Anda di halaman 1dari 26

SISTEM EKONOMI INDONESIA KARAKTERISTIK , KETENAGAKERJAAN, DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

DISUSUN OLEH NAMA : HALIDAH SUKMA NIM : 1102015261 PRODI : ADM NEGARA

Ketenagakerjaan 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi dalam bab ini, Anda diharapkan mampu memahami kondisiketenagakerjaan Indonesia berikut dampaknya terhadap aktivitas dan pembangunan eko-n o m i . Setiap tahun, dunia pendidikanIndonesia (SD, SMP, SMA, perguru-an tinggi) mengeluarkan ribuan lu-lusan. Tidak sedikit dari para lulusanitu mencoba melamar kerja. Akantetapi, tentu saja, tidak semua pela-mar dapat diterima di dunia kerja.Besarnya hasrat orang untuk mendapatkanpekerjaan menjadikan jumlah angkatan kerja bertambah.Padahal, lapangan kerja yang terse-dia terbatas sehingga sering terjadiketidakseimbangan antara angkatankerja dan lapangan kerja. Denganmengikuti uraian bab ini, Anda akanmengetahui dunia ketenagakerjaankita yang sarat dengan masalah danmemerlukan pemecahan.

Ketenagakerjaan 3 A.Kesempatan Kerja 1.Pengertian Kesempatan Kerja Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat penting. Manusia be-kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Agar seseorang dapat bekerja dibu-tuhkan kesempatan kerja.Manusiaharusbekerjauntukmempertahankan hidupnya.Didalamproduksi,tenaga manusia merupakan faktor produksi yang penting dan menentukan. De-ngan bekerja, orang akan memperoleh uang atau imbalan jasa untuk membiayaikebutuhan hidupnya. Untuk itu, semua anggota masyarakat yang sudah dewasaharus memperoleh kesempatan kerja dan dapat memilih pekerjaan tertentu se-suai dengan bakat dan keahliannya.Kesempatan kerja ( demand for labour ) ialah jumlah lapangan pekerjaan yangtersedia untuk angkatan kerja. Di Indonesia masalah, kesempatan kerja ini dijamindi dalam UUD 194 -tiap warga negaraberhak atas pekerjaan -rintah bertanggung jawab atas penciptaan kesempatan kerja serta perlindunganterhadaptenagakerja.Halinidimaksudkanagarmelaluipekerjaannyasetiap warganegara dapat hidup layak. 2. A ngk at a n Ke r j a

Tenaga kerja ialah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan gunamenghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendirimaupun untuk masyarakat (UU No. 13/2003 tentang

Ketenagakerjaan). Ada-pun angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang secaraaktif melakukan kegiatan ekonomis (Biro Pusat Statistik, 1983). Angkatan kerjaterdiri atas penduduk yang berciri sebagai berikut:a . b e k e r j a ; b.mempunyai pekerjaan tetap, tetapi sementara tidak bekerja;c.tidak memiliki pekerjaan sama sekali, tetapi mencari pekerjaan secara aktif.Mereka yang berumur 15 tahun atau tidak bekerja atau tidak mencari pekerjaankarena bersekolah, mengurus rumah tangga, pensiun, atau secara fisik dan men-tal tidak memungkinkan untuk bekerja tidak dimasukkan adalam angkatan kerja(Ida Bagus Mantra, 2003: 225). Selanjutnya, perhatikan bagan berikut. A.Tenaga kerja ( man power ) (15 tahun)1 . A n g k a t a n labour force )a . P e k e r j a work force ( k er j a (

4 Ekonomi SMA/MA Kelas XI Adapun bagan pemilihan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerjaadalah sebagai berikut. B.Karakteristik Penduduk Indonesia Sebagaimana telah kita diketahui, Indonesia memiliki penduduk dalam jumlah besar yang persebarannya tidak merata dan laju pertumbuhannya relatiftinggi. Dilihat dari perspektif sosial sebagian besar penduduk tinggal di daerahp e d e s a a n t e r u t a m a d i P u l a u J a w a . K e t i d a k - m e r a t a a n j u m l a h p e n d u d u k antardaerah menimbulkan masalah bagi kota yang didatangi atau menyangkutpenyediaan lapangan kerja; pemukiman; kriminalitas; dan masalahmasalahsosial yang lain.Sekitar 60% penduduk Indonesia bermukim di Pulau Jawa yang luasnyahanya 7% dari luas wilayah seluruh Indonesia. Oleh karena itu, Pulau Jawamemiliki kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia.Dalam perspektif jenis kelamin, proporsi penduduk perempuan lebih besardaripada penduduk laki-laki. Namun selisihnya sangat tipis. Sepanjang kurun kecenderungan penduduk laki-laki bertambah lebihcepat daripada pasangannya. Dilihat dari perspektif usia, jumlah penduduk berumur 10 tahun ke atas (batas usia kerja di Indonesia) tiga kali lebih besard a r i p a d a j u m l a h p e n d u d u k b e r u m u r k u r a n g d a r i 1 0 t a h u n . P e m e r i n t a h menargetkan laju pertumbuhan ini turun menjadi 1,7% per tahun pada akhirRepelita VI dan pada akhir PJP II dapat ditekankan lagi menjadi hanya 0,9%.Dengan skenario laju pertumbuhan semacam ini, maka pada tahun 2020 kelak diperkirakan penduduk kita berjumlah

sekitar 260 juta jiwa.Dilihat dengan perspektif regional, provinsi berpenduduk terpadat adalahDaerah Khusus Ibukota Jakarta. Luas DKI Jakarta hanya 0,03% dari seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 4,60% dari penduduk Indonesia. Akan tetapi, Jakarta bukanlah provinsi yang tertinggi laju pertum-buhannya. Predikat terakhir ini dipegang oleh Kalimantan Timur yang dalam -rata 4,42%

pertahun. Jumlah penduduknya sendiri hanya sekitar 1% proporsi nasional, dengankepadatan 9 orang per kilo meter persegi.

Ketenagakerjaan 5 Wilayah dengan penduduk terjarang adalah Provinsi Irian Jaya. Setiapkilometer persegi wilayahnya hanya dihuni oleh 4 orang, padahal luasnya lebihdari seperlima wilayah negara. Daerah Istimewa Jogjakarta merupakan provinsidengan laju pertumbuhan penduduk terendah, rata-rata hanya 0,57% per tahun urutankedua tertinggi sesudah DKI Jakarta, sekitar 10 kali kepadatan penduduk Indonesia.Sampai dengan akhir Repelita VI komposisi penduduk Indonesia menurut jenis

kelamin diperkirakan tidak akan berubah dimana penduduk perempuanmasih tetap lebih banyak daripada laki-laki. Angka rata-rata harapan hidupmeningkat dari 62,7 tahun pada akhir Pelita V yang lalu menjadi 64,6 tahunpada akhir Repelita VI yang akan datang. 1.Kualitas Penduduk Taraf pendidikan penduduk Indonesia pada umumnya masih rendah. Sampai dengan tahun 1991, lebih dari tiga perempat penduduk yang berusia10 tahun ke atas tidak mengenyam pendidikan sekolah menengah tingkatpertama, terutama mereka yang tinggal di pedesaan. Bahkan sekitar 12% daripenduduk berusia 10 tahun ke atas itu tidak sekolah sama sekali. Dalamperspektif spasial, penduduk berusia 10 tahun ke a tas yang tidak sampaimengenyam bangku SMTP jauh lebih banyak di daerah pedesaan daripada didaerahperkotaan. 2.Angkatan Kerja Indonesia Sekitar tiga perempat penduduk Indonesia termasuk di dalam batas usiakerja. Dengan kata lain seperempat penduduk tidak tergolong sebagai tenagakerja karena belum berumur 10 tahun. Pada tahun 1993, jumlah tenaga kerjatercatat sebanyak 143,8 juta orang, namun tidak semua dari jumlah ini yangtergolong sebagai angkatan kerja. Proporsi tenaga kerja yang tergolong sebagaiangkatan kerja hanyalah

lebih tinggi daripada pertumbuhan jumlah penduduk secara keseluruhan. Halitu disebabkan karena struktur penduduk kita menurut komposisi umur, masihdidominasi penduduk berusia muda. .Hubungan Jumlah Penduduk, Angkatan Kerja, dan Pengangguran 1. A ngk at a n Ke r j a

Seperti sudah disinggung di atas, angkatan kerja (labour force) merupakansebagian dari jumlah penduduk yang seminggu sebelum sensus sudah bekerja,baik sedang bekerja atau sementara sedang tidak bekerja dengan berbagai alasanseperti sedang menunggu panen atau cuti. Tidak semua angkatan kerja akanmendapat kesempatan kerja, karena lapangan kerja yang tersedia belum tentudapat menyerapnya. 2.Pengangguran Adakah orang-orang di sekitar Anda yang tidak bekerja? Apakah merekamasih terlalu muda atau sudah tua? Angkatan kerja yang tidak terserap dalamkesempatan kerja sehingga belum kerja atau sudah bekerja tetapi karena sesuatuhal tidak bekerja secara optimal disebut pengangguran (unemployment) . 3.Kesempatan Kerja Kesempatan kerja (demand for labour) a d a l a h s u a t u k e a d a a n y a n g menggambarkan ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja) untuk diisi oleh parapencari kerja.Kondisi perekonomian yang terjadi akhir-akhir ini menambah banyaknya jumlah pengangguran karena adanya PHK dari perusahaan yang gulung tikaratau merug

Ketenagakerjaan 7 D.Macam-macam Penggangguran dan Penyebabnya 1.Macam-macam Pengangguran Pengangguran tidak hanya menjadi masalah bagi pribadi yang bersangkutant e t a p i j u g a b a g i n e g a r a n y a . M a c a m - m a c a m p e n g a n g g u r a n d i t i n j a u d a r i penyebabnya, antara lain, sebagai berikut. a.Pengangguran Konjungtur Pada waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran, perusahaan harusmengurangi kegiatan produksi, baik dengan mengurangi produksi maupund e n g a n m e n g u r a n g i s e b a g i a n t e n a g a

k e r j a . K e m u n d u r a n e k o n o m i a k a n menaikkan tingkat pengangguran dalam masyarakat. Pengangguran yang disebabkan oleh adanya siklus konjungtur (perubahan kegiatan perekonomian)disebut dengan pengangguran konjungtur. b.Pengangguran Teknologi Bagaimanakah perusahaan mengerjakan pembukuan keuangan yang terjadisebelum ada komputer? Perusahaan membutuhkan banyak pekerja yang pahamakuntansi untuk mengerjakan pembukuannya. Namun setelah ada komputer yang dilengkapi dengan sistem akuntansi, maka kehadiran pekerja-pekerja terse-but tidak dibutuhkan lagi. Perusahaan hanya membutuhkan pekerja yang meng-hasilkan sistem dalam komputer.Pengangguran yang disebabkan oleh penggunaan mesin-mesin yang mo-dern dan serba otomatis, sehingga tenaga kerja manusia dikurangi, bahkan ditia-dakan disebut pengangguran teknologi. c.Pengangguran Musiman Pengangguran musiman merupakan pengangguran yang disebabkan olehpengaruh musim. Pada saat musim tanam dan panen, banyak petani yangturun ke sawah dan ladang untuk melakukan aktivitas mereka. Namun, di saatselang waktu antara kedua musim tersebut petani tidak banyak melakukanaktivitas. Mereka hanya menggembalakan ternak atau sekadar istirahat di rumah.Pada saat ini, petani merupakan pengangguran musiman. d.Pengangguran Struktural Pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan pengangguran struktural, yaitumenurunnya permintaan dan teknik produksi yang semakin canggih. 1)Permintaan Menurun Salah satu contoh pengangguran struktural yang disebabkan oleh berkurang-nya permintaan ialah pengangguran yang terjadi di kalangan tukang jahit dantukang sepatu tradisional. Hal ini disebabkan oleh adanya perkembangan industry

garmen atau konveksi dan industri sepatu modern. Para konsumen lebih sukamembeli baju dan sepatu siap pakai. 2)Makin Canggihnya Teknik Produksi

s a m a menaikkan produksi sekaligus mengurangi tenaga kerja. Mesin berat dapatdigunakan

untuk mendorong dan meratakan tanah atau menggali parit untuk membersihkan kawasan. Penggunaan mesin-mesin ini akan mengurangi tenagamanusia yang diperlukan dalam kegiatan membangun jalan raya. e . P e n g a n g g u r a n

Normal Pengangguran yang disebabkan memang belum mendapat pekerjaan karena pendidikan dan keterampilan yang tidak memadai.Dari uraian di atas dapat kita simpulkan beberapa hal yang menye-babkanpengangguran sebagai berikut.1)Penduduk yang relatif banyak, sedangkan lapangan kerja atau lapanganusaha belum dapat menampung.2)Pendidikan dan keterampilan yang rendah dan tidak siap kerja.3 ) T e k n o l o g i y a n g s e m a k i n m o d e r n . 4 ) P e n g u s a h a y a n g s e l a l u m e n g e j a r k e u n t u n g a n d e n g a n c a r a m e l a k u k a n penghematanpenghematan.5)Ketidakstabilan perekonomian, politik, dan keamanan suatu negara. f.Pengangguran Terselubung (Diseguiseed Unemployment) Seorang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program TeknologiPertanian, karena sesuatu hal terpaksa bekerja sebagai pelayan toko, yangsebenarnya tidak sesuai dengan bakat dan keterampilannya. Lulusan inimerupakan pengangguran terselubung. Pengangguran terselubung merupakantenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena sesuatu alasan tertentu,misalnya karena tidak memperoleh suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakatdan kemampuannya. g.Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Ada yang sudah berusaha secara maksimal tapi belummemperoleh pekerjaan, tetapi ada juga yang tidak berusaha mencari pekerjaankarena malas.

Angkatan tidak produktif Angkatan produktif Angkatan belum produktif thPekerjaan jasmaniPekerjaan rohaniPekerjaan terdidik Pekerjaan terlatihPekerjaan tidak terdidik dantidak terlatihPekerjaan langsungPekerjaan tidak langsungBekerja pada orang lainWirausahaPekerjaan keluargaPengangguran konjungturPengangguran teknologiPengangguran musimanPengangguran strukturalPengangguran normal AngkatanKerjaPekerjaanPengangguranSifat PekerjaKeahlianPekerjaanKaitan denganProduksiKedudukanPekerjaanPengangguranTerselubungPengangguranTe r b u k a

Karakteristik Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Karakteristik penduduk menurut umur dapat ditabulasi silang dengan jenis kelamin atau dapat juga ditabulasi silang dengan karakteristik sosial misalnya penduduk menurut umur dan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk menurut umur dengan tempat tinggal, penduduk menurut umur dengan status pekerjaan dll. Di bawah ini adalah Tabel jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil SP 2000 yang dikelompokkan menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dan menurut kelompok umur 5 tahunan. Tabel 1. Jumlah Penduduk Indonesia menurut Umur dan Jenis Kelamin, (x 1000)

Kel. Umur Laki-laki Perempuan & Perempuan Rasio Jenis Kelamin 0-4 10188,7 9832,7 20021,4 104 5-9 Data Statistik Indonesia http://www.datastatistik-indonesia.com/portal _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 24 November, 2013, 10:08 11157,3 10788,9 21946,2 103 10-14 10824,1 10413,9

21238,0 104 Data Statistik Indonesia http://www.datastatistik-indonesia.com/portal _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 24 November, 2013, 10:08 15-19 10652,3 10611,7 21264,0 100 20-24 9759,0 10333,2 20092,2 Data Statistik Indonesia http://www.datastatistik-indonesia.com/portal _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 24 November, 2013, 10:08 94 25-29 9135,4 9596,1 18731,5 95 30-34 8455,4 8507,0 Data Statistik Indonesia http://www.datastatistik-indonesia.com/portal _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 24 November, 2013, 10:08 16962,4 99 35-39 7537,0 7454,4

14991,4 101 40-44 6495,3 Data Statistik Indonesia http://www.datastatistik-indonesia.com/portal _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 24 November, 2013, 10:08 6143,6 12638,9 106 45-49 5170,3 4689,9 9860,2

KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA Posted on 30 Juni 2008 by Abdul Majid

Data dan informasi ketenaga-kerjaan sangat penting bagi penyusunan kebijakan, stategi dan program ketenagakerjaan dalam rangka pembangunan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan saat ini dan masa datang. Kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan yang baik dan benar sangat ditentukan oleh kondisi data dan informasi ketenagakerjaan yang baik pula. Apabila telah tersusun kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan maka kemungkinan besar masalah ketenagakerjaan akan dapat dipecahkan secara benar pula. Untuk dapat menyediakan data dan informasi ketenagakerjaan yang akurat dan benar tersebut sangat ditentukan oleh dukungan sistem informasi ketenagakerjaan yang baik dan handal. Sistem informasi ketenagakerjaan yang dimaksud disini menyangkut arus data dan informasi dari sumber data ke tempat pengolahan dan seterusnya ke pengguna data dan informasi ketenagakerjaan khususnya para pengambil dan penyusun kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan. Dalam era otonomi saat ini, masalah arus data dan informasi ketenagakerjaan ini mengalami kemunduran. Sumber data ketenagakerjaan seperti instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan yang berada di daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota tidak pernah lagi mau mengirim data dan informasi ke pusat .Kondisi ini telah mempengaruhi keberadaan data dan informasi ketenagakerjaan, yang pada akhirnya data dan informasi ketenagakerjaan yang dipergunakan saat ini masih bertumpu pada data dan informasi ketenagakerjaan yang bersifat makro. Data dan informasi ketenagakerjaan makro tersebut, sampai saat ini belum mampu untuk menjawab berbagai tantangan dan masalah ketenaga-kerjaan yang dihadapi. Hal-hal yang bersifat mikro seperti data dan informasi pelatihan, hubungan industrial (perselisihan dan pemogokan kerja) dan penempatan tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri serta keselamatan, kecelakaan dan kesehatan kerja, usaha-usaha untuk peningkatan produktivitas kerja dan pengupahan masih belum tersedia dengan baik dan benar. Memperhatikan permasalahan diatas, maka sudah seharusnya dibangun suatu sistem informasi ketenagakerjaan era baru, dengan tujuan agar data dan informasi ketenagakerjaan yang bersifat mikro tersebut dapat tersedia dengan baik dan benar. Pembangunan sistem informasi ketenagakerjaan seperti itu tidaklah mudah untuk diwujudkan, karena menghadapi berbagai tantangan. Akan tetapi ada pepatah mengatakan : ?Masih ada jalan ke Roma?, yang berarti kalau diusahakan dan dipikirkan secara terus menerus maka sistem informasi ketenagakerjaan era baru dapat terbangun yang akhirnya data dan informasi ketenagakerjaan yang akurat dan kontiniu baik yang bersifat makro maupun mikro dapat disediakan dengan baik dan benar.

Komponen Sistim Informasi Ketenagakerjaan Sistim informasi ketenagakerjaan merupakan kesatuan komponen yang terdiri atas kelembagaan, sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, subtansi data dan informasi yang terkait satu sama lain dalam satu mekanisme kerja (pengumpulan pendatabasean, pengolahan, analisis, penyajian dan penyebarluasan data dan informasi ketenagakerjaan). Pembangunan sistim informasi ketenagakerjaan tidaklah dapat dilakukan secara instant, tetapi perlu dibangun secara bertahap dan selanjutnya diujicobakan serta disosialisasikan untuk disepakati oleh sumber data, pengelola dan pengguna. Hal ini perlu ditegaskan karena dari pengalaman menunjukkan bahwa pembangunan lebih mudah dari implementasi dan pemeliharaan. Oleh sebab itu pembangunan sistim informasi

ketenagakerjaan perlu direncanakan secara matang, agar dapat terlaksana dan diimplementasikan secara kontiniu oleh pengelola dan lembaga yang terkait dengan sistim informasi ketenaga-kerjaan tersebut. Pembangunan sistim informasi ketenagakerjaan menyangkut pembangunan berbagai komponen yang telah disebutkan diatas. Komponen tersebut menyangkut; Sumber Daya Manusia . Pengelola dan Penyaji Data dan Informasi Ketenagakerjaan baik di tempat sumber data dan pengguna harus mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan keahlian mengelola dan menyajikan informasi ketenagakerjaan. Pengelola dan penyaji harus mengetahui data dan informasi ketenagakerjaan baik jenis dan karakteristiknya, karena sangat berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan para pengguna data dan informasi ketenagakerjaan. Selain pengetahuan akan data dan informasi ketenagakerjaan, seharusnya pengelola dan penyaji data dan informasi ketenagakerjaan mengetahui, memahami dan dapat mengaplikasikan teknologi informasi untuk memproses data dan informasi ketenagakerjaan tersebut. Pengelola dan penyaji harus kreatif dan inovatif dalam rangka mengumpulkan, mendatabasekan mengolah dan menyajikan serta menyebarluaskan data dan informasi ketenagakerjaan. Apabila pengelola dan penyaji data dan informasi ketenagakerjaan tersebut tidak mempunyai pengetahuan, keahlian dan ketrampilan mustahil data dan informasi ketenagakerjaan tersebut dapat tersedia secara akurat dan berkesinambungan.

Dengan demikian sumber daya manusia yang mengelola dan menyajikan data dan informasi ketenagakerjaan merupakan prioritas yang harus dipersiapkan dalam sistim informasi ketenaga-kerjaan, dengan kata lain tanpa adanya sumber daya manusia yang profesional, maka sistim informasi ketenagakerjaan tersebut tidak akan dapat berjalan dengan baik. Pemerintah, Pengusaha dan Buruh Sepakat Bahas Ulang Draf Revisi UU Naker Pemerintah, asosiasi pengusaha dan serikat buruh sepakat untuk duduk bersama membahas ulang draft revisi UU no.13 tahun 2003 tentang ketenaga-kerjaan melalui forumtripartit. Jika revisi perlu dilakukan, maka draft revisi hasil pembicaraan forum tripartit ini yang akan diajukan ke DPR. Sedangkan draf revisi yang ada saat ini, hanya akan dijadikan bahan acuan saja. Draf revisi saat ini hanya menjadi acuan saja, tergantung pada forum tripartit nanti, biar dibicarakan di sana. Yang akan diberikan pemerintah kepada parlemen nanti adalah draf yang mendapat referensi dari tripartit

Sementara itu, meskipun mengaku menghargai sikap pemerintah yang mau duduk bersama membahas persoalan itu, namun Ketua umum Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, menyatakan para buruh tetap waspada menunggu hasil yang akan disepakati dalam forum tripartit itu. jika pemerintah tidak akomodatif terhadap aspirasi para buruh maka tidak tertutup kemungkinan aksi demo akan kembali digelar oleh para buruh. Dilain pihak Menteri Tenaga Kerja Erman Suparno menuturkan tidak ada batas waktu yang ditetapkan untuk membahas rencana revisi UU ketenaga kerjaan itu.

Disamping menggelar forum tripartit, pemerintah akan mengevaluasi pelaksanaan UU No. 13/2003 selama ini, yang akan dilakukan oleh sebuah perguruan tinggi terpercaya. Presiden SBY besok (8/4) sore dijadwalkan akan memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai masalah perekonomian Indonesia secara umum,dan khususnya mengenaiketenagakerjaan.

KETENAGAKERJAAN Angkatan Kerja sampai dengan Tahun 2001 di Kalimantan Tengah adalah 808.718 orang, sedangkan kesempatan kerja berjumlah 774.731, atau mengalami pengangguran terbuka sebesar 4,3%. Program Dinas Tenaga Kerja Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2001 sebagai berikut : 1. Program Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.

Tujuan program ini adalah mengatasi pengangguran dengan sasaran penciptaan dan memperluas kesempatan kerja dalam berbagai bidang usaha dan menciptakan tenaga kerja mandiri serta tersedianya sistem informasi dan perencanaan tenaga kerja. 2. Program Peningkatan Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja Program ini bertujuan untuk menjembatani para pencari kerja dengan lapangan kerja, meningkatkan keterampilan tenaga kerja sehingga mampu memanfaatkan peluang yang ada dan bersaing dengan tenaga kerja dari luar Daerah Kalimantan Tengah (regional maupun manca negara). Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya tenaga kerja yang berkualitas, produktif dan berdaya saing tinggi. 3. Program Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja

Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas tenaga kerja baik produktivitass sektoral (tingkat perusahaan atau lembaga) maupun produktivitas regional. Sasaran program ini adalah peningkatan produktivitas tenaga kerja.. 4. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenaga Kerjaan. Tujuan program ini adalah mewujudkan rasa ketenangan bekerja dan berusaha sehingga tercipta hubungan yang serasi antara pekerja dan pengusaha yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya, sedangkan sasarannya adalah meningkatkan peran kelembagaan tenaga kerja di perusahaan, perbaikan kondisi kerja serta jaminan kesehatan dan keselamatan kerja. Rencana Anggaran Pembiayaan (APBN) Sektor Tenaga Kerja

Kondisi Awal 1. Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja. a. Penduduk. Penduduk Kalimantan Tengah sampai dengan tahun 2000 berjumlah 1.823.715 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 2,8 % per tahun. b. Angkatan Kerja. Dari jumlah penduduk tersebut diatas terdapat angkatan kerja usia diatas 15 tahun sebanyak 808.718 orang. c. Kesempatan Kerja. Kesempatan kerja sampai dengan tahun 2000 di Kalimantan Tengah berjumlah 774.731 orang. d. Penganggur. Jumlah penganggur di Kalimantan Tengah sampai dengan tahun 2000 sebanyak 33.987 orang dengan tingkat pengangguran sebesar 4.2 % per tahun. 2. Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja Tingkat keterampilan tenaga kerja masih relatif rendah dan sebagian dari tenaga kerja yang tersedia belum sesuai dengan lowongan kerja yang ada. Hal ini dapat dilihat dari 774.731 orang yang bekerja di Kalimantan Tengah sebagian besar berpendidikan sampai dengan SD atau 465.922 orang (60.1 %). Oleh sebab itu di perlukan pelatihan keterampilan tenaga kerja untuk menambah kemampuannya dalam mengisi lowongan kerja dan mampu bersaing dengan tenaga kerja yang datang dari luar Kalimantan Tengah atau mampu bersaing dalam mengisi tambahan tenaga kerja pada era pasar bebas. 3. Produktivitas Tenaga Kerja. Khususnya kepada tenaga kerja yang sudah bekerja perlu dilatih dan diukur produktivitasnya agar dapat dikembangkan kemampuannya dalam meningkatkan pendapatannya sediri, orang

lembaga/perusahaan tempatnya bekerja dan pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas daerah/regional. 4. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenaga Kerjaan. Perusahaan di Kalimantan Tengah baik besar, sedang, menengah dan kecil sampai dengan tahun 2000 berjumlah 1.087 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 63.156 orang, laki-laki 44.856 orang dan perempuan 13.300 orang. Untuk menjamin ketenangan bekerja dan ketenangan berusaha, di perlukan pengaturan hak dan kewajiban masing-masing fihak melalui syarat kerja dan pelaksanaan norma-norma kerja di perusahaan serta hak-hak berserikat. Realisasi Kegiatan Pembangunan Tahun 2001 1. Program Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Proyek Perluasan Lapangan Kerja & Pengurangan Pengangguran (PLKKP) 2001, Jumlah anggaran Rp.925.551.000.-. Realisasi keuangan 100 % dan realisasi fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut : a. Analisa Jabatan 15 jabatan. b. Penyuluhan Bimbingan Jabatan 500 orang. c. Pembuatan buku Informasi Pasar Kerja (IPK) 500 Buku. d. Penempatan tanaga kerja sistim Antar Kerja Lokal (AKL) 1000 orang. e. Penempatan Tenaga Kerja Pemuda Profesional(TKPMP) 35 orang. f. Penempatan Tenaga Kerja Mandiri Terdidik (TKMT) 35 orang.

g. Teknologi Padat Karya 140 orang. 2. Program Peningkatan Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja. Proyek Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja (PKTK). Jumlah anggaran Rp

511.274.000.Realisasi keuangan 100 % realisasi fisik 100 %.

Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut : a. Pelatihan Institusional 18 Paket, Non Institusional 22 Paket b. Identifikasi kebutuhan pelatihan 1 Kegiatan. c. Identifikasi program pelatihan 1 Kegiatan. d. Pengembangan jejaring informasi 1 Kegiatan 3. Program Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja. Proyek Pengembangan Produktivitas ( PP ). Jumlah anggaran Rp. 126.290.000.-. Realisasi Keuangan 100 %, Realisasi Fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut : a. b. c. Pemasyarakatan dan pelayanan produktivitas 2 Kegiatan. Peningkatan tenaga ahli dan kader produktivitas 2 Kegiatan. Pembentukan dan pengembangan lembaga produktivitas 3 Kegiatan.

4. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenaga Kerjaan. Proyek Pengembangan Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut : Pembentukan Hubungan Industrial 75 Perusahaan. Penetapan dan sosialisasi UMR 65 Perusahaan. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial/PHK 60 Kasus. Penerapan norma kerja 1 Paket. Pembudayaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja 2 Paket. ( PHIPTK ).

Jumlah anggaran Rp. 431.348.000.- Realisasi keuangan 99,93 % dan Realisasi Fisik 100 %.

1.

ABT-DIPDA

Proyek

Pengembangan

Ketenagakerjaan

dan

Penanggulangan

Pengangguran (PPKPP) tahun 2001. Realisasi keuangan 95.23 % dan realisasi Fisik 100 %. Jenis Kegiatan : a. b. Survey Inventarisasi Lowongan Pekerjaan pada 250 Perusahaan. Inventarisasi lowongan pekerjaan pada Proyek-Proyek Pembangunan Pemerintah

sebanyak 20 Instansi. Langkah Pemecahan masalah 1. Penugasan/pengerahan Tenaga Kerja Mandiri Profesional (TKPMP) dan penugasan tenaga Kerja Muda Terdidik (TKMT). - Penerapan dan penyebarluasan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Teknologi Padat Karya (TPK). - Penempatan Tenaga Kerja melalui mekanisme Antar Kerja Lokal (AKL) ke perusahaanperusahaan. - Memperketat kedatangan Tenaga Kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), untuk memberi kesempatan kerja yang lebih luas kepada penganggur Kalimantan Tengah. 2. Mengefektifkan Bursa Kerja Propinsi, sebagai pelayanan dalam bentuk koordinasi penempatan tenaga kerja antar Kabupaten dan Kota di Kalimantan Tengah. Apabila di daerah tersebut tidak tersedia tenaga kerja sesuai dengan peryaratan lowongan. 3. Melaksanakan pembinaan terhadap peningkatan kwalitas pelatihan keterampilan tenaga kerja. Pemagangan

4. Melaksanakan Pelatihan Manajemen Produktivitas. 5. Peningkatan penyuluhan terhadap efektivitas syarat kerja dan pelaksanaan norma kerjadi perusahaan.

6. Menjajaki kemungkinan pembentukan forum komunikasi untuk dapat memonitor lowongan pekerjaan yang ada pada instansi Pemerintah di Kalimantan Tengah. a. Program 2002 Program Ketenagakerjaan di Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut :

1. Program Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Tujuan program ini adalah mengatasi pengangguran dengan sasaran penciptaan dan memperluas kesempatan kerja dalam berbagai bidang usaha dan menciptakan tenaga kerja mandiri serta tersedianya sistem informasi dan perencanaan tenaga kerja. 2. Program Peningkatan Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja Program ini bertujuan untuk menjembatani para pencari kerja dengan lapangan kerja, meningkatkan keterampilan tenaga kerja sehingga mampu memanfaatkan peluang yang ada dan bersaing dengan tenaga kerja dari luar Daerah Kalimantan Tengah (regional maupun manca negara). Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya tenaga kerja yang berkualitas, produktif dan berdaya saing tinggi. 3. Program Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas tenaga kerja baik produktivitas sektoral (tingkat perusahaan atau lembaga) maupun produktivitas regional. Sasaran program ini adalah peningkatan produktivitas tenaga kerja. 4. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan. Tujuan program ini adalah mewujudkan rasa ketenangan bekerja dan berusaha sehingga tercipta hubungan yang serasi antara pekerja dan pengusaha yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya, sedangkan sasarannya adalah meningkat-kan peran kelembagaan tenaga kerja di perusahaan, perbaikan kondisi kerja serta jaminan kesehatan dan keselamatan kerja. b. Pelaksanaan dan Hasil yang dicapai Tahun 2002

1. Program Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Proyek Perluasan Lapangan Kerja & Pengurangan Pengangguran (PLKKP) 2002, Jumlah anggaran Rp.977.090.000.00. Realisasi keuangan sebesar Rp.976986.600,00 (99,98 %) dan realisasi fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut : a. Analisa Jabatan 10 jabatan. b. Penyuluhan Bimbingan Jabatan 45 orang. c. Penempatan tanaga kerja sistim Antar Kerja Lokal (AKL) 840 orang. d. Penempatan Tenaga Kerja Pemuda Profesional(TKPMP) 35 orang. e. Penempatan Tenaga Kerja Mandiri Terdidik (TKMT) 25 orang. f. Terapan Tehnologi Padat Karya Sistim Kader 25 orang g. Penyempurnaan Bahan Kamus Jabatan Nasional 10 jabatan h. Pembinaan dan Monit Tenaga Kerja Antartar Kerja Antar Daerah 1.185. orang i. Terapan Tehnologi Padat Karya Sistim Unit 40 orang j. Pengembangan Lembaga Bursa Kerja Khusus 6 paket k. Pembuatan Sarana Perluasan Kerja Sistim Padat Karya(PKSPK) 6 paket l. Penyempurnaan Renstra STAN 100 buku m. Penyusunan Buku Rencana dan Program sebanyak 60 buku n. Penyusunan Buku Data Informasi Ketenagakerjaan sebanyak 330 buku o. Pemantauan Ketenagakerjaan Daerah sebanyak 50 buku. 2. Program Peningkatan Keterampilan dan Produktivitas Tenaga Kerja. Proyek Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja (PKTK). Jumlah anggaran Rp.832.360.000,00 Realisasi keuangan sebesar Rp 830.278.500,00 (99,74%) realisasi fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut : a. Pelatihan Institusional 18 Paket, Non Institusional 49 Paket ( Pelatihan Ketrampilan Kerja ) b. Identifikasi kebutuhan pelatihan 1 paket c. Pelatihan Manajeman Usaha 75 orang d. Pelatihan Pengembangan Motivasi Berprestasi (PMB/AMT) 81 orang e. Pelatihan Tehnis ILK LLS/LLP 80 orang f. Pengukuran Produktivitas 5 perusahaan g. Penyuluhan Standarisasi 20 orang 3. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja.

Proyek Pengembangan Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja Jumlah anggaran Rp.426.931.000,00 Realisasi Keuangan sebesar Rp 418.291.000,00 (98.0 %) dan Realisasi Fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut : a. Pemberdayaan Tripartit 770 orang b. Pemberdayaan LK Tripda 1 paket c. Penanggulangan Krisis Ketenagakerjaan/ Unjuk Rasa 100 orang d. Penyelesaian Kasus PHI/PHK 50 orang e. Pengembangan Koperasi Pekerja 110 orang f. Pembinaan dan Pengembangan Upah Minimum Propinsi(UMP) 210 orang g. Pendidikan Hubungan Industrial Bagi Pekerja 540 orang h. Pemberdayaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 30 orang dan Sertifikasi Profesi K.3 21 Perusahaan. i. Pemberdayaan Operasional Upah Minimum Propinsi 60 perusahaan j. Pemberntukan Norma Kerja 420 orang k. Penyelesaian Kasus di P4D 160 kasus 4. Program Pengembangan Ketenagakerjaan dan Penanggulangan Pengangguran (PPKPP) mendapat anggaran ( DIPDA ) tahun 2002 sebesar Rp. 250.000.000,00 Realisasi keuangan (SPJ) Rp. 240.518.000,00 (96.2 %) dan realisasi Fisik 100 % adapun jenis kegiatan antar lain sbb : a. Survey penyusunan rencana dan program, mengenai pemberdayaan penganggur potensial yang terdapat di : 1. Kota Palangkaraya 185 orang (Kecamatan Pahandut dan Kecamatan Bukit Batu). 2. Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Katingan 150 orang (Kecamatan Ketapang, Baamang, Kota Besi, Cempaga, Kasongan dan Tewang Sangalang Garing). 3. Kabupaten Barito Selatan dan Barito Timur 118 Orang (Kecamatan Dusun Utara, Dusun Tengah, Dusun Timur dan Dusun Selatan). b. Penyusunan dan Penyebaran Informasi 36 Kali. c. Pemantauan dan Evaluasi 72 Perusahaan. d. Penyelesaian Honorarium/Intensif P4D TA. 2001 dan 2002.

d. Permasalahan 1. Penganggur di Kalimantan Tengah tercatat sebanyak 31.519 orang . a. Belum berfungsi secara optimal Bursa Pasar Kerja Propinsi, sehingga menyulit-kan dalam koordinasi pengisian lowongan kerja dari Kabupaten/Kota lainnya di Propinsi Kalimantan Tengah, apabila di daerah tersebut tidak tersedia tenaga kerja sesuai dengan yang di butuhkan. b. Kualitas Tenaga Kerja di Propinsi Kalimantan Tengah pada umumnya masih relatif randah, bersaing secara Nasional saja sekarang sudah kalah apalagi menghadapi AFTA 2003. c. Tingkat produktivitas tenaga kerja pada umumnya masih relatih rendah. d. Syarat kerja yang terbentuk di perusahaan belum sepenuhnya berfungsi secara optimal demikian juga tentang ketentuan norma kerja masih sering dilanggar oleh pihak perusahaan. e. Tidak dapat termonitor secara keseluruhan kesempatan kerja yang ada pada Instansi Pemerintah. e. Langkah Pemecahan Masalah 1. Penugasan/pengerahan Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP) dan penugasan tenaga Kerja Muda Terdidik (TKMT). - Penerapan dan penyebarluasan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Teknologi Padat Karya (TPK). - Penempatan Tenaga Kerja melalui mekanisme Antar Kerja Lokal (AKL) ke perusahaanperusahaan. - Memperketat kedatangan Tenaga Kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), untuk memberi kesempatan kerja yang lebih luas kepada penganggur Kalimantan Tengah. 2. Mengefektifkan Bursa Kerja Propinsi, sebagai pelayanan dalam bentuk koordinasi penempatan tenaga kerja antar Kabupaten dan Kota di Kalimantan Tengah. Apabila di daerah tersebut tidak tersedia tenaga kerja sesuai dengan peryaratan lowongan. 3. Melaksanakan pembinaan terhadap peningkatan kwalitas pelatihan kete-rampilan tenaga kerja. - Pemagangan

4. Melaksanakan Pelatihan Manajemen Produk-tivitas. 5. Peningkatan penyuluhan terhadap efekti-vitas syarat kerja dan pelaksanaan norma kerjadi perusahaan. 6. Menjajaki kemungkinan pembentukan forum komunikasi untuk dapat memonitor lowongan pekerjaan yang ada pada instansi Pemerintah di Kalimantan Tengah. REALISASI ANGGARAN DINAS TENAGA KERJA Pada pos ini tidak terlihat adanya kelompok belanja yang realisasinya melampaui plafond anggaran yang disediakan, hal ini dimaklumi karena pada dasarnya setiap pengeluaran sebelum disalurkan senantiasa terlebih dahulu diuji dan diteliti kepentingannya. Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap pada berbagai kegiatan lapangan usaha selama tahun 2002 mencapai 840.851 orang dan pada tahun yang sama jumlah angkatan kerja adalah 890.595 orang. Dengan demikian pengangguran terbuka (open unemployment) adalah sebesar 5,59 %. Angka ini lebih besar jika dibandingkan tahun 2001 yang hanya 3,78 %. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi belum mampu mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja baru. Dengan kata lain masih dibutuhkan kerja keras semua pihak untuk lebih mening-katkan pertumbuhan ekonomi daerah baik melalui penggalangan investasi maupun penciptaan iklim usaha yang lebih baik, sehingga kesempatan kerja lebih terbuka lagi. Berdasarkan data terkahir jumlah pengangguran berpendidikan Sarjana di Kalimantan Tengah tahun 2003 mencapi 10.000 orang. Hal ini disebabkan kurangnya lapangan kerja yang menyerap jumlah pengangguran terdidik tersebut. Sementara penciptaan lapangan kerja oleh tenaga terdidik tersebut amat kurang memadai dan atau daya kreasi lapangan kerja mereka belum memadai. PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN 1. Arah kebijakan Kebijakan pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan kualitas tenaga kerja dan kemandirian tenaga kerja termasuk tenaga kerja yang akan bekerja di daerah lain maupun di luar negeri, dengan memanfaatkan dan mengembangkan lembaga pelatihan termasuk Balai Latihan kerja (BLK), penyediaan lapangan kerja baik di sektor formal

maupun non formal untuk mengurangi pengangguran dan membantu PHK, pengembangan bursa tenaga kerja terpadu bagi tenaga kerja terlatih, serta perlindungan tenaga kerja. 2. Tujuan dan Sasaran Tujuan pembangunan ketenaga kerjaan adalah : (a) untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja; (b) mengurangi pengangguran; (c) perlindungan tenaga kerja dari pelanggaran hak-hak ketenagakerjaan; (d) serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja. Sedangkan sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan ketenagakerjaan adalah meningkatnya profesionalisme, dan jiwa kewirausahaan, semakin luasnya penyerapan tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, ketenangan bekerja dan berusaha. 3. Program Pembangunan Program pembangunan ketenagakerjaan adalah : a. Program perluasan lapangan kerja Program ini dimaksudkan untuk membuka lapangan kerja dan akses lapangan kerja baik regional, nasional maupun luar negeri sebagai antisipasi meningkatnya angkatan kerja dan jumlah penggangur melalui penyediaan sistem informasi dan perencanaan tenaga kerja, mendorong terciptanya kesempatan berusaha, serta pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.

Pada Februari 2013, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 5,92 Persen

Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 121,2 juta orang, bertambah sebanyak 3,1 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2012 sebanyak 118,1 juta orang atau bertambah sebanyak 780 ribu orang dibanding Februari 2012.

Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 114,0 juta orang, bertambah sebanyak 3,2 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2012 sebanyak 110,8 juta orang atau bertambah 1,2 juta orang dibanding keadaan Februari 2012.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 5,92 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2012 sebesar 6,14 persen dan TPT Februari 2012 sebesar 6,32 persen.

Selama setahun terakhir (Februari 2012-Februari 2013), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama di Sektor Perdagangan sebanyak 790 ribu orang (3,29 persen), Sektor Konstruksi sebanyak 790 ribu orang (12,95 persen), serta Sektor Industri sebanyak 570 ribu orang (4,01 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian dan Sektor Lainnya, masing-masing mengalami penurunan jumlah penduduk bekerja sebesar 3,01 persen dan 5,73 persen.

Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2013, sebanyak 78,3 juta orang (68,68 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 7,0 juta orang (6,17 persen).

Pada Februari 2013, penduduk bekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebanyak 54,6 juta orang (47,90 persen), sedangkan penduduk bekerja dengan pendidikan diploma sebanyak 3,2 juta orang (2,82 persen) dan penduduk bekerja dengan pendidikan universitas hanya sebanyak 7,9 juta orang (6,96 persen).

Anda mungkin juga menyukai