KELOMPOK 3
Hadi As Siddik Stefanus Eko Prasetyo Junaini Krisnawati Tiara Dewi E. Devi Fitriyandari Hellintar Dafi Pralibdo Novi Budi Setiawan Eka Afriandi Hafidz Rachmad R Samuel
2011
Bab I Pendahuluan
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh dan kuat, tidak mudah terombangambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah tentu perlu memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh. Ideologi adalah suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menjadi pegangan hidup.
Ideologi secara praktis diartikan sebagai sistem dasar seseorang tentang nilai-nilai dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok untuk mencapainya. Jika diterapkan oleh Negara maka ideologi diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai individu, sosial, maupun dalam kehidupan bernegara.1 Pancasila jika dilihat dari nilai-nilai dasarnya, dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka. Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang mendasar, bersifat tetap dan tidak berubah. Oleh karenanya ideologi tersebut tidak langsung bersifat operasional, masih harus dieksplisitkan, dijabarkan melalui penafsiran yang sesuai dengan konteks jaman. Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki ideologi-ideologi idealitas, normative dan realities. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik para founding fathers ketika negara Indonesia didirikan. Namun dalam perjalanan panjang kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila sering mengalami berbagai deviasi dalam aktualisasi nilai-nilainya. Deviasi pengamalan Pancasila tersebut bisa berupa penambahan, pengurangan, dan penyimpangan dari makna yang seharusnya. Walaupun seiring dengan itu sering pula terjadi upaya pelurusan kembali. Pancasila sering digolongkan ke dalam ideologi tengah di antara dua ideologi besar dunia yang paling berpengaruh, sehingga sering disifatkan bukan ini dan bukan itu. Pancasila bukan berpaham komunisme dan bukan berpaham kapitalisme. Pancasila tidak berpaham individualisme dan tidak berpaham kolektivisme. Bahkan bukan berpaham teokrasi dan bukan perpaham sekuler. Posisi Pancasila inilah yang merepotkan aktualisasi nilai-nilainya ke dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara2. Dinamika aktualisasi nilai Pancasila bagaikan pendelum (bandul jam) yang selalu bergerak ke kanan dan ke kiri secara seimbang tanpa pernah berhenti tepat di tengah.
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. 3 Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
2 3
Mulyono, <http://eprints.undip.ac.id>, diunduh pada tanggal 13 Mei 2011 Coady, C. A. J. Distributive Justice, A Companion to Contemporary Political Philosophy, Philip. Blackwell Publishing, 1995, Hlm.440
BAB II Pembahasan
A. Kajian Teori Ideologi Pancasila 1. Pengertian Ideologi pancasila Pancasila adalah dasar dan ideologi negara yang bersifat terbuka, sebagai dasar negara, pancasila harus merupakan dasar kebijakan dan tolak ukur penyelenggaraan kehidupan bersama, berbangsa dan bernegara. Sedangkan pancasila sebagai ideologi, pancasila harus mampu menjadi penuntun arah perkembangan masyarakat dan negara. Pancasila adalah ideologi terbuka yang harus memiliki kemampuan mempengaruhi, mengikuti dan menanggapi secara proaktif perkembangan nasional, regional dan global. Pancasila juga harus mencerminkan dan mewakili realita pemikiran obyektif yang hidup dan berkembang dalam kehidupan dan keseharian masyarakat Ideologi Pancasila yang terbuka mampu berinteraksi dengan perkembangan zaman dan mampu menjawab kebutuhan dan tantangan nyata yang dihadapi, pancasila senantiasa terbuka untuk proses reformasi atau perubahan dalam bidang kenegaraan, seiring dengan perkembangan aspirasi dan pemikiran masyarakat Inonesia dalam mewujufkan cita-citanya. Ideologi pancasila merupakan cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indoneisa untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
2. Sejarah Ideologi Pancasila Pancasila berasal dari bahasa sansakerta, panca berarti lima dan syla artinya batu sendi, alas, dasa. Pancasila berarti berbatu sendi lima atau memiliki lima unsur. Proses perumusan pancasila diawali pada sidang BPUPKI, hasil dari sidang BPUPKI adalah pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mengusulkan agar dasar negara diberi nama pancasila dan usulan tersebut diterima secara bulat oleh sidang BPUPKI
3. Makna sila-sila pancasila Ketuhanan (Religiusitas) Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang beragama, apapun agama dan keyakinan mereka.
Kemanusiaan (Moralitas) Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.
Persatuan (Kebangsaan) Indonesia Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-
macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia.
Permusyawaratan dan Perwakilan Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsipprinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit.
Keadilan Sosial Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.
4. Kelebihan Ideologi Pancasila a. Dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih adil dan makmur. b. Merupakan jalan tengah antara Liberal dan Komunis. c. Memberikan inspirasi akan tata masyarakat bebas. d. Menjadi sumber etik sosial. e. Sebagai instrumen politik untuk melihat kinerja pemerintah dan untuk melawan ketidakadilan sosial dan segala manifestasinya.
5. Kekurangan ideologi pancasila a. Memberi kesempatan kebebasan yang cenderung menjadi anarki. b. Adanya kemungkinan masuknya kepentingan neoliberal. c. Terlalu normatif. d. Dianggap tidak jelas karena hanya mengembil jalan tengah diantara komunis dan liberal. e. Pancasila justru membuat bangsa mengambil keburukan liberal dan komunis bersama-sama.
B. Kajian Teori Ideologi Liberal 1. Pengertian Ideologi Liberal Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika itu masyarakat ditandai dengan dua karakteristik berikut. Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam system ini bersifat statis dan sukar berubah. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International: "Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas.
Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan apa yang harus dilakukan.
2. Sejarah Ideologi Liberal Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV). Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint), karena liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.
3. Ciri-ciri Ideologi Liberal a. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik b. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers. c. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan diri sendiri. d. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. e. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia. f. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan manapun.
4. Kelebihan Ideologi Liberal a. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komandao dari pemerintah.
b. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal ini mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian. c. Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat. d. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang bermutu tidak akan laku di pasar. e. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomu didasarkan atas motif mencari keuntungan. f. Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas. Berita-berita dibuat dalam media massa dapat mengandung kritik-kritik tajam untuk pemerintah. g. Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari siapapun.
5. Kekurangan Ideologi Liberal a. Sulit melakukan pemerataan pendapatan, karena persaingan bersifat bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal, sedangkan golongan pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan. b. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin tambah miskin. c. Sering munculnya monopoli yang merugikan masyarakat. d. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi budaya oleh individu yang sering terjadi. e. Karena penyelenggaraan pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit untuk mengadakan dan memberikan kontrol.
C. Kondisi Objektif 1. Ideologi Pancasila Ideologi pancasila belakangan ini mulai berkurang rasa nasionalisme contohnya pada lumpur panas lapindo, semburan terjadi sejak 27 Mei 2006 di desa renokenongo Kecamatan porong, kabupaten sidoarjo, jawa timur bersamaan dengan gempa berkekuatan 5,9 SR di yogyakarta. Semburan lumpur menyebabkan tergenangnya kawasan pemukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan disekitarnya serta mempengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Karena semburan lumpur lapindo, rakyat menyalahkan pihak PT lapindo.
Pemerintah tidak tanggap dalam menyelesaikan permasalahan ini sehingga hakhak kemanusiaan korban lumpur tidak dapat dijalankan, Rakyat yang main hakim sendiri serta hak manusia yang tidak berjalan bertentangan dengan pancasila sila kedua dan kelima.
Perbandingan Ideologi Pancasila dan Liberal adalah Ideologi liberal a) Rakyat mempunyai kebebasan untuk bebuat atau bertindak apa saja asal tidak melanggar tata tertib hukum b) Kepentingan dan hak warga negara lebih diutamakan dari pada kepentingan Negara. Negara didirikan untuk menjamin kebebasan dan kepentingan warganegaranya c) Negara tidak mencampuri urusan agama, agama menjadi urusan pribadi setiap warga negara. Warga bebas beragama tetapi juga bebas tidak beragama d) Aspek pemerintah dan keagamaan dilarang untuk dicampuradukkan e) Kepemilikan individu tidak dibatasi sama sekali
Ideologi Pancasila a) Hubungan antara warga negara dengan negara adalah seimbang, artinya tidak menggutamakan negara tetapi juga tidak mengutamakan warganegara. b) Kepentingan negara dan warganegara sama-sama dipentingkan c) Agama erat hubungannya dengan Negara, setiap warganegara dijamin pula kebebasannya untuk memilih salah satu agama yang ada dan diakui oleh pemerintah. Setiap orang harus beragama, tetapi agama yang dipilih diserahkan kepada masingmasing warganegara, Atheis atau tidak mengaku adanya Tuhan tidak diperbolehkan d) Bercampurnya kepemerintahan dengan aspek agama e) Kepemilikan individu dibatasi pada kepentingan yang tidak menjadi hak hidup orang banyak