Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL ILMIAH

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS FACEBOOK UNTUK MENIGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DI KELAS X SMA NUSANTARA JAMBI

Oleh Fitriana AIC108050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MARET, 2013

Fitriana: A1C108050 PMIPA UNJA

Page 1

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS FACEBOOK UNTUK MENIGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DI KELAS X SMA NUSANTARA JAMBI Fitriana Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi

ABSTRAK Fitriana. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Facebook Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hukum-Hukum Dasar Kimia Di Kelas X SMA Nusantara Jambi. Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Pembimbing I Dr.rer.nat. Asrial, M.Si., Pembimbing II Drs. Fuldiaratman, M.Pd. Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat ternyata berdampak luas hingga ke wilayah pendidikan termasuk kedalam pengembangan bahan ajar, sebagai seorang pendidik yang diharapkan mampu menjadi Agent of Change seharusnya tidak boleh ketinggalan dengan teknologi pembelajaran terbaru. Facebook yang menyediakan fitur yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, salah satunya seperti aplikasi slideshare dan group. Melihat kenyataan tersebut maka ide membuat bahan ajar berbasis facebook sangat dimungkinkan untuk meningkatkan minat belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berbasis facebook pada pembelajaran Kimia khususnya pokok bahasan hukum-hukum dasar kimia. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan prosedur pengembangannya adalah modifikasi dari langkah-langkah yang dikembangkan oleh Borg and Gall, dimana ada tiga tahapan utama yang terdiri dari pendahuluan, pengembangan dan uji coba. Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar berbasis facebook dengan aplikasi yang digunakan adalah slideshare dan group sebagai media diskusi. Produk bahan ajar ini telah divalidasi oleh tim ahli produk bahan ajar dengan persentase 80% dan termasuk kategori baik sebagai bahan ajar. Sedangkan untuk ahli materi diperoleh persentase 88,9% termasuk dalam kategori sangat baik. Dari hasil analisis angket minat belajar siswa, diperoleh bahwa bahan ajar berbasis facebook ini dengan persentase 84,1% dan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Bahan ajar berbasis facebook ini layak digunakan sebagai bahan ajar alternatif yang bisa digunakan diluar jam pelajaran. Kekurangan dalam bahan ajar ini dapat diperbaiki pada pengembangan bahan ajar selanjutnya kearah lebih baik. Selain itu bahan ajar ini semoga dapat dijadikan sebagai variasi sarana pembelajaran dan meningkatkan minat belajar siswa untuk terus mempelajari kimia. Kata Kunci : Facebook, Slideshare, Hukum Dasar Kimia, E-Learning

Fitriana: A1C108050 PMIPA UNJA

Page 2

I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat ternyata berdampak luas hingga ke wilayah pendidikan termasuk kedalam pengembangan bahan ajar, sebagai seorang pendidik yang diharapkan mampu menjadi Agent of Change seharusnya tidak boleh ketinggalan dengan teknologi pembelajaran terbaru. Pendidik harus senantiasa meng-Update pengetahuan dan tren-tren baru dalam pembelajaran. Salah satunya harus mampu menciptakan bahan ajar yang inovatif salah satunya adalah bahan ajar berbasis web. Bahan ajar berbasis web adalah bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. Bahan ajar sering juga disebut bahan ajar berbasis internet atau bahan ajar on line.(Andi,2011:327) Facebook adalah salah satu jejaring sosial yang sudah cukup dikenal dan memiliki pengunjung nomor empat terbesar di dunia dan nomor satu di Indonesia. Melalui situs ini kita dapat mencari teman, berbagi tulisan/notes,video, quiz, chating dan mengirim pesan. Tidak kurang dari enam ratus ribu pengguna facebook di Indonesia berusia sekitar 13 tahun. Ada sekitar delapan juta pemuda Indonesia yang berusia 14-17 tahun memiliki account facebook. Usia 13-17 tahun adalah rata-rata usia peserta didik sekolah menengah pertama (SMP) dan peserta didik sekolah menengah atas (SMA). Dengan demikian facebook adalah aplikasi internet yang dekat dengan peserta didik SMP dan SMA (www.wikipedia/facebook.com). Facebook juga menyediakan fitur yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pendiidikan, salah satunya seperti aplikasi slideshare dan group. Melihat kenyataan tersebut maka ide membuat bahan ajar interaktif dengan facebook sebagai media pembelajaran sangat dimungkinkan. Selain itu salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran adalah motivasi atau minat belajar. Motivasi (minat) dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen yang dilandasi usaha untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk individu yang sedang belajar. (Hamzah, 2012:27). Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi (yang tersusun oleh senyawa-senyawa) serta perubahannya, bagaimana senyawa-senyawa itu bereaksi/ berkombinasi membentuk senyawa lain. Makanan, minuman, udara, pakaian, kendaraan, tubuh kita, benda-benda langit yang jauh dari kita tersusun oleh senyawa kimia. Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kimia, karena hampir setiap perubahan materi melibatkan proses kimia, proses pencernaan makanan, pembusukan sampah, penuaan kulit, perkaratan besi, pembakaran bensin, kebakaran hutan, pelapukan batuan, pembentukan bintang, pembuatan plastik, pembuatan sabun dan pembuatan obat adalah contoh-contoh proses kimia. Meskipun ilmu kimia banyak memberikan manfaat dalam kehidupan manusia, tetapi banyak fakta menunjukkan bahwa ilmu kimia dipandang ilmu yang sulitdan tidak menarik untuk dipelajari. Pembelajaran kimia mencakup persoalan yang sangat luas, mulai dari kebijakan pemerintah, kompetensi guru, teknisi laboratorium, laboran, proses belajar mengajar, siswa, infrastuktur dan keterlibatan orang tua. Jika mempelajari kimia dianggap sulit, maka permasalahan ini kemungkinan besar terkait dengan komponen-komponen tersebut. Selain komponen-komponen ini, kesulitan belajar juga dapat muncul dari karakteristik materi pelajaran kimia itu sendiri yangsebagian besar konsepnya bersifat abstrak. Hukum-hukum dasar kimia adalah contoh materi kimia yang bersifat abstrak, sehingga siswa cenderung menganggap sulit dan tidak tertarik untuk mempelajarinya. Untuk menumbuhkan minat siswa mempelajari materi ini maka salah satu langkah yang
Fitriana: A1C108050 PMIPA UNJA Page 3

bisa dilakukan adalah menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

II. KAJIAN PUSTAKA Istilah komputer diambil dari bahasa latin computare yang berarti menghitung. Definisi komputer disampaikan oleh Hamacher Komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi.(Wahono, 2003) Para akademisi merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan kemunculan internet. Berbagai referensi, jurnal maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Siswa tidak harus mengaduk-aduk buku dalam perpustakaan untuk menyelesaikan tugas. Cukup memanfaatkan search engine, materi-materi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Menurut Siahaan (www.depdiknas.go.id/internet/html) ada tiga bentuk sistem pembelajaran melalui internet yang dijadikan dasar pengembangan pembelajaran melalui internet yaitu, Suplemen (Tambahan), Komplemen (Pelengkap), Substitusi (Pengganti). Pembelajaran berbasis web atau sering disebut e-learning dapat di definisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web. Menurut National Centre for Competency Based Training dalam Prastowo Andi (2011: 16), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran. Menurut Pannen dalam Andi Prastowo (2011:17), bahan ajar adalah bahanbahan atau materi-materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk konten baik teks, audio, foto, video, animasi, dan lain-lain yang dapat digunakan untuk belajar. Ditinjau dari subjeknya, bahan ajar dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yakni bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar dan bahan yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar. Banyak bahan yang tidak dirancang untuk belajar, namun dapat digunakan untuk belajar, misalnya kliping koran, film, sinetron, iklan, berita, dan lain-lain. Karena sifatnya yang tidak dirancang, maka pemanfaatan bahan ajar seperti ini perlu diseleksi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Bahan belajar yang dirancang adalah bahan yang dengan sengaja disiapkan untuk keperluan belajar. Ditinjau dari sisi fungsinya, bahan ajar yang dirancang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu bahan presentasi, bahan referensi, dan bahan belajar mandiri. Sedangkan ditinjau dari media, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi bahan ajar cetak, audio, video, televisi, multimedia, dan web. Sekurang-kurangnya ada empat ciri bahan ajar yang sengaja dirancang, yakni: 1. Adanya tujuan yang jelas, 2. Ada sajian materi,
Fitriana: A1C108050 PMIPA UNJA Page 4

3. Ada petunjuk belajar, dan 4. Ada evaluasi keberhasilan belajar Sebagaimana sebutannya, bahan ajar berbasis web adalah bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. Bahan ajar sering juga disebut bahan ajar berbasis internet atau bahan ajar on line. Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar bahan ajar berbasis web, yakni: 1. Menyajikan multimedia 2. Menyimpan, mengolah, dan menyajikan infromasi 3. Hyperlink Karena sifatnya yang on line, maka bahan ajar berbasis web mempunyai karakteristik khusus sesuai dengan karakteristik web itu sendiri. Salah satu karakteristik yang paling menonjol adalah adanya fasilitas hyperlink. Hyperlink memungkinkan sesuatu subjek nge-link ke subjek lain tanpa ada batasan fisik dan geografis, selama subjek yang bersangkutan tersedia pada web. Dengan adanya fasilitas hyperlink maka sumber belajar menjadi sangat kaya. Search engine sangat membantu untuk mencari subjek yang dapat dijadikan link Untuk dapat melihat keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar, seluruh faktor-fakor yang berhubungan dengan guru dan murid harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai dengan tingkah laku siswa sebagai timbal balik dari hasil sebuah pengajaran.Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat. Menurut M. Alisuf Sabri (1995:84) Minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu. Menurut Muhibbin Syah (2001:136) Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa minat akan timbul apabila mendapatkan rangsangan dari luar. Dan kecenderungan untuk merasa tertarik pada suatu bidang bersifat menetap dan merasakan perasaan yang senang apabila ia terlibat aktif didalamnya. Dan perasaan senang ini timbul dari lingkungan atau berasal dari objek yang menarik. Dengan penjelasan ini, apabila seorang guru ingin berhasil dalam melakukan kegiatan belajar mengajar harus dapat memberikan rangsangan kepada murid agar ia berminat dalam mengikuti proses belajar mengajar tersebut. Apabila murid sudah merasa berminat mengikuti pelajaran, maka ia akan dapat mengerti dengan mudah dan sebaliknya apabila murid merasakan tidak berminat dalam melakukan proses pembelajaran ia akan merasa tersiksa mengikuti pelajaran tersebut.

III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiono, 2011:297). Prosedur pengembangan yang dipakai pada penelitian ini adalah modifikasi dari langkah-langkah yang dikembangkan oleh Borg and Gall. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan adalah analisis kebutuhan, pengembangan dan uji coba. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari lembar validasi berupa saran-saran dan komentar ahli produk bahan ajar dan ahli materi pada tahap revisi produk dan uji coba kelompok kecil berupa tanggapan
Fitriana: A1C108050 PMIPA UNJA Page 5

terhadap bahan ajar interaktif yang dikembangkan. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian pengembangan ini berasal dari validasi ahli dan angket minat belajar siswa. Teknik analisa data menggunakan deskriptif kualitatif yaitu berupa interpretasi data dari angkeet/kuesioner. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Digunakan untuk mengetahui apakah penggunaan bahan ajar berbasis facebook dapat meningkatkan minat belajar siswa. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Skor maksimal data sikap bagi suatu unit analisis adalah jumlah item dalam skala sikap dikalikan 5 diberi simbol 5k, sedangkan skor minimalnya adalan jumlah item dalam skala sikap dikalikan dengan 1 diberi simbol k. Jadi, rentang skor teoritik skala sikap adalah k 5k (Djaali dan Muljono, 2008). Deskriptor yang diberikan untuk uji coba pemakaian sebanyak 15 item pertanyaan, sehingga secara teoritik akan diperoleh skor minimal 15 dan maksimal 75 dimana interpretasi skor tersebut adalah sebagai berikut: Skor minimum : 1 x 15 (deskriptor yang dinilai) = 15 Skor maksimal : 5 x 15 (deskriptor yang dinilai) = 75 Kategori kriteria : 5 Interval nilai : Teknik analisis menggunakan rumus rata-rata, dimana: Persentase jawaban = Keterangan: F = jumlah data dari hasil uji coba N = jumlah subjek uji coba

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah produk yang dikembangkan mendapat komentar positif dari tim ahli dan dinyatakan layak untuk diuji cobakan maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan uji coba. Uji coba dilakukan pada kelompok kecil yaitu sebanyak 3 orang siswa kelas X SMA Nusantara Jambi. Setelah dilakukan uji coba kelompok kecil, selanjutnya dilakukan uji coba kelompok besar. Uji coba kelompok besar dilakukan di kelas X SMA Nusantara Jambi. Jimlah siswa yang terlibat dalam uji coba kelompok besar ini sebanyak 20 orang. Dari hasil angket minat siswa diperoleh jumlah atau skor dari data. Karena deskriptor untuk mengetahui minat belajar siswa adalah 15 pertanyaan. Maka dapat ditentukan kriteria apakah produk tersebut termasuk sangat baik, baik, sedang, tidak baik dan sangat tidak baik. Skor minimum : 1 x 15 (deskriptor yang dinilai) = 15 Skor maksimal : 5 x 15 (deskriptor yang dinilai) = 75 Kategori kriteria : 5 Interval nilai :

Fitriana: A1C108050 PMIPA UNJA

Page 6

Tabel skala penilaian minat belajar siswa No 1 2 3 4 5 Skala Nilai 5 4 3 2 1 Skor 64 75 52 63 40 51 28 39 15 27 Tingkat Validasi Sangat Baik Baik Sedang Tidak Baik Sangat Tidak Baik

Tabel Skala Nilai Respon Siswa No. 1 2 3 4 5 Skala Nilai 81 % - 100 % 61% - 80 % 41% - 60% 21% - 40% 0% - 20% Tabel hasil uji coba N o Item soal Skor Rata -rata Tingkat Validasi Sangat baik / sangat menarik Baik / menarik Sedang / cukup Tidak baik / tidak menarik Sangat tidak baik / sangat tidak menarik

A B C D E F G H I J K L MN O P Q R S T 1 Saya senang belajar kimia melalui facebook Belajar kimia melalui facebook membuat saya tidak merasa bosan Saya lebih senang belajar melalui facebook daripada belajar di kelas Saya lebih aktif mendiskusikan materi pelajaran kimia di group facebook daripada berdiskusi dikelas Saya menanyakan materi yang belum saya fahami kepada guru/teman di group 4,3 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 86 4,1

4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 82 3,7

5 4 4 4 3 4 3 5 3 4 3 3 3 4 3 3 4 5 4 3 74 4,05

5 4 3 3 3 3 4 5 4 5 3 5 4 4 4 5 5 5 4 3 81 4,25

5 4 4 4 5 3 5 4 4 5 3 5 4 4 4 3 5 5 4 5 85
Page 7

Fitriana: A1C108050 PMIPA UNJA

facebook Saya selalui mengakses materi kimia melalui internet 7 Saya aktif mengikuti pembelajaran melalui facebook 8 Saya aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru atau teman. 9 Saya mempelajari materi kimia yang di upload oleh guru melalui facebook 10 Saya akan mengulang pelajaran kimia untuk lebih menguasai materi yang diberikan. 11 Materi yang disajikan mudah difahami 6 12 Jika saya kurang memahami materi yang disajikan, saya akan mencari dari sumber lain untuk memperkaya pengetahuan saya. 13 Saya tertarik mengikuti pembelajaran melalui facebook 14 Materi yang disajikan sangat menarik 15 Facebook mudah digunakan dalam pembelajaran.

4,25

4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 85 4,15

5 3 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 5 83 4,05

4 4 5 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 81 4,55

5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 91 4,25

5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 5 5 85 4,3 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 86 4,3

5 4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 86 4,25

4 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 85 4,35 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 87 4,25 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 85 JUMLAH 1262

63,1

Fitriana: A1C108050 PMIPA UNJA

Page 8

Teknik analisis menggunakan rumus rata-rata, dimana : Persentase jawaban = Keterangan : F = jumlah rata-rata dari hasil uji coba N = skor maksimum Berpedoman pada hal tersebut, skor maksimal adalah 75. Maka persentasenya adalah x 100% = 84,1% Dengan demikian produk bahan ajar berbasis facebook yang dikembangkan oleh pengembang dapat dikategorikan sangat menarik dan sangat baik untuk meningkatkan minat belajar siswa.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian dan pembahasan tentang pengembanngan bahan ajar berbasis facebook untuk meningkatkan minat beajar siswa pada materi hukum-hukum dasar kimia, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar berbasis facebook dengan aplikasi yang digunakan adalah slideshare dan group sebagai media diskusi. Produk bahan ajar ini telah divalidasi oleh tim ahli dengan kelayakan termasuk kategori baik sebagai bahan ajar. Bahan ajar berbasis dapat diakses melalui situs http://www.slideshare.net/FitriAna11/hukumhukum-dasar-kimia-16479925.,Dari hasil analisis angket minat belajar siswa, dengan hasil bahwa bahan ajar berbasis facebook ini dapat meningkatkan minat belajar siswa. Pada peneliti selanjutnya disarankan dapat membuat bahan ajar berbasis facebook pada pokok bahasan kimia yang lain. Bahan ajar ini dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran mandiri yang dapat digunakan siswa diluar jam pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Emzir. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif Dan Kualitatif. (cetakan kelima). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Hamzah. 2012. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis Di Bidang Pendidikan (cetakan kesembilan). Jakarta: Bumi Aksara http://www.scribd.com/doc/39458561/minat-belajar-siswa. diakses tanggal 2 Oktober 2012 Juju, Dominikus dan Feri Suliana. 2010. Hitam Putih Facebook. Jakarta: Elex Media Komputindo Khoirul umam. 2010. Facebook for Smart Students Upaya Pemanfaatan Facebook sebagai Media Pembelajaran yang Menyenangkan.http://gelzdtroopz.blogspot.com/p/penggunaan-facebooksebagai-media.html 1 Agustus 2012

Fitriana: A1C108050 PMIPA UNJA

Page 9

Lumu

tasri. 2011.pengembangan bahan ajar berbasis web. http://www.teknologipendidikan.net/2008/02/12/pengembangan bahanbelajarberbasis-web/. [Tanggal Akses:28 September 2012].) Muhammad Yahya. 2010. Pemanfaatan Jaringan Facebook Sebagai Media Pembelajaran http://www.slideshare.net/yahya73/journalfacebook2kolom/ diakses tanggal 3 September 2011 Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode Pembelajaran Yang Menarik Dan Menyenangkan. Jokjakarta: Diva Press Riduwan. 2011. Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula. (cetakan ketujuh). Bandung: Alfabeta Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada Rusman. 2012. Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabata Sabri, M Alisuf. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya Siahaan, Sudirman. 2009. Sistem Pembelajaran Melalui Internet. www.depdiknas.go.id/internet/html diakses 28 Septerber 2012 Sugiono. 2011. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. (cetakan keduabelas). Bandung: Alfabeta Sutrisno. 2011. Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada Press Syah, Muhibbin.2001. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Unesco. 2009. Teknologi Komunikasi & Informasi Dalam Pendidikan: Kurikulum Untuk Sekolah Program Pengembangan Guru. Jakarta: GP Press Wahono, R Satria. 2003. Pengantar E-Learning Dan Pengembangannya. www.ilmukomputer.com diakses 28 September 2012

Fitriana: A1C108050 PMIPA UNJA

Page 10

Anda mungkin juga menyukai