Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada pendidikan formal tingkat dasar yaitu satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD). Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menyatakan mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan masyarakat, masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat. IPS memiliki cakupan yang cukup luas, cakupannya meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan di masyarakat, kenyataan kehidupan yang ada di masyarakat. Melalui IPS siswa dilatih menjadi pribadi warga negara yang baik, berjiwa sosial tinggi, bertanggungjawab, dan cinta damai serta lebih peka terhadap lingkungan sosial dan mampu mengatasi masalahmasalah yang ada di lingkungannya. Belajar IPS bagi sebagian siswa merupakan hal yang menyenangkan dan menarik sebab mereka belajar tentang kehidupan masyarakat di sekitar mereka. Akan tetapi, tidak sedikit pula siswa yang tidak suka mempelajari IPS karena dianggap pelajaran yang membosankan bagi mereka. Beberapa siswa berpendapat bahwa IPS adalah ilmu hafalan, materinya banyak dan terkadang juga abstrak, sehingga siswa jenuh untuk mempelajarinya dan berdampak pada perolehan hasil belajar yang rendah.

Penelitian Tindakan Kelas IPS Kelas V SDN 2 Mejobo

Mengutip pendapat Piaget dalam Suherman (2003), pada usia sekolah dasar 7-11 tahun perkembangan kognitif anak termasuk dalam tahap operasional konkrit. Oleh karena itu, seorang guru diharapkan mampu mengkaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman hidup nyata sehari-hari dan keadaan di lingkungan sekitar siswa. Selain itu, guru juga diharapkan dapat menciptakan pembelajaran IPS yang menyenangkan, menarik minat siswa, dan bermakna serta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat serta

mengunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Mata pelajaran IPS sarat materi, sehingga siswa harus mendalami sungguh-sungguh dengan membaca dan menghafal agar mereka memahami materi tersebut. Mengatasi hal tersebut, guru diharapkan mampu menjadikan materi yang banyak menjadi materi yang simple menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami siswa tanpa mengurangi esensi dari materi sehingga kompetensi belajar dapat tercapai. Dengan demikian, siswa tidak akan merasa terbenani dengan materi yang terlalu banyak. Berdasarkan fakta hasil observasi di kelas V SDN 2 Mejobo Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus tahun pelajarn 2012/2013

menunjukkan tingkat aktivitas belajar dan hasil belajar yang rendah. Banyak siswa kelas V SDN 2 Mejobo memperoleh hasil belajar di bawah kriteria ketuntasan belajar (KKM) khususnya pada materi menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Rendahnya penguasaan siswa terhadap materi tersebut disebabkan oleh guru yang lebih banyak berfungsi sebagai pemberi informasi yang aktif sedangkan siswa sebagai penerima informasi yang pasif tanpa mengetahui makna dari pembelajaran yang mereka lakukan. Proses belajar yang monoton dan menjadi suatu rutinitas belajar siswa di kelas yaitu hanya duduk mendengarkan, mencatat, mengerjakan latihan soal dan mengerjakan tugas di rumah membuat siswa bosan sehingga pembelajaran yang dilakukan kurang bermakna bagi siswa. Siswa juga menjadi sangat pasif sebab tidak diajarkan ataupun difasilitasi guru untuk mengembangkan kemampuannya dan mengekspresikan dirinya.

Penelitian Tindakan Kelas IPS Kelas V SDN 2 Mejobo

Pengalaman pembelajaran siswa akan semakin berkesan apabila dilaksanakan dengan menghadapkan siswa pada berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungan mereka dan berbagai kegiatan yang sering siswa lakukan. Oleh sebab itu, guru sebagai perancang pembelajaran hendaknya dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan yang harus dikuasai siswa. Hal ini juga sebagai pemenuhan tuntutan dalam pendidikan bahwa proses pendidikan tidak hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa tetapi pembelajaran mengarah pada learning by doing. Alternatif solusi mengatasi permasalahan belajar IPS di kelas V SDN 2 Mejobo yaitu menerapkan model pembelajaran cooperatif learning. Model pembelajaran cooperatif learning merupakan pembelajaran yang dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Menurut Trianto (2011: 58), model pembelajaran cooperative learning merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta meberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersamasama siswa yang berbeda latar belakangnya. Model pembelajaran cooperative learning memiliki banyak tipe diantaranya yaitu, Student Teams Achievemant Division (STAD), Teams Game Tournaments (TGT), Numbered Head Together (NHT), Think Pair Share (TPS), Jigsaw, dan masih banyak lagi. Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan penelitian dengan menggunakan cooperative learning tipe Student Teams Achievemant Division (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang secara heterogen dan melatih siswa untuk bekerjasama dan kreatif dalam menyelesaikan masalah atau pertanyaanpertanyaan guru. Melalui cooperative learning tipe STAD diharapkan mampu mengatasi permasalahan IPS di kelas V. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Model

Penelitian Tindakan Kelas IPS Kelas V SDN 2 Mejobo

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Mejobo Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus dalam Materi Menghargai Perjuangan Para Tokoh dalam Mempertahankan Kemerdekaan.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Mejobo Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus dalam materi menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Mejobo Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus dalam materi menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat menambah pemahaman terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Menumbuhkan keaktifan siswa dalam pelaksanaan proses belajar sehingga lebih bermakna.

Penelitian Tindakan Kelas IPS Kelas V SDN 2 Mejobo

2) Meningkatkan prestasi belajar siswa terutama dalam mata pelajaran IPS pada materi menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. 3) Mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran IPS khususnya pada materi menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. 4) Melatih siswa bersosialisasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD b. Bagi Guru 1) Menambah wacana bagi guru tentang model pembelajaran yang efektif untuk mengajarkan IPS. 2) PTK dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran. 3) Dengan melakukan PTK guru lebih berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. 4) Melalui PTK guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri, tidak hanya menerima hasil perbaikan yang ditemukan orang lain namun ia sendiri adalah perancang dan pelaku perbaikan tersebut yang menghasilkan berbagai teori dalam memperbaiki pembelajaran. c. Bagi Sekolah 1) Sekolah mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat, bila para gurunya sudah mampu membuat perubahan atau berbagai perbaikan seperti penanggulangan berbagai masalah belajar siswa, perbaikan kesalahan konsep, serta penanggulangan berbagai kesulitan mengajar yang dialami guru. 2) Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah yang berasal dari hubungan koligial yang sehat yang tumbuh dari rasa saling membutuhkan.

Penelitian Tindakan Kelas IPS Kelas V SDN 2 Mejobo

3) Memberikan kesempatan kepada sekolah agar mampu membuat perubahan ke arah yang lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian Masalah yang diidentifikasi tidak dapat dikupas secara keseluruhan dalam penelitian ini, oleh karena itu dalam penelitian ini hanya dibatasi pada masalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Mejobo Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus dalam materi menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah tafsir dalam memahami definisi operasional variabel yang ada dalam judul ini, maka dijelaskan sebagai berikut. 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Berdasarkan perspektif di atas, secara umum IPS dapat dimaknai sebagai seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu IPS yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila (Numan Somantri, 2001: 103). 2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan

pembelajaran yang mengelompokkan siswa secara heterogen yang beranggotakan 4-5 orang. Siswa dalam setiap kelompok bertangung jawab untuk memajukan kelompoknya. Penilaian kelompok ditentukan oleh nilai kelompok melalui diskusi dan nilai individu dalam kelompok melalui tes yang dikerjakan secara mandiri. Kelompok yang nilainya tinggi akan memperoleh penghargaan dari guru. 3. Hasil Belajar

Penelitian Tindakan Kelas IPS Kelas V SDN 2 Mejobo

Hasil belajar adalah kemampuan siswa untuk mengubah perilaku yang terjadi mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. 4. Aktivitas Belajar Prinsip dasar dari belajar adalah adanya perubahan tingkah laku seseorang melalui aktivitas. Jadi tidak ada kegiatan belajar tanpa adanya aktivitas siswa. Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses belajar mengajar berupa interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai hasil belajar. Dengan demikian, aktivitas belajar merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan dalam proses perubahan perilaku bersifat permanen yang diperoleh seseorang dari pengalaman berupa interaksi antara guru dan siswa selama dalam proses pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar.

Penelitian Tindakan Kelas IPS Kelas V SDN 2 Mejobo

Anda mungkin juga menyukai