Judul Penelitian

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Judul Penelitian : Studi komparatif tumbuh kembang bayi usia 0-6 Bulan yang diberi MP-ASI dan tanpa

diberi MP-ASI

I. PENDAHULUAN Masa bayi merupakan masa yang tidak akan pernah terulang dalam kehidupan setiap individu manusia. Bayi merupakan suatu tahap perkembangan manusia setelah dilahirkan (Puspita, 2006). Pertumbuhan dan perkembangan bayi bersifat multidimensional dan terdiri dari beberapa domain yang saling terkait meliputi perkembangan motorik, kognitif, social dan emosional (Gibney dkk, 2005). Rentang usia bayi 0-24 bulan merupakan tahap perkembangan kritis sehingga memerlukan perhatian yang optimal, terutama dari orangtuanya sebagai orang terdekat. Secara psikologis pada tahap usia ini diperlukan kebutuhan yang khusus dibandingkan dengan usia selanjutnya. Kebutuhan khusus tersebut diantaranya nutrisi yang cukup bagi tumbuh kembang bayi secara optimal yaitu dengan ASI eksklusif ( Puspita,2006). ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal enam bulan (Roesli, 2008 : 87). Hingga saat ini ASI masih merupakan gizi terbaik untuk bayi, karena komposisi zat-zat gizi didalamnya secara optimal mampu menjamin pertumbuhan dan perkembangan pada kecerdasan bayi. Selain itu, ASI juga mengandung zat imonologik yang membantu melindungi bayi dari infeksi dan serangan penyakit khususnya usia 4 sampai 6 bulan pertama sejak kelahiran bayi (Depkes RI, 2005). Suatu penelitian di Eropa menunjukkan anak-anak berusia 9,5 tahun yang mendapatkan ASI, memiliki IQ 12,9 poin lebih

tinggi dari pada anak-anak yang tidak mendapat ASI. Sementara peran lain dari ASI yaitu soal EQ (kemampuan sosialisasi) anak, kedekatan dengan ibu waktu mendapat ASI dapat mempengaruhi dalam perkembangan emosi anak (Roesli, 2008: 87). Depkes RI (2007) mendefenisikan ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja, segera setelah bayi lahir sampai umur 6 bulan tanpa makanan atau cairan lain termasuk air putih, kecuali obat dan vitamin. Pemberian ASI Eksklusif berlandaskan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.450/MenKes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 yang mendukung pencapaian pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal bayi. Setelah usia 6 bulan, disamping ASI dapat pula diberikan makanan tambahan (MPASI, Makanan Pendamping ASI), namun

pemberiannya harus diberikan secara tepat meliputi kapan memulai pemberian, apa yang harus diberikan, berapa jumlah yang diberikan dan frekuensi pemberian untuk menjaga kesehatan bayi (Rosidah, 2008). Pemberian makanan tambahan harus disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan kebutuhannya (Narendra dkk, 2008). Namun kebanyakan ibu sudah memberikan susu formula kepada bayinya sebelum berusia 6 bulan. Hal ini dapat kita lihat dari rendahnya pencapaian ASI eksklusif di Indonesia yaitu bayi yang mendapat ASI eksklusif sampai usia 5 bulan hanya 14% dan 8 % sampai usia 6 bulan (Depkes, 2004). Rendahnya pemberian ASI eksklusif di Indonesia menyebabkan 5 juta balita menderita gizi kurang, sehingga dapat dikatakan derajat kesehatan dan gizi anak Indonesia masih memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat kematian bayi setiap tahunnya, sekitar 132.000 anak meninggal sebelum usia 1 tahun. Menurut WHO, dari seluruh kematian bayi tersebut, lebih dari setengahnya terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk serti penyakit infeksi. Selain itu kekurangan gizi pada balita akan berdampak buruk pertumbuhan dan perkembangannya, yaitu timbulnya gangguan psikomotor, kognitif dan social serta secara klinis terjadi gangguan pertumbuhan (Depkes, 2006).

Anda mungkin juga menyukai