Anda di halaman 1dari 16

LEARNING SKILL

LEARNING
Deep learning: learners undertake an active search for meaning in trying to understand what is learnt. In the process of understanding, learners need to relate the new information theyve got to the existed information that theyve already had in their mind

Surface learning: the learners undertakes rote learning with little understanding and relies on memory for reproducing what is learnt (recalling what they learnt)

Strategic learning: where the learners are motivated by achievement of a goal and adopt a strategy to achieve it

Surface learning, yang biasanya dilakukan dalam bentuk menghafal, adalah bentuk superficial learning yang ditujukan untuk penguasaan ilmu saja, tanpa usaha untuk memahami pengetahuan itu secara mendalam. Motivasi surface learning pada umumnya adalah bisa menyelesaikan soal ujian. Akibatnya, surface learning tidak menghasilkan atribut adanya proses belajar seperti kemampuan menganalisis, menerapkan,maupun berfikir kritis.

deep learning berusaha untuk mengetahui makna pengetahuan secara mendalam, meliputi pemahaman tentang konsep, prinsip dan kemungkinan aplikasi dari ilmu pengetahuan tersebut. Deep learning sangat dibutuhkan dalam konteks pendidikan high order learning pada pendidikan kedokteran, yakni situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan menganalisis, mensinthesis, mengevaluasi data, sumber informasi dan mengaplikasikannya untuk kepentingan perawatan pasien Konsep-konsep dalam bidang kedokteran akan bermanfaat untuk menyelesaikan persoalan medis di lapangan jika dipelajari dengan pendekatan deep learning, karena persoalan medis sifatnya kompleks dan ambigu.

Self assessment: adaah kemampuan untuk mengevaluasi diri terkait dengan performa dan hasil belajarnya sendiri. Self assessment diyakini sebagai keahlian yang harus dimiliki oleh pembelajar agar dapat mengikuti kegiatan belajar di perguruan tinggi dan melakukan life long learning dan membina diri menjadi pembelajar yang mandiri.

Self assessment merupakan bagian aktivitas yang harus dilakukan oleh pembelajar untuk mengatur kegiatan belajarnya, atau biasa disebut dengan self regulation. Dalam konsep pembelajaran orang dewasa, self regulation menjadikan tanggungjawab personal sebagai konsep utama bagi kesuksesan belajar Dengan bertanggungjawab pada kesuksesan kegiatan belajarnya, pembelajar harus mampu menentukan tujuan pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran menjadi sasaran belajar yang spesifik, menentukan standar keberhasilan pembelajarannya, dan yang lebih penting adalah mengukur apakah pembelajaran yang telah dilakukannya telah memenuhi standart yang ditetapkan. Aktivitas terakhir inilah yang dikategorikan sebagai self assessment.

PEER ASSESSMENT: adalah yang mengharuskan seseorang untuk menentukan jumlah, tingkat, nilai, kualitas atau kesuksesan outcome atau produk belajar temannya yang memiliki status yang sama, yakni sama-sama sebagai pembelajar. peer assessment lebih reliable jika dibandingkan dengan self assessment

REFLEKSI: adalah pemikiran, ide, atau opini yang dihasilkan dari kegiatan meditasi. Refleksi juga didefinisikan sebagai proses untuk mengevaluasi pengalaman sebagai proses internal pembelajar yang digunakan untuk memperbaiki pemahaman terhadap pengalaman yang pada gilirannya akan membuat pembelajar untuk merubah pandangannya Refleksi mendorong lifelong learning dan self directed learning karena mendorong pembelajar untuk menentukan gap antara ilmu yang sudah dimiliki dengan ilmu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi

SELF DIRECTED LEARNING Learners making decision or choices are at the heart of self directed learning (Griffin, 1989). In self directed learning approach students take some significant responsibility for their own learning.

Students take initiatives in: Identifying learning need Setting goal Planning learning activities Finding resources needed for learning Working collaboratively with others Selecting learning project Creating problems to tackle Choosing where and when they will learn

Using teachers as guides and counselors rather than instructor Opting to undertake additional non teacher directed work such as learning through independent (structured) materials Determining criteria to apply to their work Engaging in self assessment Learning outside the confines of the educational institution, for example in a working setting Deciding when learning is complete Reflecting on their processes Making significant decisions about any of these matters, that is, decisions with which they will have to live.

COLLABORATIVE LEARNING Collaborative learning atau belajar secara kelompok adalah desain instruksional di mana siswa dengan kemampuan berbeda bekerja dan belajar bersama dalam kelompok kecil untuk meraih tujuan pembelajaran. Siswa bertanggungjawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri dan kegiatan belajar teman sekelompoknya. Kesuksesan belajar seseorang akan membantu kesuksesan belajar siswa lain dalam kelompok tersebut.

Perubahan pemahaman akan terjadi dengan adanya interaksi social, yang mengharuskan pembelajar untuk menjelaskan, mengelaborasi maupun beragumentasi terhadap pemahamannya. collaborative learning juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan kerjasama teamwork untuk memecahkan masalah. Kerjasama kelompok ini mengharuskan siswa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi, empati, kepemimpinan dan bertanggungjawab dan membiasakan mereka agar dapat berinteraksi dengan teman sejawat setelah mereka menjadi dokter

LONG LIFE LEARNING


life long learning skill sebagai inti dari pendidikan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai