Disusun Oleh : Afid Nurul Huda Andriawan Widiatmoko Furkoni Wahyu Ardiansyah (03) (10) (19)
XI TKJ 1
Pengertian
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.
Multikultural di Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu. Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.
Dari sinilah muncul istilah multikulturalisme. Banyak definisi mengenai multikulturalisme, diantaranya multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan- yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahamni sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam politics of recognition (Azyumardi Azra, 2007). Lawrence Blum mengungkapkan bahwa multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang, serta penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Berbagai pengertian mengenai multikulturalisme tersebut dapat ddisimpulkan bahwa inti dari multikulturalisme adalah mengenai penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain. Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan menghormati setiap kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun bentuk suatu kebudayaan harus dapat diterima oleh setiap orang tanpa membeda-bedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut
kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam. Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat. Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena: Letak geografis indonesia, perkawinan campur, iklim
5.
Faktor Iklim berbeda. Kondisi lingkungan pun memengaruhi keberagaman kehidupan masyarakat di Nusantara. Hal ini disebabkan perbedaan pola penghidupan, mata pencaharian, tatanan sosial, dan tipe kemasyarakatan. Selain memiliki berbagai pulau di Indonesia yang mempengaruhi kebudayaan masyarakat, iklim juga sangat mempengaruhi kebudayaan di Indonesia seperti: orang yang berada di daerah pegunungan dengan iklim sejuk membentuk kebudayaan masyarakat yang ramah. Sedangkan orang yang berada di tepi pantai yang memiliki iklim panas membentuk kontrol emosi seseorang lebih cepat marah. 6. Keanekaragaman Ras. Ada tiga ras yang dapat kita sebutkan yaitu Ras Mongoloid Memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini : Kulit berwarna kuning samap sawo matang Rambut lurus Bulu badan sedikit Mata sipit Ras Kaukasoid Memiliki ciri-ciri berikut ini Hidung mancung Kulit putih Rambut pirang sampai coklat Kelopak mata lurus Ras negroid Memiliki ciri-ciri sebagai berikut Rambut keriting Kulit hitam Bibir tebal dan kelopak mata lurus Berdasarkan 3 faktor ras diatas, ada beberapa ras lagi yang lebih dominan diindonesia, diantaranya: Negrito dan Wedoid, merupakan suku asli indonesia Melayu Tua (Proto Melayu), melahirkan suku batak, toraja dan dayak
Bangsa melayu tua ini memasuki wilayah Indonesia sekitar tahun 1.500 s/d 500 SM. Mereka masuk melalui 2 rute: jalan barat dan jalan timur. Jalan barat adalah melalui Semenanjung melayu kemudian terus ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke seluruh Indonesia. Sementara jalan timur adalah melalui kepulauan Filipina terus ke sulawesi dan menyebar ke seluruh Indonesia. Para ahli memperkirakan bahwa bangsa melayu tua ini peradabannya satu tingkat lebih tinggi dibanding manusia purba yang ada di Indonesia. orang-orang melayu tua ini berkebudayaan Batu muda (neolitikum). Benda-benda buatan mereka masih menggunakan batu, namun telah sangat halus . kebudayaan kapak persegi dibawa bangsa proto melayu melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak Lonjong melalui jalan timur. Sebagian dari mereka ada yang bercampur dengan ras kulit hitam. Pada perkembangan selanjutnay, mereka terdesak ke arah timur karena kedatangan bangsa melayu muda. Keturunan proto melayu ini sampai kini masih berdiam di Indonesia bagian timur, seperti Dayak, Toraja, mentawai, Nias dan papua. Sementara itu, bangsa kulit hitam (ras negrito) yang tidak mau bercampur dengan bangsa proto melayu lalu berpindah
ke pedalaman atau pulau terpencil agar terhindar dari pertemuan dengan suku atau bangsa lain yang mereka anggap sebagai penganggu. Keturunan mereka hingga kini masih dapat dilihat, meski populasinya sedikit, antara lain orang Sakai di Siak, orang Kubu di palembang, dan orang Semang di Malaka. Melayu Muda (Deutro Melayu), beranak pinak suku bugis, sunda, jawa dan bali. Bangsa melayu muda memasuki kawasan Indonesia sekitar 500 SM secara bergelombang. Mereka masuk melalui jalur barat, yaitu melalui daerah semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan tersebar ke wilayah Indonesia yang lain. kebudayaan mereka lebih maju daripada proto melayu. Mereka telah pandai membuat benda-benda dari logam (perunggu). Kepandaian ini lalu berkembang menjadi membuat besi. kebudayaan melayu muda ini sering disebut kebudayaan Dong Son. nama dong Son ini disesuaikan dengan nama daerah disekitar teluk Tonkin Vietnam yang banyak ditemukan benda-benda peninggalan dari logam. Daerah Dong Son ini ditafsir sebagai tempat asal bangsa Melayu Muda sebelum pergi menuju Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia diantaranya adalah kapak corong atau kapak sepatu, nekara, dan bejana perunggu. Benda-benda logam ini umumnya terbuat dari tuangan. Keturunan bangsa Deutro melayu ini selanjutnya berkembang menjadi suku-suku tersendiri, misalnya melayu, Makassar, jawa, Sunda, Bugis, Minang dll. Kern menyimpulkan bahwa bahasa yang tersebar di Nusantara adalah serumpun, karena berasal dari bahasa austronesia. Perbedaan bahasa yang terjadi di daerah-daerah di Nusantara seperti bahasa Jawa, Makassar, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau dll, merupakan akibat dari keadaan alam Indonesia sendiri yang dipisahkan oleh laut dan selat. 7. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya
Di indonesia banyak dijumpai beranekaragaman suku bangsa, bahasa, adat istiadat maupun etnis yang menjadikan bentuk masyarakat multikultural diantaranya: Pakaian adat Tarian daerah Lagu daerah Bahasa daerah Adat istiadat Makanan khas daerah Rumah adat
Senjata tradisional Kesenian daerah Alat musik 8. Keanekaragaman agama dan kepercayaan Islam Katolik Protestan Budha Hindu Pengaruh budaya asing Kondisi iklim yang berbeda