Anda di halaman 1dari 11

Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk

sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan Dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang hendak dibuat. Melalui penulisan ini pejelasan tentang beberapa teori komunikasi akan dibuat.[1] Terdapat dua aspek utama yang dilihat secara tidak langsung dalam bidang ini sebagai satu bidang pengkajian yang baru. Aspek pertama ialah perkembangan dari beberapa sudut atau kejaidian seperti teknologi komunikasi, perindustrian dan politik dunia. Teknologi komunikasi contohnya radio, televisi, telefon, setelit, rangkaian komputer telah menghasilkan ide untuk mengetahui apakah kesan perkembangan teknologi komunikasi terhadap individu, masyarakat dan penduduk disebuah negara. Perkembangan politik dunia, memperlihatkah bagaimana kesan politik terhadap publik sehingga menimbulkan propaganda dan pendapat umum. Seterusnya perkembangan perindustrian seperti perminyakan dan perkapalan menuntut betapa perlunya komunikasi yang berkesan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas agar mencapai maksud atau tujuan organisasi tersebut. Aspek kedua ialah dari sudut kajian di mana para pelajar berminat untuk mengkaji bidang-bidang yang berkaitan dengan komunikasi seperti mereka yang dari bidang psikologi sosial mengkaji penggunaan teknologi baru terhadap kesan tayangan animasi kepada anak-anak , propaganda dan dinamik kelompok. penjelasan atas politik dunia seperti menganalisa propaganda Nazi yang mampu mempengaruhi pendengar sehingga mereka patuh dan bersatu. Selanjutnya kajian awal penyelidik atas perindustrian yang pada separuh abad ke-20 tertuju kepada memenuhi keinginan sektor pemasaran untuk mengetahui komunikasi dengan lebih dekat setelah pengiklanan menunjukan kepentingannya. Oleh karena itu, bidang komunikasi mengambil langkah dan maju kedepan setelah berlakunya pengembangan dari sudut teknologi komunikasi, perindustrian dan politik dunia serta kajian-kajian yang telah dilakukan. Sehingga bidang komunikasi menjadi bidang pengkajian yang baru dan mula diminati oleh banyak orang. Namun, bidang yang menjadi asas kepada bidang komunikasi ialah bidang-bidang sains sosial seperti sosiologi, pendidikan, psikologi sosial, pengurusan, antropologi dan psikologi.

PERAN DAN FUNGSI KONSELOR

Wrenn (1973) mencatat, bahwa beberapa individu dan kelompok (pakar) mempunyai suatu penanaman di dalam menentukan peran dari konselor itu, tanpa memperhatikan adegan pekerjaan, akan tetapi fungsi-fungsi itu adalah bagian yang ekslusif dari konselor yang profesional (Shertzer dan Stone, 1980 : 122). Bagi Wrenn, peran didefinisikan sebagai harapan-harapan (expectations) dan pengarahan-pengarahan perilaku yang dikaitkan dengan suatu posisi; sedangkan fungsi diartikan sebagai aktivitas yang ditunjukkan untuk suatu peran. Dengan kata lain, peran berkaitan dengan suatu posisi; sementara itu rincian perbuatan dalam menjalankan posisi berarti fungsi. Para pakar yang berpandangan fenomenologis (Boy dan Pine,1968) merinci tugas-tugas konselor sekolah dikaitkan dengan fungsi-fungsi spesialis bimbingan dan konseling profesional dalam bidang pendidikan, yaitu: Non-profesional yang termasuk di dalam tugas bimbingan. Bimbingan profesional. Bimbingan yang diintegrasikan di dalam konseling. Fungsi-fungsi konseling.

Johnson (Boy & Pine, 1968, h.190-193) memandang fungsi konselor sekolah dari dua model pengembangan, yaitu: berkeahlian dalam bidang bimbingan (guidance specialist) fungsi utamanya lebih terfokuskan pada perencanaan, pelaksanaan, pengembangan dan penelitian layanan bimbingan bagi para siswa. spesialis konseling (counselor) fungsi utamanya membantu siswa melalui hubungan konseling. Berdasarkan atas pekerjaan konselor, Osipow, Walsh & Tosi (1980), mengelompokkan layanan konseling ke dalam lima fungsi dasar, yakni: (a) Konseling individual. (b) Pengukuran individu-individu dan lingkungannya. (c) Pengembangan program dan konsultasi. (d) Penelitian dan pelatihan. (e) Supervisi.

Fungsi-fungsi diatas tersebut biasanya dipusatkan pada aktivitas layanan konseling, yang seringkali dibedakan ke dalam beberapa bidang, yaitu: Bidang pengembangan pribadi. Bidang pengembangan sosial. Bidang pengembangan belajar. Bidang pengembangan karir. Brammer dan Shostrom (1982) mengklasifikasikan tiga tingkatan umum konselor berikut fungsifungsinya yang berbeda pada setiap tingkatan; namun sama-sama berada dalam jalur pengabdian

pendidikan. Pendidikan yang pernah ditempuhnya. Kompetensi. Waktu konseling yang diselenggarakannya. Rochman Natawidjaja (1990) mengajukan rangkuman tugas perangkat ketenagaan bimbingan di sela-sela perangkat ketenagaan pendidikan lainnya. Rochman menamakan guru pembimbing atau konselor sekolah itu dengan sebutan Pembimbing atau penyuluh. Deskripsi tugas Pembimbing: Mengelola program bimbingan di sekolah; Menemukan dan membantu menanggulangi masalah sosial-pribadi siswa; Bersama guru menemukan dan menanggulangi kesulitan belajar siswa; Bersama kepala sekolah, menemukan dan menanggulangi masalah ketertiban siswa; Membimbing perkembangan karir siswa; Menjalin hubungan antara kehidupan sekolah dan kehidupan anak dalam keluarga; Membantu penanggulangan konflik guru-siswa; Membantu siswa dalam menangani tekanan psikis.

Tugas-tugas pembimbing lainnya, antara lain: Mengadakan penelitian atau observasi terhadap situasi atau keadaan sekolah,baik mengenai peralatan, tenaga, penyelenggaraan, maupun aktivitas-aktivitas lainnya. Berdasarkan atas hasil penelitian atau observasi tersebut maka pembimbing berkewajiban memberikan saran. Saran atau pendapat, baik kepada kepala sekolah maupun staf pengajar yang lain demi kelancaran dan kebaikan sekolah. Menyelenggarakan bimbingan terhadap anak-anak, baik yang bersifat preventif maupun yang berifat preservatif.

Fungsional konselor sekolah


Menyusun program BK Mengorganisasikan pelayanan program BK Memasyarakatkan program Bk melaksanakan program orientasi bagi siswa baru Mengungkap masalah siswa Menyusun dan mengembangkan himpunan data Selenggarakan layanan penempatan siswa Selenggarakan bimbingan karir Menyelenggarakan bimbingan kelompok belajar Menyelenggarakan kosultasi terhadap orang tua Menyelenggarakan bentuk- bentuk pelayanan klien Membantu guru dalam diaognosis kesulitan belajar, pengajaran, perbaikan, pengayaan dan ekstra kulikuler. mengusahakan perubahan lingkungan klien Menyelenggarakan konfrensi kasus Menerima dan memberi alih tangan kasus Mengadakan hubungan masyarakat

Layanan bimbingan dan konseling dalam fungsinya 1. Fungsi penyaluran 2. Fungsi pencegahan 3. Fungsi perbaikan 4. Fungsi pengembangan Dari pemikiran para pakar yang terfokus pada fungsi fungsi konselor dideskripsikan seperti: 1. Fungsi bimbingan profesional dan konseling profesional 2. Pemilahan fungsi yang didasarkan atas dua model spesialiskonselin 3. Pemilihan aktifitas layanan konseling dari konselor dilihat dari tingkat fungsional yang merujuk pada pendidikan, kompetensi dan waktu penyelenggaraan konselin 4. Pemilihan atas tugas tugas, wewenang dan tanggung jawab konselor sebagai tenaga kependidikan berbeda dengan tenaga pendidikan lain. Dalam arti lain, pelayanan yang dilakukan konselor sekolah bukan dijalankan orang yang sembarangan, dan harus profesional.

Deskripsi Fungsi Konselor SMU Dalam Hasil Kebijakan Hasil kebijakan adalah produk tertulis berupa kurikulum untuk SMU yang tengah Diberlakukam oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Secara lebih khusus,paparan akan digali dari buku pedoman atau petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling Kurikulum SMU 1994;yang merupakan pegangan operasional bagi para petugas bimbingan atau konselor sekolah di dalam merumuskan dan menyelenggarakan program layanan bimbingan dan konseling pada lingkungan sekolah tempat bertugasnya.Pemaparan yang bersumber dari hasil kebijakan tersebut,didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut: a) Pemberlakuan kebijakan melingkupi wilayah nasional Indonesia serta pengama -tan empiris dan logis terhadap kondisi dan karakteristik ke bhineka tunggal ikaan masyarakat Indonesia b) Hasil kebijakan pemerintah merupakan salah satu wujud dari hasrat dan harapan masyarakat akan penyelenggaraan dan pencapaian pembangunan pendidikan yang lebih maju,baik secara kuantitas maupun kualitas;dan c) Secara tekstual kebijakan berkesesuaian;dan secara konseptual berkeajegan dengan fokus telaahan tentang fungsi konselor SMU yang diharapkan. Adapun kejelasan yang dimaksud,tampak pada beberapa indikator sebagai berikut: a) Diselenggarakannya program wajib belajar atau pendidikan dasar sembilan tahun b) Adanya pemilahan jalur pendidikan sekolah dengan luar sekolah c) Diberlakukanya penjenjangan antar pendidikan dasar(SD 6 tahun dan SLTP 3 tahun),pendidikan menengah(umum dan kejujuran),hingga pendidikan tinggi d) Adanya upaya untuk memperluas makna tenaga kependidikan di sekolah,berikut penghargaan karir pengabdiannya. Di samping ditemukan adanya perubahan pada hal-hal tersebut,ditemukan pula pembahasan pengertian bimbingan yang secara legalitas formal turut menjiwai penyelenggaraan bimbingan di Seolah Mengah Umum.Di dalam pasal 27 PP Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah,dinyatakan bahwa, Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi,mengenal lingkungan,dan merencanakan masa depan. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimakdudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahannya dirinya sendiri,serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangaan diri lebih lanjut.

Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara obyektif lingkungan ,baik lingkungan sosial dan lingkungan fisik,dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula. Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya sendiri,baik yang menyangkut bidang pendidikan,bidang karir,maupun bidang budaya/keluarga/kemasyrakatan.(Depdikbud,1994:1). Secara tekstual,aktivitas-aktivitas layanan bimbingan yang sebaiknya diselenggarakan oleh konselor sekolah dapat diungkapkan sebagai berikut: a) Layanan orentasi,yang dimaksudkan sebagai layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak-pihak lain yang berpengaruh terhadap siswa memahami lingkungan yang baru dimasukinya,unntuk mempermudah dan memperlancar berperannya siswa di lingkungan yang baru itu b) Layanan informasi,yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar kepada siswa menerima dan memahami informasi,yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan. c) Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran,yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran secara tepat,sesuai dengan potensii,bakat,minat,serta kondisi pribadinya. d) Layanan bimbingan belajar,yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya,serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya e) Layanan konseling perorangan,yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka dengan pembimbing dalam rangka pembahasan dan pemecahan permasalahannya f) Layanan bimbingan kelompok,yaitu layanan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu(terutama pembimbing)yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari,baik sebagai inividu maupun sebagai pelajar,dan untuk pertimbangan ataupun pengambilan keputusan tertentu g) Layanan konseling kelompok,yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pemecahan masalah melalui dinamika kelompok.(Depdikbud,1994:22-23). Kegiatan pokok dan termasuk ke dalam pendukung bimbingan meliputi: (a) Aplikasi instrumentasi bimbingan.

(b) Penyelenggaraan himpunan data. (c) Konferensi kasus. (d) Kunjungan rumah. (e) Alih tangan kasus. Dalam hal pengembangan sistem dan program layanan bimbingan, antara lain diungkapkan pernyataan sebagai berikut (Depdikbud, 1994:40): Sistem dan program layanan bimbingan dan konseling yang telah berjalan selama ini sesuai dengan Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984 pada dasarnya dapat dikembangkan, sebagai contoh paket-paket bimbingan karir yang dipakai selama ini dapat dijadikan sebagai salah satu model untuk digunakan sebagai media bimbingan dalam Kurikulum 1994.

Macam-macam Teori Komunikasi


Friday, October 14, 2011
| Posted by iza bova | at Friday, October 14, 2011 | 1. Teori Behaviorisme Tokoh aliran ini adalah John B. Watson (1878 1958) yang di Amerika dikenal sebagai bapak Behaviorisme. Teorinya memumpunkan perhatiannya pada aspek yang dirasakan secara langsung pada perilaku berbahasa serta hubungan antara stimulus dan respons pada dunia sekelilingnya. Menurut teori ini, semua perilaku, termasuk tindak balas (respons) ditimbulkan oleh adanya rangsangan (stimulus). Jika rangsangan telah diamati dan diketahui maka gerak balas pun dapat diprediksikan. Watson juga dengan tegas menolak pengaruh naluri (instinct) dan kesadaran terhadap perilaku. Jadi setiap perilaku dapat dipelajari menurut hubungan stimulus - respons. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme dan juga psikoanalisis. Behaviorisme ingin menganalisis hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Belakangan, teori kaum behavioris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena menurut mereka seluruh perilaku manusia kecuali instink adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Dari sinilah timbul konsep manusia mesin (Homo Mechanicus). 2. Teori Humanisme Teori ini muncul diilhami oleh perkembangan dalam psikologi yaitu psikologi Humanisme. Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh McNeil (1977) In many instances, communicative language programmes have incorporated educational phylosophies based on humanistic psikology or view which in the context of goals for other subject areas has been called the humanistic curriculum

Teori humanisme dalam pengajaran bahasa pernah diimplementasikan dalam sebuah kurikulum pengajaran bahasa dengan istilah Humanistic curriculum yang diterapkan di Amerika utara di akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Kurikulum ini menekankan pada pembagian pengawasan dan tanggungjawab bersama antar seluruh siswa didik. Humanistic curiculum menekankan pada pola pikir, perasaan dan tingkah laku siswa dengan menghubungkan materi yang diajarkan pada kebutuhan dasar dan kebutuhan hidup siswa. Teori ini menganggap bahwa setiap siswa sebagai objek pembelajaran memiliki alasan yang berbeda dalam mempelajari bahasa. Tujuan utama dari teori ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa agar bisa berkembang di tengah masyarakat. The deepest goal or purpose is to develop the whole persons within a human society. (McNeil,1977) 3. Teori Informasi atau Matematis Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 ), Mathematical Theory of Communication. Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Teori informasi ini menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi. Ini sangat berguna pada pengaplikasian sistem elektrik dewasa ini yang mendesain transmitter, receiver, dan code untuk memudahkan efisiensi informasi. 4.Teori Agenda Setting Teori Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat. 5.Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan) Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Elemen dasar yang mendasari pendekatan teori ini (Karl dalam Bungin, 2007): (1) Kebutuhan dasar tertentu, dalam interaksinya dengan (2) berbagai kombinasi antara intra dan ekstra individu, dan juga dengan (3) struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan (4) berbagai percampuran personal individu, dan (5) persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut, yang menghasilkan

(6) berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan, yang menghasikan (7) perbedaan pola konsumsi media dan ( perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan (8) perbedaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi (9) kombinasi karakteristik intra dan ekstra individu, sekaligus akan memengaruhi pula (10) struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi dalam masyarakat.

PENGENALAN : DEFINISI-DEFINISI DAN TEORI-TEORI (KOMUNIKASI)


Ada beberapa hal yang menjadi alasan tepat mengapa komunikasi itu penting untuk dipelajari. Komunikasi adalah hal paling dasar dari kehidupan manusia, setiap individu tidak pernah tidak berkomunikasi. Komunikasi diibaratkan seperti nafas, sangat alami terjadi pada seorang individu, menjadi bagian yang tidak terlepas dari keseharian individu. Karena individu melakukan komunikasi untuk berbagai jenis alasan, untuk bekerja, berinteraksi dengan individu lainnya, menghadapi perbedaan-perbedaan budaya, atau ketika terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial dan politik. Dengan mempelajari komunikasi, maka kita akan tahu bagaimana harus berperilaku, menanggapi atau memprediksi situasi dan tingkah orang-orang di sekitar, sehingga kita paham bagaimana reaksi yang diberikan kepada kita dan bagaimana kita membalas reaksi tersebut. Komunikasi sangat kompleks, kita butuh pemahaman dan kemampuan yang baik dalam berkomunikasi agar sukses menghadapi segala jenis situasi. Ketika individu masih merasa asing dengan cara pandang dan kebutuhan orang lain (uncommon sense), maka individu cenderung terarah menjadi sangat berhati-hati dalam berkomunikasi. Individu tersebut akan berusaha mengenal kebutuhan apa saja yang dapat mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi. Komunikasi penting di dunia kerja, setiap bidang pekerjaan pasti menuntut individu memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Keefektifan sebuah pekerjaan tergantung pada seberapa berkompeten individu berkomunikasi. Kemampuan menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan baik penting dalam membangun karir. Tidak banyak individu yang memiliki ketiga hal itu sekaligus. Terkadang, ada yang mampu berbicara dengan baik namun tidak punya kemampuan mendengarkan. Dengan mempelajari komunikasi, maka individu dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan tersebut. Pendidikan yang baik, belum tentu menunjukkan kemampuan komunikasi yang baik . Di sekolah kita diberikan pendidikan formal yang bersifat sangat kaku, dibiasakan untuk lebih cenderung mendengarkan daripada aktif berbicara, bahkan komunikasi non verbal tidak diberi perhatian lebih oleh tenaga pengajar. Kurikulum di sekolah juga jarang memberikan penekanan pada komunikasi interpersonal dan kelompok. Padahal, ini penting sebagai proses pembelajaran individu dan bekal ketika terjun ke dunia karir nantinya. Jika seperti ini, seseorang yang secara akademis pintar, belum tentu berkompeten dalam komunikasi. Banyak kaum intelektual yang gagap ketika berkomunikasi, atau hanya mudah berkomunikasi dengan seseorang yang memiliki latar belakang yang sama. Maka sepintar apapun seseorang tersebut, akan menjadi tidak berarti ketika dia tidak mampu berkomunikasi dengan baik. Kepintarannya tersebut tidak dapat tersalurkan dan bermanfaat.

Komunikasi itu populer, terkait dengan bidang keilmuan manapun . Ketika kita ingin mempelajari apapun, pasti akan ada kaitannya dengan komunikasi. Baik ketika mempelajari ilmu-ilmu sosial, keprofesian, seni, dan lain-lain. Karena komunikasi akan memiliki tempat di mana pun, di dunia akademik maupun praktisi. Untuk sebuah kemampuan berkomunikasi, maka diperlukan pemahaman mengenai teori untuk membimbing pemikiran dan cara individu bertindak. Teori-teori terbagi lagi menjadi beberapa jenis: Teori Pribadi (Personal theories) memungkinkan individu untuk mengenal dirinya sendiri dan lingkungannya. Memudahkan individu mengontrol situasi yang baru dikenal olehnya, memprediksi berbagai hal dan mencoba menjelaskan/menggambarkannya. Teori pribadi ini terbentuk dari beberapa hal : pertama berdasarkan pengalaman, yaitu apa yang telah dialami oleh individu tersebut. Kedua, teori itu menjadi sesuatu yang sudah layak didapatkan, didapatkan dan diterima begitu saja oleh individu. Individu tidak ingin memikirkan terlalu jauh alasan-alasan bagaimana sesuatu yang dialaminya itu terjadi, menerimanya begitu saja tanpa rasa keingintahuan yang lebih. Ketiga, bersifat pribadi, teori yang terbentuk pada individu akan suatu hal berbeda dengan individu lain, bisa dikatakan unik. Karena didasari oleh pengalaman yang berbeda-beda. Keempat adalah stabil, tidak berubah jika sudah terbentuk. Teori pribadi ini membimbing individu untuk melihat apa yang sudah diobservasi oleh individu tersebut melalui cara-cara tertentu. Teori Ilmiah (Scholarly theories) ini didasari pada observasi dan melewati tes yang sistematis. Melakukan eksperimen-eksperimen, berupaya memperoleh data-data dari observasi atau interview di lapangan, dan membentuk hasil yang berupa sebuah analisis sistematis. Teori ini bersifat tentative, yaitu ketika dipertemukan dengan suatu masalah maka akan menimbulkan banyak pertanyaan. Ada upaya untuk menghilangkan ketidakpastian dan menemukan jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul, demi mengoreksi permasalahan. Sifat lainnya adalah, publik atau berkaitan dengan umum. Teori yang terbentuk ini digunakan oleh khalayak ramai, selama terjamin keakuratannya, reabilitas dan manfaatnya. Kombinasi dari teori pribadi dan teori ilmiah, memungkinkan adanya perbandingan antara teori pribadi dan teori ilmiah, saling menjelaskan dan melengkapi satu sama lainnya. Dengan perbandingan ini kita akan menemukan dan memahami bagian-bagian tersempit antara keduanya, juga menambahkan pemahaman individu tentang bentuk-bentuk perilaku manusia. Komunikasi dimaknai berbeda-beda oleh setiap individu. Dikonstruksikan berdasarkan sudut pandang (point of view) mereka masing-masing. Komunikasi dapat dimaknai sebagai sebuah disiplin ilmu atau sebagai sebuah profesi, tergantung pada bagaimana individu memandang komunikasi tersebut. Maknanya bersifat subjektif pada setiap orang, sesuai dengan referensi dan pengalamannya masing-masing. Dasar dari komunikasi adalah, bahwa komunikasi itu merupakan sebuah proses yang terjadi setiap saat. Melibatkan paling tidak minimal dua orang untuk menyatukan pendapat dan saling mempengaruhi perilaku satu sama lainnya dalam sebuah interaksi. Komunikasi menjadi sebuah alat untuk individu untuk memahami dunia. Melalui komunikasi individu mampu mengenal dirinya sendiri dan orang lain. Komunikasi menjadi penghubung antara individu dengan

individu, individu dengan kelompoknya dan juga di dalam masyarakat. Mendorong seseorang agar dapat menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungannya. Teori dan komunikasi berjalan berdampingan. Untuk memahami komunikasi, maka dibutuhkan teori. Teori akan menjelaskan bagaimana individu harus berkomunikasi, memprediksikan apa yang harus dilakukan, dan mengontrol individu. Bagaimana individu memahami teori komunikasi tersebut, kembali pada sudut pandang yang digunakan, perspektif atau referensi indindividu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai