Anda di halaman 1dari 12

Magister Program Studi Ilmu Hukum Muhammad Helmi Fakhrazi

Nim : 2013010261052

BAB I SEKILAS PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN ILMU HUKUM

PEMBUKAAN ( Prof. A. Mashur Effendi S.H. M.S )


Ilmu berkembang dan berawal dari rasa ingin tahu manusia terhadap alam dan segala isisnya. Kata Science pada awalnya mengingatkan ilmu-ilmu pasti, alam dan kimia, berserta metode-metodenya. Di dalam perkembangannya masalah sosialpun merupakan objek penelitian yang penting. Se ara singkat ilmu dapat diartikan dengan pengetahuan ( Science is Knowledge). !etapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Ilmu berobjekan sesuatu pengetahuan tertentu dan memeperoleh pengetahuan yang berobjekan sesuatu pengetahuan tertentu dan memperoleh pengetahuan itu dengan menggunakan metode-metode tertentu. Dewasa ini terdapat " objek utama yang membedakan sesuatu ilmu tertentu dari ilmu lainnya, yakni# a. $bjek atau hal ihwal yang dipelajari (ontologi) b. %engetahuan yang di ari tentang objek itu (manfaat/aksiologi)& dan . 'etode yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan itu (epistimologi) (. Arti Ilmu dan Pengetahuan )da beberapa jalan untuk men apai pengetahuan yakni dengan mendengarkan erita orang tua, pengalaman sendiri dan dengan jalan men ari keterangan-keterangan. %engetahuan yang didapat dari keterangan atau kebenaran dengan akal dan pikiran kita mempunyai nilai kebenaran yang lebih kuat daripada in*ormasi yang kita dapat dari in*orman. Seperti ontoh seorang petani yang bertahun-tahun mengerjakan sawah berdasarkan pengalamannnya, mengetahui akan pengaruh hujan, waktu-waktu musim hujan dan musim panas atas tanaman. Seorang petani akan tahu berkat pengalamannya, mengetahui bagaimana pengaruh musim dan alam terhadap tanamannya. Dari beberapa tanda yang diketahuinya atau didapat, dapat di ari keterangan tentang tanaman berhubung dengan tanah dan udara serta +at makanan tumbuh-tumbuhan tersebut. %engetahuan yang didapat dengan jalan men ari keterangan disebut ilmu bersendi kepada pengetahuan, dengan demikian pengetahuan adalah tangga atau sumber ilmu untuk men ari keterangan lebih lanjut. )wal perkembangan ilmu, peratama-tama adalah dari hal yang kita rasakan adanya suatu masalah dengan demikian timbulnya masalah akibat adanya kesenjangan antara itaita (das sollen) dengan kenyataan (das Sein). Setalah itu dipikirkan hubungan sebab dan akibatnya (teori kausalitas). Semakin luas ,ariabel yang ditemukan semakin mendekati pada kebenaran ilmu. Karena maksud ilmu juga memberi keterangan tentang masalah tersebut. Keterangan ilmu yang bertentangan dengan kenyataan yang lahir pasti salah. Dengan demikian masalah akibat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Ilmu yang diawali dengan pengalaman empiris diteruskan oleh ilmu teoritik yang berusaha meramal dan mengontrol demi tujuan yang diharapkan. -ukum dalam ilmu
Bu ga ram!ai "eori Hukum Buku I

Magister Program Studi Ilmu Hukum Muhammad Helmi Fakhrazi

Nim : 2013010261052

berkaitan dengan satu kepastian, tetapi tidak segala keterangan ilmu bernama hukum. Keterangan ilmu bernama hukum kalau berlaku se ara uni,ersal. Ilmu teoritika, memandang ke belakang, memikirkan masalah, masalah yang sudah berlalu, terkait dengan sebab dan akibat yang berlaku bagi tiap-tiap masalah yang serupa dikemudian hari. Sedangkan ilmu praktika memandang kedepan dengan memepergunakan pengetahuan atau ilmu yang ada untuk mendapat jalan baru yang harus ditempuh untuk men apai satu perbaikan keadaan dan syarat hidup yang lebih sempurna. .. Tugas Ilmu Pengetahuan Dari pandangan para pemikir, se ara singkat dapat disimpulkan bahwa hakikatnya tugas-tugas ilmu pengetahuan meliputi# a. E planation / Pen!elasan 'enerangkan gejala-gejala yang timbul. 'enerangkan tidak hanya melukiskan (descripti"e stud#) tetapi berusaha menyajikan data mengenai gejala-gejala yang ada berserta sebab akibatnya. $. Prediction/prediksi/dugaan% 'eramalkan kejadian dimasa depan atas sesuatu keadaan terkait dengan peristiwaperistiwa alam. Seperti seseorang dapat menerangkan bahwa besi jika panas akan memuai (mengembang) c. Kontrol. 'engawasi atau men egah terhadap hal-hal yang tidak di inginkan. ". Riset, Met da !er"i#ir dan si#a$ ilmiah /eberapa hal yang mempengaruhi dalam dunia ilmu a. b. . d. e. *. Dorongan ingin tahu untuk meneliti *akta-*akta baru !idak berat sebelah dan berpandangan luas terhadap kebenaran )da kesesuaian antara obesr,asi lapangan dengan laporannya Keras hati dan rajin di dalam penelitian guna menemukan kebenaran Si*at ragu-ragu menghindar 0rasa pesimis terhadap usaha men ari kebenaran 1endah hati dan toleran terhadap hal yang diketahui dan tidak diketahui (pentingnya hal-hal yang tidak diketahui dan kesukaran menginterpretasikan hal yang diketahui). g. 'empunyai keberanian moral, siap untuk die,aluasi hasil0pendapatnya di setiap *orum. h. 'empunyai pikiran terbuka terhadap kebenaran-kebenaran baru. Sikap ilmiah merupakan sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam melakukan tugas untuk mempelajari, meneruskan, menolak, atau menerima serta mengubah atau menambah ilmu. )dapun sikap-sikap alamiah tersebut adalah# $bjekti*itas Sikap serba relati* Sikap skeptis Kesabaran intelektual

Bu ga ram!ai "eori Hukum Buku I

Magister Program Studi Ilmu Hukum Muhammad Helmi Fakhrazi

Nim : 2013010261052

Kesederhanaan Sikap tidak memihak kepada etik

2. Per!edaan antara Illmu S sial dan Ilmu E#sa# Ilmu S sial $bjeknya terlalu kompleks )bstrak3 ,ariable berubah-berubah 'asalahnya gaib oleh karena itu kesadaran indi,idu menjadi penting !ak ada de*inisi operasional yang seragam, sering digunakan istilah konsepsional !ak ada terminiologi yang seragam0baik Sulit melakukan eksperimen Sulit menentukan unit, kalisi*ikasi Ilmu E#sa# Konkrit tidak banyak ,ariable0pengubah 'asalahnya tampak kasat mata tetap serta berlangsung berulang-ulang Sudah ada hukum-hukum dan rumus yang uni,ersal Sudah ada ukurannya (Km, 4m, Kg, dsb.) 'udah karena gampang mengisolasi banyak ,ariabel yang tidak ada hubungan Sudah ada keragaman.

Lang#ah%lang#ah Met de Ilmiah (Scientific Methode) (. Diawali dengan menyusun suatu hipotesis, merupakan dugaan sementara, yang ,alid untuk ditest (diukur) lebih lanjut. dalam rumusan hipotesis disusun sejelas-jelasnya. 1umusan masalah dan objek penelitian merupakan pedoman dari penelitian itu sendiri .. 'elakukan pengamatan (o$ser"asi) serta men atat data yang ada ". 'engadakan klasi*ikasi dan mengatur kumpulan data 2. 'enarik kesimpulan umum &' Riset dan Met da !er"i#ir Ilmu diawali dari hasil pemikiran atau hasil penelitian (research). 1esear h dari kata &e 5 Kembali dan Search 5 'en ari. Dengan demikian researh0riset adalah men ari jawaban yang benar se ara terus menerus untuk mendapat jawaban yang benar, diperlukan alat0methode tertentu. )dapun metode-metode yang banyak terkenal yaitu # 'etode deduksi dan induksi, 'etode Dialektis, 'etode 6iloso*is, 'etode %erbandingan, 'etode Sejarah, 'etode Sistematis, 'etode -ukum, 'etode Sinkristimus, 'etode *ungsional. Sebagai salah satu onoh pemaparan metoda penelitian penulis mengedepankan metoda yang ukup penting yakni metode *ungsionalyaitu suatu metoda yang di dalam proses penyelidikan meninjau serta membahas objek penyelidikannya dengan menggadengkan baik metoda hukum, dan sejarah maupun metoda sosiologis dimana gejala dalam dunia ini masing-masing tidak terlepas dari satu dengan yang lainnya, melainkan terdapatnya hubungan yang timbal balik atau independen

Bu ga ram!ai "eori Hukum Buku I

Magister Program Studi Ilmu Hukum Muhammad Helmi Fakhrazi

Nim : 2013010261052

Pimi#iran ( Penda$at %ada bab ini menjelaskan banyak hak mengenai perkembanan ilmu pengetahuan dan ilmu hukum yang diawali penjelasan mengenai Ilmu pengetahuan dengan mengartikan bahwa Ilmu pengetahuan adalah seluruh pengetahuan yang dikordinir mengenai hal ihwal tertentu3 dapaun dengan kata lain menurut andi -akim nasution (.7# (899) se ara operasional ilmu merupakan usaha akal manusia yang teratur dan terasa menuju penemuan keteranagn tentang pengetahuan yang benar. Ilmu %engetahuan pada dasarnya dibagi menjadi dua hal yakni Ilmu %raktika, dan ilmu !eoritika, kedua bagian ilmu tersebut mempunyai kesamaan tugas ilmu pengetahuan yakni 'enjalasakan Ilmu (E planatiaon), 'emprediksi Illmu (Prediction) serta 'engawasi Ilmu %engetahuan ('ontrol). Seseorang yang mendalami ilmu pengetahuan lebih dalam atau keseharaian menjadi pro*esinya disebut dengan ilmuwan( paling tidak sebagai ilmuwan memiliki 2 hal untuk mendalami Ilmu %engetahuan dan menemukan suatu kebenaran dalam proses ilmu pengetahuannnya, yaitu 1iset, 'etode /er*ikir, dan Sikap Ilmiah Sikap Ilmiah bisa menjadi ujung tombak dalam keberhasilan men ari suatu kebenaran dalam proses sebagai ilmuwan, adapun aspek-aspek sikap ilmiah paling kurang mempunyai : aspek yang lebih dulu dipenuhi sebagai ilmuwan, yaitu, )$!ekti"itas( Sikap Ser$a &elatif( Sikap Skeptis( Kesederhanaan *ntelektual( Kesederhanaan( dan Sikap tidak memihak kepada etik. ;angkah-langkah ara ber*ikir ilmiah seorang ilmuwan untuk mendapatkan kebenaran menurut <ohn Dewey yang diawali dengan reflecti"e+thinking( yaitu# Pertama( 'enyelami masalah yang ada, Kedua( maslah dibatasi dan dirumuskan setajam mungkin. Ketiga( berusaha men ari jalan keluar dari masalah dengan membuat hipotesis yang diperkuat adanya anggapan dasar, Keempat( menentukan metode penelitian serta alat-alatnya seperti data dan sema amnya, Kelima( data yang dapat diolah, dianalisis da di interpretasikan, dan terkahir Keenam( 'enarik Kesimpulan.

Bu ga ram!ai "eori Hukum Buku I

Magister Program Studi Ilmu Hukum Muhammad Helmi Fakhrazi

Nim : 2013010261052

BAB II HUKUM DAN STUDI ILMU HUKUM Sebagaimana diketahui ilmu bermaksud men ari0mempertahankan kebenaran (waarheden) dan penilaian (waarden) tentang kenyataan. -arus diakui bahwa kebenaran dan penilaian bukan kebenaran mutlak dan penilaian mutlak, ada unsur relati,itas, lebih-lebih dalam ilmu sosial. Dengan demikian ilmu ditentukan dari suatu kebenaran nisbi, jadi hanya di apai penilaian nisbi saja. !iap kebenaran ditentukan setelah dan berdasarkan perbandingan dengan kebenaran lain. )dapun hal yang dimaksud dengan kebenaran303!ruth3 bukan *a ts3 (kenyataan). !ruth03waarhed3 dan *a ts3 atau dalam bahasa belanda *eiten3. !idak sama. truth diperoleh berdasarkan *a ts3. <adi truth3 itu kurang lebih suatu pena*siran *a ts3 melalui proses yang panjang. Satu kompleks kenyataan dapat menimbulkan beberapa kebenaran3. <umlah #kebenaran3 yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah pandangan hidup pena*siran yang berbeda-beda. $leh karena itu, ada pendapat pada hakekatnya semua kebenaran hanyalah relati* saja. Disamping ada pendapat bahwa ilmu-ilmu berdasarlan agama enderung memiliki kebenaran mutlak. -ukum dipelajaru sebagai bagian ilmu sosial, hukum (kaedah, norma, aturan) merupakan gejala bermasyarakat dan juga merupakan gejala sejarah, dengan demikian orang yang tak dapat dimengerti hukum, bila tidak menyelidiki pula masyarakat pada umumnya (inti diskusi dengan Alm. Prof. Pra!udi( ,--,) Dalam mempelajari hukum ada . ilmu pembantu yaitu# sosiologi hukum dan sejarah hukum. Disampingitu hukum (kaedah, norma, aturan) mengandung nilai. =ilai0tujuan hukum diambil dari agama, kesusilaan, kesopanan, pendidikan dll. Karenanya kalau seorang melanggar norma kesusialaan0kesopanan, sering disebut kurang ajar, se ara analogi0sosiologis, siapa saja yang melanggar hukum juga kurang ajar3. -ukum dapat pula diselidiki se ara khususdalam berbagai aspek yan menghasilkan bagian-bagian ilmu hukum, misalnya hukum positi* dengan semua aspek asasnya, sosilogi hukum menyelidiki hukum sebagai gejala masyarakat, bagaimana hubungan hukum dengan masyarakat dan masyarakat terhadap hukum dan seterusnya. Seorang ahli hukum di dalam membangun atau memperluas wawasan terhadap hukum, sering harus menghampiri ilmu lain, antara lain sosiologi hukum, karena apabila hanya menyandarkan hukum semata-mata, sering akti,itas tindakannya menjadi terbatas3 Ilmu Hu#um dan )a!angn*a' Seperti halnya dengan semua gejala sosial yang ada disekitar kita, hukumpun sebagai objek ilmu hukum dapat dilihat dari berbagai bidang. Diawali dengan memperlajari hukum positi* yang berusaha dan men ari hubungan kausalitas antara gejala-gejala hukum disekitar kita, serta dituangkan dalam seperangkat aturan hukum dalam bentuk perundang-undangan.

Bu ga ram!ai "eori Hukum Buku I

Magister Program Studi Ilmu Hukum Muhammad Helmi Fakhrazi

Nim : 2013010261052

Ilmu hukum positi* menguji apakah peraturan perundang-udangan yang ada dapat diterma atau memang benar dan sesuai dengan tujuan hukum. )dapun beberapa ilmu hukum dengan abang- abang ilmu hukum yang juga dapat sedikit banyak mempengaruhi hukum posisti* apabila di jadikan sebuah hukum positi* (kaedah, norma, aturan) antara lain# Sosiologi -ukum, Sejarah -ukum, %sikologi -ukum, )nthropologi -ukum, %erbandingan -ukum, %olitik -ukum, dan lain-lain. a' S si l gi Hu#um

/agi para ahli hukum, hukum adalah kumpulan norma-norma sosial yaitu norma-norma dalam masyarakat menentukan apa yang layak dikerjakan. /agi para ahli hukum, hukum adalah gejala sosial terutama suatu tata tertib yang menentukn apa yang layak dikerjakan. Ilmu hukum pada dasarnya tidak dibebankan bagaimana mengetahui hukum positi* dapat bekerja di masyarakat, akan tetapi yang dapat menyelidiki hukum dapat berkembang dimasyarakat adalah tugas sosiologi hukum. Sosiologi hukum memperlajari .social realit# (1os oe %ound), .sociale werkeli!kheid (!er haar). $leh karena hukum suatu gejala masyarakat, harus mengerti kenyataan dalam masyarakat agar dapat mengerti dasar-dasarnya. -ukum hanya gejala sosial diantara gejala-gejala sosial lain. Sosilogi hukum mempelajari *enomena hukum dari sisi masyarakat. /agaimana menjelaskan praktek hukum, dan tidak memberikan penilaian terhadap hukum (Satjipto 1ahardjo, (89.). !' Per!andingan Hu#um %ada dasarnya hukum men oba men ari anasir-anasir yang menagandung kesamaan di dalam hukum di masing-masing tempat dan berlaku pada waktu tertentu lewat hasil perbandingan hukum, dapat diketahui anasir-anasir mana dalam hukum nasional diambil dari suatu hukum asing dan mengetahui kelemahan hukum nasional lainnya. Demikian juga mengetahui anasir-anasir hukum asing mana yang dapat diinkorporasi kedalam hukum nasional, apabila kita hendak menyempurnakan hukum nasional dengan menggunakan asas-asas hukum asing. %entingnya perbandingan hukum dalam hukum internasional, adanya anasir yang mengandung kesamaan dalam masing-masing hukum nasional, selanjutnya dapat menjadi asas-asas hukum internasional. Studi perbandingan hukum sering dipakai didalam penyelidikan hukum. +' Anthr $ l gi Hu#um

/erbi ara anthroplogi hukum terkait dengan pemahaman ilmiah atas tingkah laku sosial kemasyarakat serta memahaminnya. )nthropologi hukum menyediakan banyak waktu membahas de*inisi hukum. -ukum yang enderung diterima sebagai instrumen serta tekhnologi sosial, dengan demikian membatasi hukum dalam lingkup pengertian yang semakin konkrit, juga semakin sempit. Si*at mengandung arti memisahkan apa yang disebut hukum dan apa yang tidak.

Bu ga ram!ai "eori Hukum Buku I

Magister Program Studi Ilmu Hukum Muhammad Helmi Fakhrazi

Nim : 2013010261052

4ara ber*ikir tersebut sebagai pemahaman yang etnosentris, bertentangan dengan pemikiran para ahli anthropologi hukum. Dalam anthropologi hukum, semua sistem hukum(termasuk dari masyarakat yang masih sederhana) tetap diperhitungkan3. )nthropologi hukum menggunakan pendekatan se ara integral terhadap kehidupan manusia dan masyarkatnya. -al ini penting karena hukum selalu hadir3 di dalam setiap masyarakat, apapun tingkat kemajuan yang di apai oleh masyarakat tersebut. d' Se,arah Hu#um ;ewat pendalaman sejarah hukum, pengetahaun atas hukum (baik sistem lembaga, struktur hukum) menjadi lebih luas dan mendalam. Kedalaman pengetgahuan tersebut kesalahan masa depan dapat dikurangi0diperke il. %emikiran awal dipelopori oleh >on Sa,igny yang menekankan masing-masing bangsa memiliki hukum yang berbeda. Setiap pertumbuhan hukum suatu negara di dalam perkembanggannya tidakdapat lepas dari perkembangan sebelumnya. Dengan demikian kemajuan sistem hukum suatu negara melewati proses, yang ukup panjang. -ukum sebagai halnya bahasa.budaya berkembang sesuai dan seimbang dengan perkembangan jiwa bangsa yang bersangkutan. e' P liti# Hu#um

%olitik hukum merupakan keputusan dan kesepakatan bersama antar elit di dalam mengatur negara. Keputusan lewat kesepakatan tersebut memungkinkan ter iptanya keteraturandan ketertiban bersama lewat kesepakatan bersama ditentukan tujuan dan arah kemana bangsa akan diarahkan. pengarahan3 tersebut lewat seperangkat aturan hukum dengan keputusan publi oleh lembaga politik yang ada. %roses penentuan arah bergeraknya bangsa lewat berbagai sistem pilihan sistem politiknya yang disepakati bersama. Karena itu, politik hukum yang didalamnya mengandung unsur politik dan hukum mengandung dinamika yang ukup kuat mampu membawa tujuan negara. Didalam proses men apai tujuan tersebut, konsistensi sistem politik yang berdampak kepada penegakkan hukum harus menjadi pedoman0pegangan bersama. %ergolakan politik akan terjadi ketika ada re+im keluar3 dari kesepakatan awal yang telah dituangkan di dalam ??D misalnya. "' Psi# l gi Hu#um

Dalam masyarakat yang semakin modern, perana psikologi menjadi semakin penting. Demikianjuga keberadaan0 berkembngnya studo psikologi hukum. /entuan psikologi dapat dipakai sebagai alat untuk men apai tujuan yang dituju. Dengan bantuan psikologi berarti memeasuki tingkah laku orang per orang, artinya pengamatan atas tingkah laku orang per orang0kelompok dengan masuknya aspek0budi psikologi hukum dalam berbagai masalah hukum ( terutama dalam hukum pidana) pen egahan sejak dini dapat di egah. ;eon %etra+y ki, ahli *ilsa*at hukum dengan menempatkan sebagai unsur yang utama. Dikatakan *enomena hukum terdiri dari proses psikis yang unik, yang dapat dilihat dengan

Bu ga ram!ai "eori Hukum Buku I

Magister Program Studi Ilmu Hukum Muhammad Helmi Fakhrazi

Nim : 2013010261052

menggunakan metode introspeksi. /ila mempersoalkan hak kita dan hal orang lain, semua bukan karena hak-hak tersebut di antumkan dalam peraturan-peraturan melainkan karena keyakinan kita sendiri, bahwa kita harus berbuat seperti itu (Satjipto 1ahardjo, (89.# "(9). Pimi#iran ( Penda$at Kebenaran dan penilaian pada dasarnya adalah bukan kebenaran mutlak dan penilaian mutlak, ada unsur relati,itas, lebih-lebih dalam ilmu sosial. Semua kebenaran hanyalalh relati* saja. Dan ilmu-ilmu yang berdasarkan agama adalah ilmu yang enderung memiliki kebenaran mutlak. 'empelajari -ukum adalah mempelajari gejela sosial dan gejala sejarah yang ada di masyarakat, oleh karena itu pabila terdapat seseorang yang tidak dapat mengerti hukum maka dapat dipastikan dia adalah orang yang tidak mengerti gejala masyarakat dan sejarah pada umumnya yang ada di masyarakat. Karena mempelajari hukum itu terdapat dua ilmu pembantu yang terkait erat yakni, sosilologi hukum dan sejarah hukum. Selain dua ilmu pembantu ilmu hukum, hukum juga terkait erat dengan *ilsa*at, tau yang disebut dengan *ilsa*at hukum, *ilsa*at hukum berisi nilai-nilai, tujuan dan metoda hukum. $leh karena itu ilmu hukum membutuhkan *ilsa*at hukum untuk meme ahkan masalah-masalah yang tak terjangkau oleh ilmu hukum. Sama halnya dengan gejala-gajala yang berada dimasyarakat, ilmu hukum dapat dipengaruhi pula oleh berbagai ilmu yang membantu meme ahkan berbagai ma am amaslah yang ada di masyarakat, adapun beberapa ilmu tersebut, seperti# Sosiologi -ukum, %olitik -ukum, %sikologi -ukum, )nthroologi -ukum, %erbandingan -ukum, dan Sejarah -ukum. Sebagai ontoh beberapa ilmu yang mempengaruhi ilmu hukum seperti psikologi hukum ;eon %etra+y ki ahli *ilsa*at hukum menyatakan Dikatakan *enomena hukum terdiri dari proses psikis yang unik, yang dapat dilihat dengan menggunakan metode introspeksi. /ila mempersoalkan hak kita dan hal orang lain, semua bukan karena hak-hak tersebut di antumkan dalam peraturan-peraturan melainkan karena keyakinan kita sendiri, bahwa kita harus berbuat seperti itu (Satjipto 1ahardjo, (89.# "(9).

Bu ga ram!ai "eori Hukum Buku I

Magister Program Studi Ilmu Hukum Muhammad Helmi Fakhrazi

Nim : 2013010261052

BAB IPERKEMBANGAN HUKUM ALAM -ukum alam, kata 'ar us @ Singer merupakan satu konsep dari prinsip-prinsip umum moral tentang sistem keadila, dan berlaku untuk seluruh umat manusia dan umumnya diyakini oleh umat manusia sendiri. Konsep hukum alam mempunyai beberapa bentuk, ide yang pada awalnya bermula dari konsep yunani kuno. %ada intinya alam semesta, dalam setiap geraknya diatur oleh hukum abadi yang tidak pernah berubah-ubah, kalau toh ada perbedaan (perubahan), terutama tentang ukuran adil, selalu terkait dengan sudut pandang pendekatannya, adil menurut hukum alam atau adil menurut hukum kebiasaan. )liran ini disebut Stoi in0stoa, karena pelajaran diberikan di lorong bertonggak dan bertembok (stoa) disampaikan oleh +eno ("":-.:2) S'). Aeno memberikan gambaran yang ukup tetang hukum alam yang bersi*at uni,ersalistik.. akal merupakan pusat kendali untuk mengungkapkan dan mengetahui segala hal termasuk alam. 'enurut alliran0*ilsa*at Stoa, alam semesta diatur oleh logika ilmu tentang ber*ikir (logos0prinsip rasional dan umat manusia memilikinya karenanya manusia akan mentaati hukum alam. Disini manusia mempunyai kebebasan memilih, mereka (manusia tidak mungkin melanggar hukum, selama ia melakukan tindakan-tindakannya dibawah kontrol akal0nalarnya yang berarti mengikuti kehendak alam. Dengan demikian ajaran )ristoteles yang bersi*at umum-uni,ersal ini menempatkan manusia yang semula mengedepankan emosional, menjadi makhluk yang rasional abstrak. %ada abad ke (B, ahli hukum belanda -ugo De @root0 @rotius ((79"-(:27) per aya, umat manusia se ara alamiah, tidak saja makhluk rasional, tetapi juga makhluk sosial. =amun si*at rasionalnya lebih kuat. Karenanya kepentingan dan keuntungan diri sendiri yang menyingkirkan kepentingan umum, tidak dapat dijadikan dasar pikiran tentang keadilan. Dari pemikiran tersebut, se ara alamiah akal manusia ditentukan oleh akalnya, lepas dari kaitan dengan !uhannya. -ukum alam kata @rotius suatu peraturan akal murni dan karenanya bersi*at tetap. )kibat di*at tetapnya hukum alam3 tersebut, sampai-sampai !uhan tidak mampu mengubahnya3. Dengan akalnya manusia mampu memimin dirinya sendiri, akal berjalan bebas, sama sekali tidak tergantung pada keuasaan0kekuatan gaib. 6ilsu* lain seperti <ohn ;o ke ((:".-(BC2) berpendapat manusia dalam keadaan bebas0state o* nature dalam hukum lam bebas dan sederajat, tetap memupnyai hak alamiah yang tidak dapat diserahkan kepada kelompook masyarakat lainnya, ke uali lewat perjanjian masyaraat. Ketika masuk menjadi anggota masyarakat, manusai ahanya menyerahkan hakhaknya tertentu demi keamanan. Keenetingan bersama. 'asing-masing indi,idu tetap memiliki hak prerogati* *undamental yang di dapat dari alam. -ak tersebut merupakan bagian tak terpisahkan sebagai bagian utuh dari kepribadiannya sebagai manusia.

Bu ga ram!ai "eori Hukum Buku I

Magister Program Studi Ilmu Hukum Muhammad Helmi Fakhrazi

Nim : 2013010261052

Keyakinan dan pandangan adanya hak pribadi yang melekat pada setiap manuisa tersebut, menempatkan <ohn ;o ke sebagai bapak hak asasi manusiak. !eori hukum alam <ohn ;o ke memberi inspirasi basis *iloso*is atas re,olusi )merika serikat dan %ran is. Di abad ke (8 teori hukum alam mulai kehilangan pengaruhnya, dengan mun ulnya beberpa aliran pemikiran dalam hukum, antara lain teori ?tilitas0keman*aatan (utilitaraianisme) ayang dipelopori oleh <eremy /entham, yang menekankantujuan hukum mewujudkan keadilan dalam arti /he 0reatest happiness of the greatest num$er. Disamping itu, timbul pulaaliran huum positi*, yang menekankan antara hukum dan moral terpisah, masing-masing memiliki tugas dan tempat berbeda. -ukum di iptakan, merupakan keputusan dari pembentuk undangundang. there is nonecessar# connection $eteween law and moral. =amun, di abad ke (C hukum alam kembali mendapatkan perhatian, terutama seteah umat manusia merenungkan akibat perang dunia ke (. Dang terbukti pada dekade-dekade berikutnya nasib3 manusia memperhatikan. ;ebih lebih ketika -itler (<erman), 'ussolini (Itali) dan pimpinan militer <epang menerapkan sistem politik absolut. $toriter, totaliter dan sentralistik, yang semakin kemudian penderitaan umat manusia semakin ;engkap3. Dan kondisi tersebut memi u kon*lik berkepanjangan antara beberapa negara-negara maju di erpoa yang baru reda perang dunia I. /anyak kesepakatan yang dilanggar oleh <erman dan Itali memi u ketegangan baru dan perang dunia II tak terhindarkan. Kondisi yang masih ukup memprihatikan sebagaimana atatan sejarah kemanusiaan yang ada mengundang3 masuknya hukum alam menjadi sangat wajar, karena hukum alam tidak seluruhnya bersi*at deterministik0mengatur, tetapi juga pedoman hidup yang humanistik rasionalnya. Karenanya ide-ide hukum alam dapat membantu menyelesaikan kon*lik se ara ideal. Kritik yang mun ul akibat si*at hukum alam yang terlalu umum dan global serta tidak tegasnya hukum alam, merupakan kelemahan, karenanya, para pendukung teori hukum alam menekankan0membutuhkan aplikasi yang lebih *leksibel dan hati-hati. %erkembangan politik internasional yang berkembang serta mun ulnya pandanganpandangan yang mendukung hukum alam, menunjukkan bahwa hukum laam enderung dapat ikut berperan tidak saja. ;ewat wan ana dan semangatnya yang utama muatannya dapat diangkat dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat internasional sendiri. Kuatnya nilai-nilai hukum alam ada pada etika (moral), hendaknya tetap dipertahankan dan mewarnai sema aspek hubungan kemasyarkatan yang ada. Karena pengertian hukum alam terkait dengan tingkah laku manusia, buka peristiwa phisik. 'enurut ).% dEentre,es. Dengan demikian. 'anusia menurut kodratnya sama dan bebas mengandung makna0ta*siran yang ber,ariasi. -al ini tidak lepas dari kandungan3 hukum alam sendiri yang membedakan mana tingkah laku benar, keliru, salah ataupun ayng sesuai0selaras dengan hukum alam. Karena itu dalam masyarakat yang semakin modern, rasional dan kritis, keberadaan dan kemampuan hukum alam dipertanyakan orang walau demikian, hukum alam memang terkait dengan tingkah lakku manusia sepanjang masa, sehingga Sir. 6rederi k %ollo k menyatakan hukum alam mempunyai sejarah yang berlangsung terus menerus se ara sempurna3.

Bu ga ram!ai "eori Hukum Buku I

Magister Program Studi Ilmu Hukum Muhammad Helmi Fakhrazi

Nim : 2013010261052

-arus diakui, bahwa akibat proses perkembangan masyarakat, di,ersi*ikasi dan tugas hukum berkembang sesuai dengan strata , bidang ruang lingkup dan kelompok masyarakat yang membutuhkan. Dalam mempersiapkan semuanya, kiranya hukum alam ( ius naturale) sebaga apa yang senatiasa baik dan benar ( $onum et ae1uum) tetap diperankan, sebab pada hakekatnya, kalu mau jujur hukum yang hakiki adalah hukum yang sesuai dengan akal yang benar dan sesuai dengan alam. Salah satu tokoh utama hukum alam -ugo De @root ((79"-(:27), sebagai pendiri hukum alam modern, Kata ).%. dEFntre,es pandangannya0pikirannya merupakan lanjutan langsung dari tradisi hukum alam yang besar dan meluas dari )gustinus dan pun aknya !homas )Guino. ? apannya yang terkenal bahwa hukum alam akan tetap berlaku meskipun seandainya !uhan tidak ada (etimasi daremus non ease deum), dapat diurut ke penulispenulis sebelumnya. -ukum alam ditanamkan3 oleh !uhan pada manusia oleh karenanya tak ayal lagi bahwa hukum alam mempunyai asal yang su i. -ukum-hukum yang diwahyukan oleh !uhan menegaskan dan membantu manusia dalam pengetahuannya tentang hukum alam. Selanjutnya dikatakan oleh @rotius, bahwa hipotesis tentang keberadaan0kewajaran hukum alam yang terlepas dari !uhan, menjadi tesis0dalil pemikir ini. %ada intinya ditekankan, jika hukum lama terdiri dari rangkaian peraturan mutlak. 'aka pembahasannya didasarkan kepada suatu koherensi dan keperluan intern. ?ntuk menjadi ilmu pengetahuan hukum tidak harus tergantung dari pengalaman, melainkan de*inisi, bukan kenyataan, tetapi deduksi-deduksi logis. $leh karena itu, hanya asa hukum yang dapat membentuk ilm pengetahuan sem am itu, dan harus sisusun dengan mengenyamoingkan semua hal yang dapat berubah-ubah dan berbeda dari tempat yang satu ketempat yang lain. ().%. dEFntre,es, (8:"# :C) Dengan demikian, hakekat bagi golongan rasional hukum lam tidal perlu di perkuat, karena memang sudah demikian. Di dalam hukum alam berisi ukuran-ukuran0kuali*ikasi yang ada kaitannya dengan kenyataan yang dihadapi. Dari sari ajaran hukum alam tesebut di atas, dapat disimpulkan bahwa, hukum alam tersebut kekal dan tidak akan mati. Karena sesuai dengan nurani manusia.malah dikatakan0dijelaskanoleh $. >on @ierke ... (-ukum alam) jika tidak diperkenankan masuk kedalam hukum positi*, maka ia akan terbang kian kemari di dalam kamar seperti hantu dan mengan am akan berubah menjadi kalelawar yang menghisap darah dari tibih murni hukum positi* ((8:"# ("C). %ernyataan tersebut kalu dikaitkan misalnya dengan de laration o* human rights mempunyai nilai0isi dan tujuan yang relati* sama, khususnya dari segi susbstansinya, berisi harapan agar dalam pergaulan antar anggota masyarakat terjalin saling pengertian dan saling menghormati . e*ekti*itasnya memerlukan kekuatan yang representati* atas nama rakyat, yaitu negara, lewat seperangkat hukum positi*.

Bu ga ram!ai "eori Hukum Buku I

Magister Program Studi Ilmu Hukum Muhammad Helmi Fakhrazi

Nim : 2013010261052

Pimi#iran ( Penda$at )liran hukum alam pertama kali disampaikan oleh Aeno ("":-.:2 S') aliran ini disebut dengan aliran Stoi in0Stoa (/ertonggak atau bertembok stoa3). 'enurut aliran ini alam semesta diatur oleh logika, se ara rasional karena manusia memiliki akal untuk ber*ikir maka manusia akan mentaati hukum alam, manusia tidak akan melanggar hukum selama ia melakukan tindakan-tindakan sesuai akal nalarnya. %ada abad ke (B terdapat ahli hukum yang lebih mengedepankan hukum alam yaitu -ugo De @root, 0rotius. /eliau per aya bahwa umat manusia se ara alamiah, tidak saja makhluk rasional, tetapi juga makhluk sosial. =amun si*at rasionalnya lebih kuat. Karenanya kepentingan dan keuntungan diri sendiri yang menyingkirkan kepentingan umum. -ukum alam di abad ke (8 sempat mengalami kehilangan pengaruhnya dikarenakan pada saat itu banyak mulai bermun ulan aliran-aliran pemikir ilmu hukum lain seperti aliran utilitarianism aliran hukum positi*, namundi abad ke .C setelah terjadinya perang dunia I dan II semua orang kembali kepada hukum lam yang mengedepankan aspek etika dan moral yang berlaku pada manusia sepanjang masa, sehingga sir 6erderi k %ollo k pun menyatakn mengenai hukum alam bahwa hukum alam mempunyai sejarah yang berlangsung terus menerus se ara sempurna3. -ukum alam ditanamkan3 kepada manusia oleh !uhan, sehingga hukum alam dianggap dengan -ukum yang su i, darisisi ajaran hukum dapat disimpulkan bahwa hukum alam adalah hukum yang kekal dan tidak akan pernah mati, karena sesuai dengan nurani manusia, dan apabila hukum alam tidak diperkenankan masuk kedalam hukum positi* , maka ia akan erban kian kemari di dalam kamar seperti hantu dan mengan am akan berubah menjadi kalelawar yang menghisap darah dari tubuh hukum positi*.

Bu ga ram!ai "eori Hukum Buku I

Anda mungkin juga menyukai