Assalamualaikum,wr.wb
Puji syukur kami panjatkan hehadirat allah swt. Karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas Makala yang berjudul Penyakit Parkinson tetap pada waktunya . Penulisan makala ini merupakan salah satu tugas individu. Yang di berikan kepada kami sebagai materi kuliah yang harus di pahami dan di mengerti Maksudnya. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan - kekurangan baik Pada teknis penulisan maupun materi untuk itu kritik dan saran yang membangun semua pihak sangat Harapkan demi penyempurnaan makala kami.
Mudah mudahan dengan adanya tugas makala ini kreativitas Mahasiswa dapat mengingat . apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini. Maka, kami selalu penyusun memohon maaf yang sebesar besarnya.
Wassalamualaikum wr.wb
T im Penyusun
DAFTAR ISI
A.Latar Belakang...1 B.Rumusan Masalah1 C.Tujuan..2 BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E. F. G. Pengertian.................................................................................................3 Insidensi...................................................................................................3 Etiologi.....................................................................................................4 Patofisiologi...............................................................................................6 Manifestasi klinis.......................................................................................8 Pemeriksaan penunjang.........................................................................10 Penatalaksanaa.......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit Parkinson (PD) adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan
ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. Penyakit Parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh James Parkinson seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Di dalam tulisannya, James Parkinson mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya) tersebut memiliki karakteristik yang khas yakni tremor, kekakuan dan gangguan dalam cara berjalan (gait difficulty). Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita seimbang. 5 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala awalnya muncul sebelum usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat dari 0,6 % pada usia 60 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 89 tahun. Di Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita parkinson. Di Indonesia sendiri, dengan jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar 200.000400.000 penderita. Rata-rata usia penderita di atas 50 tahun dengan rentang usiasesuai dengan penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Sumatera dan
Jawa- 18 hingga 85 tahun. Statistik menunjukkan, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, lelaki lebih banyak terkena dibanding perempuan (3:2) dengan alasan yang belum diketahui. Beberapa orang ternama yang mengidap Penyakit Parkinson diantaranya adalah Bajin (sasterawan terkenal China), Chen Jingrun (ahli matematik terkenal China), Muhammad Ali (mantan peninju terkenal A.S.), Michael J FoxThe Michael J Fox Foundation For Parkinsons Research (seorang bintang film Hollywood terkenal). Dari beberapa fakta yang menunjukkan data mengenai Penyakit Parkinson, hal yang menarik adalah penyakit ini belum diketahui penyebabnya secara pasti dan hanya mengacu pada prediksi faktor genetika dan lingkungan. Namun, pada perkembangan terakhir mengenai penyakit ini, ada tendency bahwa penyakit ini deisebabkan oleh kerusakan mitokondria, organel penghasil energi di dalam sel, yang menyebabkan neuron di dalam substantia nigra otak mati atau tidak berfungsi. Studi dari Children Hospital Boston sekarang menunjukkan bahwa mutasi genetik menyebabkan bentuk herediter dari Penyakit Parkinson menyebabkan mitokondria bergerak acak keluar dari sel, meninggalkan sel tanpa ada kemungkinan menghentikan mereka. Penemuan ini muncul pada 11 November isu tentang sel.Oleh sebab itu, pembahasan mengenai PD ini sangat menarik juga karena pengembangan dari penelitian penyakit ini selalu meningkat tiap tahunnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Parkinson? 2. Berapa insidensi penyakit Parkinson? 3. Bagaimana tanda dan gejala penyakit Parkinson?
4. Apa etiologi dari penyakit Parkinson? 5. Bagaimana patofisiolgi dari penyakit Parkinson 6. Apa komplikasi dari penyakit Parkinson? 7. Apa pemeriksanaan penunjang yang dipakai untuk penyakit Parkinson? 8. Bagaimana penatalaksanaan medis untuk pasien penderita Parkinson 9. Bagaimana penatalaksanaan keperawatan untuk pasien penyakit Parkinson? 10. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien yang menderita penyakit Parkinson
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang penyakit Parkinson,penyebab,tanda dan gejala yang muncul,pelaksanaan medis dan pelakasanaan keperawatan.
BAB II PEMBAHASAN
(Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency). Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot.
B. INSIDENSI Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita seimbang. 5 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala awalnya muncul sebelum usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat dari 0,6 % pada usia 60 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 89 tahun. Di Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita parkinson. Di Indonesia sendiri, dengan jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar 200.000-
400.000 penderita. Rata-rata usia penderita di atas 50 tahun dengan rentang usiasesuai dengan penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Sumatera dan Jawa- 18 hingga 85 tahun. Statistik menunjukkan, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, lelaki lebih banyak terkena dibanding perempuan (3:2) dengan alasan yang belum diketahui. C. Gejala Penyakit Parkinson 4 Tanda dan gejala utama Penyakit Parkinson:
1. Tremor pada saat istirahat tingkat keparahan relative stabil misalnya pada tangan,kaki,jari,rahang/muka. 2. Kekakuan,gerakan putar siku dan pergelangan tangan berkurang,ekspresi wajah kaku. 3. Melemahnya gerakan,akinesia/bradikinesia seperti langkah pendek-
D. ETIOLOGI 1. Usia, karena Penyakit Parkinson umumnya dijumpai pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia di bawah 30 tahun. 2. Ras, di mana orang kulit putih lebih sering mendapat penyakit Parkinson daripada orang Asia dan Afrika. 3. Genetik, factor genetik amat penting dengan penemuan pelbagai kecacatan pada gen tertentu yang terdapat pada penderita Penyakit Parkinson, khususnya penderita Parkinson pada usia muda. 4. Toksin (seperti 1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-trihidroxypyridine (MPTP), CO, Mn, Mg, CS2, methanol, etanol dan sianida), penggunaan herbisida dan pestisida, serta jangkitan. 5. Cedera kranio serebral, meski peranannya masih belum jelas, dan 6. Tekanan emosional, yang juga dipercayai menjadi faktor risiko. E. PATOFISIOLOGI Secara umum dapat dikatakan bahwa penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar dopamin akibat kematian neuron di pars kompakta substansia nigra sebesar 40 50% yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies). Lesi primer pada penyakit Parkinson adalah degenerasi sel saraf yang mengandung neuromelanin di dalam batang otak, khususnya di substansia nigra pars kompakta, yang menjadi terlihat pucat dengan mata telanjang. Dalam kondisi normal (fisiologik), pelepasan dopamin dari ujung saraf nigrostriatum akan merangsang reseptor D1 (eksitatorik) dan reseptor D2 (inhibitorik) yang berada di dendrit output neuron striatum. Output striatum disalurkan ke globus palidus
segmen interna atau substansia nigra pars retikularis lewat 2 jalur yaitu jalur direk reseptor D1 dan jalur indirek berkaitan dengan reseptor D2 . Maka bila masukan direk dan indirek seimbang, maka tidak ada kelainan gerakan. (Robert Silitonga, 2007) Pada penderita penyakit parkinson, terjadi degenerasi kerusakan substansia nigra pars kompakta dan saraf dopaminergik nigrostriatum sehingga tidak ada rangsangan terhadap reseptor D1 maupun D2. Gejala Penyakit Parkinson belum muncul sampai lebih dari 50% sel saraf dopaminergik rusak dan dopamin berkurang 80%. Reseptor D1 yang eksitatorik tidak terangsang sehingga jalur direk dengan neurotransmiter GABA (inhibitorik) tidak teraktifasi. Reseptor D2 yang inhibitorik tidak terangsang, sehingga jalur indirek dari putamen ke globus palidus segmen eksterna yang GABAergik tidak ada yang menghambat sehingga fungsi inhibitorik terhadap globus palidus segmen eksterna berlebihan. Fungsi inhibisi dari saraf GABAergik dari globus palidus segmen ekstena ke nucleus subtalamikus melemah dan kegiatan neuron nukleus subtalamikus meningkat akibat inhibisi. (Robert Silitonga, 2007) Saraf eferen dari globus palidus segmen interna ke talamus adalah GABAnergik sehingga kegiatan talamus akan tertekan dan selanjutnya rangsangan dari talamus ke korteks lewat saraf glutamatergik akan menurun dan output korteks motorik ke neuron motorik medulla spinalis melemah terjadi hipokinesia. (Robert Silitonga, 2007) . F. KOMPLIKASI Komplikasi terbanyak dan tersering dari penyakit Parkinson yaitu :
1. 2. 3.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Neuropatolog Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi neuropatologi. Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris, sering kali berat otaknya berkisar 1000 gr (850-1250gr). 2. Pemeriksaan neuropsikologik Penyakit alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Fungsi pemeriksaan neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungsi kognitif umum danmengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Test psikologis ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh beberapa bagian otak yang berbeda-beda seperti gangguan memori, kehilangan ekspresi, kalkulasi, perhatian dan pengertian berbahasa. 3. CT Scan dan MRI Merupakan metode non invasif yang beresolusi tinggi untuk melihat kwantifikasi perubahan volume jaringan otak pada penderita alzheimer antemortem. Pemeriksaan ini berperan dalam menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab demensia lainnya selain alzheimer seperti multiinfark dan tumor serebri. Atropi kortikal menyeluruh danpembesaran ventrikel keduanya merupakan gambaran marker dominan yang sangat spesifik pada penyakit ini. Tetapi gambaran ini
juga didapatkan pada demensia lainnya seperti multiinfark, parkinson, binswanger sehingga kita sukar untuk membedakan dengan penyakit alzheimer. 4. EEG Berguna untuk mengidentifikasi aktifitas bangkitan yang suklinis. Sedang pada penyakit alzheimer didapatkan perubahan gelombang lambat pada lobus frontalis yang non spesifik. 5. PET (Positron Emission Tomography) Pada penderita alzheimer, hasil PET ditemukan penurunan aliran darah, metabolisma O2, dan glukosa didaerah serebral. Up take I.123 sangat menurun pada regional parietal, hasil ini sangat berkorelasi dengan kelainan fungsi kognisi danselalu dan sesuai dengan hasil observasi penelitian neuropatologi. 6. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) Aktivitas I. 123 terendah pada refio parieral penderita alzheimer. Kelainan ini berkolerasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif. Kedua pemeriksaan ini (SPECT dan PET) tidak digunakan secara rutin H. PENATALAKSANAAN MEDIS Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan medikamentosa seperti:
1. Antikolinergik untuk mengurangi transmisi kolinergik yang berlebihan ketika kekurangan dopamin. 2. Levodopa, merupakan prekursor dopamine, dikombinasi dengan karbidopa, inhibitor dekarboksilat, untuk membantu pengurangan L-dopa di dalam darah dan memperbaiki otak.
3. Bromokiptin, agonis dopamine yang mengaktifkan respons dopamine di dalam otak. 4. Amantidin yang dapat meningkatkan pecahan dopamine di dalam otak. 5. Menggunakan monoamine oksidase inhibitor seperti deprenil untuk menunda serangan ketidakmampuan dan kebutuhan terapi levodopa.
I.
1. Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan fungsi motorik. 2. Observasi gaya berjalan dan saat melakukan aktivitas. 3. Kaji riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi tubuh. 4. Kaji kejelasan dan kecepatan bicara. 5. Kaji tanda depresi
J. ASUHAN KEPERAWATAN Diagnosis dan Intervensi Keperawatan 1. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan bradikinesia, regiditas otot dan tremor ditandai dengan : DS: klien mengatakan sulit melakukan kegiatan. DO: tremor saat beraktivitas. Intervensi: Tujuan : meningkatkan mobilitas. Bantu klien melakukan olah raga setiap hari seperti berjalan, bersepeda, berenang, atau berkebun.
Anjurkan klien untuk merentangkan dan olah raga postural sesuai petunjuk terapis. Mandikan klien dengan air hangat dan lakukan pengurutan untuk membantu relaksasi otot. Instruksikan klien untuk istirahat secara teratur agar menghindari kelemahan dan frustasi. Ajarkan untuk melakukan olah raga postural dan teknik berjalan untuk mengurangi kekakuan saat berjalan dan kemungkinan belajar terus. Instruksikan klien berjalan dengan posisi kaki terbuka. Buat klien mengangkat tangan dengan kesadaran, mengangkat kaki saat berjalan, menggunakan sepatu untuk berjalan, dan berjalan dengan langkah memanjang. Beritahu klien berjalan mengikuti irama musik untuk membantu memperbaiki sensorik. Evaluasi : klien mengikuti sesi terapi fisik, melakukan latihan wajah 10 menit 2 kali sehari. 2. Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kesulitan: menggerakkan makanan, mengunyah, dan menelan, ditandai dengan DS: klien mengatakan sulit makan, berat badan berkurang DO: kurus, berat badan kurang dari 20% berat badan ideal, konjungtiva pucat, dan membran mukosa pucat. Intervensi: Tujuan : mengoptimalkan status nutrisi.
Ajarkan klien untuk berpikir saat menelan-menutup bibir dan gigi bersamasama, mengangkat lidah dengan makanan di atasnya, kemudian menggerakkan lidah ke belakang dan menelan sambil mengangkat kepala ke belakang. Instruksikan klien untuk mengunyah dan menelan, menggunakan kedua dinding mulut. Beritahu klien untuk mengontrol akumulasi saliva secara sadar dengan memegang kepala dan menelan secara periodik. Berikan rasa aman pada klien, makan dengan stabil dan menggunakan peralatan. Anjurkan makan dalam porsi kecil dan tambahkan makanan selingan (snack). Monitor berat badan. Evaluasi : klien dapat makan 3 kali dalam porsi kecil dan dua kali snack, tidak ada penurunan berat badan. 3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan
kemampuan bicara dan kekakuan otot wajah ditandai dengan : DS: klien/keluarga mengatakan adanya kesulitan dalam berbicara DO: kata-kata sulit dipahami, pelo, wajah kaku. Intervensi: Tujuan: memaksimalkan kemampuan berkomunikasi. Jaga komplikasi pengobatan Rujuk ke terapi wicara.
Ajarkan klien latihan wajah dan menggunakan metoda bernafas untuk memperbaiki kata-kata, volume, dan intonasi. Nafas dalam sebelum berbicara untuk meningkatkan volume suara dan jumlah kata dalam kalimat setiap bernafas. Latih berbicara dalam kalimat pendek, membaca keras di depan kaca atau ke dalam perekam suara (tape recorder) untuk memonitor kemajuan. Evaluasi : tidak adanya kesulitan dalam berbicara, kata-kata dapat dipahami.
A. KESIMPULAN Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency Belakang Masalah. Tanda dan gejala yang timbul biasanya adalah tremor,kekakuan,
melemahnya gerakan,akinesia/bradikinesia,ketidakseimbangan.Penyeba penyakit ini adalah usia,ras,genetic,toksin,cedera kranio serebral.Penatalaksanaan medis yaitu Antikolinergik ,Levodopa,Bromokiptin,Amantidi. B. SARAN Orang yang menderita Parkinson ini harus segera dilakukan pengobatan baik dengan terapi obat kimia atau herbal.Selain itu juga harus memperhatikan etiologi seperti ras genetik,toksin usia serta gejala yang muncul seperti
tremor,ketidakseimbangan daya tahan tubuh.Oleh karena itu dijaga keadaan tubuh kita dalam memenuhi gizi yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA
(Inggris)"Protein kinases CK1 and CK2 as new targets for neurodegenerative diseases". Instituto de Quimica Medica-CSIC; Perez DI, Gil C, Martinez A.. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20577972. Diakses pada 7 Juli 2010. Dittmar T, Znker KS. 2009. Stem Cell Biology in Health and Disease. Dordrecht: Springer verlag. Anonym, file:///D:/penyakit-parkinson-parkinsons-disease.html november 2013 Arenas, et al. 2008.Penyakit Parkinson.jakarta diaskes tanggal 17 november 2013 Anonym, file:///G:/obat%20parkinson.html diaskes tanggal 18 november 2013 diaskes tanggal 18