Anda di halaman 1dari 7

Abses di Rongga Mulut dan Rahang

Posted by: sunardi | on April 8, 2013

PENDAHULUAN Abses di rongga mulut dan rahang dapat bersumber dari gigi (dentogen) dan bukan dan gigi (non dentogen) Abses non dentogen dapat disebabkan oleb trauma pada !aringan lunak, "raktura tulang rahang, in"eksi dan ekstra oral ("urunkel), in"eksi sinus, in"eksi tonsil dan sebagainya Abses dentogen biasanya bersumber dari gigi, gangren, in"eksi saku periodontal dan gigi molar ketiga ba#ah yang bererupsi sebagian $e!ala%ge!ala klinis ataupun tanda&tanda klinis kedua ma'am abses ini pada umumnya yakni adanya rasa sakit, pembengkakan kelen!ar lymph regional dan trismus apabila telah menyangkut otot&otot pengunyahan (uhu tubuh sedikit meningkat, begitu pula butir darah putih )n"eksinya sendiri biasanya akan berhenti dengan ter!adinya drenase spontan *amun pada beberapa kasus dapat menyebar ke !aringan sekitarnya serta masuk kedalam rongga% rongga didaerah mulut dan rahang menimbulkan penyakit yang lebih parah (ebagai penyebab in"eksi biasanya 'ampuran dari mikroorganisme aerob dan anaerob (+egran dkk 1,8-) .on /ono# (1,81) dan *e#man (1,8-) dalam penelitiannya menemukan bah#a se'ara klinis maupun bakteriologis bakteri, anaerob selalu di!umpai pada setiap isolat yang diambil dan pasien yang menderita abses odontogen, sedangkan bakteri aerob hanya di!umpai pada sepertiga isolat tersebut dan selalu disertai adanya bakteri anaerob 0ari bakteri aerob yang dominan ialah (ta"ilokokus aureus, (ta"ilokokus epidermidis, (treptokokus .iridans, sedangkan golongan anaerob ialah Peptokokus, Peptostreptokokus, 1a'teroides gram positi" batang, $ram negati" kokus 2bat pilihan untuk abses dentogen ialah penisilin ($eri'o 181) 3 4etapi dari tahun ke tahun obat ini menimbulkan resistensi terhadap bakteri, sehingga pada saat ini sudah banyak bakteri yang resisten terhadap penisilin, hal ini karena bakteri dapat membentuk en5im beta&laktamase yang menghan'urkan ker!a antibiotika tersebut 0iantara bakteri tadi ialah bakteri anaerob seperti 1a'teroides 'orrodens, 1a'teroides +elaninogenikus dll 0engan mampunya bakteri membentuk en5im ini maka terapi dengan penisilin akan gagal Ampisilin merupakan deri.at dari penisilin yang dibuat se'ara sintetis 2bat ini masih berkhasiat tinggi untuk mengatasi in"eksi di dalam rongga mulut dan rahang *amun kenyataanya di beberapa kota besar, resistensi bakteri terhadap ampisilin pun telah meningkat 0i 1andung penelitian penulis tahun 1,6, terhadap abses&abses di rongga mulut dan, rahang di 7(8( menun!ukkan sudah adanya bakteri aerob maupun anaerob yang resisten terhadap antibiotika ini namun se'ara statistik masih tergolong ke'il (anaerob 3,89, aerob :9) 2leh karena itu masih dapat digunakan didalam menanggulangi kasus%kasus in"eksi dentogen

PENJALARAN INFEKSI )n"eksi yang berasal dari periapikal atau periodontal menembus tulang al.eolar kearah intra oral atau ekstra oral /alau intra oral setelah menembus tulang al.eolar, in"eksi ter!adi di a#ali periosteum menyebabkan periostitis yang kemudian berlan!ut men!adi abses subperiostal, in"eksi kemudian akan menembus periost masuk ke dalan !aringan di atas periost membentuk abses submukus karena abses masih terletak didalam !aringan submukosa 3 P;( akan men'ari !alan keluar menembus submukus Abses Periapi al Abses periapikal atau disebut !uga abses al.eolar akut yang dimulai di daerah periapikal disebabkan oleh pulpa nekrotis Abses ini ter!adi segera setelah trauma pada !aringan pulpa atau dapat !uga setelah periode laten lama yang kemudian se'ara mendadak berkembang men!adi in"eksi akut dengan simptom in"lamasi seperti rasa sakit yang hebat tanpa disertai dengan pembengkakan 4etapi in"eksi dapat men!alar menembus tulang al.eolar keluar dan menimbulkan abses subperiostal atau supraperiostal (ebelun menimbulkan abses%abses ini, in"eksi dapat menimbulkan selulitis pada regio !aringan yang bersangkutan <aringan lunak men!adi padat dan keras pada palpasi, keadaan demikian disebut iridant 3 (elama ini pasien merasakan keadaan yang sangat tidak nenyenangkan sampai terbentuknya abses Pera#atan ditu!ukan untuk mengobati dan melokalisir iridant selama periode indurasi, membatasi in"eksi pada tempat tersebut dan kemudian menghilangkan penyebab in"eksi Pemberian antibiotika yang tepat baik dosis maupun #aktunya dapat membantu mengatasi keadaan in"eksi yang hebat dan membahayakan ;ntuk membantu melokalisasi in"eksi dapat dilakukan dengan kompres hangat dan sering kumur dengan air hangat 3 (etelah terbentuk abses baru dilakukan insisi dan drenase (e'ara "isiologis pada saat ini tubuh telah membentuk barier disekeling abses, sehingga pada palpasi dapat dirasakan adanya "luktuasi (emakin dalam letak abses semakin sukar untuk diketahui adanya "luktuasi dengan palpasi 4indakan selan!utnya ialah melakukan trepanasi gigi tersebut untuk mengurangi tekanan, namun apabila dengan trepanasi tidak mengurangi rasa sakit, maka harus dilakukan pen'abutan gigi tersebut =iloso"i untuk tidak melakukan pen'abutan gigi dalam keadaan ditinggalkan 8arus disadari bah#a tulang al.eolar itu padat, sehingga untuk memper'epat pengeluaran pus yang terkumpul di apeks gigi ialah 1ila pen'abutan ditunda&tunda maka in"eksi dapat menyebar ke menimbulkan septikemi atau osteomiolitis atau keduanya in"eksi akut telah satu&satunya !alan dengan pen'abutan !aringan sekitarnya

Pen'abutan gigi dengan in"eksi akut harus dilakukan setelah pasen dilindungi 'ukup dengan antibiotika sampai konsentrasi dalam darah 'ukup tinggi Antibiotika dipilih yang sesuai nituk mikroorganisme penyebab >kstraksi gigi lebih dan satu atau pembedahan radikal harus dihindarkan sampai in"eksi reda ;ntuk abses periapikal yang telah menembus tulang dan membentuk abses di luar tulang harus dilakukan insisi dan drenase abses serta pen'abutan gigi sekaligus 1i1a gigi hendak dipertahankan, maka sebelumnya ditrepanasi dulu dan di insisi untuk drenase abses )nsisi ekstra oral atau pun intra oral harus dipilih tempat yang tidak merusak berkas neuro.askuler Apabila sulit men'ari yang aman, insisi dilakukan hanya sampai

submukus, kemudian dilan!utkan dengan arteri klem sampai ke tulang, kemudian arteri klem dibuka sehingga pus akan mengalir keluar Abses Peri!oronal Abses peri'oronal sering timbul pada masa bayi, anak&anak dan de#asa muda Pada bayi dan anak%anak abses perikoronal berhubungan dengan erupsi gigi ?ang paling sering ialah in"eksi perikoronal pada orang de#asa muda yaitu pada molar ketiga ba#ah (imptom penyakit ber.ariasi dan sering pasien merasakan sebagai in"eksi di daerah tonsil atau te@ggorokan sehingga pasien men'ari pengobatan kepada dokter umum ?ang menarik dari in"eksi peri'oronal ini ialah simpton dan tanda&tandanya seperti abses peritonsilar dan in"eksi streptokokal tenggorokan sehingga pasien dira#at untuk diagnosa penyakit itu dan berulang&ulang (ampai suatu saat gigi nolar ketiga dapat didiagnosa sebagai penyebab penyakit tadi (impton yang khas dari in"eksi perikoronal molar tiga ba#ah ialah adanya lim"adenopati, trismus, sakit pada regio molar tiga dan keadaan umum yang gelisah disertai kenaikan suhu tubuh (imptom%simptom ini ber.ariasi dari setiap kasus yang timbul Adanya pembengkakan di sekitar gusi yang menutup gigi molar tiga ba#ah mengakibatkan kesukaran mengunyah ;ntuk memper'epat menge'ilnya !aringan itu, maka perlu drenase dengan dren karet atau perban yodo"orm yang ditetesi eugenol untuk mengurangi rasa sakit dan tiap hari diganti Pasien kumur air hangat selama lima menit dengan inter.al setengah !am Pengobatan dengan antibiotika diberikan agar 'epat mereda Pengambilan gigi impaksi dilakukan apabila keadaan gigi tersebut tidak mungkin erupsi dengan baik dan penyakit sering kambuh Apabila posisi baik, tempat 'ukup maka dapat dilakukan operkulektomi untuk mempertahankan gigi tersebut Abses Periodontal Abses berkembang dan in"eksi periodontal yang disebabkan oleh bakteri pyogen Pus yang terbentuk di dalam soket akan dikeluarkan melalui saku periodontal 4api pada suatu saat gusi pada permukaan saku menutup sehingga pus yang berada di dalam saku gusi tidak dapat keluar menimbulkan suatu abses periodontal dengan ge!ala&ge!ala klinis gigi sakit pada sentuhan, gigi terasa meman!ang, gigi goyang, pembengkakan pada gusi sekitar gigi tersebut, eritema, pembengkakan kelen!ar lim" regional yang sakit pada perabaan Pera#atan terdiri dari insisi untuk pembuatan drenase Aplikasi arteri klem untuk membesarkan lubang drenase harus men'apai dasar poket 4indakan ini diker!akan setelah pasien dilindungi dengan antibiotika dulu sebelumnya untuk men'egah penyebaran in"eksi ke tulang al.eolar dan penyebaran in"eksi men!adi septikemi /alau "ase akut telah reda, apabila gigi masih dapat dipertahankan, karena kerusakan tulang hanya pada satu dinding al.eolar, dilakukan kuretase dan pera#atan periodonsium lan!utan *amun apabila tulang al.eolar sudah rusak lebih dari satu dinding maka pilihan utama ialah pen'abutan gigi In"e si Rongga Masti asi

7ongga mastikasi termasuk regio subperiostal mandibula, dan rongga yang berisi ramus mandibula dan otot&otot mastikasi yakni m maseter, m pterigoideus lateral dan medialis dan m temporalis )n"eksi rongga mastikasi selalu berasal dan gigi, terutama molar ba#ah Penting untuk diingat bah#a abses pada rongga mastikasi sering menimbulkan in"eksi rongga para "aringeal /edua ma'an abses ini harus dapat didiagnosa dengan tepat mengingat pera#atannya sangat berbeda )n"eksi rongga mastikasi bertendensi besar untuk sering menimbulkan penyebaran in"eksi ke in"ra temporalis, rongga kelen!ar parotis dan bahkan ke lateral para"aningeal )n"eksi rongga mastikasi ter!adi melalui 1 2 3 )n"eksi melalui molar dua ba#ah terutama dari molar tiga ba#ah 4indakan anestesi yang tidak aseptis pada anestesi lokal untuk ner.us mandibularis 4rauma pada mandibula eksternal atau "raktura menyangkut molar tiga ba#ah

(e'ara patologis, in"eksi rongga mastikasi mempunyai karakteristik adanya mandibular subperiostal abses dan selulitis mandibula, masseter dan pterigoid abses dapat terlibat 1ila in"eksi lebih ke anterior akan meliputi korpus mandibula Pada keadan tertentu dapat timbul osteomielitis pada ramus mandibula, hal ini Aerutama ter!adi apabila tidak dilakukan drenase yang tepat /linis abses rongga mastikasi ditandai terutama dengan adanya trismus, rasa sakit dan pembengkakan yang ter!adi beberapa !am setelah pengambilan gigi molar ba#ah atau oleh karena trauma mandibula 4anda&tanda klinis ini akan bekembang 'epat dan men'apai pun'aknya pada hari ke 3 sampai hari ke tu!uh 4rismus yang ter!adi sangat parah karena menyangkut m masseter dan m pterigoideus (akit terasa hebat, suhu tubuh meningkat, sakit menelan 4erapi umumnya se'ara konser.ati" dulu, drenase multipel yaitu melalui ekstra oral dan intra oral untuk memperlan'ar pengeluaran pus /adang&kadang ter!adi drenase se'ara spontan pada hari ke empat sampai hari ke delapan Pemberian khemoterapi sa!a tidak berguna kalau sudah ada supurasi
In"e si Spasiu# $e#poralis

(pasium 4emporalis ada yang super"isial dan pro"unda )n"eksi spasium temporalis biasanya ter!adi se'ara sekunder setelah in"eksi pertama&tama pada rongga&rongga mastikator, ptenigopalatin dan rongga in"ratemporalis /linis terdapat rasa sakit dan trismus, >kstra oral pembengkakan di atas temporal !elas tapi kadang&kadang tidak !elas )nsisi untuk drenase dilakukan di atas lengkung 5igoma menembus kulit, "asia super"isialis dan "asia temporalis ;tuk men'apai rongga temporal dalam perlu insisi menembus otot temporal Rongga sub#andibula dan sublingual

)stilah rongga submandibula termasuk rongga submental karena kedua rongga ini saling berhubungan 7ongga submental terletak ditengah antara sim"isis dan tulang hioid Aateral dibatasi oleh m digastrikus pars anterior 0asarnya terbentuk oleh m milohioid sedang atapnya oleh bagian suprahioid "asia ser"ikal dalam 0alam rongga ini berasal .ena yugularis, selain itu !uga berisi kelen!ar lim"e submental 7ongga submandibula atau rongga digastrik terletak lateral terhadap rongga submental, dibelakang ba#ah dibatasi oleh otot stiloid dan m digastrikus pars posterior Antero& in"erior oleh digastrikus pars anterior dan di atas oleh tepi ba#ah mandibula 0asarnya dibentuk oleh m milohioid dan m hioglosus 7ongga submandibula berisi kelen!ar liur submandibula dan arteri serta .ena 7ongga sublingual terletak di atas m milohioid Atapnya dibentuk oleh mukosa dasar mulut /e arah lateral berhubungan dengan bagian dalam mandibula di atas linea milohioid /e medial dibatasi oleh m geniohioid dan m genioglosus 0asarnya adalah m milohiold, rongga ini berisi kelen!ar liur sublingualis, bagian dalam kelen!ar liur submandibula dan sara" serta pembuluh darah )n"eksi yang paling berbahaya yang menyangkut rongga submental, submandibula dan sublingual ialah "legmon dasar mulut (Aud#ig Angina) Pera#atan "legmon dasar mulut tidak dapat dilaksanakan di klinik gigi mengingat keadaan pasien demikian memerlukan penanganan khusus Pasien dengan "leganon dasar mulut mebberi ge!ala dan tanda klinik yang berat antara lain pasien tampak sangat kesakitan, susah bernapas apalagi dalam posisi terlentang, suhu tubuh meningkat, begitu pula nadi men!adi 'epat 3 Pasien tampuk pu'at karena sudah beberapa hari tidak masuk makanan Pembengkakan pada daerah leher dan dagu #arna merah, pembengkakan keras seperti papan dan tidak ada "luktuasi, pasien tidak dapat menutup mulut karena lidah terdesak keatas dan kebelakang, air liur mengalir dari sudut mulut karena hipersali.asi dan pasien sukar menelan Pera#atan terdiri dari pera#atan umum dan lokal, pera#atan ini terdiri dari peningkatan daya tahan tubuh dengan pemberian 'airan tinggi kalori dan protein melalui in"us, serta pemberian ruboransia Pasien harus istirahat total di ruang pera#atan dengan diperhatikan !alan napas agar tetap lan'ar, keseimbangan 'airan elektrolit dipertahankan Antibiotika diberikan dosis tinggi dan yang men'akup bakteri penyebab in"eksi termasuk bakteri aerob dan anaerob, sebelum dilakukan kultur bakteri dan pemeriksaan test sensti"itas Apabila pasien mendapat kesukaran bernapas perlu dilakukan trakheostomi dan pemberian oksigen )nsisi dan pembuatan drenase abses diker!akan sesudah ada "luktuasi 1iasanya dilakukan multipel drenase untuk memperlan'ar pengeluaran pus dan nengurangi ketegangan !aringan penusukan dengan arteri klem ditu!ukan kearah atas dan belakang lidah, di'ari kira&kira tempat berkumpulnya pus Pen'abutan gigi penyebab dilakukan setelah in"eksi reda dan pasien sudah dapat membuka mulut Abses Para"aringeal 7ongga para"aringeal meluas dari basis kranii sampai ke batas tulang hioid 0i bagian medial dibatasi oleh m konstriktor "aring, lateral oleh mandibula, otot pterigoideus medialis dan bagian retro mandibula kelen!ar parotis, didepan dibatasi oleh rongga pterigomandibula, dibelakang oleh "asia pre.ertebra dan kearah superior oleh bagian petrosus tulang temporal

dan keba#ah oleh perlekatan kapsul kelen!ar submandibula ke sarung otot stilomandibula dan bagian belakang otot digastrikus 7ongga ini dibagi dua oleh prosesus stiloideus men!adi bagian anterior dan posterior 3 0ua ruangan ini tidak terpisah sekali tapi nasih ada hubungan, namun in"eksi dapat mengenai hanya satu ruang sa!a 7uang depan berisi kelen!ar lim", arteri "aringeal asendens dan arteri "asialis dan !aringan penyambung !arang 7uang belakang diisi oleh 'aroted sheath dengan arteri 'arotis interna, .ena yugularis interna dan ner.us .agus !uga m gloso"aringeus, aksesori hipoglosal dan trunkus simpatikus ser.ikalis )n"eksi rongga para"aringeal sangat berbahaya dan sering menimbulkan kenatian 7ongga ini sering terin"eksi oleh penyebaran dari in"eksi tonsila palatina, mastoid sel, kelen!ar parotis dan dapat !uga oleh in"eksi dan gigi yang men!alar dari in"eksi rongga mastikasi (e'ara patologis in"eksi di rongga para"aringeal berupa pembentukan abses, namun ada kalanya tidak ter!adi abses karena in"eksi menyebar dengan 'epat seperti halnya pasien Angina Audo.i'i 3 $ambaran klinis tampak sebagai akibat penyebaran in"eksi dan molar tiga atas, disertai dengan kenaikan suhu dengan 'epat, pasien menggigil bila ter!adi septikemi 4initus !elas sekali karena iritasi otot ptenigoideus medialis serta !uga rasa sakit yang hebat karena tekanan tinggi akibat akumulasi pus antara otot pterigoideus medialis dan konstriktor "aringeus (akit menelan hebat, sesak napas tapi tidak menon!ol seperti pada Angina Audo.i'i 1ila in"eksi mengenai ruang bagian depan, maka tampak pembengkakan ekstra oral disebelah depan otot sternokleidonastoideus 3 Pembengkakan inii mulai tampak pada angulus mandibula, pembengkakan dapat menyebar ke atas ke kelen!ar parotis 0i daiam rongga mulut tampak penon!olan ke medial dan dinding "aring dan mendorong tonsila palatina ketengah )n"eksi di bagian ini mnenimbulkan sakit dan trismus hebat tetapi biasanya tidak menun!ukkan septikemi )n"eksi yang menyerang ruang bagian belakang para"aringeal, gambaran klinis yang terutama ialah ge!ala septikemi, (edikit trismus dan rasa sakit pembengkakan ekstra oral tidak begitu besar seperti pada abses yang ter!adi di bagian depan 3 0i rongga mulut pembengkakan pada dinding "aring di belakang arkus palatogiosus /omplikasi abses ini sangat ga#at terutama bila telah menyangkut bagian belakang ruang para"aringeal, komplikasi ini menyangkut :
1 2 3 paralisis pernapasan akibat dari edema laring, trombosis .ena yugularis interna dan erosi arteri karotis interna

4indakan bedah untuk pembuatan drenase sangat diperlukan pada keadaan septikemi atau hemoraghi 4indakan bedah ini dapat se'ara ekstra oral atau intra oral )nsisi ekstra oral diperlukan pada #aktu menanggulangi hemoraghi )nsisi sepan!ang tepi depan otot sternomastoideus, meluas dari ba#ah kesudut mandibula ke sepertiga tengah kelen!ar submandibula )nsisi intra oral !angan dilakukan bila ada perdarahan hebat, tapi kalau tidak ada maka insisi dibuat di bagian lateral ra"e pterigomandibula dan memasukan hemostat sepan!ang ramus mandibula medial otot pterigoideus medialis dan lateral otot konstriktor

"aring ke belakang Pada keadaan tertentu diperlukan tindakan trakheostomi untuk men!aga kelan'aran !alan napas

Anda mungkin juga menyukai