pada aplikasi atau desktop sebuah sistem operasi. Aplikasi atau desktop yang
berjalan pada komputer dan bisa diakses secara bersama-sama dari mesin lain juga merupakan
virtualisasi (Royan, 2010). Pada dasarnya virtualisasi adalah ide untuk melakukan partisi atau
membagi sumberdaya dari sebuah single server ke beberapa virtual machine yang terpisah
(Antonopoulos, 2010).
Adapun Teknik/Pendekatan Virtualisasi adalah: (1) Full virtualization adalah teknik
virtualisasi dengan menggunakan translasi biner dan instruksi langsung. Teknik ini menerjemahkan
kode kernel untuk menggantikan instruksi nonvirtualizable dengan urutan instruksi baru yang
SNTI III-2012 Universitas Trisakti ISBN : 978-979-18265-4-9
IF002-2
memiliki efek yang diinginkan pada perangkat keras virtualisasi. Sementara itu, kode ditingkat user
akan dieksekusi secara langsung pada prosessor untuk mendapatkan virtualisasi dengan performa
tinggi. Perangkat lunak virtualisasi menyediakan setiap mesin virtual semua layanan dari sistem
komputer fisik termasuk virtual BIOS, virtual devices, dan Virtualized Memory Management
(VMM). Kombinasi transalasi biner dan eksekusi langsung menyediakan full virtualization karena
sistem operasi guest diabstraksikan penuh dari perangkat keras oleh lapisan virtualisasi (VMWare,
2007); (2) Paravirtualization adalah suatu teknik virtualisasi yang mengacu kepada komunikasi
antara sistem operasi guest dengan perangkat lunak virtualisasi (hypervisor) untuk meningkatkan
kinerja dan efisiensi. Paravirtualization melibatkan modifikasi pada kernel sistem operasi guest
untuk menggantikan instruksi-instruksi yang tidak dapat divirtualisasikan (non-virtualizable)
dengan hypercall yang berkomunikasi langsung dengan layer virtualisasi pada perangkat lunak
virtualisasi (hypervisor). Perangkat lunak virtualisasi (hypervisor) juga menyediakan interface
hypercall untuk operasi kernel lainnya seperti memory management, interrupt handling dan time
keeping (VMWare, 2007); (3) Hardware-assisted virtualization adalah teknik virtualisasi yang
menggunakan bantuan perangkat keras prosessor. Prosessor yang telah mendukung teknik
virtualisasi ini diantaranya yaitu Intel-VT dan AMD-V. Kedua prosessor ini menargetkan instruksi-
instruksi privileged dengan fitur mode eksekusi CPU baru yang memungkinkan Virtualized
Memory Management (VMM) untuk berjalan pada mode baru, yaitu root mode di bawah ring 0
seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.4. Instruksi-instruksi yang privileged dan sensitif akan
secara otomatis di-trap dan kendali akan diserahkan kepada perangkat lunak virtualisasi
(hypervisor) (VMWare, 2007).
Hyper-V adalah perangkat lunak virtualisasi yang menggunakan pendekatan hardware-
assisted virtualization buatan Microsoftyang tersedia sebagai role bersama dengan sistem operasi
Windows Server 2008 R2. Hyper-V merupakan perangkat lunak virtualisasi yang bertipe bare-
metal yang memerlukan CPU x86-64 dan mendukung sistem operasi desktop/server dari Windows
Server 2000 hingga Windows Server 2008 dan beberapa distribusi GNU/Linux. Sedangkan
VMWare Server adalah perangkat lunak virtualisasi buatan VMWare yang dulunya bernama
VMWare GSX Server. VMWare Server merupakan perangkat lunak virtualisasi yang bertipe
hosted dan mendukung arsitektur x86 maupun x86-64 dengan system operasi GNU/Linux dan
Windows sebagai host. VMWare Server dapat melakukan virtualisasi dengan menggunakan
teknik/pendekatan full virtualization, paravirtualization dan hardware-assisted virtualization.
Organisasi dan manajemen memori sangat mempengaruhi kinerja komputer. Manajemen
memori melakukan tugas penting dan kompleks yang berkaitan dengan: (1) Memori utama sebagai
sumber daya yang harus dialokasikan dan dipakai bersama diantara sejumlah proses yang aktif.
Agar dapat memanfaatkan pemroses dan fasilitas input-output secara efisien, maka diinginkan
memori yang dapat menampung sebanyak mungkin proses; (2) Upaya agar pemrogram atau proses
tidak dibatasi kapasitas memori fisik di system komputer.
Pada system multiprogramming, memori utama dibagi menjadi dua bagian, satu bagian
untuk system operasi (monitor resident) dan satu bagian untuk program yang sedang dieksekusi.
System multiprogramming, bagian pengguna dari memori dibagi lagi untuk mengakomodasi
berbagai proses. Tugas pembagian dilaksanakan secara dinamis oleh system operasi dan dikenal
sebagi manajemen memori.Manajemen memori efektif, penting untuk system multiprogramming.
Seandainya beberapa proses berada dalam memori, maka sebagian besar waktu semua proses akan
menunggu I/O dan prosessor dalam keadaan idle. Jadi, memori diperlukan untuk dialokasikan
secara efisien guna memasuki proses sebanyak mungkin ke dalam memori (Stallings, 2003).
Manajemen memori mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu: (1) Mengelola
informasi memori yang dipakai dan tidak dipakai; (2) Mengalokasikan memori ke proses yang
memerlukan; (3) Mendealokasikan memori dari proses telah selesai; (4) Mengelola swapping
antara memori utama dan disk.
Dalam lingkungan system multiprogramming, menajemen memori melakukan dua hal
sekaligus, yaitu : (1) proteksi memori dengan isolasi ruang-ruang alamat secara disjoint; (2)
pemakaian bersama memori. Untuk melakukan manajemen memori dapat dilakukan dengan
berbagai teknik, diantaranya yaitu teknik swapping dan teknik pemartisian.
SNTI III-2012 Universitas Trisakti ISBN : 978-979-18265-4-9
IF002-3
Secara umum, tugas utama manajemen proses meliputi : (1) mengelola siklus hidup proses-
proses; (2) melakukan penjadwalan proses; (3) menangani komunikasi antar proses; (4) mengelola
alokasi sumber daya komputer ke proses.
Sistem operasi bertanggung jawab untuk melakukan penjadwalan proses. System operasi
modern umumnya merupakan system multitasking yaitu system yang memiliki kemampuan untuk
menjalankan sejumlah proses secara konkruen. Untuk mendapatkan efek konkruen maka system
operasi bertugas melakukan penjadwalan terhadapa proses-proses untuk menggunakan prosessor
secara berselang-seling.
Pada komputer PC atau desktop hanya mengakomodasi interaksi dengan satu pengguna
setiap waktu, algoritma penjadwalan umumnya akan memilih proses sedang dijalankan oleh
pengguna dibandingkan dengan proses system yang berjalan secara background. Proses yang
sedang melakukan operasi I/O akan berstatus blocked dan tidak ikut dalam penjadwalan proses.
Proses-proses yag banyak siklus operasi I/O nya atau disebut I/O bound pada umumnya memiliki
durasi kompoutasi dan penggunaan prosessor yang singkat. Sementara proses yang sebagian besar
siklus hidupnya melakukan komputasi atau disebut dengan compute-bound proporsi operasi I/.O
sangat kecil.
Pada system yang demikian, prioritas diberikan kepada proses yang I/O bound. Jadi, begitu
proses yang I/O bound beralih dari block ke ready system operasi segera menjadwalnya dan
kemungkinan proses tersebut kemudian akan memamnggil operasi I/O berikutnya. Dengan
demikikan kesinambungan dari proses I/O bound tetap terjaga, sedangkan selama operasi I/O nya
system operasi dapat menjadwal proses-proses yang compute-bound. Cara yang demikian dapat
meningkatkan keluaran per satuan waktu (throughput) proses secara keseluruhan (Kusnadi dkk,
2008).
Dalam melakukan penjadwalan proses, system operasi mempertimbangkan sejumlah faktor
antara lain : (1) Keadilan (fairness), proses-proses harus diperlakukan sama, yaitu mendapatkan
jatah waktu prosesssor secara adil, namun tidak berarti jatah waktunya sama. Selain itu, perlu
dipastikan tidak terjadi starvation, yaitu terdapat proses yang tidak terlayani dalam jangka waktu
yang lama; (2) Efisiensi (Processor Utilization), penjadwalan menjaga agar prosessor terpakai
secara terus menerus selama masih ada proses yang aktif diantrean ready. Umumnya proses-proses
yang sedang menunggu inputan hingga pengguna ataupun operasi I/O akan diblok dan berstatus
blocked, sehingga tidak ikut dalam penjadwalan proses dan tidak memboroskan siklus hidup
proses; (3) Response Time, Response Time pada system interaktif adalah durasi waktu antara
pengguna memberikan input dengan system operasi memberikan output atau umpan balik kepada
pengguna. Faktor ini juga disebut dengan terminal response time. Pada system real-time, response
time merupakan durasi antara suatu kejadian, baik eksternal maupun internal, dengan saat system
operasi memberikan tanggapan sehingga sering juga disebut dengan event response time; (4)
Waiting Time, pada lingkungan system komputer konkruen berprosessor tunggal, dalam suatu
waktu hanya satu proses yang running, sedangkan proses-proses lainnya menunggu diantrean
ready. Waiting time merupakan durasi waktu yang dihabiskan suatu proses dalam antrean ready
selama siklus hidupnya; (5) Turn around time, terjadinya penjadwalan menyebabkan waktu total
yang dibutuhkan suatu proses untuk menyelesaikan tugasnya menjadi lebih lama karena harus
menunggu jika prosessor dijadwalkan ke proses lainnya. Turn around time merupakan hasil
penjumlahan antara durasi eksekusi proses (running), durasi menunggu diantrean ready serta
durasu proses terblok (blocked); (6) Throughput, Throughput merupakan rata-rata proses yang
dapat diselesaikan per satuan waktu. Algoritma penjadwalan yang baik harus memiliki nilai
throughput yang tinggi (Kusnadi dkk, 2008).

Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah melakukan
percobaan dengan urutan kegiatan: (i) penetapan kriteria evaluasi dengan didasari teori, (ii)
penetapan design percobaan, (iii) cara pengukuran, dan analisis dan pengambilan kesimpulan.
Kriteria evaluasi system mengunakan parameter memori utilization, processor utilization dan hard
disk utilization.Pengukuran yang dilakukan dengan parameter tersebut adalah indikator penunjuk
performansi dari suatu jaringan Berikut definisi parameter-perameter yang berhubungan dengan
pengukuran yang dilakukan CPU utilization menunjukkan seberapa besar pemanfaatan sumber
SNTI III-2012 Universitas Trisakti ISBN : 978-979-18265-4-9
IF002-4
daya CPU oleh sistem komputer yang dibutuhkan untuk memproses dan mengeksekusi sebuah
instruksi. Memory utilization merupakan rasio dari total memori yang digunakan terhadap total
memori yang tersedia. Hard disk utilization menunjukkan rasio dari besarnya pemanfaatan sumber
daya hard disk yang tersedia terhadap keseluruhan kapasitas hard disk.
Kriteria evaluasi perlu dilakukan untuk menetukan variable dependent dan independent.
Pada percobaan ini variable dependent yang akan digunakan adalah memori utilization, processor
utilization dan hard disk utilization sedangkan untuk variable independent yang digunakan adalah
besar data set yang digunakan. Variable data yang digunakan dalam percobaan ini adalah ukuran
2.7 gigabyte, 3.4 gigabyte dan 3.6 gigabyte.
Dalam percobaan yang akan dilakukan pada tugas akhir ini maka harus ditentukan nilai-
nilai pengukuran yang akan dilakukan. Berikut adalah nilai-nilai pengukuran yang akan digunakan
dalam percobaan ini: (i) Dependent variable yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini adalah
resources utilization seperti, CPU utilization, hard disk utilization, dan memory utilization, (ii)
Variable data yang digunakan dalam percobaan ini adalah ukuran 2.7 gigabyte, 3.4 gigabyte dan
3.6 gigabyte, (iii) perangkat virtualisasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Hyper-V yang
berupa role dalam Microsoft Windows Server 2008 R2 dan VMWare Server versi 2.1 yang akan
diinstal secara bergantian dalam sistem operasi host, yaitu Windows Server 2008 R2.
Skenario yang akan diimplementasikan yaitu melakukan request yang berupa import
database kepada sebuah server yang dibuat dengan menggunakan konsep virtualisasi. Database
tersebut nantinya akan digunakan untuk menjalankan aplikasi MineMarket 4.3.58 yang digunakan
oleh user.
Pengujian yang dilakukan tanpa menggunakan virtualisasi melibatkan dua buah komputer,
satu sebagai client dan satu sebagai server dan sebuah switch.Untuk konfigurasi ini maka topologi
jaringan hanya berupa point-to-point antara dua komputer, komputer server dan komputer
client.Untuk dapat melakukan pengukuran, pada komputer client akan dilakukan request berupa
aktivitas import database kepada komputer yang dijadikan sebagai database server, setelah proses
import berhasil, selanjutnya application server siapuntuk menjalankan aplikasi MineMarket 4.3.58.
Pada saat server melakukan respons terhadap request yang dilakukan client, maka akan dilakukan
pengukuran pada sisi komputer yang menjadi server untuk mengetahui seberapa besar tingkat
resources utilization yang menjadi parameter pada penelitian tugas akhir ini.

Gambar 1. Topologi Jaringan Percobaan

Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil pengukuran yang dicapai yaitu berupa utilisasi
memory, hard disk, dan CPU dari dua solusi virtualiasi yang digunakakan, yaitu Hyper-V dan
VMWare Server serta performansinya dalam mengimplementasi konsep virtualisasi.

SNTI III-2012 Universitas Trisakti ISBN : 978-979-18265-4-9
IF002-5


Gambar 2.Grafik Perbandingan Memori Utilization Gambar 3. Grafik Perbandingan Utilisasi Prosessor



Gambar 4. Grafik Perbandingan Utilisasi Hard disk Gambar 5. Grafik Perbandingan Utilisasi Hard disk

Dalam penelitian ini telah di dapatkan hasil bahwa tingkat utilisasi memori pada VMWare
Server 2.1 yang menunjukkan angka rata-rata 23,1091%, lebih tinggi dibandingkan dengan Hyper-
V yang menunjukkan angka rata-rata 22,1431%.Tingkat utilisasi prosessor pada VMWare Server
2.1 yang menunjukkan angka rata-rata 20,4889%, lebih tinggi dibandingkan dengan Hyper-V yang
menunjukkan angka rata-rata 18,8449%.Tingkat kecepatan Hard Disk saat membaca data pada
VMWare Server 2.1 yang menunjukkan angka rata-rata 8,573/sec lebih tinggi dibandingkan
dengan Hyper-V yang menunjukkan angka rata-rata 6,105/sec.Tingkat utilisasi Hard Disk saat
menulis data pada VMWare Server 2.1 yang menunjukkan angka rata-rata 86,000/sec, lebih tinggi
dibandingkan dengan Hyper-V yang menunjukkan angka rata-rata 67,417/sec.

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Hyper-V adalah perangkat lunak virtualisasi yang lebih baik
dibandingkan VMWare Server 2.1 dalam melakukan virtualisasi pada sebuah server karena
memiliki utilisasi memori dan prosessor yang lebih rendah. Namun VMWare Server 2.1 memiliki
keunggulan dalam hal kecepatan hard disk dalam membaca dan menulis data serta memiliki waktu
eksekusi proses import yang lebih cepat dibandingkan dengan Hyper-V.
Secara keseluruhan sebenarnya native memiliki tingkat utilisasi resource yang lebih rendah dan
kecepatan eksekusi proses yang lebih cepat dibandingkan dengan metode virtualisasi. Jadi untuk
melakukan pekerjaan yang tidak memerlukan banyak server sebaiknya tidak menggunakan metode
virtualisasi.Namun, untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan banyak server maka metode
virtualisasi lebih baih digunakan karena dapat mengoptimalkan seluruh kemampuan server yang
ada dan lebih efisien karena dengan virtualisasi dapat membagi seluruh sumber daya pada server ke
beberapa mesin virtual dan dapat dijalankan secara bersamaan.

SNTI III-2012 Universitas Trisakti ISBN : 978-979-18265-4-9
IF002-6
Daftar Pustaka
Antonopoulos, Nick. 2010. Cloud Computing Principle, Syestem and Application. London :
Springer-Verlag London Limited.

Keppel, Jason A. & Anthony T. Valte.2009. Microsoft Virtualization with Hyper-V. New York :
McGraw-Hill.

Kusnadi,& Kusworo Anindito. 2008. Sistem Operasi. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Royan, Lutfi. 2010. Pengantar Microsoft Virtualization. Jakarta : Microsoft MVP.

Supriyanto, Aji. 2005. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Salemba Infotek.

Stallings, William. 2003. Computer Organization and Architecture. New Jersey : Prentice-Hall.

Tanenbaum, Andrew S. 1996. Computers Networks 3e edisi Bahasa Indonesia. Jakarta :
Prenhallindo.

Anda mungkin juga menyukai