Anda di halaman 1dari 9

IMAN DAN TAQWA

DISUSUN OLEH :

ULUL ALBAB RIVA NUR TORIQ

4311100007 4311100016

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012

BAB I LATAR BELAKANG

BAB III PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IMAN DAN TAQWA Pengertian iman Kata iman berasal dari bahasa arab, yaitu amina-yukminuimanan, yang secara etimologi berarti yakin atau percaya. Dengan demikian iman itu sendiri adalah membenarkan dengan hati, menyatakan dengan lisan, dan melakukan dengan anggota badan. Ringkasnya orang yang beriman ialah orang yang percaya, mengaku dan beramal. Tanpa tiga syarat ini, seseorang itu belumlah dikatakan beriman yang sempurna.iman itu mengikat orang islam, ia terikat dengan segala aturan hukum yang ada dalam islam sebagaimana yang telah ditentukan oleh allah. Oleh karenanya orang islam itu harus beriman, sehingga ia meyakini ajaran islam dan secara totalitas mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian takwa Kata takwa berasal dari waqa-yagi-wiqoyah, sevara ethimologi artinya adalah hati-hati, waspada, mawas diri, memelihara dan melindungi. Takwa dapat diartikan memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran islam secara utuh dan konsisten. Dengan kata lain adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja. Adapun arti lain dari taqwa adalah: a) Melaksanakan segala perintah allah b) Menjauhi segala larangan-larangan allah c) Menerima dan ikhlas dengan hukum-hukum dan ketentuan allah

B. RUKUN IMAN ADA 6 a) Yang pertama adalah iman kpada allah Konsep yang paling asas ialah percaya bahawa tuhan itu satu (Tauhid). Konsep keesaan Allah ini adalah mutlak, dan tidak relatif kepada apa apa jua yang wujud di dunia ini. Dalam Surah Al-Ikhlas yang artimya "Katalah (wahai Muhammad) bahawa Allah itu tunggal. Allah tempat meminta. Tidak Dia beranak dan tidak juga Dia diperanakkan. Dan tiada yang serupa denganNya, Dialah Tuhan yang Esa." Allah ialah nama bagi Tuhan yang sebenar. Allah yang mencipta seluruh alam dan isinya. Allah yang mengatur dan menjaganya. Allah tidak boleh dilihat, tetapi buktibukti sangat banyak untuk menunjukkan pada akal yang waras dan adil bahawa Allah itu wajib ada. Bukan sekadar kita wajib mempercayai bahawa Allah itu ada, bahkan wajib pula kita menyembah NYA. Untuk hendak mempercayai Allah dan menyembah NYA, manusia wajib mengenal Allah dengan betul. Dan untuk hendak mengenali Allah dengan betul, manusia mestilah mencari dan mengkaji dalil-dalil dari Al Quran, Hadis dan Akal. Jika kita tidak mengenal Allah dengan betul, nescaya akan sesat dan kafirlah kita.

b) Yang kedua adalah iman kepada malaikat Rukun iman yang kedua ialah percaya kepada Malaikat. Setiap muslim yang mengucap syahadat wajib mempercayai adanya malaikat. Malaikat juga adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya. Zat malaikat adalah halus, tidak nampak oleh mata kasar manusia biasa tetapi mampu dilihat oleh manusia yang luar biasa seperti Nabi dan Rasul. Rupa malaikat yang sebenar hanya Allah sahaja yang tahu. Namun berdasarkan hadis, malaikat mampu menjelma dalam pelbagai rupa manusia dan bentuk makhluk yang lain. Ia berakal, boleh berkata-kata dan boleh bergerak ke suatu jarak yang jauh dalam masa yang singkat. Keadaan malaikat semata-mata adalah untuk taat dan menjalankan titah perintah Allah. Malaikat itu tidak makan dan tidak minum, tidak mengantuk dan tidak tidak tidur, tidak juga ia berasa penat dan letih. c) Yang ketiga adalah iman kepada kitab-kitab allah Rukun iman yang ketiga adalah iman kepada kitab-kitab allah. Orang Islam percaya bahawa Allah telah menurunkan kitab-kitab kepada para nabi dan rasul untuk membimbing manusia ke jalan yang benar. Ia diakhiri dengan kitab Al-Quran. d) Yang keempat adalah iman kepada rnabi dan rosul allah Beriman kepada nabi dan rasul ialah meyakini bahwa nabi dan rasul itu benarbenar diangkat oleh Allah SWT untuk membimbing manusia ke arah jalan hidup yang baik yang diredhai Allah. Islam mengajar umatnya bahawa Allah menyampaikan wahyuNya melalui malaikat kepada nabi dan rasul. Nabi ialah seorang lelaki yang dipilih Allah untuk menerima wahyu untuk kegunaan dirinya dan umatnya sahaja. Rasul dan nabi merupakan manusia biasa. Islam menghendaki penganutnya untuk mempercayai setiap nabi dan rasul ini dan tidak membezakan mereka antara satu sama lain. Rasul pula merupakan seorang lelaki yang dipilih untuk menerima wahyu untuk dirinya serta disampaikan kepada orang lain. Dilaporkan terdapat 313 orang telah dipilih sebagai rasul sejak bermulanya penciptaan manusia. Manakala bilangan nabi pula adalah 124,000 orang (termasuk rasul). Terdapat 25 rasul yang dinyatakan dalam Al-Quran, dan lima dari rasul tersebut adalah Ulul Azmi iaitu; , Nuh,Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad. Ulul Azmi adalah gelaran yang diberikan kepada rasul Allah yang memiliki ketabahan yang luar biasa dalam menyampaikan risalahnya. Rasul diberi tugas oleh Allah. Secara umumnya, tugas nabi dan rasul adalah membawa kebenaran, memberikan khabar gembira dan peringatan kepada umatnya agar mereka menjadi umat yang beriman kepada Allah agar tidak sengsara dunia dan akhirat. Para rasul diberi wahyu oleh Allah yang membuktikan bahwa mereka adalah pembimbing dalam segala amal perbuatannya pantas dijadikan cermin tauladan. e) Yang kelima adalah iman kepada hari akhirat Kita wajib percaya akan datangnya Hari Kemudian atau akhirat sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam al-Quran. Di terangkan bahawa pada akhir zaman akan datang suatu hari di mana semua makhluk yang ada akan menjadi rosak dan binasa, dimusnahkan dan akan dibangunkan semula. Kerana itu, hari akhirat turut mendapat julukan hari kiamat atau pembangkitan. Setelah segalanya hancur pada hari kiamat, Allah memerintahkan kepada malaikat Israfil untuk bangun terlebih dahulu dan melaksanakan perintah Allah SWT meniup sangkakala, maka bangunlah nyawa yang telah mati untuk dihadapkan ke pengadilan Allah SWT dan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya selama di dunia. Itulah hari pembalasan. Siapa yang amalannya lebih banyak dengan kebaikkan akan mendapat kebahagiaan di syurga.

Sebaliknya, bagi amalannya lebih banyak yang jahat akan mendapat siksaan dan ditempatkan di neraka.

f) Yang trakhir adalah iman kepada qada dan qadar Kita wajib percaya bahawa segala sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi, semuanya itu, menurut apa yang ditentukan dan ditetapkan oleh Tuhan Allah, sejak sebelumnya (zaman azali). Jadi segala sesuatu itu (nasib baik dan buruk) sudah diatur dengan rencana-rencana tertulis atau batasan-batasan yang tertentu. Tetapi kita tidak dapat mengetahuinya sebelum terjadi. Rencana sebelumnya itu Qadar atau Takdir bermaksUd ketetapan.

C. SEBAB TURUNNYA KADAR KEIMANAN a) Sebab-sebab dari dalam diri kata sendiri 1) Kebodohan Kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat boleh jadi karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah dan rezekinya. 2) Ketidak pedulian Ketidakpedulian menyebabkan pikiran seseorang diisi dengan hal-hal duniawi yang hanya ia sukai (yang ia pedulikan), sedangkan yang bukan ia sukai tidak diberi tempat dipikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (dzikir) pada Allah, sifatnya tidak tulus, tidak punya rasa takut dan malu (kepada Allah), tidak merasa berdosa (tidak perlu tobat), dan bisa jadi ia menjadi sombong karena tidak merasakan pentingnya berbuat rendah hati dan sederhana. 3) Menyepelekan dan melakukan perbuatan dosa Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan (tidak patuh terhadap) perintah dan larangan Allah. Perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai dari zinah pandangan mata yang dianggap dosa kecil kemudian berkembang menjadi zinah tubuh. Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa-dosa besar. Karena itu basmilah dosa-dosa kecil selagi belum tumbuh menjadi dosa besar. 4) Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat. Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jiwa meninggal dunia. Adalah sungguh merugi orang-orang yang jiwa jahatnya menguasai tubuhnya. b) Sebab-sebab dari luar diri kita 1) Syaitan

Syaitan adalah musuh manusia. Tujuan syaitan adalah untuk merusak keimanan orang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah maka ia menjadi sarang syaitan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah, membujuknya melakukan dosa.

2) Bujukan dan rayuan dunia


Tujuan hidup manusia seluruhnya untuk akhirat. Apapun kegiatan dunia yang kita lakukan, seperti mencari nafkah, menonton TV, bertemu teman dan keluarga, seharusnya semua itu ditujukan untuk meraih pahala akhirat. Tidak secuilpun dari kegiatan duniawi boleh dilepaskan dari aturan main yang diperintahkan atau dilarang Allah.

3) Pergaulan yang buruk


Rasulullah bersabda : Seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing-masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya (HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi).

D. CARA MENAIKAN KADAR KEIMANAN a) Pelajarilah berbagai ilmu agama Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadits 1) Perbanyaklah membaca Al-Quran dan renungkan maknanya. Ayat-ayat Al-Quran memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya. Sebagian ayat Al-Quran mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan Allah, dilain pihak Al-Quran mampu membuat menangis seorang pendosa, atau membuat tenang seorang pencari ketenangan. Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (QS, Shaad 38:29) Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orangorang yang lalim selain kerugian. (QS, al-Israa 17:82) 2) Pelajarilah ilmu mengenai Asmaul Husna, Sifat-sifat Yang Maha Agung. Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah. Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah). Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan Maha Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar. 3) Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah SAW. Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan

Allah. Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, Wahai Rasul Allah, kapan tibanya hari akhirat?. Rasulullah saw balik bertanya : Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?. Si sahabat menjawab , Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun didalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah. Rasulullah saw menjawab, Insya Allah, di akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai. (HR Muslim) Inilah hadits yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW. Jelaslah bahwa mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga, dan membaca riwayat hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan mencintai Rasulullah SAW. 4) Mempelajari Jasa-jasa dan Kualitas Agama Islam. Perenungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang diajarkannya, perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempurnaan ajaran agama Islam ini. Tidak ada agama lain yang memiliki aturan dan etiket yang sedemikian rincinya seperti Islam, dimana untuk makan dan ke WC pun ada adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk berhubungan suami -istripun ada aturannya. 5) Mempelajari Kehidupan Orang-orang Sholeh (generasi Shalafus Sholihin, para sahabat Rasulullah SAW, murid-murid para sahabat, tabiin dan tabiit tabiin). Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman kini diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud. Umar r.a. pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika tahu bahwa makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya. Sejarah lain menceritakan tentang lumrahnya seorang tabiin meng-khatamkan Quran dalam satu kali sholatnya. Atau cerita tentang seorang sholeh yang lebih dari 40 tahun hidupnya berturut-turut tidak pernah sholat wajib sendiri kecuali berjamaah di mesjid. Atau seorang sholeh yang menangis karena lupa mengucap doa ketika masuk mesjid. Inilah cerita-cerita teladan yang mampu menggetarkan hati seorang yang sedang meningkatkan keimanannnya. b) Renungkanlah tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam (marifatullah) Singkirkan dulu kesombongan akal kita, renungkan secara tulus bagaimana alam ini diciptakan. Sungguh pasti ada kekuatan luar biasa yang mampu menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem kehidupan yang rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom. Renungkan pula rahasia dan mukjizat Quran. Salah satu keajaiban Al Quran adalah struktur matematis Al Quran. Walau wahyu Allah diturunkan bertahap namun ketika seluruh wahyu lengkap maka ditemukan bahwa kata tunggal hari disebut sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada satu tahun syamsiyyah (masehi). Kata jamak hari disebut sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan. Sedang kata Syahrun (bulan) dalam Al Quran disebut sebanyak 12 kali sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun. Kata S aaah (jam) disebutkan sebanyak 24 kali sama dengan jumlah jam sehari semalam. Dan semua kata-kata itu tersebar di 114 surat dan 6666 ayat dan ratusan ribu kata yang tersusun indah. Dan masih banyak lagi keajaiban dan mukjizat Al Quran dari sisi pandang lainnya yang membuktikan bahwa itu bukan karya manusia. Masih banyak pula mukjizat lainnya di alam ini yang membuktikan bahwa alam ini memiliki struktur yang sangat sempurna dan tidak mungkin tercipta dengan sendirinya. Adalah lumrah, bahwa sesuatu yang tidak mungkin diciptakan manusia, pastilah diciptakan sesuatu yang Maha Kuasa, Maha Besar. Inilah yang menambah kecilnya diri kita dan

menambah kekaguman dan cinta serta iman kita kepada Sang Pencipta alam semesta ini. c) Berusaha keras melakukan amal perbuatan yang baik secara ikhlas. Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap melalui lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas, diperlukan usaha dan keseriusan untuk melakukan amalan-amalan ini. E. PROSES TERBENTUKNYA IMAN Sejak awal seluruh roh manusia (jaman arwah) telah mengambil kesaksian bahwa Raab-nya allah swt. Ini berarti setiap manusia telah memiliki benih iman (Qs. Al Araf : 172). Ditegaskan lebih lanjut oleh allah swt dalam (Qs. Ar Rum : 30) bahwa setiap ciptaan dan dalam hal ini manusia fitrahnya adalah mengesakan allah. Artinya, fitrahnya berarti beriman kepada allah dan berarti pula fitrahnya adalah islam. Potensi fitrah atau iman islam tersebut perlu ditindak lanjuti dan yang paling berkompeten menumbuhkan potensi iman islam tersebut adalah kedua orang tua. Sebagaimana diterangkan dalam hadist nabi Muhammad Saw yang artinya: setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tuanya yang berperan menjadikan anak tersebut menjadi yahudi atau nasrani. Imam ghozali menisbahkan, setiap orang mempunyai potensi untuk melihat, tetapi ia tetap tidak bisa melihat apabila tidak ada cahaya yang masuk kedalam mata, begitu juga dengan potensi iman yang dimiliki seseorang harus di tindaklanjuti oleh kedua orang tuanya, dan lingkungan mereka dibesarkan. Pada kenyataannya bermacam kepercayaanagama atau kepercayaan yang dipeluk atau dianut manusia. Dan apabila dalam diri seseorang telah terikat dengan tatanan iman, harus dikembangkan untuk mencapai iman yang kokoh. Dalam Al-quran Surat Ali Imron 190191, dijelaskan bahwa perkembangan iman dapat melalui dua jalan, yaitu fikir dan dzikir dan sebaiknya dilakukan dan berjalan secara seimbang.

F. TANDA-TANDA ORANG BERIMAN Didalam Al-quran teleh banyak dijelaskan tanda-tanta orang beriman, diantaranya pada surat Al Anfal ayat 2-4

Artinya:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia."(QS.Al Anfal 2-4). Dari Ayat tersebut telah jelas lah bahwa beberapa tanda-tanda orang yang benar-benar beriman kepada Allah adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Bila disebut nama Allah gemetarlah Hatinya Apabila Dibacakan Ayat-ayat Allah bertambahlah Imannya Mereka selalu bertawakal Kepada Allah Mendirikan Shalat Menafkahkan (berinfaq, shadaqoh)

itulah tanda-tanda orang yang benar-benar beriman selain tanda-tanda yang lain yang Allah Gambarkan dalam surat Al fatihah dan surat-surat yang lainnya. Yang jadi renungan buat kita adalah sudahkah, pernahkah, kita ini bergetar atau atau bahkan menangis ketika disebut ayat-ayat Al Quran? atau justru kita tertawa terbahak-bahak padahal Al Quran menceritakan betapa pedihnya Azab Allah itu? semua jawabanya kembali kepada diri kita masing-masing, marikita introspeksi / muhasabah / evaluasi diri kita sebelum Allah yang turun tangan untuk mengevaluasi kita di Yaumul Akhir nanti.

Anda mungkin juga menyukai