Anda di halaman 1dari 2

Akward Moment: Situasi Ambigu dan Kehilangan Orientasi Interaksi di dalam ruang kelas terkadang terasa aneh, secara

khususnya ketika seorang mahasiswa mencoba merespon dosen yang posisinya berada pada jarak yang cukup jauh. Situasi seperti itu sering Saya alami, suatu ketika Saya mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan dosen, dan Ia meresponnnya dengan memberikan pernyataan bahwa jawaban Saya tidak menjawab pertanyaan, selanjutnya Saya mencoba memperhatikan kembali pertanyaan yang telah terulis pada salah satu slide yang Ia tunjukan. Dan poin yang Saya dapat adalah pertanyaannya tersebut tidak cukup merepresentasikan apa yang sebetulnya dipertanyakan dalam pikiran dosen. Seingat Saya pertanyaannya adalah berikut, Dengan kemunculan fenomena pasangan tanpa anak pada masyarakat, apakah program KB dapat dikatakan sukses? Poin yang Saya anggap hilang berdasarkan konfirmasi Dosen adalah pertanyaan tersebut tidak memberi penekanan pada konteks kerusakan lingkungan padahal pertanyaan ini masih berada dalam konteks tersebut, dan karena pertanyaan tersebut tidak cukup merepresentasikan maksud dosen, jawaban yang Saya tawarkan pun menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkannya, bahkan cenderung ambigu, karena sebetulnya jawaban Saya lebih serupa dengan pernyataan yang melengkapi kekurangan pada pertanyaan tadi yang telah tertulis di slide. Pernyataan Saya mirip sebuah lampiran yang melengkapi pertanyaan tersebut agar maksud dosen dapat lebih dipahami. Jawaban yang Saya berikan adalah, Menurut Saya Program KB telah cukup sukses, karena tujuan diadakannya program tersebut adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat, dan kesejahteraan itu diukur melalui tingkat konsumsi yang mereka miliki, fenomena pasangan tanpa anak yang sebelumnya telah Anda jelaskan merupakan salah satu perwujudan masyarakat konsumsi tinggi. Jawaban Saya itu berada pada konteks kepentingan negara dari program KB, dan tidak berada pada konteks kerusakan lingkungan seperti yang dimaksud dosen. Yang membuat Saya merasa kehilangan orientasi dan berada pada siatuasi yang ambigu, adalah setelah dosen merespon dengan pendapatnya yang mengatakan bahwa jawaban Saya justru

membenarkan maksud dari pertanyaannya yang beropini bahwa meskipun jumlah penduduk menurun dengan adanya pasangan tanpa anak, tingkat kerusakan lingkungan justru lebih tinggi karena perilaku konsumsi yang lebih tinggi berlangsung pada fenomena pasangan yang memutuskan tidak memiliki anak. Menurut Saya, jawaban Saya membuatnya menyadari bahwa ada poin yang hilang dari pertanyaan yang telah Ia tuliskan di slidenya karena Ia tertegun sebentar setelah mendengar jawaban Saya. Situasi inilah yang membuat Saya merasa kehilangan orientasi dan merasa pada situasi yang ambigu. Kehilangan orientasi, Saya menyadari bahwa sebelumnya Saya mengalami kehilangan orientasi konteks pembicaraan karena jawaban Saya tidak menjawab pertanyaan yang dimaksud dosen, dan berada pada situasi yang ambigu karena di sisi lain jika hanya mengacu pada apa yang tertulis pada slide, jawaban Saya bisa terdengar relevan, tidak hanya itu jawaban Saya juga menunjukan bahwa pertanyaan yang tertulis di slide tidak cukup merepresentasikan maksud pertanyaan dosen itu sendiri. Menurut Saya, istilah akward moment merupakan istilah yang cukup merepresentasikan kondisi yang telah Saya ceritakan. Kondisi Saat pikiran sama sekali tidak bisa menemukan referensi yang tepat untuk menentukan output yang tepat untuk realita yang yang dihadapi, dan pada akhirnya meskipun muncul suatu output, output itu hanya merupakan perwujudan perasaan tidak nyaman yang dimunculkan dari akward moment. Penulis: Gonjack

Anda mungkin juga menyukai