Anda di halaman 1dari 204

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

AUSTRALIAS EDUCATION PARTNERSHIP WITH INDONESIA KEMITRAAN PENDIDIKAN AUSTRALIA INDONESIA

KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah menuju Akreditasi Bermakna


Penulis: Titik Harsiati Moch Thamrin

Editor: Mokhamad Iksan Nita Andriasih Desain dan Ilustrasi: Iping Arifin

ISBN:

Australias Education Partnership with Indonesia School Systems and Quality (SSQ) 2012

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pendahuluan
Rasional Peningkatan Pengelolaan Pembelajaran melalui Pengembangan KTSP
Pengelolaan pembelajaran dan masalah belajar merupakan hal sentral dalam kegiatan pendidikan di madrasah. Kegiatan pengembangan kurikulum merupakan hal penting karena pekerjaan utama sekolah adalah mengelola pembelajaran sehingga siswa dapat mencapai potensi terbaik. Berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran tersebut, telah terjadi perubahan kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia. Kurikulum yang selama ini diatur terpusat kini diserahkan pengembangannya pada madrasah. Sebagaimana diatur dalam PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pengembangan kurikulum diserahkan pada tingkat satuan pendidikan. Dengan demikian, madrasah sebagai satuan pendidikan diberi kesempatan untuk melakukan pengaturan sendiri kurikulumnya berdasarkan hal-hal pokok yang diatur pemerintah. Dengan fungsi dan kedudukan pembelajaran sebagai fokus pendidikan di sekolah tersebut, pemahaman yang tepat tentang pengembangan kurikulum sangat diperlukan madrasah. Di samping itu, dengan adanya perubahan kebijakan dalam pengembangan kurikulum, diperlukan bekal yang memadai bagi madrasah untuk mengembangkan kurikulum. Bekal bagi madrasah tersebut mencakup kognitif, keterampilan, dan sikap yang tepat berkaitan dengan pengembangan KTSP . Dalam hal kognitif, madrasah perlu dibekali pemahaman yang tepat terhadap hakikat KTSP , mekanisme pengembangan, dan peran masing-masing stakeholder di madrasah dalam pengembangan KTSP . Dalam bidang keterampilan, madrasah perlu dibekali keterampilan menyusun dan mereview KTSP dokumen 1, keterampilan menyusun dan mereview silabus/ RPP , keterampilan mengimplementasikan perencanaan pembelajaran, keterampilan mensupervisi pelaksanaan pembelajaran, dan keterampilan mereview keseluruhan pengembangan kurikulum di madrasah. Dalam hal sikap, madrasah perlu dimotivasi untuk terbiasa mengadakan kegiatan lokakarya di madrasahnya untuk menumbuhkan kebiasaan mau merencanakan, mau melaksanakan, dan merefleksikan bersama berkaitan dengan masalah pembelajaran dalam rangka peningkatan kualitas madrasahnya. Dengan sikap yang tepat, madrasah tidak terjebak pada pemenuhan administrasi pada kegiatan pengembangan KTSP . Madrasah akan terbiasa secara bersama merencanakan, melaksanakan, dan mereview/ mengevaluasi serta menindaklanjuti hasil evaluasi untuk peningkatan pengelolaan pengalaman belajar siswa. Pemahaman yang benar tentang konsep KTSP sangat diperlukan oleh madrasah. Hal ini didasari oleh alasan dimana terdapat perubahan kebijakan yang dulunya kurikulum ditentukan pusat sekarang harus dikembangkan sendiri oleh madrasah. Perubahan kebijakan tersebut memerlukan pengembangan
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

kapasitas madrasah untuk pengembangan KTSP secara tepat. Pemahaman yang tepat tentang pengembangan KTSP diperlukan agar pengelolaan pembelajaran sebagai kegiatan inti pendidikan dapat tercapai secara maksimal. Dengan begitu, peningkatan kualitas madrasah dapat terwujud dikarenakan adanya peningkatan pengelolaan kegiatan pembelajarannya. Hakikat pengembangan kurikulum di madrasah adalah sebuah siklus untuk meningkatkan kualitas bidang pembelajaran. Dengan demikian, pengembangan KTSP merupakan inti dari keseluruhan kegiatan di madrasah. Dikaitkan dengan Standar Nasional Pendidikan, pengembangan KTSP berkaitan dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.Pengembangan kurikulum adalah suatu proses untuk membuat keputusan tentang tujuan pendidikan yang akan dicapai, bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar, dan apakah tujuan dan sarana sesuai dan efektif. Secara umum langkah-langkah pengembangan kurikulum terdiri atas diagnosis kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan, dan pengorganisasian materi, pemilihan, dan pengorganisasian pengalaman belajar, dan pengembangan alat evaluasi. Seperti halnya dalam unsur manajemen yang lain, pengembangangan kurikulum mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan (implementasi), monitoring, dan evaluasi. Seluruh proses tersebut harus bisa dilakukan oleh madrasah sendiri sehingga pada akhirnya madrasah terbiasa merencanakan, melaksanakan, mereview dan menindaklanjuti hasil review untuk mencapai peningkatan kualitas pembelajaran yang lebih baik pada tahun-tahun berikutnya. Penumbuhan kebiasaan ini diperlukan dalam konteks peningkatan kualitas madrasah. Pengembangan KTSP yang biasanya hanya bertumpu sebagai syarat administrasi tidak akan terjadi, karena madrasah memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tepat dalam pengembangan kurikulum/ KTSP . Untuk itu, madrasah perlu ditingkatkan kapasitasnya dalam hal pengembangan KTSP secara komprehensif.

Pengembangan KTSP dan Standar Nasional Pendidikan


Pemerintah telah menetapkan Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Empat dari delapan standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian merupakan standar yang berkaitan dengan pengembangan KTSP . Dengan cakupan bekal seperti yang akan dirinci pada uraian berikutnya, dapat disimpulkan bahwa pengembangan KTSP akan meningkatkan kemampuan madrasah untuk mengelola pengalaman belajar siswa sebagai kegiatan inti pendidikan di madrasah. Dengan bekal pengembangan KTSP yang tepat akan dapat mencapai Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

ii

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Standar Penilaian. Pentingnya pengembangan KTSP juga dapat dilihat dari keterkaitan pengembangan KTSP minimal dengan empat Stabdar nasional Pendidikan. dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian. Secara rinci hubungan modul ini dengan pencapaian Standar nasional Pendidikan diuraikan sebagai berikut:

STANDAR
Isi

FOKUS SESI
Penyusunan dan review dokumen 1 KTSP Penyusunan silabus mata pelajaran dan mulok Penjabaran silabus menjadi RPP Pelaksanaan RPP dengan pengelolaan kelas yang menumbuhkan sikap positif Pelaksanaan RPP dan praktik supervisi pembelajaran Penyusunan penilaian dalam rancangan silabus Penyusunan berbagai alat penilaian pada RPP Pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif, pemecahan masalah dan pengaitan materi dengan lingkungan sekitar

KEGIATAN YANG RELEVAN


Penyusunan dan review dokumen 1 KTSP Penyusunan silabus dan review silabus Penyusunan RPP dan praktik melaksanakan RPP serta supervisi pembelajaran

Standar Proses

Penilaian

SKL

Perencanaan beragam teknik dan instrumen penilaian pada silabus dan RPP Praktik pelaksanaan pembelajaran dengan metode kooperatif, pemecahan masalah, inkuiri berdasarkan pengamatan lingkungan sekitar, pembelajaran berbasis proyek berkaitan dengan peningkatan sikap nasionalisme dan kecintaan terhadap budaya, pembelajaran membaca dan menulis dengan beragam tugas autentik.

Pengembangan KTSP di Madrasah dan Akreditasi


Penyusunan KTSP di madrasah merupakan bagian dari kegiatan perencanaan madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya madrasah dan/atau kelompok madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi:

iii
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

iv

penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian. Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA dan MAK terdiri atas guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite madrasah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama. Pemberlakuan Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA dinyatakan berlaku oleh kepala madrasah setelah mendapat pertimbangan dari komite madrasah dan diketahui oleh Kemenag (departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama) Berkaitan dengan akreditasi, pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan perlunya dilakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan/ atau satuan pendidikan termasuk madrasah. Akreditasi madrasah adalah kegiatan penilaian (asesmen) sekolah secara sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah. Akreditasi sekolah bertujuan untuk : (a) menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam menyelenggarakan layanan pendidikan dan (b) memperoleh gambaran tentang kinerja sekolah. Fungsi akreditasi sekolah adalah untuk pengetahuan, yakni dalam rangka mengetahui bagaimana kelayakan dan kinerja sekolah dilihat dari berbagai unsur yang terkait, mengacu kepada baku kualitas yang dikembangkan berdasarkan indikator-indikator amalan baik sekolah, (b) untuk akuntabilitas, yakni agar sekolah dapat mempertanggungjawabkan apakah layanan yang diberikan memenuhi harapan atau keinginan masyarakat, dan (c) untuk kepentingan pengembangan, yakni agar sekolah dapat melakukan peningkatan kualitas atau pengembangan berdasarkan masukan dari hasil akreditasi. Dengan orientasi pada tujuan akreditasi sebagai alat pengembangan kualitas, modul ini diarahkan pada pemberian bekal pengembangan KTSP secara komprehensif agar madrasah tidak terjebak pada akreditasi sebagai proses pemenuhan administrasi semata. Materi dan metode dalam modul ini memberikan bekal komprehensif sehingga diharapkan madrasah dapat berfokus meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran sambil memenuhi syarat akreditasi. Dengan bekal pemahaman, keterampilan, dan sikap yang tepat terhadap pengembangan KTSP , diharapkan madrasah dapat merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pengembangan KTSP secara komprehensif menuju akreditasi bermakna. Kebermaknaan tersebut akan dikaitkan dengan peningkatan kualitas madrasah dalam pengelolaan pengalaman belajar siswa sebagai inti penyelenggaraan pendidikan. Pengembangan KTSP berkaitan erat dengan akreditasi bermakna. Pengembangan KTSP setidaknya berkaitan erat dengan pencapaian Standar Isi, Standar Proses, Standar penilaian, Standar Pengelolaan, dan Standar Kompetensi Lulusan. Pada modul 1 peserta diharapkan
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

dapat memahami perubahan kebijakan penyusunan kurikulum di Indonesia, prinsip penyusunan KTSP , langkah penyusunan KTSP , dan mengadakan lokakarya di madrasahnya untuk mereview/ menyusun KTSP dokumen 1. Pada modul 2 diharapkan peserta dapat mengembangkan silabus dan RPP sebagai KTSP dokumen 2. Pada modul 2 peserta melakukan kegiatan untuk memahami langkah menyusun silabus/ RPP dan komponen-komponen silabus RPP , serta melakukan review terhadap silabus dan RPP yang dikembangkan baik di MI maupun MTs.. Waktu yang diperlukan 6 jam pelajaran (6 x50 menit). Kegiatan review mencakup silabus mata pelajaran IPTEK, agama dan akhlak mulia, kesenian dn budaya, olahraga dan kesehatan. Pada modul 3 peserta diharapkan dapat mengimplementasikan KTSP dokumen 1 di madrasah dan KTSP dokumen 2 sesuai dengan Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan.

Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Penulisan Modul


Dengan rasional pentingnya pengembangan KTSP sebagai fokus pengelolaan pembelajaran di madrasah, modul ini disusun dengan tujuan umum dan tujuan khusus berikut. Secara umum modul ini bertujuan untuk membekali peserta agar memiliki pemahaman, keterampilan, dan sikap yang tepat dalam pengembangan KTSP di madrasah. Secara khusus modul ini membekali peserta tentang hal-hal berikut. 1. Dalam bidang kognitif: menjelaskan hakikat KTSP , prinsip pengembangan dan pelaksanaan KTSP , komponen KTSP dokumen 1, komponen silabus dan RPP , mekanisme pengembangan KTSP , dan peran masing-masing stake holder di madrasah dalam pengembangan KTSP . 2. Dalam bidang keterampilan: memiliki keterampilan menyusun dan mereview KTSP dokumen 1, keterampilan menyusun dan mereview silabus/ RPP , keterampilan mengimplementasikan perencanaan pembelajaran dengan multistrategi untuk mencapai SKL, keterampilan mensupervisi pelaksanaan pembelajaran, keterampilan mengevaluasi keseluruhan pengembangan kurikulum di madrasah, keterampilan mendokumentasikan pengembangan KTSP berkaitan dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian. 3. Dalam hal sikap: madrasah dimotivasi untuk terbiasa mengadakan kegiatan lokakarya di madrasahnya dalam upaya menumbuhkan kebiasaan mau merencanakan, mau melaksanakan, dan merefleksikan bersama berkaitan dengan masalah peningkatan kualitas pembelajaran di madrasahnya. Dengan demikian, madrasah tidak terjebak pada pemenuhan administrasi pada kegiatan pengembangan KTSP . Madrasah akan terbiasa secara bersama merencanakan, melaksanakan, dan mereview/ mengevaluasi serta menindaklanjuti hasil evaluasi untuk peningkatan pengelolaan pengalaman belajar siswa.
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Metode yang Digunakan pada Modul


Metode yang digunakan pada modul ini adalah metode pelatihan partisipatif dengan mengaktifkan peserta menemukan konsep, mengaplikasikan konsep/ prinsip, dan mengomentari secara kritis. Metode yang digunakan pada modul ini adalah metode brainstorming, simulasi, reflektif kritis, pemodelan, inkuiri, dan berbagai permainan adu cepat secara kelompok (pembelajaran kooperatif). Penggunaan metode aktif partisipatif pada modul ini didasari pemikiran bahwa peserta adalah orang dewasa yang akan dimotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan. Dengan demikian, pengaktifan peserta diperlukan untuk menumbuhkan pemahaman secara mandiri sesuai dengan konteks orang dewasa. Selain itu, metode partisipatif diharapkan dapat meningkatkan opemahaman, keterampilan, dan sikap peserta terhadap pengembnagan KTSP . Penggunaan metode simulasi atau reflektif kritis dari pelaksanaan pengembangan KTSP selama ini didasari pemikiran bahwa sambil melakukan lokakarya tapi sekaligus untuk mempraktikkan prinsip pada pengembangan KTSP . Jadi, kegiatan riil dilakukan dengan dua fungsi yaitu untuk pemahaman sekaligus untuk melakukan bentuk kegiatan yang disarankan pada mekanisme pengembangan KTSP . Penggunaan metode partisipatif sekaligus juga merupakan model karena KTSP dikembangkan antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,(b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Tinjauan Singkat Modul


Secara garis besar tinjauan singkat kegiatan dan materi pada modul ini dirangkum pada tabel berikut.

vi
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Modul
Bagian 1

Kegiatan
Sesi 1: Bermain Kuis untuk memahami hakikat, prinsip, mekanisme pengembangan, dan peran stakeholder dalam pengembangan KTSP 1. Cipta lagu dikaitkan dengan menggunakan kata-kata bermakna tujuan pengembangan KTSP 2. Membaca paparan tentang kebijakan KTSP yang disediakan lalu membuat pertanyaan dan jawaban untuk saling dilemparkan kepada kelompok lain (pertanyaan yang sudah ditanyakan tidak boleh ditanyakan lagi) 3. Peserta memasangkan bahan baku yang diperlukan dan tahapan penyusunan KTSP 4. Peserta bermain adu cepat memasangkan materi yang ditentukan pusat dan yang ditentukan sendiri oleh sekolah dalam penyusunan KTSP Sesi 2: Refleksi dan Simulasi Review Dokumen 1 KTSP 1. Refleksi identifikasi praktik kegiatan yang kurang tepat pada penyusunan KTSP pada pohon merah dan praktik penyusunan KTSP yang diharapkan pada pohon hijau 2. Tanya jawab perlunya kegiatan lokakarya di tingkat madrasah/ kelompok madrasah dan ciri lokakarya

Waktu
120

Metode
Brainstorming Tanya Jawab dari membaca teks

Bahan
Kartu kalimat dan contoh lagu yang berisi tujuan pengembangan KTSP Paparan teori apa, mengapa, bagaimana peran menyusun KTSP

30 menit refleksi pohon harapan dan pohon kekhawatiran)

Brainstorming / penjodohan

Pohon kekhawatiran pada penyusunan KTSP (daun dan pohon berwarna merah) Pohon harapan pada penyusunan KTSP (daun dan pohon berwarna Hijau)

vii
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Modul

Kegiatan
untuk pengembangan KTSP menuju akreditasi bermakna 3. Simulasi review Dokumen 1 membuka acara, membagi tugas, mengerjakan review/ menyusun komponen Dokumen 1 sesuai tugas, pemajangan dan saling mengomentari berdasarkan 4. Pembuatan notulen dan berita acara review KTSP bagi petugas di tiap kelompok

Waktu

Metode

Bahan

120

Simulasi kooperatif

Contoh KTSP dokumen 1 yang dibawa peserta. Rubrik penilaian komponen dokumen 1 Kotak pintar yang berisi kartu-kartu cara menuliskan komponen KTSP dokumen 1 secara tepat Kartu komentar

5. fasilitator memberikan penguatan/ umpan balik, dan pemberian penghargaan bagi reviewer terbaik, pembuat berita acara terbaik, dan peserta teraktif Bagian 2 Sesi 3: Pemodelan menyusun silabus/ RPP dan simulasi review silabus/RPP 1. Pemodelan pembelajaran matematika dan peserta melengkapi silabus dan RPP pada kegiatan pembelajarannya dan media/ sumber sesuai dengan pengamatan 2. Adu cepat menyimpulkan langkah tepat untuk menyusun silabus dan RPP dari diagram dan model yang diamati

5 menit

Tanya jawab

Power point

30 menit

Pemodelan

Diagram langkah penyusunan silabus dan RPP Contoh alur penyusunan silabus dan RPP (mulai dari SI, pemetaan prota, promes, silabus, dan RPP) Skenario model LKS silabus dan RPP yang dirumpangkan

viii
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Modul

Kegiatan

Waktu

Metode

Bahan
pada bagian kegiatan pembelajaran dan media/ sumber belajarnya

3. Simulasi lokakarya review silabus dan RPP , presentasi hasil review

120 menit

Simulasi

Contoh silabus da RPP yang dibawa peserta (disiapkan panitia) Rubrik penilaian silabus dan RPP CD pembelajaran LKS simpulan

Bagian 3

Sesi 4: Brainstroming Prinsip Pelaksanaan KTSP sesuai Standar Proses dan Standar Kompetensi Lulusan 1 Nonton bareng video pembelajaran untuk mencapai SKL tertentu dan brainstorming mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan SKL, sesuai untuk memenuhi Standar Proses (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) 2 Peserta menyimpulkan juga metode-metode yang ada pada modul 3 Membuat rubrik pelaksanaan pembelajaran yang memenuhi SKL dan Standar Proses Sesi 5: Praktik simulasi Pelaksanaan RPP dan Praktik simulasi supervisi dalam kaitan 1 Dipilih secara acak tiga orang peserta untuk melaksanakan praktik mengajar dengan mendokumentasikan

90

Brainstroming inkuiri

120 menit

Simulasi Tanya jawab

Rubrik penilaian praktik pembelajaran

ix
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Modul

Kegiatan
hasil belajar dan proses belajar metode pemecahan masalah, siklus belajar dengan eksplorasi alam, sosial budaya, pembelajaran kooperatif pada mapel IPA, IPS, Bahasa, Matematika, Mulok, atau ORKES dan kesenian 2 Simulasi/praktik supervisi dan membuat dokumen pelaksanaan supervisi. Sesi 6: Tanya Jawab Dokumentasi Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan yang berkaitan dengan pengembangan KTSP 1 Memasangkan kegiatan pada penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi KTSP dengan standar penilaian, standar proses, dan Standar Kompetensi Lulusan 2 Bertanya jawab tentang format yang berkaitan dengan dokumentasi standar penilaian, standar proses, dan Standar Kompetensi Lulusan yang dihasilkan dari proses perencanaan dan pelaksanaan KTSP 3 Fasilitator memberikan penguatan Sesi 7 Praktik Mengevaluasi Pengembangan KTSP di madrasah

Waktu

Metode

Bahan

Tanya jawab Inkuiri kooperatif

Lembar isian kegiatan untuk mencapai SKL Lembar isian untuk mendokumentasikan Standar Proses terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan KTSP Lembar isian untuk mendokumentasikan penilaian terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan KTSP

Diskusi

Dengan rangkuman kegiatan yang dipaparkan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pada modul ini akan membekali peserta untuk mencapai beberapa Standar Nasional Pendidikan.
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Nama: Tanggal:

Soal Tes Awal (Pre Test)

1. Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan adalah ... A. Alat untuk menganalisis kebutuhan masyarakat dan memetakan perkembangan tuntutan masyarakat B. alat untuk mencapai tujuan dan sebagai pedoman mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah C. alat untuk menganalisis konteks dan memetakan perkembangan siswa D. alat memberikan pertimbangan berdasarkan nalisis konteks dan analisis kebutuhan 2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan. Hal ini dilakukan untuk ... A. mencapai tujuan madrasah secara maksimal B. menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional C. menjamin akreditasi yang komprehensif D. mencapai tujuan umum dan tujuan khusus 3. KTSP disusun untuk mencapai tujuan tertentu dengan mengadakan penyesuaian ... A. kekhasan, kondisi/ potensi daerah, satuan pendidikan, serta kondisi peserta didik B. kondisi komite madrasah, kompetensi guru, sarana prasarana yang mendukung C. kondisi jumlah siswa, komite madrasah, kompetensi guru, sarana prasarana yang mendukung, dan media pembelajaran yang tersedia D. tujuan madrasah, visi-misi, dana yang tersedia, sarana prasarana, kondisi geografis madrasah 4. KTSP sebagai kurikulum yang disusun di tingkat satuan pendidikan didefinisikan sebagai ... A. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, waktu pelaksanaan, dan kelompok mata pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu B. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu C. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, metode, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

xi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

D. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, bahan pelajaran, media yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu 5. Langkah awal penyusunan KTSP diawali dengan .... A. menganalisis SK dan KD B. menganalisis konteks C. menyusun visi-misi D. menyusun kalender pendidikan 6. Pernyataan di bawah ini yang TIDAK sesuai untuk kegiatan pengembangan diri A. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. B. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat C. Pengembangan diri setiap peserta didik disamakan dengan sekolah lain yang setara dari segi kemampuan dan keterampilannya D. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler dan pembiasaan 7. Standar isi berisi hal-hal berikut KECUALI ... A. Struktur kurikulum B. Materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai SKL jenjang tertentu C. Standar kompetensi dan kompetensi dasar D. Proses supervisi 8. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pada lampiran Standar Isi mengatur.. A. Kelompok mata pelajaran, prinsip pengembangan, prinsip pelaksanaan, struktur kurikulum B. Standar Kompetensi lulusan tiap mata pelajaran, tiap jenjang, dan tiap kelompok mata pelajaran C. Beban belajar tingkat SD/ MI, SMP/MT, D. Semua benar 9. Tim penyusun kurikulum pada satuan pendidikan MI dan MTs adalah .... A. guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota, komite madrasah, dan nara sumber, serta pihak lain
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

xii

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

yang terkait. B. kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota, komite madrasah,orangtua, paguyuban kelas, dan Mapenda C. kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota, komite madrasah, dan orang tua, dan pihak lain yang terkait. D. guru, konselor, dan kepala madrasah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. 10. Di bawah ini merupakan pernyataan yang sesuai dengan kegiatan penyusunan KTSP A. merupakan bagian dari kegiatan perencanaan madrasah. B. Kegiatan penyusunan kurikulum berupa rapat kerja dan/atau lokakarya madrasah C. Kegiatan penyusunan kurikulum berupa rapat kerja dan/atau lokakarya kelompok madrasah D. Semua benar 11. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi.... A. Perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kurikulum secara komprehensif B. Penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, finalisasi, pemantapan dan penilaian C. Perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan sesuai prinsip pengembangan KTSP D. Penyiapan dan penyusunan draf, reviu, finalisasi, pemantapan dan pengesahan 12.Pengembangan KTSP mengacu pada ... A. Standar Isi B. Standar Kompetensi Lulusan C. pertimbangan komite madrasah D. semua benar 13. Di bawah ini yang mencakup prinsip pelaksanaan KTSP adalah... A. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. B. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik. C. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. D. Semua benar
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

xiii

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

14. Pertanyaan di bawah ini sesuai untuk memonitor pelaksanaan KTSP ... A. Apakah struktur dan muatan kurikulum serta beban belajar dilaksanakan sesuai dengan Standar Isi? B. Apakah pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/ atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik. C. Apakah kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan? D. Semua benar 15. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup ... A. standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. B. kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, media, dan sumber/bahan/ alat belajar C. standar kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ bahan/alat belajar. D. kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ bahan/alat belajar. 16. Indikator pencapaian kompetensi disusun sebagai acuan .... A. Kegiatan pembelajaran B. Kegiatan penilaian C. Kegiatan perencanaan KTSP D. Pemilihan media dan sumber belajar 17. Di bawah ini merupakan tahap eksplorasi dalam kegiatan pembelajaran A. Menganalisis perbedaan dan persamaan suatu fenomena B. Mendiskusikan hasil pengamatan dalam kelompok C. Mengamati berbagai fenomena di lingkungan sekitar D. Memberikan balikan sesuai dengan ketepatan hasil 18. Di bawah ini merupakan tahap elaborasi dalam kegiatan pembelajaran A. Mempertanyakan dan menganalisis hasil pengamatan

xiv
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

B. Mengamati berbagai fenomena di lingkungan sekitar C. Mendengarkan dan membaca berbagai hal tentang topik D. Memberikan balikan sesuai dengan ketepatan hasil 19. Di bawah ini merupakan pertanyaan yang sesuai untuk menilai silabus/ RPP KECUALI.. A. Apakah komponen silabus/ RPP saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan? B. Apakah cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus/RPP sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik? C. Apakah komponen-komponen silabus/ RPP disusun dengan mempertimbangkan penggunaan teknologi canggih dan media interaktif? D. Apakah ada hubungan yang konsisten antara komponen silabus (kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian) serta memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, seni mutakhir dalam kehidupan nyata, serta peristiwa yang terjadi? 20.Pelaksanaan supervisi dalam pembelajaran sesuai dengan ..... A. Standar Isi B. Standar Kompetensi Lulusan C. Standar Proses D.Standar Penilaian

KUNCI JAWABAN PRE TEST 1. B 2. B 3. A 4. B 5. B 6. C 7. D 8. A 9. A 10. B 11. D 12. D 13. D 14. D 15. A 16. B 17. C 18. A 19. C 20. C

xv
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Daftar Isi
Pendahuluan
Rasional Peningkatan Pengelolaan Pembelajaran melalui Pengembangan KTSP Pengembangan KTSP dan Standar Nasional Pendidikan Pengembangan KTSP di Madrasah dan Akreditasi Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Penulisan Modul Metode yang Digunakan pada Modul Tinjauan Singkat Modul Daftar Isi i ii iii v vi vi

Bagian 1 Kebijakan KTSP dan Pengembangan Dokumen 1


Sesi 1 Mengkaji teori dan kebijakan tentang KTSP (90) Sesi 2 Melaksanakan Lokakarya Mereview Dokumen 1 KTSP (150)

1 27

Bagian 2 Pengembangan Silabus dan RPP/Dokumen 2


Sesi 3 Menyusun dan Mereview Silabus 60

Bagian 3 Implementasi KTSP dan Pendokumentasian Pengembangan KTSP Menuju Akreditasi Bermakna
Sesi 4 Mengkaji Prinsip Pelaksanaan KTSP dan Multimetode yang dapat digunakan pada Pelaksanaan KTSP Sesi 5 Praktik Pelaksanaan Pembelajaran dan Praktik Supervisi Sesi 6 Menganalisis Hubungan Pengembangan KTSP dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian dan Standar kompetensi Lulusan Sesi 7 Praktik Mengevaluasi Pengembangan KTSP 108 134 146 158

Daftar Bacaan

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Bagian 1

Kebijakan KTSP dan Pengembangan Dokumen 1

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sesi 1

Mengkaji teori dan kebijakan tentang KTSP (90)


Pada Sesi 1 ini Anda akan bermain kuis yang terdiri dari empat jenis permainan. Permainan kuis ini dilakukan untuk memahami pengertian KTSP , mengapa perlu KTSP , bagian yang diatur pusat dan bagian yang diatur sendiri oleh madrasah, kebijakan tentang langkah/ mekanisme penyusunan KTSP , pihakpihak yang harus terlibat dalam penyusunan KTSP , dan bentuk kegiatan pengembangan KTSP .

Tujuan
Setelah melakukan Sesi satu ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut. 1) Mendefinisikan KTSP . 2) Menjelaskan latar belakang perlunya KTSP . 3) Membedakan KTSP dan kurikulum yang berlaku sebelumnya. 4) Mengidentifakasi kebijakan yang diatur oleh pemerintah dan yang diatur sendiri oleh madrasah. 5) Mengidentifikasi peran masing-masing pihak yang berkepentingan dalam penyusunan KTSP . 6) Mengidentifikasi bentuk kegiatan untuk pengembangan KTSP . 7) Menjelaskan mekanisme atau langkah menyusun KTSP .

Skenario Pelatihan
Waktu 1. 10 menit Kegiatan
Pembukaan Tata tertib Tiap peserta diminta menuliskan nama panggilan pada kartu nama masingmasing yang masih kosong. Setiap peserta wajib menyebutkan secara berantai nama peserta lain sesuai dengan bagiannya Kegiatan 1 Bermain Kuis untuk memahami hakikat, prinsip, mekanisme pengembangan, dan peran stake holder dalam Kartu nama, spidol

Media / Alat

Metode
Ceramah

2. 5 menit

Pembentukan Kelompok

3. 120 menit

Post it (untuk menuliskan simpulan), plano, dan spidol warna

Bermain kuis membaca Think-pair-share

1
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Waktu

Kegiatan
pengembangan KTSP 1. Cipta lagu dikaitkan dengan menggunakan kata-kata bermakna tujuan pengembangan KTSP 2. Membaca paparan tentang kebijakan KTSP yang disediakan lalu membuat pertanyaan dan jawaban untuk saling dilemparkan kepada kelompok lain (pertanyaan yang sudah ditanyakan tidak boleh ditanyakan lagi) 3. Peserta memasangkan bahan baku yang diperlukan dan tahapan penyusunan KTSP 4. Peserta bermain adu cepat memasangkan materi yang ditentukan pusat dan yang ditentukan sendiri oleh sekolah dalam penyusunan KTSP

Media / Alat

Metode

4. 10 menit

Fasilitator memberi penguatan dan penghargaan pemenang permainan.

Power point

Refleksi, Presentasi

Bacalah materi berikut sebagai bekal untuk melakukan permainan pada modul ini!

Pemahaman Kebijakan KTSP

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Indonesia menganut pengertian kurikulum dalam arti yang luas. Diatur dalam pasal 1 bahwa yang dimaksud dengan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ini berarti bahwa rumusan kurikulum yang dibuat mengandung dua hal. Pertama, kurikulum harus berupa rencana yang berisi i visi, misi, dan tujuan yang menjadi arah kurikulum yang disusun, stuktur kurikulum yang lengkap sampai kepada rencana

Apa dan Mengapa KTSP? Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

pelaksanaan pembelajaran. Kedua, selain rencana, kurikulum juga sekaligus mengandung pengaturan bagi pelaksana kurikulum yang memberikan rambu-rambu dalam mengimplementasikannya yang harus ditaati oleh yang berperan dan bertanggungjawab melaksanakannya. Kurikulum yang dimaksud disusun di tingkat satuan pendidikan sehingga disebut dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat KTSP . KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP memberi ruang yang luas bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri sesuai dengan kebutuhannya. Setiap satuan pendidikan diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sendiri-sendiri, sehingga kurikulum antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lain tidak harus sama, artinya boleh berbeda. Penyusunan kurikulum merupakan kegiatan yang dinamis dan berkesinambungan yang dilakukan secara berkala. Bagi Pemerintah Pusat, penyusunan Standar Isi dan kompetensi lulusan merupakan langkah lanjutan dari hasil evaluasi terhadap kurikulum yang lama, sebagai salah satu tahap dalam siklus pengembangan kurikulum. Walaupun bagi madrasah penyusunan KTSP ini merupakan kegiatan baru, tetapi sebenarnya tidak lepas dari siklus pengembangan kurikulum secara nasional. Terjadi perubahan kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia. Kurikulum yang selama ini diatur terpusat kini diserahkan pengembangannya pada madrasah. Sebagaimana diatur dalam PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pengembangan kurikulum diserahkan pada tingkat satuan pendidikan. Dengan demikian madrasah sebagai satuan pendidikan diberi kesempatan untuk melakukan pengaturan sendiri kurikulumnya berdasarkan hal-hal pokok yang diatur pemerintah. Pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Empat dari delapan standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian Pendidik merupakan acuan utama dalam mengembangkan KTSP . Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,(b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Bagaimana Pelaksanaan

A. Analisis Konteks Analisis konteks meliputi kegiatan (a) mengidentifikasi SI


Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Penyusunan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan

dan SKL sebagai acuan dalam penyusunan KTSP , (b) menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program, dan (c) menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.

B. Mekanisme Penyusunan
Tim Penyusun Tim penyusun KTSP pada SD, SMP , SMA dan SMK terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. di Supervisi dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan tingkat kabupaten/kota untuk SD dan SMP dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK. Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA dan MAK terdiri atas guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.

Kegiatan
Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian. Langkah yang lebih rinci dari masingmasing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun.

Pemberlakuan
Dokumen KTSP pada SD, SMP , SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP , dan tingkat propinsi untuk SMA dan SMK Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK dinyatakan berlaku oleh kepala madrasah setelah mendapat pertimbangan dari komite madrasah dan diketahui oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama. Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Dari paparan di atas Anda perlu merumuskan kegiatan apa saja dan dalam bentuk kegiatan seperti apa untuk memfasilitasi madrasah dalam mengembangkan KTSP

C. Siklus Umum Pengembangan Kurikulum Langkah umum pengembangan KTSP dapat dilihat pada bagan berikut ini:

ALUR & SIKLUS PENYUSUNAN KTSP


Analisis konteks

Visi, Misi dan Tujuan

Analisis Standar Isi (SKL, SK & KD, Kerangka dasar), Stndar Proses, Stndar Penilaian

ALUR & SIKLUS PENYUSUNAN KTSP


Pembentukan Tim Pengembang Penyiapan & Penyusunan Draf KTSP

Review dan Validasi KTSP

Revisi

Finalisasi

ISI KTSP
Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan (Madrasah) Visi dan Misi Madrasah yang Bersangkutan Tujuan Madrasah yang Bersangkutan Struktur dan Muatan KTSP yg Bersangkutan(struktur, mapel, mulok, pengembangan diri, pengaturan beban belajar, KKM, Kriteria kenaikan kelas/kelulusan) Kalender Pendidikan Madrasah yang Bersangkutan LAMPIRAN Silabus semua mapel SK/KD semua mapel termasuk SK/KD Mulok (membuat sendiri) Program untuk pengembangan diri Ditetapkan oleh Kepala Madrasah Dipertimbangkan oleh Komite Sekolah dan Diketahui oleh Kandepag Kab/Kota

5
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Di Indonesia, siklus pengembangan kurikulum terpusat dilakukan sekitar setiap sepuluh tahun sehingga hasilnya kita mengenal kurikulum 1974, kurikulum 1984, dan dan kurikulum 1994. Pengembangan kurikulum berikutnya dilakukan pada tahun 2004 dengan dirumuskannya kurikulum berbasis kompetensi, yang sempat diujicobakan di beberapa daerah. Kemudian, pada tahun 2006 dilakukan penyempurnaan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan dikenal dengan sebutan KTSP . Seperti tergambar pada siklus di atas, di tingkat satuan pendidikan, siklus pengembangan kurikulum KTSP dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan madrasah masing-masing, misalnya : madrasah melakukan pengembangan kurikulum dalam waktu 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, dan seterusnya.) Pengembangan kurikulum ini tetap mengacu pada Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian Pendidik yang telah ditetapkan dalam Permendiknas No. 20, 22, 23 tahun 2006 dan Permen 41 tahun 2008) Berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan serta petunjuk pelaksanaannya, setiap satuan pendidikan mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (yang dikenal dengan singkatan KTSP). KTSP inilah merupakan kurikulum yang lengkap, yang kemudian digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat tiap-tiap satuan pendidikan. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester didasarkan pada Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian Pendidik yang ditetapkan secara nasional dan telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kontekstual spesifik masing-masing satuan pendidikan.

Langkah Kegiatan Pengembangan KTSP

KTSP terdiri atas KTSP dokumen I dan KTSP dokumen II. KTSP dokumen I berisi : pendahuluan, visi dan misi madrasah, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum dan kalender pendidikan. KTSP dokumen II berisi silabus dan RPP semua mata pelajaran yang telah ditetapkan pada struktur kurikulum di KTSP dokumen I . Kepala madrasah, guru, pengawas, komite madrasah, dan Dinas/Depag diharapkan berperan aktif untuk mengembangkan KTSP , baik dokumen I maupun II. Perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi kurikulum (KTSP) melibatkan semua unsur tersebut secara simultan. Ini penting karena kurikulum baru telah mengalihkan tanggung jawab mengembangkan kurikulum pada madrasah-madrasah. Tabel 1 berikut menunjukkan rincian siklus pengembangan kurikulum yang meliputi tahap (1) analisis konteks, (2) perencanaan, (3) implementasi, (4) monitoring, dan (5) evaluasi KTSP serta peran dan tanggung jawab kepala madrasah, tim pengembang kurikulum, guru, komite madrasah, pengawas, dan Kantor Departemen Agama Kabupten/Kota.

6
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tabel 1: Lima langkah dalam mengembangkan KTSP

Langkah
Pertama

Kegiatan
Pembentukan Tim: Analisis Kebijakan dan Analisis Konteks

Rincian kegiatan
Kepala Madrasah membentuk Tim Pengembang Kurikulum Madrasah. Tim pengembang kurikulum, kepala madrasah, guru, dengan didampingi pengawas, mendalami kerangka dasar SI, SKL sebagai bahan menyusun KTSP ,silabus, RPP , Standar Proses, dan Standar Penilaian Tim pengembang, kepala madrasah, guru, komite, stakeholder melakukan analisis potensi siswa, madrasah, daerah, unggulan lokal, unggulan global didampingi pengawas Kepala madrasah bersama tim pengembang kurikulum madrasah menyusun KTSP Dokumen I menentukan visi,misi, tujuan madrasah,struktur dan muatan kurikulum dan kalender pendidikan. Guru difasilitasi tim pengembang kurikulum mengembangkan KTSP dokumen II (menyusun silabus dan RPP , SK/ KD MULOK). Kemenag memfasilitasi kepala madrasah, guru, komite dan pengawas dalam mengembangkan KTSP .

Kedua

Perencanaan Kurikulum: Merencanakan KTSP Dokumen I dan II

Ketiga

Kepala Madrasah membentuk tim pengembang Implementasi kurikulum: kurikulum madrasah. Mengelola penerapan Hasil kajian pada penyusunan Tim pengembang kurikulum mensosialisasikan KTSP dokumen I dan II. Dokumen 1 dan II Kepala Madrasah memfasilitasi sarana, lingkungan kondusif, Guru melaksanakan silabus dan RPP (KTSP Dokumen II) Komite memfasilitasi sarana. Pengawas membimbing pelaksanaan/tempat konsultasi Mengarahkan dan menggerakkan sumber daya Monitoring dan supervisi (pengawasan) Kepala madrasah, pengawas, komite madrasah mengawasi pelaksanaan, apakah sesuai dengan rencana, apa kendalanya, bagaimana solusinya Kepala madrasah mengadakan pertemuan untuk memantau/merefleksikan pelaksanaan Kepala madrasah, pengawas, komite madrasah mengadakan kunjungan kelas, wawancara dengan siswa, untuk mencari data pelaksaan kurikulum Kepala madrasah, pengawas, komite madrasah, mengumpulkan dan menganalisis hasil lalu membandingkan dengan indikator keberhasilan yang telah disusun Melaksanakan evaluasi menyeluruh terhadap pencapaian hasil, proses, dan pengelolaan Kepala madrasah merefleksikan proses manajemen yang telah dilakukan Menentukan tindak lanjut untuk perbaikan

Keempat

Kelima

Evaluasi kurikulum: Pengumpulan data, pengukuran, dan penilaian

7
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Pengembangan KTSP

Terjadi perubahan kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia. Kurikulum yang selama ini diatur terpusat kini diserahkan pengembangannya pada madrasah. Sebagaimana diatur dalam PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pengembangan kurikulum diserahkan pada tingkat satuan pendidikan. Pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Empat dari delapan standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian Pendidik merupakan acuan utama dalam mengembangkan KTSP . Pada dasarnya, KTSP ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan setelah mempertimbangkan masukan dari rapat komite madrasah. Madrasah dan komite madrasah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah koordinasi dan supervisi dan kantor Kementerian Agama kabupaten/kota. Tim penyusun KTSP terdiri dari guru, pengawas dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan penyusunan KTSP melibatkan komite madrasah dan narasumber pihak lain yang terkait, termasuk Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang berperan dalam penyususnan dokumen 2. Selanjutnya Supervisi dilakukan oleh Kementerian Agama kabupaten/kota. Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite madrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihakpihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas satuan pendidikan. Untuk pendidikan dasar dan menengah, laporan oleh pimpinan satuan pendidikan ditujukan kepada komite madrasah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, yang berisi hasil evaluasi dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester. Selanjutnya, laporan oleh pengawas satuan pendidikan ditujukan kepada Kementerian Agama kabupaten/kota dan satuan pendidikan yang bersangkutan. Setiap pihak yang menerima laporan wajib menindaklanjuti laporan tersebut untuk meningkatkan mutu satuan pendidikan, termasuk memberikan sanksi atas pelanggaran yang ditemukannya. Semua pihak berperan dan bertanggung jawab dalam pengembangan KTSP . Deskripsi peran dan tanggung-jawab tersebut disajikan pada tabel 2 sampai dengan 6.

Tabel 2: Peran dan Tanggung Jawab Kepala Madrasah

Tahap
Perencanaan

Peran dan Tanggungjawab


Memimpin penyusunan Rencana Pengembangan Madrasah dalam bidang akademik dan non akademik.

8
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Membentuk tim rekayasa dan pengembangan kurikulum tingkat madrasah. Memfasilitasi analisis konteks. Menyusun dan Mengembangkan KTSP (Menetapkan visi, misi, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum, silabus dan RPP). Memfinalkan, menetapkan KTSP dan dokumen pendukung dalam Rapat kerja awal tahun ajaran. Memfasilitasi guru dalam melakukan analisis Standar Isi, Standar Kompetensi. Lulusan, Standar Proses, Standar Penilaian Pendidik dan mengembangkannya menjadi silabus dan RPP . Pelaksanaan Menentukan indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Mengadakan pertemuan persiapan dan menetapkan tugas guru dan tenaga kependidikan lainnya (menginformasikan deskripsi tugas dalam pelaksanaan kurikulum secara tegas). Memfasilitasi pengembangan bahan ajar yang sesuai agar kurikulum mudah dilaksanakan. Memfasilitasi sarana, media, sumber belajar serta pendukung lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan kurikulum. Melakukan kerja sama dengan stakeholder dan instansi terkait untuk memperlancar pelaksanaan kurikulum. Mengadakan pertemuan untuk membahas pelaksanaan kurikulum. Mensosialisasikan KTSP dan memberikan motivasi guru dalam pelaksanaan KTSP . Menciptakan iklim yang kondusif dan inovatif dalam pelaksanaan KTSP Merancang kegiatan supervisi kelas dan guru. Melakukan supervisi kelas/kunjungan kelas, supervisi klinis dan observasi kegiatan belajar peserta didik. Pengamatan kinerja guru dalam implementasi kurikulum. Melakukan pertemuan rutin dengan guru dan siswa untuk mengecek pelaksanaan kurikulum. Pertemuan rutin dengan dewan pendidik sebulan sekali untuk membahas hasil monitoring. Melakukan kunjungan kelas dan membuat catatan hasil kunjungannya. Memfasilitasi dalam pelaksanaan penelitian tindakan (action research) dalam pengembangan manajemen kurikulum. Membuka dialog /pertemuan agar guru dapat berkonsultasi jika mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum. Melakukan penilaian pencapaian kompetensi. Melakukan penilaian terhadap proses pelaksanaan kurikulum pembelajaran dan guru dengan melibatkan peserta didik . Menganalisis keberhasilan pelaksanaan Kurikulum. Menilai penggunaan sarana, prasarana, dan media pembelajaran. Menilai proses manajemen yang dilakukan kepala madrasah. Melakukan pembinaan tindak lanjut dan dialog dalam memecahkan problem dengan guru. Memberikan reward dan punishment. Melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum dan tindak lanjut.

Monitoring

Evaluasi

9
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 3: Peran dan Tanggung Jawab Tim Pengembang Kurikulum

Tahap
Perencanaan

Peran dan Tanggungjawab


Membantu kepala madrasah menganalisis dan mengkaji kebijakan- kebijakan yang berkaitan dengan kurikulum dan implikasinya pada tugas madrasah. Membantu kepala madrasah memfasilitasi pengembangan instrumen dan pelaksanaan analisis konteks (analisis kondisi siswa, kondisi madrasah (analisis SWOT), kondisi masyarakat/harapan masyarakat sekitar, harapan orangtua terhadap anak-anaknya, kebutuhan daerah dan sebagainya) sebagai dasar penyusunan KTSP dan indikator keberhasilannya. Membantu kepala madrasah memfasilitasi penyusunan KTSP dan lampirannya (merancang workshop dan instrumen-instrumen yang dibutuhkan dalam penyusunan KTSP , menjalin kerja sama dengan komite/stakeholder lainnya). Menyiapkan panduan-panduan untuk menyusun dan mengembangkan KTSP menetapkan visi dan misi, tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, (termasuk muatan lokal, pengembangan diri, kecakapan hidup, beban belajar, ketuntasan belajar, kalender pendidikan). Memfasilitasi kepala madrasah, guru dalam melakukan analisis standar isi dan standar kompetensi lulusan, bedah SK/KD dalam upaya penyusunan lampiran dokumen KTSP dokumen II. Membantu finalisasi penyusunan KTSP dan lampirannya untuk disahkan kepala madrasah. Memberi masukan dan merancang deskripsi tugas berkaitan dengan kurikulum bagi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pengembangan diri (layanan bimbingan, kegiatan spontan, rutin, dan ekstrakurikuler), evaluasi guru, pembagian tugas, mengajar, wali kelas, piket, pembina siswa. Membantu kepala madrasah memfasiltasi pelaksanaan sosialisasi KTSP dan prinsip-prinsip pelaksanaannya sebelum tahun pelajaran baru. Mensosialisasikan model-model pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum dengan berbagai cara. Membantu kepala madrasah untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan kompetensinya, melalui pelatihan, workshop, buletin, jurnal, dan media lain agar guru dapat mengimplementasikan kurikulum. Memfasilitasi koordinasi pelaksanaan dengan mengadakan pertemuanpertemuan dan sistem pelaksanaan kurikulum. Merancang jadwal/teknik pelaksanaan monitoring (baik oleh kepala madrasah, pengawas, maupun komite madrasah. Membantu menyediakan/ mengadministrasikan format-format monitoring dan pengawasan bagi kepala madrasah, pengawas, maupun komite madrasah. Merancang jadwal kunjungan kelas, kunjungan BK, dan kunjungan ekstra kurikuler. Merancang penilaian kolega (antar-teman) untuk meningkatkan saling koreksi untuk perbaikan. Pengamatan kinerja guru dalam implementasi kurikulum. Memfasilitasi pertemuan rutin dengan guru, komite, dan pengawas untuk memaksimalkan monitoring. Pertemuan rutin dengan dewan pendidik sebulan sekali untuk membahas hasil monitoring.

Pelaksanaan

Monitoring

10
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Menyediakan format catatan hasil dan analisis kunjungan kelas, wawancara dengan siswa, observasi kegiatan pengembangan diri. Memfasilitasi analisis hasil monitoring untuk dilakukan tindak-lanjut yang sesuai (semacam penelitian dan pengembangan /litbang). Mendorong sistem reflektif (baik melalui penelitian, kajian mendalam untuk memperbaiki. Evaluasi Menyediakan format-format penilaian pencapaian hasil, proses, dan dampak pelaksanaan kurikulum. Merancang jadwal pelaksanaan evaluasi secara efektif (baik oleh kepala madrasah, pengawas, maupun komite madrasah . Menganalisis keberhasilan pelaksanaan Kurikulum berdasarkan indikatorindikator yang telah disusun. Membantu mengadministrasikan hasil evaluasi kepala madrasah, pengawas, maupun komite madrasah. Memfasilitasi penyebarluasan hasil evaluasi dan untuk dapat ditindak-lanjuti. Melakukan pembinaan tindak lanjut dan dialog dalam memecahkan problem dengan guru. Melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum.

Tindak Lanjut

Tabel 4: Peran dan Tanggung jawab Guru

Tahap
Perencanaan

Uraian Kegiatan
Mengikuti in house training pengembangan kurikulum tentang, pengembangan silabus, dan RPP . Berperan aktif dalam tim pengembang kurikulum madsarah sesuai dengan kelompok bidang studi. Melakukan analisis standar isi dan SKL. Melakukan analisis SK/KD dan pemetaan KD. Mengembangkan silabus. Menyusun RPP dan perangkat operasional yang mendukung RPP (LKS, bahan ajar, media yang sesuai). Melaksanakan Proses Pembelajaran sesuai dengan Rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan lingkungan madrasah. Memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi madrasah. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode dan teknik yang tepat). Mengelola kelas dengan baik dan sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Memahami indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Merefleksikan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan. Berkonsultasi dengan kepala madrasah/pengawas untuk mengatasi kendala.

Pelaksanaan

Monitoring

11
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Saling mengkoreksi, memberi masukan kepada teman sejawat dalam melaksanakan pembelajaran/penilaian. Evaluasi Menentukan jenis dan teknik penilaian hasil belajar. Mengumpulkan data dampak pembelajaran terhadap proses dan hasil belajar. Mengumpulkan data kelancaran proses pembelajaran dan kriteria keberhasilan Melaksanakan penilaian hasil belajar. Melakukan analisis penilaian. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk menilai keefektifan pembelajaran. Membantu mengumpulkan data-data untuk evaluasi pencapaian hasil. Memilah hasil analisis penilaian. Melakukan remedial terhadap siswa yang belum memenuhi target kompetensi yang telah ditentukan. Memberikan pengayaan kepada siswa yang telah mencapai terget kompetensi. Menyusun laporan hasil pembelajaran.

Tindak Lanjut

Tabel 5: Peran dan Tanggung Jawab Pengawas

Tahap
Perencanaan

Uraian Kegiatan
Mendampingi kepala madrasah, guru, dan komite madrasah dalam menyusun KTSP (Dokumen 1: KKM, Mulok, struktur Kurikulum, kalender pendidikan, pengembangan diri, dsb.) Membimbing guru dalam menyusun silabus dan RPP (Dokumen 2) Membimbing kepala madrasah dalam menyusun kriteria keberhasilan kurikulum. Membimbing kepala madrasah dalam pelaksanaan KTSP . Membimbing guru dalam proses pembelajaran. Melakukan kunjungan kelas, observasi kegiatan siswa. Memotivasi dan membimbing guru dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian tindakan kelas. Membuat rencana pelaksanaan supervisi kurikulum. Memfasilitasi kepala madrasah dalam membuat rencana supervisi dan monitoring pelaksanaan kurikulum. Melakukan kunjungan madrasah dalam rangka memantau pelaksanaan kurikulum secara periodik (minimal per triwulan). Mendiskusikan hasil temuan kunjungan kelas dan saran tindak-lanjutnya dengan kepala madrasah dan atau guru. Menyusun laporan hasil kunjungan kelas. Mengecek kelengkapan dokumen KTSP . Memantau pelaksanaan kurikulum dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala madrasah dalam mempersiapkan akreditasi madrasah.

Pelaksanaan

Monitoring

12
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Evaluasi

Menyusun instrumen evaluasi kinerja kepala madrasah dan atau guru dalam melaksanakan tugas kurikulum. Melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala madrasah dan guru dalam melaksanakan tugas kurikulum. Memonitor perkembangan hasil belajar siswa. Memantau hasil belajar siswa di madrasah binaannya. Memetakan hasil belajar siswa di madrasah binaannya. Menyusun laporan pelaksanaan supervisi kurikulum.

Tabel 6: Peran dan Tanggung Jawab Komite Madrasah

Tahap
Perencanaan

Uraian Kegiatan
Menyusun program kerja komite. Melakukan identifikasi kebutuhan madrasah. Memberikan masukan dalam penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja Madrasah. Mengidentifikasikan orang-orang kunci atau yang berperan ikut mengesahkan RAPBM. Melaksanakan program yang telah ditetapkan. Mengundang tokoh untuk menjadi pembicara dalam kegiatan madrasah (seminar, diskusi) sepengetahuan kepala madrasah. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana madrasah. Memberikan layanan informasi melalui bulletin, open house. Memberikan penghargaan kepada orang yang berjasa dalam pengembangan madrasah. Memonitor proses pengambilan keputusan di madrasah. Memonitor kualitas kebijakan di madrasah. Memonitor kualitas perencanaan madrasah. Memonitor terhadap program madrasah. Memonitor hasil ujian atau out-put. Memantau kondisi keuangan madrasah. Memobilisasi guru sukarelawan untuk memenuhi kekurangan guru. Memonitor kondisi sarana dan prasarana madrasah. Mengevaluasi pelaksanaan program. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran. Mengevaluasi dukungan sarana dan pra sarana madarsah. Mengevaluasi kebijakan di madarasah. Mengevaluasi output madrasah.

Pelaksanaan

Monitoring

Evaluasi

13
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tindak Lanjut

Memberikan masukan atau pertimbangan pada saat revisi anggaran. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana madrasah. Menyampaikan hasil pelaksanaan program kepada stakeholder secara periodik. Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban kepada masyarakat dan pemerintah.

Pendekatan, Prinsip-Prinsip, dan Acuan Operasional

Pendekatan Pengembangan KTSP


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan Kementerian Agama Provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP , serta memperhatikan pertimbangan komite madrasah. Beberapa prinsip pengembangan KTSP yang harus diperhatikan dalam mengembangkan KTSP diuraikan berikut: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan Peserta Didik dan Lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Oleh karena peserta didik memiliki posisi sentral, maka kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah: kurikulum disusun untuk melayani kebutuhan siswa dan tidak boleh memberatkan siswa. Kurikulum dirancang semata-mata untuk kepentingan memaksimalkan potensi siswa. Menambah jam pelajaran tidak boleh terlalu banyak sehingga memberatkan siswa yang dampaknya siswa tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan kegiatan lain. Kurikulum juga harus merencanakan layanan konseling untuk membantu perkembangan siswa secara terprogram agar siswa dapat tumbuh kembang secara maksimal sesuai dengan perkembangan kejiwaannya. 2. Beragam dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional,

14

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

spritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. Keragaman berimplikasi pada keluwesan kurikulum. Analisis keragaman siswa dari segi kemampuan, minat, dan bakat, perlu dilakukan untuk merancang model pembelajaran yang sesuai, jenis pengembangan diri yang beragam, serta program remedial yang sesuai. Selain itu, keragaman juga berkaitan dengan kekhasan dan kebutuhan yang berbeda tiap daerah sehingga kurikulum perlu disesuaikan dengan hasil analisis potensi kawasan. Ciri khas karakteristik jenis pendidikan perlu dipertimbangkan dalam merancang struktur dan muatan kurikulum. Demikian juga karakteristik satuan pendidikan yang berbeda perlu menyusun struktur dan muatan kurikulum yang relatif beragam disesuaikan dengan karakteristik yang dimiliki. Selanjutnya, makna terpadu berkaitan dengan rancangan kurikulum harus meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna. Selain itu, keterpaduan juga berkaitan dengan keterpaduan program yang mendukung pelaksanaan kurikulum. Misalnya, pada madrasah yang berasrama perlu dirancang kegiatan suplemen secara terpadu untuk mendukung pelaksanaan kurikulum di madrasah. 3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis. Artinya, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Isi/ muatan kurikulum dapat dipertanggung-jawabkan dan relevan dengan perkembangan iptek dan seni. Rancangan pembelajaran mengacu pada perkembangan ilmu belajar yang mutakhir. Bimbingan konseling dimaksimalkan dengan mengacu pada perkembangan ilmu yang relevan. Isi kurikulum juga harus berkaitan dengan perkembangan teknologi. Misalnya, memasukkan mata pelajaran TIK dalam struktur dan muatan kurikulum. Menggunakan internet sebagai sumber belajar. Menggunakan model belajar dengan membiasakan siswa mengenal teknologi sehingga siswa siap bersentuhan dengan teknologi. Implikasinya, terus diupayakan perbaikan isi dan cara implementasi kurikulum dengan perkembangan iptek dan seni. Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 4. Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan (Dunia Kerja dan Masa Depan) Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

15

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. Pada tataran perencanaan, prinsip ini berkaitan dengan pelibatan pemangku kebijakan dalam penyusunan kurikulum, analisis konteks kebutuhan daerah, dan analisis life skill untuk dimasukkan pada rancangan kurikulum. Pengintegrasian kecakapan hidup perlu dirancang karena akan diperlukan siswa dalam kehidupan mereka. Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuhkembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewira usahaan dan mempunyai kecakapan hidup, oleh sebab itu kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting untuk membekali peserta didik yang tidak dapat melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. 5. Menyeluruh Dan Berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. Aplikasi prinsip ini pada tataran pengembangan KTSP (dokumen 1), mencerminkan kesinambungan antar-kelas dan cakupan secara menyeluruh muatan wajib, muatan lokal, maupun pengembangan diri. Pada tataran pengembangan silabus, pemetaan KD mencerminkan kesinambungan dan kekomprehensifan cakupan kompetensi. Misanya, perlu dirancang pemetaan yang dapat menunjukkan bahwa isi kompetensi dasar yang dikembangkan berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditekankan pada tiaptiap KD. Menyeluruh juga berarti isi kurikulum menyiapkan manusia Indonesia secara utuh. 6. Belajar Sepanjang Hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Keterkaitan unsur pendidikan formal di madrasah dan informal di asrama. Semuanya dilakukan untuk membentuk manusia seutuhnya. Berbagai kegiatan perlu dirancang agar siswa senang belajar dan termotivasi untuk beajar sepanjang hayat. Isi kurikulum merancang kegiatan yang menyiapkan siswa akan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Misalnya, merangsang budaya baca, merangsang motivasi untuk terus belajar dengan cara merancang model-model pembelajaran yang bisa membuat siswa senang belajar sehingga

16
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

dia akan mempunyai keinginan belajar terus sepanjang hayatnya (Muatan khusus yang bisa berdampak untuk membetuk pembelajar sepanjang hayat, misalnya muatan khusus wajib baca). 7. Seimbang Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah. Kondisi tersebut harus diimbangi dengan isi kurikulum yang membentuk kesadaran siswa sebagai warga negara dalam kerangka NKRI. Kepentingan pusat diwakili oleh struktur kurikulum minimal, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar minimal yang telah diatur pusat. Untuk itu, pengembangan yang berorientasi pada karakteristik daerah dan kekhasan satuan pendidikan tidak boleh mengorbankan standar minimal yang telah ditetapkan oleh pusat. Madrasah bisa menambahkan hal lain secara seimbang untuk kepentingan daerah/ kekhasan karakteristik jenis pendidikan. Misalnya, penambahan jam pelajaran agama di madrasah yang berbasis agama tidak boleh mengorbankan jam minimal yang telah ditetapkan.

Acuan Operasional Pengembangan KTSP

Selain prinsip-prinsip Pengembangan KTSP diatas, dalam penyusunan KTSP hendaknya bertumpu pada acuan operasional berikut: 1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. 2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

17
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah. 4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi. 5. Tuntutan dunia kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. 6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 7. Agama Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia. 8. Dinamika perkembangan global Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

18

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI. Isi dan muatan kurikulum harus bisa mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan yang ada. Perbedaan itu dapat berupa perbedaan agama, ras, suku/budaya, aliran, jenis kelamin dan sebagainya. Muatan kurikulum harus dirancang agar dapat mengembangkan toleransi dan kerukunan umat beragama, toleran terhadap perbedaan ras, suku/budaya, aliran, jenis kelamin, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan kondisi Indonesia yang memang majemuk dalam berbagai hal. Rancangan pengembangan nilai-nilai tersebut dapat melalui pengintegrasian kecakapan hidup terutama keterampilan sosial ke dalam mata pelajaran. Pengembangan diri juga dapat dirancang untuk melahirkan pribadi-pribadi yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan serta dapat hidup bersama dalam berbagai perbedaan. 10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. Kurikulum dimulai dari yang paling dekat. Analisis konteks sosial budaya masyarakat penting dilakukan agar madrasah mengetahui harapan masyarakat sekitar, nilai-nilai yang dianut dan juga keadaan sosial ekonomi. Dengan diketahuinya konteks sosial, madrasah dapat merancang kurikulum yang tepat. Misalnya, jika ratarata siswa berasal dari keluarga miskin, perlu dibekali pembelajaran yang membuat dia mandiri dengan keterampilan yang relevan. 11. Kesetaraan Jender Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender. Kurikulum yang dikembangkan memberi akses dan peluang yang setara bagi siswa laki-laki maupun siswa perempuan. Dalam hal ini diharapkan struktur dan muatan isi kurikulum tidak stereotipe (memberi labellabel khusus). Misalnya, mulok perempuan menjahit, mulok lakilaki elektronika). Demikian juga bahan ajar yang dikembangkan dari tiap-tiap mata pelajaran hendaknya dapat menanamkan persepsi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, tidak menanamkan persepsi bahwa yang pergi ke kantor itu hanya ayah saja dan ibu hanya cocok bekerja di dapur. Kurikulum dianggap memiliki kesetaraan jender jika tidak memberi stereotipe perempuan atau laki-laki. Pengelolaan mulok perlu membuka akses bahwa semua jenis mulok dapat dipilih oleh siswa laki-laki dan perempuan.
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

19

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

12. Karakteristik satuan pendidikan Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan. Karakteristik satuan pendidikan memiliki harapan, kondisi madrasah, kondisi siswa, dan ciri khas yang membedakan dengan satuan pendidikan satu dengan yang lain. Sesuai dengan prinsip ini, madrasah dengan visi tertentu dapat mengembangkan struktur dan muatan kurikulum yang sesuai. Misalnya, madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang juga berfungsi sebagai lembaga pengembangan dakwah dan lembaga pemberdayaan masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan Islam, madrasah tidak hanya diarahkan pada kegiatan penggalian ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menjadi wahana pelatihan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan pada tataran realitas. Selain itu, pendidikan di madrasah tidak hanya mengarah pada keunggulan akademis (academic excellence), tetapi justru menegaskan pada orientasi pembentukan karakter (character building) yang berasaskan pada prinsip akhlaq al-karimah. Sebagai lembaga pengembangan dakwah, madrasah dengan sendirinya menjadi salah satu guru syiar agama dan penyebaran ajaran agama sekaligus tampil sebagai komponen penting dari gerakan amar maruf nahi munkar. Sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat, madrasah berperan dalam pengembangan masyarakat sekitar terutama terkait dengan masalah keagamaan maupun pemberdayaan sektor nonkeagamaan. Ini justru menjadi ciri madrasah karena ia lebih merupakan pendidikan berbasis masyarakat (community based education). Dengan demikian salah satu komponen penting dari sistem madrasah adalah peran aktifnya dalam pemberdayaan masyarakat sekitar dan sebaliknya peran aktif masyarakat dalam pengembangan madrasah sangat penting juga (mutual support).

Langkah-langkah Teknis dalam Penyusunan Dokumen KTSP

Penyusunan KTSP madrasah yang baik perlu mengikuti langkah-langkah yang logis dan sistematis. Langkah-langkah tersebut meliputi kegiatan berikut: 1. Membentuk Tim Pengembang kurikulum (anggotanya terdiri atas: komite madrasah, guru, kepala madrasah, dan stakeholders 2. Analisis konteks/pemetaan kondisi peserta didik, madrasah, kondisi/harapan masyarakat terhadap madrasah 3. Penentuan aspek khusus hasil analisis yang akan dimasukkan pada komponen KTSP (penentuan visi, penambahan pada struktur dan muatan kurikulum yang meliputi mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri, beban belajar, penilaian/kelulusan, serta kalender pendidikan) 4. Penyusunan dokumen I KTSP yang memuat: Bab I: Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan Pengembangan KTSP C. Prinsip Pengembangan KTSP dan Acuan Operasional

20
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Bab II: Tujuan A. Tujuan Pendidikan Madasah Pendidikan Dasar (MI dan MTS) B. Visi madrasah C. Misi madrasah D. Tujuan Madrasah (umum) E. Tujuan Madrasah (khusus) Bab III: Struktur dan Muatan Kurikulum A. Struktur Kurikulum B. Muatan Kurikulum C. Muatan Lokal D. Kegiatan Pengembangan Diri E. Pengaturan Beban Belajar F. Kriteria Ketuntatasan Minimal G. Kriteria Kenaikan Kelas H. Kriteria Kelulusan Peserta Didik Bab IV: Kalender Pendidikan (berisi : Minggu efektif, Jam efektif, Hari Libur Keagamaan, Hari Libur Nasional, Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, Ujian Madrasah, Ujian Nasional, Kalender Kegiatan Madrasah) 5. Menyusun dokumen II KTSP yang berisi: A. SK/KD semua mapel (dari Standar Isi dari Permen ataupun Permenag) B. SK/KD Mulok C. Silabus D. RPP (tentatif) 1. Membentuk Tim Pengembang KTSP Tahap awal yang harus dilakukan madrasah dalam pengembangan kurikulum adalah membentuk tim pengembang kurikulum madrasah. Tim ini yang akan menjadi penggerak penyusunan, implementasi, monitoring dan pengendalian, serta evaluasi kurikulum. Tim ini terdiri atas kepala madrasah, komite, beberapa guru (termasuk waka kurikulum), tokoh masyarakat/ narasumber. Setelah tim terbentuk dimulailah pertemuan-pertemuan untuk mengkaji kebijakan-kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia, peraturan lain dan implikasinya pada peran dan tanggung jawab kepala madrasah, komite, guru, pengawas, Kemenag, dan narasumber. Tim pengembang kurikulum bertugas membantu kepala madrasah untuk mengkaji berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penyusunan kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Dari hasil analisis kebijakan akan diketahui standar minimal apa yang wajib dipenuhi madrasah dan aspek apa yang bisa ditambahkan/ dikreasikan oleh madrasah.

21
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

2. Analisis Konteks dan Kebutuhan Dalam istilah yang sederhana, analisis situasi dan penilaian kebutuhan berarti menentukan kebutuhan para siswa dan masyarakat untuk suatu program pendidikan. Pada dasarnya hal ini melibatkan pelaksanaan pengujian secara terinci dan analisis situasi/konteks di mana kurikulum akan dilaksanakan. Pada akhirnya analisis konteks akan melibatkan penentuan tentang kondisi/siapa siswa yang kita hadapi, kondisi guru yang dimiliki, dan lingkungan madrasah tempat suatu kurikulum akan diberlakukan. Pada dasarnya analisis situasi juga melibatkan penilaian kebutuhan untuk menentukan perbedaan antara situasi yang nyata/sekarang dengan situasi yang diharapkan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara bertanya pada berbagai kelompok yang berbeda dalam masyarakat seperti komunitas masyarakat, para pemberi kerja (DUDI), pengelola pendidikan, guru, orang tua, dan siswa. Mereka akan ditanya tentang apa yang sekarang dibutuhkan dalam kurikulum untuk membantu siswa belajar menyesuaikan diri dalam masyarakat modern secara lebih baik. Analisis kebutuhan mencakup penentuan akan pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai apa yang dibutuhkan oleh para siswa ketika mereka menyelesaikan suatu program pendidikan. Selain itu, analisis konteks juga melakukan penjaringan/ analisis terhadap (a) harapan masyarakat terhadap masa depan anak-anaknya, (b) analisis terhadap potensi siswa yang masuk ke madrasah, (c) analisis terhadap karakteristik daerah, dan (d) analisis terhadap karakteristik satuan pendidikan. Setelah melengkapi analisis konteks situasi, para penyusun kurikulum memutuskan bagaimana karakteristik kurikulum yang akan dikembangkan. Berdasarkan analisis kebutuhan, para penyusun kurikulum kemudian harus memutuskan prioritas dan aspek-aspek khusus yang akan dimasukkan ke dalam kurikulum. Setiap kebutuhan akan memungkinkan mereka menentukan maksud kurikulum tersebut. Pada tahap kedua, tim pengembang kurikulum madrasah (kepala madrasah , guru, komite, stakeholder) melakukan analisis potensi siswa, madrasah, daerah, unggulan lokal, dan unggulan global. Tahap ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kepala Madrasah sebagai ujung tombak akan memfasilitasi dan mengarahkan tahap analisis ini bersamaan dengan penyusunan Rencana Pengembangan Madrasah (RPM) secara keseluruhan. Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah dilakukan terhadap madrasah dan Rencana Kerja Madrasah (RKM) termasuk Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang berperan dalam penyusunan dokumen 2. Sedangkan analisis potensi ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan analisis kondisi madrasah. Komite madrasah mendukung analisis kondisi sosial ekonomi dan kebutuhan, serta harapan orang tua/ masyarakat. Hasil analisis konteks (keadaan siswa, madrasah, kebutuhan/ kondisi masyarakat/unggulan lokal maupun global) ini digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum yang akan dibuat.

22
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

3. Penentuan Aspek Khusus dalam Rancangan Kurikulum Dari analisis konteks dihasilkan rancangan hal-hal khusus yang akan dikembangkan dalam kurikulum madrasah. Dari berbagai hasil analisis penyusun kurikulum akan memilih beberapa hal yang akan dikemas dalam kurikulum di madrasahnya. Hasil analisis konteks dan penentuan hal-hal khusus dicontohkan pada tabel berikut:

Tabel 7: Peran dan Tanggung Jawab Komite Madrasah

Analisis Konteks
Konteks masyarakat

Aspek khusus hasil Analisis


Harapan masyarakat siswa bisa menghadapi tantangan global. Masyarakat sekitar merupakan produsen krupuk ikan dan makanan olahan dari ikan.

Implikasi pada Penyusunan KTSP


Bahasa Arab dan Inggris ditambah jam formalnya dan di asrama disusun program peningkatan kemampuan berbahasa Inggris dan Arab. Unggulan lokal dalam muatan kurikulum akan mengaitkan dengan kondisi masyarakat sebagai produsen makanan olahan dari ikan. Pengembangan diri untuk mengembangkan kepemimpinan kader. Program Mubalig hijrah Wajib memimpin di organisasi sekecil apa pun. Mulok kemuhamadiyahan/ aswaja Kajian kitab kuning. Pengembangan diri rutin untuk meningkatkan kemandirian dan kesalehan dalam asrama.

Harapan Kondisi madrasah / yayasan

Kepeloporan kader organisasi. Menyiapkan calon pendidik, ulama, zuama yang mampu mengembangkan ilmu.

Harapan orangtua/ masyarakat/ komite madrasah di tengah keterpurukan akhlak

Akhlakul karimah dan mampu beribadah dengan baik (menjadi anak sholeh).

23
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 8: Contoh Penentuan Aspek Khusus dan Implikasinya pada Penyusunan

Analisis Konteks

Aspek khusus hasil Analisis

Implikasi pada Penyusunan KTSP


(puasa sunnah, sholat sunnah, baca Al-Quran)

Konteks daerah

Kota wisata (banyak turis berdatangan). Rawan gempa.

Ada program hunting tourist untuk memperkuat kemampuan berbahasa. Memasukkan masalah gempa dan penyelamatannya secara khusus dalam berbagai mata plajaran yang relevan.

Kondisi siswa

Rata-rata kemampuan siswa kurang (intake rendah). Siswa perempuan semua.

KKM disesuaikan ( tidak terlalu tinggi). Ada program remedial yang lebih intensif untuk siswa Mulok keputrian Melaksanakan pakem. Kecakapan hidup diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Mulok TIK/ muatan global dengan menggunakan internet.

Kebutuhan masa kini dan masa depan (perkembangan ilmu pembelajaran) dan perkembangan teknologi

Pembelajaran PAKEM/ CTL dan model pembelajaran bermakna Kecakapan hidup diintegrasikan Belajar terampil menggunakan tekonologi Kepesantrenan Pendidikan watak/ akhlak Membentuk kader dakwah

Karakteristik madrasah sebagai lembaga dakwah/ syiar, pengerak masyarakat, pembentuk akhlakul karimah

Struktur dan muatan kurikulum menambah muatan keagamaan/ kepesantrenan.

4. Penyusunan Dokumen KTSP Setelah analisis konteks dan penentuan aspek khusus dilakukan, Tim Pengembang Kurikulum menyelenggarakan pertemuan/workshop untuk menyusun KTSP . Kepala madrasah, guru, komite, dengan bimbingan pengawas, Depag/Dinas, dan nara sumber menyusun KTSP dokumen 1 yang memuat arah/tujuan, cara mencapai, isi/muatan yang akan dituliskan dalam dokumen kurikulum. Secara teknis komponen yang akan dirancang dalam KTSP dokumen I adalah visi, misi, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum (mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan/kelulusan, unggulan lokal/global) dan kalender pendidikan.

24
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP dokumen I perlu dilengkapi KTSP dokumen II yang berisi silabus dan RPP seluruh mata pelajaran. Dalam kegiatan ini guru difasilitasi untuk mengembangkan silabus dan RPP semua mata pelajaran. Pada tahap ini guru dengan bimbingan Kepala Madrasah, Pengawas, Kantor Kantor Kemenag mengembangkan silabus/RPP mapel, SK/KD Muatan Lokal atau Muatan Khusus yang akan dilaksanakan dalam praktik di madrasah. Kantor Kemenag memfasilitasi pengembangan SK/KD Muatan Lokal. Kantor Kemenag memfasilitasi pengembangan dengan pengesahan KTSP . Penyusunan silabus dan RPP akan dibahas pada BAB selanjutnya. 5. Melengkapi Dokumen Pendukung Implementasi KTSP Setelah dokumen KTSP jadi, setiap satuan pendidikan perlu menyiapkan berbagai pendukung untuk menunjang agar pelaksanaan KTSP dapat berjalan optimal seperti yang telah direncanakan. Dokumen pendukung itu setidak-tidaknya mencakup berbagai pedoman sebagai berikut: a) Program Pengembangan diri dan teknis pelaksanaan b) Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan; c) Pembagian tugas di antara pendidik; d) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan; e) Peraturan akademik; f) Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. Bermain kuis kelompok tentang KTSP yang terdiri atas tiga tahap!

Kuis Kreatif Sesi 1

1. Cipta lagu dikaitkan dengan menggunakan kata-kata bermakna pada pengembangan KTSP (kata-kata yang digunakan: pengembangan KTSP ini, membuat siswa menjadi mandiri, berkreasi, bekerjasama membuat karya, berefleksi meningkatkan diri, kita ingin madrasah merancang dengan penuh pertimbangan, rancangan itu dilaksanakan dievaluasi kemudian, kita ingin madrasah kita melakukan perbaikan , mengevaluasi yang dilaksanakan demi untuk peningkatan) 2. Bacalah paparan tentang kebijakan KTSP pada paparan yang disediakan lalu buatlah pertanyaan dan jawaban (tiap orang minimal membuat 3 buah pertanyaan dan sekaligus jawaban). Semua pertanyaan di masing-masing kelompok ditanyakan kepada kelompok lain dengan menunjuk sendiri siapa yang akan ditanya. 3. Lengkapi bahan baku dan tahapan penyusunan KTSP!

25
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tahap pengembangan KTSP


Pendahuluan Bab 1 Bab 2 Tujuan

Hal yang disusun


Acuan operasional dan Dasar pemikiran Tujuan pendidikan dasar Visi-misi, Tujuan madrasah

Bahan baku yang digunakan/ harus dibaca

Bab III Kurikulum

Struktur kurikulum Tujuan mata pelajaran umum

4. Lengkapi tabel berikut dengan cara menuliskan bagian mana yang bisa diatur sendiri oleh madrasah dan bagian mana yang harus dipatuhi dari pusat! No. Hal yang Diatur Pusat (dengan batas minimal Diatur sendiri sekolah dan maksimal) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

26
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sesi 2

Melaksanakan Lokakarya Mereview Dokumen 1 KTSP (150)


Maksud sesi 2 pada bagian satu ini adalah melaksanakan simulasi menyusun atau mereview KTSP dokumen 1 dan pelaksanaan lokakarya sesuai dengan mekanisme pengembangan KTSP yang diatur pada panduan BSNP .

Tujuan
Setelah melakukan sesi satu ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut: 1) Mengidentifikasi pentingnya kegiatan lokakarya yang harus dilakukan pada pengembangan KTSP . 2) Melaksanakan/ mensimulasikan acara pengembangan dokumen 1 KTSP . 3) Mereview komponen dokumen 1 KTSP . 4) Membuat revisi hasil review dokumen 1 KTSP . 5) Membuat notulen, berita acara, dan dokumen lain yang relevan sesuai lokakarya review KTSP .

Skenario
Waktu
30 menit

Kegiatan
Refleksi identifikasi praktik kegiatan yang kurang tepat pada penyusunan KTSP pada pohon merah dan praktik penyusunan KTSP yang diharapkan pada pohon hijau. Tanya jawab perlunya kegiatan lokakarya di tingkat madrasah/ kelompok madrasah dan ciri lokakarya untuk pengembangan KTSP menuju akreditasi bermakna. Tanya jawab perlunya kegiatan lokakarya di tingkat madrasah/ kelompok madrasah dan ciri lokakarya untuk pengembangan KTSP menuju akreditasi bermakna. Simulasi/ riil review dokumen 1 membuka acara, membagi tugas, mengerjakan review/

Media / Alat
Power point dan pohon kekhawatiran penyusunan KTSP (daun hijau) Pohon harapan penyusunan KTSP (daun merah)

Metode
Tanya jawab dan brainstorming

120 menit

Contoh KTSP dokumen 1 yang dibawa peserta (disediakan panitia)

Simulasi dan modelling proses

27

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Waktu

Kegiatan
menyusun komponen dokumen 1 sesuai tugas, pemajangan dan saling mengomentari. fasilitator memberikan penguatan/ umpan balik dan pemberian penghargaan

Media / Alat
Kotak pintar yang berisi kartu-kartu cara menuliskan komponen KTSP Dokumen 1 secara tepat, Kartu komentar Power point

Metode

10 menit

Hadiahhadiah untuk penghargaan

Bacalah paparan berikut untuk membantu pelaksanaan review KTSP dokumen 1! Dokumen-dokumen utama yang diperlukan dalam penyusunan Komponen KTSP KTSP adalah (1) PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Dokumen I dan Pendidikan, (2) Permen Diknas 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, (3) Cara Menyusunnya Permen Diknas 23 tentang SKL dan Permen Diknas No. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. (4) Permendiknas No.20 tahun 2007. (5) Permendiknas No. 41 Tahun 2008 (6) Permenag No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Pendidikan Dasar dan Menengah di Madrasah (7) Panduan/pedoman penyusunan KTSP . Sesuai dengan Panduan penyusunan KTSP dari BSNP , komponen-komponen KTSP Dokumen I adalah sebagai berikut : Tabel 1: Komponen Dokumen 1 KTSP
ISI DOKUMEN 1 KTSP Halaman sampul Halamam penetapan dan pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Bab I: Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan Pengembangan KTSP C. Prinsip dan Acuan Operasional Pengembangan KTSP Bab II: Tujuan A. Tujuan Pendidikan Dasar (MI dan MTS) B. Visi madrasah C. Misi madrasah D. Tujuan Madrasah (umum) E. Tujuan Madrasah (khusus) Bab III: Struktur dan Muatan Kurikulum A. Struktur Kurikulum B. Muatan Kurikulum 1 Mata Pelajaran 2 Muatan Lokal 3 Kegiatan Pengembangan Diri

28
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

4 5 6 7 8

Pengaturan Beban Belajar Ketuntatasan Belajar Kenaikan Kelas dan Kelulusan Peserta Didik Pendidikan Kecakapan Hidup Berbasis Keunggulan lokal dan Global

Bab IV : Kalender Pendidikan (berisi : Minggu efektif, Jam efektif, Hari Libur Keagamaan, Hari Libur Nasional, Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, Ujian Madrasah, Ujian Nasional, Kalender Kegiatan Madrasah) ISI DOKUMEN II KTSP A. SK/KD semua mapel (dari Standar Isi dari Permen ataupun Permenag) B. SK/KD Mulok C. Silabus D. RPP (tentatif)

Dokumen I

A. Halaman-halaman Pemula
Halaman-halaman pemula KTSP Dokumen I mencakup halaman sampul, halaman penetapan dan pengesahan, kata pengantar, dan daftar isi. Rincian isi masing-masing halaman dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Halaman sampul memuat Judul (Misalnya, Kurikulum MI Hasyim Ashari, logo madrasah, nama desa, kecamatan, dan kabupaten, serta tahun penyusun). b) Halaman penetapan dan pengesahan memuat judul KTSP , nama madrasah, lokasi madrasah, tanggal penetapan dan pengesahan, dan orang-orang yang menetapkan dan mengesahkan KTSP . c) Kata pengantar berisi prakata dari kepala madrasah mengenai penyusunan KTSP di madrasah. d) Daftar isi menjelaskan susunan BAB dan sub-BAB dari dokumen KTSP , termasuk lampiran yang diperlukan

B. BAB I Pendahuluan
BAB I berisi pendahuluan yang memuat: latar belakang, tujuan penyusunan KTSP , dan prinsip pengembangan KTSP yang sudah diadopsi oleh satuan pendidikan, serta konteks masyarakat dan konteks madrasah tempat kurikulum akan diberlakukan. 1. Latar belakang memuat dasar-dasar pemikiran yang dipergunakan dalam penyusunan KTSP yang spesifik sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Latar belakang berisi dasar hukum perubahan kebijakan pegembangan kurikulum di Indonesia dan alasan-alasan lain yang logis berkaitan dengan perlunya pengembangan KTSP . 2. Tujuan pengembangan KTSP menjelaskan maksud dan manfaat dari KTSP ini disusun baik yang besifat langsung maupun tidak langsung.
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

29

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

3. Prinsip dan acuan operasional pengembangan KTSP merupakan gambaran prinsip-prinsip, nilai-nilai, serta acuan yang dipegang oleh satuan pendidikan dan menjiwai isi materi KTSP yang disusun. Prinsip-prinsip tersebut dapat mengadopsi dari prinsip-prinsip umum yang ditetapkan secara nasional yang sudah disesuaikan dengan kekhususan analisis konteks satuan pendidikan masingmasing. Konteks menjelaskan secara garis besar kondisi sosial budaya dan geografis serta kondisi madrasah/ madrasah untuk memberi gambaran kekhasan yang dimiliki madrasah dan perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum.

C. BAB II Tujuan Pendidikan


Tujuan pendidikan merupakan isi dari BAB II, yang memuat secara rinci visi, misi, tujuan umum satuan pendidikan/ tujuan pendidikan dasar, dan tujuan madrasah. 1. Tujuan Pendidikan Tujuan kurikulum pada dasarnya adalah sutau panduan menuju arah yang diinginkan oleh para penyusunnya untuk bisa dicapai oleh siswa ketika menggunakan kurikulum tersebut. Tujuan merupakan suatu garis besar pernyataan akan harapan masyarakan dan keinginan untuk pembelajaran para siswa. Biasanya, pernyataan ini adalah mengenai harapan masyarakat terhadap apa yang dapat diberikan oleh sistem pendidikan untuk para siswa. Oleh karenanya, tujuan umum menjelaskan profil siswa yang dicapai setelah mengikuti program pendidikan di madrasah pada jenjang waktu tertentu. Tujuan di sini mencakup tujuan pendidikan dasar yang dalam standar nasional sudah dirumuskan, yaitu: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan rumusan tersebut, setiap satuan pendidikan dapat mengembangkan rumusan yang lebih spesifik yang sesuai dengan kahrakteristik masingmasing. Berdasarkan rumusan tujuan nasional tersebut, standar kompetensi lulusan satuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dirumuskan berikut ini, a) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja b) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri. c) Menunjukkan sikap percaya diri d) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas e) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional f) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif g) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif; dan h) menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

30

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

i) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari j) Mendeskripsi gejala alam dan sosial k) Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab l) Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia m) Menghargai karya seni dan budaya nasional n) Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya o) Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang p) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun q) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat r) Menghargai adanya perbedaan pendapat s) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana t) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana u) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah Satuan pendidikan harus mengejar standar kompetensi tersebut sebagai pedoman dalam menyusun kurikulumnya. Namun demikian satuan pendidikan juga diperbolehkan untuk merumuskan standar kompetensi lulusannya di atas standar nasional tersebut. Secara khusus, langkah yang disarankan dalam menyusun KTSP menggunakan langkah teknis yang sudah disesuaikan dengan setting penyusunan kurikulum berdasarkan standar di Indonesia. 2. Visi dan Misi Visi dan misi satuan pendidikan dirumuskan untuk memenuhi harapan pihak pemangku kepentingan (stakeholders) dari madrasah yang kita kelola. Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil madrasah yang diinginkan di masa datang. Ciri-ciri rumusan visi yang baik adalah: a) menggambarkan kita mau jadi apa, dan dari bersifat menantang, yaitu rumusan visi mengandung pernyataan yang menantang dan ideal, tetapi bukan berarti tidak bisa dicapai; b) jelas, sehingga tidak menimbulkan pada interpretasi yang bertentangan; c) mudah diingat, oleh sebab itu dirumuskan dengan beberapa kata saja dan tidak boleh lebih dari 20-25 kata; d) memuat pernyataan yang menyatakan kemampuan dan memberdayakan; e) memuat nilai madrasah atau yayasan; f) akan lebih baik apabila bisa digambarkan secara visual; g) menuntut respon semua orang; h) mampu menjadi petunjuk yang melibatkan semua orang yang

31
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

tindakannya bisa diukur setiap hari; dan (i) memperhatikan kebutuhan peserta didik yang hasilnya dapat diukur dari tindakan dan prestasi siswa. Contoh Visi Madrasah 1: Menjadi madrasah berstandar nasional yang mampu mencetak insan mandiri, berprestasi, dan berkepribadian Islami Contoh Visi 2: Generasi mandiri, berprestasi, dan berkepribadian Islami Contoh Visi 3: Madrasah Kebanggaan Umat Misi adalah pernyataan yang menggabarkan kegiatan utama untuk mencapai atau mewujudkan/merealisasikan visi tersebut. Karena visi harus mengakomodasi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah, maka misi dapat juga diartikan sebagai tindakan untuk memenuhi kepentingan masing-masing kelompok yang terkait dengan madrasah. Dalam merumuskan misi, harus mempertimbangkan tugas pokok madrasah dan kelompokkelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya. Contoh visi dan misi yang dikembangkan oleh salah satu madrasah tertera pada Box 02. Tabel 02: Contoh pengembangan visi ke misi
Contoh Visi dengan indikator visi Visi: Unggul dalam prestasi, tangguh dalam kompetisi dan santun dalam pekerti Indikator visi: 1. Mampu bersaing dengan lulusan yang sederajat untuk melanjutkan/diterima di jenjang pendidikan yang lebih tinggi 2. Mampu berpikir aktif, kreatif dan keterampilan memecahkan masalah 3. Memiliki keterampilan, kecakapan non akademis sesuai dengan bakat dan minatnya 4. Memiliki keyakinan teguh dan mengamalkan ajaran agama Islam secara benar dan konsekuen 5. Bisa menjadi teladan bagi teman dan masyarakat Misi 1. Menyelenggarakan pendidikan secara efektif sehingga siswa berkembang secara maksimal. 2. Menyelenggarakanpembelajaran untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir aktif, kreatif dan aktif dalam memecahkan masalah 3. Menyelenggarakan pengembangan diri sehngga siswa dapat berkembnag sesuai dengan minat dan bakatnya 4. Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku religius sehingga siswa dapat mengamalkan dan mengahayati agamanya secara nyata. 5. Menumubuhkembangkan perilaku terpuji dan praktik nyata sehigga siswa dapat menjadi teladan bagi teman dan masyarakatnya.
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

32

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

3. Tujuan Madrasah Tujuan madrasah menggambarkan apa yang akan dicapai madrasah dalam jangka 3-4 tahun mendatang. Contohnya adalah sebagai berikut. Dalam waktu empat tahun: a) Madrasah dapat memenuhi Standar Isi dan Standar Proses b) Madrasah mengembangkan PAIKEM/CTL 100% untuk semua mata pelajaran c) Madrasah mencapai nilai rata-rata UN 8,5 d) Madrasah dapat meningkatkan jumlah siswa 50 % e) Madrasah memiliki sarana dan prasarana berstandar nasional f) Madrasah memiliki tenaga pendidik dan kependidikan berstandar nasional g) Madrasah memiliki Tim Lomba Olimpiade Matematika dan Fisika yang menjadi juara I tingkat provinsi h) Madrasah mengembangkan berbagai wadah/program penghayatan dan pengamalan agama.

D. BAB III Struktur dan Muatan Kurikulum


Bab III pada dokumen KTSP berisi struktur dan muatan kurikulum. Struktur kurikulum yang dimaksud adalah pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Muatan kurikulum adalah kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan yang dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Rambu-rambu penyusunan struktur dan muatan kurikulum dalam dokumen KTSP adalah sbb.: a) Struktur kurikulum disusun dengan mengacu pada struktur kurikulum yang terdapat dalam Standar Isi. b) Kurikulum MI memuat 12 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri (lihat tabel 08 di bawah) c) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana dalam struktur kurikulum d) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit e) Minggu efekif dalam satu tahun pelajaran adalah 34 -38 minggu f) Dalam dokumen KTSP struktur kurikulum disajikan dengan sedikit pengantar tentang struktur kurikulum kemudian dideskripsikan tabel berisi pola dan susunan substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satuan jenjang pendidikan selama 6 (enam) tahun, mulai kelas I sampai dengan kelas VI. g) Dilengkapi rasional penambahan jam h) Dalam dokumen KTSP isi muatan kurikulum meliputi mata pelajaran (tujuan dan SKL) , muatan lokal (jenis, tujuan, dan pengelolaannya), pengembangan diri (jenis, tujuan, dan
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

33

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

pengelolaanya), beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas/ kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. i) Penyusunan struktur kurikulum dilakukan dengan mengadaptasi struktur kurikulum standar isi berikut. Jam boleh ditambah maksimal 4 jam pelajaran. Tabel 3 Struktur kurikulum MI (Struktur Kurikulum MI Menurut Permenag No. 2 Tahun 2008)

Kelas dan Alokasi Waktu Komponen A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam a. Al-Qur'an-Hadis b. Akidah-Akhlak c. Fikih d. Sejarah Kebudayaan Islam 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Arab 5. Matematika 6. Ilmu Pengetahuan Alam 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8. Seni Budaya dan Keterampilan 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan B. Muatan Lokal *) C. Pengembangan Diri **) Jumlah I II III IV, V, dan VI

2 2 2 2 2 5 2 5 4 3 4 4 2 2 39

31

31

33

Keterangan: 1. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. 2. *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah). 3. **) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

34
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tabel 04 Contoh Struktur Program MIN Tempel (telah dimodifikasi)


Kelas dan Alokasi Waktu Komponen A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam a. Al-Qur'an-Hadis b. Akidah-Akhlak c. Fikih d.Sejarah Kebudayaan Islam 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Arab 5. Matematika 6. Ilmu Pengetahuan Alam 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8. Seni Budaya dan Keterampilan 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Muatan Lokal : 10. Bahasa Jawa 11. Bahasa Inggris 12. Komputer Pengembangan diri : 1.Jarimatika, SC B.Inggris, SC.B.Arab, Qiroah, Tari, Bulutangkis, Drumband, Lukis, Pildacil, Pramuka Jumlah I II III IV, V, dan VI

2 2 2 2 2 6 2 6 4 3 4 4 2 2 2

2*) 37 37 39 45

Contoh Struktur Kurikulum MTs Tabel 05 Struktur Kurikulum SMP/MTs


Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama a. Al-Qur'an-Hadis b. Akidah-Akhlak c. Fikih d. Sejarah Kebudayaan Islam 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 VII VIII IX

35
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP
4 4 4 4 2 2 2 2 2*) 32

4. Bahasa Inggris 5. Matematika 6. Ilmu Pengetahuan Alam 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8. Seni Budaya 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi B. Muatan Lokal C. Pengembangan Diri Jumlah

4 4 4 4 2 2 2 2 2*) 32

4 4 4 4 2 2 2 2 2*) 32

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran Muatan Kurikulum diambil dari lampiran Standar Isi dan lampiran SKL yang berupa tujuan-tujuan tiap mata pelajaran. Muatan kurikulum berisi komponen berikut. 1. Mata Pelajaran Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran. Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan jurusan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai bahan belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Kelompok mata pelajaran meliputi sebagai berikut: (i) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia (ii) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian (iii) Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iv) Kelompok mata pelajaran estetika (v) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7. Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.Penulisan di dalam dokumen KTSP mencakup uraian mata pelajaran ditambah tujuan dan SKL tiap-tiap pelajaran. 2. Muatan Lokal Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa salah satu yang penting harus dikembangkan oleh satuan pendidikan adalah muatan lokal (mulok). Muatan lokal merupakan bagian dari
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

36

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masingmasing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal, seperti Kaligrafi, Marawis, Bertani, Kemampuan Berpidato dengan berbagai macam bahasa, Berternak, dsb. Muatan lokal juga dapat dikembangkan dari hasil analisis situasi dan kebutuhan dan :penentuan aspek khusus dalam tahapan penyusunan KTSP . Hasil telaah tentang keadaan daerah, segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya, yang menjadi kebutuhan daerah untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, dan disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan dapat menjadi bahan untuk menyusun muatan lokal. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk: (i) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah (ii) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, sesuai dengan keadaan perekonomian daerah (iii) Meningkatkan penguasaan bahasa Arab dan Inggris untuk keperluan sehari-hari, dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan belajar lebih lanjut (belajar sepanjang hayat) (iv) Meningkatkan kemampuan berwirausaha. Selain itu, muatan lokal juga bisa dimunculkan sebagai kekhasan satuan pendidikan. Misalnya, kekhasan satuan pendidikan di lingkungan pesantren. Kekhasan pesantren sebagai sumber pengembangan muatan lokal berkaitan dengan karakteristik pesantren. Dalam hal ini muatan lokal dapat berupa kajian kitab kuning atau ciri khas organisasi (Kemuhammadiyahan atau Aswaja). Rambu-rambu penyusunan muatan lokal adalah sbb.; a) Lingkup muatan lokal dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat-istiadat, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan b) Pemilihan jenis muatan lokal ditentukan oleh madrasah Mata pelajaran muatan lokal perlu dilengkapi Standar
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

37

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) (dilampirkan pada dokumen KTSP). Provinsi menyusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan lokal dan disahkan gubernur. Satuan pendidikan menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar muatan lokal pilihan. Jika ada provinsi yang belum menetapkan muatan lokal yang menjadi unggulannya, maka madrasah mengembangkan sendiri jenis muatan lokal sesuai karakteristik atau potensi daerah. Bagi beberapa madrasah yang akan menyelenggarakan muatan lokal sejenis sebaiknya mengembangkan SK, KD, Silabus dan RPPnya berdasarkan kesepakatan madrasah yang menyelenggarakan muatan lokal tersebut. Contoh Daerah Jepara memiliki kekhasan tentang ukiran, maka madrasah yang memilih muatan lokal tentang ukiran bersama-sama mengembangkan SK, KD, Silabus dan RPPnya melalui MGMP/KKG atau KKM. c) Alokasi waktu muatan lokal yang diijinkan minimal 2 jam dan maksimal 6 jam. d) Pembelajaran beberapa muatan lokal setiap semester bisa berbeda-beda. e) Madrasah minimal harus menyelenggarakan satu muatan lokal. Jika madrasah menawarkan lebih dari satu muatan lokal, maka peserta didik tidak harus mengikuti semua muatan lokal yang ditawarkan. Namun demikian semua peserta didik wajib mengambil muatan lokal wajib. f) Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompeyensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. g) Penyusunan dalam dokumen KTSP mencakup jenis mulok dan mekanisme pelaksanaannya. Madrasah dan komite madrasah mempunyai wewenang penuh dalam mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai SDM dalam mengembangkan madrasah dan komite madrasah dapat bekerjasama dengan dengan unsur-unsur Kemenag/ Kemendikbud, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi dan instansi/lembaga terkait, misalnya pemerintah Daerah/Bapeda, Dinas Departemen lain terkait, dunia usaha/industri, tokoh masyarakat. Peran, tugas dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai berikut: a) Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing. b) Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal. c) Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing. d) Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan. e) Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan. f) lokal lainnya, yang dilakukan bersama madrasah, mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP .

38
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tabel 6: Contoh analisis konteks daerah dan muatan lokal


No 1 Konteks Di lingkungan Pesantren Muatan lokal Pendalaman kitab kuning Kepemimpinan pondok yang modern Kewirausahaan Kemandirian Kebahasaan Pendalaman bahasa asing Kewirausahaan Tatakrama ketimuran Kewirausahaan Kepemimpinan Tehnik Manufacturing Bercocok tanam Pembibitan Pengolahan lahan,pengairan Pemberantasan Pemupukan Pemahaman Sumberdaya Wil Pesisir Budidaya perikanan Jasa- jasa lingkungan pesisir Kebahasaan Wisata Pengolahan hasil Kehutanan (Pelestarian) Konservasi alam Pertanian Komputer Internet Elektronik Home Industri Bahasa asing Pengembangan tanaman kebun Tehnik penanaman perkebunan Marketing / pemasaran

Di lingkungan Daerah Wisata Di lingkungan Industri

Di lingkungan Pertanian

Di lingkungan Pesisir

Di lingkungan Pengembangan Daerah Mandiri Di lingkungan Perkotaan

Di lingkungan Perkebunan

Cara penulisan dalam wacana Dokumen I KTSP: Dalam Dokumen I KTSP , pada bagian muatan lokal perlu dicantumkan penulisan: 1. Jenis muatan lokal yang dipilih oleh madrasah. 2. Tujuan/SKL setiap muatan lokal (dibuat sendiri oleh madrasah/ MGMP/ KKG/KKM). 3. Waktu penyajian muatan lokal.

39
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 7 : Contoh penulisan muatan lokal pada dokumen 1 KTSP


Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada.Sesuai dengan ciri khas, potensi daerah dan keunggulan daerah dengan keragaman budaya dan kesenian khas daerah dan kondisi madrasah kami, maka Madrasah menganggap perlunya memberikan muatan lokal khas. Mulok untuk Madrasah Ibtidaiyah X yang diberikan berupa : (i) Bahasa Jawa (ii) Membaca Quran (Qiroah) (iii) Percakapan Bahasa Arab (iv) Percakapan Bahasa Inggris Catatan: Pada dokumen I KTSP , setiap jenis muatan lokal yang dipilih madrasah perlu dituliskan SKL/tujuan yang dibuat sendiri oleh madrasah Contoh alokasi waktu Mulok
No. Mata Pelajaran Muatan Lokal Alokasi Waktu (JP) I 1 2 3 4. Bahasa Jawa Membaca Quran (Qiroah) Percakapan Bahasa Arab Percakapan Bahasa Inggris Jumlah 2 2 II 2 2 2 2 2 2 III 2 IV 2 V 2 VI 2

40

3. Pengembangan Diri Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan. Pengembangan diri juga diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. Satuan pendidikan bisa menyediakan beberapa wadah pengembangan diri seperti kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan konseling, program program kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang diujudkan dalam bentuk kegiatan. Pengembangan diri ditujukan untuk menujang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam hidup, kemampuan kehidupan kegamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karier, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian. Bentuk pelaksanaan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klassikal melalui: layanan dan komponen pendukung bimbingan konseling, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan lain dalam bentuk kurikulum tersembunyi. Pelayanan bimbingan konseling merupakan pelayanan bimbingan individual yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Rambu-rambu dalam penyusunan program pengembangan diri: a) Pengembangan diri merupakan kegiatan di luar mata pelajaran tetapi merupakan bagian integral dari kurikulum madrasah. b) Pemilihan pengembangan diri disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan madrasah. c) Tujuan khusus pengembangan diri adalah untuk menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan beragama, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan memecahkan masalah, dan kemandirian. d) Meliputi kegiatan terprogram diikuti siswa sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Termasuk kegaiatn terprogram (a) pelayanan konseling, dan (b) ekstrakurikuler. e) Kegiatan tidak terprogram dilakukan langsung oleh pendidik yang diikuti oleh semua siswa. f) Pemilihan pengembangan diri oleh madrasah ditentukan bakat dan minat siswa. Penyebaran angket bisa dilakukan untuk mengetahui bakat dan minat siswa. g) Mekanisme pelaksanaan pengembangan diri dapat dilakukan di lingkungan madrasah maupun di luar lingkungan madrasah. h) Bentuk penyelenggaraan pengembangan diri terprogram dilaksanakan dengan perecanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan individual, kelompok, maupun klasikal. i) Alokasi waktu pengembangan diri setara dengan 2 jam pelajaran j) Penilaian pengembangan diri dilakukan secara observasi dan bentuk penilaiannya kualitatif deskriptif. Penilai pengembangn diri dlakukan oleh pembimbing di bawah koordinasi konselor. k) Pada KTSP dokumen I ditulis jenis-jenis pengembangan diri yang dilaksanakan dan pada lampiran secara lengkap ditulis program pengembangan diri (jenis, tujuan dan pelaksanaannya). Dalam program pengembangan diri, kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk: a) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. b) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk

41
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. c) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. d) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dengan berdasarkan prinsip-prinsip: a) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing. b) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik. c) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh. d) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik. e) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil. f) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat. Kegiatan program pengembangan diri dalam bentuk kurikulum tersembunyi biasanya dipergunakan untuk membiasakan dan membudayakan sikap, nilai, norma, tata krama, dan ketrampilan lunak (soft skills) lainnya. Bentuknya seperti: a) kegiatan rutin seperti: upacara, sholat Dhuha, baca Al-Quran sebelum pembelajaran, semutlis / sepuluh menit untuk lingkungan sekitar, mendoakan para guru sebelum belajar; b) kegiatan spontan seperti: mengatasi perbedaan pendapat, melakukan gotong royong mengatasi masalah yang terjadi, dsb.; c) kegiatan keteladanan yang berupa perilaku dan hal baik yang diamalkan warga madrasah dan dapat diteladani para siswa, seperti: datang tepat waktu, berpakaian rapi, tersenyum dan memberi salam pada semua orang yang datang ke madrasah, dan sebagainya. Selain itu, madrasah dapat juga menyusun program dan kegiatan pengembangan diri melalui pembiasaan, seperti: melaksanakan salat Jumat di masjid madrasah, menyelenggarakan salat zuhur berjamaah dan Kuliah Tujuh Menit (Kultum), kegiatan Pembinaan Keputrian, dan atau menjadwalkan kegitan tadarus Alquran yang dilaksanakan 15 menit sebelum jam pelajaran mulai. Bagi madrasah berasrama, pengembangan diri ini dapat dirancang lebih lama dan komprehensif untuk memaksimalkan pendidikan watak siswa agar menjadi manusia seperti yang dicita-citakan pada
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

42

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

visi madrasah. Cara penulisan dalam wacana Dokumen I KTSP: Dalam Dokumen I KTSP , pada bagian pengembangan diri perlu dicantumkan penulisan: 1. Jenis pengembangan diri yang dipilih oleh madrasah 2. Tujuan setiap pengembangan diri dibuat sendiri oleh madrasah 3. Aturan pelaksanaan pengembangan diri Tabel 8 Contoh Rincian Penyajian Program Pengembangan Diri di Madrasah

No. 1 2 3 4 5 6

Pengembangan Diri Layanan konseling Pramuka Pendidikan Teknologi Dasar Olah Raga Prestasi Seni nasyid Kaligrafi

Keterangan : Semua siswa kelas I, II, dan III diwajibkan mengikuti semua program ekstra kurkuler wajib kecuali Pramuka Semua siswa kelas IV, V dan VI wajib mengikuti kegiatan Pengembangan diri Layanan Konseling, Pramuka, dan Membaca Quran (Qiroah) Untuk siswa kelas IV, V dan VI ,selain mengikuti kegiatan pengembangan diri yang wajib, seluruh siswa boleh memilih 1 kegiatan pengembangan diri selain yang wajib sebagai pilihan. Kegiatan pengembangan diri dibina oleh praktisi Madrasah yang kompeten dibidangnya. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, serta perlu diberi keterangan untuk para siswa yang memiliki kemampuan, prestasi, dan predikat yang telah di capai.

Kegiatan Pengembangan Diri dilaksanakan di luar jam pembelajaran (ekstrakurikuler). Kegiatan ini dibina oleh guru, praktisi, atau alumni yang memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan Surat Keputusan Kepala Madrasah. Alokasi waktu untuk pengembangan diri sebanyak 2 jam pelajaran (ekuivalen 2 x 45 menit), yang pelaksanaannya dapat digabung dalam satu hari, misalnya pada hari Sabtu dengan menyelenggarakan Creative Day. Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada madrasah, Komite Madrasah, orang tua dalam bentuk huruf untuk menggambarkan tingkatan capaian, dengan menggunakan pedoman kategorisasi berikut.

43
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 9: Kategori penilian hasil belajar Pengembangan Diri Kategori Nilai A B C D Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Pengembangan diri terdiri atas kegiatan : kegiatan rutin, kegiatan insidental terprogram dan kegiatan rutin terprogram yang diwujudkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan terprogram dilaksanakan melalui perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok dan atau klasikal yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Tabel 10: Contoh 1 Perhitungan Beban Belajar
Kelas 1 2 3 1 jam Pembelajaran (menit) 40 40 40 Jumlah Jam pmbljrn/minggu (jam pmbljran) 40 40 40 Minggu Efektif/tahun 32 32 32 Waktu Pmbljran/Thn

Tabel 11: Contoh 2 perhitungan beban belajar


Satuan Pendidikan Kelas Satuan Jam Pemb. Tatapmuka (M enit) Jum lah Jam pem belajaran perm inggu M inggu Efektif per tahun pelajaran W aktu Pem belajaran pertahun Jum lah jam pertahu n @ 60 M enit

MI Al-Abdul Muis

35

35

36

44

4. Pengaturan Beban Belajar Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistim pengelolaan program pendidikan yang berlaku di madrasah pada umumnya yaitu menggunakan sistem paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut adalah sebagai berikut. a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran adalah sistem paket sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah jam belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksmum 4 jam pelajaran setiap minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi di samping untuk mata pelajaran lain
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum dalam standar isi. Penambahan jam diberikan alasan/ rasional dan dituliskan pada dokumen 1 KTSP . b. Alokasi waktu untuk penugasan berstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk Madrasah Ibtidaiyah adalah antara 0% - 40% dari waktu kegiatan tatap muka pelajaran yang bersangkutan. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk MTs antara 0% - 50%. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Contoh jika di MTs alokasi waktu Akidah Ahlak tatap muka 2 x 40 menit maka tugas terstrukturnya tidak lebih dari 50% persen dari 80 menit. 5. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran yang diukur dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai siswa pada setiap mata pelajaran. (1) Menyusun KKM Panduan dalam menyusun KKM adalah sbb.: a) KKM ditentukan oleh kesepakatan guru mata pelajaran berdasarkan hasil analisis SWOT tentang kondisi siswa dan kondisi daya dukung madrasah. b) Nilai ketuntasan maksimal adalah 100 c) KKM dapat ditentukan di bawah 75% tetapi perlu terus dinaikkan dari waktu ke waktu. d) Jika siswa tidak tuntas perlu diberi layanan remedial sedangkan yang sudah tuntas diberi pengayaan. e) Kegiatan remedial adalah kgiatan pembelajaran yang diberikan untuk membantu siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan. f) Remedal dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun jam tidak efektif. Penilaian kegiatan remedial dapat melalui tes maupun penugasan. g) Nilai KKM dinyatakan dalam bilangan bulat 0 -100 h) Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) (2) Cara Menghitung KKM KKM merupakan target ketuntasan minimal untuk setiap aspek penilaian mata pelajaran, yang telah ditetapkan oleh masingmasing madrasah. Untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dihitung berdasarkan tiga komponen yaitu: kompleksitas, daya dukung, intake. Karena semua kompetensi dasar itu adalah esensial, maka pertimbangan yang perlu diperhatikan hanyalah ketiga komponen yang lain.
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

45

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tingkat kesulitan dan kerumitan setiap KD yang harus dicapai oleh siswa. Tingkat Kompleksitas Tinggi, bila dalam pelaksanaannya menuntut: (i) SDM yang kompeten dan kreatif dalam melaksanakan pembelajaran, (ii) waktu cukup lama karena perlu pengulangan, dan (iii) perlu penalaran dan kecermatan yang tinggi dari siswa. Yang dimaksud dengan kemampuan sumber daya pendukung yaitu ketersediaan tenaga, sarana dan prasarana pendidikan yang sangat dibutuhkan, BOP , manajemen madrasah, dan kepedulian stakeholders madrasah. KKM dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan perhitungan kasar menggunakan rentang nilai 1 sampai 3 dan secara lebih halus dengan rentangan nilai dari 1 sampai 100 untuk setiap komponen yang dinilai dengan menggunakan tabel penilaian sebagai berikut:

Tabel 12: Indikator dan rentang nilai komponen KKM No. 1. Komponen Kompleksitas Katergori penilaian Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Rentang kasar 1 2 3 3 2 1 3 2 1 Rentang halus 54 60 65 80 81 - 100 81 - 100 65 80 54 - 60 81 - 100 65 80 54 - 60

2.

Daya dukung

3.

Tingkat kemampuan rata- Tinggi rat siswa (intake) Sedang Rendah

Misalnya dengan menggunakan nilai rentang kasar, untuk pelajaran Matematika kompleksitasnya tinggi berarti nilainya 1, daya dukung untuk melaksanakan pembelajaran matematika tinggi, dan intake dari nilai rata-rata siswa sedang. Jika KD di dalam mata pelajaran memiliki kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake siswa sedang, nilai KKM matematika adalah: (3 + 3 + 2) : 9 x 100 = 88,9. Sementara itu apabila menggunakan nilai rentang halus untuk kompleksistas 58, daya dukung 96, dan tingkat kemampuan 76, maka KKM untuk mata pelajaran matematika menjadi: (58 + 96 + 76) : 300 x 100 = 76,6. Apabila kesulitan dalam menentukan kriteria penilaian pada setiap komponen itu, maka penentuan nilai tersebut dapat didiskusikan dalam forum Kelompok Kerja Guru (KKG) atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

46
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(3) Cara Menuliskan KKM pada Dokumen KTSP Berikut disampaikan contoh cara menuliskan KKM dalam dokumen KTSP . Berdasarkan pertimbangan tersebut, semua mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah-PSA Al-Azhariyyah ditentukan KKM sesuai kondisi objektif Madrasah sebagaimana tertera pada Tabel 18. Kemudian, siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dari masing-masing mata pelajaran, harus mengikuti program perbaikan ( remedial ) sampai mencapai ketuntasan minimal. Tabel 13: Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran
No . 1 Mata Pelajaran KKM KELAS VII 70 70 70 70 65 70 KKM KELAS VIII 70 70 70 70 70 70 KKM KELAS IX 75 70 75 75 70 70

Pendidikan Agama Islam a. Quran-Hadis b. Fiqih c. Aqidah Akhlaq d. Sejarah Kebudayaan Islam e. Bahasa Arab

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Pendidikan kewarganegaraan Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa Inggris Matematika Pengetahuan Alam (Sains) Pengetahuan Sosial Kesenian Pendidikan Jasmani Keterampilan (TIK) Mulok : Bahasa Daerah Mulok :

65 65 60 65 65 70

70 65

70 65 65 70 70 75

65 65 65 70

70 70

75 70

75 75

65 70

70 70

70 70

Catatan: Pengembangan diri tidak menggunakan KKM.


Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

47

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Rata-rata KKM juga dijadikan bahan pertimbangan siswa untuk naik kelas. Kenaikan kelas diartikan sebagai proses pengambilan keputusan bagi peserta didik untuk naik atau tidak naik dari suatu tingkat kelas ke tingkat kelas berikutnya, yang didasarkan pada perolehan kualifikasi dan kompetensi tertentu sesuai dengan jenjang yang dipersyaratkan dan melalui suatu proses penilaian atau evaluasi yang komprehensif. Penentuan kriteria kenaikan kelas diatur dengan mengikuti aturan dari pusat dan juga ditambahkan sendiri oleh madrasah. Rambu-rambu dalam menentukan kenaikan kelas adalah sebagai berikut: a) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas dan harus mengulang apabila (a) tidak menuntaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar lebih dari empat mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun pelajaran, (b) karena alasan yang kuat misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi, atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan. b) Ketika mengulang di kelas yang sama nilai peserta didik untuk semua indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang ketuntasan belajar minimnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya. Kriteria umum kelulusan didasarkan pada ketentuan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 72 ayat (1) yakni bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah dengan aturan berikut: a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran. b) Memperoleh minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. c) Lulus ujian madrasah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. d) Lulus ujian nasional. e) Ketentuan formal lain yang dikeluarkan oleh pihak terkait berkenaan dengan pelaksanaan ujian nasional akan menjadi acuan tambahan dalam menentukan kriteria kelulusan. Berdasarkan kriteria umum tersebut, madrasah menetapkan kriteria kenaikan kelas/ kelulusan dengan cara mengambil semua peraturan pusat dan menambahkan hal-hal khusus dari madrasah. Dalam tabel 14 berikut disajikan contoh peraturan kenaikan dan kelulusan pada dokumen KTSP setelah ditambahkan hal-hal khusus sesuai dengan konteks madrasah.

48
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tabel 14: Kriteria Kenaikan dan Kelulusan pada Madrasah X


Kriteria Kenaikan dan Kelulusan pada Madrasah X Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat: Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti; Tidak terdapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada lebih dari 4 ( Empat ) mata pelajaran pada semester yang diikuti; Nilai minimal rata rata 6,00 untuk mulok kepesantrenan Tidak ada ada nilai kurang dari 50,00 untuk salah satu atau lebih dari aspek penilaian mata pelajaran Nilai rata-rata seluruh mata pelajaran pada semester itu lebih dari atau sama dengan 6,00 Memiliki nilai kepribadian minimal cukup untuk aspek kelakuan, kerajinan, kerapian dan kebersihan pada semester yang diikuti; Memiliki nilai minimal cukup untuk aspek pengembangan diri yang diikuti. Ketidakhadiran tanpa izin (alpa) maksimal 5% dari jumlah hari efektif (14 hari) Peserta didik dinyatakan mengulang di jenjang kelas yang sama apabila Memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) pada lebih dari 4 (empat) mata pelajaran Ada nilai kurang dari 50,00 untuk salah satu atau lebih dari aspek penilaian mata pelajaran. Nilai rata-rata seluruh mata pelajaran pada semester itu kurang dari 6,00

7. Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill) Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. Tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi siswa dalam menghadapi perannya di masa mendatang secara menyeluruh. Tujuan khusus pendidikan kecakapan hidup adalah (1) mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah, (2) memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir peserta didik, dan (3) memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, (4) memberikan kesempatan kepada madrasah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas, dan (5) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan madrasah dan di masyarakat. Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik memperoleh bekal keterampilan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber penghidupannya. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dirancang dengan mengakomodasi berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta mengimplementasikannya ke dalam program pendidikan di madrasah, kurikulum yang merefleksikan kebutuhan masyarakat dan pembelajaran yang khas dan terukur sehingga kompetensi lulusannya

49
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

dapat memenuhi standard yang dapat dipertanggung-jawabkan. Implementasi pendidikan kecakapan hidup dilakukan dengan mengintegrasikan kecapakan personal, sosial dan akademik ke dalam mata pelajaran, muatan lokal, atau pengembangan diri. Rincian dari kecakapan hidup tersebut dapat dilihat pada Tabel 15. Sedangkan contoh penulisan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam KTSP dapat dilihat pada Box 06. Tabel 15: Rincian Kecakapan Hidup yang dapat diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran

Pendidikan Kecakapan Hidup Strategi : Mengintegrasikan aspek kecakapan hidup berikut ke dalam seluruh mata pelajaran Pendidikan kecakapan hidup meliputi :
Kecakapan Personal Berfikir Kritis Berfikir Logis Komitmen Mandiri Percaya Diri Tanggung Jawab Menghargai dan Menilai Diri Menggali dan Mengolah Informasi Mengambil Keputusan Disiplin Membudayakan hidup sehat Kecakapan Sosial Bekerja sama Mengendalikan emosi Interaksi dalam kelompok Mengelola konflik Berpartisipasi Membudayakan sikap sportif Mendengar Berbicara Membaca Kecakapan menuliskan pendapat/gagasan Bekerjasama dengan teman sekerja Kecakapan memimpin Kecakapan Akademik Menguasai pengetahuan Bersikap Ilmiah Berfikir strategis Berkomunikasi Ilmiah Merancang penelitian ilmiah Melaksanakan penelitian Menggunakan teknologi Bersikap kritis rasional

50
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills)


Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik memperoleh bekal ketarampilan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber penghidupannya. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dirancang dengan mengakomodasi berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta mengimplementasikannya ke dalam program pendidikan di madrasah, kurikulum yang merefleksikan kebutuhan masyarakat dan pembelajaran yang khas dan terukur sehingga kompetensi lulusannya dapat memenuhi standard yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam Mata Pelajaran Matematika


Dari daftar kecakapan hidup di atas guru Matematika dapat merancang RPP dengan memasukkan aspek kecakapan hidup personal (tanggung jawab dan berpikir kritis) dengan menyisipkan pertanyaan-pertanyaan kritis dan profokatif pada soal-soal dan bahan ajar matematika yang dikembangkan. Kecakapan hidup sosial (bekerja sama dan keterbukaan terhadap kritis) diintegrasikan dengan cara memilih metode pembelajaran diskusi atau metode kooperatif dalam kegiatan pembelajarannya. Dengan diskusi diharapkan kemampuan bekerjasamanya berkembang. Dalam proses diskusi diharapkan kemauan menerima kritik juga dilatihkan sehingga siswa lebih terlatih dalam menerima sebuah kritik.

Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab


Pembentukan aspek kecakapan personal seperti tanggung jawab, kemandirian, kepercayaan diri diintegrasikan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab dengan cara memilih bahan bacaan dan contoh-contoh wacana yang menggambarkan pentingnya kemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan diri. Mata pelajaran bahasa cukup fleksibel untuk memilih topik-topik wacana/ cerita/ drama yang berguna untuk membentuk kemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan diri. Selain itu, kepercayaan diri juga dapat dibentuk melalui pemilihan kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk presentasi di depan temantemannya (berpidato di depan teman, berwawancara, bermain peran, dan sebagainya). Kecakapan bekerjasama dan menghargai orang lain, juga dapat diintegrasikan dengan memilih kegiatan pembelajaran berupa diskusi kelompok, diskusi berpasangan atau JIGSAW untuk membelajarkan keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengar.

Dalam Mata Pelajaran Sains


Keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan dengan memilih model pembelajaran yang bersifat investigasi/ penyelidikan terhadap fenomena-fenomena di sekitar yang terkait dengan kompetensi dasar. Tanggung jawab diintegrasikan dengan memilih materi- materi berkaitan dengan tanggung jawab terhadap keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. Misalnya, pada waktu membelajarkan KD Zat Aditif guru memilih peristiwa-peristiwa menakutkan yang berkaitan dengan dampak zat-zat kimia pada makanan atau obat-obatan terhadap jiwa manusia, peristiwa yang menggambarkan dampak penggunaan zat kimia terhadap lingkungan, peristiwa-peristiwa dampak rokok/ narkoba terhadap remaja. Dengan pemilihan materi-materi yang kontekstual tersebut diharapkan secara tidak langsung menyadarkan siswa untuk memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan dirinya dan orang lain. Keterampilan bekerja sama dan kemampuan berpikir logis diintegrasikan guru pada kegiatan pembelajaran yang berupa tugas melakukan percobaan secara berkelompok

Dalam Mata Pelajaran IPS


Kemampuan personal untuk dapat berempati dan menghargai orang lain dapat diintegrasikan dengan pemilihan metode pembelajaran bermain peran atau langsung mengamati/ berwawancara dengan orang-orang yang berkaitan dengan pembahasan pada kompetensi dasar.

51
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Misalnya, pada pembahasan ekonomi yang bermoral siswa dapat ditugasi untuk mewawancarai penjual sayur, tukang sol sepatu, pengemis, dan sebagainya. Tanggung jawab terhadap keselamatan diri dan orang lain juga dapat dintegrasikan dengan cara memilih metode pembelajaran simulasi untuk menyelamatkan diri dari berbagai bencana yang sering terjadi di daerahnya. Misalnya, guru IPS di Jogya dan Bengkulu memperdalam materi tentang gempa dan memilih berbagai metode simulasi untuk menyelamatkan diri dari gempa; guru IPS di Aceh, Banyuwangi, NTT memperdalam materi tentang tsunami dan menggunakan metode simulasi mempraktikkan cara menyelamatkan diri dari bencana tsunami.

8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, ekologi, dan lain-lain yang bemanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik agar mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. Satuan pendidikan dapat memasukkan potensi lokal untuk diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tertentu sebagai sumber belajar. Misalnya, potensi daerah Lampung sebagai produsen Tapis dapat dijadikan sumber belajar pada mata pelajaran seni budaya (seni rupa), IPS (kegiatan ekonomi), keterampilan pada aspek kerajinan berbasis keunggulan lokal. Begitu juga iIndustri kerupuk di Gresik dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi pelajaran ketrampilan pengolahan pangan dan mata pelajaran ekonomi yang berbasis keunggulan lokal. Sementara itu, perkembangan teknologi dengan tersedianya internet yang dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran, penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar pembelajaran, program penguasaan aktif bahasa Inggris dan Bahasa Arab yang berbasis keunggulan global. Penulisan dalam KTSP dapat diwujudkan seperti contoh Box 07 berikut. Tabel 16: Contoh penulisan Pendidikan Keungulan Lokal dan Global di KTSP
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dilaksanakan dengan memperhatikan kecenderungan perkembangan yang terjadi dibidang ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi serta tantangan yang dihadapi para peserta didik di masa yang akan datang. Salah satu kegiatan yang merupakan bentuk implementasi dari pendidikan ini adalah melalui pembelajaran Trilingual yakni bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Inggris dan bahasa Arab khusus pada mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Proses pembelajaran pada ketiga mata pelajaran tersebut akan lebih diperkaya pada segi materi dengan menggunakan bahasa inggris dan bahasa Arab sebagai pengantarnya secara secara bertahap. Adapaun tahapan penggunaan bahasa inggris sebagai pengantar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut . Tahun pertama : 25 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 75 bahasa Indonesia Tahun kedua : 50 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 50 % bahasa Indonesia Tahun Ketiga : 90 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 10 % bahasa Indonesia
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

52

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

A. Kalender Pendidikan Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama 1 tahun ajaran. Komponen kalender pendidikan adalah (1) permulaan tahun pelajaran, (2) minggu efektif belajar, (3) waktu pembelajaran efektif, dan (4) waktu libur. Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran baru pada setiap satuan pendidikan. Minggu belajar efektif adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan yaitu 34 -38 minggu. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setap minggu meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal yaitu 46-50 jam pelajaran. Waktu liburan adalah waktu yan ditetapkan tidak ada pembelajaran terjadwal. Waktu libur berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. Langkah-langkah dalam penyusunan kalender pendidikan diuraikan berikut. a) Cermati lampiran Standar Isi bagian yang mengatur alokasi waktu b) Cermati Kalender Nasional, Kalender Dinas Pendidikan, dan pedoman Kalender Pendidikan Kemenag c) Sesuaikan antara Kalender Diknas dan Kemenag d) Tentukan kegiatan-kegiatan madrasah dan komponen utama kalender pendidikan yaitu (1) permulaan tahun pelajaran, (2) minggu efektif belajar, (3) waktu pembelajaran efektif, dan (4) waktu libur. e) Masukkan kegiatan madrasah itu pada kalender madrasah terlebih dahulu f) Berilah warna yang berbeda antara kegiatan satu dengan lainnya g) Hitunglah hari-hari efektifnya h) Tulislah kegiatan-kegiatan madrasah baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Dalam menyusun kalender pendidikan perlu diperhatikan rambu-rambu beruikut. a) Kalender pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tercakup pada dokumen Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah. b) Alokasi untuk belajar efektif minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu persemester c) Kegiatan jeda tengah semester maksimum 2 minggu untuk satu tahun pelajaran (satu minggu untuk satu semester) d) Alokasi waktu untuk jeda antarsemester maksimum 2 minggu antara semester 1 dan semester 2 e) Libur akhir tahun pelajaran maksimum 3 minggu, digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran.

53
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

f) Libur khusus maksimum 1 minggu. Satuan pendidikan dengan ciri khusus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing g) Kegiatan khusus madrasah maksimum 3 minggu digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif. Tabel 17 : Contoh kalender pendidikan
KALENDER PENDIDIKAN MI ABDUL MUIS TAHUN PELAJARAN 2007 2008 HBE 13 HLU 0 HLK 0 URAIAN KEGIATAN Libur Akhir Tahun Tahun Pelajaran 2006-2007 Hari Pertama Masuk Sekolah Tahun Pelajaran 2007-2008 MOS atau Matrikulasi Kelas VII

JULI 2007 Minggu 1 Senin 2 Selasa 3 Rabu Kamis Jumat Sabtu ME HBE 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 22 23 24 25 26 27 28 2 29 30 31

TANGGAL 2 s.d. 14 16 16 s.d. 18

3 HLK 0 TANGGAL URAIAN KEGIATAN Libur Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW (27 Rajab 1428H) Upacara HUT Proklamasi Kemerdekaan RI

15

HLU 2

AGUSTUS 2007 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu ME HBE 5 6 7 8 9 10 11 4 12 13 14 15 16 17 18 5 19 20 21 22 23 24 25 6 26 27 28 29 30 31 7

11 17

1 2 3 4 3 25

HLU 0

HLK 0 TANGGAL URAIAN KEGIATAN Libur Awal Ramadhan 1428 H Libur Khusus Ramadhan 1428 H

SEPTEMBER 2007 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 1 ME 7 HBE 10 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 8 9 10 11 12 13 14 15 9 16 17 18 19 20 21 22

23/30 24 13 s.d. 15 25 17 s.d. 29 26 27 28 29

HLU 3 14 15 16 21 22 23 28 29 30

HLK = 12 TANGGAL 1 s.d 6 7 s.d. 13 14 s.d. 16 URAIAN KEGIATAN Libur Khusus Ramadhan 1428 H Libur Menjelang Idul Fitri Libur Idul Fitri

OKTOBER 2007 Minggu Senin 1 Selasa 2

54

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Rabu Kamis Jumat Sabtu ME HBE

3 4 5 6

10 11 12 13

17 18 19 20

24 25 26 27 9

31

17 s.d. 24 29 s.d. 31

Libur Sesudah Idul Fitri Pelaksanaan Ulangan Tengah Semester Ganjil

10 HLK 1 URAIAN KEGIATAN Pelaksanaan Ulangan Tengah Semester Ganjil

HLU 6

NOPEMBER 2007 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu ME HBE 4 5 6 7 8 9 10 11 11 12 13 14 15 16 17 12 18 19 20 21 22 23 24 13 25 26 27 28 29 30 14

TANGGAL 1 s.d. 3

1 2 3 10 26

HLU 0 2 3 4 5 6 7 8 15 9 10 11 12 13 14 15 16 16 17 18 19 20 21 22 17

HLK 0 TANGGAL 23/30 20 24/31 25 25 24 s.d. 31 26 27 28 29 18 HLK 0 TANGGAL URAIAN KEGIATAN Libur Tahun Baru Masehi PORSENI Pembagian Rapor Libur Jedah Antar Semester Akhir Semester Ganjil Libur Tahun Baru 1429 Hijriah Hari Pertama Sekolah Semester Genap Libur Nyepi Libur Imlek URAIAN KEGIATAN Hari Raya Idul Adha Libur Hari Natal Ulangan Akhir Semester Ganjil

DESEMBER 2007 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 1 ME 14 HBE 24

HLU 2

JANUARI 2008 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu ME HBE 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 1 27 28 29 30 31

1 2 3 4 5

1 2 s.d. 5 5 7 s.d. 19 10 21

2 HLK 12 TANGGAL

10

HLU 1

FEBRUARI 2008 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat 1 Sabtu 2 ME 2 HBE 25 3 4 5 6 7 8 9 3 10 11 12 13 14 15 16 4 17 18 19 20 21 22 23 5 24 25 26 27 28 29 6

URAIAN KEGIATAN

HLU 1

HLK 0
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

55

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

MARET 2008 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu ME HBE 2 3 4 5 6 7 8 7 9 10 11 12 13 14 15 8 16 17 18 19 20 21 22 9

TANGGAL 23/30 24/31 25 21 26 24 s.d. 29 27 28 29 10 HLK 0 TANGGAL 6 7 8 9 10 11 12 12 13 14 15 16 17 18 19 13 20 21 22 23 24 25 26 14 27 28 29 30 22 s.d. 24 29 s.d. 30

URAIAN KEGIATAN Waisak Maulid Nabi Muhammad SAW 1428H Ulangan Akhir Semester Kelas IX, UTS Kelas VII,VIII

1 6 24

HLU 2

APRIL 2008 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu ME HBE Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu ME HBE

URAIAN KEGIATAN Ujian Nasional Utama Ujian Nasional Susulan

1 2 3 4 5 11 26

15 HLK 0 TANGGAL URAIAN KEGIATAN Lanjutan Pelaksanaan Ujian Nasional Susulan Hari Pendidikan Nasional Ujian Sekolah (Praktik) Ujian Tulis Sekolah Utama Ujian Sekolah Susulan Kenaikan Isa Almasih 25 26 27 28 29 30 31 18 1 2 5 s.d. 17 19 s.d. 24 26 s.d. 31

HLU 1 4 5 6 7 8 9 10 16 11 12 13 14 15 16 17 17 18 19 20 21 22 23 24

MEI 2008

1 2 3 15 20

HLU 0

HLK 0 TANGGAL URAIAN KEGIATAN Ulangan Penaikan Kelas VII dan VIII Pengumuman Kelulusan Pekan Kreativitas Siswa Pembagian Rapor Kenaikan Kelas VII dan VIII Libur Akhir Tahun Pelajaran 2007-2008

JUNI 2008 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu ME HBE 1 2 3 4 5 6 7 19 18 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

9 s.d. 20 21 23 s.d. 27 28 30

HLU 0

HLK 12 TANGGAL URAIAN KEGIATAN Libur Akhir Tahun Pelajaran 2007-2008 Hari Pertama Masuk Sekolah Tahun Pelajaran 2008-2009

JULI 2008 Minggu Senin 6 7 1 8 13 14 15 20 21 22 27 28 29

1 s.d.14 14

56

Selasa

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP
Rabu Kamis Jumat Sabtu ME

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

2 3 4 5

9 10 11 12

16 17 18 19

23 24 25 26

30 31

Tugas Kreatif

Dari hasil bacaan di atas, rancanglah kegiatan apa saja yang harus dilakukan untuk pengembangan KTSP secara bermakna. Berilah tanda cek pada kegiatan yang perlu dilakukan madrasah dalam pengembangan KTSP
Kondisi Nyata Madrasah

Kegiatan Analisis konteks Mempelajari SI, SKL, SP, dan Standar Proses Mengadakan lokakarya di tingkat madrasah dengan melibatkan komite, tokoh masyarakat, yayasan, dan warga madrasah pada awal tahun ajaran Mereview KTSP dokumen 1 yang telah dibuat

1. Buatlah atau simulasikan sebuah lokakarya sekolah / madrasah dengan peserta kepala madrasah, komite, yayasan, guru, dan tokoh masyarakat untuk mereview dokumen 1 bagi madrasah yang sudah memiliki KTSP dokumen 1 dan mulai menyusun KTSP dokumen 1 bagi madrasah yang belum memiliki.

Peserta lokakarya : yayasan, komite sekolah, kepala madrasah, dan guru Acara: simulasi pidato untuk memotivasi pengembangan KTSP dalam rangka akreditasi Ayo Berubah Menuju Madrasah berkualitas dan Kebanggaan Umat!
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

57

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Pembukaan
Buatlah pidato pada pembukaan workshop KTSP di madrasah yang diikuti komite madrasah, tokoh masyarakat, guru, orangtua dengan tujuan mengkomunikasikan (a) adanya kebijakan yang memberikan kebebasan sekolah merancang sendiri kurikulumnya, (b) pentingnya kegiatan merancang kurikulum madrasah secara bersama-sama untuk meningkatkan kualitas, (c) pentingnya kegiatan pengembangan kurikulum dalam konteks akreditasi yang bermakna. Para tentara Alloh yang saya hormati.

2. Mereview dokumen 1 dan Melengkapi (bagi madrasah yang belum memiliki KTSP dokumen 1) Pemandu mengarahkan tugas masing-masing komponen yang diundang. Rincian tugas dipaparkan berikut.
Komponen Kepala madrasah Tugas Menyiapkan KTSP dokumen 1 (Pendahuluan, tujuan) Melengkapi/mereview bagian tujuan mapel, struktur kur, SK KD kelompok mapel IPTEK, Akhlak Mulia dan kepribadian, estetika dan seni budaya, kecakapan hidup Merancang/ mereview konseling Membuat kalender pendidikan dan membuat berita acara review KTSP Merancang Mulok, kekhasan yayasan apa yang akan dijadikan mulok (misalnya aswaja, kajian kitab kuning, pembiasaan, kecakapan hidup, keunggulan global dan lokal (aspek kekhasan apa yang akan diberikan agar madrasah lebih baik, kegiatan pembiasaan apa yang sesuai bagi siswa agar lebih baik akhlaknya, ibadahnya, dan menjadi generasi muslim yang tangguh / Sumber Contoh KTSP dokumen 1, tujuan sekolah, lampiran SI, panduan pengembangan kurikulum madrasah LKS, lampiran SI

Guru mapel

BK/ guru Waka kurikukulum

Yayasan, komite, kepala madrasah dan guru agama

Panduan pengembangan kurikulum madrasah, lampiran standar isi Mulok, pembiasaan,

58
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

3.Pajang Hasil Tiap Kelompok dan Review secara Silang


Komponen Kepala Madrasah Yayasan dan komite Tokoh masyarakat Guru Waka kurikulum Hal yang direview Hasil Review Saran Revisi

4. Pemberian penghargaan terhadap pereview paling baik. 5. Petugas menyusun berita acara dan notulen pengembangan KTSP!

59
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Bagian 2

Pengembangan Silabus dan RPP/Dokumen 2

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

abc

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sesi 3

Menyusun dan Mereview Silabus


Maksud Sesi 3 ini adalah peserta mampu memahami siklus penyusunan prota, promes, silabus, dan RPP , menyusun serta mereview silabus dan RPPP sesuai dengan rubrik yang disediakan.

Skenario Pelatihan
Waktu 1. 10 menit Kegiatan
Brainstorming perlunya kegiatan lokakarya di tingkat madrasah dan untuk pengembangan KTSP dokumen 2 (silabus dan RPP) menuju akreditasi bermakna

Media / Alat
Kasus penyusunan silabus dan RPP tanpa mengaitkan dengan konteks madrasah, kalender akdemik madrasah, dan KTSP dokumen 1 yang telah disusun Contoh prota, promes, silabus, dan RPP

Metode
Bedah kasus

2. 120 menit

Pengamatan siklus penyusunan prota, promes, silabus, dan RPP Simulasi workshop review silabus dan RPP berdasarkan rubrik yang disediakan fasilitator memberikan penguatan/ balikan

Simulasi dan modelling proses

3. 30 menit

Tugas Kreatif

Simulasi Melaksanakan Review Silabus dan RPP Ayo Berubah Menuju Madrasah berkualitas dan Kebanggaan Umat! Buatlah Pidato Pembukaan untuk Membuka Workshop KTSP Dokumen 2

Buatlah pidato pada pembukaan workshop KTSP Dokumen 2 di madrasah yang diikuti seluruh guru mata pelajaran, kepala madrasah, pengawas, dan beberapa nara sumber ahli dalam mata pelajaran. Tujuan pidato untuk mengkomunikasikan (a) perlunya menyusun silabus dan RPP, dan (b) prinsip penyusunan silabus dan RPP.

60
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Pemandu mengarahkan tugas masing-masing komponen yang diundang. Rincian tugas dipaparkan berikut.:
Komponen Kepala madrasah Tugas Menyiapkan kalender akademik madrasah dan menyusun rencana supervisi silabus RPP serta kriteria untuk mereview silabus dan RPP Melengkapi/mereview prota, promes, silabus, dan RPP Alat yang disediakan draft KTSP dokumen 1, kalender akademik madrasah, SK/ KD seluruh mata pelajaran, panduan pengembangan kurikulum madrasah draft KTSP dokumen 1, kalender akademik madrasah, SK/ KD seluruh mata pelajaran, panduan pengembangan kurikulum madrasah

Guru mapel

Guru Mulok Guru konselor Guru bagian kesiswaan

Menyusun/ mereview SK/KD Membuat silabus/ RPP Membuat program konseling Membuat program ekskul

MI
Komponen Guru tematik (kelas 1 sampai kelas 3 Tugas Menyiapkan/ mereview Prota, Promes, silabus, RPP Sumber Contoh prota/ promes, kalender akademik KTSP dokumen 1, tujuan sekolah, lampiran SI, panduan pengembangan kurikulum madrasah

61

Menyiapkan/ mereview Prota, Promes, silabus, RPP mapel Guru olah raga Menyiapkan/ mereview Prota, Promes, silabus, RPP ORKES Kepala madrasah Merencanakan jadwal supervisi RPP, melaksanakan, dan melaporkan (praktik mensupervisi RPP) melalui pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi Kepala sekolah Pemberian tindak lanjut dengan memberian penghargaan terhadap guru yang telah memenuhi standar, pemberian teguran yang bersifat mendidik bagi guru yang tidak memenuhi standar, Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna dan memberikan para guru

Guru kelas tinggi

KTSP

melaksanakan, dan melaporkan (praktik mensupervisi RPP) melalui pemberian contoh, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diskusi, pelatihan, dan konsultasi Kepala sekolah Pemberian tindak lanjut dengan memberian penghargaan terhadap guru yang telah memenuhi standar, pemberian teguran yang bersifat mendidik bagi guru yang tidak memenuhi standar, dan memberikan para guru untuk mengikuti pelatihan

Memajang Hasil Tiap Kelompok dan Mereview Silang


Komponen Kepala Madrasah dan waka kurikulum Guru Mulok Guru mapel Waka kurikulum, waka kesiswaan dan konselor Hal yang direview Prota, promes, silabus, dan RPP Prota, promes, silabus, dan RPP Prota, promes, silabus, dan RPP mapel lain Program ekskul, konseling Hasil Review

Setelah mereview secara silang, hendaknya setiap guru mereview berapa KD yang telah dibuat silabus dan RPPnya serta rencana tindak lanjut dan revisinya (jadwal penyelesaiannya)

MTs
Komponen Guru kelompok Mapel Akhlak Mulia dan Kepribadian Guru Mapel IPTEK Tugas yang telah diselesaikan Prota Promes Silabus (berapa KD) RPP (berapa KD) Prota Promes Silabus (berapa KD) RPP (berapa KD) Prota Promes Silabus (berapa KD) RPP (berapa KD) Merekap berapa silabus dan RPP yang telah direview jadwal supervisi silabus dan RPP Rencana penyelesaian pembuatan revisi silabus/ RPP

Guru Kesenian dan budaya

Kepala madrasah

62
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

MI
Komponen Guru tematik (kelas 1 sampai kelas 3 Guru kelas tinggi Tugas yang telah diselesaikan Prota Promes Silabus (berapa KD) RPP (berapa KD) Prota Promes Silabus (berapa KD) RPP (berapa KD Prota Promes Silabus (berapa KD) RPP (berapa KD Merekap berapa silabus dan RPP yang telah direview jadwal supervisi silabus/ RPP, jadwal observasi kelas Rencana penyelesaian/ jadwal

Guru olah raga

Kepala madrasah

Sebagai bahan mereview silabus dan RPP , bacalah paparan berikut dengan saksama!

Penyusunan Silabus dan RPP

Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran, materi pokok/ pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar. Di Indonesia, silabus merupakan pengaturan dan penjabaran seluruh kompetensi dasar suatu mata pelajaran dalam standar isi sehingga relevan dengan konteks madrasahnya dan siap digunakan sebagai panduan pembelajaran setiap mata pelajaran. Standar Isi merupakan standar minimal yang berisi Standar Kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus berisi standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar. Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab permasalahan (a) kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa (terkait dengan tujuan dan materi yang akan diajarkan), (b) cara mengembangkannya (terkait dengan metode dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran), dan (c) cara mengetahui bahwa kompetensi itu sudah dicapai oleh siswa (terkait dengan cara mengevaluasi terhadap penguasaan materi yang telah diajarkan).

63
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Prinsip Pengembangan Silabus


Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun silabus, yaitu: (i) konsisten, yaitu adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. (ii) memadai, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. (iii) ilmiah, yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung-jawabkan secara keilmuan. (iv) relevan, yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. (v) sistematis, yaitu komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. (vi) aktual dan kontekstual, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. (vii) fleksibel, yaitu keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di madrasah dan tuntutan masyarakat. Pemilihan media, bahan ajar, dan kegiatan pembelajaran dapat mengakomodasi (viii) menyeluruh, yaitu komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)

Langkah Penyusunan Silabus


Secara umum langkah penyusunan silabus adalah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi SK/KD, SKL, struktur dan muatan kurikulum, baik dari BSNP maupun dari Permenag No. 2, 2008, (2) menganalisis SK/KD, SKL dan jumlah pekan efektif, (3) membuat pemetaan KD, (4) membuat prota dan promes, (5) menjabarkan komponen silabus (sk/kd, materi, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, sumber, dan (6) menyusun RPP .

64
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Siklus Penyusunan Silabus Mata Pelajaran


IDENTIFIKASI SK/KD, SKL, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

MAPEL UMUM DARI STANDAR ISI BSNP

MAPEL AGAMA DAN BAHASA ARAB

ANALISIS SK/KD - SKL MAPEL DAN JUMLAH PEKAN EFEKTIF

PEMETAAN

PROTA/PROMES

PENJABARAN KOMPONEN SILABUS (SK/KD, MATERI, KEGIATAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR, PENILAIAN, SUMBER

PENYUSUNAN RPP

Gambar 02: Siklus Penyusunan Silabus Mata Pelajaran

Identifikasi SK/KD, SKL, dan Struktur Kurikulum yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu
Sebelum menyusun silabus, perlu dilakukan pengkajian komponen KTSP yang berkaitan dengan penyusunan silabus yaitu SK/KD dalam Standar Isi dan struktur dan muatan kurikulum. Perlu analisis mendalam keseluruhan SK/KD dalam Standar Isi untuk memperoleh gambaran keseluruhan SK/KD dan hubungan serta kedalaman suatu SK/KD dalam suatu mapel. Setelah melihat hubungan dan kedalamannya penyusun silabus menentukan pemetaan yang menunjukkan urutan penyajian/ pengelompokan SK/ KD dan alokasi waktu yang disediakan untuk SK/KD tertentu. Alokasi waktu ini didistribusikan pada pemetaan berdasarkan pekan efektif yang ada pada dokumen 1 KTSP

65
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tabel 01: Contoh Pemetaan SKKD Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Pemetaan Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Jabaran kompetensi Psikomotor Afektif Alokasi Waktu

Keterangan : Jabaran kompetensi diisi sesuai dengan karakteristik mapel Alokasi waktu diisi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan setelah mempertimbangkan karakteristik dan cakupan isi dan keterampilan yang harus dilatihkan dari suatu Kompetensi Dasar

Tabel 02: Contoh Format untuk Pemetaan SK/KD Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pemetaan Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Jabaran kompetensi Pemahaman konsep Penerapan Konsep Kinerja Ilmiah Alokasi Waktu

Penyusunan Program Tahunan dan Progam Semester


Setelah langkah pemetaan dilakukan pembuatan program tahunan/program semester. Program tahunan/program semester berisi pendistribusian waktu secara rinci penyajian tiap-tiap KD selama satu tahun/semester.

Penjabaran Komponen Silabus


Langkah ketiga penyusunan silabus adalah menjabarkan komponen-komponen silabus yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran, materi pokok/ pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar. Salah satu format penjabaran silabus dicontohkan berikut.
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

66

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 03: Contoh Format Silabus

SILABUS Mata Pelajaran : : Kelas : Semester Standar Kompetensi ............. ...............................................................


Komptensi dasar Materi pokok Kegiatan pembelajaran Indikator Bentuk dan Instrumen assesment Sumber Belajar Alokasi Waktu

Untuk mengisi format tersebut diperlukan proses yang sistematis dan logis dengan urutan sebagai berikut:

Menuliskan Kompetensi Dasar


Penulisan KD sesuai dengan urutan pada pemetaan. Urutan KD dalam silabus akan mencerminkan urutan RPP yang akan dibuat dan urutan penyajiannya dalam pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi dasar pertama yang akan dijabarkan juga disesuaikan dengan pemetaan.

Mengidentifikasi Materi Pokok


Ketika akan menulis silabus, kita akan merinci beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan materi /isi apa yang akan dimasukkan. Sebelum bergerak menuju ke tahap berikutnya, kita harus mengingatkan bahwa banyak kurikulum dan silabus telah menjadi terlalu sarat beban. Seringkali materi terlalu banyak yang akan dimasukkan dalam silabus. Penulis silabus hendaknya menyadari dan hanya memasukkan apa yang sesuai dengan dengan kompetensi yang akan dicapai dan paling layak untuk para siswa dalam tahap perkembangannya tersebut. Prinsip pemilihan materi pokok duraikan berikut. (i) (ii) Materi cukup memadai (kedalaman/ keluasannya) untuk memfasilitasi siswa mencapai kompetensi dasar Materi sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;

67

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(iii) Materi harus bermakna dan bermanfaat bagi peserta didik; (iv) Kesesuaian materi dengan karakteristik kompetensi dasar kompetensi dasar dengan karakteristik keterampilan berarti materi berupa prosedur dan praktik/ latihan-latihan kompetensi dasar yang berfokus pada pemahaman konsep materi berupa jabaran konsep, prinsip, dan contoh penerapan konsep kompetensi dasar yang berfokus pada pembentukan sikap berupa jabaran contoh-contoh penerapan sikap, manfaat / kerugian/ dampak suatu sikap, latihan menerapkan sikap Dalam rumusan kompetensi dasar (KD) selalu memuat kata kerja dan objek. Materi pokok dikembangkan berdasarkan pada objek dari rumusan KD. Penyusunan materi bisa dilakukan dengan merinci objek pada rumusan KD Contoh:
SK : Beriman kepada nabi dan rasul KD : mengenal nabi dan rasul Alloh Materi : pengertian nabi dan rasul 25 nama nabi dan rasul Ayat Alquran menjelaskan keharusan umat Islam beriman kepada rosul Alloh Akidah Akhlak KD : Membiasakan diri sholat jumat Materi : Tata cara sholat jumat praktik sholat jumat

Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar juga mencakup kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, para penyusun silabus hendaknya memfokuskan pada jenis-jenis pengalaman belajar yang sesuai dan aktivitas pembelajaran yang akan membantu siswa mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Pada pengembangan kegiatan pembelajaran ini perhatian penyusun silabus harus ditekankan pada bagaimana cara belajar dan bukan apa yang dipelajari. Kegiatan pembelajaran dirumuskan dengan mempertanyakan tahapan kegiatan apa yang tepat dilakukan untuk mencapai kompetensi dasar
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

68

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Prinsip perumusan kegiatan pembelajaran dalam silabus a. Tahapan kegiatan mencapai KD b. berpusat pada siswa c. memberi kesempatan bekerja sama /kecakapan hidup yang lain (berupa diskusi, eksplorasi, menganalisis/mengelaborasi, dan sebagainya) d. menantang /menyenangkan Selain itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran yaitu: (i) Kegiatan pembelajaran disusun berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum yang memusatkan kegiatan pembelajaran kepada siswa. (ii) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. (iii) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran. (iv) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi. Contoh Untuk dapat mengenal nama nabi dan rasul tahapan kegiatan apa yang perlu dilakukan? Contoh kegiatan yang relevan Mengamati CD/ mendengarkan cerita tentang rosul-rosul Alloh/ membaca buku tentang 25 rosul Alloh Bernyanyi menghafalkan nama nabi dan rasul Alloh Berdiskusi tentang pengertian nabi dan rasul Saling bercerita (cerita berantai) tentang nabi dan rosul Alloh adu cepat tepat saling menebak nama nabi/rosul yang dideskripsikan kelompok lain Berefleksi dan penguatan tentang kwajiban muslim untuk beriman kepada rasul Alloh Tabel 04: Contoh Pengembangan Kegiatan Pembelajaran
Pengembangan Kegiatan Pembelajaran Kompetensi dasar : Siswa mampu mempergunakan proses ilmiah secara runtun. proses dan prosedur ilmiah melakukan percobaan ilmiah, membaca buku pelajaran, berdiskusi dengan cara ilmuwan, menonton video tentang prosedur yang benar dari percobaan ilmiah, dan sebagainya.

Materi pokok : Kegiatan pembelajaran :

69
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Selain itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. (v) Kegiatan pembelajaran disusun berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum yang memusatkan kegiatan pembelajaran kepada siswa. (vi) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. (vii) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran. (viii) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi. Contoh rumusan kegiatan pembelajaran yang benar Mengamati lingkungan untuk mendeskripsikan ciri tumbuhan Berdiskusi tentang hasil pengamatan tumbuhan Di bawah ini juga dicontohkan daftar kata kerja operasional untuk merumuskan kegiatan pembelajaran/ pengalaman belajar Tabel 05: Kata Kerja untuk Kegiatan Pembelajaran
Kata Kerja kegiatan pembelajaran/ Pengalaman Belajar Membaca / mendengar tentang Mengubah dari .... menjadi Menyanyikan ... Bermain peran tentang Berpidato tentang Menulis prosa, puisi, pantun Berdiskusi tentang Menyunting karya tulis Mengisi teka-teki Mengajukan pertanyaan penelitian Saling menjawab dengan alasan Saling mengomentari Mengamati . untuk Mengamati persamaan dan perbedaan untuk mencari konsep Mendemonstrasikan percobaan Menghitung, membandingkan Membiasakan diri berperilaku .... Membuat rangkuman Mendemonstrasikan hasil temuan Mencari pemecahan soal Membuat soal ceritera (media kreatifitas) Merencanakan dan melakukan percobaan/penelitian Mengoperasikan komputer Mengelompokkan/mengidentifikasi Mengumpulkan dan mengoleksi benda sesuai karakteristiknya Meramalkan kecenderungan pengamatan Membuat grafik/diagram/charta, jurnal Membuat jurnal, karya tulis Menjiplak gambar Menirukan Praktik sholat, wudlu Mengukur besaran fisika Membuat mapping dari yang dibaca Bercerita tentang Menggambar, menggunting,

70
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditengarai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dengan kata lain indikator merupakan tingkah laku operasional yang menjadi bukti/tanda tercapainya kompetensi dasar.

Prinsip Penyusunan Indikator


Indikator dijabarkan sesuai karakteristik kompetensi dasar (bisa dengan penjabaran kata kerja pada KD, penjabaran lingkup materi pada KD, atau kedua-duanya) Indikator disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan sekolah Indikator dapat diamati dan diukur ketercapaiannya Indikator menjadi acuan penyusunan penilaian Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional.

Langkah merumuskan indikator


1. Menganalisis karakteristik kata kerja dan lingkup materi yang ada pada Kompetensi Dasar (termasuk kognitif, keterampilan atau afektif). 2. Mempertanyakan perilaku apa yang dapat diamati/diukur sebagai bukti pncapaian kompetensi 3. Menjabarkan tingkat kompetensi (kata kerja pada KD) dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi 4. Menjabarkan materi pada KD 5. Merumuskan indikator yang sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi untuk mencapai kompetensi. Contoh perumusan indiikator kategori kognitif KD : Menjelaskan tata cara bersuci Kompetensi dasar termasuk kognitif (pemahaman / C2 dalam Taksonomi Bloom). Sebelum menentukan indikator kita perlu mengajukan pertanyaan perilaku apa yang menjadi bukti untuk mengetahui bahwa siswa mampu menjelaskan tata cara wudlu ? Untuk menjawab pertanyaan ini bisa dilakukan dengan analisis taksonomi Bloom mengenai tingkatan berpikir bahwa sebagai bukti/ tanda siswa mampu memahami berarti siswa sudah bisa melakukan tingkatan berpikir sebelum memahami (C2) yaitu C1 (menyebutkan tata cara berwudlu) baru ditambahkan dengan indikator indikator memahami (memilih kata kerja operasional memahami

71
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

menjelaskan, dst) Jadi, kata menjelaskan dirinci menjadi dua jenis yaitu menyebutkan (tingkatan kognitif lebih rendah daripada menjelaskan) dan menjelaskan. Materi dalam KD dirinci menjadi mensucikan hadast besar dan mensucikan hadast kecil

Rumusan Indikator
1. menyebutkan tata cara bersuci dari hadast besar 2. menyebutkan tata cara bersuci dari hadast kecil 3. menjelaskan tata cara bersuci dari hadast besar dan hadast kecil Contoh perumusan indiikator kategori keterampilan Perumusan indikator dilakukan dengan merinci materi dalam KD (kata kerja dalam KD tetap). Pada KD dengan kategori keterampilan kata kerja yang digunakan biasanya berupa kata: mempraktikkan, mendemonstrasikan, mensimulasikan dan sebagainya. Materi pada KD dirinci menjadi tahapn-tahapan kegiatan melakukan suatu keterampilan. Pada contoh berikut., praktik berwudlu dirinci menjadi bagian-bagian rukun wudlu (tahapan berwudlu) Contoh 1 KD : mempraktikkan tata cara wudlu Indikator 1. mampu mempraktikkan niat wudlu dengan benar 2. mampu mempraktikkan membasuh kepala dengan benar 3. mampu mempraktikan membasuh tangan dengan benar 4. mampu mempraktikkan membasuh kepala dengan benar 5. mampu mempraktikkan membasuh kaki dengan benar 6. mampu mempraktikkan wudlu dengan tertib Contoh 2 KD : menulis surat resmi Indikator 1. Siswa mampu menentukan isi surat resmi sesuai dengan konteks (tujuan pembuatan surat) 2. Siswa mampu menggunakan kata dan kalimat yang sesuai 3. Siswa mampu menggunakan ejaan dengan tanda baca secara tepat ATAU Siswa mampu menyusun surat resmi dengan isi yang sesuai tujuan penulisan surat, menggunakan kalimat baku serta tanda baca yang sesuai

Indikator Kompetensi Dasar Afektif


. Menganalisis karakteristik kata kerja dan lingkup materi yang ada pada KD. Kata kerja dalam kelompok afektif dapat berupa kata kerja menyetujui, membiasakan, berperilaku,menghindari, menerapkan perilaku .., menunjukkan perilaku .... dan sebagainya. Karena kata kerja operasional untuk kompetensi dasar afektif ada
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

72

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

yang sulit dioperasionalkan, perlu proxy indicator yaitu indikator perantara yang menunjukkan tanda tercapainya indikator. Misalnya, perilaku beriman kepada Allah tidak dapat diamati secara langsung sehingga dirumuskan indikator perantaranya yaitu frekuensi atau kemauan untuk sholat, puasa, zakat, dan sebagainya. Contoh KD afektif pada mapel Fikih, Aqidah Akhlak, Quran Hadist, KD :Menghindari sifat pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari KD : Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS KD : Membiasakan berakhlak baik terhadap binatang dan tumbuhan dalam hidup sehari-hari. KD : Membiasakan mengikuti salat Jumat KD : Membiasakan hidup suci dan bersih dalam kehidupan sehari-hari KD : Menerapkan kandungan surat al-Faatihah dan al- Ikhlas KD : Menunjukkan perilaku hormat kepada orang tua KD: Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS KD : Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS Indikator : mengoperasionalkan kata kerja dalam KD dan merinci mater dalam KD Jika disajikan kasus tentang sabar siswa menyetujui untuk berperilaku sabar Jika disajikan kasus tentang taubat siswa menyetujui untuk melakukan perilaku taubat Mempraktikkan sifat sabar yang berupa tahan belajar Mempraktikkan bertaubat setiap habis sholat Contoh 2 KD : Membiasakan berakhlak baik terhadap binatang dan tumbuhan dalam hidup sehari-hari 1. Jika dihadirkan kasus siswa menyetujui tindakan tindakan merawat tumbuhan 2. Jika dihadirkan kasus siswa menyetujui tindakan tindakan merawat binatang. 3. Berperilaku/melakukan tindakan merawat tumbuhan (menyiram tumbuhan di rumah/ di sekolah) 4. Menunjukkan perilaku merawat binatang yang ada di lingkungan rumahnya. Contoh 3 KD: Membiasakan berakhlak terpuji hidup bersih, kasih sayang dan rukun terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari

73
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Indikator 1. memberi salam kepada guru, orangtua, teman 2. bersalaman kepada orangtua, guru, 3. berkata sopan santun kepada sesama 4. berpakaian bersih 5. badan bersih (memotong dan membersihkan rambut, kuku, mandi, gosok gigi) 6. membuat lingkungan bersih (membuang sampah pada tempatnya, 7. membersihkan tempat tidur, 8. membantu teman 9. membantu anggota keluarga 10. menjenguk teman sakit Di bawah ini dicontohkan kata kerja operasional untuk merumuskan indikator. Contoh Rumusan Indikator

Pengetahuan

Keterampilan

Perilaku
Siswa sudah mampu Menghargai hasil pengukuran orang lain Kebijaksanaan memecahkan masalah Berfikir positif Menghargai pendapat orang lain Toleransi terhadap masalah lingkungan Menerapkan perduli kebersihan lingkunganSopan santun dalam berbicara dan bertindak Beriman dan bertaqwa Ketelitian pengamatan Menginformasikan masalah Kejujuran empati Toleransi Sikap ingin tahu Sikap terbuka Kerja keras Berfikir kritis Berani mengambil resiko Memiliki keuletan berpikir/bertindak

Siswa mampu : Siswa mampu : Menjelaskan Membaca dan menulis Menyebutkan Berbicara dan mendengar Membedakan Mendemostrasikan Menemukan Menyusun kerangka hubungan antara Mengukur dua variabel Menganalisis Menerapkan Menerapkan konsep konsep Mengambil kesimpulan Menganalisis data yang tepat dari suatu Menarik masalah kesimpulan dari Keterampilan mengolah suatu data peristiwaMenghit Keterampilan menyajikan ung nilai dari data laporan kerja suatu besaran Keterampilan manajemen Menemukan keuangan rumus berdasarkan Menentukan untung/rugi suatu data Keterampilan berdebat Mengambil positif disertai sikap kesimpulan ilmiah Menghitung nilai Keterampilan membaca dari suatu konsep buku atau berita media Membaca diagram Keterampilan mendengar Menganalisis Keterampilan membaca kegiatan gambar, diagram, grafik Mendefinisikan Keterampilan membaca suatu konsep pesan Mengidentifikasi masalah

Merancang percobaan, Memiliki merancang suatu alat ide/karya/kreasi ModulPengembangan KTSP di Madrasah Menuju Bermakna Membuat gambar, Akreditasi Mampu bekerja sama, suka bertanya diagram, grafik

74

Pengetahuan

suatu data Mengambil kesimpulan Menghitung nilai dari suatu konsep Membaca diagram Menganalisis kegiatan Mendefinisikan suatu konsep

masalah Keterampilan berdebat Kejujuran empati positif disertai sikap Toleransi ilmiah Sikap ingin tahu Keterampilan membaca Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sikap terbuka buku atau berita media Keterampilan mendengar Kerja keras Berfikir kritis Keterampilan membaca Berani mengambil gambar, diagram, grafik Keterampilan membaca resiko pesan Memiliki keuletan Keterampilan Perilaku Mengidentifikasi masalah berpikir/bertindak

KTSP

Siswa mampu : Siswa mampu : Siswa sudah mampu Merancang percobaan, Memiliki Menjelaskan Membaca dan menulis Menghargai hasil merancang suatu alat ide/karya/kreasi Menyebutkan Berbicara dan mendengar pengukuran orang lain Membuat gambar, Mampu bekerja sama, Kebijaksanaan Membedakan Mendemostrasikan suka bertanya diagram, grafik memecahkan masalah Menemukan kerangka Menyusun Membuat karya tul;is, Menampilkan disiplin Berfikir positif hubungan antara Mengukur diri dan loyal sinopsis, rangkuman dua variabel Aktif, Menghargai pendapat Menganalisis kreatif, inovatif, Menerapkan orang lain Menerapkan konsep proaktif, percaya diri konsep Toleransi terhadap Mengambil kesimpulan Menganalisis data masalah lingkungan yang tepat dari suatu Menarik Menerapkan perduli masalah Tabel 6: Contoh Penulisan Indikator kebersihan kesimpulan dari Keterampilan mengolah lingkunganSopan suatu data rumusan indikator dengan penekanan pada ranah kognitif peristiwaMenghit santun dalam berbicara Keterampilan menyajikan ung nilai dari dan bertindak data laporan kerja Mata Pelajaran : IPA suatu besaran Beriman dan bertaqwa Keterampilan manajemen Kompetensi : 1.1 Mendeskripsikan keuangan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya Dasar Menemukan Ketelitian pengamatan rumus berdasarkan Menginformasikan Menentukan untung/rugi suatu data masalah Benar Keterampilan berdebat Rumusan Indikator Rumusan Indikator Salah Mengambil empati positif disertai sikap - Menyebutkan Kejujuran besaran-besaran fisika - Menguasai besaran-besaran fisika kesimpulan Toleransi ilmiah dalam kehidupan sehari-hari dalam ehidupan sehari-hari. Menghitung nilai Sikap ingin tahu pokok Keterampilan - megelompokkan besaran pokok - Menyimpulkan besaran dan membaca dari suatu konsep Sikap terbuka buku atau berita media dan turunan turunan. Membaca diagram Keterampilan mendengar nama Kerja - menuliskan 4keras alat ukur dan Menggunakan 4 alat ukur dan - Menganalisis satuannya kegunaannya serta Berfikir kritis Keterampilan membaca satuannya serta kegunaannya dalam dalam kehidupan sehari-hari kegiatan Berani mengambil gambar, diagram, grafik sehari-hari. kehidupan Mendefinisikan Keterampilan membaca resiko -Mendemontrasikan SI pada pengukuran - Menerapkan SI untuk pengukuran suatu konsep pesan Memiliki keuletan dalam kehidupan sehari-hari. dalam kehidupan sehari-hari Mengidentifikasi masalah berpikir/bertindak
waktu dan suhu secara sederhana merancang suatu alat ide/karya/kreasi Membuat gambar, Mampu bekerja sama, suka bertanya diagram, grafik Membuat karya tul;is, Menampilkan disiplin Penjelasan diri dan loyal sinopsis, rangkuman Kata kerja yang digunakan tidak yang dingunakan Kata kerja Aktif, kreatif, inovatif, dapat diukur (tidak operasional) dapat diukur (operasional) proaktif, percaya diri

- Membaca satuan panjang, masa, waktu - Membedakan satuan panjang, masa, dan suhu secara sederhana. Merancang percobaan, Memiliki

Kata kerja tidak sesui dengan tuntutan KD Rumusan belum mencapai tuntutan KD Rumusan belum menunjukkan aspek kognitif

Kata kerja yang digunakan sesuai tuntuan KD Rumusan mencapai tuntutan minimal KD Rumusan sudah menunjukkan aspek kognitif

75
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

rumusan indikator dengan penekanan pada ranah kognitif Mata Pelajaran : IPS Kompetnasi Dasar : 1.2 Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia Indikator yang Salah 1. Siswa dapat memahami zaman pra sejarah 2. Siswa dapat mengetahui jenis jenis manusia pra sejarah 3. Siswa dapat mengenal kurun waktu pra sejarah Indikator yang Benar 1. Siswa dapat menjelaskan zaman pra sejarah di Indonesia 2. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis Manusia pra sejarah di Indonesia 3. Siswa dapat membedakan kurun waktu pra sejarah Indonesia 4. menjelaskan kehidupan masa praaksara di Indonesia

Contoh rumusan indikator dengan penekanan pada ranah psikomotorik Kompetensi Dasar : 4.2 Menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku

Contoh pengembangan indikator Rumusan Indikator yang Jelek Mampu mencari surat dinas dan surat pribadi Mampu menentukan ciri-ciri surat dinas Mampu menjelaskan sistiematika surat dinas Rumusan Indikator yang Lebih Baik Mampu membedakan surat dinas dengan surat pribadi Mampu menyusun pokokpokok surat dinas sesuai konteks surat Mampu menulis surat dinas dengan menggunakan bahasa baku

Pembahasan Kata kerja yang digunakan tidak (iv) dapat diukur (tidak operasional) (v) (ii) Kata kerja tidak sesui dengan tuntutan KD (aspek membaca) (iii) Rumusan indikator belum (vi) mencapai tuntutan KD (i) Kata kerja yang dingunakan dapat diukur (operasional) Kata kerja yang digunakan sesuai tuntuan KD (aspek menulis) Rumusan indikator mencapai tuntutan minimal KD

76
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Menentukan Jenis Penilaian


Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian digunakan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Gambar penilaian dengan KD berfokus pada keterampilan melakukan sesuatu (tes unjuk kerja)

77

Gambar penilaian dengan menggunakan tes tulis untuk mengukur KD yang berfokus pada pemahaman (kognitif)
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian: (i) penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi. (ii) penilaian harus disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar Keterampilan --- unjuk kerja, tes produk, proyek Pengetahuan --- tes tertulis Sikap ---- lembar observasi Tips untuk menguji ketepatan alat Penilaian dalam silabus (i) Apakah alat asesmen sesuai dengan indikator suatu kompetensi dasar? (ii) Apakah metode pengukuran/Penilaian merupakan metode yang terbaik untuk mengukur indikator dari kompetensi dasar ini? Apakah Ada cara yang paling relevan untuk mengukur ketercapaian indikator? Guru perlu memutuskan cara yang paling tepat untuk mengukur kompetensi dan indikator yang sebenarnya untuk menunjukkan bahwa apa yang diharapkan telah berhasil dicapai. Dalam penulisan silabus yang berhubungan dengan pengukuran siswa, terdapat dua prinsip penting yang harus dipertimbangkan oleh penyusun silabus. (i) Menggunakan berbagai alat penilaian Guru membuat tes (pilihan ganda, jawaban ringkas, benar/ salah, mencocokkan dan karangan. Produk / contoh pekerjaan siswa (kerja praktik, karangan, bagan, model, proyek, tugas, melengkapi pekerjaan rumah, buku tugas, dan sebagainya. Pengamatan yang sistematis terhadap pekerjaan siswa di kelas (melaksanakan kerja praktik untuk IPA dan IPS, menyelesaikan soal-soal matematika, mengamati pekerjaan dan performa mereka dalam kelas drama). Skala penilaian dan daftar (misalnya performa murid dalam debat atau drama, partisipasi dan kerja sama dalam diskusi kelompok dengan siswa lain, performa lisan dalam diskusi kelas dan penyelesaian tugas praktik). Tes lisan Kinerja/ unjuk kerja atau kerja praktik yang berisi demonstrasi agar siswa menunjukkan pemahaman dan keterampilannya berkaiatan dengan kompetensi dasar. (ii) Penilaian harus berhubungan dengan kompetensi dan indikator yang telah ditetapkan. Secara garis besar, kompetensi atau hasil yang tidak dapat diukur tidaklah perlu diukur. (ada yang beranggapan bahwa hal ini tidak mungkin dilakukan di semua mata pelajaran seperti dalam mata pelajaran agama). .
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

78

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Menentukan Alokasi Waktu, dan Menentukan Sumber Belajar


Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentinggan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Untuk itu, perlu dilhat kembali pemetaan hasil bedah KD yang telah dilakukan pada kegiatan sebelumnya.. Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum yang ditetapkan sumber belajar yang dipilih diharapkan banyak memanfaatkan lingkungan sekitar. Prinsip Alamtakambang hendaknya jadi acuan. Semua yang terkembang di alam semesta / di lingkungan sekitar menjadi alat pembelajaran.

Kiat-kiat dalam Penyusunan Silabus


Untuk melengakapi uraian tentang langkah dalam menyusun silabus, berikut disampaikan kiat-kiat tambahan agar silabus yang disusun menjadi lebih baik. (i) Kumpulkan sumber-sumber belajar yang tersedia dan berkaitan, sebelum memulai menulis silabus guru. Sebagai contoh : Standar isi Standar kompetensi untuk mata pelajaran terkait dan tingkatan kelas Buku wajib/buku cetak dan sumber lainnya (ii) Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, penggunaan sumber belajar lokal, termasuk sumber belajar dari rumah dan masyarakat/lingkungan (iii) Lakukan pemetaan Kompetensi Dasar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Pemetaan mencakup kegiatan menentukan urutan pembelajaran kompetensi-kompetensi ini dan perkiraan alokasi waktu. Guru tidak harus mengikuti urutan kompetensi (1.1, 1.2, 1.3 dll) seperti yang dinyatakan dalam dokumen BSNP . Dalam beberapa mata pelajaran seperti bahasa, guru bisa memilih untuk mencampurkan mereka (urutan), sebagai contoh yang tersedia, yang berasal dari hasil demonstrasi kerja mereka] (iv) Perhatikan dengan cermat mengenai pembagian waktu dalam pemetaan guru (v) Masing-masing mata pelajaran untuk kelas 7 dialokasikan
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

79

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

dalam 4 pertemuan setiap minggu dalam dokumen BSNP , yang sama dengan antara 68-76 pertemuan per semester. Satu semester berakhir dari 17-19 minggu] (vi) Pusatkan kegiatan pembelajaran guru pada siswa. Gunakan pengalaman masa lalu mereka dalam merencanakan kegiatankegiatan ini. Cobalah untuk memulai setiap kompetensi dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka ketahui. Kemudian guru bisa menyusun silabus berdasarkan kegiatan-kegiatan ini (vii) Pastikan bahwa di manapun memungkinkan, guru menyediakan variasi dalam kegiatan pembelajaran yang akan melibatkan siswa dengan cara belajar mereka sendiri. Kadangkadang hanya ada satu kegiatan pembelajaran yang cocok untuk suatu topik, tetapi disini kami menekankan pada variasi kegiatan untuk seluruh semester (viii) Ingatlah bahwa kadang-kadang guru tidak harus mengajar siswa untuk belajar. Jadi silabus guru harus memuat kegiatan pembelajaran dimana siswa menggunakan waktu mereka sendiri untuk membaca mengenai suatu/beberapa konsep. Guru harus memeriksa apakah siswa memiliki teknik membaca yang efektif. Hal ini merupakan hasil penting dari pelatihan bahasa. (ix) Suatu waktu setelah guru menulis satu kompetensi khusus, periksa urutan kegiatan pembelajaran guru. Sebagian besar kompetensi kegiatan pembelajaran bisa diatur dalam berbagai macam cara, yang akan menguntungkan pada akhirnya, merefleksikan urutan kegiatan guru, melihat apakah hal tersebut masuk akal, dan sesuai dengan tingkatan. Perlihatkan hasil kerja guru pada guru lain untuk mengetahui apakah mereka setuju dengan metode guru (x) Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, atas penggunaan sumber belajar lokal termasuk yang berasal dari rumah dan masyarakat/lingkungan ketika menyeleksi materi dari kegiatankegiatan ini. (xi) Pastikan bahwa materi sesuai dengan mayoritas siswa pada tingkatan ini. Sebagai contoh pada IPA, guru harus menyeleksi seberapa banyak unsur yang akan mereka pelajari dan pada Matematika, pastikan bahwa konsepnya tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Juga pastikan dalam setiap mata pelajaran bahwa cara penyampaian konsep-konsep ini tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. (xii) Pastikan bahwa materi disusun dengan urutan yang masuk akal, tergantung dari karakteristik mata pelajaran, seperti : Merancang konsep dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit dalam langkah-langkah sederhana Dari topik yang menjadi prasyarat menuju topik yang ahli/ mahir (advanced) Dari konsep yang umum ke yang khusus Dari contoh/kasus personal/individu ke konsep umum

80
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

(xiii) Indikator belajar harus dinyatakan dengan jelas, apa yang telah dicapai siswa sebagai bukti bahwa siswa telah menguasai suatu kompetensi dasar. Indikator berkaitan erat dengan penilaian karena indikator tersebut akan diukur diharapkan bisa dilakukan setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Pikirkan dengan jernih mengenai apa yang dipelajari dan bagaimana hal tersebut bisa di demonstrasikan. (xiv) Perjelas perbedaan antara kolom yang berbeda dan khususnya antara kegiatan pembelajaran, materi, dan indikator. Ingatlah bahwa kegiatan menggambarkan apa yang seharusnya terjadi di kelas, materi adalah dasar dari suatu topik atau materi belajar, dan indikator merujuk pada apa yang harus dicapai. Sering terjadi dalam draft/naskah awal, tidak mungkin membedakan ketiga kolom ini, dan dalam beberapa kasus mereka sama! Contoh : Kegiatan pembelajaran: siswa diminta mengatur/ mengurutkan daftar bilangan pecahan dengan cara/metode yang lain Materi : bilangan pecahan Indikator pembelajaran : siswa bisa mengatur/mengurutkan bilangan pecahan dengan benar (xv) Sediakan pengukuran Penilaian yang bervariasi. Pikirkan lebih jauh selain dari tes lisan dan tes tulis untuk dimasukkan dalam Penilaian-Penilaian lain seperti: menyelesaikan pekerjaan di kelas, tugas, proyek, melakukan percobaan, membuat model, dan menulis essay, laporan dll. Guru harus menyediakan instrumen yang bervariasi, kalau tidak, semua siswa akan belajar dengan cara yang sama, sementara mereka memiliki keahlian-keahlian yang berbeda. Tidak semua kompetensi bisa dicapai melalui metode kertas dan pulpen (tertulis)! (xvi) Pastikan pengukuran Penilaian untuk kegiatan pembelajaran adalah yang sesuai dan guru tidak merencanakan terlalu banyak Penilaiant didalam silabus. Tidaklah realistis untuk melakukan tes tulis setiap selesai pertemuan seperti yang tercantum (dalam silabus), yang menjadi kasus dalam beberapa silabus. (xvii) Pilihlah sumber belajar yang realistis, yang mana mungkin mempengaruhi guru untuk menggunakan sumber lokal yang tersedia. Dalam semua kasus sepertinya buku cetak/wajib (text books), namun peta, peralatan, pembicara tamu, masyarakat lokal, kaset, radio, dan TV merupakan sumber-sumber yang memungkinkan.

Mengecek Ketepatan Silabus yang Telah Ditulis


Setelah silabus disusun perlu dilihat lagi apakah silabus tersebut sudah meenuhi syarat atau belum. Berikut ini adalah rambu-rambu memvalidasi silabus. (i) Rambu-rambu umum

81
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(i)

Kajilah kembali apakah terdapat kesesuaian antar komponen dalam silabus. Kajilah kembali apakah seluruh komponen silabus dikembangkan dengan memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi (apakah menggunakan berbagai sumber yang bervariasi dan aktual), apakah media kontekstual (sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai dan kontekstual) Apakah keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di madrasah dan tuntutan masyarakat. Apakah komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor) Rambu-rambu khusus untuk validasi silabus dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian pada Box 21.

Tabel 06: Contoh Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun Silabus Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun Silabus Nama Guru Mata pelajaran
No. (1) 1. Aspek Penilaian (2) Kelengkapan Standar Isi

: ......................................... : .........................................
Deskriptor (3) Telah mencakup seluruh standar isi dalam mapel Penataan dan pengurutan standar isi logis Kegiatan pembelajaran memuat aktivitas belajar yang berpusat pada siswa Langkah-langkah kegiatan pembelajaran mendukung tercapainya KD Kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapan hidup personal (kritis, social, akademik) Materi pembelajaran benar secara keilmuan Materi pembelajaran mendukung pencapaian KD (Selaras dengan KD) Rumusan indikator berisi jabaran perilaku untuk mengukur tercapainya KD Ya (4) Tidak (5) Penjelasan (6)

1. 2.

2.

Kegiatan Pembelajaran

3.

4.

5.

3.

Ketepatan Materi Pembelajaran

6. 7.

4..

Indikator

8.

5.

Alokasi Waktu

Rumusan indikator berupa kata kerja operasional 10. Satu KD dapat dikembangkan lebih dari satu indikator Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna Alokasi waktu sesuai dengan 11. kedalaman, keluasan dan tingkat

9.

82

Materi Pembelajaran

keilmuan 7. Materi pembelajaran mendukung pencapaian KD (Selaras dengan KD) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Rumusan indikator berisi jabaran perilaku untuk mengukur tercapainya KD Rumusan indikator berupa kata kerja operasional Satu KD dapat dikembangkan lebih dari satu indikator Alokasi waktu sesuai dengan kedalaman, keluasan dan tingkat kesulitan KD Jumlah alokasi waktu sesuai dengan program semester yang telah disusun

4..

Indikator

8.

KTSP

9. 10. 5. Alokasi Waktu

11. 12.

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pengertian RPP
RPP merupakan perangkat pembelajaran yang harus dibuat oleh seorang guru ketika proses kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. RPP menjadi panduan bagi seorang guru dalam mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) menjadi indikator, menentukan pengalaman belajar yang sesuai, materi pokok pembelajaran, menentukan bentuk, teknik dan instrument pembelajaran berdasarkan alokasi waktu dan sumber belajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencan Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Alur Penyusunan RPP
SK dan KD SILABUS RPP

Gambar 03: Alur penyusunan RPP

Langkah Yang Harus Ditempuh Dalam Menyusun RPP

83

Langkah dalam menyusun RPP adalah sbb.: (i) Menuliskan kembali KD dan indikator yang telah ditentukan pada silabus (ii) Menentukan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran adalah hal yang akan dicapai dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dan dijabarkan sesuai dengan karakteristik dan cakupan kompetensi dasar. Tujuan bisa berupa jabaran tahapan logis dari KD (satu KD beberapa tujuan ) atau bisa juga sama dengan KD (satu KD satu tujuan pembelajaran). Kedalaman tujuan disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Misalnya dicontohkan berikut. KD : menyusun karya tulis dengan sistematika dan bahasa yang efektif Tujuan Pembelajaran:
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Siswa mampu menentukan masalah penulisan Siswa mampu menyusun kerangka karya tulis Siswa mampu mengembangkan kerangka karya tulis dengan bahasa yang efektif dan penggunaan tguru baca/ ejaan secara tepat Siswa mampu menyunting karya tulis yang dibuat dari segi keutuhan paragraf, penggunaan bahasa, dan tguru baca/ejaan (iii) Menentukan Metode Metode yang dipilih harus bertumpu pada prinsip pelaksanaan kurikulum yaitu penggunaan multistrategi sehingga siswa belajar dalam suasana aktif, kreatif, dan menyenangkan serta belajar hidup bersama/bekerja sama. Metode yang dapat dipilih adalah metode inkuiri, pemodelan, jigsaw, tanya- jawab, TGT (Tournament Game Team), simulasi, out door activity, diskusi kelompok, dsb. Beberapa contoh metode pembelajaran akan dibahas lebih lanjut pada bagian lain. Pada RPP metode yang dituliskan harus dijabarkan pada kegiatan pembelajaran. (iv) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Prinsip penyusunan kegiatan pembelajaran Berpusat pada siswa. Kegiatan yang dirancang memberi kesempatan siswa untuk aktif mengamati model, menemukan ciri berdasarkan pengamatan, menggali informasi dari objek sekitar/narasumber, berdiskusi, bermain peran, melakukan percobaan, melakukan keterampilan tertentu (mendengarkan berita, menulis, berbicara, membaca), aktif menilai karya teman/ karya sendiri, aktif saling bertanya, bermain game yang sesuai KD, aktif membuat produk/karya secara berpasangan/ berkelompok/individu, latihan menerapkan konsep. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar (lihat pemetaan). Jika bersifat pemahaman konsep berarti kegiatan pembelajaran bersifat penemuan konsep dengan mengamati berbagai contoh, jika berupa penerapan konsep berarti harus banyak mencoba/ berlatih, jika berupa sikap berarti ke arah penghayatan dan pengamalan) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

84
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Perbedaan Kegiatan Pembelajaran pada Silabus dan RPP

KD: mengenal nabi dan rosul Kegiatan Pembelajaran pada Silabus


Mengamati CD/ mendengarkan/membaca cerita tentang rosul-rosul Alloh/ membaca buku tentang 25 rosul Alloh Menyimpulkan siapa nabi dan rosul yang harus diimani umat Islam

Kegiatan pembelajaran pada RPP


Pendahuluan (10 menit) -Guru menunjukkan gambar perayaan maulid - Siswa diajak membacakan sholawat untuk nabi - Siswa bertanya jawab cerita nabi yang pernah dibaca Kegiatan Inti ( 50 menit) - Mengamati CD/ mendengarkan/membaca cerita tentang rosul-rosul Alloh/ membaca buku tentang 25 rosul Alloh (tahap eksplorasi) - Bernyanyi menghafalkan nama nabi dan rasul Alloh (elaborasi) - Saling membuat pertanyaan tentang pengertian nabi dan rasul (elaborasi) - Saling bercerita (cerita berantai) tentang nabi dan rosul Alloh (elaborasi) - adu cepat tepat saling menebak nama nabi/rosul yang dideskripsikan kelompok lain - Guru memberi umpan balik ketepatan dan memberi pesan yang relevan (konfirmasi) Penutup (10 menit) - Guru meminta siswa membaca cerita-cerita tentang nabi dan rosul - Guru memberi pesan yang bila diteladani dari pelajaran hari ini

Sebagai bekal tambahan dalam penyusunan kegiatan pembelajaran pada RPP di bawah ini diuraikan penjelasan lebih lanjut tentang kegiatan inti yang berfokus pada kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

85

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

pembelajaran, dan sumber belajar lain; c) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan e) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Macam-macam alternatif kegiatan eksplorasi: Membaca tentang Mendengar tentang Berdiskusi tentang Mengamati model (wacana/karya) Mengamati demonstrasi Mengamati simulasi kasus Mengamati 2 perbandingan (yang salah dan yang benar) Mencoba melakukan Membaca kasus (bedah kasus) Talk show Berwawancara dengan lingkungan (menggali informasi) observasi terhadap lingkungan mencoba melakukan kompetensi dengan kemampuan awalnya mencoba bereksperimen Bernyanyi (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas) Bermain (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)

Contoh pada RPP bisa dilihat pada buku lampiran 2) Elaborasi


Dalam kegiatan elaborasi, guru: a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

86

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. Macam-macam alternatif kegiatan elaborasi: diskusi/ mandiri Mengidentifikasi ciri Menemukan konsep Melakukan generalisasi Mencari bagian-bagian Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan Memasukkan dalam kelompok yang mana (memilah-milah) Membandingkan dengan dunia nyata atau pengetahuan yang telah dimiliki (analisis beda dan persamaannya) Menganalisis mengapa terjadi begini/ begitu dari hasil eksperimen/demonstrasi Meramalkan apa yang akan terjadi dari eksperimen Mengidentifikasi mana yang beda/sama dengan model bandingkan/kriteria dan mana yang lebih baik Mengidentifikasi apa yang salah/benar, mengapa salah/benar Mengurutkan Mengelompokkan Mengkombinasikan Menyusun mana yang berhubungan dan mana yang tidak Menguhung-hubungkan (mencari model hubungan) Menasangkan contoh dan bukan contoh (memanfaatkan model bandingan untuk elaborasi) Contoh pada RPP bisa dilihat pada buku lampiran

3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: (i) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;

87
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(ii) membantu menyelesaikan masalah; (iii) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; (iv) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; (v) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Macam-macam alternatif kegiatan konfirmasi: Penyimpulan Memberikan balikan apa yang dikerjakan siswa Penjelasan mengapa salah Penjelasan mana yang bnar dan yang salah Meluruskan yang salah Menegaskan yang benar Melanjutkan/menambahkan yang kurang Mengangkat kasus yang salah dan yang benar-menjelaskan mengapa salah/benar Menyimpulkan konsep, kriteria, prinsip, cara mencapai yang lebih baik, contoh dan bukan contoh Memperluas contoh yang bebar dan yang salah Menjelaskan bagaimana seharusnya Menciptakan rubrik Contoh pada RPP bisa dilihat pada buku lampiran Berikut contoh skenario pembelajaran/ kegiatan pembelajaran penerapan metode-metode pembelajaran aktif yang bervariasi. Box 22: Contoh KD yang Berfokus pada Keterampilan (Melakukan Sesuatu)

KD yang berfokus pada keterampilan (melakukan sesuatu) Pendahuluan o Bertanya jawab tentang pengetahuan/ keterampilan yang terkait dengan KD o Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan atau mengaitkan KD dengan dunia nyata Kegiatan Inti o Melakukan modelling/simulasi untuk menemukan konsep (eksplorasi) o Bertanya jawab/ berdiskusi tentang model/ simulasi yang telah dilakukan (Elaborasi) o Menyimpulkan langkah yang benar untuk melakukan (Elaborasi) o Praktik melakukan secara bergantian/ dalam kelompok ( Elaborasi) o Saling mengomentari praktik yang dilakukan dan umpan balik atau penguatan dari guru ( Konfirmasi) Kegiatan penutup Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna o Merefleksi apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam

88

Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan atau mengaitkan KD dengan dunia nyata Kegiatan Inti o Melakukan modelling/simulasi untuk menemukan konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (eksplorasi) o Bertanya jawab/ berdiskusi tentang model/ simulasi yang telah dilakukan (Elaborasi) o Menyimpulkan langkah yang benar untuk melakukan (Elaborasi) o Praktik melakukan secara bergantian/ dalam kelompok ( Elaborasi) o Saling mengomentari praktik yang dilakukan dan umpan balik atau penguatan dari guru ( Konfirmasi) Kegiatan penutup o Merefleksi apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam kehidupan o Mengambil hikmah dari kegiatan yang dilakukan o Memberi tugas lanjutan

KTSP

Box 23: Contoh KD yang Berfokus pada Pemahaman Konsep KD yang Berfokus pada Pemahaman Konsep Pendahuluan o Menunjukkan gambar peristiwa dan bertanya jawab tentang hal yang terkait dengan kompetensi dasar o Bertanya jawab tentang apa yang akan dipelajari dan manfaatnya o Menginformasikan tujuan yang akan dicapai o Apersepsi (bertanya jawab tentang konsep yang berkaitan) Kegiatan Inti (alternatif 1) o Mengamati peristiwa yang berkaitan dengan suatu konsep ( Eksplorasi) o Bertanya jawab untuk menemukan suatu konsep (Elaborasi) o Berdiskusi untuk menerapkan suatu konsep untuk peristiwa yang lain (Elaborasi) o Secara individu antara lain mengerjakan LKS untk menerapkan konsep o (Elaborasi) o Saling mengoreksi dan mendapat umpan balik dari guru (Konfirmasi) Kegiatan inti (alternatif 2) o Mengamati peristiwa alam sekitar yang berkaitan dengan suatu konsep o Bertanya jawab untuk menemukan suatu konsep o Berdiskusi untuk menerapkan suatu konsep untuk peristiwa yang lain o Secara individu mengerjakan LKS untuk menerapkan konsep o Berwawancara dengan narasumber berkaitan dengan suatu konsep o Diskusi tentang hasil wawancara dan kaitannya dengan suatu konsep o Secara individu antara lain mengerjakan LKS untuk menerapkan konsep Kegiatan Penutup o Menyimpulkan konsep yang ditemukan o Merancang tugas pengayaan untuk penerapan konsep

89
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Box 24: Contoh KD yang Fokus pada Keterampilan (Melakukan Sesuatu)


KD Berfokus pada Keterampilan dan Menghasilkan Produk/ Karya Pendahuluan o Bertanya jawab tentang produk yang terkait dengan KD o Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan atau dan manfaat mengaitkan KD dengan dunia nyata Kegiatan Inti o Mengamati model wacana (struktur isi dan bentuk) o Bermain mengurutkan bagian wacana o Bertanya jawab tentang aspek wacana yang terkait dengan indikator o Menulis draf o Menulis sesuai dengan indikator o Belanja dan saling mengoreksi dengan rubrik yang telah disiapkan guru o Revisi berdasarkan masukan teman /guru Kegiatan Penutup o Menyimpulkan langkah yang ditemukan dalam menghasilkan produk o Merancang tugas pengayaan untuk merevisi karya yang dihasilkan

(iv)

Mengembangkan materi Mengembangkan materi dalam RPP ditempuh melalui Menjabarkan materi pokok pada silabus lebih rinci (operasional) Disesuaikan dengan dengan karakteristik daerah; Disesuaikan dengan aktualitas dan tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik; Kebermanfaatan bagi peserta didik; Struktur keilmuan; Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; alokasi waktu Mengembangkan Alat Penilaian Pada RPP wujud alat penilaian dan penilaiannya sudah dirancang secara operasional (siap pakai). Kalau di silabus disebus tes tulis berarti di RPP dikembangkan wujud tes tersebut. Jika pada silabus disebut tes unjuk kerja berpidato berarti pada RPP dikembangkan perintah untuk berpidato dan illustrasinya dengan rubrik/pedoman penilaiannya.

(v)

90

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

(vi) Melengkapi RPP dengan alat operasional lain yang dirujuk pada kegiatan pembelajaran Cermati kegiatan pembelajaran pada RPP dan kembangkan alat/ media/ bahan yang diperlukan untuk mendukung operasional RPP . Misalnya, LKS untuk mendukung percobaan, kegiatan membaca, CD yang yang harus diamati, contoh surat yang harus diamati, bahan yang harus didiskusikan, panduan pertanyaan untuk menggali informasi/ merangsang pertanyaan siswa, dan sebagainya (vii) Menuangkan rumusan RPP ke dalam format baku dengan contoh sbb.: Box 25: Contoh format RPP Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata pelajaran Kelas/Semster Unit* Kompetensi Dasar Alokasi Waktu I. Indikator : ...................................................................................................... : ...................................................................................................... : ...................................................................................................... : ...................................................................................................... : ......................................................................................................

: ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... II. Tujuan pembelajaran : ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... III. Materi pembelajaran : ...................................................................................................... ...................................................................................................... IV. Metode pembelajaran: ...................................................................................................... ...................................................................................................... V. Langkah-langkah pembelajaran waktu 1. Kegiatan awal: ........................................................................................... ............. .......... ........................................................................................... ............. .......... 2. Kegiatan inti: (minimal mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfimasi) ........................................................................................... ............. .......... ........................................................................................... ............. .......... 3. Kegiatan akhir: ........................................................................................... ............. .......... ........................................................................................... ............. ..........

VI. Alat/bahan/sumber belajar: .............................................................................................. VII. Penilaian Indikator Pencapaian Berupa indikator yang ada di dalam rumusan silabus sesuai dengan KD yang bersangkutan

Teknik Penilaian

Bentuk Instrumen

Instrumen Disusun sesuai dengan bentuk instrumen yang telah dipilih.

91

Dipilih sesuai Dipilih sesuai dengan dengan teknik penilaian yang karakteristik dipilih, misalnya indikator memilih bentuk pilihan pencapaian, seperti ganda untuk teknik tes tertulis, tes penilaian tertulis atau lisan, tes kinerja, memilih bentuk Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna dan portofolio. instrumen lembar penilaian portofolio

KTSP

VII. Penilaian Indikator Pencapaian Berupa indikator yang ada di dalam rumusan silabus sesuai dengan KD yang bersangkutan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Teknik Penilaian Dipilih sesuai dengan karakteristik indikator pencapaian, seperti tes tertulis, tes lisan, tes kinerja, dan portofolio.

Bentuk Instrumen Dipilih sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih, misalnya memilih bentuk pilihan ganda untuk teknik penilaian tertulis atau memilih bentuk instrumen lembar penilaian portofolio untuk teknik penilaian portofolio.

Instrumen Disusun sesuai dengan bentuk instrumen yang telah dipilih.

Mata Pelajaran yang memiliki silabus pelajaran direkap dengan format berikut.

No.

Mata Pelajaran Matematika Bahasa Indonesia IPA IPS PKn Kertakes Aqidah akhlak Quran Hadis Fiqih SKI Bahasa Arab Bahasa Jawa Aswaja

Kelas

Bekal Tambahan untuk Menyusun RPP


Untuk membuat para siswa menjadi pelajar yang lebih baik, para guru membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana para siswa belajar. Beberapa siswa mampu berpikir secara verbal dengan lebih baik dan lainnya lebih suka menggunakan gambar, beberapa orang siswa belajar lebih baik dengan melakukan sesuatu, yang lain dengan menonton, meraba dan merasakan atau dengan berpikir, dan sebagainy. Metode kooperatif, pemecahan masalah, metode pembelajaran berbasis proyek, siklus belajar dengan eksplorasi berbagai fenomena alam dan sosial budaya.Berbagai metode yang dapat digunakan pada penyusunan RPP dapat diperdalam pada modul 3.

Kiat-kiat Menentukan Kegiatan Pendahuluan, Inti, Penutup dalam Penyusunan RPP


Pendahuluan dilakukan untuk membangun ketertarikan/ motivasi atau pengaitan dengan pemahaman terdahulu (apersepsi). Pendahuluan bisa dilakukan dengan contoh kegiatan berikut. (i) Guru membuat kaitan dengan cara bertanya jawab tentang apa yang telah dipelajari dan hubungannya dengan apa yang
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

92

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

(ii) (iii) (iv) (v)

(vi) (vii)

akan dipelajari Mengaitkan apa yang akan dipelajari dengan peristiwa di sekitar/ yang dialami siswa Menunjukkan peristiwa aktual dan bertanya jawab kaitannya dengan apa yang akan dipelajari Melakukan gerakan atau bernyanyi yang sesuai dengan apa yang akan dipelajari Cerita atau visualisasi yang menarik: Guru menyediakan cerita fiksi, gambar, grafik atau alat visual lain yang relevan untuk menarik perhatian siswa terhadap apa yang akan dipelajari. Permasalahan: Guru mengajukan permasalahan yang terkait dengan pelajaran yang akan disampaikan Pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan pada siswa sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti pelajaran

Kegiatan inti untuk mengoptimalkan pelibatan siswa dalam mencapai pemahaman, penemuan konsep, latihan keterampilan tertentu yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi tertentu. Kegiatan inti dalam RPP minimal mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfimasi. (i) Mengamati contoh dan ilustrasi: Guru menyediakan contoh dan ilustarsi dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan pelajaran. Guru juga dapat membuat perbandingan antara materi pelajaran dengan pengalaman siswa. (ii) Melakukan demonstrasi dengan alat peraga tertentu. Guru menggunakan alat peraga untuk mendemostrasikan suatu peristiwa/ konsep/ cara kerja ketika menjelaskan sesuatu. Misalnya ketika menjelaskan warna-warna dalam pelangi guru dapat menggunakan gelas yang berisi air untuk percobaan pelangi. Siswa mendiskusikan demonstrasi yang dilakukan guru dipandu pertanyaan-pertanyaan yang relevan (iii) Melibatkan siswa dalam melakukan pengamatan, investigasi, wawancara dengan nara sumber, berdiskusi, bermain, mencoba/ berlatih keterampilan tertentu (iv) Menantang: Hentikan pelajaran secara periodik dan ajukan pertanyaan yang menantang pada siswa, misalnya memberikan contoh dari pelajaran yang disampaikan atau menjawab kuis. Penutup pelajaran untuk penguatan yang dapat berupa: (i) Penyimpulan dan refleksi (ii) Aplikasi: Hadapkan suatu masalah atau pertanyaan pada siswa-siswa untuk menyelesaikannya berdasarkan penjelasan dalam pembelajaran. (iii) Reviu: Minta siswa-siswa untuk mereviu isi pelajaran dengan yang lain atau memberi mereka tes skor reviu.

93
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Prinsip-Prinsip Penilaian
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan asesmen dan penilaian, yaitu: (i) Berorientasi pada kompetensi, yaitu harus mampu menentukan apakah siswa telah mencapai kompetensi yang dimaksudkan dalam kurikulum (ii) Menyeluruh, penilaian hendaknya menilai siswa secara menyeluruh, mencakup semua aspek perilaku yakni kognitif, afektif dan psikomotor. (iii) Valid, penilaian harus dapat memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa. (iv) Adil dan terbuka, penilaian harus adil terhadap semua siswa dan semua kriteria dan pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak. (v) Mendidik, penilaian merupakan penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sebagai pemicu bagi siswa yang kurang berhasil. (vi) Menyeluruh, penilaian dilakukan dengan memanfaatkan berbagai teknik dan prosedur untuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. (vii) Berkesinambungan, penilaian hendaknya dilakukan secara terencana dan terus-menerus, dan (viii) Bermakna, penilaian yang dihasilkan diharapkan benarbenar menggambarkan perilaku yang sesungguhnya dari siswa. Karena tidak ada satupun bentuk penilaian yang dapat menghadirkan gambaran yang otentik, maka diharapkan guru menggunakan berbagai bentuk penilaian.

Aspek-aspek Pembelajaran yang Dapat Dinilai dari Siswa


Beberapa hal yang bisa menjadi perhatian penilaian diantaranya adalah: (i) Aspek akademis, meliputi apa yang diketahui, dipahami dan tersimpan dalam otak siswa. (ii) Aspek pemikiran, meliputi kualitas penalaran, kerangka kerja konseptual, penggunaan metode ilmiah dan pemecahan masalah serta kemampuan menyusun argumentasi. (iii) Aspek keterampilan, meliputi ketrampilan komunikasi tulis dan lesan, ketrampilan meneliti, ketrampilan dalam mengorganisasi dan menganalisis informasi dan ketrampilan teknik. (iv) Aspek sikap, meliputi sikap suka belajar, komitmen untuk menjadi warga negara yang baik, kegemaran membaca, kegemaran bepikir ilmiah dan sebagainya (v) Aspek Kebiasaan kerja, meliputi menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, menggunakan waktu dengan bijaksana, bekerja sebaik mungkin dan sebagainya.
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

94

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Memahami Prinsip dan Jenis Alat Penilaian

Cara melakukan Penilaian


Penilaian dapat dilakukan dalam bentuk penilaian kerja (performance Penilaian), melalui portofolio, penilaian afektif, dan rubrik.

Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dapat didefinisikan sebagai bentuk penilaian yang meminta siswa untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan dan kelakuan kerjanya ke dalam berbagai tugas yang bermakna dan melibatkan siswa sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Karakteristik dari tes kinerja ada dua: 1) peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan) seperti melakukan eksperimen, praktek dan sebagainya. 2) Produk dari tes kinerja lebih penting dari pada perbuatan atau kinerjanya. Langkah-langkah menyusun penilaian kinerja adalah sebagai berikut. Pertama, persiapan penilaian kinerja dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama dilakukan identifikasi tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan penilaian kinerja. Kita dapat menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan: (i) Konsep, ketrampilan atau pengetahuan apa yang akan dinilai (ii) Apa yang seharusnya diketahui oleh siswa (iii) Bagaimana kinerja siswa yang diharapkan? (iv) Tipe pengetahuan apa yang akan dinilai: rasional, memori ataukah proses. Kedua, memilih kegiatan yang cocok untuk menilai siswa. Selain berdasarkan tujuan penilaian hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kegiatan untuk penilaian kinerja antara lain adalah: (i) Batasan waktu yang tersedia (ii) Ketersediaan sumber daya alat di kelas. (iii) Seberapa banyak data yang diperlukan untuk mengetahui kualitas kinerja siswa. Kegiatan dalam penilaian kinerja dapat dibedakan menjadi informal dan formal. Kegiatan informal dilakukan jika guru menilai kinerja siswa tanpa sepengetahuan siswa misalnya menilai siswa berinteraksi dan bekerja dengan teman-temannya. Penilaian kinerja formal adala penilaian kinerja dimana siswa mengetahui bahwa dirinya dinilai dengan melalui kegiatan yang menunjukkan kinerjanya maupun menyelesaikan suatu proyek. Ketiga, menentukan kriteria kualitas kinerja siswa. Dalam kurikulum berbasis kompetensi kriteria dapat kita temukan pada indikator kompetensi. Penyusunan kriteria dapat pula dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini: (i) Mengidentifikasi secara keseluruhan kinerja yang akan dinilai (ii) Mendaftar aspek-aspek penting dari kinerja atau produk
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

95

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(iii) Membatasi jumlah kriteria yang dapat diamati (iv) Menyatakan kriteria dalam bentuk karakteristik produk atau kelakuan siswa yang dapat diamati. (v) Menyusun kriteria agar dapat diamati dengan efektif. Keempat, menyusun rubrik kinerja. Penilaian kinerja tidak memiliki kriteria benar salah melainkan ingin mengetahui derajat kesuksesan atau kualitas. Untuk itu diperlukan sebuah rubrik yang sederhana dan jujur yang mencerminkan kriteria kinerja. Kelima, menilai kinerja. Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menilai kinerja antara lain adalah: (i) Teknik ceklis, dalam pendekatan ini guru mengindikasi apakah elemen tertentu kinerja terdapat dalam ceklis. (ii) Teknik naratif, pada pendekatan ini guru menuliskan narasi apa yang terjadi pada saat pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan ini guru dapat menentukan seberapa dekat kinerja siswa dengan standar yang ada. (iii) Teknik skala rating, dalam pendekatan ini guru mengidentifikasi seberapa besar derajad kinerja mendekati standar. (iv) Metode hapalan, dalam hal ini guru menggurulkan memorinya untuk menentukan apakah siswa sukses atau tidak. Penilaian kinerja dapat dimanfaatkan misalnya untuk mengukur kemampuan anak membaca, kegiatan fisik atau olahraga, praktikum. Idealnya guru harus dapat mengamati keseluruhan kinerja siswa, namun jika jumlah siswa terlalu banyak perlu dicarikan alternatif dengan membuat tabel-tabel pengamatan yang praktis.

Penilaian Portofolio
Portofolio adalah pengumpulan secara sistematis hasil kerja seseorang. Penilaian portofolio merupakan strategi penilaian dengan cara mengumpulkan dan menilai hasil kerja dan tugas siswa secara berkelanjutan sebagai acuan bagi guru untuk melihat apakah telah terjadi kemajuan belajar pada diri siswa. Sebagai gambaran sebutlah Bu Nindi seorang guru SD kelas awal meminta siswa setiap minggu untuk mengumpulkan hasil kerja berupa gambar dan cerita tentang gambar itu. Jika minggu lalu siswa mengumpulkan hasil pertamanya, pada minggu berikutnya siswa diminta untuk memperbaiki hasil kerjanya pada kertas yang lain, baik gambar maupun tulisannya. Demikian selanjutnya pada minggu-minggu berikutnya sehingga masing-masing siswa memiliki kumpulan hasil kerja (portofolio). Dua atau tiga kali dalam satu semester Bu Nindi mengajak siswa untuk berdiskusi tentang hasil-hasil kerja masingmasing. Pada akhir semester karya-karya terbaik masing-masing siswa dipamerkan kepada orang tua sekaligus untuk acara pengambilan rapot. Apa yang dilakukan Bu Nindi merupakan salah satu bentuk penilaian portofolio. Melalui penilaian portofolio itu, berbagai hal didapatkan oleh Bu Nindi misalnya apakah seseorang mengalami kemajuan
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

96

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

dalam menggambar dan menulis dalam semester ini. Siapa yang memiliki potensi menulis yang besar, dan siapa siswa yang mengalami kesulitan. Bu Nindi juga bisa menunjukkan kepada orang tua tentang perkembangan atau ketidakberkembangan siswa. Secara umum Bu Nindi juga dapat mengevaluasi pembelajarannya.

Penilaian Afektif
Penilaian afektif adalah penilaian terhadap aspek-aspek non intelektual seperti sikap, minat, motivasi dan sebagainya. Penilaian afektif diperlukan mengingat afektif berpengaruh terhadap perilaku siswa di masa depan. Alasan mengapa kita perlu mempromosikan pentingnya sikap positif siswa terhadap belajar karena siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar akan menjadi pembelajar di masa depan. Banyak studi juga menunjukkan bahwa sikap dan minat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Fokus Penilaian Afektif


Beberapa hal yang dapat menjadi fokus penilaian afektif adalah sikap, antara lain: (i) Sikap terhadap mata pelajaran. Siswa seharusnya memiliki sikap yang lebih baik pada suatu mata pelajaran (misalnya matematika) pada akhir semester dari pada ketika mata pelajaran tersebut diberikan pertama kali. Setidaknya siswa tidak memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran setelah pembelajaran berlangsung. (ii) Sikap positif terhadap belajar. Siswa diharapkan memiliki sikap yang baik terhadap belajar. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar cenderung menjadi pembelajar pada masa depan. (iii) Sikap positif terhadap diri sendiri. Meskipun harga diri siswa dipengaruhi oleh keluarga dan kejadian di luar madrasah, hal-hal yang terjadi di kelas diharapkan dapat meningkatkan harga diri siswa. (iv) Sikap positif terhadap perbedaan. Siswa perlu mengembangkan sikap yang lebih toleran dan menerima perbedaan seperti etnik, jender, kebangsaan dan keagamaan. (v) Selain itu penilaian afektif juga dapat melihat fokus nilai semacam kejujuran, integritas, keadilan dan nilai kebebasan

Pelaksanaan penilaian afektif dilaksanakan


Dalam penilaian afektif guru melakukannya dengan observasi atau mengadministrasikan instrumen atau quiesioner yang menggunakan skala Likert.

97
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tabel 07: Contoh Lembar Observasi Penilaian Afektif Lembar penilaian beberapa hasil belajar afektif kecakapan hidup Kelompok siswa .. Kesediaan Bekerja Ketekunan Sama Kesediaan dikritik Keaktifan Tanggung jawab

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Nama Siswa Aisah Ahmad Bahruddin Burhanuddin Cut Yanit Dahlan Fatimah Fahriyah

Peranan Rubrik dalam Penilaian


Rubrik adalah gambaran skema penskoran yang dibuat oleh guru atau evaluator sebagai panduan dalam menganalisis/menskor produk yang dihasilkan siswa atau proses yang dilakukan oleh siswa. Rubrik umumnya diterapkan ketika kita harus melakukan justifikasi kualitas atau mengevaluasi permasalahan dan aktivitas-aktivitas yang luas. Contoh sederhana rubrik adalah pedoman penskoran yang kita buat untuk menskor hasil tes esay siswa. Tanpa adanya rubrik mungkin penskoran kita akan bias dan dipengaruhi ole perasan sesaat kita atau dengan kata lain tidak obyektif.

Cara Menyusun Rubrik


Tahap-tahap menyusun rubrik adalah: (i) Menentukan kriteria penampilan terbaik dari produk atau proses yang diskor (ii) Menentukan kriteria penampilan terburuk. (iii) Menentukan banyaknya tingkat skor. (iv) Menambahkan kriteria skor. Dalam menentukan kriteria rubrik dianjurkan menggunakan kata kerja operasional. Sebagai contoh dalam matematika, kriteria siswa dapat menghitung tanpa kesalahan lebih operasional dari pada siswa dapat menghitung dengan baik.

Waktu rubrik diperlukan


Rubrik diperlukan atau tidak diperlukan tidak bergantung pada mata pelajaran atau tingkat kelas, tetapi lebih kepada tujuan penilaian. Rubrik sering digunakan dalam portofolio, kinerja, aktivitas kelompok dan tes essay. Contoh rubrik dan penyekorannya
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

98

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Rubrik penilaian menulis surat pribadi No. 1 Aspek Kelengkapan unsur Indikator Peserta didik menuliskan surat sesuai ilustrasi dengan menulis kelengkapan unsur surat (bagian salam, isi, penutup, tanggal, tanda tangan) Peserta didik menuliskan unsur surat pribadi 75 % Peserta didik menuliskan unsur surat pribadi 50 % Peserta didik menuliskan unsur surat pribadi 25 % Menggunakan gaya penulisan yang komunikatif Menggunakan gaya penulisan monoton Menggunakan gaya penulisan berbelitbelit Tidak terdapat kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca Sedikit kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca Banyak kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca Isi sesui ulustrasi Sebagaian besar sesuai Tidak sesuai ilustrasi Skor 4

3 2 1 3 2 1 3 2 1 2 1 0 12

Gaya penulisan

Ejaan dan tanda baca

Kesesuian isi

Skor maksimal Perolehan Skor --------------------Skor Maksimal

Nilai =

Skor Ideal (100)

= . . .

Penilaian Afektif Penilaian afektif adalah penilaian terhadap aspek-aspek non intelektual seperti sikap, minat, motivasi, serta perilakuperilaku positif lainnya. Penilaian afektif diperlukan mengingat afektif berpengaruh terhadap perilaku siswa di masa depan. Alasan mengapa kita perlu mempromosikan pentingnya sikap positif siswa terhadap belajar karena siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar akan menjadi pembelajar di masa depan. Banyak studi juga menunjukkan bahwa sikap dan minat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Penilaian afektif dlakukan baik dalam pencapaian KD maupun sebagai dampak pengiring pembelajaran.

Penilaian Afektif dalam Pencapaian Kompetensi Dasar


Dalam kelompok mata pelajaran Akhlak Mulia dan Kepribadian, penilaian afektif menjadi fokus utama. Penilaian afktif dalam pembelajaran agama misalnya, menanamkan kebiasaan berperilaku jujur, sabar, dan perilaku positif lainnya. Penilaian
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

99

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

terhadap kompetensi tersebut dilakukan dengan mengamati indikator-indikator tidak langsung yang menunjukkan terjadinya perilaku-perilaku tersebut.

Foto penilaian membiasakan diri sholat jumat/sholat jamaah

Penilaian Afektif dalam pembelajaran secara umum


Beberapa hal yang dapat menjadi fokus penilaian afektif adalah sikap dan perilaku-perilaku yang antara lain: (vi) Sikap terhadap mata pelajaran. Siswa seharusnya memiliki sikap yang lebih baik pada suatu mata pelajaran (misalnya matematika) pada akhir semester dari pada ketika mata pelajaran tersebut diberikan pertama kali. Setidaknya siswa tidak memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran setelah pembelajaran berlangsung. (vii) Sikap positif terhadap belajar. Siswa diharapkan memiliki sikap yang baik terhadap belajar. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar cenderung menjadi pembelajar pada masa depan. (viii) Sikap positif terhadap diri sendiri. Meskipun harga diri siswa dipengaruhi oleh keluarga dan kejadian di luar madrasah, hal-hal yang terjadi di kelas diharapkan dapat meningkatkan harga diri siswa. (ix) Sikap positif terhadap perbedaan. Siswa perlu mengembangkan sikap yang lebih toleran dan menerima perbedaan seperti etnik, jender, kebangsaan dan keagamaan. (x) Selain itu penilaian afektif juga dapat melihat fokus nilai semacam kejujuran, integritas, keterbukaan terhadap kritik, kerjasama, dan perilaku-perilaku positif lainnya.

Pelaksanaan penilaian afektif


Dalam penilaian afektif guru melakukannya dengan observasi, wawancara, komentar orangtua/teman/guru, atau dokumenModul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

100

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

dokumen pendukung seperti buku penghubung orangtua dan sekolah, jurnal harian siswa, jurnal pelaksanaan sholat Jumat, sholat jamaah, buku pelanggaran, dan sebagainya. Karena itu, pada Standar Penilaian telah diatur bahwa penilaian afektif terhadap kelompok mata pelajaran Akhlak dan Kepribadian perlu mempertimbangkan catatan dari guru-guru lain. Box 27: Contoh Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun RPP

RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MENYUSUN RPP Nama penyusun Mata pelajaran KD/Unit/tema
Aspek Penilaian (1) Identitas (2) 1.

: ....................................... : ....................................... : .......................................


Deskriptor (3) Mencantumkan matapelajaran, kelas, semester, KD, dan alokasi waktu secara jelas Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan KD Rumusan tujuan berisi prilaku operasional dan materi. Metode pembelajaran bervariasi Tiap-tiap metode yang dicantumkan benar-benar tercermin dalam langkahlangkah pembelajaran Pendahuluan berisi pengaitan kompetensi yang akan dibelajarkan dengan konteks kehidupan siswa/apersepsi/ memotivasi dengan berbagai rangsangan ( dikaitkan dengan nilai-nilai islami ) Menjelaskan tujuan pembelajaran Kegiatan inti berisi kegiatan Eksplorasi ( melibatkan siswa mencari informasi, mengamati berbagai obyek yang berkaitan dengan KD ) Ya (4) Tidak (5) Penjelasan (6)

Tujuan Pembelajaran

2. 3.

Metode Pembelajaran

4. 5.

Langkah-langkah Pembelajaran

6.

7. 8.

101
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Pengembangan materi dan bahan ajar

15. 16.

Kegiatan inti berisi kegiatan Elaborasi ( mengajak siswa berfikir lebih rinci tentang hal-hal yg telah diamati untuk memperoleh kesimpulan ) Kegiatan inti berisi kegiatan Konfirmasi (memantapkan/ memberikan umpan balik/ meluruskan hasil temuan siswa) Inti pembelajaran yang dirancang berfokus (berpusat) pada siswa Inti pembelajaran memberi kesempatan siswa bekerja sama dengan teman atau berinteraksi dengan lingkungan/masyaraka t sekitar Penutup pembelajaran berisi penyimpulan/ refleksi (membahas kembali apa yang telah dilakukan) dan tindak lanjut (tugas dan pengayaan) Rumusan langkahlangkah pembelajaran menggambarkan kegiatan dan materi yang akan dicapai. Materi pembelajaran benar secara keilmuan Mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa Materi pembelajaran mendukung pencapaian KD (Selaras dengan KD) Materi pembelajaran dijabarkan berupa bahan ajar / LKS sehingga mudah digunakan sebagai bahan mengajar Penataan Ruang kelas yang mendukung proses PAIKEM (Pembelajaran Aktif

17.

18.

Merencanakan Pengelolaan Kelas

19.

102

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Merencanakan Pengelolaan Kelas

19.

20. Sumber Belajar 21.

22. Penilaian 23.

Penataan Ruang kelas yang mendukung proses PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovativ Kreatif Efektif dan Menyenangkan) / CTL (Pembelajaran Kontekstual). Pengorganisasian kelas bervariasi (Individu, Kelompok, Klasikal). Sumber belajar sesuai untuk mendukung tercapainya KD Sumber belajar bervariasi Alat penilaian sesuai dan mencakup seluruh indikator Rubrik, pedoman penyekoran, kunci jawaban dicantumkan secara jelas dan tepat

24.

Deskripsi hasil monitoring: ..................................................................................................................................... ... Saran: ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... ...... Rencana Tindak Lanjut: ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... ......

Mengetahui Kepala Madrasah ................................... Pengawas

....................................... NIP.

.......................... NIP.

Refleksi Lokakarya Pengembangan KTSP


103

Mereview kegiatan review KTSP dengan melakukan refleksi dengan panduan berikut. Nilailah apakah mekanisme penyusunan KTSP baik dokumen 1 dan dokumen 2 yang dilakukan di madrasah Anda sudah memenuhi syarat berikut!

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kegiatan Ya Lokakarya pengembangan KTSP melibatkan tim penyusun (guru, konselor, kepala madrasah, komite/ yayasan) Dilakukan melalui workshop di madrasah (sudah dibuat berita acara dan notulen workshop) Melakukan kegiatan review dan revisi (dibuktikan ada perubahan hasil pengembangan awal dan revisi) Menghadirkan narasumber Finalisasi KTSP Pemantapan dan penilaian Pendokumentasian hasil penyusunan kurikulum (format-format pelaksanaan konseling, ekskul, daftar/ dokumen tambahan jam dan kegiatan remidial dan pengayaan, dokumen muatan lokal, pembiasaan, dsb.) Dokumen 5 pilar pembelajaran (program pengajian, siraman rohani, PMR, pramuka, dsb., dokumen silabus/ RPP dengan skenario pembelajaran di alam/ memberdayakan kondisi alam, dan dokumen kegiatan pembelajaran pada silabus atau RPP dengan mengaitkan sosial budaya Apakah sudah dibuat berita acara dan notulen hasil lokakarya pengembangan KTSP dokumen 1 Apakah sudah dibuat berita acara dan notulen hasil lokakarya pengembangan silabus dan RPP

Tidak

104
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Bagian 3

Implementasi KTSP dan Pendokumentasian Pengembangan KTSP Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pengantar
Hakikat pengembangan kurikulum di madrasah adalah sebuah siklus untuk meningkatkan kualitas bidang pembelajaran. Dengan demikian, pengembangan KTSP merupakan inti dari keseluruhan kegiatan di madrasah. Dikaitkan dengan Standar Nasional Pendidikan, pengembangan KTSP berkaitan dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.Pengembangan kurikulum adalah suatu proses untuk membuat keputusan tentang tujuan pendidikan yang akan dicapai, bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar, dan apakah tujuan dan sarana sesuai dan efektif. Seperti halnya dalam unsur manajemen yang lain, pengembangangan kurikulum mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan (implementasi), monitoring, dan evaluasi. Pada kenyataannya di lapangan, pengembangan KTSP berhenti pada pembuatan dokumen. Dokumen tertulis itu menjadi hasil dan menjadi bukti adminstrasi. Pada pengembangan KTSP , pelaksanaan dan evaluasi KTSP merupakan hal yang sangat penting yang sering dilupakan. Pada bagian 3 modul ini peserta akan praktik mengimplementasikan RPP yang telah disusun dan mempraktikkan supervisi untuk meningkatkan pelaksanaan KTSP . Pada akhirnya madrasah diharapkan terbiasa merencanakan, melaksanakan, mereview dan menindaklanjuti hasil review untuk mencapai peningkatan kualitas pembelajaran yang lebih baik. Selain itu peserta juga dilatih untuk memahami cara pendokumentasian pengembangan KTSP sesuai dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian. Dalam hal ini peserta diharapkan dapat menghubungkan pengembangan KTSP menuju akreditasi bermakna. Pentingnya pengembangan KTSP juga dapat dilihat dari keterkaitan pengembangan KTSP minimal dengan empat Standar nasional Pendidikan. dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian. Pelaksanaan KTSP berkaitan erat dengan akreditasi bermakna. Pelaksanaan KTSP dapat diimplementasi bersamaan dengan pendokumentasian Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar penilaian. Pada bagian 3 ini peserta diharapkan dapat mereview dan memilih RPP yang telah disusun berkaitan dengan pencapaian SKL dengan metode pemecahan masalah, kooperatif, dan metode siklus belajar dengan mendaya gunakan eksplorasi alam maupun lingkungan sosial budaya, dan mengarahkan tumbuhnya minat baca/ minat menulis, pola pikir logis, kritis, dan kreatif. Bagi kepala madrasah, kegiatan pada modul ini berfungsi sebagai media praktik supervisi pembelajaran dengan pendokumentasiannya secara riil. Kegiatan pada pada modul 3 ini dirinci berikut.

Maksud kegiatan
Adapun maksud dari kegiatan yang ada dalam bagian 3 ini adalah peserta mampu memahami prinsip pelaksanaan
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

105

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

pembelajaran dan menerapkannnya pada praktik pembelajaran di kelas untuk mencapai SKL. Selain itu, kegiatan pada modul 3 ini juga diarahkan pada praktik supervisi pembelajaran dan pendokumentasian pelaksanaan supervisi pembelajaran sesuai Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.

Tujuan
Setelah melakukan kegiatan satu ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut. 1) Menjelaskan prinsip pelaksanaan pembelajaran sesuai prinsip pelaksanaan KTSP . 2) Merangkum sintaks metode pemecahan masalah, siklus belajar dengan eksplorasi alam sekitar/ sosial budaya, pembelajaran kooperatif, dan pembelajaran berbasis proyek! 3) Mempraktikkan metode pemecahan masalah, siklus belajar dengan eksplorasi alam, sosial budaya, pembelajaran kooperatif pada mapel IPA, IPS, Bahasa, Matematika, Mulok, atau ORKES dan kesenian 4) Mempraktikan supervisi pembelajaran 5) Mendokumentasikan hasil pembelajaran dan hasil supervisi dengan format akreditasi yang sesuai berkaitan dengan Standar Isi, Standar proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.

106
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sesi 4

Prinsip Pelaksanaan KTSP dan Multimetode yang dapat digunakan pada Pelaksanaan KTSP
Maksud sesi 4 ini adalah membekali peserta untuk menyimpulkan prinsip pelaksanaan KTSP dan sintaks pembelajaran dengan multimetode yang mengarah pada pencapaian Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Proses. Sebagai bekal mengerjakan tugas pada sesi empat ini akan disajikan materi tentang prinsip pelaksanaan dan multi metode yang sesuai.

Tujuan
Setelah melakukan sesi empat ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut: 1) Mengidentifikasi prinsip pelaksanaan KTSP 2) Memilih multimetode yang sesuai untuk mencapai SKL dan sesuai prinsip pelaksanaan KTSP 3) Menjabarkan pelaksanaan pembelajaran sesuai Standar Proses (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi)

Skenario Pelatihan Waktu 1. 10 menit Kegiatan


1. Peserta dibagi menjadi lima kelompok . Masingmasing kelompok diminta mendiskusikan prinsip pelaksanaan KTSP . 2. Satu kelompok terpilih mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain menanggapinya. 3. Pelatih memberikan penguatan. 1. Peserta diminta memperhatikan tayangan video tentang proses belajarmengajar. 2. Peserta menganalisis metode mengajar yang dipakai, mengidentifikasi pelaksanaan

Media / Alat
Kertas panel, kertas, spidol, dan pulpen.

Metode
Diskusi

2. 25 menit

Kertas panel

Inkuiri

107
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Waktu

Kegiatan
pembelajaran (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi). 3. Satu wakil kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya dan kelompok lain menanggapinya. 4. Pelatih memberikan penguatan.

Media / Alat

Metode

3. 120 menit

1. Satu atau beberapa peserta diminta menjadi guru model dalam pembelajaran. 2. Peserta yang lain menjadi peserta didik sekaligus mengamati guru model dalam pembelajarannya 3. Peserta mepresentasikan hasil pengamatannya. 4. Pelatih memberikan penguatan

Kertas plano, media pembelajaran sesuai dengan SK/ KD yang dibelajarkan

Pemodelan

A. Prinsip Implementasi KTSP

Sebagai bahan mengimplementasikan kurikulum, perlu dibaca paparan berikut. Bacalah dengan teliti paparan berikut agar dapat dijadikan bekal yang baik pada pengimplementasian kurikulum di kelas! Dalam implementasi kurikulum perlu diperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan berikut. (i) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. (ii) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri hguruyani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di

108
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). (iii) Dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan). (iv) Dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. (v) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan. Dengan prinsip-prinsip tersebut pelaksanaan pembelajaran perlu menerapkan berbagai strategi dan media. Metode pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan perlu diterapkan sehingga siswa belajar dalam situasi bebas, dinamis, dan menyenangkan. Demikian juga dengan pemilihan media/sumber pembelajaran harus memaksimalkan penggunaan lingkungan sekitar dan juga mempertimbangkan perkembangan IPTEK..

B. Pelaksanaan Pembelajaran dan Standar Proses

Dalam upaya memenuhi Standar Proses, pembelajaran harus memenuhi tiga tahapan utama yaitu tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Penjelasan ketiga tahap tersebut dapat telah dibaha pada modul 2. Selain itu, untuk memenuhi Standar Proses, pengelolaan kelas harus mengikuti kaidah berikut.

Pengelolaan kelas mengikuti kaidah: (a) guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan, (b) volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh siswa, (c) tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh siswa, (d) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar siswa, dan (e) guru menciptakan ketertiban kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, (f) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (g) guru menghargai siswa tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status ekonomi, (h) menghargai pendapat siswa, (i) pada tiap awal semester guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diajarkannya, (j) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan

109
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

C. Metodemetode untuk Mengiplementasikan KTSP

Metode-metode interaktif dan menyenangkan perlu dipahami agar implementasi KTSP dapat dilakukan secara maksimal. Bacalah paparan berikut untuk memperdalam berbagai metode yang dapat digunakan sesuai prinsup pelaksanaan KTSP! 1) Pembelajaran Berbasis Masalah Hakikat masalah dalam pembelajaran berbasis masalah adalah kesenjangan antara situasi nyata dengan kondisi yang diharapkan. Adapun kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut. Mengandung isu-isu yang berisi konflik yang bisa bersumber pada berita, rekaman video dan sebagainya. Bahan yang familiar dengan siswa sehingga mereka dapat mengikutinya dengan baik. Bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak sehingga terasa manfaatnya. Merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya. Wina Sanjaya (2006: 214-215) mengemukakan tiga ciri utama pembelajaran berbasis masalah dipaparkan berikut: Pertama, pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya bahwa dalam pembelajaran siswa melakukan sejumlah kegiatan. Siswa tidak pasif melainkan aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan pada akhirnya membuat kesimpulan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan pada penyelesaian masalah. Pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kunci dari proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah yakni proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris yang berarti bahwa proses penyelesaian masalah melewati tahaptahap tertentu serta didasarkan pada data dan fakta yang jelas. Menurut Rusman (2010: 232-233), karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: Permasalahan menjadi starting point dalam pembelajaran. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

110
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaanya dan evaluasi sumber informasi merupakan proses esensial dalam pembelajaran berbasis masalah. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi dan kooperatif. Pengembangan keterampilan inquiri dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan. Keterbukaan proses dalam pembelajaran berbasis masalah meliputi sistesis dan integrasi dari sebuah proses belajar. Proses belajar mengajar melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar. Tahap-Tahap Pembelajaran Berbasis Masalah John dewey (dalam Wina Sanjaya (2006: 217) menjelaskan enam langkah pembelajaran berbasis masalah (problem solving) sebagai berikut. Merumuskan masalah dimana siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan. Menganalisis masalah yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang. Merumuskan hipotesis yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Mengumpulkan data yaitu langkah di mana siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. Pengujian hipotesis yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan. David Johnson & Johnson (dalam Wina Sanjaya (2006: 217218) mengemukakan lima langkah pembelajaran berbasis masalah melalui kegiatan kelompok yaitu: (a) mengidentifikasi masalah, (b) mendiagnosis masalah, (c) merumuskan alternatif strategi, (d) menentukan dan menerapkan strategi pilihan, dan (e) melakukan evaluasi baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

111
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Implementasi kegiatan belajar di kelas menggunakan pembelajaran Berbasis Masalah

2) Metode Inkuiri Pendidikan yang baik harus memfasilitasi individu dengan cara melihat dunia, berkomunikasi tentang hal itu, dan berhasil mengatasi masalah dalam hidup sehari-hari. Kegiatan mempertanyakan dan mencari jawaban adalah bagian yang sangat penting dari penyelidikan. Kegiatan tersebut efektif menghasilkan pengetahuan dengan dibantu oleh konteks konseptual untuk belajar. Pertanyaan yang dirancang dengan baik dapat membantu siswa mengumpulkan pengetahuan sebagai kemajuan mereka dari kelas ke kelas. Konsep tersebut merupakan inti pada pembelajaran dengan metode inkuiri. Metode inkuiri digunakan individu mulain dari lahir. Individu melakukan proses penyelidikan/ inkuiri dari saat mereka lahir sampai mereka mati. Bayi mulai memahami dunia dengan bertanya. Sejak lahir, bayi mengamati wajah yang datang dekat, mereka memahami objek, mereka meletakkan segala sesuatu di mulut mereka, dan mereka berpaling ke arah suara-suara. Proses bertanya dimulai dengan mengumpulkan informasi melalui pengamatan lima indera. Berangkat dari hakikat penyelidikan tersebut, metode inkuiri didefinikan sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Ciri utama metode pembelajaran inkuiri diuraikan berikut. 1. Metode inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya peserta didik jadikan subyek belajar. 2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang

112
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

dipertanyakan. Strategi inkuiri ini menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator, bukan sebagai sumber belajar yang menjelaskan saja. 3. Tujuan dari penggunaan strategi inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian proses mental. Metode inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (Self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Menurut Sudrajat (2009) langkah metode inkuiri dipaparkan berikut. Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Merumuskan hipotesis yaitu merumuskan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

113

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi dan opini, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Jenis metode inkuiri ada dua macam yaitu inkuiri deduktif dan inkuiri induktif. Inkuiri deduktif adalah model inkuiri yang permasalahannya berasal dari guru. Siswa dalam inkuiri deduktif diminta untuk menentukan teori/konsep yang digunakan dalam proses pemecahan masalah. Inkuiri induktif adalah model inkuiri yang penetapan masalahnya ditentukan sendiri oleh siswa sesuai dengan bahan/materi ajar yang akan dipelajari. Dikenal juga metode inkuiri terbimbing yang menuntut siswa untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya dari seorang guru. Petunjuk-petunjuk itu pada umumnya berupa pertanyaanpertanyaan yang bersifat membimbing. Selain pertanyaanpertanyaan, guru juga dapat memberikan penjelasan-penjelasan seperlunya pada saat siswa akan melakukan percobaan, misalnya penjelasan tentang cara-cara melakukan percobaan. Metode inkuiri terbimbing biasanya digunakan bagi siswasiswa yang belum berpengalaman belajar dengan menggunakan

114
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

metode inkuiri. Pada tahap permulaan diberikan lebih banyak bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu dikurangi. Menurut Santrock (2004) metode inkuiri terbimbing ini disebut dengan metode scaffolding (memberikan bimbingan saat diperlukan dan melepaskan sedikit demi sedikit bantuan guru). Metode ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan 3) Metode Siklus Belajar Siklus belajar berasal dari kerja Robert Karplus dan temantemannya selama pengembangan Science Curriculum Improvement Study (SCIS). Siklus belajar terutama berdasarkan pada pandangan teoritis Jean Piaget, namun demikian hal ini konsisten dengan teori belajar yang lain, seperti yang telah dikembangkan oleh David Ausubel. Salah satu strategi mengajar untuk menerapkan model konstruktivis ialah penggunaan siklus belajar (Herron, 1988) yang terdiri atas tiga fase, yaitu fase eksplorasi, fase pengenalan konsep, dan fase aplikasi konsep. Menurut model belajar kognitif, siswa membangun sendiri pemahamannya mengenai suatu konsep. Selama pengajaran berlangsung, siswa membangkitkan pemahamannya sendiri yang didasarkan pada latar belakang, sikap, kemampuan dan pengalamannya. Siswa memilih informasi yang disajikan, dan prakonsepsi mereka menentukan informasi mana yang menarik perhatiannya kemudian secara aktif otak menterjemahkannya dan menggambarkan kesimpulan berdasarkan informasi yang telah disimpan. Dengan demikian, belajar merupakan suatu proses yang berputar (siklus). Siklus Belajar terdiri atas tiga fase, yaitu: fase eksplorasi atau fase penggalian konsep (Consept Exploration), fase pengenalan konsep atau fase penemuan konsep (Concept Introduction), dan fase aplikasi atau penerapan konsep (Concept Application). a. Fase Eksplorasi atau Fase Penggalian Konsep Selama eksplorasi para siswa belajar melalui aksi dan reaksi mereka sendiri dalam situasi baru. Eksplorasi juga membawa para siswa pada identifikasi suatu pola keteraturan dalam fenomena yang diselidiki. Penerapannya dapat diuraikan sebagai berikut.

m Siswa mengidentifikasi objek-objek yang menarik, kejadiankejadian atau situasi yang dapat diobservasi siswa-siswa. Pengalaman ini dapat terjadi dalam ruang kelas, laboratorium atau lingkungan sekira siswa.

m Penyediaan waktu bagi siswa di mana mereka menggali objekobjek, kejadiankejadian atau situasi-situasi. Selama pengalaman ini para siswa harus membuat hubungan-hubungan, pola-pola observasi, mengenali variabel-variabel, dan pertanyaan-pertanyaan kejadian atau peristiwa sebagai hasil eksplorasi mereka.
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

115

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Dalam fase ini dapat digunakan untuk banyak keuntungan yang tidak diduga. Siswa berkesempatan untuk menyuarakan ide mereka, selain itu siswa mungkin mempunyai pertanyaanpertanyaan atau pengalaman-pengalaman yang memotivasi mereka untuk memahami apa yang mereka observasi.

m Tujuan utama dari eksplorasi adalah untuk secara mental


membuat atau menimbulkan konsep yang kemudian akan diperkenalkan. b) Fase Pengenalan Konsep atau Fase Penemuan Konsep Fase kedua ialah pengenalan konsep, biasanya dimulai dengan memperkenalkan suatu konsep atau konsep-konsep yang ada hubungannya dengan fenomena yang diselidiki, dan didiskusikan dalam konteks apa yang telah diamati selama fase eksplorasi. Adapun penerapan fase pengenalan konsep dapat diuraikan sebagai berikut :

m Pada awal pembelajaran secara jelas didasarkan pada eksplorasi


siswa. Sehingga dalam fase ini guru menunjukkan kepada siswa agar memperhatikan aspekaspek yang spesifik dari pengalaman eksplorasi.

m Berikutnya konsep-konsep diperkenalkan secara langsung dan


formal.

m Kunci fase ini adalah untuk menunjukkan atau memperlihatkan


konsep-konsep dalam cara yang sederhana, jelas, dan langsung. Hal ini agar dapat dipahami siswa dengan mudah. c) Fase Penerapan Konsep atau Fase Aplikasi Konsep Fase ini menyediakan kesempatan bagi para siswa untuk menggunakan konsepkonsep yang telah diperkenalkan. Adapun penerapannya dapat dilaksanakan dengan cara mengenalkan aktivitas yang berbeda di mana siswa dapat memperluas konsepkonsep dalam situasi baru atau situasi yang berbeda. Berdasarkan karakteristik seperti yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa model siklus belajar erat sekali dengan pencapaian SKL yaitu untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk mengenali gejala alam atau fenomena di sekitarnya sebagai rangsang eksplorasi. Seperti telah disebutkan di atas, bahwa siklus belajar terutama berdasarkan pada pandangan teoritis Jean Piaget. Namun demikian, hal ini konsisten dengan teori belajar yang lain, seperti yang telah dikembangkan oleh David Ausubel yaitu tentang belajar bermakna. Menurut Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu

116
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif siswa. Para konstruktivis menyarankan agar dalam mengajar para siswa dihadapkan pada peristiwa-peristiwa yang bertentangan yang tidak dapat diterangkan dengan pandangan atau gagasan mereka yang sudah ada. Dengan demikian, mereka ditantang untuk tidak mempertahankan miskonsepsi-miskonsepsi yang mungkin ada pada mereka. 4) Pembelajaran Berbasis Proyek Project-Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Project-Based Learning, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya (The George Lucas Educational Foundation: 2005). Project-Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut guru dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa tiap-tiap siswa peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka ProjectBased Learning memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten atau materi yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen kolaboratif. Project-Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat jembatan yang menghubungkan antarberbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta didik dapat melihat pengetahuan secara holistik. Lebih daripada itu, Project-Based Learning merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata. Project-Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna dan melakukan tugas bermakna(The George Lucas Educational Foundation: 2005). Menurut Thomas (dalam Khamdi, 2007) pendekatan Project-Based Learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Melalui pembelajaran kerja proyek dapat dipandang sebagai bentuk proses pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif yang dilakukan pada periode tertentu. Project-Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan komprehensif dalam pembelajaran yang dirangsang agar siswa melakukan riset terhadap permasalahan nyata dalam jangka waktu yang relatif panjang. serta melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya.

117
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Ciri-ciri ProjectBased Learning

Ciri-ciri Project-Based Learning dalam situs BIE adalah sebagai berikut. a) Isi Difokuskan pada ide-ide siswa yaitu dalam membentuk gambaran sendiri dari topik dan persoalan yang rumit, mengikuti aspek pelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat sendiri, bekerja atas topik-topik yang relevan dan minat siswa yang seimbang dengan pengalaman siswa sehari-hari. b) Kondisi Maksudnya adalah kondisi untuk mendorong siswa mandiri, yaitu dalam mengelola tugas dan waktu belajar, siswa bekerja atas topik-topik yang relevan dan minat siswa yang seimbang dengan pengalaman siswa sehari-hari. c) Aktivitas Adalah suatu strategi yang efektif dan menarik, yaitu dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah-masalah dengan memberi kesempatan siswa untuk mempelajarai ide-ide yang realistis, mempergunakan kecakapan untuk berbagai konteks dan menggabungkan kecakapan tersebut dalam melengkapi tugastugas profesional. Aktivitas merupakan aspek yang penting dalam menggagas pengetahuan siswa dalam menstransfer dan menyimpan informasi dengan mudah. d) Hasil Hasil di sini adalah penerapan hasil yang produktif dalam membantu siswa mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan dalam belajar yang sempurnaan, termasuk strategi dan kemampuan untuk mempergunakan kognitif dan strategi pemecahan masalah. Teori pembelajaran berbasis proyek menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas (a) tujuan yang ingin dicapai, (b) subjek yang berada dalam konteks, (c) suatu masyarakat di mana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaan, (d) alat-alat, dan (e) peraturan kerja dan pembagian tugas. Dalam penerapannya di kelas bertumpu pada kegiatan belajar aktif dalam bentuk melakukan sesuatu daripada kegiatan pasif menerima transfer pengetahuan dari guru. Pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori belajar konstruktivistik, yang berstandar pada ide bahwa siswa membangun pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri. Pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Pembelajaran berbasis proyek juga mendapat dukungan teoritis yang bersumber dari konstruktivisme sosial Vygotsky yang memberikan landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi antarpersonal (Vygotsky, 1978; Moore, 2000).

118
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Prinsip-prinsip pembalajaran berbasis proyek a) Prinsip pertanyaan pendorong/penuntun (driving question) berarti bahwa kerja proyek berfokus pada pertanyaan atau permasalahan yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu. Kaitan antara pengetahuan konseptual dengan aktivitas nyata dapat (ditemui melalui pengajuan pertanyaan, Blumenfeld, dkk., 1991) ataupun dengan cara memberikan masalah dalam bentuk definisi yang lemah (Stepien & Gallagher, 1993). Jadi, dalam hal ini kerja sebagai external mativation yang mampu menggugah siswa (internal motivation) untuk menumbuhkan kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-tugas pebelajaran (Clegg, 2001). b) Prinsip investigasi konstruktif (constructive investigation) merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Dalam investigasi memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery, dan pembentukan model. Di samping itu, dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini harus tercakup proses transformasi dan konstruksi pengetahuan (bereiter & Scardamalia, 1999). Jika kegiatan utama dalam kerja proyek tidak menimbulkan masalah bagi siswa, atau permasalahan itu dapat dipecahkan oleh siswa melalui pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, maka kerja proyek itu sekadar latihan, bukan proyek dalam konteks pembelajaran berbasis proyek (Suhartadi, 2001). Oleh karena itu, penentuan jenis proyek haruslah dapat mendorong siswa untuk mengonstruksi pengetahuan sendiri untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya. Dalam hal ini guru harus mampu merancang suatu kerja yang mampu menumbuhkan rasa ingin meneliti, rasa untuk berusaha memecahkan masalah, dan rasa ingin tahu yang tinggi. c) Prinsip otonom (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menemukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, lembar kerja siswa, petunjuk kerja praktikum, dan yang sejenisnya bukan merupakan aplikasi dari prinsip pembelajaran berbaisi proyek (Suhartadi, 2001). Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong tumbuhnya kemandirian siswa. d) Prinsip realistis berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata. Pembelajaran berbasis proyek harus dapat memberikan perasaan realistis kepada siswa, termasuk dalam memilih topik, tugas, dan peran konteks kerja produk serta standar produknya.

119
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tahap dalam Project-Based Learning (PBL)

Berikut ini adalah tahap-tahap dalam Project-Based Learning menurut (Khamdi: 2007): a) Menentukan proyek yang akan dilakukan Pada tahap ini guru memberikan proyek kepada siswa, mengidentifikasi isi masalah yang akan dikerjakan, menentukan batasan-batasan proyek dan menentukan tujuan utama dari proyek. b) Menentukan kerangka waktu proyek Tahap ini merupakan tahap menentukan berapa lama proyek akan dikerjakan, memeriksa tujuan proyek yang akan diteliti dan menyediakan tempat yang sesuai untuk proyek. c) Merencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan Pada tahap ini guru memilih beberapa kegiatan yang sesuai, menggambarkan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, meninjau dan menyesuaikan gagasan dengan guru d) Merencanakan penilaian Setelah siswa melakukan kegiatan pada tahapan ini nantinya guru meninjau atau menuliskan beberapa tujuan penilaian (jawaban dari pertanyaan dari apa yang akan dinilai), merencanakan alat-alat penilaian apa saja yang akan digunakan, menambahkan penilaian dalam kerangka waktu. e) Memulai proyek dengan siswa Tahap ini adalah tahap pengertian proyek dengan mendiskusikan tujuan di kelas, melaksanakan, melihat dan mendengarkan pekerjaan pekerjaan apa yang dilakukan, mengingatkan siswa untuk tidak membuang-buang waktu pengerjaan proyek, menambah atau mengurangi kegiatan untuk memperkuat kecakapan dalam kelompok dan kecakapan dalam mengelola dan mendiskusikan beberapa perbaikan f) Gambaran akhir proyek Tahap ini memberikan hasil akhir dalam suatu forum khusus, yaitu mendiskusikan atau menuliskan hal-hal yang penting dari proyek, menganjurkan perbaikan untuk proyek selanjutnya, dan waktu untuk menuliskan kembali pengalaman individu proyek selanjutnya.

Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Mengeksplorasi Alam Sekitar

120
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

5) Model Pembelajaran Kooperatif Banyak ahli berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami konsepkonsep sulit. Pembelajaran kooperatif juga menurut mereka memberikan efek terhadap sikap penerimaan perbedaan antarindividu, baik ras, keragaman budaya, gender, sosial-ekonomi, dll. Selain itu yang terpenting, pembelajaran kooperatif mengajarkan keterampilan bekerja sama dalam kelompok atau teamwork. Keterampilan ini sangat dibutuhkan anak saat nanti lepas ke tengah masyarakat. Ada enam langkah utama di dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif. Keenam langkah itu adalah: pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Langkah ini kemudian diikuti oleh penyajian informasi baik berupa bahan bacaan maupun informasi verbal lainnya. Selanjutnya, siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok belajar. Tahap ini selanjutnya diikuti dengan bimbingan oleh guru pada saat siswa belajar dalam kelompok. Lalu, guru memberikan evaluasi tentang hal-hal yang telah mereka pelajari dan kemudian memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok. Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak sekali variasi. Salah satu di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments). Dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka). Dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima unsur pembelajaran yang harus diterapkan. a) Saling ketergantungan positif Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikain rupa sehingga anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka. b) Tanggung jawab perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Dimana tugas dan penilaian dibuat menurut rancangan pembelajaran kooperatif dan setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode ini adalah persiapan guru dan penyusunan tugasnya. c) Tatap muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan bertatap muka
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

121

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

dan berdiskusi. Kegiatan interaksi akan memberikan kesempatan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. d) Komunikasi antaranggota Unsur ini juga menghendaki pelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dalam mengutarakan pendapat mereka. e) Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka, agar bisa bekerjasama dengan lebih efektif.

Metode Jigsaw

Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/ subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang. Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai ahli dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan. Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu: a) Penyajian kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung

Metode Team Games Tournament (TGT)

122

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok. b) Kelompok (tim) Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. c) Game Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan. d) Turnamen Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya. e) Penghargaan kelompok Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan Super Team jika rata-rata skor 45 atau lebih, Great Team apabila rata-rata mencapai 40-45 dan Good Team apabila rata-ratanya 30-40

Model Student TeamsAchievment Division (STAD)

Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti. Langkah-langkah pembelajaran STAD mencakup (a) membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.), (b) guru menyajikan pelajaran, (c) guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti, (d) guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu, (e) siswa dievaluasi, (f) penutup. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama berikut.

123
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

a) Penyajian kelas Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas. Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing. b) Kegiatan kelompok Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan. c) Kuis Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok. d) Skor kemajuan (perkembangan ) individu Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor siswa yang lalu. e) Penghargaan kelompok Penghargaan keompok adalah pemberian predikat kepada masingmasing kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok. Langkah-langkah proses pembelajaran model kooperatif tipe STAD
No 1. Tahap Tahap pendahuluan a. Tingkah Laku Guru Guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan mereka pelajari, tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada materi. Guru membentuk siswa kedalam kelompok yang sudah direncanakan. Mensosialiasakan kepada siswa tentang modell pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa mengenal dan memahamimya. Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Guru mendemonstrasikan konsep atau keterampilan secara aktif dengan menggunakan alat bantu atau manipulatif lain. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan LKS bersama kelompoknya. Guru memantau kerja dari tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.

b. c. d. 2. Tahap a. pengembangan b. c. d.

124

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS dengan Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna siswa diharapkan bekerja secara waktu yang ditentukan, individu tetapi tidak menutup kemungkinan mereka

Tahap penerapan

a.

KTSP

keterampilan secara aktif dengan menggunakan alat bantu atau manipulatif lain. b. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan c. Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan LKS bersama kelompoknya. d. Guru memantau kerja dari tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan. 3 Tahap penerapan a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS dengan waktu yang ditentukan, siswa diharapkan bekerja secara individu tetapi tidak menutup kemungkinan mereka saling bertukar pikiran dengan anggota yang lainnya. b. Setelah siswa selesai mengerjakan soal lembar jawaban, kemudian dikumpulkan untuk dinilai.

pengembangan

6) Model Pembelajaran Membaca dan Menulis sebagai Sarana Mencapai SKL Pada Standar Kompetensi Lulusan MI maupun MTs tersurat bahwa siswa harus gemar membaca dan menulis baik untuk berkomunikasi maupun untuk mengisi waktu luang. Pembelajaran menulis yang menumbuhkan kreativitas dan berpikir logis dalam memecahkan masalah. Sementara pembelajaran membaca memupuk minat baca dan memupuk berpikir logis dan kritis. Berikut dipaparkan metode membaca dan menulis yang relevan untuk mencapai SKL. A. Metode Pembelajaran Menulis Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Menulis Model pembelajaran menulis berbasis masalah berkaitan dengan karakteristik sintak/ langkah pembelajaran, bahan ajar, dampak pengiring, dan penilaian. Sintaks pembelajaran menulis berbasis masalah mencakup (a) menganalisis masalah dari lingkungan sekitar yang disajikan guru, (b) mendiskusikan sebab masalah, beberapa alternatif solusi masalah, (c) membaca dan mencari data, (d) mengembangkan menjadi tulisan secara utuh, dan (e) menyunting tulisan, (f) memajang/ pameran hasil penulisan. Model pembelajaran menulis berbasis masalah merupakan penerapan model pembelajaran pemecahan masalah. Variasi bisa dilakukan dengan melakukan pembelajaran kelompok dan individu dalam menulis. Variasi juga bisa dilakukan pada bentuk penyuntingan dan bentuk publikasi. Penyuntingan bisa dilakukan dengan koreksi teman sejawat atau koreksi sendiri. Variasi bentuk publikasi bisa dilakukan dengan cara dipajang bersama dan dinilai bergiliran atau pameran kelompok. Variasi kegiatan eksplorasi masalah kelompok, analisis sebab kelompok, mencari sumber dan data individu, menulis secara individu, menyunting kelompok.

Menulis Bermakna dan Konferensi Guru-Murid Menulis dalam pendekatan konstrukstivis sosial memberikan kesempatan sebanyak-banyak kepada siswa untuk menulis pengalaman pribadinya, pengalaman emosional, dan pengalamannya terkait konteks budaya/ masalah di sekitanya. Tugas menulis adalah menciptakan wacana yang riil dalam pengertian menulis tentang situasi yang bermakna secara personal. Guru memberikan dukungan dalam proses menghasilkan tulisan cukup

125
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

memadai. Pertemuan guru murid untuk membahas penulisan akan memainkan peranan penting agar murid menjadi penulis yang baik. Menulis dengan kolaborasi teman sebaya dapat menumbuhkan motivasi pengerjaan tugas menulis. Saat menulis siswa menjalani proses penelitian, klarifikasi, dan elaborasi yang merupakan aspek-aspek penting dalam penulisan yang baik. Untuk melaksanakan proses tersebut bisa dilakukan secara kelompok (kolaborasi teman sebaya). Dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, metode menulis ini bermanfaat untuk menumbuhkan karakter percaya diri menghasilkan karya, bangga berkarya, peduli dengan lingkungan (berpartisipasi memecahkan masalah dengan menulis pemecahan masalah yang dihadapi), kemampuan memonitor diri (self regulated).

Menulis dengan Tugas Autentik (berdasarkan masalah autentik) Menulis dalam pendekatan kognitif merangsang siswa menulis dengan rangsang pemecahan masalah yang dihadapi. Menulis dapat diawali untuk menjawab permasalahan sehari-hari. Misalnya, mengapa harus minum air putih secara cukup, mengapa beras merah lebih tingg khasiatnya bagi tubuh daripada beras putih, apa manfaat cuci tangan bagi kesehatan, dan sebagainya. Pada pendekatan konstruktivis sosial, tugas menulis terfokus pada konteks tempat tulisan itu dihasilkan. Masalah di sekitar siswa menjadi sumber penulisan. Misalnya mengapa ada masalah ganggang yang ada di lingkungan siswa. Tugas bersama mewawancarai antargang dengan pertanyaan emotif (apa manfaatnya membuat gang, bagaimana memandang anggota gang lain, apa mudaratnya, bagaimana caranya, dampak negatif yang dirasakan karena ulah gang lain, dan sebagainya. Pertanyaan untuk menyadarkan mereka tentang apa yang dilakukan dan berempati dengan kelompok lain. Pada pendekatan kognitif, keterampilan menulis dianggap sebagai proses memecahkan masalah. Penulis diposisikan sebagai pemecah masalah sehingga perlu menyusun tujuan dan berusaha mencapainya. Penulis dibatasi kebutuhan untuk mengintegrasikan pemahaman subjek, pengetahuan tentang cara kerja sistem Memupuk kegiatan menulis untuk belajar (kritis dan tanggung jawab). Untuk menumbuhkan kesenangan menulis, setelah mempelajari hal apa saja pada berbagai mata pelajaran hendaknya siswa diminta menulis ringkasan ide utama dan mendeskripsikan contoh-contoh yang belum dibahas di kelas maupun di dalam buku pelajaran. Menulis Kreatif dengan Merangsang Masalah Personal dan Memonitor diri Menulis kreatif bisa diawali dengan menulis puisi tentang orang-orang tercinta, mewawancarai orangtua untuk menceritakan proses kelahiran siswa, proses keluarga merawat dan gelisah ketika siswa jatuh sakit, dan pengalaman personal lain.
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

126

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Struktur bahan ajar menulis yang dapat menumbuhkan kreativitas dan perasaan bangga berkarya sendiri adalah tugas bertahap dan memberi kesempatan siswa merencanakan serta memonitor hasilnya. Tugas bertahap dimulai dari perumusan apa fokus/ tema yang akan ditulis, menentukan kata-kata kunci / kalimat kunci (sinopsis) sebagai garis yang akan dikembangkan, pengembangan draft 1, revisi dengan rubrik yang disediakan (self asessment atau peer asessment), revisi dan pengembangan draft akhir. Struktur bahan ajar/ lembar kerja siswa yang baik diakhiri dengan jadwal pengerjaan menulis mulai penentuan tema, penggalian bahan, penulisan garis besar, pengembangan draft dan penyelesaian akhir. Dorong murid untuk menentukan tujuan menulisnya, merencanakan bagaimana mencapai tujuan, memonitor kemajuan menulisnya. Bnatu supaya murid tidak merumuskan tujuan menulis yang sulit dan terlalu sederhana. Struktur pembelajaran berupa kegiatan pendahuluan berisi promosi nilai tentang kreativitas, senang menulis, bangga berkarya, apresepsi kegiatan menulis, kesepakatan-kesepakatan Merangsang Kegiatan Menulis Formal dengan Masalah Provokatif dan Memonitor Diri Guru perlu memfasilitasi kegiatan menulis dengan rangsang provokatif. Pemanasan global fakta atau khayalan? Mengapa orang berprasangka? Dengan pertanyaan tersebut membuat siswa berpikir analitis, belajar menggunakan berbagai sumber daya, mengutip referensi. Guru harus terus mendukung Siswa untuk mengidentifikasi tema makalah, menyusun struktur makalah, merencanakan dan managemen waktu untuk menyelesaikan makalah tepat waktu, Menyusin draft dan revisi serta mengatasi kesalahan ejaan dan tata bahasa. B. Metode Pembelajaran Membaca Pembelajaran Membaca dengan Metode Resiprokal dan Pemodelan Pembelajaran resiprokal memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar membimbing temannya berdasarkan pemahaman dan keterampilan yang diperoleh dari demonstrasi guru. Model resiprokal dalam pembelajaran membaca dilakukan dengan langkah berikut. a) Guru menjelaskan/ mendemonstrasikan cara menggunakan strategi dalam memahami suatu wacana/ membaca cepat (scanning/ skimming) b) Murid diminta mendemostrasikan strategi tersebut c) Murid bergantian memimpin diskusi kelompok kecil d) Guru memberi dukungan saat siswa mempelajar. e) Guru secara bertahap mengurangi peran aktifnya (scaffolding)

127
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Metode Pemodelan dalam Pembelajaran Membaca a) Pemodelan (modeling) oleh guru: murid mengamati guru saat dia menggunakan strategi membaca tertentu (menyusun pertanyaan tentang wacana, meringkas wacana, mengkalirifikasi problem pemahaman, dan membuat prediksi, atau cara menemukan ide pokok). b) Guru memberikan instruksi eksplisit (murid mendengarkan deskripsi guru tentang strategi yang bisa digunakan dalam membaca). Selanjutnya siswa menirukan kegiatan yang dimodelkan

Metode Permainan Membaca a) Bermain menjawab pertanyaan dengan penunjukan anggota kelompok secara acak (adu cepat menjawab pertanyaan isi wacana yang dibaca, melengkapi isi wacana secara berantai, membuat ringkasan isi secara cepat dan dibawakan secara nerantai). Kelompok yang paling tepat dan cepat membuat ringkasan tanpa bersuara akan mendapat penghargaan. b) Bermain menuju pos-pos UJI NYALI Berjenjang (delegasi kelompok ke satu pos untuk menjawab pertanyaan lalu nilai dikumpulkan satu kelompok sebagai nilai kelompok) c) Menggunakan topi tokoh setelah membaca cerita (siswa bermain dalam lingkaran besar/ lingkaran kecil dan siapa yang mendapat topi tokoh tertentu harus menjelaskan peristiwa yang dialami tokoh, watak tokoh, dan menirukan dialog tokoh/ memerankan tokoh) d) Bermain beberan dan dadu untuk menemukan ide pokok/ isi berbagai wacana yang disediakan pada beberan Metode Membaca dengan Membentuk Klub buku Dalam upaya meningkatkan minat baca, pembelajaran membaca perlu dirangsang dalam bentuk diskusi literatur antarteman dan dipandu sendiri oleh murid. Diskusi mengaitkan isi buku dengan kehidupan mereka sehari-hari. Guru bertindak sebagai pembimbing tetapi memberi murid tanggung jawab penuh untuk mendiskusikan wacana. Program satu minggu satu buku merupakan contoh pelaksanaan metode ini dengan memanfaatkan tugas membaca ekstensif. Metode Membaca dengan Memanfaatkan Hubungan Orangtua/ Komunitas Dalam model pembelajaran membaca ini, orangtua dilatih memilih buku, dipahamkan pentingnya memberi contoh membaca, dan cara bertanya tentang apa yang dibaca anak. Metode ini menggunakan hubungan interaktif antara orangtu dan anak untuk meningkatkan minat baca. Pada metode ini juga disarankan adanya pemberian penghargaan kepada orangtua yang aktif terlibat pada program ini dan memberikan penghargaan pula pada orangtua yang aktif meminjam buku di perpustakaan madrasah. Madrasah
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

128

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

memfasilitasi pengadaan buku-buku yang dibutuhkan orangtua murid dan murid sendiri. Diskusi dengan orangtua, komite, dan perpustakaan daerah diperlukan untuk pengadaan buku tersebut.

Metode Resiprokal untuk Membaca Kritis Riset terhadap pengajaran resprokal menemukan bahwa pengajaran sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman atas bacaan. Guru memberi contoh cara mengkritisi apa yang dibaca/ didengar. Siswa secara bergantian mencoba membuat pertanyaan mengkritisi apa yang dibaca/ didengar. Contoh membuat pertanyaan kritis dari wacana perlu dicontohkan/ dilatihkan kepada murid. Misalnya, apa terdapat cukup contoh dan bukan contoh untuk menjelaskan, (apakah tidak ada ide/ penjelasan yang bertentangan, adakah bias pendapat pada wacana, adakah opini dan fakta yang dipilih, dan seterusnya. Metode Membaca Bersama Pendekatan konstruktivis sosial mengikutsertakan aspek sosial dari kegiatan membaca (Hiebert & Raphael, 1996; Slavin & Madden, 2001). Dua asumsi kontruktivis sosial tentang membaca adalah (1) bahwa konteks sosial memainkan peran penting dalam proses belajar membaca, dan (2) pembaca yang berpengetahuan luas dalam kultur dapat membantu pembaca yang kurang berpengetahuan dalam proses belajar membaca mereka. Konteks sosial yang memengaruhi aktivitas belajar membaca antara lain adalah seberapa tekanan kultur pada kegiatan membaca, sejauh mana orang tua memperkenalkan buku kepada anak sebelum mereka masuk ke madrasah formal, keahlian komunikasi dari sang guru, sejauh mana guru memberi kesempatan kepada murid untuk mendiskusikan apa yang telah mereka baca dengan guru dan temantemannya, dan pengaruh kurikulum wajib. Para penganut konstruktivitas kognitif menekankan pada pengkonstruksian makna oleh murid, sedangkan penganut kontruktivitis sosial menekankan bahwa makna itu dinegosiasikan secara sosial. Apa yang mereka maksudkan dengan dinegosiasikan secara sosial (sosiality negotiated) adalah bahwa makna bukan hanya diberikan oleh pembaca, tetapi juga dipengaruhi oleh konteks di mana wacana itu dibaca, dan juga oleh tujuan dari membaca itu sendiri. Pendekatan kontruktivis sosial menekankan arti penting dari pemberian kesempatan kepada murid untuk melakukan dialog tentang buku yang telah mereka baca. Salah satu caranya adalah melalui pembelajaran membaca yang memberikan kesempatan siswa secara bersama-sama mendiskusikan isi wacana sehingga diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif. Metode Metakognitif dalam Membaca Metakognitif diperlukan dalam kegiatan membaca, yakni dalam pengertian bahwa pembaca yang baik akan mengembangkan kontrol atas kemampuan membaca mereka sendiri dan punya

129
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

pemahaman tentang bagaimana cara membaca yang baik. Misalnya, pembaca yang baik tahu bahwa adalah penting untuk memahami inti sari dari apa yang dikemukakan oleh penulis. Guru dapat membantu murid mengembangkan strategi metakognitif yang baik untuk membaca dengan cara menyeluruh mereka memonitor bacaan mereka, terutama ketika mereka kesulitan dalam membaca. Berikut ini beberapa strategi metakognitif yang dapat digunakan guru untuk membantu murid meningkatkan kemampuan membaca mereka yaitu mengaktifkan skemata isi (pengetahuan tentang isi/ topik) atau skemata formal (pengetahuan tentang bentuk wacana). Pengaktifan skemata bisa dalam bentuk (a) mengulas wacana sebelum membaca, (b) mencari informasi penting saat membaca dan memberi lebih banyak perhatian pada informasi penting itu informasi lainnya, (c) menanyakan kepada diri sendiri pertanyaan tentang ide-ide penting atau menghubungkan ide-ide itu dengan sesuatu yang telah diketahui dengan yang akan dibaca, (d) menebak isi wacana yang akan dibaca, (e) membahas kata-kata kunci yang akan ditemui pada wacana yang akan dibaca, dan (f) memetakan kata-kata kunci dari wacana yang akan dibaca. Para penganut konstruktivitas kognitif menekankan pada pengkonstruksian makna oleh murid, sedangkan penganut kontruktivitis sosial menekankan bahwa makna itu dinegosiasikan secara sosial. Makna dinegosiasikan secara sosial (sosiality negotiated) adalah bahwa makna bukan hanya diberikan oleh pembaca, tetapi juga dipengaruhi oleh konteks wacana yang dibaca, dan juga oleh tujuan dari membaca itu sendiri. Strategi metakonitif yang dapat digunakan guru untuk membantu murid meningkatkan kemampuan membaca mereka. Strategi metakognitif dalam membaca bisa dilakukan dengan langkah berikut. Mencari informasi penting saat membaca dan memberi lebih banyak perhatian pada informasi penting itu informasi lainnya; menanyakan pd diri sendiri pertanyaan tentang ideide penting atau menghubungkan ide-ide itu dengan sesuatu yang telah diketahui. Berusaha menentukan makna kata yang asing (menggunakan kalimat untuk mencari tahu makna, menggunakan kamus, atau mengabaikannya untuk sementara untuk diklarifikasi nanti). Memonitor pemahaman dari wacana yang dibaca. Memahami hubungan antarbagian wacana. Mengetahui kapan Anda perlu mundur dan membaca ulang suatu bagian. Menyesuaikan kecepatan membaca sesuai dengan tingkat kesulitan materi Mengenali kata secara cepat sehingga pemahaman makna juga akan terjadi dengan cepat (Stanovich, dalam Santrock, 2004) Memahami kalimat bukan per kata. Pembaca yang buruk tidak mengenal suatu kata secara otomatis. Kapasitas pemrosesan

130
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

mereka lebih banyak dipakai untuk mengenali kata, sehingga mereka kekurangan kapasitas untuk memahami kalimat. Kegiatan pembelajaran membaca sebagai proses dilakukan dengan kegiatan pramembaca, membaca, dan pascamembaca. Secara rinci sintaks pembelajaran membaca dicontohkan berikut. Pra-membaca Kegiatan pramembaca berguna untuk mengaktifkan pengetahuan awal siswa sebelum membaca. Kegiatan pramembaca bisa berupa kegiatan bercerita tentang posisi isi wacana dari keseluruhan tema, mengamati gambar dan memetakan kemungkinan isi wacana, mempraktikkan cara membaca yang benar, memprediksi isi wacana dari judul, mendiskusikan atau memetakan topik/ kata kunci dari wacana yang akan dibaca, membaca ringkasan isi wacana/ buku yang akan dibaca, mengaitkan kata kunci, bermain cara menentukan aspek bacaan dan ciri aspek yang akan dicari dalam bacaan, membahas kata-kata kunci yang ada pada teks, mendiskusikan ciri wacana dan struktur pesan yang ada pada wacana. Proses Membaca Proses membaca merupakan kegiatan inti pada pembelajaran membaca. Pada kegiatan membaca siswa berinteraksi dengan wacana secara aktif untuk mengungkap makna dari wacana yang dibaca. Proses membaca dapat dilakukan baik individu atau kelompok (tiap siswa membaca bagian tertentu). Pasca-membaca Kegiatan setelah membaca dilakukan untuk mengamati hasil membaca yang telah dilakukan. Kegiatan setelah membaca berupa kegiatan: menjawab pertanyaan, membuat pertanyaan dan jawaban dari teks, meringkas isi dalam bentuk tabel/ bagan, menceritakan kembali (secara individu atau berkelompok/ berantai), menentukan aspek tertentu dari wacana ( ide pokok, unsur intrinsik, fakta/ opini), memvariasikan (akhir cerita, dialog, tokoh, membuat uraian isi tabel), memerankan isi yang telah dibaca, memvariasikan/ melanjutkan isi yang telah dibaca dari berbagai sudut pandang secara kreatif. TUGAS KREATIF KEGIATAN 4 1) Tulislah kembali prinsip pelaksanaan KTSP dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran 2) Rangkumlah metode-metode yang telah dipaparkan di atas dengan menuliskan kata-kata kunci dan sintaks singkat 3) Lengkapi tabel berikut dengan metode yang sesuai untuk memberi pengalaman belajar seperti yang tercantum pada SKL!

Metode Proses dalam Pembelajaran Membaca

131
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Pengalaman belajar
Pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif Pengalaman belajar yang berkaitan dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan menyadari potensinya Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial

Bukti
Kegiatan belajar pada RPP mapel IPTEK menggunakan metode pembelajaran yang menumbuhkan kemampuan berpikir kritis kreatif Kegiatan belajar pada RPP mapel IPTEK menggunakan metode pembelajaran yang menumbuhkan rasa ingin tahu tinggi dan berpikir reflektif agar siswa menyadari potensinya Dibuktikan dengan dokumen: (1) RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang memuat kegiatan pembelajaran yang menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial, dan (2) kumpulan hasil diskusi siswa, kumpulan kliping, laporan kegiatan hasil analisis tentang terjadinya gempa bumi, banjir, gejala sosial, pengangguran, dan lain-lain Dibuktikan dengan dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 75% siswa seperti: mengunjungi perpustakaan, mengakses internet, sumber-sumber belajar lapangan (misalnya museum, kebun raya, cagar budaya, dan lain-lain)

Metode yang digunakan

Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif melalui pemanfaatan sumber belajar: (1) bahan ajar, (2) buku wacana, (3) perpustakaan, (4) laboratorium, dan (5) internet. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial dan fisik Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal

Dapat mematuhi aturanaturan sosial yang berlaku di lingkungannya

Dibuktikan dengan dokumen RPP yang mencantumkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca dan menulis dibuktikan dengan dokumen RPP yang mengaitkan materi pembelajaran dengan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial dan fisik Dibuktikan dengan dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 75% siswa seperti: pekan bahasa, seni dan budaya, pentas seni, pameran lukisan, teater, latihan tari, latihan musik, keterampilan membuat karya seni, dan lain sebagainya Dokumen tata tertib madrasah/ madrasah, bukti pelaksanaan sosialisasi tata tertib, catatan pelanggaran,

132
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pengalaman belajar
Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia

Bukti
Dibuktikkan dengan dokumen kegiatan satu tahun terakhir yang melibatkan siswa secara aktif dalam: (1) diskusi tentang keberagaman budaya berbagai bangsa, (2) peringatan hari-hari besar nasional dan internasional, (3) peringatan harihari besar keagamaan, (4) pentas seni budaya berbagai negara, dan (5) bulan bahasa (nasional dan internasional), dan lain-lain Dibuktikan dengan adanya kegiatan pembiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang seperti: (1) kegiatan bersih seperti 5K, (2) lomba madrasah sehat, (3) pekan olahraga madrasah, (4) polisi siswa, (5) pembiasaan cuti tangan, (6) praktik gosok gigi yang benar, dan lain-lain Dibuktikan dengan adanya dokumen kegiatan: (1) pembiasaan memberi salam, (2) pembiasaan membaca doa, (3) pembiasaan beribadah sesuai dengan agamanya, (3) penyelenggaraan berbagai kegiatan lain yang bernuansa keagamaan Dibuktikan dengan adanya dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 90% siswa seperti: peringatan hari-hari besar nasional dan internasional, peringatan hari besar kegamaan, pentas seni budaya berbagai negara, bulan bahasa, dan lain-lain Dibuktikan dengan dokumen RPP yang memuat metode cooperative learning

Metode yang digunakan

Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang

Untuk dapat menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak

Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi

Belajar bekerjasama dalam kelompok, tolongmenolong dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari Berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

Dibuktikan dengan dokumen RPP yang memuat metode problem solving/problem based learning Dibuktikan dengan adanya dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 90% siswa seperti: penugasan latihan keterampilan menulis siswa,

133
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Pengalaman belajar
Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung

Bukti
Dibuktikan dengan dokumen hasil karya siswa yang memperoleh penghargaan seperti: lomba keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung

Metode yang digunakan

134
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sesi 5

Praktik Pelaksanaan Pembelajaran dan Praktik Supervisi


Setelah menyusun silabus dan RPP , diperlukan pelaksanaan RPP dan sekaligus supervisi terutama untuk KD esensial mencapai SKL. Kegiatan implementasi RPP perlu dilakukan untuk belajar bersama melaksanakan RPP yang telah direncanakan dan praktik supervisi oleh kepala madrasah. Kegiatan diawali dengan motivasi kepada para guru dalam melaksanakan RPP , pembukaan supervisi, pelaksanaan pembelajaran, dan diskusi balikan setelah pelaksanaan RPP . Maksud sesi 5 ini adalah membekali peserta (1) agar dapat melaksanakan dan menilai praktik pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuatnya. (2) Dapat melaksanakan supervisi klinis sesuai dengan kaidah yang benar. Sebagai bekal mengerjakan tugas pada sesi lima ini akan disajikan rincian tugas bagi guru kelas dan guru bidang studi. Selain itu juga disajikan panduan supervisi klinis agar dapat disimulasikan dalam praktik supervisi klinis.

Tujuan
Setelah melakukan lima ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut: 1 Melaksanakan praktik pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. 2 Menjelaskan tujuan, karakteristik, prinsip, prosedur, dan teknik supervisi klinis 3 Melaksanakan supervisi klinis dengan baik

Skenario Pelatihan Media / Alat


Kertas plano, media pembelajaran sesuai dengan SK/ KD yang dibelajarkan

Waktu 1. 40 menit

Kegiatan
1. Satu atau beberapa peserta diminta menjadi guru model dalam pembelajaran. 2. Peserta yang lain menjadi peserta didik sekaligus mengamati guru model dalam pembelajarannya 3. Peserta mepresentasikan hasil pengamatannya. 4. Pelatih memberikan penguatan

Metode
Pemodelan

135
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Waktu 2. 25 menit

Kegiatan
1. Peserta dibagi ke dalam 5 kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan: Kel 1: Tujuan supervisi klinis; Kel 2: Karakteristik supervisi klinis; Kel 3: Prinsip dalam supervisi klinis; Kel 4: Prosedur dalam supervisi klinis; Kel 5: Teknik supervisi klinis. 2. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain menanggapi. 3. Pelatih memberikan penguatan 1. Setiap kelompok menyusun perencanaan pelaksanaan supervisi klinis. 2. Setiap kelompok mensimulasikan praktik simulasi klinis . Kelompok lain mengamatinya dan memberikan komentar. 3. Pelatih memberikan penguatan

Media / Alat
Kertas plano, spidol, kertas HVS A4

Metode
Diskusi

3. 55 menit

Kertas, pulpen

Simulasi, PBL

Tugas Sesi 5
Bagilah anggota kelompok untuk melaksanakan tugas berikut! Tugas (bagi kepala madrasah) a. Buatlah rencana supervisi b. Mintalah salah guru mata pelajaran mempraktikkan RPP b. Buatlah catatan- catatan berdasarkan hasil observasi kelas ketika salah satu guru mempraktikan RPP yang disusunnya Tugas bagi Guru (mata pelajaran/ tematik) a. Praktikkan salah satu RPP b. Dokumentasikan hasil/ karya yang dibuat siswa c. Berilah penilaian/ komentar terhadap karya yang dihasilkan siswa pada proses pembelajaran/ tugas di rumah/ tugas yang diproyekkan! d. Pajang hasil/ karya siswa atau dimasukkan pada portofolio siswa

136
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Secara rinci tugas untuk MI diuraikan berikut! (Perlu ditambahkan:mata pelajaran agama)

Komponen
Guru tematik (kelas 1 sampai kelas 3)

Tugas
Mempraktikkan RPP tematik dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (memberikan pengalaman menumbuhkan kecintaan pada budaya, peduli lingkungan, kesehatan dan keselamatan diri, menumbuhkan akhlak mulia, cinta tanah air, dan nasionalisme) Mempraktikkan RPP dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (memberikan pengalaman menumbuhkan kecintaan pada budaya, peduli lingkungan, kesehatan dan keselamatan diri, menumbuhkan akhlak mulia, cinta tanah air, dan nasionalisme) Mempraktikkan RPP tematik dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi ( menumbuhkan kecintaan pada budaya sehat, terampil menjaga kesehatan/ keselamatan diri) Mensupervisi pelaksanaan pembelajaran/ melaksanakan kunjungan kelas, konsultasi, dan tindak lanjut

Tindak lanjut

Guru kelas tinggi

Guru olah raga

Kepala madrasah

Contoh rancangan supervisi dan paparan teknik/ metode supervisi klinis

137
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tugas secara rinci untuk MTs diuraikan berikut. Komponen Guru kelompok Mapel Akhlak Mulia dan Kepribadian Tugas yang telah diselesaikan Mempraktikkan RPP dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (memberikan pengalaman menumbuhkan kecintaan pada budaya, peduli lingkungan, kesehatan dan keselamatan diri, menumbuhkan akhlak mulia, cinta tanah air, dan nasionalisme) Mempraktikkan RPP dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (memberikan pengalaman menumbuhkan cara berpikir logis, kritis, dan kreatif, kecintaan pada budaya, peduli lingkungan, kesehatan dan keselamatan diri) Mempraktikkan RPP dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (memberikan pengalaman menumbuhkan rasa kecintaan pada budaya lokal maupun nasional, peduli lingkungan, kesehatan dan keselamatan diri) Mensupervisi pelaksanaan pembelajaran dengan teknik konsultasi, diskusi, pelatihan Pemberian tindak lanjut dengan memberian penghargaan terhadap guru yang telah memenuhi standar, pemberian teguran yang bersifat mendidik bagi guru yang tidak memenuhi standar, dan memberikan para guru untuk mengikuti pelatihan Tindak Lanjut

Guru Mapel IPTEK

Guru Kesenian dan budaya

Kepala madrasah dan nara sumber

138
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Untuk mendukung pelaksanaan tugas diatas, bacalah paparan berikut!

Kegiatan Praktik Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran

Kepala madrasah akan praktik supervisi pada kelas yang telah ditentukan. Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang perencanaan dan pelaksanaan supervisi, berikut format-format perencanaan dan pelaksanaan supervisi yang dapat digunakan untuk membantu simulasi supervisi yang akan dilakukan. Apa supervisi klinis? Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis yang intesif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Apa tujuan supervisi klinis? Secara umum tujuan supervisi klinis dipaparkan berikut. Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan kualitas proses pembelajaran. Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang muncul dalam proses pembelajaran Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan maslah yang ditemukan dalam proses pembelajaran Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam mengembangkan diri secara berkelanjutan. Apa karakteristik supervisi klinis? Supervisi klinis memiliki karakteristik berikut. Perbaikan dalam pembelajaran mengharuskan guru mempelajari keterampilan intelektual dan bertingkah laku berdasarkan keterampilan tersebut. Fungsi utama supervisor adalah menginformasikan beberapa keterampilan, seperti: (1) keterampilan menganalisis proses pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan, (2) keterampilan mengembangkan kurikulum, terutama bahan pembelajaran, (3) keterampilan dalam proses pembelajaran. Fokus supervisi klinis adalah: (1) perbaikan proses pembelajaran, (2) keterampilan penampilan pembelajaran yang memiliki arti bagi keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran dan memungkinkan untuk dilaksanakan, dan (3) didasarkan atas kesepakatan bersama dan pengalaman masa lampau.

139
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Apa prinsip-prinsip dalam supervisi klinis? Beberapa prinsip yang menjadi landasan bagi pelaksanaan supervisi klinis, adalah: Hubungan antara supervisor dengan yang disupervisi adalah mitra kerja yang bersahabat dan penuh tanggung jawab. Diskusi atau pengkajian balikan bersifat demokratis dan didasarkan pada data hasil pengamatan. Bersifat interaktif, terbuka, obyektif dan tiidak bersifat menyalahkan. Pelaksanaan keputusan ditetapkan atas kesepakatan bersama. Hasil tidak untuk disebarluaskan Sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan dan aspirasi guru, dan tetap berada di ruang lingkup pembelajaran. Prosedur pelaksanaan berupa siklus, mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan (pengamatan) dan tahap siklus balikan. Bagaimana prosedur supervisi klinis? Pelaksanaan supervisi klinis berlangsung dalam suatu siklus yang terdiri dari tiga tahap berikut . Tahap perencanaan awal. Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: (1) menciptakan suasana yang intim dan terbuka, (2) mengkaji rencana pembelajaran yang meliputi tujuan, metode, waktu, media, evaluasi hasil belajar, dan lainlain yang terkait dengan pembelajaran, (3) menentukan fokus obsevasi, (4) menentukan alat bantu (instrumen) observasi, dan (5) menentukan teknik pelaksanaan obeservasi. Tahap pelaksanaan observasi. Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: (1) harus luwes, (2) tidak mengganggu proses pembelajaran, (3) tidak bersifat menilai, (4) mencatat dan merekam hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran sesuai kesepakatan bersama, dan (5) menentukan teknik pelaksanaan observasi. Tahap akhir (diskusi balikan). Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: (1) memberi penguatan; (2) mengulas kembali tujuan pembelajaran; (3) mengulas kembali hal-hal yang telah disepakati bersama, (4) mengkaji data hasil pengamatan, (5) tidak bersifat menyalahkan, (6) data hasil pengamatan tidak disebarluaskan, (7) penyimpulan, (8) hindari saran secara langsung, dan (9) merumuskan kembali kesepakatan-kesepakatan sebagai tindak lanjut proses perbaikan. Apa Saja Teknik Supervisi yang Bisa digunakan? Soetopo (2007) menjelaskan bahwa teknik supervisi ada empat jenis yaitu: teknik kelompok, teknik perseorangan, teknik langsung, dan teknik tidak langsung. Pakar lain menambahkan bahwa teknik supervisi meliputi: teknik individual, teknik kelompok,

140
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

teknik lisan, teknik tulisan, teknik langsung dan teknik tak langsung. Yang dimaksud dengan teknik perseorangan adalah supervisi yang dilakukan secara individual. Beberapa kegiatan yang akan bisa dilakukan dengan cara mengadakan kunjungan kelas. Kunjungan kelas dapat dilakukan tanpa memberitahu guru, kunjungan dengan cara memberitahu terlebih dahulu, atau kunjungan atas undangan guru. Observasi kelas dapat dilakukan baik dengan cara observasi langsung maupun observasi tak langsung. Teknik kelompok adalah suatu cara pelaksanaan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Bentuk-bentuk teknik yang bersifat kelompok ini bisa berupa: (a) pertemuan atau rapat dengan guru-guru untuk membicarakan berbagai hal yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa, (b) mengadakan dan membimbing diskusi kelompok di antara guruguru bidang studi, (c) memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti penataran yang sesuai dengan bidangnya, dan (d) membimbing guru-guru dalam mempraktikkan hasil-hasil penataran yang telah diikuti dalam bentuk lesson study, (e) mengadakan workhop/ pelatihan. Teknik langsung adalah teknik yang digunakan secara langsung seperti penyelenggaraan rapat guru, workshop, kunjungan kelas, mengadakan conferensi. Adapun teknik tidak langsung adalah teknik yang dilakukan secara tidak langsung misalnya melalui bulletin board, questioner, atau portofolio guru. Teknik lisan adalah supervisi yang dilakukan secara tatap muka misalnya, supervisor mendiskusikan hasil observasi yang dilakukan guru, rapat dengan guru membicarakan hasil evaluasi belajar. Sedangkan teknik tulisan adalah supervisi yang dilakukan dengan menggunakan tulisan misalnya dalam kegiatan observasi untuk memperoleh data yang objektif tentang situasi belajar mengajar, supervisi menggunakan alat-alat observasi berbentuk chek-list atau daftar sejumlah pertanyaan (evaluatif chek-list). Sesuai dengan Standar Proses dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Madrasah, tugas kepala madrasah dan pengawas dalam kaitannya untuk memonitor kurikulum mencakup hal-hal sebagai berikut. (i) Membuat rencana pelaksanaan supervisi kurikulum. (ii) Memfasilitasi kepala madrasah dalam kurikulum. (iii) Melakukan kunjungan madrasah penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan, juga membuat rencana supervisi dan monitoring pelaksanaan dalam rangka memantau pelaksanaan kurikulum secara periodik (minimal 2 kali persemester). (iv) Mendiskusikan hasil temuan kunjungan kelas dan saran tindak-lanjutnya dengan kepala madrasah dan atau guru. (v) Menyusun laporan hasil kunjungan kelas. (vi) Mengecek kelengkapan dokumen KTSP . (vii) Memantau pelaksanaan kurikulum dan memanfaatkan

141
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

hasil-hasilnya untuk membantu kepala madrasah dalam mempersiapkan akreditasi madrasah.

Praktik Supervisi oleh Kepala Madrasah dan Pengawas

Untuk merealisasikan peran dan tanggung jawab pengawas dalam pengembangan kurikulum, pengawas perlu menyusun program-program kepengawasan untuk membimbing dan membina kepala madrasah dan guru dalam mengembangkan kurikulum di madrasah, yaitu membuat rencana kepengawasan dalam pengembangan kurikulum selama satu tahun. Rencana kepengawasan dalam pengembangan kurikulum meliputi: (i) Program Tahunan Program tahunan adalah rancangan kegiatan pengawasan secara garis besar yang dibuat dalam jangka waktu satu tahun dengan memperhatikan peran dan tanggung jawab pengawas. Peran dan tanggung jawab pengawas dalam pengembangan kurikulum dapat dibedakan menjadi empat hal, yaitu: Program tahunan pengawas dibuat oleh pengawas di awal tahun pelajaran sebagai pedoman kerja kepengawasannya. Pengawas berkewajiban melakukan kunjungan supervisi sekurang-kurangnya dua kali dalam satu semester. Pengawas dimungkinkan untuk datang melakukan supervisi ke sebuah madarasah lebih dari dua kali apabila dipandang perlu. Untuk supervisi kelas (KBM), pengawas dapat meminta satu atau dua orang guru lain baik yang sejenis ataupun satu rumpun untuk bersama-sama pengawas melakukan pemantuan KBM sehingga supervisi KBM dapat lebih efektif. Adapun format dan contoh program tahunan pengawas terlampir pada lampiran 04. (ii) Program Semester Program Semester adalah rancangan kegiatan pengawasan secara garis besar yang dibuat dalam jangka waktu satu semester dengan memperhatikan program tahunan dan sudah dialokasikan dalam tiap minggu. Ada dua macam program semester, yaitu program semester untuk setiap madrasah dan program semester untuk seluruh madrasah binaan, yang berisi tentang distribusi jam kunjungan pengawas. (iii) Rencana Program Supervisi (RPS) Rencana program supervisi madrasah adalah rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh pengawas dalam setiap kali kunjungan. Komponen RPS antara lain: tujuan, sasaran, kegiatan, alokasi waktu, dan teknik supervisi. Tujuan supervisi, berisi jawaban dari pertanyaan tentang apa yang diharapkan oleh seorang pengawas dalam program pembinaan dan peningkatan profesionalisme sumber daya

142
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

manusia di madrasah. Sasaran supervisi berisi jawaban dari pertanyaan tentang apa dan atau siapa yang akan disupervisi oleh seorang pengawas. Kegiatan supervisi, berisi apa saja langkah-langkah yang ditempuh oleh pengawas dalam melakukan supervisi di madrasah. Alokasi waktu berisi tentang berapa waktu yang digunakan oleh pengawas dalam melaksanakan masing-masing kegiatan supervisi. Teknik kunjungan madrasah, berisi tentang bagaimana cara yang digunakan oleh pengawas dalam melaksanakan supervisi. Ada beberapa teknik supervisi yang dapat digunakan oleh seorang pengawas dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh madrasah, baik teknik yang bersifat individual maupun yang bersifat kelompok. Teknik yang bersifat individual dilakukan oleh pengawas untuk mensupervisi masing-masing guru, kepala madrasah atau staf madrasah, misalnya dengan menggunakan teknik kunjungan kelas, percakapan pribadi, kunjungan antar kelas, atau menilai diri sendiri. Teknik yang bersifat kelompok ialah teknik yang dilaksanakan bersama-sama oleh pengawas dengan sejumlah guru dalam satu kelompok kerja (unit kerja). Teknik ini dapat berbentuk diskusi maupun pertemuan ilmiah. Diskusi dapat dilakukan antar guru bidang studi, guru serumpun, atau antar warga madrasah. Sedangkan pertemuan ilmiah dapat berbentuk workshop, seminar, dan lokakarya.

(iv) Melakukan Kunjungan ke Madrasah Pengawas perlu melakukan kunjungan ke madrasah untuk membantu kepala madrasah dan guru dalam pengembangan kurikulum. Pada saat kunjungan madrasah pengawas menggunakan instrument Rencana Kunjungan Madrasah dengan rincian kegiatan berapa jam dalam sehari sehingga pengawas memiliki program yang rinci dan jelas. (v) Melakukan Observasi Kelas Tujuan observasi kelas adalah untuk memantau bagaimana pelaksaaan kurikulum di madrasah. Observasi kelas merupakan tugas penting bagi pengawas untuk membantu dan membina guru dalam mengimplementasikan rencana kurikulum yang ada pada dokumen KTSP . Ada beberapa rambu-rambu tugas pengawas dalam melakukan observasi kelas, yaitu: Tahap sebelum observasi kelas: o Mengamati prota dan promes o Mengamati Silabus o Mengamati RPP ( memahami kompetensi apa yang akan diajarkan, kegiatan belajar yang akan dilakukan untuk mencapai KD, metode yang dipakai oleh guru, materi yang diajarkan, indikator yang diharapkan tercapai,
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

143

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

sistem penilaian yang digunakan, sumber belajar yang akan digunakan, dan alokasi waktu yang dirancang dalam pembelajaran) o Mengamati media atau alat bantu yang dibutuhkan dan dipersiapkan guru o Mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi guru dalam pengembangan RPP o Melakukan perbincangan dengan guru yang bersangkutan tentang pelaksanaan observasi secara akrab, sehingga guru tersebut tidak merasa diawasi yang sering menimbulkan kekakuan dan kegerogian Tahap pelaksanaan observasi kelas Pada tahap ini pengawas melakukan: o Observasi kelas sekitar 30-40 menit o Duduk di bangku paling belakang o Mengamati aktivitas guru o Mengamati apa yang dilakukan oleh siswa o Mengamati lingkungan kelas, seperti pajangan kelas dan media pembelajaran yang ada di kelas o Menggunakan instrumen observasi yang telah disiapkan dan melakukan pencatatan terhadap proses pelaksanaan observasi Tahap sesudah observasi kelas o Setelah melakukan observasi kelas, pengawas melakukan diskusi dengan guru o Menanyakan bagaimana perasaan guru dalam proses pembelajaran o Menayakan apakah ada kesulitan yang ditemukan dalam proses pembelajaran o Membahas hasil pengamatan dan cara mengatasinya, contoh pengawas menanyakan mengapa guru hanya menulis di papan tulis dengan membelakangi siswa; atau mengapa guru hanya jalan-alan di kelas. o Menanyakan kepada guru bagaimana cara mengatasi kesulitan yang ditemui dalam pembelajaran o Menanyakan kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaannya o Menanyakan bantuan yang dibutuhkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran o Memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan pertanyaan Tahap pasca observasi kelas Setelah melakukan observasi kelas, pengawas perlu melakukan

144
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

wawancara dengan guru. Tujuan wawancara ini adalah: o Menggali pengalaman-pengalaman positif dari guru dalam pembelajaran yang dapat didesiminasikan ke madrasah lain o Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran dan pelaksanaan kurikulum Selain itu, pengawas harus mempersiapkan instrumen observasi untuk memantau sejauh mana guru dapat mengimplementasikan perencanaan kurikulum yang telah dipersiapkan di madrasah dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri guru sehingga pengawas dapat memberikan umpan balik untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan pelaksanaan kurikulum di madrasah. Adapun format instrumen observasi kelas dan wawancara dapat dilihat pada lampiran 09. (vi) Memonitor Dokumen Kurikulum Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan monitoring terhadap dokumen kurikulum, yaitu: Tahap Sebelum Pengamatan Dokumen o Pengawas melakukan wawancara dengan kepala madrasah tentang perlunya melakukan review kurikulum dan perangkat kurikulum apa yang telah dikembangkan o Bersama-sama kepala madrasah membahas hal-hal yang akan diamati dalam mereview KTSP dokumen 1, silabus, dan RPP Tahap Pengamatan Dokumen o Pengawas melakukan pengamatan kelengkapan dokumen dan kesesuaian antar komponen dalam dokumen yang dimiliki madrasah dengan menggunakan instrument monitoring, evaluasi kelengkapan dan ketepatan dokumen KTSP (Lihat lampiran 05 dan 06) o Pengawas melakukan pengamatan terhadap ketepatan komponen silabus dan RPP (bisa secara sampel diamati sendiri oleh pengawas atau pengawas membina guru/ kepala madrasah untuk menilai sendiri, penilaian sejawat). (Lihat lampiran 07 dan 08 : instrument monitoring dan evaluasi pengembangan Silabus dan RPP) o Pengawas menambahkan komentar-komentar terhadap KTSP , silabus, dan RPP yang diamati. Tahap Diskusi Hasil Temuan o Pengawas bertemu dengan kepala madrasah dan para guru untuk membahas temuan dalam dokumen kurikulum yang dikembangkan o Secara bersama-sama menentukan tindak lanjut dan mendiskusikan strategi atau cara untuk melengkapi dokumen yang kurang atau memperbaiki yang kurang
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

145

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

tepat. o Pengawas memotivasi guru dan kepala madrasah dalam memperbaiki dokumen kurikulum (vii) Melakukan penilaian terhadap kinerja kepala madrasah Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal berikut. Sejauh mana kepala madrasah melakukan pengelolaan kurikulum di madrasah Sejauh mana kepala madrasah melakukan pembinaan dan fasilitasi dalam pengembangan kurikulum di madrasah Bagaimana kemampuan kepala madrasah untuk membantu guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam implementasi kurikulum.( lihat lampiran 10 : instrumen monitoring dan evaluasi kinerja kepala madrasah dalam pengembangan kurikulum) Format-format rancangan supervisi yang dapat digunakan kepala madrasah dipaparkan berikut:
No. Tanggal Nama guru yang d ip a n t a u Tahap yang d il a k u k a n

P r o s e s P e la k s a n a a n S u p e r v i s i No. Tanggal

Nama guru y a n g d ip a n t a u

Cara

Hasil

Tindak lanjut Supervisi


No. Tanggal Nama guru yang d ip a n t a u B e n t u k T in d a k Lanjut

146
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sesi 6

Analisa Hubungan Pengembangan KTSP dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian dan Standar kompetensi Lulusan
Kegiatan 6 ini bertujuan agar peserta memahami hubungan pengembangan KTSP dengan Standar Nasional Pendidikan dalam rangka mencapai akreditasi bermakna untuk peningkatan kualitas madrasah. Dari delapan standar nasional tersebut, KTSP berkaitan dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian. Maksud sesi 6 ini adalah membekali peserta memahami peranan KTSP dalam akreditasi madrasah yang bermakna. Sebagai bekal mengerjakan tugas pada sesi 6 ini akan disajikan format pendokumentasian standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan pendokumentasian standar penilaian.

Tujuan
Setelah melakukan enam ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut: 1) Menjelaskan peranan pengembangan KTSP dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan 2) Mempraktikkan penggunaan format pendokumentasian Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan pada tahapan pengembangan KTSP

Skenario Pelatihan Media / Alat


Kertas plano, spidol, kertas HVS.

Waktu 1. 50 menit

Kegiatan
1. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok (kelompok asal) untuk mengkaji peranan KTSP dengan 4 standar. 2. Setiap individu dalam kelompok mendapatkan topik yang berbeda. 3. Membentuk kelompok ahli. Masing individu yang mendapatkan topik yang sama mendiskusikan topik tersebut.

Metode
Jigsaw

147

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Waktu 1. 50 menit

Kegiatan
.4. Masing-masing individu dari kelompok ahli tersebut kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusinya. 5. Kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. 6. Pelatih memberikan penguatan.1. 1. Setiap kelompok mendapatkan format pendokumentasian dan mengisinya. 2. Setiap kelompok mengidentifikasi masalah pada kolom kegiatan yang berisi keterangan tidak , mengumpulkan data, dan menganalisisnya. 3. Setiap kelompok menghasilkan pemecahan masalah dan memilih cara pemecahannya. 4. Merencanakan penerapan pemecahan masalah 5. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. 6. Pelatih memberikan penguatan.

Media / Alat

Metode

2. 70 menit

Kertas plano, format pendokumentasian

Problem solving

Bacalah format-format berikut untuk mendokumentasikan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan KTSP! Diskusikan dengan teman Anda untuk mengisi format-format berikut!

A. Pendokumentasian Standar Isi pada Tahap Lokakarya Penyusunan KTSP Pada tahap lokakarya pengembangan KTSP dan penyusunan silabus/ RPP ada beberapa pendokumentasian yang perlu dilakukan. Pendokumentasian tersebut direfleksi dengan panduan berikut.
Nilailah apakah mekanisme penyusunan KTSP baik dokumen 1 dan dokumen 2 yang dilakukan di madrasah Anda sudah memenuhi syarat berikut!

148

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kegiatan
Lokakarya pengembangan KTSP melibatkan tim penyusun (guru, konselor, kepala madrasah, komite/ yayasan) Dilakukan melalui workshop di madrasah (sudah dibuat berita acara dan notulen workshop) Melakukan kegiatan review dan revisi (dibuktikan ada perubahan hasil pengembangan awal dan revisi) Menghadirkan narasumber Finalisasi KTSP Pemantapan dan penilaian Pendokumentasian hasil penyusunan kurikulum (format-format pelaksanaan konseling, ekskul, daftar/ dokumen tambahan jam dan kegiatan remidial dan pengayaan, dokumen muatan lokal, pembiasaan, dsb.) Apakah sudah dilakukan pendokumentasian lima pilar pembelajaran (program pengajian, siraman rohani, PMR, pramuka, dsb., dokumen silabus/ RPP dengan skenario pembelajaran di alam/ memberdayakan kondisi alam, dan dokumen kegiatan pembelajaran pada silabus atau RPP dengan mengaitkan sosial budaya) Apakah sudah dibuat berita acara dan notulen hasil lokakarya pengembangan KTSP dokumen 1 Apakah sudah dibuat berita acara dan notulen hasil lokakarya pengembangan silabus dan RPP

Ya

Tidak

149
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

B. Pendokumentasian Standar Proses

RPP pada semua Mata Pelajaran Mata Pelajaran KD yang telah dibuat RPP Penanggung jawab

Pendokumentasian Standar Proses pada Tahap Pelaksanaan Supervisi Secara rinci dokumen supervisi bisa disusun dengan bantuan tabel berikut.
No. Tanggal Nama guru yang d ip a n t a u Tahap yang d il a k u k a n

Proses Pelaksanaan Supervisi


No. Tanggal Nama guru y a n g d ip a n t a u Cara Hasil

Tindak lanjut Supervisi


No. Tanggal Nama guru yang d ip a n t a u B e n t u k T in d a k Lanjut

C. Pendokumentasian Standar Kompetensi Lulusan pada Tahap Pelaksanaan KTSP

Pendokumentasian SKL bisa berupa foto kegiatan pembelajaran, hasil siswa/ karya siswa, atau dokumen lain No. Mata Pelajaran IPTEK Kelas KKM

150

Modul KTSP di Madrasahpotensinya Menuju Akreditasi Bermakna yang Pengembangan menyadari dan menyadari

Kegiatan belajar yang berkaitan dengan pengalaman menunjukkan rasa keingintahuan

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pendokumentasian SKL bisa berupa foto kegiatan pembelajaran, hasil siswa/ karya siswa, atau dokumen lain No. Mata Pelajaran IPTEK Kelas KKM

Kegiatan belajar yang berkaitan dengan pengalaman menunjukkan rasa keingintahuan yang menyadari dan menyadari potensinya No. Jenis kegiatan Kelas/ jumlah siswa KD yang mengikuti

Kegiatan belajar yang berkaitan dengan pengalaman menganalisis gejala alam dan sosial budaya No. Jenis kegiatan Kelas KD

Kegiatan belajar yang berkaitan dengan penggunaan bergabai sumber belajar. fasilitas No. Jenis fasilitas Bahan ajar Buku teks Perpustakaan Laboratorium Internet Kelas KD

Kegiatan belajar yang berkaitan dengan pengalaman kegemaran membaca dan menulis budaya No. Jenis kegiatan Kelas/ jumlah siswa KD yang mengikuti

Dengan melihat tabel di atas dapat dipahami bahwa perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran mengarah pada pendidikan karakter. Pembentukan nilai personal, sosial, nasionalis, menjaga keamanan/ kesehatan diri, dan kepekaan terhadap masalah lingkungan sekitar serta kemampuan berkomunikasi baik lisan maupu tertulis. Dengan demikian, kegiatan menuju akreditasi bermakna perlu merancang penyusunan dan pelaksanaan RPP yang menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan pengalaman belajar pada tabel di atas. Kegiatan pembelajaran pada RPP ada yang mengaitkan dengan kondisi lingkungan sosial, keamanan dan keselamatan diri

151
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

siswa, membaca/ menulis/ menyimak dan berbicara, pemanfaatan waktu luang dengan minat baca, merangsang keingintahuan, dan sebagainya. D. Pendokumentasian Standar Penilaian
Berilah tanda cek apakah kegiatan berikut sudah dilaksanakan di madrasah Anda! Setelah diidentifikasi rancanglah jadwal untuk melakukan kegiatan yang belum dilaksanakan!

Kegiatan Perencanaan dan review penilaian dalam silabus (silabus menggunakan beragam alat penilaian sesuai karakterisyik kompetensi dasar suatu mapel) pengembangan instrumen buatan guru berdasarkan silabus dan pedoman penilaian/ rubrik (kesesuaian indikator dengan bentuk penilaian) Sosialisasi rancangan dan kriteria penilaian kepada siswa (dibuktikan dengan bahan yang dibagikan kepada siswa) Perencanaan dan review buku nilai untuk pengarsipan nilai tes, nilai pengamatan, dan nilai tugas terstruktur/ mandiri Analisis hasil belajar siswa dan pengolahan Buku penghubung guru dan orangtua dan bukti kerja siswa yang dikembalikan Program remedial dan pengayaan Catatan/ arsip laporan penilaian akhlak dari guru mapel kepada guru agama

Pelaksanaan (sudah/ belum)

Jadwal Rencana Pelaksanaan

152
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Catatan/ arsip laporan penilaian kepribadian kepada guru PKn atau guru kelas Surat undangan, berita acara rapat, hasil rapat, surat keputusan kamad tentang kepanitiaan UTS, UAS Surat undangan, berita acara rapat, hasil rapat kenaikan kelas Surat undangan, berita acara rapat, hasil rapat penentuan nilai akhir mapel ESTETIKA, dan ORKES Surat undangan, berita acara rapat, hasil rapat Mapel agama dan akhlak mulia, kwarganegaraan, dan IPTEK Dokumen undangan wali murid, daftar hadir orangtua, dan buku laporan pendidikan Laporan pencapaian hasil belajar Rapat kelulusan yang dihadiri guru kelas, guru mapel, dan kepala madrasah Berita acara rapat penerimaan siswa baru. Tanda terima surat keterangan hasil ujian akhir madrasah Bukti hasil karya siswa yang dikembalikandisertai balikan maupun komentar

153
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Cermatilah format-format berikut untuk melaksanakan Standar Penilaian! No Nama guru/ Mata Kegiatan remedial dan pelajaran pengayaan yang dilakukan

Pelaporan hasil penilaian mata pelajaran pada akhir semester No. Kategori Jumlah 1. Guru yang sudah melaporkan 2. 3. 4. Pelaporan hasil penilaian akhlak pada akhir semester dari guru selain guru agama No. Kategori Jumlah 1. Guru yang sudah melaporkan 2. 3. 4. Koordinasi ulangan tengah semester, akhir, dan kenaikan kelas No. Acara Tanggal rapat Jumlah yang hadir 1. Koordinasi ulangan tengah semester, akhir, dan kenaikan kelas 2. 3. 4. Penentuan Nilai Akhir kelompok mapel Estetika dan kelompok mapel pendidikan ORKES No. Acara Tanggal rapat Jumlah yang Hasil putusan hadir 1. Penentuan Nilai Akhir kelompok mapel Estetika dan kelompok mapel pendidikan ORKES 2. 3. 4. Hasil putusan

154
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kwarganegaraan, dan Kepribadian, Estetika dan kelompok mapel pendidikan ORKES No. Acara Tanggal rapat Jumlah yang Hasil putusan hadir

Pelaporan hasil penilaian kepribadian pada akhir semester dari guru di luar guru kwarganegaraan No. Kategori Jumlah 1. Guru yang sudah melaporkan 2. 3. 4. Pertemuan Pelaporan kepada orang tua pada akhir semester No. Acara Tanggal rapat Jumlah yang hadir Hasil putusan

Setelah membaca format-format di atas dan merefleksikan pelaksanaan kegiatan pengembangan KTSP di madrasah Anda, diskusikan hal-hal berikut! Bahan Diskusi 1. Apa manfaat yang dapat dipetik dari pendokumentasian pengembangan KTSP dalam kaitannya dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan? 2. Masalah apa yang akan dihadapi pada waktu pendokumentasian pengembangan KTSP dalam kaitannya dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan? Bagaimana cara mengatasi masalah yang muncul berkaitan dengan pendokumentasian pengembangan KTSP? TUGAS KREATIF Untuk memberikan pemahaman hubungan pengembangan KTSP dengan SNP , isilah tanda SI pada tanda kurung di depan pernyataan jika menurut Anda pernyataan berikut berkaitan dengan Standar Isi, SPr jika berhubungan dengan Standar Proses, SP jika berhubungan dengan Standar Penilaian, dan SKL jika berhubungan dengan Standar Kompetensi Lulusan. a. (..... ) Menjabarkan silabus menjadi RPP b. (..... ) Melaksanakan pengelolaan kelas dalam pembelajaran tanpa menimbulkan rasa takut c. (..... ) Melaksanakan pembelajaran menggunakan metode kooperatif untuk membenrtuk kerja sama
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

155

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

d. (..... ) Melaksanakan pembelajaran dengan mengaitkan pemecahan masalah di lingkungan siswa secara kontekstual e. (..... ) Mengadakan pameran puisi dan esai tentang indahnya keragaman Indonesia f. (..... ) Mengadakan festival akhir semester dengan tema budaya lokalsebagai wujud kecintaan budaya daerah (festival dalang cilik, dai cilik dengan bahasa daerah, pentas seni dengan menggunakan bahasa daerah, jamu tradisional, makanan tradisional, dan sebagainya) g. (..... ) Kerja bakti bersama untuk menjaga kesehatan bersama (melakukan 3 M di lingkungan sekolah, di rumah masing-masing, h. (..... ) Melakukan proyek pemisahan sampah kering dan basah di sekolah, proyek penulisan i. (..... ) Pengaitan pembelajaran untuk menghasilkan poster makanan sehat, kebiasaan hidup sehat, dan menghindari kebiasaan buruk, kebiasaan baik mengisi waktu luang, dan j. (..... ) Menjadi panitia donor danah di UKS sekolahnya k. (..... ) Festival batik (melukis dan membuat batik) l. Pameran budaya nusantara (keramik nusantara, kesenian nusantara, m. (..... ) Penanaman pohon, pembersihan DAS sungai n. (..... ) Pembersihan lingkungan/ tempat bersejarah, museum, pengecatan lokomotif bersejarah, o. (..... ) Kerja bakti bersama, kegiatan sosial bersama, kegiatan kebangsaan bersama dengan anggota sekolah lain yang berbeda agama, sosial ekonomi, maupun gender/ ras p. (..... ) Modifikasi wayang dalam bentuk games interaktif, wayang karton, dan bentuk kreatif lain a) Identifikasi kegiatan untuk mencapai SKL dengan melengkapi tabel berikut! Identifikasilah kegiatan pembelajaran atau kegiatan ekstra kurikuler yang akan dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar seperti pada SKL berikut!

Pengalaman belajar
Pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif Pengalaman belajar yang berkaitan dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan menyadari potensinya

Bukti
Kegiatan belajar pada RPP mapel IPTEK menggunakan metode pembelajaran yang menumbuhkan kemampuan berpikir kritis kreatif Kegiatan belajar pada RPP mapel IPTEK menggunakan metode pembelajaran yang menumbuhkan rasa ingin tahu tinggi dan berpikir reflektif agar siswa menyadari potensinya

Kegiatan yang dilaksanakan

156

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial

Dibuktikan dengan dokumen: (1) RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang memuat kegiatan pembelajaran yang menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial, dan (2) kumpulan hasil diskusi siswa, kumpulan kliping, laporan kegiatan hasil analisis tentang terjadinya gempa bumi, banjir, gejala sosial, pengangguran, dan lain-lain Dibuktikan dengan dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 75% siswa seperti: mengunjungi perpustakaan, mengakses internet, sumber-sumber belajar lapangan (misalnya museum, kebun raya, cagar budaya, dan lain-lain) Dibuktikan dengan dokumen RPP yang mencantumkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca dan menulis dibuktikan dengan dokumen RPP yang mengaitkan materi pembelajaran dengan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial dan fisik Dibuktikan dengan dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 75% siswa seperti: pekan bahasa, seni dan budaya, pentas seni, pameran lukisan, teater, latihan tari, latihan musik, keterampilan membuat karya seni, dan lain sebagainya Dokumen tata tertib madrasah/ madrasah, bukti pelaksanaan sosialisasi tata tertib, catatan pelanggaran, catatan pemberian sanksi, catatan penyuluhan narkoba dan lain-lain Dibuktikkan dengan dokumen kegiatan satu tahun terakhir yang melibatkan siswa secara aktif dalam: (1) diskusi tentang keberagaman budaya berbagai bangsa, (2) peringatan hari-hari besar nasional dan internasional, (3) peringatan harihari besar keagamaan, (4) pentas seni budaya berbagai negara, dan (5) bulan bahasa (nasional dan internasional), dan lain-lain

Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif melalui pemanfaatan sumber belajar: (1) bahan ajar, (2) buku wacana, (3) perpustakaan, (4) laboratorium, dan (5) internet. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial dan fisik

Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal

Dapat mematuhi aturanaturan sosial yang berlaku di lingkungannya

Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia

157

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang

Untuk dapat menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak

Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi Belajar bekerjasama dalam kelompok, tolongmenolong dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari

Dibuktikan dengan adanya kegiatan pembiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang seperti: (1) kegiatan bersih seperti 5K, (2) lomba madrasah sehat, (3) pekan olahraga madrasah, (4) polisi siswa, (5) pembiasaan cuti tangan, (6) praktik gosok gigi yang benar, dan lain-lain Dibuktikan dengan adanya dokumen kegiatan: (1) pembiasaan memberi salam, (2) pembiasaan membaca doa, (3) pembiasaan beribadah sesuai dengan agamanya, (3) penyelenggaraan berbagai kegiatan lain yang bernuansa keagamaan Dibuktikan dengan adanya dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 90% siswa seperti: peringatan hari-hari besar nasional dan internasional, peringatan hari besar kegamaan, pentas seni budaya berbagai negara, bulan bahasa, dan lain-lain Dibuktikan dengan dokumen RPP yang memuat metode cooperative learning Dibuktikan dengan dokumen RPP yang memuat metode problem solving/problem based learning Dibuktikan dengan adanya dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 90% siswa seperti: penugasan latihan keterampilan menulis siswa, hasil portofolio siswa, buletin internal karya siswa, majalah dinding yang terisi dengan rubrik tulisan terbaru, hasil karya siswa yang memperoleh penghargaan/pujian, latihan drama, daftar para juara lomba pidato serta penulisan karya tulis, laporan kunjungan ke industri, laporan studi kunjungan lapangan seperti ke museum dan lain-lain. Dibuktikan dengan dokumen hasil karya siswa yang memperoleh penghargaan seperti: lomba keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung

Berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung

158

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sesi 7

Praktik Mengevaluasi Pengembangan KTSP


Maksud dari sesi 7 ini adalah memberikan keterampilan kepada peserta agar dapat mengevaluasi pengembangan KTSP berdasarkan indikator keberhasilannya dan menyusun rencana tindak lanjutnya .

Tujuan
Setelah melakukan tujuh ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut: 1) Menjelaskan aspek yang perlu dievaluai dalam pengembangan KTSP . 2) Melakukan praktik evaluasi pengembangan KTSP . 3) Menyusun rencana tidak lanjut setelah melakukan praktik evaluasi.

Skenario Pelatihan

Waktu 1. 10 menit

Kegiatan
1. Peserta dibagi ke dalam kelompok. 2. Curah pendapat tentang aspek yang perlu dievaluai dalam pengembangan KTSP . 2. Pelatih memberikan penguatan Peserta dibagikan format evaluasi dan mengisinya. 3. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada kolom jawaban tidak. 4. Mendiskusikan pemecahan masalah dan memilih langkah pemecahannya. 5. Menyusun rencana tindak lanjut penyempurnaan KTSP

Media / Alat
Kerta plano, spidol

Metode
Curah pendapat

2. 30 menit

Format evaluasi

praktik

3. 80 menit

Kertas plano, spidol

Problem solving

159
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Mengevaluasi Keseluruhan Pelaksanaan KTSP

Dokumen 1 dan Dokumen 2 disusun untuk dilaksanakan. Untuk itu, pada akhir tahun ajaran perlu dilakukan review KTSP untuk melihat keterlaksanaan dan memperbaiki program-program yang kurang berhasil. Rubrik berikut dapat digunakan sebagai alat bantu untuk merleksikan keseluruhan pelaksanaan kurikulum dalam satu tahun ajaran. Indikator Keberhasilan KTSP Berikut adalah rambu-rambu indikator yang dapat dipergunakan untuk mengevaluasi keberhasilan pengembangan kurikulum mulai dari tahap perencanaan sampai dengan evaluasi sebagai berikut. Tabel 20: Rambu-rambu Indikator Keberhasilan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

No
01.

Tahap
Perencanaan

Indikator
Ketepatan kegiatan perencanaan kurikulum Membentuk tim kurikulum madrasah/ madrasah Melakukan analisis konteks untuk menentukan karakteristik muatan kurikulum Kegiatan pengembangan kurikulum dilakukan secara bersama antara kepala madrasah, guru, pengawas, komite, wakil masyarakat/ stakeholder Ketepatan KTSP dokumen 1 Kurikulum/KTSP dokumen 1 yang disusun mengandung komponen yang lengkap (visi, misi, tujuan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan) Komponen kurikulum dalam dokumen 1 sesuai dengan konteks madrasah, konteks daerah, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik Visi, misi, tujuan sesuai dengan konteks madrasah dan rumusannya tepat Struktur dan muatan kurikulum mengandung muatan wajib struktur kurikulum nasional dan menambahkan muatan yang sesuai dengan konteks madrasah

Ya

Tidak

160

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP
No

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tahap

Indikator
Semua komponen struktur dan muatan kurikulum lengkap dan sesuai dengan Standar Isi/ SKL dan konteks madrasah/ daerah (struktur kurikulum, komposisi mata pelajaran dengan tujuan/ SKLnya, muatan lokal dengan jenis, tujuan, dan aturan pelaksanaannya, pengembangan diri dengan jenis, tujuan, dan aturan pelaksanaannya, beban belajar, ketuntasan minimal, penilaian dan kelulusan, unggulan lokal, unggulan global) Terdapat kalender pendidikan yang sesuai dengan konteks madrasah dan aturan minimal pekan efektif Adanya kelengkapan komponen dokumen 2 KTSP yang minimal berupa silabus dan RPP seluruh mata pelajaran, Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar Muatan Lokal, Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. Semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan dunia usaha dan dunia kerja. Isi kurikulum mengatur pengembangan kecakapan hidup (keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional) Apakah hasil tahap perencanaan cukup memadai Apakah kendala yang dialami dan seberapa efektif solusi yang dilakukan?

Ya

Tidak

161
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

No
02.

Tahap
Pelaksanaan

Indikator
Apakah terdapat motivasi yang tinggi untuk melaksanakan tugas masingmasing pelaksana kurikulum? Apakah terdapat deskripsi tugas dan petunjuk teknis yang jelas sehingga setiap orang tahu apa yang harus dilakukan dalam pelaksanaan kurikulum? Apakah telah ada jadwal yang sesuai dan dipahami oleh orang-orang yang harus melakukannya? Kegiatan pembelajaran sudah berorientasi pada melayani siswa belajar, bagaimana seharusnya siswa belajar. Guru sebagai motivator, fasilitator dan mengorganisir pengalaman belajar siswa. Apakah proses pelaksanaan kurikulum berjalan lancar dan tepat waktu? Bagaimana keterlaksanaan kegiatan pembiasaan, ekstra kurikuler, konseling, dan pembelajaran Apakah terdapat dukungan kebijakan, panduan dan tata tertib untuk mengatur terselenggaranya pelaksanaan kurikulum? Apakah proses pelaksanaan kurikulum tepat waktu? Bagaimana kesesuaian pelaksanaan pembelajaran untuk semua mata pelajaran dan muatan lokal dengan struktur dan muatan kurikulum yang telah ditetapkan pada dokumen 1 KTSP? Bagaimana kesesuaian pelaksanaan program pengembangan diri (keteladanan, ekstrakurikuler, dan konseling) dengan program yang telah ditetapkan pada dokumen 1 KTSP? Apakah pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan silabus/ RPP yang direncanakan? Apakah semua personal sudah mengerjakan tugas sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya ? Apakah ketersediaan format/sarana pendukung untuk memudahkan

Ya

Tidak

162

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP
No

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tahap

Indikator
pelaksanaan kurikulum memadai? Apa saja kendala dan kesulitan yang muncul dalam pelaksanaan/ implementasi? Apakah kepala madrasah mengendalikan proses pelaksanaan dengan menyusun panduan /aturan yang sesuai? Apakah kepala madrasah melakukan pengendalian secara maksimal untuk melaksanakan kurikulum (pengerahan sumber daya dan sumber-sumber yang lain untuk melaksanakan kurikulum)? Apakah Komite madrasah mendukung pelaksanaan/ memberi fasilitas / dukungan yang sesuai? Apakah terdapat koordinasi yang baik sehingga pelaksanaan kurikulum berjalan efektif? Apakah pelaksanaan kurikulum dapat mencapai tujuan yang diharapkan? Apakah hasil tahap pelaksanaan kurikulum memadai untuk mencapai tujuan? Apakah kendala yang dialami dalam pelaksanaan kurikulum dan seberapa efektif solusi yang telah dilakukan? Adakah upaya memberi solusi yang efektif untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan kurikulum?

Ya

Tidak

03.

Monitoring

Apakah telah dikembangkan sistem pengawasan yang efektif untuk melaksanakan monitoring kurikulum? Apakah Kepala Madrasah melaksanakan perannya dengan baik untuk mengobservasi pelaksanaan, memfasilitasi konsultasi dengan para guru, memberikan masukan/ pengarahan agar pelaksanaan berjalan sesuai yang diharapkan, mengadakan pertemuan untuk membahas pelaksanaan dan mengatasi masalah yang timbul, memfasilitasi media/ sumber pembelajaran? Apakah Pengawas melaksanakan
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

163

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

No

Tahap

Indikator
perannya dengan baik untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran, berwawancara dengan siswa, pelaksanaan pelayanan konseling, ekstrakurikuler, mengobservasi penggunaan media pembelajaran, memfasilitasi konsultasi dengan para guru, memberikan masukan/ pengarahan agar pelaksanaan berjalan sesuai yang diharapkan, memberikan masukan untuk memperbaiki pelaksanaan yang kurang tepat? Apakah Komite melakukan peran pengawasan dalam pelaksanaan kurikulum, mengobservasi pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pelayanan konseling, ekstrakurikuler, penggunaan media pembelajaran? Apakah waktu pelaksanaan monitoring dilakukan secara tepat (terintegrasi dengan proses pelaksanaan) bukan pada akhir? Apakah terdapat koordinasi yang kompak untuk pelaksanaan monitoring? Seberapa efektif solusi yang telah dilakukan?

Ya

Tidak

04.

Evaluasi

164

Apakah sudah dikembangkan sistem evaluasi yang efektif dalam evaluasi kurikulum ? Apakah telah dilaksanakan sistem evaluasi secara komprehensif? Apakah kepala madrasah melaksanakan perannya dengan baik untuk mengumpulkan data pelaksanaan sebagai bahan evaluasi, menganalisisnya dan melakukan evaluasi terhadap hasil, proses, dan dampak secara menyeluruh? Apakah proses evaluasi terkoordinasikan dengan baik? Apakah guru, dan warga madrasah dilibatkan dalam proses evaluasi? Apakah komite madrasah melaksanakan perannya dengan

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP
No

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tahap

Indikator
baik untuk mengumpulkan data dan melakukan evaluasi hasil, proses, dan dampak secara menyeluruh? Apakah KanKemenag dan Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten terlibat secara sinergis mendukung perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kurikulum? Apakah hasil evaluasi telah ditindak lanjuti?

Ya

Tidak

Revisi atau Perbaikan KTSP Hasil evaluasi keterlaksanaan kurikulum dan kendala yang dihadapi akan ditindaklanjuti dengan revisi perbaikan komponen dokumen 1 dan komponen dokumen 2. Revisi bisa dilakukan karena alasan berikut. a. Ekskul yang kurang pembina sehingga keterlaksanaannya rendah b. KKM perlu ditingkatkan karena memiliki ketercapaian yang tinggi c. Metode pemecahan masalah perlu ditambahkan karena belum diimplementasikan pada berbagai mata pelajaran? d. Waktu untuk kompetensi dasar tertentu masih kurang sehingga harus ditambahkan pada RPP berikutnya.

165
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Nama: Tanggal:

Soal Tes Akhir (Post Test)

1. Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan adalah ... A. Alat untuk menganalisis kebutuhan masyarakat dan memetakan perkembangan tuntutan masyarakat B. alat untuk mencapai tujuan dan sebagai pedoman mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah C. alat untuk menganalisis konteks dan memetakan perkembangan siswa D. alat memberikan pertimbangan berdasarkan nalisis konteks dan analisis kebutuhan 2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan. Hal ini dilakukan untuk ... A. mencapai tujuan madrasah secara maksimal B. menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional C. menjamin akreditasi yang komprehensif D. mencapai tujuan umum dan tujuan khusus 3. KTSP disusun untuk mencapai tujuan tertentu dengan mengadakan penyesuaian ... A. kekhasan, kondisi/ potensi daerah, satuan pendidikan, serta kondisi peserta didik B. kondisi komite madrasah, kompetensi guru, sarana prasarana yang mendukung C. kondisi jumlah siswa, komite madrasah, kompetensi guru, sarana prasarana yang mendukung, dan media pembelajaran yang tersedia D. tujuan madrasah, visi-misi, dana yang tersedia, sarana prasarana, kondisi geografis madrasah 4. KTSP sebagai kurikulum yang disusun di tingkat satuan pendidikan didefinisikan sebagai ... A. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, waktu pelaksanaan, dan kelompok mata pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu B. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu C. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, metode, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

166

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

D. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, bahan pelajaran, media yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu 5. Langkah awal penyusunan KTSP diawali dengan .... A. menganalisis SK dan KD B. menganalisis konteks C. menyusun visi-misi D. menyusun kalender pendidikan 6. Pernyataan di bawah ini yang TIDAK sesuai untuk kegiatan pengembangan diri A. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. B. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat C. Pengembangan diri setiap peserta didik disamakan dengan sekolah lain yang setara dari segi kemampuan dan keterampilannya D. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler dan pembiasaan 7. Standar isi berisi hal-hal berikut KECUALI ... A. Struktur kurikulum B. Materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai SKL jenjang tertentu C. Standar kompetensi dan kompetensi dasar D. Proses supervisi 8. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pada lampiran Standar Isi mengatur.. A. Kelompok mata pelajaran, prinsip pengembangan, prinsip pelaksanaan, struktur kurikulum B. Standar Kompetensi lulusan tiap mata pelajaran, tiap jenjang, dan tiap kelompok mata pelajaran C. Beban belajar tingkat SD/ MI, SMP/MT, D. Semua benar 9. Tim penyusun kurikulum pada satuan pendidikan MI dan MTs adalah .... A. guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota, komite madrasah, dan nara sumber, serta pihak lain
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

167

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

yang terkait. B. kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota, komite madrasah,orangtua, paguyuban kelas, dan Mapenda C. kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota, komite madrasah, dan orang tua, dan pihak lain yang terkait. D. guru, konselor, dan kepala madrasah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. 10. Di bawah ini merupakan pernyataan yang sesuai dengan kegiatan penyusunan KTSP A. merupakan bagian dari kegiatan perencanaan madrasah. B. Kegiatan penyusunan kurikulum berupa rapat kerja dan/atau lokakarya madrasah C. Kegiatan penyusunan kurikulum berupa rapat kerja dan/atau lokakarya kelompok madrasah D. Semua benar 11. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi.... A. Perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kurikulum secara komprehensif B. Penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, finalisasi, pemantapan dan penilaian C. Perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan sesuai prinsip pengembangan KTSP D. Penyiapan dan penyusunan draf, reviu, finalisasi, pemantapan dan pengesahan 12.Pengembangan KTSP mengacu pada ... A. Standar Isi B. Standar Kompetensi Lulusan C. pertimbangan komite madrasah D. semua benar 13. Di bawah ini yang mencakup prinsip pelaksanaan KTSP adalah... A. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. B. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik. C. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. D. Semua benar

168
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

14. Pertanyaan di bawah ini sesuai untuk memonitor pelaksanaan KTSP ... A. Apakah struktur dan muatan kurikulum serta beban belajar dilaksanakan sesuai dengan Standar Isi? B. Apakah pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/ atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik. C. Apakah kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan? D. Semua benar 15. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup ... A. standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. B. kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, media, dan sumber/bahan/ alat belajar C. standar kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ bahan/alat belajar. D. kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ bahan/alat belajar. 16. Indikator pencapaian kompetensi disusun sebagai acuan .... A. Kegiatan pembelajaran B. Kegiatan penilaian C. Kegiatan perencanaan KTSP D. Pemilihan media dan sumber belajar 17. Di bawah ini merupakan tahap eksplorasi dalam kegiatan pembelajaran A. Menganalisis perbedaan dan persamaan suatu fenomena B. Mendiskusikan hasil pengamatan dalam kelompok C. Mengamati berbagai fenomena di lingkungan sekitar D. Memberikan balikan sesuai dengan ketepatan hasil 18. Di bawah ini merupakan tahap elaborasi dalam kegiatan pembelajaran A. Mempertanyakan dan menganalisis hasil pengamatan

169
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

B. Mengamati berbagai fenomena di lingkungan sekitar C. Mendengarkan dan membaca berbagai hal tentang topik D. Memberikan balikan sesuai dengan ketepatan hasil 19. Di bawah ini merupakan pertanyaan yang sesuai untuk menilai silabus/ RPP KECUALI.. A. Apakah komponen silabus/ RPP saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan? B. Apakah cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus/RPP sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik? C. Apakah komponen-komponen silabus/ RPP disusun dengan mempertimbangkan penggunaan teknologi canggih dan media interaktif? D. Apakah ada hubungan yang konsisten antara komponen silabus (kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian) serta memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, seni mutakhir dalam kehidupan nyata, serta peristiwa yang terjadi? 20.Pelaksanaan supervisi dalam pembelajaran sesuai dengan ..... A. Standar Isi B. Standar Kompetensi Lulusan C. Standar Proses D.Standar Penilaian

KUNCI JAWABAN POS TEST 1. B 2. B 3. A 4. B 5. B 6. C 7. D 8. A 9. A 10. B 11. D 12. D 13. D 14. D 15. A 16. B 17. C 18. A 19. C 20. C

170
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tahap pengembangan KTSP

Hal yang disusun

Bahan baku yang digunakan/ harus dibaca Pendahuluan lampiran SI (tentang prinsip, acuan operasional) Acuan operasional pengembangan KTSP pada panduan penyusunan KTSP Pendahuluan lampiran SI Mengambil dari RKM Lampiran Standar Isi Permendiknas 22 dan 23 (Kerangka dasar dan struktur kurikulum) SI Permenag nomor 2 tahun 2008 SKL mata pelajaran (permendiknas 23 tahun 2006) SKL PAI dan Bahasa Arab Permenag nomor 2 tahun 2008)

Pendahuluan

Acuan operasional Dasar pemikiran

Bab 2 tujuan

Tujuan pendidikan dasar Visi-misi, Tujuan madrasah

Bab III

Struktur kurikulum

Tujuan mata pelajaran umum

171
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

4. Lengkapi tabel berikut dengan cara menuliskan bagian mana yang bisa diatur sendiri oleh madrasah dan bagian mana yang harus dipatuhi dari pusat!

No.

Hal yang Diatur Pusat (dengan batas minimal dan maksimal) Tujuan pendidikan dasar

Diatur sendiri sekolah Bentuk kegiatan pengembangan diri yang sesuai kebutuhan Bentuk Mulok sesuai dengan kondisi madrasah Visi-misi dan tujuan madrasah KKM sesuai dengan kondisi madrasah tugas terstruktur Pengaturan penambahan maksimal 4 jam

1.

2. 3. 4. 5. 6.

SKL dan tujuan mata pelajaran Prinsip pengembangan KTSP Prinsip pelaksanaan KTSP Beban belajar MI dan MTs Struktur dan muatan kurikulum

7.

Alokasi waktu satu jam pembelajaran MI Tujuan dan program pengembangan diri adalah 35 menit, MTs 40 menit Minggu efektif minimal dan maksimal dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu SK/KD mata pelajaran Pemilihan jumlah minggu efektif sesuai dengan kondisi madrasah SK/ KD mulok Pengurutan KD satu semester diatur sendiri oleh madrasah sesuai dengan analisis kedalaman dan hirarkhi KD

8. 9.

10.

pengaturan KD per semester

172
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Daftar Pustaka
Depdiknas. 2007. Perkembangan Kurikulum Pendidikan Dasar di Indonesia Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2009. Grand Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. Permendiknas 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Depdiknas.Permendiknas 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Depdiknas.Permendiknas 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Depdiknas.Permendiknas 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Departemen Agama. Permenag nomor 2 tahun 2008 tentang SI dan SKL Harsiati, titik. 2011. Model-model Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. UM Press Huang, Sandra. 2012. Material Adaptation. Tomlinson, Brian. Ed. 2007. Developing Materials in Teaching and Learning.London: Cromwell Press. Huang, Sandra. 2012. Material Adaptation.

173
Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Anda mungkin juga menyukai