Anda di halaman 1dari 10

Penyakit tropis dan infeksi

Penyakit tropis adalah penyakit yang lazim atau unik untuk daerah tropis dan subtropis. Penyakit kurang lazim di daerah beriklim sedang, sebagian karena terjadinya musim dingin, yang mengontrol populasi serangga dengan memaksa hibernasi. Serangga seperti nyamuk dan lalat yang jauh pembawa penyakit yang paling umum, atau vektor. Serangga ini dapat membawa parasit, bakteri atau virus yang menular kepada manusia dan hewan. Paling sering penyakit ditularkan oleh "menggigit" serangga, yang menyebabkan transmisi agen menular melalui pertukaran darah subkutan. Vaksin tidak tersedia untuk salah satu penyakit yang tercantum di sini.

anusia eksplorasi hutan hujan tropis, deforestasi, imigrasi naik dan perjalanan udara meningkat internasional dan wisata lainnya ke daerah tropis telah menyebabkan peningkatan insiden penyakit tersebut. Penyakit Tropis Program Khusus untuk Riset dan Pelatihan di Tropical Diseases (TDR)

Pada tahun !"#$ P%% &ana 'nak(anak, )nited *ations &evelopment Programme, %ank &unia dan +rganisasi ,esehatan &unia mendirikan Program ,husus untuk -iset dan Pelatihan di .ropical &iseases /.&-0 untuk fokus pada penyakit menular diabaikan yang tidak proporsional mempengaruhi masyarakat miskin dan marjinal di mengembangkan wilayah 'frika, 'sia, 'merika .engah dan 'merika Selatan. Portofolio .&- saat ini penyakit termasuk entri berikut1

Penyakit Chagas /juga disebut trypanosomiasis 'merika0 adalah penyakit parasit yang terjadi di 'merika, khususnya di 'merika Selatan. 'gen patogenik adalah protozoa .rypanosoma cruzi menyalahi bernama.

Trypanosomiasis Afrika atau penyakit tidur, adalah penyakit parasit, yang disebabkan oleh protozoa yang disebut trypansomes. ,edua bertanggung jawab untuk trypanosomiasis 'frika .rypanosoma brucei .rypanosoma brucei gambiense dan parasit rhodesiense..hese ditularkan oleh lalat tsetse

Leishmaniasis disebabkan oleh parasit protozoa dari genus 2eishmania, dan ditularkan oleh gigitan dari spesies tertentu dari lalat pasir.

Kusta (atau penyakit Hansen) adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh ycobacterium leprae. ,usta adalah penyakit granulomatosa terutama saraf perifer dan mukosa dari saluran pernapasan atas3 lesi kulit adalah gejala eksternal utama. 4ika tidak diobati, kusta dapat bersifat progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota badan, dan mata. %erlawanan dengan konsepsi populer, kusta tidak menyebabkan bagian tubuh untuk hanya jatuh, dan ini berbeda dari tzaraath, pada penyakit yang dijelaskan dalam tulisan suci bahasa 5brani dan sebelumnya diterjemahkan ke dalam bahasa 5nggris sebagai kusta.

Definisi Demam Tifoid &emam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi /6idoyo, 78890. &emam tifoid merupakan penyakit endemik di 5ndonesia. &emam tifoid adalah penyakit demam sistemik akut generalisata yang disebabkan oleh Salmonella typhi, biasanya menyebar melalui ingesti makanan dan air yang terkontaminasi, ditandai dengan bakteremia berkepanjangan serta invasi oleh patogen dan multifikasinya dalam sel(sel fagosit mononuklear pada hati, limpa, kelenjar getah bening, dan plak Peyeri di ileum /Sudoyo, dkk. 788:0.

;pidemiologi &emam .ifoid &emam tifoid masih merupakan masalah kesehatan yang penting di berbagai negara sedang berkembang. )mur penderita yang terkena di 5ndonesia /daerah endemis0 dilaporkan antara <(!" tahun sama seperti di 'merika Selatan. anusia yang terinfeksi Salmonella typhi dapat mengekresikannya melalui sekret urin, saluran pernafasan, dan tinja dalam waktu yang bervariasi. S. typhi yang berada di luar tubuh manusia dapat hidup untuk beberapa minggu apabila berada di dalam air, es, debu, atau kotoran yang kering maupun pada pakaian. S. typhi mudah mati dengan klorinasi dan pasteurisasi. Penularan kuman dapat juga terjadi melalui transmisi transpasental ari seorang ibu hamil yang berada dalam keadaan bakteremia kepada bayinya. Pernah dilaporkan pula transmisi oro(fekal dari seorang ibu pembawa kuman pada saat proses kelahirannya kepada bayinya dan sumber kuman berasal dari laboratorium penelitian.

Patogenesis &emam .ifoid Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi. Sebagian kuman dimusnahkan oleh lambung, sebagian lolos masuk ke dalam usus dan berkembang biak. %ila respon imunitas hormonal mukosa usus kurang baik, maka kuman menembus sel epitel /terutam sel 0 = ke lamina propia dan berkembang biak

kemudian di fagosit oleh sel(sel fagosit oleh makrofag = dibawa ke plak Peyeri ileum lalu ke kelenjar getah bening mesenterika = diangkut ke dalam sirkulasi darah melalui duktus torasikus = menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa. &i dalam hati, kuman masuk ke dalam kantung empedu berkembang biak dan bersama cairan empedu diekskresikan ke dalam usus. Sebagian dikeluarkan melalui feses, sebagian masuk lagi ke dalam sirkulasi setelah menembus usus. Saat fagositosis kuman Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi yang akan menimbulkan gejala reaksi inflamasi. &i dalam plak Peyeri, makrofag yang hiperaktif menimbulkan reaksi hiperplasia jaringan. Pendarahan saluran dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar sekitar plak Peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasia akibat akumulasi sel(sel mononuklear di dinding usus. Patogenesis demam tifoid melibatkan > proses kompleks mengikuti ingesti organisme, yaitu1 !. Penempelan dan invasi sel(sel plak Peyeri.

7. %akteri bertahan hidup dan bermultiplikasi di makrofag plak Peyeri, rodus limfatikus mesenterikus, dan organ(organ ekstraintestinal sistem retikuloendotelial. <. %akteri bertahan hidup di dalam aliran darah.

>. Produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar c' P di dalam kripta usus dan menyebabkan keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumeri intestinal.

anifestasi ,linis &emam .ifoid Pada anak, periode inkubasi demam tifoid antara $?>8 hari dengan rata(rata antara !8?>8 hari. @ejala klinis demam tifoid sangat bervariasi, hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh faktor galur Salmonella, status nutrisi dan imunologik penjamu, serta lama sakit di rumahnya. Penampilan demam pada kasus demam tifoid mempunyai istilah khusus yaitu step(ladder temperature chart yang ditandai dengan demam timbul insidius, kemudian naik secara bertahap tiap harinya dan mencapai titik tertinggi pada akhir minggu pertama. Setelah itu demam akan bertahan tinggi. Pada minggu ke(>, demam turun perlahan secara lisis. &emam lebih tinggi saat sore dan malam hari dibandingkan dengan pagi harinya. Pada minggu pertama, gejala klinisnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasiAdiare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epistaksis. &alam minggu ke(7, gejala telah lebih jelas, yaitu berupa demam, bradikardia relatif /peningkatan suhu !oB tidak diikuti dengan peningkatan denyut nadi 9 kali per menit0, lidah yang berselaput, hepatomegali, splenomegali, meteroismus, ganguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium, dan psikosis.

&iagnosis &emam .ifoid &iagnosis demam tifoid dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis berupa1 C demam naik secara bertahap lalu menetap selama beberapa hari, demam terutama pada sore atau malam hari. C C sulit buang air besar atau diare, dan sakit kepala. gangguan kesadaran, bradikardia relatif, lidah kotor, hepatomegali atau splenomegali.

&engan kriteria ini, maka seorang klinisi dapat membuat diagnosis demam tifoid. &iagnosis tifoid carrier ditegakkan atas dasar ditemukannya kuman Salmonella typhi pada biakan feses ataupun urin pada seseorang tanpa tanda klinis infeksi atau pada seseorang setelah ! tahun pasca(demam tifoid. &inyatakan kemungkinan besar bukan sebagai tifoid carrier bila setelah dilakukan biakan secara acak serial minimal : kali pemeriksaan tidak ditemukan kuman S. typhi.

Pemeriksaan Penunjang &emam .ifoid Pemeriksaan laboratorium !. &arah

Pada pemeriksaan darah perifer dapat ditemukan1 leukopenia atau leukopenia relatif, kadang(kadang leukositosis, neutropenia, limfositosis relatif, kadang(kadang anemia dan trombositpenia ringan, laju endap darah /2;&0, dan SP+. A SP@. meningkat. &iagnosis demam tifoid juga dapat dipastikan dengan adanya biakan kuman, dengan cara mengisolasi S. typhi dari darah pasien /paling tinggi pada minggu pertama1 98?"8D, minggu ke(71 78? 7$D, minggu ke(<1 !8(!$D0. 7. Sumsum tulang belakang

%iakan spesimen yang berasal dari aspirasi sumsum tulang belakang mempunyai sensitivitas tertinggi. Easil positif didapat pada "8D kasus, akan tetapi prosedur ini sangat invasif sehingga tidak dipakai dalam praktik sehari(hari. <. ;mpedu

%iakan spesimen empedu pada keadaan tertentu yang diambil dari duodenum dan memberikan hasil yang cukup baik.tumbuh koloni S. typhi. >. )rine dan feses

%iakan kuman /diagnosis pasti atau carrier post(typhi0 pada minggu ke(7 atau ke(<. Pemeriksaan pada urine dengan tes diazopositif. )rine F reagen diazo F beberapa tetes amonia <8D /dalam tabung reaksi0 = dikocok = buih berwarna merah atau merah muda.

Pemeriksaan pada feses = ditemukan banyak eritrosit dalam tinja /pra(soup stool0, kadang( kadang darah /bloody stool0.

.es 6idal )ji serologi widal adalah suatu metode serologik yang dapat memeriksa antibodi aglutinasi terhadap antigen somatik /+0 dan flagel /E0 banyak dipakai untuk membuat diagnosis demam tifoid. 'glutinin E banyak dikaitkan dengan pascaimunisasi atau infeksi demam masa lampau, sedangkan aglutinin Vi dipakai pada deteksi pembawa kuman S. typhi /carrier0. Pemeriksaan widal dinyatakan positif bila1 G titer + widal 5 !A<78. G titer + widal 55 naik >H lipat atau lebih dibandingkan titer + widal. G titer widal 5 /(0 tetapi titer + widal 55 /F0 berapa pun angkanya.

%anyak peneliti mengemukakan bahwa uji serologik widal kurang dapat dipercaya sebab dapat timbul positif palsu pada daerah endemis, dan sebaliknya dapat timbul negatif palsu pada kasus demam tifoid yang terbukti pada biakan darah positif. 'khir(akhir ini banyak dimunculkan beberapa jenis pemeriksaan untuk mendeteksi antibodi S. typhi dalam serum, antigen terhadap S. typhi dalam darah, serum dan darah bahkan &*' S. typhi dalam darah dan feses. Polymerase Bhain -eaction /PB-0 telah digunakan untuk memperbanyak gen Salmonella serotipe typhi secara spesifik pada darah pasien dan hasil dapat diperoleh hanya dalam beberapa jam. etode ini spesifik dan lebih sensitif dibandingkan dengan biakan darah. 6alaupun laporan(laporan pendahuluan menunjukan hasil yang baik namun sampai sekarang tidak salah satupun dipakai secara luas. Sampai sekarang belum disepakati adanya pemeriksaan yang dapat menggantikan uji serologi widal. C )ji .ubeH

erupakan uji semi(kuantitatif kolometril yang cepat /beberapa menit0 dan mudah untuk dikerjakan. )ji ini mendeteksi antibodi anti(S. typhi +" pada serum pasien dengan cara menghambat ikatan antara 5g anti(+" yang terkonjugasi pada partikel lateks yang berwarna pada lipopolisakarida S. typhi yang terkonjugasi pada partikel magnetik lateks. Easil positif uji tubeH ini menunjukan terdapat infeksi Salmonella serogroup &, walau tidak sespesifik menunjukan pada S. typhi. hasil negatif jika terinfeksi S. paratyphi.

)ji .yphidot

&apat mendeteksi antibodi 5g dan 5g@ yang terdapat pada protein membran luar S. typhi. Easil positif pada uji thypidot didapatkan 7(< hari setelah terinfeksi dan dapat mengidentifikasi secara spesifik antibodi 5g dan 5g@ terhadap antigen S. typhi seberat $8 k&, yang terdapat pada strip nitroselulosa. C )ji 5g &ipstick

)ji ini secara khusus mendeteksi antibodi 5g spesifik terhadap S. typhi pada spesimen serum atau whole blood. )ji ini menggunakan strip yang mengandung antigen lipopolisakarida /2PS0 S. typhi dan anti 5g /sebagai kontrol0, reagen deteksi yang mengandung antibodi anti 5g yang didekati dengan lateks pewarna, cairan membasahi strip sebelum diinkubasi dengan reagen dan serum, protein tabung uji. Pemeriksaan dimulai dengan inkubasi strip pada larutan campuran reagen deteksi dan serum selama < jam pada suhu kamar. Setelah diinkubasi, strip dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan. Secara semi(kuantitatif, diberikan penilaian terhadap garis uji dengan membandingkan dengan strip referensi. @aris kontrol harus terwarna dengan baik.

Prognosis &emam .ifoid Prognosis demam tifoid tergantung dari umur, keadaan umum, derajat kekebalan tubuh, jumlah dan virulensi Salmonella, serta cepat dan tepatnya pengobatan. 'ngka kematian pada anak(anak adalah 7,:D dan pada orang dewasa adalah #,> D. Sehingga rata(ratanya adalah $,#D.

Pencegahan &emam .ifoid C Preventif dan kontrol penularan

Secara garis besar ada < strategi pokok untuk memutuskan transmisi tifoid, yaitu1 !. 5dentifikasi dan eradikasi S. typhi baik pada kasus demam tifoid asimtomatik, tifoid carrier, maupun kasus tifoid akut. 7. Pencegahan transmisi langsung dari pasien terinfeksi S. .yphi akut maupun carrier. ,egiatan ini dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, maupun di rumah dan lingkungan sekitar orang yang telah diketahui mengidap kuman S. typhi, misalnya dengan peningkatan mutu sarana sanitasi dan saluran air. <. Proteksi pada orang yang berisiko tinggi terinfeksi. &ilakukan dengan cara vaksinasi tifoid di daerah endemik maupun hiperendemik. o &aerah non(endemik. .anpa ada kejadian outbreak atau epidemi. ( ( Sanitasi air dan kebersihan lingkungan. Penyaringan pengelola pembuatan, distribusi, dan penjualan makanan dan minuman.

Pencarian dan pengobatan kasus tifoid carrier.

%ila ada kejadian epidemi tifoid ( ( ( Pencarian dan eliminasi sumber penularan. Pemeriksaan air minum dan B,.

Penyuluhan kesehatan dan sanitasi pada populasi umum daerah tersebut.

o &aerah endemik ( asyarakat pengelola bahan makanan dan minuman yang memenuhi standar prosedur kesehatan. ( Pengunjung ke daerah ini harus minum air yang telah melalui pendidihan, menjauhi makanan segar /sayurAbuah0. ( C Vaksinasi secara menyeluruh pada masyarakat setempat maupun pengunjung. Vaksinasi

G Vaksin oral 1 .y7!a /vivoid berna0. %elum beredar di indonesia. G Vaksin parenteral1 ViBPS /.yphim ViApasteur merieuH0, vaksin kapsul polisakarida. .atalaksana &emam .ifoid C 5stirahat dan perawatan.

.irah baring adalah perawatan yang profesional. %ertujuan untuk mencegah timbulnya komplikasi demam tifoid. C C &iet dan terapi penunjang. Pemberian antimikroba pada penderita.

I ,loramfenikol +bat ini merupakan pilihan pertama untuk mengobati tifoid. &osis yang di berikan > H $88 mg per hari, bisa di berikan secara oral atau intramuskular. I .iamfenikol ;fektivitas sama seperti kloramfenikol, tetapi dapat terjadi komplikasi hematologi, seperti anemia aplastik lebih rendah. &osis yang di berikan > H $88 mg. &emam rata(rata menurun pada hari ke($ sampai :. I ,ortimoksazol ;feknya hampir sama dengan kloramfenikol. &osis untuk orang dewasa adalah 7 H 7 tablet J sulfametoksazol >88 mg dan 98 mg trimetoprin, di berikan selama 7 minggu.

I 'mpisilin dan amoksisilin ,emampuan menurunkan panas lebih rendah dari kloramfenikol. &osis yang diberikan $8? !$8 mgAkg bb, digunakan selama 7 minggu. I Sefalosporin generasi ketiga /seftriakson0 &osis yang digunakan antara <?> gram dalam dekstrosa !88cc diberikan selama K jam per infus sekali sehari, di berikan selama <?$ hari. I @olongan fluorokuinolon o *orfloksasin 7 H >88 mgAhari selama !> hari. o Sifroksasin 7 H $88 mgAhari selama : hari. o +floksasin 7 H >88 mgAhari selama # hari. o Pefloksasin >88 mgAhari selama # hari. o Lleroksasin >88 mgAhari selama # hari. I Pengobatan tifoid untuk wanita hamil o ,loramfenikol tidak dianjurkan pada kehamilan trimester <, karena di khawatirkan dapat terjadi partus prematur, kematian fetus intrauterin, dan grey syndrome. o .iamfenikol juga tidak dianjurkan pada trimester pertama, karena kemungkinan efek teratogenik terhadap fetus. .etapi pada bulan(bulan berikutnya boleh diberikan. o +bat yang dianjurkan adalah ampisilin, amksisilin, dan seftriakson. C Penanganan tepat kepada penderita komplikasi demam tifoid.

I ,omplikasi intestinal o Pendarahan intestinal Pada plak peyeri usus yang terinfeksi /ileum terminalis0 dapat terbentuk luka. %ila menembus usus dan mengenai pembuluh darah, maka akan terjadi pendarahan. Pendarahan juga dapat terjadi karena gangguan koagulasi darah. Pendarahan hebat dapat terjadi hingga penderita mengalami syok. ,ategori pendarahan akut, jika darah yang keluar $mlAkg bbAjam dan faktor hemostatis masih dalam batas normal. .indakan yang harus di lakukan adalah transfusi darah. .etapi jika transfusi yang diberikan tidak mengimbangi pendarahan, maka tindakan bedah perlu dipertimbangkan.

o Perforasi usus %iasanya timbul pada minggu ke(<, tetapi dapat juga terjadi pada minggu pertama. Penderita biasanya mengeluh nyeri perut yang hebat terutama di daerah kuadran kanan bawah dan menyebar ke seluruh perut dengan tanda tanda ileus. @ejala lain biasanya bising

usus yang melemah, nadi cepat, tekanan darah turun, bahkan dapat syok. Laktor(faktor yang dapat meningkatkan kejadian perforasi adalah umur, lama demam, modalitas pengobatan, berat penyakit, dan mobilitas penderita. 'ntibiotik di berikan secara selektif, umumnya diberikan antibiotik yang spekrumnya luas dengan kombinasi kloramfenikol dan amfisilin intravena. )ntuk kontaminasi usus dapat di berikan gentamisin atau metronidazol. Bairan harus di berikan dalam jumlah yang cukup serta penderita di puasakan dan di pasang nasogastric tube. .ransfusi darah dapat di berikan bila terdapat kehilangan darah akibat pendarahan intestinal.

I ,omplikasi ekstraintestinal o ,omplikasi hematologi &apat berupa trombositopenia, hipofibrinogenemia, peningkatan protrombin time /pt0, peningkatan partial tromboplastin time /ptt0, dan peningkatan fibrin degradation products sampai koagulasi intravaskular diseminata /,5&0. .indakan yang perlu dilakukan bila terjadi ,5& dekompensata adalah transfusi darah, substitusi trombusit dan atau faktor(faktor koagulasi bahkan heparin.

o Eepatitis tifosa Pembengkakan hati dari ringan sampai berat dapat di jumpai pada demam tifoid, biasanya lebih disebabkan oleh S. typhi daripada S. paratyphi.

o Pankretitis tifosa erupakan komplikasi yang jarang pada demam tifoid, biasanya disebabkan oleh mediator proinflamasi, virus, bakteri, cacing, maupun zat(zat farmakologi. Pemeriksaan enzim amilase dan lipase serta ultrasonografiAB.scan dapat membantu diagnosis dengan akurat. +bat yang diberikan adalah antibiotik seftriakson atau kuinolon yang didepositkan secara intravena.

iokarditis

Semua kasus tifoid toksik, atas pertimbangan klinis dianggap sebagai demam tifoid berat, langsung diberikan pengobatan kombinasi kloramfenikol > H >88 mg di tambah ampisilin > H ! gram dan deksametason < H $ mg.

&aftar pustaka

http1AAwww.news(medical.netAhealthA6hat(are(.ropical(&iseases(/5ndonesian0.aspH http1AAelyarsi.blogspot.comA

Anda mungkin juga menyukai