Presus (Autosaved)
Presus (Autosaved)
S, MARS
No. Rekam Medik Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Status pernikahan Alamat Suku bangsa Tanggal MRS Tanggal pemeriksaan
: 42 83 03 : Tn. JS : 71 tahun : Laki-laki : Pensiun TNI : Menikah : Jati Asih : Betawi : 9 Desember 2013 : 12 Desember 2013
Anamnesis
Dilakukan alloanamnesis pada istri pasien pada tanggal 7 November 2013. Keluhan Utama : penurunan kesadaran sejak 1 hari SMRS Keluhan Tambahan : -
Pasien datang ke UGD RSPAD (Senin, 9 Desember 2013) dengan keluhan utama pasien tidak dapat dibangunkan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien tidak dapat dibangunkan setelah tidur. Pasien tidak mengeluh adanya mual, sakit kepala dan tidak muntah sebelum tidur. Pasien juga tidak demam dan tidak mengalami kejang. Tidak ada riwayat trauma kepala sebelumnya.
kanan yang mengakibatkan pasien tidak dapat bicara, namun mengerti apa yang dibicarakan.
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat stroke infark 4 bulan SMRS Hipertensi : disangkal Diabetes melitus : disangkal Sakit jantung : Riwayat sakit jantung Trauma kepala : disangkal Sakit kepala sebelumnya : disangkal Riwayat penyakit keluarga : Riwayat lahir/tumbuh/kembang: Tidak ada kelainan Riwayat psikososial : Baik
Pernafasan
Suhu
Limfonodi Jantung
: Buruk : Sopor, GCS 8 (E2M4V2) : : 120/80 mmHg : 176x/menit : 34x/menit : 37,4oC (per aksila) : Tidak teraba perbesaran : Bunyi jantung I/II irreguler, murmur(-),
gallop(+) Paru : Suara nafas vesikuler paru kiri menurun, ronkhi -/-, wheezing -/ Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Status Psikiatri
: tidak dapat dinilai : tidak dapat dinilai : tidak dapat dinilai : tidak dapat dinilai : tidak dapat dinilai
Status Neurologis :
Kesadaran : Sopor; E2M4V2 GCS = 8 Sikap tubuh : Berbaring terlentang Cara berjalan : Tidak dilakukan Gerakan abnormal : Tidak ada Kepala Bentuk : Normosefali Simetris : Simetris Pulsasi : Teraba Nyeri tekan : Tidak ditemukan
Leher
Sikap : Normal Gerakan : Bebas tak berbatas Vertebra : Normal Nyeri tekan : Tidak ditemukan Tanda Rangsang Meningeal Kaku kuduk : Laseque : >70 / >70 Kernig : >135 / >135 Brudzinski I :-/ Brudzinski II :-/ Tanda Peningkatan TIK Penurunan kesadaran : Muntah proyektil : Sakit kepala : Papiledema : Tidak dilakukan
Nervus Kranialis
N. I (Olfaktorius) Daya penghidu : Tidak dapat dinilai N. II (Optikus) Penglihatan : Tidak dapat dinilai / Tidak dapat dinilai Pengenalan warna: Tidak dapat dinilai / Tidak dapat dinilai Lapang pandang : Tidak dapat dinilai / Tidak dapat dinilai Fundus : Tidak dilakukan N. III (Okulomotorius), N. IV (Troklearis), N. VI (Abdusen) Ptosis :-/ Strabismus :-/ Nistagmus :-/ Exopthalmus :-/ Enopthalmus :-/ Gerakan bola mata Lateral : tidak dapat dinilai Medial : tidak dapat dinilai Atas lateral : tidak dapat dinilai Atas medial : tidak dapat dinilai Bawah lateral : tidak dapat dinilai Bawah medial : tidak dapat dinilai Atas : tidak dapat dinilai Bawah : tidak dapat dinilai Gaze : tidak dapat dinilai
N. V (Trigeminus) Menggigit : tidak dapat dinilai Membuka mulut : tidak dapat dinilai Sensibilitas atas : tidak dapat dinilai Sensibilitas tengah: tidak dapat dinilai Sensibilitas bawah : tidak dapat dinilai Reflek masseter :Tidak dilakukan Reflek zigomatikus:Tidak dilakukan Reflek kornea : tidak dilakukan Reflek bersin :Tidak dilakukan N. VII (Fasialis) Pasif Kerutan kulit dahi :Simetris Kedipan mata :Simetris Lipatan nasolabial :Simetris Sudut mulut :Simetris Aktif Mengerutkan dahi :tidak dilakukan Mengerutkan alis :tidak dilakukan Menutup mata : tidak dilakukan Meringis : tidak dilakukan Menggembungkan pipi : tidak dilakukan Gerakan bersiul : tidak dilakukan Daya pengecapan lidah 2/3 depan: Tidak dilakukan Hiperlakrimasi :Tidak ada Lidah kering :Tidak ada
N. VIII (Vestibulokoklearis)
Suara gesekan jari tangan Mendengar detik jam Tes Swabach Tes Rinne Tes Weber
: Tidak dapat dinilai : Tidak dapat dinilai : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan : Simetris : Tengah (sentral) : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan
N. IX (Glossofaringeus)
Arkus pharynx Posisi uvula Daya pengecapan lidah 1/3 belakang Reflek muntah
N. X (Vagus)
N. XI (Aksesorius)
Memalingkan kepala : Baik Sikap bahu : Simetris Mengangkat bahu : Tidak dapat dinilai Menjulurkan lidah Kekuatan lidah Atrofi lidah Artikulasi Tremor lidah : Tidak ditemukan deviasi : Tidak dapat dilakukan : Tidak ditemukan : Tidak dapat dinilai : Tidak ada
N. XII (Hipoglosus)
Gerakan
Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus
Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Kekuatan
Kesan : Hemiparese Duplex
Bentuk
Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Reflek Fisiologis
Reflek Tendon
:+ / + :+ / + :+ / + :+ / +
Reflek periosteum Reflek permukaan dinding perut Reflek kremaster Reflek sphincter ani Reflek Patologis Hoffman Trommer :- / Babinski :- / Chaddock :- / Oppenheim :- / Gordon :- / Schaeffer :- / Rosollimo :- / Mendel Becnterew :- / Klonus paha :- / Klonus kaki :- /
Sensorik
Eksteroseptif
Nyeri : Baik / Baik Suhu : Tidak dilakukan Taktil : Tidak dilakukan Vibrasi Posisi Tekan dalam : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan
Proprioseptif
Tes Romberg Tes Tandem Tes Fukuda Disdiadokokinesis Rebound phenomenon Dismetri Tes telunjuk hidung Tes telunjuk telunjuk Tes tumit lutut
: Tidak dilakukan : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan
: Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada
Defekasi
Fungsi Luhur
Fungsi bahasa Fungsi orientasi Fungsi memori Fungsi emosi Fungsi kognisi
: Tidak dapat dinilai : Tidak dapat dinilai : Tidak dapat dinilai : Tidak dapat dinilai : Tidak dapat dinilai
Nilai Rujukan
13-18 g/dl 40-52% 4.3-6.0 juta/uL 4800 10800/uL 150000 400000/uL 80 96 fl 27 32 pg 32 36 g/dl
Hematokrit Eritrosit Leukosit Trombosit MCV MCH MCHC KIMIA KLINIK Ureum Kreatinin Natrium
Kalium
Klorida Glukosa darah (2 jam PP)
4.3
100 156*
terutama kanan disertai perdarahan lobus parietalis kanan Infark thalamus kanan Edema Cerebri bilateral
ECG 9-12-2013
ECG 11-12-2013
Resume
Pasien datang ke UGD RSPAD (Senin, 9 Desember 2013) dengan
keluhan utama pasien tidak dapat dibangunkan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien tidak mengeluh adanya mual, sakit kepala, demam, kejang maupun muntah sebelum tidak sadar. 4 bulan SMRS pasien mengalami stroke infark Riwayat Penyakit Jantung Pemeriksaan fisik Status internus : BJ I/II ireguler, murmur (-), gallop (+) Status neurologis Kesadaran : Sopor GCS : 8 ( E2M4V2 ) Tekanan darah kanan : 120/ 180 mmHg Tekanan darah kiri : 110/ 70 mmHg Nadi kanan : 176x/ menit, irreguler Nadi kiri : 184x/ menit, irreguler
Status Neurologis
Gerakan
Bebas Bebas Kekuatan : Kesan hemiparese duplex Reflek fisiologis : Reflek bicep : (+) Reflek tricep : (+) Reflek patella : (+) Reflek Achilles : (+)
Bebas Bebas
Reflek patologis:
Hoffman tromer: Babinski Chaddok Oppenheim Gordon Schafer
: : : : :
Diagnosis
Diagnosis klinis : Penurunan kesadaran disertai hemiparese duplex
Diagnosis topik : Infark luas lobus frontotemporoparietalis bilateral terutama kanan disertai perdarahan lobus parietalis kanan, dan Infark thalamus kanan
Diagnosis etiologi
Terapi
MEDIKAMENTOSA
IVFD RL 20 tts / menit Proteksi neuronal : Citikolin inj. 3 X 250mg Inj neurobion drip 1amp/24 jam Kalnex 3 x 500 mg Manitol 4 x 125 cc O2 5L
NON MEDIKAMENTOSA
Observasi keadaan umum dan tekanan darah Pasang kateter Pasang NGT
Prognosis
Ad vitam
Analisis kasus
Diagnosis pada pasien ini adalah :
Hemiparese duplex tipe UMN Diagnosis topik : Infark luas lobus frontotemporoparietalis bilateral terutama kanan disertai perdarahan lobus parietalis kanan, dan Infark thalamus kanan Diagnosis etiologi : Stroke infark dengan hemorrhagic transformation Atrial Fibrilasi
mendadak dan pada pemeriksaan didapatkan kesadaran spoor dengan GCS 8 (E2M4V2). Pada pemeriksaan refleks fisiologis, didapatkan kanan lebih meningkat dibandingkan kiri, dengan keduanya mengalami kelemahan. Dengan keadaan ini,maka didapatkan kesan pasien mengalami hemiparese duplex tipe UMN. Keadaan hiperefleksia ini terjadi karena impuls inhibisi dari susunan pyramidal dan ekstrapiramidal untuk lengkung reflex tidak dapat disampaikan ke motorneuron medulaspinalis. Penuruan kesadaran yang terjadi pada pasien ini terjadi karena suatu stroke, hal ini dapat dilihat dari gejala klinisnya dimana onsetnya bersifat mendadak disertai defisit neurologis. Hal ini diperkuat dengan hasil CT-Scan dan laboratorium
kriteria menurut Algoritma Stroke Gadjah Mada ditemukan pada pasien ini yaitu adanya penurunan kesadaran tanpa nyeri kepala, dan reflek Babinsky (-). Serta didukung juga dari hasil penghitungan dari Djoenaedi Stroke Score sebesar 24,5 dan Siriraj Stroke Score sebesar 1 memberi kesan untuk Stroke Hemoragik. Pada pasien ini juga dicurigai adanya atrial fibrilasi karna ditemukan nadi irreguler dengan denyut cepat. Atrial fibrilasi sudah bisa disimpulkan dari dari hasil ECG
Terapi
MEDIKAMENTOSA
IVFD RL 20 tts / menit Proteksi neuronal : Citikolin inj. 3 X 250mg Inj neurobion drip 1amp/24 jam Kalnex 3 x 500 mg Manitol 4 x 125 cc O2 5L
NON MEDIKAMENTOSA
Observasi keadaan umum dan tekanan darah Pasang kateter Pasang NGT Menaikan posisi kepala sebesar 30o
fungsi vital dengan 5B ( Breathing, Blood, Brain, Bladder, Bowel). Pada dasarnya penatalaksanaan umum 5B tetap dilakukan khusuanya pada awal kejadian, namun saat hari diperiksa pada pasien ditemukan adanya kesulitan dalam bernafas, sehingga perlu diberikan oksigen,tekanan darah dalam batas normal, suhu febris, tanda-tanda peningkatan TIK tidak ada, ada kesulitan menelan sehingga perlu dipasang NGT, perlu dipasang kateter untuk membantu proses pengeluaran urin dan pemantauan cairan. Sehingga terapi yang dipilih saat ini adalah : Pada pasien ini diberikan IVFD RL 20 tetes per menit untuk memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit, serta untuk memasukkan obat melalui vena.
kasus ini diberikan citicholin injeksi 3x250 mg untuk melindungi sel-sel otak. Bekerja dengan memperbaiki membran sel dengan cara menambah sintesa phospatidylcholine, menghambat terbentuknya radikal bebas dan juga menaikkan sintesis asetilkolin suatu neurotransmitter untuk fungsi kognitif. Selain itu diberikan juga terapi support dengan memberikan neurobion 1amp/24 jam
memberikan asam tranexamat yang bekerja dengan untuk mencegah lisisnya bekuan darah yamg sudah terbentuk oleh tissue plasminogen. Pemberian manitol ditujukan untuk mengurangi pembengkakan otak dan mengontrol tekanan intra kranial Pengobatan yang cepat dan tepat diharapakan dapat menekan mortalitas dan mengurangi kecacatan. Tujuan utama pengobatan adalah mencegah progresivitas dan mencari dan menghilangkan faktor predisposisi.
untuk mencari faktor risiko. Elektrolit untuk mencari apakah terjadi kekurangan atau kelebihan dari masingmasing unsur. EKG dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan jantung. Foto thoraks untuk mengetahui adanya cardiomegali akibat hipertensi yang sudah diderita pasien sebelumnya. CT scan kepala untuk menentukan etiologi dan prognosis dari penyakit stroke.
karena pemeriksaan tanda vital, keadaan umum dan kesadaran pasien dalam keadaan tidak stabil dan juga infark yang sudah luas tampak pada CT-Scan. Prognosis ad fungsionam dubia ad malam karena pada pasien ini ditemukan penurunan kesadaran dengan hasil CT scan infark yang luas disertai perdarahan Untuk ad sanam dubia karena pasien telah 2 kali terkena serangan stroke.
atrial
75,000 stroke setiap tahun berhubungan dengan Atrial
Fibrilasi
3-5 kali peningkatan resiko pasien AF terkena penyakit
stroke
Stroke tetap dapat muncul meski AF asimptomatik
Go AS et al. JAMA. 2001;285:2370-2375; Go AS. Am J Geriatr Cardiol. 2005;14:56-61; Wolf PA et al. Stroke. 1991;22:983-988; Benjamin EJ et al. Circulation. 1998;98:946-952; Page RL et al. Circulation. 2003;107:1141-1145.
CHADS2
Risk Factor
Congestive Heart Failure Hypertension Age 75 Diabetes Mellitus Stroke/TIA/Thromboembolism
CHA2DS2-VASc
Score
1 1 1 1 2
Risk Factor
Congestive Heart Failure Hypertension Age 75 Diabetes Mellitus
Score
1 1 2 1
Stroke/TIA/Thromboembolism
Vascular Disease Age 65-74 Female
2
1 1 1 9
Maximum Score
Maximum Score
Warfarin
Aspirin
Warfarin Aspirin