Anda di halaman 1dari 35

RADIOAKTIVITAS

MODUL KULIAH FISIKA DASAR


Atom : bagian terkecil suatu elemen yg mrpkn
suatu partikel netral,dimana jumlah muatan
listrik positif dan negatif sama.

MODEL ATOM
J.J THOMSON ( 1910 )
ERNEST RUTHERFORD ( 1911 )
NIELS BOHR ( 1913 )
ATOM
JJ. THOMSON
Berdasarkan penemuan tabung katode oleh William
Crookers, maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut
tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar
katode merupakan partikel, sebab dapat memutar
baling-baling yang diletakkan diantara katode dan
anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan
bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom
(partikel subatom) yang bermuatan negatif dan
selanjutnya disebut elektron.
JJ. THOMSON
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh
karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada
partikel lain yang bermuatan positif untuk
menetralkan muatan negatif elektron tersebut. Dari
penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki
kelemahan dari teori atom dalton dan
mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai
Teori Atom Thomson.
"Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan
didalamya tersebar muatan negatif elektron"
JJ. THOMSON
Model
Thomson ini
tidak dapat
menjelaskan
susunan
muatan
positif dan
negatif dalam
bola atom
tersebut.
ERNEST RUTHERFORD
Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans
Geiger dan Erners Masreden)melakukan percobaan
yang dikenal dengan hamburan sinar alfa () terhadap
lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya
partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan
bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat
menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut
sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat
Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan
bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel alfa
akan dipantulkan atau dibelokkan.
ERNEST RUTHERFORD
Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa
apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas
yang sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa
diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1),
tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa
satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudut
90 bahkan lebih.
ERNEST RUTHERFORD
ERNEST RUTHERFORD
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa
kesipulan beberapa berikut:
1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua
partikel alfa diteruskan
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu
lapisanatom-atom emas, maka didalam atom emas terdapat
partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti
atom, berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa
akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan
perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom
kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom
keseluruhan.
ERNEST RUTHERFORD
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari
percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan model
atom yang dikenal dengan Model Atom
Rutherford yang menyatakan bahwa:
Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan
bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif.
Rutherford menduga bahwa di dalam inti atom terdapat
partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-
partikel positif agar tidak saling tolak menolak.
ERNEST RUTHERFORD
Kelemahan
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam
inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari
inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama - kelamaan
energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama
akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti Ambilah seutas tali
dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan
ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas
kepala Anda. Apa yang terjadi? Benar. Lama kelamaan
putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena
putarannya lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut.
Karena Rutherford adalah telah dikenalkan lintasan/kedudukan
elektron yang nanti disebut dengan kulit.
NIELS BOHR
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils
Bohr memperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui
percobaannya tentang spektrum atom hidrogen.
Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran
keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti
atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen
melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford
dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan
empat postulat, sebagai berikut:

1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi
satu elektron dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai
keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan merupakan
lintasan melingkar disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron
tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang
dipancarkan maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke
lintasan stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi
tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan Planck
yaitu: E = hv.
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan
sifat-sifat tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut.
Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2t atau
nh/2t, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
NIELS BOHR
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi
inti pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit
elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah
adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin
keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi
tingkat energinya.
Kelemahan
model atom ini adalah
tidak dapat menjelaskan
efek Zeeman dan efek
Strack
NIELS BOHR
NIELS BOHR
KESIMPULAN:
1. Elektron dlm gerakannya mengelilingi inti hanya
mungkin apabila memiliki momentum sudut sebesar :

= n L
n = bil kuantum dasar
= kons Planck 6,626x10
-34
Js
2. Elektron
2
bergerak dlm lintasan stasioner tanpa
memancarkan energi
3. Elektron dpt pindah dari satu ke lintasan lain sambil
memancarkan atau menyerap energi berupa gel.
elma sebesar

f h E = A
E A
= Perbedaan energi ke-2 lintasan
f = frek gel elma
INTI ATOM
Bagian Atom :

Elektron Proton Netron
Jumlah proton (Z) sama dgn jumlah elektron
Jumlah netron (N)
Jumlah Nukleon A = Z + N
atau
Jenis-jenis atom
Isotop : Jumlah proton sama tapi netron
berbeda
Ex. deutrium (
1
H
2
) dan tritium (
1
H
3
)
Isobar : Jumlah Nukleon sama
Ex.
1
H
3
dan
2
H
3
Isoton : Jumlah Netron sama
Ex
1
H
3
dan
2
H
3
MUATAN DAN MASSA BAGIAN ATOM
Muatan Elektron : 4,8 x 10
-8
eV
Massa 1 elektron : 9,1 x 10
-28
gram
Muatan 1 proton : muatan 1 elektron
Massa 1 proton : 1,67 x 10
-24
gram
Muatan 1 netron : 0
Massa 1 netron : massa 1 proton
- Perubahan dari inti atom tak stabil menjadi inti
atom yang stabil: disintegrasi/peluruhan
- Proses disintegrasi selalu disertai dengan
pelepasan partikel kecil berkecepatan tinggi
disebut partikel nuklir atau radiasi nuklir.
- Sifat dapat memancarkan radiasi nuklir
disebut radioaktivitas/keradioaktifan
- Radiasi nuklir juga disebut sinar radioaktif
- Nuklida (inti atom) yang memiliki gejala
radioaktivitas disebut radionuklida

Penemuan sinar X oleh Roentgen dan
minat Becquerel terhadap peristiwa
fluoresensi merupakan titik tolak dari
perkembangan radioaktivitas
Inti atom tersusun oleh nukleon yang
terdiri dari netron yang netral dan proton
yang bermuatan positif

Nuklida (Inti atom):
inti atom ringan stabil bila n=Z
Inti atom tak stabil terdiri dari:
n/Z >> maka terlalu banyak netron
n/Z << maka terlalu banyak proton
Z > 83
Peta nuklida: letak nuklidaberdasar
jumlah proton dan netron
Bagaimana mencapai kestabilan inti ?
Pada n/Z >> (kelebihan netron), melepaskan
beta (|
-
) atau merubah netron menjadi proton
dan beta (|
-
)

n p
+
+ |
-
P
32
15

S
32
16
+ |
-
Na
24
11
Mg
24
12 + |
-
emiter beta
Pada n/Z << (kelebihan proton),
melepaskan positron (|
+
) atau merubah
proton menjadi netron




positron ini tidak stabil dan akan bereaksi
dengan elektron menghasilkan 2 foton
|
+
+ e
-
2
menangkap elektron pada kulit K
P
+
+ e
-
n

P
+
n + |
+

Kr
77
36

Br
77
35
+ |
+

Mg
23
12
Na
23
11 + |
+
emitor positron
Zn
65
30
+ e
-

Cu
65
29
Pada Z > 83, melepaskan partikel alfa


Radiasi nuklir selain dipancarkan alfa dan
beta, juga hampir selalu dipancarkan
gamma
Ra
226
88

Rn
222
86
+ (
He
4
2
)
+2
SINAR ALFA
Partikel yg terdiri dr 4 buah nukleon i.e 2 proton dan 2 netron
Inti Helium
Sifat :
1. Daya tembus di udara 4 cm,tdk tembus kertas.
2. Partikel alfa tidak mengalami pembelokan karena massa partikel alfa
lebih besar dr massa elektron.
3. Hubungan antara energi dan jarak tembus :
E = 2,12 x R
2/3

SINAR BETA
Mrpkn partikel yg dilepas atau terbentuk pd suatu nekleon inti,dpt
berupa elektron bermuatan negatif (negatron),elektron bermuatan
positif (positron) atau elektron cupture (penangkapan elektron).
Sifat :
1. Daya tembus 100 X partikel alfa.
2. Menyebabkan atom yg dilewati terionisasi.
3. Energi 0,01 MeV 3 MeV,hub energi dan jarak tembus :
R = 0,543 E 0,160

SINAR GAMMA
Merupakan hasil disintegrasi inti atom yg memancarkan sinar alfa
dan terbentuk inti baru dgn tingkat energi agak tinggi,kemudian
transisi ke tingkat energi yg lbh rendah dgn memancar sinar gamma
Inti mula
2
1,48 MeV (
27
Co
60
) Inti baru 1,31 MeV
Inti 1,17 MeV
o

Jika menembus lapisan materi setebal X maka intensitas akan berkurang


X
e I I

=
0
Waktu paruh :

2 ln
2
1
= t
SINAR X
Timbul karena ada perbedaan potensial arus searah yg
besar diantara kedua elektroda dlm sebuah tabung
hampa,berkas elektron akan dipancarkan dari katoda ke
anoda
A K
Perbedaaan tegangan katoda dan anoda 20 KeV 100 KeV
Sifat sinar X :
1. Menghitamkan pelat film
2. Mengionisasi gas
3. Menembus berbagai zat
4. Menimbulkan fluorosensi
5. Merusak jaringan
IONISASI
Peristiwa pembentukan ion positif
dan ion negatif karena energi radiasi
Jenis Radiasi
1. Tidak menimbulkan radiasi
a. Sinar Ultra Ungu
b. Sinar infra merah
c. Gelombang Ultrasonic
2. Menimbulkan ionisasi
a. Sinar Alfa
b. Sinar Beta
c. Sinar Gama
d. Sinar X
e. Proton
Radiasi Pengion
Radiasi sinar-X atau sinar Gamma
Satuan dosis dlm radiasi pengion
- 1 Roentgen : Banyaknya radiasi sinar-X atau Gamma yg menimbulkan
ionisasi diudara pd 0,001293 grm udara sebanyak 1 satuan elektrostatis
- Satuan rap (Roentgen area product) : radiasi sinar-X/gamma yg menge-
nai area tertentu, 1 rap = 100 R cm
2
.
- 1 rad : dosis penyerapan energi radiasi sebanyak 100 erg bagi setiap gram
jaringan, 1 rad = 100 erg/g = 0,01 Joule/Kg jaringan.
- 1 Gy (Gray) : dosis radiasi apa saja yg menyebabkan penyerapan energi
1 Joule pada 1 Kg penyerap. 1 Gy = 1 J/Kg
= 10
7
erg/Kg
= 100 rad
Hubungan antara rad dan Roentgen
Rad = R x 0,87 x F, F = faktor yg nilainya tergantung pd enrgi radiasi
1 Rad = 2,58 x 10
-4
Coulomb/Kg udara
RBE( Rad biological Effectiveness)
Perbandingan dosis sinar-X 250 KV dgn dosis radiasi lain yg
memberikan efek biologis sama
Misal : efek biologis dr 100 rad suatu radiasi sama dengan 300 rad 250 KV
sinar X,maka RBE suatu radiasi ialah 3.
REM( Rad Equivalent man )
Merupakan suatu unit untuk menyatakan banyaknya ekivalen dosis yg
didefinisikan sebagai rad dikalikan faktor kualitas dr radiasi.
Dosis dalam rem = dosis dlm rad x RBE
Satuan rem diipakai dlm proteksi radiasi sedang RBE dlm radioteraphi
EFEK BIOLOGIS YG DITIMBULKAN OLEH
RADIASI PENGION
Dibagi menjadi 2 macam berdasar kerusakan sel:
1. Efek somatis
Terdapat 2 efek yg merusak :
a. Efek ionisasi
Pd sel yg terionisasi akan memancarkan elektron pd struktur
ikatan kimia sehingga molekul2 akan terpeceh dan terjadi
kerusakan sel.
b. Efek Biokimia
Jaringan sebagian besar air,radiasi pengion menyebabkan air
terpecah menjadi ion H+ dan OH- serta atom netal H dan OH yg
reaktif,jaringan terpecah ini menyebabkan kerusakan jaringan.
Berkaitan dgn besar radiasi yg diabsorpsi dan respon jaringan
thdp absorpsi.
2. Efek genetik
EFEK SOMATIS
Terhadap kulit
1. Timbul peradangan kulit akut.
2. Late effect dari dermatitis akut.
Terdapat mata
1. Menimbulkan keratitis.
2. Menimbulkan katarak pd penyinaran 400-500 rad.
Terhadap alat kelamin.
1. Dosis 600 rad menimbulkan sterilisasi.
2. Dosis rendah menimbulkan kelainan pd keturunan.
3. Pada wanita hamil menimbulkan kematian janin atau kelainan.
Terhadap paru-paru
Batuk, sesak nafas dan nyeri dada.
Terhadap tulang
Menghambat pertumbuhan tulang dan osteoporosis.
Terhadap syaraf
Timbul mielitis dan degenerasi jaringan otak.

Anda mungkin juga menyukai