Anda di halaman 1dari 5

PELACUR INI

Wajah cantik merona diantara beberapa gadis yang memang dengan sengaja
memamerkan setiap lekuk tubuhnya. Terkadang mereka dengan nakalnya menyikap celana
dalam yang sangat malu untuk terlihat. Ruang ber-AC dengan beberapa orang hidung belang
yang juga dengan sengaja mondar-mandir melihat dan menentukan dimana burungnya bisa
hinggap. Mereka yang berada didalam juga dengan santainya menggoda para kaum Adam,
dan menjanjikan penawaran yang khas serta khusus agar dirinya dapat penghasilan.

Umurnya kurang dari 25 tahun, hanya lulusan SMK jurusan administrasi perkantoran,
wajahnya manis hampir setiap hari selalu ada yang membookingnya. Sebut saja Mawar dia
sudah berada dilokalisasi ini kurang lebih 4 tahun. Bukan karena tuntutan ekonomi, apalagi
korban penjualan serta pemerkosaan pacarnya yang bertopeng dengan kasih saying dan cinta.
Bagaikan sebuah bunga mawar berwarna merah. Cantik dan rupawannya, harum semerbak
bagai pesona tubuhnya, jangan harap dengan ungkapan serta cara bicaranya yang identik
dengan duri dalam tangkainya. Uang bukan persoalan Mawar selalu menginginkan pelanggan
yang paling dapat memuaskannya. Alasan aneh inilah yang membuatnya menyelami laut
dalam kenistaan.

Beberapa Kumbang dan para lelaki hidung belang selalu menjadi bulan-bulanan
mawar dalam hal menyalurkan hawa nafsu ini. Apalagi mantan kekasih yang merengut
keperawanannya, dia anggap sebagai tusuk gigi barang kebanggaan para prianya.

Bukan Melati kalo bukan kembang desa Sumbersari, jember. Hobinya mengaji dan
baca puisi setelah lulus sekolah menengah pertama dia dijodohkan oleh orang tuanya. Paimo-
nama samaran- yang berhasil mendapat barokah dalam perjodohan ini, benar-benar barokah
kelakuan bejat bak iblis menjadi iconnya. Kembali ke kampong halamannya di jember Paimo
berkedok sebagai santri PonPes terkenal di Jombang. Sehingga kedua keluarga Paimo-Melati
sepakat melangsungkan pernikahan. Melati diajak tinggal di Ibukota dengan berbekal hati
yang tulus dan taat kepada suami melati meninggalkan kota kelahiran. Hanya berselang
beberapa bulan paimo menunjjukan tabiat dan tindakan iblisnya. Bahkan saat kalah judi,
melati merupakan bahan taruhan yang paling menjanjikan baginya.

Bandar judi dan para lintah darat yang menagih utang pada paimo akan diberikan
layanan oleh isterinya. Jangan harap terdapat keharmonisan pertengkaran demi pertengkaran
mewarnai hidup mereka. Lapor adanya KDRT, ah itu hanya slogan melati terlalu lugu untuk
hal ini. Melatipun harus menjalani hidup dalam lokalisasi ini sebagai tebusan hutang yang tak
berwujud dari suaminya. Ia hanya mendapatkan uang makan dan bonus 30ribu perhari dari
seorang mucikari, padahal dalam sehari terkadang ia melayani lebih dari 4 orang lelaki
dengan tarif 200ribu perjam.

Hutang yang tak terbayar, ratapan melati semakin menjadi ketika ia harus mendengar
kabar ayahnya telah meninggal dunia dan mengetahuinya dari seorang tetangganya, yang
akan menjadi pelanggannya. Walau harus bekerja dengan professional namun sang tetangga
tidak tega dan berjanji merahasiakan pekerjaan dan nasib melati. Berbagai usaha telah ia
lakukan guna bisa terlepas dari jerat lingkar nista ini.
Malam mulai larut, jam tangan menunjukkan pukul 22.30. Beberapa botol minuman
keras jenis vodka semakin berserakan tak berisi. Beberapa pelacur yang genit sudah
menunjukkan keletihannya, yang lain dan tidak mendapatkan pelanggan hanya berkedip dan
memainkan mata nakalnya sejenak. Beberapa pria yang sudah berkencan juga mulai
meluncur pulang, sebagian puas dan yang lain tampak biasa-biasa saja “Mungkin sudah
langganan”.

Sebelum beranjak dari ruang lobi bursa kasih, salah satu panti dalam lokalisasi ini
beberapa mahasiswa tehnik sengaja memesan beberapa minuman keras jenis bir. Dengan
sengaja setelah berkencan dengan pelacur mereka melancarkan aksi mabuk-mabukan.
Padahal sebelum berkencan beberapa botol minuman keras jenis vodka telah habis ditenggak.

Mawar dan Melati saling pandang mereka tersenyum menghina yang dilakukan
pemuda berpendidikan tersebut. Mawar menganggapnya amatiran, karena sekali lagi mawar
tidak dapat mencapai kepuasan. Bahkan Mawar juga berkencan dengan 3 pemuda tersebut
sekaligus. Ternyata pemuda sekarang jauh lebih loyo, hanya bisa berkoar dan demonstrasi
tanpa arti, memang ironis.

Melati juga hanya tertawa dengan pandangan yang jauh lebih menghina, atau memaki
jika ia dapat memberontak pita suaranya yang tiba-tiba kaku untuk memaki pemuda-pemuda
tersebut. Di dalam otaknya sedang bertarung logika dan hati nuraninya, dimana logika
memberikan sinyal dan perintah penghinaan atas kelakuan pelanggannya. Dan hati nuraninya
ingin sekali memberikan nasihat agar mereka kembali ke jalan-Nya. Selagi tangan mereka
masih bisa menggenggam dan bahu mereka kuat untuk berkerja dan menyayangi
keluarganya. Namun pantaskah seorang pelacur memiliki kemampuan, kesadaran serta
berlagak bijak dengan pekerjaan yang dianggap hina dan telah mereka lakukan bersama
dalam setiap kencan, dilemma.
Segelas Minuman Keras

Gelas terbuat dari kaca itu tiba-tiba pecah, terburai dalam setiap
serpihan berkeping-keping menampakkan sudut tajam yang mudah
menyayat kulit manusia.

Konon gerabah adalah asal gelas crystal yang paling cocok


berisi minuman keras/ bahuela, terdapat gelas terbuat dari logam-emas-
perak-kuningan, namun sudah tidak cocok dalam dunia minuman
keras.

Gelas terbuat dari kaca itu tiba-tiba pecah, terburai dalam tiap-
tiap remahan yang berkeping-keping menampakkan sudut tajam yang
mudah menyayat hati manusia.

Cinta tak lebih dari perasan air anggur yang tersimpan dalam
tabung-tabung dan guci yang memabukkan/ belakangan ini,
perjodohan kembali dengan nuansa baru yang lebih dinamis dan
manis/ merubah paradigma, kembali ke jaman siti nurbaya.

Kini dapatkah hati yang telah lama bisu, beku dan diam
menjadi bergairah dengan harumnya kisah cinta/ atau kalbu tersebut
akan semakin membusuk dengan aroma yang jauh lebih keras daripada
peraman air anggur yang memabukkan.

Arief Rusli/240309
Pria itu,

Langkah sigap dan bicara tegas nan lantang selalu menjadi ciri khas
pria tampan itu. Macho dan penampilan maskulin selalu menjadi ingatan
tersendiri bagi teman-teman kuliahnya. Sebut saja Joko, pria berasal dari kota
santri jombang ini menjadi idola baik perawan maupun janda menawan.
Separuh waktunya digunakan untuk menjaga keamanan dalam sebuah toko
baju di jalan Jawa, sekitaran kampus dan dekat dengan tempat kost-nya. Toko
baju tersebut tidak memiliki sesuatu kelebihan apapun, hanya penjaga yang
memang T-O-P B-G-T, betapa tidak seorang ibu muda hanya membuang-
buang waktu untuk memilih dan membeli sebuah topi pantai.

Bahkan yang paling parah, seorang janda kembang rela menyeret joko
kedalam toko dan menyuruhnya memilih baju pria serta pakaian dalam yang
sesuai dengan ukuran serta sesuai keinginannya. Dan membawa pulang
pakaian dalam pilihan joko dan memberikan secara Cuma-Cuma baju
pilihannya. Hal itu berlanjut begitu lama hingga terkadang dia bosan dan
merasa risih akan kehadiran para wanita-wanita penggoda. Teman gadisnya
hanya mampu berkomunikasi dengannya pada saat jam-jam kuliah dan setiap
sks yang ia tempuh menjadi kesempatan bagi kaum hawa untuk mencoba
peruntungan cintanya.

Roda kehidupan berputar begitu cepat, kedua orang tuanya tidak


sanggup membiayai kuliahnya. Semakin keras kehidupan memang harus ia
tanggung sendiri tanpa sanak family. Ulum (ular untuk mami-mami) sebutan
bagi teman-teman se-fakultasnya yang terjebak dalam komunitas gigolo, tanpa
ragu dan melihat kredibilitas joko dikalangan para istri,janda dan ibu-ibu yang
hoby selingkuh. Berbagai gerilya teman-temannya dilancarkan agar ia terjebak
dalam mesin pencari uang dengan memuaskan nafsu semata. Dewinta, istri
pejabat pemerintahan ini sengaja membayar mahal keperjakaannya. Dalam
lelang terbuka ternyata keperjakaannya terjual dengan nilai tidak kurang dari
15 juta rupiah.

Uang ranjang kurang

Bulan ini harus membayar biaya spp semester yang sempat ia tunda.
“Lunas” sebuah stempel menunjukkan tanda yang menyatakan bebas
tanggungan atas administrasi perkuliahan. Semua terbayar tanpa ada rasa
kebanggaan, tak perlu banyak keringat. Nafsu, dan hongat yang kuat akan
menjadikan semuanya lancar dan berjalan dengan semestinya pekerjaan nista
penuh harta. Penghasilannya berubah total laju roda kehidupan juga semakin
cepat menempatkan dia di puncak kejayaan penghasilan.

Beberapa lembar ratusan ribu yang tersusun rapi dalam sebuah amplop
coklat menjadi upahnya. Bukan lagi juru parkir dan penjaja tahu teck keliling
di sepanjang areal kampus yang menjadi tempat berhutang. “ Udah ambil aja,
tante ikhlas kok” kata-kata ini jauh lebih sering muncul dengan mata genit
wanita yang sudah tak lagi perawan. Sikap Apatis juga menjadi andalan joko
dalam melihat sesuatunya yang terjadi dalam kegiatan kuliah dan
percintaannya.

Tak usah berbicara kisah roman picisan yang menjadi indah dengan
tangis air mata. Nafsu harta dan kuasa dalam ranjang menjadi buah obrolan
bibirnya yang lebih sering merah karena gincu pelanggannya. Dalam Ulum dia
menjadi mascot khusus, bahkan ia tak pernah menjadi sarang kedengkian
temannya. Upahnya diluar standart Ulum, bahkan dapat dikatakan sebagai
upah terbesar daripada yang lainnya dengan profesi sejenis, temannya hanya
mampu berkomentar “ Uang Ranjang Kurang”.

Cintaku Takkan Usang

Selama kurang dari empat semester joko tidak memiliki pacar atau
kekasih yang seharusnya menemani. Dan hatinya sudah terlajur karam dengan
Maharani, gadis pujaannya sewaktu SMA dan telah menikah dengan
sahabatnya sendiri. Kini rasa cinta itu kembali menguak dengan kehadiran
seorang gadis yang mengikat seluruh rasa cintanya. Rasti bukanlah tipe cewek
yang mudah tergila-gila dengan lelaki, sejak mengenalnya joko lebih agresif
dan jauh dari kata professional dalam menjalankan tugas kencan sebagai
gigolo. Rasti bekulit putih dan berwajah manis dengan sedikit lesung di pipi.

Hari ini wanita yang setia menjadi pelanggannya tiba-tiba menelpon


dan berharap dia dapat memuaskan birahi terpendamnya. Begitu juga Rasti
yang sengaja menunggu joko, dan memang mereka telah sepakat bekencan.
Joko berusaha sekuat tenaga agar kencan ini dapat berlangsung dengan pujaan
hatinya “Rasti”. Begitu sopan nan santunnya kata-kata tegas kepada
pelanggan setianya sebagai gigolo dia tolak untuk malam ini.

Kencan begitu indah dan seru, hubungan yang tersusun rapi dalam
setiap kata cinta di hati. Hari berganti minggu, minggu melengkapi bulan dan
bulan beranjak ke angka tiga. Sudah tiga bulan hubungan mereka, Rasti mulai
menguak jati dirinya dengan bercerita tentang keluarganya. Ketika ia mulai
menceritakan kehidupannya bahkan bagaimana ia kehilangan mahkota
keperawanannya ditangan ayahnya(insens) sendiri. Kemarahanku memuncak
karena ia tidak dapat menjaga keperawanannya. Dan sang ayah pantas menjadi
binatang daripada panutan anak-anaknya dan sebagai kepala keluarga. Namun
pantaskah, bagaimanakah perasaannya ketika dia mengetahui kondisiku
sebagai gigolo, dan informasi terbaru Dewinta adalah tantenya tempat ia
bernaung dalam kota rantauan ini. “cintaku takkan usang”

Anda mungkin juga menyukai