Anda di halaman 1dari 14

Dont Worry to Express Your Vision!

Saatnya Bertindak dan Menikmati Tindakan Anda


Victor Alexander Liem, C.Ht, M.CH, Penulis Buku Laris, Using No Way as Way!

Di mana hartamu berada, di situlah hatimu berada, kata Sang Alkemis, salah satu peran dalam novel Sang Alkemis yang ditulis oleh Paulo Coelho. Tulisan ini adalah peta harta karun. Dan kabar baiknya, harta itu disimpan dalam diri Anda sendiri. Sejenak, saya mengajak Anda untuk menemukan kualitas terbaik pada diri Anda. Hal itu bukanlah kualitas semu, yang terwujud dalam bentuk agresi, untuk tampil berani dalam rangka menunjukkan daya pikat. Sekali lagi: Bukan! Tapi ini lebih pada kejujuran dari dalam. Kini saatnya benih visi itu bertumbuh. Dan kelak itu akan menjadi sebuah pohon raksasa yang turut menaungi tumbuh kembangnya pohon-pohon lainnya.

Jika keadaan bisa diubah, maka ubahlah keadaan itu. Jika keadaan tidak bisa diubah, maka ubahlah pikiran Anda. (Shantideva)

Saya pernah mengalami kebuntuan dalam hidup. Ada keinginan besar untuk melangkah maju, untuk memiliki masa depan yang lebih baik. Apalagi saya tidak lagi sendirian dan memiliki keluarga tercinta yang harus saya perhatikan. Usaha ekstra yang saya lakukan tidak berbuah hasil yang diharapkan. Waktu itu saya mengalami kelelahan dan merasakan hidup demikian mengecewakan, lalu saya memilih untuk berdiam diri selama beberapa waktu. Saya menjalani hidup secara pasif, tanpa melakukan strategi apapun. Saya pikir tanpa visi hidup ini bisa bahagia. Saya tidak tahu persis seperti apa hidup Anda, tapi saya yakin hal seperti ini pernah dialami semua orang. Kurang lebih empat tahun berikutnya, saya mulai menyadari bahwa bukan visi yang membuat saya menderita. Ketika menenangkan diri dalam beberapa waktu, saya menemukan visi saya, yang sebelumnya tidak saya ketahui. Bukan hanya itu. Ada hikmah baru. Apa yang saya sebut sebagai visi sebelumnya, itu bukanlah visi yang sesungguhnya. Karena visi yang sesungguhnya tidak membuat seseorang mengalami kelelahan yang hebat. Visi sejati adalah energi kebaikan yang menyembuhkan. Selama ini saya bekerja keras pada tujuan yang sebenarnya tidak saya inginkan. Visi yang keliru itu hanyalah reaksi saya terhadap keadaan, terutama dalam melihat kesuksesan orang lain, lalu ikut-ikutan menginginkannya tanpa memahami diri secara jujur terlebih dahulu. Tulisan ini adalah lanjutan dari pembahasan saya sebelumnya tentang Spiritualpreneur Pyramid. Disini saya akan lebih banyak mengeksplorasi tentang visi dan berbagai aspeknya yang tujuannya agar kita memiliki keberanian untuk mengekpresikannya. Melalui kesempatan ini pula saya akan jelaskan tentang pentingnya enpowerment hypnosis dan praktik meditasi. Kesuksesan yang didasari prinsip spiritual memiliki sudut pandang yang berbeda dibandingkan dengan bentuk kesuksesan lainnya.

Spiritual [R]evolution Spiritualpreneur Pyramid adalah tentang prinsip spiritual universal, yaitu kebahagiaan sebagai dasar dari segala aktivitas kita, termasuk dalam pekerjaan profesional. Jika Anda mulai melangkah menggunakan prinsip spiritual, maka itu berarti Anda sudah menjalani sebuah [r]evolution. Saya tulis [r], karena hal ini bisa berarti mengubah cara berpikir Anda secara mendasar. Tapi bisa juga bagi sebagian orang, hal itu hanya melengkapi pemahaman spiritual yang sudah pernah dipelajari sebelumnya.

We are not human beings having a spiritual experience. We are spiritual beings having a human experience. (Anonim) Pengalaman tentang Visi Ada sebuah pengalaman yang belum pernah saya ceritakan sebelumnya pada orang lain, kecuali istri dan orang-orang terdekat saya. Hal itu adalah tentang pengalaman menemukan visi. Semua ini berawal dari sebuah kejujuran bahwa diri saya ini bermasalah. Secara sederhana, masalah itu diibaratkan kabut tebal yang membuat kita sulit menempuh perjalanan karena penglihatan yang terhalang. Penerimaan pada hidup adalah angin bertiup yang akan membuat kabut itu menyingkir. Dan setelah itu, Anda bisa mengetahui dimana Anda berdiri saat ini, dan apa yang mesti dilakukan dengan mempertimbangkan keadaan sekitar. Saya adalah seorang yang memiliki idealisme yang tinggi, mungkin karena latar belakang saya yang dulunya aktif dalam organisasi sosial keagamaan, dan juga seorang kutu buku sejak remaja. Dulu ada senior berogranisasi yang menyebutkan saya terlalu berorientasi pada makna. Dan memanglah demikian. Saya ingin sekali berperan dan bisa membantu orang lain lewat partisipasi dalam bentuk hal yang fundamental. Sementara saya, waktu itu, adalah karyawan yang terhimpit dengan masalah keuangan, yang hanya bermimpi tentang masa depan yang mapan secara finansial sambil aktif dalam kegiatan sosial. Tidak banyak yang tahu minat saya pada masalah sosial. Ketika saya aktif dalam organisasi pada saat kuliah dulu, saya sangat menikmatinya. Saya berharap suatu hari saya bisa merasakan kenikmatan seperti itu lagi. Namun, tetap saja saya tidak tahu, bagaimana cara mencapai semua hal itu. Yang saya pikirkan waktu itu adalah ingin menenangkan diri dengan berlatih meditasi. Saya merasakan ada yang salah dalam diri saya, karena itu saya merasa menderita. Anda tidak dapat membangun suatu reputasi pada apa yang akan anda kerjakan (Henry Ford) Upaya menenangkan diri selama beberapa tahun membuat saya menyadari bahwa orang idealis seperti saya lebih cocok menjadi seorang penulis buku. Dari kebiasaan-kebiasan yang saya miliki, minat pada topik tertentu yang serius, semuanya itu nampaknya mengarah dan menunjang pada profesi tersebut. Suatu saat setelah menyelesaikan retret meditasi tahunan, gagasan mengalir begitu saja, perbaikan naskah bisa saya lakukan dengan baik. Hingga terbitlah buku saya yang pertama dengan judul Using No Way as Way!. Buku tersebut cukup mendapat sambutan yang positif, terutama bagi mereka yang ingin mempelajari meditasi dari sudut pandang yang berbeda. Saya merasakan

bahwa meditasi sebagai bentuk psikoterapi mulai bisa diterima, dan itu adalah kontribusi yang membuat orang lain bahagia. Saya bisa berpartisipasi secara sosial, tanpa harus menjadi orang yang memiliki aset bisnis yang besar. Penemuan visi ini semakin diperkuat ketika saya belajar hypnotherapy. Dalam enpowerment hypnosis, pikiran bawah sadar diberdayakan semaksimal mungkin. Pikiran bawah sadar ini seperti anak kecil yang jujur dan akan menjawab apa adanya. Saya menjalani sesi enpowerment dengan dipandu seorang terapis, untuk mempertanyakan pikiran bawah sadar tentang apa yang perlu saya pilih dan dijadikan profesi yang paling sesuai. Melalui enpowerment, saya mendapatkan tiga buah penglihatan. Semula hanya berupa obyek visual yang tidak jelas. Namun saya akhirnya melihat dengan jelas tiga hal itu. Pertama, adalah saya berdiri dan sedang berbicara pada sebuah kelas training hypnotherapy dan meditasi. Kedua, saya melihat sebuah studio meditasi dan klinik hypnotherapy. Dan ketiga, saya melihat sosok rohaniawan. Wajah rohaniawan itu tidak jelas, memakai jubah dan terlihat berkepala gundul. Itu adalah gambaran siluet seorang bhikkhu. Akan banyak interpretasi mengapa bawah sadar menampilkan hal itu. Yang jelas, diakhir sesi terapi, saya mulai melangkah dengan visi yang kuat. Ada hal baru yang saya ketahui pada waktu itu, yaitu penulis buku dan kelas training saling berhubungan, dan memang perlu dikenalkan lewat studio dan klinik. Hanya saja untuk sosok bhikkhu, waktu itu saya belum tahu persis artinya. Tentu hal itu berkaitan dengan nilai spiritual yang saya pelajari dan jalani. Kalau kau menginginkan sesuatu, seisi jagat raya akan bekerja sama membantumu memperolehnya. (Paulo Coelho, dalam Sang Alkemis) Belakangan saya menyadari bahwa bawah sadar saya ini mencari kombinasi yang selaras antara filsafat spiritual dengan ilmu penerapan lainnya terutama psikologi pertumbuhan pribadi yang bisa diterapkan pada dunia kerja khususnya kehidupan profesional. Mencari titik temu filsafat spiritual dengan psikologi terapan bukanlah hal yang muncul sekali dalam bentuk final yang baik. Pemikiran yang serius seperti filsafat sering sulit sekali diungkapkan dalam bahasa yang sederhana apalagi dikaitkan dengan penerapan praktis. Butuh proses, perlahan tapi pasti, saya bisa menemukan relevansi filsafat spiritual dengan kehidupan profesional. Ide sering muncul begitu saja, kadang juga di stimulisasi oleh keadaan sekitar. Saya sering mengalami kebetulan yang bukan kebetulan, semuanya itu membuat kerangka berpikir saya tentang konsep spiritualpreneur semakin dalam bentuknya yang matang. Saya melakukan semua ini bukan dengan kerja keras yang ngotot. Saya menikmati setiap perjalanan. Kekuatan bawah sadar akan membuat segalanya berjalan secara alami sesuai dengan apa yang telah diafirmasi sebelumnya.

Beberapa Bukti Lain Ada beberapa bukti lain tentang pikiran bawah sadar yang membantu seseorang dalam mencapai visi. Pikiran bawah sadar akan terus membantu walaupun pikiran sadar tidak mengetahuinya. Pandangan-pandangan kreatif bahkan bisa muncul lewat mimpi dimana bawah sadar berusaha menemukan cara-cara baru yang berhubungan dengan memori masa lalu. Salah satu penemuan terkenal dalam ilmu pengetahuan datang dari ahli kimia bernama Friedrick Kekule (1829-1896) yang selama beberapa tahun berkutat untuk menyelesaikan struktur molekul dari bensin. Suatu saat dia jatuh tidur dan di dalam mimpinya dia melihat rangkaian karbon dan atom hidrogen melingkar-lingkar dalam gerakan seperti ular. Tiba-tiba salah satu ular mengigit ekornya sendiri. Kekule terbangun dengan terkejut dan menemukan ide bahwa komponen karbon seperti bensin bukanlah struktur terbuka, tapi tertutup; seperti ular yang mengigit ekornya sendiri. Archimedes juga salah satu contoh lain. Solusi kreatif muncul ketika berhenti berusaha sekuat tenaga. Mungkin Anda ingat dengan teriakan Archimedes. Archimedes sibuk dalam memikirkan cara mengukur berat sebuah benda yang tidak beraturan bentuknya. Jika bentuknya beraturan, dengan hitungan rumus sudah bisa diketahui berat/volume sebuah benda. Namun jika bentuknya tidak beraturan, hal itu tidak bisa menggunakan rumus. Ketika Achimedes bersantai di bak mandi, waktu itu dia baru saja membenamkan diri dalam bak. Air bak itu tentu saja meluap keluar. Itulah yang membuatnya berteriak eureka!. Benda yang tidak beraturan akan memiliki berat sama dengan volume air yang meluap itu. Archimedes menemukan kesimpulan seperti itu ketika dalam keadaan santai. Disini saya hanya akan menunjukkan bahwa ketika pikiran lebih santai, maka bawah sadar akan membantu memberikan solusi kreatif. Saya telah mengalami hal ini, dan itu tentu juga akan berlaku pada diri Anda.

Visi dan Kebahagiaan Ada sebuah wawancara menarik yang dilakukan oleh Desi Anwar pada H.H. Dalai Lama XIV yang disiarkan oleh Metro TV 26 Juni 2010 kemarin. Desi Anwar bertanya, "Apakah kekuasaan itu?" Dalai Lama menjawab, Kekuasaan adalah kepercayaan, selain itu adalah palsu. " Kepercayaan adalah bentuk dari kebaikan hati yang terpancar keluar. Orang bahagia yang tidak memiliki kebaikan hati, itu hanya penderitaan. Pengenalan visi dari dalam, itu adalah kebaikan hati yang terpancar keluar. Hal

ini berbeda dengan visi yang dibentuk dari luar ke dalam. Visi yang terakhir ini sering didasari mentalitas ikut-ikutan, tanpa adanya pengenalan diri. Mudah sekali seseorang memutuskan melakukan sesuatu hanya karena keinginan sesaat dalam melihat kesuksesan orang lain. Saya telah bercerita sebelumnya bahwa saya pernah memahami bahwa bahagia adalah dengan meniadakan visi. Seiringan dengan waktu, saya justru semakin memahami bahwa bahagia bisa ditingkatkan ketika visi dikenali. Visi sejati selalu membahagiakan. Dia tidak pernah membuat diri terluka. Satusatunya yang menyebabkan penderitaan adalah minimnya kebaikan hati. Jadi, jika Anda bisa menemukan visi dari dalam, maka itu berarti adalah visi yang menyatu dengan kebaikan hati. Ketika Anda mulai melangkah dalam rangka visi tersebut, maka sepanjang perjalanan penuh dengan kebahagiaan. Ada banyak tokoh dunia yang melakukan visi sejati seperti ini. Sebut saja Mahatma Gandhi, Mother Theresa, H.H. Dalai Lama XIV sendiri, Nelson Mandela, dan masih banyak yang lain. Visi yang mereka emban melampau batas dirinya sendiri. Kebaikan hati adalah energi positif yang sangat kuat, dan tidak mengherankan jika mereka bisa menjalani hidup seperti itu. Visi semacam itu selalu memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi, sehingga selalu saja layak untuk diperjuangkan. Sementara orang dengan kebaikan hati yang terlalu sedikit, hanya bisa bertanya-tanya: mengapa orang-orang seperti mereka bisa melakukan semua hal itu?

Visi dan Bakat / Minat Lalu, bagaimana dengan bakat atau minat? Mengembangkan bakat atau minat bukanlah hal yang egois. Terlalu banyak kita disodori kisah ambisi seseorang dalam menjadi bintang pujaan dengan menghalalkan segala cara termasuk mengorbankan seorang sahabat. Bagi orang yang bahagia, pengembangan bakat adalah peluang untuk membantu orang lain. Pengembangan bakat akan membawa kita pada puncak kinerja (peek performance). Jika demikian, maka itu adalah kontribusi terbesar kita pada orang lain. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, bahwa orang bahagia memiliki visi berdasar nilai. Beda dengan orang menderita, seringkali mereka seolah-olah memiliki visi, tapi itu hanya kesenangan saja. Sebaliknya, ketidakpedulian pada kemampuan diri justru bisa menjadi egoisme yang merusak diri sendiri dan tidak dapat berperan dalam kehidupan bermasyrakat. Larut dalam lembah kesendirian jika tidak diwaspadai akan menjadi depresi akut. Berperan aktif, walaupun dalam upaya yang terbatas, itu adalah hal yang baik. Paulo Coelho pernah mengingatkan, Setiap orang di dunia ini, apapun pekerjaannya, memainkan peran penting dalam sejarah dunia. Dan biasanya orang itu sendiri tidak menyadarinya. Jadi, berperanlah dalam kebaikan hati!

Dalam setiap keadaan, kita bisa memilih memainkan peran sebagai korban dan menyalahkan orang lain, atau kita bisa merangkul masalah itu sehingga bertanggungjawab sendiri untuk mencari pemecahannya. (Franz Metcalf & BJ Gallagher Hateley, dalam What Would Buddha do at Work) Bagaimana mengekspresikan Visi? Ada beberapa kiat untuk menemukan visi dan terus menikmati prosesnya. Jujurlah pada diri sendiri, dan mulailah dari kecil. Menjadi lebih peka bukanlah menjadi mudah terusik dengan urusan yang remeh-remeh. Kepekaan berhubungan dengan rasa. Kemampuan merasa akan membuat kita memperhatikan banyaknya peluang pada saat ini. Dan semua itu berawal pada hal-hal mendasar tentang apa yang Anda inginkan pada diri anda sendiri. Beberapa orang menyebutkan hal itu sebagai passion. Jika passion itu sudah dikenali, lalu mulailah dari yang kecil. Yang paling penting dipahami bahwa mengenali keadaan sekitar mesti berawal pada mengenali diri sendiri. Bukan hal-hal besar untuk memulai usaha. Tapi mulai hal-hal kecil kemudian berkembang menjadi besar. (Victor Alexander Liem) Jangan ingin menjadi orang yang sukses, tapi jadilah orang yang memiliki nilai. (Albert Einstein) Perhatian utama manusia bukanlah pada perolehan kesenangan atau menjauhi rasa sakit namun lebih tepatnya untuk melihat sebuah makna dalam kehidupannya. (Viktor Frankl, dalam Mans Searching for Meaning) Memang Anda tidak harus ahli dalam segala bidang. Tapi ada rahasia umum bahwa setiap orang yang berhasil pada satu bidang, maka itu juga akan terjadi pada bidang-bidang lain yang terkait. Anda hanya butuh satu bidang dulu, dan itu akan membantu untuk yang lainnya. Bakat itu sebenarnya hanyalah minat yang telah menjadi keahlian. Semua orang mengawalinya melalui minat kecil. Ketika terakumulasi, itu seperti bola es yang akan semakin membesar.

Ada beberapa pertanyaan yang perlu Anda jawab dengan jujur dan direnungkan dengan baik sebelum menentukan visi hidup Anda: - Apa yang Anda inginkan dalam hidup? - Anda ingin orang lain mengenal Anda sebagai apa? - Sejauh ini apa yang telah Anda lakukan atas apa yang telah menjadi tujuan Anda itu? - Apa yang menjadi kelebihan Anda untuk memenuhi tujuan Anda itu? - Apa saja keadaan yang mendukung Anda untuk tujuan Anda itu? - Apa saja nilai hidup Anda agar membuat tujuan Anda itu memiliki makna? Perumusan nilai-nilai Anda itu sangat membantu sebelum memutuskan apa yang menjadi keahlian Anda. Jika antara nilai dan keahlian itu searah, maka di area situlah visi hidup Anda. Setelah menjawab pertanyaan tersebut, susunlah pernyataan visi Anda. Lakukan afirmasi secara berkala! Melakukan afirmasi sering diremehkan karena dianggap membuang-buang waktu dan lebih baik bekerja untuk mencapai visi dan tujuan tersebut. Kedengarannya bertindak itu sudah cukup. Namun sering juga orang bertindak namun ditengah jalan melupakan tujuan hidupnya. Afirmasi yang baik dan juga diimbangi dengan praktik meditasi, semua itu akan memperkuat awareness kita sehingga kita tidak mudah terjebak dalam siklus emosi sesaat. Selain itu, dengan mendayakan pikiran bawah sadar, maka akan terjadi banyak hal kebetulan yang bukan kebetulan. Menariknya, semua itu mengarah pada tujuan yang telah kita afirmasi. Jangan remehkan afirmasi diri! Akan lebih baik jika Anda berinisiatif untuk melakukan enpowerment hypnosis. Saya pribadi setelah melakukan enpowerment masih meluangkan waktu untuk melakukan afirmasi ulang. Yang paling penting adalah menggunakan nilai hidup Anda, agar apa yang kita lakukan selalu memiliki makna dan memberikan energi kebahagiaan. Seorang pengusaha yang sangat terfokus tidak akan mudah tergoda dan bergegas masuk ke dalam pertempuran dengan kompetitornya. (Wee Chow Hou, dalam Prinsip-Prinsip Tao Zhu-Gong)

Lakukan pembelajaran yang fokus dan kreatif. Proses pembelajaran itu sebenarnya tidak menakutkan. Sering ketika masih di bangku sekolah dasar, anak-anak merasa takut jika terlalu banyak belajar. Sepertinya dipaksa untuk belajar dan tidak bisa menikmati liburan sekolah itu merupakan hukuman yang paling menakutkan. Itulah mengapa diawal saya selalu menyarankan untuk memahami minat Anda. Jika minat telah diketahui, maka Anda akan bisa menikmati setiap babak pelajaran. B. Alan Wallace, Ph.D, dalam The Attention Revolution menyinggung tentang kemampuan para jenius dalam mempertahankanan perhatian pada pekerjaannya. Wallace mengatakan: Ambillah contoh para musisi, para pakar matematika, para ilmuwan dan para filsuf terbesar sepanjang sejarah, semuanya tampaknya mempunyai kemampuan yang luar biasa untk memfokuskan perhatian mereka dengan tingkat ketajaman yang tinggi untuk jangka waktu yang lama. Kesadaran yang bersemayam dalam ketenangan yang waspada seperti ini merupakan lahan subur bagi munculnya pemahaman yang mendalam dan kebisaan untuk menghubungkan berbagai hal, tanpa di buat-buat. Lalu, Wallace melanjutkan. Selanjutnya pikiran yang terus-menerus terperangkap dalma gangguan demi gangguan, potensi kreatifnya mungkin tidak akan muncul selamanya. Jika minat telah dipahami, maka definisi tentang belajar itu akan mengalami evolusi. Setiap peristiwa akan menjadi sumber inspirasi dan pelajaran, yang semua itu untuk pada visi hidup kita. Jika ada perhatian

(attention), maka selalu ada hal-hal yang bisa dipelajari. Kemampuan diri pasti meningkat dengan cara seperti itu. Menurut saya, jika ada orang yang merasa diri tidak memiliki kesempatan untuk terampil adalah sungguh aneh. Yang ada adalah tidak bisa mengetahui minat. Itu saja! Jika minat diketahui maka kita akan memiliki banyak sekali energi untuk tetap fokus pada pelajaran dan pekerjaan. Masalah yang dialami oleh banyak orang muda dewasa ini ialah bahwa mereka menginginkan perbaikan yang segera di dunia, namun tidak mau bekerja demi perbaikan yang diinginkan itu. (Frank G. Goble)

Pilihlah lingkungan yang mendukung dan tetaplah fokus pada visi. Lingkungan yang mendukung dibutuhkan selain agar kita bisa belajar darinya, juga untuk memelihara visi hidup kita. Thomas J. Leonard juga pernah mengingatkan, Ciptakan siatuasi yang memungkinkan bakat-bakat itu bertumbuh, sehingga Anda maupun orang lain bisa menikmatinya, mengambil manfaat dan keuntungan darinya. Cara memetik hikmah dari sebuah pergaulan itu juga penting. Saya memiliki seorang teman yang kagum pada kesuksesan orang lain tapi tetap saja apa yang dilakukan terlalu acak dan kurang fokus. Keberhasilan seseorang pada bidang A tidak lantas kita harus merubah visi sama persis dengan A. Jika Anda banyak bergaul dengan B, C, D, dan seterusnya, maka Anda akan menghabiskan waktu dengan bergantian visi A, B, C, dan seterusnya juga. Cara mengambil hikmah adalah dengan belajar pada 10

pengalaman orang lain namun tetap harus kembali pada visi dan misi pribadi kita masing-masing.

Berbahagialah! Dalam kehidupan ini banyak sekali kemungkinan-kemungkinan. Anda tidak harus menjadi orang dengan banyak bakat yang mampu memanfaatkan semua peluang. Pasti ada sedikit peluang yang bisa Anda gunakan. Ketidakberuntungan adalah bagi mereka yang menutup mata dan tidak tahu adanya kemungkinan dalam hidup. Tapi ada yang lebih penting. Kita berangkat dari nilai dari dalam. Nilai-nilai itu selalu berhubungan dengan kualitas diri yang membahagiakan, seperti: cinta, pelayanan, kebaikan hati, spiritualitas, dan masih banyak lainnya. Karena itu berbahagialah! Bahagia itu tidak tergantung pada hasil, tercapainya visi, ataupun tahapan tertinggi dalam hidup. Sebenarnya ada sebuah visi yang paling mendaar bagi semuanya. Visi itu adalah kebahagiaan itu sendiri. Dari apa yang telah saya pelajari, saya memiliki sebuah kesimpulan dasar. Bahwa ketika kita bahagia, kita tidak akan sibuk menyembuhkan ego kita yang terluka sehingga kita punya energi yang lebih untuk mengungkapkan nilai-nilai kita. Dengan kata lain, orang bahagia justru lebih mudah mengekspresikan visi, dari pada orang yang menderita. 11

Jika ada cara mengatasi penderitaan, maka tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan; jika tidak ada cara mengatasi penderitaan, maka tidak ada gunanya khawatir (Shantideva)

Kaitannya dengan Hypnotherapy dan Meditasi Saya termasuk salah satu orang yang cukup ngotot untuk mengkombinasi hypnotherapy dengan meditasi terutama dalam melakukan enpowerment hypnosis. Mengapa? Enpowerment lewat hypnosis efektif dalam mendayagunakan bawah sadar pada tujuan eksternal tertentu. Sering hal itu disebut desire state. Namun saya jarang menggunakan istlah itu. Saya lebih suka menyebutkannya sebagai visi hidup. Ini menggarisbawahi bahwa kenyataannya kesuksesan materi itu hanya bagian kecil dari hidup. Kesuksesan itu sendiri tidak bisa melawan hukum perubahan. Yang lebih abadi adalah mengenai nilai, yang mewakili kebahagiaan dari dalam. Pemahaman akan kebahagiaan, sebagaimana yang saya kenalkan dalam happiness philosophy itu akan membuat sistem nilai kita memberikan penyembuhan, bukan hanya jangka pendek tapi juga jangka panjang. Meditasi saya gunakan lebih sebagai happiness therapy. Dalam kehidupan sehari-hari kita akan lebih aware dan bisa menarik visi kebahagiaan itu dalam konteks saat ini. Visi yang sehebat apapun juga, tidak ada artinya jika tidak 12

bisa ditarik garis merah pada kebahagiaan "saat ini". Kesenjangan antara visi dan apa yang dialami "saat ini" adalah penyebab kelelahan yang akut dalam sebuah perjalanan. Itulah yang menyebabkan seseorang merasa gagal, dan tidak mampu menghadapi tantangan, dan itulah penderitaan dalam hidup. Untuk itulah maka happiness therapy itu perlu dilatih sepanjang hidup kita. Berbeda dengan enpowerment hypnosis yang hanya dilakukan secukupnya, namun praktik meditasi mencakup latihan disiplin pikiran sepanjang waktu. H.H. Dalai Lama XIV pernah mengatakan, Selama Anda tidak pernah menjalani disiplin batin yang bisa mendatangkan kedamaian pikiran, tidak peduli kelimpahan materi atau kondisi yang Anda miliki, semua itu tidka pernah memberi Anda rasa sukacita dan bahagia yang Anda dambakan.

Penutup Kecerdasan spiritual (spiritual quotient /SQ) telah menjadi topik yang menarik dan menjadi prestise tersendiri jika bisa membahas hal itu. Lalu berbondong-bondong orang menggabungkan teori SQ dengan kehidupan profesional atau bidang ilmu lainnya. Namun jika semua itu mengabaikan kebahagiaan dalam diri, maka itu hanya semacam spiritualitas yang semu. Saya percaya bahwa kebahagiaan itulah yang menyembuhkan, selain itu hanya akan menyakitkan meskipun di tahap awal tidak disadari. Visi yang membahagiakan bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tapi juga orang lain. Visi itu berasal dari dalam lalu keluar dan mempengaruhi orang banyak, lalu kembali pada diri sendiri. Hal ini mengingatkan saya pada sebuah kalimat dari seseorang yang memberikan endorsement buku saya Using No Way as Way! Buku ini penting karena berangkat dari sesuatu yang sangat mendasar sebelum kita beranjak menuju manapun, yaitu menemukan diri sendiri. Lalu...kita akan tahu bahwa segala tujuan akan bermula dan berakhir pada diri. Jika visi Anda telah dipahami dan diketahui, maka Dont Worry to Express Your Vision! Mulailah dan nikmati setiap langkah Anda itu!

13

PROFIL PENULIS Victor Alexander Liem adalah kreator dan presiden dari Intuitive Wisdom Institute, yang memberikan jasa pelatihan, pengembangan, dan konsultasi pada bidang pengembangan diri yang berpusat pada Spiritual [R]Evolution melalui hypnosis dan meditasi. Pendekatan hypnosis dan meditasi yang digunakannya dikenal sebagai intuitive wisdom hypnosis, yang bertujuan untuk membuat diri bahagia agar proses pencapaian kesuksesan dapat lebih efektif. Victor Alexander Liem memiliki latar belakang teknik informatika, namun belakangan membuatnya tertarik pada psikologi terutama praktik meditasi dan hypnotherapy-- dari pada ilmu komputer. Ketertarikannya pada meditasi pada mulanya adalah upaya mencari solusi atas ketidakbahagiaan dalam hidup, terutama dalam krisis karir yang pernah dialaminya. Faktor bahagia yang dilatih dalam meditasi membuatnya mampu untuk menggali dan menentukan visi dan misi hidup. Setiap orang dilahirkan untuk memiliki visi dan misi dengan berbagi bagi sesama. Pengalamannya itu dituangkan dalam sebuah buku berjudul Using No Way as Way! yang mengenalkan praktik meditasi dari banyak sudut pandang, terutama: filsafat, psikologi, termasuk neuroscience, bahkan sedikit pemahaman lintas agama. Satu-satunya buku meditasi yang dibahas secara unik dengan simulasi dan ilustrasi yang kreatif. Ruang spiritualitas membawa manusia untuk memahami pikirannya yang tidak akan terlepas dari jati dirinya sebagai mahkluk spiritual. Spiritualitas bersifat universal dan tidak tergantung dari latar belakang tradisi maupun agama. KONTAK : victor_alx@yahoo.com : http://www.facebook.com/victor.a.liem?ref=profile : http://victoralexanderliem.blogspot.com

Email FaceBook Blog

Kini Buku Using No Way as Way! dapat dipesan melalui sms di 08122904625

PESAN SEKARANG JUGA!!!


14

Anda mungkin juga menyukai