Anda di halaman 1dari 20

Skenario Kasus II Ruang 2

Skenario
Seorang anak perempuan berumur 6 thn, BB 17 kg, TB 10 cm, datang ke Poliklinik Anak RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado diantar oleh ibunya dengan keluhan : Pucat 1 bulan terakhir dan nafsu makan menurun. Pada anamnesis, ibu penderita mengaku anaknya tidak ada riwayat : mimisan, perdarah gusi, luka berdarah, BAB berdarah dan perdarahan aktif. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan : konjungtiva anemis, tidak ada perbesaran hepar maupun limpa. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 7,9 gr%, leukosit 6900/mm3, trombosit 294/mm3, MCV 72 fl, MCH 26 pg, MCHC 20 gr/dl.

Kata Sulit
Kongjutiva anemis MCV MCH MCHC

Kata kunci
Perempuan 6thn BB : 17 kg TB : 100 cm Keluhan : - pucat 1bulan terakhir - Nafsu makan menurun PF : - Konjungtiva anemis - Tidak ada pembesaran Hepar dan Limpa PL : - HB 7,9 gr % - MCV 72 fl
- Leukosit 6900/mm3 - trombosit 294/mm3 - MCH 26 pg - MCHC 20 gr/dl

Masalah Dasar :
Seorang anak perempuan berumur 6 thn dengan keluhan pucat 1 bulan terakhir dan nafsu makan menurun

Pertanyaan :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. anamnesis : PF, PP Gejala klinis DU & DD Etiologi & epidemiologi Patogenesis & patofisiologi manisfestasi klinik Penatalaksanaan Komplikasi Prognosis & edukasi

Jawaban :
1. Anamnesis Gejala apa yang sering dirasakan oleh pasien ? Apakah gejala tersebut muncul mendadak atau bertahap? Adakah petunjuk mengenai penyebab anemia? Riwayat penyakit dahulu dan penyelidikan fungsional Riwayat keluarga Riwayat berpergian Riwayat meminum obat-obatan

PF : Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik terhadap pasien pada konjungtiva mata, warna kulit, kuku, mulut, dan papil lidah apakah terdapat gejala umum anemia/ sindrom anemia. PP : pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium meliputi : pemeriksaan index eritrosit, retikulosit, morfologi darah tepi. pemeriksaan darah rutin seperti Hb, PCV, leukosit, trombosit. pemeriksaan status besi (Fe serum, TIBC, saturasi transferin, FEP, feritin) apus sumsum tulang.

Gejala Klinis
Anemia pada akhirnya menyebabkan kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya. Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tidak dijumpai pada anemia jenis lain, seperti : Atrofi papil lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang. Glositis : iritasi lidah Keilosis : bibir pecah-pecah Koilonikia : kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok

DU & DD
DU: Anemia defisiensi Besi DD: anemia akibat penyakit kronik, anemia sideroblastik, thallasemia

Epidemiologi
Diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari 50%penderita ini adalah ADB dan terutama mengenai bayi,anak sekolah, ibuhamil dan menyusui. Di Indonesia masih merupakan masalah gizi utamaselain kekurangaan kalori protein, vitamin A dan yodium. Penelitian diIndonesia mendapatkan prevalensi ADB pada anak balita sekita 30-40%,pada anak sekolah 25-35% sedangkan hasil SKRT 1992prevalensi ADB pada balita sebesar 55,5%. ADB mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan anak berupa gangguan tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh dan daya konsentrasi serta kemampuan belajar sehingga menurunkan prestasi belajar disekolah.

Etiologi
makanan tidak cukup mengandung Fe komposisi makanan tidak baik untuk penyerapan Fe (banyak sayuran, kurang daging) gangguan penyerapan Fe (penyakit usus, reseksi usus) kebutuhan Fe meningkat (pertumbuhan yang cepat, pada bayi dan adolesensi, kehamilan) perdarahan kronik atau berulang (epistaksis, hematemesis, ankilostomiasis).

Patogenesis
Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan zat besi sehingga cadangan zat besi makin menurun. Jika cadangan kosong maka keadaan ini disebut iron depleted state. Apabila kekurangan zat besi berlanjut terus maka penyediaan zat besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinis belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficient erythropoiesis.Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer sehingga disebut iron deficiency anemia.

Patofisiologi
Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb).Kekurangan Fe mengakibatkan kekurangan Hb. Walaupun pembuataneritrosit juga menurun, tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit dari padabiasa sehingga timbul anemia hipokromik mikrositik

Manifestasi klinik
Gejala anemia defisiensi besi dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar, yaitu : Gejala umum anemia Gejala khas akibat defisiensi besi Gejala penyakit dasar

Penatalaksanaan
1. Medikamentosa Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6mg besi elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antarawaktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin normal. Asam askorbat 100 mg/15 mg besi elemental (untuk meningkatkan absorbsi besi) 2. Bedah Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahankarena diverticulum Meckel. 3. Suportif Makanan gizi seimbang terutama yang mengandung kadar besi tinggiyang bersumber dari hewani (limfa,hati, daging) dan nabati (bayam,kacangkacangan)

4. Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya ) Ke sub bagian terkait dengan etiologi dan komplikasi (Gizi, Infeksi, Pulmonologi, Gastro-Hepatologi, Kardiologi )

Komplikasi
ABD pada anak akan memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan terjadinya infeksi. Defisiensi besi juga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan, gangguan jaringan tubuh akibat oksigenasi ke jaringan berkurang

Prognosis
Prognosis baik apabila penyebab anemianya hanya karena kekurangan besi saja dan diketahui penyebabnya serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat

Promotif & preventif


Upaya penanggulangan AKB diprioritaskan pada kelompok rawan yaituBALITA,anak usia sekolah, ibu hamil dan menyusui, wanita usia subur termasuk remaja putri dan pekerja wanita. Upaya pencegahan efektif untukmenanggulangi AKB adalah dengan pola hidup sehat dan upaya-upayapengendalian faktor penyebab dan predisposisi terjadinya AKB yaitu berupapenyuluhan kesehatan, memenuhi kebutuhan zat besi pada masa pertumbuhan cepat, infeksi kronis/berulang pemberantasan penyakit cacingdan fortifikasi besi

Kesimpulan
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibatkosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukanhemoglobin (Hb) berkurang. Defisiensi besi adalah penyebab anemia yangtersering di semua negara di dunia. Anemia defisiensi beli dapatdisebabkan karena beberapa hal contohnya kehilangan darah, malabsopsi,asupan besi dari makanan yang buruk, dan perdarahan kronik

Anda mungkin juga menyukai