Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Linear Programming
Operations Management
William J. Stevenson
8th edition
6s-2
Linear Programming
MODEL TRANSPORTASI
Metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Metode transportasi digunakan untuk memecahkan masalah bisnis, pembelanjaan modal, alokasi dana untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan lini perakitan dan perencanaan serta scheduling produksi.
6s-3
Linear Programming
3.
4.
Terdapat sejumlah sumber dan tujuan tertentu. Kuantitas komoditi/barang yang didis tribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan besarnya tertentu. Komoditi yang dikirim/diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber. Ongkos pengangkutan komoditi dari suatu sumber ke suatu tujuan besarnya tertentu.
6s-4
Linear Programming
Pabrik
Gudang
Kapasitas
a
Permintaan
b A X
P1
c
e
P2
g
P3
i j
6s-5
Linear Programming
Tahap 1, dengan penyelesaian awal, dimana metode yang dapat digunakan adalah :
Metode NWC (North West Corner) Metode LC (Least Cost) Metode VAM (Vogel Aproximation Method) Metode RAM (Russel Aproximation Method)
Stepping Stone MODI (Modified Distribution) Tahap kedua akan digunakan penuh apabila dalam tahap pertama (penyelesaian awal), masalahnya belum optimal.
6s-6
Linear Programming
Contoh :
Suatu perusahaan yang mempunyai 3 buah pabrik di W, H, P. Perusahaan menghadapi masalah alokasi hasil produksinya dari pabrik-pabrik tersebut ke gudanggudang penjualan di A, B, C
6s-7
Linear Programming
6s-8
Linear Programming
Jumlah
200 ton
6s-9
Linear Programming
20
15 25
5
20 10
8
10 19
jumlah kebutuhan tiap-tiap gudang diletakkan pada baris terakhir 2. kapasitas tiap pabrik pada kolom terakhir 3. biaya pengangkutan diletakkan pada segi empat kecil
1.
Ke Dari Pabrik W Pabrik H Pabrik P
Kebutuhan Gudang
Gudang A
Gudang B
Gudang C
Kapasitas Pabrik
X11
20 15 25 50
X12
5 20 10 110
X13
8 10 19 40
90 60 50 200
X21
X31
X22
X32
X23
X33
Tabel Alokasi
Ke Dari
Pabrik W Pabrik H Pabrik P
Kebutuhan Gudang
Gudang A
Gudang B
Gudang C 5
Kapasitas Pabrik
20 15 25
8 10 19
90 60 50 200
20 10
Minimumkan Z = 20XWA + 15XHA + 25XPA + 5XWB + 20XHB + 10XPB + 8XWC + 10XHC + 19XPC XWA + XWB + XWC = 90 XHA + XHB + XHC = 60 XPA + XPB + XPC = 50 XWA + XHA + XPA = 50 XWB + XHB + XPB = 110 XWC + XHC + XPC = 40
Batasan
Prosedur Alokasi
pedoman sudut barat laut (nortwest corner rule).
sejumlah maksimum produk dengan melihat kapasitas pabrik dan kebutuhan gudang 2. Kemudian setelah itu, bila Xij merupakan kotak terakhir yang dipilih dilanjutkan dengan mengalokasikan pada Xi,j+1 bila i mempunyai kapasitas yang tersisa 3. Bila tidak, alokasikan ke Xi+1,j, dan seterusnya sehingga semua kebutuhan telah terpenuhi
Gudang A 20
Gudang B 5
Gudang C 8
50
15
40
20 10
90
60
25 10 19
60
10
50 110
40
40
50 200
= 50 x 20 = 40 x 5 = 60 x 20 = 10 x 10 = 40 x 19
Merupakan metode untuk menyusun tabel awal dengan cara pengalokasian distribusi barang dari sumber ke tujuan mulai dari sel yang memiliki biaya distribusi terkecil Aturannya 1. Pilih sel yang biayanya terkecil 2. Sesuaikan dengan permintaan dan kapasitas 3. Pilih sel yang biayanya satu tingkat lebih besar dari sel pertama yang dipilih 4. Sesuaikan kembali, cari total biaya
Gudang B 5
Gudang C 8
Kapasitas Pabrik
20
90
15 20 10
90
20
25 10
40
19
60
30
50
20
110 40
50 200
C 8
Kapasitas
90
Perbedaan baris
3 5
H P
Perbedaan Kolom
15 25 50 5
20 10 110 5
10 19 40 2
60 9 50 Pilihan XPB = 50
Hilangkan baris P
Gudang
A W
Pabrik H
B 5
20 60 15
C 8
10 40 2
Kapasitas
Perbedaan baris 3 5
20
15 50 5
90
60 Pilihan XWB = 60
Hilangkan kolom B
Kebutuhan Gd B menjadi 60 krn telah diisi B mempunyai perbedaan baris/kolom kapasitas (dihilangkan) terbesar pabrik dan WP=50 mempunyai biaya angkut terkecil
C 8
Kapasitas
30
Perbedaan baris
12 5
15
50 5
10
40 2
60
Pilihan XWC = 30
Perbedaan Kolom
Hilangkan baris W
Kapasitas Pabrik W menjadi 30 krn telah W mempunyai perbedaan baris/kolom diangkut ke pabrik B=60 (dihilangkan) terbesar dan C mempunyai biaya angkut terkecil
Kapasitas
Perbedaan baris
5
15
50
10
10
60
Pilihan XHA = 50 Pilihan XHC = 10
Perbedaan Kolom
H mempunyai Kebutuhan gudang C menjadi 10 krn perbedaan baris/kolom terbesar dan C mempunyai biaya angkut telah diisi pabrik W=30 (dihilangkan) terkecil
Gudang A 20 15
Gudang B
Gudang C 5
Kapasitas Pabrik
W
Pabrik
60
30
10
8 10
90
60
H
Pabrik
50
20
25
P
Kebutuhan Gudang
50
110
10
19
50 200
50
40
Setelah terisi semua, maka biaya transportasinya yang harus dibayar adalah 60(Rp 5,-) + 30(Rp 8,-) + 50(Rp 15,-) + 50(Rp 15,-) + 10(Rp 10,-) + 50(Rp 10,-) = Rp 1.890,-
Metode Stepping-Stone
Langkah-langkah : 1. Tentukan solusi awal dengan metode NWC atau LS atau VAM 2. Tentukan jalur tertutup yang diawali dari kotak kotak yang kosong ( variabel non basis) 3. Pilih perubahan biaya yang mempunyai nilai negatip terbesar (menentukan perubahan biaya caranya adalah dengan menambahkan biaya yang dimulai pada kotak kosong( var. non basis), kemudian kurangkan dengan biaya pada variabel basis mengikuti jalur tertutup secara bergantian biaya tersebut dilakukan penambahan dan pengurangan. 4.Lakukan perubahan letak variabel basis dan non basis dengan memulai pada kotak yang kosong dengan menambahkan sejumlah nilai pada variabel basis kemudian kurangkan pada variabel basis sebesar nilai pada variabel basis tadi demikian seterusnya secara berselang seling (penambahan /pengurangan ) sesuai dengan jalur yang terpilih 5. Jika seluruh perubahan biaya positip maka solusi optimum
Langkah pengujian 1:
A
20 15 + 25 40 60
B
5 + 20 10
C
8 10 19
Kapasitas
90 60
Pabrik P
Kebutuhan
10
110
40
40
50
200
50
= 8 19 + 10 5 = 15 20 + 5 -20 = 10 19 + 10 20 = 25 20 + 5 10
Langkah pengujian 2 :
KeDari Pabrik W Pabrik H Pabrik P Kebutuhan 50 50 25 10 110 A 20 15 10 90 B 5 20 10 + 40 40 C 8 10 + 19 50 200 60 Kapasitas 90
= 20 5 + 20 15 = 8 19 + 10 5 = 10 19 + 10 20 = 25 15 + 20 10
= 20 (menjadi lebih mahal 20/ton) =-6 = -19 (*) = 20 (menjadi lebih mahal 20/ton)
Langkah pengujian 3 :
KeDari Pabrik W Pabrik H Pabrik P Kebutuhan
A 20 15 50 25 20 50 90
B 5 20 10 10 + 30
C 8 + 10 19 40
Kapasitas 90 60 50 200
110
= 1 (menjadi lebih mahal 1/ton) = - 6 (*) = 19 (lebih mahal 20/ton) = 1 (menjadi lebih mahal 1/ton)
Langkah pengujian 4 :
Ke-
Dari
Pabrik W
A 20 60 15
B 5 30 20 10
C 8
Kapasitas 90 10 60
50
25
50 50 110
10
19
50 40 200
= 7 (menjadi lebih mahal 7/ton) = 13 (menjadi lebih mahal 13/ton) = 7 (lebih mahal 7/ton) = 6 (menjadi lebih mahal 6/ton)
Dari hasil pengujian tersebut, ternyata semua sel sudah tidak ada yang bernilai negatif lagi, atau dengan kata lain semua sel sudah tidak dapat memberikan penurunan biaya lagi, sehingga dengan demikian dapat dikatakan kasus telah optimal, dengan total biaya : Biaya mengirim 60 ton dari PW ke Gudang B = 60 x 5 Biaya mengirim 30 ton dari PW ke Gudang C = 30 x 8 Biaya mengirim 50 ton dari PH ke Gudang A = 50 x 15 Biaya mengirim 10 ton dari PH ke Gudang C = 10 x 10 Biaya mengirim 50 ton dari PP ke Gudang B = 50 x 10
Penggunaan metode MODI untuk solusi akhir, dimulai dengan mencari dan memberi nilai untuk setiap baris dan kolom yang ada. Pemberian nilai pertama kali diberikan untuk baris, dengan nilai nol (0). Ada dua pendapat mengenai baris mana yang akan diberikan nilai terlebih dahulu, yakni : - Pendapat pertama, nilai diberikan pada baris yang pertama - Pendapat kedua, nilai diberikan kepada baris yang memiliki sel terisi alokasi paling banyak. Ketentuan selanjutnya adalah, apabila pemberian nilai untuk pertama diberikan pada baris 1, maka untuk proses selanjutnya, baris 1 akan selalu bernilai nol (0).
Ci j
Baris pertama selalu diberi nilai 0 Nilai baris yang lain dan nilai semua kolom ditentukan berdasarkan rumus Ri + Kj = Cij.
Nilai baris W = RW = 0 Mencari nilai kolom A: RW + KA = CWA 0 + KA = 20, nilai kolom A = KA = 20 Mencari nilai kolom dan baris yg lain: RW + KB = CWB; 0 + KB = 5; KB = 5 RH + KB = CHB; RH + 5 = 20; RH = 15 RP + KB = CPB; RP + 5 = 10; RP = 5 RP + KC = CPC; 5 + KC = 19; KC = 14
Tabel Pertama
RW + KA = CWA Baris pertama = 0 0 RP + KC = CPC; RW + KB = CWB + KA = 20; KA = 20 0 + KB = 5; 5KB +=K5 C = 19; KC = 14 Gudang B =5 20 RH + KB = CHB RH + 5 = 20; RH = 15 15 RP + KB = CPB RP + 5 = 10; RP = 5 25 5 Gudang C = 14 8
Kapasitas Pabrik
Ke
Dari
Pabrik
Gudang A = 20
W = 0
Pabrik
50
40
20 10
90
H = 15
Pabrik
60
10 19
60
P =5
Kebutuhan Gudang
10
50 110
40
40
50
200
FORMULASI Ri + Kj = Cij
3. Menghitung Indeks perbaikan Indeks perbaikan adalah nilai dari segi empat air (segi empat yang kosong).
Cij - Ri - Kj = indeks perbaikan Tabel Indeks Perbaikan : Segi empat air HA PA WC HC Cij - Ri - Kj 15 15 - 20 25 5 20 8 0 14 10 15 14
Rumus :
indeks perbaikan
-20 0 -6 -19
Segi empat yang merupakan titik tolak perubahan adalah segi empat yang indeksnya
WC HC
8 0 14 10 15 14
-6 -19
5. Memperbaiki alokasi
1. 2. 3. 4.
5.
Berikan tanda positif pada terpilih (HA) Pilihlah 1 terdekat yang mempunyai isi dan sebaris (HB), Pilihlah 1 terdekat yang mempunyai isi dan sekolom (WA); berilah tanda negatif keduanya Pilihlah 1 sebaris atau sekolom dengan 2 yang bertanda negatif tadi (WB), dan berilah ini tanda positif Pindahkanlah alokasi dari yang bertanda negatif ke yang bertanda positif sebanyak isi terkecil dari yang bertanda positif (50)
Jadi HA kemudian berisi 50, HB berisi 60 50 = 10, WB berisi 40 + 50 = 90, WA menjadi tidak berisi
Dari
Pabrik
Gudang A = 20 20
Gudang B =5 5
Gudang C = 14 8
Kapasitas Pabrik
W = 0
Pabrik
50 (-)
15
40 90 (+)
20 10
90
H = 15
Pabrik
50 (+)
25
60 10 (-)
10 19
60
P =5
Kebutuhan Gudang
10
50 110
40
40
50
200
Gudang A =0 20
Gudang B =5 5
Gudang C = 14 8
Kapasitas
Pabrik
W = 0
Pabrik
90
15 20 10
90
H = 15
Pabrik
50
25
10
10 19
60
P =5
Kebutuhan Gudang
10
50 110
40
40
50 200
Gudang A =0 20
Gudang B =5 5
Gudang C = 14 8
Kapasitas Pabrik
W = 0
Pabrik
90
15
90 20 10
H = 15
Pabrik
50
25
10 (-)
10 (+)
10 19
60
P =5
Kebutuhan Gudang
10 20
40
30
50
(+)
50 110
(-)
40 200
Gudang A = 19 20
Gudang B =5 5
Gudang C = 14 8
Kapasitas
Pabrik
W = 0
Pabrik
90
15 20 10
90
H = -4
Pabrik
50
25 10
10
19
60
P =5
Kebutuhan Gudang
20
50 110
30
40
50 200
Gudang A = 19 20
Gudang B =5 5
Gudang C = 14 8
Kapasitas Pabrik
W = 0
Pabrik
90 60
(-)
15 20
30
(+)
10
90
H = -4
Pabrik
50
25 10
10
19
60
P =5
Kebutuhan Gudang
20 50 (+)
50 110
30 (-)
40
50 200
Ke Dari
Pabrik
Gudang A = 13
W = 0
Pabrik
60
15 20
30
10
90
H =2
Pabrik
50
25 10
10
19
60
P =5
Kebutuhan Gudang
50
50 110 40
50 200
Tabel D. tidak bisa dioptimalkan lagi, karena indeks perbaikan tidak ada yang negatif
TERIMAKASIH