Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Riau
Pekabaru
2009
Pembahasan
Titrasi Pengendapan
Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil titrasinya merupakan
endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dararnya adalah reaksi pengendapan yang
cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran; tidak ada pengotor yang
mengganggu dan diperlukan indicator untuk melihat titik akhir titrasi.
Reaksi Pengendapan
Pengendapan Sulfida
Gas hidrogen sulfida sering dipakai sebagai reagensia dalam analisa anorganik
kualitatif. Bila gas hidrogen sulfida dialirkan ke dalam larutan, sulfida-sulfida logam
mengendap. Konsentrasi ion logam biasanya jatuh dalam daerah 1 - 10-3 mol l-1,
konsentrasi ion sulfida dapat berbeda-beda, biasanya dipilih dengan menyesuaikan pH
larutan. Perbedaan konsentrasi ion sulfida dengan pH disebabkan oleh hidrogen sulfida
merupakan asam lemah.
Prinsip hasil kali kelarutan dapat dipakai untuk pembentukan endapan hidroksida
logam. Endapan akan terbentuk jika konsentrasi ion logam dan hidroksil lebih tinggi dari
yang diperbolehkan oleh hasil kali kelarutan. Dengan memakai prinsip hasil kali
kelarutan, dapat dihitung pH minimum yang diperlukan untuk pengendapan suatu
hidroksi logam.
Kelarutan Garam dari Asam Lemah Yang Sangat Sedikit Larut Dalam Asam-Asam
Mineral Kuat
Prinsip hasil kali kelarutan memberikan penjelasan yang sederhana terhadap
kelarutan garam dari asam lemah yang sangat sedikit larut dalam asam-asam mineral
kuat. Fenomena ini relatif sering timbul dalam analisis kuantitatif. Jika konsentrasi ion
hidrogen cukup tinggi, seluruh jumlah endapan bisa melarut.
Setiap karbonat logam mengalami penguraian tanpa menghasilkan endapan jika
diolah dengan asam yang lemah sekalipun.
Pengendapan Fraksional
Perhitungan-perhitungan tentang yang mana dari dua garam yang sangat sedikit
larut, akan diendapkan pada kondisi eksperimen tertentu, dapat juga dibuat dengan
bantuan prinsip hasil kali kelarutan. Satu contoh praktis adalah untuk menaksir halida-
halida dengan menggunakan metode Mohr.
Dalam proses ini suatu larutan ion klorida dititieer dengan larutan baku perak
nitrat, dengan ditambahkan sedikit kalium dikromat yang berfungsi sebagai indikator.
Dua garam yang terbentuk dan sangat sedikit larut adalah perak klorida dan perak
kromat.
d). Struktur Morfologi dan Kemurnian Endapan
Pengendapan mungkin adalah metode yang paling sering dipakai dalam praktek
analisis kualitatif. Timbulnya endapan sebagai hasil penambahan suatu regensia tertentu
dapat dipakai sebagai uji terhadap suatu ion tertentu. Yaitu dengan jalan memperhatikan
warna dan penampilan umum yang tepat serta efek dari penambahan regensia lain
terhadap endapan tersebut. Meski demikian pengendapan juga dapat dimaksudkan untuk
tujuan pemisahan. Hal ini dilakukan dengan jalan menambahkan regensia yang sesuai
dan menghasilkan satu atau beberapa ion endapan-endapan yang ada dalam larutan.
Setelah itu endapan disaring dan dicuci, sebagian ion tetap terlarut sedangkan yang lain
dapat ditemukan dalam endapan. Untuk dapat mencapai pemisahan yang kuantitatif,
endapan tadi haruslah mudah disaring dan bebas dari kontaminasi.
Kemudahan suatu endapan untuk disaring dan dicuci bergantung pada sebagian
besar struktur morfologi endapan, yaitu pada bentuk dan ukuran kristalnya. Semakin
besar kristal yang terbentuk maka semakin mudah untuk disaring. Bentuk kristal yang
sederhana seperti kubus, oktahedron, atau jarum akan lebih mudah untuk disaring.
Struktur kristal yang lebih kompleks yang mengandung lekuk-lekuk atau berlubang akan
menyebabkan tertahannya cairan induk pada waktu penyaringan, bahkan setelah dicuci
dengan seksama.
Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada laju
pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal.
Laju pembentukan inti dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk per satuan
waktu. Semakin tinggi laju pembentukan inti semakin banyak pula kristal yang terbentuk,
tetapi tak satupun dari kristal ini yang akan tumbuh terlalu besar. Laju pembentukan inti
tergantung pada derajat lewat jenuh (supersaturation) dari larutan. Semakin tinggi
derajat lewat jenuh maka akan semakin besar laju pembnetukan inti.
Laju pertumbuhan kristal tergantung pada derajat lewat jenuh. Semakin tinggi
derajat lewat jenuhnya maka akan semakin kecil laju pertumbuhan kristal dan kristal
yang terbentuk akan semakin kecil.
Struktur morfologi endapan umumnya dapat diperbaiki dengan pengolahan lanjut.
Kelarutan partikel yang sangat kecil adalah jauh lebih besr daripada kelarutan kristal-
kristal besar dari zat yang sama. Jika suatu campuran yang terdiri atas larutan induk dan
endapannya lalu dibiarkan diam untuk waktu yang sangat lama, maka partikel kecil tadi
perlahan-lahan akan melarut ke dalam larutan induk, sedangkan partikel yang besar justru
akan tumbuh sehingga terjadi rekristalisasi (proses pematangan /ageing yang dapat
dipercepat dengan mendiamkan campuran pada suhu yang tinggi/pencernaan/digestion).
Namun pematangan endapan akan berefek tidak mudah larut dalam asam atau basa.
Endapan yang terpisah dari larutan tak selalu dalam keadaan sempurna
(terkontaminasi oleh zat pencemar), tergantung dari sifat endapan dan kondisi
pengendapan. Kopresipitasi (Pengendapan – ikut) adalah pencemaran endapan oleh zat
yang secara normal larut dalam larutan induk. Dua hal penyebab kopresipitasi adalah
adsorpsi partikel asing pada permukaan kristal yang sedang tumbuh dan oklusi partikel
asing sewaktu proses pertumbuhan kristal.
Beberapa jenis endapan ada yang diendapkan dengan perlahan-lahan dan larutan
berada dalam kondisi lewat jenuh untuk waktu yang sangat lama. Jenis endapan seperti
ini lebih mungkin terkontaminasi oleh zat-zat pencemar yang ada pada pasca
pengendapan Pos Presipitasi.
Sol hidrofil
Sol hidrofil lebih sukar untuk di koagulasi.Hal ini dapat disebabkan karena partikel-
partikel sol iofil teradsorpsi oleh sol liofob. Zat hidrofil dikenal sebagai koloid
pelindung. Selama pengkoagulasi koloid dengan suatu elektrolit, ion bermuatan
berlawanan dengan muatan koloid diadsorpsi dengan tingkat yang berbeda-beda diatas
permukaan; makin tinggi valensi ion, makin kuat ia teradsopsi.
Gravimetri
1. Metode Pengendapan
Suatu sampel yang akan ditentukan seara gravimetri mula-mula ditimbang secara
kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian diendapkan kembali dengan
reagen tertentu. Senyawa yang dihasilkan harus memenuhi sarat yaitu memiliki kelarutan
sangat kecil sehingga bisa mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan cara
menimbang.
Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring
(kertas saring), kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit yang
mengandung ion sejenis dengan ion endapan.
Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor yang terdapat dipermukaan endapan dan
memaksimalkan endapan. Endapan yang terbentuk dikeringkan pada suhu 100-130
derajat celcius atau dipijarkan sampai suhu 800 derajat celcius tergantung suhu
dekomposisi dari analit.
aA +rR AaRr(s)
2. Metode Penguapan
Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan komponen-
komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap. Cara yang dilakukan dalam
metode ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan dalam gas tertentu atau penambahan
suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau
penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan tidak mudah
menguap.
Metode penguapan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu
senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah. Berat sampel sebelum dipanaskan
merupakan berat senyawa dan berat air kristal yang menguap. Pemanasan untuk
menguapkan air kristal adalah 110-130 derajat celcius, garam-garam anorganik banyak
yang bersifat higroskopis sehingga dapat ditentukan kadar hidrat/air yang terikat sebagai
air kristal.
3. Metode Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi
endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation apabila dialiri dengan arus
listrikndengan besar tertentu dalam waktu tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi
menjadi logam dengan bilangan oksidasi 0.
Suatu analisis gravimetri dilakukan apabila kadar analit yang terdapat dalam sampel
relatif besar sehingga dapat diendapkan dan ditimbang. Apabila kadar analit dalam
sampel hanya berupa unsurpelarut, maka metode gravimetri tidak mendapat hasil yang
teliti. Sampel yang dapat dianalisis dengan metode gravimetri dapat berupa sampel
padat maupun sampel cair.
Kesimpulan
Flag.J.F. 1948. Organic reagent used in gravimetry and volumetric analysis. Interscience,
New York
Vogel. 1995. Analisa anorganik kualitatif makro dan semi mikro. PT. Kalman Media
Pustaka, Jakarta