Anda di halaman 1dari 43

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan 1. Menentukan head loss pada fluida friction dan kecepatan aliran air pada pipa halus. 2. Untuk memperjelas head loss diprediksi dengan suatu persamaan pipa friksi yang diasosiasikan dengan aliran air melalui pipa halus. 3. Untuk menentukan head loss yang diasosiasikan dengan aliran air yang melalui fittingfitting standar yang digunakan pada instalasi leading.

1.2 Dasar Teori Perilaku fluida merupakan hal yang penting dalam bentuk proses pada umumnya merupakan salah satu dasar yang diperlukan untuk mempelajari satuan operasi. Penamaan tentang fluida sangat penting bukan saja untuk dapat dengan teliti menyelesaikan penjelasan fluida melalui pipa, pompa dan segala macam peralatan proses, tetapi juga untuk mengkaji aliran kalor dan berbagai operasi pemisahan yang bergantung pada difusi dan perpindahan massa. Cabang ilmu pengetahuan teknik yang mempelajari perilaku fluida dan dalam pengertian fluida ini termasuk zat cair, gas dan uap disebut mekanika fluida. Mekanika fluida merupakan bagian dari disiplin ilmu yang lebih luas yang disebut mekanika kontinum, dimana tercakup juga pengkajian mengenai tegangan pada zat padat. Mekanika fluida mempunyai dua cabang utama yang penting bagi pengkajian suatu operasi statiska fluida yang membahas fluida dalam keadaan seimbang dimana tidak terdapat tegangan geser dan dinamika fluida.

1.2.1 Mekanika fluida Mekanika fluida biasanya dianggap subdisiplin dari mekanika kontinum, seperti yang diilustrasikan pada tabel berikut.Mekanika kontinum: studi fisika dari material kontinu Mekanika solid: studi fisika dari material kontinu dengan bentuk tertentu. Elastisitas: menjelaskan material yang kembali ke bentuk awal setelah diberi tegangan.

Mekanika fluida mengasumsikan bahwa semua fluida mengikuti:

1. Hukum kekekalan massa 2. Hukum kekekalan momentum Sifat fisis dari fluida dapat didefinisikan berdasarkan pada : Tekanan Temperature Densitas Viskositas Berdasarkan pengaruh tekananterhadap volumenya, fuida dapat digolongkan menjadi dua yaitu: 1. Compressible fluida 2. Incompressible fluida Transfortasi fluida dalam suatu system perpipaan akan mengikuti hukum kekekalan massa dan energy. Untuk incompressible fluida dalam system perpipaan berlaku sebagai berikut : Massa masuk= massa keluar Volume masuk = volume hukum Neraca massa / hukum kekekalan energy Persamaan diatas jika dinyatakan : P/ + v2/2gc + g/gc Z = ( -f) = (-W) + q Jika faktor W dan Q = 0 maka persamaan tersebut menjadi bpersamaan Bernoulli dan dapat dinyatakan dalam satuan SI menjad : Z1 + P1/g + V12/2g = Z2 + P2/g + V22/2g +h1

Keterangan : V = kecepatan rata-rata (m/s) A = luas penampang (m2) Z = ketinggian P = tekanan ( N/m2) HL = head loss akibat gesekan (m) g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2) = density (kg/m3)

Kehilangan gesekan pada system perpipaan head loss yang terjadi pada suatu rangkaian perpipaan dapat dibagi menjadi2 kategori : 1. Yang disebabkan karena adanya tahanan viscous yang terbentuk sepanjang rangkaian 2. Yang terjadi karena adanya efek local seperti kerangan, belokan dan perubahan tiba-tiba pada luas penampang aliran.

f=
Total head loss dapat dinyartakan dengan cara : 1. Dengan mengekivalenkan seluruh perlengkapan yang ada pada system perpipaan jika suatu panjang yang ekivalen dengan perpipaan jika suatu panjang yang ekivalen dengan panjang pipa lurus. 2. Untuk gate valve (terbuka penuh L/D = 13, didapat Le = 4,4 ft) kemudian digunakan persamaan sebagai berikut : -f =
( )

Dimana : L= panjang pipa lurus Le = panjang ekivalen dari perlengkapan seperti fitting, valve Persamaan diatas digunakan untuk mempermudah karakteristik total dari suatu persamaan system perpipaan. Dengan memisahkan gesekan untuk pipa lurus dan gesekan untuk fitting dengan memasukkan suatu faktor yang bergantung pada jenis fitting masing-masing. Persamaan

Pf = E = (
Keterangan

) ( )

Ki = koefisien kehilangan untuk masing-masing fitting atau jumlah velocity heand V = velocity head L = panjang pipa lurus D = diameter pipa

Persamaan diatas digunakan untuk mempermudah perhitungan dalam menganalisa karakteristik belakang, ekspansi tiba-tiba dari persamaan diatas dapat diturunkan beberapa perhitungan teoritis untuk head loss akibat perlengkapan-perlengkapan fluida: Contoh : 1. Head loss yang diakibatkan karena adanya keterangan dapat dinyatakan dengan

persamaan berikut : -f = hl= kv L dapat dianggap sama dengan 0 karena diasumsikan tidak ada pipa lurus dimana harga k, tergantung pada jenis kerangan dan besarnya kerangan tersebut . 2. Headloss akibat belokan Persaman adalah sebagai berikut: -f = hl = kb Dimana harga kb adalah koefisien tak berdimensi yang tergantung pada besarnya jarijari belokan terhadap jari-jari pipa. 3. Head loss untuk kontraksi tiba-tiba Head loss akibat adanya perubahan luas penampang ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : -f = hl = kc Dimana V adalah kecepatan pada penampang yang kecil. 4. Head loss untuk ekspansi tiba-tiba Head loss akibat adanya ekspansi tiba-tiba ini dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut : hl = kc
( )

dimana : V1= kecepatan pada penampang aliran pipa V2 = kecepatan pada penampang aliran besar

1.2.2 Karakteristik Pompa Sebagai penggerak fluida sering dipakai pompa sentrifugal yang dapat

mempengaruhi laju alir. Besar laju alir dapat diukur dengan kerangan tanpa mempengaruhi

pompa, karena hl-hal tersebut, pompa sentrifugal hanyadiakai pada operasi-operasi yang bertekanan tinggi. Karateristik pompa sentrifgal meliputi: a. Kapasitas ( Q) Adalah kemampuan pompa mengalirkan fluida tiap waktu (m/s2) b. Develop head (H) Adalah ketinggian tekanan yang diperoleh fluida karena kerja pompa, persamaannya: H= Dimana : Pd = tekanan fluida setelah keluar pompa Ps = tekanan fluida sebelum masuk pompa c. Fluida home power (FHP) Adalah energy yang diperoleh fluda karena kerja pompa FHP =
( )

Break home power (Bhp) = energy penggerak pompa (1,32 skala watt meter (Kwatt) d. Efisiensi () rahasia perbandingan antar FHP : BHP

1.2.3 Pemakaian Alat Ukur Alat ukur laju aliran fluida dapat dibagi menjadi : 1. Berdasarkan perbedaan luas penampang aliran karena perubahan laju alir fluida. Contoh: rotaimeter 2. Berdasarkan perubahan penurunan tekanan akibat perbedaan luas penampang cairan. Contoh : orifice meter dan ventury meter Untuk pengukuran perubahan tekanan digunakan beberapa alat ukur pula yaitu manometer U (berisi air atau air raksa). Dalam industry pengukuran kecepatan aliran bertujuan untuk mengetahui banyaknya bahan yang akan diolah serta untuk menentukan banyaknya produk yang dihasilkan di dalam satu satuan meter. a. Manometer Jika saluran friksi dengan fluida dan tidak ada aliran yang terjadi melalui pipa saluran, persamaan aliran 90 berkurang hingga persamaan 80 jka fluida imcompressibel.

Gamabar 1 : manometer

Atau P = P2-P1 = - g/gc Z = g/gc (Z1- Z2) Ketika percepatan local dari gravitasi (g) yang secara manometer sama dengan konversi konstan gc dapat digerakan sebagai spesifik berat dan secara nimerik sama dengan density. Fluida tak mengalir dengan density tinggi, dapat mengurangi tinggi kolom untuk panjang yang tepat jika tegangan tinggi. Instrument ini dibuat untuk menghitung perbedaan tekanan dan dalam hal ini disebut manometer. Menometer selalu digunakan untuk menghitung perbedaan tekanan oleh keseimbangan tetap kolom fluida. b. Venturi Meter Alat ini dapat dipakai untuk mengukur laju aliran fluida, misalnya menghitung laju aliran air atau minyak yang mengalir melalui pipa. Venturimeter digunakan sebagai pengukur volume fluida misalkan minyak yang mengalir tiap detik. Venturimeter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian tengahnya. Zat cair dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan mengalir melalui pipa

yang memiliki penampang yang lebi sempit, dengan demikian, maka akan terjadi perubahan kecepatan.

Gambar 2: venturiflow meter Fluidamelambatdalamkerucut dengansudut yang lebih kecil(5-7o) di mana sebagian besar energikinetikdiubah bertahapdi kembali daerah menjadienergi tersebuttidak padaleher.Tekanan tekanan. ada"Vena Karenakerucut contracta". tinggidan

danpengurangan

Daerahaliranpadaminimum

pemulihanenergimembuatventuri meteryang cocokdi mana hanyakepalatekanankecil yang tersedia. Sebuahcdkoefisiendebit=0,975dapat nilainyabervariasitergantung Pemulihantekananjauh pada lebih ditunjukkan nilai-nilairendah baikuntukventuri sebagaistandar,tetapi daribilangan Reynolds.

meterdaripadapelatorifice.

c. Meteran Orifice Penguranganlintas-bagian dari sungai yang

mengalirmelewatilubangdalammeningkatkanhead kecepatandengan mengorbankanhead tekanan. Pengurangantekanan antarakerandiukur dengan menggunakanmanometer.

Gambar 3 : meteran orifice Orifice tediri dari plat yang dilubangi dan dikerjakan dengan mesin seara teliti dan dipasang antar 2 flens sehingga luabng itu konsentrasi dengan pipa tempat memasangnya. Lubang flat itu dapat dibuat memasang kesisi hilir, penyadap, tekanan satu dan satu dihilir, orifice itu dipasang dan dihubungkan dengan manometer atau piranti pengukuran tekanan lainnya pasti lubang dapat ditempatkan dimana saja dan koefisien meteran tergantung pada letak lubang penyadap itu. Prinsip orifice indeks dengan meteran ventury. Pengukuran arus aliran melalui orifice itu menyebabkan tinggi tekanan kecepatan meningkat, tetapi tinggi tekanan menurun dan penurunan tekanan antara titik sadap diukur dengan manometer. Ada satu kesulitan pokok yang terdapat pada meteran orifice yang tidak terdapat pada ventury yaitu oleh karena orifie itu tajam, arus fluida itu memisah disebelah hilir orifice dan membentuk jet aliran bebas didalam fluida disebelah hilir.

d. Tabung Pitot Tabung pitot digunakan untuk mengukur laju aliran gas pada suatu pipa. Tabung pitot digunakan untuk mengukur kecepatan fluida di suatu titik pada fluida itu.

Gambar 4 : tabung pitot Lubang yang menuju ke kaki kanan manometer, tegak lurus dengan aliran udara. Karenanya, laju aliran udara yang lewat di lubang ini (bagian tengah) berkurang dan udara berhenti ketika tiba di titik 2. Dalam hal ini, v2 = 0. Tekanan pada kaki kanan manometer sama dengan tekanan udara di titik 2 (P2). Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak terlalu besar) sehingga bisa diabaikan. Ingat ya, tabung pitot juga dirancang menggunakan prinsip efek venturi. Mirip seperti si venturi meter, bedanya si tabung petot ini dipakai untuk mengukur laju gas alias udara. Karenanya, kita tetap menggunakan persamaan efek venturi.

BAB II METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan 2.1.1 Alat yang digunakan Satu unit Flow Fluid Demo Plant Stop watch Penggaris 2.1.2 Bahan yang digunakan Air Raksa (Hg)

2.2 Prosedur Kerja 2.2.1 Percobaan A (Fluida Friction) dalam suatu pipa halus Pada pipa 1 membuka V2 dan V4. Dan menutup V4 pada pipa 2,3, dan 4. Mengalirkan air pada unit flow fluid demo plant Mencatat pembacaan pada manometer. Melakukan hal yang sama pada pipa 2 dengan mengatur bukaan pada V4 dan menutup valve pada pipa 1, 3, dan 4 Melakukan hal yang sama untuk pipa 3 dengan mengatur bukaan pada V2 dan membuka bukaan pada V4 serta menutup pipa 1, 2, dan 4. Melakukan hal yang sama lagi untuk pipa 4 dengan mengatur bukaan pada V2 dan membuka bukaan pada V4 serta menutup pipa 1, 2, dan 3. 2.2.2 Percobaan B (Head Loss pada Setiap Friksi) Ditutup V1, V10, V4 pada pipa tes 3. Dibuka V2. Dibuka V4 pada pipa V1 dan V4 pada pipa 2. Dibuka A dan B atau C dan D setelah pemeriksaan kran-kran. 2.2.3 Percobaan C (Percobaan Head Loss pada Fitting-Fitting Pipa) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti stopwatch. Menyediakan fitting-fitting dan katup tes yang akan digunakan.

o Elbow 45o o Elbow 90o o Globe valve o Gate valve o Alat Orifice o Alat Venture o Alat Pitot Melengkapi jaringan dengan air. Membuka atau menutup katup-katup dengan benar. Mengukur perbedaan head antara tiap-tiap fitting.

BAB III PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN


3.1 Data Pengamatan 3.1.1 Data Percobaan A (Fluida Friction) dalam suatu Pipa Faktor Lokal Pipa 1 Volume (liter) 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 Waktu (detik) 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 H1 (mmHg) 156 160 160 160 266 266 266 266 390 390 390 390 427 427 427 427 H2 (mmHg) 700 693 693 693 589 589 589 589 466 466 466 466 429 429 429 429 Head loss (mmHg) 544 533 533 533 323 323 323 323 76 76 76 76 2 2 2 2

Pipa 2

Pipa 3

Pipa 4

3.1.2 Data Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Faktor Lokal Pipa 1 Volume (liter) 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 Waktu (detik) 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 Diameter (m) 0,5 x 10-2 H1 (mmHg) 156 160 160 160 266 266 266 266 390 390 390 390 427 427 427 427 H2 (mmHg) 700 693 693 693 589 589 589 589 466 466 466 466 429 429 429 429 Head loss (mmHg) 544 533 533 533 323 323 323 323 76 76 76 76 2 2 2 2

Pipa 2

0,9 x 10-2

Pipa 3

2,0 x 10-2

Pipa 4

2,0 x 10-2

3.1.3 Data Percobaan C (Percobaan Head loss Pada Fitting-fitting Pipa) Fitting Volume (liter) 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 Waktu (detik) 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 Diameter (m) 2,0 x 10-2 H1 (mmHg) 419 419 419 419 423 423 423 423 332 332 332 332 377 369 361 354 416 416 416 416 420 420 420 420 424 424 424 424 H2 (mmHg) 437 437 437 437 433 433 433 433 545 545 545 545 489 496 504 509 438 438 438 438 435 435 435 435 432 432 432 432 Head loss (mmHg) 18 18 18 18 10 10 10 10 213 213 213 213 112 127 143 155 22 22 22 22 15 15 15 15 8 8 8 8

Elbow 450

2,0 x 10-2

Elbow 900

2,0 x 10-2

Gate valve

2,0 x 10-2

Globe valve

2,0 x 10-2

Orifice

2,0 x 10-2

Venture

2,0 x 10-2

Pitot

3.2 Data Perhitungan 3.2.1 Gesekan fluida (fluda friction) dalam suatu pipa halus Faktor Lokal Volume, V (liter) 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 Waktu, T (detik) 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 Diameter, D (m) 0,5 x 10-2 Laju alir, Q (m3/s) 1,75 x 10-4 1,79 x 10-4 1,70 x 10-4 1,67 x 10-4 1,75 x 10-4 1,79 x 10-4 1,70 x 10-4 1,67 x 10-4 1,75 x 10-4 1,79 x 10-4 1,70 x 10-4 1,67 x 10-4 1,75 x 10-4 1,79 x 10-4 1,70 x 10-4 1,67 x 10-4 Kecepatan, U (m/s) 8,92 9,12 8,66 8,51 2,75 2,81 2,67 2,63 0,56 0,57 0,54 0,53 0,56 0,57 0,54 0,53 Head loss (mmHg) 544 533 533 533 323 323 323 323 76 76 76 76 2 2 2 2 Log U 0,95 0,96 0,94 0,93 0,44 0,45 0,43 0,42 -0,25 -0,24 -0,27 -0,28 -0,25 -0,24 -0,27 -0,28 Log H 2,74 2,73 2,73 2,73 2,51 2,51 2,51 2,51 1,88 1,88 1,88 1,88 0,30 0,30 0,30 0,30

Pipa 1

Pipa 2

0,9 x 10-2

Pipa 3

2,0 x 10-2

Pipa 4

2,0 x 10-2

3.2.2 Head loss pada setiap friksi (4f)

Faktor Lokal

Volume, V (liter) 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40

Waktu, T (detik) 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82

Diameter, D (m) 0,5 x 10-2

Laju alir, Q (m3/s) 1,75 x 10-4 1,79 x 10-4 1,70 x 10-4 1,67 x 10-4 1,75 x 10-4 1,79 x 10-4 1,70 x 10-4 1,67 x 10-4 1,75 x 10-4 1,79 x 10-4 1,70 x 10-4 1,67 x 10-4 1,75 x 10-4 1,79 x 10-4 1,70 x 10-4 1,67 x 10-4

Kecepatan, U (m/s) 8,92 9,12 8,66 8,51 2,75 2,81 2,67 2,63 0,56 0,57 0,54 0,53 0,56 0,57 0,54 0,53

Pipa 1

Pipa 2

0,9 x 10-2

Pipa 3

2,0 x 10-2

Pipa 4

2,0 x 10-2

Head loss (mmHg) 544 533 533 533 323 323 323 323 76 76 76 76 2 2 2 2

Re

L (m)

38743,83 39612,52 37614,52 36963,00 21500,22 21969,31 20874,76 20562,03 9729,39 9903,13 9381,91 9208,17 9729,39 9903,13 9381,91 9208,17

1,02

1,50

1,02

1,02

0,16 0,15 0,17 0,18 1,26 1,20 1,33 1,37 23,31 22,50 25,07 26,02 0,61 0,59 0,66 0,69

0,64 0,60 0,68 0,72 5,04 4,80 5,32 5,48 93,24 90,00 100,28 104,08 2,44 2,36 2,64 2,76

3.2.3 Head loss pada fitting-fitting pipa Fitting Volume (liter) 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 10 20 30 40 Waktu (detik) 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 57,17 111,50 176,59 239,82 Diameter (m) 2,0 x 10-2 Head Laju alir, Q loss (m3/s) (mmHg) 18 1,75 x 10-4 18 1,79 x 10-4 18 1,70 x 10-4 18 1,67 x 10-4 10 1,75 x 10-4 10 1,79 x 10-4 10 1,70 x 10-4 10 1,67 x 10-4 213 1,75 x 10-4 213 1,79 x 10-4 213 1,70 x 10-4 213 1,67 x 10-4 112 1,75 x 10-4 127 1,79 x 10-4 143 1,70 x 10-4 155 1,67 x 10-4 22 1,75 x 10-4 22 1,79 x 10-4 22 1,70 x 10-4 22 1,67 x 10-4 15 1,75 x 10-4 15 1,79 x 10-4 15 1,70 x 10-4 15 1,67 x 10-4 8 1,75 x 10-4 8 1,79 x 10-4 8 1,70 x 10-4 8 1,67 x 10-4 Kecepatan, U (m/s) 0,56 0,57 0,54 0,53 0,56 0,57 0,54 0,53 0,56 0,57 0,54 0,53 0,56 0,57 0,54 0,53 0,56 0,57 0,54 0,53 0,56 0,57 0,54 0,53 0,56 0,57 0,54 0,53 hv h/hv

Elbow 450 Elbow 900

2,0 x 10-2

2,0 x 10-2

Gate valve

2,0 x 10-2

Globe valve

2,0 x 10-2

Orifice

2,0 x 10-2

Venture

2,0 x 10-2

Pitot

5,10 20,39 45,87 81,55 5,10 20,39 45,87 81,55 5,10 20,39 45,87 81,55 5,10 20,39 45,87 81,55 5,10 20,39 45,87 81,55 5,10 20,39 45,87 81,55 5,10 20,39 45,87 81,55

3,53 0,88 0,39 0,22 1,96 0,49 0,22 0,12 41,77 10,45 4,64 2,61 21,96 6,23 3,12 1,90 4,31 1,08 0,48 0,27 2,94 0,74 0,33 0,18 1,57 0,39 0,17 0,10

3.3 Pembahasan Pada praktikum Satuan Operasi kali ini yang berjudul Seri Parallel Pump dan Demonstran Fluida ini bertujuan menentukan head loss pada fluida friction dan kecepatan aliran air pada pipa halus, untuk memperjelas head loss diprediksi dengan suatu persamaan pipa friksi yang diasosiasikan dengan aliran air melalui pipa halus, untuk menentukan head loss yang diasosiasikan dengan aliran air yang melalui fitting-fitting standar yang digunakan pada instalasi leading. Pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah menghitung head loss pada pipa 1, 2, 3 dan 4 dengan variasi volume 10, 20, 30, dan 40 L. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan manometer raksa pada unit flow fluid demo plant. Pada percobaan ini laju alir air yang digunakan adalah 1,75 x 10-4 m3/s pada volume 10 L; 1,79 x 10-4 m3/s pada volume 20 L; 1,70 x 10-4 m3/s pada volume 30 L; dan 1,67 x 10-4 m3/s pada volume 40 L. Untuk menghitung head loss pada pipa 1, air dialirkan menuju pipa 1 dengan membuka ball valve pada pipa 1 dan menutup ball valve pada pipa lainnya. Setelah itu menunggu pembacaan pada manometer dan mencatat head loss nya. Begitu juga untuk pipa 2, 3, dan pipa 4. Dari hasil pengukuran yang didapatkan head loss pada pipa 1 adalah 533 mmHg, pada pipa 2 adalah 323 mmHg, pada pipa 3 adalah 76 mmHg dan pada pipa 4 adalah 2 mmHg. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin kecil diameter pipa semakin besar nilai head loss dari aliran fluida. Hal ini dikarenakan dengan mengecilnya diameter pipa maka nilai Reynold atau turbulensi dari aliran semakin besar sehingga gaya gesekan antara air dan pipa juga semakin besar. Hal inilah yang menyebabkan semakin kecil diameter pipa maka nilai head loss pada aliran fluida semakin besar. Pada Percobaan C, dilakukan pengukuran head loss pada fitting-fitting standar pada unit flow fluid demo plant. Fiting-fitting yang digunakan dalam pengukuran head loss adalah elbow 450, elbow 900, globe valve, gate valve, alat orifice, alat venture dan alat pitot. Dari hasil praktikum bahwa elbow 450 memiliki head loss lebih besar dibandingkan dengan elbow 900, globe valve memiliki head loss yang lebih besar dibandingkan dengan gate valve dan alat orifice memiliki head loss yang lebih besar dibandingkan dengan alat venture dan alat pitot. Sehingga memungkinkan dalam pengaliran fluida lebih baik digunakan elbow 900, gate valve, dan alat pitot sebagai alat control laju alir.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa : Semakin kecil diameter pipa maka nilai head loss pada aliran fluida semakin besar untuk laju alir fluida yang sama. Dalam pengaliran fluida lebih baik digunakan elbow 900, gate valve, dan alat pitot sebagai alat control laju alir dibandingkan elbow 450, globe valve, alat orifice dan alat venture, karena nilai head loss elbow 450, globe valve, alat orifice dan alat venture lebih besar dibandingkan dengan elbow 900, gate valve dan alat pitot.

DAFTAR PUSTAKA

MAgr, Dr. Ir. Erizal. 2001. Mekanika Fluida. Bogor: IPB.

Wikipedia. 2006. http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_fluida. Diakses pada tanggal 16 Desember 2013 14:12 WITA.

Anonim. 2006. BAB-3-Pompa-Sentrifugal1.pdf. Diakses pada tanggal 16 Desember 2013 14:33 WITA. Tim Laboratorium Satuan Operasi. 2012. Penuntun Praktikum Laboratorium Satuan Operasi, Jurusan Teknik Kimia. Samarinda.

LAMPIRAN

1. Perhitungan Percobaan A (fluida Friction) dalam suatu Pipa Pada Pipa 1 Diketahui : V = 10 L T = 57,17 s Diameter pipa 1 = 0,5 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 8,92 = 0,95 Perhitungan log head loss (H) H = 544 mmHg Log 544 = 2,74 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 0,16 = 0,64
( )

Diketahui : V = 20 L T = 111,50 s Diameter pipa 1 = 0,5 x 10-2 m

Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 9,12 = 0,96 Perhitungan log head loss (H) H = 533 mmHg Log 533 = 2,73 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 0,15 = 0,60
( )

Diketahui : V = 30 L T = 176,59 s Diameter pipa 1 = 0,5 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 8,66 = 0,94 Perhitungan log head loss (H) H = 533 mmHg Log 533 = 2,73 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 0,17 = 0,68
( )

Diketahui : V = 40 L T = 239,82 s Diameter pipa 1 = 0,5 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 8,51 = 0,93 Perhitungan log head loss (H) H = 533 mmHg Log 533 = 2,73 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi)

Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 0,18 = 0,72


( )

Pada Pipa 2 Diketahui : V = 10 L T = 57,17 s Diameter pipa 2 = 0,9 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 2,75 = 0,44 Perhitungan log head loss (H) H = 323 mmHg Log 323 = 2,51 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 1,26 = 5,04
( )

Diketahui : V = 20 L T = 111,50 s Diameter pipa 2 = 0,9 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 2,81 = 0,45 Perhitungan log head loss (H) H = 323 mmHg Log 323 = 2,51 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 1,20 = 4,80
( )

Diketahui : V = 30 L T = 176,59 s Diameter pipa 2 = 0,9 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 2,67 = 0,43 Perhitungan log head loss (H) H = 323 mmHg

Log 323 = 2,51 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 1,33 = 5,32
( )

Diketahui : V = 40 L T = 239,82 s Diameter pipa 2 = 0,9 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 2,63 = 0,42 Perhitungan log head loss (H) H = 323 mmHg Log 323 = 2,51 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f

f= perhitugan

= 4f = 4 x 1,37 = 5,48

Pada Pipa 3 Diketahui : V = 10 L T = 57,17 s Diameter pipa 3 = 2,0 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 0,56 = -0,25 Perhitungan log head loss (H) H = 76 mmHg Log 76 = 1,88 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 23,31 = 93,24
( )

Diketahui : V = 20 L T = 111,50 s Diameter pipa 3 = 2,0 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 0,57 = -0,24 Perhitungan log head loss (H) H = 76 mmHg Log 76 = 1,88 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 22,50 = 90
( )

Diketahui : V = 30 L T = 176,59 s Diameter pipa 3 = 2,0 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U)

U=

( (

) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 0,54 = -0,27 Perhitungan log head loss (H) H = 76 mmHg Log 76 = 1,88 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 25,07 = 100,28
( )

Diketahui : V = 40 L T = 239,82 s Diameter pipa 3 = 2,0 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 0,53 = -0,28 Perhitungan log head loss (H) H = 76 mmHg Log 76 = 1,88

Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 26,02 = 104,08
( )

Pada Pipa 4 Diketahui : V = 10 L T = 57,17 s Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 0,56 = -0,25 Perhitungan log head loss (H) H = 2 mmHg Log 2 = 0,30 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f

f= perhitugan

= 4f = 4 x 0,61 = 2,44

Diketahui : V = 20 L T = 111,50 s Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 0,57 = -0,24 Perhitungan log head loss (H) H = 2 mmHg Log 2 = 0,30 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 0,59 = 2,36
( )

Diketahui : V = 30 L

T = 176,59 s Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U) U=


( ( ) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 0,54 = -0,27 Perhitungan log head loss (H) H = 2 mmHg Log 2 = 0,30 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 0,66 = 2,64
( )

Diketahui : V = 40 L T = 239,82 s Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Perhitungan laju alir (Q) Q= =

Perhitungan kecepatan (U)

U=

( (

) )

Perhitungan log kecepatan (U) Log 0,53 = -0,28 Perhitungan log head loss (H) H = 2 mmHg Log 2 = 0,30 Perhitungan Percobaan B (Head loss Pada setiap Friksi) Perhitungan Reynold Re = Perhitungan f f= perhitugan = 4f = 4 x 0,69 = 2,76
( )

perhitungan Percobaan C (Percobaan Head loss Pada Fitting-fitting Pipa) Perhitungan kecepatan (U) Pada elbow 450 Diketahui : V = 10 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Q= U=
( ( ) )

Diketahui : V = 20 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Q= U=


( ( ) )

Diketahui : V = 30 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Q= U=


( ( ) )

Diketahui : V = 40 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Q= U=


( ( ) )

Pada elbow 900 Diketahui : V = 10 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m

Q= U=
( ( ) )

Diketahui : V = 20 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Q= U=


( ( ) )

Diketahui : V = 30 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Q= U=


( ( ) )

Diketahui : V = 40 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Q= U=


( ( ) )

Pada gate valve Diketahui : V = 10 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Q= U=


( ( ) )

Diketahui : V = 20 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m

Q= U=
( ( ) )

Diketahui : V = 30 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Q= U=


( ( ) )

Diketahui : V = 40 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Q= U=


( ( ) )

Pada globe valve Diketahui : V = 10 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Q= U=


( ( ) )

Diketahui : V = 20 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Q= U=


( ( ) )

Diketahui : V = 30 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m

Q= U=
( ( ) )

Diketahui : V = 40 L Diameter pipa 4 = 2,0 x 10-2 m Q= U=


( ( ) )

Perhitungan hv Pada elbow 450 Diketahui : V = 10 L hv = Diketahui : V = 20 L hv = Diketahui : V = 30 L hv = Diketahui : V = 40 L hv =

Pada elbow 900 Diketahui : V = 10 L hv =

Diketahui : V = 20 L hv = Diketahui : V = 30 L hv = Diketahui : V = 40 L hv =

pada gate valve Diketahui : V = 10 L hv = Diketahui : V = 20 L hv = Diketahui : V = 30 L hv = Diketahui : V = 40 L hv =

pada globe valve Diketahui : V = 10 L hv = Diketahui : V = 20 L hv =

Diketahui : V = 30 L hv = Diketahui : V = 40 L hv =

Pada Alat Orifice Diketahui : V = 10 L hv = Diketahui : V = 20 L hv = Diketahui : V = 30 L hv = Diketahui : V = 40 L hv = Pada Alat Venture Diketahui : V = 10 L hv = Diketahui : V = 20 L hv = Diketahui : V = 30 L hv = Diketahui : V = 40 L

hv =

Pada Alat Pitot Diketahui : V = 10 L hv = Diketahui : V = 20 L hv = Diketahui : V = 30 L hv = Diketahui : V = 40 L hv =

perhitungan h/hv pada elbow 450 Diketahui : V = 10 L h/hv=18/ 5,10 = 3,53 Diketahui : V = 20 L h/hv=18/ 20,39 = 0,88 Diketahui : V = 30 L h/hv=18/ 45,87 = 0,39 Diketahui : V = 40 L h/hv=18/ 81,55 = 0,22

pada elbow 900 Diketahui : V = 10 L h/hv=10/ 5,10 = 1,96 Diketahui : V = 20 L h/hv=10/ 20,39 = 0,49 Diketahui : V = 30 L h/hv=10/ 45,87 = 0,22 Diketahui : V = 40 L h/hv=10/ 81,55 = 0,12

pada gate valve Diketahui : V = 10 L h/hv=213/ 5,10 = 41,77 Diketahui : V = 20 L h/hv=213/ 20,39 = 10,45 Diketahui : V = 30 L h/hv=213/ 45,87 = 4,64 Diketahui : V = 40 L h/hv=213/ 81,55 = 2,61

pada globe valve Diketahui : V = 10 L h/hv=112/ 5,10 = 21,96 Diketahui : V = 20 L h/hv=127/ 20,39 = 6,23

Diketahui : V = 30 L h/hv=143/ 45,87 = 3,12 Diketahui : V = 40 L h/hv=155/ 81,55 = 1,90

Pada Alat Orifice Diketahui : V = 10 L h/hv=22/ 5,10 = 4,31 Diketahui : V = 20 L h/hv=22/ 20,39 = 1,08 Diketahui : V = 30 L h/hv=22/ 45,87 = 0,48 Diketahui : V = 40 L h/hv=22/ 81,55 = 0,27

Pada Alat Venture Diketahui : V = 10 L h/hv=15/ 5,10 = 2,94 Diketahui : V = 20 L h/hv=15/ 20,39 = 0,74 Diketahui : V = 30 L h/hv=15/ 45,87 = 0,33 Diketahui : V = 40 L h/hv=15/ 81,55 = 0,18

Pada Alat Pitot Diketahui : V = 10 L h/hv=8/ 5,10 = 1,57 Diketahui : V = 20 L h/hv=8/ 20,39 = 0,39 Diketahui : V = 30 L h/hv=8/ 45,87 = 0,17 Diketahui : V = 40 L h/hv=8/ 81,55 = 0,10

Anda mungkin juga menyukai