Anda di halaman 1dari 61

Universitas Gadjah Mada Fakultas Kedokteran Gigi

DIAGNOSTIK DAN TREATMENT PLANNING

Cendrawasih AF
http://cendrawasih.a.f.staff.ugm.ac.id/

Pendekatan Orientasi-Masalah
kuesiner interviu Daftar permasalahan = Diagnosis

Pemeriksa an klinis

Data base

Klasifikasi

Analisis catatan diagnostik

Patologi (Karies, perio, dll} Kontrol sebelum perawatan orto Konsul Pasienortu Rencana alternatif Input pasien

problem ( perkembangan) ortodontik A B C D urutan DLL rioritas

Kemungkin an2 solusi A B C D DLL evaluasi interaksi Cost/benefit kompromi

Informed consent

Konse p TP

keefektifan

Detil TP

efisiensi

Contoh pengembangan dari Daftar problem/diagnosis ke TP


Data base: perempuan usia 15 tahun wajah asimetri, dagu kekiri, cembung ringan Dental: Maloklusi Angle klas II subdivisi (hubungan molar kanan klas I) disertai dengan: crossbite gigi 456 atas kanan kiri. overjet di sisi ini= -2 456 sampai -4 mm open bite/overbite= -2mm di regio 2112 2112 protrusif gigi anterior midshift gigi RA kanan 3 mm

Skeletal: Klas II RB shifting kekiri 2mm Patologi: pernah mengalami clicking Habit: menggigit bibir bawah

Data interview:
CC: ingin merapikan gigi yang maju, terbuka PMH: Tidak dicurigai menderita penyakit sistemik yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi PDH: tidak ada tambalan, Motifasi: sendiri Harapan: Gigi rapi, mundur dan tertutup Informasi penting lain: ada clicking di dekat telinga

Data Pemeriksaan Klinis:


Kesehatan jaringan lunak dan keras: baik Sulit menutup bibir Fungsi rahang: baik Proporsi Wajah: tinggi wajah berlebih ringan Catatan diagnostik yang dibutuhkan

Analisis Catatan Diagnostik


1. 2. 3. 4. Analisis photograph Analisis studi model: Analisis ruang Analisis Simon Law/Sefalometri

Analisis Catatan Diagnostik diklasifikasi berdasarkan karakteristik maloklusi ProffitAckerman

Klasifikasi ortodontik
Klasifikasi berdasar karakteristik dari maloklusi
Step 1: Evaluasi proporsi wajah dan estetik Step 2: Evaluasi kerapian dan simetri lengkung gigi Step 3: Evaluasi hubungan skeletal dan dental dalam bidang transversal Step 4: Evaluasi hubungan skeletal dan dental dalam bidang anteroposterior Step 5: Evaluasi hubungan skeletal dan dental dalam bidang vertikal

Step 1: Evaluasi proporsi wajah dan estetik


Asimetri wajah Bibir kompeten Dagu ke kiri Wajah acceptable

Step 2: Evaluasi kerapian dan kesimetrian lengkung gigi

kesimetrian: asimetri lengkung gigi Analisis ruang utk perapian: Determinasi ruang dengan retraksi gigi anterior sebesar 4mm dijumpai: besar diskrepansi>1/2P /sisi Kesling: pengaturan gigi dengan exo 4 gigi P1, sisa ruang 2 mm

Step 3: Evaluasi hubungan skeletal dan dental dalam bidang transversal


Dental: Pont: kontraksi Howes: gigi geligi tidak dapat tertampung dalam lengkung gigi dan rahang dengan baik midshift gigi RA kanan 3 mm Cross bite posterior kiri gigi 456 kiri,. 456 overjet di sisi ini= -2 sampai -4 mm Skeletal: RB shifting kekiri 2mm

Step 4: Evaluasi hubungan skeletal dan dental dalam bidang anteroposterior


Dental: Korkhous: protraksi Maloklusi Angle kl II divisi 1 subdivisi Skeletal:
Simon Law: 1/3 distal kaninus atas berada 4mm dari garis Simon Kaninus bawah edge to edge dengan atas Kesimpulan: Klas II skeletal

Step 5: Evaluasi hubungan skeletal dan dental dalam bidang vertikal


Dental: open bite/overbite= -2mm di regio 2112 2112 Skeletal:
Open bite skeletal: bila sudut mandibular-palatal tinggi (cephalometri)

DAFTAR PERMASALAHAN/DIAGNOSIS

Diagnosis Sementara
Dental:
Kemungkinan solusi: exo, distribusi ruang, koreksi cross bite, retraksi gigi anterior,

DIAGNOSIS SEMENTARA :
Kasus maloklusi menyangkut masalah: Estetik Fungsi pengunyahan Fungsi bicara Skeletal Jaringan lunak fasial Otot-otot mastikasi Dental : Maloklusi Angle klas II; Geligi anterior: Protrusif, Midshift,open bite Geligi posterior: cross bite Skeletal: II, deviasi mandibula Lain-lain : TMJ

Solusi masalah RA : Pencabutan RB : Pencabutan

Ekspansi Ekspansi

Grinding. Grinding.

Problem Lists/Diagnosis Final


Maloklusi Angle Kl II divisi 1 subdivisi, skeletal kl II , deviasi mandibula disertai dengan: midshift gigi RA kanan 3 mm crossbite gigi 456 atas kanan kiri. 456 open bite/overbite= -2mm di regio 2112 2112 Lain-lain: Wajah Asimetri, clicking pada TMJ, fungsi kunyah, fungsi bicara Habit: menggigit bibir bawah

Problem lists/diagnosis Maloklusi Angle Kl II subdivisi, divisi 1 Klas II skeletal deviasi mandibula midshift gigi RA kanan 3

Analisis etiologi maloklusi Habit: menggigit bibir bawah kanan Habit: menggigit bibir bawah kanan Habit: menggigit bibir bawah kanan Habit: menggigit bibir bawah kanan Habit: menggigit bibir bawah kanan

crossbite gigi

456 kiri.

Habit: menggigit bibir bawah kanan


Habit: menggigit bibir bawah kanan occlusal adjustment

open bite/overbite= -2mm di regio Patologi: clicking pada TMJ

Habit: menggigit bibir bawah kanan

nasihat

Problem lists/diagnosis

Analisis etiologi maloklusi

Wajah Asimetri
clicking pada TMJ fungsi kunyah fungsi bicara Malposisi gigi individuil

Habit: menggigit bibir bawah kanan Fungsi salah akibat malposisi dan maloklusi akibat habit
Fungsi salah akibat malposisi dan maloklusi akibat habit Fungsi salah akibat open bite Analisis etiologi maloklusi lanjut

TREATMENT PLANNING

Dasar Penentuan Rencana dan alat perawatan ortodontiuk setelah diagnosis dan analisis etiologi

Usia Tipe perawatan:


preventif, interseptif,kuratif

Cara perawatan:
Dental: Skeletal: (penentuan true/false skeletal)
Modifikasi pertumbuhan Kamuflase Bedah

Problem lists/diagnosis
Maloklusi Angle Kl II subdivisi, divisi 1 Klas II skeletal deviasi mandibula midshift gigi RA kanan 3 crossbite gigi 456 kiri.

perawatan
loss anchorage retraksi anterior Tidak dikoreksi karena pasien sudah melampaui masa pertumbuhan tidak dikoreksi/kemungkinan terkoreksi bila cross bite terkoreksi Terkoreksi saat distribusi ruang retraksi dan distalisasi

open bite/overbite= -2mm di regio


Patologi: clicking pada TMJ Habit: menggigit bibir bawah kanan

atas didorong ke bukal, bawah didorong ke palatal


occlusal adjustment nasihat

Problem lists/diagnosis

perawatan

Wajah Asimetri clicking pada TMJ

Tidak dikoreksi Koreksi malposisi dan maloklusi akibat habit Occlusal adjustment Koreksi malposisi dan maloklusi akibat habit Koreksi open bite Koreksi sesuai kelainan

fungsi kunyah fungsi bicara Malposisi individual

Rencana Perawatan
1. Memberikan penjelasan dan informed consent 2. Memberi nasihat untuk menghilangkan bad habit 3. Koreksi Maloklusi: 1. Pencabutan 4 gigi P1 2. Koreksi crossbite gigi posterior sekaligus distribusi ruang dan koreksi midshift gigi RA 3. Retraksi geligi anterior RB 4. Retraksi geligi anterior RA sekaligus koreksi open bite anterior 4. Occlusal adjustment 5. Retainer

Jalannya Perawatan:
1. Memberikan penjelasan dan informed consent Perlu diinformasikan :
bentuk alat, tipe alat, cara pakai dan pemeliharaan alat, hal-hal yang diperlukan untuk mencapai hasil perawatan (pencabutan2), lama pemakaian alat dalam sehari lama perawatan, Informed consent

2. Memberi nasihat untuk menghilangkan bad habit

Pasien diminta menghilangkan bad habit yang menjadi etiologi primer maloklusi

Koreksi Maloklusi:

Rahang Atas: Menggunakan plat aktif ortodontik lepasan dengan posterior bite plane di regio gigi posterior 1. Adam klamer 0,7 di 6 2. Long labial arch 0,7, dengan pundak di interdental 4dan 5 3. Finger Spring 0,6 pada 2 dan 3 4. Skrup ekspansi unilateral/T spring di regio 5 dan 6

Aktifasi Plat Aktif RA: 1. Bila menggunakan skrup ekspansi: 1. Dilakukan pemutaran skrup ekspansi putaran seminggu dua kali (90), dilakukan oleh pasien sendiri 2. tidak boleh membiarkan alat kering bila tidak dipakai 3. Dilakukan pengenduran labial arch bila menjadi aktif 2. Aktifasi T spring 1. Aktifasi dilakukan sampai cross bite gigi posterior terkoreksi 3. Finger spring diaktifkan 1 spring/kuadran dengan defleksi 1mm/1/3 tonjol gigi C 4. Aktifasi labial arch untuk retraksi gigi anterior dilakukan setelah retraksi gigi anterior RB

Rahang Bawah Menggunakan plat aktif ortodontik lepasan : 1. Adam klamer 0,7 di gigi 6 2. Long labial arch 0,7, dengan pundak di interdental 4 dan 5 3. Finger Spring 0,6 pada 2 dan 3 Aktifasi plat RB 1. Finger spring diaktifkan 1 spring/kuadran dengan defleksi 1mm/1/3 tonjol gigi C 2. Aktifasi labial arch untuk retraksi gigi anterior RB

Occlusal adjustment Selektif grinding dengan bantuan articulating paper Daerah yang terwarnai sebelum lainnya: lokasi traumatik oklusi yang harus digrinding

Retainer
Biasanya dengan Hawley Retainer Dipakai terus menerus selama 3-6 bulan Proses pelepasan:
Dicoba tidak dipakai semalam, bila tidak sesak pagi harinya, berarti tidak ada relaps Bisa ditambah frekuensi pelepasannya, bila belum masih harus dipakai lagi

Mungkin prognosisnya tidak menguntungkan sehingga harus dipakai terus menerus/retainer permanen/fixed

Prognosis
Jaringan lunak dan keras: baik Kooperasi: baik Prognosis koreksi kelainan dental:baik Prognosis koreksi kelainan skeletal:
Tidak ada koreksi skeletal

Kesimpulan:
Estetis:wajah acceptable Fungsi: baik sehingga Prognosis: sedang

Gambar Alat
RA
Per tahap :bila ada

RB
Per tahap :bila ada

Retainer: Hawley retainer

Triage: mengelompokkan problem ringan, sedang dan berat

TREATMENT PLANNING DENGAN PLAT ORTODONTIK LEPASAN

Kekuatan Jaringan Lunak

Hakekatnya: Perawatan ortodontik diindikasikan bila kestabilan dari alat dan keuntungan estetik yang memadai dapat diantisipasi

Treatment Planning

Diagnosis yang hati-hati: Dibutuhkan Informasi hubungan dental base (basal arches) Pola dan aktifitas jaringan lunak Deviasi dan displacement mandibula Kelengkapan, kondisi, posisi dan relasi gigi geligi atas dan bawah

TP: Lengkung Bawah

TP: Lengkung Bawah


Idealnya: hanya merapikan gigi pada lengkung yang ada Hasil pengubahan lebar dan panjang lengkung bawah tidak stabil Bila dimungkinkan perapian spontan dengan pencabutan yang appropriate Bila lengkung bawah sudah rapi dan crowding ringan, harus diterima Mild crowding pada mixed bisa bertambah parah di masa datang Pada tahap pertumbuhan facial lanjut: gigi bawah akan terjadi penegakan/uprighting bisa memperparah crowding Gigi M3 yang crowded, dicabut pada waktu yang tepat

Bila geligi I dan C crowded C inklinasi ke mesial, diindikasikan pencabutan P Bila dilakukan pada anak masa tumbuh akan terjadi perbaikan spontan Bila crowding berat atau inklinasi tidak menguntungkan (mis: geligi anterior distoversi) perlu dengan alat cekat

Ekstraksi C dan I harus dihindari Namun ekstraksi I bisa dipertimbangkan bila posisinya sudah diluar lengkung Crowded posterior: exo P1 Exo P2 bisa dilakukan bila posisinya sudah diluar lengkung, ada kontak antara P1 dan M1

Crowding di regio molar


Biasanya M3 Bila perawatan crowded tidak perlu pencabutan, M3 sebaiknya dicabut Exo M2 bawah
tidak dilakukan karena kontak M3 dan M1 tidak baik Namun diindikasikan bila dibutuhkan distalisasi M1 untuk merapikan P2 yang crowded ringan:
Namun harus dipastikan terlebih dulu ada benih M3 (mesioversi<30)

Extraction timing
Exo M2
Ideal: saat crown M3 sudah sempurna (12 th,/cryer, 1967)

Exo M1:
tidak pernah menjadi teeth of choice Kecuali rusak: ideal bila dilakukan sebelum M2 erupsi M1 bawah sebelum umur 10 th (ideal: saat pembentukan akar M2, tidak ada general diastemata)M2 akan kontak baik dg P2, bila exo saat M2 sudah erupsi, kontak tidak baik, perlu alat cekat

TP Lengkung Atas

Lengkung Atas
Tujuan perawatan: Memperbaiki crowding, merapikan geligi, mengkoreksi overjet, memperbaiki relasi oklusal dengan geligi bawah Lengkung gigi bawah biasanya merupakan penyumbang stabilitas posisi geligi atas, kecuali: Exo gigi harus simetri Exo atas tergantung kebutuhan lengkung space bawah: Bila bawah tidak harus exo, atas bisa tanpa atau dengan exo Bila bawah harus di exo, atas biasanya di exo

Relasi Insisivi klas I


crowded berat: bawah exo, atas harus exo sedang/berat (3mm tiap kuadran), exo P1: Syarat:
caninus harus tidak di palatal/distoversi

Impaksi: Terpalpasi di bukal Exo terlalu dini akan sebabkan space loss, ditunggu sampai C muncul, namun tetap diamankan dengan space maintainer cegah mesial drifting geligi posterior C bisa kmd bisa diretrak untuk retraksi geligi insisivi

Bila P1 sudah terlanjur kontak dengan I2 dan lengkung atas acceptable, bisa exo C P1 sudah kontak baik dengan M1, P2 yang di luar lengkung bisa di exo

Hubungan insisivus klas II divisi 1


Bila butuh exo bawah, atas hrs di exo Caninus harus tidak distoversi Protrusi insisivi memadai untuk diretraksi tanpa menjadi retroklinasi Bila overjet besar namun insisivi sudah retrokline alat cekat Tidak menguntungkan: fungsional or estetik Sering disertai dengan skeletal kl II moderate/severe Perlu diperhitungkan stabilitas hasil retraksi anterior Inkompentensi bibir Tongue thrust macroglossy

Planning exo P1 atas dilakukan untuk memposisikan C atas dlm hbgn kl I dengan C bawah, yang kadang diikuti dengan exo P1 bwh Kebutuhan ruang besar:
Setelah retraksi C atas perlu retraksi geligi anterior sehingga membutuhkan space > P1 tiap sisi, dipertimbangkan penambahan EO anchorage, t.u saat retraksi C

Bila kebutuhan ruang minimal


Mild overjet, tidak crowded,<1/2 P1 bisa didapatkan dengan distalisasi gigi bukal ke kl I dengan EO traction: Untuk fasilitas distalisasi M2 dicabut, apabila M3 ada

Hubungan insisivus klas II divisi 2 Geligi anterior atas retroklinasi, tidak membutuhkan distalisasi C/ kebutuhan ruang minimal
bisa didapatkan dengan distalisasi gigi bukal ke kl I dengan EO traction: Untuk fasilitas distalisasi M2 dicabut, apabila M3 ada

Bila kebutuhan ruang berat>1/2 gigi P


Bisa exo P

Hubungan insisivus klas III


Insivus atas edge to edge, cross bite Edge to edge di terima, perawatan hanya untuk eliminasi crowding dan perapian. Bisa dirawat alat lepasan bila:
mandibula bisa diretruded sampai edge to edge. Overbite adekuat Retroklinasi geligi insisivi atas

Severe: perlu bedah ortognatik

Atas biasanya proklinasi, bawah retroklinasi, perapian akan sebabkan reduksi over biterelaps Bila paska jumping the bite, over bite positif, hasil akan stabil bahkan tidak memerlukan retainer Crowded: bisa exo note: exo P1 bwh, hanya dapat meretrak anterior sedikit tanpa ada space closing sempurna

Anda mungkin juga menyukai