dengan lanjutnnya usia. Presbiakusis adalah penurunan pendengaran normal berkenaan dengan proses penuaan. Presbiakusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat prose degenerasi organ pendengaran, simetris (terjadi pada kedua sisi telinga) yang terjadi secara progresif lambat, dapat dimulai pada frekuensi rendah atau tinggi serta tidak ada kelainan yang mendasari selain proses menua secara umum. Presbikusis adalah tuli sensorineural yang biasanya simetris dan pada pasien yang berusia diatas 60 tahun. Orang-orang diatas 60 tahun normal mengalami penurunan pendengaran. Presbikusis dapat mulai pada frekuansi 100 Hz atau lebih dan meningkat secara perlahan-lahan sampai dengan frekuensi diatas 2000 Hz. Seperti organ-organ yang lain, telinga pun mengalami kemunduran pada usia lanjut. Kemunduran ini dirasakan sebagai kurangnya pendengaran, dari derajat yang ringan sampai dengan yang berat. Bila kekurangan pendengaran ini berat, akan menimbulkan banyak masalah bagi penderita dengan orang-orang sekitarnya. Misalnya salah faham dalam komunikasi. Penderita sering membantah karena mengira orang lain marah-marah kepadanya, tak perduli kepadanya, atau malah mentertawakannya, mengejeknya atau lain-lain lagi. Dalam perjalanan mencapai usia lanjut, alat pendengaran dapat mengalami berbagai gangguan. Gangguan ini dibagi dalam dua bagian besar; yaitu gangguan di bagian konduksi yang biasanya dapat diobati dengan hasil memuaskan, dan pada bagian persepsi yang biasanya sulit diobati. Berkurangnya fungsi sistem pendengaran kita pada usia senja, adalah sebagian dari proses penuaan yang juga terjadi pada sistem-sistem lain di tubuh kita. Proses berkurangnya fungsi oleh karena penuaan ini disebut juga proses degenerasi. Proses degenerasi yang terjadi pada sistem pendengaran kita sehingga mengakibatkan fungsinya berkurang sampai hilang disebut presbikusis. Mulainya proses degenerasi tidak sama untuk setiap orang, tapi tergantung pada faktor keturunan dan lingkungan tempat tinggalnya. Sedangkan kelainan yang terjadi tidak hanya pada koklea, tapi juga telinga tengah, saraf pendengaran, di nukleus koklea dan di pusat pendengaran di susunan saraf pusat. B. ETIOLOGI Terjadi akibat proses degenerasi yang berhubungan dengan faktor-faktor herediter, kebisingan lingkungan hidup dan kerja, penyakit sistemik, hipertensi, diabetes mellitus, anemia, arteriosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup atau bersifat multifaktor. Biasanya terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Progresivitasnya dipengaruhi usia dan jenis kelamin. 1. Internal Degenerasi primer aferen dan eferen dari koklea, degenerasi primer organ corti penurunan vascularisasi dari reseptor neuro sensorik mungkin juga mengalami gangguan. Sehingga baik jalur auditorik dan lobus temporalis otak sering terganggu akibat lanjutnya usia. 2. Eksternal Terpapar bising ynag berlebihan, penggunaan obat ototoksik dan reaksi pasca radang. Schucknecht menerangkan penyebab kurang pendengaran pada presbikusis antara lain : a. Degenerasi primer aferen dan eferen dari koklea, degenerasi ini dimulai dengan terjadinya atrofi dibagian epitel dan saraf pada organ corti. Lambat laun secara progresif terjadi degenerasi sel ganglion spiral pada daerah basal hingga kedaerah apeks yang pada akhirnya terjadi degenerasi sel-sel pada jaras saraf pusat dengan manifestasi gangguan pemahaman bicara karena penurunan vascularisasi dari reseptor neuro sensorik yang mengalami gangguan. Sehingga baik jalur auditorik dan lobus temporalis otak sering terganggu akibat lanjutnya usia. b. Penelitian tentang penyebab presbiakusis sebagian besar menitik beratkan pada abnormalitas genetik yang mendasarinya (Dilaporkan bahwa salah satu strain yang berperan terhadap terjadinya
prebikusis , yaitu C57BL/6J sebagai penyandi saraf ganglion spiral dan sel stria vaskularis pada koklea), dan salah satu penemuan yang paling terkenal sebagai penyebab potensial presbikusis adalah mutasi genetik pada DNA mitokondrial. Penyebab gangguan pendengaran pada presbikusis umumnya merupakan kombinasi dari beberapa hal sebagai berikut : Degenerasi elastisitas gendang telinga Degenerasi sel rambut di koklea. Degenerasi fleksibilitas dari membran basilar Berkurangnya neuron pada jalur pendengaran Perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak Degenerasi jangka pendek dan auditory memory Menurunnya kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak (central auditory cortex ) degenerasi otot-otot pada telinga tengah dan arthritis tulang-tulang di telinga tengah.
Cepat lambatnya proses degenerasi ini dipengaruhi juga oleh tempat dimana seseorang tinggal selama hidupnya. Orang kota lebih cepat datangnya presbikusis ini dibandingkan dengan orang desa. Lalu ada korelasi antara banyaknya makan makanan yang mengandung lemak dengan presbikusis. Seseorang yang banyak memakan makanan yang banyak mengandung lemak lebih besar kemungkinan untuk lebih cepat menderita presbikusis. (2) Diduga kejadian presbikusis usia mempunyai hubungan dengan faktor-faktor herediter, metabolisme, arterosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup atau bersifat multifaktor. Menurunnya fungsi pendengaran secara berangsur merupakan efek kumulatif dari pengaruh faktor-faktor diatas. Faktor resiko yang dapat memperberat penurunan pendengaran pada presbikusis antara lain : a) b) c) d) e) f) C. Usia dan jenis kelamin Hipertensi Diabetes Melitus Merokok Hiperkolesterol Riwayat Bising EPIDEMIOLOGI
Secara global prevalensi presbikusis bervariasi, diperkirakan terjadi pada 30-45% orang dengan usia di atas 65 tahun. Menurut WHO pada tahun 2005 akan terdapat 1.2 milyar orang akan berusia lebih dari 60 tahun, dari jumlah tersebut 60 % diantaranya tinggal di negara berkembang. Menurut perkiraan WHO pada tahun 2020 populasi dunia berusia diatas 80 tahun juga akan meningkat sampai 200 %. Pada Survei Kesehatan Indera Pennglihatan Pendengaran tahun 1994 -1996 di 7 Propinsi (Sumatra Barat, Sumatra Selatan , Jawa Tengah, NTB, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara) dengan 19,375 responden didapatkan prevalensi presbikusis sebesar 2.6 % atau sekitar 6.7 % dari seluruh pasien THT yang didiagnosa dengan Presbikusis Di Indonesia jumlah penduduk berusia lebih dari 60 tahun pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 19.9 juta atau 8.48 % dari jumlah populasi. Pada tahun 2025 jumlah tsb akan meningkat menjadi 4 kali lipat dari jumlah tahun 1990, dan merupakan jumlah tertinggi di dunia. Juga terjadi peningkatan usia harapan hidup dari usia 59.8 tahun ( 1990 ) menjadi 71.7 % pada tahun 2020. Di Amerika Serikat tidak ada data insidens presbikusis yang akurat. Kira-kira 25-30% pada Usia 65-74 tahun terlihat adanya gangguan pendengaran. Pada usia lebih dari 75 tahun, insidens meningkat sampai 40-50 %. Umur. Sesuai dengan definisi, prevalensi presbikusis meningkat sejalan dengan peningkatan usia.
Jenis kelamin. tidak ada perbedaan prevalensi terjadinya presbikusis terhadap jenis kelamin yang ditemukan. Ras. tidak diketahui adanya pengaruh perbedaan ras terhadap prevalensi terjadinya presbikusis. D. KLASIFIKASI 1. Presbiakusis Sensori Patologinya berdasarkan erat dengan hilangnya sel rambut di membrana basalis koklea dan karena itu khas berupa hilangnya pendengaran nada tinggi. 2. Presbiakusis Neural Patologinya berupa hilangnya sel neuronal di ganglion spiralis. Letak dan jumlah kehilangan sel neuronal akan menentukan apakah gangguan pendengaran yang timbul berupa gangguan atas frekuensi pembicaraan atau pengertian kata-kata. 3. Presbiakusi Strial Patologi yang terjadi adalah abnormalitas vaskularis strial berupa atropi daerah apikal dan tengah dari koklea.Presbiakisis jenis ini biasanya terjadi pada usia lebih muda dibanding jenis lain. 4. Presbiakusis Koondusif Koklea Pada Presbiakusis jenis ini diduga diakibatkan oleh terjadinya perubahan mekanikal pada membrana basalis koklea sebagai akibat proses menua. Secara audiogram ditandai dengan penurunan progresif dari sensitifitas di seluruh daerah tes.