Anda di halaman 1dari 706

PANDUAN PLPG

2013

i
PENGANTAR

Dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan, semakin disadari oleh
banyak pihak bahwa Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) merupakan
tahapan sangat penting dalam proses pengembangan profesi guru. Kepentingan
yang dipertaruhkan kepada program PLPG adalah kepentingan jangka panjang
yakni pengembangan profesi oleh guru bersangkutan secara berkelanjutan.
Melalui PLPG para guru diajak untuk mengembangkan kapasitas dirinya dalam
melakukan self-learning. Dalam rangka ini setiap guru peserta PLPG
diharapkan mampu mengidentifikasi sendiri wilayah-wilayah mana dari empat
kompetensi yang masih perlu dibenahi dan dikembangkan. Bagaimana wilayah-
wilayah tersebut mau dibenahi dan dikembangkan, tentunya tidak bisa dibatasi
hanya pada saat mengikuti program ini. PLPG dapat dikatakan sekedar sebagai
titik awal dari pembenahan dan pengembangan tersebut.
Mengingat hal di atas, kiranya perlu diusahakan agar suatu buku
pegangan pelaksanaan PLPG bisa menjadi buku pegangan tidak hanya bagi para
pelatih tetapi juga bagi mereka yang akan dilatih. Mengingat peserta program ini
adalah para guru dalam jabatan, kiranya program pembelajarannya perlu
disesuaikan dengan tuntutan-tuntutan pembelajaran orang dewasa. Malcolm
Knowles (1970)
1
, seorang pioneer di bidang pendidikan orang dewasa
menyebut adanya 6 ciri orang dewasa yang sedang belajar. Keenam ciri tersebut
disingkat sbb.: (1) Otonom dan mampu mengatur diri sendiri; (2) proses
pembelajarannya perlu terkait erat dengan pengalaman, pengetahuan, serta
kegiatan menyangkut pelaksanaan tugas hidupnya; (3) perlu goal-oriented; (4)
perlu relevancy-oriented; (5) pengetahuan yang diberikan perlu dikembangkan
sampai ke tingkat praktis; dan (6) perlu dihargai kekayaan pengalaman yang
bisa dibagikan dalam proses pembelajaran di kelas. Semoga dengan
menempatkan para guru peserta PLPG pada posisi yang tepat dalam proses
pembelajaran mereka, buah serta dampak yang bisa diharapkan dari PLPG bisa
maksimal.

Yogyakarta, 15 Agustus 2013
Ketua Rayon 138


Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc.

1
Knowles, M.S., (1970), The Modern Practise of Adult Education: Andragogy vs Pedagogy, New
York: Association Press.

ii
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................ ii
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................................................. 1
B. DASAR HUKUM PELAKSANAAN PLPG .................................................................................. 2
C. TUJUAN PELAKSANAAN PLPG ................................................................................................... 3
D. ALUR PELAKSANAAN PLPG ......................................................................................................... 3
E. PESERTA PLPG ....................................................................................................................................... 4
F. PENYELENGGARAAN PLPG ......................................................................................................... 5
G. MATERI DAN SKENARIO WORKSHOP .................................................................................. 8
H. UJIAN KOMPETENSI . ......................................................................................................................... 17
I. INSTRUKTUR .......................................................................................................................................... 19
J. PENENTUAN KELULUSAN DALAM DIKLAT (PLPG) ................................................... 20
K. UJIAN ULANG .......................................................................................................................................... 22
L. TATA TERTIB PESERTA PLPG .................................................................................................... 22
M. PENUTUP .................................................................................................................................................... 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................................................... 33



1
A. LATAR BELAKANG
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
menyatakan guru adalah pendidik profesional. Guru yang dimaksud meliputi
guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru bimbingan dan konseling atau
konselor. Guru profesional dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik yang
relevan dengan mata pelajaran yang diampu dan menguasai kompetensi
sebagaimana dituntut oleh Undang-undang Guru dan Dosen. Pengakuan guru
sebagai pendidik profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang
diperoleh melalui suatu proses sistematik yang disebut sertifikasi.
Karakteristik tenaga profesional sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Ayat
(1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah
sebagai berikut:
1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia;
3. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas;
4. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
6. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
7. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
8. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan
9. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
2
Selain itu, Pasal 28 Ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan tentang 4 (empat) ranah
kompetensi yang harus dimiliki seorang guru profesional, yaitu:
1. Kompetensi pedagogik;
2. Kompetensi kepribadian;
3. Kompetensi profesional; dan
4. Kompetensi sosial.
Guru diharapkan dapat mengubah dirinya dari pendidik yang kualitasnya
rendah menjadi guru profesional yang benar-benar memahami jati diri dan
tanggung jawabnya kepada peserta didik, masyarakat dan bangsa Indonesia.
Sebagai bagian dari proses sertifikasi guru, PLPG didesain untuk
menyampaikan pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik tenaga
professional dan keempat ranah kompetensi secara terstruktur, terarah,
terukur, dan tertib.

B. DASAR HUKUM PELAKSANAAN PLPG
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) sebagai upaya meningkatkan
profesionalitas guru di Indonesia dilaksanakan oleh Panitia Sertifikasi Guru
Rayon 138 Universitas Sanata Dharma dan diselenggarakan dengan
berdasarkan landasan hukum sebagai berikut:
1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 2013 tetang Perubahaan atas
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tetang Standar Nasional
Pendidikan.
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
3
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2012 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan.

C. TUJUAN PELAKSANAAN PLPG
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) memiliki tujuan untuk
meningkatkan kompetensi, profesionalisme, dan menentukan kelulusan guru
peserta sertifikasi.

D. ALUR PELAKSANAAN PLPG
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagai salah satu upaya peningkatan mutu
guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan pada satuan pendidikan
formal secara berkelanjutan. Guru dalam jabatan yang telah memenuhi
persyaratan dapat mengikuti sertifikasi melalui: (1) Pemberian Sertifikat
Pendidik secara Langsung (PSPL), (2) Portofolio (PF), (3) Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (PLPG), atau (4) Pendidikan Profesi Guru (PPG). Alur
pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan disajikan dalam bagan alir berikut
ini.
Bagan alir pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan




4
E. PESERTA PLPG
Peserta PLPG adalah guru yang telah lulus Uji Kompetensi Awal (UKA),
baik berasal dari guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran,
guru bimbingan dan konseling atau konselor di sekolah. Peserta PLPG terdiri
atas guru yang memilih (1) PSPL dengan status TMP, (2) pola portofolio yang
bestatus MPLPG, atau (3) tidak lulus verifikasi berkas portofolio, (4) sertifikasi
pola PLPG, dan (5) peserta yang tidak lulus sertifikasi tahun sebelumnya. Data
peserta di atas di dasarkan pada data yang diunggah di ASG online.
Peserta yang memilih pola PLPG secara langsung harus menyerahkan:(1)
Format A1 yang telah ditandatangani oleh LPMP, (2) Fotokopi Ijazah S-1 atau D-
IV, serta Ijazah S-2 dan atau S-3 (bagi yang memiliki) dan disahkan oleh
perguruan tinggi yang mengeluarkan, (3) Fotokopi SK pangkat/ golongan
terakhir yang telah dilegalisasi oleh atasan langsung (bagi PNS), (4) Fotokopi SK
pengangkatan sebagai guru sejak pertama menjadi guru sampai dengan SK
terakhir yang disahkan oleh pejabat terkait, (5) Fotokopi SK mengajar dari
Kepala Sekolah dalam 5 tahun terakhir yang disahkan oleh atasan, dan (6)
Pasfoto terbaru berwarna (enam bulan terakhir dan bukan polaroid) ukuran
3x4 cm sebanyak 4 lembar, di bagian belakang setiap pasfoto ditulis identitas
peserta (nama, nomor peserta, dan satminkal).
Guru yang telah ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru tahun 2013
wajib memiliki dan mempelajari modul materi PLPG sebagai persiapan
mengikuti PLPG. Modul materi PLPG dapat diunduh melalui laman:
sergur.kemdiknas.go.id. Untuk mata pelajaran tertentu yang modulnya belum
tersedia, kisi-kisinya dapat diunduh pada laman yang sama, sedangkan bahan
cetaknya (modul atau bahan ajar) disediakan oleh Rayon LPTK penyelenggara.
Peserta yang dipanggil untuk mengikuti PLPG harus membawa modul
materi PLPG bagi mata pelajaran yang sudah tersedia dan dokumen pendukung
(kurikulum, buku, referensi, dan contoh RPP) yang relevan dengan bidang
keahlian masing-masing. Guru BK membawa buku-buku yang berkaitan dengan
BK, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 tahun 2008 tentang
5
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, program
penyelenggaraan bimbingan dan konseling, contoh laporan pelaksanaan
bimbingan dan konseling, contoh instrumen asesmen, dan contoh media serta
pendukung penyelenggaraan layanan BK. Peserta PLPG yang tidak memenuhi
panggilan karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan diberi kesempatan
untuk mengikuti PLPG pada panggilan berikutnya pada tahun berjalan selama
PLPG masih dilaksanakan. Peserta yang tidak memenuhi 2 kali panggilan dan
tidak ada alasan yang bisa dipertanggungjawabkan dianggap mengundurkan
diri, diberi kesempatan untuk mengikuti sertifikasi tahun berikutnya.

F. PENYELENGGARAAN PLPG
PLPG Rayon 138 diselenggarakan oleh Universitas Sanata Dharma
(USD). Dalam pelaksanaan PLPG, USD bermitra dengan Universitas Sarjana
Wiyata Taman Siswa (UST) dan dibantu pula oleh LPMP Yogyakarta, P4TK Seni
Budaya Yogyakarta, dan LPTK lain sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan PLPG
dilakukan dengan proses baku sebagai berikut ini.
1. PLPG dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam
jabatan yang telah ditetapkan Pemerintah dan didukung oleh Perguruan
Tinggi yang memiliki program studi relevan dengan bidang studi/ mata
pelajaran guru peserta PLPG.
2. PLPG diselenggarakan selama 10 hari dan bobot 90 Jam Pembelajaran
(JP), dengan alokasi 44 JP teori dan 46 JP praktik. Satu JP setara dengan 50
menit.
3. Penentuan tempat pelaksanaan PLPG harus memperhatikan kelayakan
(representatif dan kondusif) untuk proses pembelajaran dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
a. Kecukupan dan kelayakan ruangan.
b. Rasio jumlah peserta dengan luas ruang belajar.
c. Rasio jumlah peserta dengan ruang peerteaching.
d. Kecukupan dan kelayakan mebeler.
6
e. Kecukupan dan kelayakan alat bantu/ media pembelajaran.
4. Penempatan Peserta. Rayon LPTK penyelenggara PLPG mengelompokkan
peserta PLPG berdasarkan hasil UKA. Pengelompokan ini terdiri atas: (1)
kelompok peserta di bawah rerata UKA (30 X1<42) dan (2) kelompok
peserta di atas rerata UKA (X1 42).
5. Rombongan belajar (rombel) PLPG diupayakan satu bidang keahlian/ mata
pelajaran
2
.
6. Satu rombel terdiri atas 30 peserta, dan satu kelompok peer teaching/ peer
guidance and counseling terdiri atas 10 peserta. Dalam kondisi tertentu
jumlah peserta satu rombel atau kelompok peer teaching/ peer guidance
and counseling dapat disesuaikan.
7. Satu kelompok peer teaching/ peer guidance and counseling difasilitasi
oleh dua orang instruktur yang memiliki NIA yang relevan, termasuk pada
saat ujian.
8. Rayon LPTK merancang strategi pelaksanaan PLPG, materi pembelajaran
dengan memperhatikan kisi-kisi uji kompetensi, dan pengalokasian waktu
untuk setiap materi PLPG sesuai dengan struktur dan karakteristik
peserta.
9. Proses Pembelajaran PLPG dilaksanakan dengan beberapa ketentuan
sebagai berikut.
a. Rayon LPTK melaksanakan kegiatan PLPG yang berbeda antara
kelompok peserta di bawah dan di atas rata-rata UKA, baik aspek
substansi materinya maupun metodologi pembelajaran secara klasikal,
kelompok maupun individu.
b. Sebelum memulai pembelajaran, instruktur harus menjelaskan target
capaian dan pokok bahasan materi pembelajaran PLPG.

2
Dalam kondisi tertentu yang tidak memungkinkan (dari segi jumlah) rombel dapat
dibentuk berdasarkan rumpun bidang studi/ mata pelajaran.
7
c. Proses pembelajaran diorientasikan pada pencapaian kompetensi yang
terukur, bukan pada isi materi.
d. Pembelajaran untuk penguatan/ pendalaman kompetensi profesional
dilengkapi dengan tugas individu dalam berbagai bentuk antara lain
mengerjakan soal, mengerjakan kuis, membaca buku, membuat
ringkasan buku, membuat makalah, dan diskusi kelompok dengan
topik sesuai dengan materi PLPG.
e. Rayon LPTK merencanakan dan melaksanakan bimbingan khusus bagi
kelompok peserta di bawah rata-rata UKA dalam melaksanakan
berbagai tugas individu pada butir d.
f. Pembelajaran yang dilaksanakan dapat memotivasi peserta PLPG
untuk mengembangkan kompetensinya secara mandiri, berpikir kritis,
dan memecahkan masalah.
g. Pembelajaran yang dilaksanakan dapat memotivasi peserta PLPG
untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar,
misalnya : internet, tumbuhan, dan halaman sekolah.
h. Workshop dimulai dengan penjelasan instruktur tentang format dan
substansi perangkat pembelajaran (silabus, RPP, penialain hasil
belajar, dsb.).
i. Dalam memfasilitasi workshop, instruktur harus aktif menumbuhkan
kreativitas dan mendorong peserta dapat menggali pengalamannya
untuk dituangkan dalam perangkat pembelajaran.
j. Instruktur peka (cepat tanggap) terhadap permasalahan yang dihadapi
peserta.
10. Penugasan instruktur harus mempertimbangkan penguasaan substansi
dan kemampuan mengaplikasikan berbagai strategi pembelajaran yang
sesuai dengan kurikulum 2013 serta memiliki komitmen dalam
menjalankan tugas.
11. Instruktur workshop harus mampu memfasilitasi dan memotivasi peserta
sehingga workshop dapat menjadi wahana pembelajaran dalam
8
mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013.
12. Penugasan instruktur workshop perlu mempertimbangkan
kemampuannya sebagaimana butir 10 dan 11.
13. Pada akhir PLPG dilakukan uji kompetensi yang meliputi uji tulis dan uji
kinerja (ujian praktik).

G. MATERI DAN SKENARIO WORKSHOP
Materi PLPG disusun dengan memperhatikan empat kompetensi guru,
yaitu: (1) pedagogik, (2) profesional, (3) kepribadian, dan (4) sosial.
Standardisasi kompetensi yang dijabarkan dalam struktur kurikulum PLPG
dikembangkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Sebagian bahan ajar
dikembangkan KSG dan sebagian lainnya oleh LPTK penyelenggara sertifikasi
dengan mengacu pada Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Permendiknas No. 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor,
Permendiknas No 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akdemik dan
Kompetensi Guru Pendidikan Khusus, dan memperhatikan kurikulum 2013.
Sumber belajar pada PLPG dapat berupa buku, diktat, modul, video dan
sumber belajar lainnya. Oleh karena pembelajaran dalam PLPG lebih
menekankan praktik keguruan, bahan ajar dikemas dalam bentuk modul.
Modul paling tidak mencakup: tujuan pembelajaran (kompetensi yang ingin
dicapai), paparan materi, latihan, evaluasi, kunci jawaban, dan daftar pustaka.
Rambu-rambu materi PLPG dijabarkan dari struktur kurikulum PLPG.
Struktur kurikulum GURU KELAS SD dan GURU BIDANG STUDI DI SMP/ SMA
dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

9

Struktur kurikulum GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:


No. Materi
Jumlah JP
Teori Praktik
A Kebijakan pengembangan profesi guru 4
B Informasi Kurikulum 2013 4
C
Pendalaman bidang studi dan strategi pembelajaran
dengan memperhatikan Kurikulum 2013
30
D Penelitian tindakan kelas (PTK) 2 6
E
Workshop: Pengembangan dan pengemasan perangkat
pembelajaran
20
F Pelaksanaan pembelajaran (peer teaching) 20
G Ujian tulis 4
JUMLAH 44 46
JUMLAH TOTAL 90
No. Materi
Jumlah JP
Teori Praktik
A Kebijakan pengembangan profesionalisme guru BK 3
B Peran dan kedudukan BK dalam pendidikan 3
C Bidang layanan BK 2
D Pemahaman individu (need assesment) 2
E Pengembangan program BK 2
F Pelayanan BK di sekolah
1. Konseling individual 3
2. Konseling kelompok 2
3. Bimbingan kelompok 2
4. Bimbingan klasikal 2
G Evaluasi program dan layanan BK 2
H Penelitian tindakan BK (PTBK) dan penulisan karya ilmiah

1. Penelitian tindakan BK (PTBK) dan penulisan karya
ilmiah
10
2. Pengembangan program BK dan rencana pelayanan BK 16

3. Pengembangan alat evaluasi program BK (tahunan atau
semesteran) dan pelaksanaan layanan BK
10
4. Simulasi konseling individual 2
5. Simulasi bimbingan klasikal atau bimbingan kelompok 2
I Pelaksanaan praktik peer guidance dan counseling 20
1. Konseling individual
2. Bimbingan kelompok atau klasikal
J Ujian tulis 4
JUMLAH 30 60
JUMLAH TOTAL 90
10
1. Materi Kebijakan Pengembangan Profesi Guru
Materi ini meliputi: (1) pengembangan pribadi berkarakter, antara lain: (a)
citra diri positif, (b) etika, (c) etos kerja, (d) komitmen, dan (e) empati; (2)
penilaian kinerja guru (PKG); dan (3) pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB) bagi guru. Pembelajaran diusahakan seoptimal
mungkin dengan berbagai cara, antara lain: materi dikemas dan
disampaikan secara menarik, mudah dipahami, dan mampu mendorong
terjadinya interaksi pembelajaran yang saling menghargai. Skenario
pembelajarannya adalah sebagai berikut.
a. Instruktur menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Instruktur menyampaikan empat komponen materi pembelajaran
secara jelas sehingga peserta terdorong untuk melakukan
pengembangan profesi.
c. Bahan pembelajaran berbentuk modul yang selain berisi materi juga
berisi tagihan yang mengungkap aspek pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
2. Materi Informasi Kurikulum 2013
Materi ini mencakup Pengorganisasian Kompetensi dan Struktur
Kurikulum, baik untuk SD, SMP, maupun SMA/ SMK, namun harus
ditekankan pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan jenjang
pendidikan tempat tugas mayoritas peserta pada kelas itu. Materi yang
harus dibahas adalah perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum
sebelumnya, terutama dalam proses pembelajaran dan penilaian hasil
belajar yang lebih menekankan pada kompetensi sikap, baik sikap spiritual
dan sikap sosial. Diharapkan, setelah penyampaian materi ini peserta
mempunyai gambaran cara melaksanakan kurikulum tahun 2013.
Skenario pembelajaran materi ini adalah sebagai berikut.
a. Instruktur menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Instruktur menyampaikan materi pembelajaran secara jelas sehingga
peserta memiliki gambaran tentang kurikulum 2013
11
c. Bahan pembelajaran berbentuk modul yang selain berisi materi juga
berisi tagihan yang mengungkap kompetensi pengetahuan,
kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap.
3. Pendalaman Materi Bidang Studi dan Strategi Pembelajaran dengan
Memperhatikan Kurikulum 2013
Materi yang diberikan disesuaikan dengan kompetensi awal guru dan
strategi pembelajarannya disesuaikan dengan kondisi peserta PLPG.
Instruktur harus mengemas materi pembelajaran dengan memperhatikan
kurikulum 2013, atau berusaha memasukkan butir KI1 dan KI2 dalam
pembelajaran. Skenario pembelajarannya sebagai berikut.
a. Instruktur melakukan tagihan hasil belajar mandiri melalui modul
yang sudah diunduh dengan memberikan pre-test.
b. Instruktur memfasilitasi peserta untuk mengidentifikasi materi
pembelajaran yang dianggap sulit, baik dalam memahami maupun cara
mengajarkannya selama mereka menjadi guru.
c. Instruktur menjelaskan materi yang dibutuhkan guru dengan
memperhatikan kurikulum 2013, bahkan instruktur harus berusaha
menjadi teladan dalam mengimplementasikan butir-butir KI1 dan KI2
dalam kegiatan pembelajaran.
d. Proses pembelajaran dapat dibantu dengan penayangan video model
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, effektif dan menyenangkan.
e. Analisis silabus dengan pendekatan tematik terpadu (Kelas I-VI) di SD
dan pendekatan sains di SMP, SMA dan SMK.
f. Instruktur menjelaskan langkah-langkah penilaian hasil belajar,
terutama penilaian otentik dan penilaian yang menggunakan
portofolio.
g. Pemberian tugas-tugas mandiri untuk materi yang memerlukan
pendalaman lebih lanjut.

12
4. Materi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Materi ini diberikan untuk membekali peserta PLPG dalam menyusun
rancangan proposal PTK, mencakup: (1) pendahuluan terdiri atas latar
belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, (2) kajian teori
sekurang-kurangnya butir-butir variabel yang akan ditelaah, (3) metode
penelitian sekurang-kurangnya setting penelitian, subjek, tempat dan
waktu, rancangan penelitian, dan teknik analisis data. Skenario
pembelajarannya sebagai berikut.
a. Pendalaman materi PTK tentang konsep dasar PTK, prinsip PTK,
model PTK, metodologi PTK, dan sistematika proposal PTK.
b. Mengembangkan rancangan proposal PTK (tugas mandiri).
Catatan: Guru BK menyesuaikan dengan karakteristik keilmuan BK
5. Workshop Pengembangan dan Pengemasan Perangkat Pembelajaran
Pada saat workshop, setiap kelas (30 peserta) difasilitasi oleh minimal dua
orang instruktur/ asesor yang memiliki NIA relevan. Skenario workshop
adalah sebagai berikut.
a. Untuk guru kelas dan guru mata pelajaran
1) Peserta difasilitasi instruktur melakukan orientasi dan diskusi
model-model silabus, RPP, lembar kerja siswa (LKS), rancangan
bahan ajar, media, dan perangkat penilaian.
2) Peserta memilih standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
(KD) yang akan dikembangkan menjadi perangkat pembelajaran.
Setiap peserta minimal mengembangkan dua perangkat
pembelajaran, masing-masing dari KD yang berbeda.
3) Peserta didampingi instruktur mengembangkan perangkat
pembelajaran, yang terdiri atas:
a) Penggalan Silabus (SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, dan sumber belajar)
b) RPP (sekurang-kurangnya memuat: perumusan tujuan/
kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi,
13
pemilihan metode, media, dan sumber pembelajaran, skenario
pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
c) Rancangan bahan ajar (untuk modul paling tidak mencakup:
tujuan pembelajaran/ kompetensi yang ingin dicapai, paparan
materi, latihan-latihan, evaluasi, kunci jawaban, dan daftar
pustaka)
d) Media pembelajaran
e) LKS dan perangkat penilaian
4) Presentasi dan refleksi hasil workshop
Catatan: Workshop perangkat pembelajaran merupakan satu kesatuan
yang utuh. Pengembangan RPP, bahan ajar, media pembelajaran, dan
perangkat penilaian merupakan kesatuan yang tidak terpisah,
didasarkan pada KD yang telah dipilih oleh peserta. Dengan demikian,
pada akhir workshop peserta telah memiliki minimal dua perangkat
pembelajaran yang akan digunakan dalam peer teaching.
b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (BK)
1) Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling (PPBK)
a) Peserta difasilitasi instruktur mengidentifikasi: (1)
karakteristik dan kebutuhan konseli yang akan diberi layanan
bimbingan dan Konseling, (2) kondisi sekolah (kekuatan dan
kelemahan sekolah berkaitan dengan personel dan
ketersediaan fasilitas), (3) visi-misi sekolah dan (4) peraturan
dan kebijakan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di
sekolah.
b) Peserta difasilitasi membuat program bimbingan dan
konseling (tahunan dan semesteran) di sekolah, yang
sekurang-kurangnya memuat: (1) rasional, (2) tujuan, (3)
bidang, (4) strategi/ teknik, (5) personel, (6) jadwal kegiatan
layanan, dan (7) pembiayaan.
c) Peserta difasilitasi instruktur mengidentifikasi program
14
bimbingan dan konseling di sekolahnya, kemudian memilih
aspek layanan untuk dikembangkan menjadi dua perangkat,
yaitu Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Individual
(RPLKI) dan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan
Konseling (RPLBK) kelompok atau klasikal.
d) Peserta membuat Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling
Individual (RPLKI) yang akan dipraktikkan pada saat peer
guidance and counseling, sekurang-kurangnya terdiri atas : (1)
identitas konseli (inisial), (2) permasalahan konseli, (3) tujuan,
(4) teknik dan langkah-langkahnya, (5) evaluasi. RPLKI
disusun dimaksudkan bagi guru BK yang memanggil konseli
untuk layanan konseling. Rencana Pelaksanaan Layanan
Bimbingan kelompok atau klasikal (RPLBK) yang akan
dipraktikkan pada saat peer guidance and counseling. RPLBK
Kelompok atau Klasikal, sekurang-kurangnya terdiri atas: (1)
rasional, (2) bidang layanan (pribadi, sosial, belajar atau
karir), (3) Tujuan Layanan, (4) fungsi layanan, (5) materi
layanan dan sumbernya (6) metode, (7) alat dan media, (8)
evaluasi layanan.
2) Pengembangan alat Evaluasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Peserta difasilitasi instruktrur mengembangkan alat evaluasi
untuk mengevaluasi Program, proses dan hasil penyelenggaraan
BK tahunan atau semesteran dan mengevaluasi proses dan hasil
pelaksanaan layanan berdasarkan RPLKI dan RPLBK yang
dikembangkan dalam workshop.
a) Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
tahunan/ semesteran
Evaluasi program bimbingan dan konseling tahunan/
semesteran, sekurang-kurangnya mengkaji aspek-aspek
berikut.
15
(1) Program dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan konseli, kondisi dan kebutuhan sekolah, teori
BK dan kebijakan pemerintah tentang penyelenggaraan
BK,
(2) Tujuan dikembangkan secara ideal dan realistis/ faktual
sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah.
(3) Bidang layanan berkaitan dengan pengembangan pribadi,
sosial, belajar dan karir,
(4) Personel BK yang ditempatkan sesuai dengan kompetensi
yang dipersyaratkan,
(5) Strategi, alat, media dan sumber yang digunakan sesuai
dengan perkembangan saat ini,
(6) Kejelasan sumber dan peruntukan pembiayaan,
(7) Jadwal pelaksanaan layanan BK tidak berbenturan dengan
aktivitas sekolah.
b) Evaluasi pelaksanaan Layanan berdasarkan RPLKI dan RPLBK
Evaluasi pelaksanaan layanan yang didasarkan atas RPLBK
kajiannya difokuskan pada dua aspek pokok, yaitu proses
layanan dan keberhasilan yang diharapkan. Masing-masing
aspek tersebut dikaji melalui:
(1) Proses Layanan berkaitan dengan nuansa dan interaksi
antara Guru BKKonseli dan KonseliKonseli, minat,
aktivitas, dan tanggapan konseli terhadap pelaksanaan
layanan BK (baik terhadap penampilan dan gaya konselor,
materi atau permasalahan layanan, langkah-langkah
layanan, maupun alat dan media yang digunakan dalam
layanan)
(2) Keberhasilan layanan berkaitan dengan ketercapaian
tujuan yang telah ditentukan terutama berkaitan dengan
perubahan perilaku yang ditampilkan konseli.
16
3) Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Program Bimbingan dan
Konseling
a) Peserta difasilitasi instruktrur mengidentifikasi program
layanan bimbingan dan konseling di sekolah tempat bertugas
b) Peserta mengidentifikasi kegiatan yang sudah dan belum
dilaksanakan
c) Peserta difasilitasi instruktur menganalisis Program, Proses,
dan Hasil termasuk faktor-faktor penghambat dan pendukung
penyelenggaraan program layanan bimbingan dan konseling.
d) Peserta difasilitasi instruktur membuat laporan layanan
bimbingan dan konseling sekolah yang sekurang-kurangnya
memuat: (1) daftar konseli yang dibimbingnya, (2) data
kebutuhan perkembangan serta permasalahan konseli, (3)
Program BK yang disyahkan sekolah; (4) pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling (Tahunan atau Semesteran), (5)
keberhasilan, dukungan dan hambatan, (6) tindak lanjut.
Produk workshop dinilai dengan menggunakan instrumen sebagai
berikut.
No NAMA PRODUK WORSHOP
INSTRUMEN
PENILAIAN
1 Rancangan proposal penelitian PT/ PTK Lampiran 10
2 Rancangan Proposal PTBK Lampiran 10
3 Perencanaan Pembelajaran Lampiran 11
4 Rancangan Program BK di Sekolah Lampiran 12
5 Rancangan Pelaksanaan Layanan Konseling
Individual (RPLKI)
Lampiran 13
6 Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan
Kelompok atau Klasikal (RPLBK)
Lampiran 14
7 Rancangan Laporan Penyelenggaraan Program
BK
Lampiran 15

Pelaksanaan atau proses workshop dinilai dengan menggunakan
Instrumen Penilaian Proses Workshop (IPPW).



17
H. UJIAN KOMPETENSI
Pada akhir PLPG dilaksanakan uji kompetensi. Uji kompetensi ini bukan
sekedar mengevaluasi hasil belajar peserta selama PLPG, tetapi lebih kepada
pengukuran kompetensi guru sebagai pendidik profesional. Uji kompetensi ini
mencakup ujian tulis dan ujian kinerja. Ujian tulis bertujuan untuk
mengungkap kompetensi profesional dan pedagogik, sedangkan ujian kinerja
untuk mengungkap kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial
secara holistik. Keempat kompetensi ini juga bisa dinilai selama proses
pelatihan berlangsung. Ujian kinerja dilakukan dalam bentuk praktik
pembelajaran bagi guru atau praktik bimbingan dan konseling bagi guru BK.
Ujian kinerja untuk setiap peserta minimal dilaksanakan selama 1 JP.
1. Uji Tulis
a. Ujian tulis pada setiap akhir PLPG dilaksanakan dengan pengaturan
tempat duduk yang layak dan setiap 30 peserta diawasi oleh dua orang
pengawas.
b. Ujian tulis terdiri atas Ujian Tulis Nasional (UTN) dan ujian tulis LPTK
(UTL).
c. Soal Ujian Tulis Nasional (UTN) dikembangkan secara nasional di
bawah koordinasi KSG.
d. Rayon LPTK berkewajiban menjaga kerahasiaan soal Ujian Tulis
Nasional (UTN).
e. Soal Ujian Tulis LPTK (UTL) dikembangkan oleh LPTK dalam bentuk
soal uraian berbasis masalah.
f. Penilaian harus dilakukan secara sahih, adil, obyektif, dan akuntabel.
g. Pelaksanaan uji tulis harus sesuai denganrambu-rambu uji kompetensi
yang disajikan pada Lampiran 9.
2. Ujian Praktik
a. Lama waktu setiap kali peserta tampil adalah 1 JP atau selama 50 menit.
18
b. Peserta dalam rombel dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, setiap
kelompok terdiri dari 10 peserta, selanjutnya setiap kelompok kecil
melakukan hal-hal berikut.
1) GURU KELAS dan GURU MATA PELAJARAN
Ujian praktik terpadu dengan kegiatan peer teaching. Setiap
peserta tampil dua kali, dan pada tampilan kedua merupakan ujian
praktik. Tampilan pertama dan kedua untuk menilai kemampuan
mengajar peserta
a) untuk 30 menit pertama, peserta melakukan praktik mengajar
dengan menggunakan RPP yang disusun pada saat workshop
b) pada 20 menit berikutnya peserta lain dan instruktur memberi
masukan dan menilai dengan menggunakan IPPP (Lampiran
16).
2) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING atau KONSELOR DI
SEKOLAH
Ujian praktik terpadu dengan kegiatan peer guidance and
counseling. Setiap peserta tampil dua kali dan keduanya
merupakan ujian praktik. Tampilan pertama melakukan konseling
individual dan tampilan kedua melakukan bimbingan kelompok
atau bimbingan klasikal dengan menggunakan RPLKI dan RPLBK
yang dibuat pada workshop.
Pelaksanaan ujian praktik dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a) Peserta mengemukakan tujuan dan mendemonstrasikan
layanan bimbingan dan konseling selama 30 menit.
b) Peserta menerima masukan dari peserta lain dan instruktur
serta mendapatkan penilaian dari Instruktur selama 20 menit,
dengan menggunakan format penilaian pada Lampiran 17 dan
Lampiran 18.
c. Pengujipada ujian praktik harus memiliki NIA yang relevan dengan
mata pelajarannya.
19
d. Ujian praktik mengajar dinilai dengan Instrumen Penilaian Pelaksanaan
Pembelajaran atau IPPP (Lampiran 16).
e. Ujian praktik BKdinilai dengan instrumen penilaian konseling
individual (Lampiran 17) dan instrumen penilaian bimbingan kelompok
atau klasikal (Lampiran 18).
f. Skor Ujian Praktik (SUP) guru mata pelajaran dan guru kelas, diambil
dari skor tampilan kedua.
g. Skor akhir ujian praktik guru bimbingan dan konseling adalah rata-rata
skor tampilan pertama dan kedua.
h. Penentuan kelulusan peserta PLPG dilakukan secara objektif dan
didasarkan pada rambu-rambu penilaian yang telah ditentukan.
i. Peserta yang lulus mendapat sertifikat pendidik, sedangkan yang tidak
lulus diberi kesempatan untuk mengikuti ujian ulang. Ujian ulang
dilaksanakan maksimal dua kali pada tahun berjalan.
j. Ujian ulang dilakukan segera setelah tahapan PLPG selesai.
k. Mekanisme ujian ulang disesuaikan dengan kondisi geografis masing-
masing LPTK Penyelenggara, dapat dilakukan dengan:
1) peserta datang ke LPTK Penyelenggara;
2) asesor datang ke tempat peserta;
3) bekerjasama dengan LPTK terdekat dengan peserta (antar Rayon).
l. Pelaksanaan ujian diatur oleh LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan dengan mengacu rambu-rambu ini.
m. Peserta yang belum lulus pada ujian ulang yang kedua diserahkan
kembali ke dinas pendidikan kabupaten/ kota untuk dibina lebih lanjut.

I. INSTRUKTUR
Rayon LPTK dapat melaksanakan PLPG apabila memiliki prodi yang relevan
dengan mata pelajaran dan minimal memiliki 4 orang asesor/ instruktur yang
ber-NIA relevan. Asesor/ instruktur PLPG tersebut direkrut dan ditugaskan
oleh Ketua Rayon LPTK Penyelenggara dengan syarat sebagai berikut.
20
1. Dosen pada Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi, dosen pada perguruan
tinggi pendukung, dan widyaiswara pada LPMP/ P4TK di wilayah Rayon
LPTK Penyelenggara Sertifikasi. Penugasan dosen dari perguruan tinggi
pendukung hanya diperbolehkan pada Rayon LPTK yang ditugasi untuk
mensertifikasi guru mata pelajaran tertentu yang tidak ada prodinya di
LPTK.
2. Dosen yang dimaksud dalam butir 1 di atas adalah dosen yang satminkalnya
bukan sekolah atau institusi non-perguruan tinggi.
3. Memiliki bidang keahlian/ mata pelajaran dan NIA yang relevan dengan
mata pelajarannnya. Relevansi mata pelajaran dapat dilihat pada Lampiran
22.
4. Sehat jasmani/ rohani dan memiliki komitmen, kinerja yang baik, serta
sanggup melaksanakan tugas.
5. Berpendidikan minimal S-2 dapat S-1 dan S-2 kependidikan; atau S-1
kependidikan dan S-2 nonkependidikan; atau S-1 nonkependidikan dan S-2
kependidikan; S-1 dan S-2 nonkependidikan yang relevan dan memiliki Akta
Mengajar atau sertifikat Pekerti atau Applied Approach.
6. Instruktur yang berstatus dosen harus merupakan dosen tetap yang
memiliki pengalaman mengajar pada bidang relevan sekurang-kurangnya
10 tahun atau sudah memiliki jabatan fungsional Lektor. Instruktur
pelatihan guru BK, selain memiliki masa kerja minimal 10 tahun dan jabatan
fungsional Lektor, diutamakan yang memiliki pengalaman sebagai dosen
pembimbing PPL BK dan atau melaksanakan praktik layanan bimbingan
dan konseling di sekolah. Instruktur yang berasal dari LPMP/ P4TK harus
memiliki pengalaman menjadi Widyaiswara sekurang-kurangnya 10 tahun
dan memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dengan bidang studi
yang diampu.

J. PENENTUAN KELULUSAN DALAM DIKLAT (PLPG)
Kelulusan peserta PLPG ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut.
21
1. Penilaian menggunakan acuan kriteria (PAP)
2. Skor Ujian Tulis Nasional (SUTN) 42; dan
3. Skor Ujian Tulis (SUT) 60;
SUT = 0,4SUTN + 0,6SUTL
SUTL =Skor Uji Tulis LPTK
4. Skor Ujian Praktik (SUP) 65
5. Skor Akhir Kelulusan (SAK) 65;
SAK = 0,25SUT + 0,30SUP + 0,25HW + 0,1SP + 0,1SS
Keterangan:
SAK = Skor Akhir Kelulusan PLPG
SUT = Skor Ujian Tulis (Skor maks 100)
SUP = Skor Ujian Praktik Pembelajaran (skor maks 100)
HW = Skor Hasil Workshop (skor maks 100)*)
SP = Skor Partisipasi dalam teori dan praktik pembelajaran (skor
maks 100)
SS = Skor teman sejawat (skor maks 100)

Dalam hal ini*):
a. Skor hasil workshop (HW) merupakan rerata dari skor hasil penilaian
proses workshopdan skor hasil penilaian produk workshop.
b. Proses workshop dinilai dalam hal: (a) tanggung jawab, (b) kemandirian,
(c) kejujuran kerja, dll. Proses workshop ini dapat dinilai dengan
menggunakan Instrumen Penilaian Proses Workshop atau IPPW
(Lampiran 24).
c. Produk workshop terdiri atas: (a) rancangan proposal PT/ PTK,
perangkat pembelajaran (silabus, RPP, media pembelajaran, rancangan
bahan ajar, perangkat penilaian dan LKS) bagi guru kelas dan guru mata
pelajaran, (b) rancangan proposal PT/ PTK, rancangan proposal PTBK,
rancangan program BK di sekolah, rancangan pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok atau klasikal, rancangan evaluasi program BK,
rancangan laporan penyelenggaraan program BK bagi guru BK, dan (c)
22
rancangan proposal PT/ PTK, RPP, RKM, RKA, laporan kepengawasan
bagi guru yang diangkat dalam jabatan pengawas.

K. UJIAN ULANG
Ujian ulang diperuntukkan bagi peserta sertifikasi yang belum mencapai batas
nilai kelulusan. Ujian ulang pada hakikatnya sama dengan uji kompetensi yaitu
meliputi ujian tulis dan/ atau ujian praktik. Apabila peserta ujian ulang praktik
untuk mata pelajaran tertentu jumlahnya sedikit, maka dapat digabungkan
dengan peserta dari mata pelajaran yang serumpun. Setiap peserta yang tidak
lulus uji kompetensi, diberi kesempatan maksimal 2 (dua) kali ujian ulang.
Peserta yang tidak lulus ujian ulang kedua dikembalikan ke Dinas Pendidikan
untuk dilakukan pembinaan. Ujian ulang diselesaikan pada tahun berjalan
dengan menggunakan soal uji kompetensi terstandar yang dikembangkan oleh
KSG.

L. TATA TERTIB PESERTA PLPG
1. Ketentuan Umum
a. Peserta PLPG
1) Peserta PLPG adalah guru yang bertugas sebagai guru kelas,
guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling atau konselor
di sekolah, serta guru yang diangkat dalam jabatan pengawas
satuan pendidikan yang memilih: (1) sertifikasi pola PLPG, (2)
pola portofolio tetapi tidak lulus tes awal atau tidak lulus
penilaian portofolio, atau tidak lulus verifikasi berkas portofolio,
dan (3) PSPL tetapi berstatus tidak memenuhi persyaratan.
2) Peserta dalam keadaan sehat jasmani (dibuktikan dengan surat
keterangan dokter) dan sehat rohani.
3) Peserta wanita yang hamil harus ada surat izin dari suami. Apabila
usia kehamilan lebih dari 7 bulan atau lebih, peserta juga harus
23
membawa surat keterangan dokter yang menyatakan kondisi
kehamilannya.
4) Peserta yang tidak memenuhi panggilan PLPG tanpa
memberikan alasan yang kuat dan surat izin dari dinas
pendidikan akan dinyatakan tidak lulus.
5) Peserta yang kehadirannya kurang dari 80% dari total waktu
program diklat maka akan dinyatakan gugur dan peserta harus
mengikuti PLPG ulang secara utuh dengan biaya sendiri.
6) Peserta wajib mengikuti acara pembukaan. Bagi peserta yang tidak
mengikutinya, panitia berhak menggantikannya dengan peserta
cadangan.
b. Materi PLPG 2013
Materi PLPG GURU KELAS SD dan GURU BIDANG STUDI di
SMP/ SMA/ SMK meliputi:
1) Kebijakan pengembangan profesi guru
2) Informasi Kurikulum 2013
3) Pendalaman bidang studi dan strategi pembelajaran dengan
memperhatikan Kurikulum 2013
4) Penelitian tindakan kelas (PTK)
5) Workshop: Pengembangan dan pengemasan perangkat
pembelajaran
6) Pelaksanaan pembelajaran (peer teaching)
7) Ujian tulis
Materi PLPG GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) meliputi:
1) Kebijakan pengembangan profesionalisme guru BK
2) Peran dan kedudukan BK dalam pendidikan
3) Bidang layanan BK
4) Pemahaman individu (need assesment)
5) Pengembangan program BK
6) Pelayanan BK di sekolah
24
a) Konseling individual
b) Konseling kelompok
c) Bimbingan kelompok
d) Bimbingan klasikal
7) Evaluasi program dan layanan BK
8) Penelitian tindakan BK (PTBK) dan penulisan karya ilmiah
a) Penelitian tindakan BK (PTBK) dan penulisan karya ilmiah
b) Pengembangan program BK dan rencana pelayanan BK
c) Pengembangan alat evaluasi program BK (tahunan atau
semesteran) dan pelaksanaan layanan BK
d) Simulasi konseling individual
e) Simulasi bimbingan klasikal atau bimbingan kelompok
9) Pelaksanaan praktik peer guidance dan counseling
a) Konseling individual
b) Bimbingan kelompok atau klasikal
10) Ujian tulis
c. Pelaksanaan PLPG
1) PLPG dilaksanakan selama 90 (sembilan puluh) jam pertemuan
selama 10 hari.
2) Satu rombongan belajar (rombel) terdiri dari 30 (tiga puluh)
orang peserta.
3) Peserta diharapkan melakukan koordinasi dengan teman sejawat
dan/ atau kepala sekolah untuk mengatur jadwal pelaksanaan
tugas/ mengajar yang akan ditinggalkan selama mengikuti PLPG.
d. Penilaian
1) Penilaian terhadap peserta PLPG mencakup 4 (empat) kompetensi
guru yaitu, kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian dan
sosial yang dilaksanakan selama PLPG berlangsung baik di
dalam maupun di luar jam belajar;
2) Ujian akhir dilaksanakan dalam bentuk tertulis dan praktik;
25
3) Peserta yang dinyatakan tidak lulus dalam ujian akhir akan diberi
kesempatan menempuh dua kali ujian ulang. Peserta yang
dinyatakan tidak lulus dalam ujian akan dikembalikan ke Dinas
Pendidikan Kabupaten/ Kota masing-masing untuk mendapatkan
pembinaan lebih lanjut;
4) Peserta yang dinyatakan lulus akan mendapatkan Sertifikat Guru
profesional.
2. Perlengkapan Peserta
Kelengkapan-kelengkapan yang perlu dibawa peserta, antara lain:
a. Perlengkapan Akademis
1) Peserta wajib membawa literatur yang relevan dengan bidangnya.
Literatur mencakup:
a) Buku sumber atau referensi
(1) Buku atau sumber lain untuk menyusun proposal PTK,
seperti: metode penelitian PTK dan sumber-sumber tentang
teori/ metode/ strategi pembelajaran minimum dari dua
penerbit yang berbeda.
(2) Buku atau sumber lain untuk menyusun perangkat
pembelajaran (Silabus, RPP, Media, LKS, dan Evaluasi)
(3) Buku referensi untuk penyusunan RPP yang wajib dibawa
peserta:
(a) Guru kelas (SD) mencakup keseluruhan mapel
(Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PKn, dan
Tematik) untuk keseluruhan jenjang kelas SD (kelas 1 s.d.
6). Buku referensi minimum 2 dari penerbit yang berbeda.
(b) Guru mata pelajaran wajib membawa buku referensi untuk
penyusunan RPP mapel untuk keseluruhan jenjang kelas di
sekolah (kelas 1 s.d. 3) dimana mapel tersebut diajarkan.
Buku referensi minimum 2 dari penerbit yang berbeda.
26
(c) Guru BK wajib membawa buku referensi yang berkaitan
dengan BK, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor, program penyelenggaraan
bimbingan dan konseling, contoh laporan pelaksanaan
bimbingan dan konseling, contoh instrumen asesmen, dan
contoh media serta pendukung penyelenggaraan layanan
BK.
b) Peserta diperkenankan membawa laptop dan printer sejauh
memungkinkan dan memperlancar pelaksanaan PLPG. Jika
membawa kedua alat tersebut, peserta diwajibkan membawa
konektor listrik (rol kabel) dan kertas HVS ukuran A4 secukupnya
untuk mencetak proposal atau perangkat pembelajaran.
c) Media pembelajaran
d) Kurikulum, silabus, dan RPP
e) Kertas kerja (folio bergaris) dan alat tulis selama PLPG disediakan
sendiri oleh peserta.
b. Perlengkapan Umum:
1) Pakaian secukupnya (pakaian batik, hitam-putih, dinas, dan pakaian di
luar kegiatan kedinasan)
2) Obat-obatan bersifat pribadi diharapkan dibawa sendiri oleh peserta.
3. Fasilitas Pelaksanaan PLPG
a. Ruang aula untuk acara pembukaan, ujian, dan penutupan PLPG
b. Ruang kelas dengan kapasitas 30 orang
1) Papan tulis atau white board
2) OHP atau LCD
3) Meja dan kursi peserta
4) Meja dan kursi instruktur
5) Spidol white board atau kapur tulis
c. Ruang peer teaching
27
1) Papan tulis atau white board
2) OHP atau LCD
3) Meja dan kursi peserta
4) Meja dan kursi instruktur
5) Spidol white board atau kapur tulis
d. Kamar tidur peserta
1) Kamar tidur kapasitas 2-4 orang peserta
2) Almari pakaian
3) Penerangan (lampu)
c. Lain-lain
1) Tempat parkir yang mencukupi
2) Kamar mandi yang mencukupi untuk seluruh peserta
3) WC/ toilet yang berdekatan dengan tempat diklat
4) Keamanan yang terjamin
4. Pendaftaran Peserta
a. Peserta melakukan pendaftaran kepada Panitia Pelaksana PLPG Rayon 138
di tempat pelatihan dan waktu yang telah ditentukan.
b. Pada saat pendaftaran peserta wajib menyerahkan persyaratan
pendaftaran, yaitu:
1) Surat izin/ tugas dari Kepala Sekolah/ Kepala Dinas Pendidikan.
2) Surat keterangan sehat dari dokter.
3) Pasfoto terbaru berwarna (enam bulan terakhir dan bukan polaroid)
ukuran 3x4 =4 lembar; dan 4x6=2 lembar. Bagi peserta yang lahir
pada tahun ganjil, background foto berwarna merah. Sedangkan
peserta yang lahir pada tahun genap, background foto berwarna
biru. Pada bagian belakang setiap pasfoto ditulis identitas peserta
(nama, nomor peserta, dan mapel).
c. Setelah melakukan pendaftaran peserta akan mendapatkan :
1) Buku panduan PLPG Rayon 138
2) Modul pelatihan
28
3) Kartu identitas peserta PLPG Rayon 138
4) Jadwal pelaksanaan PLPG
5) Kunci kamar (sesuai dengan kapasitas kamar tempat pelatihan)
d. Registrasi peserta PLPG dimulai pukul 10.00 s.d. 14.00 WIB
5. Tata Tertib
a. Pembelajaran/ workshop/ peer teaching
1) Peserta wajib mengikuti seluruh program diklat termasuk ujian.
2) Peserta wajib menandatangani daftar hadir pada setiap sesi PLPG.
Daftar hadir disiapkan oleh Divisi PLPG - Panitia Sertifikasi Guru Rayon
138.
3) Jumlah minimal kehadiran selama PLPG adalah 80%. Apabila
ketidakhadiran peserta melebihi 20% dari keseluruhan program diklat,
maka peserta dinyatakan gugur dan tidak berhak memperoleh sertifikat.
4) Peserta wajib meminta izin kepada panitia apabila hendak
meninggalkan ruang dan lokasi pelatihan.
5) Peserta wajib sudah hadir paling lambat 10 menit sebelum sesi
pelatihan dimulai.
6) Selama diklat berlangsung, peserta dilarang mengaktifkan handphone
atau alat komunikasi lainnya.
b. Pakaian
Selama PLPG, semua peserta wajib berpakaian rapi dan sopan dengan
pengaturan sebagai berikut:
Hari ke-1,2 =Batik lengan panjang;
Hari ke-3,4 =Pria:
Pakaian bawah warna hitam dan pakaian atas
warna putih serta berdasi
Wanita:
Pakaian bawah warna hitam dan pakaian atas
warna putih
Hari ke-5,6 =Pakaian dinas kerja;
Hari ke-7,8,9 =Pria:
Pakaian bawah warna hitam dan pakaian atas
warna putih serta berdasi
Wanita:
29
Pakaian bawah warna hitam dan pakaian atas
warna putih
Hari ke-10 =Batik lengan panjang.

c. Akomodasi dan konsumsi
1) Peserta wajib menerima pengaturan tempat yang telah ditentukan oleh
panitia penyelenggara.
2) Apabila selama pelaksanaan PLPG peserta menerima tamu, peserta
wajib melaporkanya kepada panitia penyelenggara dan satpam. Peserta
tidak diperkenankan menerima tamu di dalam kamar.
3) Selama PLPG berlangsung, makan pagi, makan siang, makan malam dan
snack (kudapan) disediakan oleh panitia. Pada hari pertama, Panitia
tidak menyediakan makan siang. Konsumsi mulai disediakan pada
sore hari (snack/ kudapan). Pada hari terakhir, konsumsi disediakan
sampai dengan makan siang.
d. Ujian
1) Peserta wajib hadir 15 menit sebelum ujian dimulai. Jika peserta
terlambat 15 menit setelah ujian tersebut dimulai, kepadanya tidak
diperkenankan mengikuti ujian.
2) Peserta wajib membawa pensil 2B, rautan, penghapus, ballpoint,
dan penghapus cair (tip-ex).
3) Peserta wajib mematuhi petunjuk-petunjuk yang ditetapkan oleh Divisi
PLPG - Panitia Sertifikasi Guru Rayon 138.
4) Peserta dilarang membawa buku, kalkulator ataupun catatan lain
dalam kelas pada saat ujian berlangsung, kecuali ditentukan lain oleh
Divisi PLPG - Panitia Sertifikasi Guru Rayon 138.
5) Peserta wajib menjaga ketenangan dan ketertiban selama ujian
berlangsung.
6) Peserta dilarang melakukan segala bentuk kecurangan seperti
mencontek atau bekerja sama dengan peserta ujian lainnya.
30
Apabila terbukti melakukan kecurangan, maka peserta akan dinyatakan
GUGUR untuk ujian yang dilaksanakan pada mata pelajaran tersebut.
7) Peserta wajib menonaktifkan alat komunikasi apapun selama ujian
berlangsung.
e. Tata Tertib di Wisma/ Tempat Penginapan
1) Seluruh peserta wajib tinggal di wisma/ tempat penginapan yang telah
disediakan oleh Divisi PLPG - Panitia Sertifikasi Guru Rayon 138.
2) Peserta wajib berpakaian rapi, sopan, dan tidak mencolok selama
berada di wisma.
3) Peserta dilarang membuat kegaduhan yang dapat mengganggu
penghuni lainnya.
4) Peserta dilarang memasuki kamar peserta lain yang berbeda jenis
kelamin.
5) Peserta dilarang berada di luar kamar setelah pukul 23.00 WIB.
6) Peserta dilarang membawa minuman keras, narkoba, binatang
peliharaan, maupun hal-hal lain yang dapat membahayakan diri sendiri
maupun orang lain.
7) Bila ada keperluan untuk keluar area diklat, maka wajib izin Panitia
PLPG.
8) Peserta yang akan meninggalkan penginapan sebelum PLPG selesai
wajib izin Divisi PLPG - Panitia Sertifikasi Guru Rayon 138.
9) Peserta dilarang menerima tamu di kamar.
10) Waktu makan dan snack (kudapan) bagi peserta sebagai berikut :
Makan pagi : 06.00 07.00 WIB
Snack : 09.30 09.50 WIB
Makan siang : 12.20 13.20 WIB
Snack : 15.50 16.20 WIB
Makan malam : 18.00 19.30 WIB
11) Peserta wajib memelihara kebersihan, ketertiban, dan sopan santun
selama tinggal di wisma
31
12) Tamu untuk peserta wajib melapor kepada panitia sebelum dan
sesudah bertemu dengan peserta.
13) Jika ada peserta yang sakit dan perlu dibawa ke rumah sakit/ balai
pengobatan, wajib segera melapor kepada panitia.
14) Peserta wajib mentaati segala ketentuan yang berlaku di lingkungan
wisma.
15) Hal-hal yang kurang jelas dan belum diatur dalam tata tertib ini akan
diinformasikan lebih lanjut.
f. Lain-lain
1) Peserta ikut bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan
pelaksanaan kegiatan PLPG
2) Panitia tidak menyediakan layanan jasa laundry atau telepon.
Penggunaan telepon oleh peserta ditanggung oleh peserta. Panitia akan
memberikan bantuan informasi tentang jasa laundry, travel, wartel,
pemesanan tiket, tempat belanja, dll.
3) Semua keperluan pribadi peserta di luar yang disediakan panitia,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab peserta sendiri.
4) Peserta diklat diharapkan ikut menjaga dan memupuk suasana
kekeluargaan selama kegiatan berlangsung

6. Tempat pelaksanaan PLPG


No.
Alamat Registrasi
1
LPMP, Jl. BPG Raya, Tirtomartani, Kalasan, Yogyakarta
(0274) 496921/ 497002
Hari H
Pukul:
10.00 -14.00
WIB
2
Hotel Museum Batik, Jl. Dr. Soetomo No. 13A Yogyakarta
(0274) 541755, 541766
3
Hotel Madukoro, Jl. Tamansiswa No. 117, Yogyakarta
(0274) 373609
4
Hotel Cailendra, Jl. Tamansiswa 91, Yogyakarta (0274)
373761
32
Catatan:
1. Registrasi dilaksanakan pada hari H pelaksanaan.
2. Pembukaan PLPG dilaksanakan pada hari H pukul 15.00 WIB
3. Dalam hal khusus, ada kemungkinan ada perubahan/ penambahan tempat
pelaksanaan PLPG

Ketentuan lain yang belum tercantum dalam ketentuan ini dapat ditanyakan
pada saat registrasi atau check in.

M. PENUTUP
Panitia Rayon 138 membuat panduan teknis pelaksanaan PLPG untuk
menjamin standarisasi isi (materi), proses, pengelolaan, penilaian, dan lulusan.
Terima kasih banyak atas partisipasi berbagai pihak dalam PLPG tahun 2013.
Semoga kesempatan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para guru untuk
memperluas pengetahuan dan wawasan dalam meningkatan mutu
pembelajaran. Jika ada hal-hal yang belum jelas, silahkan hubungi panitia.

Yogyakarta, Agustus 2013

Divisi PLPG Panitia Sertifikasi Guru Rayon 138




33
LAMPIRAN-LAMPIRAN
(1)
INSTRUMEN PENILAIAN PROSES WORKSHOP
(IPPW)


Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir penilaian proses workshop dengan cara melingkari angka
pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1 =sangat tidak baik;
2 =tidak baik; 3 =kurang baik; 4 =baik; 5 =sangat baik

Nama yang Dinilai : ..................................................................................................................................
Mata Pelajaran : ..................................................................................................................................
Waktu : ......................................... Tempat : .............................................................
No. Aspek yang dinilai Skor
1.
Tanggung jawab (sanggup menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan,
misal: melaksanakan pembelajaran dengan baik dan sesuai jadwal)
1 2 3 4 5
2. Kemandirian (tidak tergantung pada teman lainnya) 1 2 3 4 5
3.
Kejujuran (menyampaikan sesuatu apa adanya, misal: tidak mengaku
buatannya, bila dia memang tidak membuat produk itu)
1 2 3 4 5
4.
Kedisiplinan (kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, misal mulai dan
mengakhiri kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal)
1 2 3 4 5
5.
Etos kerja (komitmen dan semangat dalam melaksanakan tugas, misal yang
memiliki etos kerja tinggi, bersemangat melaksanakan dan mentaati kaidah-
kaidah dalam tugas)
1 2 3 4 5

6.

Inovasi dan Kreativitas (kemampuan dan kemauan untuk mengadakan
pembaharuan melalui olah pikirnya, misal selalu berusaha menggunakan alam
sekitar dan bahan-bahan yang ada di sekitarnya dalam proses pembelajaran di
kelas)
1 2 3 4 5
7.
Kemampuan berkomunikasi (dapat menyampaikan ide-idenya dengan bahasa
yang baik dan dapat dipahami oleh sasaran, misal: dalam keseharian dapat
berkomunikasi secara baik dengan sejawat)
1 2 3 4 5
8. Kemampuan bekerjasama 1 2 3 4 5
SKOR TOTAL
......................... , .................................
Penilai,


( ....................................................... )
NIP/ NIK ................................................
34
(2)
INSTRUMEN PENILAIAN PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN/ PENILAIAN TINDAKAN KELAS
(IPP-PTK)

JUDUL : ..................................................................................................................................
PENGUSUL
A. Nama Peneliti : ..................................................................................................................................
B. No. Peserta : ..................................................................................................................................
NO. KRITERIA ACUAN SKOR
1. Judul
Maksimal 20 kata, spesifik, jelas menggambarkan
masalah yang diteliti, tindakan untuk mengatasi
masalah, hasil yang diharapkan, dan tempat penelitian
5
2. Pendahuluan
a. Keberadaan masalah nyata, jelas, dan mendesak
b. Penyebab masalah jelas
c. Masalah dan penyebabnya diidentifikasi secara jelas
5
5
5
3.
Perumusan
dan Pemecahan
Masalah
a. Rumusan masalah dalam bentuk rumusan masalah
PT/ PTK
b. Bentuk tindakan untuk memecahkan masalah sesuai
dengan masalah
c. Secara jelas tampak indikator keberhasilan
5

5

5
4. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah 5
5. Manfaat Jelas manfaat hasil penelitiannya 5
6. Kajian Pustaka
a. Relevansi antara point-point yang dikaji dengan
permasalahan
b. Jelas kerangka berpikir penelitiannya
5

10
7.
Metode
Penelitian
a. Jelas subjek, tempat, dan waktu (setting) penelitian
b. Ada perencanaan rinci langkah-langkah (skenario)
PTK
c. Jelas dan tepat siklus-siklusnya
d. Kriteria keberhasilan
5

10

5
5


35

NO. KRITERIA ACUAN SKOR
8. Jadwal Penelitian
Jelas jadwal penelitiannya dalam bentuk Gantt Chart
(tindakan dimulai bulan Juli)
5
9. Daftar Pustaka Penulisan daftar pustaka sesuai ketentuan 5
10.
Penggunaan
Bahasa
Bahasa baku 5
TOTAL 100
......................... , tanggal ................



Penilai/ Instruktur,



36
(3)
INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
(IPPP-1)

Petunjuk
Berilah skor pada butir-butir perencanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka
pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik
NO. ASPEK YANG DINILAI SKOR
1.
Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan
penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)
1 2 3 4 5
2.
Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik
peserta didik)
1 2 3 4 5
3.
Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan
kesesuaian dengan alokasi waktu)
1 2 3 4 5
4.
Pemilihan sumber/ media pembelajaran (sesuai dengan tujuan,
materi, dan karakteristik peserta didik)
1 2 3 4 5
5.
Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan
pembelajaran : awal, inti, dan penutup)
1 2 3 4 5
6.
Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin
strategi/ metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)
1 2 3 4 5
7.
Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran,
kelengkapan teknik penilaian, misal: penilaian otentik, portofolio,
dan dengan pengamatan
1 2 3 4 5
8.
Kelengkapan instrumen penilaian (soal, kunci, pedoman
penskoran)
1 2 3 4 5
SKOR TOTAL
......................... , .................................
Penilai,


( ....................................................... )
NIP/ NIK ................................................
37
(4)
INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(IPPBK)


A. Nama Peneliti : ..................................................................................................................................
B. No. Peserta : ..................................................................................................................................
C. Asal Sekolah : ..................................................................................................................................

Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir perencanaan bimbingan dan konseling dengan cara
melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1 =
sangat tidak baik, 2 =tidak baik , 3 =kurang baik, 4 =baik, 5 =sangat baik



NO. ASPEK PROGRAM SKOR
1. DASAR PEMIKIRAN
a. Menggambarkan Kebutuhan Konseli 1 2 3 4 5
b. Berpijak pada kebijakan sekolah dan sistem pendidikan
nasional
1 2 3 4 5
c. Mengacu pada hasil evaluasi penyelenggaraan layanan BK
sebelumnya
1 2 3 4 5
d. Sesuai dengan kekuatan dan kelemahan sekolah 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
2. TUJUAN PROGRAM
a. Mengarah pada pencapaian perkembangan konseli secara
optimal
1 2 3 4 5
b. Menunjang pencapaian tujuan institusi sekolah dan
pendidikan nasional
1 2 3 4 5
c. Bersifat ideal dan secara realistis dapat dicapai 1 2 3 4 5
d. Mencakup tujuan umum dan tujuan khusus 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
38


NO. ASPEK PROGRAM SKOR
3. BIDANG LAYANAN
a. Mencakup seluruh aspek perkembangan konseli 1 2 3 4 5
b. Menggambarkan kebutuhan layanan seluruh konseli 1 2 3 4 5
c. Keseimbangan layanan antara pribadi, sosial, belajar dan
karir
1 2 3 4 5
Skor Sub Total
4. STRATEGI LAYANAN
a. Relevan dengan tujuan dan bidang layanan 1 2 3 4 5
b. Realistis untuk dapat dilaksanakan 1 2 3 4 5
c. Menggambarkan kekinian yang memungkinkan
diapresiasi konseli
1 2 3 4 5
d. Ditunjang dengan perlengkapan dan media yang memadai 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
5. PERSONEL LAYANAN
a. Menggambarkan kompetensi/ keahlian dan kewenangan
layanan
1 2 3 4 5
b. Memadai untuk melaksanakan tugas layanan 1 2 3 4 5
c. Menggambarkan tanggungjawab seluruh personel sekolah 1 2 3 4 5
d. Menggambarkan koordinasi dan komunikasi layanan 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
6. WAKTU PELAKSANAAN LAYANAN
a. Sesuai dengan kalender akademik sekolah 1 2 3 4 5
b. Memiliki keseimbangan antar layanan 1 2 3 4 5
c. Realistis dan sesuai dengan kebutuhan konseli dan sekolah 1 2 3 4 5
d. Terjadwal dengan baik 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
39

NILAI =

SKOR TOTAL

x

100 =

160
Komentar/ Catatan:
..............................................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................................


................................., ............................... 2013
Penilai I, Penilai II,



...................................................................... ......................................................................
NIA NIA
NO. ASPEK PROGRAM SKOR
7. FASILITAS PENDUKUNG 1 2 3 4 5
a. Kejelasan kebutuhan anggaran dan sumber
pembiayaannya
1 2 3 4 5
b. Kesediaan tempat penyelenggaraan bimbingan dan
konseling secara memadai
1 2 3 4 5
c. Ketersediaan perlengkapan layanan sesuai kebutuhan 1 2 3 4 5
d. Kelengkapan bahan pustaka secara memadai 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
8. RENCANA EVALUASI 1 2 3 4 5
a. Evaluasi BK dilakukan terhadap program, proses dan hasil
layanan
1 2 3 4 5
b. Memiliki kejelasan tujuan dan aspek evaluasi 1 2 3 4 5
c. Memiliki kejelasan metode dan waktu evaluasi 1 2 3 4 5
d. Melibatkan personel yang memiliki keahlian dan
kewenangan
1 2 3 4 5
e. Dijadikan sebagai bahan pengembangan program BK
selanjutnya
1 2 3 4 5
Skor Sub Total
JUMLAH SKOR TOTAL
40
(5)
INSTRUMEN PENILAIAN
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL
(IPRPLKI)

A. Nama Peneliti : ..................................................................................................................................
B. No. Peserta : ..................................................................................................................................
C. Asal Sekolah : ..................................................................................................................................
D. Penilaian : Workshop

Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir perencanaan pelaksanaan layanan konseling individual
dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai
berikut: 1 =sangat tidak baik, 2 =tidak baik , 3 =kurang baik, 4 =baik, 5 =sangat baik
ASPEK LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKOR
1. RUMUSAN TUJUAN
a. Ketepatan perumusan tujuan layanan konseling 1 2 3 4 5
b. Relevansi tujuan dengan permasalahan konseli 1 2 3 4 5
SKOR SUB TOTAL
2. RUMUSAN MASALAH
a. Ketepatan dalam mendeskripsikan masalah yang dialami
konseli
1 2 3 4 5
b. Ketepatan dalam menentukan penyebab terjadinya
masalah konseli
1 2 3 4 5
c. Ketepatan dalam mendeskripsikan kekuatan dan
kelemahan konseli
1 2 3 4 5
SKOR SUB TOTAL
3. TEKNIK PEMECAHAN MASALAH
a. Ketepatan pemilihan teknik konseling sesuai dengan
masalah konseli
1 2 3 4 5
b. Relevansi pemilihan teknik konseling dengan tujuan
pemecahan masalah
1 2 3 4 5
SKOR SUB TOTAL


41
ASPEK LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKOR
4. TAHAP KEGIATAN KONSELING
a. Kejelasan dan keterarahan rumusan aktivitas yang akan
dilakukan konselor dalam setiap langkah :
1 2 3 4 5
1) Pembukaan (kejelasan dan keterarahan aktivitas
konselor dengan tujuan tahap pembukaan)
1 2 3 4 5
2) Transisi (kejelasan dan keterarahan aktivitas konselor
dengan tujuan tahap transisi)
1 2 3 4 5
3) Inti (kejelasan dan keterarahan intervensi yang akan
digunakan konselor untuk mengubah perilaku konseli
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan)
1 2 3 4 5
4) Penutupan (kejelasan keterarahan kegiatan konselor
dengan tujuan tahap penutupan, meliputi: merangkum,
refleksi, memberikan penguatan, dan tindak lanjut)
1 2 3 4 5
SKOR SUB TOTAL
5. RENCANA EVALUASI KONSELING
a. Relevansi rumusan evaluasi dengan tujuan konseling 1 2 3 4 5
b. Relevansi rumusan evaluasi dengan tahapan aktivitas
konseling
1 2 3 4 5
c. Kejelasan kriteria keberhasilan konseling 1 2 3 4 5
d. Kejelasan tindak lanjut setelah konseling 1 2 3 4 5
SKOR SUB TOTAL
SKOR TOTAL


NILAI =

SKOR TOTAL

x

100 =

80
Komentar/ Catatan:
..............................................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................................

................................., ............................... 2013
Penilai I, Penilai II,



...................................................................... ......................................................................
NIA NIA
(6)
42
INSTRUMEN PENILAIAN
RENCANA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK ATAU KLASIKAL
(IPRLBK)

A. Nama Peserta : ..................................................................................................................................
B. Asal Sekolah : ..................................................................................................................................
C. No. Peserta : ..................................................................................................................................
D. Penilaian : Workshop

Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir perencanaan pelaksanaan layanan konseling individual
dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai
berikut: 1 =sangat tidak baik, 2 =tidak baik , 3 =kurang baik, 4 =baik, 5 =sangat baik
ASPEK LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKOR
1. Relevansi Topik dengan Kebutuhan atau kompetensi
konseli
1 2 3 4 5
2. Ketepatan perumusan tujuan pelayanan 1 2 3 4 5
3. Relevansi teknik/ metode dengan tujuan bimbingan 1 2 3 4 5
4. Relevansi alat dan media dengan topik bimbingan 1 2 3 4 5
5. Kejelasan dan keterarahan rumusan aktivitas yang
dilakukan oleh guru BK dalam setiap langkah:


a. Pembukaan (kejelasan dan keterarahan aktivitas
guru BK dengan tujuan tahap pembukaan)
1 2 3 4 5

b. Transisi (kejelasan dan keterarahan aktivitas guru BK
dengan tujuan tahap transisi)
1 2 3 4 5

c. Inti (kejelasan dan keterarahan intervensi yang akan
digunakan oleh guru BK untuk mengubah perilaku
konseli dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan)
1 2 3 4 5

d. Penutupan (kejelasan keterarahan kegiatan guru BK
dengan tujuan tahap penutupan, meliputi:
merangkum, refleksi, memberikan penguatan, dan
tindak lanjut)
1 2 3 4 5
6. Kelengkapan RPLBK (sumber materi/ referensi,
dukungan alat bantu, dukungan data/ pemetaan
kebutuhan konseli)
1 2 3 4 5


43

ASPEK LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKOR
7. Orisinalitas dan kreativitas dalam melakukan
persiapan/ menyusun RPLBK
1 2 3 4 5
Jumlah Total

NILAI=SKOR TOTAL x 100 =
50

Komentar/ Catatan:
..............................................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................................


................................., ............................... 2013
Penilai I, Penilai II,



...................................................................... ......................................................................
NIA NIA

44

(7)
INSTRUMEN PENILAIAN
LAPORAN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(IPLPBK)

A. Nama Peserta : ..................................................................................................................................
B. Asal Sekolah : ..................................................................................................................................
C. No. Peserta : ..................................................................................................................................

Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir perencanaan pelaksanaan layanan konseling individual
dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai
berikut: 1 =sangat tidak baik, 2 =tidak baik , 3 =kurang baik, 4 =baik, 5 =sangat baik


NO ASPEK LAPORAN SKOR
1. DAFTAR KONSELI
a. Kejelasan kelas bimbingan 1 2 3 4 5
b. Kejelasan jumlah dan daftar konseli yang dibimbing 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
2. KEBUTUHAN PERKEMBANGAN DAN
PERMASALAHAN KONSELI

a. Tersedianya data kebutuhan konseli 1 2 3 4 5
b. Tersedianya data kebutuhan konseli secara
komprehensif
1 2 3 4 5
c. Data kebutuhan konseli berdasarkan hasil
pengukuran
1 2 3 4 5
Skor Sub Total
3. PROGRAM BK SEKOLAH
a. Ketersediaan program BK tahunan/ semesteran 1 2 3 4 5
b. Ketersediaan rencana kegiatan secara umum 1 2 3 4 5
c. Ketersediaan Rencana Pelaksanaan layanan BK 1 2 3 4 5
Skor Sub Total
45


NO ASPEK LAPORAN SKOR
4. PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN
TAHUNAN/ SEMESTERAN

a. Ketersediaan layanan bimbingan dan konseling
secara individual dan kelompok serta klasikal
1 2 3 4 5
b. Ketersediaan layanan bimbingan pribadi, sosial,
belajar dan karir
1 2 3 4 5
c. Semua aktivitas layanan terjadwal 1 2 3 4 5
d. Tergambarkan aktivitas yang sudah dan belum
terlaksana
1 2 3 4 5
Skor Sub Total
5. DUKUNGAN DAN HAMBATAN PELAKSANAAN
Terungkapnya dukungan dan hambatan
penyelenggaraan program
1 2 3 4 5
Skor Sub Total
6. HASIL LAYANAN
a. Deskripsi hasil kegiatan yang dapat dicapai 1 2 3 4 5
b. Keberhasilan yang diperoleh berkaitan dengan
keutuhan kompetensi konseli
1 2 3 4 5
Skor Sub Total
7. TINDAK LANJUT
a. Kejelasan tindak lanjut dalam pengembangan
program
1 2 3 4 5
b. Tindak lanjut dalam perbaikan ketenagaan 1 2 3 4 5
c. Tindak lanjut dalam perbaikan layanan 1 2 3 4 5
d. Tindak lanjut dalam perbaikan fasilitas 1 2 3 4 5
e. Tindak lanjut dalam proporsi bidang dan waktu
kegiatan
1 2 3 4 5
Skor Sub Total
46

NILAI= SKOR TOTAL x 100 =
120

Komentar/ Catatan:
..............................................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................................


................................., ............................... 2013
Penilai I, Penilai II,



...................................................................... ......................................................................
NIA NIA

NO ASPEK LAPORAN SKOR
8. DOKUMEN LAPORAN (BUKTI FISIK)
a. Semua rencana kegiatan terdokumenkan 1 2 3 4 5
b. Semua kegiatan bimbingan dan konseling
terdokumenkan
1 2 3 4 5
c. Semua hasil kegiatan bimbingan dan konseling
terdokumenkan
1 2 3 4 5
d. Semua laporan didistribusikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan
1 2 3 4 5
Skor Sub Total
JUMLAH SKOR TOTAL
47


(8)
INSTRUMEN PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(IPPP)


Petunjuk
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari
angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik
NO INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I PRAPEMBELAJARAN
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 1 2 3 4 5
2. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi pelajaran
3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5
4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4 5
5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki
belajar dan karakteristik siswa
1 2 3 4 5
6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5

B. Pendekatan/ strategi pembelajaran
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai dan karakaterstik siswa
1 2 3 4 5
8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5
9. Menguasai kelas 1 2 3 4 5
10. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4 5
11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif
1 2 3 4 5
12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan
1 2 3 4 5

C. Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran
13. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 3 4 5
48
NO INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI SKOR
14. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5
15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa

16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 5
17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 3 4 5
18. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar 1 2 3 4 5

E. Penilaian proses dan hasil belajar
19. Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4 5
20. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5

F. Penggunaan bahasa
21. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan
benar
1 2 3 4 5
22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

III PENUTUP
23. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
1 2 3 4 5
24. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau
kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/ pengayaan
1 2 3 4 5
Total Skor
Dengan ini saya menyatakan bahwa penilaian yang saya lakukan sesuai
dengan kondisi peserta yang sebenarnya, dan apabila di kemudian hari ternyata
pernyataan saya tidak benar, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.


................................., ............................... 2013
Penilai I, Penilai II,



...................................................................... ......................................................................
NIP/ NIP NIP/ NIK



49
(9)
INSTRUMEN PENILAIAN
PRAKTIK KONSELING INDIVIDUAL
(IPPKIN)

A. Nama Peserta : ..................................................................................................................................
B. Asal Sekolah : ..................................................................................................................................
C. No. Peserta : ..................................................................................................................................

Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir perencanaan pelaksanaan layanan konseling individual
dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai
berikut: 1 =sangat tidak baik, 2 =tidak baik , 3 =kurang baik, 4 =baik, 5 =sangat baik
No. KETERAMPILAN KONSELING INDIVIDUAL SKOR
A. ATTENDING (PERHATIAN)
1. MEMBANGUN HUBUNGAN
a. Menunjukkan empati terhadap kebutuhan konseli 1 2 3 4 5
b. Mengkomunikasikan rasa hormat kepada konseli 1 2 3 4 5
c. Menyampaikan kata-kata penerimaan (pembukaan)
ketika konseli datang
1 2 3 4 5
d. Mengkomunikasikan peran konselor 1 2 3 4 5
e. Menyampaikan tujuan konseling kepada konseli 1 2 3 4 5
f. Menemukan kebutuhan-kebutuhan konseli secara
konkrit
1 2 3 4 5
2. MEMPOSISIKAN DUDUK
a. Mengatur posisi dan jarak duduk 1 2 3 4 5
b. Mengatur kecondongan duduk secara santai 1 2 3 4 5
c. Melakukan kontak mata 1 2 3 4 5
d. Mengatur gerakan tangan dan kaki 1 2 3 4 5
e. Melakukan sentuhan yang diperlukan untuk
memberikan rasa nyaman kepada konseli
1 2 3 4 5


50
No. KETERAMPILAN KONSELING INDIVIDUAL SKOR
3. MENGAMATI
a. Menunjukkan pemahaman terhadap gerakan tubuh
konseli
1 2 3 4 5
b. Menunjukkan pemahaman terhadap ekspresi
konseli
1 2 3 4 5
c. Menunjukkan pemahaman terhadap pikiran konseli
melalui ekspresi wajah dan gerakan tubuh konseli
1 2 3 4 5
4. MENDENGARKAN
a. Memfokuskan perhatian pada pembicaraan konseli
tentang peristiwa dialaminya
1 2 3 4 5
b. Memfokuskan pada proses terjadinya peristiwa yang
dialami konseli
1 2 3 4 5
c. Memperhatikan saat konseli berbicara 1 2 3 4 5
B. RESPONDING
1. MERESPON TERHADAP ISI
a. Merespon pernyataan konseli berdasarkan urutan
kepentingan secara kronologis
1 2 3 4 5
b. Merespon pernyataan konseli berdasarkan sebab
akibat
1 2 3 4 5
c. Memfasilitasi konseli untuk mengeksplorasi isi
pembicaraan
1 2 3 4 5
2. MERESPON PERASAAN
a. Merespon perasaan konseli melalui pikiran konseli 1 2 3 4 5
b. Merespon perasaan konseli melalui pengalaman
konseli
1 2 3 4 5
3. MERESPON MAKNA
a. Memberi respon terhadap perasaan dan pikiran
konseli
1 2 3 4 5
b. Memberikan respon terhadap perasaan konseli
dengan memberikan alasan penyebab terjadinya
perasaan itu
1 2 3 4 5


51

No. KETERAMPILAN KONSELING INDIVIDUAL SKOR
C. PERSONALIZING (MEMPERSONALISASIKAN
MASALAH DAN TUJUAN)

1. Mempersonalisasikan kekurangan-kekurangan yang
ada pada konseli
1 2 3 4 5
2. Mempersonalisasikan keadaan (masalah) yang
dialami konseli karena tidak memiliki kemampuan
tertentu
1 2 3 4 5
3. Merumuskan kekurangan konseli dan sekaligus
menunjukkan keinginan konseli untuk melakukan
sesuatu
1 2 3 4 5
D. INITIATING (MENGINISIASI KEGIATAN KONSELI)
1. Merumuskan kegiatan atau langkah-langkah yang
akan dilakukan konseli
1 2 3 4 5
2. Mengembangkan langkah-langkah
awal/ menengah/ akhir yang akan dilakukan konseli
1 2 3 4 5
3. Menetapkan waktu untuk memulai melakukan
kegiatan (langkah-langkah) awal
1 2 3 4 5
4. Bersama-sama dengan konseli menetapkan waktu
pertemuan untuk memonitor langkah-langkah yang
akan dilakukan konseli
1 2 3 4 5
5. Memberikan penguatan positif/ negatif terhadap
konseli untuk melakukan rencana kegiatannya
1 2 3 4 5
SKOR TOTAL
NILAI= SKOR TOTAL x 100 =
160
Komentar/ Catatan:
..............................................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................................

................................., ............................... 2013
Penilai I, Penilai II,


...................................................................... ......................................................................
NIA NIA
52

(10)
INSTRUMEN PENILAIAN
PRAKTIK PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK ATAU KLASIKAL
(IP3LBK)

A. Nama Peneliti : ..................................................................................................................................
B. No. Peserta : ..................................................................................................................................
C. Asal Sekolah : ..................................................................................................................................

Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan koseling
dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai
berikut.
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik

ASPEK LAYANAN BIMBINGAN SKOR
1. TAHAP PEMBENTUKAN
a. Mengungkapkan tujuan kegiatan layanan bimbingan 1 2 3 4 5
b. Menjelaskan cara-cara pelaksanaan layanan yang
akan ditempuh
1 2 3 4 5
c. Menjelaskan asas-asas kegiatan bimbingan 1 2 3 4 5
d. Memfasilitasi terjadinya pengungkapan diri para
anggota
1 2 3 4 5
e. Keterlaksanaan kegiatan
penghangatan/ pengakraban
1 2 3 4 5
f. Menampilkan kehormatan kepada konseli (hangat,
tulus, bersedia membantu dan penuh empati)
1 2 3 4 5
Sub Total


53
ASPEK LAYANAN BIMBINGAN SKOR
2. TAHAP PERALIHAN/ TRANSISI
a. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada
tahap berikutnya
1 2 3 4 5
b. Memelihara suasana kelompok agar tetap semangat,
kompak dan fokus pada tujuan
1 2 3 4 5
c. Menerima perbedaan konseli secara terbuka 1 2 3 4 5
d. Memfasilitasi terjadinya perubahan suasana
interaksi antar anggota kelompok
1 2 3 4 5
Sub Total
3. TAHAP KEGIATAN INTI (PERUBAHAN PERILAKU)
a. Kemampuan mendorong anggota untuk berbagi
pemikiran dan pengalaman
1 2 3 4 5
b. Kemampuan untuk mengendalikan diri; tidak
mengambil alih permasalahan kesulitan yang
ditemukan oleh konseli
1 2 3 4 5
c. Kemampuan mengatur lalu lintas kegiatan secara
terarah
1 2 3 4 5
d. Kemampuan memotivasi anggota kelompok untuk
aktif terlibat
1 2 3 4 5
e. Kemampuan menggunakan teknik intervensi yang
relevan dengan perubahan perilaku yang
diharapkan
1 2 3 4 5
f. Kemampuan mengendalikan diri (aktif tetapi tidak
mendominasi pembicaraan)
1 2 3 4 5
Sub Total


54
ASPEK LAYANAN BIMBINGAN SKOR
4. TAHAP PENUTUPAN
a. Memberitahukan kegiatan akan segera diakhiri 1 2 3 4 5
b. Kemampuan merangkum proses dan hasil-hasil
kegiatan
1 2 3 4 5
c. Membahas kegiatan lanjutan yang dipandang perlu 1 2 3 4 5
d. Mengemukakan pesan dan harapan 1 2 3 4 5
Sub Total
SKOR TOTAL

NILAI= SKOR TOTAL x 100 =
100

Komentar/ Catatan:
..............................................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................................


................................., ............................... 2013
Penilai I, Penilai II,



...................................................................... ......................................................................
NIA NIA



55

(11)
INSTRUMEN PENILAIAN
KEPENGAWASAN MANAJERIAL (IPKM)
(untuk Tampilan kedua)

Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir Kemampuan Kepengawasan Manajerial dengan cara
melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik
NO. ASPEK YANG DINILAI SKOR
1. Kemampuan berkomunikasi dengan peserta lainnya 1 2 3 4 5
2. Urgensi masalah yang dipilih 1 2 3 4 5
3. Penguasaan masalah 1 2 3 4 5
4. Ketepatan usulan pemecahan masalah 1 2 3 4 5
5. Kejelasan penyampaian usulan pemecahan masalah 1 2 3 4 5
6. Penguasaan forum 1 2 3 4 5
7. Etika berkomunikasi 1 2 3 4 5
8. Penampilan secara umum 1 2 3 4 5
SKOR TOTAL .......
Catatan: Skor dikonversi ke 0 - 100
......................... , .................................
Penilai,


( ....................................................... )
NIP/ NIK ................................................


56
(12)
INSTRUMEN PENILAIAN
KEMAMPUAN KEPENGAWASAN AKADEMIK/ RANCANGAN PEMBINAAN (IPKA)

Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir rencana program kepengawasan dengan cara
melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai
berikut.
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik
NO. ASPEK YANG DINILAI SKOR
1.
Ketepatan rancangan program pembinaan yang
ditampilkan
1 2 3 4 5
2.
Kejelasan tujuan dan keterukuran indikator pencapaian
program pembinaan
1 2 3 4 5
3. Ketepatan pemilihan pendekatan program pembinaan 1 2 3 4 5
4.
Keruntutan skenario pembinaan (langkah-langkah
kegiatan pembinaan: awal, inti, dan akhir).
1 2 3 4 5
5.
Program pembinaan bisa dilaksanakan (feasibility
program)
1 2 3 4 5
6. Kebermaknaan program pembinaan 1 2 3 4 5
7. Keterkaitan dengan program sekolah 1 2 3 4 5
8. Ketepatan rancangan evaluasi program pembinaan 1 2 3 4 5
SKOR TOTAL .......

......................... , .................................
Penilai,


( ....................................................... )
NIP/ NIK ................................................

57

(13)
INSTRUMEN PENILAIAN
KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL
(IPPKS)

Dalam PLP, selain dinilai oleh instruktur, kompetensi kepribadian dan sosial
peserta juga akan dinilai oleh teman sejawatnya. Penilaian teman sejawat harus
dilakukan secara obyektif, atau sesuai dengan keadaan sebenarnya.
No. Aspek yang Dinilai Nomor Peserta Dalam Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Kedisiplinan (ketaatan mengikuti tata
tertib)

2. Penampilan (kerapian dan kewajaran)
3. Kesantunan berperilaku
4. Kemampuan bekerjasama
5. Kemampuan berkomunikasi
6. Komitmen
7. Keteladanan
8. Semangat
9. Empati
10. Tanggung Jawab
Rerata
Keterangan:
Setiap peserta menilai seluruh teman dalam kelompok peer teaching/
counseling/ supervising
Skor penilaian menggunakan skala 0 100
Penilaian setiap peserta di setiap aspek dilakukan dengan cara mengisi sel/ kotak
dalam tabel sesuai dengan nomor peserta dalam kelompok yang tertulis pada baris
paling atas
Skor akhir setiap peserta merupakan rerata dari hasil penilaian semua peserta

Penilai ,


( )
Boleh tidak mencantumkan nama
Tabel konversi ranking ke skor:
Ranking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skor 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10
58
(14)
INSTRUMEN PENILAIAN TEMAN SEJAWAT UNTUK UJIAN ULANG
(IPTSUU)



Nama yang Dinilai : .

Mata Pelajaran : ..

Waktu : .. Tempat : ..

NO. ASPEK YANG DINILAI
SKOR
(0 S/ D 100)
1. Penampilan (Kerapian dan kewajaran)
2. Kreativitas (mempunyai kiat-kiat mengajar)
3. Kesantunan berperilaku
4. Kejelasan dalam penyajian materi
5. Kemampuan berkomunikasi
6. Penguasaan materi
7. Alokasi/ pemanfaatan waktu
8. Disiplin dalam menunaikan tugas
RERATA

Penilai ,


( )
Boleh tidak mencantumkan nama









KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN
PROFESI GURU








KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN PROFESI GURU


Materi

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Tahun 2012









Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2012


i








KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN PROFESI GURU

3 Jam Pelajaran



Pengarah
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd

Penanggung Jawab
Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd

Tim Penyusun
Dra. Dian Mahsunah, M.Pd
Dian Wahyuni, SH, M.Ed
Drs. Arif Antono
Dra. Santi Ambarukmi, M.Ed

Editor
Prof. Dr. Sudarwan Danim




BAHAN AJAR PLPG
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP

ii

SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulisan bahan untuk mata ajar Kebijakan
Pengembangan Profesi Guru dapat diselesaikan. Bahan ajar ini dikembangkan dari rambu-
rambu struktur kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) tahun 2012.
Kehadiran bahan ajar ini diharapkan menjadi penguat bagi peserta PLPG untuk memenuhi
standar kompetensi lulusan yang telah dirumuskan.
Substansi bahan ajar ini berkaitan dengan kebijakan pembinaan dan pengembangan
profesi guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya tentang
peningkatan kompetensi, penilaian kinerja, pengembangan karir, perlindungan dan
penghargaan, serta etika profesi guru. Substansi sajian ini diharapkan dapat menginspirasi
peserta PLPG untuk memahami secara lebih mendalam dan mengaplikasikan secara baik hal-
hal yang berkaitan dengan kebijakan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa pencapaian standar kompetensi lulusan bagi
peserta PLPG merupakan salah satu prasyarat untuk mewujudkan guru yang profesional, yang
mampu mengelola proses pembelajaran yang bermutu. Hal ini menjadi bagian integral dari
upaya mentransformasi visi Badan Pengembangan SDMPK dan PMP, yaitu terselenggaranya
layanan prima untuk membentuk SDM pendidikan dan kebudayaan yang profesional dan
bermartabat serta penjaminan mutu pendidikan yang terstandar menjadi realitas.
Kami yakin dan percaya bahwa substansi bahan ajar ini sangat relevan bagi peserta
PLPG untuk memahami dan kemudian mengaplikasi-kan aneka kebijakan dalam
pengembangan profesi guru. Kami mengucap-kan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan bahan ajar ini. Mudah-mudahan kehadiran bahan ajar ini
dapat mengoptimasi peserta PLPG untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
pada satuan pendidikan tempatnya menjalankan tugas-tugas profesional.






Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
iii

PENGANTAR
KEPALA PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mengharuskan bahwa guru
profesional memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau Diploma IV dan
bersertifikat pendidik. Salah satu pola sertifikasi guru dalam jabatan adalah Pendidikan dan
Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah.
Salah satu mata ajar dalam PLPG tahun 2012 adalah Kebijakan Pengembangan Profesi
Guru. Bahan ajar ini ditulis dan dikembangkan bersama oleh Tim Pusat Pengembangan Profesi
Pendidik dengan editor Prof. Dr. Sudarwan Danim dari rambu-rambu struktur kurikulum PLPG
tahun 2012. Kehadiran bahan ajar ini diharapkan menjadi sumber belajar dan penguat bagi
peserta PLPG untuk memenuhi standar kompetensi lulusan yang telah disepakati oleh
pengembang sesuai dengan regulasi yang ada.
Secara keseluruhan, substansi bahan ajar ini berkaitan dengan kebijakan pembinaan dan
pengembangan profesi guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
khususnya tentang peningkatan kompetensi, penilaian kinerja, pengembangan karir,
perlindungan dan penghargaan, serta etika profesi guru. Substansi sajian ini diharapkan dapat
menginspirasi peserta PLPG untuk memahami secara lebih mendalam dan mengaplikasikan
secara baik hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan pengembangan profesi guru sebagaimana
dimaksud.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa pencapaian standar kompetensi lulusan bagi
peserta PLPG merupakan prasyarat untuk mewujudkan guru yang profesional, yang mampu
mengelola proses pembelajaran yang bermutu. Kami yakin dan percaya bahwa substansi
bahan ajar ini sangat relevan bagi peserta PLPG untuk memahami dan kemudian
mengaplikasikan aneka kebijakan dalam pengembangan profesi guru.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam penyusunan bahan ajar ini. Mudah-mudahan kehadiran bahan ajar ini dapat
mengoptimasi peserta PLPG untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di
sekolahnya.









Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
iv

DAFTAR ISI



SAMBUTAN ..................................................................................................... ii
PENGANTAR ................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 39
B. Standar Kompetensi .................................................................................... 40
C. Deskripsi Bahan Ajar .................................................................................. 40
D. Langkah-langkah Pembelajaran .................................................................. 41

BAB 1 KEBIJ AKAN UMUM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
GURU ..................................................................................................... 42
A. Latar Belakang ................................................................................ 42
B. Empat Tahap Mewujudkan Guru Profesional .................................... 44
C. Alur Pengembangan Profesi dan Karir ............................................. 46
D. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan ...................................... 48
E. Kebijakan Pemerataan Guru ............................................................ 50

BAB II PENINGKATAN KOMPETENSI ................................................................. 54
A. Esendi Peningkatan Kompetensi ..................................................... 54
B. Prinsip-Prinsip Peningkatan Kompetensi dan Karir ........................... 55
C. J enis Program ................................................................................. 57
D. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ..................................... 58
E. Uji Kompetensi ................................................................................ 65
Latihan dan Renungan ........................................................................... 69

BAB III PENILAIAN KINERJ A ............................................................................... 70
A. Latar Belakang ................................................................................. 70
B. Pengertian ........................................................................................ 70
C. Persyaratan ...................................................................................... 72
D. Prinsip-prinsip Pelaksanaan .............................................................. 72
E. Aspek yang Dinilai ............................................................................ 73
F. Prosedur Pelaksanaan ...................................................................... 74
G. Konversi Nilai Hasil PK Guru ke Angka Kredit ................................... 78
H. Penilai PK Guru ................................................................................ 80
I. Sanksi .............................................................................................. 81
J . Tugas dan Tanggung J awab ............................................................. 81
Latihan dan Renungan ............................................................................ 83

BAB IV PENGEMBANGAN KARIR ........................................................................ 84
A. Ranah Pengembangan Guru ............................................................ 84
B. Ranah Pengembangan karir ............................................................. 86
C. Kenaikan Pangkat ............................................................................. 90
Latihan dan Renungan ............................................................................ 93

BAB V PERLINDUNGAN DAN PENGHARGAAN ................................................. 94
A. Pengantar ......................................................................................... 94
B. Definisi ............................................................................................. 95
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
v

C. Perlindungan Atas Hak-hak Guru ...................................................... 96
D. J enis-jenis Upaya Perlindungan Hukum Bagi Guru ........................... 99
E. Asas Pelaksanaan ............................................................................ 102
F. Penghargaan dan Kesejahteraan ...................................................... 102
G. Tunjangan Guru ................................................................................ 109
Latihan dan Renungan ............................................................................ 113

BAB VI ETIKA PROFESI .................................................................................... 114
A. Profesi Guru Sebagai Panggilan J iwa ............................................... 114
B. Definisi ............................................................................................. 116
C. Guru dan Keanggotaan Organisasi Profesi ....................................... 116
D. Esensi Kode Etik dan Etika Profesi ................................................... 117
E. Rumusan Kode Etik Guru Indonesia ................................................. 118
F. Pelanggaran dan Sanksi ................................................................... 123
Latihan dan Renungan ............................................................................ 124

REFLEKSI AKHIR .................................................................................................... 125

ACUAN .................................................................................................................... 129


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada peradaban bangsa mana pun, termasuk Indonesia, profesi guru bermakna strategis karena
penyandangnya mengemban tugas sejati bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan,
pembudayaan, dan pembangun karakter bangsa. Makna strategis guru sekaligus meniscayakan
pengakuan guru sebagai profesi. Lahirnya Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, merupakan bentuk nyata pengakuan atas profesi guru dengan segala dimensinya. Di dalam
UU No. 14 Tahun 2005 ini disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Sebagai implikasi dari UU No. 14 Tahun 2005, guru harus menjalani proses sertifikasi untuk
mendapatkan Sertifikat Pendidik. Guru yang diangkat sejak diundangkannya UU ini, menempuh
program sertifikasi guru dalam jabatan, yang diharapkan bisa tuntas sampai dengan tahun 2015.
Pada spektrum yang lebih luas, pengakuan atas profesi guru secara lateral memunculkan
banyak gagasan. Pertama, diperlukan ekstrakapasitas untuk menyediakan guru yang profesional
sejati dalam jumlah yang cukup, sehingga peserta didik yang memasuki bangku sekolah tidak
terjebak pada ngarai kesia-siaan akibat layanan pendidikan dan pembelajaran yang buruk.
Kedua, regulasi yang implementasinya taat asas dalam penempatan dan penugasan guru agar
tidak terjadi diskriminasi akses layanan pendidikan bagi mereka yang berada pada titik-titik terluar
wilayah negara, di tempat-tempat yang sulit dijangkau karena keterisolasian, dan di daerah-daerah
yang penuh konflik.
Ketiga, komitmen guru untuk mewujudkan hak semua warga negara atas pendidikan yang
berkualitas melalui pendanaan dan pengaturan negara atas sistem pendidikan.
Keempat, meningkatkan kesejahteraan dan status guru serta tenaga kependidikan lainnya
melalui penerapan yang efektif atas hak asasi dan kebebasan profesional mereka.
Kelima, menghilangkan segala bentuk diskriminasi layanan guru dalam bidang pendidikan dan
pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan jender, ras, status perkawinan, kekurangmampuan,
orientasi seksual, usia, agama, afiliasi politik atau opini, status sosial dan ekonomi, suku bangsa, adat
istiadat, serta mendorong pemahaman, toleransi, dan penghargaan atas keragaman budaya
komunitas.
Keenam, mendorong demokrasi, pembangunan berkelanjutan, perdagangan yang fair, layanan
sosial dasar, kesehatan dan keamanan, melalui solidaritas dan kerjasama di antara anggota
organisasi guru di mancanegara, gerakan organisasi kekaryaan internasional, dan masyarakat
madani.
Beranjak dari pemikiran teoritis di atas, diperlukan upaya untuk merumuskan kebijakan dan
pengembangan profesi guru. Itu sebabnya, akhir-akhir ini makin kuat dorongan untuk melakukan kaji
ulang atas sistem pengelolaan guru, terutama berkaitan dengan penyediaan, rekruitmen,
pengangkatan dan penempatan, sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan kualifikasi dan kompetensi,
penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan dan perlindungan, kesejahteraan, pembinaan karir,
pengembangan keprofesian berkelanjutan, pengawasan etika profesi, serta pengelolaan guru di
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
39
daerah khusus yang relevan dengan tuntutan kekinian dan masa depan. Untuk tujuan itu,
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan selalu berusaha untuk menyempurnakan kebijakan di
bidang pembinaan dan pengembangan profesi guru.

B. Standar Kompetensi
Substansi material Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dituangkan ke dalam rambu-rambu
struktur kurikulum yang menggambarkan standar kompetensi lulusan. Berkaitan dengan mata ajar
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, kompetensi lulusan PLPG yang diharapkan disajikan berikut
ini.
1. Memahami kebijakan umum pembinaan dan pengembangan profesi guru di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Memahami esensi, prinsip, jenis program pengembangan keprofesian guru secara
berkelanjutan, serta uji kompetensi guru dan dampak ikutanya.
3. Memahami makna, persyaratan, prinsip-prinsip, tahap-tahap pelaksanaan, dan konversi nilai
penilaian kinerja guru.
4. Memahami esensi dan ranah pembinaan dan pengembangan guru, khususnya berkaitan dengan
keprofesian dan karir.
5. Memahami konsep, prinsip atau asas, dan jenis-jenis penghargaan dan perlindungan kepada
guru, termasuk kesejahteraannya.
6. Memahami dan mampu mengaplikasikan esensi etika profesi guru dalam pelaksanaan proses
pendidikan dan pembelajaran secara profesional, baik di kelas, di luar kelas, maupun di
masyarakat.

C. Deskripsi Bahan Ajar

Seperti dijelaskan di muka, bahwa substansi material Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)
dituangkan ke dalam rambu-rambu struktur kurikulum yang menggambarkan standar kompetensi
lulusan. Berkaitan dengan mata ajar Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, deskripsi umum bahan
ajarnya disajikan berikut ini.

1. Pengantar ringkas. Mengulas serba sekilas mengenai kebijakan umum pembinaan dan
pengembangan profesi guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Peningkatan kompetensi guru. Materi sajian terutama berkaitan dengan esensi, prinsip, jenis
program pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan, serta uji kompetensi guru dan
dampak ikutanya.
3. Penilaian kinerja guru. Materi sajian terutama berkaitan dengan makna, persyaratan, prinsip,
tahap-tahap pelaksanaan, dan konversi nilai penilaian kinerja guru.
4. Pengembangan karir guru. Materi sajian terutama berkaitan dengan esensi dan ranah
pembinaan dan pengembangan guru, khususnya berkaitan dengan keprofesian dan karir.
5. Perlindungan dan penghargaan guru. Materi sajian terutama berkaitan dengan konsep, prinsip
atau asas, dan jenis-jenis penghargaan dan perlindungan kepada guru, termasuk
kesejahteraannya.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
40
6. Etika profesi guru. Materi sajian terutama berkaitan dengan esensi etika profesi guru dalam
pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran secara profesional, baik di kelas, di luar kelas,
maupun di masyarakat.

D. Langkah-langkah Pembelajaran



Bahan ajar Kebijakan Pengembangan Profesi Guru ini dirancang untuk dipelajari oleh peserta PLPG,
sekali guru menjdi acuan dalam proses pembelajaran bagi pihak-pihak yang tergamit di dalamnya.
Selama proses pembelajaran akan sangat dominan aktivitas pelatih dan peserta PLPG. Aktivitas
peserta terdiri dari aktivitas individual dan kelompok. Aktivitas individual peserta mengawali akivitas
kelompok. Masing-masing aktivitas dimaksud disajikan dalam gambar.
Langkah-langkah aktivitas pembelajaran di atas tidaklah rijid. Namun demikian, melalui
aktivitas itu diharapkan peserta PLPG mampu memahami secara relatif luas dan mendalam tentang
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, khususnya di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional.



Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
41
BAB I
KEBIJAKAN UMUM PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN GURU

Materi sajian pada Bab I ini berupa pengantar umum yang mengulas serba
sekilas mengenai kebijakan umum pembinaan dan pengembangan profesi
guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sajian materi
ini dimaksudkan sebagai pengantar materi utama yang disajikan pada bab-
bab berikutnya, yaitu peningkatan kompetensi, penilaian kinerja,
pengembangan karir, perlindungan dan penghargaan, serta etika profesi.

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mengalami kecepatan dan percepatan luar
biasa, memberi tekanan pada perilaku manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan
hidupnya. Di bidang pendidikan, hal ini memunculkan kesadaran baru untuk merevitalisasi kinerja
guru dan tenaga kependidikan dalam rangka menyiapkan peserta didik dan generasi muda masa
depan yang mampu merespon kemajuan IPTEK, serta kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Peserta didik dan generasi muda sekarang merupakan manusia Indonesia masa depan yang
hidup pada era global. Globalisasi memberi penetrasi terhadap kebutuhan untuk mengkreasi model-
model dan proses-proses pembelajaran secara inovatif, kreatif, menyenangkan, dan transformasional
bagi pencapaian kecerdasan global, keefektifan, kekompetitifan, dan karakter bangsa. Negara-negara
yang berhasil mengoptimasi kecerdasan, menguasai IPTEK, keterampilan, serta karakter bangsanya
akan menjadi pemenang. Sebaliknya, bangsa-bangsa yang gagal mewujudkannya akan menjadi
pecundang.
Aneka perubahan era globalisasi, agaknya menjadi ciri khas yang berjalan paling konsisten.
Manusia modern menantang, mencipta, sekaligus berpotensi diterpa oleh arus perubahan.
Perubahan peradaban ini menuntut pertaruhan dan respon manusia yang kuat agar siap menghadapi
tekanan internal dan eksternal, serta menunjukkan eksistensi diri dalam alur peradaban.
Pada era globalisasi, profesi guru bermakna strategis, karena penyandangnya mengemban
tugas sejati bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan pembangun
karakter bangsa. Esensi dan eksistensi makna strategis profesi guru diakui dalam realitas sejarah
pendidikan di Indonesia. Pengakuan itu memiliki kekuatan formal tatkala tanggal 2 Desember 2004,
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mencanangkan guru sebagai profesi. Satu tahun kemudian,
lahir Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sebagai dasar legal
pengakuan atas profesi guru dengan segala dimensinya.
Metamorfosis harapan untuk melahirkan UU tentang Guru dan Dosen telah menempuh
perjalanan panjang. Pencanangan Guru sebagai Profesi oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono
menjadi salah satu akselerator lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 itu. Di dalam UU ini disebutkan bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
42
Pascalahirnya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, diikuti dengan beberapa
produk hukum yang menjadi dasar implementasi kebijakan, seperti tersaji pada Gambar 1.1.



Gambar 1.1 Milestone Pengembangan Profesi Guru
Aneka produk hukum itu semua bermuara pada pembinaan dan pengembangan profesi guru,
sekaligus sebagai pengakuan atas kedudukan guru sebagai tenaga profesional. Pada tahun 2012 dan
seterusnya pembinaan dan pengembangan profesi guru harus dilakukan secara simultan, yaitu
mensinergikan dimensi analisis kebutuhan, penyediaan, rekruitmen, seleksi, penempatan,
redistribusi, evaluasi kinerja, pengembangan keprofesian berkelanjutan, pengawasan etika profesi,
dan sebagainya. Untuk tujuan itu, agaknya diperlukan produk hukum baru yang mengatur tentang
sinergitas pengelolaan guru untuk menciptakan keselarasan dimensi-dimensi dan institusi yang
terkait.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
43


B. Empat Tahap Mewujudkan Guru Profesional
Kesadaran untuk menghadirkan guru dan tenaga kependidikan yang profesional sebagai sumber daya
utama pencerdas bangsa, barangkali sama tuanya dengan sejarah peradaban pendidikan. Di
Indonesia, khusus untuk guru, dilihat dari dimensi sifat dan substansinya, alur untuk mewujudkan
guru yang benar-benar profesional, yaitu: (1) penyediaan guru berbasis perguruan tinggi, (2) induksi
guru pemula berbasis sekolah, (3) profesionalisasi guru berbasis prakarsa institusi, dan (4)
profesionalisasi guru berbasis individu atau menjadi guru madani.
Berkaitan dengan penyediaan guru, UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru telah menggariskan bahwa penyediaan guru
menjadi kewenangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan, yang dalam buku ini disebut sebagai
penyediaan guru berbasis perguruan tinggi. Menurut dua produk hukum ini, lembaga pendidikan
tenaga kependidikan dimaksud adalah perguruan tinggi yang diberi tugas oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah, serta untuk menyelenggarakan dan
mengembangkan ilmu kependidikan dan nonkependidikan.
Guru dimaksud harus memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1/D-IV dan
bersertifikat pendidik. Jika seorang guru telah memiliki keduanya, statusnya diakui oleh negara
sebagai guru profesional. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen maupun PP No. 74 tentang
Guru, telah mengamanatkan bahwa ke depan, hanya yang berkualifikasi S1/D-IV bidang
kependidikan dan nonkependidikan yang memenuhi syarat sebagai guru. Itu pun jika mereka telah
menempuh dan dinyatakan lulus pendidikan profesi. Dua produk hukum ini menggariskan bahwa
peserta pendidikan profesi ditetapkan oleh menteri, yang sangat mungkin didasari atas kuota
kebutuhan formasi.
Khusus untuk pendidikan profesi guru, beberapa amanat penting yang dapat disadap dari dua
produk hukum ini. Pertama, calon peserta pendidikan profesi berkualifikasi S1/D-IV. Kedua, sertifikat
pendidik bagi guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi, baik
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, dan ditetapkan oleh pemerintah. Ketiga,
sertifikasi pendidik bagi calon guru harus dilakukan secara objektif, transparan, dan akuntabel.
Keempat, jumlah peserta didik program pendidikan profesi setiap tahun ditetapkan oleh
Menteri. Kelima, program pendidikan profesi diakhiri dengan uji kompetensi pendidik. Keenam, uji
kompetensi pendidik dilakukan melalui ujian tertulis dan ujian kinerja sesuai dengan standar
kompetensi.
Ketujuh, ujian tertulis dilaksanakan secara komprehensif yang mencakup penguasaan: (1)
wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan
kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar; (2) materi pelajaran
secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi mata pelajaran, kelompok mata pelajaran,
dan/atau program yang diampunya; dan (3) konsep-konsep disiplin keilmuan, teknologi, atau seni
yang secara konseptual menaungi materi pelajaran, kelompok mata pelajaran, dan/atau program
yang diampunya. Kedelapan, ujian kinerja dilaksanakan secara holistik dalam bentuk ujian praktik
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
44
pembelajaran yang mencerminkan penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan
sosial pada satuan pendidikan yang relevan.
Lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 dan PP No. 74 Tahun 2008 mengisyaratkan bahwa ke depan
hanya seseorang yang berkualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau D-IV dan memiliki
sertifikat pendidiklah yang legal direkruit sebagai guru. Jika regulasi ini dipatuhi secara taat asas,
harapannya tidak ada alasan calon guru yang direkruit untuk bertugas pada sekolah-sekolah di
Indonesia berkualitas di bawah standar. Namun demikian, ternyata setelah mereka direkruit untuk
menjadi guru, yang dalam skema kepegawaian negara untuk pertama kali berstatus sebagai calon
pegawai negeri sipil (PNS) guru, mereka belum bisa langsung bertugas penuh ketika menginjakkan
kaki pertama kali di kampus sekolah. Melainkan, mereka masih harus memasuki fase prakondisi yang
disebut dengan induksi.
Ketika menjalani program induksi, diidealisasikan guru akan dibimbing dan dipandu oleh
mentor terpilih untuk kurun waktu sekitar satu tahun, agar benar-benar siap menjalani tugas-tugas
profesional. Ini pun tentu tidak mudah, karena di daerah pinggiran atau pada sekolah-sekolah yang
nun jauh di sana, sangat mungkin akan menjadi tidak jelas guru seperti apa yang tersedia dan
bersedia menjadi mentor sebagai tandem itu. Jadi, sunggupun guru yang direkruit telah memiliki
kualifikasi minimum dan sertifikat pendidik, yang dalam produk hukum dilegitimasi sebagai telah
memiliki kewenangan penuh, masih diperluan program induksi untuk memposisikan mereka menjadi
guru yang benar-benar profesional.
Pada banyak literatur akademik, program induksi diyakini merupakan fase yang harus dilalui
ketika seseorang dinyatakan diangkat dan ditempatkan sebagai guru. Program induksi merupakan
masa transisi bagi guru pemula (beginning teacher) terhitung mulai dia petama kali menginjakkan
kaki di sekolah atau satuan pendidikan hingga benar-benar layak dilepas untuk menjalankan tugas
pendidikan dan pembelajaran secara mandiri.
Kebijakan ini memperoleh legitimasi akademik, karena secara teoritis dan empiris lazim
dilakukan di banyak negara. Sehebat apapun pengalaman teoritis calon guru di kampus, ketika
menghadapi realitas dunia kerja, suasananya akan lain. Persoalan mengajar bukan hanya berkaitan
dengan materi apa yang akan diajarkan dan bagaimana mengajarkannya, melainkan semua
subsistem yang ada di sekolah dan di masyarakat ikut mengintervensi perilaku nyata yang harus
ditampilkan oleh guru, baik di dalam maupun di luar kelas. Di sinilah esensi progam induksi yang
tidak dibahas secara detail di dalam buku ini.
Ketika guru selesai menjalani proses induksi dan kemudian secara rutin keseharian
menjalankan tugas-tugas profesional, profesionalisasi atau proses penumbuhan dan pengembangan
profesinya tidak berhenti di situ. Diperlukan upaya yang terus-menerus agar guru tetap memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum serta kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di sinilah esensi pembinaan dan pengembangan profesional guru.
Kegiatan ini dapat dilakukan atas prakarsa institusi, seperti pendidikan dan pelatihan, workshop,
magang, studi banding, dan lain-lain adalah penting. Prakarsa ini menjadi penting, karena secara
umum guru pemula masih memiliki keterbatasan, baik finansial, jaringan, waktu, akses, dan
sebagainya.


Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
45
C. Alur Pengembangan Profesi dan Karir
Saat ini, pengakuan guru sebagai profesi dan tenaga profesional makin nyata. Pengakuan atas
kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi mengangkat martabat dan peran guru sebagai
agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Aktualitas tugas dan fungsi
penyandang profesi guru berbasis pada prinsip-prinsip: (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan
idealisme; (2) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia; (3) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas; (4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; (5) memiliki tanggung
jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; (6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai
dengan prestasi kerja; (7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (8) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan; dan (9) memiliki organisasi profesi yang mempunyai
kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Saat ini penyandang profesi guru telah mengalami perluasan perspektif dan pemaknaannya.
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebutan guru mencakup: (1)
guru -- baik guru kelas, guru bidang studi/mata pelajaran, maupun guru bimbingan dan konseling
atau konselor; (2) guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah; dan (3) guru dalam jabatan
pengawas, seperti tertuang pada Gambar 1.2. Dengan demikian, diharapkan terjadi sinergi di dalam
pengembangan profesi dan karir profesi guru di masa depan.

Telah lama berkembang kesadaran publik bahwa tidak ada guru, tidak ada pendidikan formal.
Telah muncul pula kesadaran bahwa tidak ada pendidikan yang bermutu, tanpa kehadiran guru yang
profesional dengan jumlah yang mencukupi. Pada sisi lain, guru yang profesional nyaris tidak berdaya
tanpa dukungan tenaga kependidikan yang profesional pula. Paralel dengan itu, muncul pranggapan,
jangan bermimpi menghadirkan guru yang profesional, kecuali persyaratan pendidikan,
kesejahteraan, perlindungan, dan pemartabatan, dan pelaksanaan etika profesi mereka terjamin.
Selama menjalankan tugas-tugas profesional, guru dituntut melakukan profesionalisasi atau
proses penumbuhan dan pengembangan profesinya. Diperlukan upaya yang terus-menerus agar
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
46
guru tetap memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum serta
kemajuan IPTEK. Di sinilah esensi pembinaan dan pengembangan profesional guru. Kegiatan ini dapat
dilakukan atas prakarsa institusi, seperti pendidikan dan pelatihan, workshop, magang, studi
banding, dan lain-lain. Prakarsa ini menjadi penting, karena secara umum guru masih memiliki
keterbatasan, baik finansial, jaringan, waktu, akses, dan sebagainya.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 membedakan antara pembinaan dan
pengembangan kompetensi guru yang belum dan yang sudah berkualifikasi S-1 atau D-IV.
Pengembangan dan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru yang belum memenuhi kualifikasi S-1
atau D-IV dilakukan melalui pendidikan tinggi program S-1 atau program D-IV pada perguruan tinggi
yang menyelenggarakan program pendidikan tenaga kependidikan dan/atau program pendidikan
nonkependidikan yang terakreditasi.
Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik
dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dan/atau olah raga. Pengembangan
dan peningkatan kompetensi dimaksud dilakukan melalui sistem pembinaan dan pengembangan
keprofesian guru berkelanjutan yang dikaitkan dengan perolehan angka kredit jabatan fungsional.
Pembinaan dan pengembangan keprofesian guru meliputi pembinaan kompetensi-kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sementara itu, pembinaan dan pengembangan karier
meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Upaya pembinaan dan pengembangan karir
guru ini harus sejalan dengan jenjang jabatan fungsional mereka. Pola pembinaan dan
pengembangan profesi dan karir guru tersebut, sebagaimana disajikan pada Gambar 1.3., diharapkan
dapat menjadi acuan bagi institusi terkait dalam melaksanakan pembinaan profesi dan karir guru.

Pengembangan profesi dan karir diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru
dalam rangka pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Inisiatif
meningkatkan kompetensi dan profesionalitas ini harus sejalan dengan upaya untuk memberikan
penghargaan, peningkatan kesejahteraan dan perlindungan terhadap guru.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
47
Seperti telah dijelaskan di atas, PP No. 74 Tahun 2005 tentang Guru mengamanatkan bahwa
terdapat dua alur pembinaan dan pengembangan profesi guru, yaitu: pembinaan dan
pengembangan profesi, dan pembinaan dan pengembangan karir. Pembinaan dan pengembangan
profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud dilakukan melalui jabatan
fungsional.
Semua guru memiliki hak yang sama untuk mengikuti kegiatan pembinaan dan pengembangan
profesi. Program ini berfokus pada empat kompetensi di atas. Namun demikian, kebutuhan guru
akan program pembinaan dan pengembangan profesi beragam sifatnya. Kebutuhan dimaksud
dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu pemahaman tengtang konteks pembelajaran,
penguatan penguasaan materi, pengembangan metode mengajar, inovasi pembelajaran, dan
pengalaman tentang teori-teori terkini.
Kegiatan pembinaan dan pengembangan profesi dapat dilakukan oleh institusi pemerintah,
lembaga pelatihan (training provider) nonpemerintah, penyelenggara, atau satuan pendidikan. Di
tingkat satuan pendidikan, program ini dapat dilakukan oleh guru pembina, guru inti, koordinator
guru kelas, dan sejenisnya yang ditunjuk dari guru terbaik dan ditugasi oleh kepala sekolah. Analisis
kebutuhan, perumusan tujuan dan sasaran, desain program, implementasi dan layanan, serta
evaluasi program pelatihan dapat ditentukan secara mandiri oleh penyelenggara atau
memodifikasi/mengadopsi program sejenis.
Pembinan dan pengembangan karir guru terdiri dari tiga ranah, yaitu penugasan, kenaikan
pangkat, dan promosi. Sebagai bagian dari pengembangan karir, kenaikan pangkat merupakan hak
guru. Dalam kerangka pembinaan dan pengembangan, kenaikan pangkat ini termasuk ranah
peningkatan karir. Kenaikan pengkat ini dilakukan melalui dua jalur. Pertama, kenaikan pangkat
dengan sistem pengumpulan angka kredit. Kedua, kenaikan pangkat karena prestasi kerja atau
dedikasi yang luar biasa.

D. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan
Untuk menjadi guru profesional, perlu perjalanan panjang. Dengan demikian, kenijakan pembinaan
dan pengmbangan profesi guru harus dilakukan secara kontinyu, dengan serial kegiatan tertentu.
Diawali dengan penyiapan calon guru, rekruitmen, penempatan, penugasan, pengembangan profesi
dan karir (lihat Gambar 1.4), hingga menjadi guru profesional sejati, yang menjalani profesionalisasi
secara terus-menerus. Merujuk pada alur berpikir ini, guru profesional sesungguhnya adalah guru
yang di dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya bersifat otonom, menguasai kompetensi
secara komprehensif, dan daya intelektual tinggi.
Pengembangan keprofesian guru adakalanya diawali dengan penilaian kinerja dan uji
kompetensi. Untuk mengetahui kinerja dan kompetensi guru dilakukan penilaian kinerja dan uji
kompetensi. Atas dasar itu dapat dirumuskan profil dan peta kinerja dan kompetensinya. Kondisi
nyata itulah yang menjadi salah satu dasar peningkatan kompetensi guru. Dengan demikian, hasil
penilaian kinerja dan uji kompetensi menjadi salah satu basis utama desain program peningkatan
kompetensi guru.

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
48



Penilaian kinerja guru (teacher performance appraisal) merupakan salah satu langkah untuk
merumuskan program peningkatan kompetensi guru secara efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan
amanat yang tertuang pada Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009. Penilaian kinerja
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan guru yang sebenarnya dalam melaksanakan
pembelajaran. Berdasarkan penilaian kinerja ini juga akan diketahui tentang kekuatan dan
kelemahan guru-guru, sesuai dengan tugasnya masing-masing, baik guru kelas, guru bidang studi,
maupun guru bimbingan konseling. Penilaian kinerja guru dilakukan secara periodik dan sistematis
untuk mengetahui prestasi kerjanya, termasuk potensi pengembangannya
Disamping keharusan menjalani penilaian kinerja, guru-guru pun perlu diketahui tingkat
kompetensinya melalui uji kompetensi. Uji kompetensi dimaksudkan untuk memperoleh informasi
tentang kondisi nyata guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Berdasarkan hasil uji
kompetensi dirumuskan profil kompetensi guru menurut level tertentu, sekaligus menentukan
kelayakannya. Dengan demikian, tujuan uji kompetensi adalah menilai dan menetapkan apakah guru
sudah kompeten atau belum dilihat dari standar kompetensi yang diujikan. Dengan demikian,
kegiatan peningkatan kompetensi guru memiliki rasional dan pertimbangan empiris yang kuat.
Penilaian kinerja dan uji kompetensi guru esensinya berfokus pada keempat kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru.
Kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi guru dengan segala cabang aktifitasnya perlu
disertai dengan upaya memberi penghargaan, perlindungan, kesejateraan, dan pemartabatan guru.
Karena itu, isu-isu yang relevan dengan masa depan manajemen guru, memerlukan formulasi yang
sistemik dan sistematik terutama sistem penyediaan, rekruitmen, pengangkatan dan penempatan,
sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan kualifikasi, penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan
dan perlindungan, kesejahteraan, pembinaan karir, pengembangan keprofesian berkelanjutan,
pengawasan etika profesi, serta pengelolaan guru di daerah khusus.


Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
49

E. Kebijakan Pemerataan Guru
Hingga kini masih muncul kesenjangan pemerataan guru antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan
antarjenis pendidikan, antarkabupaten/kota, dan antarprovinsi. Hal tersebut menunjukkan betapa
rumitnya persoalan yang berkaitan dengan penataan dan pemerataan guru di negeri tercinta ini.
Pemerintah berupaya mencari solusi terbaik untuk memecahkan persoalan rumitnya penataan
dan pemerataan guru tersebut dengan menetapkan Peraturan Bersama Lima Menteri, yaitu
Mendiknas, Menneg PAN dan RB, Mendagri, Menkeu, dan Menag tentang Penataan dan Pemerataan
Guru Pegawai Negeri Sipil. Peraturan ini ditandatangani tanggal 3 Oktober 2011 dan mulai efektif
tanggal 2 Januari 2012. Dalam peraturan bersama ini antara lain dinyatakan, bahwa untuk menjamin
pemerataan guru antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan,
antarkabupaten/kota, dan/atau antarprovinsi dalam upaya mewujudkan peningkatan dan
pemerataan mutu pendidikan formal secara nasional dan pencapaian tujuan pendidikan nasional,
guru pegawai negeri sipil dapat dipindahtugaskan pada satuan pendidikan di kabupaten/kota, dan
provinsi lain.
1. Kebijakan dan Pemerataan Guru
Dalam Peraturan bersama Mendiknas, Menneg PAN dan RB, Mendagri, Menkeu, dan Menag tentang
Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil, tanggal 3 Oktober 2011 dan mulai efektif
tanggal 2 Januari 2012 secara eksplisit menyatakan bahwa:
a. Kebijakan standardisasi teknis dalam penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan
pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan secara nasional ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan Nasional. Demikian juga Menteri Pendidikan Nasional mengkoordinasikan dan
memfasilitasi pemindahan untuk penataan dan pemerataan guru PNS pada provinsi yang
berbeda berdasarkan data pembanding dari Badan Kepegawaian Negara (BKN). Dalam
memfasilitasi penataan dan pemerataan PNS di daerah dan kabupaten/kota, Menteri
Pendidikan Nasional berkoordinasi dengan Menteri Agama.
b. Menteri Agama berkewajiban membuat perencanaan, penataan, dan pemerataan guru PNS
antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan yang menjadi tanggung
jawabnya.
c. Menteri Dalam Negeri berkewajiban untuk mendukung pemerintah daerah dalam hal
penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis
pendidikan untuk memenuhi standardisasi teknis yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan
Nasional serta memasukkan unsur penataan dan pemerataan guru PNS ini sebagai bagian
penilaian kinerja pemerintah daerah.
d. Menteri Keuangan berkewajiban untuk mendukung penataan dan pemerataan guru PNS
antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan sebagai bagian dari
kebijakan penataan PNS secara nasional melalui aspek pendanaan di bidang pendidikan
sesuai dengan kemampuan keuangan negara.
e. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mendukung
penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis
pendidikan melalui penetapan formasi guru PNS.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
50
f. Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya membuat perencanaan
penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis
pendidikan yang menjadi tanggung jawab masing-masing.
2. Kewenangan Pemerintah Provinsi atau Kabupaten/Kota
a. Dalam pelaksanaan kegiatan penataan dan pemerataan guru, gubernur bertanggung jawab
dan wajib melakukan penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan,
antarjenjang, dan antarjenis pendidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah provinsi yang kelebihan atau kekurangan guru PNS.
b. Bupati/walikota bertanggung jawab dan wajib melakukan penataan dan pemerataan guru
PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota yang kelebihan dan kekurangan guru
PNS.
c. Gubernur mengkoordinasikan dan memfasilitasi pemindahan guru PNS untuk penataan dan
pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di
wilayah kerjanya sesuai dengan kewenangannya.
d. Bupati/Walikota mengkoordinasikan dan memfasilitasi pemindahan guru PNS untuk
penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis
pendidikan di wilayah kerjanya sesuai dengan kewenangannya.
e. Gubernur mengkoordinasikan dan memfasilitasi pemindahan guru PNS antarsatuan
pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan
kewenangannya untuk penataan dan pemerataan antarkabupaten/kota dalam satu wilayah
provinsi.
f. Penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis
pendidikan didasarkan pada analisis kebutuhan dan persediaan guru sesuai dengan kebijakan
standardisasi teknis yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional.
g. Analisis kebutuhan disusun dalam suatu format laporan yang dikirimkan kepada Menteri
Pendidikan Nasional dan Menteri Agama sesuai dengan kewenangannya masing-masing dan
diteruskan ke Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, dan Menteri Keuangan.
Dalam kerangka pemerataan guru, diperlukan pemantauan dan evaluasi. Pemantauan dan
evaluasi merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dalam kegiatan penataan dan pemerataan
guru, khususnya guru PNS. Oleh karena itu secara bersama-sama Menteri Pendidikan Nasional,
Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, Menneg PAN dan RB, dan Menteri Keuangan wajib
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penataan dan pemerataan guru sesuai dengan
kewenangan masing-masing.Sedangkan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penataan dan
pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarpendidikan di kabupaten/kota
dilakukan oleh gubernur sesuai dengan masing-masing wilayahnya.
Termasuk dalam kerangka ini, diperlukan juga pembinaan dan pengawasan. Norma-norma
umum pembinaan dan pengawasan disajikan berikut ini.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
51

1. Secara Umum, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan penataan dan pemerataan
guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan dilaksanakan oleh
Menteri Dalam Negeri.
2. Secara teknis, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan penataan dan pemerataan guru
PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten/kota dilaksanakan oleh Menteri Pendidikan Nasional.
3. Menteri Agama melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan penataan dan
pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan pada
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah di lingkungan Kementerian Agama.
4. Gubernur melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan penataan dan
pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di
pemerintah kabupaten/kota.
Dari mana pendanaannya? Pendanaan penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan
pendidikan, antarjenjang, antarjenis pendidikan, atau antarprovinsi pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah dibebankan pada APBN, dan penataan dan pemerataan guru PNS
antarsatuan pendidikan, antarjenjang, atau antarjenis pendidikan antarkabupaten/kota dalam satu
provinsi pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi dibebankan pada
APBD provinsi. Sedangkan pendanaan penataan dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan,
antarjenjang, atau antarjenis pendidikan antarkabupaten/kota, atau antarprovinsi pada satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota dibebankan pada APBD
kabupaten/kota.
Pelaksanaan pelaporan penataan dan pemerataan guru disajikan berikut ini.
1. Bupati/Walikota membuat usulan perencanaan penataan dan pemerataan guru PNS
antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di wilayahnya dan
menyampaikannya kepada Gubernur paling lambat bulan Februari tahun berjalan. Kemudian
Gubernur mengusulkan perencanaan seperti tersebut di atas, dan perencanaan penataan
dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan
di wilayahnya kepada Menteri Pendidikan Nasional melalui Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPMP) dan Menteri Agama sesuai dengan kewenangannya masing-masing paling
lambat bulan Maret tahun berjalan.
2. Bupati/Walikota membuat laporan pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS
antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan di wilayahnya dan
menyampaikannya kepada Gubernur paling lambat bulan April tahun berjalan. Kemudian
Gubernur melaporkan pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS kepada Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan
Menteri Agama sesuai dengan kewenangannya masing-masing paling lambat bulan Mei
tahun berjalan dan diteruskan ke Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Keuangan.
3. Menteri Agama menyampaikan informasi tentang perencanaan dan pelaksanaan penataan
dan pemerataan guru PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan
di wilayah kerjanya dan menyampaikannya kepada Menteri Pendidikan Nasional, Menteri
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
52
Keuangan, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
paling lambat bulan Mei tahun berjalan.
4. Berdasarkan laporan pelaksanaan penataan dan pemerataan guru PNS dan informasi dari
Kementerian Agama tersebut di atas, Menteri Pendidikan Nasional melakukan evaluasi dan
menetapkan capaian penataan dan pemerataan guru PNS secara nasional paling lambat
bulan Juli tahun berjalan.
5. Hasil evaluasi disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nasional kepada Menteri Keuangan,
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri
Dalam Negeri untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan.
Sanksi bagi pihak-pihak yang tidak melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai berikut:
1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menghentikan sebagian atau seluruh bantuan finansial
fungsi pendidikan dan memberikan rekomendasi kepada Kementerian terkait sesuai dengan
kewenangannya untuk menjatuhkan sanksi kepada Bupati/Walikota atau Gubernur yang
tidak melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan penataan dan pemerataan guru
PNS antarsatuan pendidikan, antarjenjang, atau antarjenis pendidikan di daerahnya.
2. Atas dasar rekomendasi tersebut di atas, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi menunda pemberian formasi guru PNS kepada Pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Atas dasar rekomendasi tersebut di atas, Menteri Keuangan dapat melakukan penundaan
penyaluran dana perimbangan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Atas dasar rekomendasi tersebut di atas, Menteri Dalam Negeri memberikan penilaian
kinerja kurang baik dalam penyelenggaraan urusan penataan dan pemerataan guru PNS
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
53

BAB II
PENINGKATAN KOMPETENSI

Topik ini berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru. Materi sajian
terutama berkaitan dengan esensi, prinsip, jenis program pengembangan
keprofesian guru secara berkelanjutan, serta uji kompetensi guru dan
dampak ikutanya. Peserta PLPG diminta mengikuti materi pembelajaran
secara individual, melaksanakan diskusi kelompok, menelaah kasus,
membaca regulasi yang terkait, mengerjakan latihan, dan melakukan
refleksi.

A. Esensi Peningkatan Kompetensi
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai substansi materi ajar maupun piranti
penyelenggaraan pembelajaran, terus berkembang. Dinamika ini menuntut guru selalu meningkatkan
dan menyesuaikan kompetensinya agar mampu mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran
yang aktual dengan menggunakan berbagai pendekatan, metoda, dan teknologi pembelajaran
terkini. Hanya dengan cara itu guru mampu menyelenggarakan pembelajaran yang berhasil
mengantarkan peserta didik memasuki dunia kehidupan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan
pada zamannya. Sebaliknya, ketidakmauan dan ketidakmampuan guru menyesuaikan wawasan dan
kompetensi dengan tuntut an perkembangan lingkungan profesinya justru akan menjadi salah satu
faktor penghambat ketercapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran.
Hingga kini, baik dalam fakta maupun persepsi, masih banyak kalangan yang meragukan
kompetensi guru baik dalam bidang studi yang diajarkan maupun bidang lain yang mendukung
terutama bidang didaktik dan metodik pembelajaran. Keraguan ini cukup beralasan karena didukung
oleh hasil uji kompetensi yang menunjukkan masih banyak guru yang belum mencapai standar
kompetensi yang ditetapkan. Uji kompetensi ini juga menunjukkan bahwa masih banyak guru yang
tidak menguasai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Uji-coba studi video terhadap
sejumlah guru di beberapa lokasi sampel melengkapi bukti keraguan itu. Kesimpulan lain yang cukup
mengejutkan dari studi tersebut di antaranya adalah bahwa pembelajaran di kelas lebih didominasi
oleh ceramah satu arah dari guru dan sangat jarang terjadi tanya jawab. Ini mencerminkan betapa
masih banyak guru yang tidak berusaha meningkatkan dan memutakhirkan profesionalismenya.
Reformasi pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Undang Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menuntut
reformasi guru untuk memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi, baik kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional, maupun sosial.
Akibat dari masih banyaknya guru yang tidak menguasai kompetensi yang dipersyaratkan
ditambah dengan kurangnya kemampuan untuk menggunakan TIK membawa dampak pada siswa
paling tidak dalam dua hal. Pertama, siswa hanya terbekali dengan kompetensi yang sudah usang.
Akibatnya, produk sistem pendidikan dan pembelajaran tidak siap terjun ke dunia kehidupan nyata yang
terus berubah.

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
54
Kedua, pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru juga kurang kondusif bagi tercapainya
tujuan secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan karena tidak didukung oleh penggunaan
teknologi pembelajaran yang modern dan handal. Hal itu didasarkan pada kenyataan bahwa substansi
materi pelajaran yang harus dipelajari oleh anak didik terus berkembang baik volume maupun
kompleksitasnya.
Sebagaimana ditekankan dalam prinsip percepatan belajar (accelerated learning),
kecenderungan materi yang harus dipelajari anak didik yang semakin hari semakin bertambah
jumlah, jenis, dan tingkat kesulitannya, menuntut dukungan strategi dan teknologi pembelajaran
yang secara terus-menerus disesuaikan pula agar pembelajaran dapat dituntaskan dalam interval
waktu yang sama.
Sejatinya, guru adalah bagian integral dari subsistem organisasi pendidikan secara menyeluruh.
Agar sebuah organisasi pendidikan mampu menghadapi perubahan dan ketidakpastian yang menjadi
ciri kehidupan modern, perlu mengembangkan sekolah sebagai sebuah organisasi pembelajar. Di
antara karakter utama organisasi pembelajar adalah mencermati perubahan internal dan eksternal
yang diikuti dengan upaya penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan eksistensinya.

B. Prinsip-Prinsip Peningkatan Kompetensi dan Karir

1. Prinsip-prinsip Umum
Secara umum program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan menggunakan
prinsip-prinsip seperti berikut ini.
a. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
b. Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
c. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung sepanjang hayat.
d. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas guru dalam
proses pembelajaran.
e. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan
dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

2. Prinsip-pinsip Khusus
Secara khusus program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan menggunakan
prinsip-prinsip seperti berikut ini.
a. Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kompetensi dan
indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi guru sebagai tenaga pendidik
profesional yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
c. Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
55
d. Konsisten, adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antara kompetensi dan indikator.
e. Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat mengikuti
perkembangan Ipteks.
f. Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan jaman.
g. Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk diberdayakan melalui
proses pembinaan dan pengembangan profesionalitasnya, baik secara individual maupun
institusional.
h. Obyektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya dengan mengacu kepada
hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan indikator-indikator terukur dari kompetensi
profesinya.
i. Komprehensif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya untuk mencapai
kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam memberikan layanan pendidikan dalam
rangka membangun generasi yang memiliki pengetahuan, kemampuan atau kompetensi,
mampu menjadi dirinya sendiri, dan bisa menjalani hidup bersama orang lain.
j. Memandirikan, setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk mampu meningkatkan
kompetensinya secara berkesinambungan, sehingga memiliki kemandirian profesional dalam
melaksanakan tugas dan fungsi profesinya.
k. Profesional, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan dengan
mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.
l. Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan
berdasarkan tahapan waktu atau tahapan kualitas kompetensi yang dimiliki oleh guru.
m. Berjenjang, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan secara
berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan kompetensi yang ada pada
standar kompetensi.
n. Berkelanjutan, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan sejalan
dengan perkembangan ilmu pentetahuan, teknologi dan seni, serta adanya kebutuhan
penyegaran kompetensi guru;
o. Akuntabel, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik;
p. Efektif, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus mampu
memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat
oleh pihak-pihak yang terkait dengan profesi dan karir lebih lanjut dalam upaya peningkatan
kompetensi dan kinerja guru.
q. Efisien, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus didasari
atas pertimbangan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil
yang optimal.


Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
56
C. Jenis Program
Peningkatan kompetensi guru guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan
dan pelatihan (diklat) dan bukan diklat, antara lain seperti berikut ini.
1. Pendidikan dan Pelatihan
a. Inhouse training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara
internal di KKG/MGMP, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan
pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian
kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karir guru tidak harus dilakukan secara
eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi kepada guru lain yang
belum memiliki kompetensi. Dengan strategi ini diharapkan dapat lebih menghemat waktu
dan biaya.
b. Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di institusi/industri
yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi professional guru. Program magang ini
terutama diperuntukkan bagi guru kejuruan dan dapat dilakukan selama priode tertentu,
misalnya, magang di industri otomotif dan yang sejenisnya. Program magang dipilih sebagai
alternatif pembinaan dengan alasan bahwa keterampilan tertentu khususnya bagi guru-guru
sekolah kejuruan memerlukan pengalaman nyata.
c. Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan bekerjasama
dengan institusi pemerintah atau swasta dalam keahlian tertentu. Pelaksanaannya dapat
dilakukan di sekolah atau di tempat mitra sekolah. Pembinaan melalui mitra sekolah
diperlukan dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra dapat
dimanfaatkan oleh guru yang mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
profesionalnya.
d. Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa
menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan
dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. Pembinaan melalui belajar jarak
jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah terpencil
dapat mengikuti pelatihan di tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota
kabupaten atau di propinsi.
e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di P4TK dan atau
LPMP dan lembaga lain yang diberi wewenang, di mana program pelatihan disusun secara
berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi. Jenjang pelatihan disusun
berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi. Pelatihan khusus (spesialisasi)
disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru
dalam keilmuan tertentu.
f. Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya. Kursus singkat di LPTK atau lembaga
pendidikan lainnya dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kompetensi guru dalam
beberapa kemampuan seperti melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah,
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-lain sebagainya.
g. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah
dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
57
mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan
sejenisnya.
h. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan
alternatif bagi pembinaan profesi guru di masa mendatang. Pengikutsertaan guru dalam
pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar, baik di dalam
maupun di luar negeri, bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan
menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya
pengembangan profesi.
2. Kegiatan Selain Pendidikan dan Pelatihan
a. Diskusi masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik sesuai
dengan masalah yang di alami di sekolah. Melalui diskusi berkala diharapkan para guru dapat
memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah
ataupun masalah peningkatan kompetensi dan pengembangan karirnya.
b. Seminar. Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah
juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan profesi guru dalam meningkatkan
kompetensi guru. Melalui kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi
secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan.
c. Workshop. Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi
pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya. Workshop dapat
dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan
silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.
d. Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas,
penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu
pembelajaran.
e. Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku
pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidikan.
f. Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk
alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik (animasi
pembelajaran).
g. Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa
karya teknologi yang bermanfaat untuk masyarakat dan atau pendidikan dan karya seni yang
memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.

D. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Penetapan Permenneg PAN dan RB Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya, dilatarbelakangi bahwa guru memiliki peran strategis dalam meningkatkan proses
pembelajaran dan mutu peserta didik. Perubahan mendasar yang terkandung dalam Permenneg PAN
dan RB Nomor 16 tahun 2009 dibandingkan dengan regulasi sebelumnya, di antaranya dalam hal
penilaian kinerja guru yang sebelumnya lebih bersifat administratif menjadi lebih berorientasi
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
58

praktis, kuantitatif, dan kualitatif, sehingga diharapkan para guru akan lebih bersemangat untuk
meningkatkan kinerja dan profesionalitasnya. Dalam Permenneg PAN dan RB ini, jabatan fungsional
terdiri dari empat jenjang, yaitu Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama.
Setiap tahun, guru harus dinilai kinerjanya secara teratur melalui Penilaian Kinerja Guru (PK Guru)
dan wajib mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). PKB tersebut harus
dilaksanakan sejak guru memiliki golongan kepangkatan III/a dengan melakukan pengembangan diri,
dan sejak golongan kepangkatan III/b guru wajib melakukan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif.
Untuk naik dari golongan kepangkatan IV/c ke IV/d guru wajib melakukan presentasi ilmiah. Gambar
2.1. menunjukkan keterkaitan antara PKB, PK Guru, dan pengembangan karir guru.

PKB dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil PK Guru dan
didukung dengan hasil evaluasi diri. Apabila hasil PK Guru masih berada di bawah standar
kompetensi yang ditetapkan atau berkinerja rendah, maka guru diwajibkan untuk mengikuti program
PKB yang diorientasikan sebagai pembinaan untuk mencapai kompetensi standar yang disyaratkan.
Sementara itu, guru yang hasil penilaian kinerjanya telah mencapai standar kompetensi yang
disyaratkan, maka kegiatan PKB diarahkan kepada pengembangan kompetensi agar dapat memenuhi
tuntutan masa depan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan sekolah
dalam rangka memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik.
Dalam Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, PKB diakui sebagai salah satu unsur
utama yang diberikan angka kredit untuk pengembangan karir guru dan kenaikan pangkat/jabatan
fungsional guru, selain kegiatan pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan lain yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah. Kegiatan PKB diharapkan dapat menciptakan guru yang
profesional, yang bukan hanya sekadar memiliki ilmu pengetahuan yang luas, tetapi juga memiliki
kepribadian yang matang. Dengan kepribadian yang prima dan penguasaan IPTEK yang kuat, guru
diharapkan terampil dalam menumbuhkembangkan minat dan bakat peserta didik sesuai dengan
bidangnya.
Secara umum, keberadaan PKB bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di
sekolah/madrasah yang berimbas pada peningkatan mutu pendidikan. Secara khusus, tujuan PKB
disajikan berikut ini.

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
59
1. Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan.
2. Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam memfasilitasi proses
belajar peserta didik dalam memenuhi tuntutan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni di
masa mendatang.
3. Mewujudkan guru yang memiliki komitmen kuat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai tenaga profesional.
4. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru.
5. Meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi guru di masyarakat.
Manfaat PKB bagi peserta didik yaitu memperoleh jaminan kepastian mendapatkan pelayanan
dan pengalaman belajar yang efektif untuk meningkatkan potensi diri secara optimal, sehingga
mereka memiliki kepribadian kuat dan berbudi pekerti luhur untuk berperan aktif dalam
pengembangan iImu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Bagi guru hal ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki
kepribadian yang kuat sesuai dengan profesinya; sehingga selama karirnya mampu menghadapi
perubahan internal dan eksternal dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik menghadapi
kehidupan di masa datang.
Dengan PKB untuk guru, bagi sekolah/madrasah diharapkan mampu menjadi sebuah
organisasi pembelajaran yang efektif; sehingga sekolah/madrasah dapat menjadi wadah untuk
peningkatan kompetensi, dedikasi, dan komitmen guru dalam memberikan layanan pendidikan yang
berkualitas kepada peserta didik. Bagi orang tua/masyarakat, PKB untuk guru bermakna memiliki
jaminan bahwa anak mereka di sekolah akan memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas
sesuai kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Bagi pemerintah,PKB untuk guru dimungkinkan
dapat memetakan kualitas layanan pendidikan sebagai dasar untuk menyusun dan menetapkan
kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi guru dalam menunjang pembangunan pendidikan;
sehingga pemerintah dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas, kompetitif dan
berkepribadian luhur.
PKB adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan untuk memelihara dan meningkatkan standar
kompetensi secara keseluruhan, mencakup bidang-bidang yang berkaitan dengan profesi guru.
Dengan demikian, guru secara profesional dapat memelihara, meningkatkan, dan memperluas
pengetahuan dan keterampilannya untuk melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu.
Pembelajaran yang bermutu diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
pemahaman peserta didik.
PKB mencakup kegiatan-kegiatan yang didesain untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan guru. Kegiatan dalam PKB membentuk suatu siklus yang mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Gambar 2.2 menunjukkan siklus kegiatan PKB bagi
guru. Melalui siklus kegiatan pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan, diharapkan guru
akan mampu mempercepat pengembangan pengetahuan dan keterampilan untuk peningkatan
karirnya.

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
60

Kegiatan PKB untuk pengembangan diri dapat dilakukan di sekolah, baik oleh guru secara
mandiri, maupun oleh guru bekerja sama dengan guru lain dalam satu sekolah. Kegiatan PKB melalui
jaringan sekolah dapat dilakukan dalam satu rayon (gugus), antarrayon dalam kabupaten/kota
tertentu, antarprovinsi, bahkan dimungkinkan melalui jaringan kerjasama sekolah antarnegara serta
kerjasama sekolah dan industri, baik secara langsung maupun melalui teknologi informasi. Kegiatan
PKB melalui jaringan antara lain dapat berupa: kegiatan KKG/MGMP; pelatihan/seminar/lokakarya;
kunjungan ke sekolah lain, dunia usaha, industri, dan sebagainya; mengundang nara sumber dari
sekolah lain, komite sekolah, dinas pendidikan, pengawas, asosiasi profesi, atau dari instansi lain
yang relevan.
Jika kegiatan PKB di sekolah dan jaringan sekolah belum memenuhi kebutuhan pengembangan
keprofesian guru, atau guru masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut, kegiatan ini dapat
dilaksanakan dengan menggunakan sumber kepakaran luar lainnya. Sumber kepakaran lain ini dapat
disediakan melalui LPMP, P4TK, Perguruan Tinggi atau institusi layanan lain yang diakui oleh
pemerintah, atau institusi layanan luar negeri melalui pendidikan dan pelatihan jarak jauh dengan
memanfaatkan jejaring virtual atau TIK.
Dalam kaitannya dengan PKB ini, beberapa jenis pengembangan kompetensi dapat dilakukan
oleh guru dan di sekolah mereka sendiri. Beberapa program dimaksud disajikan berikut ini.
1. Dilakukan oleh guru sendiri:
a. menganalisis umpan balik yang diperoleh dari siswa terhadap pelajarannya;
b. menganalisis hasil pembelajaran (nilai ujian, keterampilan siswa, dll);
c. mengamati dan menganalisis tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran;
d. membaca artikel dan buku yang berkaitan dengan bidang dan profesi; dan
e. mengikuti kursus atau pelatihan jarak jauh.
2. Dilakukan oleh guru bekerja sama dengan guru lain:
a. mengobservasi guru lain;
b. mengajak guru lain untuk mengobservasi guru yang sedang mengajar;
c. mengajar besama-sama dengan guru lain (pola team teaching);
d. bersamaan dengan guru lain membahas dan melakukan investigasi terhadap permasalahan
yang dihadapi di sekolah;
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
61
e. membahas artikel atau buku dengan guru lain; dan
f. merancang persiapan mengajar bersama guru lain.
3. Dilakukan oleh sekolah :
a. training day untuk semua sumber daya manusia di sekolah (bukan hanya guru);
b. kunjungan ke sekolah lain; dan
c. mengundang nara sumber dari sekolah lain atau dari instansi lain.
Satu hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan
harus dapat mematuhi prinsip-prinsip seperti berikut ini.
1. Setiap guru di Indonesia berhak mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri. Hak tersebut
perlu diimplementasikan secara teratur, sistematis, dan berkelanjutan.
2. Untuk menghindari kemungkinan pengalokasian kesempatan pengembangan yang tidak merata,
proses penyusunan program PKB harus dimulai dari sekolah. Sekolah wajib menyediakan
kesempatan kepada setiap guru untuk mengikuti program PKB minimal selama tujuh hari atau
40 jam per tahun. Alokasi tujuh hari tersebut adalah alokasi minimal. Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan/ atau sekolah berhak menambah alokasi waktu jika dirasakan perlu,
termasuk penyediaan anggaran untuk kegiatan PKB.
3. Guru juga wajib berusaha mengembangkan dirinya semaksimal mungkin dan secara
berkelanjutan. Alokasi waktu tujuh hari per tahun sebenarnya tidak cukup, sehingga guru harus
tetap berusaha pada kesempatan lain di luar waktu tujuh hari tersebut. Keseriusan guru untuk
mengembangkan dirinya merupakan salah satu hal yang diperhatikan dan dinilai di dalam
kegiatan proses pembelajaran yang akan dievaluasi kinerja tahunannya.
4. Proses PKB bagi guru harus dimulai dari guru sendiri. Sebenarnya guru tidak bisa
dikembangkan oleh orang lain jika dia belum siap untuk berkembang. Pihak-pihak yang
mendapat tugas untuk membina guru perlu menggali sebanyak-banyaknya dari guru tersebut
(tentang keinginannya, kekhawatirannya, masalah yang dihadapinya, pemahamannya tentang
proses belajar-mengajar, dsb) sebelum memberikan masukan/saran.
5. Untuk mencapai tujuan PKB yang sebenarnya, kegiatan PKB harus melibatkan guru secara aktif
sehingga betul-betul terjadi perubahan pada dirinya, baik dalam penguasaan materi,
pemahaman konteks, keterampilan, dan lain-lain. Jenis pelatihan tradisional -- yaitu ceramah
yang dihadiri oleh peserta dalam jumlah besar tetapi tidak melibatkan mereka secara aktif -- perlu
dihindari.
Berdasarkan analisis kebutuhan dan ketentuan yang berlaku serta praktik-praktik
pelaksanaannya, perlu dikembangkan mekanisme PKB yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
guru untuk meningkatkan profesionalismenya. Analisis kebutuhan dan ketentuan tersebut mencakup
antara lain:
1. Setiap guru berhak menerima pembinaan berkelanjutan dari seorang guru yang berpengalaman
dan telah mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan (guru pendamping).
2. Guru pendamping tersebut berasal dari sekolah yang sama dengan guru binaannya atau dipilih
dari sekolah lain yang berdekatan, apabila di sekolahnya tidak ada guru pendamping yang
memenuhi kompetensi.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
62
3. Setiap sekolah mempunyai seorang koordinator PKB tingkat sekolah, yaitu seorang guru yang
berpengalaman. Sekolah yang mempunyai banyak guru boleh membentuk sebuah tim PKB untuk
membantu Koordinator PKB, sedangkan sekolah kecil dengan jumlah guru yang terbatas,
terutama sekolah dasar, sangat dianjurkan untuk bekerja sama dengan sekolah lain di sekitarnya.
Dengan demikian, seorang Koordinator PKB bisa mengkoordinasikan kegiatan PKB di beberapa
sekolah.
4. Setiap Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menunjuk dan menetapkan seorang Koordinator PKB
tingkat kabupaten/kota (misalnya pengawas yang bertanggung jawab untuk gugus sekolah
tertentu).
5. Sekolah, KKG/MGMP serta Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota harus merencanakan kegiatan PKB
dan mengalokasikan anggaran untuk kegiatan tersebut. Kegiatan PKB harus sejalan dengan visi
dan misi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
6. Sekolah berkewajiban menjamin bahwa kesibukan guru dengan tugas tambahannya sebagai Guru
Pembina atau sebagai Koordinator PKB tingkat sekolah maupun dalam mengikuti kegiatan PKB
tidak mengurangi kualitas pembelajaran siswa.
PKB perlu dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai standar kompetensi
dan/atau meningkatkan kompetensinya agar guru mampu memberikan layanan pendidikan secara
profesional. Pencapaian dan peningkatan kompetensi tersebut akan berdampak pada peningkatan
keprofesian guru dan berimplikasi pada perolehan angka kredit bagi pengembangan karir guru.
Dalam Permenneg PAN dan RB Nomor 16 tahun 2009, terdapat tiga unsur kegiatan guru dalam PKB
yang dapat dinilai angka kreditnya, yaitu: pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.
1. Pengembangan Diri
Pengembangan diri pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan guru melalui kegiatan pendidikan dan latihan fungsional dan kegiatan kolektif guru
yang dapat meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian guru. Dengan demikian, guru akan
mampu melaksanakan tugas utama dan tugas tambahan yang dipercayakan kepadanya. Tugas
utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan, sedangkan tugas
tambahan adalah tugas lain guru yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, seperti tugas
sebagai kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala laboratorium, dan kepala perpustakaan.
Diklat fungsional termasuk pada kategori diklat dalam jabatan yang dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional
masing-masing. Dalam Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 dinyatakan bahwa diklat fungsional
adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau pelatihan yang bertujuan untuk
meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu.
Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti pertemuan ilmiah atau
mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan
bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan. Beberapa contoh bentuk
kegiatan kolektif guru antara lain: (1) lokakarya atau kegiatan bersama untuk menyusun
dan/atau mengembangkan perangkat kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan/atau media
pembelajaran; (2) keikutsertaan pada kegiatan ilmiah (seminar, koloqium, workshop, bimbingan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
63
teknis, dan diskusi panel), baik sebagai pembahas maupun peserta; (3) kegiatan kolektif lainnya
yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.
Beberapa contoh materi yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pengembangan diri,
baik dalam diklat fungsional maupun kegiatan kolektif guru, antara lain: (1) penyusunan RPP,
program kerja, dan/atau perencanaan pendidikan; (2) penyusunan kurikulum dan bahan ajar; (3)
pengembangan metodologi mengajar; (4) penilaian proses dan hasil pembelajaran peserta didik;
(5) penggunaan dan pengembangan teknologi informatika dan komputer (TIK) dalam
pembelajaran; (6) inovasi proses pembelajaran; (7) peningkatan kompetensi profesional dalam
menghadapi tuntutan teori terkini; (8) penulisan publikasi ilmiah; (9) pengembangan karya
inovatif; (10) kemampuan untuk mempresentasikan hasil karya; dan (11) peningkatan
kompetensi lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas tambahan atau tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Pelaksanaan berbagai kegiatan pengembangan diri ini harus berkualitas, dikoordinasikan
dan dikendalikan oleh Koordinator PKB di sekolah secara sistematik dan terarah sesuai
kebutuhan. Kegiatan pengembangan diri yang berupa diklat fungsional harus dibuktikan dengan
surat tugas, sertifikat, dan laporan deskripsi hasil pelatihan yang disahkan oleh kepala sekolah.
Sementara itu, kegiatan pengembangan diri yang berupa kegiatan kolektif guru harus dibuktikan
dengan surat keterangan dan laporan per kegiatan yang disahkan oleh kepala sekolah. Jika guru
mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah, laporan dan bukti fisik pendukung tersebut
harus disahkan oleh kepala dinas pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi.
Hasil diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru ini perlu didesiminasikan kepada guru-
guru yang lain, minimal di sekolahnya masing-masing, sebagai bentuk kepedulian dan wujud
kontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan. Kegiatan ini diharapkan dapat mempercepat
proses peningkatan dan pengembangan sekolah secara utuh/menyeluruh. Guru bisa
memperoleh penghargaan berupa angka kredit tambahan sesuai perannya sebagai
pemrasaran/nara sumber.
2. Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai
bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 (tiga) kelompok,
yaitu:
a. Presentasi pada forum ilmiah. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pemrasaran dan/atau
nara sumber pada seminar, lokakarya, koloqium, dan/atau diskusi ilmiah, baik yang
diselenggarakan pada tingkat sekolah, KKG/MGMP, kabupaten/kota, provinsi, nasional,
maupun internasional.
b. Publikasi ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikan formal.
Publikasi dapat berupa karya tulis hasil penelitian, makalah tinjauan ilmiah di bidang
pendidikan formal dan pembelajaran, tulisan ilmiah populer, dan artikel ilmiah dalam
bidang pendidikan. Karya ilmiah ini telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah tertentu atau
minimal telah diterbitkan dan diseminarkan di sekolah masing-masing. Dokumen karya
ilmiah disahkan oleh kepala sekolah dan disimpan di perpustakaan sekolah. Bagi guru yang
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
64

mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah, karya ilmiahnya harus disahkan oleh
kepala dinas pendidikan setempat.
c. Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan/atau pedoman guru. Buku yang
dimaksud dapat berupa buku pelajaran, baik sebagai buku utama maupun buku pelengkap,
modul/diktat pembelajaran per semester, buku dalam bidang pendidikan, karya
terjemahan, dan buku pedoman guru. Buku termaksud harus tersedia di perpustakaan
sekolah tempat guru bertugas. Keaslian buku harus ditunjukkan dengan pernyataan
keaslian dari kepala sekolah atau dinas pendidikan setempat bagi guru yang mendapatkan
tugas tambahan sebagai kepala sekolah.
3. Karya Inovatif
Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru
sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah
dan pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini dapat berupa
penemuan teknologi tepat guna, penemuan/peciptaan atau pengembangan karya seni,
pembuatan/modifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum, atau penyusunan standar, pedoman,
soal dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi.
Kegiatan PKB yang mencakup ketiga komponen tersebut harus dilaksanakan secara
berkelanjutan, agar guru dapat selalu menjaga dan meningkatkan profesionalismenya, tidak
sekadar untuk pemenuhan angka kredit. Oleh sebab itu, meskipun angka kredit seorang guru
diasumsikan telah memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional
tertentu, guru tetap wajib melakukan kegiatan PKB.

E. Uji Kompetensi
Untuk mengetahui kompetensi seorang guru, perlu dilakukan uji kompetensi. Uji kompetensi
dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil uji kompetensi, dirumuskan profil kompetensi guru menurut level
tertentu yang sekaligus menentukan kelayakan dari guru tersebut. Dengan demikian, tujuan uji
kompetensi adalah menilai dan menetapkan apakah guru sudah kompeten atau belum dilihat dari
standar kompetensi yang diujikan.
Kegiatan peningkatan kompetensi guru memiliki rasional dan pertimbangan empiris yang kuat,
sehingga bias dipertanggungjawabkan baik secara akademik, moral, maupun keprofesian. Dengan
demikian, disamping hasil penilaian kinerja, uji kompetensi menjadi salah satu basis utama desain
program peningkatan kompetensi guru. Uji kompetensi esensinya berfokus pada keempat
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru seperti yang telah dijelaskan di atas, yaitu kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan kompetensi profesional.
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan
karakteristik peserta didik dilihat dari berbagai aspek seperti fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu
menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik karena peserta didik
memiliki karakter, sifat, dan interes yang berbeda. Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum,
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
65

seorang guru harus mampu mengembangkan kurikulum di tingkat satuan pendidikan masing-
masing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
kemampuannya di kelas, dan harus mampu melakukan penilaian terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan
aspek-aspek yang diamati, yaitu:
a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional dan intelektual.
b. Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
c. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang
diampu.
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan
kegiatan pengembangan yang mendidik.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
h. Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian
Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang
dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan kualitas generasi masa depan bangsa.
Walaupun berat tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas, guru harus
tetap tegar dalam melaksakan tugas sebagai seorang pendidik. Pendidikan adalah proses yang
direncanakan agar semua berkembang melalui proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik
harus dapat mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan
berlaku dalam masyarakat.
Tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi perilaku
etik peserta didik sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik
dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak dan kepribadian peserta didik
yang kuat. Guru dituntut harus mampu membelajarkan peserta didiknya tentang disiplin diri,
belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar,
mematuhi aturan/tata tertib, dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya itu akan berhasil
apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Guru harus mempunyai
kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas kepribadian seorang guru.
Aspek-aspek yang diamati adalah:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik
dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa
percaya diri.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
66
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
3. Kompetensi Sosial
Guru di mata masyarakat dan peserta didik merupakan panutan yang perlu dicontoh dan
merupkan suri tauladan dalam kehidupanya sehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuan sosial
dengan masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan
kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan
lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang tua peserta didik, para guru tidak akan
mendapat kesulitan.
Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama,
bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. Kriteria kinerja guru dalam
kaitannya dengan kompetensi sosial disajikan berikut ini.
a. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,
kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau
bentuk lain.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan
pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu guru dituntut mampu
menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus selalu meng-update, dan menguasai materi
pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari
informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari
internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan.
Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai
sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. Kegiatan
mengajarnya harus disambut oleh peserta didik sebagai suatu seni pengelolaan proses
pembelajaran yang diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan kemauan belajar yang tidak
pernah putus.
Keaktifan pesertadidik harus selalu diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan
metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong
pesertadidik untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan
konsep yang benar. Karena itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan
multimedia, sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan
belajar sambil bermain, sesuai kontek materinya.
Guru harus memperhatikan prinsip-prinsip didaktik metodik sebagai ilmu keguruan.
Misalnya, bagaimana menerapkan prinsip apersepsi, perhatian, kerja kelompok, dan prinsip-
prinsip lainnya. Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat melaksanakan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
67
sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun butir soal secara benar,
agar tes yang digunakan dapat memotivasi pesertadidik belajar.
Kemampuan yang harus dimiliki pada dimensi kompetensi profesional atau akademik
dapat diamati dari aspek-aspek berikut ini.
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang
pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
Seperti dijelaskan di atas, untuk mengetahui kompetensi guru dilakukan uji kompetensi. Melalui
uji kompetensi guru dapat dirumuskan profil kompetensinya. Kondisi nyata itulah yang menjadi
dasar peningkatan kompetensi guru. Dengan demikian, hasil uji kompetensi menjadi basis utama
desain program peningkatan kompetensi guru.
Uji kompetensi dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang penguasaan materi
pembelajaran setiap guru. Berdasarkan hasil uji kompetensi dirumuskan profil kompetensi guru
menurut level tertentu, sekaligus menentukan kelayakannya. Dengan demikian, tujuan uji
kompetensi adalah menilai dan menetapkan apakah guru sudah kompeten atau belum dilihat dari
standar kompetensi yang diujikan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan dengan menggunakan
prinsip-prinsip seperti berikut ini.
a. Valid, yaitu menguji apa yang seharusnya dinilai atau diuji dan bukti-bukti yang dikumpulkan
harus mencukupi serta terkini dan asli.
b. Reliabel, yaitu uji komptensi bersifat konsisten, dapat menghasilkan kesimpulan yang relatif
sama walaupun dilakukan pada waktu, tempat dan asesor yang berbeda.
c. Fleksibel, yaitu uji kompetensi dilakukan dengan metoda yang disesuikan dengan kondisi peserta
uji serta kondisi tempat uji kompetensi.
d. Adil, yaitu uji kompetensi tidak boleh ada diskriminasi terhadap guru, dimana mereka harus
diperlakukan sama sesuai dengan prosedur yang ada dengan tidak melihat dari kelompok mana
dia berasal.
e. Efektif dan efisien, yaitu uji kompetensi tidak mengorbankan sumber daya dan waktu yang
berlebihan dalam melaksanakan uji kompetensi sesuai dengan unjuk kerja yang ditetapkan. Uji
kompetensi sebisa mungkin dilaksanakan di tempat kerja atau dengan mengorbankan waktu
dan biaya yang sedikit.
Uji kompetensi dilakukan dengan strategi tertentu. Strategi uji kompetensi dilakukan seperti
berikut ini.
1. Dilakukan secara kontinyu bagi semua guru, baik terkait dengan mekanisme sertifikasi maupun
bersamaan dengan penilaian kinerja.
2. Dapat dilakukan secara manual (offline), online, atau kombinasinya.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
68
3. Memberi perlakauan khusus untuk jenis guru tertentu, misalnya guru produktif, normatif, guru
TK/LB, atau melalui tes kinerja atau performance test.
4. Dimungkinkan penyediaan bank soal yang memenuhi validitas dan reliabilitas tertentu, khusus
untuk ranah pengetahuan.
5. Sosialisasi pelaksanaan program dan materi uji kompetensi

Latihan dan Renungan
1. Apa esensi peningkatan kompetensi guru?
2. Sebutkan jenis-jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh guru?
3. Buatlah penjelasan ringkas mengenai keterkaitan masing-masing jenis kompetensi guru!
4. Sebutkan beberapa prinsip peningkatan kompetensi guru1
5. Apa yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan?
6. Sebutkan jenis-jenis program peningkatan kompetensi guru!
7. Apa esensi uji kompetensi guru?
8. Apa dampak ikutan hasil uji kompetensi bagi guru?


Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
69
BAB III
PENILAIAN KINERJA

Topik ini berkaitan dengan penilaian kinerja guru. Materi sajian terutama
berkaitan dengan makna, persyaratan, prinsip, tahap-tahap pelaksanaan,
dan konversi nilai penilaian kinerja guru. Peserta PLPG diminta mengikuti
materi pembelajaran secara individual, melaksanakan diskusi kelompok,
menelaah kasus, membaca regulasi yang terkait, menjawab soal latihan,
dan melakukan refleksi.

A. Latar Belakang
Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru profesional mampu berpartisipasi dalam pembangunan
nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam
IPTEK, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian.
Masa depan masyarakat, bangsa dan negara, sebagian besar ditentukan oleh guru. Karena
itu, profesi guru perlu dikembangkan secara terus menerus dan proporsional menurut jabatan
fungsional guru. Agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan
sesuai dengan aturan yang berlaku, maka diperlukan penilaian kinerja guru (PK Guru) yang
menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan.
Pelaksanaan PK Guru dimaksudkan untuk mewujudkan guru yang profesional, karena harkat
dan martabat suatu profesi ditentukan oleh kualitas layanan profesi guru. Untuk memberi pengakuan
bahwa setiap guru adalah seorang profesional di bidangnya dan sebagai penghargaan atas prestasi
kerjanya, maka PK Guru harus dilakukan terhadap guru di semua satuan pendidikan formal yang
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Guru yang dimaksud tidak
terbatas pada guru yang bekerja di satuan pendidikan di bawah kewenangan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi juga mencakup guru yang bekerja di satuan pendidikan di
lingkungan Kementerian Agama.
Hasil PK Guru dapat dimanfaatkan untuk menyusun profil kinerja guru sebagai masukan
dalam penyusunan program PKB. Hasil PK Guru juga merupakan dasar penetapan perolehan angka
kredit guru dalam rangka pengembangan karir guru sebagaimana diamanatkan dalam Permenneg
PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jika
semua ini dapat dilaksanakan dengan baik dan obyektif, maka citacita pemerintah untuk
menghasilkan insan yang cerdas komprehensif dan berdaya saing tinggi lebih cepat direalisasikan.

B. Pengertian
Menurut Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, PK Guru adalah penilaian dari tiap butir
kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya.
Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuannya dalam penguasaan
pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan
sesuai amanat Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
70

Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta keterampilan guru, sangat
menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, dan
pelaksanaan tugas tambahan yang relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru dengan
tugas tambahan. Sistem PK Guru adalah sistem penilaian yang dirancang untuk mengidentifikasi
kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang
ditunjukkan dalam unjuk kerjanya.
Sebelum mengikuti PK Guru, seorang guru harus mengikuti uji kompetensi. Berdasarkan hasil
uji kompetensi ini, guru akan dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: (1) guru yang sudah
mencapai standar kompetensi minimal yang ditetapkan, dan (2) guru yang belum memiliki standar
kompetensi minimmal yang ditetapkan.
Guru yang sudah mencapai standar kompetensi minimum yang ditetapkan diberi kesempatan
untuk mengikuti PK Guru. Sebaliknya, guru yang belum mencapai standar minimum yang ditetapkan,
diharuskan mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) melalui multimode, untuk kemudian
mengikuti uji kompetensi.
Jika hasil uji kompetensi memenuhi persyaratan, guru yang bersangkutan diberi peluang
mengikuti PK Guru. Fokus utama PK Guru adalah (1) disiplin guru (kehadiran, ethos kerja), (2)
efisiensi dan efektivitas pembelajaran (kapasitas transformasi ilmu ke siswa), (3) keteladanan guru
(berbicara, bersikap dan berperilaku), dan (4) motivasi belajar siswa.
Guru yang sudah mengikuti PK Guru, akan dihitung angka kredit yang diperoleh atas kinerjanya
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun tersebut. Kegiatan penilaian kinerja dilakukan
setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan
pangkat dan jabatan fungsionalnya.



Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
71
SM : Standar Minimal
PKB : Pembinaan Keprofesian
Berkelanjutan
PK : Penilaian Kinerja
UJI
KOMPETENSI
N SM N SM
PKB
DIKLAT
PENGEMBANGAN
N SM N SM
GURU
PROFESIONAL
1. KENAIKAN PANGKAT/
JABATAN
2. PROMOSI
3. TUNJANGAN PROFESI
PK
INTERNALLY &
EKSTERNALLY
DRIVEN
DIKLAT DASAR
DIKLAT LANJUTAN
INDIKATOR UTAMA
No. INDIKATOR
1. Disiplin Guru (waktu, nilai,
kehadiran, ethos kerja)
2.
Efisiensi dan Efektivitas
pembelajaran (Kapasitas
transformasi ilmu ke
siswa)
3. Keteladanan Guru
(berbicara, bersikap dan berperilaku)
4.
Motivasi Belajar Siswa
DAMPAK
No INDIKATOR
1.
Hasil Belajar Siswa (Nilai Rapor, UN dan Hasil Tes
Standar Lainnya)
2.
Karya Prestatif Siswa dalam berbagai kompetisi
Lokal, Nasional dan Internasional
3.
Kesinambungan Prestasi Siswa di PT atau bekerja
melalui Penelusuran Alumni.
4. Rekognisi Pihak Eksternal terhadap kualitas Siswa
Pembinaan karier dan
kepangkatan
Memastikan guru melaksanakan
tugas profesional
Menjamin bahwa guru
memberi layanan pendidikan
yang berkualitas
(KEPASTIAN, KEMANFAATAN dan
KEADILAN)
PK
PKB
UK

Hasil PK Guru diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan berbagai kebijakan yang terkait
dengan peningkatan mutu dan kinerja guru sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan
dalam menciptakan insan yang cerdas, komprehensif, dan berdaya saing tinggi. PK Guru merupakan
acuan bagi sekolah/madrasah untuk menetapkan pengembangan karir dan promosi guru. Bagi
guru, PK Guru merupakan pedoman untuk mengetahui unsurunsur kinerja yang dinilai dan
merupakan sarana untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memperbaiki
kualitas kinerjanya, khususnya pada empat fokus utama, seperti disebutkan di atas.
C. Persyaratan
Persyaratan penting dalam sistem PK Guru yaitu harus valid, reliabel, dan praktis.
1. Sistem PK Guru dikatakan valid bila aspek yang dinilai benar-benar mengukur komponen-
komponen tugas guru dalam melaksanakanpembelajaran, pembimbingan, dan/atau tugas lain
yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
2. Sistem PK Guru dikatakan reliabel atau mempunyai tingkat kepercayaan tinggi jika proses yang
dilakukan memberikan hasil yang sama untuk seorang guru yang dinilai kinerjanya oleh siapapun
dan kapan pun.
3. Sistem PK Guru dikatakan praktis bila dapat dilakukan oleh siapapun dengan relatif mudah,
dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang sama dalam semua kondisi tanpa memerlukan
persyaratan tambahan.

D. Prinsip Pelaksanaan
Prinsipprinsip utama dalam pelaksanaan PK Guru adalah sebagai berikut.
1. Sesuai dengan prosedur dan mengacu pada peraturan yang berlaku.
2. Menilai kinerja yang dapat diamati dan dipantau, yang dilakukan guru dalam melaksanakan
tugasnya seharihari, yaitu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, pembimbingan,
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
72
dan/atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah meliputi:
a. disiplin guru (kehadiran, ethos kerja),
b. efisiensi dan efektivitas pembelajaran (kapasitas transformasi ilmu ke siswa),
c. keteladanan guru (berbicara, bersikap dan berperilaku), dan
d. motivasi belajar siswa.
3. Penilai, guru yang dinilai, dan unsur yang terlibat dalam proses harus memahami semua
dokumen yang terkait dengan sistem penilaian. Guru dan penilai harus memahami pernyataan
kompetensi dan indikator kinerjanya secara utuh, sehingga keduanya mengetahui tentang aspek
yang dinilai serta dasar dan kriteria yang digunakan dalam penilaian.
4. Diawali dengan penilaian formatif di awal tahun dan penilaian sumatif di akhir tahun dengan
memperhatikan halhal berikut.
a. Obyektif sesuai dengan kondisi nyata guru dalam melaksanakan tugas seharihari.
b. Memberlakukan syarat, ketentuan, dan prosedur standar kepada semua guru yang dinilai.
c. Dapat dipertanggungjawabkan.
d. Bermanfaat bagi guru dalam rangka peningkatan kualitas kinerjanya secara berkelanjutan
dan sekaligus pengembangan karir profesinya.
e. Memungkinkan bagi penilai, guru yang dinilai, dan pihak lain yang berkepentingan, untuk
memperoleh akses informasi atas penyelenggaraan penilaian tersebut.
f. Mudah tanpa mengabaikan prinsipprinsip lainnya.
g. Berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.
h. Tidak hanya terfokus pada hasil, namun juga perlu memperhatikan proses, yakni bagaimana
guru dapat mencapai hasil tersebut.
i. Periodik, teratur, dan berlangsung secara terus menerus selama seseorang menjadi guru.
j. Boleh diketahui oleh pihakpihak terkait yang berkepentingan.

E. Aspek yang Dinilai
Seperti telah dijelaskan di muka, guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Selain tugas utamanya tersebut, guru juga dimungkinkan memiliki tugastugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Oleh karena itu, dalam penilaian kinerja guru beberapa
subunsur yang perlu dinilai adalah sebagai berikut.
1. Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mata
pelajaran atau guru kelas, khususnya berkaitan dengan, (1) disiplin guru (kehadiran, ethos
kerja), (2) efisiensi dan efektivitas pembelajaran (kapasitas transformasi ilmu ke siswa), (3)
keteladanan guru (berbicara, bersikap dan berperilaku), dan (4) motivasi belajar siswa.
2. Penilaian kinerja dalam melaksanakan proses pembimbingan bagi guru Bimbingan Konseling
(BK)/Konselor meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembimbingan,
mengevaluasi dan menilai hasil bimbingan, menganalisis hasil evaluasi pembimbingan, dan
melaksanakan tindak lanjut hasil pembimbingan. Seperti halnya guru mata pelajaran, fokus
utama PK bagi guru Bimbingan Konseling (BK)/Konselor juga mencakup (1) disiplin guru
(kehadiran, ethos kerja), (2) efisiensi dan efektivitas pembelajaran (kapasitas transformasi ilmu
ke siswa), (3) keteladanan guru (berbicara, bersikap dan berperilaku), dan (4) motivasi belajar
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
73
siswa.
3. Kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah. Pelaksanaan tugas tambahan ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu tugas
tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka dan yang tidak mengurangi jam mengajar
tatap muka. Tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka meliputi: (1) menjadi
kepala sekolah/madrasah per tahun; (2) menjadi wakil kepala sekolah/madrasah per tahun; (3)
menjadi ketua program keahlian/program studi atau yang sejenisnya; (4) menjadi kepala
perpustakaan; atau (5) menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau yang
sejenisnya. Tugas tambahan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka dikelompokkan
menjadi dua, yaitu tugas tambahan minimal satu tahun (misalnya menjadi wali kelas, guru
pembimbing program induksi, dan sejenisnya) dan tugas tambahan kurang dari satu tahun
(misalnya menjadi pengawas penilaian dan evaluasi pembelajaran, penyusunan kurikulum, dan
sejenisnya).
Penilaian kinerja guru dalam melaksanakan tugas tambahan yang mengurangai jam
mengajar tatap muka dinilai dengan menggunakan instrumen khusus yang dirancang
berdasarkan kompetensi yang dipersyaratkan untuk melaksanakan tugas tambahan tersebut.
Tugas tambahan lain yang tidak mengurangi jam mengajar guru dihargai langsung sebagai
perolehan angka kredit sesuai ketentuan yang berlaku.

F. Prosedur Pelaksanaan
PK Guru dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal tahun ajaran (penilaian formatif) dan akhir
tahun ajaran (penilaian sumatif), khususnya untuk pertamakalinya. PK Guru formatif digunakan
untuk menyusun profil kinerja guru dan harus dilaksanakan dalam kurun waktu 6 (enam) minggu di
awal tahun ajaran. Berdasarkan profil kinerja guru ini dan hasil evaluasi diri yang dilakukan oleh guru
secara mandiri, sekolah/madrasah menyusun rencana PKB. Bagi guruguru dengan PK Guru di bawah
standar, maka program PKB diarahkan untuk pencapaian standar kompetensi tersebut.
Sementara itu, bagi guruguru dengan PK Guru yang telah mencapai atau di atas standar,
program PKB diorientasikan untuk meningkatkan atau memperbaharui pengetahuan, keterampilan,
dan sikap dan perilaku keprofesiannya. PK Guru sumatif digunakan untuk menetapkan perolahan
angka kredit guru pada tahun tersebut. PK Guru sumatif juga digunakan untuk menganalisis
kemajuan yang dicapai guru dalam pelaksanaan PKB, baik bagi guru yang nilainya masih di bawah
standar, telah mencapai standar, atau melebihi standar kompetensi yang ditetapkan. PK Guru
sumatif harus sudah dilaksanakan 6 (enam) minggu sebelum penetapan angka kredit seorang guru.
Secara spesifik terdapat perbedaan prosedur pelaksanaan PK Guru pembelajaran atau
pembimbingan dengan prosedur pelaksanaan PK Guru untuk tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah. Meskipun demikian, secara umum kegiatan penilaian PK Guru di tingkat
sekolah dilaksanakan dalam 4 (empat) tahapan sebagaimana berikut.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, halhal yang harus dilakukan oleh penilai maupun guru yang akan
dinilai, yaitu:
a. memahami Pedoman PK Guru, terutama tentang sistem yang diterapkan dan posisi PK Guru
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
74

dalam kerangka pembinaan dan pengembangan profesi guru;
b. memahami pernyataan kompetensi guru yang telah dijabarkan dalam bentuk indikator
kinerja;
c. memahami penggunaan instrumen PK Guru dan tata cara penilaian yang akan dilakukan,
termasuk cara mencatat semua hasil pengamatan dan pemantauan, serta mengumpulkan
dokumen dan bukti fisik lainnya yang memperkuat hasil penilaian; dan
d. memberitahukan rencana pelaksanaan PK Guru kepada guru yang akan dinilai sekaligus
menentukan rentang waktu jadwal pelaksanaannya.
2. Tahap Pelaksanaan
Beberapa tahapan PK Guru yang harus dilalui oleh penilai sebelum menetapkan nilai untuk
setiap kompetensi, yaitu:
a. Sebelum pengamatan. Pertemuan awal antara penilai dengan guru yang dinilai sebelum
dilakukan pengamatan dilaksanakan di ruang khusus tanpa ada orang ketiga. Pada
pertemuan ini, penilai mengumpulkan dokumen pendukung dan melakukan diskusi tentang
berbagai hal yang tidak mungkin dilakukan pada saat pengamatan. Semua hasil diskusi,
wajib dicatat dalam format laporan dan evaluasi per kompetensi sebagai bukti penilaian
kinerja. Untuk pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah
dapat dicatat dalam lembaran lain karena tidak ada format khusus yang disediakan untuk
proses pencatatan ini.
b. Selama pengamatan. Selama pengamatan di kelas dan/atau di luar kelas, penilai wajib
mencatat semua kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran
atau pembimbingan, dan/atau dalam pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah. Dalam konteks ini, penilaian kinerja dilakukan dengan
menggunakan instrumen yang sesuai untuk masingmasing penilaian kinerja. Untuk menilai
guru yang melaksanakan proses pembelajaran atau pembimbingan, penilai menggunakan
instrumen PK Guru pembelajaran atau pembimbingan.
Pengamatan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di kelas selama proses tatap
muka tanpa harus mengganggu proses pembelajaran. Pengamatan kegiatan pembimbingan
dapat dilakukan selama proses pembimbingan baik yang dilakukan dalam kelas maupun di
luar kelas, baik pada saat pembimbingan individu maupun kelompok. Penilai wajib mencatat
semua hasil pengamatan pada format laporan dan evaluasi per kompetensi tersebut atau
lembar lain sebagai bukti penilaian kinerja. Jika diperlukan, proses pengamatan dapat
dilakukan lebih dari satu kali untuk memperoleh informasi yang akurat, valid dan konsisten
tentang kinerja seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran atau
pembimbingan.
Dalam proses penilaian untuk tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah, data dan informasi dapat diperoleh melalui pencatatan terhadap semua
bukti yang teridentifikasi di tempat yang disediakan pada masingmasing kriteria penilaian.
Buktibukti ini dapat diperoleh melalui pengamatan, wawancara dengan pemangku
kepentingan pendidikan (guru, komite sekolah, peserta didik, dunia usaha dan dunia industri
mitra).
c. Setelah pengamatan. Pada pertemuan setelah pengamatan pelaksanaan proses
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
75
sekolah/madrasah, penilai dapat mengklarifikasi beberapa aspek tertentu yang masih
diragukan. Penilai wajib mencatat semua hasil pertemuan pada format laporan dan evaluasi
per kompetensi tersebut atau lembar lain sebagai bukti penilaian kinerja. Pertemuan
dilakukan di ruang khusus dan hanya dihadiri oleh penilai dan guru yang dinilai. Untuk
penilaian kinerja tugas tambahan, hasilnya dapat dicatat pada Format Penilaian Kinerja
sebagai deskripsi penilaian kinerja.
3. Tahap Penilaian
a. Pelaksanaan penilaian
Pada tahap ini penilai menetapkan nilai untuk setiap kompetensi dengan skala nilai 1, 2,
3, atau 4. Sebelum pemberian nilai tersebut, penilai terlebih dahulu memberikan skor 0,
1, atau 2 pada masingmasing indikator untuk setiap kompetensi. Pemberian skor ini
harus didasarkan kepada catatan hasil pengamatan dan pemantauan serta buktibukti
berupa dokumen lain yang dikumpulkan selama proses PK Guru. Pemberian nilai untuk
setiap kompetensi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
1) Pemberian skor 0, 1, atau 2 untuk masingmasing indikator setiap kompetensi.
Pemberian skor ini dilakukan dengan cara membandingkan rangkuman catatan hasil
pengamatan dan pemantauan di lembar format laporan dan evaluasi per
kompetensi dengan indikator kinerja masingmasing kompetensi
2) Nilai setiap kompetensi kemudian direkapitulasi dalam format hasil penilaian kinerja
guru untuk mendapatkan nilai total PK Guru. Untuk penilaian kinerja guru dengan
tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, nilai untuk setiap
kompetensi direkapitulasi ke dalam format rekapitulasi penilaian kinerja untuk
mendapatkan nilai PK Guru. Nilai total ini selanjutnya dikonversikan ke dalam skala
nilai sesuai Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009.
3) Berdasarkan hasil konversi nilai PK Guru ke dalam skala nilai sesuai dengan
Permenneg PAN dan RB Nomor 16 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya, selanjutnya dapat ditetapkan sebutan dan persentase angka
kreditnya sebagaimana tercantum dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Konversi Nilai Kinerja Hasil PK Guru ke persentase Angka Kredit
Nilai Hasil PK Guru Sebutan
Persentase
Angka kredit
91 100 Amat baik 125%
76 90 Baik 100%
61 75 Cukup 75%
51 60 Sedang 50%
50 Kurang 25%

4) Setelah melaksanakan penilaian, penilai wajib memberitahukan kepada guru yang
dinilai tentang nilai hasil PK Guru berdasarkan bukti catatan untuk setiap
kompetensi. Penilai dan guru yang dinilai melakukan refleksi terhadap hasil PK Guru,
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
76
sebagai upaya untuk perbaikan kualitas kinerja guru pada periode berikutnya.
5) Jika guru yang dinilai dan penilai telah sepakat dengan hasil penilaian kinerja, maka
keduanya menandatangani format laporan hasil penilaian kinerja guru tersebut.
Format ini juga ditandatangani oleh kepala sekolah.
6) Khusus bagi guru yang mengajar di dua sekolah atau lebih (guru multi
sekolah/madrasah), maka penilaian dilakukan di sekolah/madrasah induk. Meskipun
demikian, penilai dapat melakukan pengamatan serta mengumpulkan data
dan informasi dari sekolah/madrasah lain tempat guru mengajar atau membimbing.

b. Pernyataan Keberatan terhadap Hasil Penilaian
Keputusan penilai terbuka untuk diverifikasi. Guru yang dinilai dapat mengajukan
keberatan terhadap hasil penilaian tersebut. Keberatan disampaikan kepada Kepala
Sekolah dan/atau Dinas Pendidikan, yang selanjutnya akan menunjuk seseorang yang
tepat untuk bertindak sebagai moderator. Dalam hal ini moderator dapat mengulang
pelaksanaan PK Guru untuk kompetensi tertentu yang tidak disepakati atau mengulang
penilaian kinerja secara menyeluruh. Pengajuan usul penilaian ulang harus dicatat
dalam laporan akhir. Dalam kasus ini, nilai PK Guru dari moderator digunakan sebagai
hasil akhir PK Guru. Penilaian ulang hanya dapat dilakukan satu kali dan moderator hanya
bekerja untuk kasus penilaian tersebut.

4. Tahap Pelaporan
Setelah nilai PK Guru formatif dan sumatif diperoleh, penilai wajib melaporkan hasil PK Guru
kepada pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti hasil PK Guru tersebut. Hasil PK
Guru formatif dilaporkan kepada kepala sekolah/koordinator PKB sebagai masukan untuk
merencanakan kegiatan PKB tahunan. Hasil PK Guru sumatif dilaporkan kepada tim penilai
tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, atau tingkat pusat sesuai dengan kewenangannya.
Laporan PK Guru sumatif ini digunakan oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi,
atau pusat sebagai dasar perhitungan dan penetapan angka kredit (PAK) tahunan yang
selanjutnya dipertimbangkan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru. Laporan
mencakup: (1) laporan dan evaluasi per kompetensi sesuai format; (ii) rekap hasil PK Guru
sesuai format; dan (iii) dokumen pendukung lainnya.
Guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dan
mengurangi beban jam mengajar tatap muka, dinilai dengan menggunakan dua instrumen,
yaitu: (i) instrumen PK Guru pembelajaran atau pembimbingan; dan (ii) instrumen PK Guru
pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Hasil PK Guru
pelaksanaan tugas tambahan tersebut akan digabungkan dengan hasil PK Guru
pelaksanaan pembelajaran atau pembimbingan sesuai persentase yang ditetapkan dalam
aturan yang berlaku.



Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
77
G. Konversi Nilai Hasil PK Guru ke Angka Kredit
Nilai kinerja guru hasil PK Guru perlu dikonversikan ke skala nilai menurut Permenneg PAN dan RB
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Hasil konversi ini
selanjutnya digunakan untuk menetapkan sebutan hasil PK Guru dan persentase perolehan angka
kredit sesuai pangkat dan jabatan fungsional guru. Sebelum melakukan pengkonversian hasil PK Guru
ke angka kredit, tim penilai harus melakukan verifikasi terhadap hasil PK Guru. Kegiatan verifikasi ini
dilaksanakan dengan menggunakan berbagai dokumen (Hasil PK Guru yang direkapitulasi dalam
Format Rekap Hasil PK Guru, catatan hasil pengamatan, studi dokumen, wawancara, dan
sebagainya yang ditulis dalam Format Laporan dan Evaluasi per kompetensi beserta dokumen
pendukungnya) yang disampaikan oleh sekolah untuk pengusulan penetapan angka kredit. Jika
diperlukan dan dimungkinkan, kegiatan verifikasi hasil PK Guru dapat mencakup kunjungan ke
sekolah/madrasah oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat.
Pengkonversian hasil PK Guru ke Angka Kredit adalah tugas Tim Penilai Angka Kredit kenaikan
jabatan fungsional guru di tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat. Penghitungan angka kredit
dapat dilakukan di tingkat sekolah, tetapi hanya untuk keperluan estimasi perolehan angka kredit
guru. Angka kredit estimasi berdasarkan hasil perhitungan PK Guru yang dilaksanakan di sekolah,
selanjutnya dicatat dalam format penghitungan angka kredit yang ditandatangani oleh penilai, guru
yang dinilai dan diketahui oleh kepala sekolah. Bersamasama dengan angka angka kredit dari unsur
utama lainnya (pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif) dan unsur penunjang, hasil
perhitungan PK Guru yang dilakukan oleh tim penilai tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat
akan direkap dalam daftar usulan penetapan angka kredit (DUPAK) untuk proses penetapan angka
kredit kenaikan jabatan fungsional guru.
1. Konversi nilai PK Guru bagi guru tanpa tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah.
Konversi nilai PK Guru ke angka kredit dilakukan berdasarkan Tabel 3.4. Berdasarkan Permenneg
PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, perolehan angka kredit untuk pembelajaran atau
pembimbingan setiap tahun bagi guru diperhitungkan dengan menggunakan rumus tertentu.
Seorang Guru yang akan dipromosikan naik jenjang pangkat dan jabatan fungsionalnya setingkat
lebih tinggi, dipersyaratkan harus memiliki angka kredit kumulatif minimal sebagai berikut.
Tabel 3.4. Persyaratan Angka Kredit untuk Kenaikan Pangkat dan Jabatan Fungsional Guru
Jabatan Guru
Pangkat
dan Golongan Ruang
Persyaratan Angka Kredit kenaikan
pangkat dan jabatan
Kumulatif
minimal
Kebutuhan
Per jenjang
Guru Pertama
Penata Muda, III/a
Penata Muda Tingkat I, III/b
100
150
50
50
Guru Muda
Penata, III/c
Penata Tingkat I, III/d
200
300
100
100
Guru Madya
Pembina, IV/a
Pembina Tingkat I, IV/b
Pembinaan Utama Muda, IV/c
400
550
700
150
150
150
Guru Utama
Pembina Utama Madya, IV/d
Pembina Utama, IV/e
850
1.050
200

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
78

Keterangan: (1) Angka kredit kumulatif minimal pada kolom 3 adalah jumlah angka
kredit minimal yang dimiliki untuk masingmasing jenjang jabatan/pangkat; dan (2)
Angka kredit pada kolom 4 adalah jumlah peningkatan minimal angka kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.

2. Konversi nilai PK Guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah
yang mengurangi jam mengajar tatap muka guru.
Hasil akhir nilai kinerja guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah (Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium, Kepala
Perpustakaan, dan sejenisnya) yang mengurangi jam mengajar tatap muka diperhitungkan
berdasarkan prosentase nilai PK Guru pembelajaran/pembimbingan dan prosentase nilai PK
Guru pelaksanaan tugas tambahan tersebut.
a. Untuk itu, nilai hasil PK Guru Kelas/Mata Pelajaran atau PK Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor, atau PK Guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah perlu diubah terlebih dahulu ke skala 0 100.
b. Masingmasing hasil konversi nilai kinerja guru untuk unsur pembelajaran/ pembimbingan
dan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, kemudian
dikategorikan ke dalam Amat Baik (125%), Baik(100%), Cukup (75%), Sedang (50%), atau
Kurang (25%) sebagaimana diatur dalam Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009.
c. Angka kredit per tahun masingmasing unsur pembelajaran/ pembimbingan dan tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang diperoleh oleh guru dihitung
menggunakan rumus tertentu.
d. Angka kredit unsur pembelajaran/pembimbingan dan angka kredit tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dijumlahkan sesuai prosentasenya untuk
memperoleh total angka kredit dengan perhitungan sebagai berikut:
1) Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah total angka kreditnya = 25% angka
kredit pembelajaran/pembimbingan + 75 angka kredit tugas tambahan sebagai kepala
sekolah.
2) Guru dengan tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah total angka kreditnya =
50% angka kredit pembelajaran/pembimbingan + 50% Angka Kredit Tugas Tambahan
sebagai Wakil Kepala Sekolah.
3) Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan/
laboratorium/bengkel, atau ketua program keahlian; total angka kredit = 50% angka
kredit pembelajaran/pembimbingan + 50% Angka Kredit Tugas Tambahan sebagai
Pustakawan/Laboran.

3. Konversi nilai PK Guru dengan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah tetapi tidak mengurangi jam mengajar tatap muka guru
Angka kredit tugas tambahan bagi guru dengan tugas tambahan lain yang tidak mengurangi jam
mengajar tatap muka, langsung diperhitungkan sebagai perolehan angka kredit guru pada
periode tahun tertentu. Banyaknya tugas tambahan untuk seorang guru maksimum dua tugas
per tahun. Angka kredit kumulatif yang diperoleh diperhitungkan sebagai berikut.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
79
a. Tugas yang dijabat selama satu tahun (misalnya menjadi wali kelas, tim kurikulum,
pembimbing guru pemula, dan sejenisnya). Angka kredit kumulatif yang diperoleh = Angka
Kredit Hasil PK Guru selama setahun + 5% Angka Kredit Hasil PK Guru selama setahun x
banyaknya tugas temporer yang diberikan selama setahun.
b. Tugas yang dijabat selama kurang dari satu tahun atau tugastugas sementara (misalnya
menjadi pengawas penilaian dan evaluasi, membimbing peserta didik dalam kegiatan
ekstrakurikuler, menjadi pembimbing penyusunan publikasi ilmiah dan karya inovatif, dan
sejenisnya). Angka kredit kumulatif yang diperoleh = Angka Kredit Hasil PK Guru selama
setahun + 2% Angka Kredit Hasil PK Guru selama setahun x banyaknya tugas temporer yang
diberikan selama setahun.

H. Penilai PK Guru

1. Kriteria Penilai
Penilaian kinerja guru dilakukan oleh Kepala Sekolah. Apabila Kepala Sekolah tidak dapat
melaksanakan sendiri (misalnya karena jumlah guru yang dinilai terlalu banyak), maka Kepala
Sekolah dapat menunjuk Guru Pembina atau Koordinator PKB sebagai penilai. Penilaian
kinerja Kepala Sekolah dilakukan oleh Pengawas Sekolah. Penilai harus memiliki kriteria
sebagai berikut.
a. Menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat guru/kepala
sekolah yang dinilai.
b. Memiliki Sertifikat Pendidik.
c. Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dan menguasai bidang tugas Guru/Kepala
Sekolah yang akan dinilai.
d. Memiliki komitmen yang tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.
e. Memiliki integritas diri, jujur, adil, dan terbuka.
f. Memahami PK Guru dan dinyatakan memiliki keahlian serta mampu untuk menilai kinerja
Guru/Kepala Sekolah.
Dalam hal Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Guru Pembina, dan Koordinator PKB
memiliki latar belakang bidang studi yang berbeda dengan guru yang akan dinilai maka
penilaian dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau Guru Pembina/Koordinator PKB dari
Sekolah lain atau oleh Pengawas Sekolah dari kabupaten/kota lain yang sudah memiliki
sertifikat pendidik dan memahami PK Guru.
2. Masa Kerja
Masa kerja tim penilai kinerja guru ditetapkan oleh Kepala Sekolah atau Dinas Pendidikan
paling lama tiga (3) tahun. Kinerja penilai dievaluasi secara berkala oleh Kepala Sekolah atau
Dinas Pendidikan dengan memperhatikan prinsipprinsip penilaian yang berlaku. Untuk
sekolah yang berada di daerah khusus, penilaian kinerja guru dilakukan oleh Kepala Sekolah
dan/atau Guru Pembina setempat. Jumlah guru yang dapat dinilai oleh seorang penilai
adalah 5 sampai dengan 10 guru per tahun.

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
80

I. Sanksi
Penilai dan guru akan dikenakan sanksi apabila yang bersangkutan terbukti melanggar prinsipprinsip
pelaksanaan PK Guru, sehingga menyebabkan Penetapan Angka Kredit (PAK) diperoleh dengan cara
melawan hukum. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Diberhentikan sebagai guru atau kepala sekolah dan/atau pengawas sekolah.
2. Bagi penilai, wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan semua
penghargaan yang pernah diterima sejak yang bersangkutan melakukan proses PK Guru.
3. Bagi guru wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan semua
penghargaan yang pernah diterima sejak yang bersangkutan memperoleh dan mempergunakan
PAK yang dihasilkan dari PK Guru.

J. Tugas dan Tanggung Jawab
Setiap pihak terkait memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan PK Guru.
Penetapan tugas dan tanggung jawab tersebut sesuai dengan semangat otonomi daerah serta
mengutamakan prinsipprinsip efisiensi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Keterkaitan tugas dan
tanggung jawab pihakpihak yang terlibat dalam pelaksanaan PK Guru, mulai dari tingkat pusat
sampai dengan sekolah. Konsekuensi dari adanya keterkaitan tersebut, menuntut agar pihak pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan PK Guru melakukan koordinasi. Tugas dan tanggung jawab
masingmasing pihak dirinci berikut ini.
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
a. Menyusun dan mengembangkan ramburambu pengembangan kegiatan PK Guru.
b. Menyusun prosedur operasional standar pelaksanaan PK Guru.
c. Menyusun instrumen dan perangkat lain untuk pelaksanaan PK Guru.
d. Mensosialisasikan, menyeleksi dan melaksanakan TOT penilai PK Guru tingkat pusat.
e. Memantau dan mengevaluasi kegiatan PK Guru.
f. Menyusun laporan hasil pemantauan dan evaluasi PK Guru secara nasional.
g. Menyampaikan laporan hasil pemantauan dan evaluasi PK Guru kepada Dinas Pendidikan
dan sekolah sebagai umpan balik untuk ditindak lanjuti.
h. Mengkoordinasi dan mensosialisasikan kebijakankebijakan terkait PK Guru.

2. Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP
a. Menghimpun data profil guru dan sekolah yang ada di daerahnya berdasarkan hasil PK Guru
di sekolah.
b. Mensosialisasikan, menyeleksi, dan melaksanakan TOT untuk melatih penilai PK Guru tingkat
Kabupaten/Kota.
c. Menetapkan dan mengesahkan tim penilai PK Guru yang berada di bawah kewenangan
provinsi dalam bentuk Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.
d. Melaksanakan pendampingan kegiatan PK Guru di sekolahsekolah yang ada di bawah
kewenangannya.
e. Menyediakan pelayanan konsultasi pelaksanaan kegiatan PK Guru yang ada di bawah
kewenangannya.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
81
f. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan PK Guru di sekolahsekolah yang ada di
bawah kewenangannya.
g. Dinas Pendidikan Provinsi bersamasama dengan LPMP membuat laporan hasil pemantauan
dan evaluasi kegiatan PK Guru dan mengirimkannya kepada sekolah, Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, dan/atau Kemdiknas, cq. unit yang menangani Pendidik.

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
a. Menghimpun dan menyediakan data profil guru dan sekolah yang ada di wilayahnya
berdasarkan hasil PK Guru di sekolah.
b. Mensosialisasikan dan melalui koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP
melatih penilai PK Guru tingkat Kabupaten/Kota.
c. Membantu pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan PK Guru di sekolahsekolah yang ada di
wilayahnya.
d. Melaksanakan pendampingan kegiatan dan pengelolaan PK Guru di sekolahsekolah yang ada
di wilayahnya.
e. Menetapkan dan mengesahkan tim penilai PK Guru bagi guru yang berada di bawah
kewenangannya dalam bentuk Keputusan Kepala Dinas.
f. Mengetahui dan menyetujui program kerja pelaksanaan PK Guru yang diajukan sekolah.
g. Menyediakan pelayanan konsultasi dan penyelesaian konflik dalam pelaksanaan kegiatan PK
Guru di sekolahsekolah yang ada di daerahnya.
h. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan PK Guru untuk menjamin pelaksanaan
yang efektif, efisien, obyektif, adil, akuntabel, dan sebagainya.
i. Membuat laporan hasil pemantauan dan evaluasi kegiatan PK Guru di sekolah sekolah yang
ada di wilayahnya dan mengirimkannya kepada sekolah, dan/atau LPMP dengan tembusan
ke Dinas Pendidikan Provinsi masingmasing.

4. UPTD Dinas Pendidikan
a. Menghimpun dan menyediakan data profil guru dan sekolah yang ada di kecamatan
wilayahnya berdasarkan hasil PK Guru di sekolah.
b. Membantu pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan PK Guru di wilayah kecamatannya.
c. Melaksanakan pendampingan kegiatan dan pengelolaan PK Guru di wilayah kecamatannya.
d. Menetapkan dan mengesahkan penilai PK Guru dalam bentuk Keputusan penetapan sebagai
penilai.
e. Menyediakan pelayanan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan PK Guru yang ada di
daerahnya.
f. Memantau dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan kegiatan PK Guru di tingkat
kecamatan untuk disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
5. Satuan Pendidikan
a. Memilih dan mengusulkan penilai untuk pelaksanaan PK Guru
b. Menyusun program kegiatan sesuai dengan RambuRambu Penyelenggaraan PK Guru dan
prosedur operasional standar penyelenggaraan PK Guru.
c. Mengusulkan rencana program kegiatan ke UPTD atau Dinas Kabupaten/Kota.
d. Melaksanakan kegiatan PK Guru sesuai program yang telah disusun secara efektif, efisien,
obyektif, adil, akuntabel, dsb.
e. Memberikan kemudahan akses bagi penilai untuk melaksanakan tugas.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
82

f. Melaporkan kepada UPTD atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota jika terjadi permasalahan
dalam pelaksanaan PK Guru.
g. Membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan, administrasi, keuangan (jika ada) dan
pelaksanaan program.
h. Membuat rencana tindak lanjut program pelaksanaan PK Guru untuk tahun berikutnya.
i. Membantu tim pemantau dan evaluasi dari tingkat pusat, LPMP, Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, UPTD Dinas Pendidikan Kabupaten di Kecamatan, dan Pengawas Sekolah.
j. Membuat laporan kegiatan PK Guru dan mengirimkannya kepada Tim penilai tingkat
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional sesuai kewenangannya sebagai dasar penetapan
angka kredit (PAK) tahunan yang diperlukan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional
guru. Tim Penilai untuk menghitung dan menetapkan angka kredit, terlebih dahulu
melakukan verifikasi terhadap berbagai dokumen hasil PK Guru. Pada kegiatan verifikasi jika
diperlukan dan memang dibutuhkan tim penilai dapat mengunjungi sekolah. Sekolah juga
menyampaikan laporan tersebut kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau ke
UPTD Pendidikan Kecamatan.
k. Merencanakan program untuk memberikan dukungan kepada guru yang memperoleh hasil
PK Guru di bawah standar yang di tetapkan.

Latihan dan Renungan
1. Mengapa penilaian kinerja guru perlu dilakukan secara kontinyu?
2. Apa tujuan utama penilaian kinerja guru?
3. Sebutkan dan jelaskan secara ringkat tiga persyaratan penilaian kinerja guru!
4. Sebutkan dan jelaskan secara ringkas prinsip-prinsip penilaian kinerja guru!
5. Sebutkan tahap-tahap penilaian kinerja guru!
6. Apa yang Anda ketahui tentang konversi nilai kredit dalam kerangka penilaian kinerja guru?


Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
83
BAB IV
PENGEMBANGAN KARIR

Topik ini berkaitan dengan pengembangan karir guru. Materi sajian
terutama berkaitan dengan esensi dan ranah pembinaan dan
pengembangan guru, khususnya berkaitan dengan keprofesian dan karir.
Peserta PLPG diminta mengikuti materi pembelajaran secara individual,
melaksanakan diskusi kelompok, menelaah kasus, membaca regulasi yang
terkait, menjawab soal latihan, dan melakukan refleksi.

A. Ranah Pengembangan Guru
Tugas utama guru sebagai pendidik profesional adalah mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas
utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari
kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu dan norma etik
tertentu.
Secara formal, guru profesional harus memenuhi kualifikasi akademik minimum S-1/D-IV dan
bersertifikat pendidik sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Guru-guru yang memenuhi
kriteria profesional inilah yang akan mampu menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien
untuk mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran sejalan dengan tujuan pendidikan nasional,
yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggungjawab.
Di dalam UU Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru dibedakan antara pembinaan dan
pengembangan kompetensi guru yang belum dan yang sudah berkualifikasi S-1 atau D-IV, seperti
disajikan pada Gambar 4.1. Pengembangan dan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru yang
belum memenuhi kualifikasi S-1 atau D-IV dilakukan melalui pendidikan tinggi program S-1 atau
program D-IV pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan tenaga
kependidikan dan/atau program pendidikan nonkependidikan.
Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik
dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan/atau olah raga (PP Nomor 74 Tahun
2008). Pengembangan dan peningkatan kompetensi dimaksud dilakukan melalui sistem pembinaan
dan pengembangan keprofesian guru berkelanjutan yang dikaitkan dengan perolehan angka kredit
jabatan fungsional.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
84


Kegiatan pengembangan dan peningkatan profesional guru yang sudah memiliki sertifikat
pendidik dimaksud dapat berupa: kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau
keprofesian, pendidikan dan pelatihan, pemagangan, publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau
gagasan inovatif, karya inovatif, presentasi pada forum ilmiah, publikasi buku teks pelajaran yang
lolos penilaian oleh BSNP, publikasi buku pengayaan, publikasi buku pedoman guru, publikasi
pengalaman lapangan pada pendidikan khusus dan/atau pendidikan layanan khusus, dan/atau
penghargaan atas prestasi atau dedikasi sebagai guru yang diberikan oleh pemerintah atau
pemerintah daerah.
Pada sisi lain, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa
terdapat dua alur pembinaan dan pengembangan profesi guru, yaitu: pembinaan dan
pengembangan profesi, dan pembinaan dan pengembangan karir, seperti disajikan pada Gambar
4.2. Pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana
dimaksud dilakukan melalui jabatan fungsional.

Pembinaan dan pengembangan karir meliputi: (1) penugasan, (2) kenaikan pangkat, dan (3)
promosi. Upaya pembinaan dan pengembangan karir guru ini harus sejalan dengan jenjang jabatan
PEMBINAAN
DAN
PENGEMBANGAN
PROFESI GURU
PROFESI
KARIR
GURU PROFESIONAL
DENGAN
AKSESIBILITAS
PENGEMBANGAN
KARIR
Gambar 4.2. Jenis Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
85
fungsional guru. Pola pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru tersebut diharapkan
dapat menjadi acuan bagi institusi terkait di dalam melaksanakan tugasnya.
Pengembangan profesi dan karir tersebut diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dan
kinerja guru dalam rangka pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran di kelas dan di luar
kelas. Upaya peningkatan kompetensi dan profesionalitas ini harus sejalan dengan upaya
memberikan penghargaan, peningkatan kesejahteraan, dan perlindungan terhadap guru. Kegiatan ini
menjadi bagian intergral dari pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan.

B. Ranah Pengembangan Karir
Pembinaan dan pengembangan profesi guru merupakan tanggungjawab pemerintah, pemerintah
daerah, penyelenggara satuan pendidikan, asosiasi profesi guru, serta guru secara pribadi. Secara
umum kegiatan itu dimaksudkan untuk memotivasi, memelihara, dan meningkatkan kompetensi
guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran, yang berdampak pada
peningkatan mutu hasil belajar siswa. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pembinaan dan
pengembangan karir guru terdiri dari tiga ranah, yaitu: penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.
1. Penugasan
Guru terdiri dari tiga jenis, yaitu guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru bimbingan dan
konseling atau konselor. Dalam rangka melaksanakan tugasnya, guru melakukan kegiatan pokok
yang mencakup: merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan
yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Kegiatan penugasan guru dalam rangka pembelajaran dapat dilakukan di satu sekolah
sebagai satuan administrasi pangkalnya dan dapat juga bersifat lintas sekolah. Baik bertugas
pada satu sekolah atau lebih, guru dituntut melaksanakan tugas pembelajaran yang diukur
dengan beban kerja tertentu, yaitu:
a. Beban kerja guru paling sedikit memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling
banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan
pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
b. Pemenuhan beban kerja paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling
banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu dilaksanakan dengan
ketentuan paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satuan
pendidikan tempat tugasnya sebagai guru tetap.
c. Guru bimbingan dan konseling atau konselor wajib memenuhi beban mengajar yang setara,
yaitu jika mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta
didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan.
d. Guru pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
inklusi atau pendidikan terpadu wajib memenuhi beban mengajar yang setara, yaitu jika
paling sedikit melaksanakan 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
e. Menteri dapat menetapkan ekuivalensi beban kerja untuk memenuhi ketentuan beban kerja
dimaksud, khusus untuk guru-guru yang: bertugas pada satuan pendidikan layanan khusus,
berkeahlian khusus, dan/atau dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan nasional.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
86
Agar guru dapat melaksanakan beban kerja yang telah ditetapkan tersebut secara efektif,
maka harus dilakukan pengaturan tugas guru berdasarkan jenisnya. Pengaturan tugas guru
tersebut dilakukan dengan melibatkan individu dan/atau institusi dengan ketentuan sebagai
berikut.
a. Penugasan sebagai Guru Kelas/Mata Pelajaran
1) Kepala sekolah/madrasah mengupayakan agar setiap guru dapat memenuhi beban kerja
paling sedikit 24 jam tatap muka per minggu. Apabila pada satuan administrasi
pangkalnya guru tidak dapat memenuhi beban kerja tersebut, kepala sekolah/madrasah
melaporkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
2) Dinas Pendidikan Provinsi/Kanwil Kementerian Agama mengatur penugasan guru yang
belum memenuhi beban mengajar paling sedikit 24 jam tatap muka per minggu ke
satuan pendidikan yang ada dalam lingkungan kewenangannya.
3) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
mengatur penugasan guru yang belum memenuhi beban mengajar paling sedikit 24 jam
tatap muka per minggu ke satuan pendidikan yang ada dalam lingkungan
kewenangannya.
4) Pimpinan instansi pusat di luar Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian
Agama mengatur penugasan guru yang belum memenuhi beban mengajar paling sedikit
24 jam tatap muka per minggu ke satuan pendidikan yang ada dalam lingkungan
kewenangannya.
5) Apabila pengaturan penugasan guru pada butir 2), 3), dan 4) belum terpenuhi, instansi
terkait sesuai dengan kewenangan masing-masing berkoordinasi untuk mengatur
penugasan guru pada sekolah/madrasah lain, baik negeri maupun swasta.
6) Berdasarkan hasil koordinasi sebagaimana dimaksud pada butir 5), instansi terkait sesuai
kewenangan masing-masing memastikan bahwa setiap guru wajib memenuhi beban
mengajar paling sedikit 6 jam tatap muka pada satuan administrasi pangkal guru dan
menugaskan guru pada sekolah/madrasah lain, baik negeri maupun swasta untuk dapat
memenuhi beban mengajar paling sedikit 24 jam tatap muka per minggu.
7) Instansi terkait sesuai kewenangan masing-masing wajib memastikan bahwa guru yang
bertugas di daerah khusus, berkeahlian khusus, dan guru yang dibutuhkan atas dasar
pertimbangan kepentingan nasional apabila beban kerjanya kurang dari 24 jam tatap
muka per minggu dapat diberi tugas ekuivalensi beban kerja sesuai dengan kondisi
tempat tugas guru yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan Menteri
Pendidikan Nasional.
b. Penugasan sebagai Guru Bimbingan dan Konseling
1) Kepala sekolah/madrasah mengupayakan agar setiap guru bimbingan dan konseling
dapat memenuhi beban membimbing paling sedikit 150 peserta didik per tahun. Apabila
pada satuan administrasi pangkalnya guru tidak dapat memenuhi beban membimbing
tersebut, kepala sekolah/madrasah melaporkan kepada dinas Pendidikan Provinsi/
Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
87
2) Dinas Pendidikan Provinsi/Kanwil Kementerian Agama mengatur penugasan guru
bimbingan dan konseling yang belum memenuhi beban membimbing bimbingan dan
konseling paling sedikit 150 peserta didik per tahun ke satuan pendidikan yang ada
dalam lingkungan kewenangannya.
3) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
mengatur penugasan guru bimbingan dan konseling yang belum memenuhi beban
membimbing paling sedikit 150 peserta didik per tahun ke satuan pendidikan yang ada
dalam lingkungan kewenangannya.
4) Pimpinan instansi pusat di luar Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian
Agama mengatur penugasan guru bimbingan dan konseling yang belum memenuhi
beban membimbing paling sedikit 150 peserta didik per tahun ke satuan pendidikan
yang ada dalam lingkungan kewenangannya.
5) Apabila pengaturan penugasan guru bimbingan dan konseling pada butir 2), 3), dan 4)
belum terpenuhi, instansi terkait sesuai dengan kewenangan masing-masing
berkoordinasi untuk mengatur penugasan guru bimbingan dan konseling pada
sekolah/madrasah lain, baik negeri maupun swasta.
6) Berdasarkan hasil koordinasi sebagaimana dimaksud pada butir 5), instansi terkait sesuai
kewenangan masing-masing memastikan bahwa setiap guru bimbingan dan konseling
wajib memenuhi beban membimbing paling sedikit 40 peserta didik pada satuan
administrasi pangkal guru dan menugaskan guru bimbingan dan konseling pada
sekolah/madrasah lain, baik negeri maupun swasta untuk dapat memenuhi beban
membimbing paling sedikit 150 peserta didik per tahun.
Instansi terkait sesuai kewenangan masing-masing wajib memastikan bahwa guru yang
bertugas di daerah khusus, berkeahlian khusus, dan guru yang dibutuhkan atas dasar
pertimbangan kepentingan nasional, apabila beban mengajarnya kurang dari 24 jam tatap
muka per minggu atau sebagai guru bimbingan dan konseling yang membimbing kurang dari
150 peserta didik per tahun dapat diberi tugas ekuivalensi beban kerja sesuai dengan kondisi
tempat tugas guru yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan kementerian
pendidikan. Hal ini masih dalam proses penelaahan yang saksama. Guru berhak dan wajib
mengembangkan dirinya secara berkelanjutan sesuai dengan perkembangan IPTEKS. Kepala
sekolah/madrasah wajib memberi kesempatan secara adil dan merata kepada guru untuk
mengikuti kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
c. Guru dengan Tugas Tambahan
1) Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan wajib mengajar paling
sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau membimbing 40 (empat
puluh) peserta didik bagi kepala satuan pendidikan yang berasal dari guru bimbingan
dan konseling atau konselor.
2) Guru dengan tugas tambahan sebagai wakil kepala satuan pendidikan wajib mengajar
paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau membimbing
80 (delapan puluh) peserta didik bagi wakil kepala satuan pendidikan yang berasal dari
guru bimbingan dan konseling atau konselor.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
88
3) Guru dengan tugas tambahan sebagai ketua program keahlian wajib mengajar paling
sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
4) Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan satuan pendidikan wajib
mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
5) Guru dengan tugas tambahan sebagai kerja kepala laboratorium, bengkel, atau unit
produksi satuan pendidikan wajib mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka
dalam 1 (satu) minggu.
6) Guru yang ditugaskan menjadi pengawas satuan pendidikan, pengawas mata pelajaran,
atau pengawas kelompok mata pelajaran wajib melakukan tugas pembimbingan dan
pelatihan profesional guru dan pengawasan yang ekuivalen dengan paling sedikit 24
(dua puluh empat) jam pembelajaran tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
7) Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan wajib melaksanakan
tugas sebagai pendidik, dengan ketentuan berpengalaman sebagai guru
sekurangkurangnya delapan tahun atau kepala sekolah sekurang-kurangnya 4 (empat)
tahun, memenuhi persyaratan akademik sebagai guru sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, memiliki Sertifikat Pendidik, dan melakukan tugas pembimbingan
dan pelatihan profesional Guru dan tugas pengawasan.
Pada sisi lain, guru memiliki peluang untuk mendapatkan penugasan dalam aneka jenis. Di
dalam PP No. 74 Tahun 2008 disebutkan bahwa guru yang diangkat oleh pemerintah atau
pemerintah daerah dapat ditempatkan pada jabatan struktural sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Penempatan guru pada jabatan struktural dimaksud dapat
dilakukan setelah yang bersangkutan bertugas sebagai guru paling singkat selama delapan
tahun. Guru yang ditempatkan pada jabatan struktural itu dapat ditugaskan kembali sebagai
guru dan mendapatkan hak-hak guru sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Guru yang ditempatkan pada jabatan struktural kehilangan haknya untuk memperoleh
tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan. Hak-hak
guru dimaksud berupa tunjangan profesi dan tunjangan fungsional diberikan sebesar tunjangan
profesi dan tunjangan fungsional berdasarkan jenjang jabatan sebelum guru yang bersangkutan
ditempatkan pada jabatan struktural.

2. Promosi
Kegiatan pengembangan dan pembinaan karir yang kedua adalah promosi. Promosi dimaksud dapat
berupa penugasan sebagai guru pembina, guru inti, instruktur, wakil kepala sekolah, kepala sekolah,
pengawas sekolah, dan sebagainya. Kegiatan promosi ini harus didasari atas pertimbangan prestasi
dan dedikasi tertentu yang dimiliki oleh guru.
Peraturan Pemerintah No. 74 tentang Guru mengamanatkan bahwa dalam melaksanakan
tugas keprofesian, guru berhak mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
Promosi dimaksud meliputi kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jenjang jabatan fungsional.



Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
89
C. Kenaikan Pangkat
Dalam rangka pengembangan karir guru, Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 telah
menetapkan 4 (empat) jenjang jabatan fungsional guru dari yang terrendah sampai dengan yang
tertinggi, yaitu Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama. Penjelasan tentang jenjang
jabatan fungsional guru dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi beserta jenjang
kepengkatan dan persyaratan angka kredit untuk kenaikan pangkat dan jabatan tersebut telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru dalam rangka pengembangan karir merupakan
gabungan dari angka kredit unsur utama dan penunjang ditetapkan sesuai dengan Permenneg PAN
dan BR Nomor 16 Tahun 2009. Tugas-tugas guru yang dapat dinilai dengan angka kredit untuk
keperluan kenaikan pangkat dan/atau jabatan fungsional guru mencakup unsur utama dan unsur
penunjang. Unsur utama kegiatan yang dapat dinilai sebagai angka kredit dalam kenaikan pangkat
guru terdiri atas: (a) pendidikan, (b) pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau
tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, dan (c) pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB).
1. Pendidikan
Unsur kegiatan pendidikan yang dapat dinilai sebagai angka kredit dalam kenaikan pangkat guru
terdiri atas:
a. Mengikuti pendidikan formal dan memperoleh gelar/ijazah.
Angka kredit gelar/ijazah yang diperhitungkan sebagai unsur utama tugas guru dan sesuai
dengan bidang tugas guru, yaitu:
1) 100 untuk Ijazah S-1/Diploma IV;
2) 150 untuk Ijazah S-2; atau
3) 200 untuk Ijazah S-3.
Apabila seseorang guru mempunyai gelar/ijazah lebih tinggi yang sesuai dengan sertifikat
pendidik/keahlian dan bidang tugas yang diampu, angka kredit yang diberikan adalah sebesar
selisih antara angka kredit yang pernah diberikan berdasarkan gelar/ijazah lama dengan
angka kredit gelar/ijazah yang lebih tinggi tersebut. Bukti fisik yang dijadikan dasar penilaian
adalah fotokopi ijazah yang disahkan oleh pejabat yang berwenang, yaitu dekan atau ketua
sekolah tinggi atau direktur politeknik pada perguruan tinggi yang bersangkutan.
b. Mengikuti pelatihan prajabatan dan program induksi.
Sertifikat pelatihan prajabatan dan program induksi diberi angka kredit 3. Bukti fisik
keikutsertaan pelatihan prajabatan yang dijadikan dasar penilaian adalah fotokopi surat tanda
tamat pendidikan dan pelatihan (STTPP) prajabatan yang disahkan oleh kepala
sekolah/madrasah yang bersangkutan. Bukti fisik keikutsertaan program induksi yang
dijadikan dasar penilaian adalah fotokopi sertifikat program induksi yang disahkan oleh kepala
sekolah/madrasah yang bersangkutan.
2. Pengembangan Profesi
Berdasarkan Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya yang dimaksudkan pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
90
pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap,
berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Guru Pertama dengan pangkat Penata
Muda golongan ruang III/a sampai dengan Guru Utama dengan pangkat Pembina Utama golongan
ruang IV/e wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan, yaitu
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau pengembangan karya inovatif.
Jenis kegiatan untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi pengembangan diri
(diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru), publikasi ilmiah (hasil penelitian atau gagasan
inovatif pada bidang pendidikan formal, dan buku teks pelajaran, buku pengayaan dan pedoman
guru), karya inovatif (menemukan teknologi tepat guna; menemukan atau menciptakan karya
seni; membuat atau memodifikasi alat pelajaran; dan mengikuti pengembangan penyusunan
standar, pedoman, soal, dan sejenisnya).
Persyaratan atau angka kredit minimal bagi guru yang akan naik jabatan/pangkat dari
subunsur pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk masing-masing pangkat/golongan
adalah sebagai berikut:
a. Guru golongan III/a ke golongan III/b, subunsur pengembangan diri sebesar 3 (tiga) angka
kredit.
b. Guru golongan III/b ke golongan III/c, subunsur pengembangan diri sebesar 3 (tiga) angka
kredit, dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 4 (empat) angka kredit.
c. Guru golongan III/c ke golongan III/d, subunsur pengembangan diri sebesar 3 (tiga) angka
kredit, dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 6 (enam) angka kredit.
d. Guru golongan III/d ke golongan IV/a, subunsur pengembangan diri sebesar 4 (empat) angka
kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 8 (delapan) angka kredit.
Bagi guru golongan tersebut sekurang-kurangnya mempunyai 1 (satu) laporan hasil penelitian
dari subunsur publikasi ilmiah.
e. Guru golongan IV/a ke golongan IV/b, subunsur pengembangan diri sebesar 4 (empat) angka
kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 12 (dua belas) angka
kredit. Bagi guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya mempunyai 1 (satu) laporan hasil
penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber-ISSN.
f. Guru golongan IV/b ke golongan IV/c, subunsur pengembangan diri sebesar 4 (empat) angka
kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 12 (dua belas) angka
kredit. Bagi guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya mempunyai 1 (satu) laporan hasil
penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber-ISSN.
g. Guru golongan IV/c ke golongan IV/d, subunsur pengembangan diri sebesar 5 (lima) angka
kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 14 (empat belas) angka
kredit. Bagi guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya dari subunsur publikasi ilmiah
mempunyai 1 (satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber
ISSN serta 1 (satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang ber ISBN.
h. Guru golongan IV/d ke golongan IV/e, subunsur pengembangan diri sebesar 5 (lima) angka
kredit dan subunsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif sebesar 20 (dua puluh) angka
kredit. Bagi guru golongan tersebut, sekurang-kurangnya dari subunsur publikasi ilmiah
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
91
mempunyai 1 (satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber
ISSN serta 1 (satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang ber ISBN.
i. Bagi Guru Madya, golongan IV/c, yang akan naik jabatan menjadi Guru Utama, golongan IV/d,
selain membuat PKB sebagaimana pada poin g diatas juga wajib melaksanakan presentasi
ilmiah.
3. Unsur Penunjang
Unsur penunjang tugas guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas utamanya sebagai pendidik. Unsur penunjang tugas
guru meliputi berbagai kegiatan seperti berikut ini.
a. Memperoleh gelar/ijazah yang tidak sesuai dengan bidang yang diampunya.
Guru yang memperoleh gelar/ijazah, namun tidak sesuai dengan bidang yang diampunya
diberikan angka kredit sebagai unsur penunjang dengan angka kredit sebagai berikut.
1) Ijazah S-1 diberikan angka kredit 5;
2) Ijazah S-2 diberikan angka kredit 10; dan
3) Ijazah S-3 diberikan angka kredit 15.
Bukti fisik yang dijadikan dasar penilaian adalah fotokopi ijazah yang disahkan oleh pejabat
yang berwenang, yaitu dekan atau ketua sekolah tinggi atau direktur politeknik pada
perguruan tinggi yang bersangkutan. Surat keterangan belajar/surat ijin belajar/surat tugas
belajar dari kepala dinas yang membidangi pendidikan atau pejabat yang menangani
kepegawaian serendah-rendahnya Eselon II. Bagi guru di lingkungan Kementerian Agama,
surat keterangan belajar/surat ijin belajar/surat tugas belajar tersebut berasal dari pejabat
yang berwenang serendah-rendahnya Eselon II.
b. Melaksanakan kegiatan yang mendukung tugas guru
Kegiatan yang mendukung tugas guru yang dapat diakui angka kreditnya harus sesuai dengan
kriteria dan dilengkapi dengan bukti fisik. Kegiatan tersebut di antaranya:
1) Membimbing siswa dalam praktik kerja nyata/praktik industri/ekstrakurikuler dan yang
sejenisnya
2) Sebagai pengawas ujian, penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
nasional.
3) Menjadi pengurus/anggota organisasi profesi
4) Menjadi anggota kegiatan pramuka dan sejenisnya
5) Menjadi tim penilai angka kredit
6) Menjadi tutor/pelatih/instruktur/pemandu atau sejenisnya.
c. Memperoleh penghargaan/tanda jasa
Penghargaan/tanda jasa adalah tanda kehormatan yang diberikan oleh pemerintah atau
negara asing atau organisasi ilmiah atau organisasi profesi atas prestasi yang dicapai seorang
guru dalam pengabdian kepada nusa, bangsa, dan negara di bidang pendidikan. Tanda jasa
dalam bentuk Satya Lencana Karya Satya adalah penghargaan yang diberikan kepada guru
berdasarkan prestasi dan masa pengabdiannya dalam waktu tertentu. Penghargaan lain yang
diperoleh guru karena prestasi seseorang dalam pengabdiannya kepada nusa, bangsa, dan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
92
negara di bidang pendidikan/kemanusiaan/kebudayaan. Prestasi kerja tersebut dicapai
karena pengabdiannya secara terus menerus dan berkesinambungan dalam waktu yang relatif
lama. Guru yang mendapat penghargaan dalam lomba guru berprestasi tingkat nasional,
diberikan angka kredit tambahan untuk kenaikan jabatan/pangkat.


Latihan dan Renungan
1. Apa perbedaan utama antara pengembangan keprofesian dan pengembangan karir guru?
2. Mengapa pengembangan keprofesian guru dikaitkan dengan jabatan fungsionalnya?
3. Apa perbedaan utama pengembangan guru yang belum S1/D-IV dan belum bersertifikat
pendidik dengan yang sudah memilikinya?
4. Sebutkan jenis-jenis pengembangan karir guru!
5. Apa perbedaan utama pengembangan keprofesian berbasis lembaga dengan yang berbasis
individu?


Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
93
BAB V
PERLINDUNGAN DAN PENGHARGAAN

Topik ini berkaitan dengan perlindungan dan penghargaan guru. Materi
sajian terutama berkaitan dengan konsep, prinsip atau asas, dan jenis-
jenis penghargaan dan perlindungan kepada guru, termasuk
kesejahteraannya. Peserta PLPG diminta mengikuti materi pembelajaran
secara individual, melaksanakan diskusi kelompok, menelaah kasus,
membaca regulasi yang terkait, menjawab soal latihan, dan melakukan
refleksi.

A. Pengantar
Jumlah guru yang banyak dengan sebaran yang sangat luas merupakan potensi bagi mereka untuk
mendidik anak bangsa di seluruh Indonesia secara nyaris tanpa batas akses geografis, sosial,
ekonomi, dan kebudayaan. Namun demikian, kondisi ini yang menyebakan sebagian guru
terbelenggu dengan fenomena sosial, kultural, psikologis, ekonomis, kepegawaian, dan lain-lain.
Fenomena ini bersumber dari apresiasi dan pencitraan masyarakat terhadap guru belum
begitu baik, serta perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan kesejahteraan, dan
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi mereka belum optimum. Sejarah pendidikan di
Indonesia menunjukkan bahwa perlakuan yang cenderung diskriminatif terhadap sebagian guru telah
berlangsung sejak zaman pemerintah kolonial Belanda. Hal ini membangkitkan kesadaran untuk
terus mengupayakan agar guru mempunyai status atau harkat dan martabat yang jelas dan
mendasar. Hasilnya antara lain adalah terbentuknya Undang-Undang (UU) Nomomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen.
Diundangkannya UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen merupakan langkah maju
untuk mengangkat harkat dan martabat guru, khususnya di bidang perlindungan hukum bagi mereka.
Materi perlindungan hukum terhadap guru mulai mengemuka dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. UU ini diperbaharui dan kemudian diganti dengan UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Penjabaran pelaksanaan perlindungan hukum bagi guru itu
pernah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan. Di
dalam PP ini perlindungan hukum bagi guru meliputi perlindungan untuk rasa aman, perlindungan
terhadap pemutusan hubungan kerja, dan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
Sejak lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 dan PP No. 74 Tahun 2008, dimensi perlindungan guru
mendapatkan tidik tekan yang lebih kuat. Norma perlindungan hukum bagi guru tersebut di atas
kemudian diperbaharui, dipertegas, dan diperluas spektrumnya dengan diundangkannya UU No. 14
tahun 2005. Dalam UU ini, ranah perlindungan terhadap guru meliputi perlindungan hukum,
perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Termasuk juga di
dalamnya perlindungan atas Hak atas Kekayaan Intelektual atau HaKI.
Sepanjang berkaitan dengan hak guru atas beberapa dimensi perlindungan sebagaimana
dimaksudkan di atas, sampai sekarang belum ada rumusan komprehensif mengenai standar operasi
dan prosedurnya. Atas dasar itu, perlu dirumuskan standar yang memungkinkan terwujudnya
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
94
perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, serta
perlindungan atas Hak atas Kekayaan Intelektual atau HaKI bagi guru.

B. Definisi
1. Perlindungan bagi guru adalah usaha pemberian perlindungan hukum, perlindungan
profesi, dan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, serta perlindungan HaKI yang
diberikan kepada guru, baik berstatus sebagai PNS maupun bukan PNS.
2. Perlindungan hukum adalah upaya melakukan perlindungan kepada guru dari tindak
kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi atau perlindungan hukum atau
perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi
atau pihak lain.
3. Perlindungan profesi adalah upaya memberi perlindungan yang mencakup perlindungan
terhadap PHK yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian
imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam penyampaian pandangan, pelecehan
terhadap profesi dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam
melaksanakan tugas.
4. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kepada guru mencakup perlindungan
terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja,
bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.
5. Perlindungan HaKI adalah pengakuan atas kekayaan intelektual sebagai karya atau prestasi
yang dicapai oleh guru dengan cara melegitimasinya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
6. Perjanjian kerja adalah perjanjian yang dibuat dan disepakati bersama antara
penyelenggara dan/atau satuan pendidikan dengan guru.
7. Kesepakatan kerja bersama merupakan kesepakatan yang dibuat dan disepakati bersama
secara tripartit, yaitu penyelenggara dan/atau satuan pendidikan, guru, dan Dinas
Pendidikan atau Dinas Ketenagakerjaan pada wilayah administratif tempat guru bertugas.
8. Bantuan hukum adalah jasa hukum yang diberikan secara cuma-cuma dalam bentuk
konsultasi hukum oleh LKHB mitra, asosiasi atau organisasi profesi guru, dan pihak lain
kepada guru.
9. Advokasi adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka pemberian perlindungan
hukum, perlindungan profesi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, serta
perlindungan HaKI bagi guru. Advokasi umumnya dilakukan melalui kolaborasi beberapa
lembaga, organisasi, atau asosiasi yang memiliki kepedulian dan semangat kebersamaan
untuk mencapai suatu tujuan.
10. Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa guru berdasarkan perundingan yang
melibatkan guru LKBH mitra, asosiasi atau organisasi profesi guru, dan pihak lain sebagai
mediator dan diterima oleh para pihak yang bersengketa untuk membantu mencari
penyelesaian yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersengketa. Mediator tidak
mempunyai kewenangan membuat keputusan selama perundingan.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
95


C. Perlindungan Atas Hak-hak Guru
Berlandaskan UUD 1945 dan UU No 9 tahun 1999 Pasal 3 ayat 2 tentang Hak Asasi Manusia (HAM),
bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang adil
serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum. Sesuai dengan politik
hukum UU tersebut, bahwa manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh ketakwaan dan tanggung
jawab untuk kesejahteraan umat manusia. Oleh pencipta-Nya, manusia dianugerahi hak asasi untuk
menjamin keberadaan harkat dan martabat, kemuliaan dirinya serta keharmonisan lingkungan.
Bahwa hak asasi manusia, termasuk hak-hak guru, merupakan hak dasar yang secara koderati
melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng. Oleh karena itu hak-hak manusia,
termasuk hak-hak guru harus dilindungi, dihormati, dipertahankan dan tidak boleh diabaikan,
dikurangi atau dirampas oleh siapapun. Bahwa bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk menjunjung tinggi dan
melaksanakan deklarasi universal tentang hak asasi manusia yang ditetapkan oleh PBB serta berbagai
instrumen internasional lainnya mengenai HAM yang telah diterima oleh Indonesia. Di samping hak
asasi manusia juga dikenal kewajiban dasar manusia yang meliputi: (1) kepatuhan terhadap
perundang-undangan, (2) ikut serta dalam upaya pembelaan negara, (3) wajib menghormati hak-hak
asasi manusia, moral, etika dan tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya, sebagai wujud tuntutan reformasi (demokrasi, desentralisasi, dan HAM), maka hak asasi
manusia dimasukkan dalam UUD 1945.
Salah satu hak guru adalah hak memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak
atas kekayaan intelektual. Pada Pasal 39 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bagian
7 tentang Perlindungan, disebutkan bahwa banyak pihak wajib memberikan perlindungan kepada
guru, berikut ranah perlindungannya seperti berikut ini.
1. Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan
wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas.
2. Perlindungan tersebut meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi dan perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Perlindungan hukum mencakup perlindungan terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan
diskriminatif, diskriminatif, intimidasi atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang
tua peserta didik, masyarakat, birokrasi atau pihak lain.
4. Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap PHK yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam penyampaian
pandangan, pelecehan terhadap profesi dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat
menghambat guru dalam melaksanakan tugas.
5. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mencakup perlindungan terhadap resiko
gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam,
kesehatan lingkungan kerja dan/atau resiko lain.
Berdasarkan amanat Pasal 39 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen seperti
disebutkan di atas, dapat dikemukakan ranah perlindungan hukum bagi guru. Frasa perlindungan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
96

hukum yang dimaksudkan di sini mencakup semua dimensi yang terkait dengan upaya mewujudkan
kepastian hukum, kesehatan, keamanan, dan kenyamanan bagi guru dalam menjalankan tugas-tugas
profesionalnya.
1. Perlindungan hukum
Semua guru harus dilindungi secara hukum dari segala anomali atau tindakan semena-mena dari
yang mungkin atau berpotensi menimpanya dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Perlindungan hukum dimaksud meliputi perlindungan yang muncul akibat tindakan dari peserta
didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi atau pihak lain, berupa:
a. tindak kekerasan,
b. ancaman, baik fisik maupun psikologis
c. perlakuan diskriminatif,
d. intimidasi, dan
e. perlakuan tidak adil
2. Perlindungan profesi
Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap pemutusan hukubungan kerja (PHK) yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar,
pembatasan dalam penyampaian pandangan, pelecehan terhadap profesi dan
pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas. Secara
rinci, subranah perlindungan profesi dijelaskan berikut ini.
a. Penugasan guru pada satuan pendidikan harus sesuai dengan bidang keahlian, minat, dan
bakatnya.
b. Penetapan salah atau benarnya tindakan guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional
dilakukan dengan mempertimbangkan pendapat Dewan Kehormatan Guru Indonesia.
c. Penempatan dan penugasan guru didasari atas perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
bersama.
d. Pemberian sanksi pemutusan hubungan kerja bagi guru harus mengikuti prosedur
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan atau perjanjian kerja atau
kesepakatan kerja bersama.
e. Penyelenggara atau kepala satuan pendidikan formal wajib melindungi guru dari praktik
pembayaran imbalan yang tidak wajar.
f. Setiap guru memiliki kebebasan akademik untuk menyampaikan pandangan.
g. Setiap guru memiliki kebebasan untuk:
mengungkapkan ekspresi,
mengembangkan kreatifitas, dan
melakukan inovasi baru yang memiliki nilai tambah tinggi dalam proses pendidikan dan
pembelajaran.
h. Setiap guru harus terbebas dari tindakan pelecehan atas profesinya dari peserta didik,
orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.
i. Setiap guru yang bertugas di daerah konflik harus terbebas dari pelbagai ancaman, tekanan,
dan rasa tidak aman.
j. Kebebasan dalam memberikan penilaian kepada peserta didik, meliputi:
substansi,
prosedur,
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
97
instrumen penilaian, dan
keputusan akhir dalam penilaian.
k. Ikut menentukan kelulusan peserta didik, meliputi:
penetapan taraf penguasaan kompetensi,
standar kelulusan mata pelajaran atau mata pelatihan, dan
menentukan kelulusan ujian keterampilan atau kecakapan khusus.
l. Kebebasan untuk berserikat dalam organisasi atau asosiasi profesi, meliputi:
mengeluarkan pendapat secara lisan atau tulisan atas dasar keyakinan akademik,
memilih dan dipilih sebagai pengurus organisasi atau asosiasi profesi guru, dan
bersikap kritis dan obyektif terhadap organisasi profesi.
m. Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan formal, meliputi:
akses terhadap sumber informasi kebijakan,
partisipasi dalam pengambilan kebijakan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan
formal, dan
memberikan masukan dalam penentuan kebijakan pada tingkat yang lebih tinggi atas
dasar pengalaman terpetik dari lapangan.
3. Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mencakup perlindungan terhadap resiko
gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam,
kesehatan lingkungan kerja, dan/atau resiko lain. Beberapa hal krusial yang terkait dengan
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk rasa aman bagi guru dalam bertugas,
yaitu:
a. Hak memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas harus
mampu diwujudkan oleh pengelola satuan pendidikan formal, pemerintah dan pemerintah
daerah.
b. Rasa aman dalam melaksanakan tugas, meliputi jaminan dari ancaman psikis dan fisik dari
peserta didik, orang tua/wali peserta didik, atasan langsung, teman sejawat, dan masyarakat
luas.
c. Keselamatan dalam melaksanakan tugas, meliputi perlindungan terhadap:
resiko gangguan keamanan kerja,
resiko kecelakaan kerja,
resiko kebakaran pada waktu kerja,
resiko bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau
resiko lain sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai
ketenagakerjaan.
d. Terbebas dari tindakan resiko gangguan keamanan kerja dari peserta didik, orang tua peserta
didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.
e. Pemberian asuransi dan/atau jaminan pemulihan kesehatan yang ditimbulkan akibat:
kecelakaan kerja,
kebakaran pada waktu kerja,
bencana alam,
kesehatan lingkungan kerja, dan/atau
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
98
resiko lain.
f. Terbebas dari multiancaman, termasuk ancaman terhadap kesehatan kerja, akibat:
bahaya yang potensial,
kecelakaan akibat bahan kerja,
keluhan-keluhan sebagai dampak ancaman bahaya,
frekuensi penyakit yang muncul akibat kerja,
resiko atas alat kerja yang dipakai, dan
resiko yang muncul akibat lingkungan atau kondisi tempat kerja.
4. Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual
Pengakuan HaKI di Indonesia telah dilegitimasi oleh peraturan perundang-undangan, antara lain
Undang-Undang Merk, Undang-Undang Paten, dan Undang-Undang Hak Cipta. HaKI terdiri dari
dua kategori yaitu: Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Hak Kekayaan Industri meliputi Paten,
Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang dan Varietas
Tanaman. Bagi guru, perlindungan HaKI dapat mencakup:
a. hak cipta atas penulisan buku,
b. hak cipta atas makalah,
c. hak cipta atas karangan ilmiah,
d. hak cipta atas hasil penelitian,
e. hak cipta atas hasil penciptaan,
f. hak cipta atas hasil karya seni maupun penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni, serta sejenisnya, dan;
g. hak paten atas hasil karya teknologi
Seringkali karya-karya guru terabaikan, dimana karya mereka itu seakan-akan menjadi
seakan-akan makhluk tak bertuan, atau paling tidak terdapat potensi untuk itu. Oleh karena itu,
dimasa depan pemahaman guru terhadap HaKI ini harus dipertajam.

D. Jenis-jenis Upaya Perlindungan Hukum bagi Guru
1. Konsultasi
Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan
ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI, guru dapat berkonsultasi kepada pihak-pihak yang
kompeten. Konsultasi itu dapat dilakukan kepada konsultan hukum, penegak hukum, atau pihak-
pihak lain yang dapat membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh guru tersebut.
Konsultasi merupakan tindakan yang bersifat personal antara suatu pihak tertentu yang
disebut dengan klien, dengan pihak lain yang merupakan konsultan, yang memberikan
pendapatnya kepada klien untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan kliennya. Konsultan
hanya bersifat memberikan pendapat hukum, sebagaimana diminta oleh kliennya. Keputusan
mengenai penyelesaian sengketa tersebut akan diambil sendiri oleh para pihak meskipun
adakalanya pihak konsultan juga diberikan kesempatan untuk merumuskan bentuk-bentuk
penyelesaian sengketa yang dikehendaki oleh para pihak yang bersengketa tersebut.
Misalnya, seorang guru berkonsultasi dengan pengacara pada salah satu LKBH, penegak
hukum, orang yang ahli, penasehat hukum, dan sebagainya berkaitan dengan masalah
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
99

pembayaran gaji yang tidak layak, keterlambatan pembayaran gaji, pemutusan hubungan kerja
secara sepihak, dan lain-lain. Pihak-pihak yang dimintai pendapat oleh guru ketika berkonsultasi
tidak memiliki kewenangan untuk menetapkan keputusan, melainkan sebatas memberi
pendapat atau saran, termasuk saran-saran atas bentuk-bentuk penyelesaian sengketa atau
perselisihan.
2. Mediasi
Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan
ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI dalam hubungannya dengan pihak lain, seperti
munculnya sengketa antara guru dengan penyelenggara atau satuan pendidikan, pihak-pihak lain
yang dimintai bantuan oleh guru seharusnya dapat membantu memediasinya.
Merujuk pada Pasal 6 ayat 3 Undang Undang Nomor 39 tahun 1999, atas kesepakatan
tertulis para pihak, sengketa atau perbedaan pendapat antara guru dengan
penyelenggara/satuan pendidikan dapat diselesaikan melalui bantuan seorang atau lebih
penasehat ahli maupun melalui seorang mediator. Kesepakatan penyelesaian sengketa atau
perbedaan pendapat secara tertulis adalah final dan mengikat bagi para pihak untuk
dilaksanakan dengan iktikad baik. Kesepakatan tertulis antara guru dengan
penyelenggara/satuan pendidikan wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam waktu paling
lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak penandatanganan, dan wajib dilakasanakan dalam
waktu lama 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran. Mediator dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu: (1) mediator yang ditunjuk secara bersama oleh para pihak, dan mediator yang ditujuk
oleh lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa yang ditunjuk oleh para
pihak.
3. Negosiasi dan Perdamaian
Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan
ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI dalam hubungannya dengan pihak lain, seperti
munculnya sengketa antara guru dengan penyelenggara atau satuan pendidikan,
penyelenggara/satuan pendidikan harus membuka peluang negosiasi kepada guru atau
kelompok guru.
Menurut Pasal 6 ayat 2 Undang-undang Nomor 30 tahun 1999, pada dasarya para pihak,
dalam hal ini penyelenggara/satuan pendidikan dan guru, berhak untuk menyelesaikan sendiri
sengket yang timbul di antara mereka. Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut selanjutnya
dituangkan dalam bentuk tertulis yang disetujui para pihak. Negosiasi mirip dengan perdamaian
yang diatur dalam Pasal 1851 sampai dengan Pasal 1864 KUH Perdata, dimana perdamaian itu
adalah suatu persetujuan dengan mana kedua belah pihak, dengan menyerahkan, menjanjikan
atau menahan suatu barang, mengakhiri suatu perkara yang sedang bergantung atau mencegah
timbulnya suatu perkara. Persetujuan harus dibuat secara tertulis dan tidak di bawah ancaman.
Namun demikian, dalam hal ini ada beberapa hal yang membedakan antara negosiasi dan
perdamaian. Pada negosiasi diberikan tenggang waktu penyelesaian paling lama 14 hari, dan
penyelesaian sengketa tersebut harus dilakukan dalam bentuk pertemuan langsung oleh dan di
antara para pihak yang bersengketa. Perbedaan lain adalah bahwa negosiasi merupakan salah
satu lembaga alternatif penyelesaian sengketa yang dilaksanakan di luar pengadilan, sedangkan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
100

perdamaian dapat dilakukan baik sebelum proses persidangan maupun setelah sidang peradilan
dilaksanakan. Pelaksanaan perdamaian bisa di dalam atau di luar pengadilan.
4. Konsiliasi dan perdamaian
Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan
ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI dalam hubungannya dengan pihak lain, seperti
munculnya sengketa antara guru dengan penyelenggara atau satuan pendidikan,
penyelenggara/satuan pendidikan harus membuka peluang konsiliasi atau perdamaian.
Seperti pranata alternatif penyelesaian sengketa yang telah diuraikan di atas, konsiliasi pun
tidak dirumuskan secara jelas dalam Undang Undang Nomor 30 tahun 1999. Konsiliasi atau
perdamaian merupakan suatu bentuk alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau
suatu tindakan atau proses untuk mencapai perdamaian di luar pengadilan. Untuk mencegah
dilaksanakan proses litigasi, dalam setiap tingkat peradilan yang sedang berjalan, baik di dalam
maupun di luar pengadilan, konsiliasi atau perdamaian tetap dapat dilakukan, dengan
pengecualian untuk hal-hal atau sengketa dimana telah diperoleh suatu putusan hakim yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
5. Advokasi Litigasi
Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan
ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI dalam hubungannya dengan pihak lain, misalnya ketika
terjadi sengketa antara guru dengan penyelenggara atau satuan pendidikan, pelbagai pihak yang
dimintai bantuan atau pembelaan oleh guru seharusnya dapat memberikan advokasi litigasi.
Banyak guru masih menganggap bahwa advokasi litigasi merupakan pekerjaan pembelaan
hukum (litigasi) yang dilakukan oleh pengacara dan hanya merupakan pekerjaan yang berkaitan
dengan praktik beracara di pengadilan. Pandangan ini kemudian melahirkan pengertian yang
sempit terhadap apa yang disebut sebagai advokasi. Seolah-olah, advokasi litigasi merupakan
urusan sekaligus monopoli dari organisasi yang berkaitan dengan ilmu dan praktik hukum
semata.
Pandangan semacam itu tidak selamanya keliru, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Mungkin
pengertian advokasi menjadi sempit karena pengaruh yang cukup kuat dari padanan kata
advokasi itu dalam bahasa Belanda, yakni advocaat yang tak lain berarti pengacara hukum atau
pembela. Namun kalau kita mau mengacu pada kata advocate dalam pengertian bahasa Inggris,
maka pengertian advokasi akan menjadi lebih luas. Advocate bisa berarti menganjurkan,
memajukan (to promote), menyokong atau memelopori. Dengan kata lain, advokasi juga bisa
diartikan melakukan perubahan secara terorganisir dan sistematis.
6. Advokasi Nonlitigasi
Ketika menghadapi masalah dari sisi perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan
ketenagakerjaan, dan perlindungan HaKI dalam hubungannya dengan pihak lain, misalnya ketika
terjadi sengketa antara guru dengan penyelenggara atau satuan pendidikan, pelbagai pihak yang
dimintai bantuan atau pembelaan oleh guru seharusnya dapat memberikan advokasi nonlitigasi.
Dengan demikian, disamping melalui litigasi, juga dikenal alternatif penyelesaian sengketa di
luar pengadilan yang lazim disebut nonlitigasi. Alternatif penyelesaian sengketa nonlitigasi adalah
suatu pranata penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau dengan cara mengenyampingkan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
101

penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri. Dewasa ini cara penyelesaian sengketa melalui
peradilan mendapat kritik yang cukup tajam, baik dari praktisi maupun teoritisi hukum. Peran
dan fungsi peradilan, dianggap mengalami beban yang terlampau padat (overloaded), lamban
dan buang waktu (waste of time), biaya mahal (very expensive) dan kurang tanggap
(unresponsive) terhadap kepentingan umum, atau dianggap terlalu formalistis (formalistic) dan
terlampau teknis (technically). Dalam Pasal (1) angka (10) Undang-Undang Nomor 30 Tahun
1999, disebutkan bahwa masyarakat dimungkinkan memakai alternatif lain dalam melakukan
penyelesaian sengketa. Alternatif tersebut dapat dilakukan dengan cara konsultasi, negosiasi,
mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.

E. Asas Pelaksanaan
Pelaksanaan perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan K3, dan perlindungan HaKI
bagi guru dilakukan dengan menggunakan asas-asas sebagai berikut:
1. Asas unitaristik atau impersonal, yaitu tidak membedakan jenis, agama, latar budaya, tingkat
pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi guru.
2. Asas aktif, dimana inisiatif melakukan upaya perlindungan dapat berasal dari guru atau
lembaga mitra, atau keduanya.
3. Asas manfaat, dimana pelaksanaan perlindungan hukum bagi guru memiliki manfaat bagi
peningkatan profesionalisme, harkat, martabat, dan kesejahteraan mereka, serta
sumbangsihnya bagi kemajuan pendidikan formal.
4. Asas nirlaba, dimana upaya bantuan dan perlindungan hukum bagi guru dilakukan dengan
menghindari kaidah-kaidah komersialisasi dari lembaga mitra atau pihak lain yang peduli.
5. Asas demokrasi, dimana upaya perlindungan hukum dan pemecahan masalah yang dihadapi
oleh guru dilakukan dengan pendekatan yang demokratis atau mengutamakan musyawarah
untuk mufakat.
6. Asas langsung, dimana pelaksanaan perlindungan hukum dan pemecahan masalah yang
dihadapi oleh guru terfokus pada pokok persoalan.
7. Asas multipendekatan, dimana upaya perlindungan hukum bagi guru dapat dilakukan dengan
pendekatan formal, informal, litigasi, nonlitigasi, dan lain-lain.

F. Penghargaan dan Kesejahteraan
Sebagai tenaga profesional, guru memiliki hak yang sama untuk mendapatkan penghargaan dan
kesejahteraan. Penghargaan diberikan kepada guru yang berprestasi, berprestasi luar biasa,
berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di daerah khusus.
Penghargaan kepada guru dapat diberikan pada tingkat satuan pendidikan, desa/kelurahan,
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan/atau internasional. Penghargaan itu beragam
jenisnya, seperti satyalancana, tanda jasa, bintang jasa, kenaikan pangkat istimewa, finansial,
piagam, jabatan fungsional, jabatan struktural, bintang jasa pendidikan, dan/atau bentuk
penghargaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
102

Pada sisi lain, peraturan perundang-undangan mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten
wajib menyediakan biaya pemakaman dan/atau biaya perjalanan untuk pemakaman guru yang gugur
di daerah khusus. Guru yang gugur dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran di daerah
khusus, putera dan/atau puterinya berhak mendapatkan beasiswa sampai ke perguruan tinggi dari
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Kesejahteraan guru menjadi perhatian khusus pemeritah, baik berupa gaji maupun
penghasilan lainnya. Guru memiliki hak atas gaji dan penghasilan lainya. Gaji adalah hak yang
diterima oleh guru atas pekerjaannya dari penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan dalam
bentuk finansial secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Di luar gaji pokok,
guru pun berhak atas tunjangan yang melekat pada gaji.
Gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji bagi guru yang diangkat oleh pemerintah dan
pemerintah daerah diberikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan peraturan
penggajian yang berlaku. Gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji bagi guru yang diangkat
oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat diberikan berdasarkan perjanjian
kerja dan/atau kesepakatan kerja bersama. Penghasilan adalah hak yang diterima oleh guru dalam
bentuk finansial sebagai imbalan melaksanakan tugas keprofesian yang ditetapkan dengan prinsip
penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat guru sebagai pendidik profesional.
Ringkasnya, guru yang memenuhi persyaratan sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 14
Tahun 2005 dan PP No. 74 Tahun 2008, serta peraturan lain yang menjadi ikutannya, memiliki hak
atas aneka tunjangan dan kesejahteraan lainnya. Tunjangan dan kesejahteraan dimaksud mencakup
tunjangan profesi, tunjangan khusus, tunjangan fungsional, subsidi tunjangan fungsional, dan
maslahat tambahan. Khusus berkaitan dengan jenis-jenis penghargaan dan kesejahteraan guru
disajikan berikut ini.
1. Penghargaan Guru Berprestasi
Pemberian penghargaan kepada guru berprestasi dilakukan melalui proses pemilihan yang ketat
secara berjenjang, mulai dari tingkat satuan pendidikan, kecamatan dan/atau kabupaten/kota,
provinsi, maupun nasional. Pemilihan guru berprestasi dimaksudkan antara lain untuk
mendorong motivasi, dedikasi, loyalitas dan profesionalisme guru, yang diharapkan akan
berpengaruh positif pada kinerja dan prestasi kerjanya. Prestasi kerja tersebut akan terlihat
dari kualitas lulusan satuan pendidikan sebagai SDM yang berkualitas, produktif, dan
kompetitif.
Pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk memberdayakan guru,
terutama bagi mereka yang berprestasi. Seperti disebutkan di atas, Undang-Undang No. 14
Tahun 2005 mengamanatkan bahwa Guru yang berprestasi, berdedikasi luar biasa, dan/atau
bertugas di daerah khusus berhak memperoleh penghargaan.
Secara historis pemilihan guru berprestasi adalah pengembangan dari pemberian
predikat keteladanan kepada guru melalui pemilihan guru teladan yang berlangsung sejak tahun
1972 hingga tahun 1997. Selama kurun 1998-2001, pemilihan guru teladan dilaksanakan
hanya sampai tingkat provinsi. Setelah dilakukan evaluasi dan mendapatkan masukan-
masukan dari berbagai kalangan, baik guru maupun pengelola pendidikan tingkat
kabupaten/kota/provinsi, maka pemilihan guru teladan diusulkan untuk ditingkatkan kualitasnya
menjadi pemilihan guru berprestasi.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
103

Frasa guru berprestasi bermakna prestasi dan keteladanan guru. Sebutan guru
berprestasi mengandung makna sebagai guru unggul/mumpuni dilihat dari kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Guru berprestasi merupakan guru yang
menghasilkan karya kreatif atau inovatif antara lain melalui: pembaruan (inovasi) dalam
pembelajaran atau bimbingan; penemuan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan;
penulisan buku fiksi/nonfiksi di bidang pendidikan atau sastra Indonesia dan sastra
daerah; penciptaan karya seni; atau karya atau prestasi di bidang olahraga. Mereka juga
merupakan guru yang secara langsung membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi
di bidang intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler.
Pemilihan guru berprestasi dilaksanakan pertama kali pada tahun 2002.
Penyelenggaraan pemilihan guru berprestasi dilakukan secara bertingkat, dimulai dari tingkat
satuan pendidikan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan tingkat nasional. Secara umum
pelaksanaan pemilihan guru berprestasi berjalan dengan lancar sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Melalui pemilihan guru berprestasi ini telah terpilih guru terbaik untuk jenjang
Taman-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas, atau
yang sederajat.
Sistem penilaian untuk menentukan peringkat guru berprestasi dilakukan secara ketat,
yaitu melalui uji tertulis, tes kepribadian, presentasi karya akademik, wawancara, dan
penilaian portofolio. Guru yang mampu mencapai prestasi terbaik melalui beberapa jenis teknik
penilaian inilah yang akan memperoleh predikat sebagai guru berprestasi tingkat nasional.
2. Penghargaan bagi Guru SD Berdedikasi di Daerah Khusus/Terpencil
Guru yang bertugas di daerah khusus, mendapat perhatian serius dari pemerintah. Oleh
karena itu, sejak beberapa tahun terakhir ini, pemberian penghargaan kepada mereka
dilakukan secara rutin baik pada peringatan Hari Pendidikan Nasional maupun pada
peringatan lainnya.
Tujuan penghargaan ini antara lain, pertama, mengangkat harkat dan martabat guru atas
dedikasi, prestasi, dan pengabdian profesionalitasnya sebagai pendidik bangsa dihormati dan
dihargai oleh masyarakat, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Kedua,
memberikan motivasi pada guru untuk meningkatkan prestasi, pengabdian, loyalitas dan
dedikasi serta darma baktinya pada bangsa dan negara melalui pelaksanaan kompetensinya
secara profesional sesuai kualifikasi masing-masing.
Ketiga, meningkatkan kesetiaan dan loyalitas guru dalam melaksanakan
pekerjaan/jabatannya sebagai sebuah profesi, meskipun bekerja di daerah yang terpencil
atau terbelakang; daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil; daerah perbatasan
dengan negara lain; daerah yang mengalami bencana alam; bencana sosial; atau daerah yang
berada dalam keadaan darurat lain yang mengharuskan menjalani kehidupan secara prihatin.
Pemberian penghargaan kepada guru yang bertugas di Daerah Khusus/Terpencil
bukanlah merupakan suatu kegiatan yang bersifat seremoni belaka. Penghargaan ini secara
selektif dan kompetitif diberikan kepada dua orang guru sekolah dasar (SD) Daerah Khusus
dari seluruh provinsi di Indonesia.
Masing-masing Dinas Pendidikan Provinsi diminta dan diharuskan menyeleksi dan
mengirimkan dua orang guru daerah khusus, terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan yang
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
104
berdedikasi tinggi untuk diberi penghargaan, baik yang berstatus sebagai guru pegawai negeri
sipil (Guru PNS) maupun guru bukan PNS. Untuk dapat menerima penghargaan, guru SD
berdedikasi yang bertugas di Daerah Khusus/Terpencil harus memenuhi kriteria umum dan
khusus. Kriteria umum dimaksud antara lain beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa; setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; memiliki
moralitas,kepribadian dan kelakuan yang terpuji; dapat dijadikan panutan oleh siswa, teman
sejawat dan masyarakat sekitarnya; dan mencintai tugas dan tanggungjawabnya.
Kriteria khusus bagi guru SD Daerah Khusus untuk memperoleh penghargaan
antara lain, pertama, dalam melaksanakan tugasnya senantiasa menunjukkan dedikasi
luar biasa, pengabdian, kecakapan, kejujuran, dan kedisiplinan serta mempunyai
komitmen yang tinggi dalam melaksanakan fungsi- fungsi profesionalnya dengan segala
keterbatasan yang ada di daerah terpencil. Kedua, tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin
tingkat sedang atau tingkat berat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketiga, melaksanakan tugas sebagai guru di daerah khusus/terpencil sekurang-kurangnya
selama lima tahun secara terus menerus atau selama delapan tahun secara terputus-putus.
Keempat, berusia minimal 40 tahun dan belum pernah menerima penghargaan yang
sejenis di tingkat nasional. Kelima, responsif terhadap persoalan-persoalan yang aktual dalam
masyarakat. Keenam, dengan keahlian yang dimilikinya membantu dalam memecahkan masalah
sosial sehingga usahanya berupa sumbangan langsung bagi penanggulangan masalah-
masala tersebut.
Ketujuh, menunjukkan kepemimpinan dalam kepeloporan serta integritas
kepribadiannya dalam mengamalkan keahliannya dalam masyarakat. Kedelapan,
menyebarkan dan meneruskan ilmu dan keahlian yang dimilikinya kepada masyarakat dan
menunjukkan hasil nyata berupa kemajuan dalam masyarakat.
3. Penghargaan bagi Guru PLB/PK Berdedikasi
Penghargaan bagi guru Pendidikan Luar Biasa/Pendidikan Khusus (PLB/PK) berdedikasi
dilakukan sejak tahun 2004. Penghargaan ini diberikan kepada guru dengan maksud untuk
mendorong motivasi, dedikasi, loyalitas dan profesionalisme guru PLB/PK, yang diharapkan akan
berpengaruh positif pada kinerja dan prestasi kerjanya. Guru PLB/PK berdedikasi adalah guru
yang memiliki dedikasi dan kinerja melampaui target yang ditetapkan satuan Pendidikan
Khusus mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; dan/atau
menghasilkan karya kreatif atau inovatif yang diakui baik pada tingkat daerah, nasional
dan/atau internasional; dan/atau secara langsung membimbing peserta didik yang
berkebutuhan khusus sehingga mencapai prestasi di bidang intrakurikuler dan/atau
ekstrakurikuler.
Seleksi pemilihan guru berdedikasi ti ngkat nasi onal di l aksanakan di Jakarta. Mereka
berasal dari seluruh provinsi di Indonesia. Pemilihan guru PLB/PK berdedikasi ini
dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel. Pemberian penghargaan ini
diharapkan dapat mendorong guru PLB/PK dalam meningkatkan kemampuan profesional yang
diperlukan untuk membantu mempersiapkan SDM yang memiliki kelainan tertentu untuk siap
menghadapi tantangan kehidupan masa depannya.
Dalam penetapan calon guru PLB/PK yang berdedikasi untuk diberi penghargaan, kriteria
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
105

dedikasi dan prestasi yang menonjol bersifat kualitatif. Kriteria tersebut dapat dijadikan acuan
atau pertimbangan dasar, sehingga guru PLB/PK berdedikasi yang terpilih untuk menerima
penghargaan benar-benar layak dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Kriteria dedikasi dan prestasi dimaksud meliputi pelaksanaan tugas, hasil
pelaksanaan tugas, dan sifat terpuji. Dimensi pelaksanaan tugas mencakup, pertama,
konsisten dalam membuat persiapan mengajar yang standar bagi anak berkebutuhan khusus.
Kedua, kecakapan dalam melaksanakan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus. Ketiga,
keterampilan mengelola kelas sehingga tercipta suasana tertib. Keempat, kemampuan
melaksanakan komunikasi yang efektif di kelas. Kelima, konsisten dalam melaksanakan
evaluasi dan analisis hasil belajar peserta didik berkebutuhan khusus. Keenam, objektivitas
dalam memberikan nilai kepada peserta didik berkebutuhan khusus.
Dimensi kemampuan menunjukkan hasil pelaksanaan tugas secara baik mencakup,
pertama, penemuan metode/pendekatan yang inovatif, pengembangan/pengayaan materi
dan/atau alat peraga baru dalam khusus. Kedua, dampak sosial/ budaya/ ekonomi/
lingkungan terhadap proses belajar mengajar yang dirasakan atas penemuan
metode/pendekatan yang inovatif, pengembangan/pengayaan materi dan/atau alat peraga baru
dalam pembelajaranb agi anak berkebutuhan khusus. Ketiga, kemampuan memprakarsai suatu
kegiatan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Keempat, memiliki sifat inovatif dan
kreatif dalam memanfaatkan sumber/alat peraga yang ada di lingkungan setempat untuk
kelancaran kegiatan belajar mengajar bagi anak berkebutuhan khusus. Kelima, mampu
menghasilkan peserta didik yang terampil sesuai dengan tingkat kemampuan menurut jenis
kebutuhan peserta didik.
Dimensi memiliki sifat terpuji antara lain mencakup kemampuan menyampaikan
pendapat, secara lisan atau tertulis; kesediaan untuk mendengar/menghargai pendapat
orang lain; sopan santun dan susila; disiplin kerja; tanggung jawab dan komitmen terhadap
tugas; kerjasama; dan stabilitas emosi. Dimensi memiliki jiwa pendidik mencakup beberapa
hal. Pertama, menyayangi dan mengayomi peserta didik berkebutuhan khusus. Kedua,
memberikan bimbingan secara optimal kepada peserta didik berkebutuhan khusus. Ketiga,
mampu mendeteksi kelemahan belajar peserta didik berkebutuhan khusus.
Pemilihan guru berprestasi serta pemberian penghargaan kepada guru SD di Daerah
Khusus dan guru PLB/PK berdedikasi seperti disebutkan di atas merupakan agenda tahunan.
Namun demikian, meski sifatnya kegiatan tahunan, program ini bukanlah sebuah kegiatan yang
bersifat seremonial belaka. Pelembagaan program ini merupakan salah satu bukti kuatnya
perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap profesi guru. Tentu saja, di masa datang,
kualitas dan kuantitas pemberian penghargaan kepada guru berprestasi dan berdedikasi senantiasa
perlu ditingkatkan.
4. Penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan
Sejalan dengan disahkannya UndangUndang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
guru berprestasi dan berdedikasi memiliki hak atas penghargaan sesuai dengan prestasi dan
dedikasinya. Penghargaan tersebut diberikan kepada guru pada satuan pendidikan atas
dasar pengabdian, kesetiaan pada lembaga, berjasa pada negara, maupun menciptakan karya
yang luar biasa.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
106

Kriteria guru yang berhak menerima penghargaan Satyalancana Pendidikan,
meliputi persyaratan umum dan persyaratan khusus. Persyaratan umum antara lain warga
negara Indonesia; berakhlak dan berbudi pekerti baik; serta mempunyai nilai dalam DP3
amat baik untuk unsur kesetiaan dan sekurang-kurangnya bernilai baik untuk unsur lainnya.
Persyaratan khusus meliputi, pertama, diutamakan yang bertugas/pernah bertugas di
tempat terpencil atau tertinggal sekurang-kurangnya selama lima tahun terus menerus atau
selama delapan tahun terputus-putus. Kedua, diutamakan yang bertugas/pernah bertugas di
daerah perbatasan, konflik, dan bencana sekurang- kurangnya selama 3 tahun terus menerus
atau selama 6 tahun terputus-putus. Ketiga, diutamakan yang bertugas selain di daerah khusus
sekurang-kurangnya selama 8 tahun terus menerus dan bagi kepala sekolah sekurang-
kurangnya bertugas 2 tahun. Keempat, berprestasi dan/atau berdedikasi luar biasa dalam
melaksanakan tugas sekurang-kurangnya mendapat penghargaan tingkat nasional. Kelima,
berperan aktif dalam kegiatan organisasi/asosiasi profesi guru, kegiatan kemasyarakatan dan
pembangunan di berbagai sektor. Keenam, tidak pernah memiliki catatan pelanggaran atau
menerima sanksi sedang dan berat menurut peraturan perundang-undangan.
5. Penghargaan bagi Guru yang Berhasil dalam Pembelajaran
Tujuan lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran atau lomba sejenis dapat memotivasi
guru untuk lebih meningkatkan profesionalismenya, khususnya dalam kemampuan
perancangan, penyajian, penilaian proses dan hasil pembelajaran atau proses bimbingan
kepada siswa; dan meningkatkan kebiasaan guru dalam mendokumentasikan hasil
kegiatan pengembangan profesinya secara baik dan benar. Lomba keberhasilan guru dalam
pembelajaran atau sejenisnya dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Pertama, sosialisasi
melalui berbagai media, antara lain penyusunan dan penyebaran poster dan leaflet. Kedua,
penerimaan naskah. Ketiga, melakukan seleksi, baik seleksi administrasi maupun seleksi
terhadap materi yang ditulis.
Para finalis melaksanakan presentasi dan wawancara di hadapan dewan juri yang memiliki
keahlian di bidang masing-masing. Sejalan dengan itu, aktivitas yang dilakukan adalah sebagai
berikut: penyusunan pedoman lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran atau sejenisnya
tingkat nasional; penilaian naskah lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran atau
sej eni snya tingkat nasional; penilaian penentuan nominasi pemenang lomba keberhasilan
guru dalam pembelajaran atau sejenisnya tingkat nasional; penentuan pemenang lomba
keberhasilan guru dalam pembelajaran atau sejenisnya tingkat nasional; dan pemberian
penghargaan pemenang lomba tingkat nasional.
Hasil yang dicapai dalam lomba tersebut adalah terhimpunnya berbagai pengalaman guru
dalam merancang, menyajikan, dan menilai pembelajaran atau bimbingan dan konseling yang
secara nyata mampu meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, sehingga dapat
dimanfaatkan oleh rekan guru yang memerlukan dicetak dalam bentuk buku yang berisi
model-model keberbasilan dalam pembelajaran sebagai publikasi.
6. Penghargaan Guru Pemenang Olimpiade
Era globalisasi menuntut SDM yang bermutu tinggi dan siap berkompetisi, baik pada tataran
nasional, regional, maupun internasional. Sejalan dengan itu, guru-guru bidang studi yang
termasuk dalam skema Olimpiade Sains Nasional (OSN) merupakan salah satu diterminan utama
peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Kegiatan OSN untuk Guru (ONS Guru)
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
107
merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran mata
pelajaran yang tercakup dalam kerangka OSN.
Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk Guru merupakan wahana bagi guru
menumbuhkembangkan semangat kompetisi dan meningkatkan kompetensi profesional atau
akademik untuk memotivasi peningkatan kompetensinya dalam rangka mendorong mutu proses
dan luaran pendidikan. Tujuannya adalah (1) menumbuhkan budaya kompetitif yang sehat di
kalangan guru; (2) meningkatkan wawasan pengetahuan, motivasi, kompetensi,
profesionalisme, dan kerja keras untuk mengembangkan IPTEK; (3) membina dan
mengembangkan kesadaran ilmiah untu mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi
masa kini dan yang akan datang; (4) mengangkat status guru sebagai penyandang profesi yang
terhormat, mulia, bermartabat, dan terlindungi; dan (5) membangun komitmen mutu guru dan
peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran secara lebih merata.
Kegiatan OSN Guru dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari di tingkat kabupaten/kota,
tingkat provinsi, sampai dengan tingkat nasional. Hadiah dan penghargaan diberikan kepada
peserta OSN Guru sebagai motivasi untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran dan kegiatan
pendidikan lainnya. Hadiah bagi para pemenang tingkat kabupaten/kota dan tingkat provinsi
pengaturannya diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Kepada pemenang di tingkat nasional diberi hadiah dan penghargaan dari
kementerian pendidikan.
7. Pembinaan dan Pemberdayaan Guru Berprestasi dan Guru Berdedikasi
Guru memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam membimbing peserta didik
ke arah kedewasaan, kematangan dan kemandirian, sehingga guru sering dikatakan
sebagai ujung tombak pendidikan. Untuk melaksanakan tugasnya, seorang guru tidak hanya
memiliki kemampuan teknis edukatif, tetapi juga harus memiliki kepribadian yang dapat
diandalkan sehingga menjadi sosok panutan bagi siswa, keluarga maupun masyarakat.
Selaras dengan kebijaksanaan pembangunan yang meletakkan pengembangan sumber
daya manusia sebagai prioritas pembangunan nasional, kedudukan dan peran guru semakin
bermakna strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam
menghadapi era global. Untuk itu, kemampuan profesional guru harus terus menerus
ditingkatkan.
Prestasi yang telah dicapai oleh para guru berprestasi perlu terus dijaga dan
dikembangkan, serta diimbaskan kepada guru lainnya. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut
dari pelaksanaan pemilihan guru berprestasi, perlu dilaksanakan pembinaan dan
pemberdayaannya agar pengetahuan dan wawasan mereka selalu berkembang sesuai dengan
kemajuan ipteks.
Program kerjasama peningkatan mutu pendidik antarnegara Asia, dalam hal ini dengan
The Japan Foundation, misalnya, merupakan kelanjutan program-program yang telah dilaksanakan
sebelumnya. Program kerjasama ini dilaksanakan untuk memberikan penghargaan kepada
guru berprestasi dengan memberikan pengalaman dan wawasan tentang penyelenggaraan
pendidikan dan budaya di negara maju seperti Jepang untuk dijadikan bahan pembanding dan
diimplementasikan di tempat tugas mereka.Kontinuitas pelaksanaan program kerjasama ini
sangat penting, karena sangat bermanfaat bagi para guru untuk meningkatkan
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
108

pengetahuannya dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
8. Penghargaan Lainnya
Penghargaan lainnya untuk guru dilakukan melalui program kerjasama pendidikan antarnegara,
khususnya bagi mereka yang berprestasi. Kerjasama antarnegara ini dilakukan, baik di kawasan
Asia maupun di kawasan lainnya. Kerjasama antarnegara bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman dan saling pengertian antaranggotanya.
Melalui kerjasama ini, guru-guru berprestasi yang terpilih diberi kesempatan untuk
mengikuti pelatihan singkat bidang keahlian atau teknologi pembelajaran, studi kebudayaan,
studi banding, dan sejenisnya. Kerjasama ini antara lain telah dilakukan dengan negara-negara
Asean, Jepang, Australia, dan lain-lain.
Penghargaan lainnya yang diberikan kepada guru adalah Anugerah Konstitusi tingkat
nasional bagi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) untuk semua jenis dan jenjang. Penerima
penghargaan ini adalah guru-guru PKn terbaik yang diseleksi secara berjenjang mulai dari tingkat
sekolah, kabupaten/kota, provinsi, sampai ke tingkat nasional.

G. Tunjangan Guru
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa dalam
melaksanakan tugas keprofesian guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup
minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum
tersebut meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa
tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait
dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.
Pemenuhan hak guru untuk memperoleh penghasilan didasari atas pertimbangan prestasi dan
pengakuan atas profesionalitasnya. Dengan demikian, penghasilan dimaksud merupakan hak yang
diterima oleh guru dalam bentuk finansial sebagai imbalan melaksanakan tugas keprofesian yang
ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat guru sebagai
pendidik profesional.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen merupakan tonggak
sejarah bagi peningkatan kesejahteraan guru di Indonesia. Menyusul lahirnya UU ini,
pemerintah telah mengatur beberapa sumber penghasilan guru selain gaji pokok, yaitu tunjangan
yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan
tunjangan khusus.
1. Tunjangan Profesi
Guru profesional dituntut oleh undang-undang memiliki kualifikasi akademik tertentu dan
empat kompetensi yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional atau akademik.
Sertifikasi guru merupakan proses untuk memberikan sertifikat pendidik kepada mereka.
Sertifikat pendidik dimaksud merupakan pengakuan negara atas derajat keprofesionalan guru.
Seiring dengan proses sertifikasi inilah, pemerintah memberikan tunjangan profesi
kepada guru. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen yang menamanatkan bahwa Pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
109
yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan/atau
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Pemberian tunjangan profesi diharapkan akan mampu mendorong dan memotivasi guru
untuk terus meningkatkan kompetensi dan kinerja profesionalnya dalam melaksanakan tugas
di sekolah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, dan penilai peserta
didiknya.
Besarnya tunjangan profesi ini setara dengan satu kali gaji pokok guru yang diangkat oleh
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah pada
tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama. Guru yang sudah bersertifikat akan menerima
tunjangan profesinya jika guru yang bersangkutan mampu membuktikan kinerjanya yaitu
dengan mengajar 24 jam tatap muka per minggu dan persyaratan lainnya.
Guru akan menerima tunjangan profesi sampai yang bersangkutan berumur 60 tahun.
Usia ini adalah batas pensi un bagi PNS guru. Setelah berusia 60 tahun guru tetap berhak
mengajar di manapun, baik sebagai guru tidak tetap maupun guru tetap yayasan untuk sekolah
swasta, dan menyandang predikat guru bersertifikat, namun tidak berhak lagi atas
tunjangan profesi. Meski guru memiliki lebih dari satu sertifikat profesi pendidik, mereka hanya
berhak atas satu tunjangan profesi.
Tunjangan profesi diberikan kepada semua guru yang telah memiliki sertifikat pendidik dan
syarat lainnya, dengan cara pembayaran tertentu. Hal ini bermakna, bahwa guru bukan PNS pun
akan mendapat tunjangan yang setara dengan guru PNS dengan kualifikasi akademik, masa kerja,
serta kompetensi yang setara atau ekuivalen. Bagi guru bukan PNS, tunjangan profesi akan
dibayarkan setelah yang bersangkutan disesuaikan jenjang jabatan dan kepangkatannya melalui
impassing.Tunjangan profesi tersebut dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN) dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 16 ayat (3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen.
3. Tunjangan Fungsional
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 17 ayat (1)
mengamanatkan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah memberikan tunjangan fungsional
kepada guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
dan pemerintah daerah. Pasal 17 ayat (2) mengamanatkan bahwa subsidi tunjangan fungsional
diberikan kepada guru yang bertugas di sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Sehingga dalam pelaksanaannya, tunjangan fungsional dan subsidi tunjangan fungsional ini
dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan
dan belanja daerah (Pasal 17 ayat (3).
Besarnya tunjangan fungsional yang diberikan untuk guru PNS seharusnya sesuai
dengan jenjang jabatan fungsional yang dimiliki. Namun saat ini baru diberikan tunjangan
tenaga kependidikan berdasarkan pada golongan/ruang kepangkatan/jabatannya. Khusus
mengenai besarnya subsidi tunjangan fungsional bagi guru bukan PNS, agaknya memerlukan aturan tersendiri,
berikut persyaratannya.

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
110
4. Tunjangan Khusus
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru
dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor
merupakan komitmen Pemerintah untuk terus mengupayakan peningkatan kesejahteraan
guru dan dosen, di samping peningkatan profesionalismenya. Sesuai dengan amanat
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 18, disebutkan bahwa
guru yang diangkat oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dan ditugaskan di di daerah
khusus berhak memperoleh tunjangan khusus yang diberikan setara dengan satu kali gaji pokok
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
Mengingat tunjangan khusus adalah tunjangan yang diberikan kepada guru di Daerah
Khusus, sasaran dari program ini adalah guru yang bertugas di daerah khusus. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang dimaksudkan dengan
Daerah Khusus adalah daerah yang terpencil atau terbelakang, daerah dengan kondisi
masyarakat adat yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang
mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat
lain.
a. Daerah terpencil atau terbelakang adalah daerah dengan faktor geografis yang relatif sulit
dijangkau karena letaknya yang jauh di pedalaman, perbukitan/pegunungan, kepulauan,
pesisir, dan pulau-pulau terpencil; dan daerah dengan faktor geomorfologis lainnya yang
sulit dijangkau oleh jaringan transportasi maupun media komunikasi, dan tidak
memiliki sumberdaya alam.
b. Daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil adalah daerah yang mempunyai
tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang relatif rendah serta tidak
dilibatkan dalam kelembagaan masyarakat adat dalam perencanaan dan pembangunan
yang mengakibatkan daerah belum berkembang.
c. Daerah perbatasan dengan negara lain adalahbagian dari wilayah negara yang terletak pada
sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal batas wilayah
negara di darat maupun di laut kawasan perbatasan berada di kecamatan; dan pulau kecil
terluar dengan luas area kurang atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi)
yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut
kepulauan sesuai dengan hukum Internasional dan Nasional.
d. Daerah yang mengalami bencana alam yaitu daerah yang terletak di wilayah yang terkena
bencana alam (gempa, longsor, gunung api, banjir, dsb) yang berdampak negatif terhadap
layanan pendidikan dalam waktu tertentu.
e. Daerah yang mengalami bencana sosial dan konflik sosial dapat menyebabkan
terganggunya kegiatan pembangunan sosial dan ekonomi yang membahayakan
guru dalam melaksanakan tugas dan layanan pendidikan dalam waktu tertentu.
f. Daerah yang berada dalam keadaan darurat lain adalah daerah dalam keadaan yang
sukar/sulit yang tidak tersangka-sangka mengalami bahaya, kelaparan dan sebagainya yang
memerlukan penanggulangan dengan segera.
Tunjangan khusus yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok guru yang diangkat oleh
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
111

satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah pada
tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
Penetapan Daerah Khusus ini rumit dan tentatif adanya. Sebagai katup
pengaman sejak tahun 2007, pemerintah memberikan bantuan kesejateraan untuk guru
yang bertugas di Daerah Khusus atau Daerah Terpencil di 199 kabupaten di Indonesia. Sampai
tahun 2010 tunjangan tersebut mencapai Rp 1.350.000 per bulan.
Harapan yang ingin dicapai dari pemberian tunjangan khusus ini adalah selain
meningkatkan kesejahteraan guru sebagai kompensasi daerah yang ditempati sangat sulit, juga
memotivasi guru untuk tetap mengajar di sekolah tersebut. Pada sisi lain, pemberian tunjangan
ini bisa sebagai insentif bagi guru baru untuk bersedia mengajar di Daerah Khusus ini. Belum
terpenuhinya jumlah guru di daerah terpencil diharapkan juga semakin mudah dilakukan
dengan insentif tunjangan khusus ini.
5. Maslahat Tambahan
Salah satu komponen penghasilan yang diberikan kepada guru dalam rangka implementasi
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah pemberian maslahat
tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip
penghargaan atas dasar prestasi (Pasal 15 ayat 1). Maslahat tambahan merupakan tambahan
kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan,
beasiswa, dan penghargaan bagi guru, serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi
putra dan putri guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
Maslahat tambahan merupakan tambahan kesejahteraan yang diperoleh guru dari
pemerintah dan/atau pemerintah daerah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 19 ayat (2),
dimana pemerintah dan/atau pemerintah daerah menjamin terwujudnya maslahat tambahan bagi
guru. Tujuan pemberian maslahat tambahan ini adalah untuk: (1) memberikan
penghargaan terhadap prestasi, dedikasi, dan keteladanan guru dalam melaksanakan tugas; (2)
memberikan penghargaan kepada guru sebelum purna tugas terhadap pengabdiannya dalam
dunia pendidikan; dan (3) memberikan kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih
baik dan bermutu kepada putra/putri guru yang memiliki prestasi tinggi. Dengan demikian,
pemberian maslahat tambahan akan bermanfaat untuk: (i) mengangkat citra, harkat, dan
martabat profesi guru; (2) memberikan rasa hormat dan kebanggaan kepada penyandang
profesi guru; (3) merangsang guru untuk tetap memiliki komitmen yang konsisten terhadap
profesi guru hingga akhir masa bhakti; dan (4) meningkatnya motivasi guru dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional.


Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
112

Latihan dan Renungan
1. Apa yang dimaksud dengan perlindungan hukum bagi guru, dan berikan contohnya?
2. Apa yang dimaksud dengan perlindungan profesi bagi guru, dan berikan contohnya?
3. Apa yang dimaksud dengan perlindungan K3 bagi guru, dan berikan contohnya?
4. Apa yang dimaksud dengan perlindungan HaKI bagi guru, dan berikan contohnya?
5. Sebutkan beberapa jenis penghargaan yang diberikan kepada guru!
6. Sebutkan beberara jenis tunjangan yang diterima oleh guru!
7. Apa yang dimaksud dengan pemberian kesejahteraan dan penghargaan kepada guru atas dasar
prestasi kerja?
8. Sebutkan beberapa alasan, mengapa guru yang bertugas di Daerah Khusus/Terpencil perlu
diberi tunjangan khusus?

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
113
BAB VI
ETIKA PROFESI

Topik ini berkaitan dengan etika profesi guru. Materi sajian terutama
berkaitan dengan esensi etika profesi guru dalam pelaksanaan proses
pendidikan dan pembelajaran secara profesional, baik di kelas, di luar
kelas, maupun di masyarakat. Peserta PLPG diminta mengikuti materi
pembelajaran secara individual, melaksanakan diskusi kelompok, menelaah
kasus, membaca regulasi yang terkait, menjawab soal latihan, dan
melakukan refleksi.

A. Profesi Guru sebagai Panggilan Jiwa
Sebelum era sekarang, telah lama profesi guru di Indonesia dipersepsi oleh masyarakat sebagai
profesi kelas dua. Idealnya, pilihan seseorang untuk menjadi guru adalah panggilan jiwa untuk
memberikan pengabdian pada sesama manusia dengan mendidik, mengajar, membimbing, dan
melatih, yang diwujudkan melalui proses belajar-mengajar serta pemberian bimbingan dan
pengarahan kepada siswa agar mencapai kedewasaan masing-masing. Dalam kenyataannya, menjadi
guru tidak cukup sekadar untuk memenuhi panggilan jiwa, tetapi juga memerlukan seperangkat
keterampilan dan kemampuan khusus.
Guru adalah profesi yang terhormat. Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills (1966)
mengatakan bahwa profesi adalah sebuah jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus,
yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan
atau keahlian dalam melayani atau memberikan advis pada orang lain, dengan memperoleh upah
atau gaji dalam jumlah tertentu.
Guru profesional memiliki arena khusus untuk berbagi minat, tujuan, dan nilai-nilai
profesional serta kemanusiaan mereka. Dengan sikap dan sifat semacam itu, guru profesional
memiliki kemampuan melakukan profesionalisasi secara terus-menerus, memotivasi-diri,
mendisiplinkan dan meregulasi diri, mengevaluasi-diri, kesadaran-diri, mengembangkan-diri,
berempati, menjalin hubungan yang efektif. Guru profesional adalah pembelajar sejati dan
menjunjung tinggi kode etik dalam bekerja. Menurut Danim (2010) secara akademik guru profesional
bercirikan seperti berikut ini.
1. Mumpuni kemampuan profesionalnya dan siap diuji atas kemampuannya itu.
2. Memiliki kemampuan berintegrasi antarguru dan kelompok lain yang seprofesi dengan
mereka melalui kontrak dan aliansi sosial.
3. Melepaskan diri dari belenggu kekuasaan birokrasi, tanpa menghilangkan makna etika kerja dan
tata santun berhubunngan dengan atasannya.
4. Memiliki rencana dan program pribadi untuk meningkatkan kompetensi, dan gemar melibatkan
diri secara individual atau kelompok seminat untuk merangsang pertumbuhan diri.
5. Berani dan mampu memberikan masukan kepada semua pihak dalam rangka perbaikan mutu
pendidikan dan pembelajaran, termasuk dalam penyusunan kebijakan bidang pendidikan.
6. Siap bekerja secara tanpa diatur, karena sudah bisa mengatur dan mendisiplinkan dirinya.
7. Siap bekerja tanpa diseru atau diancam, karena sudah bisa memotivasi dan mengatur dirinya.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
114

8. Secara rutin melakukan evaluasi-diri untuk mendapatkan umpan balik demi perbaikan-diri.
9. Memiliki empati yang kuat.
10. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan siswa, kolega, komunitas sekolah, dan masyarakat.
11. Menunjung tinggi etika kerja dan kaidah-kaidah hubungan kerja.
12. Menunjung tinggi Kode Etik organisasi tempatnya bernaung.
13. Memiliki kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust), dalam makna tersebut mengakui
keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
14. Adanya kebebasan diri dalam beraktualisasi melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan
berbagai ragam perspektif.
Dari sisi pandang lain, dapat dijelaskan bahwa suatu profesi mempunyai seperangkat elemen
inti yang membedakannya dengan pekerjaan lainnya. Seseorang penyandang profesi dapat disebut
profesional manakala elemen-elemen inti itu sudah menjadi bagian integral dari kehidupannya.
Danim (2010) merangkum beberapa hasil studi para ahli mengenai sifat-sifat atau karakteristik-
karakteristik profesi seperti berikut ini.
a. Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan dimaksud adalah
jenjang pendidikan tinggi. Termasuk dalam kerangka ini, pelatihan-pelatihan khusus yang
berkaitan dengan keilmuan yang dimiliki oleh seorang penyandang profesi.
b. Memiliki pengetahuan spesialisasi. Pengetahuan spesialisasi adalah sebuah kekhususan
penguasaan bidang keilmuan tertentu. Siapa saja bisa menjadi guru, akan tetapi guru yang
sesungguhnya memiliki spesialisasi bidang studi (subject matter) dan penguasaan metodologi
pembelajaran.
c. Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang lain atau klien.
Pengetahuan khusus itu bersifat aplikatif, dimana aplikasi didasari atas kerangka teori yang jelas
dan teruji. Makin spesialis seseorang, makin mendalam pengetahuannya di bidang itu, dan
makin akurat pula layanannya kepada klien. Dokter umum, misalnya, berbeda pengetahuan
teoritis dan pengalaman praktisnya dengan dokter spesialis. Seorang guru besar idealnya
berbeda pengetahuan teoritis dan praktisnya dibandingkan dengan dosen atau tenaga akademik
biasa.
d. Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan atau communicable. Seorang guru harus
mampu berkomunikasi sebagai guru, dalam makna apa yang disampaikannya dapat dipahami
oleh peserta didik.
e. Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self-organization. Istilah
mandiri di sini berarti kewenangan akademiknya melekat pada dirinya. Pekerjaan yang dia
lakukan dapat dikelola sendiri, tanpa bantuan orang lain, meski tidak berarti menafikan bantuan
atau mereduksi semangat kolegialitas.
f. Mementingkan kepentingan orang lain (altruism). Seorang guru harus siap memberikan layanan
kepada anak didiknya pada saat bantuan itu diperlukan, apakah di kelas, di lingkungan sekolah,
bahkan di luar sekolah. Di dunia kedokteran, seorang dokter harus siap memberikan bantuan,
baik dalam keadaan normal, emergensi, maupun kebetulan, bahkan saat dia sedang istirahat
sekalipun.
g. Memiliki kode etik. Kode etik ini merupakan norma-norma yang mengikat guru dalam bekerja.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
115

h. Memiliki sanksi dan tanggungjawab komunita. Manakala terjadi malpraktik, seorang guru
harus siap menerima sanksi pidana, sanksi dari masyarakat, atau sanksi dari atasannya. Ketika
bekerja, guru harus memiliki tanggungjawab kepada komunita, terutama anak didiknya. Replika
tanggungjawab ini menjelma dalam bentuk disiplin mengajar, disiplin dalam melaksanakan
segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas-tugas pembelajaran.
i. Mempunyai sistem upah. Sistem upah yang dimaksudkan di sini adalah standar gaji. Di dunia
kedokteran, sistem upah dapat pula diberi makna sebagai tarif yang ditetapkan dan harus
dibayar oleh orang-orang yang menerima jasa layanan darinya.
j. Budaya profesional. Budaya profesi, bisa berupa penggunaan simbol-simbol yang berbeda
dengan simbol-simbol untuk profesi lain.

B. Definisi
Berbicara mengenai Kode Etik Guru dan etika profesi guru dengan segala dimensinya tidak terlepas
dengan dimensi organisasi atau asosiasi profesi guru dan kewenangannya, Kode Etik Gutu itu sendiri,
Dewan Kehormatan Guru, pembinaan etika profesi guru, dan lain-lain. Oleh karena itu, beberapa
frasa yang terkait dengan ini perlu didefinisikan.
1. Organisasi atau asosiasi profesi guru adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan
dan diurus oleh guru atau penyandang profesi sejenis untuk mengembangkan profesionalitas
anggotanya.
2. Kewenangan organisasi atau asosiasi profesi guru adalah kekuatan legal yang dimilikinya dalam
menetapkan dan menegakkan kode etik guru, melakukan pembinaan dan pengembangan
profesi guru, dan memajukan pendidikan nasional.
3. Kode Etik Guru adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia
sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik,
anggota masyarakat, dan warga negara.
4. Dewan Kehormatan Guru adalah perangkat kelengkapan organisasi atau asosiasi profesi guru
yang dibentuk untuk menjalankan tugas dalam memberikan saran, pendapat, pertimbangan,
penilaian, penegakkan, dan pelanggaran disiplin organisasi dan etika profesi guru.
5. Pedoman sikap dan perilaku adalah nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang baik
dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan tugas-tugas
profesionalnya untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik, serta pergaulan sehari-hari di dalam dan di luar sekolah.
6. Pembinaan etika profesi adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis untuk
menciptakan kondisi agar guru berbuat sesuai dengan norma-norma yang dibolehkan dan
menghindari norma-norma yang dilarang dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah,
serta menjalani kehidupan di masyarakat.

C. Guru dan Keanggotaan Organisasi Profesi
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru wajib
menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi. Pembentukan organisasi atau asosiasi profesi
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
116
dimaksud dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Konsekuensi logis dari amanat
UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa guru wajib:
1. Menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi serta Kode Etik Guru dan Ikrar atau Janji
Guru yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasinya masing-masing.
3. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta peraturan-peraturan dan disiplin
yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasinya masing-masing.
4. Melaksanakan program organisasi atau asosiasi profesi guru secara aktif.
5. Memiliki nomor registrasi sebagai anggota organisasi atau asosiasi profesi guru dimana dia
terdaftar sebagai anggota.
6. Memiliki Kartu Anggota organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar sebagai anggota.
7. Mematuhi peraturan dan disiplin organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar sebagai
anggota.
8. Melaksanakan program, tugas, serta misi organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar
sebagai anggota.
9. Guru yang belum menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi guru harus memilih organisasi
atau asosiasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

D. Esensi Kode Etik dan Etika Profesi
Guru Indonesia harus menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat,
terlindungi, bermartabat, dan mulia. Karena itu, ketika bekerja mereka harus menjunjung tinggi etika
profesi. Mereka mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
makmur, dan beradab.
Guru Indonesia selalu tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Mereka memiliki
kehandalan yang tinggi sebagai sumber daya utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Penyandang profesu guru adalah insan yang layak ditiru dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, khususnya oleh peserta didik. Dalam melaksankan tugas, mereka harus
berpegang teguh pada prinsip ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri
handayani. Untuk itu, pihak-pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan peranan
guru dan profesinya, agar bangsa dan negara dapat tumbuh sejajar dengan dengan bangsa lain di
negara maju, baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Dalam melaksanakan tugas profesinya, guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa perlu
ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia (KEGI) sebagai pedoman bersikap dan berperilaku yang
mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
117

putera-puteri bangsa. KEGI yang tercermin dalam tindakan nyata itulah yang disebut etika profesi
atau menjalankan profesi secara beretika.
Di Indonesia, guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan KEGI. Kode
Etik harus mengintegral pada perilaku guru. Disamping itu, guru dan organisasi guru berkewajiban
mensosialisasikan Kode Etik dimaksud kepada rekan sejawat, penyelenggara pendidikan, masyarakat,
dan pemerintah. Bagi guru, Kode Etik tidak boleh dilanggar, baik sengaja maupun tidak.
Dengan demikian, sebagai tenaga profesional, guru bekerja dipandu oleh Kode Etik. Kode Etik
profesi guru dirumuskan dan disepakati oleh organisasi atau asosiasi profesi guru. Kode Etik
dimaksud merupakan standar etika kerja bagi penyandang profesi guru. Di dalam UU No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa Guru membentuk organisasi atau asosiasi profesi
yang bersifat independen. Organisasi atau asosiasi profesi guru berfungsi untuk memajukan profesi,
meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Sejalan dengan itu UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa
guru wajib menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi. Pembentukan organisasi atau asosiasi
profesi dimaksud dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada sisi lain UU No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa untuk menjaga dan meningkatkan
kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesian, organisasi atau asosiasi
profesi guru membentuk Kode Etik. Kode Etik dimaksud berisi norma dan etika yang mengikat
perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesian.

E. Rumusan Kode Etik Guru Indonesia
Ketika melaksanakan tugas profesinya, guru Indonesia harus menyadari sepenuhnya, bahwa Kode
Etik Guru (KEG), Kode Etik Guru Indonesia (KEGI), atau nama lain sesuai dengan yang disepakati oleh
organisasi atau asosiasi profesi guru, merupakan pedoman bersikap dan berperilaku yang
mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika jabatan guru. Dengan demikian, guru harus
menyadari bahwa jabatan mereka merupakan suatu profesi yang terhormat, terlindungi,
bermartabat, dan mulia. Di sinilah esensi bahwa guru harus mampu memahami, menghayati,
mengamalkan, dan menegakkan Kode Etik Guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional dan
menjalani kehidupan di masyarakat.
Ketaatasasan guru pada Kode Etik akan mendorong mereka berperilaku sesuai dengan norma-
norma yang dibolehkan dan menghindari norma-norma yang dilarang oleh etika profesi yang
ditetapkan oleh organisasi atau asosiasi profesinya selama menjalankan tugas-tugas profesional dan
kehidupan sebagai warga negara dan anggota masyarakat. Dengan demikian, aktualisasi diri guru
dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran secara profesional, bermartabat, dan
beretika akan terwujud. Dampak ikutannya adalah, proses pendidikan dan pembelajaran yang
memenuhi kriteria edukatif berjalan secara efektif dan efisien di sekolah.
Kode Etik Guru dibuat oleh organisasi atau asosiasi profesi guru. Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI), misalnya, telah membuat Kode Etik Guru yang disebut dengan Kode Etik Guru
Indonesia (KEGI). KEGI ini merupakan hasil Konferensi Pusat PGRI Nomor V/Konpus II/XIX/2006
tanggal 25 Maret 2006 di Jakarta yang disahkan pada Kongres XX PGRI No. 07/Kongres/XX/PGRI/2008
tanggal 3 Juli 2008 di Palembang. KEGI ini dapat menjadi Kode Etik tunggal bagi setiap orang yang
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
118
menyandang profesi guru di Indonesia atau menjadi referensi bagi organisasi atau asosiasi profesi
guru selain PGRI untuk merumuskan Kode Etik bagi anggotanya.
KEGI versi PGRI seperti disebutkan di atas telah diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional
(sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) bersama Pengurus Besar Persatuan Guru
Republik Indonesia (PB-PGRI) tahun 2008. Dalam kata pengantar penerbitan publikasi KEGI dari pihak
kementerian disebutkan bahwa semua guru di Indonesia dapat memahami, menginternalisasi, dan
menunjukkan perilaku keseharian sesuai dengan norma dan etika yang tertuang dalam KEGI ini.
Berikut ini disajikan substansi esensial dari KEGI yang ditetapkan oleh PGRI sebagaimana dimaksud.
Sangat mungkin beberapa organisasi atau asosiasi profesi guru selain PGRI telah memuat rumusan
Kode Etik Guru yang sudah disepakati. Kalau memang demikian, itu pun selayaknya menjadi acuan
guru dalam menjalankan tugas keprofesian.
1. Hubungan Guru dengan Peserta Didik
a. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, serta mengevaluasi proses dan hasil
pembelajaran.
b. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan hak-hak
dan kewajibannya sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat.
c. Guru mengakui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan
masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
d. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk
kepentingan proses kependidikan.
e. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus harus berusaha
menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan
sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.
f. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan
menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.
g. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat
mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.
h. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk membantu peserta
didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya, termasuk kemampuannya
untuk berkarya.
i. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan martabat
peserta didiknya.
j. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.
k. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hak-hak
peserta didiknya.
l. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian bagi
pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
119

m. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya dari kondisi-
kondisi yang menghambat proses belajar, menimbulkan gangguan kesehatan, dan
keamanan.
n. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk alasan-alasan yang tidak
ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
o. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya kepada peserta
didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama.
p. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan peserta
didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
2. Hubungan Guru dengan Orangtua/Wali Siswa
a. Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan orangtua/wali
siswa dalam melaksanakan proses pendidikan.
b. Guru memberikan informasi kepada orangtua/wali secara jujur dan objektif mengenai
perkembangan peserta didik.
c. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan
orangtua/walinya.
d. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpartisipasi dalam
memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
e. Guru bekomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai kondisi dan kemajuan
peserta didik dan proses kependidikan pada umumnya.
f. Guru menjunjung tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi denganya berkaitan
dengan kesejahteraan, kemajuan, dan cita-cita anak atau anak-anak akan pendidikan.
g. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan orangtua/wali siswa
untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
3. Hubungan Guru dengan Masyarakat
a. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif, dan efisien dengan
masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
b. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan
kualitas pendidikan dan pembelajaran.
c. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
d. Guru bekerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan prestise dan martabat
profesinya.
e. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat berperan
aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan peserta didiknya.
f. Guru mememberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, hukum,
moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan masyarakat.
g. Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya kepada masyarakat.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
120

h. Guru tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Hubungan Guru dengan Sekolah dan Rekan Sejawat
a. Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.
b. Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam melaksanakan proses
pendidikan.
c. Guru menciptakan suasana sekolah yang kondusif.
d. Guru menciptakan suasana kekeluargaan di didalam dan luar sekolah.
e. Guru menghormati rekan sejawat.
f. Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat.
g. Guru menjunjung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan kesejawatan dengan
standar dan kearifan profesional.
h. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk tumbuh secara
profesional dan memilih jenis pelatihan yang relevan dengan tuntutan profesionalitasnya.
i. Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan pendapat-pendapat
profesional berkaitan dengan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran.
j. Guru membasiskan-diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan dalam setiap
tindakan profesional dengan sejawat.
k. Guru memiliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat meningkatkan keefektifan
pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional pendidikan dan
pembelajaran.
l. Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari kaidah-kaidah agama,
moral, kemanusiaan, dan martabat profesionalnya.
m. Guru tidak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyataan keliru berkaitan dengan kualifikasi
dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.
n. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan
marabat pribadi dan profesional sejawatnya.
o. Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya atas dasar pendapat
siswa atau masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
p. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk pertimbangan-
pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.
q. Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau tidak langsung akan
memunculkan konflik dengan sejawat.
5. Hubungan Guru dengan Profesi
a. Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi.
b. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan bidang studi
yang diajarkan.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
121

c. Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya.
d. Guru menunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas
profesional dan bertanggungjawab atas konsekuensinya.
e. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif individual, dan
integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya.
f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan
martabat profesionalnya.
g. Guru tidak boleh menerima janji, pemberian, dan pujian yang dapat mempengaruhi
keputusan atau tindakan-tindakan profesionalnya.
h. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari tugas-tugas dan
tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran.
6. Hubungan Guru dengan Organisasi Profesi
a. Guru menjadi anggota organisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif dalam
melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan kependidikan.
b. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang memberikan manfaat bagi
kepentingan kependidikan.
c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat informasi dan
komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan masyarakat.
d. Guru menunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas
organisasi profesi dan bertanggungjawab atas konsekuensinya.
e. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif
individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya.
f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang dapat merendahkan
martabat dan eksistensi organisasi profesinya.
g. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh keuntungan
pribadi dari organisasi profesinya.
h. Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi profesi tanpa
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Hubungan Guru dengan Pemerintah
a. Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pembangunan bidang
pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, UU Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen, dan ketentuan perundang-undangan
lainnya.
b. Guru membantu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan yang berbudaya.
c. Guru berusaha menciptakan, memelihara dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
d. Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah atau satuan
pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
122
e. Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang berakibat pada kerugian
negara.

F. Pelanggaran dan Sanksi
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, Kode Etik Guru merupakan pedoman sikap dan perilaku yang
bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi
undang-undang. Kode Etik Guru, karenanya, berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral
yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta
didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi atau asosiasi profesi, dan
pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika, dan kemanusiaan. Untuk
tujuan itu, Kode Eik Guru dikembangkan atas dasar nilai-nilai dasar sebagai sumber utamanya, yaitu:
(1) agama dan Pancasila; (2) kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; dan (3)
nilai jatidiri, harkat, dan martabat manusia yang meliputi perkembangan kesehatan jasmaniah.
emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.
Pada sisi lain UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa untuk
menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesian,
organisasi atau asosiasi profesi guru membentuk Kode Etik. Kode Etik dimaksud berisi norma dan
etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesian.
Setiap pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan/atau tidak melaksanakana KEGI dan
ketentuan perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan profesi guru. Guru yang melanggar KEGI
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku pada organisasi profesi atau
menurut aturan negara.
Tentu saja, guru tidak secara serta-merta dapai disanksi karena tudingan melanggar Kode Etik
profesinya. Pemberian sanksi itu berdasarkan atas rekomendasi objektif. Pemberian rekomendasi
sanksi terhadap guru yang melakukan pelanggaran terhadap KEGI merupakan wewenang Dewan
Kehormatan Guru Indonesia (DKGI). Pemberian sanksi oleh DKGI sebagaimana harus objektif, tidak
diskriminatif, dan tidak bertentangan dengan anggaran dasar organisasi profesi serta peraturan
perundang-undangan.
Rekomendasi DKGI wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru. Tentu saja, istilah wajib ini
normatif sifatnya. Sanksi dimaksud merupakan upaya pembinaan kepada guru yang melakukan
pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan martabat profesi guru. Selain itu, siapapun yang
mengetahui telah terjadi pelanggaran KEGI wajib melapor kepada DKGI, organisasi profesi guru, atau
pejabat yang berwenang. Tentu saja, setiap pelanggar dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau
tanpa bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasehat hukum menurut jenis pelanggaran yang
dilakukan dihadapan DKGI.



Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
123
Latihan dan Renungan
1. Apa esensi etika profesi guru?
2. Sebutkan karakteristik utama profesi guru!
3. Mengapa guru harus memiliki komitmen terhadap Kode Etik?
4. Mengapa UU No. 14 Tahun 2005 mewajibkan guru menjadi anggota organisasi profesi?
5. Apa implikasi kewajiban menjadi anggota organisasi profesi bagi guru?
6. Apa peran DKGI dalam kerangka penegakan Kode Etik Guru?


Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
124
REFLEKSI AKHIR

Materi sajian pada bagian ini berupa refleksi akhir Sajian materi ini
dimaksudkan sebagai penutup dan refleksi atas materi utama yang
disajikan pada bab-bab sebelumnya. Oleh karena kebijakan pembinaan
dan pengembangan guru senantiasa bermetamorfosis, peserta PLPG yang
sudah dinyatakan lulus sekalipun diharapkan tetap mengikuti
perkembangan kebijakan lanjutan.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Aktualitas
fungsi pendidikan memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Guru memegang peranan yang sangat strategis dalam kerangka menjalankan fungsi dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana disebutkan di atas. Peserta didik sekarang
merupakan manusia masa depan yang diharapkan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, terampil,
berwatak dan berkarakter kebangsaan, serta menjadi insan agamais.
Peran guru nyaris tidak bisa digantikan oleh yang lain, apalagi di dalam masyarakat yang
multikultural dan multidimensional, dimana peran teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru
masih sangat minim. Kalau pun teknologi pembelajaran tersedia mencukupi, peran guru yang
sesungguhnya tidak akan tergantikan. Sejarah pendidikan di Indonesia telah mencatatkan bahwa
profesi guru sebagai profesi yang disadari pentingnya dan diakui peran strategisnya bagi
pembangunan masa depan bangsa.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru harus sejalan dengan kegiatan sejenis bagi tenaga
kependidikan pada umumnya. Dilihat dari sisi UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, profesi guru sesungguhnya termasuk dalam spektrum profesi kependidikan itu sendiri.
Frasa tenaga kependidikan ini sangat dikenal baik secara akademik maupun regulasi.
Dari persepektif ketenagaan, frasa ini mencakup dua ranah, yaitu pendidik dan tenaga
kependidkan. Pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) merupakan dua jenis profesi atau pekerjaan
yang saling mengisi. Pendidik, dalam hal ini guru, dengan derajat profesionalitas tingkat tinggi sekali
pun nyaris tidak berdaya dalam bekerja, tanpa dukungan tenaga kependidikan. Sebaliknya, tenaga
kependidikan yang profesional sekali pun tidak bisa berbuat banyak, tanpa dukungan pendidik atau
guru yang profesional sebagai aktor langsung di dalam dan di luar kelas, termasuk di laboratoium
sekolah.
Karenanya, ketika berbicara mengenai profesi kependidikan, semua orang akan melirik pada
esensi dan eksistensi PTK itu sendiri. Merujuk pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan, di mana di dalamnya termasuk pendidik. Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
125

menyelenggarakan pendidikan. Dengan lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
guru yang tadinya masuk ke dalam rumpun pendidik, kini telah memiliki definisi tersendiri.
Secara lebih luas tenaga kependidikan yang dimaksudkan di sini adalah sebagaimana
termaktub UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu: (1) tenaga kependidikan terdiri atas
tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang
pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji; (2) tenaga pendidik terdiri atas
pembimbing, pengajar, dan pelatih; dan (3) pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah,
direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah. Termasuk dalam jenis tenaga
kependidikan adalah pengelola sistem pendidikan, seperti kepala kantor dinas pendidikan di tingkat
provinsi atau kabupaten/kota. Jika mau diperluas, tenaga kependidikan sesungguhnya termasuk
tenaga administratif bidang pendidikan, dimana mereka berfungsi sebagai subjek yang menjalankan
fungsi mendukung pelaksanaan pendidikan.
Dengan demikian, secara umum tenaga kependidikan itu dapat dibedakan menjadi empat
kategori yaitu: (1) tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih; (2)
tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang
kependidikan, dan pustakawan; (3) tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi
sumber belajar; (4) tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua,
rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah; dan (5) tenaga lain yang mengurusi masalah-
masalah manajerial atau administratif kependidikan.
Dalam kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan guru, telah muncul beberapa
harapan ke depan. Pertama, perhitungan guru melalui Sensus Data Guru sangat diperlukan
untuk merencanakan kebutuhan guru dan sebagai bahan pertimbangan kebijakan proyeksi
pemenuhan guru di masa mendatang. Hasil perhitungan dan rencana pemenuhan guru per
kabupaten/kota perlu diterbitkan secara berkala dalam bentuk buku yang dipublikasikan minimal
setiap tiga tahun.
Kedua, memperhitungkan keseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan (supply and
demand) atau keseimbangan antara kebutuhan guru dan produksi guru. Hal ini dimaksudkan agar
tidak terjadi kelebihan guru dan rasio guru:murid dapat di pertahankan secara efektif dan optimal.
Pada kondisi riil di sekolah sebenarnya terjadi kelebihan guru sehingga guru-guru honor yang ada di
sekolah merasa teraniaya/ termarjinalisasi/tak terurus.
Ketiga, merealisasikan pemerataan guru yang efektif dan efisien di semua satuan pendidikan
di kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi. Apalagi jika Surat Keputusan Bersama (SKB) 5 Menteri
tentang Pemindahan Guru PNS yang masih dalam proses penyelesaian telah terbit, maka
berangsur-angsur akan terjadi pemerataan guru. Guru yang berlebih di satu kabupaten/kota
dipindahkan ke kabupaten/kota lainnya yang kekurangan. Keempat, menghitung dengan tepat dan
cermat kebutuhan fiskal negara terkait dengan agenda kesejahteraan guru yaitu pemberian
tunjangan profesi guru, tunjangnan khusus, maslahat tambahan, dan lain-lain.
Kelima, pengembangan karier guru pascasertifikasi. Berdasarkan Permenneg PAN dan RB
Nomor 16 Tahun 2009, ada empat aktivitas pengembangan karir guru pascasertifikasi guru, yaitu:
penilaian kinerja guru, peningkatan guru berkinerja rendah, pengembangan keprofesian guru
berkelanjutan, dan pengembangan karier guru.
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
126
Pada sisi lain, akhir-akhir ini makin kuat dorongan untuk melakukan kaji ulang atas sistem
pengelolaan guru, terutama berkaitan dengan penyediaan, rekruitmen, pengangkatan dan
penempatan, sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan kualifikasi, penilaian kinerja, uji kompetensi,
penghargaan dan perlindungan, kesejahteraan, pembinaan karir, pengembangan keprofesian
berkelanjutan, serta pengelolaan guru di daerah khusus yang relevan dengan tuntutan kekinian dan
masa depan. Untuk tujuan itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun masterplan
pembinaan dan pengembangan profesi guru. Beranjak dari isu-isu di atas, beberapa hal berikut ini
memerlukan perhatian dan priotitas utama.
1. Menindaklanjuti masterplan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
2. Melaksanakan kesepakatan implementasi sistem manajemen guru secara komprehensif
berkaitan dengan:
a. Melakukan koordinasi dalam penyediaan guru dengan mempertimbangkan kebutuhan
satuan pendidikan.
b. Merekrut guru berdasarkan asesmen kebutuhan dan standar kompetensi yang telah
ditetapkan.
c. Mengangkat dan menempatkan guru berdasarkan kualifikasi akademik dan bidang
keahlian yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan.
d. Menata dan mendistribusikan guru antarsatuan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan
sebagai bagian dari kebijakan penataan guru secara nasional melalui aspek pendanaan
bidang pendidikan.
e. Memfasilitasi sertifikasi guru dengan menerapkan asas obyektifitas, transparan dan
akuntabel.
f. Memfasilitasi peningkatan kualifikasi akademik guru dengan menerapkan asas
obyektifitas, transparan dan akuntabel
g. Menerapkan sistem penilaian kinerja guru secara berkelanjutan sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
h. Memberikan penghargaan bagi guru sesuai dengan prestasi dan dedikasinya dan
memberikan perlindungan hukum, profesi, ketenagakerjaan, dan hak atas kekayaan
intektual.
i. Meningkatkan kesejahteraan guru sesuai dengan kemampuan daerah.
j. Memfasilitasi pembinaan dan pengembangan keprofesian dan karir guru.
3. Menindaklanjuti regulasi mengenai guru kedalam peraturan daerah/peraturan gubernur/
peraturan bupati/peraturan walikota
Manajemen guru masa depan menuntut pertimbangan dan perumusan kebijakan yang
sistemik dan sistematik. Manajemen guru sebagaimana dimaksud terutama berkaitan dengan
penyediaan, rekruitmen, pengangkatan dan penempatan, sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan
kualifikasi, penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan dan perlindungan, kesejahteraan,
pembinaan karir, pengembangan keprofesian berkelanjutan, serta pengelolaan guru di daerah
khusus yang relevan dengan tuntutan kekinian dan masa depan.
Dalam kaitannya dengan substansi manajemen guru sebagaimana dijelaskan di muka,
beberapa hal perlu diberi catatan khusus. Perlu ditetapkan standar mahasiswa calon guru. Standar
dimaksud berupa kemampuan intelektual, kepribadian, minat, bakat, ciri-ciri fisik, dan sebagainya.
Penentuan standar ini ditetapkan oleh institusi penyedia calon guru dan/atau difilter melalui seleksi
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
127
calon peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG). Dengan demikian, ke depan hanya seseorang dengan
karakteristik tertentulah yang akan direkruit sebagai calon guru.
Perencanaan kebutuhan guru harus dilakukan secara cermat dan komprehensif, sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan, bidang keahlian, dan sebaran sekolah. Dalam kaitannya dengan
rekruitmen calon guru, sudah seharusnya menjadi kebijakan nasional yang tersentralisasi. Demikian
juga pembinaan dan pengembangan keprofesian dan karirnya. Atas dasar itu, kiranya diperlukan
regulasi baru atau merevitalisasi manajemen guru yang mampu mensinergikan lembaga penyedia,
pengguna, dan pemberdayaannya.
Pada tataran menjalankan tugas keprofesian keseharian, guru Indonesia bertanggungjawab
mengantarkan peserta didiknya untuk mencapai kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada
semua bidang kehidupan. Dalam melaksanakan tugas profesinya itu, guru Indonesia mestinya
menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan KEGI sebagai pedoman bersikap dan berperilaku
yang mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik
putera-puteri bangsa.
Untuk menegakkan Kode Etik itu, organisasi profesi guru membentuk Dewan kehormatan yang
keanggotaan serta mekanisme kerjanya diatur dalam anggaran dasar organisasi profesi guru. Dewan
Kehormatan Guru (DKG) dimaksud dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan kode etik guru dan
memberikan rekomendasi pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik oleh guru. Rekomendasi
dewan kehormatan profesi guru harus objektif, tidak diskriminatif, dan tidak bertentangan dengan
anggaran dasar organisasi profesi serta peraturan perundang-undangan.

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
128
ACUAN


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009
tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan Nasional.

Peraturan Bersama Mendiknas, Menneg PAN dan RB, Mendagri, Menkeu, dan Menag tentang
Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil, tanggal 3 Oktober 2011

Peoduk hukum yang berkaitan dengan Penilaian Kinerja, Pengembangan Keprofesian Guru
Berkelanjutan, Sertifikasi Guru, dan Uji Kompetensi Guru

Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Kode Etik Guru, Bandung, Alfabeta, Bandung, 2010

Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru: Dari Induksi ke Profesional Madani, Media
Perhalindo, Jakarta, 2011.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Vollmer dan Mills, Professionalization, Jossey Bass, New York, 1982

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru Badan PSDMPK-PMP
129





KURIKULUM
2013


16/08/2013
1
Kurikulum 2013
Penyegaran Instruktur PLPG untuk Implementasi Kurikulum 2013
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
RASIONAL PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
16/08/2013
2
-Rehab GedungSekolah
-Penyediaan Lab dan
Perpustakaan
-Penyediaan Buku
Kurikulum 2013
-BOS
-Bantuan Siswa Miskin
-BOPTN/Bidik Misi (di PT)
Manajemen Berbasis Sekolah
-Peningkatan Kualifikasi &
Sertifikasi
-Pembayaran Tunjangan
Sertifikasi
-Uji Kompetensi dan
Pengukuran Kinerja
1. Reformasi Pendidikan Mengacu Pada 8 Standar
Sedang Dikerjakan
Telah dan terus
Dikerjakan
33
TantanganInternal
100 tahun kemerdekaan
"Bonus Demografi"
Bonus Demografi Sebagai Modal
Indonesia 2045
SDM
Usia Produktif
Melimpah
Kompeten
Tidak Kompeten
Beban
Pembangunan
Modal
Pembangunan
Transformasi Melalui Pendidikan
-Kurikulum
- PTK
-Sarpras
-Pendanaan
-Pengelolaan
44
8

S
N
P
2. PertumbuhanPendudukUsiaProduktif
16/08/2013
3
Tantangan Eksternal
Tantangan Masa Depan
Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA
Masalahlingkunganhidup
Kemajuanteknologi informasi
Konvergensi ilmudan teknologi
Ekonomi berbasispengetahuan
Kebangkitanindustri kreatif danbudaya
Pergeserankekuatanekonomi dunia
Pengaruhdanimbasteknosains
Mutu, investasi dantransformasi padasektor pendidikan
Materi TIMSS dan PISA
Kompetensi Masa Depan
Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan berpikir jernih dan kritis
Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan
Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab
Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda
Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
Memiliki minat luas dalam kehidupan
Memiliki kesiapan untuk bekerja
Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan
Fenomena Negatif yang Mengemuka
Perkelahianpelajar
Narkoba
Korupsi
Plagiarisme
Kecurangan dalamUjian (Contek, Kerpek..)
Gejolak masyarakat (social unrest)
Persepsi Masyarakat
Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
Beban siswa terlalu berat
Kurang bermuatan karakter
55
PerkembanganPengetahuan dan Pedagogi
Neurologi
Psikologi
Observationbased [discovery] learning dan
Collaborative learning
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Refleksi dari Hasil PISA 2009
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Level 6
Level 5
Level 4
Level 3
Level 2
Level 1
Below Level 1
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Level 6
Level 5
Level 4
Level 3
Level 2
Level 1b
Level 1a
Hampir semua siswa Indonesia hanya
menguasai pelajaran sampai level 3 saja,
sementara negara lain banyak yang sampai level
4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa semua
manusia diciptakan sama, interpretasi dari hasil
ini hanya satu, yaitu: yangkita ajarkan berbeda
dengan tuntutan zaman penyesuaian
kurikulum
Matematika
IPA
Bahasa
66
16/08/2013
4
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
C
h
i
n
e
s
e

T
a
i
p
e
i

S
i
n
g
a
p
o
r
e
K
o
r
e
a
,

R
e
p
.

o
f
J
a
p
a
n
T
u
r
k
e
y
M
a
l
a
y
s
i
a
T
h
a
i
l
a
n
d
I
r
a
n
S
a
u
d
i

A
r
a
b
i
a
M
o
r
o
c
c
o
I
n
d
o
n
e
s
i
a
Very Low Low Intermediate High Advance
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
C
h
i
n
e
s
e

T
a
i
p
e
i

K
o
r
e
a
,

R
e
p
.

o
f
S
i
n
g
a
p
o
r
e
J
a
p
a
n
T
u
r
k
e
y
T
h
a
i
l
a
n
d
M
a
l
a
y
s
i
a
I
r
a
n
I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
o
r
o
c
c
o
S
a
u
d
i

A
r
a
b
i
a
Very Low Low Intermediate High Advance
Results ofMathematics(8
th
Grade)
2007 2011
Lebih dari 95%siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50%
siswa Taiwanmampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua
anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yangdiajarkan di Indonesia berbeda
dengan yangdiujikan [yangdistandarkan] internasional
77
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
S
i
n
g
a
p
o
r
e
C
h
i
n
e
s
e

T
a
i
p
e
i
J
a
p
a
n
K
o
r
e
a
,

R
e
p
.

o
f
M
a
l
a
y
s
i
a

T
h
a
i
l
a
n
d

T
u
r
k
e
y
I
r
a
n
I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
o
r
o
c
c
o
S
a
u
d
i

A
r
a
b
i
a

Very Low Low Intermediate High Advance
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
S
i
n
g
a
p
o
r
e
C
h
i
n
e
s
e

T
a
i
p
e
i
K
o
r
e
a
,

R
e
p
.

o
f
J
a
p
a
n
T
u
r
k
e
y
I
r
a
n
M
a
l
a
y
s
i
a

T
h
a
i
l
a
n
d

S
a
u
d
i

A
r
a
b
i
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
o
r
o
c
c
o
Very Low Low Intermediate High Advance
Results ofScience(8
th
Grade)
2007 2011
Lebih dari 95%siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 40%
siswa Taiwanmampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua
anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yangdiajarkan di Indonesia berbeda
dengan yangdiujikan [yangdistandarkan] internasional
88
16/08/2013
5
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
S
i
n
g
a
p
o
r
e
C
h
i
n
e
s
e

T
a
i
p
e
i
I
r
a
n
S
a
u
d
i

A
r
a
b
i
a
I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
o
r
o
c
c
o

Very Low Low Intermediate High Advance
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
S
i
n
g
a
p
o
r
e
C
h
i
n
e
s
e

T
a
i
p
e
i
I
r
a
n
I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
o
r
o
c
c
o

Very Low Low Intermediate High Advance
Results ofReading (4
th
Grade)
2006 2011
Lebih dari 95%siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebihdari
50% siswa Taiwanmampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa
semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yangdiajarkan di Indonesia
berbeda dengan yangdiujikan [yangdistandarkan] internasional
99
TIMSS dan PIRLS membagi soal-soalnya menjadi empat
katagori:
Lowmengukur kemampuan sampai level knowing
Intermediatemengukur kemampuan sampai level applying
Highmengukur kemampuan sampai level reasoning
Advancemengukur kemampuan sampai level reasoning with
incomplete information
Model Soal TIMSS
10 10
16/08/2013
6
Domain Topics
Biology
1. Major organs and organ systems in humans and other organisms
2. Cells and their functions, includingrespiration and photosynthesis as cellular process
3. Reproduction and heredity
4. Role of variation &adaptation in survival/extinction of species in a changingenviron.
5. Interdependence of populations of organisms in an ecosystem
6. Reasons for increase in worlds human population and itseffects on the environment
7. Human health (infection, prevention, immunity)and the importance of diet &exercise
Chemistry
1. Classification, composition, and particulate structure of matter (inside atom)
2. Solutions (solvent, solute, concentration/dilution, effect of temperature on solubility)
3. Properties and uses of common acids and bases
4. Chemical change (transformation, conservation,oxidation)
Physics
1. Physical states and changes in matter
2. Energy forms, transformations, heat, and temperature
3. Basic properties/behaviors of light and sound
4. Electric circuits and properties and uses of permanent magnets and electromagnets
5. Forces and motion (forces, basic description of motion, effects of density &pressure)
Earth
Science
1. Earths structure and physical features
2. Earths processes, cycles, and history
3. Earths resources, their use, and conservation
4. Earth in the solar systemand the universe
Ada beberapa topik yangsebenarnya diajarkan di kelas IX, sehingga belum semua diajarkan pada
siswa SMP Kelas VIII yangmengikuti TIMSS
Perbandingan Kurikulum IPA SMP Kelas VIII dan Materi TIMSS
Merah: Belum Diajarkan di Kelas VIII
11 11
Domain Topics
Number
1. Computing, estimating, or approximatingwith whole numbers
2. Concepts of fractions and computingwith fractions
3. Concepts of decimals and computingwith decimals
4. Representing, comparing, ordering, and computingwith integers
5. Problemsolvinginvolvingpercents and proportions
Algebra
1. Numeric, algebraic, and geometric patterns or sequences
2. Simplifyingand evaluatingalgebraic expressions
3. Simple linear equations and inequalities
4. Simultaneous (two variablesequations)
5. Representation of functions as ordered pairs, tables, graphs, words, or equations
Geometry
1. Geometric properties of angles and geometric shapes
2. Congruent figures and similar triangles
3. Relationship between three-dimensional shapes and their two-dimensional represent.
4. Usingappropriate measurement formulas for perimeters, circumferences, areas, surface
areas, and volumes
5. Points on the Cartesian plane
6. Translation, reflection, and rotation
Data &
Chances
1. Readingand displayingdata usingtables, pictographs, bar, pie, and line graphs
2. Interpretingdata sets
3. Judging, predicting, and determiningthe chances of possible outcomes
Ada beberapa topik yangtidak terdapat pada kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi siswa
kelas VIII yangmengikuti TIMSS
Perbandingan Kurikulum Matematika SMP Kelas VIII dan Materi TIMSS
Merah: Belum Diajarkan di Kelas VIII
12 12
16/08/2013
7
Domain Topics
Number
1. Concepts of whole numbers, includingplace value and ordering
2. Adding, subtracting, multiplying, and/or dividingwith whole numbers
3. Concepts of fractions
4. Addingand subtractingwith fractions
5. Concepts of decimals, includingplace value and ordering
6. Addingand subtractingwith decimals
7. Number sentences
8. Number patterns
Geometry
Shapes and
Measu-
rement
1. Lines: measuring, estimatinglength of; parallel and perpendicular lines
2. Comparingand drawingangles
3. Usinginformal coordinate systems to locate points in a plane
4. Elementary properties of common geometric shapes
5. Reflections and rotations
6. Relationships between two-dimensional and three-dimensional shapes
7. Findingand estimatingareas, perimeters, and volumes
Data
Display
1. Readingdata fromtables, pictographs, bar graphs, or pie charts
2. Drawingconclusions fromdata displays
3. Displayingdata usingtables, pictographs, and bar graphs
Ada beberapa topik yangtidak terdapat pada kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi siswa
kelas VIII yangmengikuti TIMSS
Perbandingan Kurikulum Matematika SD Kelas IV dan Materi TIMSS
Merah: Belum Diajarkan di Kelas IV
13 13
Perkembangan
Akademik
Industri
Sosial-Budaya
Perubahan
Kebutuhan
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap
P
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n

K
u
r
i
k
u
l
u
m
SDM yang
Kompeten
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap
Pedagogi, Psikologi
Dinamika Kurikulum
14 14
16/08/2013
8
Pembelajaran dan Inovasi
Kreatif dan inovasi
Berfikir kritis menyelesaikan masalah
Komunikasi dan kolaborasi
Informasi, Media and
Teknologi
Melek informasi
Melek Media
Melek TIK
Kehidupan dan Karir
Fleksibel dan adaptif
Berinisiatif dan mandiri
Keterampilan sosial dan budaya
Produktif dan akuntabel
Kepemimpinan&tanggung jawab
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
Kerangka Kompetensi Abad 21
Kerangka ini menunjukkan bahwa
berpengetahuan[melalui core
subjects] saja tidak cukup, harus
dilengkapi:
-Berkemampuan kreatif- kritis
-Berkarakterkuat [bertanggung
jawab, sosial, toleran, produktif,
adaptif,...]
Disamping itu didukung dengan
kemampuan memanfaatkan
informasi dan berkomunikasi
Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,...
15 15
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
Kerangka Kompetensi Abad 21
Mendukung Keseimbangan
penilaian: tes standar serta
penilaian normatif dan sumatif
Menekankan pada pemanfaatan
umpan balik berdasarkan kinerja
peserta didik
Membolehkan pengembangan
portofolio siswa
Menciptakan latihan pembelajaran,
dukungan SDM dan infrastruktur
Memungkinkan pendidik untuk
berkolaborasi, berbagi pengalaman
dan integrasinya di kelas
Memungkinkan peserta didik untuk
belajar yang relevan dengan konteks
dunia
Mendukung perluasan keterlibatan
komunitas dalam pembelajaran,
baik langsung maupun online
Perlunya mempersiapkan proses penilaian yangtidak
hanya tes saja, tetapi dilengkapi dengan penilaian lain
termasuk portofolio siswa. Disampingitu dierlukan
dukungan lingkungan pendidikanyangmemadai
16 16
16/08/2013
9
Informasi
(tersedia dimana saja, kapan saja)
Komputasi
(lebih cepat memakai mesin)
Otomasi
(menjangkau segala pekerjaan rutin)
Komunikasi
(dari mana saja, ke mana saja)
Pembelajaran diarahkan untuk mendorong
peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber
observasi, bukan diberi tahu
Pembelajaran diarahkan untuk mampu
merumuskan masalah [menanya], bukan hanya
menyelesaikan masalah [menjawab]
Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir
analitis [pengambilan keputusan] bukan berfikir
mekanistis [rutin]
Pembelajaran menekankan pentingnya
kerjasama dan kolaborasidalam menyelesaikan
masalah
Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21
Model Pembelajaran Ciri Abad 21
17 17
Anuscha Ferrari et al. 2009. Innovation and Creativity in Education and Training
PemahamanLama Pemahaman Baru
Terbatas untuk seni Untuk semua mata pelajaran
Murni bakat Keterampilan yang dapat dipelajari
Originalitas Originalitas dan nilai (asas manfaat)
Tidak perlu pengetahuan pendukung Pengetahuan lapangan sangat
diperlukan
Terobosan besar Keterampilan berfikir (kontribusi
dalam pengembangan)
Freeplay (bebas) dan discovery Stimulation play (terarah) dan
discovery
Pergeseran Pengertian tentang Kreativitas
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan dimana saja,
sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif
18 18
16/08/2013
10
19
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3 dari
pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamati]
- Questioning [menanya]
- Associating [menalar]
- Experimenting [mencoba]
- Networking [Membentuk jejaring]
Personal
Inter-personal
Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman
personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning]
untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk
bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning
19 19
Pembelajaran berbasis
intelejensia tidak akan
memberikan hasil siginifikan
(hanya peningkatan 50%)
dibandingkan yang berbasis
kreativitas (sampai 200%)
20
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young childrens creativity: what can we learn
from research?:
Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui:
tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar [banyak/semua
jawaban benar],
mentolerir jawaban yang nyeleneh,
menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang kurang
jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait dengan
pengetahuan atau kejadian yang diamatinya
memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif
Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup proses penilaian yang menekankanpada proses dan
hasil sehingga diperlukan penilaian berbasis portofolio (pertanyaan yang tidak memiliki jawaban
tunggal, memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya,
penilaian spontanitas/ekspresif, dll)
20 20
16/08/2013
11
Pembangunan
Ekonomi Berbasis
Sumberdaya
Sumber Daya Alam
sebagai
Modal Pembangunan
Sumber Daya Manusia
sebagai
Beban Pembangunan
Pembangunan
Kesejahteraan Berbasis
Peradaban
Peradaban sebagai
Modal Pembangunan
SDM Beradab
sebagai
Modal Pembangunan
Dekade 2020an dst s/d Dekade 1980an
P
e
n
d
i
d
i
k
a
n
Kekayaan
Peradaban
Pendidikan, dalam jangka panjang, adalah faktor tunggal paling menentukan melebarnya jurang
kesenjangan, oleh karena itu investasi dalam bidang pendidikan adalah cara logis untuk
menghilangkan kesenjangan tersebut
Penduduk Sebagai
Pasar/Pengguna
Penduduk Sebagai
Kreator/Disiminator
Pergeseran Paradigma Pembangunan
21 21
Pembangunan
Ekonomi Berbasis
Pengetahuan
Pengetahuan sebagai
Modal Pembangunan
SDM Berpengetahuan
sebagai
Modal Pembangunan
Dekade 1990an-2010an
Penduduk Sebagai
Pelaku/Kontributor
Kekayaan
Pengetahuan
Kekayaan
Pengetahuan
P
e
n
d
i
d
i
k
a
n
Kondisi Mata PelajaranSaat Ini
16/08/2013
12
PPKNSD-MI BahasaIndonesiaSD-MI MatematikaSD-MI IPASD-MI IPSSD-MI
Menjelaskanperbedaan
jeniskelamin, agama, dan
sukubangsa
Memberikancontohdan
menerapkan hiduprukun
melalui kegiatandi rumah
dandi sekolah
Menjelaskanpentingnya
tatatertibdi rumahdandi
sekolah
Melaksanakantatatertibdi
rumahdandi sekolah
Menjelaskanhakanakuntuk
bermain, belajardengan
gembiradandidengar
pendapatnya
Melaksanakanhakanakdi
rumahdandi sekolah
Mengikuti tatatertibdi
rumahdandi sekolah
Membedakanberbagai
bunyi bahasa
Melaksanakansesuatu
sesuai denganperintahatau
petunjuksederhana
Menyebutkan tokoh-tokoh
dalamcerita
Memperkenalkandiri
sendiri dengankalimat
sederhanadanbahasayang
santun
Menyapaoranglain dengan
menggunakan kalimat
sapaanyangtepat dan
bahasayangsantun
Mendeskipsikanbenda-
bendadi sekitar danfungsi
anggotatubuhdengan
kalimatsederhana
Mendeklamasikanpuisi anak
denganlafal danintonasi
yangsesuai
Membacanyaringsukukata
dankatadenganlafal yang
tepat
Membacanyaringkalimat
sederhanadenganlafal dan
intonasi yangtepat
Menjiplakberbagai bentuk
gambar, lingkaran, dan
bentukhuruf
Menebalkan berbagai
bentukgambar, lingkaran,
danbentukhuruf
Membilangdan
mengurutkan banyak benda
penjumlahan dan
pengurangan bilangan
sampai 20
Menentukanwaktu(pagi,
siang, malam), hari, danjam
( bulat)
Menentukanlamasuatu
kejadianberlangsung
Mengenal panjangsuatu
bendamelalui kalimat
sehari-hari (pendek,
panjang) dan
membandingkannya
Mengelompokkanberbagai
bangunruangsederhana
Menentukanurutanbenda-
bendaruangyangsejenis
menurut besarnya
Membilangdan
mengurutkan banyakbenda
Menentukannilai tempat
puluhandansatuan
Melakukanpenjumlahan
danpenguranganbilangan
duaangka
Menggunakansifat operasi
pertukarandan
pengelompokan
Membandingkanberat
benda(ringan, berat)
Mengenal dan
mengelompokkan bangun
datar
bagiantubuhdan kegunaannya
sertacaraperawatannya
kebutuhantubuhagar tumbuh
sehat dan kuat (makanan, air,
pakaian, udara, lingkungan sehat)
Membiasakan hidupsehat
menjagalingkungan agar tetap
sehat
lingkungansehat dantidaksehat
merawat tanaman, hewan
peliharaan dan lingkungan sekitar
bendayangadadi lingkungan
sekitar berdasarkan cirinyamelalui
pengamatan
bendayangdapat diubah
bentuknya
kegunaan bendadi lingkungan
sekitar
Membedakan gerak bendayang
mudah dan sulit bergerak melalui
percobaan
Mengidentifikasi penyebab benda
bergerak (batere, per/pegas,
dorongan tangan, dan magnet)
Mengenal berbagai bendalangit
melalui pengamatan
Mengenal keadaan cuacadi
sekitar kita
Membedakan pengaruh musim
kemarau dengan musimhujan
terhadap kegiatan manusia
(Berapabanyakyangdapat ditampung
olehkemampuananaknormal SDKelas
I?)
identitasdiri,
keluarga, dan kerabat
pengalaman diri
kasih sayangantar
anggotakeluarga
hiduprukundalam
kemajemukan
keluarga
peristiwapentingyang
dialami sendiri di
lingkungan keluarga
letak rumah
lingkungan rumah
sehat dan perilaku
dalammenjaga
kebersihan rumah
Banyak yang
mirip antar
mapel
PPKN KTSP 2006 Kelas IV PPKN KTSP 2006 Kelas V
Mengenal lembaga-lembagadalamsusunan
pemerintahandesadanpem. kecamatan
Menggambarkanstrukturorganisasi desadan
pemerintahkecamatan
Mengenal lembaga-lembagadalamsusunan
pemerintahankabupaten, kota, danprovinsi
Menggambarkanstrukturorganisasi kabupaten,
kota, danprovinsi
Mengenal lembaga-lembaganegaradalam
susunanpemerintahantingkat pusat, seperti
MPR, DPR, Presiden, MA, MK danBPK
Menyebutkanorganisasi pemerintahantingkat
pusat, seperti Presiden, Wakil Presidendanpara
Menteri
MengidentifikasijenisbudayaIndonesia yang
pernahditampilkandalammisi kebudayaan
internasional
Memberikancontohsederhanapengaruh
globalisasi di lingkungannya
Menentukansikapterhadappengaruh
globalisasi yang terjadi di lingkungannya
MendeskripsikanNegara KesatuanRepublik
Indonesia
MenjelaskanpentingnyakeutuhanNegara
KesatuanRepublikIndonesia
Menunjukkancontoh-contohperilakudalam
menjagakeutuhanNegara KesatuanRepublik
Indonesia
Pengertiandanpentingnyaperaturanperundang-
undangantingkat pusat dandaerah
Memberikancontohperaturanperundang-
undangantingkat pusat dandaerah, seperti pajak,
anti korupsi, lalulintas, laranganmerokok
Mendeskripsikanpengertianorganisasi
contohorganisasi di lingkungansekolahdan
masyarakat
Menampilkanperansertadalammemilih
organisasi di sekolah
Mengenal bentuk-bentukkeputusanbersama
Mematuhi keputusanbersama
Tingkat Kesulitan Pelajaran
Warna merah: terlalu berat bagi siswa SD
16/08/2013
13
Contoh Buku Siswa (Lama)
25 25
Buku IPS Kel as I
Hal aman 1
Di asumsi kan anak sudah
l ancar membaca pada
saat masuk Kel as I SD
16/08/2013
14
Buku IPS Kel as I
Hal aman 3
Masuk
SD
harus
sudah
lancar
menuli
s
Pada saat masuk Kel as I SD sudah harus Lancar menul i s
16/08/2013
15
Buku Bhs Indonesi a
Kel as I, Hal aman 7
Langsung dapat membaca teks terdi ri dari 8 kal i mat, pul uhan kata
RANCANG ULANG BANGUNAN KURIKULUM
16/08/2013
16
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1947
Rencana Pelajaran
Dirinci dalamRencana
Pelajaran Terurai
1964
Rencana Pendidikan
Sekolah Dasar
1968
KurikulumSekolah
Dasar
1973
KurikulumProyek
Perintis Sekolah
Pembangunan
(PPSP)
1975
Kurikulum
Sekolah Dasar
1984
Kurikulum1984
1994
Kurikulum1994
1997
Revisi Kurikulum1994
2004
Rintisan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi (KBK)
2006
Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP)
1945 1965 2015 1955 1975 2005 1985 1995
2013
Kurikulum2013
31 31
Materi pengetahuan Produk
RANGKUMAN BAHAN PRESENTASI
TEMA RANCANGAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
16/08/2013
17
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAAN
Perrenialism
Essentialism
Progressivism
Reconstructionism
DIMENSI PENGEMBANGAN KURIKULUM
FILOSOFI KURIKULUM 2013 : UU Sisdiknas
Pasal 1 Butir 1 dan 2 : Hakikat Pendidikan : peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kompetensi yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman.
KERANGKA DASARDAN STRUKTURKURIKULUM
DIKEMBANGKAN BERDASARKAN ASPEKRELEVANSI
(Pasal 38 UU Sisdiknas)
KURIKULUM 2013 (KBK): Penyempurnaan
Standar : KOMPETENSI LULUSAN, ISI, PROSES,
dan PENILAIAN
NO STANDAR URAIAN
1. KOMPETENSI
LULUSAN
Dikembangkansesuai tuntutan kekinian
Indonesia dan masa depan sesuai
kebutuhan.
2. ISI Diurai atas kecukupan dan kesesuaian
dengan kompetensi.
3. PROSES Dirancangberbasis kompetensi dengan
pendekatan scientific
4. PENILAIAN Berbasis proses dan output dengan teknik
tes dan non tes (portfolio).
EVALUASI KURIKULUM:
Penetapan Konteks dan
Tujuan
Pemilihan Model
Pelaksanaan
Revisi Kurikulum
TEORI PENGEMBANGANKURIKULUM : UU Sisdiknas
Pasal 4 : azas, prinsip, sistem, proses, budaya, pola,
dan pengendalian mutu.
Pasal 3 : fungsi (mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa)
Teori berbasis Kecakapan pekerjaan organisasi isi dan
kompetensi sebagai pribadi yangdewasa kepemilikan
sikap, keterampilan, pengetahuansecara holistik, atau
formal, valuasional dan praksiologi.
RPJMN2010-2014 SEKTOR
PENDIDIKAN
Perubahanmetodologi
pembelajaran
Penataankurikulum
INPRESNOMOR1 TAHUN
2010
PercepatanPelaksanaan
PrioritasPembangunan
Nasional: Penyempurnaan
kurikulumdanmetode
pembelajaranaktif
berdasarkannilai-nilai
Budayabangsauntuk
membentukdayasaingdan
karakterbangsa
33 33
Tujuan Pendidikan Nasional
(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)
Berkembangnyapotensi pesertadidikagar menjadi manusiayang
berimandanbertakwakepadaTuhanYang MahaEsa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga
negarayang demokratissertabertanggungjawab.
Sikap
Spiritual
(KI-1)
berimandanbertakwakepadaTuhanYang MahaEsa
Sosial
(KI-2) berakhlakmulia, sehat, mandiri, demokratis, bertanggungjawab
Pengetahuan (KI-3) berilmu
Keterampilan (KI-4) cakapdan kreatif
34 34
16/08/2013
18
Kurikulum yang dapat
menghasilkan insan
indonesia yang:
Produktif, Kreatif,
Inovatif,
Afektif
melalui penguatan
Sikap, Keterampilan,
dan Pengetahuan
yang terintegrasi
Produktif
Kreatif
Inovatif
Afektif
35 35
Tema Pengembangan Kurikulum 2013
(Sesuai UU 20/2003)
Proses Karakteristik Penguatan
Pembelajaran
Menggunakan pendekatansaintifik melalui mengamati, menanya,
mencoba, menalar,....
Menggunakan ilmupengetahuan sebagai penggerak pembelajaran
untuk semua mata pelajaran
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery
learning]
Menekankan kemampuanberbahasa sebagai alat komunikasi,
pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif
Penilaian
Mengukur tingkat berfikir siswamulai dari rendah sampai tinggi
Menekankan pada pertanyaanyang mebutuhkan pemikiran
mendalam [bukan sekedar hafalan]
Mengukur proseskerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa
Arah Pengembangan: Penguatan Proses
36 36
16/08/2013
19
M
a
n
a
j
e
m
e
n

d
a
n

K
e
p
e
m
i
m
p
i
n
a
n
I
k
l
i
m

A
k
a
d
e
m
i
k

d
a
n

B
u
d
a
y
a

S
e
k
o
l
a
h
Kesiapan:
-Fisik
-Emosional
-Intelektual
-Spiritual
Kerangka Kerja Pengembangan Kurikulum
P
e
s
e
r
t
a

D
i
d
i
k
Pembelajaran
L
u
l
u
s
a
n

y
a
n
g

K
o
m
p
e
t
e
n
Kurikulum
(SKL, Struktur Kurikulum, Standar-standar: Isi, Proses, dan Penilaian)
Pribadi beriman, bertakwa, berakhlak mulia
Pembelajar yang Sukses *
Individu yang Percaya Diri
WN yang Bertanggung Jawab
Kontributor Peradaban yang Efektif
* tidak pernah berhenti belajar
Kebutuhan:
-Individu
-Masyarakat, Bangsa, Negara, Dunia
-Peradaban
Kelayakan:
-Materi
-Metode Penyampaian
-Metode Penilaian
Buku Pegangan (Buku Babon)
(Buku Pegangan Siswa, Buku Pegangan Guru)
Rumusan Kompetensi Guru dan Penyiapan Guru
Psikologi Pedagogi Sosio-eko-kultural
37 37
PERUBAHAN KURIKULUM 2013 WUJUD PADA:
Konstruski yangholistik
Didukungoleh Semua
Materi atau Mapel
Terintegrasi secara Vertikal
maupun Horizontal
Dikembangkan Berbasis
Kompetensi sehingga
Memenuhi Aspek
Kesesuaian dan Kecukupan
Mengakomodasi Content
Lokal, Nasional dan
Internasional (antara lain
TIMMS, PISA, PIRLS)
Berorientasi pada karakteristik
kompetensi:
Sikap (Krathwohl) : Menerima+
Menjalankan+Menghargai +
Menghayati +Mengamalkan
Keterampilan (Dyers) : Mengamati +
Menanya +Mencoba +Menalar +
Menyaji +Mencipta
Pengetahuan (Bloom & Anderson):
Mengetahui +Memahami +Menerapkan
+Menganalisa+Mengevaluasi
+Mencipta
Menggunakan Pendekatan Saintifik,
Karakteristik Kompetensi sesuai Jenjang
(SD: Tematik Terpadu, SMP: Tematik
Terpadu-IPA & IPS- dan Mapel, SMA :
Tematik dan Mapel
Mengutamakan Discovery Learning dan
Project Based Learning
Berbasis Tes dan
Non Tes
(porfolio)
Menilai Proses
dan Output
dengan
menggunakan
authentic
assesment
Rapor memuat
penilaian
kuantitatif
tentang
pengetahuan
dan deskripsi
kualitatif
tentang sikap
dan
keterampilan
Kecukupan
38
16/08/2013
20
ESENSI KURIKULUM 2013: ...1/4
SAAT BERTINDAK :
SIKAP
MEMANDU
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
SIKAP
MENDAHULUI PEMBENTUKAN
(DIINTEGRASIKAN DALAM
AKTIVITAS PENGETAHUAN DAN
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
DIBIASAKAN (DIBUDAYAKAN)
DAN DIAMATI ATAU DINILAI
DITUANGKAN DALAM RPP DAN DILAKUKAN
DALAM PEMBELAJARAN
PROSES PEMBENTUKAN :
ESENSI KURIKULUM 2013: ...2/4
40
KONDISI SAAT INI
Dominan pada pengetahuan
Aktivitas pembelajaran hanya
domain pengetahuan
Penilain dominan
menggunakan tes
Rapor cendrung hanya melaporkan
kompetensi bidang pengetahuan
Kompetensi : sikap, pengetahuan
dan keterampilan belum secara jelas
diurai , bahkan cenderung dipersepsi
menjadi kognitif, afektif, dan
psikomotorik saja. Tidak digunakan
memandu materi
menuju KURIKULUM 2013
Perpaduan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
Aktivitas pembelajaran didesain
pada 3 ranah sikap, pengetahuan
dan keterampilan
Penilain menggunakan tes, obervasi,
portfolio dan peniaian sikap
Rapor berisi komponen sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang
dilengkapi dengan deskripsi
kualitiatif
Kompetensi : sikap, pengethuan dan
keterampilan diurai menjadi KI-1, KI-
2, KI-3 dan KI-4, yang memandu
penetapan materi
16/08/2013
21
ESENSI KURIKULUM 2013: ...3/4
41
KONDISI SAAT INI
Di SMP diajarkan kelompok IPA dan IPS
secara parsial
Tidak tampak integrasi antar jenjang
pendidikan sehingga jenjang sebelumnya
seolah-olah bukan prasyarat untuk jenjang
berikutmya.
Bahasa tidak mampu memandu mapel yang
lain sebab kompetensi terpenting dalam
bahasa tidak dilatihkan secara memadai
Meninggalkan kaidah metodologi ilmiah
dan tidak kokoh berpijak pada kaidah
pendidikan sehingga pemilihan model tidak
akurat
Di SD diajarkan berbasis mata pelajaran,
padahal tidak didukung oleh terori
pendidikan dan teori psikologi yang berlaku
menuju KURIKULUM 2013
IPA dan IPS masih menggunakan
pola tematik terpadu
Kompetensi antar jenjang
diintegrasikan sehingga tampak
berkesinambungan
Pembelajaran bahasa yang berbasis
teks akan mendorong kemampuan
berbahasa sejak dini
Mengutamakan pendekatan saintifik
yang mengantarkan siswa tidak
berhenti pada pengetahuan tetapi
berlanjut ke keterampilan dan
pembentukan sikap.
SD : tematik terpadu, SMP tematika
terpadu +Mapel, SMA/SMK :
berbasis mapel (tematik boleh saja
sampai PT)
SD
SMP
SMA/K
PT
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).
42
16/08/2013
22
STRATEGI PENGEMBANGAN BUKU KURIKULUM 2013
PROSES
BELAJAR
SKL
KOMPETENSI
INTI
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
AJAR
PENILAIAN
Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013 SP
Applying
Under-
standing
Knowing/
Remembering
Analyzing
Evaluating
Valuing
Responding
Accepting
Organizing/
Internalizing
Characterizing/
Actualizing
Experi-
menting
Questioning
Observing
Associating
Communicating
Knowledge
(Bloom)
Skill
(Dyers)
Attitude
(Krathwohl)
S
D
SMP
SMA/K
PT
Creating
44 44
Applying
Under-
standing
Knowing/
Remembering
Analyzing
Evaluating
Knowledge
(Bloom)
2006 2013
Perluasan dan pendalaman dalam proses pencapaian kompetensi
16/08/2013
23
Mengetahui Memahami Menerapkan Mengana-
lisis
Mengeva-
luasi
Mencipta
Faktual
Konseptual
Prosedural
Meta-
kognitif
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA/
SMK/MAK
45 45
Perluasan dan pendalaman taksonomi Bloom menjadi Bloom-Anderson
Rumusan Materi (Pengetahuan) dalam Kurikulum 2013 SI
Gradasi antar SatuanPendidikanmemperhatikan;
1. Perkembanganpsikologisanak
2. Lingkupdankedalamanmateri
3. Kesinambungan
4. Fungsi satuanpendidikan
5. Lingkungan
Rumusan Produk dalam Kurikulum 2013 SKL
DOMAIN SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Menerima Menerima++Menjalankan Menjalankan++Menghargai Menghargai ++Menghayati Menghayati ++Mengamalkan Mengamalkan
PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAKMULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWABDALAM
BERINTERAKSI SECARA EFEKTIFDENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN
PERADABANNYA
KETERAMPILAN
MMengamati +Menanya +Mencoba +Menalar engamati +Menanya +Mencoba +Menalar++Menyaji +Mencipta Menyaji +Mencipta
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIRDAN TINDAKYANG PRODUKTIFDAN KREATIFDALAM RANAH
KONKRETDAN ABSTRAK
PENGETAHUAN
Mengetahui Mengetahui++Memahami Memahami ++Menerapkan Menerapkan++Menganalisa Menganalisa++Mengevaluasi Mengevaluasi +Mencipta +Mencipta
PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA DAN BERWAWASAN
KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN PERADABAN
46 46
16/08/2013
24
KOMPETENSI LULUSAN
SIKAP PENGETAHUAN
ISI PROSES PENILAIAN
1. EVALUASI RUANGLINGKUP
2. EVALUASI KESESUAIAN,
KECUKUPAN, KEDALAMANDAN
KELUASAN(STUDI BANDING
INTERNASIONAL: REASONING)
1. TEMATIKTERPADU
2. PENDEKATANSAINTIFIK
3. INQIURY & DISCOVERY
LEARNING
4. PROJECT BASED LEARNING
5. BAHASA SEBAGAI PENGHELA
1. AUTHENTIC
2. MENGUKURTINGKATBERPIKIR
DARI RENDAHHINGGATINGGI
3. MENGUKURPROSESKERJASISWA
4. TESDANPORTFOLIO
PTK SARPRAS PEMBIAYAAN
1.KOMPETENSI GURU, KS
,PS.
2.KINERJA GURU, KS, PS
3.PEMBINAAN
BERKELANJUTAN
4. REKRUT., PPA dan PPG
1. KECUKUPANDANKESESUAIAN
(USB, REHAB, PERAALATAN,
PERPUST., )
2. PEMANFAATAN
3. RESOURCESHARING
1. UNIT COST
2. SUMBERPENDANAAN
3. KECUKUPAN BOS, BSM,
BOPTN
4. EFISIENSI PEMANFAATAN
PENGELOLAAN
1.MANAJEMEN PERUBAHAN
2.POLA KEPEMIMPINAN
3.POLA SUPERVISI
L
A
Y
A
N
A
N
K
O
M
P
O
N
E
N

U
T
A
M
A

P
E
L
A
Y
A
N
A
N
H
A
S
I
L
KETERAMPILAN
47
Penyesuaian PP 19/2005 PP 32/2013
Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbud No. 54/2013)
Standar Isi
(No. 64/2013)
Standar Proses
(No. 65/2013)
Standar
Penilaian
(No. 66/2013)
KD dan Struktur Kurikulum SD/MI (No. 67/ 2013)
KD dan Struktur Kurikulum SMP/MTs (No. 68/2013)
KD dan Struktur Kurikulum SMA/MA (No. 69/2013)
KD dan Struktur Kurikulum SMK/MAK (No. 70/2013)
Buku Teks Pelajaran (No. 71/2013)
48 48
16/08/2013
25
Elemen Perubahan pada Kurikulum 2013
Elemen Perubahan
49 49
Elemen Perubahan
Elemen Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Kompetensi
Lulusan
Mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang
Materi (ISI) Adanya keseimbangan antara materi untuk mendukung kemampuan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
Semua konten mendukung ketiga kompetensi diatas secara berimbang
Pendekatan
(ISI)
Kompetensi dikembangkan melalui:
Tematik Integratif
dalam semua mata
pelajaran
Mata pelajaran
IPA dan IPS
masing-
masingnya
adalah terpadu
Mata pelajaran
wajib, peminatan,
lintas minat, dan
pendalaman minat
Kompetensi
keterampilan
yang sesuai
dengan standar
industri
Proses
pembelajaran
Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menalar, Menyajikan, dan
Mencipta.
Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan
masyarakat
Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
50 50
16/08/2013
26
Elemen
Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Penilaian hasil
belajar
Penilaian berbasis kompetensi
Pergeseran dari penilaian melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian dan penilaian mandiri oleh siswa
Ekstrakurikuler Pramuka (wajib)
UKS
PMR
Bahasa Inggris
Pramuka (wajib)
OSIS
UKS
PMR
Dll
Perlunya ekstra kurikuler partisipasi aktif siswa dalam
permasalahan kemasyarakatan (menjadi bagian dari
pramuka)
Elemen Perubahan
51 51
KTSP2006 Kurikulum 2013
Materi didominasi pengetahuan Materi memuat secara berimbangantara sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
Mata pelajaran tertentu
mendukungkompetensitertentu
Tiapmata pelajaran mendukungsemua kompetensi [sikap,
keterampilan, pengetahuan]
Matapelajaran dirancangberdiri
sendiri dan memiliki standar
kompetensi lulusan sendiri
Mata pelajaran dirancangterkait satu dengan yanglain dan
memiliki kompetensi dasar yangdiikatoleh kompetensi inti
tiap kelas
Bahasa Indonesia sejajar dengan
mapel lain
Bahasa Indonesia sebagai penghelamapel lain [sikap dan
keterampilan berbahasa}
Tiapmata pelajaran diajarkan
dengan pendekatan berbeda
Semuamata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang
sama [saintifik] melalui mengamati, menanya, mencoba,
menalar,....
Tiap jenis kontenpembelajaran
diajarkan terpisah [separated
curriculum]
Bermacamjenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan
terpadu satu sama lain [cross curriculum atau integrated
curriculum]
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dandijadikan
penggerak konten pembelajaran lainnya
Tematikuntuk kelas I III [belum
integratif]
Tematik Integratif untuk Kelas I VI
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 untuk SD/MI
52 52
16/08/2013
27
KTSP2006 Kurikulum 2013 Ket
Mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi
tertentu
Tiapmata pelajaran mendukung semua kompetensi
[sikap, keterampilan, pengetahuan]
Semua
Jenjang
Matapelajaran dirancang
berdiri sendiri dan memiliki
kompetensi dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang
lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi inti tiap kelas
Semua
Jenjang
Bahasa Indonesia sejajar
dengan mapel lain
Bahasa Indonesia sebagai penghelamapel lain [sikap
dan keterampilan berbahasa}
Semua
Jenjang
Tiapmata pelajaran diajarkan
dengan pendekatan berbeda
Semuamata pelajaran diajarkan dengan pendekatan
yang sama [saintifik] melalui mengamati, menanya,
mencoba, menalar,....
Semua
Jenjang
Tiap jenis kontenpembelajaran
diajarkan terpisah [separated
curriculum]
Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan
terkait dan terpadu satu sama lain [cross curriculum
atau integrated curriculum]
SD
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan
dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya
SD
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
53 53
KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket
Tematik untuk kelas I III
[belum integratif]
Tematik Integratif untuk Kelas I VI SD
TIK adalah mata pelajaran
sendiri
TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan
sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain
SMP
Untuk SMA, ada penjurusan
sejak kelas XI
Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran
wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat
SMA/SMK
SMA dan SMK tanpa
kesamaan kompetensi
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama
terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.
SMA/SMK
Penjurusan di SMK sangat
detil [sampai keahlian]
Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang
studi], didalamnya terdapat pengelompokkan
peminatan dan pendalaman
SMA/SMK
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
54 54
16/08/2013
28
Pelaku Beban Penyelesaian
Guru
Menyusun Silabus
Disediakan buku pegangan
guru
Mencari bukuyang sesuai
Mengajar beberapa mata pelajaran dengan cara
berbeda
Pendekatan tematik
terpadumenggunakan satu
buku untuk semua mata
pelajaran sehingga dapat
selaras dengan kemampuan
Bahasa Indonesia sebagai
alat komunikasi dan carrier of
knowledge
Mengajar banyak mata pelajaran
Menggunakanbahasa Indonesia sebagai penghela
mata pelajaran yang lain sehingga selaras
Menggunakan ilmupengetahuan sebagai
penggerak pembahasan
Murid
Mempelajari banyak mapel
Mempelajarai mata pelajaran dengan cara
berbeda
Membeli buku
Penyedian buku teks oleh
pemerintah/daerah
Membeli lembar kerja siswa
Arah Rancangan: Penyesuaian Beban Guru dan Siswa SD
55 55
56
TUJUANPENDIDIKANNASIONAL
STANDARISI (SKLMAPEL, SKMAPEL, KDMAPEL)
KERANGKA DASAR KURIKULUM
(Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM
STANDARKOMPETENSI
LULUSAN
SILABUS
RENCANAPELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
STANDAR
PROSES
STANDAR
PENILAIAN
BUKUTEKS
SISWA
PEMBELAJARAN&
PENILAIAN
PEDOMAN
Kerangka Kerja Penyusunan KTSP 2006
OlehSatuanPendidikan
TUJUANPENDIDIKANNASIONAL
STANDARKOMPETENSI LULUSAN(SKL)SATUANPENDIDIKAN
KERANGKA DASAR KURIKULUM
(Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM
KI KELAS& KDMAPEL
(STANDARISI)
STANDAR
PROSES
STANDAR
PENILAIAN
SILABUS
Kerangka Kerja Penyusunan Kurikulum 2013
PEMBELAJARAN&
PENILAIAN(KTSP)
PANDUAN
GURU
BUKU TEKS
SISWA
KESIAPANPESERTADIDIK KEBUTUHAN
OlehSatuan
Pendidikan
TUJUANPENDIDIKANNASIONAL
STANDARISI (SKLMAPEL, SKMAPEL, KDMAPEL)
KERANGKA DASAR KURIKULUM
(Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM
STANDARKOMPETENSI
LULUSAN
SILABUS
RENCANAPELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
STANDAR
PROSES
STANDAR
PENILAIAN
BUKUTEKS
SISWA
PEMBELAJARAN&
PENILAIAN
PEDOMAN
Kerangka Kerja Penyusunan KBK 2004
OlehSatuanPendidikan
16/08/2013
29
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
57
SIKAP
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
Orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif
dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah
Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam
Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora,
dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Terkait penyebab fenomena dan kejadian
Menyiapkan buku pegangan pembelajaran yang terdiri dari:
Buku pegangan siswa
Buku pegangan guru
Menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber
belajar yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat
mereka manfaatkan
Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh
pusat dan daerah pelaksanaan pembelajaran
Langkah Penguatan Implementasi
Kurikulum
58 58
16/08/2013
30
Evaluasi ulang ruang lingkup materi:
Meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi siswa
Mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa
Menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan
internasional
Evaluasi ulang kedalaman materi sesuai dengan tuntutan
perbandingan internasional [s/d reasoning]
Menyusun kompetensi dasar yang sesuai dengan materi
yang dibutuhkan
Langkah Penguatan Materi
59 59
PROSES
PEMBELAJARAN
PROSES PENILAIAN
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
Observing [mengamati]
Questioning [menanya]
Associating [menalar]
Experimenting [mencoba]
Networking [Membentuk jejaring]
Proses yang Mendukung Kreativitas
Pendekatan saintifik dan
kontekstual
penilaian berbasis portofolio
pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal,
memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,
menilai proses pengerjaannya bukan hanya
hasilnya,
penilaian spontanitas/ekspresif,
dll
Penilaian Otentik
16/08/2013
31
Proses Karakteristik Penguatan
Pembelajaran
Menggunakan pendekatansaintifik melalui mengamati, menanya,
mencoba, menalar,....
Menggunakan ilmupengetahuan sebagai penggerak pembelajaran
untuk semua mata pelajaran
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery
learning]
Menekankan kemampuanberbahasa sebagai alat komunikasi,
pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif
Penilaian
Mengukur tingkat berfikir siswamulai dari rendah sampai tinggi
Menekankan pada pertanyaanyang mebutuhkan pemikiran
mendalam [bukan sekedar hafalan]
Mengukur proseskerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa
Langkah Penguatan Proses
61 61
Ketersediaan Buku Pegangan Pembelajaran:
Siswa
Guru
Ketersediaan Buku Pedoman Penilaian
Kesiapan Guru
Penyesuaian kompetensi guru (4+1)
Dukungan Manajemen
Kepala Sekolah
Pengawas Sekolah
Administrasi sekolah [khususnya untuk SMA dan SMK]
Dukungan Iklim/Budaya Akademik
Keterlibatan dan kesiapan semua pemangku kepentingan [siswa,
guru, orang tua, kepala sekolah, pengawas sekolah]
Kunci Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013
62 62
16/08/2013
32
Contoh Buku Siswa (Baru)
63 63
Contoh Buku Siswa SD Kelas IV
64 64
16/08/2013
33
65 65
Contoh Buku Siswa SD Kelas IV (lanjutan...)
66 66
Contoh Buku Siswa SD Kelas IV (lanjutan...)
16/08/2013
34
67 67
Contoh Buku Siswa SD Kelas IV (lanjutan...)
68 68
Contoh Buku Siswa SD Kelas IV (lanjutan...)
16/08/2013
35
69 69
Contoh Buku Siswa SD Kelas IV (lanjutan...)
Contoh Buku Guru SD Kelas IV
70 70
16/08/2013
36
71 71
Contoh Buku Guru SD Kelas IV (Lanjutan ..)
72 72
Contoh Buku Guru SD Kelas IV (Lanjutan ..)
16/08/2013
37
73 73
Contoh Buku Guru SD Kelas IV (Lanjutan ..)
74 74
Contoh Buku Guru SD Kelas IV (Lanjutan ..)
16/08/2013
38
75 75
Contoh Buku Guru SD Kelas IV (Lanjutan ..)
76 76
Contoh Buku Guru SD Kelas IV (Lanjutan ..)
16/08/2013
39
77 77
Contoh Buku Guru SD Kelas IV (Lanjutan ..)
78 78
Contoh Buku Guru SD Kelas IV (Lanjutan ..)
16/08/2013
40
SStruktur truktur KKurikulum 2013 urikulum 2013
(sesuai Permendikbud) (sesuai Permendikbud)
79
No KomponenRancangan
1 Berbasis tematik-terpadusampai kelas VI
2 Menggunakankompetensi lulusan untuk merumuskan kompetensi inti pada tiap
kelas
3 Menggunakan pendekatansains dalam proses pembelajaran [mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mencipta] semua mata pelajaran
4 Menggunakan IPA dan IPS sebagai materi pembahasanpada semua mata pelajaran
5 Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangai
menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
-IPA menjadi materi pembahasan pelajaranBahasa Indonesia , Matematika, dll
-IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll
-Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
-Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
RancanganStrukturKurikulumSD
80
16/08/2013
41
No KomponenRancangan
6
Menempatkan IPA dan IPS pada posisi sewajarnya bagi
anak SD yaitu bukan sebagai disiplin ilmu melainkan sebagai
sumber kompetensi untuk membentuk sikap ilmuwan dan
kepedulian dalam berinteraksi sosial dan dengan alam
secara bertanggung jawab.
7
Perbedaan antara IPA/IPS dipisah atau diintegrasikan
hanyalah padaapakah buku teksnya terpisah atau jadi satu.
Tetapi bila dipisah dapat berakibat beratnya beban guru,
kesulitan bagi bahasa Indonesia untuk mencari materi
pembahasan yang kontekstual, berjalan sendiri melampaui
kemampuan berbahasa peserta didiknya seperti yang terjadi
saat ini, dll
8
Menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan
proses pembelajaran dan penilaian
RancanganStrukturKurikulumSD
81
Masalah fokus pembelajaran: ada istilah-istilah IPA yang memiliki
arti berbeda dengan istilah-istilah umum pada matapelajaran
Bahasa Indonesia, misalnya: gaya, usaha, daya, dll.
Tiap matapelajaran memiliki indikator pencapaian masing-masing.
Jika indikator Bahasa Indonesia dan IPA digabung, maka pelajaran
Bahasa Indonesia menjadi IPA.
Jika materi IPA dipaksakan bergabung dengan Bahasa Indonesia,
akan terjadi pendangkalan materi IPA (terhapusnya beberapa
bagian materi IPA), dampak negatifnya:
Prestasi kita di TIMSS dan PISA akan menurun
Anak tidak banyak mengerti istilah-istilah IPA, sehingga tidak
suka membaca surat kabar/ majalah yang mempunyai kolom
sains.
Rasional IPA danIPS di SekolahDasar
82
16/08/2013
42
Peserta didik kelas IV VI (usia 10 12
tahun) sudah masuk pada tahap berpikir
abstrak (operasi formal ), sehingga sudah
mampu memahami konsep-konsep keilmuan
secara sederhana
Dengan matapelajaran IPA/ IPS yang terpisah,
proses pembelajaran di SD tetap dapat
dilaksanakan dengan pendekatan tematik-
terpadu.
Rasional IPA danIPS di SekolahDasar
83
No Komponen I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 PPKN 5 5 6 5 5 5
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 IPA 3 3 3
6 IPS 3 3 3
Kelompok B
7 Seni Budaya &Prakarya (termasuk
muatan lokal*)
4 4 4 4 4 4
8 Pend. Jasmani, OR & Kes (termasuk
muatan lokal).
4 4 4 4 4 4
Jumlah 30 32 34 36 36 36
STRUKTUR KURIKULUM SD
Catatan:
1. Muatan lokal* dapat memuat Bahasa Daerah
2. IPA dan IPS kelas I s.d. Kelas III diintegrasikan ke mata pelajaran lainnya
84
16/08/2013
43
PENTINGNYA TEMATIK TERPADU : 1/ 3
85
Pendidik dan peneliti meyakini bahwa anak melihat dunia sebagai
suatu keutuhan yang terhubung, bukannya penggalan-penggalan
yang lepas dan terpisah. [Departemen Pendidikan Alberta, Kanada]
Walaupun sekolah dasar dirancang dengan menggunakan mata
pelajaran dengan definisi kompetensi yang berbeda satu dengan
yang lain [seperti pada KBK 2004 dan KTSP 2006], mapel tertentu
akan menghasilkan keluaran-keluaran yang sama dengan mapel
lainnya. [Departemen Pendidikan Alberta, Kanada]
Mapel-mapel yang berbeda tersebut, ternyata sangat banyak
keterkaitan satu sama lain [sebagaimana tampak pada rumusan
kompetensi dasar KTSP 2006]. Dengan demikian keterpaduan
konten pada berbagai mapel dan arahan bagi siswa untuk dapat
membuat keterkaitan antar mapel akan memperkuat pembelajaran
siswa. [Departemen Pendidikan Alberta, Kanada]
PENTINGNYA TEMATIK TERPADU : 2/3
86
Kurikulum terpadu sebagai panutan dalam tematik terpadu adalah
salah satu pendekatan pembelajaran dimana kompetensi
[pengetahuan, keterampilan, dan sikap] dari berbagai mapel
digabungkan menjadi satu untuk merumuskan pemahaman yang lebih
mendalam dan mendasar tentang apa yang harus dikuasai siswa.
Telah banyak peneliti pendidikan yang menekankan pentingnya
pembelajaran terpadu seperti Susan Drake, Heidi Hayes Jacobs, James
Beaneand Gordon Vars,dll yang menyatakan bahwa kurikulum adalah
terkait, terpadu, lintas disiplin, holistik, dan berbagai istilah lain yang
memiliki arti yang sama.
James Beane lebih jauh menekankan When we are confronted in real
life with a compelling problem or puzzling situation, we dont ask
which part is mathematics, which part is science, which part is history,
and so on. Instead we draw on or seek out knowledge and skill from
any and all sources that might be helpful
16/08/2013
44
PENTINGNYA TEMATIK TERPADU :2/3
87
Bagi sekolah dasar yang menganut sistem guru kelas, tematik terpadu
akan memberikan banyak keuntungan antara lain:
Fleksibilitaspemanfaatan waktu dan menyesuaikannya dengan
kebutuhan siswa
Menyatukan pembelajaran siswa, konvergensi pemahaman yang
diperolehnya sambil mencegah terjadinya inkonsistensi antar mata
pelajaran
Merefleksikan dunia nyata yang dihadapi anak di rumah dan
lingkungannya
Selaras dengan cara anak berfikir, dimana menurut penelitian otak
mendukung teori pedagogi dan psikologi bahwa anak menerima
banyak hal dan mengolah dan merangkumnya menjadi satu. Sehingga
mengajarkan secara holistik terpadu adalah sejalan dengan
bagaimana otak anak mengolah informasi.
* Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
No Komponen VII VIII IX
Kelompok A
1 PendidikanAgamadan Budi Pekerti 3 3 3
2 PendidikanPancasila& Kewarganegaraan 3 3 3
3 BahasaIndonesia 6 6 6
4 Matematika 5 5 5
5 IlmuPengetahuanAlam 5 5 5
6 IlmuPengetahuanSosial 4 4 4
7 BahasaInggris 4 4 4
Kelompok B
8 Seni Budaya(termasukmulok)* 3 3 3
9
Pend. Jasmani, OR & Kesehatan
(termasukmulok)
3 3 3
10 Prakarya (termasukmulok) 2 2 2
Jumlah 38 38 38
88
16/08/2013
45
89
Mata Pelajaran
Kelas
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 PendidikanAgamadan Budi Pekerti 3 3 3
2 PendidikanPancasiladanKewarganegaraan 2 2 2
3 BahasaIndonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 SejarahIndonesia 2 2 2
6 BahasaInggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2
8 PendidikanJasmani, OlahRaga, danKesehatan 3 3 3
9 Prakaryadan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah jam pelajaranKelompok A dan B per minggu 24 24 24
Kelompok C Peminatan
Matapelajaranpeminatan akademik (untuk SMA) 18 20 20
Matapelajaranpeminatan akademik dan vokasi (untuk SMA) 24 24 24
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu (SMA) 42 44 44
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu (SMK) 48 48 48
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
89
MATA PELAJARAN
Kelas
X XI XII
Kelompok AdanB(Wajib) 24 24 24
Kelompok C(Peminatan)
PeminatanMatematikadanIilmuAlam
I 1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
PeminatanIlmu-IlmuSosial
II 1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi &Antropologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
PeminatanIlmuBahasadanBudaya
III 1 BahasadanSastraIndonesia 3 4 4
2 BahasadanSastraInggeris 3 4 4
3 BahasadanSastraAsinglainnya 3 4 4
4 Antropologi 3 4 4
MataPelajaranPilihan
PilihanLintasKelompok PeminatanatauPendalamanMinat 6 4 4
JumlahJamPelajaranYangTersediaper minggu 68 72 72
JumlahJamPelajaranYangharusDitempuhper minggu 42 44 44
Struktur Kurikulum Peminatan SMA
90
16/08/2013
46
MATA PELAJARAN
KELAS
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2 2 2
3. Bahasa Indonesia
4 4 4
4. Matematika
4 4 4
5. Sejarah Indonesia
2 2 2
6. Bahasa Inggris
2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya
2 2 2
8. Prakarya dan Kewirausahaan
2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3 3 3
Jumlah kelompokA dan B
24 24 24
Kelompok C (Peminatan)
Matapelajaran peminatan akademik dan vokasi
24 24 24
TOTAL
48 48 48
91
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013: 1/3
1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap
(keagamaan dan sosial), rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama
dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik
2. Sekolah tidak terpisah dari masyarakat karena kurikulum
memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta
didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat
dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3. Mengembangkan ketrampilan menerapkan untuk setiap
pengetahuan yang dipelajari di kelas dalam berbagai situasi di
sekolah dan masyarakat sehingga memiliki kesempatan yang
luas untuk menghilangkan verbalisme.
4. Sederhana dalam struktur kurikulum, dalam jumlah mata
pelajaran dan KD yang harus dipelajari peserta didik tetapi
memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
berbagai sikap dan keterampilan.
92
16/08/2013
47
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013: 2/3
5.Isi kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
6.Kompetensi Inti (KI) bukan merupakan gambaran kategorial
tetapi interaktif mengenai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas
dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus
dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui
pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses
pembelajaran siswa aktif.
7.Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari
peserta didik untuk suatu tema di SD/ MI, dan untuk materi
pokok suatu mata pelajaran di kelas tertentu di SMP/ MTS,
SMA/ MA, SMK/ MAK.
93
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013: 3/3
8. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan
dasar diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang
pendidikan menengah berimbang dengan pada kemampuan
intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
9. Kompetensi Inti menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) Kompetensi Dasar dimana semua KD dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam Kompetensi Inti.
10.Kompetensi Dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).
11.Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu
tema (SD/ MI). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema
atau mata pelajaran di kelas tersebut. Setiap tema terdiri atas
beberapa sub-tema.
94
16/08/2013
48
ANALISIS KI/KD dan PERANCANGAN RPP: ...1/4
95
Mengapa urutan KI mulai dari Sikap Spritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-
2), Pengetahuan (KI-3) dan Keterampilan (KI-4) ? (amati Pembukaan
UUD 45, Pancasila, UU Sisdiknas)
Mengapa urutan perancangan dan pelaksanaan pembelajaran
mulai dari KI-3 menuju KI-4 ? Keterampilan hanya dapat dibangun
dengan hasil yang baik melalui pengetahuan (pelukis, penyanyi,
olahragawan pasti memiliki pengetahuan yang memadai tentang
keterampilan yang ditekuninya). Keterampilan yang tidak melalui
proses pengetahuan (KI-3) tidak akan menghasilkan karya yang
baik.
Dalam proses perolehan pengetahuan dan keterampilan sikap
diintegrasikan sehingga seluruh mata pelajaran diorientasikan
memiliki kontribusi terhadap pembentukan sikap
Tidak berhenti pada pengetahuan tetapi berlanjut sampai pada
keterampilan dan pembentukan sikap
ANALISIS KI/KD dan PERANCANGAN RPP: ...1/4
96
Dalam proses perancangan dan pembelajaran alur
yang digunakan adalah : bermula KI-3 KI 4 dan
selanjutnya memberikan dampak terhadap
terbentuknya KD pada KI-2 dan KI-1
Setelah KI-3 dan KI-4 tuntas dianalisis, lalu
diturunkan materi yang relevan dan rancangan
skenario pembelajaran termasuk penugasan dan
penilaian.
Berdasarkan aktivitas belajar dan penugasan
tersebut dirancang indikator KD pada KI-1 dan KI-2
diintegrasikan
16/08/2013
49
ANALISIS KI/KD dan PERANCANGAN RPP: ...1/4
97
Contoh: Bahasa Indonesia:
Mulai dari KD kelompok KI-3 : Memahami konvensi
penulisan karya ilmiah
Indikator :
Memahami struktur karya ilmiah
Memahami ciri kebahasaan karya ilmiah
Memhami ciri isi karya ilmiah
ANALISIS KI/KD dan PERANCANGAN RPP: ...1/4
98
Contoh: Bahasa Indonesia:
Menuju KD kelompok KI-4 :
Mampu menulis atau menghasilkan karya ilmiah
Indikator :
Karya yang memenuhi struktur, ciri kebahasaan, dan ciri isi
karya ilmiah
Karya yang memenuhi originalitas dilihat dari sumber yang
digunakan atau diacu
Mempertahankan dan menjelaskan karya ilmiah tersebut
16/08/2013
50
ANALISIS KI/KD dan PERANCANGAN RPP: ...1/4
99
Contoh: Bahasa Indonesia:
KD dari KI 2 yang diintegrasikan:
Kejujuran, rasa ingin tau, tanggung
jawab, kritis, rasional
Santun, empati, peduli,
ANALISIS KI/KD dan PERANCANGAN RPP: ...1/4
100
Contoh: Matematika:
Mulai dari KD dari KI-3 : memahami sifat-sifat
grafik fungsi eksponensial dan logaritma
Indikator :
Membuktikan sifat
Menurunkan sifat
Menenetukan kecukupan dan keperluan grafik
16/08/2013
51
ANALISIS KI/KD dan PERANCANGAN RPP: ...1/4
101
Contoh: Matematika:
Menuju KD dari KI-4: Mampu menggambar atau
menyajikan grafik fungsi eksponensial dan logaritma
Indikator :
Menentukan titik potong
Menentukan nilai maksimum dan minimum
Melukiskan grafik
Membaca dan menerjemahkan grafik sesuai sifat2nya
Menganalisis grafik untuk menentukan persamaan atau
sebaliknya
ANALISIS KI/KD dan PERANCANGAN RPP: ...1/4
102
Contoh: Matematika:
Menuju KD dari KI-4: Mampu menyelesaikan masalah
nyata dengan menggunakan grafik fungsi eksponensial dan
logaritma
Indikator :
Menggunakan grafik untuk menentukan :
Perkembngan bakteri
Pertumbuhan penduduk
Bunga Uang
16/08/2013
52
ANALISIS KI/KD dan PERANCANGAN RPP: ...1/4
103
Contoh: Matematika:
KD dari KI-2: Disiplin, tanggung jawab, kerjasama,
kecermatan
Indikator :
Konsistensi terhadap waktu
Konsitensi terhadap panduan
Konsistensi terhadap norma atau nilai yang telah
ditetapkan sebelumnya
Frekuensi ketepatan dan kebenaran tindakan
PENERAPAN KI DAN KD
DALAM RANCANGAN PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
LINK VIDEO PAK SYAWALBAGIAN 2
16/08/2013
53
PENYIAPAN IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
Pemantauan dan Evaluasi
Peta Jalan Implementasi Kurikulum 2013
2010-2011 2012-2013 2013-2015
2015-dst
Pengembangan
-Kurikulum
Persiapan
-Buku
-Guru
-KS & PS
Implementasi
Bertahap:
-Guru, KS, PS
-Siswa
-Sekolah
Implementasi
Luas:
-Guru, KS, PS
-Siswa
-Sekolah
Reflektif
Reflektif Reflektif Korektif Korektif
Saat Ini
Sumatif
106 106
16/08/2013
54
No Jenjang
Satuan
Kelas Tahun
2013 2014 2015
1 SD I 2% 100% 100%
II 100% 100%
III 100%
IV 2% 100% 100%
V 100% 100%
VI 100%
2 SMP VII 4% 100% 100%
VIII 100% 100%
IX 100%
3 SMA/SMK X 10% 100% 100%
XI 100% 100%
XII 100%
Skala Implementasi
107
No Jenjang JumlahSekolah JumlahGuru JumlahSiswa
1 SD 2.598 15.629 341.630
2 SMP 1.521 27.403 342.712
3 SMA 1.270 5.979 335.940
4 SMK 1.021 7.102 514.783
Jumlah 6.410 56.113 1.535.065
CakupanSasaran Sekolah, Siswa, dan Guru
108 108
Kriteria:
1. Kesiapan Sekolah (diprioritaskan eks RSBI dan Akreditasi A)
2. Kesiapan Distribusi (keterjangkauan distribusi buku)
3. Berbasis Provinsi
16/08/2013
55
Penyegaran
Narasumber
Nasional
Pelatihan
Instruktur
Nasional
Pelatihan Guru
inti
Pelatihan Guru
Sasaran
dan
Kepala
Sekolah/
Pengawas
Sasaran
Implementasi
di sekolah
sasaran
15 Juli
Jadwal Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
26 -28 Juni
29 Juni -3 Juli
10 -14 Juli
dan
10 -16 Juli
4 -8 Juli
109 109
6
Region
Instruktur Nasional
Guru Inti
Guru Inti
Guru Inti
Pelatihan Guru Inti
Catatan: 1. Pelatihan dilaksanakan untuk tiap kelompok guru mapel/guru kelas
2. Mapel SD (PJOK, Seni Budaya Prakarya, Agama) bergabung ke kelompok guru kelas
3. Guru Agama SMP bergabung ke Kelompok PPKn
4. Kepala Sekolah mengikuti pelatihan guru dengan jam tambahan
LPMP
Guru Inti
Guru
Sasaran
Guru
Sasaran
Guru
Sasaran
Pelatihan Guru
Jakarta
Nara Sumber
Instrukt. Nas
Instrukt. Nas.
Instrukt. Nas
Pelatihan Instruktur
Nasional
Model Pelatihan Guru
110 110
Kuantitas dan kualitas pemahaman guru sasaran tidak kurangdari kriteria minimal (buku)
16/08/2013
56
Esensi Pelatihan Kurikulum 2013
Memahami pandangan dan pesan-pesan Kurikulum 2013 sebagai bagian
dari kurikulum tidak tertulis (hidden curriculum) untuk melengkapi yang
tertulis (written curriculum) sehingga dapat memperkaya kurikulum yang
diajarkan (taught/delivered curriculum)
Memahami kebutuhan dan arah perubahan pola pikir pendidik dan
tenaga kependidikan agar Kurikulum 2013 dapat diimplemenkan dengan
baik
Memahami filosofi, rasional, dan konsep Kurikulum 2013 dan
perbedaannya dengan kurikulum sebelumnya
Memahami standar-standar yang dipergunakan sebagai acuan dalam
perumusan Kurikulum 2013 dan perbedaannya dengan standar-standar
yang dipergunakan pada kurikulum sebelumnya
Memahami proses pembelajaran dan proses penilaian menurut
Kurikulum 2013 dan menuangkannya dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran
PENYIAPAN BUKU
PELATIHAN GURU
PELAKSANAAN
Rencana Implementasi
Penulisan Buku
Master Buku
Pengandaan dan Distribusi
Persiapan
Pelatih Nasional
Guru Inti
Guru Kelas
Project Implementation Unit (PIU)
EVALUASI
Pendampingan
PERSIAPAN (Jan-Jun) IMPLEMENTASI (Jul) 112
16/08/2013
57
EVALUASI
IMPLEMENTASI KURIKULUM
No
Entitas
Pendidikan
IndikatorKeberhasilan
1 Peserta Didik Lebih produktif, kreatif, inovatif, afektif
Lebihsenang belajar
2 Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
Lebih bergairahdalam melakukan proses pembelajaran
Lebihmudah dalam memenuhi ketentuan 24 jam per minggu
3 Manajemen
Satuan
Pendidikan
Lebih mengedepankan layanan pembelajaran termasuk
bimbingan dan penyuluhan
Terjadinya proses pembelajaranyang lebih variatif di sekolah
4 Negara dan
Bangsa
Reputasi internasional pendidikannya menjadi lebih baik
Memiliki daya saing yang lebih tinggi, sehingga lebih menarik
bagi investor
5 Masyarakat
Umum
Memperoleh lulusan sekolah yang lebih kompeten
Dapat berharap kebutuhan pendidikan akan dipenuhi oleh
sekolah (tidak perlu kursus tambahan)
Indikator Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013
114 114
16/08/2013
58
Ruang Lingkup Evaluasi
Evaluasi
P
r
o
d
u
k

H
a
s
i
l
Peningkatan
Kompetensi (3)
Perubahan Pola
Pikir +Peningkatan
Kompetensi (4+1)
Perbaikan Budaya
dan Manajemen
S
i
s
w
a
G
u
r
u
S
e
k
o
l
a
h
Kelengkapan,
Kebenaran,
Keterbacaan
Kelengkapan, Kese-
suian, Kebenaran,
Keterbacaan,
Estetika
Pelatihan & Supervisi
(model, waktu,
materi, Instruktur)
D
o
k
u
m
e
n
B
u
k
u
G
u
r
u
Sumatif
Jangka Panjang
Soft Evidence
Formatif
Jangka Pendek
Hard Evidence
Administrasi dan
Manajemen
S
e
k
o
l
a
h
Produktif, Kreatif,
Inovatif, Afektif
P
u
b
l
i
k
115 115
PEMBEKALAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAGI ASESOR
DALAM PELAKSANAAN PLPG
16/08/2013
59
SKENARIO KEGIATAN
1. Pesertadi bagi dalambeberapakelompoksesuai
dengankebutuhan.
2. Kelompokmapel yang tidakdapat digabungkanadalah
guru kelasSD, matematika, IPA danIPS
3. Output dari workshoppenyegaran asesor adalah::
Pemahamanasesor terkait denganpelaksanaan
kurikulum2013
Action plan untukpelaksanaanplpg2013 sesuai
dengankurikulum2013
WAKTU MATERI NARA SUMBER KETERANGAN
HARI PERTAMA

08.00 09.00 Pembukaan Rektor
09.00 10.00 perubahan Mindset
Kabadan/
Kapusbangprodik
Pleno
10.00 10.30 Istirahat
10.30 12.00
1. Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum
2. Elemen-elemen Perubahan
3. Analisis SKL KI KD
Kabadan/
Kapusbangprodik
Pleno
12.00 13.00 Istirahat/sholat

13.00 17.00
1. Pendekatan saintifik dan
penilaian otentik
2. Project Based Learning,
Discovery Learning
3. Analisis video
Tim Narasumber
Nasional
Kelompok
HARI KEDUA

08.00 12.00 Dsikusi dan Penyusunan RPP
Tim Narasumber
Nasional
Kelompok
12.00 13.00 Istirahat
13.00 17.00 Penyusunan Action Plan PLPG
Tim Narasumber
Nasional
Kelompok
17.00 17.15 Penutupan

JADUAL PEMBEKALAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI ASESOR
16/08/2013
60
STRUKTUR KURIKULUM
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)
SD/SDLB TAHUN 2013
Standar Kompetensi Lulusan:
Memahami dan mampu mengimplementasikan kurikulum SD 2013.
Memahami karakteristik peserta didik dan mampu merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang mendidik.
Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan
berakhlak mulia.
Menguasai keilmuan, kajian kritis dan pendalaman isi dalam konteks
kurikulum sekolah.
Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, kolega, dan
masyarakat.
16/08/2013
61
16/08/2013
62
D PRAKTIK
PEMBELAJARAN

Pelaksanaan
pembelajaran
(peer teaching)
20 Meningkatkan
kemampuan
melaksanakan
pembelajaran
Dapat
melaksanakan
pembelajaran
yang sesuai
dengan
kurikulum 2013

A. Praktik
pembelajaran
B. Setiap peserta
tampil 2 kali @ 1
JP.

Catatan: Satu kelas
(30 peserta), dibuat
3 kelompok dan
dilaksanakan secara
paralel. Tampilan ke-
2 merupakan ujian
praktik.
E UJIAN
1 Tulis 4 Mengukur
kompetensi
profesional dan
pedagogik

Terukurnya
kompetensi
profesional dan
pedagogik
(penguasaan
terhadap bidang
studi,
pedagogik,
kurikulum 2013,
dan
profesionalisme
guru)
A. Ujian Tulis
Nasional (120
menit) dalam
bentuk tes objekti
B. Ujian Tulis LPTK
(80 menit) dalam
bentuk uraian
berbasis kasus
2 Praktik *) Mengukur
kemampuan
melaksanakan
pembelajaran
Terukurnya
kemampuan
melaksanakan
pembelajaran
Ujian praktik
terintegrasi dalam
peer teaching
tampilan kedua.
Jumlah JP 44 46






PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
&
PENULISAN
KARYA ILMIAH



PLPG Rayon 138: Panduan PTK
131


PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.
Rohandi, Ph.D.


A. Pendahuluan
Kalau mau hasilnya bagus, ya silahkan kerjakan sendiri. Ungkapan ini
mungkin terdengar sebagai ungkapan dari seseorang yang kurang mau menerima
saran atau permintaan untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik. Akan tetapi,
di dalam ungkapan tersebut juga terkandung kebenaran. Ungkapan tersebut tidak
hanya berlaku bagi persoalan-persoalan yang sangat praktis akan tetapi juga
berlaku untuk persoalan yang mengandung unsur teoretis dan konseptual.
Ungkapan tersebut juga tidak hanya berlaku pada individu secara independen
akan tetapi juga berlaku bagi sebuah organisasi yang besar. Di dalam dunia yang
serba saling tergantung, di mana efektivitas atau ukuran baik-buruknya suatu
tindakan seringkali dinilai dalam konteksnya yang nyata, Penelitian Tindakan
membantu seseorang atau sekelompok orang untuk menemukan cara terbaik
yang dapat diterapkan di dalam konteksnya.
Hal tersebut juga berlaku di dalam dunia pendidikan. Secara agak ekstrem
dapat dikatakan bahwa setiap pembelajaran adalah unik. Unik dalam arti bahwa
pembelajaran selalu melibatkan guru dengan berbagai kompetensi dan
keterbatasannya, sekelompok murid tertentu dengan berbagai karakternya yang
melekat, di dalam sebuah sekolah yang memiliki lingkungan fisik, sosial, kultur,
serta fasilitas tertentu pula. Variabel-variabel tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran tidak berada di dalam ruang hampa melainkan melekat pada konteks
tertentu. Kenyataan inilah yang membangun kesadaran bahwa peningkatan
kualitas atau upaya melakukan perbaikan pembelajaran yang paling tepat adalah
perbaikan yang dilakukan di dalam konteks nyata oleh pelakunya sendiri di dalam
praktek kesehariannya melalui upaya sistematis dan terdokumentasi secara terus-
menerus yang tidak lain adalah melalui Penelitian Tindakan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bukanlah hal yang baru, sudah berkembang
sejak tahun 1970-an atau bahkan sebelumnya. Akan tetapi di dalam dunia
pendidikan di Indonesia PTK baru menarik perhatian banyak pengambil kebijakan
dan pelaku pendidikan dalam dua dasa warsa terakhir. Perhatian yang besar pada
PTK didasari oleh keyakinan bahwa upaya perbaikan atau peningkatan kualitas
pembelajaran harus dilakukan oleh pelaku pembelajaran itu sendiri yang dalam
hal ini adalah guru.
Di dalam tulisan ini akan dibahas konsep dasar Penelitian Tindakan Kelas
serta gambaran tentang implementasinya di sekolah. Tulisan ini dibuat dengan
maksud pertama-tama sebagai acuan yang dapat dipergunakan oleh para guru
untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajarannya, dan bukan
kajian akademis teoretis.

B. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Untuk memulai mendalami pengertian PTK, baiklah disajikan beberapa
kutipan yang lazim dipakai sebagai acuan untuk merumuskan pengertian
penelitian tindakan (PT) atau action research .
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
132

Action research is the systematic collection of information that is


designed to bring about social change (Bogdan & Biklen, 1992) p. 223
Bogdan dan Biklen (1996) merumuskan penelitian tindakan sebagai suatu
aktivitas pengumpulan informasi secara sistematis yang dirancang untuk
membawa/menghasilkan perubahan (h.223). Rumusan yang singkat itu
menyatakan dua dimensi penting dari suatu penelitian tindakan, yaitu
pengumpulan informasi secara sistematis dan pengumpulan informasi itu
dimaksudkan untuk melakukan perubahan.
Salah satu aktivitas pokok dari penelitian adalah pengumpulan informasi.
Pengumpulan informasi maksudnya suatu pengumpulan informasi mengenai
situasi yang ada sebelum dilakukan tindakan apapun, pengumpulan informasi juga
dilakukan setelah suatu kegiatan atau aktivitas yang dirancang dan dilaksanakan
secara terarah, terencana, dan menyeluruh. Yang dimaksud dengan pengumpulan
informasi yang terarah adalah pengumpulan informasi dari perencanaan sampai
pelaksanaannya dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah metodologis yang dapat
dipertangungjawabkan.
Hal kedua yang ditekankan di dalam definisi yang dinyatakan oleh Bogdan
dan Biklen sebagaimana dikutip di atas adalah tujuan pengumpulan informasi itu
adalah untuk melakukan perubahan. Hal ini merupakan salah satu inti dari
penelitian tindakan dan sekaligus merupakan kekhasan penelitian tindakan
dibandingkan dengan penelitian lain. Kalau penelitian lain lebih dimaksudkan
untuk memperoleh pemahaman atau pengetahuan atas fenomena tertentu, PT
dimaksudkan untuk melakukan perubahan. Ukuran keberhasilan penelitian
tindakan bukan pertama-tama dihasilkannya teori atau pengetahuan baru
melainkan terjadinya perubahan ke arah perbaikan di dalam praktek di mana
penelitian itu dilakukan.
Selanjutnya mari kita lihat rumusan lain tentang penelitian tindakan yang
dinyatakan oleh Stephen Corey (1953)
Action Research is the process by which practitioners attempt to study
their problems scientifically in order to guide, correct, and evaluate
their decisions and actions, Stephen Corey (1953).
Corey (1953), sebagaimana dinyatakan di dalam kutipan di atas
menunjukkan dimensi lain dari PT. Pertama dinyatakan secara eksplisit bahwa
PT dilakukan oleh praktisi (practitioner). Berbeda dengan penelitian pada
umumnya yang seringkali dilakukan oleh ilmuwan, PT dilakukan oleh praktisi.
Hal ini konsisten dengan pernyataan bahwa PT dimaksudkan untuk mengevaluasi
dan menuntun praktisi pada keputusan yang tepat. Hal ini sejalan dengan kalimat
pertama yang diungkapkan pada tulisan ini. Kedua, Corey juga secara eksplisit
menyatakan bahwa kajian atas permasalahan nyata yang dihadapi oleh para
praktisi tersebut dilakukan secara ilmiah.
Hal ketiga yang dinyatakan oleh Corey yang juga sejalan dengan pernyataan
Bogdan dan Biklen (1996) sebagaimana dikutip terdahulu, adalah penelitian
tindakan dipergunakan untuk menjadi pedoman atau panduan, melakukan
koreksi atau melakukan koreksi atas tindakan yang telah dilakukan.
Dua kutipan yang diambil di muka telah membantu kita memahami
hakekat penelitian tindakan dalam arti yang umum yang dapat dirangkum sebagai
berikut.

PLPG Rayon 138: Panduan PTK
133



















Selanjutnya marilah kita pelajari pengertian penelitian tindakan di dalam lingkup
yang lebih spesifik yaitu di dalam bidang pendidikan.
Carl Glickman (1992) memberikan gambaran yang lebih spesifik tentang
penelitian tindakan yang dilakukan di dalam seting sekolah yang dimaksudkan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (instruction).
Action Research in education is study conducted by colleagues in a
school setting of the results of their activities to improve instruction,
Carl Glickman (1992)
Rumusan yang dikemukakan oleh Carl Glickman di atas membantu kita
untuk memperoleh gambaran yang lebih konkrit tentang penelitian tindakan di
lingkungan pendidikan. Secara spesifik Glickman menyebutkan bahwa penelitian
tindakan di dalam lingkungan pendidikan merupakan penelitian yang dilakukan
oleh guru di dalam seting lingkungan sekolah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Penelitian Tindakan yang dilakukan di dalam seting sekolah dan lebih
spesifik lagi di dalam kelas dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran inilah yang dikenal sebagai Penelitian Tindkan Kelas (PTK).
Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa PTK merupakan bentuk khusus
dari penelitian tindakan. Kekhususan dari PTK dari penelitian tindakan pada
umumnya adalah seting penelitian tindakan kelas adalah kelas atau pembelajaran
di mana arah perbaikan yang dituju adalah perbaikan mutu pembelajaran.
Setelah mempelajari beberapa kutipan tentang pengertian mulai dari
penelitian tindakan secara umum dan mengerucut ke Penelitian Tindakan Kelas
kita sekarang bisa memperoleh gambaran yang agak lengkap tentang makna PTK.
Untuk menutup diskusi tentang pengertian tentang Penelitian Tindakan Kelas ini
baiklah penulis kutipkan pengertian dari salah seorang tokoh dalam bidang
Penelitian Tindakan Kelas yaitu Kemmis.
Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by
participants in social (including educational) situations in order to improve
the rationality and justice of (a) their own social or educational practices,
Penelitian tindakan menurut Corey (1953):
Dilaksanakan oleh praktisi
Dilakukan secara ilmiah
Hasilnya dimaksudkan untuk menjadi pedoman, melakukan
koreksi atau evaluasi atas tindakan/aksi
Dua karakter penting penelitian tindakan menurut Bogdan dan
Biklen (1996):
Pengumpulan informasi secara sistematis
Bertujuan untuk melakukan perubahan
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
134

(b) their understanding of these practices, and (c) the situation in which the
practices are carried out. It is most rationally empowering when undertaken
by individuals, and sometimes in cooperation with 'outsiders'. In education,
action research has been employed in school-based curriculum
development, school improvement programs, and system planning and
policy development (Kemmis, 1983) p.162.
Dari rumusan-rumusan pengertian di atas terlihat dengan jelas bahwa PTK
tidak sama dengan penelitian formal pada umumnya yang memiliki kaidah-kaidah
sangat ketat. Perbedaan itu tidak hanya terletak pada metodologinya tetapi juga
pada tujuannya. Bahkan bisa disebutkan karena tujuannya berbeda maka
karakteristik PTK berbeda dengan penelitian pada umumnya. Berikut disajikan
tabel perbedaan antara penelitian formal pada umumnya dengan PTK.

Perbedaan antara Penelitian Tindakan dengan Penelitian Formal
(http://mypage.iusb.edu/~gmetteta/Classroom_Action_Research.html)
Aspek Penelitian Penelitian Tindakan
Keahlian yang
diperlukan oleh
Peneliti
Sangat mahir
Mandiri atau dengan
konsultasi
Tujuan Penelitian
Pengetahuan yang dapat
digeneralisasi
Pengetahuan untuk
diaplikasikan di dalam
situasi lokal
Metode yang
dipergunakan untuk
mengidentifikasi
persoalan
Review/kajian penelitian
terdahulu
Persoalan atau tujuan yang
saat ini dihadapi
Prosedur untuk kajian
pustaka
Sangat dalam,
menggunakan sumber
primer
Menggunakan sumber
sekunder
Pendekatan sampling
Acak atau sampling
representatif
Siswa atau klien di mana
kita berkarya
Desain penelitian
Kontrol yang ketat dan
dalam kerangka waktu yang
panjang
Prosedur lebih longgar,
dapat berubah dalam
perjalanan waktu,
dilaksanakan dalam
kerangka waktu yang relatif
singkat, kontrol melalui
triangulasi
Prosedur pengukuran
Ukuran-ukuran untuk
mengevaluasi dan pretest
Alat ukur yang cocok dan
tes terstandarisasi
Analisis data
Analisis statistik, teknik-
teknik kualitatif
Fokus pada segi praktek,
bukan signifikansi statistik,
menggunakan data mentah
Penerapan hasil
Penekanan pada
kemanfaatan teoretis
Penekanan pda
kemanfaatan praktis
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
135

C. Proses atau Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas


Sesuai dengan tujuannya yaitu menghasilkan suatu perbaikan atau perubahan
khususnya pada proses pembelajaran, proses pelaksanaan PTK adalah khas,
berbeda dengan penelitian pada umumnya yang bertujuan menghasilkan ilmu
pengetahuan baru yang dapat digeneralisasi.
Proses tersebut digambarkan secara skematis oleh Kemmis seperti ditunjukkan di
bawah ini.


Gambar 1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis, 1983)

Gambar di atas menunjukkan bahwa PTK terdiri dari empat tahap besar
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Selain
menunjukkan empat tahap besar tersebut, diagram di atas juga menunjukkan
bahwa PTK tidak sekali jalan kemudian selesai melainkan menunjukkan adanya
siklus atau pengulangan. Dengan demikian terdapat dua hal yang perlu dibahas di
sini, pertama adalah tahap-tahap dan kedua adalah siklus. Pertama kita akan
bahas tahap-tahap terlebih dahulu.
Gerald Susman (1983) mengelaborasi tahap-tahap dalam satu siklus ke
dalam tahap-tahap yang lebih terperinci yang terdiri dari:
1. Diagnosis
Pada tahap ini peneliti (mandiri atau bersama partnernya) mengumpulkan
berbagai data terkait dengan praktek yang akan diperbaiki. Dalam hal ini
fokus kita pada pembelajaran. Data yang terkait dengan pembelajaran dapat
berupa: nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran tertentu dan mata pelajaran
lainnya, fasilitas pembelajaran yang tersedia, karakteristik kelas/keterlibatan
siswa dalam pembelajaran berdasarkan pengamatan, kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran, termasuk kemampuan guru dalam menerapkan
metode pembelajaran tertentu, dan kemampuan guru dalam mengggunakan
media tertentu, serta informasi lainnya yang terkait dengan pembelajaran.
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
136

Berdasarkan data tersebut peneliti mulai melakukan diagnosa dan membuat


perkiraan, apa yang menjadi sebab utama atau sumber persoalan yang
dihadapi saat itu. Proses diagnosa dan perumusan hipotesis atas sumber
masalah ini merupakan hal yang penting karena akan menuntun peneliti
dalam pengambilan keputusan pada langkah berikutnya. Apabila perkiraan
sumber masalah yang dirumuskan oleh peneliti berbeda dengan sumber
masalah yang sesungguhnya maka tindakan yang dilaksanakan tidak akan
menyelesaikan masalah.
Pada tahap ini perlu diperjelas perbedaan antara prestasi belajar siswa dengan
persoalan pembelajaran. Yang akan dilakukan melalui PTK adalah
pemecahan masalah pembelajaran, bukan pertama-tama menaikkan
prestasi siswa. Penyelesaian masalah yang dihadapi dalam pembelajaran
seharusnya berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Oleh karena itu
peningkatan hasil belajar merupakan dampak dari diselesaikannya atau
dipecahkannya persoalan.
Tidak jarang PTK diarahkan semata-mata untuk menaikkan prestasi belajar
siswa tanpa didahului kajian apa yang menjadi penyebab rendahnya prestasi
siswa selama ini dan masa yang lampau. Apabila PTK terlalu terarah pada
peningkatan prestasi belajar murid tanpa didahului analisis penyebabnya
maka bisa terjadi pada saat PTK dilakukan prestasi murid meningkat akan
tetapi setelah itu prestasi menjadi turun lagi karena sumber persoalan yang
menjadi penyebab rendahnya prestasi tidak diketahui apalagi tidak diatasi.
Analisis sumber permasalahan harus dilakukan secara mendalam supaya
diperoleh rumusan sumber masalah yang mendasar dan tepat, bukan hanya
fenomenanya melainkan inti persoalannya. Identifikasi masalah harus mampu
menjamin bahwa apabila inti persoalan tersebut diselesaikan maka kualitas
pembelajaran akan meningkat dan pada akhirnya prestasi siswa juga
meningkat. Salah satu contoh persoalan mendasar adalah kemampuan belajar
siswa. Kemampuan belajar bisa terdiri dari bermacam-macam komponen
misalnya kemampuan mencari informasi dan merumuskannya secara benar,
kemampuan mengungkapkan atau mempresentasikan informasi atau gagasan,
kemampuan berdiskusi, kemampuan menyelesaikan persoalan secara
sistematis.
Bisa saja fenomena yang langsung terlihat adalah nilai siswa rendah. Akan
tetapi nilai yang diperoleh siswa hanya merupakan akibat dari suatu proses
panjang yang harus dicari sebabnya. Salah satu sebabnya bisa saja rendahnya
kemampuan belajar siswa atau juga kurangnya kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran. Kesimpulan tentang rendahnya kemampuan belajar
murid atau kurangnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran tidak
boleh diambil secara serampangan atau gegabah, melainkan harus didasarkan
pada data yang tersedia. Tanpa data maka diagnosa atas persoalan dan dugaan
atas sumber persoalannya tidak akan tepat. Inilah pentingnya partner dalam
PTK, yaitu untuk mendiskusikan berbagai kemungkinan sumber persoalan.
Partner juga dapat diajak berdiskusi perlu atau tidaknya suatu data tertentu
untuk mendukung suatu dugaan atas sumber persoalan.


PLPG Rayon 138: Panduan PTK
137

2. Perencanaan tindakan
Langkah berikutnya yang dilakukan oleh peneliti setelah melakukan
identifikasi sumber persoalan dalam pembelajaran adalah merencanakan
tindakan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Pada
tahap ini peneliti membuat perencanaan tindakan apa yang akan dilakukan
untuk mengatasi persoalan yang telah dirumuskan pada langkah pertama.
Tindakan yang akan dilakukan harus cocok dengan persoalan yang akan
dipecahkan.
Tindakan yang direncanakan untuk dilaksanakan adalah tindakan yang
mengarah pada pemecahan masalah sebagaimana telah dirumuskan pada
tahap yang terdahulu. Sebagai contoh, bila persoalannya adalah persoalan
kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran yang melibatkan
siswa secara aktif dalam pembelajaran, maka tindakan yang dilakukan adalah
tindakan-tindakan yang melatih kemampuan guru dalam melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran melalui pemilihan metode-metode
pembelajaran yang tepat. Pemilihan metode yang tepat dapat memaksa guru
untuk melibatkan siswa secara aktif sehingga secara bertahap kemampuan
guru dalam melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran akan
meningkat.
Di dalam proses perencanaan tersebut peneliti mempertimbangkan berbagai
aspek yang terkait dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Aspek-
aspek terebut diantaranya:
a. Topik pembelajaran di mana tindakan akan dilaksanakan
b. Waktu pelaksanaan tindakan
c. Ketersediaan fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk
pelaksanaan tindakan
d. Kemampuan guru untuk menerapkan metode tertentu atau
menggunakan media tertentu dalam topik yang akan diajarkan
e. Langkah-langkah secara detail tentang pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Untuk hal ini peneliti membuat RPP secara detail yang
di dalamnya termuat tindakan penelitian yang akan dilakukan sebagai
bagian dari proses pembelajaran
Selain aspek-aspek tersebut di atas, hal lain yang tidak kalah pentingnya
dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan tindakan adalah menentukan
ukuran keberhasilan tindakan dan membuat instrumen untuk mengukur
keberhasilan itu. Ukuran keberhasilan harus sesuai dengan persoalan yang
akan dipecahkan, demikian pula instrumen yang dipergunakan harus cocok
dengan ukuran untuk mengukur keberhasilan. Ukuran-ukuran keberhasilan
itu tidak hanya prestasi siswa karena prestasi siswa hanya merupakan akibat
dari proses pembelajaran. Instrumen untuk mengukur keberhasilan dapat
berupa tes, kuesioner, atau lembar observasi.
Pada langkah ini, selain dibuat instrumen untuk memperoleh data, harus pula
dibuat metode analisis data.
Dengan demikian dari tahap kedua ini dihasilkan dokumen rencana
pembelajaran yang di dalamnya sudah memuat tindakan yang akan
dilaksanakan dan instrumen untuk mengumpulkan data yang akan
dipergunakan untuk mengukur keberhasilan tindakan, ukuran atau kriteria
keberhasilan, serta metode analisis data. Oleh karena itu dapat dibayangkan
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
138

bahwa pada akhir tahap kedua peneliti bersama partnertnya sudah memiliki
gambaran secara detail tentang apa yang akan dilakukan oleh masing-masing
pihak.

3. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan bersifat lebih teknis dalam arti hanya melaksanakan
rencana yang telah disusun pada langkah kedua. Harus diupayakan sedapat
mungkin agar pelaksanaan penelitian sesuai dengan rencana. Pada tahap ini
partner peneliti biasanya hadir di kelas melakukan observasi. Kehadiran
partner peneliti sangat penting untuk memberikan umpan balik kepada
peneliti. Ketika partner peneliti berada di dalam kelas, ia sudah siap dengan
catatan untuk mencatat kejadian atau informasi penting yang perlu dicatat.

4. Evaluasi dan refleksi
Langkah ini diawali dengan pengumpulan seluruh data yang dilanjutkan
dengan analisis atas data tersebut. Analisis dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat pada langkah kedua. Hasil dari analisis tersebut seharusnya
memberi informasi apakah indikator keberhasilan tercapai atau tidak. Kalau
indikator keberhasilan tercapai berarti masalah telah terpecahkan. Selain
menggunakan data kuantitatif, pada tahap ini juga dipergunakan data
kualitatif misalnya catatan pengamatan partner peneliti. Pada tahap ini
peneliti dan partner berdiskusi apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan
rencana. Apakah cara pelaksanaannya baik menurut ukuran yang telah
ditetapkan, bagaimana rekasi para murid, dan sebagainya. Puncak dari tahap
ini adalah peneliti beserta partner melakukan refleksi, menemukan makna
dari semua pengalamannya itu dalam kerangka profesi keguruan.
Dari tahap ini bisa diperoleh bahwa ternyata dengan tindakan yang telah
dilakukan itu, masalah langsung terpecahkan. Akan tetapi dapat pula
pembelajaran sudah menunjukkan perbaikan akan tetapi belum mencapai
tingkat keberhasilan yang ditentukan. Hasil evaluasi dan refleksi ini
menuntun peneliti mempersiapkanlangkah berikutnya.
Apabila dengan satu siklus persoalan langsung teratasi, biasanya tindakan
yang sama diulangi pada siklus yang kedua untuk meyakinkan atau
mengkonfirmasi bahwa tindakan itu memang telah mampu menyelesaikan
masalah. Akan tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai maka
harus dilakukan siklus kedua dengan perubahan-perubahan tertentu agar
indikator keberhasilan tercapai

5. Identifikasi temuan umum
Pada tahap ini peneliti bersama partner mengidentifikasi, pengalaman belajar
apa yang telah diperoleh melalui tindakan satu siklus ini. Hal ini merupakan
salah satu inti PTK, yang tidak lain bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan peneliti. Maka identifikasi pengalaman belajar ini menjadi
penting dilakukan secara cermat.
Pada tahap ini juga dilakukan persiapan untuk tindakan pada siklus
berikutnya dengan tahap-tahap seperti yang telah diuraikan pada tahap kedua.
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
139

Demikianlah maka dengan penjelasan di atas satu siklus PTK telah lengkap
dilaksanakan. Keseluruhan tahap-tahap tersebut digambarkan dalam diagram
di bawah ini


(Sumber: Materi pelatihan PIPS, Dikti)

D. Pelaku
Pembahasan yang akan dikemukakan pada bagian ini sebetulnya sudah
tersirat di dalam pembahasan bagian terdahulu. Di dalam pembahasan tentang
pengertian penelitian tindakan di muka telah dijelaskan bahwa penelitian tindakan
dilakukan oleh praktisi, dalam hal PTK berarti dilakukan oleh guru. Dalam
praktek, seringkali seorang guru yang melakukan PTK memerlukan seorang rekan
atau partner untuk membantunya khususnya untuk melakukan observasi ketika
guru tersebut melaksanakan pembelajaran dan juga sebagai rekan berdiskusi
ketika membahas pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan serta dalam
mempertimbangkan tindakan yang akan dilakukan berikutnya.
Dengan demikian jelas bahwa pelaku utama PTK adalah guru yang sehari-
hari melaksanakan pembelajaran di kelasnya, bukan orang lain yang tiba-tiba
dating ke suatu kelas dan melaksanakan suatu tindakan tertentu.

E. Format Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Berikut in disajikan format Proposal PTK yang Disarikan dari Pedoman PTK,
Dikti 2006.
Sampul Usulan Penelitian
Halaman Pengesahan
A. J udul Penelitian
B. Mata Pelajaran dan Bidang Kajian
C. Pendahuluan
D. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Hasil Penelitian
G. Kajian Pustaka
H. Prosedur Penelitian
26
Identifikasi
Masalah
(Refleksi Awal)
Perumusan
Masalah
Hipotesis
Tindakan
Perencanaan
Tindakan
Pelaksanaan
Tindakan
dan Observasi
Analisis Data
Refleksi
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Indikator Keberhasilan
Belum
Tercapai
Tercapai
STOP
atau
Pemantapan
Tujuan/
Indikator
Keberhasilan.
Kajian
Teori dan
Empiris
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
140

I. J adwal Penelitian
J . Biaya Penelitian
K. Personalia Penelitian
L. Daftar Pustaka
M. Lampiran-Lampiran:
1. Instrumen Penelitian
2. Curriculum Vitae semua peneliti
3. Surat Keterangan Ketua Lembaga Penelitian
4. Surat Keterangan Dekan

Deskripsi dari tiap-tiap komponen di atas dapat dilihat sebagai berikut.

Sampul Usulan Penelitian
Cukup jelas.

Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat judul penelitian, mata pelajaran dan bidang
kajian, identitias ketua peneliti, nama anggota penelitia, waktu penelitian,
biaya penelitian, diketahui Kepala Sekolah.

Judul Penelitian
J udul hendaknya singkat (maksimal 15 kata); spesifik; cukup jelas
menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi
masalah, dan tempat penelitian.

Mata Pelajaran dan Bidang Kajian
Cukup jelas

Pendahuluan
Pada bagian ini dijelaskan latar belakang atau alasan yang mendorong
akan dilakukannya PTK. Karena PTK dimaksudkan untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran, maka alasan haris dikembangkan berdasarkan data
konkret yang ada di kelas. Pada bagian pendahuluan perlu dijelaskan adanya
kesenjangan antara harapan atau cita-cita atau standar dengan keadaan saat
ini.
Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan
pembelajaran. Masalah PTK bukan dihasilkan dari kajian teoretik. Masalah
dapat terinspirasi dari hasil penelitian terdahulu, tetapi harus tetap digali dari
permasalahan pembelajaran yang aktual. Masalah yang diteliti digali atau
didiagnosis secara kolaboratif dan sistematis dari masalah yang nyata
dihadapi guru dan/atau siswa di sekolah/madrasah.
Masalah yang diteliti harus bersifat penting dan mendesak untuk
dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu,
biaya dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
Identifikasi masalah penelitian disertai dengan data pendukung, selanjutnya
masalah dianalisis untuk menentukan akar penyebab masalah.


PLPG Rayon 138: Panduan PTK
141

Rumusan Masalah dan Pemecahannya


1. Rumusan Masalah
Masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk rumusan penelitian tindakan
kelas, menggunakan kalimat tanya. Masalah perlu dijelaskan secara
operasional dan ditetapkan lingkup penelitiannya.
2. Pemecahan Masalah
Alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah perlu
diidentifikasi. Argumentasi logis terhadap pilihan tindakan yang akan
dilakukan untuk memecahkan masalah (misalnya: karena kesesuaiannya
dengan masalah, kemutakhirannya, keberhasilannya dalam penelitian sejenis,
dll) perlu disajikan. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan
ketepatannya dalam mengatasi akar penyebab permasalahan dan dirumuskan
dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah. Hipotesis tindakan
dikemukakan bila diperlukan. Indikator keberhasilan tindakan harus realistik
(mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan) dan dapat diukur
(jelas cara asesmennya).

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan secara singkat dan jelas berdasarkan
permasalahan dan cara pemecahan masalah yang dikemukakan.

Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian khususnya untuk perbaikan kualitas pendidikan
dan/atau pembelajaran diuraikan secara jelas. Perlu juga dikemukakan
manfaatnya bagi siswa, guru, komponen pendidikan terkait di sekolah.

Kajian Pustaka
Kajian teoretis dan empiris (hasil penelitian terdahulu yang relevan)
dikemukakan sebagai landasan pemilihan tindakan. Uraian ini digunakan
sebagai dasar penyusunan kerangka berpikir yang menunjukkan keterkaitan
antara masalah, teori, hasil penelitian terdahulu yang relevan, dan pilihan
tindakan. Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan,
diagram, uraian argumentatif, atau bentuk penyampaian lainnya.

Prosedur Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa sekolah tempat penelitian. Waktu dan lamanya
tindakan dikemukakan secara rinci sesuai dengan banyaknya siklus yang
direncanakan. Tempat penelitian dikemukakan secara jelas.
Prosedur/langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan
diuraikan secara rinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
evaluasi-refleksi untuk setiap siklus.
1. Perencanaan tindakan menggambarkan secara rinci hal-hal yang perlu
dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan (seperti: penyiapan perangkat
pembelajaran berupa skenario pembelajaran, media, bahan dan alat,
instrumen observasi, evaluasi, dan refleksi).
2. Pelaksanaan tindakan berisi uraian tahapan-tahapan tindakan yang akan
dilakukan oleh peneliti maupun siswa dalam pembelajaran.
3. Observasi menggambarkan objek amatan dan cara pengamatannya.
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
142

4. Tahap evaluasi menguraikan cara dan hasil asesmennya. Selanjutnya


dalam tahap refleksi diuraikan prosedur, alat, pelaku, sumber informasi,
dan cara analisisnya.
Dalam PTK, satu siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, evaluasi dan refleksi. Siklus-siklus kegiatan penelitian dirancang
berdasarkan tingkat pencapaian indikator keberhasilan dalam setiap siklus.
Untuk memantapkan hasil tindakan, tiap-tiap siklus dilaksanakan dalam
beberapa kali pertemuan. Observasi terhadap proses dilakukan secara terus-
menerus oleh guru dan dosen selama proses penelitian. Guru dapat saling
berganti peran: pada suatu saat dapat sebagai pengajar dan pada saat yang lain
sebagai pengamat. Dalam rencana pelaksanaan tindakan pada setiap tahapan
hendaknya digambarkan peranan dan intensitas kegiatan masing-masing
anggota peneliti, sehingga tampak jelas tingkat dan kualitas kolaborasi dalam
penelitian tersebut.

Jadwal Penelitian
J adwal kegiatan penelitian yang meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan
monitoring, seminar dan penyusunan laporan hasil penelitian.

Biaya Penelitian
Cukup jelas

Personalia Penelitian
Memuat nama-nama yang terlibat di dalam penelitian

Daftar Pustaka
Daftar Pustaka dituliskan secara konsisten dan alphabetis sesuai dengan salah
satu model baku. Sumber yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka hanya yang
benar-benar dirujuk di dalam naskah. Semua sumber yang dirujuk di dalam
naskah harus dicantumkan di dalam Daftar Pustaka.
Daftar Pustaka dapat bersumber pada buku, jurnal, majalah dan
internet. Daftar Pustaka ditulis menurut tata cara sebagai berikut.
1. Buku
Nama pengarang. (tahun terbit). judul buku (cetak miring). edisi buku.
kota penerbit: nama penerbit. (model American Psychology Association
APA edisi kelima).
Contoh:
Wiersma, W. (1995). Research Methods in Education: An Introduction.
Boston: Allyn and Bacon.
2. Artikel/Bab dalam suatu Buku:
Nama pengarang. (tahun terbit). judul artikel. In/dalam nama editor (Ed.).
judul buku (cetak miring). Edisi. nama penerbit, kota penerbit, halaman
Contoh:
Schoenfeld, A.H., (1993). On Mathematics as Sense Making: An Informal
Attack on the Unfortunate Divorce of Formal and Informal
Mathematics, in J .F. Voss., D.N. Perkins & J .W. Segal (Eds.).
Informal Reasoning and Education. Hillsdale. NJ : Erlbaum, pp. 311-
344.
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
143

3. Artikel dari J urnal


Nama pengarang, tahun, judul artikel, nama jurnal (cetak miring), volume
jurnal, halaman.
Contoh:
Mikusa, M.G. & Lewellen, H., (1999). Now Here is That, Authority on
Mathematics Reforms, The Mathematics Teacher, 92: 158-163.
4. Majalah
Nama pengarang, tahun, judul artikel, nama majalah (cetak miring)
volume terbitan, nomor terbitan, halaman.
Contoh:
Ross, D., (2001). The Math Wars, Navigator, Vol 4, Number 5, 20-25.
5. Internet
Nama pengarang, tahun, judul (cetak miring), alamat website, tanggal
akses.
Contoh:
Wu, H.H., (2002). Basic Skills versus Conceptual Understanding: A
Bogus Dichotomy in Mathematics Education. Tersedia pada
http://www.aft.org/publications. Diakses pada tanggal 11 Februari
2006.

F. Beberapa Bidang Kajian Penelitian Tindakan Kelas
1. Masalah belajar siswa di sekolah (termasuk di dalam tema ini, antara lain:
masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan pembelajaran, miskonsepsi).
2. Desain dan strategi pembelajaran di kelas (termasuk dalam tema ini,antara
lain:masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran,implementasi dan
inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam kelas, partisipasi
orangtua dalam proses belajar siswa).
3. Alat bantu, media dan sumber belajar (termasuk dalam tema ini, antara
lain: masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di
dalam/luar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat).
4. Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran (termasuk
dalam tema ini, antara lain: masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran,
pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi).
5. Pengembangan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan
lainnya termasuk dalam tema ini antara lain: peningkatan kemandirian dan
tanggungjawab peserta didik, peningkatan keefektifan hubungan antara
pendidik- peserta didik dan orangtua dalam PBM, peningkatan konsep diri
peserta didik).
6. Masalah kurikulum (termasuk dalam tema ini antara lain: implementasi
KBK, urutan penyajian materi pokok, interaksi guru-siswa, siswa-materi
ajar, dan siswa-lingkungan belajar).

G. Rangkuman
1. PTK merupakan bentuk khusus dari penelitian tindakan
2. PTK dilakukan oleh guru dengan tujuan utama untuk melakukan
perbaikan kualitas pembelajarannya
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
144

3. Secara garis besar PTK terdiri dari 5 langkah yaitu: Diagnosis persoalan,
perencanaan pemecahan masalah, pelaksanaan masalah, refleksi dan
evaluasi, dan identifikasi temuan umum.
Peranan PTK di dalam peningkatan kualitas pembelajaran dapat
digambarkan dalam diagram berikut:


(Sumber: Materi pelatihan PIPS, Dikti)

20
PTK
MASALAH
DALAM
PEMBELAJARAN
BUKAN HASIL
BELAJAR SISWA
PEMBELAJARAN
YANG INOVATIF DAN
BERKUALITAS
Memecahkan
masalah
pembelajaran
Melaksanakan
penelitian
Peningkatan
kemampuan Guru
Kepribadian
dan
Keprofesionalan
T
e
r
u
s
m
e
n
e
r
u
s
Asumsi : Pembelajaran berdampak pada hasil belajar
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
145


PENULISAN KARYA ILMIAH

Karya tulis Ilmiah adalah laporan tertulis tentang (hasil) kegiatan ilmiah.
Karena kegiatan ilmiah itu banyak macamnya, maka laporan kegiatan ilmiah juga
dapat beragam bentuknya. Keragaman bentuk itu antara lain berupa: laporan
penelitian, tulisan ilmiah dalam jurnal, tulisan ilmiah populer, buku, diktat dan
lain-lain. Dalam tulisan ini lebih khusus dipaparkan gambaran umum penulisan
karya ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
Salah satu bentuk karya/tulisan ilmiah adalah berupa tulisan/laporan hasil
penelitian yang telah dikemas dalam bentuk yang lebih ringkas, padat, dan jelas
yang akan dipublikasikan melalui jurnal. Penyusunan karya tulis seperti ini adalah
yang paling memungkinkan untuk guru, apalagi guru dapat melakukan kegiatan
PTK dalam karya profesionalnya. Hasil-hasil PTK selain ditulis dalam bentuk
laporan penelitian dapat juga dikemas dalam bentuk karya ilmiah yang dimuat
dalam sebuah jurnal. Dengan pemuatan karya ilmiah dalam sebuah jurnal,
memungkinkan berbagai hasil/temuan dalam sebuah penelitian dapat
disebarluaskankan kepada khalayak. Bagaimana format penulisan sebuah karya
ilmiah dalam jurnal pada umumnya memuat bagian-bagian sebagai berikut:
1. J udul
2. Nama Pengarang
3. Abstrak
4. Pendahuluan
5. Bahan & Metode
6. Hasil
7. Pembahasan
8. Daftar Pustaka
9. Ucapan Terima Kasih
Laporan sebuah penelitian, format dan tata cara penulisannya pada
umumnya mengikuti aturan tertentu, bahkan disesuaikan dengan ketentuan
pemberi dana penelitian. Maka biasannya sebuah laporan penelitian, format
penulisannya belum tentu sepenuhnya sesuai dengan format yang dipersyaratkan
oleh suatu jurnal ilmiah. Dalam suatu jurnal ilmiah, biasanya terdapat berbagai
ketentuan penulisan bila suatu karya ilmiah ingin diterbitkan dalam jurnal
tersebut. Maka langkah pertama sebelum menuliskan laporan penelitian dalam
bentuk karya ilmiah yang ingin dipublikasikan adalah menentukan ke jurnal mana
karya ilmiah akan dikirimkan dan mengetahui secara pasti format penulisan yang
dikehendaki misalnya; jumlah halaman, jumlah salinan, ketentuan pengetikan,
dll.
Setiap karya ilmiah yang dikirim ke sebuah jurnal akan dilakukan
penilaian terhadap kelayakan penerbitan. Pengirim naskah karya ilmiah akan
diberitahu hasil penilaiannya, apakah dinyatakan layak untuk diterbitkan atau
ditolak untuk diterbitkan dalam jurnal tersebut.
Karena ketatnya penilaian dalam sebuah jurnal, maka penulisan
hasil/laporan penelitian ke dalam bentuk naskah karya ilmiah yang akan
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
146

dipublikasin perlu mendapat perhatian. Berikut adalah beberapa gambaran umum


bagaimana menulis karya ilmiah yang akan dipublikasikan dalam sebuah jurnal.
Secara umum tahapan menulis karya ilmiah adalah:
1. Mulailah dari bagian yang yang paling mudah (penentuan judul mungkin
dapat yang paling akhir)
2. Endapkan-lah apa yang sudah ditulis dan bacalah ulang.
3. Sebaiknya tulisan disusun dan dipersiapkan sendiri sehingga dapat diedit
sendiri manakala ada sesuatu yang perlu ditambahkan atau diperbaiki baik isi
atau bahasanya.
4. Cobalah minta seseorang sebagai first reader dan minta masukan apakah
keseluruhan isi karya ilmiah dapat dipahami dan ada kesesuaian dengan yang
penulis ingin sampaikan. Perbaikilah bila diperlukan
5. Mintalah surat pengantar (bila diperlukan) untuk pengiriman ke redaksi
sebuah jurnal
6. Kirim ke redaksi, dan nantikan hasil penilaiannya.

Beberapa hal terkait bagaimana menyajikan setiap bagian dalam sebuah karya
ilmiah, dipaparkan sbb.:
Judul
Penulisan judul karya ilmiah sebaiknya memuat hal yang positif, dan
ditulis secara singkat, spesifik. J udul juga memberikan gambaran indikatif
dan kesimpulan terhadap sebuah hasil penelitian. Walaupun judul ditulis
singkat namun sebaiknya memuat sebanyak mungkin kata kunci
Baris Kredit
Bagian ini terkait dengan siapa yang menghasilkan karya ilmiah. Karya
ilmiah dapat disusun oleh satu atau lebih penyusun. Dalam hal ini
sebaiknya penulisan nama konsisten dengan nama yang ditulis untuk
berbagai hal lain. Bila karya ilmiah disusun oleh lebih dari satu, maka
siapa yang akan dicantumkan sebagai penulis utama perlu diperjelas sejak
awal. Hal ini untuk menghindari sengketa hak kepengarangan. Tuliskan
email dan nama lembaga dimana penulis berafiliasi.
Abstrak
Abstrak merupakan intisari keseluruhan karya ilmuah. Penulisan abstrak
menjadi krusial dan penting. Pembaca pada umumnya akan melihat
abstraknya lebih dulu sebelum akhirnya akan memutuskan apakah akan
membaca keseluruhan tulisan atau tidak. Maka penulisan abstrak
diharapkan dapat mengundang pembaca untuk selanjutnya menelusuri
tulisan secara penuh.
Abstrak biasanya ditulis ringkas (satu paragraf) dan terditi 200 kata.
Walau ditulis secara ringkas, abstrak memberikan gambaran tentang
permasalahan, metode, hasil penelitian. Dalam abstrak diharapkan memuat
indikator hasil penelitian. Maka dalam abstrak biasanya tidak ada acuan
terhadap sebuah pustaka, tabel atau gambar.
Pendahuluan
Dalam bagian pendahuluan umumnya berisi latar belakang
penelitian/gagasan serta tujuan dan hipotesis penelitian. Disamping itu
uraian-uraian terhadap butir penting yang terkandung dalam judul sangat
diperlukan dalam bagian pendahuluan.
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
147

Tinjauan Pustaka
Kajian pustaka dalam tulisan untuk sebuah jurnal pada umumnya tidak
lazim di tulis dalam bagian khusus (sub judul Tinjauan Pustaka), namun
ada juga beberapa jurnal yang mengakomodasi kajian pustaka ditulis
sebagai bagian khusus.
Kajian pustaka dapat dibahas dalam bagian Pendahuluan dan dimaksudkan
untuk mendasari alasan penelitian atau kerangka pendekatan penelitian.
Kajian pustaka juga dapat dibahas dalam pembahasan hasil-hasil
penelitian sebagai bahan argumen dalam mendiskusikan temuan-temuan.
Dalam menuliskan kajian pustaka perlu mentaati tata-tata aturan mengutif
sumber rujukan. Rujuklah pustaka dengan tepat dan cermat.
Kualitas Rujukan
Memilih rujukan adalah bagian penting dalam sebuah penelitian yang akan
menghasilkan sebuah karya ilmiah. Untuk sebuah karya ilmiah, rujukan
dari hasil penelitian terkini dan pustaka lain terkini adalah prioritas.
Dengan penelusuran dari sumber yang terkini, maka karya ilmiah yang
akan dihasilkannyapun memiliki unsur kekinian juga. Disamping itu
pemilihan rujukan harus memiliki relevansi yang tinggi sehingga mampu
memberi kerangka kajian yang relevan dan tepat. Rujukan selanjutnya
akan menjadi bagian tulisan dalam karya ilmiah dalam bentuk sebuah
kutipan. Dalam hal mengutp sebuah rujukan, kutipan sebaiknya dirujuk
dari sumber aslinya (primer). Dengan demikian sedapat mungkin untuk
menghindari mengutip dari kutipan.
Metode
Paparan tentang metode penelitian harus terperinci walaupun dalam
bentuk yang lebih ringkas. Paparan yang terperinci harus menjamin bahwa
bila ada pihak lain yang akan mereplikasi penelitian sejenis dengan sampel
akan menjamin keterulangan hasil. Paparan metode dapat berbeda antara
satu bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya sesuai dengan karakteristik
keilmuannya.
Hasil
Bagian ini memuat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, maka hanya
memaparkan hasil sendiri (bukan hasil penelitian sejenis yang dikerjakan
orang lain). Penyajian dilakukan dengan cara yang mudah dilihat dan
mudah dicerna. Untuk itu ilustrasi berupa tabel dan gambar akan sangat
membantu para pembaca.
Pembahasan
Penulisan bagian pembahasan dalam karya ilmiah merupakan bagian
tersulit. Yang dijadikan pembahasan adalah hasil-hasil penelitian yang
telah dikumpulkan dan dianalisis dengan bantuan alat analisis data (misal
SPSS). Hasil-hasil penelitian perlu dibahas dengan memaparkan
keterkaitkannya dengan tujuan/hipotesis yang telah dinyatakan. Dengan
demikian membahas hasil tidak hanya menarasikan hasil, melainkan
dengan membandingkannya dengan temuan penelitian lain dan
membuatlah argumen yang logis. Argumentasi penulis sebaiknya dikemas
argumen dalam suatiu paragraf. Dalam membangun argumen, maka
peranan rujukan pustaka untuk memperkuat argumen menjadi amat
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
148

penting. Selanjutnya argumentasi penulis dalam sebuah pembahasan hasil


penelitian perlu diakhiri dengan suatu kesimpulan.
Implikasi Hasil Penelitian
Kegiatan penelitian yang hasilnya dibahas oleh peneliti biasanya
menyisakan beberapa temuan/persoalan yang tidak termasuk dalam skop
masalah yang dikaji. Dalam hal ini hasil penelitan beserta pembahasannya
menghasilkan berbagai implikasi. Untuk memaparkan implikasi hasil
penelitian maha berikut ini adalah beberapa hal yang terkait dengan
implikasi hasil penelitian:
Dalam memaparkan implikasi maka paparan yang menggambarkan
situasi yang ditemukan sangat diperlukan.
J elaskan tentang kemungkinan penyebab situasi tsb.
Identifikasi efek yang mungkin timbul dari situasi itu.
Identifikasi tindakan untuk mengatasi situasi buruk atau untuk
meningkatkan situasi baik
Sebut badan/lembaga atau bidang terkait yang dapat terpengaruhi
dan apa yang sebaiknya dilakukan.
Simpulan
Penulisan kesimpulan adalah penting sehingga hasil-hasil penting dapat
terumuskan secara jelas dan tegas. Kesimpulan dirumusan sebagai hasil
inferens, deduksi, abstraksi, implikasi, interpretasi, pernyataan umum atau
generalisasi dari hasil-hasil kajian dalam penelitian. Kesimpulan
dirumuskan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan dibuat berdasar
fakta, bukan yang tersirat. Kesimpulan simpulan mungkin hanya berlaku
untuk populasi, tempat, atau subjek tertentu dan hal ini harus dinyatakan
secara jelas.
Saran
Kadang kala peneliti berkeinginan untuk merumuskan saran setelah
mengkaji suatu masalah dengan melakukan penelitian dan mengkaji hasil-
hasilnya. Namun demikian saran tidak selalu harus ada dalam karya
ilmiah. Bila hendak disusun berbagai saran maka sebaiknya:
ditujukan untuk mengatasi masalah yang diselidiki
berkait dengan hal-hal yang dibahas saja
harus dapat dikerjakan
dapat ditujukan kepada orang, lembaga
jelas tentang apa-apa saja yang harus dilanjutkan
Ucapan Terima Kasih
Pada umumnya kegiatan penelitian dilakukan dengan dukungan dana dari
sponsor, walau banyak pula yang dilakukan dengan dana dari peneliti
sendiri. Disamping itu dalam prosesnya (baik dalam kegiatan penelitian
maupun penulisan karya ilmiah) penulis memperoleh bantuan profesional
dari ekspertis. Dengan demikian pada umumnya ucapan terimakasih
ditujukan kepada dua pihak ini (sponsor dan ekspertis), dan disampaikan
secara wajar dan memintakan ijin bila ingin menuliskan nama orang.
Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka antara jurnal sau dengan lainnya dapat berbeda.
Hal ini dimungkinkan karena terdapat beragam cara penulisan daftar
pustaka. Maka langkah yang paling tepat adalah melihat petunjuk bagi
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
149

penulis jurnal yang dituju atau melihat tulisan yang dimuat dalam jurnal
yang akan dituju.

Catatan terkait Penerbitan Artikel
Sangat diperlukan bagi penyusun karya ilmiah yang hendak dipublikasikan
untuk mentaati ketentuan dari jurnal yang dituju, misalnya dalam hal:
jumlah halaman, jumlah salinan, ketentuan pengetikan, dll. Bila karya
ilmiah telah dinyatakan layak namun perlu perbaikan, maka cepat perbaiki
sesuai komentar penelaah. J angan melakukan perbaikan diluar yang
disarankan.
Biasanya pengelola jurnal mengharuskan penyusun menyerahkan sejumlah
dana agar karya ilmiah dapat diterbitkan. Maka sebaiknya penyusun
memenuhinya dan mencari bantuan dana untuk penerbitan (dari lembaga
penulis misalnya)


Daftar Pustaka
Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. (1992). Qualitative reserach for education. An
introduction to theory and methods. Boston: Allyn and Bacon.
Elliot, J . (1991). Action research for educational change. Milton Keynes: Open
University Press.
Kemmis, S. (1983). Action Research. In T. Husen & T. Postletwwaite (Eds.),
International Encyclopedia of Education: Research and Studies. Oxford:
Pergamon.
Mettetal, G. Classroom Action Research Overview.
http://www.accessexcellence.org/ LC/TL/AR/; diakses 6/1/2005
http://mypage.iusb.edu/~gmetteta/Classroom Action_Research.html
OBrien, R. 2005. An Overview of the Methodological Approach of Action
Research.http://www.web.net/~robrien/papers/arfinal.html diakses
06/01/05
Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara.
J akarta : Depdikbud, Dikdasmen.
http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/envrnmnt/drugfree/sa3act.htm;diakses
06/01/05
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
150

Lampiran 1 :

Jenis Karya Tulis Ilmiah Pada Kegiatan Pengembangan Profesi
Guru


NO MACAM KTI MACAM PUBLIKASINYA ANGKA
KREDIT
1 KTI hasil penelitian,
pengkajian, survei dan
atau evaluasi
Berupa buku yang diedarkan secara
nasional
12,5
Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang
dimuat pada majalah ilmiah yang
diakui oleh Depdiknas
6,0
Berupa buku yang tidak diedarkan
secara nasional
6,0
Berupa makalah /PTK 4,0
2 KTI yang merupakan
tinjuan atau gagasan
sendiri dalam bidang
pendidikan
Berupa buku yang diedarkan secara
nasional
8,0
Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang
dimuat pada majalah ilmiah yang
diakui oleh Depdiknas
4,0
Berupa buku yang tidak diedarkan
secara nasional
7,0
Berupa makalah 3,5
3 KTI yang berupa
tulisan ilmiah popular
yang disebarkan
melalui media masa
Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang
dimuat pada media masa
2,0
4 KTI yang berupa
tinjuan, gagasan, atau
ulasan ilmiah yang
disampaikan sebagai
prasaran dalam
pertemuan ilmiah
Berupa makalah dari prasaran yang
disampaikan pada pertemuan ilmiah
2,5
5 KTI yang berupa buku
pelajaran
Berupa buku yang bertaraf nasional 5
Berupa buku yang bertaraf propinsi 3
6 KTI yang berupa diktat
pelajaran
Berupa diktat yang digunakan di
sekolahnya
1
7 KTI yang berupa karya
terjemahan
Berupa karya terjemahan buku
pelajaran/ karya ilmiah yang
bermanfaat bagi pendidikan
2
Sumber : Pedoman Penilaian Angka Kredit Guru

PLPG Rayon 138: Panduan PTK
151

Lampiran 2:

Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah Versi Depdiknas
Untuk Kenaikan Pangkat


1. Laporan Hasil Penelitian
A. Bagian Pembuka
1. Halaman judul
2. Lembar pengesahan
3. Kata pengantar
4. Daftar isi
5. Daftar Lampiran
B. Bagian Isi
BAB I. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
BAB II. Kajian Teori Atau Tinjauan Kepustakaan
1. Pemahasan Teori
2. Kerangka Pemikiran Dan Argumentasi Keilmuan
3. Pengajuan Hipotesis
BAB III. Metodologi Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
2. Metode dan Rancangan Penelitian
3. Populasi dan Sampel
4. Instrumen Penelitian
5. Pengumpulan Data dan Analisis Data
BAB IV. Hasil Penelitian
1. J abaran Varibel Penelitian
2. Hasil Penelitian
3. Pengajuan Hipotesis
4. Diskusi Penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis
tentang hasil yang didapatnya
BAB V. Kesimpulan dan Saran
C. Bagian Penunjang
1. Daftar pustaka
2. Lampiran- lampiran antara lain instrument penelitian

2. Laporan Penelitian Tindakan Kelas
A. Bagian Pembuka
1. Halaman J udul
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. Daftar Lampiran

PLPG Rayon 138: Panduan PTK
152

B. Bagian Isi
BAB I. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
2. Identifikasi Masalah
3. Pembatasan dan Rumusan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II. Kajian pustaka
1. Kajian Teori
2. Kajian Hasil Penelitian
BAB III. Metodologi / Metode penelitian
1. Objek Tindakan
2. Setting/Lokasi/Subjek Penelitian
3. Metode Pengumpulan Data
4. Metode Analisis Data
5. Cara Pengambilan Kesimpulan
BAB IV. Hasil Penelitian
1. Gambaran Selintas Tentang Setting
2. Uraian Penelitian Secara Umum Keseluruhan
3. Penjelasan Per Siklus
4. Proses Menganalisa Data
5. Pembahasan Dan Pengambilan Kesimpulan
BAB V. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
2. Saran Untuk Tindakan Lebih Lanjut
C. Bagian Penunjang/Penutup
1. Daftar Pustaka.
2. Lampiran- Lampiran.

3. Tinjauan/Ulasan Ilmiah Hasil Gagasan Sendiri
A. Bagian Pendahuluan
1. Halaman J udul
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. Abstrak
B. Bagian Isi
Bab I : Pendahuluan, uraian mengenai hal yang dipermasalahkan.
Bab II: Kajian teori, fakta mengenai hal yang dipermasalahkan.
BabIII: Tinjauan/Uasan.
Bab IV: Kesimpulan.
C. Bagian penunjang :
1. Daftar Pustaka.
2. Lampiran-Lampiran.

4. Buku
A. Bagian Pendahuluan
1. Kata Pengantar
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
153

2. Daftar Isi
3. Penjelasan Tujuan Buku Pelajaran
4. Petunjuk Penggunaan Buku
5. Petunjuk Pengerjaan Soal Latihan
B. Bagian isi
1. J udul Bab atau Topic Isi Bahasan
2. Uraian Singkat Isi Pokok Bahasan
3. Penjelasan Tujuan Bab
4. Uraian Isi Pelajaran
5. Penjelasan Teori
6. Sajian Contoh
7. Ringkasan Isi Bab
8. Soal Latihan
9. Kunci J awaban Soal Latihan
C. Bagian penunjang
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran-Lampiran

5. Modul
a. J udul
b. Pengantar
c. Petunjuk Penggunaan Modul
d. Tujuan Umum Pembelajaran
e. Kemampuan Prasyarat
f. Pretest
g. Tujuan Khusus Pembelajaran
h. Isi Bahasan
i. Kegiatan Belajar
j. Rangkuman
k. Tes
l. Sumber Media Yang Digunakan
m. Tes Akhir dan Umpan Balik
n. Rancangan Pengajaran
o. Daftar Pustaka

6. Diktat Pelajaran
A. Bagian Pendahuluan
1. Halaman J udul
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi.
4. Penjelasan Tujuan Diktat Pelajaran.
B. Bagian Isi
1. J udul Bab atau Topik Isi Bahasan.
2. Penjelasan Tujuan Bab.
3. Uraian Isi Pelajaran.
4. Penjelasan Teori.
5. Sajian Contoh.
6. Soal Latihan.
PLPG Rayon 138: Panduan PTK
154

C. Bagian penunjang
1. Daftar Pustaka.
2. Lampiran- Lampiran.








PANDUAN
WORKSHOP SSP

PLPG Rayon 138: Panduan Workshop SSP
1

PANDUAN WORKSHOP SSP



Standar Kompetensi

1. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
2. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.

Kompetensi Dasar

1.1. Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu
1.2. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diampu
1.3. Mengembangkan indikator dan instrument penilaian
2.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang
diampu


























PLPG Rayon 138: Panduan Workshop SSP
2


PELAKSANAAN WORKSHOP
Pengembangan dan Pengemasan Perangkat Pembelajaran
(Subject Specific Pedagogy/SSP)


Prinsip-prinsip pembelajaran yang perlu mendapat perhatian khusus dalam
workshop PLPG antara lain adalah:
1. Keaktifan peserta
Proses pembelajaran diarahkan pada upaya untuk mengaktifkan peserta, bukan
dalam arti fisik melainkan dalam keseluruhan perilaku belajar. Keaktifan ini
dapat diwujudkan antara lain melalui pemberian kesempatan menyatakan
gagasan, mencari informasi dari berbagai sumber dan melaksanakan tugas-
tugas yang merupakan aplikasi dari konsep-konsep yang telah dipelajari.
2. Higher-order thinking
Pengembangan sistim pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan
berfikir tingkat tinggi (higher order thinking), meliputi berfikir kritis, kreatif,
logis, reflektif, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
3. Dampak pengiring
Pembelajaran PLPG di samping diarahkan pada pencapaian dampak
instruksional (instructional effects), juga diharapkan mengakomodasi upaya
pencapaian dampak pengiring (nurturant effects). Upaya ini akan membantu
pengembangan sikap dan kepribadian peserta sebagai guru.
4. Pemanfaatan teknologi informasi
Pembelajaran PLPG perlu memanfaatkan multi media dan teknologi informasi
untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan maupun sebagai media
pembelajaran.
5. Pembelajaran kontekstual
Pelaksanaan pembelajaran, konsep-konsep diperoleh melalui pengalaman dan
kenyataan yang ada di lingkungan sehari-hari.
6. Strategi dan model pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran, dalam mengaktifkan peserta dengan menggunakan
strategi dan model pembelajaran yang bervariasi.
7. Belajar dengan berbuat
Pelaksanaan pembelajaran, penggunaan prinsip learning by doing tidak hanya
diperlukan dalam pembentukan keterampilan, melainkan juga pada
pembentukan pengetahuan dan sikap. Dengan prinsip ini, pengetahuan dan
sikap peserta terbentuk melalui pengalaman dalam menyelesaikan kegiatan-
kegiatan yang ditugaskan termasuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
di lapangan.
Workshop SSP adalah lokakarya yang bertujuan untuk menyiapkan
peserta PLPG agar mampu mengemas materi bidang studi untuk pembelajaran
bidang studi yang mendidik (subject specific pedagogy), sehingga peserta
dinyatakan siap untuk melaksanakan Peer teaching. Hal ini ditandai dengan
peserta memiliki kesiapan: 1) RPP, 2) bahan ajar, 3) media pembelajaran, dan 4)
pendukung pembelajaran lainnya, serta 5) kemampuan menampilkan kinerja calon
guru profesional. Adapun tahapan dalam workshop SSP adalah sebagai berikut:
PLPG Rayon 138: Panduan Workshop SSP
3


Kegiatan Waktu (JP)
1. Penjelasan umum tentang kegiatan Workshop SSP dan hasil-
hasil yang akan dicapai.
1
2. Diskusi Kelompok (1):
a. Memilih materi pembelajaran/Strukturisasi Materi
b. Sinkronisasi materi dengan KI, KD, dan indikator
c. Pemantapan materi bila dijumpai adanya kelemahan
pemahaman
d. Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai
e. Penentuan penilaian pencapaian kompetensi
f. Presentasi hasil dan masukan dari dosen pembimbing

4
3. Kerja Kelompok/individu menyusun RPP berdasarkan
silabus hasil kelompok:
a. Penjelasan umum penyusunan RPP dan kelengkapannya
b. Kerja kelompok/mandiri Menyusun RPP berdasarkan
silabus yang dihasilkan dalam diskusi Kelompok.
c. Konsultasi dengan dosen pembimbing untuk
penyempurnaan RPP
d. Pengesahan RPP oleh dosen pembimbing
4
4. Kerja Kelompok/individu menyusun RPP: 10
5. Persiapan Peer Teaching: 1
Total 20

Keterangan:
1. Diskusi Kelompok
a. Sebelum diskusi kelompok, instruktur memimpin brain storming untuk
menelaah kurikulum, sistem pembelajaran dan evaluasi sesuai dengan
jenjang dan jenis pendidikan peserta didik, hingga peserta workshop dapat
menemukan tema dan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Hasil
pleno selanjutnya dibahas dalam diskusi kelompok, antara lain untuk: 1)
sinkronisasi Standar Isi (SI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, dan
memilih model, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Diskusi kelompok difasilitasi oleh instruktur.
b. J ika dalam diskusi kelompok ini teridentifikasi peserta kurang dan atau
mengalami kekeliruan konsep (materi dan pembelajaran), maka instruktur
segera melakukan pendalaman dan atau pelurusan konsep.
c. Hasil diskusi kelompok adalah adanya kesiapan peserta berkaitan dengan
materi pembelajaran, strategi (model, metode, dan teknik) pembelajaran,
rancangan bahan ajar, rancangan media pembelajaran, rancangan instrumen
evaluasi yang akan digunakan untuk pengembangan perangkat
pembelajaran berupa RPP, bahan ajar, LKS. media pembelajaran, dan alat
evaluasi.
d. Hasil dari kerja kelompok dan atau mandiri selanjutnya dibawa ke dalam
pleno tahap 2 yang bertujuan untuk:
1) Memaparkan hasil kerja kelompok dan atau mandiri.
PLPG Rayon 138: Panduan Workshop SSP
4

2) Mendapatkan feedback dari teman sejawat dan instruktur.

2. Kerja Kelompok/Mandiri
Dalam tahap ini peserta secara kelompok dan atau mandiri menyusun
perangkat pembelajaran yang terdiri dari:
a. RPP
b. Bahan ajar
c. LKS
d. Media pembelajaran
e. Instrumen evaluasi
f. Pendukung pembelajaran lainnya

3. Persetujuan Perangkat Pembelajaran
J ika perangkat pembelajaran dinyatakan benar dan layak digunakan untuk peer
teaching, maka instruktur wajib menyetujui perangkat pembelajaran tersebut
sebagai salah satu dokumen hasil workshop.
Setelah menyelesaikan satu siklus workshop, peserta melakukan praktek
pengajaran (peer teaching) berdasarkan RPP yang telah disusun.
Setelah semua peserta selesai melakukan peer teaching peserta bersama
instruktur kembali melakukan kegiatan workshop tahap berikutnya untuk
menyusun silabus dan RPP yang kedua.
Demikian hal yang sama dilakukan sehingga terjadi kegiatan workshop dan
peer teaching sebanyak tiga tahap.



8/16/2013
1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KONSEP PEMBELAJARAN KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK TEMATIK
TERPADU TERPADU
Pembelajaran Tematik
Model pembelajaran tematik terpadu (PTP) atau
integrated thematic instruction (ITI) pertama kali
dikembangkan pada awal tahun 1970-an
PTP diyakini sebagai salah satu model pengajaran yang
efektif (highly effective teachingmodel),
Pembelajaran Tematik Terpadu mampu mewadahi dan
menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan
akademik
8/16/2013
2
(Lanj) (Lanj) Pembelajaran Tematik
secara empirik berhasil memacu percepatan dan
meningkatkan kapasitas memori peserta didik
(enhance learning and increase long-term memory
capabilities of learners) untuk waktu yang panjang
Pembelajaran Tematik Integratif
Pembelajaran tematik integratif /terintegrasi
(integrated thematic instruction, ITI) asalnya
dikonseptualisasikan tahun 1970an. Pendekatan
pembelajaran ini awalnya dikembangkan untuk
anak-anak berbakat dan bertalenta (gifted and
talented), cerdas, pada program perluasan belajar,
dan yang belajar cepat.
8/16/2013
3
Kelebihan Pembelajaran Tematik Integratif
Premis utama PTP bahwa peserta didik memerlukan
peluang tambahan (additional opportunities) untuk
menggunakan talentanya,
menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara
cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis.
relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan
belajar.
menginspirasi peserta didik untuk memperoleh
pengalaman belajar.
(Lanj) (Lanj)
Kelebihan Pembelajaran Tematik
Integratif
Memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different)
dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya
memandu peserta didik mencapai kemampuan
berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau
keterampilan berpikir dengan mengoptimasi
kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah
proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap,
keterampilan dan pengetahuan.
8/16/2013
4
Manfaat Pendekatan Tematik Terpadu
1. Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan.
2. Menggunakan kelompok kerjasama, kolaborasi,
kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang
mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah
3. Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas
yang ramah otak (brain-friendly classroom).
(Lanj) (Lanj)
Manfaat Pendekatan Tematik Terpadu
4. Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu
memproses informasi. Proses itu tidak hanya
menyentuh dimensi kuantitas dan kualitas
mengeksplorasi konsep-konsep baru dan membantu
peserta didik mengembangkan pengetahuan secara
siap.
5. Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta
didik berada dalam format ramah otak.
6. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru
dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik
dalam kehidupannya sehari-hari.
8/16/2013
5
(Lanj) (Lanj)
Manfaat Pendekatan Tematik Terpadu
7. Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan
untuk menuntaskan program belajar dapat dibantu
oleh guru dengan cara memberikan bimbingan
khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas.
8. Program pembelajaran yang bersifat ramah otak
memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan
belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian
Tahap Pembelajaran Tematik Terpadu
Menentukan tema. dimungkinkan disepakati bersama
dengan peserta didik.
Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku.
dengan mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
Mendesain rencana pembelajaran. Tahapan ini
mencakup pengorganisasian sumber dan aktivitas
ekstrakurikuler dalam rangka mendemonstrasikan
kegiatan dalam tema.
8/16/2013
6
(Lanj) (Lanj) Tahap Pembelajaran Tematik Terpadu
Aktivitas kelompok dan diskusi. Yang memberi peluang
berpartisipasi dan mencapai berbagi persepektif dari
tema. Hal ini membangun guru dan peserta didik
dalam mengeksplorasi subjek.
Model Pembelajaran Tematik Integratif
Model jaring laba-laba (webbed model). Model ini
berangkat dari pendekatan tematis sebagai acuan dasar
bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat
dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam
mata pelajaran tertentu maupun antarmata pelajaran.
(Robin Fogarty 1991)
8/16/2013
1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KONSEP PENDEKATAN KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC SCIENTIFIC
PPT 2.1
Kriteria
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu;
bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng
semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-
siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir
logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,
analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran.
22
8/16/2013
2
Kriteria (lanjutan)
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan
satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang
rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan
jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
33
44
Sikap
(Tahu Mengapa)
Keterampilan
(Tahu Bagaimana)
Pengetahuan
(Tahu Apa)
Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif
Hasil belajar melahirkan peserta didik yangproduktif, kreatif, inovatif,
dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yangterintegrasi.
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Langkah-Langkah Pembelajaran
8/16/2013
3
Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik tahu mengapa.
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu bagaimana.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu apa.
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan
untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
55
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik
modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata
pelajaran.
66
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
8/16/2013
4
77
Langkah-Langkah Pembelajaran
Observing
(mengamati)
Questioning
(menanya)
Associating
(menalar)
Experimen-
ting
(mencoba)
Networking
(membentuk
Jejaring)
Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
88
Terima Kasih
8/16/2013
1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KONSEP PENILAIAN KONSEP PENILAIAN AUTENTIK AUTENTIK
PADA PADA PROSES DAN HASIL PROSES DAN HASIL BELAJAR BELAJAR
PPT 2.3
A. Definisi
1. Penilaianautentik(Authentic Assessment)adalah pengukuran yang
bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
2. Istilah Assessmentmerupakan sinonim dari penilaian, pengukuran,
pengujian, atau evaluasi.
3. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau
reliabel.
4. Secara konseptual penilaianautentik lebih bermakna secara
signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali
pun.
5. Ketika menerapkan penilaianautentik untuk mengetahui hasil dan
prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan
mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
22
8/16/2013
2
B. PenilaianAutentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
1. Penilaianautentik memiliki relevansi kuat terhadap
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan
tuntutan Kurikulum 2013.
2. Penilaiantersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil
belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
3. Penilaianautentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks
atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang
lebih autentik.
4. Penilaianautentik sangat relevan dengan pendekatan tematik
terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar
atau untuk mata pelajaran yang sesuai.
33
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
(lanjutan)
5. Penilaianautentik sering dikontradiksikan dengan penilaian
yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda,
benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat.
6. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam
proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan
memperoleh legitimasi secara akademik.
7. Penilaianautentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara
tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik.
8. Dalam penilaianautentik, seringkali pelibatan siswa sangat
penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas
belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.
44
8/16/2013
3
9. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi
kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran
serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.
10. Pada penilaianautentik guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan,
dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
11. Penilaianautentik mencoba menggabungkan kegiatan guru
mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan
peserta didik, serta keterampilan belajar.
12. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses
pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman
tentang kriteria kinerja.
55
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
(lanjutan)
13. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk
mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka
lakukan.
14. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas
perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan
mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang
subjek.
15. Penilaianautentik harus mampu menggambarkan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum
dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan
pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum
mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
16. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang
sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan
remedial harus dilakukan.
66
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
(lanjutan)
8/16/2013
4
C. PenilaianAutentik dan PembelajaranAutentik
1. Penilaianautentik mengharuskanpembelajaran yang autentik
pula.
2. Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan
pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di
luar sekolah.
3. Penilaianautentik terdiri dari berbagai teknik penilaian.
Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang
berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti
kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas
yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang
kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk
menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
77
4. Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk
menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat
mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang
berbeda.
5. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai
melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah
memainkan peran aktif dan kreatif.
6. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat
bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik
(lanjutan)
88
8/16/2013
5
7. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta
mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific,
memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu
sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang
dipelajari dengan dunia nyata yang adadi luar sekolah.
8. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang
terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari,
memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan
bertanggungjawab untuk tetap pada tugas.
9. Penilaianautentik pun mendorong peserta didik
mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis,
menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk
kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
99
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik
(lanjutan)
Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi guru autentik. Peran
guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada
penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus
memenuhi kriteria tertentu:
1. Mengetahui bagaimanamenilai kekuatandan kelemahan peserta
didikserta desain pembelajaran.
2. Mengetahui bagaimanacara membimbingpesertadidikuntuk
mengembangkanpengetahuanmerekasebelumnyadengancara
mengajukanpertanyaandanmenyediakansumber dayamemadai
bagi pesertadidikuntukmelakukan akuisisi pengetahuan.
3. Menjadi pengasuhproses pembelajaran, melihat informasi baru,
danmengasimilasikanpemahamanpeserta didik.
4. Menjadi kreatif tentangbagaimanaproses belajar pesertadidik
dapat diperluasdengan menimba pengalaman dari duniadi luar
temboksekolah.
10 10
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik
(lanjutan)
8/16/2013
6
D. Jenis-jenisPenilaianAutentik
1. Penilaian Kinerja
2. Penilaian Proyek
3. Penilaian Portofolio
4. Penilaian Tertulis
11 11
1. PenilaianKinerja
Penilaianautentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta
didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan
dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta
didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka
gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.
Berikut ini cara merekamhasil penilaian berbasis kinerja.
1. Daftar cek (checklist).
2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
3. Skala penilaian(rating scale).
4. Memori atau ingatan (memory approach).
12 12
8/16/2013
7
2. PenilaianProyek
Penilaianproyek(project assessment) merupakankegiatanpenilaian
terhadaptugasyang harusdiselesaikanoleh peserta didik menurut
periode/waktutertentu. Penyelesaian tugasdimaksudberupainvestigasi
yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, danpenyajiandata.
Berikut ini tiga hal yang perludiperhatian gurudalampenilaianproyek.
1. Keterampilan peserta didik dalam memilihtopik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna
atas informasi yang diperoleh, danmenulislaporan.
2. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
3. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik.
13 13
3. Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan
artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai
hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan
atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi
peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa
dimensi.
14 14
8/16/2013
8
Penilaian portofoliodilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini.
1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenisportofolio
yang akandibuat.
3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di
bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas
bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil
penilaian portofolio.
15 15
3. Portofolio(lanjutan)
4. Penilaian Tertulis
Testertulisberbentuk uraianatau esai menuntut
pesertadidikmampumengingat, memahami,
mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi
yang sudahdipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian
sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilanpeserta didik.
16 16
Terima Kasih




Silabus
Kelas 1






2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I

T
e
m
a

1

:

D
i
r
i

S
e
n
d
i
r
i

:

J
u
j
u
r
,

T
e
r
t
i
b

D
a
n

B
e
r
s
i
h

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h


K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1

J
A
R
I
N
G
A
N

K
D

T
E
M
A

1






S
I
L
A
B
U
S

K
E
L
A
S
:

1

D
I
R
I

S
E
N
D
I
R
I
:

j
u
j
u
r
,

t
e
r
t
i
b

d
a
n

b
e
r
s
i
h

(
4

m
i
n
g
g
u
)

K
D

P
P
K
n


M
e
n
e
r
i
m
a

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

(
a
g
a
m
a
,

s
u
k
u
,

f
i
s
i
k
,

p
s
i
k
i
s
)

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
e
r
a
h

T
u
h
a
n

(
K
I
-
1
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g
-
j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a
,

t
e
m
a
n
,

d
a
n

g
u
r
u

s
e
b
a
g
a
i

p
e
r
w
u
j
u
d
a
n

n
i
l
a
i

d
a
n

m
o
r
a
l

P
a
n
c
a
s
i
l
a

(
K
I
-
2
)


M
e
n
g
e
n
a
l
i

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
)


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
a
n

a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
,
K
D
-
2
)


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n


P
E
N
D
I
\
D
I
K
A
N

J
A
S
M
A
N
I
,

O
L
A
H
R
A
G
A
,

D
A
N

K
E
S
E
H
A
T
A
N


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

m
a
n
u
s
i
a

d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n
n
y
a


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

d
a
m
p
a
k

j
a
n
g
k
a

p
e
n
d
e
k

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

d
a
n

m
a
m
p
u

m
e
m
i
l
i
h

j
a
j
a
n
a
n

s
e
h
a
t


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

c
a
r
a

m
e
n
j
a
g
a


k
e
b
e
r
s
i
h
a
n

d
i
r
i

y
a
n
g

m
e
l
i
p
u
t
i

k
e
b
e
r
s
i
h
a
n

b
a
d
a
n
,

k
u
k
u
,

k
u
l
i
t
,

g
i
g
i
,

d
a
n

r
a
m
b
u
t


d
a
n

p
a
k
a
i
a
n


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k


(
k
o
n
s
e
p

:

t
u
b
u
h
,

r
u
a
n
g
,

h
u
b
u
n
g
a
n
,

d
a
n

u
s
a
h
a
)

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k



p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l


e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

(


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

j
a
s
m
a
n
i

u
n
t
u
k

m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

d
a
n

k
e
l
i
n
c
a
h
a
n

t
u
b
u
h

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n


b
e
r
b
a
g
a
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

d
a
l
a
m

s
e
n
a
m

(
m
e
n
d
a
r
a
t
,

g
e
r
a
k

b
e
r
p
i
n
d
a
h
,

a
y
u
n
a
n
,

p
u
t
a
r
a
n
,

B
A
H
A
S
A

I
N
D
O
N
E
S
I
A


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

b
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

y
a
n
g

b
a
i
k

u
n
t
u
k

b
e
r
d
o
a

(
s
e
s
u
a
i

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a
)

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

d
i

r
u
m
a
h
.

(
K
I
-
1
,
K
D
-
2
)


M
e
m
b
a
c
a
k
a
n

d
o
a

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
u
c
a
p
a
n

y
a
n
g

b
a
i
k

(
K
I
-
1
,
K
D
-
3
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

s
o
p
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
a
n

b
e
r
b
i
c
a
r
a

p
a
d
a

s
a
a
t

m
e
m
p
e
r
k
e
n
a
l
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

d
i
r
i
,

b
e
r
c
a
k
a
p
-
c
a
k
a
p

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a
,

g
u
r
u
,

d
a
n

t
e
m
a
n

(
K
I
-
2
,
K
D
-
1
)


M
e
n
y
a
p
a

d
a
n

m
e
n
y
a
m
p
a
i
k
a
n

u
c
a
p
a
n

s
e
l
a
m
a
t
,

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

a
t
a
u

p
e
r
m
o
h
o
n
a
n

m
a
a
f

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
o
n
t
e
k
s
n
y
a


(
K
I
-
2
,
K
D
-
2
)


B
e
r
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i

s
e
c
a
r
a

l
i
s
a
n

d
e
n
g
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

i
n
f
o
r
m
a
s
i

t
e
n
t
a
n
g

d
a
t
a

d
i
r
i
,

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h


d
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h
,

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

d
a
n

p
o
l
a

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t
,



l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

,

b
u
a
h
,

t
a
n
a
m
a
n
,

d
a
n

m
a
s
a
k
a
n

(
K
I
-
4
,
K
D
-
1
)


B
e
r
b
i
c
a
r
a

s
p
o
n
t
a
n

t
e
n
t
a
n
g

d
i
r
i

(
K
I
-
4
,
K
D
-
3
)


M
e
n
g
a
m
a
t
i

t
e
n
t
a
n
g

d
i
r
i
,

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

d
a
n

b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
p
a
d
a

o
r
a
n
g

l
a
i
n

(
K
I
-
4
,
K
D
-
5
)


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
b
a
c
a

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u
,

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g


t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,
K
D
-
8
)


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
u
l
i
s

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

p
e
n
s
i
l
,

c
a
r
a

m
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

d
a
n

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,
K
D
-
9
)


M
A
T
E
M
A
T
I
K
A


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

r
a
p
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
a
t
a

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

d
i
m
e
n
s
i

(
b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r
,

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g
)
,

b
e
r
a
t
n
y
a
,

a
t
a
u

u
r
u
t
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k

t
e
r
k
e
c
i
l

s
a
m
p
a
i

t
e
r
b
e
s
a
r

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

(
K
I
-
2
,

K
D
-
1
)


M
e
n
g
e
n
a
l

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
a
n

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n



b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h
,

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

b
e
r
m
a
i
n

(
K
I
-
3
,

K
D
-
2
)


M
e
m
b
e
n
t
u
k

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
a
p
a
n

b
e
r
p
a
k
u

a
t
a
u

m
e
d
i
a

l
a
i
n
n
y
a

(
K
I
-
4
,

K
D
-
4
)


M
e
n
g
e
n
a
l

b
i
l
a
n
g
a
n

a
s
l
i

s
a
m
p
a
i

9
9

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h
,

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

b
e
r
m
a
i
n

(
K
I

3
,

K
D

1
)

S
E
N
I
,

B
U
D
A
Y
A
,

D
A
N

D
E
S
A
I
N


M
e
r
a
s
a
k
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

s
e
b
a
g
a
i

w
u
j
u
d

r
a
s
a

s
y
u
k
u
r

k
e
p
a
d
a

T
u
h
a
n

(
K
I
-
1
,

K
D
-
1
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

u
n
t
u
k

m
e
n
g
e
k
s
p
r
e
s
i
k
a
n

d
i
r
i

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a
,

b
e
r
n
y
a
n
y
i
,

d
a
n

m
e
n
a
r
i

(
K
I
-
2
,

K
D
-
1
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

r
a
s
a

i
n
g
i
n

t
a
h
u

u
n
t
u
k

m
e
n
g
e
n
a
l

a
l
a
m

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

s
e
b
a
g
a
i

i
d
e

u
n
t
u
k

b
e
r
k
a
r
y
a

(
K
I
-
2
,

K
D
-
2
)



M
e
n
g
e
n
a
l


p
o
l
a

i
r
a
m
a

l
a
g
u

b
e
r
v
a
r
i
a
s
i

d
e
n
g
a
n

a
l
a
t

m
u
s
i
k

r
i
t
m
i
s


(
K
I
-
3
,

K
D
-
2
)



M
e
n
g
e
n
a
l

g
a
m
b
a
r

e
k
s
p
r
e
s
i

(
K
I
-
3
,
K
D
-
1
)



M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

a
n
a
k
-
a
n
a
k

d
a
n

m
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

t
e
p
u
k

b
i
r
a
m
a

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k

(
K
I
-
4
,

K
D
-
5
)



M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

e
k
s
p
r
e
s
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
o
l
a
h

g
a
r
i
s
,

w
a
r
n
a
,

d
a
n

b
e
n
t
u
k

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

(
K
I
-
4
,

K
D
-
1
)

2

T
E
M
A


D
I
R
I

S
E
N
D
I
R
I

:

J
u
j
u
r
,

T
e
r
t
i
b

d
a
n

B
e
r
s
i
h


K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N


A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

P
P
K
n


M
e
n
e
r
i
m
a

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

(
a
g
a
m
a
,

s
u
k
u
,

f
i
s
i
k
,

p
s
i
k
i
s
)

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
e
r
a
h

T
u
h
a
n

(
K
I
-
1
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
i
k
a
p

m
e
n
e
r
i
m
a

k
e
b
e
r
a
g
a
n
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

p
e
r
b
e
d
a
a
n

k
e
m
a
m
p
u
a
n

y
a
n
g

d
i
m
i
l
i
k
i

t
e
m
a
n


K
e
g
i
a
t
a
n


p
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

p
a
d
a

t
e
m
a

i
n
i

a
k
a
n

d
i
t
e
m
p
u
h

d
a
l
a
m

4

m
i
n
g
g
u

M
i
n
g
g
u

P
e
r
t
a
m
a

(
2
1

t
o
p
i
k
)



B
e
r
b
a
r
i
s

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s

d
a
n

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
o
m
o
r

u
r
u
t

d
a
l
a
m

b
a
r
i
s
a
n


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u


B
e
r
s
i
k
a
p

k
h
u
s
u
k

(
m
e
n
j
a
g
a

k
e
h
e
n
i
n
g
a
n
)

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

A
k
u

a
n
a
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a


c
i
p
t
a
a
n

A
T

M
a
h
m
u
d

s
e
s
u
a
i

s
y
a
i
r

l
a
g
u
,

u
c
a
p
a
n

j
e
l
a
s

d
a
n

f
r
a
s
e
r
i
n
g

d
e
n
g
a
n

t
e
p
u
k

i
r
a
m
a

d
a
n

t
e
p
u
k

b
i
r
a
m
a

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
a
n

i
n
d
i
v
i
d
u
a
l


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

w
a
j
a
h

d
e
n
g
a
n

b
i
m
b
i
n
g
a
n

g
u
r
u


M
e
n
u
n
j
u
k


a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h

s
e
p
e
r
t
i

y
a
n
g

d
i
g
a
m
b
a
r
k
a
n

g
u
r
u

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s


M
e
m
p
e
r
k
e
n
a
l
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

s
a
n
t
u
n

d
i

d
e
p
a
n

t
e
m
a
n
-
t
e
m
a
n
n
y
a
:

N
a
m
a
,

a
l
a
m
a
t
,

h
o
b
i

d
a
n


c
i
t
a
-
c
i
t
a


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
r
b
e
d
a
a
n

l
a
k
i
-
l
a
k
i

d
a
n

p
e
r
e
m
p
u
a
n


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

j
u
m
l
a
h

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

y
a
n
g

t
i
n
g
g
a
l

s
e
r
u
m
a
h

d
e
n
g
a
n

s
i
s
w
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
k
e
r
j
a
a
n

a
t
a
u

k
e
g
i
a
t
a
n


a
y
a
h

d
a
n

i
b
u

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u
-
l
a
g
u

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
t
e
r
t
i
b
a
n

(
s
e
p
e
r
t
i


l
a
g
u

B
a
n
g
u
n

T
i
d
u
r
)


3
5

m
e
n
i
t

X

3
0

J
P

X

4

m
i
n
g
g
u

3
5

M
e
n
i
t

X


3
0

J
P



1
.

D
i
r
i

A
n
a
k

2
.

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

3
.

M
e
d
i
a

G
a
m
b
a
r

p
a
k
a
i
a
n


4
.

B
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

s
i
s
w
a

5
.

M
o
d
e
l

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
a
n

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

6
.

P
a
p
a
n

b
e
r
p
a
k
u

a
t
a
u

s
e
j
e
n
i
s

7
.

K
a
r
e
t

g
e
l
a
n
g
/

b
e
n
a
n
g


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a
,

t
e
m
a
n
,

d
a
n

g
u
r
u
,

s
e
b
a
g
a
i

p
e
r
w
u
j
u
d
a
n

n
i
l
a
i

d
a
n

m
o
r
a
l

P
a
n
c
a
s
i
l
a
.

(
K
I
-
2
)


B
e
r
s
i
k
a
p


b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a
,


b
e
r
s
i
k
a
p

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n


b
e
r
s
i
k
a
p

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

g
u
r
u


M
e
n
g
e
n
a
l
i

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
)



M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

f
i
s
i
k
,


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

a
g
a
m
a
,


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k


s
u
k
u
,


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

p
s
i
k
i
s

(
s
e
n
a
n
g
,

p
e
m
a
l
u
,

s
e
d
i
h
)


3

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N


A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
a
n

a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
b
i
a
s
a
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

d
e
n
g
a
n

p
e
n
u
h

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s

s
e
c
a
r
a

b
e
r
g
i
l
i
r
a
n

(
I
n
d
i
v
i
d
u
/

k
e
l
o
m
p
o
k

k
e
c
i
l
)


D
i

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k


m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
l
a
s
a
n

p
e
n
t
i
n
g
n
y
a

m
a
n
d
i
,

p
o
t
o
n
g

k
u
k
u

d
a
n

g
o
s
o
k

g
i
g
i


D
i

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k


m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

d
i

l
a
k
u
k
a
n

d
i

r
u
m
a
h

s
e
c
a
r
a

b
e
r
g
i
l
i
r
a
n

s
a
m
b
i
l

m
e
m
a
n
d
a
n
g

w
a
j
a
h

k
a
w
a
n

b
i
c
a
r
a
,

m
e
m
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n

r
a
u
t

m
u
k
a

y
a
n
g

r
a
m
a
h

d
a
n

b
a
h
a
s
a

t
u
b
u
h

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
b
i
a
s
a
a
n


m
e
m
a
t
u
h
i

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i


k
e
l
a
s
.



M
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

s
a
n
t
u
n

p
a
d
a


o
r
a
n
g

t
u
a
,

g
u
r
u
,

k
e
p
a
l
a

s
e
k
o
l
a
h
,

d
a
n

t
e
m
a
n
n
y
a


D
i

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k


m
e
n
a
t
a

b
e
n
d
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
k
u
r
a
n

b
e
s
a
r

k
e
c
i
l
/
p
a
n
j
a
n
g

p
e
n
d
e
k




m
e
m
p
r
a
k
t
e
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
j
a
l
a
n

s
a
m
b
i
l

m
e
n
g
a
m
a
t
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
i
l
i
h
a
t
n
y
a


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
e
r
j
a
l
a
n

k
e

b
a
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

m
e
n
g
i
k
u
t
i

a
b
a
-
a
b
a

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n


p
e
r
m
a
i
n
a
n

l
o
m
p
a
t
-
l
o
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u

k
a
k
i

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:


P
e
n
i
l
a
i
a
n

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

l
e
m
b
a
r

o
b
s
e
r
v
a
s
i


T
e
s

l
i
s
a
n


P
e
n
i
l
a
i
a
n

u
n
j
u
k

k
e
r
j
a

(
p
e
r
f
o
r
m
a
n
c
e
)

M
i
n
g
g
u

K
e
d
u
a

(
2
9

t
o
p
i
k
)


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

g
u
r
u


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

a
n
a
k

t
e
n
t
a
n
g

a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n


k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

(
K
I
-
4
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

s
i
k
a
p

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

d
i

r
u
m
a
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

s
i
k
a
p

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

d
i

s
e
k
o
l
a
h


B
.

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

b
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

y
a
n
g

b
a
i
k

u
n
t
u
k

b
e
r
d
o
a

(
s
e
s
u
a
i

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a
)

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

d
i

r
u
m
a
h
.

(
K
I
-
1
)

B
e
r
s
i
k
a
p

k
h
u
s
u
k

(
m
e
n
j
a
g
a

k
e
h
e
n
i
n
g
a
n
)

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

M
e
n
g
a
m
b
i
l

s
i
k
a
p

d
u
d
u
k

a
t
a
u

b
e
r
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

b
e
r
d
i
a
m

d
i
r
i

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

s
o
p
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
a
n

b
e
r
b
i
c
a
r
a

p
a
d
a

s
a
a
t

m
e
m
p
e
r
k
e
n
a
l
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

d
i
r
i
,

b
e
r
c
a
k
a
p
-
c
a
k
a
p

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a
,

g
u
r
u
,

d
a
n

t
e
m
a
n

(
K
I
-
2
)


B
e
r
b
i
c
a
r
a

m
e
n
g
i
k
u
t
i

g
i
l
i
r
a
n


M
e
m
a
n
d
a
n
g

w
a
j
a
h

k
a
w
a
n

b
i
c
a
r
a

p
a
d
a

w
a
k
t
u

b
e
r
b
i
c
a
r
a


M
e
m
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n

r
a
u
t

m
u
k
a

y
a
n
g

r
a
m
a
h


M
e
n
a
n
g
g
a
p
i

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

t
u
b
u
h

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
m
p
e
r
k
e
n
a
l
k
a
n

d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

s
o
p
a
n


k
e
p
a
d
a

g
u
r
u

d
a
n

t
e
m
a
n

s
e
k
e
l
a
s


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

4

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N


A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

s
o
p
a
n

j
u
m
l
a
h

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

d
a
n

p
e
k
e
r
j
a
a
n


o
r
a
n
g

t
u
a

m
i
s
a
l

D
u
a

m
a
t
a

s
a
y
a
.
.

s
e
s
u
a
i

s
y
a
i
r

l
a
g
u
,

u
c
a
p
a
n

j
e
l
a
s

d
a
n

f
r
a
s
e
r
i
n
g

d
e
n
g
a
n

t
e
p
u
k

i
r
a
m
a

d
a
n

t
e
p
u
k

b
i
r
a
m
a

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

a
t
a
u

i
n
d
i
v
i
d
u


M
e
n
g
u
l
a
n
g

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
l
a
m

l
a
g
u


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h

b
a
g
i
a
n

a
t
a
s

d
a
n

b
a
g
i
a
n

b
a
w
a
h

s
e
c
a
r
a

L
i
s
a
n


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i

b
e
n
t
u
k

f
i
s
i
k

s
i
s
w
a

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s

(
?
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a

a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h
n
y
a
,
k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

f
u
n
g
s
i
n
y
a


M
e
n
g
a
m
a
t
i

g
a
m
b
a
r

r
a
n
g
k
a

d
a
n

m
e
r
a
b
a

b
a
g
i
a
n

r
a
n
g
k
a

p
a
d
a

t
u
b
u
h

(
?
)


B
e
r
m
a
i
n

m
e
n
g
a
y
u
n
k
a
n

l
e
n
g
a
n

d
a
r
i

p
o
s
i
s
i

b
e
r
d
i
r
i
,

b
e
r
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

l
u
t
u
t
,

d
a
n

d
u
d
u
k

s
e
l
o
n
j
o
r

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


M
e
n
g
g
u
l
i
r
k
a
n

b
o
l
a

d
i

a
n
t
a
r
a

k
e
d
u
a

l
e
n
g
a
n

y
a
n
g

d
i
l
u
r
u
s
k
a
n
,

m
e
n
g
g
u
l
i
r
k
a
n

b
o
l
a

a
n
t
a
r
a

k
e
d
u
a

t
u
n
g
k
a
i

y
a
n
g

d
i
l
u
r
u
s
k
a
n

s
a
m
b
i
l

d
u
d
u
k
.


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
i

r
u
m
a
h


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
r
a
k
t
e
k

m
e
n
g
g
o
s
o
k

g
i
g
i


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
a
k
a
i

p
a
k
a
i
a
n

s
e
r
a
g
a
m

t
a
n
p
a

d
i
b
a
n
t
u

o
r
a
n
g

l
a
i
n


S
i
s
w
a

m
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
a
k
a
i

p
a
k
a
i
a
n

s
e
r
a
g
a
m

t
a
n
p
a

d
i
b
a
n
t
u

o
r
a
n
g

l
a
i
n


B
e
r
m
a
i
n

b
e
r
s
a
m
a

t
e
m
a
n

t
e
m
a
n

t
a
n
p
a

m
e
m
a
n
d
a
n
g

p
e
r
b
e
d
a
a
n
.


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

g
a
m
b
a
r
-
g
a
m
b
a
r

k
e
p
e
d
u
l
i
a
n
n
y
a

t
e
r
h
a
d
a
p

s
e
s
a
m
a

(
m
i
s
a
l
:

m
e
m
b
e
r
i

s
a
n
t
u
n
a
n

p
a
d
a

y
a
t
i
m

p
i
a
t
u
)


B
e
r
c
e
r
i
t
a


m
e
n
g
e
n
a
i

p
e
r
i
l
a
k
u

y
a
n
g

h
a
r
u
s

d
i
l
a
k
u
k
a
n

k
e
t
i
k
a

m
e
n
e
m
u
k
a
n

b
a
r
a
n
g
/
u
a
n
g

d
i
r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h
,

a
t
a
u

p
e
r
i
l
a
k
u

l
a
i
n

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
j
u
j
u
r
a
n


M
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g

a
n
a
k

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
o
t
e
n
s
i

M
e
n
y
a
p
a

d
a
n

m
e
n
y
a
m
p
a
i
k
a
n

u
c
a
p
a
n

s
e
l
a
m
a
t
,

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

a
t
a
u

p
e
r
m
o
h
o
n
a
n

m
a
a
f

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
o
n
t
e
k
s
n
y
a


(
K
I
-
2
)

M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

s
a
p
a
a
n

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

m
a
a
f

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t

B
e
r
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i

s
e
c
a
r
a

l
i
s
a
n

d
e
n
g
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

i
n
f
o
r
m
a
s
i

t
e
n
t
a
n
g

d
a
t
a

d
i
r
i
,

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h


d
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h
,

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

d
a
n

p
o
l
a

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t
,



l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

,

b
u
a
h
,

t
a
n
a
m
a
n
,

d
a
n

m
a
s
a
k
a
n

(
K
I
-
4
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a





d
i
r
i


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a
-
n
a
m
a

b
a
g
i
a
n

a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n

a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h


B
e
r
b
i
c
a
r
a

s
p
o
n
t
a
n

t
e
n
t
a
n
g

d
i
r
i


M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

h
a
l
-
h
a
l

y
a
n
g

d
i
m
i
n
t
a

s
e
c
a
r
a

r
u
n
u
t


M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

k
e
j
a
d
i
a
n

y
a
n
g

d
i
a
l
a
m
i

s
e
c
a
r
a

l
a
n
c
a
r


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a

d
e
n
g
a
n

a
r
t
i
k
u
l
a
s
i

y
a
n
g

j
e
l
a
s


B
e
r
b
i
c
a
r
a

d
e
n
g
a
n

s
u
a
r
a

d
e
n
g
a
n

v
o
l
u
m
e

s
u
a
r
a

y
a
n
g

e
n
a
k

d
i
d
e
n
g
a
r

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
b
a
c
a

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

5

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N


A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

d
a
n

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u
,

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g


t
e
r
a
n
g
)

M
e
m
e
g
a
n
g

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

M
e
m
b
a
l
i
k

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
m
b
a
c
a

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g

(
m
i
n
a
t
/
k
e
g
e
m
a
r
a
n
)

d
i
r
i
n
y
a

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n
n
y
a


L
o
m
b
a

m
e
n
a
t
a

d
a
n

m
e
l
e
t
a
k
k
a
n

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

k
e
l
a
s
b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
r
u
t
a
n

d
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k
n
y
a


M
e
n
g
a
m
b
i
l

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

c
i
r
i

y
a
n
g

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u
,

u
n
t
u
k

d
i
t
e
m
p
a
t
k
a
n

s
e
c
a
r
a

u
r
u
t

d
a
r
i

p
a
l
i
n
g

s
e
d
i
k
i
t


M
e
n
g
a
m
b
i
l

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

j
u
m
l
a
h

y
a
n
g

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u
,

u
n
t
u
k

d
i
t
e
m
p
a
t
k
a
n

s
e
c
a
r
a

u
r
u
t

d
a
r
i

p
a
l
i
n
g

s
e
d
i
k
i
t


M
e
m
b
i
l
a
n
g

b
i
l
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

u
r
u
t

d
a
r
i

t
e
r
k
e
c
i
l

h
i
n
g
g
a

t
e
r
b
e
s
a
r


M
e
n
u
j
u
k
k
a
n

g
a
m
b
a
r

o
r
a
n
g
-
o
r
a
n
g

b
e
r
p
a
k
a
i
a
n

d
a
e
r
a
h


m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

g
a
m
b
a
r

t
e
m
p
a
t

i
b
a
d
a
h

y
a
n
g

d
i
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n

d
a
n

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

t
e
r
k
a
i
t


M
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
a
e
r
a
h

a
s
a
l

o
r
a
n
g
t
u
a
n
y
a

d
e
n
g
a
n

s
a
n
t
u
n


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
b
e
d
a
a
n

t
e
m
p
a
t

f
a
s
i
l
i
t
a
s

u
m
u
m

u
n
t
u
k

l
a
k
i
-
l
a
k
i

d
a
n

p
e
r
e
m
p
u
a
n

(
w
c
,

t
e
m
p
a
t

w
u
d
h
u
,

t
e
m
p
a
t

s
h
o
l
a
t
)


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
a
s
i
l

k
a
r
y
a

y
a
n
g

d
i
b
u
a
t
n
y
a

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k

(
c
e
r
i
t
a
/
t
e
m
a

g
a
m
b
a
r
,

w
a
r
n
a

y
a
n
g

d
i
g
u
n
a
k
a
n
)


M
e
m
b
i
l
a
n
g

b
i
l
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

u
r
u
t

d
a
r
i

t
e
r
k
e
c
i
l

h
i
n
g
g
a

t
e
r
b
e
s
a
r


M
e
m
e
g
a
n
g

a
l
a
t

t
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

b
e
n
t
u
k

l
a
m
b
i
n
g

b
i
l
a
n
g
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n


P
e
n
i
a
l
i
a
n

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

l
e
m
b
a
r

o
b
s
e
r
v
a
s
i


T
e
s

l
i
s
a
n


P
e
n
i
l
a
i
a
n

u
n
j
u
k

k
e
r
j
a

(
p
e
r
f
o
r
m
a
n
c
e
)

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
u
l
i
s

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

p
e
n
s
i
l
,

c
a
r
a

m
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

d
a
n

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
)

B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

M
e
m
e
g
a
n
g

a
l
a
t

t
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g


M
e
n
u
l
i
s

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

d
a
n

l
e
n
g
k
u
n
g

d
a
r
i

t
i
t
i
k
-
t
i
t
i
k



M
a
t
e
m
a
t
i
k
a


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

r
a
p
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
a
t
a

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

d
i
m
e
n
s
i

(
b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r
,

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g
)
,

b
e
r
a
t
n
y
a
,

a
t
a
u

u
r
u
t
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k

t
e
r
k
e
c
i
l

s
a
m
p
a
i

t
e
r
b
e
s
a
r

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

(
K
I
-
2
)


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
e
n
t
u
k

a
t
a
u

u
k
u
r
a
n
n
y
a


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
e
r
a
t
n
y
a


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
r
u
t
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k
n
y
a


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

k
e

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k

b
e
n
d
a

s
e
h
i
n
g
g
a

r
a
p
i


M
e
n
g
e
n
a
l

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
a
n

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n



b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h
,

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

b
e
r
m
a
i
n

(
K
I
-
3
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i

d
a
r
i

b
e
n
d
a

b
e
r
b
e
n
t
u
k

s
e
g
i
t
i
g
a

a
t
a
u

s
e
g
i

e
m
p
a
t


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i

d
a
r
i

b
e
n
d
a

b
e
r
b
e
n
t
u
k

k
o
t
a
k
,

b
u
l
a
t
,

d
a
n

t
a
b
u
n
g

6

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N


A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R


M
i
n
g
g
u

K
e
t
i
g
a

(
2
2

t
o
p
i
k
)


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

g
u
r
u


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

s
y
a
i
r

l
a
g
u

A
k
u

A
n
a
k

S
e
h
a
t



d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
d
e
n
g
a
r
k
a
n

l
a
g
u

d
e
n
g
a
n

u
c
a
p
a
n

j
e
l
a
s

d
a
n

f
r
a
s
e
r
i
n
g

d
e
n
g
a
n

t
e
p
u
k

i
r
a
m
a

d
a
n

t
e
p
u
k

b
i
r
a
m
a

s
e
c
a
r
a

i
n
d
i
v
i
d
u


M
e
m
b
a
h
a
s

i
s
i

l
a
g
u

t
e
r
s
e
b
u
t


s
i
s
w
a

m
e
n
u
n
j
u
k

g
a
m
b
a
r

d
a
n


m
e
l
a
k
u
k
a
n


t
a
n
y
a

j
a
w
a
b

t
e
n
t
a
n
g

t
e
m
p
a
t

i
b
a
d
a
h

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a

d
e
n
g
a
n

a
r
t
i
k
u
l
a
s
i

y
a
n
g

t
e
p
a
t
.


M
e
n
y
e
p
a
k

b
o
l
a

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
k
i

k
i
r
i

/

k
a
n
a
n

d
a
l
a
m

f
o
r
m
a
s
i

l
i
n
g
k
a
r
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

n
i
l
a
i

k
e
r
j
a
s
a
m
a


B
e
r
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u

k
a
k
i
,

l
e
n
g
a
n

d
i
l
u
r
u
s
k
a
n

k
e

s
a
m
p
i
n
g

d
a
n

k
a
k
i

l
a
i
n
n
y
a

d
i

l
i
p
a
t

d
i

d
e
p
a
n

b
a
d
a
n
,

d
i

l
u
r
u
s
k
a
n

k
e

d
e
p
a
n
,

d
i

l
u
r
u
s
k
a
n

k
e

s
a
m
p
i
n
g


M
e
n
g
a
m
a
t
i

g
a
m
b
a
r

j
a
n
t
u
n
g

d
a
n

p
a
r
u
-
p
a
r
u

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
r
a
b
a

p
o
s
i
s
i

j
a
n
t
u
n
g

d
a
n

p
a
r
u
-
p
a
r
u

m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
p
a

y
a
n
g

t
e
r
j
a
d
i

d
e
n
g
a
n

j
a
n
t
u
n
g

d
a
n

n
a
f
a
s

s
e
t
e
l
a
h

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k


M
e
m
a
s
a
n
g
k
a
n

g
a
m
b
a
r

t
e
n
t
a
n
g

k
e
p
e
d
u
l
i
a
n
n
y
a

t
e
r
h
a
d
a
p

s
e
s
a
m
a

(
m
i
s
a
l
:

m
e
m
b
e
r
i

s
a
n
t
u
n
a
n

p
a
d
a

y
a
t
i
m

p
i
a
t
u
)
.


M
e
m
b
a
h
a
s

b
e
n
t
u
k

k
e
p
e
d
u
l
i
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

s
e
s
a
m
a

m
e
l
a
l
u
i

m
e
d
i
a

g
a
m
b
a
r


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
b
i
a
s
a
a
n

y
a
n
g

b
a
i
k

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

d
i
l
a
n
j
u
t
k
a
n

d
e
n
g
a
n


B
e
r
m
a
i
n

p
e
r
a
n

t
e
n
t
a
n
g

b
e
r
p
e
r
i
l
a
k
u

s
a
n
t
u
n

k
e
p
a
d
a

o
r
a
n
g

l
a
i
n

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

s
a
p
a
a
n
,

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

d
a
n

m
a
a
f

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


T
a
n
y
a

j
a
w
a
b

t
e
n
t
a
n
g

a
t
u
r
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

d
i


M
e
m
b
e
n
t
u
k

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
a
p
a
n

b
e
r
p
a
k
u

a
t
a
u

m
e
d
i
a

l
a
i
n
n
y
a

(
K
I
-
4
)


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/
m
e
l
u
k
i
s

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/

m
e
m
b
e
n
t
u
k

s
e
g
i
t
i
g
a

a
t
a
u

s
e
g
i

e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

a
l
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

y
a
n
g

m
e
m
i
l
i
k
i

c
i
r
i

t
e
r
t
e
n
t
u

(
m
i
s
a
l

t
i
n
g
g
i

s
a
m
a

a
t
a
u

c
i
r
i

l
a
i
n
n
y
a
)


P
e
n
j
a
s

O
r
k
e
s


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

d
a
l
a
m

m
e
l
a
k
u
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

y
a
n
g

m
e
n
y
e
n
a
n
g
k
a
n

(
K
I
-
2
)



M
a
m
p
u

b
e
k
e
r
j
a
s
a
m
a

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

d
a
n

g
u
r
u

s
e
l
a
m
a

b
e
r
a
k
t
i
v
i
t
a
s


M
a
m
p
u

m
e
n
a
m
p
i
l
k
a
n

u
n
j
u
k

k
e
r
j
a

g
e
r
a
k

t
a
n
p
a

r
a
g
u


M
a
m
p
u

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

y
a
n
g

d
i
t
u
g
a
s
k
a
n

t
a
n
p
a

r
a
s
a

t
a
k
u
t

o
M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

m
a
n
u
s
i
a

d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n
n
y
a

(
K
I
-
3
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

s
t
r
u
k
t
u
r

t
u
b
u
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
n
g
o
t
a

t
u
b
u
h

b
a
g
i
a
n

a
t
a
s

d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n
n
y
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h

b
a
g
i
a
n

b
a
w
a
h

d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n
n
y
a


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

c
a
r
a

m
e
n
j
a
g
a


k
e
b
e
r
s
i
h
a
n

d
i
r
i

y
a
n
g

m
e
l
i
p
u
t
i

k
e
b
e
r
s
i
h
a
n

b
a
d
a
n
,

k
u
k
u
,

k
u
l
i
t
,

g
i
g
i
,

d
a
n

r
a
m
b
u
t


d
a
n

p
a
k
a
i
a
n

(
K
I
-
3
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
l
a
s
a
n

m
e
n
g
a
o
p
a

h
a
r
u
s

m
a
n
d
i
,

p
o
t
o
n
g

k
u
k
u
,

s
i
k
a
t

g
i
g
i

)


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
r
a
k
t
e
k

m
e
n
g
g
o
s
o
s
k

g
i
g
i
,

p
o
t
o
n
g

k
u
k
u




M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
j
a
l
a
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

7

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N


A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

g
e
r
a
k


(
k
o
n
s
e
p

:

t
u
b
u
h
,

r
u
a
n
g
,

h
u
b
u
n
g
a
n
,

d
a
n

u
s
a
h
a
)

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k



p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

(
K
I
-
4
)


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

(
K
I
-
4
)


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

(
K
I
-
4
)


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

j
a
s
m
a
n
i

u
n
t
u
k

m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

d
a
n

k
e
l
i
n
c
a
h
a
n

t
u
b
u
h

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

(
K
I
-
4
)


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n


b
e
r
b
a
g
a
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

d
a
l
a
m

s
e
n
a
m

(
m
e
n
d
a
r
a
t
,

g
e
r
a
k

b
e
r
p
i
n
d
a
h
,

a
y
u
n
a
n
,

p
u
t
a
r
a
n
,

t
o
l
a
k
a
n
,

l
a
y
a
n
g
a
n

d
a
n

k
e
t
i
n
g
g
i
a
n
)

K
I
-
4
)


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

d
a
s
a
r

m
e
n
g
a
y
u
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
g
g
u
l
i
r
k
a
n

b
o
l
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
y
e
p
a
k

b
o
l
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

d
i

t
e
m
p
a
t


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t


d
a
n

m
e
n
d
a
r
a
t

d
e
n
g
a
n

d
u
a

k
a
k
i


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
e
n
g
g
o
k


k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
e
r
i
r
a
m
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

o
t
o
t
-
o
t
o
t

y
a
n
g

b
e
r
p
e
r
a
n

d
a
l
a
m

a
k
t
i
v
i
t
a
s

b
e
r
j
a
l
a
n
,

b
e
r
l
a
r
i

d
a
n

m
e
l
o
m
p
a
t


s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i

d
a
r
i

b
e
n
d
a

b
e
r
b
e
n
t
u
k

s
e
g
i
t
i
g
a

a
t
a
u

s
e
g
i
e
m
p
a
t

y
a
n
g

d
i
b
a
w
a

d
a
r
i

r
u
m
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

j
u
m
l
a
h

s
i
s
i
,

s
u
d
u
t
,

d
s
b
.


M
e
m
e
g
a
n
g

a
l
a
t

t
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

u
n
t
u
k

m
e
n
g
h
u
b
u
n
g
k
a
n

g
a
m
b
a
r

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

d
a
n

l
e
n
g
k
u
n
g

d
a
r
i

t
i
t
i
k
-
t
i
t
i
k


M
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

e
k
s
p
r
e
s
i

d
a
r
i

b
e
n
t
u
k

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
g
i
t
i
g
a

a
t
a
u

s
e
g
i
e
m
p
a
t


M
e
l
o
m
p
a
t

s
a
t
u

d
a
n

d
u
a

k
a
k
i

d
i

a
t
a
s

g
a
m
b
a
r

b
e
n
t
u
k

b
a
n
g
u
n

d
a
s
a
r

s
e
g
i
t
i
g
a

d
a
n

s
e
g
i
e
m
p
a
t


M
e
m
b
u
a
t

b
e
n
t
u
k

s
e
g
i
t
i
g
a

d
a
n

s
e
g
i
e
m
p
a
t

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

m
e
d
i
a

(
m
i
s
a
l
n
y
a
:

b
a
t
a
n
g

k
o
r
e
k

a
p
i
,

l
i
d
i
,

t
u
s
u
k

g
i
g
i
,

d
l
l
)


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

D
a
r
i

S
a
b
a
n
g

S
a
m
p
a
i

M
e
r
a
u
k
e

d
e
n
g
a
n

d
i
i
r
i
n
g
i

t
e
p
u
k
a
n

t
a
n
g
a
n
,

j
e
n
t
i
k
a
n

j
a
r
i

a
t
a
u

h
e
n
t
a
k
a
n

k
a
k
i



B
e
r
m
a
i
n

m
e
n
g
a
y
u
n
k
a
n

l
e
n
g
a
n

d
a
r
i

p
o
s
i
s
i

b
e
r
d
i
r
i
,

b
e
r
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

l
u
t
u
t
,

d
a
n

d
u
d
u
k

s
e
l
o
n
j
o
r

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
.


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

t
e
r
s
e
b
u
t

s
e
s
u
a
i

s
y
a
i
r

l
a
g
u
,

u
c
a
p
a
n

j
e
l
a
s

d
a
n

f
r
a
s
e
r
i
n
g

d
e
n
g
a
n

t
e
p
u
k

i
r
a
m
a

d
a
n

t
e
p
u
k

b
i
r
a
m
a

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k
/
b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

b
e
b
a
s

s
e
s
u
a
i

t
e
m
a

d
a
n

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

d
i
b
u
a
t
n
y
a

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k

(
c
e
r
i
t
a
/
t
e
m
a

g
a
m
b
a
r
,

w
a
r
n
a

y
a
n
g

d
i
g
u
n
a
k
a
n
)

P
e
n
i
l
a
i
a
n



P
e
n
i
a
l
i
a
n

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

l
e
m
b
a
r

o
b
s
e
r
v
a
s
i


T
e
s

l
i
s
a
n


P
e
n
i
l
a
i
a
n

u
n
j
u
k

k
e
r
j
a

(
p
e
r
f
o
r
m
a
n
c
e
)

M
i
n
g
g
u

K
e
e
m
p
a
t

(
2
3

t
o
p
i
k
)


B
e
r
d
o
a


s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

8

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N


A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r


s
e
n
a
m

r
i
t
m
i
k

s
e
d
e
r
h
a
n
a

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
o
l
a

l
o
k
o
m
o
t
o
r

d
a
n

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k


m
e
n
g
i
k
u
t
i

i
r
a
m
a

(
k
e
t
u
k
a
n
)

t
a
n
p
a
/
d
e
n
g
a
n

m
u
s
i
k

(
K
I
-
4
)


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

g
u
r
u


M
e
n
y
a
n
y
i

l
a
g
u

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
t
e
r
t
i
b
a
n


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

g
a
m
b
a
r

p
a
k
a
i
a
n

d
a
e
r
a
h

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

s
u
k
u


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

g
a
m
b
a
r

p
a
k
a
i
a
n

d
a
e
r
a
h

u
n
t
u
k

l
a
k
i
-
l
a
k
i

d
a
n

p
e
r
e
m
p
u
a
n

d
a
r
i

b
e
b
e
r
a
p
a

d
a
e
r
a
h

(
m
i
s
a
l
n
y
a
:

d
a
r
i

P
a
p
u
a
,

M
a
k
a
s
s
a
r
,

J
a
k
a
r
t
a
)


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

s
u
k
u


t
e
m
a
n
-
t
e
m
a
n

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

k
e
l
a
s
n
y
a


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g


s
u
k
u

t
e
m
a
n

d
i
s
e
b
e
l
a
h
n
y
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k


m
e
n
g
k
l
a
s
i
f
i
k
a
s
i
k
a
n

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
a
t
u
h

d
a
n

t
i
d
a
k

p
a
t
u
h

p
a
d
a

p
e
r
a
t
u
r
a
n


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n


m
a
n
f
a
a
t

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
t
i
b

p
a
d
a

a
t
u
r
a
n

d
i

k
e
l
a
s

d
a
n

a
k
i
b
a
t

j
i
k
a

t
i
d
a
k

m
e
m
a
t
u
h
i

p
e
r
a
t
u
r
a
n


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/
M
e
l
u
k
i
s

g
a
m
b
a
r

b
e
n
d
a

k
e
s
a
y
a
n
g
a
n
k
u

y
a
n
g

b
e
r
b
e
n
t
u
k

s
e
g
i
t
i
g
a

d
a
n

s
e
g
i
e
m
p
a
t

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

m
e
d
i
a

y
a
n
g

d
i
s
i
a
p
k
a
n

g
u
r
u

(
c
a
t

d
a
n

k
u
a
s
,

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

c
r
a
y
o
n

d
l
l


B
e
r
m
a
i
n

m
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

n
a
m
a

n
a
m
a

b
e
n
d
a


k
e
s
a
y
a
n
g
a
n
k
u

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i
n
y
a

y
a
n
g

b
e
r
b
e
n
t
u
k

k
o
t
a
k
,

b
u
l
a
t

d
a
n

t
a
b
u
n
g


M
e
n
a
n
g
k
a
p

b
o
l
a
/
b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
i
l
a
m
b
u
n
g
k
a
n

s
e
n
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

d
i
a
m

d
i

t
e
m
p
a
t
,


d
a
n

s
a
m
b
i
l

b
e
r
j
a
l
a
n


M
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

g
u
r
u

t
e
n
t
a
n
g

b
e
n
t
u
k

d
a
n

w
a
r
n
a

b
o
l
a

y
a
n
g

d
i
g
u
n
a
k
a
n


M
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

g
u
r
u

t
e
n
t
a
n
g

o
t
o
t
-
o
t
o
t

y
a
n
g

b
e
r
p
e
r
a
n


d
a
l
a
m

a
k
t
i
v
i
t
a
s

b
e
r
j
a
l
a
n
,

b
e
r
l
a
r
i

d
a
n

m
e
l
o
m
p
a
t


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

e
k
s
p
r
e
s
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

w
a
r
n
a
-
w
a
r
n
a

p
r
i
m
e
r


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

d
i
b
u
a
t
n
y
a

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k

(
c
e
r
i
t
a
/
t
e
m
a

g
a
m
b
a
r
,

w
a
r
n
a

y
a
n
g

d
i
g
u
n
a
k
a
n
)

S
E
N
I

B
U
D
A
Y
A

&

D
E
S
A
I
N


M
e
r
a
s
a
k
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

s
e
b
a
g
a
i

w
u
j
u
d

r
a
s
a

s
y
u
k
u
r

k
e
p
a
d
a

T
u
h
a
n

(
K
I
-
1
,

K
D
-
1
)


M
e
n
g
a
m
a
t
i

a
l
a
m

s
e
k
i
t
a
r


M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

a
l
a
m

s
e
k
i
t
a
r

y
a
n
g

d
i
a
m
a
t
i
n
y
a


M
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n

s
y
u
k
u
r

p
a
d
a

T
u
h
a
n

a
t
a
s

a
n
u
g
e
r
a
h

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m
.



M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

u
n
t
u
k

m
e
n
g
e
k
s
p
r
e
s
i
k
a
n

d
i
r
i

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a
,

b
e
r
n
y
a
n
y
i
,

d
a
n

m
e
n
a
r
i

(
K
I
-
2
,

K
D
-
1
)


m
e
n
a
m
p
i
l
k
a
n

k
a
r
y
a
n
y
a

s
e
n
d
i
r
i

d
i
d
e
p
a
n

t
e
m
a
n
n
y
a


m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
e
n
d
a
p
a
t


d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k


m
e
m
u
t
u
s
k
a
n

k
a
r
y
a

a
p
a

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
b
u
a
t
n
y
a


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

r
a
s
a

i
n
g
i
n

t
a
h
u

u
n
t
u
k

m
e
n
g
e
n
a
l

a
l
a
m

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

s
e
b
a
g
a
i

i
d
e

u
n
t
u
k

b
e
r
k
a
r
y
a

(
K
I
-
2
,

K
D
-
2
)


m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

s
e
c
a
r
a

s
e
k
s
a
m
a


m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

r
a
s
a

i
n
g
i
n

t
a
h
u

d
e
n
g
a
n

b
e
r
t
a
n
y
a


m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

r
a
s
a

i
n
g
i
n

t
a
h
u

d
e
n
g
a
n

k
a
r
y
a


M
e
n
g
e
n
a
l


p
o
l
a

i
r
a
m
a

l
a
g
u

b
e
r
v
a
r
i
a
s
i

d
e
n
g
a
n

a
l
a
t

m
u
s
i
k

r
i
t
m
i
s


(
K
I
-
3
,

K
D
-
2
)



M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

r
a
t
a


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

r
a
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
l
a
t
-
a
l
a
t

m
u
s
i
k

r
i
t
m
i
s

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
n
g
e
n
a
l

j
u
d
u
l

l
a
g
u

d
a
n

i
r
i
n
g
a
n
n
y
a



M
e
n
g
e
n
a
l

g
a
m
b
a
r


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

w
a
r
n
a

p
o
k
o
k



9

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N


A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

e
k
s
p
r
e
s
i

(
K
I
-
3
,
K
D
-
1
)

(
k
u
n
i
n
g

m
e
r
a
h

b
i
r
u
)


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

w
a
r
n
a

p
o
k
o
k


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

t
e
m
a

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

d
i
b
u
a
t


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

d
a
n

m
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

b
e
r
w
a
r
n
a

s
a
m
a


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

a
t
a
u

p
u
i
s
i

t
e
n
t
a
n
g

C
i
t
a
-
c
i
t
a
k
u
.



m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
i
t
a
-
c
i
t
a
n
y
a


M
e
n
y
a
n
y
i

l
a
g
u

C
i
t
a
-
c
i
t
a
k
u


c
i
p
t
a
a
n

I
b
u

S
u
d

s
e
c
a
r
a

b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a

s
e
s
u
a
i

s
y
a
i
r

l
a
g
u
,

u
c
a
p
a
n

j
e
l
a
s

d
a
n

f
r
a
s
e
r
i
n
g

d
e
n
g
a
n

t
e
p
u
k

i
r
a
m
a

d
a
n

t
e
p
u
k

b
i
r
a
m
a

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k
/
b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a


M
e
m
b
a
h
a
s

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
l
a
m


l
a
g
u

t
e
r
s
e
b
u
t


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
p
a

y
a
n
g

t
e
r
j
a
d
i

d
e
n
g
a
n

n
a
f
a
s

s
e
t
e
l
a
h

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

d
a
n

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
l
a
s
a
n

s
e
c
a
r
a

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
n
y
u
b
u
t
k
a
n

a
p
a

y
a
n
g

t
e
r
j
a
d
i

d
e
n
g
a
n

j
a
n
t
u
n
g

s
e
t
e
l
a
h

m
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

d
a
n

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
l
a
s
a
n

s
e
c
a
r
a

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t
-
l
o
m
p
a
t

d
i

t
e
m
p
a
t

s
a
m
b
i
l

b
e
r
p
e
g
a
n
g
a
n

t
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

b
e
b
a
s

m
e
n
g
i
k
u
t
i

m
u
s
i
k

P
e
n
i
l
a
i
a
n


P
e
n
i
a
l
i
a
n

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

l
e
m
b
a
r

o
b
s
e
r
v
a
s
i


T
e
s

l
i
s
a
n


P
e
n
i
l
a
i
a
n

u
n
j
u
k

k
e
r
j
a

(
p
e
r
f
o
r
m
a
n
c
e
)


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

a
n
a
k
-
a
n
a
k

d
a
n

m
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

t
e
p
u
k

b
i
r
a
m
a

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k

(
K
I
-
4
,

K
D
-
5
)


M
e
n
y
a
n
y
i

d
e
n
g
a
n

t
e
p
u
k

i
r
a
m
a


M
e
n
y
a
n
y
i

d
e
n
g
a
n

t
e
p
u
k

b
i
r
a
m
a


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

s
y
a
i
r

d
a
n

m
a
k
n
a


M
e
m
b
a
c
a

s
y
a
i
r

l
a
g
u

d
e
n
g
a
n

u
c
a
p
a
n

y
a
n
g

j
e
l
a
s


M
e
n
y
a
n
y
i

l
a
g
u

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

f
r
a
s
e
r
i
n
g



M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

e
k
s
p
r
e
s
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
o
l
a
h

g
a
r
i
s
,

w
a
r
n
a
,

d
a
n

b
e
n
t
u
k

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

(
K
I
-
4
,

K
D
-
1
)


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

g
a
r
i
s

l
e
n
g
k
u
n
g

d
a
n

g
a
r
i
s

p
a
t
a
h


M
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

g
a
r
i
s

l
e
n
g
k
u
n
g

d
a
n

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

d
e
n
g
a
n

w
a
r
n
a

p
o
k
o
k


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

s
e
s
u
a
i

t
e
m
a

y
a
n
g

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n







2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I

T
e
m
a

2

:

K
e
g
e
m
a
r
a
n
k
u

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h


K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1

S
I
L
A
B
U
S

K
E
L
A
S
:

1

T
E
M
A
:

K
E
G
E
M
A
R
A
N
K
U


K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

P
P
K
n


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a
,

t
e
m
a
n
,

d
a
n

g
u
r
u
,

s
e
b
a
g
a
i

p
e
r
w
u
j
u
d
a
n

n
i
l
a
i

d
a
n

m
o
r
a
l

P
a
n
c
a
s
i
l
a
.

(
K
I
-
2
,
K
D
-
1
)


B
e
r
s
i
k
a
p


b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a


B
e
r
s
i
k
a
p


b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n


B
e
r
s
i
k
a
p


b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

g
u
r
u


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

y
a
n
g

h
a
r
u
s

d
i
l
a
k
u
k
a
n

k
e
t
i
k
a

t
e
r
l
a
m
b
a
t

t
i
b
a

d
i

s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
d
i
s
i
p
l
i
n
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
i
r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

s
a
n
t
u
n


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

d
a
l
a
m

k
e
g
i
a
t
a
n
-
k
e
g
i
a
t
a
n

t
e
r
m
a
s
u
k

k
e
t
i
k
a

m
e
m
b
a
n
t
u

i
b
u

d
i

r
u
m
a
h



P
a
d
a

T
e
m
a

i
n
i

p
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
i
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n

4

m
i
n
g
g
u

K
e
g
i
a
t
a
n

M
i
n
g
g
u

P
e
r
t
a
m
a


1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u


3
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

s
e
c
a
r
a

b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a

m
e
n
y
e
b
u
t

y
e
l
-
y
e
l

s
e
m
a
n
g
a
t

d
e
n
g
a
n

l
a
f
a
l

y
a
n
g

j
e
l
a
s

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
e
p
e
r
t
i

r
a
j
i
n

m
e
m
b
a
c
a

d
i
j
a
w
a
b

s
e
c
a
r
a

b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a

b
e
r
m
a
n
f
a
a
t

s
e
k
a
l
i

.
!

R
a
j
i
n

b
e
r
o
l
a
h
r
a
g
a

j
a
w
a
b

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

s
e
c
a
r
a

b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a

s
a
n
g
a
t

m
e
n
y
e
h
a
t
k
a
n

.
!

D
a
n

s
e
t
e
r
u
s
n
y
a


4
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

k
e
g
e
m
a
r
a
n
n
y
a

m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n

s
e
b
a
n
g
k
u
n
y
a
,

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n
n
y
a

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n
-
t
e
m
a
n

d
i

k
e
l
a
s
n
y
a


5
.

B
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k
,

k
e
m
u
d
i
a
n

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n

d
a
r
i

g
u
r
u

m
e
n
g
e
n
a
i

a
l
a
s
a
n

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
y
u
k
a
i

h
a
l

t
e
r
s
e
b
u
t
,

s
e
b
e
r
a
p
a

s
e
r
i
n
g

i
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n
n
y
a
,

a
p
a

m
a
n
f
a
a
t

d
a
r
i

k
e
g
e
m
a
r
a
n
n
y
a

i
t
u
.


6
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n


d
e
n
g
a
n

k
e
g
e
m
a
r
a
n
,

k
e
m
u
d
i
a
n

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
g
e
n
a
l
i

p
e
r
i
l
a
k
u


t
e
r
p
u
j
i

d
a
r
i

c
e
r
i
t
a

t
e
r
s
e
b
u
t

3
5

m
e
n
i
t

X

3
0

J
P

X

4

m
i
n
g
g
u

3
0

J
P

X

3
5

m
e
n
i
t




1
.

D
i
r
i

A
n
a
k

2
.

T
e
k
s

c
e
r
i
t
a

d
a
n

p
u
i
s
i

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
g
e
m
a
r
a
n

3
.

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

4
.

M
e
d
i
a

G
a
m
b
a
r

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k


5
.

G
a
m
b
a
r

u
n
t
u
k

m
e
w
a
r
n
a
i

6
.

B
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

s
i
s
w
a

7
.

G
a
m
b
a
r

t
e
n
t
a
n
g

p
e
r
i
l
a
k
u

d
i
s
i
p
l
i
n


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
2
,
K
D
-
4
)


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

m
a
n
f
a
a
t

b
e
r
t
e
m
a
n

d
e
n
g
a
n

s
e
m
u
a

o
r
a
n
g


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

g
a
m
b
a
r


b
e
n
t
u
k

f
i
s
i
k

l
a
k
i
-
l
a
k
i

d
a
n

p
e
r
e
m
p
u
a
n


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n


g
a
m
b
a
r

p
a
k
a
i
a
n

d
a
r
i

b
e
b
e
r
a
p
a

d
a
e
r
a
h

(
m
i
s
a
l
n
y
a
:

d
a
r
i

B
a
n
d
u
n
g
,

2

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

P
a
d
a
n
g
,

K
a
l
i
m
a
n
t
a
n
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
a
n
p
a

m
e
m
b
e
d
a
k
a
n

j
e
n
i
s

k
e
l
a
m
i
n



7
.

D
a
r
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

g
a
m
b
a
r

d
i

a
t
a
s

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
w
a
r
n
a
i

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
g
e
m
a
r
a
n

t
o
k
o
h

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a

t
e
r
s
e
b
u
t
,

k
e
m
u
d
i
a
n

g
a
m
b
a
r

t
e
r
s
e
b
u
t

d
i
t
e
m
p
e
l

d
i

m
a
d
i
n
g

k
e
l
a
s

(
s
e
b
a
i
k
n
y
a

b
u
k
a
n

h
a
n
y
a

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

b
a
g
u
s
-
b
a
g
u
s

s
s
a
j
a
)


8
.

D
i

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g


p
e
r
i
l
a
k
u

d
i
s
i
p
l
i
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h
,

s
e
r
t
a

s
a
l
i
n
g

b
e
r
c
e
r
i
t
a

t
e
n
t
a
n
g

k
e
g
e
m
a
r
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i


d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

s
a
n
t
u
n


9
.

M
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

g
a
m
b
a
r

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u
-
p
e
r
i
l
a
k
u

y
a
n
g

h
a
r
u
s

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

u
n
t
u
k

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
i
k
a
p

d
i
s
i
p
l
i
n


1
0
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

m
a
k
a
n
a
n

k
e
g
e
m
a
r
a
n

y
a
n
g

d
i
j
u
a
l

d
i

k
a
n
t
i
n

a
t
a
u

s
e
k
i
t
a
r

s
e
k
o
l
a
h
.

1
1
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

m
a
k
a
n
a
n

k
e
g
e
m
a
r
a
n

y
a
n
g

d
i
b
a
w
a

d
a
r
i

r
u
m
a
h

u
n
t
u
k

b
e
k
a
l

d
i

s
e
k
o
l
a
h


1
2
.

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
i
k
a
p

d
i
s
i
p
l
i
n

p
a
d
a

w
a
k
t
u

b
e
l
a
j
a
r
,

i
s
t
i
r
a
h
a
t
,

d
a
n

b
e
r
m
a
i
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

d
i

r
u
m
a
h
,

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

s
a
p
a
a
n
,

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h
,

d
a
n

m
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

m
a
a
f
.

1
3
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
k
a
n
t
i
n

s
e
k
o
l
a
h
)

u
n
t
u
k

m
e
n
g
e
t
a
h
u
i

j
a
j
a
n
a
n

y
a
n
g

s
e
h
a
t

d
a
n

m
e
m
i
l
i
h

j
a
j
a
n
a
n

y
a
n
g

s
e
h
a
t
.


1
4
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

j
u
j
u
r

y
a
n
g

s
e
b
a
i
k
n
y
a

d
i
t
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
t
i
k
a

t
e
r
l
a
m
b
a
t

t
i
b
a

d
i

s
e
k
o
l
a
h
,

k
e
t
i
k
a

t
i
d
a
k

m
e
m
b
u
a
t

P
R
,

a
t
a
u

k
e
t
i
n
g
g
a
l
a
n

b
u
k
u

d
i

r
u
m
a
h
,



3
0

J
P

X

3
5

m
e
n
i
t


M
e
n
g
e
n
a
l

P
a
n
c
a
s
i
l
a

d
a
n

s
i
m
b
o
l
-
s
i
m
b
o
l

s
i
l
a

P
a
n
c
a
s
i
l
a

d
a
l
a
m

l
a
m
b
a
n
g

n
e
g
a
r
a

G
a
r
u
d
a

P
a
n
c
a
s
i
l
a


m
e
l
a
l
u
i

l
a
g
u
,

g
a
m
b
a
r
,

d
a
n
/
a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

(
K
I
-
3
,
K
D
-
4
)

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

g
a
m
b
a
r

b
a
g
i
a
n


b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

p
a
d
a

l
a
m
b
a
n
g

G
a
r
u
d
a

P
a
n
c
a
s
i
l
a
.

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

b
a
h
w
a

d
i

d
a
l
a
m

l
a
m
b
a
n
g

G
a
r
u
d
a

P
a
n
c
a
s
i
l
a

t
e
r
d
a
p
a
t

b
u
l
u

s
a
y
a
p
,

b
u
l
u

e
k
o
r

d
a
n

b
u
l
u

l
e
h
e
r

M
e
m
b
a
c
a
k
a
n

t
u
l
i
s
a
n

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

p
a
d
a

p
i
t
a

b
u
r
u
n
g

g
a
r
u
d
a

M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

l
a
g
u

G
a
r
u
d
a

P
a
n
c
a
s
i
l
a




1
.

D
i
r
i

A
n
a
k

2
.

T
e
k
s

c
e
r
i
t
a

d
a
n

p
u
i
s
i

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
g
e
m
a
r
a
n

3
.

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

4
.

M
e
d
i
a

G
a
m
b
a
r

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

m
e
m
b
a
n
t
u

i
b
u

d
i

r
u
m
a
h


5
.

B
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

s
i
s
w
a

6
.

G
a
m
b
a
r

t
e
n
t
a
n
g

a
k
t
i
f
i
t
a
s

b
a
i
k

s
a
a
t

b
e
l
a
j
a
r

d
a
n

b
e
r
m
a
i
n


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

P
a
n
c
a
s
i
l
a


d
a
n

s
i
m
b
o
l
-
s
i
m
b
o
l

s
i
l
a

P
a
n
c
a
s
i
l
a

m
e
l
a
l
u
i

l
a
g
u
,

c
e
r
i
t
a
,

g
a
m
b
a
r
,

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

(
K
I
-
4
,
K
D
-
2
)

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

g
a
m
b
a
r

b
a
g
i
a
n


b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

p
a
d
a

l
a
m
b
a
n
g

G
a
r
u
d
a

P
a
n
c
a
s
i
l
a
.




3

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

d
a
n

p
u
i
s
i

t
e
n
t
a
n
g

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

(
p
e
r
h
a
t
i
a
n

p
a
d
a

s
e
s
a
m
a

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a
)

(
K
I
-
1
,
K
D
-
4
)


M
e
n
g
e
n
a
l
i

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

d
a
r
i

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n


M
e
n
g
e
n
a
l
i

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

d
a
r
i

p
u
i
s
i

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n

1
5
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

p
u
i
s
i

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
g
e
m
a
r
a
n
,

k
e
m
u
d
i
a
n

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
g
e
n
a
l
i

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

d
a
r
i

p
u
i
s
i

t
e
r
s
e
b
u
t

1
6
.

M
e
n
g
e
n
a
l
i

s
a
l
a
h

s
a
t
u


p
e
r
i
l
a
k
u

b
e
r
t
a
n
g
g
u
n
g
j
a
w
a
b

y
a
i
t
u

m
e
m
e
l
i
h
a
r
a

t
a
n
a
m
a
n
,

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
n
g
e
n
a
l
i

d
a
m
p
a
k

d
a
r
i

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
s
e
b
u
t

b
a
g
i

d
i
r
i

s
e
n
d
i
r
i
,

o
r
a
n
g

l
a
i
n

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
.


1
7
.

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

d
e
n
g
a
n

m
e
l
a
k
u
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n


m
e
r
a
w
a
t

d
a
n

m
e
m
e
l
i
h
a
r
a

t
a
n
a
m
a
n

y
a
n
g

a
d
a

d
i

d
e
k
a
t

k
e
l
a
s
n
y
a

d
a
n

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
o
l
a
h
n
y
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n


1
.

T
e
r
t
u
l
i
s


2
.

L
i
s
a
n

3
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

4
.

p
o
r
t
o
f
o
l
i
o


M
i
n
g
g
u

K
e
d
u
a



1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u


3
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

s
e
c
a
r
a

b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a

m
e
n
y
e
b
u
t

y
e
l
-
y
e
l

s
e
m
a
n
g
a
t

d
e
n
g
a
n

l
a
f
a
l

y
a
n
g

j
e
l
a
s

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
e
p
e
r
t
i

r
a
j
i
n

b
e
l
a
j
a
r


d
i
j
a
w
a
b

s
e
c
a
r
a

b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a

p
a
s
t
i

p
i
n
t
a
r

.
!

R
a
j
i
n

b
e
r
n
y
a
n
y
i

j
a
w
a
b

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

s
e
c
a
r
a

b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a

s
a
n
g
a
t

m
e
n
y
e
n
a
n
g
k
a
n

.
!

D
a
n

s
e
t
e
r
u
s
n
y
a


4
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n


c
e
r
i
t
a

t
e
n
t
a
n
g


t
o
k
o
h

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u

k
e
g
e
m
a
r
a
n
n
y
a
,

k
e
m
u
d
i
a
n

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a
n
y
a

s
e
n
d
i
r
i

m
e
n
g
e
n
a
i
t
o
k
o
h
,

d
a
n

h
a
l
-
h
a
l

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
g
e
m
a
r
a
n


3
0

J
P

X

3
5

m
e
n
i
t





1
.

D
i
r
i

A
n
a
k

2
.

T
e
k
s

c
e
r
i
t
a

d
a
n

p
u
i
s
i

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
g
e
m
a
r
a
n

3
.

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

4
.

M
e
d
i
a

G
a
m
b
a
r

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

m
e
m
b
a
n
t
u

i
b
u

d
i

r
u
m
a
h


5
.

B
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

s
i
s
w
a

6
.

G
a
m
b
a
r

t
e
n
t
a
n
g

a
k
t
i
f
i
t
a
s

b
a
i
k

s
a
a
t

b
e
l
a
j
a
r

d
a
n

b
e
r
m
a
i
n


M
e
n
y
a
p
a

d
a
n

m
e
n
y
a
m
p
a
i
k
a
n

u
c
a
p
a
n

s
e
l
a
m
a
t
,

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

a
t
a
u

p
e
r
m
o
h
o
n
a
n

m
a
a
f

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
o
n
t
e
k
s
n
y
a

(
K
I
-
2
,
K
D
-
2
)


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

s
a
p
a
a
n

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

m
a
a
f

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


M
e
m
a
h
a
m
i

i
s
i

c
e
r
i
t
a

m
e
l
a
l
u
i

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n


d
e
n
g
a
n

p
e
n
u
h

p
e
r
h
a
t
i
a
n

d
a
n

m
e
n
g
a
j
u
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

(
K
I
-
3
,
K
D
-
2
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a
-
n
a
m
a

t
o
k
o
h

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a
-
n
a
m
a

t
e
m
p
a
t

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

u
r
u
t
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a


M
e
n
g
a
j
u
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

b
e
r
k
e
n
a
a
n

d
e
n
g
a
n

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

t
o
k
o
h

M
e
m
a
h
a
m
i

c
a
r
a

m
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

(
K
I
-
3
,
K
D
-
3
)


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

b
u
n
y
i

v
o
k
a
l

d
a
l
a
m

k
a
t
a

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

b
u
n
y
i

k
o
n
s
o
n
a
n

d
a
l
a
m

k
a
t
a

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


4

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R


M
e
n
g
a
m
a
t
i

c
o
n
t
o
h

p
e
n
u
l
i
s
a
n

k
a
t
a

s
e
b
a
g
a
i

k
e
t
e
r
a
n
g
a
n

g
a
m
b
a
r
,

b
e
r
c
e
r
i
t
a

d
a
n

m
e
n
y
a
l
i
n

k
a
t
a

(
K
I
-
4
,
K
D
-
6
)


M
e
n
c
o
c
o
k
k
a
n

k
e
t
e
p
a
t
a
n

k
a
t
a

d
e
n
g
a
n

g
a
m
b
a
r


M
e
n
y
a
l
i
n

k
a
t
a

d
e
n
g
a
n

h
u
r
u
f

t
e
g
a
k

l
e
p
a
s


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

s
e
c
a
r
a

l
i
s
a
n

t
e
n
t
a
n
g

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

d
i
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n


t
o
k
o
h

t
e
r
s
e
b
u
t

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n


c
e
r
i
t
a



5
.

D
i

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
m
i
l
i
h

g
e
r
a
k
a
n

y
a
n
g

p
a
l
i
n
g

d
i
s
u
k
a
i
n
y
a

d
a
r
i

g
e
r
a
k
a
n
-
g
e
r
a
k
a
n


d
a
s
a
r

j
a
l
a
n
,


b
e
r
l
a
r
i
,

d
a
n

m
e
l
o
m
p
a
t
.




6
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

d
i
m
i
n
t
a

u
n
t
u
k

m
e
m
i
k
i
r
k
a
n

g
e
r
a
k
a
n

b
i
n
a
t
a
n
g

y
a
n
g

m
e
m
i
l
i
k
i

k
e
m
i
r
i
p
a
n

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k
a
n

j
a
l
a
n
,

b
e
r
l
a
r
i

d
a
n

m
e
l
o
m
p
a
t
,

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n
n
y
a
.



7
.

D
i

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

s
a
l
i
n
g

b
e
r
c
e
r
i
t
a

t
e
n
t
a
n
g


m
a
n
f
a
a
t


p
e
d
u
l
i

t
e
r
h
a
d
a
p

s
e
s
a
m
a
,


d
a
n

b
e
r
t
a
n
y
a

j
a
w
a
b

t
e
n
t
a
n
g

m
a
n
f
a
a
t

b
e
r
t
e
m
a
n

d
e
n
g
a
n

s
e
m
u
a

o
r
a
n
g
.


8
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

s
e
c
a
r
a

b
e
r
g
i
l
i
r
a
n

m
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

b
a
h
a
n

a
l
a
m

u
n
t
u
k

l
i
p
a
t

g
u
n
t
i
n
g
,

d
a
n

t
e
m
p
e
l

y
a
n
g

d
i
s
u
k
a
i
n
y
a

(
b
a
h
a
n

a
l
a
m

m
i
s
a
l
n
y
a

b
e
r
b
a
g
a
i

j
e
n
i
s

d
e
d
a
u
n
a
n
,

k
e
l
o
p
a
k

b
u
n
g
a
,

p
e
l
e
p
a
h

p
i
s
a
n
g
,

r
a
n
t
i
n
g
-
r
a
n
t
i
n
g

d
a
n

s
e
b
a
g
a
i
n
y
a
)


9
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
m
i
l
i
h

k
a
r
y
a

a
p
a

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i

b
u
a
t

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
i
l
i
h
a
n
-
p
i
l
i
h
a
n

y
a
n
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n

g
u
r
u
.


1
0
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

d
a
r
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m

d
e
n
g
a
n

t
e
k
n
i
k

g
u
n
t
i
n
g

d
a
n

t
e
m
p
e
l


1
1
.


P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
g
a
n
t
i
a
n

m
e
n
g
e
n
a
i

p
e
r
i
l
a
k
u

m
e
m
b
a
n
t
u

i
b
u

d
i

r
u
m
a
h
.



1
2
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

k
e
g
i
a
t
a
n

k
e
g
e
m
a
r
a
n
n
y
a

d
a
l
a
m

p
e
r
i
l
a
k
u

m
e
m
b
a
n
t
u

i
b
u

d
i

r
u
m
a
h

3
0

J
P

X

3
5

m
e
n
i
t



1
.

D
i
r
i

A
n
a
k

2
.

G
a
m
b
a
r

t
a
t
a

c
a
r
a

m
e
n
u
l
i
s

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

b
e
n
a
r

3
.

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

4
.

M
e
d
i
a

G
a
m
b
a
r

j
a
l
a
n
,

l
o
m
p
a
t

d
a
n

l
a
r
i


5
.

B
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

s
i
s
w
a

6
.

L
K
S


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
b
a
c
a

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u
,

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g


t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,
K
D
-
8
)


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
m
e
g
a
n
g

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t


M
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
m
b
a
c
a

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
u
l
i
s

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

p
e
n
s
i
l
,

c
a
r
a

m
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

d
a
n

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,
K
D
-
9
)


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
m
e
g
a
n
g

a
l
a
t

t
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g


M
a
t
e
m
a
t
i
k
a


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

d
i
s
i
p
l
i
n

t
e
p
a
t

w
a
k
t
u

d
e
n
g
a
n

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n


M
e
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

t
u
g
a
s

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

h
a
s
i
l

b
a
i
k

d
a
n

s
e
l
e
s
a
i

t
e
p
a
t

w
a
k
t
u


B
e
r
s
i
k
a
p

d
i
s
i
p
l
i
n

d
a
l
a
m

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

w
a
k
t
u

b
e
l
a
j
a
r
,

i
s
t
i
r
a
h
a
t

d
a
n

b
e
r
m
a
i
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

5

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

k
e
t
e
p
a
t
a
n

w
a
k
t
u

m
e
n
g
i
k
u
t
i

t
a
n
d
a
-
t
a
n
d
a

s
a
a
t

j
a
m

b
e
l
a
j
a
r

d
a
n

j
a
m

i
s
i
t
i
r
a
h
a
t

(
K
I
-
2
,

K
D
-
3
)

d
a
n

d
i

r
u
m
a
h


M
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

w
a
k
t
u

l
u
a
n
g

u
n
t
u
k

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

p
o
s
i
t
i
f

u
n
t
u
k

b
e
l
a
j
a
r

a
t
a
u

b
e
r
m
a
i
n


M
e
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

t
u
g
a
s

d
i

l
u
a
r

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

h
a
s
i
l

b
a
i
k

d
a
n

s
e
l
e
s
a
i

t
e
p
a
t

w
a
k
t
u


1
3
.

D
i

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

p
e
r
i
l
a
k
u

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

k
e
t
i
k
a

m
e
m
b
a
n
t
u

i
b
u

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

m
e
m
p
r
a
k
t
e
k
k
a
n
n
y
a
.




1
4
.

M
e
l
a
l
u
i

b
e
r
m
a
i
n

p
e
r
a
n

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
m
p
r
a
k
t
e
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

p
o
s
i
t
i
f

u
n
t
u
k

b
e
l
a
j
a
r


s
e
c
a
r
a

d
i
s
i
p
l
i
n
,

m
i
s
a
l
n
y
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
u
m
p
u
l
k
a
n

t
u
g
a
s

t
e
p
a
t

w
a
k
t
u
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n


1
.

T
e
r
t
u
l
i
s


2
.

L
i
s
a
n

3
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

4
.

p
o
r
t
o
f
o
l
i
o

M
i
n
g
g
u

K
e
t
i
g
a

1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

3
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

b
e
r
n
y
a
n
y
i

b
e
r
s
a
m
a

l
a
g
u

G
a
r
u
d
a

P
a
n
c
a
s
i
l
a


4
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
g
a
m
a
t
i

g
a
m
b
a
r

G
a
r
u
d
a

P
a
n
c
a
s
i
l
a

d
a
n

m
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

b
e
r
s
a
m
a

g
u
r
u

m
e
n
g
e
n
a
i

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

d
a
r
i

g
a
m
b
a
r

t
e
r
s
e
b
u
t
.

5
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

d
i

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
n
y
u
s
u
n

g
a
m
b
a
r

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

l
a
m
b
a
n
g

G
a
r
u
d
a

P
a
n
c
a
s
i
l
a

,

k
e
m
u
d
i
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
g
i
l
i
r
a
n

w
a
k
i
l

d
a
r
i

k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
n
u
n
j
u
k

b
u
l
u

s
a
y
a
p
,

b
u
l
u

e
k
o
r
,

d
a
n

b
u
l
u

l
e
h
e
r

p
a
d
a

b
u
r
u
n
g

g
a
r
u
d
a


6
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k


s
e
c
a
r
a

b
e
r
g
i
l
i
r
a
n

m
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n


t
u
b
u
h

p
a
d
a

l
a
m
b
a
n
g

G
a
r
u
d
a

p
a
n
c
a
s
i
l
a
,

s
e
r
t
a

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n


M
e
n
g
e
n
a
l

b
i
l
a
n
g
a
n

a
s
l
i

s
a
m
p
a
i

9
9

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h
,

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

b
e
r
m
a
i
n

(
K
I
-
3
,

K
D
-
1
)



M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
n
y
a
k

b
e
n
d
a


M
e
m
b
i
l
a
n
g

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s

l
a
m
b
a
n
g

b
i
l
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

u
r
u
t


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

u
r
u
t
a
n

b
e
n
d
a

d
a
r
i

s
e
k
u
m
p
u
l
a
n

b
e
n
d
a

d
a
l
a
m

b
a
r
i
s
a
n


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
n
y
a
k

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

c
i
r
i

t
e
r
t
e
n
t
u

d
a
r
i

s
e
k
u
m
p
u
l
a
n

b
e
n
d
a


M
e
n
y
a
t
a
k
a
n

s
u
a
t
u

b
i
l
a
n
g
a
n

a
s
l
i

s
e
b
a
g
a
i

h
a
s
i
l

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

d
u
a

b
u
a
h

b
i
l
a
n
g
a
n

a
s
l
i

l
a
i
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

k
e
m
u
n
g
k
i
n
a
n

j
a
w
a
b
a
n

(
K
I
-
4
,

K
D
-
1
)


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
a
s
a
n
g
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

j
u
m
l
a
h

t
e
r
t
e
n
t
u
,

s
a
m
p
a
i

2
0


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
a
s
a
n
g
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

h
a
s
i
l

t
e
r
t
e
n
t
u
,

s
a
m
p
a
i

2
0


M
e
m
i
l
i
h

d
u
a

a
t
a
u

b
e
b
e
r
a
p
a

k
a
r
t
u

b
i
l
a
n
g
a
n

d
a
r
i

s
e
k
u
m
p
u
l
a
n

k
a
r
t
u

b
i
l
a
n
g
a
n

s
e
h
i
n
g
g
a

h
a
s
i
l

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n
/
p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n
n
y
a

t
e
r
b
e
s
a
r

a
t
a
u

t
e
r
k
e
c
i
l

P
e
n
j
a
s

O
r
k
e
s


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
m
a
u
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a

d
a
l
a
m

m
e
l
a
k
u
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

d
a
l
a
m


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

j
e
n
i
s

j
a
j
a
n
a
n

y
a
n
g

b
i
a
s
a

d
i

b
e
l
i

d
i

s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

j
e
n
i
s

j
a
j
a
n
a
n

y
a
n
g


6

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

y
a
n
g

m
e
n
y
e
n
a
n
g
k
a
n

(
K
I
-
2
)

m
e
r
u
g
i
k
a
n

k
e
s
e
h
a
t
a
n


M
e
m
i
l
i
h

j
a
j
a
n
a
n

s
e
h
a
t

u
n
t
u
k

d
i
k
o
n
s
u
m
s
i

a
r
t
i

g
a
m
b
a
r

b
i
n
t
a
n
g
,

r
a
n
t
a
i
,

p
o
h
o
n

b
e
r
i
n
g
i
n
,

k
e
p
a
l
a

b
a
n
t
e
n
g
,

p
a
d
i

d
a
n

k
a
p
a
s




7
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

s
e
c
a
r
a

b
e
r
g
i
l
i
r
a
n


m
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

t
e
r
t
u
l
i
s

p
a
d
a

p
i
t
a

b
u
r
u
n
g

g
a
r
u
d
a


8
.

S
e
c
a
r
a

i
n
d
i
v
i
d
u

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
j
i
p
l
a
k

h
u
r
u
f

t
u
l
i
s
a
n

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

p
i
t
a

b
u
r
u
n
g

g
a
r
u
d
a

s
e
r
t
a

m
e
m
b
a
c
a


k
a
l
i
m
a
t

B
h
i
n
n
e
k
a

T
u
n
g
g
a
l

I
k
a

d
e
n
g
a
n

t
a
t
a

c
a
r
a

m
e
m
b
a
c
a

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

b
e
n
a
r


9
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

d
a
r
i

g
u
r
u

m
e
n
g
e
n
a
i

a
r
t
i

k
a
t
a

B
h
i
n
n
e
k
a

T
u
n
g
g
a
l

I
k
a



1
0
.

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

e
m
p
a
t


p
a
s
a
n
g

o
r
a
n
g

d
e
n
g
a
n

p
a
k
a
i
a
n

d
a
e
r
a
h

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a



1
1
.

M
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

m
e
m
a
s
a
n
g
k
a
n

g
a
m
b
a
r

p
a
k
a
i
a
n

l
a
k
i

d
a
n

p
e
r
e
m
p
u
a
n

s
e
r
t
a

g
a
m
b
a
r

p
a
k
a
i
a
n

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

t
a
b
e
l

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
s
e
d
i
a
k
a
n



1
2
.

B
e
r
t
a
n
y
a

j
a
w
a
b

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a

m
e
n
g
e
n
a
i

s
u
k
u

d
a
r
i
m
a
n
a

m
e
r
e
k
a


b
e
r
a
s
a
l

1
3
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g


s
u
k
u

t
e
m
a
n

d
i
s
e
b
e
l
a
h
n
y
a


1
4
.

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

s
u
k
u


t
e
m
a
n
-
t
e
m
a
n

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

k
e
l
a
s
n
y
a

1
5
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

d
i
p
i
m
p
i
n

g
u
r
u

m
e
m
p
r
a
k
t
e
k
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

r
a
t
a
,

k
e
m
u
d
i
a
n


m
e
m
b
e
d
a
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

r
a
t
a

1
6
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

s
e
c
a
r
a

b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a

m
e
m
p
r
a
k
t
e
k
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

r
a
t
a

d
e
n
g
a
n

l
a
g
u

1
7
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
g
a
m
a
t
i

g
a
m
b
a
r

a
l
a
t

m
u
s
i
k


r
i
t
m
i
s

y
a
n
g

b
e
r
a
s
a
l

d
a
r
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a

b
e
r
j
u
m
l
a
h

t
i
g
a

b
u
a
h

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n
n
y
a


1
8
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
l
a
t

m
u
s
i
k


r
i
t
m
i
s

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

d
a
n

m
a
m
p
u

m
e
m
i
l
i
h

j
a
j
a
n
a
n

s
e
h
a
t

(
K
I
-
3
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

j
a
l
a
n
,

l
a
r
i

d
a
n

l
o
m
p
a
t


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
j
a
l
a
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
l
a
r
i


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
l
o
m
p
a
t


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l


(
K
I
-
4
)


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
g
g
u
l
i
r
k
a
n

b
o
l
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

b
e
n
d
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
a
n
g
k
a
p

b
e
n
d
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
y
e
p
a
k

b
o
l
a

7

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
v
e


g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

d
i
t
u
n
j
u
k
k
a
n

g
u
r
u


1
9
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
m
p
r
a
k
t
e
k
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
b
a
c
a

d
e
n
g
a
n

p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

y
a
n
g

b
e
n
a
r
,

m
e
m
e
g
a
n
g

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

y
a
n
g

t
e
p
a
t
,

m
e
m
b
a
l
i
k
k
a
n

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


2
0
.

S
e
c
a
r
a

i
n
d
i
v
i
d
u

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
m
b
i
l
a
n
g

s
a
m
p
a
i

2
0

d
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k


b
i
l
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

u
r
u
t
,

2
1
.

P
a
r
a

s
i
s
w
a

m
e
m
e
g
a
n
g

k
a
r
t
u

a
n
g
k
a

b
e
r
t
u
l
i
s
k
a
n

a
n
g
k
a

1


2
0
.


S
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

b
e
r
m
a
i
n

m
e
n
c
a
r
i

p
a
s
a
n
g
a
n

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

p
e
r
i
n
t
a
h

g
u
r
u


2
2
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

b
e
r
m
a
i
n


p
a
s
a
n
g
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

2
0

(
m
i
s
a
l
n
y
a

m
e
m
i
n
t
a

s
e
p
a
s
a
n
g

s
i
s
w
a

m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g

m
e
n
y
e
b
u
t

a
n
g
k
a

y
a
n
g

k
a
l
a
u

d
i
j
u
m
l
a
h

j
u
m
l
a
h
n
y
a

9
,

a
t
a
u

1
8
;

A
n
a
k

d
i
m
i
n
t
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
-
p
a
s
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
e
g
a
n
g

k
a
r
t
u

a
n
g
k
a

y
a
n
g

b
e
r
t
u
l
i
s
k
a
n

1
-
1
0
,

s
e
t
e
l
a
h

i
t
u

m
e
r
e
k
a

d
i
m
i
n
t
a

m
e
n
j
u
m
l
a
h
k
a
n

a
n
g
k
a
-
a
n
g
k
a

t
e
r
s
e
b
u
t
)

P
e
n
i
l
a
i
a
n


1
.

T
e
r
t
u
l
i
s


2
.

L
i
s
a
n

3
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

4
.

p
o
r
t
o
f
o
l
i
o

M
i
n
g
g
u

K
e
e
m
p
a
t

1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

3
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

l
a
g
u

a
n
a
k
-
a
n
a
k

k
e
g
e
m
a
r
a
n
n
y
a

d
a
n

m
e
m
b
a
h
a
s

m
e
n
g
e
n
a
i

s
a
t
u

a
t
a
u

d
u
a

l
a
g
u

y
a
n
g

d
i
s
e
b
u
t
k
a
n

o
l
e
h

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

4
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

s
e
c
a
r
a

b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a

m
e
m
b
a
c
a

s
y
a
i
r

l
a
g
u

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

l
a
g
u

k
e
g
e
m
a
r
a
n

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

D
e
s
i
g
n


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

u
n
t
u
k

m
e
n
g
e
k
s
p
r
e
s
i
k
a
n

d
i
r
i

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a
,

b
e
r
n
y
a
n
y
i
,

d
a
n

m
e
n
a
r
i

(
K
I
-
2
,

K
D
-
1
)


M
e
n
g
e
n
a
l

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

d
a
n

p
e
d
u
l
i

t
e
r
h
a
d
a
p

a
l
a
m

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
k
a
r
y
a

(
K
I
-
2
,

K
D
-
4
)


m
e
n
a
m
p
i
l
k
a
n

k
a
r
y
a
n
y
a

s
e
n
d
i
r
i

d
i
d
e
p
a
n

t
e
m
a
n
n
y
a


m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
e
n
d
a
p
a
t


d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k


m
e
m
u
t
u
s
k
a
n

k
a
r
y
a

a
p
a

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
b
u
a
t
n
y
a


m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

s
e
c
a
r
a

s
e
k
s
a
m
a


m
e
r
a
w
a
t

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

s
e
c
a
r
a

s
a
d
a
r


m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
p
e
d
u
l
i
a
n

p
a
d
a

a
l
a
m

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

d
e
n
g
a
n

b
e
r
k
a
r
y
a


m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

p
a
d
a

a
l
a
m

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

d
e
n
g
a
n

b
e
r
k
a
r
y
a

8

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

5
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
m
i
l
i
h

l
a
g
u

k
e
g
e
m
a
r
a
n
n
y
a

d
a
n

m
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

t
e
r
s
e
b
u
t
.

6
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
i

d
e
n
g
a
n

d
i
i
r
i
n
g
i

p
o
l
a


i
r
a
m
a

r
i
t
m
i
s

7
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

s
e
c
a
r
a

i
n
d
i
v
i
d
u

m
e
m
p
r
a
k
t
e
k
k
a
n

t
e
k
n
i
k

m
e
n
u
l
i
s

d
a
r
i

m
u
l
a
i

p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k
,

m
e
m
e
g
a
n
g

a
l
a
t

t
u
l
i
s
,

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g

8
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
j
i
p
l
a
k

h
u
r
u
f
-
h
u
r
u
f

d
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
r
i

l
e
m
b
a
r

k
e
r
j
a
,

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

b
a
c
a
a
n

k
e
g
e
m
a
r
a
n

s
e
b
e
l
u
m
n
y
a

9
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
l
a
k
u
k
a
n

g
e
r
a
k
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
s
i

u
n
t
u
k

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a

s
a
m
a
,

s
e
p
e
r
t
i

k
e
t
i
k
a

g
u
r
u

b
e
r
b
i
c
a
r
a

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
l
o
m
p
a
t

d
a
n

s
e
t
e
r
u
s
n
y
a

1
0
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
m
i
l
i
h

k
a
r
y
a

m
e
n
e
m
p
e
l

k
e
r
t
a
s

d
a
r
i

3

p
i
l
i
h
a
n

y
a
n
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u
,

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

a
l
a
s
a
n

p
e
m
i
l
i
h
a
n
n
y
a
.

1
1
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
l
i
h
a
t

b
e
r
b
a
g
a
i

w
a
r
n
a

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n
n
y
a


u
n
t
u
k

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

h
a
s
i
l

k
a
r
y
a
,

k
e
m
u
d
i
a
n

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

k
a
r
y
a


m
e
l
i
p
a
t

m
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g

d
a
n

m
e
n
e
m
p
e
l

1
2
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
m
b
u
a
t

h
a
s
i
l

k
a
r
y
a

m
e
l
i
p
a
t
,

m
e
m
o
t
o
n
g

d
a
n

m
e
n
e
m
p
e
l

d
a
r
i

b
a
h
a
n

k
e
r
t
a
s

b
e
r
w
a
r
n
a

1
3
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
m
b
e
r
i

b
i
n
g
k
a
i

d
a
r
i

h
a
s
i
l

k
a
r
y
a
n
y
a

1
4
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

b
e
r
m
a
i
n


p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n
,

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a
:

G
u
r
u

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
n
g
k
a

t
e
r
t
e
n
t
u

y
a
n
g

m
e
r
u
p
a
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n
,

k
e
m
u
d
i
a
n

a
n
a
k

d
i
m
i
n
t
a

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
n
g
k
a
-
a
n
g
k
a


y
a
n
g

d
a
p
a
t

m
e
n
j
a
d
i

k
e
m
u
n
g
k
i
n
a
n
.

M
i
s
a
l
n
y
a
,

g
u
r
u

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

3
,

k
e
m
u
d
i
a
n

a
n
a
k


m
e
n
y
e
b
u
t

7

d
a
n

4
,

a
t
a
u

9

d
a
n

6
,

a
t
a
u

1
2

d
a
n

9
.

1
5
.

P
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

d
i
b
e
r
i
k
a
n

k
a
r
t
u

b
e
r
t
u
l
i
s
k
a
n

a
n
g
k
a

1
-
2
0

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
r
e
k
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
-
p
a
s
a
n
g
a
n

d
a
n

m
e
n
g
u
r
a
n
g
i

b
i
l
a
n
g
a
n

y
a
n
g

l
e
b
i
h

b
e
s
a
r

d
e
n
g
a
n

y
a
n
g

l
e
b
i
h

k
e
c
i
l
.

M
e
l
a
l
u
i

l
e
m
b
a
r

k
e
r
j
a

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

9

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

h
a
s
i
l
n
y
a
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n


1
.

T
e
r
t
u
l
i
s


2
.

L
i
s
a
n

3
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

4
.

p
o
r
t
o
f
o
l
i
o


1
.

S
i
s
w
a

m
e
n
u
n
j
u
k

g
a
m
b
a
r

d
a
n


m
e
l
a
k
u
k
a
n


t
a
n
y
a

j
a
w
a
b

t
e
n
t
a
n
g

t
e
m
p
a
t

i
b
a
d
a
h

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a

d
e
n
g
a
n

a
r
t
i
k
u
l
a
s
i

y
a
n
g

t
e
p
a
t
.


M
e
n
g
e
n
a
l

p
o
l
a

i
r
a
m
a

l
a
g
u

b
e
r
v
a
r
i
a
s
i

d
e
n
g
a
n

a
l
a
t

m
u
s
i
k

r
i
t
m
i
s

(
K
I
-
3
,

K
D
-
2
)


M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

(
K
I
-
3
,
K
D
-
4
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

r
a
t
a


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

r
a
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
l
a
t
-
a
l
a
t

m
u
s
i
k

r
i
t
m
i
s

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
n
g
e
n
a
l

j
u
d
u
l

l
a
g
u

d
a
n

i
r
i
n
g
a
n
n
y
a


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

u
n
t
u
k

k
e
g
i
a
t
a
n

l
i
p
a
t

g
u
n
t
i
n
g
-
t
e
m
p
e
l


M
e
m
b
u
a
t

r
a
n
c
a
n
g
a
n

g
a
m
b
a
r

p
e
m
b
u
a
t
a
n

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f


M
e
m
i
l
i
h

b
a
h
a
n

a
l
a
m

u
n
t
u
k

p
e
m
b
u
a
t
a
n

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

d
e
n
g
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

l
i
p
a
t
-
g
u
n
t
i
n
g
-
t
e
m
p
e
l





M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

a
n
a
k
-
a
n
a
k

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
h
a
y
a
t
a
n

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

i
s
i

l
a
g
u

(
K
I
-
4
,

K
D
-
7
)




M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f


M
e
m
b
a
c
a

s
y
a
i
r

l
a
g
u

d
e
n
g
a
n

u
c
a
p
a
n

y
a
n
g

j
e
l
a
s


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

s
y
a
i
r

d
a
n

m
a
k
n
a


M
e
n
y
a
n
y
i

l
a
g
u

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

f
r
a
s
e
r
i
n
g
,

t
e
p
u
k

i
r
a
m
a

d
a
n

t
e
p
u
k

b
i
r
a
m
a


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k



1
0

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

d
e
n
g
a
n

m
e
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n

b
a
h
a
n

a
l
a
m

d
i
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

m
e
l
a
l
u
i

k
e
g
i
a
t
a
n

l
i
p
a
t
,

g
u
n
t
i
n
g
,

d
a
n

t
e
m
p
e
l
.

(
K
I
-
4
,

K
D
-
1
3
)


s
e
b
a
g
a
i

p
e
n
g
h
a
y
a
t
a
n

p
a
d
a

i
s
i

l
a
g
u


M
e
m
i
l
i
h

k
o
m
b
i
n
a
s
i

w
a
r
n
a

u
n
t
u
k

p
e
m
b
u
a
t
a
n

k
a
r
y
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
m
b
u
a
t
a
n

k
a
r
y
a

d
e
n
g
a
n

m
e
l
i
p
a
t
,

m
e
m
o
t
o
n
g

b
a
h
a
n

d
a
n

m
e
n
e
m
p
e
l


M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

b
i
n
g
k
a
i

a
t
a
u

d
e
k
o
r
a
s
i

p
a
d
a

k
a
r
y
a

a
k
h
i
r






2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I

T
e
m
a

3
:

K
e
g
i
a
t
a
n
k
u

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h


K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1

T
E
M
A

K
E
L
A
S

I


K
e
g
i
a
t
a
n
k
u

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

P
P
K
n

M
e
n
e
r
i
m
a

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

(
a
g
a
m
a
,

s
u
k
u
,

f
i
s
i
k
,

p
s
i
k
i
s
)

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
e
r
a
h

T
u
h
a
n

(
K
I
-
1
,
K
D
-
1
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n


a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
k
u
i

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a

b
e
s
e
r
t
a

t
e
m
p
a
t

i
b
a
d
a
h
n
y
a


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

h
a
r
i

b
e
s
a
r

a
g
a
m
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

5

k
i
t
a
b

s
u
c
i

d
a
r
i

a
g
a
m
a

y
a
n
g

y
a
n
g

a
d
a

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

6

p
e
m
u
k
a

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
k
u
i

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a
.


K
e
g
i
a
t
a
n


p
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

p
a
d
a

t
e
m
a

i
n
i

a
k
a
n

d
i
t
e
m
p
u
h

d
a
l
a
m

4

m
i
n
g
g
u


M
i
n
g
g
u

P
e
r
t
a
m
a


1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a


3
.


M
e
n
y
a
k
s
i
k
a
n

t
a
y
a
n
g
a
n

a
t
a
u

m
e
n
g
a
m
a
t
i

g
a
m
b
a
r

t
e
n
t
a
n
g

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a

y
a
n
g

d
i
l
a
n
j
u
t
k
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

t
a
n
y
a

j
a
w
a
b

t
e
n
t
a
n
g


a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
k
u
i

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a

b
e
s
e
r
t
a

t
e
m
p
a
t

i
b
a
d
a
h
n
y
a



4
.

M
e
m
b
a
w
a

g
a
m
b
a
r

d
a
n

a
t
a
u

k
i
t
a
b

s
u
c
i

d
a
r
i

a
g
a
m
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
m
a
s
a
n
g
k
a
n

g
a
m
b
a
r

k
i
t
a
b

s
u
c
i

u
n
t
u
k

a
g
a
m
a

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i
.


5
.

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

g
a
m
b
a
r

p
e
m
u
k
a

a
g
a
m
a

d
a
r
i

a
g
a
m
a
n
y
a
,

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

k
e
t
o
k
o
h
a
n
n
y
a


6
.

B
e
r
c
e
r
i
t
a

t
e
n
t
a
n
g

k
e
g
i
a
t
a
n

p
a
d
a

h
a
r
i

b
e
s
a
r

k
e
a
g
a
m
a
a
n

y
a
n
g

p
e
r
n
a
h

d
i
i
k
u
t
i

a
t
a
u

y
a
n
g

p
e
r
n
a
h

d
i
d
e
n
g
a
r


m
e
l
a
l
u
i

m
e
d
i
a

g
a
m
b
a
r


7
.

M
e
n
g
a
j
a
k

s
i
s
w
a

m
e
l
i
h
a
t

k
a
r
y
a
-
k
a
r
y
a

s
e
n
i

t
a
r
i
,

r
u
p
a
,

m
u
s
i
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

l
a
n
g
s
u
n
g

a
t
a
u

d
e
n
g
a
n

m
e
d
i
a

r
e
k
a
m


8
.

M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

d
a
e
r
a
h



9
.


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

k
e
g
i
a
t
a
n
k
u

s
e
h
a
r
i-
h
a
r
i

a
p
a

y
a
n
g

d
i
l
i
h
a
t
,

d
i
k
a
g
u
m
i
,

d
a
n

d
i
r
a
s
a
k
a
n

d
a
r
i

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

l
a
n
g
s
u
n
g

a
t
a
u

d
e
n
g
a
n

m
e
d
i
a

r
e
k
a
m


1
0
.


M
e
n
g
a
j
a
k

s
i
s
w
a

m
e
n
g
a
m
a
t
i

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

s
e
r
t
a

k
e
g
i
a
t
a
n
-
k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

l
a
n
g
s
u
n
g

a
t
a
u

d
e
n
g
a
n

m
e
d
i
a

r
e
k
a
m


1
1
.


M
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

g
u
r
u

t
e
n
t
a
n
g

c
a
r
a


m
e
r
a
w
a
t


t
u
b
u
h


y
a
n
g


t
e
r
a
t
u
r

d
a
n

3
5

m
e
n
i
t

x


3
0

J
P

X

4

m
i
n
g
g
u

o

D
i
r
i

a
n
a
k


o

V
C
D
/

a
u
d
i
o

v
i
s
u
a
l


o

M
e
d
i
a

g
a
m
b
a
r

B
e
r
b
a
g
a
i

k
e
g
i
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
,

k
i
t
a
b

s
u
c
i
,

m
a
k
a
n
a
n

s
e
h
a
t

,

k
e
b
u
t
u
h
a
n

m
a
n
u
s
i
a

l
a
i
n
n
y
a
,

c
a
r
a

m
e
r
a
w
a
t

t
u
b
u
h
,

b
e
r
b
a
g
a
i

g
a
m
b
a
r

b
e
n
-


d
a

,

g
a
m
b
a
r

a
l
a
m


o

K
i
t
a
b

s
u
c
i

o

a
l
a
t
-
a
l
a
t

k
e
b
e
r
s
i
h
a
n

t
u
b
u
h


o

B
e
r
b
a
g
a
i

m
o
d
e
l

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
a
n

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g


o

p
a
p
a
n

b
e
r
p
a
k
u

a
t
a
u

s
e
j
e
n
i
s

k
a
r
e
t

g
e
l
a
n
g
,

b
e
n
a
n
g


M
e
m
i
l
i
k
i

s
i
k
a
p

d
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
a
t
u
h

p
a
d
a

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
a
n

a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h
.

(
K
I
-
2
,
K
D
-
2
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

c
o
n
t
o
h

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

m
a
n
f
a
a
t

m
e
m
a
t
u
h
i

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

a
k
i
b
a
t

t
i
d
a
k

p
a
t
u
h

p
a
d
a

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b



M
e
m
i
l
i
k
i

s
i
k
a
p

t
o
l
e
r
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

(
a
g
a
m
a
,

s
u
k
u
,

f
i
s
i
k
,

p
s
i
k
i
s
)

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h
.
(
K
I
-
2
,
K
D
-
3
)


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

k
e
a
g
a
m
a
a
n

y
a
n
g

p
e
r
n
a
h

d
i
i
k
u
t
i

a
t
a
u

y
a
n
g

p
e
r
n
a
h

d
i
l
i
h
a
t
,

d
a
n

d
i
d
e
n
g
a
r


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

a
r
t
i

b
e
r
s
a
t
u

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
,
K
D
-
3
)


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

m
a
n
f
a
a
t

h
i
d
u
p

r
u
k
u
n

d
a
l
a
m

k
e
l
u
a
r
g
a
.


M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

a
n
t
a
r
a

h
i
d
u
p

r
u
k
u
n

d
a
n

t
i
d
a
k

r
u
k
u
n
.



M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

a
k
i
b
a
t

j
i
k
a

t
i
d
a
k

m
e
n
j
a
g
a

k
e
r
u
k
u
n
a
n
.


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a


B
e
r
s
i
k
a
p

k
h
u
s
u
k

(
m
e
n
j
a
g
a


2

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

b
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

y
a
n
g

b
a
i
k

u
n
t
u
k

b
e
r
d
o
a

(
s
e
s
u
a
i

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a
)

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

d
i

r
u
m
a
h
.

(
K
I
-
1
,
K
D
-
2
)


k
e
h
e
n
i
n
g
a
n
)

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a


M
e
n
g
a
m
b
i
l

s
i
k
a
p

d
u
d
u
k

a
t
a
u

b
e
r
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

b
e
r
d
i
a
m

d
i
r
i


M
e
n
c
o
n
t
o
h

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
l
a
m

d
o
a

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r

p
a
d
a

s
a
a
t

b
e
r
d
o
a

s
e
n
d
i
r
i



b
e
n
a
r
,

m
i
s
a
l
n
y
a
:

m
a
n
d
i
,

m
e
n
g
g
o
s
o
k

g
i
g
i
,

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

h
i
d
u
n
g
,

m
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g

k
u
k
u
,

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n

s
e
b
e
l
u
m

m
a
k
a
n


1
2
.

M
e
m
p
r
a
k
t
e
k
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
g
g
o
s
o
k

g
i
g
i

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


1
3
.

M
e
m
p
r
a
k
t
e
k
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
c
u
c
i

t
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


1
4
.

M
e
m
a
s
a
n
g
k
a
n

g
a
m
b
a
r

k
e
g
i
a
t
a
n


y
a
n
g

d
i
b
u
t
u
h
k
a
n

m
a
n
u
s
i
a

u
n
t
u
k

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t

(

m
i
s
a
l

m
a
k
a
n
a
n

e
m
p
a
t

s
e
h
a
t

l
i
m
a

s
e
m
p
u
r
n
a
,

i
s
t
i
r
a
h
a
t
,

o
l
a
h

r
a
g
a

d
l
l

)

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

t
e
p
a
t


1
5
.

M
e
n
g
h
u
b
u
n
g
k
a
n

t
i
t
i
k
-
t
i
t
i
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
a
r
i
s

l
e
n
g
k
u
n
g

d
a
n

b
u
l
a
t

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

d
i
s
u
k
a
i

a
n
a
k

(
m
i
s
a
l

a
n
a
k


b
e
r
m
a
i
n

b
o
l
a
,

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g


p
u
t
u
s
,

r
e
k
r
e
a
s
i

d
i

p
a
n
t
a
i

d
l
l
)


1
6
.

M
e
n
g
g
a
m
b
a
r


b
e
b
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s
,

l
e
n
g
k
u
n
g

d
a
n

b
u
l
a
t

y
a
n
g

s
u
d
a
h

a
d
a

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

m
e
d
i
a

(
c
a
t

a
i
r
,

s
p
i
d
o
l
,
c
r
a
y
o
n
,

p
i
n
s
i
l

w
a
r
n
a
,

d
l
l
)


1
7
.

M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

b
e
n
t
u
k

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

d
a
r
i

k
e
g
i
a
t
a
n
/
k
e
j
a
d
i
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n


1
8
.

M
e
n
y
e
b
u
t
/
m
e
m
b
a
c
a

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n


1
9
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

s
a
m
p
a
i

2
0

d
e
n
g
a
n

b
a
n
t
u
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t


2
0
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

2
0

d
e
n
g
a
n

b
a
n
t
u
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t




2
1
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

d
a
n

m
e
n
y
e
b
u
t

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r
,

s
e
g
i
t
i
g
a

d
a
n

s
e
g
i

e
m
p
a
t


2
2
.

M
e
n
j
i
p
l
a
k
,

m
e
n
i
r
u

d
a
n

m
e
w
a
r
n
a
i

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
e
n
g
a
n

m
e
d
i
a

k
r
e
a
t
i
f

y
a
n
g

d
i
s
i
a
p
k
a
n

g
u
r
u

(
m
e
n
g
e
c
a
t

d
i

a
t
a
s

s
t
y
r
o
f
o
a
m
,

m
e
w
a
r
n
a
i

t
a
n
d
a
-
t
a
n
d
a

l
a
l
u

l
i
n
t
a
s

d
e
n
g
a
n

c
r
a
y
o
n

d
l
l

)


2
3
.


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
a
n
g
k
a
h

m
a
j
u


m
u
n
d
u
r

d
a
n

k
i
r
i


-

k
a
n
a
n

s
a
m
b
i
l

b
e
r
t
e
p
u
k

t
a
n
g
a
n

s
a
m
b
i
l

m
e
m
b
i
l
a
n
g


2
4
.

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
e
r
j
a
l
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

n
i
l
a
i

k
e
r
j
a
s
a
m
a

o

k
a
r
y
a

s
e
n
i


m
e
d
i
a

k
r
e
a
t
i
f


k
a
r
y
a

s
e
n
i

r
u
p
a


k
a
r
y
a

s
e
n
i

t
a
r
i



a
l
a
t

m
u
s
i
k


k
a
s
e
t

t
a
p
e

r
e
c
o
r
d
e
r



L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r


b
o
l
a


c
o
n
t
o
h

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b


s
e
k
o
l
a
h


g
a
m
b
a
r

s
e
r
i


b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

k
e
l
a
s


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

s
o
p
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
a
n

b
e
r
b
i
c
a
r
a

p
a
d
a

s
a
a
t

m
e
m
p
e
r
k
e
n
a
l
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

d
i
r
i
,

b
e
r
c
a
k
a
p
-
c
a
k
a
p

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a
,

g
u
r
u
,

d
a
n

t
e
m
a
n

(
K
I
-
2
,
K
D
-
1
)

B
e
r
b
i
c
a
r
a

m
e
n
g
i
k
u
t
i

g
i
l
i
r
a
n

M
e
m
a
n
d
a
n
g

w
a
j
a
h

k
a
w
a
n

b
i
c
a
r
a

p
a
d
a

w
a
k
t
u

b
e
r
b
i
c
a
r
a

M
e
m
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n

r
a
u
t

m
u
k
a

y
a
n
g

r
a
m
a
h

M
e
n
a
n
g
g
a
p
i

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

t
u
b
u
h

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

M
e
m
p
e
r
k
e
n
a
l
k
a
n

d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

s
o
p
a
n


k
e
p
a
d
a

g
u
r
u

d
a
n

t
e
m
a
n

s
e
k
e
l
a
s



M
e
n
y
a
p
a

d
a
n

m
e
n
y
a
m
p
a
i
k
a
n

u
c
a
p
a
n

s
e
l
a
m
a
t
,

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

a
t
a
u

p
e
r
m
o
h
o
n
a
n

m
a
a
f

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
o
n
t
e
k
s
n
y
a

(
K
I
-
2
,
K
D
-
2
)


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

s
a
p
a
a
n

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

m
a
a
f

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t



M
e
m
a
h
a
m
i

i
s
i

c
e
r
i
t
a

m
e
l
a
l
u
i

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n


d
e
n
g
a
n

p
e
n
u
h

p
e
r
h
a
t
i
a
n

d
a
n

m
e
n
g
a
j
u
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

(
K
I
-
3
,

K
D
-
2
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a
-
n
a
m
a

t
o
k
o
h

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a
-
n
a
m
a

t
e
m
p
a
t

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

u
r
u
t
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a


M
e
n
g
a
j
u
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

b
e
r
k
e
n
a
a
n

d
e
n
g
a
n

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

t
o
k
o
h



M
e
m
a
h
a
m
i

c
a
r
a

m
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

(
K
I
-
3
,
K
D
-
3
)


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

b
u
n
y
i

v
o
k
a
l

d
a
l
a
m

k
a
t
a

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

b
u
n
y
i

k
o
n
s
o
n
a
n

d
a
l
a
m

k
a
t
a

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


M
e
m
b
a
c
a

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t


3

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
e
n
g
a
n

i
n
t
o
n
a
s
i

y
a
n
g

t
e
p
a
t


P
e
n
i
l
a
i
a
n


M
i
n
g
g
u

K
e
d
u
a

1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a


3
.

B
e
k
e
r
j
a

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

g
u
r
u


t
e
n
t
a
n
g

m
a
n
d
i
,

m
a
k
a
n
,

s
i
k
a
t

g
i
g
i

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n
.
(
M
i
s
a
l
n
y
a


k
a
p
a
n

w
a
k
t
u

y
a
n
g

t
e
p
a
t
,

b
e
r
a
p
a

k
a
l
i

s
e
h
a
r
i

h
a
r
u
s

d
i
l
a
k
u
k
a
n
,

m
a
n
f
a
a
t

a
p
a

j
i
k
a

d
i
l
a
k
u
k
a
n

s
e
c
a
r
a

t
e
r
a
t
u
r
,

a
k
i
b
a
t

j
i
k
a

t
i
d
a
k

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
r
a
t
u
r

d
a
n

b
e
n
a
r
)


4
.

M
e
n
g
u
r
u
t
k
a
n

g
a
m
b
a
r

s
e
r
i

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

i
s
i

g
a
m
b
a
r

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

b
e
n
a
r


5
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
a
s
i
l

d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k

t
e
n
t
a
n
g

c
o
n
t
o
h


a
t
u
r
a
n

d
i

r
u
m
a
h

s
e
c
a
r
a

b
e
r
g
i
l
i
r
a
n


6
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
o
n
t
o
h

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
i

s
e
k
o
l
a
h

m
e
l
a
l
u
i

d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k


7
.

M
e
n
g
e
n
a
l

m
a
n
f
a
a
t

m
e
m
a
t
u
h
i

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

s
e
t
e
l
a
h

m
e
n
o
n
t
o
n

c
u
p
l
i
k
a
n

f
i
l
m
.


8
.

S
i
s
w
a

m
e
n
i
r
u
k
a
n


a
k
i
b
a
t


t
i
d
a
k

m
e
m
a
t
u
h
i

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

s
e
t
e
l
a
h

m
e
n
d
e
n
g
a
r

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n


g
u
r
u


9
.


M
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

g
u
r
u

d
a
n

m
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
y
a
p
a
,

m
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

d
a
n

m
a
a
f

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t



1
0
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

d
a
r
i

g
u
r
u

m
e
n
g
e
n
a
i
g
e
r
a
k

b
a
g
i
a
n

a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
a
l
a
m

k
e
g
i
a
t
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
a
n

m
e
l
a
k
u
k
a
n
n
y
a

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

c
o
n
t
o
h
.



1
1
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

a
k
i
b
a
t


m
e
r
a
w
a
t

t
u
b
u
h

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

t
i
d
a
k

t
e
r
a
t
u
r



B
e
r
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i

s
e
c
a
r
a

l
i
s
a
n

d
e
n
g
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

i
n
f
o
r
m
a
s
i

t
e
n
t
a
n
g

d
a
t
a

d
i
r
i
,

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h


d
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h
,

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

d
a
n

p
o
l
a

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t
,



l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

,

b
u
a
h
,

t
a
n
a
m
a
n
,

d
a
n

m
a
s
a
k
a
n

(
K
I
-
4
,
K
D
-
1
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a

d
i
r
i


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

(
k
e
p
a
l
a
,



b
a
d
a
n
,

d
a
n

k
a
k
i
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

d
i

k
e
p
a
l
a

(
r
a
m
b
u
t
,

t
e
l
i
n
g
a
,

h
i
d
u
n
g
,

l
i
d
a
h
,

k
u
l
i
t

d
a
n

g
i
g
i
)

d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n
n
y
a


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
r
a
w
a
t

t
u
b
u
h

s
e
c
a
r
a

t
e
r
a
t
u
r

d
a
n

b
e
n
a
r
,

m
i
s
a
l
n
y
a
:

m
a
n
d
i
,

m
e
n
g
g
o
s
o
k

g
i
g
i
,

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

h
i
d
u
n
g
,

m
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g

k
u
k
u
,

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n

s
e
b
e
l
u
m

m
a
k
a
n
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
a
p
a
n

h
a
r
u
s

m
a
n
d
i
,

m
a
k
a
n
,

s
i
k
a
t

g
i
g
i

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h

a
g
a
r

t
e
t
a
p

s
e
h
a
t
,

y
a
i
t
u

:

m
a
i
n

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t
/
t
i
d
u
r

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

m
a
k
a
n

m
a
k
a
n
a
n

b
e
r
g
i
z
i
,

m
i
n
u
m

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

u
d
a
r
a

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

b
e
r
s
i
h
.


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t

d
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t



M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h
,

j
a
l
a
n
,

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

(
K
I
-
4
,

K
D
-
2
)


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
o
s
i
s
i

b
a
t
a
s

r
u
m
a
h

(
t
e
t
a
n
g
g
a
/

j
a
l
a
n
,
/
k
a
n
t
o
r
,

d
l
l
)




B
e
r
b
i
c
a
r
a

s
p
o
n
t
a
n

t
e
n
t
a
n
g

d
i
r
i

(
K
I
-
4
,

K
D
-
3
)


M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

h
a
l
-
h
a
l

y
a
n
g

d
i
m
i
n
t
a

s
e
c
a
r
a

r
u
n
u
t


M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

k
e
j
a
d
i
a
n

y
a
n
g

d
i
a
l
a
m
i

s
e
c
a
r
a

l
a
n
c
a
r


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a

d
e
n
g
a
n

a
r
t
i
k
u
l
a
s
i



4

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

y
a
n
g

j
e
l
a
s


B
e
r
b
i
c
a
r
a

d
e
n
g
a
n

s
u
a
r
a

d
e
n
g
a
n

v
o
l
u
m
e

s
u
a
r
a

y
a
n
g

e
n
a
k

d
i
d
e
n
g
a
r




1
2
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

l
e
t
a
k

r
u
m
a
h

d
a
n

b
a
t
a
s
n
y
a

d
e
n
g
a
n

t
e
t
a
n
g
g
a

d
a
n

j
a
l
a
n
.




1
3
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

2
0

d
e
n
g
a
n

b
a
n
t
u
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t

d
a
n

m
e
n
g
i
n
g
a
t
n
y
a

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

c
a
r
a


1
4
.

M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t

p
u
l
u
h
a
n

d
a
n

s
a
t
u
a
n

d
a
r
i

b
i
l
a
n
g
a
n

d
u
a

a
n
g
k
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t


1
5
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

p
r
o
s
e
d
u
r

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t
n
y
a


1
6
.

M
e
m
b
u
a
t

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

s
e
g
i
t
i
g
a

d
a
n

a
t
a
u

s
e
g
i

e
m
p
a
t

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
r
e
t

g
e
l
a
n
g
,

p
a
p
a
n

b
e
r
p
a
k
u

d
a
n

a
t
a
u

a
l
a
t

l
a
i
n
n
y
a

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
a
s
i
l
n
y
a


1
7
.

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

g
e
r
a
k

b
a
g
i
a
n

a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
a
l
a
m

t
a
r
i


1
8
.

M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

c
o
n
t
o
h

g
e
r
a
k

b
a
g
i
a
n

a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

d
a
l
a
m

t
a
r
i


1
9
.

M
e
n
i
r
u
k
a
n

a
n
g
g
o
t
a


g
e
r
a
k

b
a
g
i
a
n

a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h

y
a
n
g

t
e
r
k
a
i
t

d
e
n
g
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
a
n

y
a
n
g

t
e
r
k
a
i
t

d
e
n
g
a
n

t
a
r
i
,

d
i
s
e
r
t
a
i

m
u
s
i
k

p
e
n
g
i
r
i
n
g


2
0
.

B
e
r
j
a
l
a
n

d
i

a
t
a
s

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

j
a
r
a
k

1
0

m
e
t
e
r

d
e
n
g
a
n

m
a
t
a

t
e
r
t
u
t
u
p

s
a
m
b
i
l

m
e
m
b
e
n
t
a
n
g
k
a
n

k
e

d
u
a

t
a
n
g
a
n

k
e

s
a
m
p
i
n
g


2
1
.

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

g
e
r
a
k
a
n

m
e
n
g
a
y
u
n
-
a
y
u
n
k
a
n

k
e
d
u
a

l
e
n
g
a
n

s
a
m
b
i
l

m
e
n
e
k
u
k

l
u
t
u
t

d
a
n

m
e
l
o
m
p
a
t

k
e

d
e
p
a
n


m
e
n
d
a
r
a
t

d
e
n
g
a
n

k
e
d
u
a

k
a
k
i

m
e
n
g
e
p
e
r
,

d
i
s
e
r
t
a
i

o
l
e
h

m
u
s
i
k

p
e
n
g
i
r
i
n
g
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n



M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
b
a
c
a

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u
,

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g


t
e
r
a
n
g







(
K
I
-
4
,

K
D
-
8
)


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
m
e
g
a
n
g

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t


M
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
m
b
a
c
a

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g





M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
u
l
i
s

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

p
e
n
s
i
l
,

c
a
r
a

m
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

d
a
n

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,

K
D
-
9
)


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
m
e
g
a
n
g

a
l
a
t

t
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g


M
e
n
g
h
u
b
u
n
g
k
a
n

t
i
t
i
k
-
t
i
t
i
k

y
a
n
g

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

l
e
n
g
k
u
n
g
,

d
a
n

b
u
l
a
t


M
e
m
b
u
a
t

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s
,

l
e
n
g
k
u
n
g
,

d
a
n

b
u
l
a
t


M
e
n
j
i
p
l
a
k

h
u
r
u
f


M
e
n
u
l
i
s

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

l
e
n
g
k
u
n
g
,

d
a
n

b
u
l
a
t

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

h
u
r
u
f


M
e
n
u
l
i
s

h
u
r
u
f

l
e
p
a
s


M
e
r
a
n
g
k
a
i

h
u
r
u
f

m
e
n
j
a
d
i

k
a
t
a



M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
a
t
u
h

p
a
d
a

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
a
n

a
t
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
l
a
k
u
k
a
n


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

b
e
n
t
u
k

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

d
a
r
i

k
e
g
i
a
t
a
n
/
k
e
j
a
d
i
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n



5

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

s
e
s
u
a
i

p
r
o
s
e
d
u
r
/
a
t
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t

p
u
l
u
h
a
n

d
a
n

s
a
t
u
a
n

(
K
I
-
2
,

K
D
-
2
)


M
e
n
y
e
b
u
t
/
m
e
m
b
a
c
a

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

s
a
m
p
a
i

2
0

d
e
n
g
a
n

b
a
n
t
u
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t

d
a
n

m
e
n
g
i
n
g
a
t
n
y
a

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

c
a
r
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

2
0

d
e
n
g
a
n

b
a
n
t
u
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t

d
a
n

m
e
n
g
i
n
g
a
t
n
y
a

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

c
a
r
a


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t

p
u
l
u
h
a
n

d
a
n

s
a
t
u
a
n

d
a
r
i

b
i
l
a
n
g
a
n

d
u
a

a
n
g
k
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

p
r
o
s
e
d
u
r

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t
n
y
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

p
r
o
s
e
d
u
r

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t
n
y
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

y
a
n
g

m
e
l
i
b
a
t
k
a
n

t
i
g
a

b
i
l
a
n
g
a
n

a
t
a
u

l
e
b
i
h

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

p
r
o
s
e
d
u
r

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t
n
y
a

M
i
n
g
g
u

K
e
t
i
g
a


1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a


3
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

k
e
a
g
a
m
a
a
n

y
a
n
g

p
e
r
n
a
h

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
i

r
u
m
a
h


4
.

M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

k
e
g
i
a
t
a
n

k
e
a
g
a
m
a
a
n

y
a
n
g

p
e
r
n
a
h

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h


5
.

M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

s
a
l
a
h

s
a
t
u

l
a
g
u

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

p
e
r
n
a
h

d
i
i
k
u
t
i

a
t
a
u

y
a
n
g

p
e
r
n
a
h

d
i
l
i
h
a
t
,

d
a
n

d
i
d
e
n
g
a
r


6
.

M
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

g
u
r
u

d
a
n

m
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
y
a
p
a
,

m
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

d
a
n

m
a
a
f

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


7
.

M
e
n
g
k
l
a
s
i
f
i
k
a
s
i
k
a
n

g
a
m
b
a
r

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h

k
i
t
a

a
g
a
r

s
e
h
a
t


s
e
s
u
a
i

j
e
n
i
s
n
y
a

(

m
a
k
a
n
a
n

s
e
h
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t
,

m
i
n
u
m
a
n

s
e
h
a
t
,

m
i
n
u
m
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t

d
l
l

)


8
.

M
e
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n

t
u
g
a
s

g
u
r
u

m
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h

m
a
n
u
s
i
a

a
g
a
r

t
e
t
a
p

s
e
h
a
t


9
.

M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

k
a
t
a
-
k
a
t
a

y
a
n
g

d
i
s
a
j
i
k
a
n

g
u
r
u

m
e
l
i
p
u
t
i

l
i
n
g
k
u
p

k
e
g
i
a
t
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

a
n
a
k
.



1
0
.

M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
l
i
m
a
t

d
a
r
i

k
a
t
a
-
k
a
t
a

y
a
n
g

d
i
s
e
d
i
a
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

p
o
t
o
n
g
a
n
-
p
o
t
o
n
g
a
n

k
e
r
t
a
s
,

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
k
e
n
a
l

m
e
n
g
e
n
a
i

l
i
n
g
k
u
p

k
e
g
i
a
t
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

a
n
a
k

(
m
i
s
a
l
n
y
a

s
a
y
a
,

s
e
k
o
l
a
h
,

i
b
u
,

p
e
r
g
i
,

k
e
,

d
a
r
i
,

r
u
m
a
h
,

d
a
p
u
r
,

i
b
u
,

d
s
b
n
y
a
)


1
1
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

f
o
t
o

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

a
n
a
k

s
e
c
a
r
a

l
i
s
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
e
r
t
u
l
i
s


1
2
.


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

p
r
o
s
e
d
u
r

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t
n
y
a

M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
k
i
r
a
k
a
n

l
a
m
a

s
u
a
t
u

a
k
t
i
v
i
t
a
s

b
e
r
l
a
n
g
s
u
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

i
s
t
i
l
a
h

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

(
l
e
b
i
h

l
a
m
a
,

l
e
b
i
h

s
i
n
g
k
a
t
)

(
K
I
-
3
,

K
D
-
3
)


M
e
m
b
e
r
i

c
o
n
t
o
h

s
u
a
t
u

k
e
j
a
d
i
a
n
/
a
k
t
i
f
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

l
e
b
i
h

l
a
m
a

a
t
a
u

l
e
b
i
h

p
e
n
d
e
k

d
a
r
i

k
e
j
a
d
i
a
n

l
a
i
n
n
y
a


M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

a
t
a
u

m
e
m
b
e
r
i

c
o
n
t
o
h

k
e
j
a
d
i
a
n
/
k
e
g
i
a
t
a
n
/
a
k
t
i
f
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

b
e
r
l
a
n
g
s
u
n
g

s
e
b
e
n
t
a
r

a
t
a
u

t
i
d
a
k

l
a
m
a


M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

a
t
a
u

m
e
m
b
e
r
i

c
o
n
t
o
h

k
e
j
a
d
i
a
n
/
k
e
g
i
a
t
a
n
/
a
k
t
i
f
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

b
e
r
l
a
n
g
s
u
n
g

l
a
m
a


M
e
n
g
u
k
u
r

d
a
n

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n



6

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

d
e
n
g
a
n

s
t
o
p
w
a
t
c
h
/
j
a
m

l
a
m
a
n
y
a

k
e
j
a
d
i
a
n
/
k
e
g
i
a
t
a
n
/
a
k
t
i
f
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i


1
3
.


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

y
a
n
g

m
e
l
i
b
a
t
k
a
n

t
i
g
a

b
i
la
n
g
a
n

a
t
a
u

l
e
b
i
h

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

p
r
o
s
e
d
u
r

y
a
n
g

i

c
o
n
t
o
h

s
u
a
t
u

k
e
j
a
d
i
a
n
/
a
k
t
i
v
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

l
e
b
i
h

l
a
m
a

a
t
a
u

l
e
b
i
h

p
e
n
d
e
k

d
a
r
i

k
e
j
a
d
i
a
n

l
a
i
n
n
y
a


1
4
.

M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

a
t
a
u

m
e
m
b
e
r
i

c
o
n
t
o
h

k
e
j
a
d
i
a
n
/
k
e
g
i
a
t
a
n
/
a
k
t
i
v
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

b
e
r
l
a
n
g
s
u
n
g

s
e
b
e
n
t
a
r

a
t
a
u

t
i
d
a
k

l
a
m
a


1
5
.

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

u
r
u
t
a
n

g
e
r
a
k


y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
a
l
a
m

k
e
g
i
a
t
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i


1
6
.


M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

c
o
n
t
o
h

g
e
r
a
k

t
a
r
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n



u
r
u
t
a
n

g
e
r
a
k


1
7
.


M
e
n
i
r
u
k
a
n

g
e
r
a
k

a
l
a
m

s
e
k
i
t
a
r
,

m
i
s
a
l
n
y
a

g
e
r
a
k

p
o
h
o
n

y
a
n
g

t
e
r
t
i
u
p

a
n
g
i
n

s
e
p
o
i
-
s
e
p
o
i
,

a
n
g
i
n

k
e
n
c
a
n
g

a
t
a
u

a
n
g
i
n

t
o
p
a
n



1
8
.

M
e
n
g
o
l
a
h

g
e
r
a
k

a
l
a
m

s
e
k
i
t
a
r

y
a
n
g

t
e
r
k
a
i
t

d
e
n
g
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

s
e
h
a
r
i-
h
a
r
i


1
9
.

M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

p
e
n
g
h
a
r
g
a
a
n

p
a
d
a

s
i
s
w
a

y
a
n
g

s
u
d
a
h

b
e
r
s
e
d
i
a

m
e
n
i
r
u
k
a
n

g
e
r
a
k

a
l
a
m

s
e
k
i
t
a
r



2
0
.

B
e
r
m
a
i
n

g
o
y
a
n
g

p
i
n
g
g
u
l

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
y
e
n
t
u
h
k
a
n
n
y
a

p
a
d
a

p
a
s
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a

y
a
n
g

b
a
i
k


2
1
.

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

g
e
r
a
k
a
n

m
e
n
g
a
y
u
n
-
a
y
u
n
k
a
n

k
e
d
u
a

l
e
n
g
a
n

s
a
m
b
i
l

m
e
n
e
k
u
k

l
u
t
u
t

d
a
n

m
e
l
o
m
p
a
t

k
e

d
e
p
a
n


m
e
n
d
a
r
a
t

d
e
n
g
a
n

k
e
d
u
a

k
a
k
i

m
e
n
g
e
p
e
r

P
e
n
i
l
a
i
a
n


M
i
n
g
g
u

K
e
e
m
p
a
t


1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a


M
e
m
b
e
n
t
u
k

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
a
p
a
n

b
e
r
p
a
k
u

a
t
a
u

m
e
d
i
a

l
a
i
n
n
y
a

(
K
I
-
4
,

K
D
-
4
)


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/
m
e
l
u
k
i
s

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
g
i
t
i
g
a


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/
m
e
l
u
k
i
s

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
g
i

e
m
p
a
t


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/

m
e
m
b
e
n
t
u
k

s
e
g
i
t
i
g
a

d
e
n
g
a
n

c
i
r
i

t
e
r
t
e
n
t
u

(
m
i
s
a
l

t
i
n
g
g
i

s
a
m
a

a
t
a
u

c
i
r
i

l
a
i
n
n
y
a
)

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
a
p
a
n

b
e
r
p
a
k
u


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/

m
e
m
b
e
n
t
u
k

s
e
g
i

e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
i
r
i

t
e
r
t
e
n
t
u

(
m
i
s
a
l

t
i
n
g
g
i

s
a
m
a

a
t
a
u

c
i
r
i

l
a
i
n
n
y
a
)

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
a
p
a
n

b
e
r
p
a
k
u


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/

m
e
m
b
e
n
t
u
k

b
e
r
b
a
g
a
i

s
e
g
i

b
a
n
y
a
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
a
p
a
n

b
e
r
p
a
k
u



P
e
n
j
a
s

O
r
k
e
s

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k


(
k
o
n
s
e
p

:

t
u
b
u
h
,

r
u
a
n
g
,

h
u
b
u
n
g
a
n
,

d
a
n

u
s
a
h
a
)

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k



p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

(
T
1
-
T
7
)


A
s
p
e
k

K
o
g
n
i
t
i
f

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

j
a
l
a
n
,

l
a
r
i

d
a
n

l
o
m
p
a
t

A
s
p
e
k

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k

1
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
j
a
l
a
n

2
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
l
a
r
i

3
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
l
o
m
p
a
t

A
s
p
e
k

A
f
e
k
t
i
f

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r



M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

A
s
p
e
k

K
o
g
n
i
t
i
f

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
r
e
g
a
n
g
,


m
e
n
g
g
o
y
a
n
g
,

m
e
n
g
a
y
u
n
,


b
e
r
p
u
t
a
r
,

m
e
n
e
k
u
k

d
a
n

m
e
l
u
r
u
s
k
a
n

A
s
p
e
k

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r



7

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

d
a
n

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

(
T
1
-

T
7
)

m
e
n
g
a
y
u
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
e
k
u
k
d
a
n
m
e
l
u
r
u
s
k
a
n
t
u
n
g
k
a
i


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
m
u
t
a
r


A
s
p
e
k

A
f
e
k
t
i
f

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r

3
.

M
e
m
b
a
c
a

b
a
c
a
a
n

p
e
n
d
e
k

d
e
n
g
a
n

n
y
a
r
i
n
g

m
e
n
g
i
k
u
t
i

k
a
t
a
-
k
a
t
a


y
a
n
g

d
i
l
a
f
a
l
k
a
n

g
u
r
u

t
e
n
t
a
n
g



K
e
r
j
a

B
a
k
t
i


4
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a
-
n
a
m
a

t
o
k
o
h
,

n
a
m
a
-
n
a
m
a

t
e
m
p
a
t

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a
,

u
r
u
t
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a

p
a
d
a

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
n
y
a

5
.

M
e
n
g
a
j
u
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

b
e
r
k
e
n
a
a
n

d
e
n
g
a
n

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

t
o
k
o
h

d
a
r
i

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r
n
y
a

6
.

B
e
r
t
a
n
y
a

j
a
w
a
b

m
a
n
f
a
a
t

h
i
d
u
p

r
u
k
u
n

s
e
t
e
l
a
h

b
e
r
m
a
i
n

p
e
r
a
n


G
a
j
a
h

d
a
n

S
e
m
u
t


d
e
n
g
a
n

r
a
u
t

m
u
k
a

y
a
n
g

r
a
m
a
h

7
.

M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

m
e
m
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n

h
i
d
u
p

r
u
k
u
n

d
a
n

h
i
d
u
p

t
i
d
a
k

r
u
k
u
n

8
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

c
e
r
i
t
a

g
u
r
u

t
e
n
t
a
n
g

a
k
i
b
a
t

t
i
d
a
k

m
e
n
j
a
g
a

k
e
r
u
k
u
n
a
n

9
.

M
e
n
g
g
a
l
i

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

a
n
a
k

t
e
n
t
a
n
g

k
e
b
i
a
s
a
a
n

b
e
r
m
a
i
n
,

n
o
n
t
o
n

T
V
,


j
a
m

i
s
t
i
r
a
h
a
t
/
t
i
d
u
r

s
i
a
n
g

d
a
n

m
a
l
a
m
,

m
a
k
a
n
a
n

d
a
n

m
i
n
u
m
a
n
n
y
a

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i
.

1
0
.

M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

m
e
n
g
e
n
a
i

k
e
b
i
a
s
a
a
n
-
k
e
b
i
a
s
a
a
n

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

b
u
r
u
k
,

y
a
n
g

s
e
h
a
t

d
a
n

k
u
r
a
n
g

s
e
h
a
t

d
a
n

c
a
r
a

m
e
n
a
n
g
g
u
l
a
n
g
i

k
e
b
i
a
s
a
a
n

y
a
n
g

b
u
r
u
k

d
a
n

k
u
r
a
n
g

s
e
h
a
t
.

1
1
.

M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

a
t
a
u

m
e
m
b
e
r
i

c
o
n
t
o
h

k
e
j
a
d
i
a
n
/
k
e
g
i
a
t
a
n
/

a
k
t
i
v
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h

y
a
n
g

b
e
r
l
a
n
g
s
u
n
g

l
a
m
a

1
2
.

M
e
n
g
u
k
u
r

d
a
n

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

s
t
o
p
w
a
t
c
h
/
j
a
m

l
a
m
a
n
y
a

k
e
j
a
d
i
a
n
/
k
e
g
i
a
t
a
n
/
a
k
t
i
v
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

1
3
.

M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

/

m
e
m
b
e
n
t
u
k

b
e
r
b
a
g
a
i

s
e
g
i

b
a
n
y
a
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
a
p
a
n

b
e
r
p
a
k
u

1
4
.

M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i


u
r
u
t
a
n

g
e
r
a
k


a
t
a
u

t
i
n
g
k
a
t
a
n

g
e
r
a
k

h
u
b
u
n
g
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

t
a
r
i

1
5
.

M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

c
o
n
t
o
h


u
r
u
t
a
n

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

t
a
r
i
1
6
.

M
e
p
e
r
d
e
n
g
a
r
k
a
n

b
u
n
y
i
-
b
u
n
y
i
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
g
u
n
a
k
a
n

d
a
l
a
m

m
e
r
a
n
g
s
a
n
g

g
e
r
a
k

1
7
.

M
e
n
i
r
u
k
a
n

g
e
r
a
k

a
l
a
m

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

u
r
u
t
a
n

g
e
r
a
k

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

c
o
n
t
o
h

d
a
n

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

b
u
n
y
i

y
a
n
g

d
i
p
e
r
d
e
n
g
a
r
k
a
n

1
8
.

M
e
n
g
g
u
l
i
r
k
a
n

b
o
l
a
/
b
e
n
d
a

s
e
c
a
r
a

d
a
r
i

p
o
s
i
s
i

b
e
r
d
i
r
i
/
d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

t
a
n
g
a
n

k
a
n
a
n

d
a
n

k
i
r
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

n
i
l
a
i

k
e
r
j
a
s
a
m
a

1
9
.

M
e
n
e
n
d
a
n
g

b
o
l
a

y
a
n
g

d
i
g
u
l
i
r
k
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

n
i
l
a
i

k
e
r
j
a
s
a
m
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

(
T
1
-
T
7
)

A
s
p
e
k

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
g
g
u
l
i
r
k
a
n

b
o
l
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

b
e
n
d
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
a
n
g
k
a
p

b
e
n
d
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
y
e
p
a
k

b
o
l
a

A
s
p
e
k

A
f
e
k
t
i
f

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f



M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

j
a
s
m
a
n
i

u
n
t
u
k

m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

d
a
n

A
s
p
e
k

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

d
i

t
e
m
p
a
t


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k




8

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

k
e
l
i
n
c
a
h
a
n

t
u
b
u
h

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a
(
T
1


T
7
)

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

b
e
r
j
a
l
a
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

c
e
p
a
t

d
e
n
g
a
n

a
b
a
-
a
b
a

A
s
p
e
k

A
f
e
k
t
i
f

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

k
e
b
u
g
a
r
a
n

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n


b
e
r
b
a
g
a
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

d
a
l
a
m

s
e
n
a
m

(
m
e
n
d
a
r
a
t
,

g
e
r
a
k

b
e
r
p
i
n
d
a
h
,

a
y
u
n
a
n
,

p
u
t
a
r
a
n
,

t
o
l
a
k
a
n
,

l
a
y
a
n
g
a
n

d
a
n

k
e
t
i
n
g
g
i
a
n
)

(
T
1
-
T
7
)


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t


d
a
n

m
e
n
d
a
r
a
t

d
e
n
g
a
n

d
u
a

k
a
k
i


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t
,


m
e
l
a
y
a
n
g

d
i

u
r
a
d
a

d
a
n

m
e
n
d
a
r
a
t

d
e
n
g
a
n

k
e

d
u
a

k
a
k
i


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

a
w
a
l
a
n

b
e
r
j
a
l
a
n


M
e
m
p
r
a
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t
-
l
o
m
p
a
t

d
a
n

b
e
r
p
u
t
a
r

9
0

d
e
r
a
j
a
t



M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

b
e
r
g
u
l
i
n
g

k
e

d
e
p
a
n



M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
-
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r


s
e
n
a
m

r
i
t
m
i
k

s
e
d
e
r
h
a
n
a

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
o
l
a

l
o
k
o
m
o
t
o
r

d
a
n

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k


m
e
n
g
i
k
u
t
i

i
r
a
m
a

(
k
e
t
u
k
a
n
)

t
a
n
p
a
/
d
e
n
g
a
n

m
u
s
i
k

(
T
1
-
T
7
)


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
a
n
g
k
a
h

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
e
r
i
r
a
m
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
e
n
g
g
o
k


k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
e
r
i
r
a
m
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
m
u
t
a
r
/
m
e
n
g
a
y
u
n
k
a
n

l
e
n
g
a
n

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
e
r
i
r
a
m
a




S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

&

D
e
s
a
i
n

M
e
r
a
s
a
k
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

s
e
b
a
g
a
i

w
u
j
u
d

r
a
s
a

s
y
u
k
u
r

k
e
p
a
d
a

T
u
h
a
n

(
K
I
-
1
,
K
D
-
1
)


M
e
n
g
a
m
a
t
i

a
l
a
m

s
e
k
i
t
a
r


M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

a
l
a
m

s
e
k
i
t
a
r

y
a
n
g

d
i
a
m
a
t
i
n
y
a


M
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n

s
y
u
k
u
r

p
a
d
a

T
u
h
a
n

a
t
a
s

a
n
u
g
e
r
a
h

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m



M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

u
n
t
u
k

m
e
n
g
e
k
s
p
r
e
s
i
k
a
n

d
i
r
i

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a
,

b
e
r
n
y
a
n
y
i
,

d
a
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k
-
g
e
r
a
k

b
a
g
i
a
n

k
e
p
a
l
a
,

k
a
k
i
,

t
a
n
g
a
n

d
a
n

b
a
d
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


M
e
l
a
k
u
k
a
n

g
e
r
a
k

p
e
r

b
a
g
i
a
n




9

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

m
e
n
a
r
i

(
K
I
-
2
,
K
D
-
1
)


M
e
n
g
e
n
a
l


d
i
s
i
p
l
i
n

d
a
n

a
t
u
r
a
n

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a

(
K
I
-
2
,
K
D
-
3
)


a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

l
a
n
g
k
a
h
-
l
a
n
g
k
a
h

a
t
a
u

u
r
u
t
a
n

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n

M
e
n
g
e
n
a
l

u
n
s
u
r
-
u
n
s
u
r

g
e
r
a
k
,

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

g
e
r
a
k

a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h

d
a
n

l
e
v
e
l

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

m
e
n
a
r
i


(
K
I
-
3
,
K
D
-
3
)


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

g
e
r
a
k
-
g
e
r
a
k

b
a
g
i
a
n

k
e
p
a
l
a
,

k
a
k
i
,

t
a
n
g
a
n
,

d
a
n

b
a
d
a
n

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

l
e
v
e
l


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

r
a
g
a
m

g
e
r
a
k

k
e
p
a
l
a
,

k
a
k
i
,

t
a
n
g
a
n

d
a
n

b
a
d
a
n


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

g
e
r
a
k
-
g
e
r
a
k


b
a
g
i
a
n

k
e
p
a
l
a
,

k
a
k
i
,

t
a
n
g
a
n
,

d
a
n

b
a
d
a
n



M
e
l
a
k
u
k
a
n

g
e
r
a
k

k
e
p
a
l
a
,

k
a
k
i
,

t
a
n
g
a
n

d
a
n

b
a
d
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

a
l
a
m

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r


(
K
I
-
4
,
K
D
-
9
)


M
e
n
i
r
u
k
a
n

g
e
r
a
k

a
l
a
m

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

m
e
l
a
l
u
i

g
e
r
a
k

k
e
p
a
l
a
,

k
a
k
i
,

t
a
n
g
a
n
,

b
a
d
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
a
n
g
s
a
n
g
a
n

b
u
n
y
i


(
K
I
-
4
,
K
D
-
1
0
)


M
e
n
g
k
o
o
r
d
i
n
a
s
i
k
a
n

g
e
r
a
k

a
n
g
g
o
t
a

b
a
d
a
n


M
e
n
y
u
s
u
n

g
e
r
a
k

a
n
g
g
o
t
a

b
a
d
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

g
e
r
a
k

a
l
a
m

s
e
k
i
t
a
r


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
u
n
y
i

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
g
u
n
a
k
a
n

s
e
b
a
g
a
i

r
a
n
g
s
a
n
g

g
e
r
a
k


M
e
n
y
u
s
u
n

g
e
r
a
k

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

b
u
n
y
i

y
a
n
g

d
i
p
e
r
d
e
n
g
a
r
k
a
n


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

g
e
r
a
k

t
a
r
i

y
a
n
g

s
e
l
a
r
a
s

d
e
n
g
a
n

b
u
n
y
i







2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I

T
e
m
a

4
:

K
e
l
u
a
r
g
a
k
u

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h


K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1

J
A
R
I
N
G
A
N

I
N
D
I
K
A
T
O
R








S
I
L
A
B
U
S



K
e
l
u
a
r
g
a
k
u

(

m
i
n
g
g
u

I

)


P
P
K
n


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a


s
e
b
a
g
a
i

p
e
r
w
u
j
u
d
a
n

n
i
l
a
i

d
a
n

m
o
r
a
l

P
a
n
c
a
s
i
l
a
.
(
2
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n


t
e
m
a
n

s
e
b
a
g
a
i

p
e
r
w
u
j
u
d
a
n

n
i
l
a
i

d
a
n

m
o
r
a
l

P
a
n
c
a
s
i
l
a
.
(
3
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

c
o
n
t
o
h

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
i

s
e
k
o
l
a
h

(
5
)


P
E
N
D
I
\
D
I
K
A
N

J
A
S
M
A
N
I
,

O
L
A
H
R
A
G
A
,

D
A
N

K
E
S
E
H
A
T
A
N

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

m
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r

(
2
0
)

B
A
H
A
S
A

I
N
D
O
N
E
S
I
A


B
e
r
s
i
k
a
p

k
h
u
s
u
k

(
m
e
n
j
a
g
a

k
e
h
e
n
i
n
g
a
n
)

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

(
2
4
)


M
e
n
c
o
n
t
o
h

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
l
a
m

d
o
a

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r

p
a
d
a

s
a
a
t

b
e
r
d
o
a

s
e
n
d
i
r
i

(
2
6
)


M
e
m
a
n
d
a
n
g

w
a
j
a
h

k
a
w
a
n

b
i
c
a
r
a

p
a
d
a

w
a
k
t
u

b
e
r
b
i
c
a
r
a

(
2
9
)


M
e
m
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n

r
a
u
t

m
u
k
a

y
a
n
g

r
a
m
a
h

(
3
0


M
e
m
p
e
r
k
e
n
a
l
k
a
n

d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

s
o
p
a
n


k
e
p
a
d
a

g
u
r
u

d
a
n

t
e
m
a
n

s
e
k
e
l
a
s

(
3
2
)


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

s
a
p
a
a
n

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

(
3
4
)


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t

(
3
5
)


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

m
a
a
f

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t

(
3
6
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a

d
i
r
i

(
4
1
)


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

s
o
p
a
n

j
u
m
l
a
h

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

d
a
n

p
e
k
e
r
j
a
a
n


o
r
a
n
g

t
u
a

(
3
3
)


M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

k
e
j
a
d
i
a
n

y
a
n
g

d
i
a
l
a
m
i

s
e
c
a
r
a

l
a
n
c
a
r

(
5
1
)


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r

(
5
9
)


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

(
6
0
)


M
e
m
e
g
a
n
g

a
l
a
t

t
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

(
6
1
)


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g

(
6
2
)


M
e
n
g
h
u
b
u
n
g
k
a
n

t
i
t
i
k
-
t
i
t
i
k

y
a
n
g

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

l
e
n
g
k
u
n
g
,

d
a
n

b
u
l
a
t

(
6
3
)


M
e
m
b
u
a
t

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s
,

l
e
n
g
k
u
n
g
,

d
a
n

b
u
l
a
t

(
6
4
)


M
e
n
j
i
p
l
a
k

h
u
r
u
f

(
6
5
)


M
e
n
u
l
i
s

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

l
e
n
g
k
u
n
g
,

d
a
n

b
u
l
a
t

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

h
u
r
u
f

(
6
6
)


M
e
n
u
l
i
s

h
u
r
u
f

l
e
p
a
s

(
6
7
)


M
e
r
a
n
g
k
a
i

h
u
r
u
f

m
e
n
j
a
d
i

k
a
t
a

(
6
8
)


M
e
m
a
n
d
a
n
g

w
a
j
a
h

k
a
w
a
n

b
i
c
a
r
a

p
a
d
a

w
a
k
t
u

b
e
r
b
i
c
a
r
a

(
2
9
)


M
e
m
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n

r
a
u
t

m
u
k
a

y
a
n
g

r
a
m
a
h

(
3
0
)


M
e
n
a
n
g
g
a
p
i

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

t
u
b
u
h

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

(
3
1
)



M
A
T
E
M
A
T
I
K
A


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
k
u
r
a
n
n
y
a

(
6
9
)


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
e
r
a
t
n
y
a

(
7
0
)


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
r
u
t
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k
n
y
a

(
7
1
)


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

k
e

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k

b
e
n
d
a

s
e
h
i
n
g
g
a

r
a
p
i

(
7
2
)


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
k
u
r
a
n

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
u
k
a
a
n
n
y
a

(
7
3
)


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

l
a
i
n
n
y
a

(
w
a
r
n
a

a
t
a
u

l
a
i
n
n
y
a
)

(
7
4
)

S
E
N
I
,

B
U
D
A
Y
A
,

D
A
N

P
R
A
K
A
R
Y
A


M
e
m
i
l
i
k
i

k
e
p
e
k
a
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

h
a
s
i
l

c
i
p
t
a
a
n

T
u
h
a
n

(
8
3
)


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n
-
k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
e
r
a
h

T
u
h
a
n

(
8
4
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n


b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

(
8
9
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

(
9
0
)



M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

(
9
1
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n


b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

(
9
5
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

(
9
6
)



M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

(
9
7
)

2

T
E
M
A

4

:

K
E
L
U
A
R
G
A
K
U


K
O
M
P
E
T
E
N
S
I


D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

P
P
K
n


M
e
n
e
r
i
m
a

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

(
a
g
a
m
a
,

s
u
k
u
,

f
i
s
i
k
,

p
s
i
k
i
s
)

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
e
r
a
h

T
u
h
a
n

(
K
I
-
1
,
K
D
-
1
)



M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
i
k
a
p

m
e
n
e
r
i
m
a

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

(
a
g
a
m
a
,
s
u
k
u
,
f
i
s
i
k
,
d
a
n

p
s
i
k
i
s

)

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
r
a
h

T
u
h
a
n

(
1
)

K
e
g
i
a
t
a
n

p
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

p
a
d
a

t
e
m
a

i
n
i

a
k
a
n

d
i
t
e
m
p
u
h

d
a
l
a
m

4

m
i
n
g
g
u












M
I
N
G
G
U

P
E
R
T
A
M
A

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a

(
2
4
)

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a

(
2
6
)

M
e
m
p
e
r
k
e
n
a
l
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

s
o
p
a
n

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s

(
3
:

2
9
;

3
0
;
3
2
;
4
1
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

j
u
m
l
a
h

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

y
a
n
g

t
i
n
g
g
a
l

s
e
r
u
m
a
h

d
e
n
g
a
n


p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

(
3
2
)

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s


d
u
a

s
a
u
d
a
r
a

(
b
i
s
a

s
e
k
a
n
d
u
n
g
,

a
t
a
u

t
i
d
a
k

s
e
k
a
n
d
u
n
g
)

y
a
i
t
u

n
a
m
a
,

p
e
r
k
i
r
a
a
n

u
m
u
r

d
a
n

h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

(
3
2
)

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

s
e
r
i
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a

d
e
n
g
a
n

s
a
u
d
a
r
a
n
y
a

t
e
r
s
e
b
u
t
.
(
3
2
)

M
e
n
g
e
n
a
l
i

c
i
r
i

k
h
a
s

i
n
d
i
v
i
d
u

d
a
n

m
e
n
g
g
a
m
b
a
r

d
i
r
i

s
e
n
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

c
i
r
i

k
h
a
s

y
a
n
g

d
i
m
i
l
i
k
i

(
3
2
)

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
k
e
r
j
a
a
n

a
t
a
u

k
e
g
i
a
t
a
n


a
y
a
h

d
a
n

i
b
u

s
e
h
a
r
i-
h
a
r
i

(
3
3
)

M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a
:

a
y
a
h
/

b
a
p
a
k
,

b
u
n
d
a
/

i
b
u
,

a
n
a
k
,

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

m
e
n
e
b
a
l
k
a
n

(
5
9
,
6
0
,
6
1
,
6
2
,
6
3
,
6
4
,
6
5
,
6
6
,
6
7
,
6
8
)

M
e
n
g
e
n
a
l

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

s
i
k
a
p

p
o
s
i
t
i
f

k
e
t
i
k
a


3
5

m
e
n
i
t

x

3
0

J
P

x

4

m
i
n
g
g
u

1
.

D
i
r
i

a
n
a
k

2
.

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a

3
.

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
o
l
a
h

4
.

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I

5
.

D
i
r
i

a
n
a
k

6
.

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a

7
.

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
o
l
a
h

8
.

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I

9
.

B
u
k
u

P
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n

D
i
r
i

A
n
a
k

1
0
.

V
i
d
e
o
/
s
l
i
d
e
/
g
a
m
b
a
r

t
e
n
t
a
n
g

t
e
k
n
i
k

c
e
t
a
k

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

d
a
n

a
l
u
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

g
u
n
t
i
n
g
,

l
i
p
a
t

d
a
n

t
e
m
p
e
l

1
1
.

G
a
m
b
a
r
/
c
o
n
t
o
h

l
a
n
g
s
u
n
g

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k


d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

b
e
n
t
u
k

1
2
.

G
a
m
b
a
r
/
c
o
n
t
o
h

l
a
n
g
s
u
n
g

h
a
s
i
l

k
a
r
y
a

g
u
n
t
i
n
g
,

l
i
p
a
t

d
a
n

t
e
m
p
e
l

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

d
a
n

a
l
a
u
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

1
3
.

B
u
k
u

k
i
r
i
g
a
m
i

(
s
e
n
i

m
e
n
g
u
n
t
i
n
g
)

1
4
.

B
u
k
u

P
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n

D
i
r
i

A
n
a
k



M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a
,

t
e
m
a
n
,

d
a
n

g
u
r
u
,

s
e
b
a
g
a
i

p
e
r
w
u
j
u
d
a
n

n
i
l
a
i

d
a
n

m
o
r
a
l

P
a
n
c
a
s
i
l
a
.
(
K
I
-
2
,
K
D
-
1
)

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a


s
e
b
a
g
a
i

p
e
r
w
u
j
u
d
a
n

n
i
l
a
i

d
a
n

m
o
r
a
l

P
a
n
c
a
s
i
l
a
.
(
2
)

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n


t
e
m
a
n

s
e
b
a
g
a
i

p
e
r
w
u
j
u
d
a
n

n
i
l
a
i

d
a
n

m
o
r
a
l

P
a
n
c
a
s
i
l
a
.
(
3
)

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n


g
u
r
u
,

s
e
b
a
g
a
i

p
e
r
w
u
j
u
d
a
n

n
i
l
a
i

d
a
n

m
o
r
a
l

P
a
n
c
a
s
i
l
a
.
(
4
)


M
e
m
i
l
i
k
i

s
i
k
a
p

d
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
a
t
u
h

p
a
d
a

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
a
n

a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h
.
(
K
I
-
2
,
K
D
-
2
)

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

c
o
n
t
o
h

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
i

s
e
k
o
l
a
h

(
5
)

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

c
o
n
t
o
h

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
i

r
u
m
a
h

(
6
)

M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u


d
i

r
u
m
a
h
.
(
7
)


M
e
m
i
l
i
k
i

s
i
k
a
p

t
o
l
e
r
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

(
a
g
a
m
a
,

s
u
k
u
,

f
i
s
i
k
,

p
s
i
k
i
s
)

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
a
l
a
h

s
a
t
u

s
i
k
a
p

t
o
l
e
r
a
n
s
i

t
e
r
h
a
d
a
p


t
e
t
a
n
g
g
a

r
u
m
a
h

y
a
n
g

b
e
r
b
e
d
a

a
g
a
m
a

a
t
a
u

s
u
k
u

(
8
)

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
a
l
a
h

s
a
t
u

s
i
k
a
p

t
o
l
e
r
a
n
s
i

3

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I


D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

s
e
k
o
l
a
h
.
(
K
I
-
2
,
K
D
-
3
)


t
e
r
h
a
d
a
p


t
e
m
a
n

s
e
k
o
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
b
e
d
a

a
g
a
m
a

a
t
a
u

s
u
k
u

(
9
)

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

d
i

r
u
m
a
h

(
2
)

D
a
l
a
m

d
i

k
e
l
a
s
,

m
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
b
i
c
a
r
a

d
a
l
a
m

b
e
r
p
e
n
d
a
p
a
t

s
e
c
a
r
a

b
e
r
g
a
n
t
i
a
n

(
5
)

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

f
o
t
o

k
e
l
u
a
r
g
a

k
e
t
i
k
a

b
e
r
w
i
s
a
t
a

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

s
e
s
u
a
i

k
e
m
a
m
p
u
a
n

s
i
s
w
a

(
5
1
)


M
e
n
y
u
s
u
n

g
a
m
b
a
r

d
a
l
a
m

s
e
k
u
e
n
s
i

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n


s
i
k
a
p

j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/

k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i

y
a
n
g

d
i
t
u
n
j
u
k
k
a
n

d
i

d
a
l
a
m

k
e
l
u
a
r
g
a
.
(
2
,
)


M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

m
e
n
g
a
n
d
u
n
g

s
i
k
a
p

j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


t
e
r
h
a
d
a
p

t
e
m
a
n

(
3
)

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
n
y
a
p
a
,

m
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

d
a
n

m
a
a
f

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

k
o
n
t
e
k
s

(
3
4
,
3
5
,
3
6
)


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
e
r
m
a
i
n
a
n

l
o
m
b
a

b
e
r
j
a
l
a
n

c
e
p
a
t

b
e
r
s
a
m
a

g
u
r
u

d
a
n

t
e
m
a
n

d
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
i
k
a
p

b
e
k
e
r
j
a

s
a
m
a

(
2
0
)


M
e
n
g
a
m
a
t
i

g
a
m
b
a
r

r
a
n
g
k
a

d
a
n

o
t
o
t
-
o
t
o
t

t
u
b
u
h
,

d
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

b
a
g
i
a
n

o
t
o
t

m
a
n
a

y
a
n
g

t
e
r
a
s
a

s
a
k
i
t

s
e
t
e
l
a
h

b
e
r
j
a
l
a
n

c
e
p
a
t

(
2
0
)

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
b
i
c
a
r
a

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
a
t
a
p

w
a
j
a
h

t
e
m
a
n
n
y
a

d
a
n

b
e
r
s
i
k
a
p

d
e
n
g
a
n

r
a
u
t

m
u
k
a

y
a
n
g

r
a
m
a
h

s
e
r
t
a

b
a
h
a
s
a

t
u
b
u
h

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

(
2
9
,
3
0
,
3
1
)

M
e
n
g
a
j
a
k

s
i
s
w
a

m
e
n
g
a
m
a
t
i

a
l
a
m

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n

m
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

(
8
3
,

8
9
.
9
0
.
9
1

)

M
e
n
g
u
m
p
u
l
k
a
n

b
a
h
a
n

a
l
a
m

s
e
p
e
r
t
i

u
b
i
,

k
e
n
t
a
n
g
,

p
e
l
e
p
a
h


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
2
,
K
D
-
4
)

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
i

r
u
m
a
h

(
1
0
)

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
i


s
e
k
o
l
a
h

(
1
1
)


M
e
n
g
e
n
a
l
i

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
,
K
D
-
1
)

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h

(
1
2
)

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

(
1
3
)


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
a
n

a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
,
K
D
-
2
)

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i


h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h
.
(
1
4
)

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i


h
a
r
i

d
i

s
e
k
o
l
a
h

(
1
5
)


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

a
r
t
i

b
e
r
s
a
t
u

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
1
,
K
D
-
3
)

M
e
n
d
e
f
i
n
i
s
i
k
a
n

B
e
r
s
a
t
u


d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

(
1
6
)

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

h
i
d
u
p

b
e
r
s
a
t
u

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h
.
(
1
7
)



M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n


k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

(
K
I
-
4
,
K
D
-
1

M
e
n
d
e
m
o
n
s
t
r
a
s
i
k
a
n

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n


k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

d
i

r
u
m
a
h


m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

(
1
8
)

M
e
n
d
e
m
o
n
s
t
r
a
s
i
k
a
n

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n


k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

d
i


s
e
k
o
l
a
h

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

(
1
9
)

4

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I


D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R


P
e
n
j
a
s

O
r
k
e
s

o
M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k


(
s
e
p
e
r
t
i

k
o
n
s
e
p

:

t
u
b
u
h
,

r
u
a
n
g
,

h
u
b
u
n
g
a
n
,

d
a
n

u
s
a
h
a
)

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k



p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

(
K
I
-
4
)

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

m
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r

(
2
0
)


p
i
s
a
n
g
,

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
g
u
n
a
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

(
9
5
,
9
6
,
9
7
)

M
e
l
i
h
a
t

b
e
r
b
a
g
a
i

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

d
a
r
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m

h
a
s
i
l

m
e
n
c
e
t
a
k

(
s
e
c
a
r
a

l
a
n
g
s
u
n
g

a
t
a
u

m
e
l
a
l
u
i

g
a
m
b
a
r
)


(
9
5
,
9
6
,
9
7
)

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
a
s
i
l

c
e
t
a
k
a
n

d
a
r
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m


y
a
n
g

d
i
p
e
r
o
l
e
h

d
a
r
i

a
l
a
m

m
e
l
i
p
u
t
i
:

l
e
t
a
k
n
y
a
,

w
a
r
n
a
,

d
a
n

b
e
n
t
u
k
n
y
a

(
9
5
,
9
6
,
9
7
)

D
a
r
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
i
p
e
r
o
l
e
h

d
a
r
i

a
l
a
m

(
m
i
s
a
l
n
y
a

b
a
t
u
,

k
e
r
i
k
i
l
,

d
a
u
n
,

b
u
n
g
a

d
s
b
n
y
a
)
,

k
e
m
u
d
i
a
n

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
a
r
a
/
b
a
g
a
i
m
a
n
a

m
e
n
g
a
t
u
r

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

a
g
a
r

t
e
r
t
a
t
a

r
a
p
i

(
6
9
,

7
0
,
7
1
,
7
2
)

M
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
b
a
g
i

t
u
g
a
s

m
e
n
y
u
s
u
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
k
u
r
a
n
,

b
e
r
a
t
,

j
u
m
l
a
h
,

w
a
r
n
a

a
t
a
u

m
i
n
a
t

s
i
s
w
a

(
6
9
,

7
0
,
7
1
,
7
2
)

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
a
t
a
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

(
(
6
9
,
7
0
,
7
1
,
7
2
)

P
E
N
I
L
A
I
A
N

1
.

L
i
s
a
n

2
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

3
.

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

4
.

T
e
r
t
u
l
i
s


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

d
a
l
a
m

m
e
l
a
k
u
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

y
a
n
g

m
e
n
y
e
n
a
n
g
k
a
n

(
K
I
-
2
)

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

m
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r

(
2
1
)

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

m
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

(
2
2
)

o
M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k


(
s
e
p
e
r
t
i

k
o
n
s
e
p

:

t
u
b
u
h
,

r
u
a
n
g
,

h
u
b
u
n
g
a
n
,

d
a
n

u
s
a
h
a
)

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k



p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

(
K
I
-
4
)



M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

m
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r

(
2
3
)

5

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I


D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

B
A
H
A
S
A

I
N
D
O
N
E
S
I
A


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

b
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

y
a
n
g

b
a
i
k

u
n
t
u
k

b
e
r
d
o
a

(
s
e
s
u
a
i

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a
)

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

d
i

r
u
m
a
h
.

(
K
I
-
1
,
K
D
-
2
)


M
e
m
b
a
c
a
k
a
n

d
o
a

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
u
c
a
p
a
n

y
a
n
g

b
a
i
k

(
K
I
-
1
,

K
D
-
3
)



B
e
r
s
i
k
a
p

k
h
u
s
u
k

(
m
e
n
j
a
g
a

k
e
h
e
n
i
n
g
a
n
)

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

(
2
4
)


M
e
n
g
a
m
b
i
l

s
i
k
a
p

d
u
d
u
k

a
t
a
u

b
e
r
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

b
e
r
d
i
a
m

d
i
r
i

(
2
5
)


M
e
n
c
o
n
t
o
h

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
l
a
m

d
o
a

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r

p
a
d
a

s
a
a
t

b
e
r
d
o
a

s
e
n
d
i
r
i

(
2
6
)



M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

t
e
k
s

d
o
a

d
e
n
g
a
n

j
e
l
a
s

(
2
7
)




M
I
N
G
G
U

K
E
D
U
A


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a



M
e
l
a
k
u
k
a
n

k
u
n
j
u
n
g
a
n

k
e

t
e
m
p
a
t

b
u
d
a
y
a
,

s
e
p
e
r
t
i

m
u
s
e
u
m
,

c
a
n
d
i

a
t
a
u

T
a
m
a
n

M
i
n
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a

I
n
d
a
h
/
y
a
n
g

s
e
j
e
n
i
s

s
e
b
a
g
a
i

w
u
j
u
d

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

(
a
g
a
m
a
,

s
u
k
u
,

f
i
s
i
k
,

p
s
i
k
i
s
)

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
e
r
a
h

T
u
h
a
n



M
e
n
g
e
n
a
l

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

s
i
k
a
p

p
o
s
i
t
i
f

k
e
t
i
k
a

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

d
i

r
u
m
a
h



D
a
l
a
m

d
i

k
e
l
a
s
,

m
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
b
i
c
a
r
a

d
a
l
a
m

b
e
r
p
e
n
d
a
p
a
t

s
e
c
a
r
a

b
e
r
g
a
n
t
i
a
n




M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
b
i
c
a
r
a

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
a
t
a
p

w
a
j
a
h

t
e
m
a
n
n
y
a

d
a
n

b
e
r
s
i
k
a
p

d
e
n
g
a
n

r
a
u
t

m
u
k
a

y
a
n
g

r
a
m
a
h

s
e
r
t
a

b
a
h
a
s
a

t
u
b
u
h

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
y
u
s
u
n

g
a
m
b
a
r

d
a
l
a
m

s
e
k
u
e
n
s
i

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n


s
i
k
a
p

j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/

k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i

y
a
n
g

d
i
t
u
n
j
u
k
k
a
n

d
i

d
a
l
a
m

p
e
r
t
e
m
a
n
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h
.



M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

m
e
n
g
a
n
d
u
n
g

s
i
k
a
p

j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


t
e
r
h
a
d
a
p

t
e
m
a
n



M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
n
y
a
p
a
,

m
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

d
a
n

m
a
a
f

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

k
o
n
t
e
k
s


M
e
n
g
e
n
a
l
i

g
a
m
b
a
r
-
g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
i

s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
g
e
n
a
l

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

s
i
k
a
p

p
o
s
i
t
i
f

k
e
t
i
k
a



M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

s
o
p
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
a
n

b
e
r
b
i
c
a
r
a

p
a
d
a

s
a
a
t

m
e
m
p
e
r
k
e
n
a
l
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

d
i
r
i
,

b
e
r
c
a
k
a
p
-
c
a
k
a
p

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a
,

g
u
r
u
,

d
a
n

t
e
m
a
n

(
K
I
-
2
,

K
D
-
1
)



M
e
n
y
a
p
a

d
a
n

m
e
n
y
a
m
p
a
i
k
a
n

u
c
a
p
a
n

s
e
l
a
m
a
t
,

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

a
t
a
u

p
e
r
m
o
h
o
n
a
n

m
a
a
f

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
o
n
t
e
k
s
n
y
a

(
K
I
-
2
,

K
D
-
2
)


B
e
r
b
i
c
a
r
a

m
e
n
g
i
k
u
t
i

g
i
l
i
r
a
n

(
2
8
)


M
e
m
a
n
d
a
n
g

w
a
j
a
h

k
a
w
a
n

b
i
c
a
r
a

p
a
d
a

w
a
k
t
u

b
e
r
b
i
c
a
r
a

(
2
9
)


M
e
m
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n

r
a
u
t

m
u
k
a

y
a
n
g

r
a
m
a
h

(
3
0
)


M
e
n
a
n
g
g
a
p
i

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

t
u
b
u
h

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

(
3
1
)


M
e
m
p
e
r
k
e
n
a
l
k
a
n

d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

s
o
p
a
n


k
e
p
a
d
a

g
u
r
u

d
a
n

t
e
m
a
n

s
e
k
e
l
a
s

(
3
2
)


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

s
o
p
a
n

j
u
m
l
a
h

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

d
a
n

p
e
k
e
r
j
a
a
n


o
r
a
n
g

t
u
a

(
3
3
)


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

s
a
p
a
a
n

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

(
3
4
)


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t

(
3
5
)


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

m
a
a
f

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t

(
3
6
)

6

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I


D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R



b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h




D
a
l
a
m

d
i

k
e
l
a
s
,

m
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
b
i
c
a
r
a

d
a
n

b
e
r
p
e
n
d
a
p
a
t

s
e
c
a
r
a

b
e
r
g
a
n
t
i
a
n


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

g
a
m
b
a
r

k
e
g
i
a
t
a
n

b
e
r
s
a
m
a

t
e
m
a
n

(
y
a
n
g

d
i
a
m
b
i
l

d
a
r
i

s
u
r
a
t

k
a
b
a
r
,

m
a
j
a
l
a
h

a
t
a
u

i
k
l
a
n
)

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n
n
y
a

s
e
s
u
a
i

k
e
m
a
m
p
u
a
n

s
i
s
w
a


M
e
n
y
u
s
u
n

g
a
m
b
a
r

d
a
l
a
m

s
e
k
u
e
n
s
i

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n


s
i
k
a
p

j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/

k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g

y
a
n
g

d
i
t
u
n
j
u
k
k
a
n

d
i

d
a
l
a
m

p
e
r
t
e
m
a
n
a
n
.



M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

m
e
n
g
a
n
d
u
n
g

s
i
k
a
p

j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

t
e
r
h
a
d
a
p

t
e
m
a
n


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
n
y
a
p
a
,

m
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

d
a
n

m
a
a
f

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

k
o
n
t
e
k
s


M
e
n
g
e
n
a
l
i

g
a
m
b
a
r
-
g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
i

s
e
k
o
l
a
h


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

l
o
m
p
a
t

t
a
l
i

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

d
a
n

m
e
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

m
e
n
u
n
g
g
u

g
i
l
i
r
a
n

s
e
b
a
g
a
i

p
e
n
e
r
a
p
a
n

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
a
l
a
m

p
e
r
t
e
m
a
n
a
n



B
e
r
s
i
k
a
p

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k



M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
n
t
u
k
n
y
a

(
b
u
l
a
t
,

s
e
g
i
t
i
g
a
,

t
a
b
u
n
g
,

k
u
b
u
s
,

k
o
t
a
k
,

b
a
l
o
k
,

d
s
b
)
.


M
e
n
j
i
p
l
a
k

g
a
m
b
a
r

b
e
n
d
a

y
a
n
g

b
e
r
b
e
n
t
u
k

(
b
u
l
a
t
,

s
e
g
i
t
i
g
a
,

t
a
b
u
n
g
,

k
u
b
u
s
,

k
o
t
a
k
,

b
a
l
o
k
,

d
s
b
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
a
s
i
l

k
a
r
y
a
n
y
a

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n
-
t
e
m
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i



M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n

m
e
n
g
o
l
o
n
g
k
a
n

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

c
a
i
r


M
e
n
g
e
n
a
l
i

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

o
b
j
e
k
,

b
e
n
t
u
k

b
e
n
d
a
,

w
u
j
u
d

b
e
n
d
a
,

s
e
r
t
a

p
e
r
u
b
a
h
a
n

b
e
n
d
a

y
a
n
g

b
e
r
a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h
,

j
a
l
a
n
,

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
,

K
D
-
1
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

b
e
r
b
e
n
t
u
k

b
u
l
a
t
,

s
e
g
i
t
i
g
a
,

t
a
b
u
n
g
,

k
u
b
u
s
,

k
o
t
a
k
,

d
a
n

b
a
l
o
k
.

(
3
7
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

y
a
n
g

a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r
.
(
3
8
)


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i
n
y
a

(
3
9
)


M
e
n
c
a
r
i

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

y
a
n
g

d
a
p
a
t

b
e
r
u
b
a
h

w
u
j
u
d

m
e
n
j
a
d
i

b
e
n
d
a

c
a
i
r

d
a
n

s
e
b
a
l
i
k
n
y
a
.
(
4
0
)



B
e
r
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i

s
e
c
a
r
a

l
i
s
a
n

d
e
n
g
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

i
n
f
o
r
m
a
s
i

t
e
n
t
a
n
g

d
a
t
a

d
i
r
i
,

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h


d
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h
,

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

d
a
n

p
o
l
a

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t
,



l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

,

b
u
a
h
,

t
a
n
a
m
a
n
,

d
a
n

m
a
s
a
k
a
n

(
K
I
-
4
,
K
D
-
1
)




M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
a
s
i
l


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a

d
i
r
i

(
4
1
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

(
k
e
p
a
l
a
,



b
a
d
a
n
,

d
a
n

k
a
k
i
)

(
4
2
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

d
i

k
e
p
a
l
a

(
r
a
m
b
u
t
,

t
e
l
i
n
g
a
,

h
i
d
u
n
g
,

l
i
d
a
h
,

k
u
l
i
t

d
a
n

g
i
g
i
)

d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n
n
y
a

(
4
3
)


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
r
a
w
a
t

t
u
b
u
h

s
e
c
a
r
a

t
e
r
a
t
u
r

d
a
n

b
e
n
a
r
,

m
i
s
a
l
n
y
a
:

m
a
n
d
i
,

m
e
n
g
g
o
s
o
k

g
i
g
i
,

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

h
i
d
u
n
g
,

m
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g

k
u
k
u
,

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n

s
e
b
e
l
u
m

m
a
k
a
n
.

(
4
4
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
a
p
a
n

h
a
r
u
s

m
a
n
d
i
,

m
a
k
a
n
,

s
i
k
a
t

g
i
g
i

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n
.
(
4
5
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h

a
g
a
r

t
e
t
a
p

s
e
h
a
t
,

y
a
i
t
u

:

m
a
i
n

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t
/
t
i
d
u
r

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

m
a
k
a
n

m
a
k
a
n
a
n

b
e
r
g
i
z
i
,

m
i
n
u
m

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

u
d
a
r
a

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

b
e
r
s
i
h
.
(
4
6
)


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t

d
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t

(
4
7
)


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
o
s
i
s
i

b
a
t
a
s

r
u
m
a
h

7

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I


D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h
,

j
a
l
a
n
,

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

(
K
I
-
4
,
K
D
-
2
)






B
e
r
b
i
c
a
r
a

s
p
o
n
t
a
n

t
e
n
t
a
n
g

d
i
r
i

(
K
I
-
4
,
K
D
-
3
)




M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
b
a
c
a

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u
,

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g


t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,

K
D
-
8
)


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
u
l
i
s

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

p
e
n
s
i
l
,

c
a
r
a

m
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

d
a
n

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,

K
D
-
9
)

(
t
e
t
a
n
g
g
a
/

j
a
l
a
n
,
/
k
a
n
t
o
r
,

d
l
l

(
4
8
)


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n


t
e
n
t
a
n
g

l
e
t
a
k

s
e
k
o
l
a
h

(
4
9
)




M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

h
a
l
-
h
a
l

y
a
n
g

d
i
m
i
n
t
a

s
e
c
a
r
a

r
u
n
u
t

(
5
0
)


M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

k
e
j
a
d
i
a
n

y
a
n
g

d
i
a
l
a
m
i

s
e
c
a
r
a

l
a
n
c
a
r

(
5
1
)


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a

d
e
n
g
a
n

a
r
t
i
k
u
l
a
s
i

y
a
n
g

j
e
l
a
s

(
5
2
)


B
e
r
b
i
c
a
r
a

d
e
n
g
a
n

s
u
a
r
a

d
e
n
g
a
n

v
o
l
u
m
e

s
u
a
r
a

y
a
n
g

e
n
a
k

d
i
d
e
n
g
a
r

(
5
3
)



B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r

(
5
4
)


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

(
5
5
)


M
e
m
e
g
a
n
g

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

(
5
6
)


M
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

(
5
7
)


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
m
b
a
c
a

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g

(
5
8
)


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r

(
5
9
)


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

(
6
0
)


M
e
m
e
g
a
n
g

a
l
a
t

t
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

(
6
1
)


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g

(
6
2
)


M
e
n
g
h
u
b
u
n
g
k
a
n

t
i
t
i
k
-
t
i
t
i
k

y
a
n
g


D
e
n
g
a
n

c
o
n
t
o
h

y
a
n
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n

g
u
r
u

(
m
i
s
a
l
n
y
a

d
e
n
g
a
n

m
e
m
b
a
w
a

g
e
l
a
s

a
n
e
k
a

b
e
n
t
u
k
,

b
o
t
o
l

a
n
e
k
a

b
e
n
t
u
k
,

b
a
s
k
o
m
,

p
i
r
i
n
g

d
a
n

s
e
b
a
g
a
i
n
y
a
)
,

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
g
a
m
a
t
i

c
i
r
i
-
c
i
r
i

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

s
e
r
t
a

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n
n
y
a

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

p
e
r
u
b
a
h
a
n

w
u
j
u
d

b
e
n
d
a

d
a
n

m
e
n
g
a
m
a
t
i

p
e
r
u
b
a
h
a
n

w
u
j
u
d

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

m
e
n
j
a
d
i

b
e
n
d
a

c
a
i
r

(
e
s

m
e
n
c
a
i
r
)
,

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

m
e
n
j
a
d
i

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

(
e
s

m
e
m
b
e
k
u
)

s
e
r
t
a

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n
n
y
a

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n
.


M
e
n
i
m
b
a
n
g

b
e
n
d
a

s
e
c
a
r
a

m
a
n
u
a
l

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n


p
e
n
i
m
b
a
n
g
a
n

b
e
r
a
t

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

t
i
m
b
a
n
g
a
n

a
t
a
u

n
e
r
a
c
a


M
e
n
a
k
s
i
r

b
e
r
a
t

s
u
a
t
u

b
e
n
d
a

s
e
c
a
r
a

i
n
d
i
v
i
d
u
a
l

d
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k

P
E
N
I
L
A
I
A
N

:

1
.

L
i
s
a
n

2
.

T
e
r
t
u
l
i
s

3
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

4
.

P
o
r
t
o
f
o
l
i
o

5
.

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n


M
I
N
G
G
U

K
E
T
I
G
A



M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u


P
e
r
g
i

k
e

S
e
k
o
l
a
h


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

m
a
k
n
a

l
a
g
u


P
e
r
g
i

k
e

S
e
k
o
l
a
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

c
o
n
t
o
h

h
a
k

d
a
n

k
e
w
a
j
i
b
a
n

a
n
a
k

d
i

d
a
l
a
m

r
u
m
a
h
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

c
o
n
t
o
h

h
a
k

d
a
n

k
e
w
a
j
i
b
a
n

a
n
a
k

d
i

s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

c
o
n
t
o
h

h
a
k

d
a
n

k
e
w
a
j
i
b
a
n

a
y
a
h

d
a
n

i
b
u
.


M
e
n
g
a
m
a
t
i

l
e
t
a
k

r
u
m
a
h

d
a
r
i

s
i
s
i

k
i
r
i
,

k
a
n
a
n
,

d
e
p
a
n

d
a
n

b
e
l
a
k
a
n
g

8

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I


D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

l
e
n
g
k
u
n
g
,

d
a
n

b
u
l
a
t

(
6
3
)


M
e
m
b
u
a
t

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s
,

l
e
n
g
k
u
n
g
,

d
a
n

b
u
l
a
t

(
6
4
)


M
e
n
j
i
p
l
a
k

h
u
r
u
f

(
6
5
)


M
e
n
u
l
i
s

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

l
e
n
g
k
u
n
g
,

d
a
n

b
u
l
a
t

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

h
u
r
u
f

(
6
6
)


M
e
n
u
l
i
s

h
u
r
u
f

l
e
p
a
s

(
6
7
)


M
e
r
a
n
g
k
a
i

h
u
r
u
f

m
e
n
j
a
d
i

k
a
t
a

(
6
8
)


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

t
e
n
t
a
n
g


l
e
t
a
k

r
u
m
a
h


B
e
r
c
e
r
i
t
a

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

p
o
s
i
s
i

r
u
m
a
h

y
a
n
g

b
e
r
b
a
t
a
s
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
t
a
n
g
g
a
,


j
a
l
a
n
,

w
a
r
u
n
g
,

k
a
n
t
o
r

a
t
a
u

r
u
m
a
h

i
b
a
d
a
t
.



M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
a
t
a
s
-
b
a
t
a
s

r
u
m
a
h


d
a
r
i

s
i
s
i

k
i
r
i
,

k
a
n
a
n
,

d
e
p
a
n

d
a
n

b
e
l
a
k
a
n
g


B
e
r
c
e
r
i
t
a

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

l
e
t
a
k

r
u
m
a
h

d
a
n

b
a
t
a
s
-
b
a
t
a
s
n
y
a


M
e
n
g
a
j
a
k

s
i
s
w
a

m
e
n
g
a
m
a
t
i

a
l
a
m

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h


M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m

y
a
n
g

d
i

d
e
k
a
t

r
u
m
a
h

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n

u
n
t
u
k

k
e
g
i
a
t
a
n

g
u
n
t
i
n
g
,

l
i
p
a
t

d
a
n

t
e
m
p
e
l


M
e
n
g
u
m
p
u
l
k
a
n

b
a
h
a
n

a
l
a
m

d
i

d
e
k
a
t

r
u
m
a
h

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
g
u
n
a
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

u
n
t
u
k

a
y
a
h

a
t
a
u

i
b
u


M
e
l
i
h
a
t

b
e
r
b
a
g
a
i

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

d
a
r
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m

h
a
s
i
l

m
e
n
g
u
n
t
i
n
g
,

m
e
n
e
m
p
e
l

d
a
n

m
e
l
i
p
a
t

(
s
e
c
a
r
a

l
a
n
g
s
u
n
g

a
t
a
u

l
e
w
a
t

g
a
m
b
a
r
)


M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

u
n
t
u
k

i
b
u

a
t
a
u

a
y
a
h

(
s
e
m
a
c
a
m

k
a
r
t
u

u
c
a
p
a
n
)

s
e
b
a
g
a
i

t
a
n
d
a

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h
,

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
u
n
t
i
n
g
,

m
e
l
i
p
a
t

d
a
n

m
e
n
e
m
p
e
l

b
a
h
a
n

a
l
a
m

s
e
s
u
a
i

b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

d
a
n

a
l
u
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

l
o
m
p
a
t

t
a
l
i

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n


B
e
r
c
e
r
i
t
a

s
e
c
a
r
a

r
u
n
t
u
t

t
e
n
t
a
n
g

s
u
a
t
u

k
e
j
a
d
i
a
n

y
a
n
g

d
i
a
l
a
m
i

d
i

r
u
m
a
h

d
e
n
g
a
n

l
a
f
a
l

d
a
n

a
r
t
i
k
u
l
a
s
i

y
a
n
g

j
e
l
a
s
,

s
u
a
r
a

y
a
n
g

e
n
a
k

d
i
d
e
n
g
a
r

d
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

b
a
i
k


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
m
b
a
c
a

d
e
n
g
a
n

s
i
k
a
p

y
a
n
g

b
e
n
a
r

j
a
r
a
k

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
m
b
a
c
a

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

b
a
c
a
a
n
,

l
e
t
a
k

t
e
k
s
,

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

c
u
k
u
p

d
a
n

s
i
k
a
p

d
u
d
u
k

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
n
g
u
r
u
t
k
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
a
r
i

y
a
n
g

p
a
l
i
n
g

b
e
r
a
t

k
e

y
a
n
g

r
i
n
g
a
n


M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

j
u
m
l
a
h

d
u
a

a
n
g
k
a

s
a
t
u
a
n

s
e
c
a
r
a

m
a
n
u
a
l


M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

d
u
a

a
n
g
k
a

s
a
t
u
a
n

s
e
c
a
r
a

m
a
n
u
a
l
P
E
N
I
L
A
I
A
N

:

1
.

L
i
s
a
n

2
.

T
e
r
t
u
l
i
s

3
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

4
.

P
o
r
t
o
f
o
l
i
o


M
A
T
E
M
A
T
I
K
A


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

r
a
p
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
a
t
a

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

d
i
m
e
n
s
i

(
b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r
,

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g
)
,

b
e
r
a
t
n
y
a
,

a
t
a
u

u
r
u
t
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k

t
e
r
k
e
c
i
l

s
a
m
p
a
i

t
e
r
b
e
s
a
r


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
k
u
r
a
n
n
y
a

(
6
9
)


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
e
r
a
t
n
y
a

(
7
0
)


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
r
u
t
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k
n
y
a

(
7
1
)


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

k
e

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k

b
e
n
d
a

s
e
h
i
n
g
g
a

r
a
p
i

(
7
2
)


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
k
u
r
a
n

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
u
k
a
a
n
n
y
a

(
7
3
)


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

l
a
i
n
n
y
a

(
w
a
r
n
a

a
t
a
u

l
a
i
n
n
y
a
)

(
7
4
)



M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
k
i
r
a
k
a
n

b
e
r
a
t

s
u
a
t
u

b
e
n
d
a


m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

i
s
t
i
l
a
h

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

(
l
e
b
i
h

b
e
r
a
t
,

l
e
b
i
h

r
i
n
g
a
n
)


M
e
m
b
e
r
i

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

y
a
n
g

l
e
b
i
h

b
e
r
a
t

a
t
a
u

l
e
b
i
h

r
i
n
g
a
n

d
a
r
i

b
e
n
d
a

l
a
i
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n
n
y
a

s
e
c
a
r
a

m
a
n
u
a
l

(
m
e
m
e
g
a
n
g
)

a
t
a
u

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

a
l
a
t

(
7
5
)


M
e
n
g
u
k
u
r

b
e
r
a
t

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u
a
n

t
a
k

b
a
k
u

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

t
i
m
b
a
n
g
a
n
,

9

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I


D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

j
u
n
g
k
a
t

j
u
n
g
k
i
t
,

a
t
a
u

n
e
r
a
c
a

(
7
6
)


M
e
n
a
k
s
i
r

b
e
n
d
a

y
a
n
g

l
e
b
i
h

b
e
r
a
t

a
t
a
u

l
e
b
i
h

r
i
n
g
a
n

d
a
r
i

b
e
n
d
a

l
a
i
n

(
7
7
)


M
e
m
i
l
i
h

j
e
n
i
s

t
a
s
,

w
a
d
a
h

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

y
a
n
g

d
i
g
u
n
a
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
a
r
u
h

b
e
n
d
a

a
t
a
u

s
e
k
e
l
o
m
p
o
k

b
e
n
d
a

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

b
e
r
a
t
n
y
a

(
7
8
)

5
.

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n



M
I
N
G
G
U

K
E
E
M
P
A
T


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u


M
e
m
a
s
a
n
g
k
a
n

g
a
m
b
a
r

m
a
n
a

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n


t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
n
a

y
a
n
g

t
e
r
m
a
s
u
k

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
i

r
u
m
a
h
.


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

s
i
k
a
p

y
a
n
g

h
a
r
u
s

d
i
l
a
k
u
k
a
n

j
i
k
a

m
e
l
i
h
a
t

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

t
o
l
e
r
a
n
s
i

a
g
a
m
a

a
t
a
u

s
u
k
u

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

r
u
m
a
h
.


M
e
n
g
u
n
t
i
n
g
,

m
e
l
i
p
a
t

d
a
n

m
e
n
e
m
p
e
l

b
a
h
a
n

a
l
a
m

s
e
s
u
a
i

b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

d
a
n

a
l
u
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

m
e
l
a
l
u
i

g
u
n
t
i
n
g
,

l
i
p
a
t

d
a
n

t
e
m
p
e
l

s
e
s
u
a
i

b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

d
a
n

a
l
u
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a

k
e
l
u
a
r
g
a
.


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

s
i
k
a
p

y
a
n
g

h
a
r
u
s

d
i
l
a
k
u
k
a
n

j
i
k
a

m
e
l
i
h
a
t

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

t
o
l
e
r
a
n
s
i

a
g
a
m
a

a
t
a
u

s
u
k
u

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
o
l
a
h
.


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

s
i
k
a
p

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

s
a
a
t

i
s
t
i
r
a
h
a
t

t
e
r
h
a
d
a
p

t
e
m
a
n

k
e
l
a
s

y
a
n
g

b
e
r
b
e
d
a

j
e
n
i
s

k
e
l
a
m
i
n
,
a
g
a
m
a
,

d
a
n

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

y
a
n
g

d
i
k
e
t
a
h
u
i
n
y
a


M
e
m
b
u
a
t

p
o
h
o
n

k
e
l
u
a
r
g
a

s
e
d
e
r
h
a
n
a
,

m
u
l
a
i

d
a
r
i

k
a
k
e
k

d
a
n

n
e
n
e
k

d
a
r
i

p
i
h
a
k

a
y
a
h

d
a
n

i
b
u


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
u
h

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

m
e
n
g
e
n
a
i

p
o
h
o
n

k
e
l
u
a
r
g
a

y
a
n
g

d
i
b
u
a
t
n
y
a


M
e
n
g
e
n
a
l
i

t
e
m
a
n

s
e
k
e
l
a
s

d
a
n

m
e
n
d
a
t
a

t
e
m
a
n

k
e
l
a
s

m
e
n
u
r
u
t

j
e
n
i
s

k
e
l
a
m
i
n
,

d
a
n

s
a
l
a
h

s
a
t
u

d
a
r
i

p
i
l
i
h
a
n

i
n
i
:


a
g
a
m
a
,

k
e
g
e
m
a
r
a
n

d
a
n

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
l
u
a
r
g
a


d
i

r
u
m
a
h

m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g
,

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

y
a
n
g

m
e
n
g
g
a
m
b
a
r
k
a
n
n
y
a


d
a
n

m
e
m
a
j
a
n
g
n
y
a

d
i

p
a
p
a
n

k
e
l
a
s


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i


h
a
r
i

d
i

s
e
k
o
l
a
h

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
n
g
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
k
a
n

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s

d
a
n

h
a
s
i
l
n
y
a

d
i

p
a
j
a
n
g

d
i

m
a
d
i
n
g
.


M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

p
e
n
d
a
p
a
t

t
e
n
t
a
n
g

a
r
t
i

b
e
r
s
a
t
u

d
a
n


M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
n
d
i
r
i

d
a
n

m
e
m
e
c
a
h
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

t
e
r
k
a
i
t

d
e
n
g
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h
,

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

b
e
r
m
a
i
n


s
e
r
t
a

m
e
m
e
r
i
k
s
a

k
e
b
e
n
a
r
a
n
n
y
a


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

u
n
s
u
r
/
a
p
a

y
a
n
g

d
i
k
e
t
a
h
u
i

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

(
7
9
)


M
e
n
u
l
i
s

m
o
d
e
l
/
k
a
l
i
m
a
t

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

(
8
0
)


M
e
n
u
l
i
s

m
o
d
e
l
/
k
a
l
i
m
a
t

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

(
8
1
)


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
e
n
y
e
l
e
s
a
i
a
n

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

(
8
2
)



S
B
D


M
e
r
a
s
a
k
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

s
e
b
a
g
a
i

w
u
j
u
d

r
a
s
a

s
y
u
k
u
r

k
e
p
a
d
a

T
u
h
a
n

(
K
I
-
1
,

K
D
-
1
)


M
e
m
i
l
i
k
i

k
e
p
e
k
a
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

h
a
s
i
l

c
i
p
t
a
a
n

T
u
h
a
n

(
8
3
)


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n
-
k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
e
r
a
h

T
u
h
a
n

(
8
4
)


M
e
n
g
e
n
a
l


d
i
s
i
p
l
i
n

d
a
n

a
t
u
r
a
n

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a

(
K
I
-
2
,
K
D
-
3
)


M
e
n
g
e
n
a
l

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

d
a
n

p
e
d
u
l
i

t
e
r
h
a
d
a
p

a
l
a
m

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
k
a
r
y
a

(
K
I
-
2
,
K
D
-
4
)


M
e
m
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n

s
i
k
a
p

d
i
s
i
p
l
i
n

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a

(
8
5
)


M
e
n
g
i
k
u
t
i

a
t
u
r
a
n

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a

(
8
6
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
i
k
a
p

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

(
8
7
)


M
e
n
a
m
p
i
l
k
a
n

s
i
k
a
p

p
e
d
u
l
i

t
e
r
h
a
d
a
p

a
l
a
m

d
e
n
g
a
n

m
e
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n

b
a
h
a
n

a
l
a
m

s
e
b
a
g
a
i

m
e
d
i
a

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a

(
8
8
)



M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n


b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

1
0

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I


D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

(
K
I
-
3
,
K
D
-
4
)

(
8
9
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

(
9
0
)



M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

(
9
1
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

d
a
n

a
l
a
u
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

g
u
n
t
i
n
g
,

l
i
p
a
t

d
a
n

t
e
m
p
e
l

(
9
2
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

d
a
n

a
l
u
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

g
u
n
t
i
n
g
,

l
i
p
a
t

d
a
n

t
e
m
p
e
l

(
9
3
)



M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

d
a
n

a
l
u
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

g
u
n
t
i
n
g
,

l
i
p
a
t

d
a
n

t
e
m
p
e
l

(
9
4
)

k
e
a
k
r
a
b
a
n


s
e
t
e
l
a
h

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a


S
e
m
u
t

d
a
n

G
a
j
a
h


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

a
r
t
i

b
e
r
s
a
t
u

d
a
n

k
e
a
k
r
a
b
a
n

y
a
n
g

s
e
r
i
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

a
n
t
a
r
a

a
d
i
k

d
e
n
g
a
n

k
a
k
a
k

a
t
a
u

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

d
i

r
u
m
a
h

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n
n
y
a

d
i

b
u
k
u

t
u
l
i
s


B
e
r
m
a
i
n

p
e
r
a
n

t
e
n
t
a
n
g


s
e
b
u
a
h

k
e
l
u
a
r
g
a

y
a
n
g

s
e
d
a
n
g

b
e
r
m
u
s
y
a
w
a
r
a
h

t
e
n
t
a
n
g

B
e
r
l
i
b
u
r


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n
/

m
e
m
b
i
c
a
r
a
k
a
n

m
e
n
g
e
n
a
i

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

b
e
r
m
a
i
n

p
e
r
a
n

y
a
n
g

m
e
n
g
a
n
d
u
n
g

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u
a
l

s
e
p
e
r
t
i

m
u
s
y
a
w
a
r
a
h

d
a
l
a
m

p
e
m
i
l
i
h
a
n

k
e
t
u
a

k
e
l
a
s


B
e
r
m
a
i
n

m
e
n
g
a
y
u
n

l
e
n
g
a
n

k
a
n
a
n
,

k
i
r
i

d
e
p
a
n

d
a
n

b
e
l
a
k
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
y
a
l

l
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

d
i

d
e
p
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

s
i
k
a
p

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a
,

l
e
t
a
k

b
u
k
u
,

p
e
g
a
n
g
a
n

a
l
a
t

t
u
l
i
s
,

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

c
u
k
u
p

d
a
n

s
i
k
a
p

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
n
u
l
i
s

d
i
a
w
a
l
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
h
u
b
u
n
g
k
a
n

t
i
t
i
k
-
t
i
t
i
k

m
e
n
j
a
d
i

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s
,

l
e
n
g
k
u
n
g

d
a
n

b
u
l
a
t
.


M
e
n
y
a
l
i
n

h
u
r
u
f

d
e
n
g
a
n

m
e
n
j
i
p
l
a
k


M
e
n
u
l
i
s

h
u
r
u
f

y
a
n
g

m
e
m
b
e
n
t
u
k

k
a
t
a



M
e
n
j
a
w
a
b

s
o
a
l

c
e
r
i
t
a

s
e
d
e
r
h
a
n
a

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n





M
e
n
j
a
w
a
b

s
o
a
l

c
e
r
i
t
a

s
e
d
e
r
h
a
n
a

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

P
E
N
I
L
A
I
A
N

:

1
.

L
i
s
a
n

2
.
T
e
r
t
u
l
i
s

3
.
U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

4
.
p
o
r
t
o
f
o
l
i
o

5
.
P
e
n
g
a
m
a
t
a
n


M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

s
e
n
i

t
e
k
n
i
k

c
e
t
a
k

d
e
n
g
a
n

m
e
d
i
a

a
l
a
m

(
K
I
-
4
,

K
D
-
2
)


M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
o
l
a
h


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n


b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

(
9
5
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

(
9
6
)



M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k

(
9
7
)


M
e
n
u
n
j
u
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

d
a
n

a
l
a
u
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

g
u
n
t
i
n
g
,

l
i
p
a
t

d
a
n

t
e
m
p
e
l

(
9
8
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

d
a
n

a
l
u
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

g
u
n
t
i
n
g
,

l
i
p
a
t

d
a
n

t
e
m
p
e
l
(
9
9
)



M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

d
a
n

a
l
u
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

g
u
n
t
i
n
g
,

l
i
p
a
t

d
a
n

t
e
m
p
e
l

(
1
0
0
)





2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I


T
e
m
a

5

:

P
e
n
g
a
l
a
m
a
n
k
u

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h


K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1

S
I
L
A
B
U
S

K
E
L
A
S
:

1

T
E
M
A
:

P
E
N
G
A
L
A
M
A
N
K
U


K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

P
P
K
n

M
e
m
i
l
i
k
i

s
i
k
a
p

t
o
l
e
r
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

(
a
g
a
m
a
,

s
u
k
u
,

f
i
s
i
k
,

p
s
i
k
i
s
)

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h
.
(
K
I
-
2
,
K
D
-
3
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
i
k
a
p

t
o
l
e
r
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

(
a
g
a
m
a
,
s
u
k
u
,
f
i
s
i
k
,
d
a
n

p
s
i
k
i
s
)

d
i

r
u
m
a
h
.


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
i
k
a
p

t
o
l
e
r
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

(
a
g
a
m
a
,
s
u
k
u
,
f
i
s
i
k
,
d
a
n

p
s
i
k
i
s
)

d
i

s
e
k
o
l
a
h

K
e
g
i
a
t
a
n


p
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

p
a
d
a

t
e
m
a

i
n
i

a
k
a
n

d
i
t
e
m
p
u
h

d
a
l
a
m

4

m
i
n
g
g
u

M
i
n
g
g
u

P
e
r
t
a
m
a

1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a

2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a


3
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

s
o
p
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

s
i
s
w
a

t
e
n
t
a
n
g

s
i
k
a
p

t
o
l
e
r
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

t
e
m
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
b
e
d
a

a
g
a
m
a

a
t
a
u


s
u
k
u

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

b
e
n
a
r

4
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

s
o
p
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

s
i
s
w
a

t
e
n
t
a
n
g

s
i
k
a
p

t
o
l
e
r
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

t
e
t
a
n
g
g
a

y
a
n
g

s
e
d
a
n
g

m
e
n
j
a
l
a
n
k
a
n

i
b
a
d
a
h

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

b
e
n
a
r


5
.


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

s
o
p
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

s
i
s
w
a

t
e
n
t
a
n
g

s
i
k
a
p

t
o
l
e
r
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

t
e
m
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
b
e
d
a

s
i
f
a
t

a
t
a
u

k
e
m
a
m
p
u
a
n

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

b
e
n
a
r


6
.

B
e
r
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i

d
e
n
g
a
n


t
a
t
a

c
a
r
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r
,

y
a
i
t
u

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

b
e
n
a
r
,

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

l
a
w
a
n

b
i
c
a
r
a
,

s
e
r
t
a

m
e
m
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n

r
a
u
t

m
u
k
a

y
a
n
g

r
a
m
a
h



3
5

m
e
n
i
t

X

3
0

J
P

X

4

m
i
n
g
g
u

3
5

M
e
n
i
t

X


3
0

J
P


1
.

D
i
r
i

A
n
a
k

2
.

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

3
.

B
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

s
i
s
w
a

4
.

B
a
k
i
a
k

5
.

T
a
l
i

t
a
m
b
a
n
g

6
.

M
o
d
e
l

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r


7
.

S
t
o
p
w
a
t
c
h

8
.

L
i
l
i
n

m
a
i
n
a
n


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
2
,

K
D
-
4
)


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u


k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
i

r
u
m
a
h
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

a
r
t
i

b
e
r
s
a
t
u

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
,

K
D
-
3
)


M
e
n
g
a
r
t
i
k
a
n

b
e
r
s
a
t
u

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h
.


M
e
n
g
a
r
t
i
k
a
n

b
e
r
s
a
t
u

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h
.

M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n


k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

(
K
I
-
4
,
K
D
-
1
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
i
k
a
p

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
n

k
e
k
o
m
p
a
k
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

d
i

r
u
m
a
h
.


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
i
k
a
p

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
n

k
e
k
o
m
p
a
k
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

k
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k

i
n
d
i
v
i
d
u

d
i

s
e
k
o
l
a
h
.


B
.

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
n
e
r
i
m
a

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
e
r
a
h

T
u
h
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
g
u
n
a
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
p
e
r
s
a
t
u
k
a
n

b
a
n
g
s
a

(
K
I
-
1
,
K
D
-
1
)


M
u
l
a
i

t
e
r
l
i
h
a
t

s
e
n
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

d
a
l
a
m

m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
i
k
i
r
a
n
n
y
a

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n
,

g
u
r
u
,

o
r
a
n
g

t
u
a
,

d
a
n

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a


M
u
l
a
i

t
e
r
l
i
h
a
t

s
e
n
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

d
a
l
a
m

m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n
n
y
a

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n
,

g
u
r
u
,

d
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a



2

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

s
o
p
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
a
n

b
e
r
b
i
c
a
r
a

p
a
d
a

s
a
a
t

m
e
m
p
e
r
k
e
n
a
l
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

d
i
r
i
,

b
e
r
c
a
k
a
p
-
c
a
k
a
p

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a
,

g
u
r
u
,

d
a
n

t
e
m
a
n

(
K
I
-
2
,

K
D
-
1
)


B
e
r
b
i
c
a
r
a

m
e
n
g
i
k
u
t
i

g
i
l
i
r
a
n


M
e
m
a
n
d
a
n
g

w
a
j
a
h

k
a
w
a
n

b
i
c
a
r
a

p
a
d
a

w
a
k
t
u

b
e
r
b
i
c
a
r
a


M
e
m
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n

r
a
u
t

m
u
k
a

y
a
n
g

r
a
m
a
h


M
e
n
a
n
g
g
a
p
i

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a


t
u
b
u
h

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
m
p
e
r
k
e
n
a
l
k
a
n

d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

s
o
p
a
n


k
e
p
a
d
a

g
u
r
u

d
a
n

t
e
m
a
n

s
e
k
e
l
a
s


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

s
o
p
a
n

j
u
m
l
a
h

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

d
a
n

p
e
k
e
r
j
a
a
n


o
r
a
n
g

t
u
a

7
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n
-
k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
i
s
i

w
a
k
t
u

l
u
a
n
g

d
a
n

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n
-
t
e
m
a
n

d
i

k
e
l
a
s


8
.

M
e
m
b
a
w
a

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
r
i

r
u
m
a
h

d
a
n

m
e
m
a
i
n
k
a
n
n
y
a

b
e
r
s
a
m
a

t
e
m
a
n
-
t
e
m
a
n

d
i

k
e
l
a
s



9
.

M
e
n
g
i
k
u
t
i

g
u
r
u

d
a
l
a
m

m
e
m
b
a
c
a

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
e
d
e
r
h
a
n
a

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

k
e
t
i
k
a

b
e
r
m
a
i
n

b
e
r
s
a
m
a

t
e
m
a
n
-
t
e
m
a
n
.




1
0
.
M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
e
r
l
a
r
i

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
ir
i

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
b
a
-
a
b
a

y
a
n
g


d
i
b
e
r
i
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u



1
1
.

B
e
r
g
a
n
t
i
a
n

m
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

l
o
m
b
a

l
o
m
p
a
t

z
i
g
-
z
a
g

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

d
e
n
g
a
n

w
a
k
t
u

y
a
n
g

d
i
u
k
u
r

s
t
o
p
w
a
t
c
h

d
a
n

d
i
c
a
t
a
t


1
2
.

B
e
r
m
a
i
n

m
e
m
u
t
a
r

b
a
d
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

s
a
m
b
i
l

b
e
r
p
e
g
a
n
g
a
n

t
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a

y
a
n
g

b
a
i
k


1
3
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

b
e
r
k
u
n
j
u
n
g

k
e

t
e
m
p
a
t

w
i
s
a
t
a

d
a
n

m
e
n
g
g
a
m
b
a
r

h
a
l

y
a
n
g

d
i
t
e
m
u
k
a
n

d
a
l
a
m

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

i
t
u
,

s
e
p
e
r
t
i

p
e
m
a
n
d
a
n
g
a
n

a
l
a
m
,

a
t
a
u

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

p
e
n
i
n
g
g
a
l
a
n

a
t
a
u


b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

k
h
a
s

s
e
t
e
m
p
a
t

y
a
n
g

d
i
t
e
m
u
k
a
n

d
i

s
a
n
a
.


1
4
.
M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

a
l
a
t

t
r
a
n
s
p
o
r
t
a
s
i

y
a
n
g

d
i
g
u
n
a
k
a
n

k
e
t
i
k
a

m
e
n
g
u
n
j
u
n
g
i

t
e
m
p
a
t

w
i
s
a
t
a

a
l
a
m

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

a
l
a
t

t
r
a
n
s
p
o
r
t
a
s
i

t
e
r
s
e
b
u
t


1
5
.
M
e
l
a
k
u
k
a
n

d
i
s
k
u
s
i

h
a
s
i
l

k
u
n
j
u
n
g
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
a
d
a

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

s
e
b
a
g
a
i

i
d
e

u
n
t
u
k

b
e
r
k
a
r
y
a


M
e
n
y
a
p
a

d
a
n

m
e
n
y
a
m
p
a
i
k
a
n

u
c
a
p
a
n

s
e
l
a
m
a
t
,

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

a
t
a
u

p
e
r
m
o
h
o
n
a
n

m
a
a
f

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
o
n
t
e
k
s
n
y
a

(
K
I
-
2
,

K
D
-
2
)


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

s
a
p
a
a
n

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

m
a
a
f

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t



M
e
n
g
e
n
a
l
i

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

o
b
j
e
k
,

b
e
n
t
u
k

b
e
n
d
a
,

w
u
j
u
d

b
e
n
d
a
,

s
e
r
t
a

p
e
r
u
b
a
h
a
n

b
e
n
d
a

y
a
n
g

b
e
r
a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h
,

j
a
l
a
n
,

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
,
K
D
-
1
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

b
e
r
b
e
n
t
u
k

b
u
l
a
t
,

s
e
g
i
t
i
g
a
,

t
a
b
u
n
g
,

k
u
b
u
s
,

k
o
t
a
k
,

d
a
n

b
a
l
o
k
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

y
a
n
g

a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r
.


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n


c
i
r
i
-
c
i
r
i
n
y
a


M
e
n
c
a
r
i

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

y
a
n
g

d
a
p
a
t

b
e
r
u
b
a
h

w
u
j
u
d

m
e
n
j
a
d
i

b
e
n
d
a

c
a
i
r

d
a
n

s
e
b
a
l
i
k
n
y
a
.

M
e
m
a
h
a
m
i

c
a
r
a

m
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

(
K
I
-
3
,

K
D
-
3
)


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

b
u
n
y
i

v
o
k
a
l

d
a
l
a
m

k
a
t
a

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

b
u
n
y
i

k
o
n
s
o
n
a
n

d
a
l
a
m

k
a
t
a

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


M
e
m
b
a
c
a

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
e
n
g
a
n

i
n
t
o
n
a
s
i

y
a
n
g

t
e
p
a
t


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h
,

j
a
l
a
n
,

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

(
K
I
-
4
,

K
D
-
2
)


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
o
s
i
s
i

b
a
t
a
s

r
u
m
a
h

(
t
e
t
a
n
g
g
a
/

j
a
l
a
n
,
/
k
a
n
t
o
r
,

d
l
l
)


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n


t
e
n
t
a
n
g

l
e
t
a
k

s
e
k
o
l
a
h



3

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

M
e
n
g
a
m
a
t
i

t
e
n
t
a
n
g

d
i
r
i
,

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

d
a
n

b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
p
a
d
a

o
r
a
n
g

l
a
i
n

(
K
I
-
4
,

K
D
-
5
)


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

p
e
r
a
s
a
a
n

y
a
n
g

d
i
m
i
l
i
k
i

k
e
t
i
k
a

m
e
n
g
a
l
a
m
i


p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

b
e
r
h
a
s
i
l
,

g
a
g
a
l
,

s
e
n
a
n
g
,

s
e
d
i
h

d
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n
-
p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

y
a
n
g

l
a
i
n


1
6
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

k
e
t
i
k
a


m
e
l
i
h
a
t

p
e
r
i
l
a
k
u

t
i
d
a
k

d
i
s
i
p
l
i
n

d
i

r
u
m
a
h
,

d
i

s
e
k
o
l
a
h
,

a
t
a
u
p
u
n

d
i

t
e
m
p
a
t
-
t
e
m
p
a
t

l
a
i
n

s
e
p
e
r
t
i

d
i

j
a
l
a
n
,

d
i

p
a
s
a
r

a
t
a
u

d
i

t
e
m
p
a
t

w
i
s
a
t
a

1
7
.
M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

t
i
n
d
a
k
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
l
a
k
u
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
p
e
r
b
a
i
k
i

p
e
r
i
l
a
k
u

t
i
d
a
k

d
i
s
i
p
l
i
n

t
e
r
s
e
b
u
t
.

1
8
.
D
e
n
g
a
n

b
i
m
b
i
n
g
a
n

g
u
r
u
,

m
e
n
u
l
i
s

k
a
t
a
-
k
a
t
a

y
a
n
g

d
i
p
e
r
o
l
e
h

d
a
r
i

c
e
r
i
t
a

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

y
a
n
g

d
i
c
e
r
i
t
a
k
a
n

s
e
b
e
l
u
m
n
y
a

1
9
.
B
e
r
s
a
m
a

t
e
m
a
n
-
t
e
m
a
n

d
i

k
e
l
a
s
,

m
e
m
b
a
c
a

k
e
m
b
a
l
i


k
a
t
a
-
k
a
t
a

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
u
l
i
s
n
y
a

M
i
n
g
g
u

K
e
d
u
a

1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a

2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a


3
.

M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
l
a
k
u
k
a
n

b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a

k
e
l
u
a
r
g
a

d
i

r
u
m
a
h

s
e
c
a
r
a

k
e
l
o
m
p
o
k

(
m
i
s
a
l
n
y
a

m
e
m
a
s
a
k

b
e
r
s
a
m
a
,

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

r
u
m
a
h

b
e
r
s
a
m
a
,

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

h
a
l
a
m
a
n

b
e
r
s
a
m
a
)


4
.

M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
l
a
k
u
k
a
n

b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

d
i

k
e
l
a
s


s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

(
m
i
s
a
l
n
y
a

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

k
e
l
a
s

b
e
r
s
a
m
a

a
t
a
u

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

h
a
l
a
m
a
n

b
e
r
s
a
m
a
)
.

5
.

M
e
n
d
e
m
o
n
s
t
r
a
s
i
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
a
l
a
m

s
e
b
u
a
h

k
e
l
a
s

d
i

s
e
b
u
a
h

s
e
k
o
l
a
h

s
e
c
a
r
a

k
e
l
o
m
p
o
k

d
a
n

m
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

b
a
g
a
i
m
a
n
a

k
i
t
a

h
a
r
u
s

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

k
e
b
e
r
b
e
d
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
g
i
a
t
a
n

b
e
r
s
a
m
a
-
s
a
m
a

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

l
a
i
n

y
a
n
g

m
e
m
i
l
i
k
i

k
e
m
a
m
p
u
a
n

d
a
n

m
i
n
a
t

y
a
n
g

b
e
r
b
e
d
a
-
b
e
d
a

6
.

M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
e
d
e
r
h
a
n
a

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
b
a
c
a

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u
,

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g


t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,

K
D
-
8
)


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
m
e
g
a
n
g

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t


M
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
m
b
a
c
a

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
u
l
i
s

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

p
e
n
s
i
l
,

c
a
r
a

m
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

d
a
n

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,

K
D
-
9
)


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
m
e
g
a
n
g

a
l
a
t

t
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g


M
e
n
u
l
i
s

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

l
e
n
g
k
u
n
g
,

d
a
n

b
u
l
a
t

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

h
u
r
u
f


M
e
n
u
l
i
s

h
u
r
u
f

l
e
p
a
s


M
e
r
a
n
g
k
a
i

h
u
r
u
f

m
e
n
j
a
d
i

k
a
t
a



M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

d
i
s
i
p
l
i
n

t
e
p
a
t

w
a
k
t
u

d
a
l
a
m

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

t
a
n
d
a
-
t
a
n
d
a

s
a
a
t

j
a
m

b
e
l
a
j
a
r

d
a
n

j
a
m

i
s
i
t
i
r
a
h
a
t


M
e
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

t
u
g
a
s

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

h
a
s
i
l

b
a
i
k

d
a
n

s
e
l
e
s
a
i

t
e
p
a
t

w
a
k
t
u


B
e
r
s
i
k
a
p

d
i
s
i
p
l
i
n

d
a
l
a
m

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

w
a
k
t
u

b
e
l
a
j
a
r
,

i
s
t
i
r
a
h
a
t

d
a
n

b
e
r
m
a
i
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

d
i

r
u
m
a
h


M
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

w
a
k
t
u

l
u
a
n
g

u
n
t
u
k

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

p
o
s
i
t
i
f

u
n
t
u
k

b
e
l
a
j
a
r

a
t
a
u

b
e
r
m
a
i
n


M
e
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

t
u
g
a
s

d
i

l
u
a
r

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

h
a
s
i
l

b
a
i
k

d
a
n

s
e
l
e
s
a
i

t
e
p
a
t

w
a
k
t
u


4

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

d
e
n
g
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
i

d
a
l
a
m

k
e
l
a
s

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
l
a
k
u
k
a
n

(
m
i
s
a
l
n
y
a

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

k
e
l
a
s

b
e
r
s
a
m
a
)


7
.

M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
r
i

k
a
r
t
u
-
k
a
r
t
u

y
a
n
g

d
i
s
e
d
i
a
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
p
e
l
a
j
a
r
i

s
e
b
e
l
u
m
n
y
a

(
m
i
s
a
l
n
y
a

s
a
y
a
,

t
e
m
a
n
,

k
e
l
a
s
,

b
e
r
s
i
h
,

s
a
p
u
,

r
a
j
i
n
,

d
a
n
,

r
a
p
i
)


8
.

B
e
r
s
a
m
a

t
e
m
a
n
-
t
e
m
a
n
n
y
a

m
e
m
b
a
c
a

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a


y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
s
u
s
u
n


9
.

M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
l
a
m

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
s
u
s
u
n

1
0
.

D
a
l
a
m

k
e
g
i
a
t
a
n

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
i
k
a
p

s
o
p
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

t
e
r
i
m
a
k
a
s
i
h

d
a
n

m
a
a
f

d
e
n
g
a
n

i
n
t
o
n
a
s
i

y
a
n
g

t
e
p
a
t
.

1
1
.

M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i
n
y
a

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i


1
2
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

s
i
f
a
t


b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

d
a
n

m
e
n
g
a
m
a
t
i

s
e
r
t
a

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n
n
y
a

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n
-
t
e
m
a
n

s
e
k
e
l
a
s
.



1
3
.

M
e
m
b
e
r
i

b
e
b
e
r
a
p
a

c
o
n
t
o
h

a
k
t
i
v
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
a
l
a
m

j
a
n
g
k
a

w
a
k
t
u

y
a
n
g


d
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
n
g
s
u
n
g

s
e
b
e
n
t
a
r
.


1
4
.

M
e
n
g
u
k
u
r


d
a
n

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

s
t
o
p
w
a
t
c
h
/
j
a
m

l
a
m
a
n
y
a

k
e
g
i
a
t
a
n

s
e
h
a
r
i-
h
a
r
i

(
m
a
k
a
n
,

m
i
n
u
m
,

b
e
r
j
a
l
a
n
,

b
e
r
l
a
r
i
,
d
l
l
)


1
5
.

M
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

b
o
l
a
/
b
e
n
d
a

s
e
c
a
r
a

d
a
r
i

p
o
s
i
s
i

b
e
r
d
i
r
i
/
d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

n
i
l
a
i

k
e
r
j
a
s
a
m
a


5

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

1
6
.

M
e
m
u
k
u
l

b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
i
l
a
m
b
u
n
g
k
a
n

s
e
n
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

t
a
n
g
a
n

k
a
n
a
n
/
k
i
r
i


1
7
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

l
o
m
b
a

c
e
p
a
t

p
a
d
a

t
i
g
a

p
o
s

(
p
o
s

1

j
a
l
a
n

d
i

t
e
m
p
a
t

1
0

k
a
l
i

s
a
m
b
i
l

m
e
m
b
i
l
a
n
g
,

p
o
s

2

m
e
l
i
u
k
k
a
n

b
a
d
a
n

k
e

k
i
r
i

d
a
n

k
a
n
a
n

1
0

k
a
l
i

s
a
m
b
i
l

m
e
m
b
i
l
a
n
g
,

d
a
n

p
o
s

t
i
g
a

b
e
r
l
a
r
i

s
e
c
e
p
a
t
n
y
a

j
a
r
a
k

1
0

m
e
t
e
r
.


1
8
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

k
e
t
i
k
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

l
o
m
b
a

c
e
p
a
t

d
a
n

m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n

k
e
t
i
k
a

b
e
r
h
a
s
i
l

m
e
l
a
k
u
k
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

b
a
i
k
.


M
i
n
g
g
u

K
e
t
i
g
a


1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a

2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a


3
.

M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

g
a
m
b
a
r

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

a
r
t
i

b
e
r
s
a
t
u

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
i

r
u
m
a
h

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n


4
.


M
e
w
a
r
n
a
i

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

m
e
n
g
a
n
d
u
n
g

a
r
t
i

b
e
r
s
a
t
u

d
i

r
u
m
a
h


5
.

M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

g
a
m
b
a
r

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

a
r
t
i

b
e
r
s
a
t
u

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n


6
.

M
e
w
a
r
n
a
i

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

m
e
n
g
a
n
d
u
n
g

a
r
t
i

b
e
r
s
a
t
u

d
i

s
e
k
o
l
a
h

7
.


M
e
m
i
k
i
r
k
a
n
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

s
a
t
u

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

y
a
n
g

m
e
n
y
e
d
i
h
k
a
n

a
t
a
u


m
e
n
y
e
n
a
n
g
k
a
n

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n

s
e
b
a
n
g
k
u

8
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

m
e
n
y
e
d
i
h
k
a
n

a
t
a
u

m
e
n
y
e
n
a
n
g
k
a
n

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n

s
e
k
e
l
a
s

6

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

9
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

m
e
n
g
e
n
a
i

c
a
r
a
-
c
a
r
a

m
e
n
g
a
t
a
s
i

r
a
s
a

s
e
d
i
h

1
0
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

c
a
r
a
-
c
a
r
a

m
e
m
b
a
n
t
u

t
e
m
a
n

y
a
n
g

s
e
d
a
n
g

d
i
r
u
n
d
u
n
g

k
e
s
e
d
i
h
a
n


1
1
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g


b
e
r
a
n
g
k
a
t

d
a
n

p
u
l
a
n
g

s
e
k
o
l
a
h

d
a
r
i

r
u
m
a
h
,

s
e
r
t
a

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

p
o
s
i
s
i

b
a
t
a
s

r
u
m
a
h

(
t
e
t
a
n
g
g
a
/

j
a
l
a
n
/

k
a
n
t
o
r
)

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

b
e
n
a
r


1
2
.


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

t
e
n
t
a
n
g

l
e
t
a
k

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

y
a
n
g

b
a
i
k

d
a
n

b
e
n
a
r


1
3
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n


b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

d
i

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

s
o
p
a
n


1
4
.

M
e
m
b
e
r
i

c
o
n
t
o
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

b
e
n
d
a

y
a
n
g

l
e
b
i
h

p
a
n
j
a
n
g

a
t
a
u

l
e
b
i
h

p
e
n
d
e
k


1
5
.

M
e
n
g
u
k
u
r

p
a
n
j
a
n
g

b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

k
e
l
a
s

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u
a
n

t
i
d
a
k

b
a
k
u

(
j
e
n
g
k
a
l
,

l
a
n
g
k
a
h
)

1
6
.

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t

m
a
j
u
-
m
u
n
d
u
r
,

d
a
n

k
e

k
i
r
i
-
k
a
n
a
n

1
7
.


M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
r
b
a
g
a
i

j
e
n
i
s

b
a
h
a
n
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

1
8
.

M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

b
e
b
a
s

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

m
e
d
i
a

d
a
n

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

t
e
k
n
i
k

M
i
n
g
g
u

K
e
e
m
p
a
t

1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a

2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a

3
.

B
e
r
m
a
i
n

b
a
k
i
a
k

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k


d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n
-
t
e
m
a
n

d
i

r
u
m
a
h

4
.

M
e
n
g
e
k
s
p
r
e
s
i
k
a
n

r
a
s
a

m
e
n
a
n
g

a
t
a
u

k
a
l
a
h

d
e
n
g
a
n

s
i
k
a
p

b
i
j
a
k

5
.

B
e
r
m
a
i
n

t
a
r
i
k

t
a
m
b
a
n
g

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

7

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n
-
t
e
m
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

s
a
a
t

i
s
t
i
r
a
h
a
t

6
.

M
e
n
g
e
k
s
p
r
e
s
i
k
a
n

r
a
s
a

m
e
n
a
n
g

a
t
a
u

k
a
l
a
h

d
e
n
g
a
n

s
i
k
a
p

b
i
j
a
k

s
e
h
i
n
g
g
a

t
e
r
j
a
l
i
n

r
a
s
a

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

7
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

p
e
r
a
s
a
a
n

k
e
t
i
k
a

m
e
n
a
n
g

a
t
a
u

k
a
l
a
h

d
a
n

m
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

m
e
n
g
e
n
a
i

b
a
g
a
i
m
a
n
a

m
e
n
y
i
k
a
p
i

k
e
m
e
n
a
n
g
a
n

a
t
a
u

k
e
k
a
l
a
h
a
n

8
.

M
e
m
b
a
c
a



b
a
c
a
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a
,

y
a
n
g

t
e
r
d
i
r
i

d
a
r
i

e
m
p
a
t

k
a
l
i
m
a
t

d
a
n

d
i
b
a
n
t
u

d
e
n
g
a
n

g
a
m
b
a
r

9
.

M
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
a
r
i

g
u
r
u
,

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

b
a
c
a
a
n

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
n
y
a

(
m
e
m
b
a
c
a

l
i
t
e
r
a
l
)

1
0
.

M
e
w
a
r
n
a
i

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

t
e
r
s
u
s
u
n

d
a
r
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

1
1
.

M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

j
u
m
l
a
h

u
b
i
n

y
a
n
g

d
i
p
e
r
l
u
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
u
b
i
n

b
i
d
a
n
g

d
a
t
a
r

1
2
.

M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

a
n
g
k
a

1
-
1
0

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

j
u
m
l
a
h

u
b
i
n

y
a
n
g

d
i
s
a
j
i
k
a
n

d
a
l
a
m

l
e
m
b
a
r

k
e
r
j
a

1
3
.

M
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

a
t
a
u

m
e
l
u
k
i
s

u
b
i
n

d
a
r
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

1
4
.

M
e
m
b
u
a
t

b
e
n
t
u
k

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
a
r
i

l
i
l
i
n

m
a
i
n
a
n
/
p
l
e
d
o

1
5
.

M
e
m
b
u
a
t

b
e
n
t
u
k

a
n
g
k
a

d
a
r
i

l
i
l
i
n

m
a
i
n
a
n
/

p
l
e
d
o

1
6
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
m
u
t
a
r

l
e
n
g
a
n

d
i

s
a
m
p
i
n
g

b
a
d
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
i
r
a
m
a

1
7
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
m
u
t
a
r

t
u
n
g
k
a
i

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
a
d
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
i
r
a
m
a


M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
k
i
r
a
k
a
n

l
a
m
a

s
u
a
t
u

a
k
t
i
v
i
t
a
s

b
e
r
l
a
n
g
s
u
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

i
s
t
i
l
a
h

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

(
l
e
b
i
h

l
a
m
a
,

l
e
b
i
h

s
i
n
g
k
a
t
)


M
e
m
b
e
r
i

c
o
n
t
o
h

s
u
a
t
u

k
e
j
a
d
i
a
n
/
a
k
t
i
v
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

l
e
b
i
h

l
a
m
a

a
t
a
u

l
e
b
i
h

p
e
n
d
e
k

d
a
r
i

k
e
j
a
d
i
a
n

l
a
i
n
n
y
a


M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

a
t
a
u

m
e
m
b
e
r
i

c
o
n
t
o
h

k
e
j
a
d
i
a
n
/
k
e
g
i
a
t
a
n
/
a
k
t
i
v
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

b
e
r
l
a
n
g
s
u
n
g

s
e
b
e
n
t
a
r

a
t
a
u

t
i
d
a
k

l
a
m
a


M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

a
t
a
u

m
e
m
b
e
r
i

c
o
n
t
o
h

k
e
j
a
d
i
a
n
/
k
e
g
i
a
t
a
n
/
a
k
t
i
v
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

b
e
r
l
a
n
g
s
u
n
g

l
a
m
a




8

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R


M
e
n
g
u
k
u
r

d
a
n

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

s
t
o
p
w
a
t
c
h
/
j
a
m

l
a
m
a
n
y
a

k
e
j
a
d
i
a
n
/
k
e
g
i
a
t
a
n
/
a
k
t
i
f
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
k
i
r
a
k
a
n


p
a
n
j
a
n
g

s
u
a
t
u

b
e
n
d
a

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

i
s
t
i
l
a
h

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

(
l
e
b
i
h

p
a
n
j
a
n
g
,

l
e
b
i
h

p
e
n
d
e
k
)



M
e
m
b
e
r
i

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

y
a
n
g

l
e
b
i
h

p
a
n
j
a
n
g

a
t
a
u

l
e
b
i
h

p
e
n
d
e
k

d
a
r
i

b
e
n
d
a

l
a
i
n
n
y
a



M
e
n
g
u
k
u
r

p
a
n
j
a
n
g

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u
a
n

t
i
d
a
k

b
a
k
u

(
j
e
n
g
k
a
l
,

l
a
n
g
k
a
h
,

d
s
b
)




M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

d
a
r
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

t
e
r
t
e
n
t
u


M
e
n
g
u
b
i
n

d
a
n

m
e
w
a
r
n
a
i

b
i
d
a
n
g

d
a
t
a
r

d
e
n
g
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

j
u
m
l
a
h

u
b
i
n

y
a
n
g

d
i
p
e
r
l
u
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
u
b
i
n

s
u
a
t
u

b
i
d
a
n
g

t
e
r
t
e
n
t
u


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/
m
e
l
u
k
i
s

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

d
a
r
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

t
e
r
t
e
n
t
u

P
e
n
j
a
s

O
r
k
e
s

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k


(
k
o
n
s
e
p

:

t
u
b
u
h
,

r
u
a
n
g
,

h
u
b
u
n
g
a
n
,

d
a
n

u
s
a
h
a
)

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k



p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

A
s
p
e
k

K
o
g
n
i
t
i
f

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

j
a
l
a
n
,

l
a
r
i

d
a
n

l
o
m
p
a
t

A
s
p
e
k

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k

1
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
j
a
l
a
n

2
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
l
a
r
i

3
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
l
o
m
p
a
t

A
s
p
e
k

A
f
e
k
t
i
f

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

A
s
p
e
k

K
o
g
n
i
t
i
f

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
r
e
g
a
n
g
,


m
e
n
g
g
o
y
a
n
g
,

m
e
n
g
a
y
u
n
,


b
e
r
p
u
t
a
r
,

m
e
n
e
k
u
k

d
a
n

m
e
l
u
r
u
s
k
a
n

A
s
p
e
k

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
g
a
y
u
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
e
k
u
k
d
a
n
m
e
l
u
r
u
s
k
a
n
t
u
n
g
k
a
i



9

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
m
u
t
a
r


A
s
p
e
k

A
f
e
k
t
i
f

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

A
s
p
e
k

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
g
g
u
l
i
r
k
a
n

b
o
l
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

b
e
n
d
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
a
n
g
k
a
p

b
e
n
d
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
y
e
p
a
k

b
o
l
a

A
s
p
e
k

A
f
e
k
t
i
f

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

j
a
s
m
a
n
i

u
n
t
u
k

m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

d
a
n

k
e
l
i
n
c
a
h
a
n

t
u
b
u
h

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

A
s
p
e
k

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

d
i

t
e
m
p
a
t


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

b
e
r
j
a
l
a
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

c
e
p
a
t

d
e
n
g
a
n

a
b
a
-
a
b
a

A
s
p
e
k

A
f
e
k
t
i
f

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

k
e
b
u
g
a
r
a
n




M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n


b
e
r
b
a
g
a
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

d
a
l
a
m

s
e
n
a
m

(
m
e
n
d
a
r
a
t
,

g
e
r
a
k

b
e
r
p
i
n
d
a
h
,

a
y
u
n
a
n
,

p
u
t
a
r
a
n
,

t
o
l
a
k
a
n
,

l
a
y
a
n
g
a
n

d
a
n

k
e
t
i
n
g
g
i
a
n
)


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t


d
a
n

m
e
n
d
a
r
a
t

d
e
n
g
a
n

d
u
a

k
a
k
i


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t
,


m
e
l
a
y
a
n
g

d
i

u
r
a
d
a

d
a
n

m
e
n
d
a
r
a
t

d
e
n
g
a
n

k
e

d
u
a

k
a
k
i


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

a
w
a
l
a
n

b
e
r
j
a
l
a
n


M
e
m
p
r
a
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t
-
l
o
m
p
a
t


1
0

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

d
a
n

b
e
r
p
u
t
a
r

9
0

d
e
r
a
j
a
t


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

b
e
r
g
u
l
i
n
g

k
e

d
e
p
a
n

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r


s
e
n
a
m

r
i
t
m
i
k

s
e
d
e
r
h
a
n
a

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
o
l
a

l
o
k
o
m
o
t
o
r

d
a
n

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k


m
e
n
g
i
k
u
t
i

i
r
a
m
a

(
k
e
t
u
k
a
n
)

t
a
n
p
a
/
d
e
n
g
a
n

m
u
s
i
c


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
a
n
g
k
a
h

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
e
r
i
r
a
m
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
e
n
g
g
o
k


k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
e
r
i
r
a
m
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
m
u
t
a
r
/
m
e
n
g
a
y
u
n
k
a
n

l
e
n
g
a
n

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
e
r
i
r
a
m
a




S
E
N
I

B
U
D
A
Y
A

&

D
E
S
A
I
N

M
e
r
a
s
a
k
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

s
e
b
a
g
a
i

w
u
j
u
d

r
a
s
a

s
y
u
k
u
r

k
e
p
a
d
a

T
u
h
a
n

(
K
I
-
1
,
K
D
-
1
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

r
a
s
a

i
n
g
i
n

t
a
h
u

u
n
t
u
k

m
e
n
g
e
n
a
l

a
l
a
m

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

s
e
b
a
g
a
i

i
d
e

u
n
t
u
k

b
e
r
k
a
r
y
a

(
K
I
-
2
,
K
D
-
2
)



M
e
n
g
e
n
a
l

d
i
s
i
p
l
i
n

d
a
n

a
t
a
u
r
a
n

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a

(
K
I
-
2
,
K
D
-
3
)




M
e
n
g
e
n
a
l

g
a
m
b
a
r

e
k
s
p
r
e
s
i

(
K
I
-
3
,
K
D
-
1
)



M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

(
K
I
-
3
,
K
D
-
4
)



M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

b
e
b
a
s

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

t
e
k
n
i
k

(
K
I
-
4
,
K
D
-
3
)



M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

f
u
n
g
s
i
o
n
a
l

d
a
r
i

b
a
h
a
n

l
u
n
a
k

b
u
a
t
a
n

(
K
I
-
4
,
K
D
-
1
5
)








2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I

T
e
m
a

6
:

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n
k
u

B
e
r
s
i
h

d
a
n

S
e
h
a
t

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h


K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1

S
I
L
A
B
U
S


K
E
L
A
S
:

1

T
E
M
A
:

L
I
N
G
K
U
N
G
A
N
K
U

B
E
R
S
I
H

D
A
N

S
E
H
A
T


K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

w
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

b
e
l
a
j
a
r

P
P
K
n


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a
,

t
e
m
a
n
,

d
a
n

g
u
r
u
,

s
e
b
a
g
a
i

p
e
r
w
u
j
u
d
a
n

n
i
l
a
i

d
a
n

m
o
r
a
l

P
a
n
c
a
s
i
l
a
.

(
K
I
-
2
,
K
D
-
1
)



M
e
m
i
l
i
k
i

s
i
k
a
p

d
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
a
t
u
h

p
a
d
a

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
a
n

a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h
.

(
K
I
-
2
,
K
D
-
2
)

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

g
u
r
u

M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

c
o
n
t
o
h

s
i
k
a
p

p
e
r
i
l
a
k
u

p
a
t
u
h

p
a
d
a

a
t
u
r
a
n
/
k
e
b
i
a
s
a
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i


h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h
.


M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

c
o
n
t
o
h

s
i
k
a
p

p
e
r
i
l
a
k
u

p
a
t
u
h

p
a
d
a

a
t
u
r
a
n
/
k
e
b
i
a
s
a
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i


h
a
r
i

d
i

s
e
k
o
l
a
h
.

K
e
g
i
a
t
a
n

p
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

p
a
d
a

t
e
m
a

i
n
i

a
k
a
n

d
i
t
e
m
p
u
h

d
a
l
a
m

4

m
i
n
g
g
u



M
I
N
G
G
U

P
E
R
T
A
M
A


1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a


3
.

M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

L
i
h
a
t

K
e
b
u
n
k
u


4
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

i
s
i

l
a
g
u

L
i
h
a
t

K
e
b
u
n
k
u


5
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n


c
e
r
i
t
a

t
e
n
t
a
n
g

k
e
a
d
a
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h

a
t
a
u

s
e
k
o
l
a
h

6
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

s
e
p
e
r
t
i

p
e
r
i
l
a
k
u

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

l
a
g
u

t
e
r
s
e
b
u
t

7
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u
-
p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

y
a
n
g

l
a
i
n

y
a
n
g

p
e
r
l
u

d
i
l
a
k
u
k
a
n

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

a
g
a
r

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

h
i
d
u
p
n
y
a

m
e
n
j
a
d
i

b
e
r
s
i
h

8
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

y
a
n
g

m
e
n
y
e
b
a
b
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

m
e
n
j
a
d
i

s
e
h
a
t

9
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

y
a
n
g

s
e
h
a
t

d
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t

d
i

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
i
s
i

d
a
t
a

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
s
i
a
p
k
a
n

g
u
r
u

1
0
.

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t

d
e
n
g
a
n

k
a
t
a

d
a
n

i
n
t
o
n
a
s
i

y
a
n
g

b
a
i
k

1
1
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

d
i
r
i

s
e
n
d
i
r
i

a
t
a
u

t
e
m
a
n

d
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h
,

y
a
i
t
u

k
e
p
a
l
a
,

b
a
d
a
n

d
a
n

k
a
k
i
.

1
2
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

k
e
p
a
l
a

d
a
n

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

d
i

k
e
p
a
l
a
,

y
a
i
t
u

r
a
m
b
u
t
,

t
e
l
i
n
g
a
,


3
5

m
e
n
i
t

x

3
0

J
P

x

4

m
i
n
g
g
u

1
.

D
i
r
i

a
n
a
k

2
.

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a

3
.

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
o
l
a
h

4
.

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I

5
.

B
u
k
u

P
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n

D
i
r
i

A
n
a
k

6
.

V
i
d
e
o
/
s
l
i
d
e
/
g
a
m
b
a
r

t
e
n
t
a
n
g

t
e
k
n
i
k

c
e
t
a
k

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

d
a
n

a
l
u
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

g
u
n
t
i
n
g
,

l
i
p
a
t

d
a
n

t
e
m
p
e
l

7
.

G
a
m
b
a
r
/
c
o
n
t
o
h

l
a
n
g
s
u
n
g

k
a
r
y
a

c
e
t
a
k


d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

b
e
n
t
u
k

8
.

G
a
m
b
a
r
/
c
o
n
t
o
h

l
a
n
g
s
u
n
g

h
a
s
i
l

k
a
r
y
a

g
u
n
t
i
n
g
,

l
i
p
a
t

d
a
n

t
e
m
p
e
l

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

d
a
n

a
l
a
u
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

9
.

B
u
k
u

k
i
r
i
g
a
m
i

(
s
e
n
i

m
e
n
g
u
n
t
i
n
g
)

2

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

w
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

b
e
l
a
j
a
r


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
a
n

a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
,

K
D
-
2
)

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
o
n
t
o
h


c
o
n
t
o
h

a
t
u
r
a
n
/
k
e
b
i
a
s
a
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i


h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
o
n
t
o
h


c
o
n
t
o
h

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i


h
a
r
i

d
i

s
e
k
o
l
a
h

m
a
t
a
,

h
i
d
u
n
g
,

l
i
d
a
h

d
a
n

g
i
g
i
.

1
3
.

T
a
n
y
a

j
a
w
a
b

t
e
n
t
a
n
g

k
e
g
u
n
a
a
n

r
a
m
b
u
t
,

t
e
l
i
n
g
a
,

m
a
t
a
,

h
i
d
u
n
g
,

l
i
d
a
h

d
a
n

g
i
g
i

s
e
r
t
a

c
a
r
a

m
e
r
a
w
a
t
n
y
a
.

1
4
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
g
g
o
s
o
k

g
i
g
i

y
a
n
g

b
e
n
a
r
.

1
5
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

g
a
m
b
a
r
/
f
i
l
m

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t

(
t
a
m
a
n

y
a
n
g

a
s
r
i
,

k
e
b
u
n

t
e
h
,

p
e
r
s
a
w
a
h
a
n
,

d
s
b
)


d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t

(
t
u
m
p
u
k
a
n

s
a
m
p
a
h
,

a
i
r

k
o
t
o
r
,

j
a
l
a
n
a
n

y
a
n
g

m
a
c
e
t

p
e
n
u
h

a
s
a
p

k
e
n
d
a
r
a
a
n
,

d
s
b
)


l
a
l
u

a
n
a
k

d
i
m
i
n
t
a

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t

d
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t

s
e
r
t
a

a
l
a
s
a
n
.

1
6
.

M
e
n
g
g
a
l
i

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

a
n
a
k

t
e
n
t
a
n
g

a
p
a

y
a
n
g

d
i
r
a
s
a
k
a
n

k
e
t
i
k
a

b
e
r
a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t
.

1
7
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

m
e
l
i
p
u
t
i
:

l
e
t
a
k
n
y
a
,

w
a
r
n
a
,

d
a
n

b
e
n
t
u
k
n
y
a

1
8
.

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
a
r
a
/
b
a
g
a
i
m
a
n
a

m
e
n
g
a
t
u
r

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

a
g
a
r

t
e
r
t
a
t
a

r
a
p
i

1
9
.

M
e
n
g
a
t
u
r

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
b
a
g
i

t
u
g
a
s

m
e
n
a
t
a

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
k
u
r
a
n

2
0
.

M
e
n
g
a
t
u
r

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
b
a
g
i

t
u
g
a
s

m
e
n
a
t
a

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
e
r
a
t

2
1
.

B
e
r
j
a
l
a
n

m
u
n
d
u
r

d
i

a
t
a
s

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

d
e
n
g
a
n

l
a
n
g
k
a
h

p
e
n
d
e
k

2
2
.

B
e
r
l
o
m
b
a

d
e
n
g
a
n

b
o
l
a

y
a
n
g

d
i
g
u
l
i
r
k
a
n

t
e
m
a
n


2
3
.

B
e
r
m
a
i
n

m
e
n
g
a
y
u
n

l
e
n
g
a
n

k
a
n
a
n
,

k
i
r
i

d
e
p
a
n

d
a
n

b
e
l
a
k
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
y
a
l

l
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

d
i

d
e
p
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


2
4
.

M
e
n
g
a
j
a
k

s
i
s
w
a

m
e
n
g
a
m
a
t
i

a
l
a
m

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n

m
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

b
a
g
a
i
m
a
n
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
a
w
a
t
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

c
i
p
t
a
a
n

T
u
h
a
n

2
5
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

i
b
a
d
a
h

d
a
n

d
o
a

s
y
u
k
u
r

k
e
p
a
d
a

T
u
h
a
n

P
E
N
I
L
A
I
A
N


1
0
.

B
u
k
u

P
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n

D
i
r
i

A
n
a
k

B
A
H
A
S
A

I
N
D
O
N
E
S
I
A


M
e
m
b
a
c
a
k
a
n

d
o
a

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
u
c
a
p
a
n

y
a
n
g

b
a
i
k

(
K
I
-
1
,
K
D
-
3
)


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

d
a
n

p
u
i
s
i

t
e
n
t
a
n
g

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

(
p
e
r
h
a
t
i
a
n

p
a
d
a

s
e
s
a
m
a

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a
)

(
K
I
-
1
,

K
D
-
4
)


B
e
r
s
i
k
a
p

k
h
u
s
u
k

(
m
e
n
j
a
g
a

k
e
h
e
n
i
n
g
a
n
)

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a


M
e
n
g
a
m
b
i
l

s
i
k
a
p

d
u
d
u
k

a
t
a
u

b
e
r
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

b
e
r
d
i
a
m

d
i
r
i


M
e
n
c
o
n
t
o
h

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
l
a
m

d
o
a

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r

p
a
d
a

s
a
a
t

b
e
r
d
o
a

s
e
n
d
i
r
i



M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

t
e
k
s

d
o
a

d
e
n
g
a
n

j
e
l
a
s


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

t
e
k
s

d
o
a

d
e
n
g
a
n

i
n
t
o
n
a
s
i

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
g
e
n
a
l
i

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

d
a
r
i

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n


M
e
n
g
e
n
a
l
i

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

d
a
r
i

p
u
i
s
i

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n



M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
o
l
a

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t

(
p
e
r
a
w
a
t
a
n

t
u
b
u
h
,

p
e
m
e
n
u
h
a
n

g
i
z
i
,

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

y
a
n
g

s
e
h
a
t
,

m
a
i
n

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t

y
a
n
g

c
u
k
u
p
)

d
a
n

m
e
n
y
a
y
a
n
g
i

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

(
K
I
-
2
,

K
D
-
3
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

(
k
e
p
a
l
a
,



b
a
d
a
n
,

d
a
n

k
a
k
i
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

d
i

k
e
p
a
l
a

(
r
a
m
b
u
t
,

t
e
l
i
n
g
a
,

h
i
d
u
n
g
,

l
i
d
a
h
,

k
u
l
i
t

d
a
n

g
i
g
i
)

d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n
n
y
a


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
r
a
w
a
t

t
u
b
u
h

s
e
c
a
r
a

t
e
r
a
t
u
r

d
a
n

b
e
n
a
r
,

m
i
s
a
l
n
y
a
:

m
a
n
d
i
,

m
e
n
g
g
o
s
o
k

g
i
g
i
,

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

h
i
d
u
n
g
,

m
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g

k
u
k
u
,

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n

s
e
b
e
l
u
m

m
a
k
a
n
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
a
p
a
n

h
a
r
u
s

m
a
n
d
i
,



3

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

w
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

b
e
l
a
j
a
r

m
a
k
a
n
,

s
i
k
a
t

g
i
g
i

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h

a
g
a
r

t
e
t
a
p

s
e
h
a
t
,

y
a
i
t
u

:

m
a
i
n

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t
/
t
i
d
u
r

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

m
a
k
a
n

m
a
k
a
n
a
n

b
e
r
g
i
z
i
,

m
i
n
u
m

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

u
d
a
r
a

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

b
e
r
s
i
h
.


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t

d
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t

1
.

L
i
s
a
n

2
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

3
.

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

4
.

T
e
r
t
u
l
i
s


M
I
N
G
G
U

K
E
D
U
A


1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a


3
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

d
i
r
i

s
e
n
d
i
r
i

a
t
a
u

t
e
m
a
n

d
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h
,

y
a
i
t
u

k
e
p
a
l
a
,

b
a
d
a
n

d
a
n

k
a
k
i
.

4
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

k
e
p
a
l
a

d
a
n

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

d
i

k
e
p
a
l
a
,

y
a
i
t
u

r
a
m
b
u
t
,

t
e
l
i
n
g
a
,

m
a
t
a
,

h
i
d
u
n
g
,

l
i
d
a
h

d
a
n

g
i
g
i
.

5
.

T
a
n
y
a

j
a
w
a
b

t
e
n
t
a
n
g

k
e
g
u
n
a
a
n

r
a
m
b
u
t
,

t
e
l
i
n
g
a
,

m
a
t
a
,

h
i
d
u
n
g
,

l
i
d
a
h

d
a
n

g
i
g
i

s
e
r
t
a

c
a
r
a

m
e
r
a
w
a
t
n
y
a
.

6
.

T
a
n
y
a

j
a
w
a
b

m
e
n
g
e
n
a
i

b
a
g
a
i
m
a
n
a

m
e
n
j
a
g
a

k
e
b
e
r
s
i
h
a
n

r
a
m
b
u
t
,

t
e
l
i
n
g
a
,

m
a
t
a
,

h
i
d
u
n
g
,

m
u
l
u
t

d
a
n

g
i
g
i
.

7
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
g
g
o
s
o
k

g
i
g
i

y
a
n
g

b
e
n
a
r
.

8
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
c
u
c
i

t
a
n
g
a
n

y
a
n
g

b
e
r
s
i
h

9
.

T
a
n
y
a

j
a
w
a
b

m
e
n
g
e
n
a
i

t
u
j
u
a
n

m
e
n
c
u
c
i

t
a
n
g
a
n

d
a
n

m
e
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n

g
e
r
a
k
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n

s
e
b
e
l
u
m

m
a
k
a
n

1
0
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
n
t
u
k
n
y
a

(
b
u
l
a
t
,

s
e
g
i
t
i
g
a
,

t
a
b
u
n
g
,

k
u
b
u
s
,

k
o
t
a
k
,

b
a
l
o
k
,

d
s
b
)
.

1
1
.

M
e
n
j
i
p
l
a
k

g
a
m
b
a
r

b
e
n
d
a

y
a
n
g

b
e
r
b
e
n
t
u
k

(
b
u
l
a
t
,

s
e
g
i
t
i
g
a
,

t
a
b
u
n
g
,

k
u
b
u
s
,

k
o
t
a
k
,

b
a
l
o
k
,

d
s
b
)

1
2
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n


M
e
n
g
e
n
a
l
i

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

o
b
j
e
k
,

b
e
n
t
u
k

b
e
n
d
a
,

w
u
j
u
d

b
e
n
d
a
,

s
e
r
t
a

p
e
r
u
b
a
h
a
n

b
e
n
d
a

y
a
n
g

b
e
r
a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h
,

j
a
l
a
n
,

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
,

K
D
-
1
)


M
e
m
a
h
a
m
i

i
s
i

c
e
r
i
t
a

m
e
l
a
l
u
i

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n


d
e
n
g
a
n

p
e
n
u
h

p
e
r
h
a
t
i
a
n

d
a
n

m
e
n
g
a
j
u
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

(
K
I
-
3
,

K
D
-
2
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

b
e
r
b
e
n
t
u
k

b
u
l
a
t
,

s
e
g
i
t
i
g
a
,

t
a
b
u
n
g
,

k
u
b
u
s
,

k
o
t
a
k
,

d
a
n

b
a
l
o
k
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

y
a
n
g

a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r
.


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i
n
y
a


M
e
n
c
a
r
i

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

y
a
n
g

d
a
p
a
t

b
e
r
u
b
a
h

w
u
j
u
d

m
e
n
j
a
d
i

b
e
n
d
a

c
a
i
r

d
a
n

s
e
b
a
l
i
k
n
y
a
.



M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a
-
n
a
m
a

t
o
k
o
h

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a
-
n
a
m
a

t
e
m
p
a
t

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

u
r
u
t
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a


M
e
n
g
a
j
u
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

b
e
r
k
e
n
a
a
n

d
e
n
g
a
n

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

t
o
k
o
h





B
e
r
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i

s
e
c
a
r
a

l
i
s
a
n

d
e
n
g
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

i
n
f
o
r
m
a
s
i

t
e
n
t
a
n
g

d
a
t
a

d
i
r
i
,

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h


d
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h
,

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

d
a
n

p
o
l
a

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t
,



l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

,


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a

d
i
r
i


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

(
k
e
p
a
l
a
,



b
a
d
a
n
,

d
a
n

k
a
k
i
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

d
i

k
e
p
a
l
a

(
r
a
m
b
u
t
,

t
e
l
i
n
g
a
,

h
i
d
u
n
g
,

l
i
d
a
h
,

k
u
l
i
t

d
a
n

g
i
g
i
)

d
a
n



4

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

w
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

b
e
l
a
j
a
r

b
u
a
h
,

t
a
n
a
m
a
n
,

d
a
n

m
a
s
a
k
a
n

(
K
I
-
4
,

K
D
-
1
)


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h
,

j
a
l
a
n
,

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

(
K
I
-
4
,

K
D
-
2
)


M
e
n
g
a
m
a
t
i

t
e
n
t
a
n
g

d
i
r
i
,

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

d
a
n

b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
p
a
d
a

o
r
a
n
g

l
a
i
n

(
K
I
-
4
,

K
D
-
5
)


M
e
n
u
l
i
s

k
a
l
i
m
a
t

p
e
n
d
e
k

(
2

4

k
a
t
a
)

y
a
n
g

d
i
d
i
k
t
e
k
a
n

g
u
r
u

d
e
n
g
a
n

h
u
r
u
f


l
e
p
a
s

(
K
I
-
4
,

K
D
-
7
)


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
b
a
c
a

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u
,

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g


t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,

K
D
-
8
)


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
u
l
i
s

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

p
e
n
s
i
l
,

c
a
r
a

m
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

d
a
n

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,

K
D
-
9
)

k
e
g
u
n
a
a
n
n
y
a


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
r
a
w
a
t

t
u
b
u
h

s
e
c
a
r
a

t
e
r
a
t
u
r

d
a
n

b
e
n
a
r
,

m
i
s
a
l
n
y
a
:

m
a
n
d
i
,

m
e
n
g
g
o
s
o
k

g
i
g
i
,

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

h
i
d
u
n
g
,

m
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g

k
u
k
u
,

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n

s
e
b
e
l
u
m

m
a
k
a
n
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
a
p
a
n

h
a
r
u
s

m
a
n
d
i
,

m
a
k
a
n
,

s
i
k
a
t

g
i
g
i

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h

a
g
a
r

t
e
t
a
p

s
e
h
a
t
,

y
a
i
t
u

:

m
a
i
n

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t
/
t
i
d
u
r

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

m
a
k
a
n

m
a
k
a
n
a
n

b
e
r
g
i
z
i
,

m
i
n
u
m

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

u
d
a
r
a

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

b
e
r
s
i
h
.


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t

d
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
o
s
i
s
i

b
a
t
a
s

r
u
m
a
h

(
t
e
t
a
n
g
g
a
/

j
a
l
a
n
,
/
k
a
n
t
o
r
,

d
l
l
)


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n


t
e
n
t
a
n
g

l
e
t
a
k

s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

d
i
r
i
n
y
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

h
e
w
a
n

d
a
n

t
u
m
b
u
h
a
n

y
a
n
g

u
t
a
m
a


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h


d
i
r
i
n
y
a

d
a
n

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

s
o
p
a
n


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

d
i

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

s
o
p
a
n


M
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r

d
a
r
i

g
u
r
u

d
e
n
g
a
n

h
u
r
u
f

l
e
p
a
s

t
e
g
a
k


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

d
i
d
i
k
t
e
k
a
n

g
u
r
u

d
e
n
g
a
n

p
e
m
i
s
a
h
a
n

k
a
t
a

y
a
n
g

t
e
p
a
t

m
e
n
g
o
l
o
n
g
k
a
n

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t
,

c
a
i
r

d
a
n

g
a
s
.

1
3
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

c
i
r
i
-
c
i
r
i

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

s
e
r
t
a

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n
n
y
a

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n

1
4
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

p
e
r
u
b
a
h
a
n

w
u
j
u
d

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

m
e
n
j
a
d
i

b
e
n
d
a

c
a
i
r

(
e
s

m
e
n
c
a
i
r
)
,

b
e
n
d
a

c
a
i
r

m
e
n
j
a
d
i

g
a
s

(
a
i
r

m
e
n
d
i
d
i
h
)

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

m
e
n
j
a
d
i

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

(
e
s

m
e
m
b
e
k
u
)

s
e
r
t
a

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n
n
y
a

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n
.


1
5
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n

g
u
r
u
/
m
e
m
b
a
c
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

s
e
c
a
r
a

b
e
r
g
a
n
t
i
a
n

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s

1
6
.

M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

t
o
k
o
h


1
7
.

M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

t
e
m
p
a
t

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a

1
8
.

M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

u
r
u
t
a
n
/
j
a
l
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
b
a
c
a
k
a
n

1
9
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
n
t
u
k
n
y
a

(
b
u
l
a
t
,

s
e
g
i
t
i
g
a
,

t
a
b
u
n
g
,

k
u
b
u
s
,

k
o
t
a
k
,

b
a
l
o
k
,

d
s
b
)
.

2
0
.

M
e
n
j
i
p
l
a
k

g
a
m
b
a
r

b
e
n
d
a

y
a
n
g

b
e
r
b
e
n
t
u
k

(
b
u
l
a
t
,

s
e
g
i
t
i
g
a
,

t
a
b
u
n
g
,

k
u
b
u
s
,

k
o
t
a
k
,

b
a
l
o
k
,

d
s
b
)


2
1
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

m
e
l
i
p
u
t
i
:

l
e
t
a
k
n
y
a
,

w
a
r
n
a
,

d
a
n

b
e
n
t
u
k
n
y
a

2
2
.

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
a
r
a
/

b
a
g
a
i
m
a
n
a

m
e
r
a
w
a
t

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
r
s
i
h

d
a
n

r
a
p
i
h

2
3
.

M
e
n
g
a
t
u
r

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
b
a
g
i

t
u
g
a
s

m
e
n
a
t
a

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
k
u
r
a
n

2
4
.

M
e
n
g
a
t
u
r

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
b
a
g
i

t
u
g
a
s

m
e
n
a
t
a

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
e
r
a
t

2
5
.

M
e
n
a
n
g
k
a
p

b
o
l
a
/
b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
i
l
a
m
b
u
n
g
k
a
n

s
e
n
d
i
r
i

2
6
.

M
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

b
o
l
a
/
b
e
n
d
a

s
e
j
a
u
h
n
y
a

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

t
a
n
g
a
n

k
a
n
a
n

d
a
n

t
a
n
g
a
n

k
i
r
i


d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
ir
i

2
7
.

M
e
n
g
e
n
a
l

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m


d
i
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

5

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

w
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

b
e
l
a
j
a
r


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
m
e
g
a
n
g

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t


M
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
m
b
a
c
a

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
m
e
g
a
n
g

a
l
a
t

t
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g


M
e
n
u
l
i
s

h
u
r
u
f

l
e
p
a
s


M
e
r
a
n
g
k
a
i

h
u
r
u
f

m
e
n
j
a
d
i

k
a
t
a





s
e
k
i
t
a
r

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n

u
n
t
u
k

b
e
r
k
a
r
y
a


2
8
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

l
i
p
a
t
,

g
u
n
t
i
n
g

d
a
n

t
e
m
p
e
l

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

2
9
.


M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

d
e
n
g
a
n

m
e
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n

b
a
h
a
n

a
l
a
m

d
i
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r


P
E
N
I
L
A
I
A
N


1
.

L
i
s
a
n


2
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a


3
.

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n


4
.

T
e
r
t
u
l
i
s


M
I
N
G
G
U

K
E
T
I
G
A

1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a

3
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n

m
e
n
g
o
l
o
n
g
k
a
n

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t
,

c
a
i
r

d
a
n

g
a
s
.

4
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

c
i
r
i
-
c
i
r
i

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

s
e
r
t
a

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n
n
y
a

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n

5
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

p
e
r
u
b
a
h
a
n

w
u
j
u
d

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

m
e
n
j
a
d
i

6

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

w
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

b
e
l
a
j
a
r

M
A
T
E
M
A
T
I
K
A


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

r
a
p
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
a
t
a

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

d
i
m
e
n
s
i

(
b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r
,

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g
)
,

b
e
r
a
t
n
y
a
,

a
t
a
u

u
r
u
t
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k

t
e
r
k
e
c
i
l

s
a
m
p
a
i

t
e
r
b
e
s
a
r


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
k
u
r
a
n
n
y
a


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
e
r
a
t
n
y
a


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
r
u
t
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k
n
y
a


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

k
e

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k

b
e
n
d
a

s
e
h
i
n
g
g
a

r
a
p
i


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

u
k
u
r
a
n

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
u
k
a
a
n
n
y
a


m
e
n
a
t
a

d
e
n
g
a
n

r
a
p
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

l
a
i
n
n
y
a

(
w
a
r
n
a

a
t
a
u

l
a
i
n
n
y
a
)

b
e
n
d
a

c
a
i
r

(
e
s

m
e
n
c
a
i
r
)
,

b
e
n
d
a

c
a
i
r

m
e
n
j
a
d
i

g
a
s

(
a
i
r

m
e
n
d
i
d
i
h
)

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

m
e
n
j
a
d
i

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

(
e
s

m
e
m
b
e
k
u
)

s
e
r
t
a

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n
n
y
a

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n
.

6
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

l
e
t
a
k

r
u
m
a
h

d
a
r
i

s
i
s
i

k
i
r
i
,

k
a
n
a
n
,

d
e
p
a
n

d
a
n

b
e
l
a
k
a
n
g

7
.

M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

t
e
n
t
a
n
g


l
e
t
a
k

r
u
m
a
h


8
.

B
e
r
c
e
r
i
t
a

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

p
o
s
i
s
i

r
u
m
a
h

y
a
n
g

b
e
r
b
a
t
a
s
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
t
a
n
g
g
a
,

j
a
l
a
n
,

w
a
r
u
n
g
,

k
a
n
t
o
r

a
t
a
u

r
u
m
a
h

i
b
a
d
a
t
.



9
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
a
t
a
s
-
b
a
t
a
s

s
e
k
o
l
a
h

d
a
r
i

s
i
s
i

k
i
r
i
,

k
a
n
a
n
,

d
e
p
a
n

d
a
n

b
e
l
a
k
a
n
g

1
0
.

B
e
r
c
e
r
i
t
a

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

l
e
t
a
k

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

b
a
t
a
s
-
b
a
t
a
s
n
y
a

1
1
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

b
e
r
j
a
l
a
n

d
a
n

m
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

1
2
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g


m
a
s
a
l
a
h

k
e
b
e
r
s
i
h
a
n

d
a
n

k
e
s
e
h
a
t
a
n

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
o
l
a
h

1
3
.

T
a
n
y
a

j
a
w
a
b

m
e
n
g
e
n
a
i

c
a
r
a

m
e
n
a
n
g
g
u
l
a
n
g
i
n
y
a

d
a
n

m
e
m
b
e
r
i
k
a
n

s
a
r
a
n
-
s
a
r
a
n


1
4
.

M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a

d
a
n

p
e
r
b
e
d
a
a
n
y
a

d
e
n
g
a
n

m
a
h
l
u
k

h
i
d
u
p

1
5
.

M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

m
e
n
g
e
n
a
i

c
a
r
a

m
e
n
j
a
g
a

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

k
e
l
a
s
,

m
i
s
a
l
n
y
a

d
e
n
g
a
n

m
e
l
a
k
u
k
a
n

c
a
r
a
-
c
a
r
a

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n
n
y
a

a
t
a
u

c
a
r
a

m
e
n
a
t
a
n
y
a

k
e
m
b
a
l
i

a
g
a
r

l
e
b
i
h

s
e
d
a
p

d
i
p
a
n
d
a
n
g
.

1
6
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
a
t
a
a
n

b
a
r
a
n
g
-
b
a
r
a
n
g

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s



M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
k
i
r
a
k
a
n

b
e
r
a
t

s
u
a
t
u

b
e
n
d
a


m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

i
s
t
i
l
a
h

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

(
l
e
b
i
h

b
e
r
a
t
,

l
e
b
i
h

r
i
n
g
a
n
)


M
e
m
b
e
r
i

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

y
a
n
g

l
e
b
i
h

b
e
r
a
t

a
t
a
u

l
e
b
i
h

r
i
n
g
a
n

d
a
r
i

b
e
n
d
a

l
a
i
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n
n
y
a

s
e
c
a
r
a

m
a
n
u
a
l

(
m
e
m
e
g
a
n
g
)

a
t
a
u

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

a
l
a
t


M
e
n
g
u
k
u
r

b
e
r
a
t

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u
a
n

t
a
k

b
a
k
u

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

t
i
m
b
a
n
g
a
n
,

j
u
n
g
k
a
t

j
u
n
g
k
i
t
,

a
t
a
u

n
e
r
a
c
a


M
e
m
i
l
i
h

j
e
n
i
s

t
a
s
,

w
a
d
a
h

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

y
a
n
g

d
i
g
u
n
a
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
a
r
u
h

b
e
n
d
a

a
t
a
u

s
e
k
e
l
o
m
p
o
k

b
e
n
d
a

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

b
e
r
a
t
n
y
a



M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
o
l
a

d
a
r
i

s
e
b
a
r
i
s
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
n
y
u
s
u
n

s
e
b
a
r
i
s
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
e
n
g
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

a
t
a
u

a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
a
r
i

p
o
l
a

s
e
b
a
r
i
s
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
n
e
m
p
a
t
k
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

y
a
n
g

t
e
p
a
t

p
a
d
a

s
e
b
a
r
i
s
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r



7

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

w
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

b
e
l
a
j
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

p
o
l
a
n
y
a


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
a
r
i

p
o
l
a

d
a
r
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

1
7
.

M
e
l
a
p
o
r
k
a
n

a
t
a
u

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
a
t
a
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s

1
8
.

M
e
n
i
m
b
a
n
g

b
e
n
d
a

s
e
c
a
r
a

m
a
n
u
a
l

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
a
n

m
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

a
n
t
a
r
a

y
a
n
g

b
e
r
a
t

d
a
n

r
i
n
g
a
n

d
i

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a

1
9
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n


p
e
n
i
m
b
a
n
g
a
n

b
e
r
a
t

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

t
i
m
b
a
n
g
a
n

a
t
a
u

n
e
r
a
c
a

s
e
c
a
r
a

k
e
l
o
m
p
o
k

d
i
l
a
n
j
u
t
k
a
n

s
e
c
a
r
a

i
n
d
i
v
i
d
u

2
0
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

j
a
l
a
n
,

l
a
r
i
,

d
a
n

d
i
a
m

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

a
b
a
-
a
b
a

2
1
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

b
e
r
g
u
l
i
n
g

k
e

k
i
r
i
/
k
e

k
a
n
a
n

d
a
r
i

p
o
s
i
s
i

t
i
d
u
r

t
e
l
e
n
t
a
n
g

2
2
.

M
e
l
a
g
u
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

r
a
t
a

d
e
n
g
a
n

t
e
m
p
o

t
e
t
a
p

2
3
.

M
e
l
a
g
u
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

r
a
t
a

d
e
n
g
a
n

t
e
m
p
o

t
i
d
a
k

t
e
t
a
p

2
4
.

M
e
m
a
i
n
k
a
n

a
l
a
t

m
u
s
i
k

r
i
t
m
i
s

s
e
d
e
r
h
a
n
a

s
e
c
a
r
a

k
e
l
o
m
p
o
k

d
a
n

b
e
r
s
a
m
a

2
5
.

M
e
n
e
b
a
k

j
u
d
u
l

l
a
g
u

y
a
n
g

d
i
n
y
a
n
y
i
k
a
n

g
u
r
u

P
E
N
I
L
A
I
A
N


1
.

L
i
s
a
n


2
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

3
.

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n


4
.

T
e
r
t
u
l
i
s


M
I
N
G
G
U

K
E
E
M
P
A
T

1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a

3
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

g
a
m
b
a
r
/
f
i
l
m

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t

(
t
a
m
a
n

y
a
n
g

a
s
r
i
,

k
e
b
u
n

t
e
h
,

p
e
r
s
a
w
a
h
a
n
,

d
s
b
)


d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t

(
t
u
m
p
u
k
a
n

s
a
m
p
a
h
,

a
i
r

k
o
t
o
r
,

j
a
l
a
n
a
n

y
a
n
g

m
a
c
e
t

p
e
n
u
h

a
s
a
p

k
e
n
d
a
r
a
a
n
,

d
s
b
)


l
a
l
u

a
n
a
k

d
i
m
i
n
t
a

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t

d
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t

s
e
r
t
a

a
l
a
s
a
n
.


P
E
N
J
A
S

O
R
K
E
S








M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k


(
k
o
n
s
e
p

:

t
u
b
u
h
,

r
u
a
n
g
,

h
u
b
u
n
g
a
n
,

d
a
n

u
s
a
h
a
)

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k



p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l



M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

m
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

k
e
b
u
g
a
r
a
n



M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l



M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
g
a
y
u
n




M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l



M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

b
e
n
d
a




M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n


b
e
r
b
a
g
a
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

d
a
l
a
m

s
e
n
a
m

(
m
e
n
d
a
r
a
t
,

g
e
r
a
k

b
e
r
p
i
n
d
a
h
,

a
y
u
n
a
n
,

p
u
t
a
r
a
n
,

t
o
l
a
k
a
n
,

l
a
y
a
n
g
a
n

d
a
n

k
e
t
i
n
g
g
i
a
n
)



M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t
,


m
e
l
a
y
a
n
g

d
i

u
r
a
d
a

d
a
n

m
e
n
d
a
r
a
t

d
e
n
g
a
n

k
e

d
u
a

k
a
k
i



M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r


s
e
n
a
m

r
i
t
m
i
k

s
e
d
e
r
h
a
n
a

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
o
l
a

l
o
k
o
m
o
t
o
r

d
a
n

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
a
n
g
k
a
h

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
e
r
i
r
a
m
a




8

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

w
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

b
e
l
a
j
a
r

m
e
n
g
i
k
u
t
i

i
r
a
m
a

(
k
e
t
u
k
a
n
)

t
a
n
p
a
/
d
e
n
g
a
n

m
u
s
i
k

4
.

M
e
n
g
g
a
l
i

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

a
n
a
k

t
e
n
t
a
n
g

a
p
a

y
a
n
g

d
i
r
a
s
a
k
a
n

k
e
t
i
k
a

b
e
r
a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t
.

5
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
m
b
a
c
a

d
e
n
g
a
n

s
i
k
a
p

y
a
n
g

b
e
n
a
r

j
a
r
a
k

b
a
c
a
a
n

6
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
m
b
a
c
a

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

b
a
c
a
a
n
,

l
e
t
a
k

t
e
k
s
,

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

c
u
k
u
p

d
a
n

s
i
k
a
p

d
u
d
u
k

y
a
n
g

b
e
n
a
r

7
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

s
i
k
a
p

y
a
n
g

b
e
n
a
r


8
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a
,

l
e
t
a
k

b
u
k
u
,

p
e
g
a
n
g
a
n

a
l
a
t

t
u
l
i
s
,

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

c
u
k
u
p

d
a
n

s
i
k
a
p

d
u
d
u
k

y
a
n
g

b
e
n
a
r

9
.

M
e
n
u
l
i
s

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

b
e
r
k
e
n
a
a
n

d
e
n
g
a
n

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

B
e
r
s
i
h

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n

g
u
r
u

d
e
n
g
a
n

h
u
r
u
f

l
e
p
a
s

t
e
g
a
k

d
a
n

.

p
e
m
i
s
a
h
a
n

k
a
t
a

y
a
n
g

t
e
p
a
t

1
0
.

M
e
n
a
k
s
i
r

b
e
r
a
t

s
u
a
t
u

b
e
n
d
a

s
e
c
a
r
a

i
n
d
i
v
i
d
u
a
l

d
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k

d
a
n

m
e
m
b
u
k
t
i
k
a
n

d
e
n
g
a
n

t
i
m
b
a
n
g
a
n

y
a
n
g

b
e
n
a
r

1
1
.

M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

t
e
m
p
a
t
/
w
a
d
a
h

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
t
e
m
p
a
t
k
a
n

s
u
a
t
u

b
e
n
d
a

s
a
t
u
a
n

m
a
u
p
u
n

s
e
k
u
m
p
u
l
a
n

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

w
a
d
a
h

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

1
2
.

M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

s
e
c
a
r
a

b
e
r
u
r
u
t
a
n

d
a
r
i

y
a
n
g

p
a
l
i
n
g

b
e
r
a
t

k
e

y
a
n
g

r
i
n
g
a
n

a
t
a
u

s
e
b
a
l
i
k
n
y
a
.

1
3
.

M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

b
a
n
g
u
n
-
b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
e
n
g
a
n

p
o
l
a

y
a
n
g

t
e
r
a
t
u
r

1
4
.

M
e
n
a
t
a

b
a
n
g
u
n
-
b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

y
a
n
g

d
i
g
a
m
b
a
r

s
e
s
u
a
i

u
r
u
t
a
n

s
e
g
i

t
i
g
a

d
a
n

s
e
g
i

e
m
p
a
t

1
5
.

M
e
l
a
p
o
r
k
a
n

h
a
s
i
l

s
u
s
u
n
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
s
u
s
u
n

1
6
.

M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

p
a
d
a

t
e
m
p
a
t
/

b
i
n
g
k
a
i

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a

p
o
l
a
n
y
a

1
7
.

M
e
n
y
i
m
p
u
l
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
o
l
a

b
a
n
g
u
n


S
E
N
I

B
U
D
A
Y
A




M
e
r
a
s
a
k
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

s
e
b
a
g
a
i

w
u
j
u
d

r
a
s
a

s
y
u
k
u
r

k
e
p
a
d
a

T
u
h
a
n

(
K
I
-
1
,
K
D
-
1
)


M
e
m
i
l
i
k
i

k
e
p
e
k
a
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

h
a
s
i
l

c
i
p
t
a
a
n

T
u
h
a
n


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n
-
k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
e
r
a
h

T
u
h
a
n



M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

u
n
t
u
k

m
e
n
g
e
k
s
p
r
e
s
i
k
a
n

d
i
r
i

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a
,

b
e
r
n
y
a
n
y
i
,

d
a
n

m
e
n
a
r
i

(
K
I
-
2
,
K
D
-
1
)


M
e
n
g
e
n
a
l

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

d
a
n

p
e
d
u
l
i

t
e
r
h
a
d
a
p

a
l
a
m

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
k
a
r
y
a

(
K
I
-
2
,
K
D
-
4
)


m
e
n
a
m
p
i
l
k
a
n

k
a
r
y
a
n
y
a

s
e
n
d
i
r
i

d
i
d
e
p
a
n

t
e
m
a
n
n
y
a


m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
e
n
d
a
p
a
t


d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k


m
e
m
u
t
u
s
k
a
n

k
a
r
y
a

a
p
a

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
b
u
a
t
n
y
a


m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

s
e
c
a
r
a

s
e
k
s
a
m
a


m
e
r
a
w
a
t

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

s
e
c
a
r
a

s
a
d
a
r


m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
p
e
d
u
l
i
a
n

p
a
d
a

a
l
a
m

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

d
e
n
g
a
n

b
e
r
k
a
r
y
a

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
i
k
a
p

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

p
a
d
a

a
l
a
m

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

d
e
n
g
a
n

b
e
r
k
a
r
y
a



M
e
n
g
e
n
a
l

p
o
l
a

i
r
a
m
a

l
a
g
u

b
e
r
v
a
r
i
a
s
i

d
e
n
g
a
n

a
l
a
t

m
u
s
i
k

r
i
t
m
i
s

(
K
I
-
3
,
K
D
-
2
)


M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n
,

a
l
a
t
,

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

(
K
I
-
3
,
K
D
-
4
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

r
a
t
a


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

r
a
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
l
a
t
-
a
l
a
t

m
u
s
i
k

r
i
t
m
i
s

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
n
g
e
n
a
l

j
u
d
u
l

l
a
g
u

d
a
n

i
r
i
n
g
a
n
n
y
a


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

u
n
t
u
k

k
e
g
i
a
t
a
n

l
i
p
a
t

g
u
n
t
i
n
g
-
t
e
m
p
e
l


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a



M
e
m
b
u
a
t

r
a
n
c
a
n
g
a
n

g
a
m
b
a
r

p
e
m
b
u
a
t
a
n

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f



M
e
m
a
i
n
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a


l
a
g
u

b
e
r
t
a
n
d
a

b
i
r
a
m
a

d
u
a

d
e
n
g
a
n

t
e
p
u
k

d
a
n

g
e
r
a
k

(
K
I
-
4
,
K
D
-
6
)


M
e
m
b
e
n
t
u
k

k
a
r
y
a

s
e
n
i

d
a
r
i

b
a
h
a
n

l
u
n
a
k

(
K
I
-
4
,

K
D
-
4
)



1
1
.


9

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

w
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

b
e
l
a
j
a
r

d
a
t
a
r

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k


1
8
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

b
e
r
t
u
m
p
u

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
e
d
u
a

t
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

1
9
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
n
g
a
y
u
n

l
e
n
g
a
n

a
t
a
s

b
a
w
a
h
,

k
a
n
a
n

k
i
r
i

s
a
m
b
i
l

m
e
m
b
i
l
a
n
g

2
0
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

b
e
r
j
a
l
a
n
,

m
e
l
e
n
g
g
o
k
,

d
a
n

m
e
n
g
a
y
u
n

t
u
n
g
k
a
i

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k

b
e
s
a
r

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a

s
a
m
a
.


2
1
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

m
e
l
i
p
a
t

d
a
n

m
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

s
e
n
i

2
2
.

M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

d
a
r
i

b
a
h
a
n

a
l
a
m

m
e
l
a
l
u
i

m
e
n
c
e
t
a
k

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

B
e
r
s
i
h

P
E
N
I
L
A
I
A
N

1
.

L
i
s
a
n


2
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

3
.

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

4
.

T
e
r
t
u
l
i
s






2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I


T
e
m
a

7
:

B
e
n
d
a
,

B
i
n
a
t
a
n
g
,

d
a
n

T
a
n
a
m
a
n

d
i

S
e
k
i
t
a
r
k
u

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h





K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1

S
I
L
A
B
U
S

K
E
L
A
S
:

1

T
E
M
A
:

B
E
N
D
A
,

B
I
N
A
T
A
N
G
,

D
A
N

T
A
N
A
M
A
N

D
I

S
E
K
I
T
A
R
K
U


K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

P
P
K
n


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

b
a
i
k

(
j
u
j
u
r
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

s
a
n
t
u
n
,

p
e
d
u
l
i
/
k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
,

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
)

d
a
l
a
m

b
e
r
i
n
t
e
r
a
k
s
i

d
e
n
g
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a
,

t
e
m
a
n
,

d
a
n

g
u
r
u
,

s
e
b
a
g
a
i

p
e
r
w
u
j
u
d
a
n

n
i
l
a
i

d
a
n

m
o
r
a
l

P
a
n
c
a
s
i
l
a
.

(
K
I
-
2
,

K
D
-
1
)


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

t
a
n
g
g
u
n
g
j
a
w
a
b

a
t
a
s

t
u
g
a
s

y
a
n
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n

g
u
r
u


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

b
e
r
s
a
m
a

k
e
l
u
a
r
g
a

p
a
d
a

s
a
a
t


m
e
r
a
w
a
t

t
a
n
a
m
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

s
a
n
t
u
n


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

m
a
n
f
a
a
t

m
e
m
i
l
i
k
i

s
i
k
a
p

p
e
d
u
l
i

t
e
r
h
a
d
a
p

s
e
s
a
m
a

(
m
i
s
a
l
:

m
e
m
e
l
i
h
a
r
a

b
i
n
a
t
a
n
g
,

m
e
r
a
w
a
t

t
a
n
a
m
a
n
,

m
e
r
a
w
a
t

b
e
n
d
a

m
i
l
i
k

p
r
i
b
a
d
i

d
l
l
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

k
e
t
i
k
a

m
e
n
g
e
r
j
a
k
a
n

t
u
g
a
s

d
a
r
i

g
u
r
u

K
e
g
i
a
t
a
n


p
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

p
a
d
a

t
e
m
a

i
n
i

a
k
a
n

d
i
t
e
m
p
u
h

d
a
l
a
m

4

m
i
n
g
g
u

M
i
n
g
g
u

P
e
r
t
a
m
a

1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a

3
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

f
a
b
e
l

m
e
n
g
e
n
a
i

s
i
k
a
p

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
,


4
.

B
e
r
t
a
n
y
a

j
a
w
a
b

m
e
n
g
e
n
a
i

t
o
k
o
h

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a
,

j
a
l
a
n

c
e
r
i
t
a

d
a
n

n
i
l
a
i

y
a
n
g

t
e
r
k
a
n
d
u
n
g

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a

t
e
r
s
e
b
u
t


5
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

h
e
w
a
n

p
e
l
i
h
a
r
a
a
n

d
a
n

h
e
w
a
n

y
a
n
g

t
i
d
a
k

d
a
p
a
t

d
i
p
e
l
i
h
a
r
a

d
e
n
g
a
n

p
e
l
a
f
a
l
a
n

y
a
n
g

j
e
l
a
s
.

6
.


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

K
u
c
i
n
g
k
u

b
e
l
a
n
g

t
i
g
a


s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

s
y
a
i
r

d
a
n

m
a
k
n
a

d
e
n
g
a
n

b
u
n
y
i

v
o
c
a
l

d
a
n

k
o
n
s
o
n
a
n

y
a
n
g

t
e
p
a
t

7
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

i
s
i

l
a
g
u

K
u
c
i
n
g
k
u

b
e
l
a
n
g

t
i
g
a


d
e
n
g
a
n

p
e
l
a
f
a
l
a
n

y
a
n
g

j
e
l
a
s

d
a
n

i
n
t
o
n
a
s
i

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

8
.


M
e
m
b
u
a
t

p
u
i
s
i

a
t
a
u

k
a
r
a
n
g
a
n

p
u
i
s
i

t
e
n
t
a
n
g

b
i
n
a
t
a
n
g

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
e
r
a
h

T
u
h
a
n

9
.

M
e
m
b
a
c
a
k
a
n

p
u
i
s
i

a
t
a
u

k
a
r
a
n
g
a
n

p
e
n
d
e
k

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

1
0
.

M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

j
u
m
l
a
h

b
e
n
d
a

a
t
a
u


b
i
n
a
t
a
n
g


y
a
n
g

a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
o
l
a
h

a
t
a
u

y
a
n
g

d
i
s
a
j
i
k
a
n

d
i

l
e
m
b
a
r

k
e
r
j
a

1
1
.

M
e
n
j
u
m
l
a
h
k
a
n

d
a
n

m
e
n
g
u
r
a
n
g
k
a
n

b
e
n
d
a

a
t
a
u


b
i
n
a
t
a
n
g

y
a
n
g

a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

r
u
m
a
h
.

1
2
.

M
e
n
y
e
b
u
t

a
t
a
u

m
e
m
b
a
c
a

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
u
a

b
e
n
d
a

3
5

m
e
n
i
t

X

3
0

J
P

X

4

m
i
n
g
g
u

3
5

M
e
n
i
t

X


3
0

J
P



1
.

D
i
r
i

A
n
a
k

2
.

L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

3
.

M
e
d
i
a

G
a
m
b
a
r

4
.

B
u
k
u

c
e
r
i
t
a

5
.

B
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

s
i
s
w
a

6
.

M
o
d
e
l

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
a
n

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

7
.

P
a
p
a
n

t
i
t
i
a
n

8
.

B
a
h
a
n

m
a
k
a
n
a
n


M
e
m
i
l
i
k
i

s
i
k
a
p

d
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
a
t
u
h

p
a
d
a

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
a
n

a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h
.

(
K
I
-
2
,

K
D
-
2
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

s
i
k
a
p

d
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
a
t
u
h

p
a
d
a


a
t
u
r
a
n
/
k
e
b
i
a
s
a
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

s
i
k
a
p

d
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
a
t
u
h

p
a
d
a


a
t
u
r
a
n
/
k
e
b
i
a
s
a
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

s
e
k
o
l
a
h
.


M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
a
n

a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
,
K
D
-
2
)


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

m
a
n
f
a
a
t

m
e
m
a
t
u
h
i

a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i


h
a
r
i

d
i

k
e
l
u
a
r
g
a


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

m
a
n
f
a
a
t

m
e
m
a
t
u
h
i

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

y
a
n
g

b
e
r
l
a
k
u

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i


h
a
r
i

d
i

s
e
k
o
l
a
h


B
.

I
n
d
o
n
e
s
i
a


M
e
m
b
a
c
a
k
a
n

d
o
a

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
u
c
a
p
a
n

y
a
n
g

b
a
i
k

(
K
I
-
1
,

K
D
-
3
)


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

t
e
k
s

d
o
a

d
e
n
g
a
n

j
e
l
a
s


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

t
e
k
s

d
o
a

d
e
n
g
a
n

i
n
t
o
n
a
s
i

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

d
a
n

p
u
i
s
i

t
e
n
t
a
n
g

p
e
r
i
l
a
k
u


M
e
n
g
e
n
a
l
i

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

d
a
r
i

c
e
r
i
t
a



2

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

t
e
r
p
u
j
i

(
p
e
r
h
a
t
i
a
n

p
a
d
a

s
e
s
a
m
a

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a
)

(
K
I
-
1
,

K
D
-
4
)

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n


M
e
n
g
e
n
a
l
i

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

d
a
r
i

p
u
i
s
i

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n

1
3
.


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

s
a
m
p
a
i

2
0

d
e
n
g
a
n

m
e
d
i
a

k
a
n
c
i
n
g
,

k
a
r
t
u
,

j
a
r
i

a
t
a
u

b
e
n
d
a

l
a
i
n
n
y
a

d
a
n

b
e
r
m
a
i
n

t
e
b
a
k
-
t
e
b
a
k
a
n

1
4
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

2
0

d
e
n
g
a
n

m
e
d
i
a

k
a
n
c
i
n
g
,

k
a
r
t
u
,

j
a
r
i

a
t
a
u

b
e
n
d
a

l
a
i
n
n
y
a

d
a
n

b
e
r
m
a
i
n

t
e
b
a
k
-
t
e
b
a
k
a
n

1
5
.


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
a
n

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
e
r
l
a
r
i

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

n
i
l
a
i

k
e
r
j
a
s
a
m
a

1
6
.

M
e
n
a
n
g
k
a
p

b
o
l
a

y
a
n
g

d
i
g
u
l
i
r
k
a
n

m
e
n
y
u
s
u
r
i

t
a
n
a
h

d
e
n
g
a
n

d
u
a

t
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

p
a
d
a

p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k
/
b
e
r
l
a
r
i

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


1
.

l
i
s
a
n

2
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

3
.

P
o
r
t
o
f
o
l
i
o









4
.



P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

M
i
n
g
g
u

K
e
d
u
a

1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a


3
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a


m
e
n
g
e
n
a
i

c
e
r
i
t
a

r
a
k
y
a
t

D
e
w
i

S
r
i

y
a
n
g

m
e
n
g
g
a
m
b
a
r
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

t
a
n
a
m
a
n

p
a
d
i

d
a
n

k
e
s
u
b
u
r
a
n
,

k
e
m
u
d
i
a
n

s
i
s
w
a

d
a
p
a
t


m
e
n
a
r
i
k

n
i
l
a
i

y
a
n
g

t
e
r
k
a
n
d
u
n
g

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a

t
e
r
s
e
b
u
t


4
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

t
a
n
a
m
a
n

y
a
n
g

d
i
k
e
n
a
l
n
y
a

d
e
n
g
a
n

p
e
l
a
f
a
l
a
n

y
a
n
g

j
e
l
a
s
.

5
.


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

M
e
n
a
n
a
m

J
a
g
u
n
g


k
a
r
a
n
g
a
n

I
b
u

S
u
d
,

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

s
y
a
i
r

d
a
n

m
a
k
n
a

d
e
n
g
a
n

b
u
n
y
i

v
o
c
a
l

d
a
n

k
o
n
s
o
n
a
n

y
a
n
g

t
e
p
a
t

6
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

i
s
i

l
a
g
u

M
e
n
a
n
a
m

J
a
g
u
n
g



d
e
n
g
a
n

p
e
l
a
f
a
l
a
n

y
a
n
g

j
e
l
a
s

d
a
n

i
n
t
o
n
a
s
i

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

7
.


M
e
m
b
u
a
t

p
u
i
s
i

t
e
n
t
a
n
g

t
u
m
b
u
h
a
n

s
e
b
a
g
a
i


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
o
l
a

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t

(
p
e
r
a
w
a
t
a
n

t
u
b
u
h
,

p
e
m
e
n
u
h
a
n

g
i
z
i
,

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

y
a
n
g

s
e
h
a
t
,

m
a
i
n

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t

y
a
n
g

c
u
k
u
p
)

d
a
n

m
e
n
y
a
y
a
n
g
i

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

(
K
I
-
2
,
K
D
-
3
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

(
k
e
p
a
l
a
,



b
a
d
a
n
,

d
a
n

k
a
k
i
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

d
i

k
e
p
a
l
a

(
r
a
m
b
u
t
,

t
e
l
i
n
g
a
,

h
i
d
u
n
g
,

l
i
d
a
h
,

k
u
l
i
t

d
a
n

g
i
g
i
)

d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n
n
y
a


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
r
a
w
a
t

t
u
b
u
h

s
e
c
a
r
a

t
e
r
a
t
u
r

d
a
n

b
e
n
a
r
,

m
i
s
a
l
n
y
a
:

m
a
n
d
i
,

m
e
n
g
g
o
s
o
k

g
i
g
i
,

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

h
i
d
u
n
g
,

m
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g

k
u
k
u
,

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n

s
e
b
e
l
u
m

m
a
k
a
n
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
a
p
a
n

h
a
r
u
s

m
a
n
d
i
,

m
a
k
a
n
,

s
i
k
a
t

g
i
g
i

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h

a
g
a
r

t
e
t
a
p

s
e
h
a
t
,

y
a
i
t
u

:

m
a
i
n

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t
/
t
i
d
u
r

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

m
a
k
a
n

m
a
k
a
n
a
n

b
e
r
g
i
z
i
,

m
i
n
u
m

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

u
d
a
r
a

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

b
e
r
s
i
h
.


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t

d
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t


M
e
m
a
h
a
m
i

i
s
i

c
e
r
i
t
a

m
e
l
a
l
u
i

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n


d
e
n
g
a
n

p
e
n
u
h

p
e
r
h
a
t
i
a
n

d
a
n

m
e
n
g
a
j
u
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

(
K
I
-
3
,

K
D
-
2
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a
-
n
a
m
a

t
o
k
o
h

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a
-
n
a
m
a

t
e
m
p
a
t

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

u
r
u
t
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a


M
e
n
g
a
j
u
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

b
e
r
k
e
n
a
a
n

d
e
n
g
a
n

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

t
o
k
o
h


M
e
m
a
h
a
m
i

c
a
r
a

m
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

b
u
n
y
i

v
o
k
a
l

d
a
l
a
m

k
a
t
a

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

b
u
n
y
i

k
o
n
s
o
n
a
n

d
a
l
a
m

k
a
t
a

s
e
c
a
r
a

t
e
p
a
t


M
e
m
b
a
c
a

k
a
l
i
m
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
e
n
g
a
n

3

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

i
n
t
o
n
a
s
i

y
a
n
g

t
e
p
a
t


a
n
u
g
e
r
a
h

T
u
h
a
n

8
.

M
e
m
b
a
c
a
k
a
n

p
u
i
s
i

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

9
.

M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

j
u
m
l
a
h

b
e
n
d
a

a
t
a
u

t
u
m
b
u
h
a
n

y
a
n
g

a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
o
l
a
h

a
t
a
u

y
a
n
g

d
i
s
a
j
i
k
a
n

d
i

l
e
m
b
a
r

k
e
r
j
a

1
0
.

M
e
n
j
u
m
l
a
h
k
a
n

d
a
n

m
e
n
g
u
r
a
n
g
k
a
n

b
e
n
d
a

a
t
a
u

t
u
m
b
u
h
a
n

y
a
n
g

a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

r
u
m
a
h
.

1
1
.

M
e
m
b
u
a
t

l
a
b
a
-
l
a
b
a

d
a
r
i

k
e
r
t
a
s

b
e
k
a
s

d
a
n

b
e
r
t
a
n
g
g
u
n
g
j
a
w
a
b

d
a
l
a
m

m
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n
n
y
a

1
2
.

M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

l
a
b
a
-
l
a
b
a

k
e
c
i
l


s
e
s
u
a
i

f
r
a
s
e
r
i
n
g
.

1
3
.

B
e
r
m
a
i
n

t
e
b
a
k

l
a
g
u

a
n
a
k
-
a
n
a
k


d
e
n
g
a
n

t
e
m
a

b
i
n
a
t
a
n
g
,

b
e
n
d
a

a
t
a
u

t
u
m
b
u
h
a
n
,

m
i
s
a
l
k
a
n

:

k
u
c
i
n
g
k
u

b
e
l
a
n
g

t
i
g
a
,

p
o
t
o
n
g

b
e
b
e
k

a
n
g
s
a
,

l
i
h
a
t

k
e
b
u
n
k
u
,

t
o
p
i

s
a
y
a

b
u
n
d
a
r
,

b
a
l
o
n
k
u
,

k
e
l
i
n
c
i
k
u


d
l
l
.

1
4
.

B
e
r
m
a
i
n

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

m
a
n
i
k
-
m
a
n
i
k
,

k
a
n
c
i
n
g

a
t
a
u

l
i
d
i

a
t
a
u

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
r
t
u

p
u
l
u
h
a
n

d
a
n

s
a
t
u
a
n
.

1
5
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
r
t
u

r
a
t
u
s
a
n
,

p
u
l
u
h
a
n

d
a
n

s
a
t
u
a
n

d
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
k
n
i
k

m
e
n
j
u
m
l
a
h
k
a
n

k
e

b
a
w
a
h

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t
n
y
a

1
6
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
r
t
u

r
a
t
u
s
a
n
,

p
u
l
u
h
a
n

d
a
n

s
a
t
u
a
n

d
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
k
n
i
k

m
e
n
j
u
m
l
a
h
k
a
n

k
e

b
a
w
a
h

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t
n
y
a

1
7
.

B
e
r
m
a
i
n

k
u
i
s

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

t
i
g
a

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

k
a
r
t
u

r
a
t
u
s
a
n
,

p
u
l
u
h
a
n

d
a
n

s
a
t
u
a
n

1
8
.

M
e
n
a
n
g
k
a
p

b
o
l
a

y
a
n
g

d
i
g
u
l
i
r
k
a
n

m
e
n
y
u
s
u
r
i

t
a
n
a
h

d
e
n
g
a
n

d
u
a

t
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

p
a
d
a

p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k
/
b
e
r
d
i
r
i


1
9
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

b
e
r
j
a
l
a
n

d
i

a
t
a
s

p
a
p
a
n

t
i
t
i
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


1
.

l
i
s
a
n


B
e
r
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i

s
e
c
a
r
a

l
i
s
a
n

d
e
n
g
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

i
n
f
o
r
m
a
s
i

t
e
n
t
a
n
g

d
a
t
a

d
i
r
i
,

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h


d
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h
,

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

d
a
n

p
o
l
a

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t
,



l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

,

b
u
a
h
,

t
a
n
a
m
a
n
,

d
a
n

m
a
s
a
k
a
n

(
K
I
-
4
,

K
D
-
1
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a

d
i
r
i


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

(
k
e
p
a
l
a
,



b
a
d
a
n
,

d
a
n

k
a
k
i
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

d
i

k
e
p
a
l
a

(
r
a
m
b
u
t
,

t
e
l
i
n
g
a
,

h
i
d
u
n
g
,

l
i
d
a
h
,

k
u
l
i
t

d
a
n

g
i
g
i
)

d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n
n
y
a


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
r
a
w
a
t

t
u
b
u
h

s
e
c
a
r
a

t
e
r
a
t
u
r

d
a
n

b
e
n
a
r
,

m
i
s
a
l
n
y
a
:

m
a
n
d
i
,

m
e
n
g
g
o
s
o
k

g
i
g
i
,

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

h
i
d
u
n
g
,

m
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g

k
u
k
u
,

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n

s
e
b
e
l
u
m

m
a
k
a
n
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
a
p
a
n

h
a
r
u
s

m
a
n
d
i
,

m
a
k
a
n
,

s
i
k
a
t

g
i
g
i

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h

a
g
a
r

t
e
t
a
p

s
e
h
a
t
,

y
a
i
t
u

:

m
a
i
n

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t
/
t
i
d
u
r

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

m
a
k
a
n

m
a
k
a
n
a
n

b
e
r
g
i
z
i
,

m
i
n
u
m

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

u
d
a
r
a

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

b
e
r
s
i
h
.


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t

d
a
n

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t



M
e
n
a
n
g
g
a
p
i

c
e
r
i
t
a

d
o
n
g
e
n
g

b
i
n
a
t
a
n
g

(
f
a
b
e
l
)

d
a
n

m
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

a
p
a

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
l
a
k
u
k
a
n

s
e
a
n
d
a
i
n
y
a

m
e
n
j
a
d
i

s
a
l
a
h

s
a
t
u

t
o
k
o
h

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a
.

(
K
I
-
4
,

K
D
-
5
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

h
a
l
-
h
a
l

y
a
n
g

m
e
n
a
r
i
k

b
e
s
e
r
t
a

a
l
a
s
a
n
n
y
a


M
e
n
y
a
m
b
u
n
g

c
e
r
i
t
a

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a

y
a
n
g

d
i
a
l
a
m
i

t
o
k
o
h


M
e
n
g
a
m
a
t
i

c
o
n
t
o
h

p
e
n
u
l
i
s
a
n

k
a
t
a

s
e
b
a
g
a
i

k
e
t
e
r
a
n
g
a
n

g
a
m
b
a
r
,

b
e
r
c
e
r
i
t
a

d
a
n

m
e
n
y
a
l
i
n

k
a
t
a

(
K
I
-
4
,

K
D
-
6
)


M
e
n
c
o
c
o
k
k
a
n

k
e
t
e
p
a
t
a
n

k
a
t
a

d
e
n
g
a
n

g
a
m
b
a
r


M
e
n
y
a
l
i
n

k
a
t
a

d
e
n
g
a
n

h
u
r
u
f

t
e
g
a
k

l
e
p
a
s


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

s
e
c
a
r
a

l
i
s
a
n

t
e
n
t
a
n
g

g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

d
i
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
b
a
c
a

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a



4

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u
,

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g


t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,

K
D
-
8
)

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
m
e
g
a
n
g

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t


M
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
m
b
a
c
a

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g

2
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

3
.

P
o
r
t
o
f
o
l
i
o









4
.



P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

M
i
n
g
g
u

K
e
t
i
g
a

:

1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a

3
.

M
e
n
a
n
a
m

t
u
m
b
u
h
a
n

s
e
p
e
r
t
i

k
a
c
a
n
g

a
t
a
u

k
a
c
a
n
g

h
i
j
a
u
,

k
a
c
a
n
g

p
a
n
j
a
n
g

d
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

p
e
r
u
b
a
h
a
n

y
a
n
g

t
e
r
j
a
d
i

4
.

M
e
n
u
l
i
s

l
a
p
o
r
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

t
u
m
b
u
h
a
n

y
a
n
g

d
i
r
a
w
a
t

d
e
n
g
a
n

f
o
r
m
a
t

y
a
n
g

d
i
s
i
a
p
k
a
n

5
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

m
a
n
f
a
a
t

d
a
n

r
a
s
a

s
y
u
k
u
r

a
t
a
s

k
a
r
u
n
i
a

T
u
h
a
n

d
a
r
i

t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

h
e
w
a
n

y
a
n
g

d
i
r
a
w
a
t

m
e
l
a
l
u
i

k
e
g
i
a
t
a
n

p
r
e
s
e
n
t
a
s
i

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

6
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

h
e
w
a
n

d
a
n

t
u
m
b
u
h
a
n

a
g
a
r

d
a
p
a
t

t
u
m
b
u
h

d
e
n
g
a
n

s
e
h
a
t

7
.

M
e
m
b
a
c
a

c
e
r
i
t
a

t
e
t
a
n
g

t
u
m
b
u
h
a
n

a
t
a
u

b
i
n
a
t
a
n
g

d
e
n
g
a
n

p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

y
a
n
g

b
e
n
a
r

8
.

M
e
n
u
l
i
s

e
s
t
a
f
e
t

s
e
b
u
a
h

c
e
r
i
t
a

t
e
n
t
a
n
g

t
a
t
a

c
a
r
a

m
e
r
a
w
a
t

b
i
n
a
t
a
n
g

a
t
a
u

t
u
m
b
u
h
a
n

k
e
s
a
y
a
n
g
a
n

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

9
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

b
e
r
g
u
l
i
n
g

k
e

d
e
p
a
n

d
a
r
i

p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

j
o
n
g
k
o
k

l
a
l
u

m
e
n
c
o
c
o
k
a
n

g
a
m
b
a
r

h
e
w
a
n

a
t
a
u

t
u
m
b
u
h
a
n

d
e
n
g
a
n

n
a
m
a
n
y
a

1
0
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

d
a
n

m
e
n
g
g
a
m
b
a
r
k
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

y
a
n
g

m
e
m
i
l
i
k
i

b
e
n
t
u
k

s
e
g
i
t
i
g
a

d
a
n

s
e
g
i

e
m
p
a
t

1
1
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

d
a
n

m
e
n
g
g
a
m
b
a
r
k
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

y
a
n
g

m
e
m
i
l
i
k
i

b
e
n
t
u
k

k
o
t
a
k
,

b
u
l
a
t

d
a
n

t
a
b
u
n
g

1
2
.

m
e
n
c
o
c
o
k
k
a
n

b
e
n
t
u
k

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

a
t
a
u

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

1
3
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
r
b
e
d
a
a
n

d
a
n

p
e
r
s
a
m
a
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
r
b
e
n
t
u
k

s
e
g
i
t
i
g
a

d
a
n

s
e
g
i

e
m
p
a
t


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
u
l
i
s

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

p
e
n
s
i
l
,

c
a
r
a

m
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

d
a
n

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,

K
D
-
9
)


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
m
e
g
a
n
g

a
l
a
t

t
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g


M
e
n
g
h
u
b
u
n
g
k
a
n

t
i
t
i
k
-
t
i
t
i
k

y
a
n
g

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

l
e
n
g
k
u
n
g
,

d
a
n

b
u
l
a
t


M
e
m
b
u
a
t

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s
,

l
e
n
g
k
u
n
g
,

d
a
n

b
u
l
a
t


M
e
n
j
i
p
l
a
k

h
u
r
u
f


M
e
n
u
l
i
s

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s

l
e
n
g
k
u
n
g
,

d
a
n

b
u
l
a
t

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

h
u
r
u
f


M
e
n
u
l
i
s

h
u
r
u
f

l
e
p
a
s


M
e
r
a
n
g
k
a
i

h
u
r
u
f

m
e
n
j
a
d
i

k
a
t
a

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
a
t
u
h

p
a
d
a

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
a
n

a
t
u
r
a
n

d
a
l
a
m

m
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

s
e
s
u
a
i

p
r
o
s
e
d
u
r
/
a
t
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t

p
u
l
u
h
a
n

d
a
n

s
a
t
u
a
n


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

b
e
n
t
u
k

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

d
a
r
i

k
e
g
i
a
t
a
n
/
k
e
j
a
d
i
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n


M
e
n
y
e
b
u
t
/
m
e
m
b
a
c
a

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

s
a
m
p
a
i

2
0

d
e
n
g
a
n

b
a
n
t
u
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t

d
a
n

m
e
n
g
i
n
g
a
t
n
y
a

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

c
a
r
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

2
0

d
e
n
g
a
n

b
a
n
t
u
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t

d
a
n

m
e
n
g
i
n
g
a
t
n
y
a

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

c
a
r
a


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t

p
u
l
u
h
a
n

d
a
n

s
a
t
u
a
n

d
a
r
i

b
i
l
a
n
g
a
n

d
u
a

a
n
g
k
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t


5

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

p
r
o
s
e
d
u
r

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t
n
y
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

p
r
o
s
e
d
u
r

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t
n
y
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

y
a
n
g

m
e
l
i
b
a
t
k
a
n

t
i
g
a

b
i
l
a
n
g
a
n

a
t
a
u

l
e
b
i
h

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

p
r
o
s
e
d
u
r

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t
n
y
a

1
4
.

M
e
m
b
u
a
t

b
e
n
t
u
k

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
a
n

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

d
a
r
i

b
a
h
a
n

m
a
k
a
n
a
n

u
m
b
i
-
u
m
b
i
a
n
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


1
.

l
i
s
a
n

2
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

3
.

P
o
r
t
o
f
o
l
i
o









4
.



P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

M
i
n
g
g
u

K
e
e
m
p
a
t

:

1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a

3
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

g
a
m
b
a
r

a
n
a
k

y
a
n
g

m
e
m
b
e
r
i

m
a
k
a
n

h
e
w
a
n

p
e
l
i
h
a
r
a
a
n
n
y
a

s
e
k
u
r
a
n
g
-
k
u
r
a
n
g
n
y
a
l

3


k
a
l
i
m
a
t
.

4
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

g
a
m
b
a
r

a
n
a
k

y
a
n
g

m
e
m
e
t
i
k

b
u
n
g
a

h
a
n
y
a

d
i
g
u
n
a
k
a
n

s
e
b
a
g
a
i

m
a
i
n
a
n

m
i
n
i
m
a
l

3

k
a
l
i
m
a
t
.

5
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n
n
y
a

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

m
a
a
n
f
a
a
t

y
a
n
g

d
i
r
a
s
a
k
a
n

k
e
t
i
k
a

m
e
m
a
t
u
h
i

a
t
u
r
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

s
u
n
g
g
u
h
-
s
u
n
g
g
u
h

m
i
n
i
m
a
l

5

k
a
l
i
m
a
t

6
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n
n
y
a

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

k
e
r
u
g
i
a
n

y
a
n
g

d
i
r
a
s
a
k
a
n

k
e
t
i
k
a

m
e
l
a
n
g
g
a
r

a
t
u
r
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

m
i
n
i
m
a
l

5

k
a
l
i
m
a
t

7
.

M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

h
e
w
a
n

d
a
n

t
u
m
b
u
h
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
n
t
u
k
-
b
e
n
t
u
k

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
a
n

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g


8
.

M
e
m
b
u
a
t

c
e
r
i
t
a

b
e
r
g
a
m
b
a
r

m
e
n
g
e
n
a
i

k
e
p
e
d
u
l
i
a
n

h
e
w
a
n

d
a
n

t
u
m
b
u
h
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

t
e
k
n
i
k

g
a
r
i
s

l
u
r
u
s
,

g
a
r
i
s

l
e
n
g
k
u
n
g

d
e
n
g
a
n

p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

y
a
n
g

b
a
i
k

d
i

t
e
m
p
a
t

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g
.

9
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
n
g
a
y
u
n

l
e
n
g
a
n

s
a
m
b
i
l

b
e
r
p
e
g
a
n
g
a
n

t
a
n
g
a
n

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k

k
e
c
i
l


M
e
n
g
e
n
a
l

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
a
n

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n



b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h
,

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

b
e
r
m
a
i
n


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
s
a
m
a
a
n

d
a
n

p
e
r
b
e
d
a
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
d
a

b
e
r
b
e
n
t
u
k

s
e
g
i
t
i
g
a

a
t
a
u

s
e
g
i

e
m
p
a
t


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i

d
a
r
i

b
e
n
d
a

b
e
r
b
e
n
t
u
k

s
e
g
i
t
i
g
a

a
t
a
u

s
e
g
i

e
m
p
a
t


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
s
a
m
a
a
n

d
a
n

p
e
r
b
e
d
a
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
d
a

b
e
r
b
e
n
t
u
k

k
u
b
u
s

a
t
a
u

b
a
l
o
k


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i

d
a
r
i

b
e
n
d
a

b
e
r
b
e
n
t
u
k

k
o
t
a
k
,

b
u
l
a
t
,

d
a
n

t
a
b
u
n
g



M
e
m
b
e
n
t
u
k

d
a
n

m
e
n
g
g
a
m
b
a
r

b
a
n
g
u
n

b
a
r
u

d
a
r
i

b
a
n
g
u
n
-
b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

a
t
a
u

p
o
l
a

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

y
a
n
g

s
u
d
a
h

a
d
a


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/
m
e
l
u
k
i
s

p
e
r
s
e
g
i

p
a
n
j
a
n
g

d
a
r
i

g
a
b
u
n
g
a
n

d
u
a

s
e
g
i
t
i
g
a

s
i
k
u
-
s
i
k
u


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/
m
e
l
u
k
i
s

d
u
a

s
e
g
i
t
i
g
a

d
a
r
i

s
e
g
i

e
m
p
a
t

t
e
r
t
e
n
t
u


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/
m
e
l
u
k
i
s

b
e
r
b
a
g
a
i

s
e
g
i

e
m
p
a
t

d
a
r
i

g
a
b
u
n
g
a
n

d
u
a

s
e
g
i
t
i
g
a


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/

m
e
m
b
e
n
t
u
k

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
n
g
u
n

g
a
b
u
n
g
a
n

d
a
r
i

b
a
n
g
u
n

s
e
g
i

e
m
p
a
t

d
a
n

s
e
g
i
t
i
g
a

P
e
n
j
a
s

O
r
k
e
s


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k


(
k
o
n
s
e
p

:

t
u
b
u
h
,

r
u
a
n
g
,

h
u
b
u
n
g
a
n
,

d
a
n

u
s
a
h
a
)

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k



p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

A
s
p
e
k

K
o
g
n
i
t
i
f

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

j
a
l
a
n
,

l
a
r
i

d
a
n

l
o
m
p
a
t

A
s
p
e
k

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
j
a
l
a
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
l
a
r
i


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
l
o
m
p
a
t

6

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

(
T
1
-
T
7
)

A
s
p
e
k

A
f
e
k
t
i
f


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r

1
0
.

B
e
r
m
a
i
n

k
e
j
a
r
-
k
e
j
a
r
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
e
m
p
e
l
k
a
n

b
e
n
d
a


b
e
r
b
e
n
t
u
k

b
i
n
a
t
a
n
g

d
a
n

t
u
m
b
u
h
a
n

d
i

p
u
n
g
g
u
n
g

t
e
m
a
n

y
a
n
g

d
i
k
e
j
a
r

1
1
.

D
e
n
g
a
n

g
a
m
b
a
r
-
g
a
m
b
a
r

p
a
d
a

l
e
m
b
a
r

k
e
r
j
a
,

m
e
m
i
s
a
h
k
a
n

d
a
u
n


b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
e
n
t
u
k
n
y
a
,

b
u
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

w
a
r
n
a
n
y
a
,

b
u
n
g
a

b
e
r
d
a
s
a
r

w
a
r
n
a
n
y
a
,

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

j
e
n
i
s
n
y
a

1
2
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

m
e
m
a
s
a
k

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
n

d
a
s
a
r

u
m
b
i

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
a
w
a
s
a
n

g
u
r
u

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


1
.

l
i
s
a
n

2
.

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

3
.

P
o
r
t
o
f
o
l
i
o









4
.



P
e
n
g
a
m
a
t
a
n



M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

(
T
1
-

T
7
)

A
s
p
e
k

K
o
g
n
i
t
i
f

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
r
e
g
a
n
g
,


m
e
n
g
g
o
y
a
n
g
,

m
e
n
g
a
y
u
n
,


b
e
r
p
u
t
a
r
,

m
e
n
e
k
u
k

d
a
n

m
e
l
u
r
u
s
k
a
n

A
s
p
e
k

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
g
a
y
u
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
e
k
u
k
d
a
n
m
e
l
u
r
u
s
k
a
n
t
u
n
g
k
a
i


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
m
u
t
a
r


A
s
p
e
k

A
f
e
k
t
i
f


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

a
t
a
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

(
T
1
-
T
7
)

A
s
p
e
k

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
g
g
u
l
i
r
k
a
n

b
o
l
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

b
e
n
d
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
a
n
g
k
a
p

b
e
n
d
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
e
n
y
e
p
a
k

b
o
l
a

A
s
p
e
k

A
f
e
k
t
i
f


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f





M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

j
a
s
m
a
n
i

u
n
t
u
k

m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

d
a
n

k
e
l
i
n
c
a
h
a
n

t
u
b
u
h

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a
(
T
1


A
s
p
e
k

P
s
i
k
o
m
o
t
o
r
i
k


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

d
i

t
e
m
p
a
t


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

b
e
r
j
a
l
a
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

c
e
p
a
t

d
e
n
g
a
n

a
b
a
-
7

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

T
7
)

a
b
a

A
s
p
e
k

A
f
e
k
t
i
f

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


s
e
l
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

g
e
r
a
k

k
e
b
u
g
a
r
a
n


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n


b
e
r
b
a
g
a
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

d
a
l
a
m

s
e
n
a
m

(
m
e
n
d
a
r
a
t
,

g
e
r
a
k

b
e
r
p
i
n
d
a
h
,

a
y
u
n
a
n
,

p
u
t
a
r
a
n
,

t
o
l
a
k
a
n
,

l
a
y
a
n
g
a
n

d
a
n

k
e
t
i
n
g
g
i
a
n
)

(
T
1
-
T
7
)


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t


d
a
n

m
e
n
d
a
r
a
t

d
e
n
g
a
n

d
u
a

k
a
k
i


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t
,


m
e
l
a
y
a
n
g

d
i

u
r
a
d
a

d
a
n

m
e
n
d
a
r
a
t

d
e
n
g
a
n

k
e

d
u
a

k
a
k
i


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

a
w
a
l
a
n

b
e
r
j
a
l
a
n


M
e
m
p
r
a
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
o
m
p
a
t
-
l
o
m
p
a
t

d
a
n

b
e
r
p
u
t
a
r

9
0

d
e
r
a
j
a
t


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

b
e
r
g
u
l
i
n
g

k
e

d
e
p
a
n



M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r


s
e
n
a
m

r
i
t
m
i
k

s
e
d
e
r
h
a
n
a

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
o
l
a

l
o
k
o
m
o
t
o
r

d
a
n

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k


m
e
n
g
i
k
u
t
i

i
r
a
m
a

(
k
e
t
u
k
a
n
)

t
a
n
p
a
/
d
e
n
g
a
n

m
u
s
i
k

(
T
1
-
T
7
)


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
a
n
g
k
a
h

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
e
r
i
r
a
m
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
e
n
g
g
o
k


k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
e
r
i
r
a
m
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
m
u
t
a
r
/
m
e
n
g
a
y
u
n
k
a
n

l
e
n
g
a
n

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
e
r
i
r
a
m
a



S
E
N
I

B
U
D
A
Y
A

&

D
E
S
A
I
N


M
e
r
a
s
a
k
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

s
e
b
a
g
a
i

w
u
j
u
d

r
a
s
a

s
y
u
k
u
r

k
e
p
a
d
a

T
u
h
a
n

(
K
I
-
1
,
K
D
-
1
)


M
e
m
i
l
i
k
i

k
e
p
e
k
a
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

b
e
r
u
p
a

b
e
n
d
a
,

b
i
n
a
t
a
n
g

d
a
n

t
a
n
a
m
a
n


h
a
s
i
l

c
i
p
t
a
a
n

T
u
h
a
n


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n

b
e
n
d
a
,

b
i
n
a
t
a
n
g
,

t
a
n
a
m
a
n

d
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
e
r
a
h

T
u
h
a
n




M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

u
n
t
u
k

m
e
n
g
e
k
s
p
r
e
s
i
k
a
n

d
i
r
i

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a
,

b
e
r
n
y
a
n
y
i

d
a
n

m
e
n
a
r
i
.

(
K
I
-
2
,
K
D
-
1
)


m
e
n
a
m
p
i
l
k
a
n

k
a
r
y
a
n
y
a

s
e
n
d
i
r
i

d
i
d
e
p
a
n

t
e
m
a
n
n
y
a


m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
e
n
d
a
p
a
t


d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k


m
e
m
u
t
u
s
k
a
n

k
a
r
y
a

a
p
a

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
b
u
a
t
n
y
a



8

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R


M
e
n
g
e
n
a
l

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

d
a
n

p
e
d
u
l
i

t
e
r
h
a
d
a
p

a
l
a
m

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
k
a
r
y
a

(
K
I
-
2
,
K
D
-
4
)


M
e
n
a
m
p
i
l
k
a
n

s
i
k
a
p

p
e
d
u
l
i

t
e
r
h
a
d
a
p

a
l
a
m

d
e
n
g
a
n

m
e
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n

b
a
h
a
n

a
l
a
m


s
e
b
a
g
a
i

m
e
d
i
a

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a



M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
i
k
a
p

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a



M
e
n
g
e
n
a
l

p
o
l
a

i
r
a
m
a

l
a
g
u

b
e
r
v
a
r
i
a
s
i

d
e
n
g
a
n

a
l
a
t

m
u
s
i
k

r
i
t
m
i
s

(
K
I
-
3
,

K
D
,
2
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

r
a
t
a


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

r
a
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
l
a
t
-
a
l
a
t

m
u
s
i
k

r
i
t
m
i
s

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
n
g
e
n
a
l

j
u
d
u
l

l
a
g
u

d
a
n

i
r
i
n
g
a
n
n
y
a




M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n
,

a
l
a
t

s
e
r
t
a

f
u
n
g
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

(
K
I
-
3
,
K
D
-
4
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
h
a
n

m
a
k
a
n
a
n

d
a
r
i

u
m
b
i
-
u
m
b
i
a
n


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

m
a
k
a
n
a
n

d
a
r
i

u
m
b
i
-
u
m
b
i
a
n


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

c
a
r
a

p
e
n
g
o
l
a
h
a
n

b
a
h
a
n

m
a
k
a
n
a
n

u
m
b
i
-
u
m
b
i
a
n


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

c
a
r
a

p
e
n
y
a
j
i
a
n

m
a
k
a
n
a
n



M
e
m
a
i
n
k
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

l
a
g
u

b
e
r
t
a
n
d
a

b
i
r
a
m
a

d
u
a

d
a
n

t
i
g
a

d
e
n
g
a
n

a
l
a
t

m
u
s
i
k

r
i
t
m
i
s

(
K
I
-
4
,
K
D
-
5
)


M
e
n
y
a
n
y
i

d
e
n
g
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

b
e
r
t
a
n
d
a

b
i
r
a
m
a

d
u
a


M
e
n
y
a
n
y
i

d
e
n
g
a
n

p
o
l
a

i
r
a
m
a

b
e
r
t
a
n
d
a

b
i
r
a
m
a

t
i
g
a


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

s
y
a
i
r

d
a
n

m
a
k
n
a


M
e
m
b
a
c
a

s
y
a
i
r

l
a
g
u

d
e
n
g
a
n

u
c
a
p
a
n

y
a
n
g

j
e
l
a
s


M
e
n
y
a
n
y
i

l
a
g
u

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

f
r
a
s
e
r
i
n
g




M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

j
e
n
i
s

b
a
h
a
n

m
a
k
a
n
a
n

u
m
b
i
-
u
m
b
i
a
n

d
e
n
g
a
n

o
l
a
h
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

(
K
I
-
4
,
K
D
-
1
6
)


M
e
n
y
i
a
p
k
a
n

j
e
n
i
s

b
a
h
a
n

m
a
k
a
n
a
n

u
m
b
i
-
u
m
b
i
a
n


M
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

b
a
h
a
n

m
a
k
a
n
a
n

u
m
b
i-
u
m
b
i
a
n


M
e
n
g
o
l
a
h

b
a
h
a
n

m
a
k
a
n
a
n

d
a
r
i

u
m
b
i
-
u
m
b
i
a
n


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

o
l
a
h
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a


m
a
k
a
n
a
n

d
a
r
i

u
m
b
i
-
u
m
b
i
a
n









2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I


T
e
m
a

8

:

P
e
r
i
s
t
i
w
a

A
l
a
m

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h





K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
2

T
E
M
A

K
E
L
A
S

I


P
e
r
i
s
t
i
w
a

A
l
a
m

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

P
P
K
n

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
2
,
K
D
-
4
)

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

s
i
k
a
p

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
g
h
a
d
a
p
i

p
e
r
i
s
t
i
w
a

a
l
a
m

y
a
n
g

m
e
n
i
m
p
a

t
e
t
a
n
g
g
a

d
i

r
u
m
a
h
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

s
i
k
a
p

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
g
h
a
d
a
p
i

p
e
r
i
s
t
i
w
a

a
l
a
m

y
a
n
g

m
e
n
i
m
p
a


d
i

s
e
k
o
l
a
h
.



K
e
g
i
a
t
a
n

p
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

t
e
m
a

i
n
i

a
k
a
n

d
i
t
e
m
p
u
h

d
a
l
a
m

4

m
i
n
g
g
u

M
i
n
g
g
u

K
e
s
a
t
u


1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a

2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a

3
.

M
e
n
g
e
n
a
l

h
a
l
-
h
a
l


y
a
n
g

b
e
r
p
e
n
g
a
r
u
h

t
e
r
h
a
d
a
p

c
u
a
c
a


s
e
p
e
r
t
i

u
d
a
r
a
,

m
a
t
a
h
a
r
i

d
a
n

a
n
g
i
n

4
.

M
e
n
g
e
n
a
l

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

u
d
a
r
a

d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n

u
d
a
r
a

b
a
g
i

m
a
n
u
s
i
a


5
.

M
e
n
g
e
n
a
l

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

m
a
t
a
h
a
r
i

d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n

m
a
t
a
h
a
r
i


b
a
g
i

m
a
n
u
s
ia


6
.

M
e
n
g
e
n
a
l

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

a
n
g
i
n


d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n

a
n
g
i
n


b
a
g
i

m
a
n
u
s
i
a


7
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

t
e
n
t
a
n
g

A
n
g
i
n

T
i
m
u
r

d
a
n

A
n
g
i
n

B
a
r
a
t

d
a
n

b
e
r
t
a
n
y
a

j
a
w
a
b

m
e
n
g
e
n
a
i

t
o
k
o
h

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a

t
e
r
s
e
b
u
t
,

j
a
l
a
n

c
e
r
i
t
a
n
y
a

d
a
n

n
i
l
a
i

y
a
n
g

t
e
r
k
a
n
d
u
n
g

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a

t
e
r
s
e
b
u
t

8
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

d
e
n
g
a
n

h
u
r
u
f

t
e
g
a
k

l
e
p
a
s
,

d
e
g
n
a
n

b
a
h
a
s
a

s
e
n
d
i
r
i

c
e
r
i
t
a

A
n
g
i
n

T
i
m
u
r

d
a
n

A
n
g
i
n

B
a
r
a
t

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

p
e
n
d
e
k

9
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

d
u
a

m
u
s
i
m

y
a
n
g

a
d
a

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a

d
a
n

c
i
r
i-
c
i
r
i

d
a
r
i

k
e
d
u
a

m
u
s
i
m

t
e
r
s
e
b
u
t

1
0
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

a
n
g
i
n
,

u
n
t
u
k

m
e
n
g
e
t
a
h
u
i

a
r
a
h

a
n
g
i
n
,

m
i
s
a
l
n
y
a

d
e
n
g
a
n

m
e
m
b
u
a
t

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g

a
t
a
u


a
l
a
t

m
o
n
i
t
o
r

a
r
a
h

a
n
g
i
n
.

S
e
t
e
l
a
h

i
t
u

m
e
n
c
a
t
a
t

a
r
a
h

a
n
g
i
n

d
i

p
a
g
i

h
a
r
i
,

s
i
a
n
g

h
a
r
i

d
a
n

m
a
l
a
m

h
a
r
i

1
1
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

m
e
n
g
e
n
a
i

l
e
t
a
k

m
a
t
a
h
a
r
i
,

d
e
n
g
a
n

m
e
l
i
h
a
t

b
a
y
a
n
g
a
n

d
i

p
a
g
i

h
a
r
i
,

s
i
a
n
g

h
a
r
i

d
a
n

s
o
r
e

h
a
r
i
,


d
a
n

m
e
n
c
a
t
a
t
n
y
a

1
2
.

M
e
n
g
e
n
a
l
i

k
e
a
d
a
a
n

t
u
b
u
h

d
i

p
a
g
i

h
a
r
i
,


s
i
a
n
g

h
a
r
i

d
a
n

m
a
l
a
m

h
a
r
i


t
u
b
u
h

m
e
m
b
u
t
u
h
k
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t

d
a
n

s
e
t
e
l
a
h

t
u
b
u
h

b
e
r
i
s
t
i
r
a
h
a
t

m
a
k
a

t
u
b
u
h

d
a
p
a
t

s
e
g
a
r

k
e
m
b
a
l
i

1
3
.

A
g
a
r

t
u
b
u
h

s
e
g
a
r

s
e
l
a
i
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t
,

t
u
b
u
h

m
e
m
b
u
t
u
h
k
a
n

g
i
z
i

d
a
n

m
a
k
a
n
a
n
,

s
e
l
a
i
n

j
u
g
a

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
h
a
t


3
5

m
e
n
i
t

x


3
0

J
P

X

4

m
i
n
g
g
u


G
a
m
b
a
r

p
e
r
i
s
t
i
w
a

a
l
a
m
,

k
o
r
b
a
n

b
e
n
c
a
n
a

a
l
a
m
,

k
e
b
a
k
a
r
a
n



V
C
D
/
D
V
D


k
e
p
i
n
g
a
n
-
k
e
p
i
n
g
a
n

g
a
m
b
a
r

p
e
r
i
s
t
i
w
a

a
l
a
m


k
o
r
a
n
/
m
e
d
i
a

y
a
n
g

m
e
m
u
a
t

g
a
m
b
a
r

p
e
r
i
s
t
i
w
a

a
l
a
m


g
a
m
b
a
r

s
e
r
i


L
i
n
g
k
u
n
g
a
n

a
l
a
m


m
e
d
i
a

r
e
k
a
m


b
u
k
u

b
a
c
a
a
n
/

c
e
r
i
t
a

a
n
a
k


p
u
i
s
i


l
e
m
b
a
r

k
e
r
j
a

s
i
s
w
a


b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

a
l
a
m

(

c
a
i
r
,

p
a
d
a
t

)


s
a
t
u
a
n

b
e
r
a
t

M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

a
r
t
i

b
e
r
s
a
t
u

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
,

K
D
-
3
)

M
e
n
e
m
p
e
l
k
a
n

g
a
m
b
a
r


g
a
m
b
a
r

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a

a
l
a
m

p
a
d
a

l
e
m
b
a
r

k
e
r
j
a

y
a
n
g

s
u
d
a
h

d
i
s
e
d
i
a
k
a
n
.

M
e
m
a
i
n
k
a
n

p
e
r
a
n

t
e
n
t
a
n
g

t
e
r
j
a
d
i
n
y
a

p
e
r
i
s
t
i
w
a

a
l
a
m

s
e
p
e
r
t
i

k
o
r
b
a
n

b
a
n
j
i
r
.

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

b
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

y
a
n
g

b
a
i
k

u
n
t
u
k

b
e
r
d
o
a

(
s
e
s
u
a
i

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a
)

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

d
i

r
u
m
a
h
.

(
K
I
-
1
,

K
D
-
2
)



B
e
r
s
i
k
a
p

k
h
u
s
u
k

(
m
e
n
j
a
g
a

k
e
h
e
n
i
n
g
a
n
)

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a


M
e
n
g
a
m
b
i
l

s
i
k
a
p

d
u
d
u
k

a
t
a
u

b
e
r
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

b
e
r
d
i
a
m

d
i
r
i


M
e
n
c
o
n
t
o
h

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
l
a
m

d
o
a

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r

p
a
d
a

s
a
a
t

b
e
r
d
o
a

s
e
n
d
i
r
i



M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

d
a
n

p
u
i
s
i

t
e
n
t
a
n
g

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

(
p
e
r
h
a
t
i
a
n

p
a
d
a

s
e
s
a
m
a

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a
)

(
K
I
-
1
,

K
D
-
4
)



M
e
n
g
e
n
a
l
i

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

d
a
r
i

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n


M
e
n
g
e
n
a
l
i

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

d
a
r
i

p
u
i
s
i

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

p
o
l
a

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t

(
p
e
r
a
w
a
t
a
n

t
u
b
u
h
,

p
e
m
e
n
u
h
a
n

g
i
z
i
,

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

y
a
n
g

s
e
h
a
t
,


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

(
k
e
p
a
l
a
,



b
a
d
a
n
,

d
a
n

k
a
k
i
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

d
i

k
e
p
a
l
a

(
r
a
m
b
u
t
,

t
e
l
i
n
g
a
,

3

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

m
a
i
n

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t

y
a
n
g

c
u
k
u
p
)

d
a
n

m
e
n
y
a
y
a
n
g
i

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

(
K
I
-
2
,
K
D
-
3
)

h
i
d
u
n
g
,

l
i
d
a
h
,

k
u
l
i
t

d
a
n

g
i
g
i
)

d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n
n
y
a


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

m
e
r
a
w
a
t

t
u
b
u
h

s
e
c
a
r
a

t
e
r
a
t
u
r

d
a
n

b
e
n
a
r
,

m
i
s
a
l
n
y
a
:

m
a
n
d
i
,

m
e
n
g
g
o
s
o
k

g
i
g
i
,

m
e
m
b
e
r
s
i
h
k
a
n

h
i
d
u
n
g
,

m
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g

k
u
k
u
,

d
a
n

c
u
c
i

t
a
n
g
a
n

s
e
b
e
l
u
m

m
a
k
a
n
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h

a
g
a
r

t
e
t
a
p

s
e
h
a
t
,

y
a
i
t
u

:

m
a
i
n

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t
/
t
i
d
u
r

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

m
a
k
a
n

m
a
k
a
n
a
n

b
e
r
g
i
z
i
,

m
i
n
u
m

y
a
n
g

c
u
k
u
p
,

u
d
a
r
a

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

b
e
r
s
i
h
.


M
i
n
g
g
u

K
e
d
u
a

1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a

2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a

3
.

M
e
n
g
e
n
a
l

h
a
l
-
h
a
l


y
a
n
g

b
e
r
p
e
n
g
a
r
u
h

t
e
r
h
a
d
a
p

c
u
a
c
a


s
e
p
e
r
t
i

u
d
a
r
a
,

m
a
t
a
h
a
r
i

d
a
n

a
n
g
i
n

4
.

M
e
n
g
e
n
a
l

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

u
d
a
r
a
,

m
a
t
a
h
a
r
i

d
a
n

a
n
g
i
n

5
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h

u
d
a
r
a
,

m
a
t
a
h
a
r
i

d
a
n

a
n
g
i
n

t
e
r
h
a
d
a
p

c
u
a
c
a

6
.

M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i


b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

m
a
l
a
m

d
a
n

s
i
a
n
g

h
a
r
i
7
.

M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u


H
u
j
a
n


d
e
n
g
a
n

u
c
a
p
a
n

j
e
l
a
s

d
a
n

f
r
a
s
e
r
i
n
g

d
e
n
g
a
n

t
e
p
u
k

i
r
a
m
a

d
a
n

t
e
p
u
k

b
i
r
a
m
a

s
e
c
a
r
a

i
n
d
i
v
i
d
u

8
.

M
e
m
b
a
h
a
s

p
r
o
s
e
s

t
e
r
j
a
d
i
n
y
a

h
u
j
a
n
,


d
a
n

m
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

s
i
k
l
u
s

h
u
j
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
m
b
a
h
a
s
a
n

9
.

M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

m
a
n
f
a
a
t


h
u
j
a
n


d
a
n

k
e
r
u
g
i
a
n

h
u
j
a
n

b
a
g
i

m
a
n
u
s
i
a


1
0
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
a
l
-
h
a
l

y
a
n
g

t
e
r
j
a
d
i

k
e
t
i
k
a

a
k
a
n

t
u
r
u
n

h
u
j
a
n

d
a
n

k
e
t
i
k
a

h
u
j
a
n

t
u
r
u
n

d
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n

y
a
n
g

d
i
r
a
s
a
k
a
n

k
e
t
i
k
a

h
u
j
a
n

t
u
r
u
n


1
1
.


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u


T
i
k
-
t
i
k

B
u
n
y
i

h
u
j
a
n


d
i
l
a
n
j
u
t
k
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
m
b
a
h
a
s
a
n

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
a
d
a
a
n

r
u
m
a
h

y
a
n
g

b
o
c
o
r

k
a
r
e
n
a

h
u
j
a
n

b
e
r
k
e
p
a
n
j
a
n
g
a
n

1
2
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

d
a
m
p
a
k

h
u
j
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

m
a
n
u
s
i
a
,
h
e
w
a
n

d
a
n

t
u
m
b
u
h
a
n

1
3
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n



t
i
n
d
a
k
a
n

y
a
n
g

h
a
r
u
s

d
i
l
a
k
u
k
a
n

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

s
e
t
e
l
a
h

k
e
h
u
j
a
n
a
n
.

1
4
.

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i

b
e
n
d
a

c
a
i
r

d
i

a
l
a
m

s
e
k
i
t
a
r
,

m
i
s
a
l
n
y
a

h
u
j
a
n

a
k
a
n

t
u
r
u
n

d
a
r
i

t
e
m
p
a
t

y
a
n
g

t
i
n
g
g
i

k
e

r
e
n
d
a
h

1
5
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

d
a
r
i

g
u
r
u

m
e
n
g
e
n
a
i

k
i
s
a
h

a
n
a
k

y
a
n
g

h
u
j
a
n
-
h
u
j
a
n
a
n
.


1
6
.

T
a
n
y
a

j
a
w
a
b

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

c
e
r
i
t
a


a
n
a
k

y
a
n
g

h
u
j
a
n
-
h
u
j
a
n
a
n

d
a
n

h
a
l
-
h
a
l

y
a
n
g

h
a
r
u
s

d
i
p
e
r
s
i
a
p
k
a
n

o
l
e
h

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

k
e
t
i
k
a

m
u
s
i
m

h
u
j
a
n

1
7
.

M
e
n
g
e
n
a
l

a
d
a
n
y
a

t
a
r
i
a
n

h
u
j
a
n

d
a
r
i

b
e
b
e
r
a
p
a

s
u
k
u

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a

d
a
n

m
e
n
c
o
b
a

m
e
r
e
k
a

s
e
b
u
a
h

t
a
r
i
a
n

h
u
j
a
n

1
8
.

M
e
n
y
a
l
i
n

t
u
l
i
s
a
n



g
u
r
u

d
e
n
g
a
n

h
u
r
u
f

l
e
p
a
s

t
e
g
a
k

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a

h
u
j
a
n

1
9
.

M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t

d
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n
n
y
a

(

b
i
l
a
n
g
a
n

d
a
n

u
r
u
t
a
n

b
a
n
y
a
k

b
e
n
d
a
,
n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t

p
u
l
u
h
a
n

d
a
n

s
a
t
u
a
n
,

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n
,
p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n
,

s
i
f
a
t

o
p
e
r
a
s
i

p
e
r
t
u
k
a
r
a
n

d
a
n

p
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
a
n
,

p
e
m
e
c
a
h
a
n

m
a
s
a
l
a
h

s
e
h
a
r
i

h
a
r
i

)


b
a
k
u

d
a
n

t
a
k

b
a
k
u


b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

k
e
l
a
s

d
a
n

d
i

a
l
a
m


a
l
a
t

u
k
u
r


b
e
r
a
t



M
e
n
g
e
n
a
l
i

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

o
b
j
e
k
,

b
e
n
t
u
k

b
e
n
d
a
,

w
u
j
u
d

b
e
n
d
a
,

s
e
r
t
a

p
e
r
u
b
a
h
a
n

b
e
n
d
a

y
a
n
g

b
e
r
a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h
,

j
a
l
a
n
,

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

(
K
I
-
3
,

K
D
-
1
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

b
e
r
b
e
n
t
u
k

b
u
l
a
t
,

s
e
g
i
t
i
g
a
,

t
a
b
u
n
g
,

k
u
b
u
s
,

k
o
t
a
k
,

d
a
n

b
a
l
o
k
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

y
a
n
g

a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r
.


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i
n
y
a


M
e
n
c
a
r
i

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

y
a
n
g

d
a
p
a
t

b
e
r
u
b
a
h

w
u
j
u
d

m
e
n
j
a
d
i

b
e
n
d
a

c
a
i
r

d
a
n

s
e
b
a
l
i
k
n
y
a
.




M
e
m
a
h
a
m
i

i
s
i

c
e
r
i
t
a

m
e
l
a
l
u
i

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n


d
e
n
g
a
n

p
e
n
u
h

p
e
r
h
a
t
i
a
n

d
a
n

m
e
n
g
a
j
u
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

(
K
I
-
3
,

K
D
-
2
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a
-
n
a
m
a

t
o
k
o
h

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a
-
n
a
m
a

t
e
m
p
a
t

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

u
r
u
t
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a


M
e
n
g
a
j
u
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

b
e
r
k
e
n
a
a
n

d
e
n
g
a
n

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

t
o
k
o
h



M
e
n
g
a
m
a
t
i

t
e
n
t
a
n
g

d
i
r
i
,

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

d
a
n

b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

d
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
p
a
d
a

o
r
a
n
g

l
a
i
n

(
K
I
-
4
,

K
D
-
5
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

d
i
r
i
n
y
a


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h

h
e
w
a
n

d
a
n

t
u
m
b
u
h
a
n

y
a
n
g

u
t
a
m
a



4

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

t
u
b
u
h


d
i
r
i
n
y
a

d
a
n

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

s
o
p
a
n


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

t
e
r
d
a
p
a
t

d
i

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
n

s
o
p
a
n



M
i
n
g
g
u

K
e
t
i
g
a


1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a

2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a

3
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

m
u
s
i
m

k
e
m
a
r
a
u

y
a
n
g

t
e
r
j
a
d
i

d
a
n

s
e
b
a
b
-
s
e
b
a
b
n
y
a
.

4
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

s
i
k
a
p

y
a
n
g

h
a
r
u
s

d
i
l
a
k
u
k
a
n

m
a
n
u
s
i
a

k
e
t
i
k
a

t
e
r
j
a
d
i

m
u
s
i
m

p
a
n
a
s

b
e
r
k
e
p
a
n
j
a
n
g
a
n

5
.

M
e
m
i
l
i
h

k
a
t
a

d
a
l
a
m

p
u
i
s
i

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a


K
e
m
a
r
a
u



6
.

M
e
n
g
e
k
s
p
l
o
r
a
s
i


b
a
c
a
a
n


u
n
t
u
k

m
e
n
e
m
u
k
a
n

t
o
k
o
h

c
e
r
i
t
a
,

n
a
m
a

t
e
m
p
a
t

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a
,

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

t
o
k
o
h



7
.

M
e
n
u
l
i
s


r
i
n
g
k
a
s
a
n

c
e
r
i
t
a

d
a
r
i

b
a
c
a
a
n

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
n
y
a

8
.

M
e
n
y
a
l
i
n

t
u
l
i
s
a
n



g
u
r
u

d
e
n
g
a
n

h
u
r
u
f

l
e
p
a
s

t
e
g
a
k

9
.

B
e
r
c
e
r
i
t
a

t
e
n
t
a
n
g

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

p
u
l
a
n
g

s
e
k
o
l
a
h

d
i

t
e
n
g
a
h

p
a
n
a
s

t
e
r
i
k
.

1
0
.

M
e
n
u
l
i
s

c
e
r
i
t
a

d
a
l
a
m

3

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

h
u
r
u
f

l
e
p
a
s

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
c
e
r
i
t
a
k
a
n

s
e
b
e
l
u
m
n
y
a

1
1
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
n
y
a
k

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

c
i
r
i

t
e
r
t
e
n
t
u

d
a
r
i

s
e
k
u
m
p
u
l
a
n

b
e
n
d
a

(

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

s
a
t
u
a
n

b
e
r
a
t
,

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r
,

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

)

1
2
.


M
e
m
b
i
l
a
n
g

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s

l
a
m
b
a
n
g

b
i
l
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

u
r
u
t

g
a
m
b
a
r

b
e
n
d
a

d
a
n

a
t
a
u

b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
i
t
e
m
u
k
a
n

d
i

a
l
a
m

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

s
a
t
u
a
n

b
e
r
a
t

m
a
u
p
u
n

j
u
m
l
a
h

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

d
a
n

a
t
a
u

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

1
3
.

M
e
n
i
m
b
a
n
g

b
e
n
d
a

s
e
c
a
r
a

m
a
n
u
a
l

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

a
l
a
m

(
m
i
s
a
l
n
y
a

d
e
n
g
a
n

m
e
m
b
a
w
a

b
e
b
e
r
a
p
a

b
a
t
u

d
a
r
i

a
l
a
m
)


d
a
n

m
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

a
n
t
a
r
a

y
a
n
g

b
e
r
a
t

d
a
n

r
i
n
g
a
n

d
i

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a

1
4
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n


p
e
n
i
m
b
a
n
g
a
n

b
e
r
a
t

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

t
i
m
b
a
n
g
a
n

a
t
a
u

t
i
m
b
a
n
g
a
n

d
i
g
i
t
a
l

a
t
a
u

n
e
r
a
c
a

s
e
c
a
r
a

k
e
l
o
m
p
o
k

d
i
l
a
n
j
u
t
k
a
n

s
e
c
a
r
a

i
n
d
i
v
i
d
u


1
5
.

M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

b
a
n
y
a
k

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

c
i
r
i

t
e
r
t
e
n
t
u

d
a
r
i

s
e
k
u
m
p
u
l
a
n

b
e
n
d
a

(

M
i
s
a
l

:

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
r
b
e
d
a
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

)

M
e
n
u
l
i
s

k
a
l
i
m
a
t

p
e
n
d
e
k

(
2

4

k
a
t
a
)

y
a
n
g

d
i
d
i
k
t
e
k
a
n

g
u
r
u

d
e
n
g
a
n

h
u
r
u
f


l
e
p
a
s

(
K
I
-
4
,
K
D
-
7
)


M
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r

d
a
r
i

g
u
r
u

d
e
n
g
a
n

h
u
r
u
f

l
e
p
a
s

t
e
g
a
k


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

d
i
d
i
k
t
e
k
a
n

g
u
r
u

d
e
n
g
a
n

p
e
m
i
s
a
h
a
n

k
a
t
a

y
a
n
g

t
e
p
a
t




M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
b
a
c
a

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

b
u
k
u
,

c
a
r
a

m
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u
,

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g


t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,
K
D
-
8
)


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
m
e
g
a
n
g

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t


M
e
m
b
a
l
i
k

h
a
l
a
m
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
m
b
a
c
a

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g





M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
u
l
i
s

(
p
e
r
m
u
l
a
a
n
)

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

(
c
a
r
a

d
u
d
u
k
,

c
a
r
a

m
e
m
e
g
a
n
g

p
e
n
s
i
l
,

c
a
r
a

m
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u
,

j
a
r
a
k

m
a
t
a

d
a
n

b
u
k
u
,

d
a
n

m
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g
)

(
K
I
-
4
,

K
D
-
9
)


B
e
r
p
o
s
i
s
i

d
u
d
u
k

s
e
c
a
r
a

b
e
n
a
r


M
e
l
e
t
a
k
k
a
n

b
u
k
u

d
e
n
g
a
n

j
a
r
a
k

m
a
t
a

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
m
e
g
a
n
g

a
l
a
t

t
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t


M
e
m
i
l
i
h

t
e
m
p
a
t

m
e
n
u
l
i
s

d
e
n
g
a
n

c
a
h
a
y
a

y
a
n
g

t
e
r
a
n
g


M
e
n
u
l
i
s

h
u
r
u
f

l
e
p
a
s


M
e
r
a
n
g
k
a
i

h
u
r
u
f

m
e
n
j
a
d
i

k
a
t
a




M
a
t
e
m
a
t
i
k
a


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

b
e
n
t
u
k

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

d
a
r
i



5

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

p
e
r
i
l
a
k
u

p
a
t
u
h

p
a
d
a

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b

d
a
n

a
t
u
r
a
n

d
a
l
a
m

m
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

s
e
s
u
a
i

p
r
o
s
e
d
u
r
/
a
t
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t

p
u
l
u
h
a
n

d
a
n

s
a
t
u
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n
/
k
e
j
a
d
i
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n


M
e
n
y
e
b
u
t
/
m
e
m
b
a
c
a

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

s
a
m
p
a
i

2
0

d
e
n
g
a
n

b
a
n
t
u
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t

d
a
n

m
e
n
g
i
n
g
a
t
n
y
a

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

c
a
r
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

2
0

d
e
n
g
a
n

b
a
n
t
u
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t

d
a
n

m
e
n
g
i
n
g
a
t
n
y
a

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

c
a
r
a


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t

p
u
l
u
h
a
n

d
a
n

s
a
t
u
a
n

d
a
r
i

b
i
l
a
n
g
a
n

d
u
a

a
n
g
k
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

p
r
o
s
e
d
u
r

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t
n
y
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

p
r
o
s
e
d
u
r

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t
n
y
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

y
a
n
g

m
e
l
i
b
a
t
k
a
n

t
i
g
a

b
i
l
a
n
g
a
n

a
t
a
u

l
e
b
i
h

s
a
m
p
a
i

1
0
0

d
e
n
g
a
n

p
r
o
s
e
d
u
r

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
e
s
u
a
i

n
i
l
a
i

t
e
m
p
a
t
n
y
a

1
6
.



M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
e
n
d
a

p
a
d
a

s
e
k
u
m
p
u
l
a
n

b
e
n
d
a

y
a
n
g

b
e
r
u
r
u
t
a
n

(

M
i
s
a
l

:

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
e
r
a
t
n
y
a
,

u
k
u
r
a
n
n
y
a
,

b
e
n
t
u
k
n
y
a

d
l
l

)



M
i
n
g
g
u

K
e
e
m
p
a
t


1
.

M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
d
o
a

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
s
u
d
a
h

b
e
l
a
j
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a

2
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
u
c
a
p
k
a
n

o
l
e
h

g
u
r
u

d
a
n

m
e
n
g
i
k
u
t
i
n
y
a

3
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

u
r
u
t
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a

a
l
a
m

m
i
s
a
l
n
y
a

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
r
j
a
d
i
n
y
a

b
a
n
j
i
r

a
t
a
u

k
e
k
e
r
i
n
g
a
n

m
e
l
a
l
u
i

g
a
m
b
a
r

s
e
r
i

4
.

M
e
m
i
l
i
h

k
a
t
a

d
a
l
a
m

p
u
i
s
i

y
a
n
g

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a

a
l
a
m

(
m
i
s
a
l
n
y
a

p
e
t
i
r
,

b
a
d
a
i
,

a
n
g
i
n

r
i
b
u
t
,

h
u
j
a
n
,

d
a
n

s
e
b
a
g
a
i
n
y
a
)

5
.

M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

p
u
i
s
i

a
t
a
u

k
a
r
a
n
g
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

t
e
r
p
u
j
i

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a

a
l
a
m

6
.

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

a
k
i
b
a
t

p
e
r
i
s
t
i
w
a

a
l
a
m

y
a
n
g

m
e
n
i
m
p
a

s
e
k
o
l
a
h
,

m
i
s
a
l
n
y
a

k
e
l
a
s
-
k
e
l
a
s

b
o
c
o
r

a
t
a
u

b
a
n
j
i
r

k
a
r
e
n
a

h
u
j
a
n

b
e
r
k
e
p
a
n
j
a
n
g
a
n
.

7
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

s
i
k
a
p

y
a
n
g

h
a
r
u
s

d
i
l
a
k
u
k
a
n

j
i
k
a

m
e
l
i
h
a
t

t
e
m
a
n

s
e
k
o
l
a
h

t
e
r
t
i
m
p
a

m
u
s
i
b
a
h

s
e
p
e
r
t
i

k
e
k
e
r
i
n
g
a
n

a
t
a
u

b
a
n
j
i
r

8
.

M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/
m
e
l
u
k
i
s

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

d
a
r
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

t
e
r
t
e
n
t
u

9
.

M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
a
n

m
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

y
a
n
g

d
a
p
a
t

a
t
a
u

t
i
d
a
k

d
a
p
a
t

m
e
m
b
e
n
t
u
k

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

1
0
.

M
e
m
b
u
a
t

d
e
s
a
i
n

p
e
r
m
u
k
a
a
n

l
a
n
t
a
i

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

p
o
l
a

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

(

s
e
g
i
t
i
g
a
,

s
e
g
i
e
m
p
a
t
,

l
i
n
g
k
a
r
a
n

1
1
.

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n

b
e
r
e
n
a
n
g

s
e
b
a
g
a
i

u
p
a
y
a

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
ir
i
1
2
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
r
t
i

t
e
r
b
e
n
a
m
,

m
e
l
a
y
a
n
g

d
a
n

m
e
n
g
a
p
u
n
g

d
a
l
a
m

a
k
t
i
v
i
t
a
s

a
i
r

6

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

1
3
.

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
r
b
e
d
a
a
n

b
e
r
j
a
l
a
n

d
i

d
a
r
a
t

d
e
n
g
a
n

d
i

d
a
l
a
m

a
i
r

1
4
.

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

m
a
s
u
k

d
a
n

k
e
l
u
a
r

k
o
l
a
m

r
e
n
a
n
g

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

f
a
k
t
o
r

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

1
5
.

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
e
r
j
a
l
a
n
-
j
a
l
a
n

d
i

t
e
m
p
a
t

y
a
n
g

d
a
n
g
k
a
l

1
6
.

M
e
n
g
a
m
b
i
l

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

k
e
c
i
l

d
i

d
a
r
i

d
a
s
a
r

k
o
l
a
m

r
e
n
a
n
g

d
e
n
g
a
n

m
e
m
b
u
k
a

m
a
t
a

M
e
n
g
e
n
a
l

b
i
l
a
n
g
a
n

a
s
l
i

s
a
m
p
a
i

9
9

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h
,

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

b
e
r
m
a
i
n


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
n
y
a
k

b
e
n
d
a


M
e
m
b
i
l
a
n
g

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s

l
a
m
b
a
n
g

b
i
l
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

u
r
u
t


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

u
r
u
t
a
n

b
e
n
d
a

d
a
r
i

s
e
k
u
m
p
u
l
a
n

b
e
n
d
a

d
a
l
a
m

b
a
r
i
s
a
n



M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
n
y
a
k

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

c
i
r
i

t
e
r
t
e
n
t
u

d
a
r
i

s
e
k
u
m
p
u
l
a
n

b
e
n
d
a




M
e
n
g
e
n
a
l

d
a
n

m
e
m
p
r
e
d
i
k
s
i

p
o
l
a
-
p
o
l
a

b
i
l
a
n
g
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

g
a
m
b
a
r
-
g
a
m
b
a
r
/
b
e
n
d
a

k
o
n
k
r
i
t


M
e
n
y
u
s
u
n

s
e
b
a
r
i
s
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

a
t
a
u

a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

d
a
r
i

p
o
l
a

s
e
b
a
r
i
s
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n


M
e
n
e
m
p
a
t
k
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n

y
a
n
g

t
e
p
a
t

p
a
d
a

s
e
b
a
r
i
s
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

p
o
l
a
n
y
a



M
e
n
g
a
m
a
t
i

d
a
n

m
e
n
e
m
u
k
a
n

b
a
n
g
u
n

y
a
n
g

m
e
m
b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

y
a
n
g

m
e
m
b
e
n
t
u
k

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
/
m
e
l
u
k
i
s

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

d
a
r
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

t
e
r
t
e
n
t
u


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
a
n

m
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

y
a
n
g

d
a
p
a
t

a
t
a
u

t
i
d
a
k

d
a
p
a
t

m
e
m
b
e
n
t
u
k

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n




P
e
n
j
a
s
k
e
s

&

O
R

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

p
e
n
g
e
n
a
l
a
n

a
i
r

(
T
8
)


M
e
n
g
e
n
a
l

t
e
m
p
a
t

t
e
m
p
a
t

b
e
r
b
a
h
a
y
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h


M
a
s
u
k

d
a
n

k
e
l
u
a
r

k
o
l
a
m

r
e
n
a
n
g

d
e
n
g
a
n

h
a
t
i
-
h
a
t
i


B
e
r
j
a
l
a
n
-
j
a
l
a
n

d
i

t
e
m
p
a
t

y
a
n
g

d
a
n
g
k
a
l


M
e
n
g
a
m
b
i
l

b
e
n
d
a

d
a
r
i

d
a
s
a
r

k
o
l
a
m



7

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

D
A
S
A
R

I
N
D
I
K
A
T
O
R

K
E
G
I
A
T
A
N

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

D
A
N

P
E
N
I
L
A
I
A
N

A
L
O
K
A
S
I

W
A
K
T
U

S
U
M
B
E
R

B
E
L
A
J
A
R

r
e
n
a
n
g

y
a
n
g

d
a
n
g
k
a
l
.

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

&

P
r
a
k
a
r
y
a

M
e
r
a
s
a
k
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

s
e
b
a
g
a
i

w
u
j
u
d

r
a
s
a

s
y
u
k
u
r

k
e
p
a
d
a

T
u
h
a
n

(
K
I
-
1
)


M
e
m
i
l
i
k
i

k
e
p
e
k
a
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

h
a
s
i
l

c
i
p
t
a
a
n

T
u
h
a
n


M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n
-
k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

d
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
e
r
a
h

T
u
h
a
n


V
i
d
e
o

t
e
n
t
a
n
g

o
m
b
a
k

d
i

l
a
u
t
a
n



G
a
m
b
a
r

o
m
b
a
k

d
i

l
a
u
t



V
i
d
e
o

t
a
r
i
-
t
a
r
i
a
n

y
a
n
g

m
e
n
g
g
a
m
b
a
r
k
a
n

o
m
b
a
k


V
i
d
e
o

t
a
r
i

y
a
n
g

m
e
n
j
e
l
s
a
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

l
e
v
e
l

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

t
a
r
i



B
u
k
u

p
a
k
e
t

T
a
r
i


R
e
w
a
r
d

u
n
t
u
k

s
i
s
w
a

y
a
n
g

b
e
r
a
n
i

d
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

m
e
n
i
r
u
k
a
n

g
e
r
a
k

o
m
b
a
k

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

l
e
v
e
l


M
e
m
p
e
r
s
i
a
p
-
k
a
n

t
e
m
p
a
t

u
n
t
u
k

m
e
m
e
n
t
a
s
k
a
n

g
e
r
a
k

s
i
s
w
a

p
e
r

k
e
l
o
m
p
o
k

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

u
n
t
u
k

m
e
n
g
e
k
s
p
r
e
s
i
k
a
n

d
i
r
i

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a
,

b
e
r
n
y
a
n
y
i
,

d
a
n

m
e
n
a
r
i

(
K
I
-
2
,
K
D
-
1
)


M
e
n
g
e
n
a
l


d
i
s
i
p
l
i
n

d
a
n

a
t
u
r
a
n

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a

(
K
I
-
2
,
K
D
-
3
)


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k
-
g
e
r
a
k

b
a
g
i
a
n

k
e
p
a
l
a
,

k
a
k
i
,

t
a
n
g
a
n

d
a
n

b
a
d
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

t
e
n
t
a
n
g

o
m
b
a
k

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


M
e
l
a
k
u
k
a
n

g
e
r
a
k

p
e
r

b
a
g
i
a
n

a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

l
a
n
g
k
a
h
-
l
a
n
g
k
a
h

a
t
a
u

u
r
u
t
a
n

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n


M
e
n
g
e
n
a
l

u
n
s
u
r
-
u
n
s
u
r

g
e
r
a
k
,

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

g
e
r
a
k

a
n
g
g
o
t
a

t
u
b
u
h

d
a
n

l
e
v
e
l

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

m
e
n
a
r
i

(
K
I
-
3
,
K
D
-
3
)


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

b
e
r
b
a
g
a
i

l
e
v
e
l

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

t
a
r
i


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

l
e
v
e
l

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

t
a
r
i


M
e
l
a
k
u
k
a
n

g
e
r
a
k
a
n

o
m
b
a
k
,

a
n
g
i
n

d
a
n

a
i
r

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

l
e
v
e
l

t
i
n
g
g
i
,

s
e
d
a
n
g
,

r
e
n
d
a
h
.

(
K
I
-
4
,
K
D
-
1
1
)


M
e
l
a
k
u
k
a
n

g
e
r
a
k
a
n

o
m
b
a
k
,

a
n
g
i
n

d
a
n

a
i
r
,

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

l
e
v
e
l

t
i
n
g
g
i
,

s
e
d
a
n
g
,


r
e
n
d
a
h

d
e
n
g
a
n

i
r
i
n
g
a
n

(
K
I
-
4
,
K
D
-
1
2
)


M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

g
e
r
a
k

o
m
b
a
k

k
e
c
i
l

d
a
n

o
m
b
a
k

y
a
n
g

b
e
s
a
r


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

g
e
r
a
k

o
m
b
a
k

k
e
c
i
l

d
a
n

o
m
b
a
k

b
e
s
a
r

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k

t
a
r
i


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

o
m
b
a
k

k
e
c
i
l

d
a
n

o
m
b
a
k

b
e
s
a
r

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k

t
a
r
i








Silabus
Kelas 4





2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I
V

T
e
m
a

1

:

I
n
d
a
h
n
y
a

K
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h



K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1

S
I
L
A
B
U
S

P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N

T
E
M
A
T
I
K

K
e
l
a
s


:

I
V

T
e
m
a

1


:

I
n
d
a
h
n
y
a

K
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

:

3

M
i
n
g
g
u


M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r



M
I
N
G
G
U

K
E
-
1



P
P
K
n

M
e
n
g
h
a
r
g
a
i

k
e
b
h
i
n
n
e
k
a
t
u
n
g
g
a
l
i
k
a
a
n

d
a
n

k
e
r
a
g
a
m
a
n

a
g
a
m
a
,

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
a
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)
,

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r
.


(
K
I

1
)



M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

c
o
n
t
o
h

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

r
a
s
a

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


M
e
n
g
a
g
u
m
i

k
e
r
a
g
a
m
a
n

s
u
k
u
,

e
t
n
i
s
,

d
a
n

b
a
h
a
s
a

s
e
b
a
g
a
i

k
e
u
n
g
g
u
l
a
n

d
i

w
i
l
a
y
a
h

n
e
g
a
r
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a




M
e
m
b
u
a
t

d
a
f
t
a
r

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

a
g
a
m
a
,

b
a
h
a
s
a
,

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a
,

d
a
n

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i

y
a
n
g

a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

b
u
d
a
y
a

y
a
n
g

a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

s
e
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

d
a
l
a
m

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s
:

P
e
n
g
u
a
s
a
a
n

k
o
n
s
e
p

t
e
n
t
a
n
g

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

a
g
a
m
a
,

b
a
h
a
s
a
,

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a
,

d
a
n

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

b
u
d
a
y
a


P
r
o
d
u
k
:

H
a
s
i
l

c
a
t
a
t
a
n

p
a
r
t
i
s
i
p
a
s
i

d
a
l
a
m

k
e
g
i
a
t
a
n

k
u
l
t
u
r
a
l


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

b
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

y
a
n
g

b
a
i
k

u
n
t
u
k

b
e
r
d
o
a

(
s
e
s
u
a
i

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a
)

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

d
i

r
u
m
a
h
.


B
e
r
s
i
k
a
p

t
e
r
t
i
b

(
m
e
n
j
a
g
a

k
e
h
e
n
i
n
g
a
n
)

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a


M
e
n
g
a
m
b
i
l

s
i
k
a
p

d
u
d
u
k

a
t
a
u

b
e
r
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

b
e
r
d
i
a
m

d
i
r
i



M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

p
e
m
b
a
c
a
a
n

d
o
a

d
e
n
g
a
n

s
i
k
a
p

t
e
r
t
i
b

(
m
e
n
j
a
g
a

k
e
h
e
n
i
n
g
a
n
)
,

s
e
p
e
r
t
i

d
o
a

a
k
a
n

b
e
l
a
j
a
r
,

m
a
k
a
n
,

m
e
l
a
k
u
k
a
n

s
u
a
t
u

p
e
k
e
r
j
a
a
n
,

d
a
n

l
a
i
n
-
l
a
i
n


M
e
n
c
o
n
t
o
h

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
l
a
m

d
o
a

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r

p
a
d
a

s
a
a
t

b
e
r
d
o
a

s
e
n
d
i
r
i

P
e
n
i
l
a
i
a
n

S
k
a
l
a

s
i
k
a
p
:

S
i
k
a
p

t
e
r
t
i
b

d
a
l
a
m

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
o
a



1

j
p

(
S
e
t
i
a
p

s
a
a
t
)

B
u
k
u

K
u
m
p
u
l
a
n

D
o
a

M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

d
o
a

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

b
a
i
k

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

a
g
a
m
a

y
a
n
g

d
i
a
n
u
t
n
y
a


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

t
e
k
s

d
o
a

d
e
n
g
a
n

j
e
l
a
s


M
e
l
a
f
a
l
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

t
e
k
s

d
o
a

d
e
n
g
a
n

i
n
t
o
n
a
s
i

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
m
b
a
c
a

t
e
k
s

d
o
a

d
e
n
g
a
n

j
e
l
a
s

d
a
n

i
n
t
o
n
a
s
i

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

d
o
a

(
t
a
n
p
a

t
e
k
s
)

d
e
n
g
a
n

j
e
l
a
s

d
a
n

i
n
t
o
n
a
s
i

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

s
a
r
a
n

p
e
r
b
a
i
k
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
n
g
u
c
a
p
a
n

d
o
a

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

t
e
m
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

d
o
a

d
e
n
g
a
n

j
e
l
a
s

d
a
n

i
n
t
o
n
a
s
i

1

j
p

(
S
e
t
i
a
p

s
a
a
t
)

B
u
k
u

K
u
m
p
u
l
a
n

D
o
a

2

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
y
a
p
a

d
a
n

m
e
n
y
a
m
p
a
i
k
a
n

u
c
a
p
a
n

s
e
l
a
m
a
t
,

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

a
t
a
u

p
e
r
m
o
h
o
n
a
n

m
a
a
f

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
o
n
t
e
k
s
n
y
a


M
e
n
y
a
p
a

d
e
n
g
a
n

k
a
t
a

a
t
a
u

k
a
l
i
m
a
t

s
a
p
a
a
n

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
y
a
p
a

d
a
n

m
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

s
e
l
a
m
a
t

d
e
n
g
a
t

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
y
a
p
a

d
a
n

m
e
n
y
a
m
p
a
i
k
a
n

u
c
a
p
a
n

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
y
a
p
a

d
a
n

m
e
n
y
a
m
p
a
i
k
n

p
e
r
m
o
h
o
n
a
n

m
a
a
f

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t
-
k
a
l
i
m
a
t

s
a
p
a
a
n


M
e
n
y
a
p
a

d
e
n
g
a
n

k
a
t
a

a
t
a
u

k
a
l
i
m
a
t

s
a
p
a
a
n

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t
-
k
a
l
i
m
a
t

u
c
a
p
a
n


M
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

s
e
l
a
m
a
t

d
e
n
g
a
t

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t
-
k
a
l
i
m
a
t

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h


M
e
n
y
a
m
p
a
i
k
a
n

u
c
a
p
a
n

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

k
a
t
a
-
k
a
t
a

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t
-
k
a
l
i
m
a
t

p
e
r
m
o
h
o
n
a
n

m
a
a
f


M
e
n
y
a
m
p
a
i
k
n

p
e
r
m
o
h
o
n
a
n

m
a
a
f

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

M
e
n
y
a
p
a

d
a
n

m
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n

s
e
l
a
m
a
t
,

t
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h
,

d
a
n

p
e
r
m
o
h
o
n
a
n

m
a
a
f

d
e
n
g
a
n

k
a
t
a

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i


8

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
a
k
s
i
r

j
u
m
l
a
h

u
a
n
g

u
n
t
u
k

b
e
r
b
e
l
a
n
j
a

a
t
a
u

j
u
m
l
a
h

d
a
n

j
e
n
i
s

b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
i
p
e
r
l
u
k
a
n

u
n
t
u
k

s
u
a
t
u

k
e
g
i
a
t
a
n

a
m
a
l

s
e
h
i
n
g
g
a

s
e
s
u
a
i

k
e
b
u
t
u
h
a
n


(
k
2
)



M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
s
a
r
n
y
a

u
a
n
g

s
a
k
u

y
a
n
g

d
i
t
e
r
i
m
a

s
t
i
a
p

h
a
r
i

a
t
a
u

m
i
n
g
g
u


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

s
u
m
b
e
r

p
e
r
o
l
e
h
a
n

u
a
n
g

s
a
k
u


M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

b
e
s
a
r
n
y
a

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

u
a
n
g

s
a
k
u

u
n
t
u
k

k
o
n
s
u
m
s
i
,

u
a
n
g

t
a
b
u
n
g
a
n
,

d
a
n

s
o
s
i
a
l


M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

n
i
l
a
i

u
a
n
g

y
a
n
g

b
e
r
b
e
d
a


M
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

y
a
n
g

m
e
l
i
b
a
t
k
a
n

u
a
n
g


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

h
a
s
i
l

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

m
e
l
a
l
u
i

t
r
a
n
s
a
k
s
i

j
u
a
l

b
e
l
i

y
a
n
g

m
e
l
i
b
a
t
k
a
n

u
a
n
g


M
e
m
b
u
a
t

p
e
r
e
n
c
a
n
a
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

u
a
n
g

d
a
l
a
m

s
a
t
u

h
a
r
i


B
e
r
m
a
i
n

j
u
a
l

b
e
l
i

b
a
r
a
n
g

s
e
p
e
r
t
i

k
o
n
d
i
s
i

d
i

p
a
s
a
r

d
e
n
g
a
n

u
a
n
g

m
a
i
n
a
n


M
e
l
a
k
u
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

t
a
w
a
r
-
m
e
n
a
w
a
r

a
n
t
a
r
a

p
e
m
e
r
a
n

p
e
n
j
u
a
l

d
a
n

p
e
m
b
e
l
i

b
a
r
a
n
g


M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

n
i
l
a
i

n
o
m
i
n
a
l

j
e
n
i
s


u
a
n
g

b
e
r
s
a
m
a

d
e
n
g
a
n

j
e
n
i
s

u
a
n
g

m
a
i
n
a
n

t
e
m
a
n
n
y
a


T
r
a
n
s
a
k
s
i

p
e
m
b
a
y
a
r
a
n

t
e
n
t
a
n
g

j
u
m
l
a
h

u
a
n
g

y
a
n
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n

d
e
n
g
a
n

n
i
l
a
i

b
a
r
a
n
g

y
a
n
g

h
a
r
u
s


d
i
b
a
y
a
r


P
e
n
i
l
a
i
a
n


P
r
o
d
u
k
:

M
e
m
b
u
a
t

p
e
r
e
n
c
a
n
a
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

u
a
n
g


T
e
r
t
u
l
i
s
:

M
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g


6


j
p


B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


U
a
n
g

M
a
i
n
a
n

3

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
n
g
a
g
u
m
i

c
i
r
i

k
h
a
s

k
e
i
n
d
a
h
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

d
a
n

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g

d
a
e
r
a
h

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
r
a
h

t
u
h
a
n


(
K
I

1
)


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

k
e
u
n
i
k
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i


d
a
n

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

b
e
r
b
a
g
a
i

d
a
e
r
a
h


M
e
m
u
j
i

k
a
r
y
a

s
e
n
i

d
a
n

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f


t
e
m
a
n


M
e
r
a
w
a
t

k
a
r
y
a

s
e
n
i

d
a
n

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f


y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
b
a
n
g
g
a
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
a
r
y
a

s
e
n
d
i
r
i



M
e
n
c
a
r
i

t
a
h
u

k
a
r
y
a

s
e
n
i

m
e
l
a
l
u
i

m
e
m
b
a
c
a

b
u
k
u
,

m
a
j
a
l
a
h

a
t
a
u

m
e
d
i
a

l
a
i
n

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
r
b
a
g
a
i

k
a
r
y
a

s
e
n
i

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

d
a
e
r
a
h


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

k
e
u
n
i
k
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

d
a
e
r
a
h

l
a
i
n

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n


M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

c
i
r
i

k
h
a
s

k
a
r
y
a

s
e
n
i

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

d
a
e
r
a
h


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
r
b
e
d
a
a
n

c
i
r
i

k
h
a
s

k
a
r
y
a

s
e
n
i

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

d
a
e
r
a
h


M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

s
e
n
i

d
a
n

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

s
e
r
t
a

m
e
r
a
w
a
t
n
y
a


M
e
m
p
r
e
s
e
n
t
a
s
i
k
a
n

h
a
s
i
l

k
a
r
y
a

s
e
n
d
i
r
i

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s


P
e
n
i
l
a
i
a
n

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n
:

S
i
k
a
p

d
a
l
a
m

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

k
a
r
y
a

s
e
n
i

(
m
e
n
y
i
m
p
a
n

d
e
n
g
a
n

b
a
i
k
,

t
i
d
a
k

m
e
r
u
s
a
k
,

d
l
l
.
)


6

j
p


K
a
r
y
a

s
e
n
i


C
D

s
e
n
i

P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
n
g
h
a
r
g
a
i

t
u
b
u
h

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
r
a
h

T
u
h
a
n

y
a
n
g

t
i
d
a
k

t
e
r
n
i
l
a
i

M
e
m
i
l
i
k
i

p
e
r
i
l
a
k
u

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


M
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

s
e
c
a
r
a

t
e
r
a
t
u
r

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t

d
i

s
e
k
o
l
a
h

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

j
a
l
a
n

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
a
r
i


M
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

s
e
t
i
a
p

h
a
r
i

M
e
n
c
u
c
i

t
a
n
g
a
n

s
e
b
e
l
u
m

d
a
n

s
e
t
e
l
a
h

b
e
l
a
j
a
r

B
e
r
j
a
l
a
n

j
i
n
j
i
t

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

m
e
n
g
i
k
u
t
i

a
b
a
-
a
b
a

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

d
i
s
i
p
l
i
n

B
e
r
l
a
r
i

m
e
m
b
a
w
a

b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
i
l
e
t
a
k
k
a
n

d
i

k
e
p
a
l
a

B
e
r
l
a
r
i

l
a
n
g
k
a
h

k
u
d
a
/
h
o
p

b
e
r
g
a
n
d
e
n
g
a
n

t
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

n
i
l
a
i

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

4

J
P

P
l
u
i
t

B
u
k
u

P
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

4

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l



t
o
l
e
r
a
n
s
i

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:


b
e
r
j
a
l
a
n

j
i
n
j
i
t

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

m
e
n
g
i
k
u
t
i

a
b
a
-
a
b
a

d
a
n

b
e
r
l
a
r
i

m
e
m
b
a
w
a

b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
i
l
e
t
a
k
k
a
n

d
i

k
e
p
a
l
a

P
e
n
g
a
m
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u




M
I
N
G
G
U

K
E
-
2



P
P
K
n

M
e
n
g
h
a
r
g
a
i

k
e
b
h
i
n
n
e
k
a
t
u
n
g
g
a
l
i
k
a
a
n

d
a
n

k
e
r
a
g
a
m
a
n

a
g
a
m
a
,

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
a
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)
,

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r
.


(
K
I

1
)



M
e
n
g
a
g
u
m
i

k
e
r
a
g
a
m
a
n

s
u
k
u
,

e
t
n
i
s
,

d
a
n

b
a
h
a
s
a

s
e
b
a
g
a
i

k
e
u
n
g
g
u
l
a
n

d
i

w
i
l
a
y
a
h

n
e
g
a
r
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a




M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
a
r
t
i
s
i
p
a
s
i

k
e
w
a
r
g
a
n
e
g
a
r
a
a
n

d
i
m
a
n
a

s
e
t
i
a
p

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

d
i
t
u
g
a
s
i

u
n
t
u
k

i
k
u
t

s
e
r
t
a

d
a
l
a
m

s
u
a
t
u

k
e
g
i
a
t
a
n

k
u
l
t
u
r
a
l

(
u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t

a
t
a
u

k
e
a
g
a
m
a
a
n
,

p
e
s
t
a

r
a
k
y
a
t
,

p
e
n
t
a
s

s
e
n
i
,

d
l
l
.
)

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a

s
e
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n


M
e
m
b
u
a
t

c
a
t
a
t
a
n

a
p
a

k
e
g
i
a
t
a
n

i
t
u

d
a
n

a
p
a

s
u
m
b
a
n
g
a
n
n
y
a

d
a
l
a
m

k
e
g
i
a
t
a
n

t
e
r
s
e
b
u
t

P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s

P
e
n
g
u
a
s
a
a
n

k
o
n
s
e
p

t
e
n
t
a
n
g

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

a
g
a
m
a
,

b
a
h
a
s
a
,

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a
,

d
a
n

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

b
u
d
a
y
a


P
r
o
d
u
k

H
a
s
i
l

c
a
t
a
t
a
n

p
a
r
t
i
s
i
p
a
s
i

d
a
l
a
m

k
e
g
i
a
t
a
n

k
u
l
t
u
r
a
l



6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a


M
e
m
b
a
c
a

t
e
k
s

t
e
n
t
a
n
g

b
e
r
b
a
g
a
i

t
o
p
i
k
,

m
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
,

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k



M
e
n
y
u
s
u
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

m
e
n
g
e
n
a
i

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g



M
e
m
b
a
c
a

d
i

d
a
l
a
m

h
a
t
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

I
n
d
a
h
n
y
a

K
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n


M
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
u
k
a
r
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n


6

j
p

B
u
k
u

t
e
k
s

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V

5

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

a
d
a

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

u
n
t
u
k

s
a
l
i
n
g

m
e
n
j
a
w
a
b


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f
-
p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

a
d
a

d
i

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s


K
e
t
e
p
a
t
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


K
e
t
e
p
a
t
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f


M
e
m
b
a
c
a

d
a
n

m
e
n
e
m
u
k
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s

/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


u
n
t
u
k

m
e
n
e
m
u
k
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i
n
y
a

d
i

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a


M
e
m
b
a
c
a

k
e
m
b
a
l
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

I
n
d
a
h
n
y
a

K
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n


M
e
n
c
a
t
a
t

k
a
t
a
-
k
a
t
a


y
a
n
g

d
i
a
n
g
g
a
p

s
u
l
i
t

a
r
t
i
n
y
a

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a
,

l
a
l
u

m
e
n
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i

d
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a
-
k
a
t
a


t
e
r
s
e
b
u
t

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
o
n
t
e
k
s
n
y
a


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i
n
y
a

d
i

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s
:



M
e
n
e
m
u
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

d
i

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


4
j
p

K
a
m
u
s

a
t
a
u

e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a


M
e
n
a
k
s
i
r

j
u
m
l
a
h

u
a
n
g

u
n
t
u
k

b
e
r
b
e
l
a
n
j
a

a
t
a
u

j
u
m
l
a
h

d
a
n

j
e
n
i
s

b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
i
p
e
r
l
u
k
a
n

u
n
t
u
k

s
u
a
t
u

k
e
g
i
a
t
a
n

a
m
a
l

s
e
h
i
n
g
g
a

s
e
s
u
a
i

k
e
b
u
t
u
h
a
n


(
k
2
)



M
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

s
o
a
l

c
e
r
i
t
a

s
e
d
e
r
h
a
n
a

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

j
u
a
l

b
e
l
i

y
a
n
g

m
e
l
i
b
a
t
k
a
n

u
a
n
g


M
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

s
o
a
l

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
a
k
s
i
r

j
u
m
l
a
h

u
a
n
g

y
a
n
g

d
i
p
e
r
l
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

b
a
r
a
n
g

y
a
n
g

d
i
b
e
l
i

u
n
t
u
k

k
e
g
i
a
t
a
n

a
m
a
l



M
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

s
o
a
l

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

j
u
a
l
-
b
e
l
i


M
e
n
a
k
s
i
r

h
a
r
g
a

b
a
r
a
n
g

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
b
e
l
i

d
e
n
g
a
n

u
a
n
g

h
a
s
i
l

s
u
m
b
a
n
g
a
n

d
i

k
e
l
a
s

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
s
u
m
b
a
n
g
k
a
n

d
a
l
a
m

k
e
g
i
a
t
a
n


P
e
n
i
l
a
i
a
n


P
r
o
d
u
k
:

M
e
m
b
u
a
t

p
e
r
e
n
c
a
n
a
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

u
a
n
g


T
e
r
t
u
l
i
s
:

M
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g


4

j
p


B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


U
a
n
g

M
a
i
n
a
n


M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i


M
e
n
y
a
m
a
k
a
n

p
e
n
y
e
b
u
t

d
u
a


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

p
e
c
a
h
a
n

d
e
n
g
a
n


m
e
n
c
a
r
i

K
P
K

d
a
r
i

2

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

6

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
n
d
i
r
i

,

m
e
n
y
a
t
a
k
a
n

k
a
l
i
m
a
t

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

d
a
n

m
e
m
e
c
a
h
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

d
e
n
g
a
n

e
f
e
k
t
i
f

p
e
r
m
a
s
a
l
a
h
a
n

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

K
P
K

d
a
n

F
P
B
,

s
a
t
u
a
n

k
u
a
n
t
i
t
a
s
,

d
e
c
i
m
a
l

d
a
n

p
e
r
s
e
n

t
e
r
k
a
i
t

d
e
n
g
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h
,

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

b
e
r
m
a
i
n


s
e
r
t
a

m
e
m
e
r
i
k
s
a

k
e
b
e
n
a
r
a
n
n
y
a

(
K
4
)

p
e
c
a
h
a
n

d
a
l
a
m

o
p
e
r
a
s
i

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

K
P
K


p
e
n
y
e
b
u
t
n
y
a

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
n
y
a
m
a
k
a
n

p
e
n
y
e
b
u
t
n
y
a

p
a
d
a

o
p
e
r
a
s
i

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n


k
e
l
a
s

I
V

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a

M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

a
l
a
m

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

(
K
I

4
)


M
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

d
e
n
g
a
n

m
o
t
i
f

t
u
m
b
u
h
a
n

(

b
u
n
g
a

d
a
n

b
u
a
h
)
.


M
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

p
e
m
a
n
d
a
n
g
a
n

a
l
a
m


M
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

d
e
n
g
a
n

m
o
t
i
f

b
i
n
a
t
a
n
g
.


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

k
e
i
n
d
a
h
a
n

a
l
a
m

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

a
l
a
m

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n


P
e
n
i
l
a
i
a
n


P
r
o
s
e
s

:

M
e
n
g
a
m
a
t
i

p
r
o
s
e
s


m
e
n
g
g
a
m
b
a
r


H
a
s
i
l

k
a
r
y
a

:

g
a
m
b
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
,
k
o
m
p
o
s
i
s
i

w
a
r
n
a
,

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n


6

j
p


K
a
r
y
a

s
e
n
i


C
D

s
e
n
i

P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
a
h
a
m
i

j
e
n
i
s

c
i
d
e
r
a

s
e
l
a
m
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

d
a
n

m
a
m
p
u

m
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

p
e
r
t
a
m
a

M
e
m
a
h
a
m
i

c
a
r
a

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

t
i
n
g
g
i

d
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

i
d
e
a
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
o
l
a

k
e
c
i
l

y
a
n
g

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
n
y
e
b
a
b

c
i
d
e
r
a

M
e
n
g
u
k
u
r

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

m
e
n
g
u
n
a
k
a
n

u
k
u
r
a
n

k
g

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m


p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
g
h
i
n
d
a
r
i

c
i
d
e
r
a

p
a
d
a

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
l
a
k
u
k
a
n

M
e
n
g
u
k
u
r

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

n
e
r
a
c
a

k
a
m
a
r

m
a
n
d
i


d
a
n

m
e
n
c
a
t
a
t

h
a
s
i
l
n
y
a

d
i
l
a
k
u
k
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
j
u
j
u
r
a
n


M
e
n
a
n
g
k
a
p

b
o
l
a

m
e
l
a
m
b
u
n
g

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u

/
d
u
a

t
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

a
t
a
u

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
r
i
l
a
k
u

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
o
l
e
r
a
n
s
i
,

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
i
r
i

d
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n
,

d
a
n

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

p
e
r
b
e
d
a
a
n

4

J
P

T
i
m
b
a
n
g
a
n


B
o
l
a

B
u
k
u

P
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

7

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

o
l
a
h
r
a
g
a

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

b
o
l
a

k
e
c
i
l



P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

:

m
e
n
g
u
k
u
r

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n
,

d
a
n

m
e
n
a
n
g
k
a
p

b
o
l
a

T
e
r
t
u
l
i
s
:

c
a
r
a

m
e
n
g
h
i
n
d
a
r
i

c
i
d
e
r
a

s
e
l
a
m
a

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
i
s
i
k

P
e
n
g
a
m
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u




M
I
N
G
G
U

K
E
-
3



P
P
K
n

M
e
n
g
h
a
r
g
a
i

k
e
b
h
i
n
n
e
k
a
t
u
n
g
g
a
l
i
k
a
a
n

d
a
n

k
e
r
a
g
a
m
a
n

a
g
a
m
a
,

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
a
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)
,

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r
.


(
K
I

1
)



M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

s
i
k
a
p

p
o
s
i
t
i
f

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
h
i
n
e
n
k
a
t
u
n
g
g
a
l
i
k
a
a
n

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
o
s
i
a
l
.




M
e
l
a
p
o
r
k
a
n

h
a
s
i
l

c
a
t
a
t
a
n

p
a
r
t
i
s
i
p
a
s
i

d
a
l
a
m

k
e
g
i
a
t
a
n

k
u
l
t
u
r
a
l

y
a
n
g

d
i
i
k
u
t
i

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a


M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

k
o
m
e
n
t
a
r

t
e
r
h
a
d
a
p

c
a
t
a
t
a
n

y
a
n
g

d
i
b
u
a
t

d
a
n

d
i
b
a
c
a
k
a
n

t
e
m
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s
:

P
e
n
g
u
a
s
a
a
n

k
o
n
s
e
p

t
e
n
t
a
n
g

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

a
g
a
m
a
,

b
a
h
a
s
a
,

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a
,

d
a
n

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
b
e
r
a
g
a
m
a
n

b
u
d
a
y
a


P
r
o
d
u
k
:

H
a
s
i
l

c
a
t
a
t
a
n

p
a
r
t
i
s
i
p
a
s
i

d
a
l
a
m

k
e
g
i
a
t
a
n

k
u
l
t
u
r
a
l



6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
p
e
d
u
l
i
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i


M
e
m
b
u
a
t

c
e
r
i
t
a

t
e
n
t
a
n
g

h
e
w
a
n

k
e
s
u
k
a
a
n
n
y
a


M
e
n
g
u
r
a
i
k
a
n

h
a
l
-
h
a
l

y
a
n
g

h
a
r
u
s

d
i
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

d
a
l
a
m

m
e
m
e
l
i
h
a
r
a

h
e
w
a
n

a
g
a
r

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t

d
a
n

t
u
m
b
u
h
a
n

a
g
a
r

t
u
m
b
u
h

s
u
b
u
r


K
e
g
i
a
t
a
n

k
e
c
i
l

(
7

s
i
s
w
a
)
:

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

h
e
w
a
n

p
e
l
i
h
a
r
a
a
n
n
y
a
/
h
e
w
a
n

a
t
a
u

t
a
n
a
m
a
n

y
a
n
g

d
i
s
u
k
a
i

y
a
n
g

m
e
m
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n

a
n
t
a
r
a

m
a
n
u
s
i
a

d
e
n
g
a
n

m
a
k
l
u
k

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a


P
r
o
j
e
k

b
e
s
a
r
:

m
e
m
e
l
i
h
a
r
a

t
a
n
a
m
a
n

a
t
a
u

h
e
w
a
n

d
i

r
u
m
a
h

a
t
a
u

d
i

s
e
k
o
l
a
h
,

d
a
n

m
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

h
a
l
-
h
a
l

y
a
n
g

h
a
r
u
s

d
i
l
a
k
u
k
a
n

a
g
a
r

t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

h
e
w
a
n

d
a
p
a
t

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t

(
t
u
m
b
u
h
a
n
:

d
i
s
i
r
a
m

d
a
n

m
e
m
p
e
r
o
l
e
h

s
i
n
a
r

m
a
t
a
h
a
r
i

y
a
n
g

c
u
k
u
p
;

h
e
w
a
n
:

d
i
b
e
r
i

m
a
k
a
n

d
a
n

t
e
m
p
a
t

h
i
d
u
p

y
a
n
g

l
a
y
a
k

d
a
n

k
a
s
i
h

s
a
y
a
n
g
)

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n
n
y
a

d
a
l
a
m

j
u
r
n
a
l

m
i
n
g
g
u
a
n

s
i
s
w
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

S
k
a
l
a

s
i
k
a
p

t
e
n
t
a
n
g

k
e
p
e
d
u
l
i
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

m
a
k
h
l
u
k

h
i
d
u
p


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

4

8

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

r
u
m
p
a
n
g

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

t
e
p
a
t


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

p
a
d
a

a
k
h
i
r

p
a
r
a
g
r
a
f
.


M
e
m
b
a
c
a

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

r
u
m
p
a
n
g

p
a
d
a

b
a
g
i
a
n

a
k
h
i
r

p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

i
n
d
a
h
n
y
a

k
e
b
e
r
s
a
m
a
a
n


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

u
n
t
u
k

m
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g

p
a
d
a

a
k
h
i
r


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g

d
e
n
g
a
n

k
a
t
a
/
k
a
l
i
m
a
t

p
a
d
a

a
k
h
i
r

p
a
r
a
g
r
a
f
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s
:

M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

c
e
r
i
t
a

r
u
m
p
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

l
e
n
g
k
a
p


b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

h
a
s
i
l

d
i
s
k
u
s
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

E
Y
D

y
a
n
g

t
e
p
a
t


4

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

s
e
n
d
i
r
i

,

m
e
n
y
a
t
a
k
a
n

k
a
l
i
m
a
t

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

d
a
n

m
e
m
e
c
a
h
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

d
e
n
g
a
n

e
f
e
k
t
i
f

p
e
r
m
a
s
a
l
a
h
a
n

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

K
P
K

d
a
n

F
P
B
,

s
a
t
u
a
n

k
u
a
n
t
i
t
a
s
,

d
e
c
i
m
a
l

d
a
n

p
e
r
s
e
n

t
e
r
k
a
i
t

d
e
n
g
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h
,

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

b
e
r
m
a
i
n


s
e
r
t
a

m
e
m
e
r
i
k
s
a

k
e
b
e
n
a
r
a
n
n
y
a

(
K
4
)



M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

k
a
l
i
m
a
t

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

d
a
r
i

s
o
a
l

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

K
P
K

d
a
n

F
P
B


M
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

s
o
a
l

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

K
P
K


M
e
n
y
e
d
e
r
h
a
n
a
k
a
n

p
e
c
a
h
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

F
P
B


M
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

s
o
a
l

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

F
P
B


M
e
m
e
c
a
h
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u
a
n

k
u
a
n
t
i
t
a
s


M
e
m
e
c
a
h
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

d
e
s
i
m
a
l


M
e
m
e
c
a
h
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
r
s
e
n

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i



M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

p
e
c
a
h
a
n

d
e
n
g
a
n


m
e
n
c
a
r
i

K
P
K

d
a
r
i

p
e
n
y
e
b
u
t
n
y
a

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
n
y
a
m
a
k
a
n

p
e
n
y
e
b
u
t
n
y
a

p
a
d
a

o
p
e
r
a
s
i

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

s
o
a
l

c
e
r
i
t
a

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

k
a
l
i
m
a
t

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a


y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

K
P
K


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

s
o
a
l

c
e
r
i
t
a

k
e
m
u
d
i
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

k
a
l
i
m
a
t

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a


y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

F
P
B


S
e
c
a
r
a

k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

s
o
a
l

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

K
P
K


S
e
c
a
r
a

k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

s
o
a
l

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

F
P
B


S
e
c
a
r
a

k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
m
e
c
a
h
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u
a
n

k
u
a
n
t
i
t
a
s


S
e
c
a
r
a

k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
m
e
c
a
h
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

d
e
s
i
m
a
l


S
e
c
a
r
a

k
e
l
o
m
p
o
k

m
e
m
e
c
a
h
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
r
s
e
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

k
e
t
i
k
a

b
e
r
d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k

T
e
r
t
u
l
i
s
:

P
e
n
g
u
a
s
a
a
n

k
o
n
s
e
p

K
P
K

d
a
n

F
P
B
,

s
a
t
u
a
n

k
u
a
n
t
i
t
a
s
,

d
e
c
i
m
a
l

d
a
n

p
e
r
s
e
n

6

J
P

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a



M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

a
n
a
k
-
a
n
a
k



M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

l
a
g
u

a
n
a
k
-
a
n
a
k

d
a
r
i

k
a
s
e
t

6

j
p


K
a
s
e
t
/
c
d

l
a
g
u

9

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k

t
a
n
g
a
n

d
a
n

b
a
d
a
n

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

t
i
n
g
g
i

r
e
n
d
a
h

n
a
d
a
.

(
K
I

4
)


M
e
n
g
g
e
r
a
k
k
a
n

t
a
n
g
a
n

d
a
n

b
a
d
a
n

s
e
s
u
a
i

t
i
n
g
g
i

r
e
n
d
a
h

n
a
d
a


M
e
n
g
h
a
f
a
l

a
t
a
u

m
e
m
b
a
c
a

s
y
a
i
r

l
a
g
u

a
n
a
k
-
a
n
a
k


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

a
n
a
k
-
a
n
a
k

d
e
n
g
a
n

s
e
n
a
n
d
u
n
g


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

a
n
a
k
-
a
n
a
k

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k

t
a
n
g
a
n

d
a
n

b
a
d
a
n

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

t
i
n
g
g
i

r
e
n
d
a
h

n
a
d
a
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

m
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

a
n
a
k
-
a
n
a
k

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k

t
a
n
g
a
n

d
a
n

b
a
d
a
n

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

t
i
n
g
g
i

r
e
n
d
a
h

n
a
d
a

a
n
a
k
-
a
n
a
k

d
a
n

m
e
d
i
a

l
a
i
n
n
y
a


P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

k
e
t
e
r
a
m
p
i
l
a
n
/

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m

(
s
e
p
e
r
t
i
:

h
a
n
d

s
t
a
n
d
,

k
a
y
a
n
g
,

d
s
b
)

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

p
o
s
i
s
i

s
t
a
t
i
s

d
a
n

d
i
n
a
m
i
s
,


t
u
m
p
u
a
n

d
a
n

g
a
n
t
u
n
g
a
n

(
m
i
s
a
l
n
y
a
:

g
e
r
a
k

h
a
n
d

s
t
a
n
d

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
)

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n


p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
i
r
a
m
a


b
e
r
t
e
m
a

b
u
d
a
y
a

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

s
u
d
a
h

d
i
k
e
n
a
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
n
g
i
k
u
t
i

i
r
a
m
a

(
k
e
t
u
k
a
n
)

t
a
n
p
a
/
d
e
n
g
a
n

m
u
s
i
k


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
o
m
p
o
n
e
n

y
a
n
g

d
i

k
e
m
b
a
n
g
k
a
n

d
a
l
a
m

g
e
r
a
k

b
e
r
i
r
a
m
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

s
i
k
a
p

k
a
y
a
n
g

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
/
b
e
r
t
i
g
a

M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

k
o
m
p
o
n
e
n

g
e
r
a
k

y
a
n
g

d
i
k
e
m
b
a
n
g
k
a
n

d
a
l
a
m

g
e
r
a
k

b
e
r
i
r
a
m
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

:

p
o
s
i
s
i

k
a
y
a
n
g

T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
o
m
p
o
n
e
n

g
e
r
a
k

y
a
n
g

d
i
k
e
m
b
a
n
g
k
a
n

d
a
l
a
m

g
e
r
a
k

b
e
r
i
r
a
m
a

4

J
P


M
a
t
r
a
s

B
u
k
u

P
e
n
j
a
s

P
l
u
i
t





2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I
V

T
e
m
a

4

:

S
e
l
a
l
u

B
e
r
h
e
m
a
t

E
n
e
r
g
i

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h



K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1

K
e
l
a
s


:

I
V

T
e
m
a

2


:

S
e
l
a
l
u

B
e
r
h
e
m
a
t

E
n
e
r
g
i

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

:

3

M
i
n
g
g
u


M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r



M
I
N
G
G
U

1



P
P
K
n

M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

b
e
n
t
u
k
-
b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i
,

d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h
,

k
e
l
u
a
r
g
a
,

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r

(
K
I

4
)



M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i
,
d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h
,
k
e
l
u
a
r
g
a
,

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r

d
e
n
g
a
n

r
a
s
a

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i






M
e
n
c
a
r
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

s
u
m
b
e
r

d
a
n

m
e
d
i
a

t
e
n
t
a
n
g

c
o
n
t
o
h

p
e
r
i
l
a
k
u

y
a
n
g

m
e
n
c
e
r
m
i
n
k
a
n

b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i

d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

r
a
s
a

t
a
n
g
g
u
n
g
j
a
w
a
b


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

b
e
n
t
u
k
-
b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i
,
d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h
,
k
e
l
u
a
r
g
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
r
t
u
l
i
s
:

t
e
n
t
a
n
g

c
o
n
t
o
h

b
e
n
t
u
k
-
b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i
,
d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

k
e
l
u
a
r
g
a


P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
i
l
a
k
u

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

d
i

k
e
l
a
s



6

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a


M
e
n
e
r
i
m
a

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
r
a
h

T
u
h
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
g
u
n
a
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
p
e
r
s
a
t
u
k
a
n

b
a
n
g
s
a


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

s
e
n
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

d
a
l
a
m

m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
i
k
i
r
a
n

d
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n

k
e
p
a
d
a

g
u
r
u

d
a
n

t
e
m
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

s
e
n
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

d
a
l
a
m

m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
i
k
i
r
a
n

d
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n

k
e
p
a
d
a

o
r
a
n
g

t
u
a
,

d
a
n

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

d
i

r
u
m
a
h



M
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

d
a
l
a
m

m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
i
k
i
r
a
n

d
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n
n
y
a

k
e
p
a
d
a

o
r
a
n
g

t
u
a
,

g
u
r
u
,

t
e
m
a
n

d
a
n

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a


B
e
r
m
a
i
n

p
e
r
a
n

m
e
n
y
a
r
a
n
k
a
n

k
e
p
a
d
a

t
e
m
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

d
a
l
a
m

m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
i
k
i
r
a
n

d
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n
y
a

k
e
p
a
d
a

o
r
a
n
g

t
u
a
,

g
u
r
u
,

t
e
m
a
n

d
a
n

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:


M
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

d
a
l
a
m

m
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
i
k
i
r
a
n

d
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n
n
y
a

k
e
p
a
d
a

o
r
a
n
g

t
u
a
,

g
u
r
u
,

t
e
m
a
n
,

d
a
n

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

2

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V


B
e
r
p
e
r
i
l
a
k
u

h
e
m
a
t

e
n
e
r
g
i

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

(
K
I
2
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

h
e
m
a
t

e
n
e
r
g
i

(
m
e
m
a
t
i
k
a
n

l
a
m
p
u

y
a
n
g

t
i
d
a
k

t
e
r
p
a
k
a
i
,

m
e
m
a
t
i
k
a
n

T
V


M
e
n
c
a
r
i
/
m
e
m
b
a
c
a

t
e
k
s
/

y
a
n
g

b
e
r
i
s
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

t
e
n
t
a
n
g

s
u
m
b
e
r
-
s
u
m
b
e
r

e
n
e
r
g
i

u
t
a
m
a

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a

(
m
i
n
y
a
k

b
u
m
i
,

g
a
s
,

b
a
t
u
b
a
r
a
)

5

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V

2

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

y
a
n
g

t
i
d
a
k

d
i
t
o
n
t
o
n
,

m
e
m
a
t
i
k
a
n

k
r
a
n

a
i
r

b
i
l
a

t
i
d
a
k

d
i
p
a
k
a
i
)


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

b
a
h
w
a

s
u
m
b
e
r
-
s
u
m
b
e
r

e
n
e
r
g
i

t
s
b

t
i
d
a
k

t
e
r
b
a
r
u
k
a
n
,
m
a
k
a

p
e
r
l
u

d
i
h
e
m
a
t


M
e
n
d
a
t
a

c
a
r
a
-
c
a
r
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

h
e
m
a
t

e
n
e
r
g
i
/
l
i
s
t
r
i
k

d
i

r
u
m
a
h
n
y
a

(
m
e
m
a
t
i
k
a
n

l
a
m
p
u

y
a
n
g

t
i
d
a
k

t
e
r
p
a
k
a
i
,

m
e
m
a
t
i
k
a
n

T
V

y
a
n
g

t
i
d
a
k

d
i
t
o
n
t
o
n
)


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

h
e
m
a
t

e
n
e
r
g
i

d
i

r
u
m
a
h

d
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

m
e
n
a
n
d
a
i

p
a
d
a

d
a
f
t
a
r

p
e
r
i
l
a
k
u

h
e
m
a
t

e
n
e
r
g
i

s
e
p
e
r
t
i

y
a
n
g

s
u
d
a
h

d
i
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n
:

p
e
r
i
l
a
k
u

h
e
m
a
t

e
n
e
r
g
i


M
e
m
b
a
c
a

t
e
k
s

t
e
n
t
a
n
g

b
e
r
b
a
g
a
i

t
o
p
i
k
,

m
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
,

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k


M
e
n
y
u
s
u
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

m
e
n
g
e
n
a
i

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
a
c
a

d
i

d
a
l
a
m

h
a
t
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

H
e
m
a
t

E
n
e
r
g
i


M
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
u
k
a
r
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

u
n
t
u
k

s
a
l
i
n
g

m
e
n
j
a
w
a
b


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f
-
p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

a
d
a

d
i

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
g
o
m
e
n
t
a
r
i

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

y
a
n
g

d
i
t
u
l
i
s

t
e
m
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s


K
e
t
e
p
a
t
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


K
e
t
e
p
a
t
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f


3

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

t
e
r
t
e
n
t
u

(
K
4
)


M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

l
u
a
s

d
a
e
r
a
h


d
a
r
i

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
p
a
s
a
n
g

u
b
i
n



M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

l
a
n
t
a
i

r
u
a
n
g

k
e
l
a
s
n
y
a

s
e
c
a
r
a

k
e
l
o
m
p
o
k


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k


M
e
m
b
u
a
t

l
a
p
o
r
a
n

t
e
n
t
a
n
g

h
a
s
i
l

k
e
r
j
a

k
e
l
o
m
p
o
k

t
e
r
k
a
i
t

d
e
n
g
a
n

l
u
a
s

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

d
i
u
k
u
r
,

d
i
l
a
n
j
u
t
k
a
n

p
r
e
s
e
n
t
a
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k

P
e
n
i
l
a
i
a
n


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

k
e
t
i
k
a

s
i
s
w
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

p
r
a
k
t
i
k


6

j
p


B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V


A
l
a
t

u
k
u
r

p
a
n
j
a
n
g


3

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n


T
e
r
t
u
l
i
s
:

p
e
n
g
u
a
s
a
a
n

k
o
n
s
e
p

l
u
a
s


P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
n
g
h
a
r
g
a
i

t
u
b
u
h

s
e
b
a
g
a
i

a
n
u
g
r
a
h

T
u
h
a
n

y
a
n
g

t
i
d
a
k

t
e
r
n
i
l
a
i

M
e
m
i
l
i
k
i

p
e
r
i
l
a
k
u

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t

M
e
m
a
h
a
m
i

c
a
r
a

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

t
i
n
g
g
i

d
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

i
d
e
a
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n


d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l



M
e
n
j
a
g
a

k
e
b
e
r
s
i
h
a
n

t
u
b
u
h

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t

d
i

s
e
k
o
l
a
h

M
e
n
g
u
k
u
r

t
i
n
g
g
i

b
a
d
a
n

m
e
n
g
u
n
a
k
a
n

u
k
u
r
a
n

c
m

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

j
a
l
a
n



M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

k
e
b
e
r
s
i
h
a
n

b
a
d
a
n

d
e
n
g
a
n

d
a
f
t
a
r

c
e
k

l
i
s

M
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

j
a
m
b
a
n

d
e
n
g
a
n

b
e
r
s
i
h

d
a
n

s
e
h
a
t

M
e
n
g
u
k
u
r

t
i
n
g
g
i

b
a
d
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

u
k
u
r
a
n

c
m

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

a
l
a
t

m
e
t
e
r
a
n


d
a
n

m
e
n
c
a
t
a
t

h
a
s
i
l
n
y
a

d
i
l
a
k
u
k
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
r
j
a
s
a
m
a

B
e
r
j
a
l
a
n

m
e
m
b
a
w
a

b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
i
l
e
t
a
k
k
a
n

d
i

k
e
p
a
l
a

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

d
i
s
i
p
l
i
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

:

b
e
r
j
a
l
a
n

m
e
m
b
a
w
a

b
e
n
d
a

d
i

k
e
p
a
l
a

d
a
n

h
a
s
i
l

k
a
r
y
a

a
n
a
k

H
a
s
i
l

k
a
r
y
a

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u



4
J
P

M
e
t
e
r
a
n

K
a
u
s

k
a
k
i

y
a
n
g

d
i
i
s
i

d
e
n
g
a
n

b
i
j
i
-
b
i
j
i
a
n

B
u
k
u

p
e
n
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


B
e
r
a
n
i


m
e
n
g
e
k
s
p
r
e
s
i
k
a
n

d
i
r
i

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a
,

b
e
r
n
y
a
n
y
i
,

d
a
n

m
e
n
a
r
i


(
K
I

2
)



M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

r
a
s
a

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

u
n
t
u
k

b
e
r
k
a
r
y
a


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
b
e
r
a
n
i
a
n

m
e
n
c
o
b
a

u
n
t
u
k

b
e
r
k
a
r
y
a

s
e
s
u
a
i

t
e
m
a

H
e
m
a
t

E
n
e
r
g
i


M
e
n
u
n
j
u
k
a
n

k
e
b
e
b
a
s
a
n

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a


M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

m
e
l
a
l
u
i

g
a
m
b
a
r
,

n
y
a
n
y
i
a
n
,

t
a
r
i
a
n
,

a
t
a
u

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

y
a
n
g

b
e
r
t
e
m
a

H
e
m
a
t

E
n
e
r
g
i


M
e
n
a
m
p
i
l
k
a
n

t
a
r
i
a
n
,

n
y
a
n
y
i

a
t
a
u

k
a
r
y
a

s
e
n
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s

P
e
n
i
l
a
i
a
n


P
e
n
g
a
m
a
t
a
n
:

k
e
b
e
r
a
n
i
a
n

m
e
n
g
e
k
s
p
r
e
s
i
k
a
n

d
a
n

m
e
n
a
m
p
i
l
k
a
n

k
a
r
y
a




6

j
p


B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V


K
a
r
y
a


B
u
k
u

P
e
n
g
a
m
b
a
n
g
a
n

d
i
r
i

a
n
a
k




M
I
N
G
G
U

2



4

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

P
P
K
n

M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

b
e
n
t
u
k
-
b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i
,

d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h
,

k
e
l
u
a
r
g
a
,

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r

(
K
I

4
)



M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i
,
d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h
,
k
e
l
u
a
r
g
a
,

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r

d
e
n
g
a
n

r
a
s
a

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i






M
e
n
c
a
r
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

s
u
m
b
e
r

d
a
n

m
e
d
i
a

t
e
n
t
a
n
g

c
o
n
t
o
h

p
e
r
i
l
a
k
u

y
a
n
g

m
e
n
c
e
r
m
i
n
k
a
n

b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i

d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

d
e
n
g
a
n

r
a
s
a

t
a
n
g
g
u
n
g
j
a
w
a
b


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

b
e
n
t
u
k
-
b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i
,
d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
r
t
u
l
i
s
:

t
e
n
t
a
n
g

c
o
n
t
o
h

b
e
n
t
u
k
-
b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i
,
d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t


P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
i
l
a
k
u

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

d
i

k
e
l
a
s



6

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
n
y
e
l
i
d
i
k
i

h
u
b
u
n
g
a
n

a
n
t
a
r
a


g
a
y
a
,

g
e
r
a
k
,

d
a
n

e
n
e
r
g
i

s
e
r
t
a

p
e
n
e
r
a
p
a
n
n
y
a

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
a
n

m
e
n
y
i
m
p
u
l
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
y
e
l
i
d
i
k
a
n

s
e
c
a
r
a

t
e
r
t
u
l
i
s


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
n
g
e
t
i
a
n

g
a
y
a

g
r
a
v
i
t
a
s
i


M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
r
i
s
t
i
w
a

y
a
n
g

d
i
t
i
m
b
u
l
k
a
n

o
l
e
h

g
a
y
a

g
r
a
v
i
t
a
s
i


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
n
g
e
r
t
i
a
n

g
a
y
a

g
e
s
e
k
a
n


M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
r
i
s
t
i
w
a

y
a
n
g

d
i
t
i
m
b
u
l
k
a
n

o
l
e
h

g
a
y
a

g
e
s
e
k
a
n
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
n
g
e
r
t
i
a
n

g
a
y
a

l
i
s
t
r
i
k

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
r
i
s
t
i
w
a

y
a
n
g

d
i
t
i
m
b
u
l
k
a
n

o
l
e
h

g
a
y
a

l
i
s
t
r
i
k

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
n
g
e
r
t
i
a
n

g
a
y
a

m
a
g
n
e
t

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
r
i
s
t
i
w
a

y
a
n
g

d
i
t
i
m
b
u
l
k
a
n

o
l
e
h

g
a
y
a

m
a
g
n
e
t
.

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
n
g
e
r
t
i
a
n

g
a
y
a

p
e
g
a
s

G
A
Y
A

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
a
m
a
t
i

g
e
r
a
k

b
e
n
d
a

l
e
p
a
s

y
a
n
g

s
e
l
a
l
u

k
e
m
b
a
l
i

j
a
t
u
h

k
e

b
a
w
a
h
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
a
m
a
t
i

p
e
r
b
e
d
a
a
n

g
e
r
a
k

b
e
n
d
a

d
i

p
e
r
m
u
k
a
a
n

l
i
c
i
n

d
a
n

k
a
s
a
r
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
a
m
a
t
i

c
a
r
a

m
e
n
a
r
i
k

p
o
t
o
n
g
a
n

k
e
r
t
a
s

k
e
c
i
l

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
i
s
i
r

s
e
t
e
l
a
h

d
i
g
o
s
o
k

k
e

r
a
m
b
u
t
,

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n


b
a
l
o
n

s
e
t
e
l
a
h

d
i
g
o
s
o
k

k
e

b
a
j
u
,

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
a
t
a
n
g

p
l
a
s
t
i
k

s
e
t
e
l
a
h

d
i
g
o
s
o
k

k
a
i
n

w
o
o
l
,

a
t
a
u

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
a
t
a
n
g

k
a
c
a

s
e
t
e
l
a
h

d
i
g
o
s
o
k

k
a
i
n

s
u
t
r
a
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
a
m
a
t
i

c
a
r
a

m
e
m
i
l
i
h

b
e
n
d
a

y
a
n
g

t
e
r
b
u
a
t

d
a
r
i

b
e
s
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

m
a
g
n
e
t
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
a
m
a
t
i

c
a
r
a

k
e
r
j
a

l
o
n
c
a
t
a
n

b
o
l
p
o
i
n
t
,

c
a
r
a

k
e
r
j
a

k
e
t
a
p
e
l
,

d
a
n

c
a
r
a

k
e
r
j
a

b
u
s
u
r

p
e
m
a
n
a
h

m
a
i
n
a
n
.



6

j
p


B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V


B
u
k
u

P
e
r
c
o
b
a
a
n

5

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
r
i
s
t
i
w
a

y
a
n
g

d
i
t
i
m
b
u
l
k
a
n

o
l
e
h

g
a
y
a

p
e
g
a
s

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
r
i
s
t
i
w
a

y
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

g
a
y
a

u
n
t
u
k

m
e
n
g
u
b
a
h

b
e
n
t
u
k

b
e
n
d
a
.

M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h

g
a
y
a

p
a
d
a

g
e
r
a
k

s
u
a
t
u

b
e
n
d
a
.

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
r
i
s
t
i
w
a

y
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

g
a
y
a

u
n
t
u
k

m
e
n
g
u
b
a
h

g
e
r
a
k

s
u
a
t
u

b
e
n
d
a
.

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n

g
a
y
a

g
r
a
v
i
t
a
s
i

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n

g
a
y
a

g
e
s
e
k
a
n

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

k
e
r
u
g
i
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
t
i
m
b
u
l
k
a
n

o
l
e
h

g
a
y
a

g
e
s
e
k
a
n

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n

g
a
y
a

m
a
g
n
e
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n

g
a
y
a

p
e
g
a
s

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i
.

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n

g
a
y
a

l
i
s
t
r
i
k

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i


P
E
N
G
A
R
U
H

G
A
Y
A

T
E
R
H
A
D
A
P

G
E
R
A
K

B
E
N
D
A

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
a
m
a
t
i

c
a
r
a

m
e
n
g
u
b
a
h

b
e
n
t
u
k

b
e
n
d
a

y
a
n
g

t
e
r
b
u
a
t

d
a
r
i

t
a
n
a
h

l
i
a
t

a
t
a
u

p
l
a
s
t
i
s
i
n

a
g
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

y
a
n
g

d
i
i
n
g
i
n
k
a
n
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
a
m
a
t
i

c
a
r
a

m
e
n
g
u
b
a
h

k
e
l
a
j
u
a
n

d
a
n

a
r
a
h

g
e
r
a
k

s
e
p
e
d
a

a
g
a
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

y
a
n
g

d
i
i
n
g
i
n
k
a
n
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

c
a
r
a

m
e
n
g
a
l
i
r
k
a
n

a
i
r

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

m
o
d
e
l

m
e
n
a
r
a

a
i
r

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
u
a
t
u

r
u
m
a
h

M
e
n
g
a
m
a
t
i

c
a
r
a

p
e
m
u
l
u
n
g

u
n
t
u
k

m
e
n
c
a
r
i

p
a
k
u

y
a
n
g

b
e
r
t
e
b
a
r
a
n

d
i

j
a
l
a
n
a
n

r
a
y
a
.

M
e
n
g
a
m
a
t
i

c
a
r
a

k
e
r
j
a

p
i
s
t
o
l

m
a
i
n
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

m
e
n
e
m
b
a
k
k
a
n

p
e
l
u
r
u
,

a
t
a
u

c
a
r
a

m
e
n
g
g
e
r
a
k
k
a
n

m
o
b
i
l

m
a
i
n
a
n

y
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
e
g
a
s

a
t
a
u

p
e
r
.


P
e
n
i
l
a
i
a
n

P
r
o
d
u
k

d
i
s
a
i
n

T
e
r
t
u
l
i
s
:

p
e
m
a
h
a
m
a
n

t
e
n
t
a
n
g

k
o
n
s
e
p

g
a
y
a
,

g
e
r
a
k

d
a
n

e
n
e
r
g
i


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
n
u
l
i
s

s
u
r
a
t

u
n
t
u
k

t
e
m
a
n

s
e
b
a
y
a

t
e
n
t
a
n
g

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

a
t
a
u

c
i
t
a
-
c
i
t
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

e
j
a
a
n

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i
.


M
e
n
u
l
i
s

s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i

t
e
n
t
a
n
g

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n
/
c
i
t
a
-
c
i
t
a

d
e
n
g
a
n

g
a
y
a

p
e
n
c
e
r
i
t
a
a
n

y
a
n
g

m
e
n
a
r
i
k

d
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

E
Y
D

y
a
n
g

t
e
p
a
t


M
e
m
b
a
c
a

c
o
n
t
o
h

s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

d
a
n

m
e
n
c
a
t
a
t

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

d
a
l
a
m

s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i
.


M
e
n
u
l
i
s

s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i

t
e
n
t
a
n
g

a
j
a
k
a
n

u
n
t
u
k

s
e
l
a
l
u

b
e
r
h
e
m
a
t

e
n
e
r
g
i

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
c
a
t
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

e
j
a
a
n

y
a
n
g

t
e
p
a
t


M
e
m
b
a
c
a
k
a
n

s
u
r
a
t

d
a
n

b
e
r
t
a
n
y
a

j
a
w
a
b

m
e
n
g
e
n
a
i

i
s
i

4

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


6

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

s
u
r
a
t

P
e
n
i
l
a
i
a
n

P
r
o
d
u
k
:


s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i

d
e
n
g
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

p
e
n
i
l
a
i
a
n

m
e
l
i
p
u
t
i

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

e
j
a
a
n

y
a
n
g

t
e
p
a
t

d
a
n

k
e
s
e
s
u
a
i
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

d
a
l
a
m

s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

t
e
r
t
e
n
t
u

(
K
4
)


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

b
a
n
y
a
k
n
y
a

u
b
i
n

u
n
t
u
k

m
e
n
u
t
u
p

l
u
a
s

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n



M
e
n
g
u
k
u
r

l
u
a
s

s
e
b
u
a
h

r
u
a
n
g
a
n
/
h
a
l
a
m
a
n
/
l
a
p
a
n
g
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

b
a
n
y
a
k
n
y
a

u
b
i
n

y
a
n
g

d
i
p
e
r
l
u
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
u
t
u
p

l
u
a
s

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
u
k
u
r

l
u
a
s
n
y
a


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
r
h
i
t
u
n
g
a
n

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k


M
e
m
b
u
a
t

l
a
p
o
r
a
n

h
a
s
i
l

k
e
r
j
a

k
e
l
o
m
p
o
k

t
e
r
k
a
i
t

p
e
r
h
i
t
u
n
g
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

d
a
n

d
i
l
a
n
j
u
t
k
a
n

d
e
n
g
a
n

p
r
e
s
e
n
t
a
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k

P
e
n
i
l
a
i
a
n


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

k
e
t
i
k
a

s
i
s
w
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

p
r
a
k
t
i
k

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

d
a
n

p
e
r
h
i
t
u
n
g
a
n


T
e
r
t
u
l
i
s
:

p
e
n
g
u
a
s
a
a
n

k
o
n
s
e
p

l
u
a
s

d
a
n

p
e
m
b
a
g
i
a
n


6

j
p


B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V


A
l
a
t

u
k
u
r

p
a
n
j
a
n
g


S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

m
a
k
n
a

g
e
r
a
k

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

(
K
I

4
)


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

g
e
r
a
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

H
e
m
a
t

E
n
e
r
g
i


M
e
l
a
k
u
k
a
n

g
e
r
a
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

H
e
m
a
t

E
n
e
r
g
i



d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

g
e
r
a
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

H
e
m
a
t

E
n
e
r
g
i


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

g
e
r
a
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

H
e
m
a
t

E
n
e
r
g
i

y
a
n
g

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

m
a
k
n
a

g
e
r
a
k

t
a
r
i

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

H
e
m
a
t

e
n
e
r
g
y

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

m
e
l
a
k
u
k
a
n

m
a
k
n
a

g
e
r
a
k

t
a
r
i
a
n

b
e
r
t
e
m
a

H
e
m
a
t

E
n
e
r
g
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h


6

j
p


V
C
D


B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V

P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
a
h
a
m
i

p
e
n
g
a
r
u
h

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

t
u
b
u
h

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r



M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h

i
s
t
i
r
a
h
a
t

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

s
e
d
e
r
h
a
n
a

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
a
r
i


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h

i
s
t
i
r
a
h
a
t

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

t
u
b
u
h

s
e
c
a
r
a

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

B
e
r
l
a
r
i

k
e

d
e
p
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
n
g
k
a
t

p
a
h
a

r
a
t
a
-
r
a
t
a

a
i
r




7

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
o
l
a

k
e
c
i
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

o
l
a
h
r
a
g
a

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

b
o
l
a

k
e
c
i
l

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m


p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i


L
o
m
b
a

l
a
r
i

c
e
p
a
t

m
e
m
i
n
d
a
h
k
a
n

b
e
n
d
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

s
p
o
r
t
i
f
i
t
a
s

M
e
n
a
n
g
k
a
p

b
o
l
a

m
e
m
a
n
t
u
l

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u

/
d
u
a

t
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

a
t
a
u

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
r
i
l
a
k
u

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
o
l
e
r
a
n
s
i
,

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
i
r
i

d
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n
,

d
a
n

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

p
e
r
b
e
d
a
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h

i
s
t
i
r
a
h
a
t

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

t
u
b
u
h

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

:

l
a
r
i

m
e
n
g
a
n
g
k
a
t

p
a
h
a
,

l
a
r
i

c
e
p
a
t
,

d
a
n

m
e
n
a
n
g
k
a
p

b
o
l
a


P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u




M
I
N
G
G
U

3



P
P
K
n

M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

b
e
n
t
u
k
-
b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i
,

d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h
,

k
e
l
u
a
r
g
a
,

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r

(
K
I

4
)



M
e
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n

b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i
,
d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h
,

k
e
l
u
a
r
g
a
,

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r

d
e
n
g
a
n

r
a
s
a

t
a
n
g
g
u
n
g
j
a
w
a
b





M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
m
a
i
n
a
n

p
e
r
a
n

t
e
n
t
a
n
g

p
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n

b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i
,
d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h
,
k
e
l
u
a
r
g
a
,

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r

d
e
n
g
a
n

r
a
s
a

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

t
i
n
d
a
k

l
a
n
j
u
t

d
a
r
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

p
e
r
a
n

t
e
n
t
a
n
g


b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i
,
d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h
,
k
e
l
u
a
r
g
a
,

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

d
i

s
e
k
i
t
a
r

P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
r
t
u
l
i
s
:

b
e
n
t
u
k
-
b
e
n
t
u
k

k
e
p
a
t
u
h
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

t
a
t
a

t
e
r
t
i
b
,

t
r
a
d
i
s
i
,
d
a
n

a
d
a
t

d
a
l
a
m

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n


P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
i
l
a
k
u

d
a
l
a
m

m
e
m
a
i
n
k
a
n

p
e
r
a
n



6

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
n
y
e
l
i
d
i
k
i

h
u
b
u
n
g
a
n

a
n
t
a
r
a


g
a
y
a
,

g
e
r
a
k
,

d
a
n

e
n
e
r
g
i

s
e
r
t
a

p
e
n
e
r
a
p
a
n
n
y
a

d
a
l
a
m

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

m
a
c
a
m
-
m
a
c
a
m

p
e
s
a
w
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a
.


P
E
S
A
W
A
T

S
E
D
E
R
H
A
N
A

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
a
m
a
t
i

c
a
r
a


6

j
p


B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V

8

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
a
n

m
e
n
y
i
m
p
u
l
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
y
e
l
i
d
i
k
a
n

s
e
c
a
r
a

t
e
r
t
u
l
i
s

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
n
g
e
r
t
i
a
n

p
e
s
a
w
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a
.

M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

t
u
a
s

j
e
n
i
s

1
,

2
,

d
a
n

3

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

t
u
a
s

j
e
n
i
s

1
d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

t
u
a
s

j
e
n
i
s

2
d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

k
a
t
r
o
l

t
e
t
a
p

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

k
a
t
r
o
l

b
e
r
g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

M
e
n
g
e
m
u
k
a
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

p
r
i
n
s
i
p

b
i
d
a
n
g

m
i
r
i
n
g

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i


m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

t
u
a
s

j
e
n
i
s

1
,

2
,

d
a
n

3

s
e
h
i
n
g
g
a

d
a
p
a
t

m
e
m
u
d
a
h
k
a
n

k
e
r
j
a
.

B
e
r
d
i
s
k
u
s
i

u
n
t
u
k

d
a
p
a
t

m
e
m
i
l
i
h


b
e
r
b
a
g
a
i

a
l
a
t

y
a
n
g

c
a
r
a

k
e
r
j
a
n
y
a

s
e
p
e
r
t
i

t
u
a
s

j
e
n
i
s

1
,

2
,

d
a
n

3
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
a
m
a
t
i

c
a
r
a

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
t
r
o
l

t
e
t
a
p

d
a
n

k
a
t
r
o
l

b
e
r
g
e
r
a
k

s
e
h
i
n
g
g
a

d
a
p
a
t

m
e
m
u
d
a
h
k
a
n

k
e
r
j
a
.

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
a
m
a
t
i

c
a
r
a

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

b
i
d
a
n
g

m
i
r
i
n
g

s
e
h
i
n
g
g
a

d
a
p
a
t

m
e
m
u
d
a
h
k
a
n

k
e
r
j
a
.

K
e
g
i
t
a
n

p
r
o
y
e
k
:

M
e
r
a
n
c
a
n
g

m
e
s
i
n

i
m
p
i
a
n

d
a
n

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

s
u
m
b
e
r

e
n
e
r
g
i
n
y
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

P
r
o
d
u
k

p
e
s
a
w
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a

T
e
r
t
u
l
i
s
:

p
e
m
a
h
a
m
a
n

k
o
n
s
e
p

t
e
n
t
a
n
g

p
e
s
a
w
a
t

s
e
d
e
r
h
a
n
a


B
u
k
u

P
e
r
c
o
b
a
a
n

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n
,

d
i
a
l
o
g

y
a
n
g

m
e
n
g
a
n
d
u
n
g

t
a
w
a
r
a
n
,

l
a
r
a
n
g
a
n
,

t
e
g
u
r
a
n
,

p
e
m
b
e
r
i
t
a
h
u
a
n

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

i
n
t
i
n
y
a

d
a
l
a
m

s
a
t
u

a
t
a
u

d
u
a

k
a
l
i
m
a
t


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

i
s
i

k
a
l
i
m
a
t

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n


M
e
n
y
i
m
a
k

p
e
m
b
a
c
a
a
n

t
e
k
s

y
a
n
g

b
e
r
i
s
i

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n

d
a
n

m
e
n
c
a
t
a
t

i
s
i
n
y
a


M
e
n
c
a
t
a
t

p
o
k
o
k
-
p
o
k
o
k

i
s
i

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n


M
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

i
s
i

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n


M
e
n
g
o
m
e
n
t
a
r
i

u
n
g
k
a
p
a
n

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n

t
e
m
a
n


P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:


M
e
n
y
a
m
p
a
i
k
a
n

k
a
l
i
m
a
t

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

j
e
l
a
s

d
a
n

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

i
s
i

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n


4

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

C
o
n
t
o
h

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

t
e
r
t
e
n
t
u

(
K
4
)


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

b
a
n
y
a
k

u
b
i
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n


p
a
d
a

l
u
a
s

d
a
e
r
a
h

t
e
r
t
e
n
t
u


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

y
a
n
g

s
u
d
a
h

d
i
k
e
t
a
h
u
i

l
u
a
s

d
a
e
r
a
h

d
a
n

b
a
n
y
a
k
n
y
a

u
b
i
n


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

(
s
e
g
i

e
m
p
a
t
,

s
e
g
i

l
i
m
a
,

d
a
n

s
e
g
i

e
n
a
m
)


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

b
a
n
y
a
k
n
y
a

u
b
i
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

y
a
n
g

d
i
p
e
r
l
u
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
u
t
u
p

l
u
a
s

d
a
e
r
a
h

t
e
r
t
e
n
t
u


6

j
p


B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V


A
l
a
t

u
k
u
r

p
a
n
j
a
n
g


9

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

P
e
n
i
l
a
i
a
n


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

k
e
t
i
k
a

s
i
s
w
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

p
r
a
k
t
i
k

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n


T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
a
k
s
i
r

j
u
m
l
a
h

u
b
i
n

s
e
g
i

b
a
n
y
a
k

y
a
n
g

d
i
g
u
n
a
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
u
t
u
p

l
u
a
s

d
a
e
r
a
h

t
e
r
t
e
n
t
u


S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

c
a
r
a

m
e
r
o
n
c
e

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
n

a
l
a
m


d
a
n

b
u
a
t
a
n

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

(
K
I

4
)


M
e
m
i
l
i
h


b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
k
a
s

p
a
k
a
i
/
l
i
m
b
a
h
/
d
a
u
r

u
l
a
n
g

u
n
t
u
k

d
i
j
a
d
i
k
a
n

b
a
h
a
n

r
o
n
c
e
a
n


M
e
m
b
u
a
t

r
a
n
c
a
n
g
a
n

r
o
n
c
e
a
n

d
a
r
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
k
a
s

p
a
k
a
i
/
l
i
m
b
a
h
/
d
a
u
r

u
l
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

k
a
r
y
a

r
o
n
c
e


M
e
m
i
l
i
h

w
a
r
n
a

y
a
n
g

s
e
r
a
s
i

d
a
l
a
m

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

r
o
n
c
e


M
e
m
b
u
a
t

h
a
s
i
l

k
a
r
y
a

s
e
b
u
a
h

r
o
n
c
e
a
n

d
a
r
i

r
a
n
c
a
n
g
a
n

y
a
n
g

d
i
b
u
a
t
n
y
a



M
e
m
i
l
i
h

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
k
a
s

p
a
k
a
i
/
l
i
m
b
a
h
/
d
a
u
r

u
l
a
n
g

u
n
t
u
k

d
i
j
a
d
i
k
a
n

b
a
h
a
n

r
o
n
c
e
a
n


M
e
r
a
n
g
k
a
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
k
a
s

p
a
k
a
i
/
l
i
m
b
a
h
/
d
a
u
r

u
l
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

k
a
r
y
a

r
o
n
c
e

P
e
n
i
l
a
i
a
n


P
r
o
s
e
s
:

c
a
r
a

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

r
o
n
c
e


H
a
s
i
l

k
a
r
y
a
:

d
e
s
a
i
n

d
a
n

k
a
r
y
a

r
o
n
c
e


6

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

k
e
l
a
s

I
V

P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
a
h
a
m
i

j
e
n
i
s

c
i
d
e
r
a

s
e
l
a
m
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

d
a
n

m
a
m
p
u

m
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

p
e
r
t
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

a
k
t
i
v
i
t
a
s

k
e
b
u
g
a
r
a
n

j
a
s
m
a
n
i

u
n
t
u
k

m
e
n
c
a
p
a
i

t
i
n
g
g
i

d
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

i
d
e
a
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

k
e
t
e
r
a
m
p
i
l
a
n
/

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
n
y
e
b
a
b

c
i
d
e
r
a

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

k
e
b
u
g
a
r
a
n

j
a
s
m
a
n
i

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

p
e
n
y
e
b
a
b

c
i
d
e
r
a
,

m
i
s
a
l
n
y
a

k
a
r
e
n
a

g
e
r
a
k
a
n

s
a
l
a
h
,

a
l
a
t

y
a
n
g

t
i
d
a
k

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

a
t
a
u

y
a
n
g

l
a
i
n
n
y
a

M
e
m
b
a
c
a

h
a
s
i
l

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

s
e
n
d
i
r
i

M
e
m
p
e
r
a
g
k
a
n

g
e
r
a
k

k
o
p
s
t
a
n
d

s
e
c
a
r
a

m
a
n
d
i
r
i



4

J
P

B
u
k
u

P
l
u
i
t


1
0

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m

(
s
e
p
e
r
t
i
:

h
a
n
d

s
t
a
n
d
,

k
a
y
a
n
g
,

d
s
b
)

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

p
o
s
i
s
i

s
t
a
t
i
s

d
a
n

d
i
n
a
m
i
s
,


t
u
m
p
u
a
n

d
a
n

g
a
n
t
u
n
g
a
n

(
m
i
s
a
l
n
y
a
:

g
e
r
a
k

h
a
n
d

s
t
a
n
d

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
)

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n


p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
i
r
a
m
a


b
e
r
t
e
m
a

b
u
d
a
y
a

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

s
u
d
a
h

d
i
k
e
n
a
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
n
g
i
k
u
t
i

i
r
a
m
a

(
k
e
t
u
k
a
n
)

t
a
n
p
a
/
d
e
n
g
a
n

m
u
s
i
k

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
i
r
a
m
a

p
a
d
a

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m


b
e
r
i
r
a
m
a

m
e
l
a
n
g
k
a
h
,

m
e
n
g
a
y
u
n
,

m
e
l
i
u
k

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

g
e
r
a
k

l
a
n
g
k
a
h

s
e
n
t
u
h


k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
e
r
i
a
r
a
m
a

s
e
c
a
r
a

i
n
d
i
v
i
d
u
,

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
/
b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
o
l
e
r
a
n
s
i
,

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
i
r
i

d
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n
,

d
a
n

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

p
e
r
b
e
d
a
a
n


s
e
l
a
m
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:


T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
n
y
e
b
a
b

c
i
d
e
r
a
,

h
a
s
i
l

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

k
o
p
s
t
a
n
d

d
a
n

g
e
r
a
k

l
a
n
g
k
a
h

s
e
n
t
u
h

b
e
r
i
r
a
m
a

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u





2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I
V

T
e
m
a

4

:

P
e
d
u
l
i

t
e
r
h
a
d
a
p

M
a
k
h
l
u
k

H
i
d
u
p

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h



K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1

K
e
l
a
s


:

I
V

T
e
m
a

4


:

B
e
r
b
a
g
a
i

P
e
k
e
r
j
a
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

:

3

M
i
n
g
g
u


M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r



M
I
N
G
G
U

1



P
P
K
n

M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
a
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)
,

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i

(
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a
)

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

r
u
m
a
h

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

p
e
k
e
r
j
a
a
n

y
a
n
g

m
e
n
g
h
a
s
i
l
k
a
n

b
a
r
a
n
g

d
a
n

j
a
s
a



M
e
n
g
u
m
p
u
l
k
a
n

d
a
t
a

t
e
n
t
a
n
g

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a

m
e
l
a
l
u
i

w
a
w
a
n
c
a
r
a

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

s
e
k
e
l
a
s
n
y
a
.


M
e
m
b
u
a
t

d
a
f
t
a
r

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a

d
a
r
i

h
a
s
i
l

w
a
w
a
n
c
a
r
a
.


B
e
r
d
i
s
k
u
s
i

u
n
t
u
k

m
e
n
g
e
l
o
m
p
k
k
a
n

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n


o
r
a
n
g

t
u
a


M
e
m
a
p
a
r
k
a
n

h
a
s
i
l

d
i
s
k
u
s
i

M
e
n
y
i
m
p
u
l
k
a
n

h
a
s
i
l

d
i
s
k
u
s
i

j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

y
a
n
g

b
a
n
y
a
k

d
i
l
a
k
u
k
a
n

o
l
e
h

o
r
a
n
g

t
u
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

p
e
r
f
o
r
m
a
n
c
e


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a


M
e
m
b
a
c
a

t
e
k
s

t
e
n
t
a
n
g

b
e
r
b
a
g
a
i

t
o
p
i
k
,

m
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
,

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k



M
e
n
y
u
s
u
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

m
e
n
g
e
n
a
i

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
a
c
a

d
i

d
a
l
a
m

h
a
t
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

B
e
r
b
a
g
a
i

P
e
k
e
r
j
a
a
n


M
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
u
k
a
r
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

u
n
t
u
k

s
a
l
i
n
g

m
e
n
j
a
w
a
b


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f
-
p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

a
d
a

d
i

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
y
u
s
u
n

r
i
n
g
k
a
s
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s


K
e
t
e
p
a
t
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


K
e
t
e
p
a
t
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f



3

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


2

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
n
y
e
l
i
d
i
k
i

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
y
e
l
i
d
i
k
a
n

s
e
c
a
r
a

t
e
r
t
u
l
i
s

s
i
f
a
t

b
e
n
d
a

d
a
n

p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
n
y
a

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i



M
e
n
d
i
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n

b
e
n
d
a

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

s
i
f
a
t
n
y
a
:

(
i
)

t
i
d
a
k

t
e
m
b
u
s

a
i
r
,

(
i
i
)

m
e
n
y
e
r
a
p

a
i
r
,

(
i
i
i
)

t
a
h
a
n

a
p
i
,

(
i
v
)

l
e
m
b
u
t

d
a
n

l
e
n
t
u
r
,

(
v
)

k
u
a
t

d
a
n

k
e
r
a
s
,

(
v
i
)

k
e
r
a
s

d
a
n

l
e
n
t
u
r


M
e
m
b
u
a
t

c
o
n
t
o
h

s
u
a
t
u

k
a
r
y
a

h
a
s
i
l

p
e
n
e
r
a
p
a
n

k
o
n
s
e
p

s
i
f
a
t

b
e
n
d
a



M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

b
e
n
d
a

y
a
n
g

m
e
m
i
l
i
k
i

s
i
f
a
t

k
o
n
d
u
k
t
o
r

a
t
a
u

i
s
o
l
a
t
o
r

d
a
n

k
e
g
u
n
a
a
n
n
y
a

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i
.


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

k
e
g
u
n
a
a
n

b
e
n
d
a

y
a
n
g

t
i
d
a
k

t
e
m
b
u
s

a
i
r
,

b
e
n
d
a

y
a
n
g

t
e
m
b
u
s

p
a
n
d
a
n
g
,

m
e
n
y
e
r
a
p

a
i
r
,

t
a
h
a
n

a
p
i
,

b
e
n
d
a

y
a
n
g

l
e
m
b
u
t

d
a
n

l
e
n
t
u
r
,

b
e
n
d
a

y
a
n
g

k
u
a
t

d
a
n

k
e
r
a
s
,

d
a
n

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
a
h
a
n
-
b
a
h
a
n

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

s
i
f
a
t

b
a
h
a
n
n
y
a


P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s
:

p
e
m
a
h
a
m
a
n

k
o
n
s
e
p

t
e
n
t
a
n
g

s
i
f
a
t

b
a
h
a
n

b
e
n
d
a


4

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

B
u
k
u

p
e
r
c
o
b
a
a
n


B
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
r
w
u
j
u
d

p
a
d
a
t
,

c
a
i
r
,

d
a
n

g
a
s


B
e
r
m
a
i
n


p
e
r
a
n

s
e
b
a
g
a
i

f
i
g
u
r

t
e
r
t
e
n
t
u

(
d
o
k
t
e
r
,

g
u
r
u
,

p
e
d
a
g
a
n
g

s
a
y
u
r
,

p
o
l
i
s
i
,

d
s
b
.
)

y
a
n
g


s
e
d
a
n
g

b
e
r
b
i
c
a
r
a
.


M
e
m
e
r
a
n
k
a
n

f
i
g
u
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

c
a
r
a

b
i
c
a
r
a
,

d
a
n

t
i
n
g
k
a
h

l
a
k
u

f
i
g
u
r

y
a
n
g

d
i
p
e
r
a
n
k
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

f
i
g
u
r

t
e
r
t
e
n
t
u

(
b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
k
e
r
j
a
a
n
)

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
p
e
r
a
n
k
a
n


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

c
a
r
a

b
i
c
a
r
a
,

d
a
n

t
i
n
g
k
a
h

l
a
k
u

f
i
g
u
r

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n


M
e
m
e
r
a
n
k
a
n

f
i
g
u
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

c
a
r
a

b
i
c
a
r
a
,

d
a
n

t
i
n
g
k
a
h

l
a
k
u
n
y
a


M
e
n
g
o
m
e
n
t
a
r
i

p
e
m
e
r
a
n
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

t
e
m
a
n


P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

K
e
s
e
s
u
a
i
a
n

p
e
m
e
r
a
n
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

c
a
r
a

b
i
c
a
r
a
,

d
a
n

t
i
n
g
k
a
h

l
a
k
u

f
i
g
u
r

y
a
n
g

d
i
p
e
r
a
n
k
a
n


3

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
m
a
h
a
m
i

f
a
k
t
o
r

d
a
n

k
e
l
i
p
a
t
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n

s
e
r
t
a

b
i
l
a
n
g
a
n

p
r
i
m
a


(
k
3
)


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

c
i
r
i

b
i
l
a
n
g
a
n

p
r
i
m
a


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

b
a
r
i
s
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n

y
a
n
g

m
e
r
u
p
a
k
a
n

k
e
l
i
p
a
t
a
n

s
e
b
u
a
h

b
i
l
a
n
g
a
n

t
e
r
t
e
n
t
u


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
i
l
a
n
g
a
n

y
a
n
g

m
e
r
u
p
a
k
a
n

f
a
k
t
o
r

d
a
r
i

s
e
b
u
a
h

b
i
l
a
n
g
a
n


M
e
n
u
l
i
s

m
o
d
e
l
/
k
a
l
i
m
a
t

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g



M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

c
i
r
i

b
i
l
a
n
g
a
n

p
r
i
m
a


M
e
n
e
m
u
k
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n

p
r
i
m
a

1


1
0
0

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

m
e
n
c
o
r
e
t

d
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

t
a
b
e
l


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

p
o
l
a

b
i
l
a
n
g
a
n

y
a
n
g

d
i
b
e
n
t
u
k

d
a
r
i

k
e
l
i
p
a
t
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
i
l
a
n
g
a
n

y
a
n
g

m
e
r
u
p
a
k
a
n

f
a
c
t
o
r

d
a
r
i

s
e
b
u
a
h

b
i
l
a
n
g
a
n


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

m
o
d
e
l
/

k
a
l
i
m
a
t

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

k
o
n
s
e
p

k
e
l
i
p
a
t
a
n

a
t
a
u

f
a
k
t
o
r

b
i
l
a
n
g
a
n



6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


3

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

k
o
n
s
e
p

k
e
l
i
p
a
t
a
n

a
t
a
u

f
a
k
t
o
r

b
i
l
a
n
g
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
e
n
y
e
l
e
s
a
i
a
n

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

k
o
n
s
e
p

k
e
l
i
p
a
t
a
n

a
t
a
u

f
a
k
t
o
r

b
i
l
a
n
g
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
e
n
y
e
l
e
s
a
i
a
n

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

k
o
n
s
e
p

k
e
l
i
p
a
t
a
n

a
t
a
u

f
a
k
t
o
r

b
i
l
a
n
g
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s
:

p
e
m
a
h
a
m
a
n

k
o
n
s
e
p

f
a
k
t
o
r
,


k
e
l
i
p
a
t
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n
,

d
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n

p
r
i
m
a

P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
i
l
i
k
i

p
e
r
i
l
a
k
u

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

h
i
d
u
p

s
e
h
a
t

d
i

s
e
k
o
l
a
h

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

j
a
l
a
n

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
a
r
i


M
e
m
b
e
l
i

j
a
j
a
n
a
n

d
i

k
a
n
t
i
n

s
e
h
a
t

B
e
r
j
a
l
a
n

k
e

d
e
p
a
n

d
a
n

t
u
m
i
t

m
e
n
y
e
n
t
u
h

p
a
n
t
a
t

B
e
r
l
a
r
i


l
a
n
g
k
a
h

l
a
n
g
k
a
h

k
u
d
a
/
h
o
p

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:


U
n
j
u
k

K
e
r
j
a
:

b
e
r
j
a
l
a
n

k
e

d
e
p
a
n

d
a
n

t
u
m
i
t

m
e
n
y
e
n
t
u
h

p
a
n
t
a
t
,

d
a
n

B
e
r
l
a
r
i


l
a
n
g
k
a
h

l
a
n
g
k
a
h

k
u
d
a
/
h
o
p


P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u



4

J
P

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

P
l
u
i
t


S
i
m
p
a
i


K
a
p
u
r


4

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

m
a
k
n
a

g
e
r
a
k

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k

(
K
I

4
)


M
e
l
a
k
u
k
a
n

g
e
r
a
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

B
e
r
b
a
g
a
i

p
e
k
e
r
j
a
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

g
e
r
a
k

t
a
r
i

y
a
n
g

m
e
n
g
a
c
u

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

g
e
r
a
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

B
e
r
b
a
g
a
i

P
e
k
e
r
j
a
a
n

y
a
n
g

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

m
a
k
n
a

g
e
r
a
k

t
a
r
i

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

B
e
r
b
a
g
a
i

P
e
k
e
r
j
a
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k

P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

m
e
l
a
k
u
k
a
n

m
a
k
n
a

g
e
r
a
k

t
a
r
i
a
n

b
e
r
t
e
m
a

H
e
m
a
t

E
n
e
r
g
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V




M
I
N
G
G
U

2



P
P
K
n

M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
a
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)
,

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i

(
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a
)

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

r
u
m
a
h

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

p
e
k
e
r
j
a
a
n

y
a
n
g

m
e
n
g
h
a
s
i
l
k
a
n

b
a
r
a
n
g

d
a
n

j
a
s
a




M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n


p
e
k
e
r
j
a
a
n

a
y
a
h
,

i
b
u

,
d
a
n

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

l
a
i
n
n
y
a

y
a
n
g

m
e
n
g
h
a
s
i
l
k
a
n

b
a
r
a
n
g

d
a
n

j
a
s
a
.



M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

c
i
r
i

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n


y
a
n
g

m
e
n
g
h
a
s
i
l
k
a
n

b
a
r
a
n
g

d
a
n

j
a
s
a
.


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n


o
r
a
n
g

t
u
a

d
a
n

a
n
g
g
o
t
a

k
e
l
u
a
r
g
a

l
a
i
n
n
y
a
.


M
e
m
p
r
e
s
e
n
t
a
s
i
k
a
n

h
a
s
i
l

k
e
g
i
a
t
a
n

m
e
n
g
g
a
m
b
a
r

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n
.

P
e
n
i
l
a
i
n
:

p
r
o
d
u
k

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
n
y
e
l
i
d
i
k
i

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
y
e
l
i
d
i
k
a
n

s
e
c
a
r
a

t
e
r
t
u
l
i
s

s
i
f
a
t

b
e
n
d
a

d
a
n

p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
n
y
a

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i



M
e
m
b
u
a
t

k
e
s
i
m
p
u
l
a
n

t
e
n
t
a
n
g

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

m
e
n
u
l
s
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t
.


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

b
e
n
d
a

c
a
i
r

d
a
n

m
e
m
b
e
r
i
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

c
a
i
r


M
e
m
b
u
a
t

k
e
s
i
m
p
u
l
a
n

t
e
n
t
a
n
g


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
a
h
a
m
i

s
i
f
a
t

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

d
a
n

m
e
m
b
e
r
i
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t
,

s
e
r
t
a

m
e
n
g
a
m
b
i
l

k
e
s
i
m
p
u
l
a
n

d
a
r
i

k
e
g
i
a
t
a
n

b
a
h
w
a

b
e
n
t
u
k

b
e
n
d
a

p
a
d
a
t

t
e
t
a
p
,

t
i
d
a
k

m
e
n
g
i
k
u
t
i

b
e
n
t
u
k

w
a
d
a
h
n
y
a
,

s
e
r
t
a

d
a
p
a
t

d
i
u
b
a
h

d
e
n
g
a
n

p
e
r
l
a
k
u
a
n

t
e
r
t
e
n
t
u



.


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
a
h
a
m
i

s
i
f
a
t

b
e
n
d
a

c
a
i
r

d
a
n

m
e
m
b
e
r
i
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

c
a
i
r
,

s
e
r
t
a

m
e
n
g
a
m
b
i
l

k
e
s
i
m
p
u
l
a
n

d
a
r
i

k
e
g
i
a
t
a
n

b
a
h
w
a
:

(
i
)

b
e
n
t
u
k

1
0

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

B
u
k
u

p
e
r
c
o
b
a
a
n


B
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
r
w
u
j
u
d

p
a
d
a
t
,

c
a
i
r
,

d
a
n

g
a
s


5

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

b
e
n
d
a

g
a
s

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

c
i
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

g
a
s


b
e
n
d
a

c
a
i
r

t
i
d
a
k

t
e
t
a
p
,

s
e
l
a
l
u

m
n
g
i
k
u
t
i

b
e
n
t
u
k

w
a
d
a
h
n
y
a
,

(
i
i
)

b
e
n
t
u
k

p
e
r
m
u
k
a
a
n

b
e
n
d
a

c
a
i
r

y
a
n
g

t
e
n
a
n
g

s
e
l
a
l
u

d
a
t
a
r
,

(
i
i
i
)

b
e
n
d
a

c
a
i
r

m
e
n
g
a
l
i
r

k
e

t
e
m
p
a
t

r
e
n
d
a
h
,

(
i
v
)

b
e
n
d
a

c
a
i
r

m
e
n
e
k
a
n

k
e

s
e
g
a
l
a

a
r
a
h
,

(
v
)

b
e
n
d
a

c
a
i
r

d
a
p
a
t

m
e
r
e
s
a
p

m
e
l
a
l
u
i

c
e
l
a
h
-
c
e
l
a
h

y
a
n
g

k
e
c
i
l
.


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
c
o
b
a
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
a
h
a
m
i

s
i
f
a
t

b
e
n
d
a

g
a
s

d
a
n

m
e
m
b
e
r
i
k
a
n

c
o
n
t
o
h

b
e
n
d
a

g
a
s
,

s
e
r
t
a

m
e
n
g
a
m
b
i
l

k
e
s
i
m
p
u
l
a
n

d
a
r
i

k
e
g
i
a
t
a
n

b
a
h
w
a
:

(
i
)

g
a
s

d
a
p
a
t

m
e
n
g
i
s
i

s
e
l
u
r
u
h

r
u
a
n
g
,

(
i
i
)

b
e
n
t
u
k

b
e
n
d
a

g
a
s

t
i
d
a
k

t
e
t
a
p

d
a
n

m
e
n
e
k
a
n

k
e

s
e
g
a
l
a
h

a
r
a
h

P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s
:

p
e
m
a
h
a
m
a
n

k
o
n
s
e
p

t
e
n
t
a
n
g

w
u
j
u
d

b
e
n
d
a


M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

k
e
l
i
p
a
t
a
n

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

d
u
a

b
u
a
h

b
i
l
a
n
g
a
n

d
a
n

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

k
e
l
i
p
a
t
a
n

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

t
e
r
k
e
c
i
l

(
K
P
K
)
(
K
3
)


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

k
e
l
i
p
a
t
a
n

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

t
e
r
k
e
c
i
l

(
K
P
K
)

d
a
r
i

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
i
n
s
i
p

k
e
l
i
p
a
t
a
n

p
e
s
e
k
u
t
u
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

f
a
k
t
o
r

p
r
i
m
a

s
e
b
u
a
h

b
i
l
a
n
g
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

K
P
K


d
a
r
i

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

f
a
k
t
o
r
i
s
a
s
i

p
r
i
m
a

a
t
a
u

t
a
b
e
l

p
e
m
f
a
k
t
o
r
a
n



M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

k
e
l
i
p
a
t
a
n

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

t
e
r
k
e
c
i
l

(

K
P
K
)

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
i
n
s
i
p

k
e
l
i
p
a
t
a
n

p
e
s
e
k
u
t
u
a
n


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

f
a
k
t
o
r

p
r
i
m
a

s
e
b
u
a
h

b
i
l
a
n
g
a
n


M
e
n
e
m
u
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

k
e
l
i
p
a
t
a
n

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

t
e
r
k
e
c
i
l

(
K
P
K
)

d
a
r
i

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
i
n
s
i
p

k
e
l
i
p
a
t
a
n

b
i
l
a
n
g
a
n

m
e
l
a
l
u
i

d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k


M
e
n
e
m
u
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

k
e
l
i
p
a
t
a
n

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

t
e
r
k
e
c
i
l

(
K
P
K
)

d
a
r
i

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
i
n
s
i
p

f
a
k
t
o
r
i
s
a
s
i

p
r
i
m
a

a
t
a
u

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

t
a
b
e
l

p
e
m
f
a
k
t
o
r
a
n

m
e
l
a
l
u
i

d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

k
e
l
i
p
a
t
a
n

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

t
e
r
k
e
c
i
l

(
K
P
K
)

d
a
r
i

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

y
a
n
g

d
i
a
n
g
g
a
p

p
a
l
i
n
g

m
u
d
a
h

o
l
e
h

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k


P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

K
P
K


d
a
r
i

d
u
a

b
u
a
h

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

y
a
n
g

d
i
a
n
g
g
a
p

p
a
l
i
n
g

m
u
d
a
h

o
l
e
h

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k



6


j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


6

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n



d
i
s
i
p
l
i
n

d
a
n

t
a
a
t

a
t
u
r
a
n

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a

(
K
I

2
)


M
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

t
u
g
a
s

t
e
p
a
t

w
a
k
t
u


M
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

t
u
g
a
s

d
e
n
g
a
n

t
i
d
a
k

m
e
n
y
o
n
t
e
k

k
a
r
y
a

t
e
m
a
n


M
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a
/
k
e
r
j
a


M
e
r
a
p
i
k
a
n

a
l
a
t

d
a
n

b
a
h
a
n

s
e
t
e
l
a
h

b
e
r
k
a
r
y
a

d
a
n

m
e
m
b
u
a
n
g

s
a
m
p
a
h

p
a
d
a

t
e
m
p
a
t
n
y
a


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
,

b
e
r
n
y
a
n
y
i
,

m
e
n
a
r
i

d
a
n

b
e
r
k
a
r
y
a

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

m
i
n
a
t

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

P
e
n
i
l
a
i
a
n


P
e
n
g
a
m
a
t
a
n
:

p
a
d
a

s
a
a
t

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
m
u
l
a
i
,

m
e
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n
,

d
a
n

m
e
n
y
e
l
e
s
i
a
k
a
n

k
a
r
y
a
/
k
e
g
i
a
t
a
n




3

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
m
b
u
a
t

a
l
a
t

p
e
r
a
g
a


p
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n

b
a
h
a
n

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

(
K
I

4
)


M
e
m
i
l
i
h

b
a
h
a
n

a
l
a
m

y
a
n
g

a
d
a

d
i
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
u
a
t

a
l
a
t

p
e
r
a
g
a

(
m
i
s
a
l
n
y
a
:

p
a
r
a
s
u
t
,

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g
,

t
e
l
e
p
o
n
-
t
e
l
e
p
o
n
a
n
,

c
e
l
e
n
g
a
n
,

b
a
l
i
n
g
-
b
a
l
i
n
g
,

k
u
b
u
s
,

d
l
l
.
)



M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

b
a
h
a
n
-
b
a
h
a
n

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
p
a
k
a
i

u
n
t
u
k

m
e
m
b
u
a
t

a
l
a
t

p
e
r
a
g
a


M
e
m
b
u
a
t

d
e
s
a
i
n

a
l
a
t

p
e
r
a
g
a


P
e
n
i
l
a
i
a
n


P
r
o
s
e
s
:

c
a
r
a

m
e
m
b
u
a
t

a
l
a
t

p
e
r
a
g
a


P
r
o
d
u
k
:

a
l
a
t

p
e
r
a
g
a

y
a
n
g

d
i
h
a
s
i
l
k
a
n

3

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
o
l
a

k
e
c
i
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

o
l
a
h
r
a
g
a

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

b
o
l
a

k
e
c
i
l


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
o
s
i
s
i

t
u
b
u
h

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
a
a
t

b
e
r
j
a
l
a
n

d
a
n

b
e
r
l
a
r
i

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m


p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

p
o
s
i
s
i
s

t
u
b
u
h

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
a
a
t

b
e
r
j
a
l
a
n

M
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

b
o
l
a

m
e
n
d
a
t
a
r

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

a
t
a
u

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
r
i
l
a
k
u

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
o
l
e
r
a
n
s
i
,

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
i
r
i

d
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n
,

d
a
n

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

p
e
r
b
e
d
a
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
o
s
i
s
i

t
u
b
u
h

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
a
a
t

b
e
r
j
a
l
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

m
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

b
o
l
a

m
e
n
d
a
t
a
r

4

J
P

B
o
l
a

k
a
s
t
i

P
l
u
i
t

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

7

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r



M
I
N
G
G
U

3



P
P
K
n

M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
a
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)
,

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i

(
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a
)

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

r
u
m
a
h

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

p
e
k
e
r
j
a
a
n

y
a
n
g

m
e
n
g
h
a
s
i
l
k
a
n

b
a
r
a
n
g

d
a
n

j
a
s
a




B
e
l
a
j
a
r


d
i

l
u
a
r

k
e
l
a
s

d
e
n
g
a
n

m
e
n
d
a
t
a
n
g
i

t
e
m
p
a
t
-
t
e
m
p
a
t

j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

m
i
s
a
l
n
y
a

p
e
t
a
n
i
,

n
e
l
a
y
a
n
,

p
i
l
o
t

d
l
l


M
e
n
u
l
i
s

h
a
s
i
l

l
a
p
o
r
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n


M
e
n
d
a
t
a
n
g
k
a
n


n
a
r
a

s
u
m
b
e
r

k
e

k
e
l
a
s


p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

t
e
n
t
a
n
g

p
e
k
e
r
j
a
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n
.


P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s

:

m
e
n
g
u
k
u
r

p
e
n
g
u
a
s
a
a
n


m
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a

d
i



l
i
n
g
k
u
n
g
a
n


P
e
r
f
o
r
m
a
n
c
e

(

p
r
e
s
e
n
t
a
s
i
)


P
r
o
d
u
k

(

h
a
s
i
l

g
a
m
b
a
r
,


h
a
s
i
l

l
a
p
o
r
a
n

k
u
n
j
u
n
g
a
n

)



6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
n
y
e
l
i
d
i
k
i

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
y
e
l
i
d
i
k
a
n

s
e
c
a
r
a

t
e
r
t
u
l
i
s

s
i
f
a
t

b
e
n
d
a

d
a
n

p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
n
y
a

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i



M
e
m
p
r
e
s
e
n
t
a
s
i
k
a
n

k
e
t
e
p
a
t
a
n

b
a
h
a
n

y
a
n
g

d
i
p
a
k
a
i

p
a
d
a

s
u
a
t
u

p
r
o
d
u
k



M
e
n
g
a
m
a
t
i

s
i
f
a
t

b
a
h
a
n

d
a
l
a
m

s
u
a
t
u

p
r
o
d
u
k


M
e
n
g
a
n
a
l
i
s
a

k
e
t
e
p
a
t
a
n

b
a
h
a
n

y
a
n
g

d
i
p
a
k
a
i

d
a
l
a
m

s
u
a
t
u

p
r
o
d
u
k


M
e
m
p
r
e
s
e
n
t
a
s
i
k
a
n

k
e
t
e
p
a
t
a
n

b
a
h
a
n

y
a
n
g

d
i
p
a
k
a
i

d
a
l
a
m

s
u
a
t
u

p
r
o
d
u
k

P
e
n
i
l
a
i
a
n


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

P
r
e
s
e
n
t
a
s
i

h
a
s
i
l

k
e
l
o
m
p
o
k

1
0

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

B
u
k
u

p
e
r
c
o
b
a
a
n


B
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
r
w
u
j
u
d

p
a
d
a
t
,

c
a
i
r
,

d
a
n

g
a
s


M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
m
b
u
a
t

s
u
a
t
u

j
a
d
w
a
l

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

b
e
r
u
l
a
n
g

d
a
n

e
f
e
k
t
i
f

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
i
n
s
i
p

K
P
K

d
a
l
a
m

k
a
l
e
n
d
e
r

(
k
2
)



M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

K
P
K

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

d
i
a
g
r
a
m
,

g
a
m
b
a
r
,

s
i
m
b
o
l
,

t
a
b
e
l

a
t
a
u

b
e
n
t
u
k

l
a
i
n
n
y
a


M
e
n
u
l
i
s

m
o
d
e
l
/
k
a
l
i
m
a
t

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

K
P
K


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
e
n
y
e
l
e
s
a
i
a
n

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

K
P
K


M
e
m
b
u
a
t

s
u
a
t
u

j
a
d
w
a
l


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
y
a
j
i
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

K
P
K

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

d
i
a
g
r
a
m
,

g
a
m
b
a
r
,

s
i
m
b
o
l
,

t
a
b
e
l

a
t
a
u

b
e
n
t
u
k

l
a
i
n
n
y
a


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i


m
a
s
a
l
a
h

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
s
e
l
e
s
a
i
k
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
i
n
s
i
p

K
P
K

m
e
l
a
l
u
i

d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k


M
e
n
e
m
u
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
i
n
s
i
p

K
P
K

m
e
l
a
l
u
i

d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k


M
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

K
P
K

u
n
t
u
k

m
e
m
b
u
a
t

s
u
a
t
u

j
a
d
w
a
l

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

b
e
r
u
l
a
n
g

d
a
n

e
f
e
k
t
i
f

d
a
l
a
m

k
a
l
e
n
d
e
r



6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


8

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

b
e
r
u
l
a
n
g

d
a
n

e
f
e
k
t
i
f

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
i
n
s
i
p

K
P
K

d
a
l
a
m

k
a
l
e
n
d
e
r


P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
e
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

K
P
K


P
o
d
u
k

:

M
e
m
b
u
a
t

s
u
a
t
u

j
a
d
w
a
l

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

b
e
r
u
l
a
n
g

d
a
n

e
f
e
k
t
i
f

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
i
n
s
i
p

K
P
K

d
a
l
a
m

k
a
l
e
n
d
e
r

P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
a
h
a
m
i

g
i
z
i

d
a
n

m
e
n
u

s
e
i
m
b
a
n
g

d
a
l
a
m

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
h
a
t
a
n

t
u
b
u
h

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
o
l
a

k
e
c
i
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

o
l
a
h
r
a
g
a

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

b
o
l
a

k
e
c
i
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n


p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
i
r
a
m
a


b
e
r
t
e
m
a

b
u
d
a
y
a

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

s
u
d
a
h

d
i
k
e
n
a
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
n
g
i
k
u
t
i

i
r
a
m
a

(
k
e
t
u
k
a
n
)

t
a
n
p
a
/
d
e
n
g
a
n

m
u
s
i
k

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

m
a
c
a
m

m
a
k
a
n
a
n

y
a
n
g

m
e
n
g
a
n
d
u
n
g

(
K
a
r
b
o
i
d
r
a
t
,

P
r
o
t
e
i
n
,

L
e
m
a
k
,

V
i
t
a
m
i
n
,

M
i
n
e
r
a
l

)

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m


p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
i
r
a
m
a

p
a
d
a

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m


b
e
r
i
r
a
m
a

m
e
l
a
n
g
k
a
h
,

m
e
n
g
a
y
u
n
,

m
e
l
i
u
K

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
r
t
i

g
i
z
i

s
e
i
m
b
a
n
g

B
e
r
l
a
r
i

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

m
e
n
g
i
k
u
t
i

a
b
a
-
a
b
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
a
n
g
k
a
h

k
e

d
e
p
a
n
,

k
e

b
a
l
a
k
a
n
g
,

m
e
n
y
e
r
o
n
g
,

k
e

s
a
m
p
i
n
g

k
i
r
i
/
k
a
n
a
n

s
e
c
a
r
a

i
n
d
i
v
i
d
u
,

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
/
b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
o
l
e
r
a
n
s
i
,

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
i
r
i

d
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n
,

d
a
n

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

p
e
r
b
e
d
a
a
n


s
e
l
a
m
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

g
i
z
i

s
e
i
m
b
a
n
g


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

b
e
r
l
a
r
i

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

m
e
n
g
i
k
u
t
i

a
b
a
-
a
b
a

d
a
n

m
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
a
n
g
k
a
h

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

4

J
P

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

P
l
u
i
t


S
i
m
p
a
i


K
a
p
u
r




2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I
V

T
e
m
a

5

:

M
e
n
g
h
a
r
g
a
i

J
a
s
a

P
a
h
l
a
w
a
n

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h



K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1

K
e
l
a
s


:

I
V

T
e
m
a

5


:

M
e
n
g
h
a
r
g
a
i

J
a
s
a

P
a
h
l
a
w
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

:

3

M
i
n
g
g
u


M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r



M
I
N
G
G
U

1



P
P
K
n

M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

k
e
t
e
l
a
d
a
n
a
n

t
o
k
o
h


p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

R
I

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n




M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n


k
e
t
e
l
a
d
a
n
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

(
k
r
e
a
t
i
f
,

m
a
n
d
i
r
i
,

r
a
s
a

i
n
g
i
n

t
a
h
u
)





M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

t
o
k
o
h
-
t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a

m
e
l
a
l
u
i

g
a
m
b
a
r


t
o
k
o
h
-
t
o
k
o
h
.


M
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

s
i
s
w
a

m
e
n
c
a
r
i

t
o
k
o
h
-
t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

R
I


M
e
n
c
a
r
i

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

s
u
m
b
e
r

k
e
t
e
l
a
d
a
n
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

R
I


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

s
i
k
a
p
/
p
e
r
i
l
a
k
u

d
a
r
i

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

y
a
n
g

b
i
s
a

d
i
t
e
l
a
d
a
n
i



M
e
n
c
a
r
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

t
e
n
t
a
n
g

k
e
h
i
d
u
p
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
b
a
g
a
i

l
i
t
e
r
a
t
u
r

a
t
a
u

s
u
m
b
e
r
-
s
u
m
b
e
r

l
a
i
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

m
e
m
b
e
r
i
k
a
n

j
a
w
a
b
a
n

r
a
s
a

i
n
g
i
n

t
a
h
u

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
t
e
l
a
d
a
n
a
n

t
o
k
o
h


p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

R
I

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
t
e
m
p
a
t

(
K
I

2
)


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
p
e
r
i
l
a
k
u

m
e
n
e
l
a
d
a
n
i

p
a
r
a

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h
,

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

d
e
n
g
a
n

r
a
s
a

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

d
a
n

k
r
e
a
t
i
f


B
e
r
m
a
i
n

p
e
r
a
n

(
r
o
l
e

p
l
a
y
i
n
g
)

t
e
n
t
a
n
g

s
i
k
a
p

t
e
l
a
d
a
n

p
a
r
a

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

(
s
e
p
e
r
t
i

c
i
n
t
a

t
a
n
a
h

a
i
r
,

m
e
m
e
n
t
i
n
g
k
a
n

k
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n

u
m
u
m
,

b
e
r
t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

d
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a
)


M
e
m
b
a
h
a
s

p
e
n
a
m
p
i
l
a
n

r
o
l
e

p
l
a
y
i
n
g

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

f
o
r
m
a
t

p
e
n
i
l
a
i
a
n

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
s
i
a
p
k
a
n


M
e
n
y
i
m
p
u
l
k
a
n

h
a
s
i
l

d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

r
a
s
a

t
a
n
g
g
u
n
g
j
a
w
a
b

P
e
n
i
l
a
i
a
n


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

p
r
o
s
e
s

p
a
d
a

s
a
a
t

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
m
e
r
a
n
k
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

a
s
p
e
k
-
a
s
p
e
k

:

k
e
t
e
r
a
m
p
i
l
a
n

d
a
l
a
m

m
e
m
e
r
a
n
k
a
n

t
o
k
o
h
,

b
a
h
a
s
a
,

k
e
s
o
p
a
n
a
n
/
s
i
k
a
p
.


4

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


2

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
m
b
a
c
a

n
a
s
k
a
h

d
r
a
m
a

a
n
a
k
-
a
n
a
k

(
t
e
n
t
a
n
g

b
e
r
b
a
g
a
i

t
o
p
i
k
)

d
a
n

m
e
m
e
r
a
n
k
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

e
k
s
p
r
e
s
i

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i



M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

t
o
k
o
h
,

t
e
m
a
,

d
a
n

l
a
t
a
r

d
a
l
a
m

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k


M
e
n
c
a
t
a
t

t
o
k
o
h
,

t
e
m
a
,

d
a
n

l
a
t
a
r

d
a
l
a
m

d
r
a
m
a

a
n
a
k
.


M
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

i
s
i

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

i
s
i

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k

(
t
o
k
o
h
,

w
a
t
a
k
,

l
a
t
a
r
,

a
l
u
r
)

d
a
l
a
m

d
r
a
m
a

d
i

h
a
d
a
p
a
n

t
e
m
a
n

s
e
k
e
l
a
s


M
e
m
e
r
a
n
k
a
n

d
r
a
m
a

a
n
a
k


M
e
m
b
a
c
a

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
p
a
h
l
a
w
a
n
a
n


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

n
a
m
a

t
o
k
o
h
,

w
a
t
a
k
,

l
a
t
a
r
,

d
a
n

a
l
u
r

d
a
l
a
m

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k
.


M
e
n
c
a
t
a
t

n
a
m
a

t
o
k
o
h
,

w
a
t
a
k
,

l
a
t
a
r
,

d
a
n

a
l
u
r

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k
.


M
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

i
s
i

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

i
s
i

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k

(
n
a
m
a

t
o
k
o
h
,

w
a
t
a
k
,

l
a
t
a
r
,

d
a
n

a
l
u
r
)


M
e
m
e
r
a
n
k
a
n

d
r
a
m
a

a
n
a
k

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

w
a
t
a
k

t
o
k
o
h
,

l
a
t
a
r
,

d
a
n

a
l
u
r

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s
:

M
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

s
e
s
u
a
i

i
s
i

t
e
k
s

d
r
a
m
a

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

M
e
m
e
r
a
n
k
a
n

d
r
a
m
a

a
n
a
k

s
e
s
u
a
i
d
e
n
g
a
n

w
a
t
a
k

t
o
k
o
h
,

l
a
t
a
r
,

d
a
n

a
l
u
r


1
0

j
p


B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

f
a
k
t
o
r

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

d
u
a

b
u
a
h

b
i
l
a
n
g
a
n

d
a
n

f
a
k
t
o
r

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

t
e
r
b
e
s
a
r

(
F
P
B
)

(
K
3
)


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

f
a
k
t
o
r

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

f
a
k
t
o
r


p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

t
e
r
b
e
s
a
r


(
F
P
B
)

d
a
r
i

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

f
a
c
t
o
r

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

F
P
B

d
a
r
i

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

f
a
k
t
o
r
i
s
a
s
i

p
r
i
m
a

a
t
a
u

t
a
b
e
l

p
e
m
f
a
k
t
o
r
a
n



M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

f
a
k
t
o
r

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n


M
e
n
e
m
u
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

f
a
k
t
o
r


p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

t
e
r
b
e
s
a
r


(
F
P
B
)

d
a
r
i

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
i
n
s
i
p

f
a
a
k
t
o
r

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

m
e
l
a
l
u
i

d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k


M
e
n
e
m
u
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

f
a
k
t
o
r


p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

t
e
r
b
e
s
a
r


(
F
P
B
)

d
a
r
i

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
i
n
s
i
p

f
a
k
t
o
r
i
s
a
s
i

p
r
i
m
a

a
t
a
u

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

t
a
b
e
l

p
e
m
f
a
k
t
o
r
a
n

m
e
l
a
l
u
i

d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

k
e
l
i
p
a
t
a
n

f
a
k
t
o
r


p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

t
e
r
b
e
s
a
r


(
F
P
B
)

d
a
r
i

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

y
a
n
g

d
i
a
n
g
g
a
p

p
a
l
i
n
g

m
u
d
a
h

o
l
e
h

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

f
a
c
t
o
r

b
i
l
a
n
g
a
n

d
a
r
i

b
i
l
a
n
g
a
n

y
a
n
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n



6

J
P

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


3

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r


T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s

:

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

F
P
B

d
a
r
i

d
u
a

b
i
l
a
n
g
a
n

y
a
n
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n

d
e
n
g
a
n

c
a
r
a

y
a
n
g

d
i
a
n
g
g
a
p

p
a
l
i
n
g

m
u
d
a
h

o
l
e
h

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

d
a
n

p
e
d
u
l
i

t
e
r
h
a
d
a
p

a
l
a
m

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
k
a
r
y
a

(
K
I

2
)



M
e
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n

a
l
a
m

d
e
n
g
a
n

b
a
i
k

u
n
t
u
k

b
e
r
k
a
r
y
a


M
e
m
b
u
a
n
g

s
a
m
p
a
h

p
a
d
a

t
e
m
p
a
t
n
y
a


M
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

t
u
g
a
s

t
e
p
a
t

w
a
k
t
u


M
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
a
h
a
n

y
a
n
g

m
u
d
a
h

d
i
d
a
u
r

u
l
a
n
g


B
e
r
s
a
m
a
-

s
a
m
a

t
i
d
a
k

m
e
r
u
s
a
k

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r
,

b
e
r
n
y
a
n
y
i
,

m
e
n
a
r
i

d
a
n

b
e
r
k
a
r
y
a

s
e
s
u
a
i

m
i
n
a
t

m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g

y
a
n
g

t
i
d
a
k

m
e
r
u
s
a
k

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n


P
e
n
g
a
m
a
t
a
n
:

s
i
k
a
p

t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b

d
a
n

p
e
d
u
l
i

t
e
r
h
a
d
a
p

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n




3

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

m
o
d
e
l

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

l
a
n
g
s
u
n
g


(
K
I

4
)


M
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

d
e
n
g
a
n

m
o
d
e
l

m
a
n
u
s
i
a
.


M
e
m
i
l
i
h

d
a
n

m
e
n
y
i
a
p
k
a
n

m
o
d
e
l

m
a
n
u
s
i
a

s
e
r
t
a

a
l
a
t

g
a
m
b
a
r


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

m
a
n
u
s
i
a

d
e
n
g
a
n

m
e
l
i
h
a
t

m
o
d
e
l
/
o
b
j
e
k

l
a
n
g
s
u
n
g

P
e
n
i
l
a
i
a
n


P
r
o
d
u
k
:

G
a
m
b
a
r

m
o
d
e
l


3

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
a
h
a
m
i

g
i
z
i

d
a
n

m
e
n
u

s
e
i
m
b
a
n
g

d
a
l
a
m

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
h
a
t
a
n

t
u
b
u
h

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
o
l
a

k
e
c
i
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

o
l
a
h
r
a
g
a

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

b
o
l
a

k
e
c
i
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

k
e
t
e
r
a
m
p
i
l
a
n
/

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m

(
s
e
p
e
r
t
i
:

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

m
a
c
a
m

m
a
k
a
n
a
n

y
a
n
g

m
e
n
g
a
n
d
u
n
g

(
K
a
r
b
o
i
d
r
a
t
,

P
r
o
t
e
i
n
,

L
e
m
a
k
,

V
i
t
a
m
i
n
,

M
i
n
e
r
a
l

)

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m


p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

p
o
s
i
s
i

s
t
a
t
i
s

d
a
n

d
i
n
a
m
i
s

M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

m
e
n
u

s
e
i
m
b
a
n
g

M
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

b
o
l
a

m
e
l
a
m
b
u
n
g

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

a
t
a
u

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
r
i
l
a
k
u

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
o
l
e
r
a
n
s
i
,

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
i
r
i

d
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n
,

d
a
n

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

p
e
r
b
e
d
a
a
n

B
e
r
d
i
r
i

d
i
a
t
a
s

b
a
t
u

b
a
t
a
/
b
a
l
o
k

d
a
l
a
m

b
e
b
e
r
a
p
a

h
i
t
u
n
g
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:


4

J
P

B
u
k
u

P
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

B
o
l
a

k
a
s
t
i

B
a
t
u

b
a
t
a

k
a
p
u
r

4

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

h
a
n
d

s
t
a
n
d
,

k
a
y
a
n
g
,

d
s
b
)

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

p
o
s
i
s
i

s
t
a
t
i
s

d
a
n

d
i
n
a
m
i
s
,


t
u
m
p
u
a
n

d
a
n

g
a
n
t
u
n
g
a
n

(
m
i
s
a
l
n
y
a
:

g
e
r
a
k

h
a
n
d

s
t
a
n
d

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
)

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

m
e
n
u

s
e
i
m
b
a
n
g

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

M
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

b
o
l
a

m
e
l
a
m
b
u
n
g
,

d
a
n

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

b
e
r
d
i
r
i

d
i

a
t
a
s

b
a
t
u

b
a
t
a

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

P
e
r
i
l
a
k
u




M
I
N
G
G
U

2



P
P
K
n

M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

k
e
t
e
l
a
d
a
n
a
n

t
o
k
o
h


p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

R
I

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n




M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
h
i
d
u
p
a
n

T
o
k
o
h

P
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

(
r
a
s
a

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i
,

k
r
e
a
t
i
f
,

m
a
n
d
i
r
i
)





M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

k
e
h
i
d
u
p
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

h
a
s
i
l

s
t
u
d
i

l
i
t
e
r
a
t
u
r

a
t
a
u

s
u
m
b
e
r

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
p
e
r
c
a
y
a

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

b
a
i
k

d
a
n

b
e
n
a
r


T
a
n
y
a

j
a
w
a
b

t
e
n
t
a
n
g

k
e
h
i
d
u
p
a
n

t
o
k
o
h
-
t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

R
I


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

s
a
l
a
h

s
a
t
u

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i

P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
r
t
u
l
i
s

(

h
a
s
i
l


m
e
n
u
l
i
s
k
a
n


k
e
h
i
d
u
p
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r
)

P
r
o
d
u
k

(

H
a
s
i
l

g
a
m
b
a
r


s
a
l
a
h

s
a
t
u

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

R
I

)

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

B
e
r
b
i
c
a
r
a

s
p
o
n
t
a
n

t
e
n
t
a
n
g

d
i
r
i

s
e
n
d
i
r
i
,

k
e
l
u
a
r
g
a
,

d
a
n

s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

p
i
k
i
r
a
n
,

g
a
g
a
s
a
n
,

d
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n

m
e
l
a
l
u
i

i
s
i

p
e
m
b
i
c
a
r
a
a
n


M
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

s
a
n
t
u
n


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
e
n
g
a
n

s
e
k
s
a
m
a

p
e
m
b
i
c
a
r
a
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n

(
d
i
a
l
o
g

a
t
a
u

d
i
s
k
u
s
i
)


M
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

p
i
k
i
r
a
n
,

g
a
g
a
s
a
n
,

d
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n

s
e
c
a
r
a

s
p
o
n
t
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
m
b
i
c
a
r
a
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

s
o
p
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:


K
e
t
e
p
a
t
a
n

p
i
k
i
r
a
n
,

g
a
g
a
s
a
n
,

d
a
n

p
e
r
a
s
a
a
n

y
a
n
g

d
i
u
n
g
k
a
n

d
e
n
g
a
n

i
s
i

p
e
m
b
i
c
a
r
a
a
n


M
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

B
a
h
a
s
a

y
a
n
g

s
o
p
a
n

3

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
m
b
a
c
a

t
e
k
s

t
e
n
t
a
n
g

b
e
r
b
a
g
a
i

t
o
p
i
k
,

m
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
,

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k


M
e
n
y
u
s
u
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

m
e
n
g
e
n
a
i

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
a
c
a

d
i

d
a
l
a
m

h
a
t
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

M
e
n
g
h
a
r
g
a
i

J
a
s
a

P
a
h
l
a
w
a
n


M
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
u
k
a
r
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

u
n
t
u
k

s
a
l
i
n
g

m
e
n
j
a
w
a
b


4

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


5

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f
-
p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

a
d
a

d
i

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

y
a
n
g

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n

s
e
n
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

y
a
n
g

d
i
t
u
l
i
s

t
e
m
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s


K
e
t
e
p
a
t
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


K
e
t
e
p
a
t
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f


M
e
m
b
a
c
a

d
a
n

m
e
n
e
m
u
k
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s

/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


u
n
t
u
k

m
e
n
e
m
u
k
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i
n
y
a

d
i

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a


M
e
m
b
a
c
a

k
e
m
b
a
l
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

M
e
n
g
h
a
r
g
a
i

J
a
s
a

P
a
h
l
a
w
a
n


M
e
n
c
a
t
a
t

k
a
t
a
-
k
a
t
a


y
a
n
g

d
i
a
n
g
g
a
p

s
u
l
i
t

a
r
t
i
n
y
a

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a
,

l
a
l
u

m
e
n
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i

d
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a
-
k
a
t
a


t
e
r
s
e
b
u
t

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
o
n
t
e
k
s
n
y
a


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i
n
y
a

d
i

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s
:



M
e
n
e
m
u
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

d
i

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

c
a
r
a

m
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a

4
j
p

K
a
m
u
s

a
t
a
u

e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

f
a
k
t
o
r

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

d
u
a

b
u
a
h

b
i
l
a
n
g
a
n

d
a
n

f
a
k
t
o
r

p
e
r
s
e
k
u
t
u
a
n

t
e
r
b
e
s
a
r

(
F
P
B
)

(
K
3
)


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

F
P
B

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

d
i
a
g
r
a
m
,

g
a
m
b
a
r
,

s
i
m
b
o
l
,

t
a
b
e
l

a
t
a
u

b
e
n
t
u
k

l
a
i
n
n
y
a


M
e
n
u
l
i
s

m
o
d
e
l
/
k
a
l
i
m
a
t

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

F
P
B


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
e
n
y
e
l
e
s
a
i
a
n

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

F
P
B


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
y
a
j
i
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

F
P
B

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

d
i
a
g
r
a
m
,

g
a
m
b
a
r
,

s
i
m
b
o
l
,

t
a
b
e
l

a
t
a
u

b
e
n
t
u
k

l
a
i
n
n
y
a


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i


m
a
s
a
l
a
h

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
s
e
l
e
s
a
i
k
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
i
n
s
i
p

F
P
B

m
e
l
a
l
u
i

d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k


M
e
n
e
m
u
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
i
n
s
i
p

F
P
B

m
e
l
a
l
u
i

d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


6

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r


P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
e
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

K
P
K


P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
a
h
a
m
i

t
i
n
g
g
i

d
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

i
d
e
a
l

d
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h
n
y
a

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l



M
e
m
a
h
a
m
i

p
e
n
y
e
b
a
b

k
e
l
e
b
i
h
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

j
a
l
a
n

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
a
r
i


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
k
a
s
i

p
o
l
a

m
a
k
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

m
e
n
y
e
b
a
b
k
a
n

k
e
l
e
b
i
h
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

B
e
r
j
a
l
a
n

l
a
n
g
k
a
h

l
a
n
g
k
a
h

k
u
d
a
/
h
o
p

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

d
i
s
i
p
l
i
n

B
e
r
l
a
r
i

k
e

m
e
n
g
i
k
u
t
i

l
i
n
t
a
s
a
n

b
e
r
b
e
l
o
k
-
b
e
l
o
k

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
o
l
a

m
a
k
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

m
e
n
y
e
b
a
b
k
a
n

k
e
l
e
b
i
h
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:


b
e
r
j
a
l
a
n

l
a
n
g
k
a
h

l
a
n
g
k
a
h

k
u
d
a
/
h
o
p

d
a
n

b
e
r
l
a
r
i

k
e

m
e
n
g
i
k
u
t
i

l
i
n
t
a
s
a
n

b
e
r
b
e
l
o
k
-
b
e
l
o
k

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

P
e
r
i
l
a
k
u

4

J
P

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

K
a
p
u
r

P
l
u
i
t


s
i
m
p
a
i

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a

M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

m
o
d
e
l

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

l
a
n
g
s
u
n
g


(
K
I

4
)


M
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

d
e
n
g
a
n

m
o
d
e
l

m
a
n
u
s
i
a
.


M
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

d
e
n
g
a
n

m
o
d
e
l

b
i
n
a
t
a
n
g
.


M
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

d
e
n
g
a
n

m
o
d
e
l

t
u
m
b
u
h
a
n

(
b
u
n
g
a

d
a
n

b
u
a
h
)
.


M
e
m
i
l
i
h

d
a
n

m
e
n
y
i
a
p
k
a
n

m
o
d
e
l

h
e
w
a
n

d
a
n

t
u
m
b
u
h
a
n

s
e
r
t
a

a
l
a
t

g
a
m
b
a
r


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

h
e
w
a
n

d
a
n

t
u
m
b
u
h
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
l
i
h
a
t

m
o
d
e
l
/
o
b
j
e
k

l
a
n
g
s
u
n
g

P
e
n
i
l
a
i
a
n


P
r
o
d
u
k
:

G
a
m
b
a
r

m
o
d
e
l




6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V




M
I
N
G
G
U

3




P
P
K
n

M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
t
e
l
a
d
a
n
a
n

t
o
k
o
h


p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

b
e
r
p
e
r
i
l
a
k
u

m
e
n
e
l
a
d
a
n
i

p
a
r
a

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r



B
e
r
m
a
i
n

p
e
r
a
n

(
r
o
l
e

p
l
a
y
i
n
g
)

t
e
n
t
a
n
g

s
i
k
a
p

t
e
l
a
d
a
n

p
a
r
a

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

(
s
e
p
e
r
t
i

c
i
n
t
a

t
a
n
a
h

a
i
r
,

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

7

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

R
I

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
t
e
m
p
a
t

(
K
I

2
)

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
i

r
u
m
a
h
,

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

d
e
n
g
a
n

r
a
s
a

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i

d
a
n

k
r
e
a
t
i
f


m
e
m
e
n
t
i
n
g
k
a
n

k
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n

u
m
u
m
,

b
e
r
t
a
n
g
g
u
n
g

j
a
w
a
b
,

d
a
n

s
e
d
e
r
h
a
n
a
)


M
e
m
b
a
h
a
s

p
e
n
a
m
p
i
l
a
n

r
o
l
e

p
l
a
y
i
n
g

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

f
o
r
m
a
t

p
e
n
i
l
a
i
a
n

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
s
i
a
p
k
a
n


M
e
n
y
i
m
p
u
l
k
a
n

h
a
s
i
l

d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

r
a
s
a

t
a
n
g
g
u
n
g
j
a
w
a
b

P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

p
r
o
s
e
s

p
a
d
a

s
a
a
t

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
m
e
r
a
n
k
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

a
s
p
e
k
-
a
s
p
e
k

:

k
e
t
e
r
a
m
p
i
l
a
n

d
a
l
a
m

m
e
m
e
r
a
n
k
a
n

t
o
k
o
h
,

b
a
h
a
s
a
,

k
e
s
o
p
a
n
a
n
/
s
i
k
a
p
.


K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a



M
e
m
b
a
c
a

c
e
r
i
t
a

r
a
k
y
a
t

d
a
n

m
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

i
s
i
n
y
a

(
t
o
k
o
h
,

t
e
m
p
a
t
,

a
m
a
n
a
t
)


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

t
o
k
o
h
-
t
o
k
o
h

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a

r
a
k
y
a
t


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

h
a
l
-
h
a
l

p
e
n
t
i
n
g

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a

r
a
k
y
a
t


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

i
s
i

c
e
r
i
t
a


r
a
k
y
a
t

(
t
o
k
o
h
,

t
e
m
p
a
t
,

a
m
a
n
a
t
)

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

r
u
n
t
u
t


M
e
n
y
i
m
a
k


p
e
m
b
a
c
a
a
n

c
e
r
i
t
a

r
a
k
y
a
t

y
a
n
g

b
e
r
t
e
m
a

k
e
p
a
h
l
a
w
a
n
a
n


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

t
o
k
o
h
-
t
o
k
o
h

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a

r
a
k
y
a
t

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

t
e
m
p
a
t
-
t
e
m
p
a
t


y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

c
e
r
i
t
a

r
a
k
y
a
t

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

a
m
a
n
a
t

d
a
r
i

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

t
o
k
o
h
,

t
e
m
p
a
t
,

d
a
n

a
m
a
n
t

c
e
r
i
t
a

r
a
k
y
a
t

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

c
e
r
i
t
a

r
a
k
y
a
t

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s
.

K
r
i
t
e
r
i
a

p
e
n
i
l
a
i
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
k
a
l
a

L
i
k
e
r
t
:

(
3
)

r
u
n
t
u
t
,

(
2
)

k
u
r
a
n
g

r
u
n
t
u
t
,

(
1
)

t
i
d
a
k

r
u
n
t
u
t

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

r
u
m
p
a
n
g

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

t
e
p
a
t


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

p
a
d
a

a
w
a
l

p
a
r
a
g
r
a
f
.


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g

p
a
d
a

a
k
h
i
r

p
a
r
a
g
r
a
f
.


M
e
m
b
a
c
a

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

r
u
m
p
a
n
g

p
a
d
a

b
a
g
i
a
n

a
w
a
l


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

k
a
t
a
/
k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

t
e
p
a
t

u
n
t
u
k

m
e
n
g
i
s
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g
.


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g

d
e
n
g
a
n

k
a
t
a
/
k
a
l
i
m
a
t

p
a
d
a

a
w
a
l

p
a
r
a
g
r
a
f
.


M
e
m
b
a
c
a
k
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
l
e
n
g
k
a
p
i

d
a
n

m
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

k
e
t
e
p
a
t
a
n

i
s
i
n
y
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s
:

M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

c
e
r
i
t
a

r
u
m
p
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

l
e
n
g
k
a
p


b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

h
a
s
i
l

d
i
s
k
u
s
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

E
Y
D

y
a
n
g

t
e
p
a
t

4

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


8

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
l
a
k
u
k
a
n

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

c
a
m
p
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
r
o
s
e
d
u
r
/
a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

b
e
n
a
r

(
k
2
)


M
e
n
u
l
i
s

m
o
d
e
l
/
k
a
l
i
m
a
t

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

d
a
r
i

k
e
g
i
a
t
a
n
/
k
e
j
a
d
i
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

c
a
m
p
u
r
a
n


M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

h
a
s
i
l

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

c
a
m
p
u
r
a
n

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

l
e
v
e
l

a
t
a
u

t
i
n
g
k
a
t

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g
n
y
a
,

y
a
i
t
u
:

o
p
e
r
a
s
i

d
a
l
a
m

k
u
r
u
n
g

s
e
l
a
l
u

d
i
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n

l
e
b
i
h

d
u
l
u
,

p
e
r
k
a
l
i
a
n

d
a
n

p
e
m
b
a
g
i
a
n

a
d
a
l
a
h

s
e
t
a
r
a
,

p
e
r
k
a
l
i
a
n

a
t
a
u

p
e
m
b
a
g
i
a
n

d
i
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n

l
e
b
i
h

d
u
l
u

d
a
r
i

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n
,

s
e
r
t
a

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

a
d
a
l
a
h

s
e
t
a
r
a


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

c
a
m
p
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

h
a
s
i
l

t
e
r
b
e
s
a
r

a
t
a
u

t
e
r
k
e
c
i
l

d
a
r
i

a
n
g
k
a
-
a
n
g
k
a

d
a
n

s
i
m
b
o
l

o
p
e
r
a
s
i

y
a
n
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

u
n
s
u
r
/
a
p
a

y
a
n
g

d
i
k
e
t
a
h
u
i

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

c
a
m
p
u
r
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
e
n
y
e
l
e
s
a
i
a
n

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

c
a
m
p
u
r
a
n




M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

m
o
d
e
l
/
k
a
l
i
m
a
t

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

d
a
r
i

k
e
g
i
a
t
a
n
/
k
e
j
a
d
i
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

c
a
m
p
u
r
a
n


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
h
i
t
u
n
g
a
n

h
a
s
i
l

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

c
a
m
p
u
r
a
n

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

l
e
v
e
l

a
t
a
u

t
i
n
g
k
a
t

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g
n
y
a
,

y
a
i
t
u
:

o
p
e
r
a
s
i

d
a
l
a
m

k
u
r
u
n
g

s
e
l
a
l
u

d
i
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n

l
e
b
i
h

d
u
l
u
,

p
e
r
k
a
l
i
a
n

d
a
n

p
e
m
b
a
g
i
a
n

a
d
a
l
a
h

s
e
t
a
r
a
,

p
e
r
k
a
l
i
a
n

a
t
a
u

p
e
m
b
a
g
i
a
n

d
i
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n

l
e
b
i
h

d
u
l
u

d
a
r
i

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

a
t
a
u

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n
,

s
e
r
t
a

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

a
d
a
l
a
h

s
e
t
a
r
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

c
a
m
p
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

h
a
s
i
l

t
e
r
b
e
s
a
r

a
t
a
u

t
e
r
k
e
c
i
l

d
a
r
i

a
n
g
k
a
-
a
n
g
k
a

d
a
n

s
i
m
b
o
l

o
p
e
r
a
s
i

y
a
n
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
e
n
y
e
l
e
s
a
i
a
n

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g


P
e
n
i
l
a
i
a
n


U
n
j
u
k

K
e
r
j
a

:

m
e
n
e
m
u
k
a
n

u
r
u
t
a
n


o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

c
a
m
p
u
r
a
n

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

p
r
o
s
e
d
u
r

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n


l
e
m
b
a
r

k
e
r
j
a

y
a
n
g

d
i
k
e
r
j
a
k
a
n

d
a
l
a
m

d
i
s
k
u
s
i

k
e
l
o
m
p
o
k


T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
l
a
k
u
k
a
n


o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

c
a
m
p
u
r
a
n


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
a
r
i


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

p
o
s
i
s
i

t
u
b
u
h

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
a
a
t

b
e
r
l
a
r
i


4

J
P

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

P
l
u
i
t

B
o
l
a

k
a
s
t
i

9

M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
o
l
a

k
e
c
i
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

o
l
a
h
r
a
g
a

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

b
o
l
a

k
e
c
i
l

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m


p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i


B
e
r
m
a
i
n

k
a
s
t
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
r
i
l
a
k
u

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
o
l
e
r
a
n
s
i
,

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
i
r
i

d
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n
,

d
a
n

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

p
e
r
b
e
d
a
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
o
s
i
s
i

t
u
b
u
h

y
a
n
g

b
e
n
a
r

s
a
a
t

b
e
r
l
a
r
i

U
n
j
u
k

K
e
r
j
a
:
b
e
r
m
a
i
n

k
a
s
t
i

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u


S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a

M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

s
o
l
m
i
s
a
s
i

l
a
g
u

w
a
j
i
b

d
a
n

l
a
g
u

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

d
i
k
e
n
a
l


(
K
I

4
)


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

s
o
l
m
i
s
a
s
i

l
a
g
u

w
a
j
i
b


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

s
o
l
m
i
s
a
s
i

l
a
g
u


l
a
g
u

d
a
e
r
a
h



M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

l
a
g
u

w
a
j
i
b

d
a
n

l
a
g
u

d
a
e
r
a
h


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

b
e
r
n
y
a
n
y
i


s
o
l
m
i
s
a
s
i

l
a
g
u

w
a
j
i
b

d
a
n

l
a
g
u

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

d
i
k
e
n
a
l

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s

P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

m
e
n
y
a
n
y
i

l
a
g
u

w
a
j
i
b

d
a
n

l
a
g
u

d
a
e
r
a
h

d
e
n
g
a
n

s
o
l
m
i
s
a
s
i
n
y
a

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V






2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I
V

T
e
m
a

6

:

I
n
d
a
h
n
y
a

N
e
g
e
r
i
k
u

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h



K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1

K
e
l
a
s


:

I
V

T
e
m
a

6


:

I
n
d
a
h
n
y
a

N
e
g
e
r
i
k
u

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

:

3

M
i
n
g
g
u


M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r



M
I
N
G
G
U

1



P
P
K
n

M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
a
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)
,

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i

(
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a
)

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

r
u
m
a
h

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

u
n
s
u
r
-
u
n
s
u
r

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)

y
a
n
g

a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r
.



M
e
n
c
a
r
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

t
e
n
t
a
n
g

u
n
s
u
r
-
u
n
s
u
r

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

s
u
m
b
e
r
.


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

u
n
s
u
r
-
u
n
s
u
r

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a


M
e
m
b
u
a
t

d
a
f
t
a
r

u
n
s
u
r
-
u
n
s
u
r

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

y
a
n
g

m
e
l
i
p
u
t
i
:

p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
a
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

y
a
n
g

b
e
r
a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r
.


M
e
m
a
p
a
r
k
a
n

h
a
s
i
l

k
e
r
j
a

k
e
l
o
m
p
o
k

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s
.


M
e
n
y
i
m
p
u
l
k
a
n

h
a
s
i
l

d
i
s
k
u
s
i

P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s

:

u
n
t
u
k

m
e
n
g
u
k
u
r

p
e
n
g
u
a
s
a
a
n

k
o
n
s
e
p

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a


H
a
s
i
l

K
e
r
j
a

:

m
e
n
i
l
a
i

h
a
s
i
l

k
e
r
j
a

b
e
r
u
p
a

d
a
f
t
a
r

u
n
s
u
r
-
u
n
s
u
r

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
m
b
a
c
a

t
e
k
s

t
e
n
t
a
n
g

b
e
r
b
a
g
a
i

t
o
p
i
k
,

m
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
,

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k


M
e
n
y
u
s
u
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

m
e
n
g
e
n
a
i

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
a
c
a

d
i

d
a
l
a
m

h
a
t
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

I
n
d
a
h
n
y
a

N
e
g
e
r
i
k
u


M
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
u
k
a
r
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

u
n
t
u
k

s
a
l
i
n
g

m
e
n
j
a
w
a
b


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f
-
p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

a
d
a

d
i

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

y
a
n
g

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n

s
e
n
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

y
a
n
g

d
i
t
u
l
i
s

t
e
m
a
n


4

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


2

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s


K
e
t
e
p
a
t
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


K
e
t
e
p
a
t
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f


M
e
m
b
a
c
a

d
a
n

m
e
n
e
m
u
k
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s

/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


u
n
t
u
k

m
e
n
e
m
u
k
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i
n
y
a

d
i

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a


M
e
m
b
a
c
a

k
e
m
b
a
l
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

I
n
d
a
h
n
y
a

N
e
g
e
r
i
k
u


M
e
n
c
a
t
a
t

k
a
t
a
-
k
a
t
a


y
a
n
g

d
i
a
n
g
g
a
p

s
u
l
i
t

a
r
t
i
n
y
a

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a
,

l
a
l
u

m
e
n
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i

d
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a
-
k
a
t
a


t
e
r
s
e
b
u
t

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
o
n
t
e
k
s
n
y
a


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i
n
y
a

d
i

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s
:



M
e
n
e
m
u
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

d
i

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

c
a
r
a

m
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a


2

j
p

K
a
m
u
s

a
t
a
u

e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

s
e
c
a
r
a

l
i
s
a
n

j
e
n
i
s

d
a
n

p
e
r
s
e
b
a
r
a
n

s
u
m
b
e
r

d
a
y
a

a
l
a
m

h
a
y
a
t
i

d
a
n

n
o
n

h
a
y
a
t
i

s
e
r
t
a

p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
n
y
a

u
n
t
u
k

k
e
g
i
a
t
a
n

e
k
o
n
o
m
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
e
t
a

d
a
n

a
t
l
a
s


M
e
n
e
m
u
t
u
n
j
u
k
k
a
n

s
u
m
b
e
r

d
a
y
a

a
l
a
m

y
a
n
g

d
i
b
u
t
u
h
k
a
n

m
a
n
u
s
i
a

m
e
l
a
l
u
i

p
e
t
a

d
a
n

a
t
l
a
s

p
e
r
s
e
b
a
r
a
n


s
u
m
b
e
r

d
a
y
a

a
l
a
m

h
a
y
a
t
i

d
a
n

n
o
n

h
a
y
a
t
i

d
i

d
a
e
r
a
h
n
y
a
.


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

c
o
n
t
o
h

p
e
m
a
n
f
a
t
a
a
t
a
n

s
u
m
b
e
r

d
a
y
a

a
l
a
m

u
n
t
u
k

k
e
g
i
a
t
a
n

e
k
o
n
o
m
i

s
e
c
a
r
a

a
r
i
f


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

s
u
m
b
e
r

d
a
y
a

a
l
a
m

h
a
y
a
t
i

d
a
n

n
o
n

h
a
y
a
t
i

y
a
n
g

t
e
r
c
a
n
t
u
m

d
a
l
a
m

p
e
t
a

t
e
m
a
t
i
k

d
a
n

m
e
m
b
u
a
t

t
a
b
e
l

p
e
r
s
e
b
a
r
a
n
n
y
a


M
e
m
b
a
c
a

t
e
k
s

m
e
n
g
e
n
a
i

s
u
m
b
e
r

d
a
y
a

a
l
a
m

h
a
y
a
t
i

d
a
n

n
o
n

h
a
y
a
t
i


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

s
u
m
b
e
r

d
a
y
a

a
l
a
m

a
l
a
m

h
a
y
a
t
i

d
a
n

n
o
n

h
a
y
a
t
i

y
a
n
g

d
i
g
u
n
a
k
a
n

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i


M
e
n
c
a
r
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

t
n
t
a
n
g

p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n

S
D
A

h
a
y
a
t
i

d
a
n

n
o
n

h
a
y
a
t
i

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

s
u
m
b
e
r

i
n
f
o
r
m
a
s
i


M
e
m
b
u
a
t

g
r
a
f
i
k

S
D
A

h
a
y
a
t
i

d
a
n

n
o
n

h
a
y
a
t
i

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
r
t
u
l
i
s
:

P
e
m
a
h
a
m
a
n

k
o
n
s
e
p

t
e
n
t
a
n
g

S
D

h
a
y
a
t
i

d
a
n

n
o
n

h
a
y
a
t
i
,

s
e
r
t
a

p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
n
y
a
.

4

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

P
e
t
a


3

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
g
a
m
a
t
i

d
a
n

m
e
n
e
m
u
k
a
n

b
a
n
g
u
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

m
a
u
p
u
n

t
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

m
e
m
b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n
(
K
4
)


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

b
e
r
b
a
g
a
i

s
e
g
i

b
a
n
y
a
k

y
a
n
g

d
i
b
e
n
t
u
k

o
l
e
h

g
a
b
u
n
g
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a



M
e
n
g
a
m
a
t
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

y
a
n
g

b
e
r
b
e
n
t
u
k

s
e
g
i
t
i
g
a
,

s
e
g
i
e
m
p
a
t
,

s
e
g
i
l
i
m
a
,

d
s
t
.



M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

y
a
n
g

t
e
r
m
a
s
u
k

s
e
b
a
g
a
i

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

d
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

t
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

b
e
r
b
a
g
a
i

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

m
e
n
j
a
d
i

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

y
a
n
g

m
e
r
u
p
a
k
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

b
e
r
b
a
g
a
i

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

y
a
n
g

d
i
b
e
n
t
u
k

o
l
e
h

g
a
b
u
n
g
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

y
a
n
g

d
i
t
e
m
u
k
a
n

d
i

s
e
k
i
t
a
r


T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s

:

M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

b
e
r
b
a
g
a
i

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

y
a
n
g

d
i
b
e
n
t
u
k

o
l
e
h

g
a
b
u
n
g
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
a
h
a
m
i

t
i
n
g
g
i

d
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

i
d
e
a
l

d
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h
n
y
a

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
o
l
a

k
e
c
i
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

o
l
a
h
r
a
g
a

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

b
o
l
a

k
e
c
i
l



M
e
m
a
h
a
m
i

p
e
n
y
e
b
a
b

k
e
l
e
b
i
h
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

j
a
l
a
n

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m


p
e
r
m
a
i
n
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

r
a
k
e
t
/
b
a
t


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

j
e
n
i
s

m
a
k
a
n
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

m
e
n
y
e
b
a
b
k
a
n

k
e
l
e
b
i
h
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

B
e
r
j
a
l
a
n

k
e

m
e
n
g
i
k
u
t
i

l
i
n
t
a
s
a
n

b
e
r
b
e
l
o
k
-
b
e
l
o
k

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

d
i
s
i
p
l
i
n

M
e
m
u
k
u
l

s
h
o
o
t
t
l
e
c
o
c
k

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

P
e
n
i
l
a
i
n
:

T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

j
e
n
i
s

m
a
k
a
n
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

m
e
n
y
e
b
a
b
k
a
n

k
e
l
e
b
i
h
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

B
e
r
j
a
l
a
n

k
e

m
e
n
g
i
k
u
t
i

l
i
n
t
a
s
a
n

b
e
r
b
e
l
o
k
-
b
e
l
o
k

d
a
n

M
e
m
u
k
u
l

s
h
o
o
t
t
l
e
c
o
c
k

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u




4

J
P


R
a
k
e
t

S
h
o
o
t
t
l
e
c
o
c
k

K
a
p
u
r

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a


4

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
n
g
e
n
a
l

t
e
m
p
a
t
-

t
e
m
p
a
t

i
n
d
u
s
t
r
i
,

b
e
r
s
e
j
a
r
a
h
,

d
a
n

s
e
n
i

p
e
r
t
u
n
j
u
k
a
n

d
i

d
a
e
r
a
h

s
e
t
e
m
p
a
t

(
K
I

3
)



M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

t
e
m
p
a
t
-
t
e
m
p
a
t

i
n
d
u
s
t
r
i

d
i

d
a
e
r
a
h

s
e
t
e
m
p
a
t


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

t
e
m
p
a
t

b
e
r
s
e
j
a
r
a
h

d
i

d
a
e
r
a
h

s
e
t
e
m
p
a
t


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

t
e
m
p
a
t
-
t
e
m
p
a
t

s
e
n
i

p
e
r
t
u
n
j
u
k
a
n

d
i

d
a
e
r
a
h

s
e
t
e
m
p
a
t


M
e
m
b
u
a
t

l
a
p
o
r
a
n

k
u
n
j
u
n
g
a
n


M
e
m
b
u
a
t

d
a
f
t
a
r

t
e
m
p
a
t
-
t
e
m
p
a
t

i
n
d
u
s
t
r
i
,

b
e
r
s
e
j
a
r
a
h
,

s
e
n
i

d
i

d
a
e
r
a
h

s
e
t
e
m
p
a
t


M
e
m
b
u
a
t

p
e
r
e
n
c
a
n
a
a
n

k
u
n
j
u
n
g
a
n

t
e
m
p
a
t
-
t
e
m
p
a
t

i
n
d
u
s
t
r
i
,

b
e
r
s
e
j
a
r
a
h
,

s
e
n
i

d
i

d
a
e
r
a
h

s
e
t
e
m
p
a
t


M
e
n
g
u
n
j
u
n
g
i

k
u
n
j
u
n
g
a
n

t
e
m
p
a
t
-
t
e
m
p
a
t

i
n
d
u
s
t
r
i
,

b
e
r
s
e
j
a
r
a
h
,

s
e
n
i

d
i

d
a
e
r
a
h

s
e
t
e
m
p
a
t


M
e
m
b
u
a
t

l
a
p
o
r
a
n

h
a
s
i
l

k
u
n
j
u
n
g
a
n


P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
u
l
i
s

t
e
m
p
a
t
-
t
e
m
p
a
t

i
n
d
u
s
t
r
i
,

b
e
r
s
e
j
a
r
a
h
,

s
e
n
i

d
i

d
a
e
r
a
h

s
e
t
e
m
p
a
t


P
r
o
d
u
k
:

l
a
p
o
r
a
n

k
u
n
j
u
n
g
a
n

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

P
e
t
a

w
i
s
a
t
a

M
u
s
e
u
m
,

t
e
m
p
a
t

i
n
d
u
s
t
r
i
,

d
a
n

b
e
r
s
e
j
a
r
a
h




M
I
N
G
G
U

2



P
P
K
n

M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
a
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)
,

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i

(
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a
)

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

r
u
m
a
h

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

u
n
s
u
r
-
u
n
s
u
r

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)

y
a
n
g

a
d
a

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r
.



M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u


d
a
e
r
a
h

m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g

s
i
s
w
a


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

l
a
g
u

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
n
y
a
n
y
i
k
a
n


M
e
n
g
h
i
a
s

l
a
g
u

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
u
l
i
s


P
e
n
i
l
a
i
a
n

P
e
r
f
o
r
m
a
n
c
e

(

m
e
n
y
a
n
y
i

l
a
g
u

d
a
e
r
a
h

)

P
r
o
d
u
k

(

h
a
s
i
l

m
e
n
g
h
i
a
s

l
a
g
u

d
a
e
r
a
h
)


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

i
n
f
o
r
m
a
s
i

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

m
e
n
g
e
n
a
i

d
e
n
a
h



M
e
n
c
a
t
a
t

h
a
l
-
h
a
l

p
e
n
t
i
n
g

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

t
e
n
t
a
n
g

p
e
m
b
u
a
t
a
n

d
e
n
a
h

(
k
o
n
s
e
p

a
r
a
h
,

t
i
t
i
k

l
o
k
a
s
i
,

p
e
r
b
a
n
d
i
n
g
a
n

j
a
r
a
k
)


M
e
m
b
u
a
t

d
e
n
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

d
a
r
i

g
u
r
u

a
t
a
u

t
e
m
a
n
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

d
e
n
a
h

y
a
n
g

d
i
b
u
a
t



M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

t
e
n
t
a
n
g

k
e
i
n
d
a
h
a
n

n
e
g
e
r
i
k
u


M
e
n
g
a
m
a
t
i

c
o
n
t
o
h

g
a
m
b
a
r

d
e
n
a
h

(
a
r
a
h
,

j
a
r
a
k
,

l
o
k
a
s
i
)

t
e
n
t
a
n
g

i
n
d
a
h
n
y
a

n
e
g
e
r
i
/
d
a
e
r
a
h

p
a
r
i
w
i
s
a
t
a


M
e
n
y
i
m
a
k


p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

d
a
r
i

t
e
m
a
n

a
t
a
u


t
e
n
t
a
n
g

d
e
n
a
h

d
a
n

m
e
n
c
a
t
a
t

h
a
l
-
h
a
l

p
e
n
t
i
n
g

(
a
r
a
h
,

j
a
r
a
k
,

d
a
n

t
i
t
i
k

l
o
k
a
s
i
)


M
e
m
b
u
a
t

d
e
n
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
j
e
l
a
s
a
n


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

d
e
n
a
h

y
a
n
g

d
i
b
u
a
t
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

P
r
o
d
u
k
:

m
e
m
b
u
a
t

d
e
n
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
e
n
g
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

k
e
t
e
p
a
t
a
n

p
e
r
b
a
n
d
i
n
g
a
n

j
a
r
a
k
,

a
r
a
h
,

d
a
n

t
i
t
i
k

l
o
k
a
s
i

T
e
s

l
i
s
a
n
:

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

d
e
n
a
h

y
a
n
g

d
i
b
u
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

k
e
t
e
p
a
t
a
n

p
e
r
b
a
n
d
i
n
g
a
n

j
a
r
a
k
,

a
r
a
h
,

d
a
n

t
i
t
i
k

l
o
k
a
s
i
.

4

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


5


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i


i
s
i



i
n
f
o
r
m
a
s
i

y
a
n
g

d
i
s
a
m
p
a
i
k
a
n

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

d
e
n
a
h

(
d
e
n
g
a
n

m
e
m
b
u
a
t

d
e
n
a
h
)


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

a
r
a
h

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h
.


M
e
n
c
a
t
a
t

h
a
l
-
h
a
l

p
e
n
t
i
n
g

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h

d
e
n
g
a
n

t
e
l
i
t
i

(
a
r
a
h
,

n
a
m
a

j
a
l
a
n
,

b
a
n
g
u
n
a
n
)


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

l
e
t
a
k

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h

m
e
n
u
j
u

s
u
a
t
u

t
e
m
p
a
t
.


M
e
n
g
a
m
a
t
i

s
u
a
t
u

t
e
m
p
a
t

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h

t
e
n
t
a
n
g

i
n
d
a
h
n
y
a

n
e
g
e
r
i
k
u

a
t
a
u

d
a
e
r
a
h

p
a
r
i
w
i
s
a
t
a


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

a
r
a
h

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h
.


M
e
n
c
a
t
a
t

a
r
a
h
,

n
a
m
a

j
a
l
a
n
,

b
a
n
g
u
n
a
n
,

j
a
r
a
k
,

t
i
t
i
k

l
o
k
a
s
i

s
u
a
t
u

t
e
m
p
a
t

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

a
r
a
h

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h

m
e
n
u
j
u

l
e
t
a
k

s
u
a
t
u

t
e
m
p
a
t
.


P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

T
e
s

l
i
s
a
n
:

M
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

d
e
n
a
h

y
a
n
g

d
i
s
a
j
i
k
a
n
,

k
r
i
t
e
r
i
a

p
e
n
i
l
a
i
a
n

m
e
l
i
p
u
t
i

k
e
t
e
p
a
t
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

l
e
t
a
k

d
a
n

a
r
a
h

s
u
a
t
u

t
e
m
p
a
t


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
g
a
m
a
t
i

d
a
n

m
e
n
e
m
u
k
a
n

b
a
n
g
u
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

m
a
u
p
u
n

t
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

m
e
m
b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n
(
K
4
)


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

s
i
f
a
t
,

c
i
r
i

d
a
n

u
n
s
u
r

d
a
r
i

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
o
l
a

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n




M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

s
i
f
a
t
-
s
i
f
a
t

d
a
r
i

b
a
n
g
u
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n


M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

c
i
r
i

c
i
r
i


d
a
r
i

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n


M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

u
n
s
u
r
-
u
n
s
u
r


d
a
r
i

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
e
g
i

b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

t
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

d
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

t
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n


M
e
n
e
m
u
k
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

d
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

t
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

m
e
m
b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

:

m
e
n
e
m
u
k
a
n

u
b
i
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

d
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

t
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

d
a
s
a
r

p
o
l
a

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n


T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s

:

m
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

d
a
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

t
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
a
h
a
m
i

g
i
z
i

d
a
n

m
e
n
u

s
e
i
m
b
a
n
g

d
a
l
a
m

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
h
a
t
a
n

t
u
b
u
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

m
a
c
a
m

m
a
k
a
n
a
n

y
a
n
g

m
e
n
g
a
n
d
u
n
g

(
K
a
r
b
o
i
d
r
a
t
,

P
r
o
t
e
i
n
,

L
e
m
a
k
,

V
i
t
a
m
i
n
,

M
i
n
e
r
a
l

)


M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

k
e
b
u
t
u
h
a
n

g
i
z
i

h
a
r
i
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

j
e
n
i
s

m
a
k
a
n
a
n

y
a
n
g

d
i
k
o
n
s
u
m
s
i


4

J
P

P
a
p
a
n

t
i
t
i
a
n

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

6

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
o
l
a

k
e
c
i
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

o
l
a
h
r
a
g
a

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

b
o
l
a

k
e
c
i
l


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
a
r
i

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m


p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i



B
e
r
l
a
r
i

d
i

a
t
a
s

p
a
p
a
n

t
i
t
i
a
n

M
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

b
o
l
a

m
e
m
a
n
t
u
l

d
i

t
a
n
a
h

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

a
t
a
u

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
r
i
l
a
k
u

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
o
l
e
r
a
n
s
i
,

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
i
r
i

d
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n
,

d
a
n

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

p
e
r
b
e
d
a
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

g
i
z
i

h
a
r
i
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

j
e
n
i
s

m
a
k
a
n
a
n

y
a
n
g

d
i
k
o
n
s
u
m
s
i

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

b
e
r
l
a
r
i

d
i

a
t
a
s

p
a
p
a
n

t
i
t
i
a
n

d
a
n

m
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

b
o
l
a

m
e
m
a
n
t
u
l


P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

s
i
s
w
a

B
o
l
a

k
a
s
t
i

P
l
u
i
t

k
a
p
u
r

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n

m
a
k
n
a

g
e
r
a
k

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k

d
a
n

p
o
l
a

l
a
n
t
a
i

(
K
I

4
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

m
a
k
n
a

g
e
r
a
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

y
a
n
g

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h


M
e
r
a
n
g
k
a
i

g
e
r
a
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

y
a
n
g

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k
.


M
e
r
a
n
g
k
a
i

g
e
r
a
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

y
a
n
g

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
o
l
a

l
a
n
t
a
i


M
e
n
g
h
a
r
m
o
n
i
s
k
a
n

g
e
r
a
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

y
a
n
g

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

d
a
n

p
o
l
a

l
a
n
t
a
i


M
e
n
c
a
r
i

t
a
h
u

t
e
n
t
a
n
g

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

I
n
d
a
h
n
y
a

N
e
g
e
r
i
k
u


m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
b
a
g
a
i

s
u
m
b
e
r

i
n
f
o
r
m
a
s
i


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

m
a
k
n
a

g
e
r
a
k

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k

d
a
n

p
o
l
a

l
a
n
t
a
i


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

b
e
r
t
e
m
a

I
n
d
a
h
n
y
a

N
e
g
e
r
i
k
u


d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k

d
a
n

p
o
l
a

l
a
n
t
a
i

P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

M
e
n
a
r
i
k
a
n

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a


I
n
d
a
h
n
y
a

N
e
g
e
r
i
k
u


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

V
C
D



M
I
N
G
G
U

3



P
P
K
n

M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
a
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n


M
e
m
b
u
a
t

t
a
b
e
l

t
e
n
t
a
n
g

n
a
m
a
-
n
a
m
a

t
e
m
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h


M
e
m
b
u
a
t

d
a
f
t
a
r

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

d
i
r
i

(
n
a
m
a

t
e
m
a
n
,

n
a
m
a

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a
,

i
s
t
i
l
a
h

k
e
k
e
r
a
b
a
t
a
n
,

n
a
m
a

6

J
P

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


7

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)
,

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i

(
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a
)

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

r
u
m
a
h

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

a
s
a
l

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a
n
y
a


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

n
a
m
a

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
e
m
p
a
t
k
a
n

s
i
m
b
o
l

i
d
e
n
t
i
t
a
s

b
u
d
a
y
a

n
y
a

p
a
d
a

p
e
t
a
.


B
e
r
c
e
r
i
t
a

t
e
n
t
a
n
g

k
e
b
a
i
k
a
n

t
e
m
a
n

y
a
n
g

b
e
r
b
e
d
a

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a
.

p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

n
a
m
a

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

a
s
a
l

d
a
e
r
a
h
,

d
a
n

t
a
r
i
a
n

d
a
e
r
a
h
,

s
e
r
t
a

i
n
f
o
r
m
a
s
i

l
a
i
n

y
a
n
g

d
i
a
n
g
g
a
p

p
e
r
l
u
)
,

d
a
n

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

j
u
m
l
a
h

t
e
m
a
n

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
w
a
w
a
n
c
a
r
a
,

s
e
r
t
a

p
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n

w
a
w
a
n
c
a
r
a
.


M
e
m
b
e
r
i

t
a
n
d
a

d
e
n
g
a
n

s
i
m
b
o
l

i
d
e
n
t
i
t
a
s

b
u
d
a
y
a

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

p
a
d
a

p
e
t
a


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

d
a
l
a
m

t
u
l
i
s
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

y
a
n
g

m
e
n
g
e
s
a
n
k
a
n

t
e
n
t
a
n
g

k
e
b
a
i
k
a
n

t
e
m
a
n

y
a
n
g

b
e
r
b
e
d
a

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

P
r
o
d
u
k
:

l
a
p
o
r
a
n

h
a
s
i
l

w
a
w
a
n
c
a
r
a

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

o
l
e
h

k
e
l
o
m
p
o
k
,

k
e
s
i
m
p
u
l
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k
,

d
a
n

t
u
l
i
s
a
n

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

m
e
n
g
e
n
a
i

k
e
b
a
i
k
a
n

t
e
m
a
n

y
a
n
g

b
e
r
b
e
d
a

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a
.

U
n
j
u
k

K
e
r
j
a
:

k
e
a
k
t
i
f
a
n

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

d
a
l
a
m

k
e
l
o
m
p
o
k

d
a
n

k
e
s
e
r
i
u
s
a
n

d
a
l
a
m

m
e
l
a
k
u
k
a
n

w
a
w
a
n
c
a
r
a
.

T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s
:

M
e
n
u
l
i
s

k
e
a
n
e
k
a
r
a
g
a
m
a
n

s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a


M
e
m
b
a
c
a

i
s
i

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
m
a
k
a
i
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t

d
a
n

m
e
l
a
k
u
k
a
n
n
y
a


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

u
r
u
t
a
n

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
e
s
u
a
t
u

(
o
b
a
t
,

p
u
p
u
k
,

a
l
a
t

r
u
m
a
h

t
a
n
g
g
a
,

m
a
i
n
a
n
/
g
a
m
e
,

a
l
a
t

e
l
e
k
t
r
o
n
i
k
,

d
a
n

s
e
b
a
g
a
i
n
y
a
)

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

t
e
k
s

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

s
e
s
u
a
i

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
e
s
u
a
t
u

(
o
b
a
t
,

p
u
p
u
k
,

a
l
a
t

r
u
m
a
h

t
a
n
g
g
a
,

m
a
i
n
a
n
/
g
a
m
e
,

a
l
a
t

e
l
e
k
t
r
o
n
i
k
,

d
a
n

s
e
b
a
g
a
i
n
y
a
)


M
e
m
b
a
c
a

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
m
a
k
a
i
a
n

a
l
a
t

r
u
m
a
h

t
a
n
g
g
a

h
a
s
i
l

k
e
r
a
j
i
n
a
n

d
a
e
r
a
h

a
t
a
u

s
u
a
t
u

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
e
r
a
h


M
e
l
a
k
u
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

p
e
t
u
n
j
u
k

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a


M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

k
o
m
e
n
t
a
r

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

t
e
m
a
n
/
k
e
l
o
m
p
o
k

l
a
i
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:


M
e
l
a
k
u
k
a
n

s
e
s
u
a
t
u

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
m
a
k
a
i
a
n

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

u
r
u
t
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

k
e
s
e
s
u
a
i
a
n

m
e
l
a
k
u
k
a
n

s
e
s
u
a
t
u

d
e
n
g
a
n

p
e
t
u
n
j
u
k

4

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V
,

b
u
k
u

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

p
e
r
a
l
a
t
a
n


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

s
e
c
a
r
a

l
i
s
a
n

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

m
u
d
a
h

d
i
p
a
h
a
m
i

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

r
u
n
t
u
t


M
e
n
c
a
t
a
t

p
o
k
o
k
-
p
o
k
o
k

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
m
a
k
a
i
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

m
u
d
a
h

d
i
p
a
h
a
m
i

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

r
u
n
t
u
t


M
e
n
c
a
t
a
t

p
o
k
o
k
-
p
o
k
o
k

i
s
i

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t




t
e
r
s
e
b
u
t

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

m
u
d
a
h

d
i
p
a
h
a
m
i

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

r
u
n
t
u
t


6

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

8


P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t
.

K
r
i
t
e
r
i
a

p
e
n
i
l
a
i
a
n

m
e
l
i
p
u
t
i

k
e
r
u
n
t
u
t
a
n

k
a
l
i
m
a
t

d
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

k
o
m
u
n
i
k
a
t
i
f


M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
g
a
m
a
t
i

d
a
n

m
e
n
e
m
u
k
a
n

b
a
n
g
u
n

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

m
a
u
p
u
n

t
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

y
a
n
g

m
e
m
b
e
n
t
u
k

p
o
l
a

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n
(
K
4
)


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

l
u
a
s

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

s
e
b
a
g
a
i

l
u
a
s

g
a
b
u
n
g
a
n

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

l
u
a
s

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

a
t
u
r
a
n

p
o
l
a

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n




M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

m
e
n
j
a
d
i

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

y
a
n
g

b
e
r
u
p
a

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

l
u
a
s

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
j
u
m
l
a
h
k
a
n

l
u
a
s

b
a
n
g
u
n

d
a
t
a
r

s
e
d
e
r
h
a
n
a

p
e
n
y
u
s
u
n
n
y
a


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

l
u
a
s

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
j
u
m
l
a
h
k
a
n

p
o
l
a

a
t
u
r
a
n

d
a
r
i

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n



P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s

:

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

l
u
a
s

s
e
g
i
b
a
n
y
a
k

b
e
r
a
t
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
j
u
m
l
a
h
k
a
n

p
o
l
a

a
t
u
r
a
n

d
a
r
i

p
e
n
g
u
b
i
n
a
n





6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
o
l
a

k
e
c
i
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

o
l
a
h
r
a
g
a

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

b
o
l
a

k
e
c
i
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

k
e
t
e
r
a
m
p
i
l
a
n
/

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m

(
s
e
p
e
r
t
i
:

h
a
n
d

s
t
a
n
d
,

k
a
y
a
n
g
,

d
s
b
)

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

p
o
s
i
s
i

s
t
a
t
i
s

d
a
n

d
i
n
a
m
i
s
,


t
u
m
p
u
a
n

d
a
n

g
a
n
t
u
n
g
a
n

(
m
i
s
a
l
n
y
a
:

g
e
r
a
k

h
a
n
d

s
t
a
n
d

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
)

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m


p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

p
o
s
i
s
i

s
t
a
t
i
s

d
a
n

d
i
n
a
m
i
s


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

o
t
o
t
-
o
t
o
t

y
a
n
g

b
e
r
k
e
r
j
a

l
e
b
i
h

k
e
r
a
s

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i

B
e
r
j
a
l
a
n

d
i

a
t
a
s

b
a
t
u

b
a
t
a

s
a
m
b
i
l

m
e
m
i
n
d
a
h
k
a
n
n
y
a


4

J
P

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

B
a
t
u

b
a
t
a

K
a
p
u
r


P
l
u
i
t


9

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n


p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
i
r
a
m
a


b
e
r
t
e
m
a

b
u
d
a
y
a

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

s
u
d
a
h

d
i
k
e
n
a
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
n
g
i
k
u
t
i

i
r
a
m
a

(
k
e
t
u
k
a
n
)

t
a
n
p
a
/
d
e
n
g
a
n

m
u
s
i
k

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
i
r
a
m
a

p
a
d
a

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m


b
e
r
i
r
a
m
a

m
e
l
a
n
g
k
a
h
,

m
e
n
g
a
y
u
n
,

m
e
l
i
u
k

M
e
n
g
k
o
m
b
i
n
a
s
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
a
n
g
k
a
h

d
a
n

a
y
u
n
a
n

t
a
n
g
a
n

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

b
e
r
i
r
a
m
a

s
e
c
a
r
a

i
n
d
i
v
i
d
u
,

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
/
b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
o
l
e
r
a
n
s
i
,

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
i
r
i

d
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n
,

d
a
n

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

p
e
r
b
e
d
a
a
n


s
e
l
a
m
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

T
e
r
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

o
t
o
t
-
o
t
o
t

y
a
n
g

b
e
r
k
e
r
j
a

l
e
b
i
h

k
e
r
a
s

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

b
e
r
j
a
l
a
n

d
i

a
t
a
s

b
a
t
u

b
a
t
a

s
a
m
b
i
l

m
e
m
i
n
d
a
h
k
a
n
n
y
a

d
a
n

m
e
n
g
k
o
m
b
i
n
a
s
i
k
a
n

g
e
r
a
k

m
e
l
a
n
g
k
a
h

d
a
n

a
y
u
n
a
n

t
a
n
g
a
n

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u


S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
m
b
u
a
t


p
r
o
d
u
k

a
k
s
e
s
o
r
i
s

p
e
l
e
n
g
k
a
p

b
u
s
a
n
a

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

d
a
n

c
a
r
a

p
e
m
b
u
a
t
a
n

(
K
I

4
)


M
e
m
i
l
i
h

b
a
h
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
u
a
t

a
k
s
e
s
o
r
i
s


M
e
r
a
n
c
a
n
g

a
k
s
e
s
o
r
i
s


M
e
m
b
u
a
t

a
k
s
e
s
o
r
i
s

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
e
s
e
r
a
s
i
a
n

b
u
s
a
n
a


M
e
l
i
h
a
t

b
e
r
b
a
g
a
i

a
k
s
e
s
o
r
i
s

m
e
l
a
l
u
i

m
e
m
b
a
c
a

b
u
k
u
,

m
a
j
a
l
a
h


a
t
a
u

m
e
d
i
a

l
a
i
n

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
o
l
a
h


M
e
r
a
n
c
a
n
g

a
k
s
e
s
o
r
i
s

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a

I
n
d
a
h
n
y
a

N
e
g
e
r
i
k
u


M
e
m
i
l
i
h

b
a
h
a
n

d
a
n

a
l
a
t

u
n
t
u
k

m
e
m
b
u
a
t

a
k
s
e
s
o
r
i
s

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a

I
n
d
a
h
n
y
a

N
e
g
e
r
i
k
u


M
e
m
b
u
a
t



a
k
s
e
s
o
r
i
s

p
e
l
e
n
g
k
a
p

b
u
s
a
n
a

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a

I
n
d
a
h
n
y
a

N
e
g
e
r
i
k
u

P
e
n
i
l
a
i
a
n


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

p
r
o
s
e
s

p
e
m
b
u
a
t
a
n

a
k
s
e
s
o
r
i
s


P
r
o
d
u
k
:

a
k
s
e
s
o
r
i
s

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V






2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I
V

T
e
m
a

7

:

C
i
t
a
-
c
i
t
a
k
u

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h



K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1


K
e
l
a
s


:

I
V

T
e
m
a

7


:

C
i
t
a
-
c
i
t
a
k
u

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

:

3

M
i
n
g
g
u


M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r



M
I
N
G
G
U

1



P
P
K
n

M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

k
e
t
e
l
a
d
a
n
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

R
I

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n



M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
r
a
n
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

d
a
l
a
m

m
e
m
p
e
r
s
i
a
p
k
a
n

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

R
I


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a

d
e
t
i
k
-
d
e
t
i
k

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

I
n
d
o
n
e
s
i
a




M
e
n
c
a
r
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

t
e
n
t
a
n
g

p
e
r
a
n
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

d
a
l
a
m

m
e
m
p
e
r
s
i
a
p
k
a
n

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

I
n
d
o
n
e
s
i
a

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
b
a
g
a
i

s
u
m
b
e
r
.


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
r
a
n
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

d
a
l
a
m

m
e
m
p
e
r
s
i
a
p
k
a
n

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

I
n
d
o
n
e
s
i
a
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

L
i
s
a
n


:

P
e
r
a
n
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

d
a
l
a
m

m
e
m
p
e
r
s
i
a
p
k
a
n

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

R
I

U
n
j
u
k

K
e
r
j
a

:


P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

b
a
h
a
s
a

s
a
n
t
u
n
,

k
e
b
e
n
a
r
a
n

c
e
r
i
t
a
,

e
k
s
p
r
e
s
i
,

d
l
l
.

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
m
b
a
c
a

t
e
k
s

t
e
n
t
a
n
g

b
e
r
b
a
g
a
i

t
o
p
i
k
,

m
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
,

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k


M
e
n
y
u
s
u
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

m
e
n
g
e
n
a
i

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
a
c
a

d
i

d
a
l
a
m

h
a
t
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

u
s
a
h
a

s
e
s
e
o
r
a
n
g

d
a
l
a
m

m
e
n
c
a
p
a
i

c
i
t
a
-
c
i
t
a


M
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
u
k
a
r
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

u
n
t
u
k

s
a
l
i
n
g

m
e
n
j
a
w
a
b


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f
-
p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

a
d
a

d
i

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

y
a
n
g

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n

s
e
n
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

y
a
n
g

d
i
t
u
l
i
s

t
e
m
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s


K
e
t
e
p
a
t
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


K
e
t
e
p
a
t
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f

4

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


M
e
m
b
a
c
a

d
a
n

m
e
n
e
m
u
k
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s

/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


u
n
t
u
k

m
e
n
e
m
u
k
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n


M
e
m
b
a
c
a

k
e
m
b
a
l
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

u
s
a
h
a

d
a
l
a
m

m
e
n
c
a
p
a
i

c
i
t
a
-
c
i
t
a


M
e
n
c
a
t
a
t

k
a
t
a
-
k
a
t
a


y
a
n
g

d
i
a
n
g
g
a
p

s
u
l
i
t

a
r
t
i
n
y
a

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

2

j
p

K
a
m
u
s

a
t
a
u

e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a

2

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i
n
y
a

d
i

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a
,

l
a
l
u

m
e
n
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i

d
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a
-
k
a
t
a


t
e
r
s
e
b
u
t

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
o
n
t
e
k
s
n
y
a


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i
n
y
a

d
i

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s
:



M
e
n
e
m
u
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

d
i

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

c
a
r
a

m
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a


M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
g
u
r
a
i

d
a
n

m
e
n
y
u
s
u
n

k
e
m
b
a
l
i

j
a
r
i
n
g
-
j
a
r
i
n
g

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

s
e
d
e
r
h
a
n
a


M
e
n
g
u
r
a
i

m
o
d
e
l

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

j
a
r
i
n
g
-
j
a
r
i
n
g

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g


M
e
n
y
u
s
u
n

j
a
r
i
n
g
-
j
a
r
i
n
g

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

m
o
d
e
l

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g




M
e
n
g
u
r
a
i
k
a
n

m
o
d
e
l

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n

m
e
n
j
a
d
i

j
a
r
i
n
g
-
j
a
r
i
n
g

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

j
a
r
i
n
g
-
j
a
r
i
n
g

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

y
a
n
g

d
i
t
e
m
u
k
a
n


M
e
n
y
u
s
u
n

j
a
r
i
n
g
-
j
a
r
i
n
g

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

m
o
d
e
l

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g


P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

:

m
e
n
g
u
r
a
i

m
o
d
e
l

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

j
a
r
i
n
g
-
j
a
r
i
n
g

b
a
n
g
u

r
u
a
n
g

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
a
h
a
m
i

t
i
n
g
g
i

d
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

i
d
e
a
l

d
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h
n
y
a

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l


M
e
m
a
h
a
n
i

d
a
m
p
a
k

k
e
l
e
b
i
h
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

j
a
l
a
n


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

d
a
m
p
a
k

k
e
l
e
b
i
h
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

B
e
r
j
a
l
a
n

d
i

a
t
a
s

p
a
p
a
n

t
i
t
i
a
n

s
a
m
b
i
l

m
e
m
b
a
w
a

b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
i
l
e
t
a
k
k
a
n

d
i

a
t
a
s

k
e
p
a
l
a



4

J
P


P
a
p
a
n

t
i
t
i
a
n

M
a
t
r
a
s

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

3

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

k
e
t
e
r
a
m
p
i
l
a
n
/

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m

(
s
e
p
e
r
t
i
:

h
a
n
d

s
t
a
n
d
,

k
a
y
a
n
g
,

d
s
b
)

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

p
o
s
i
s
i

s
t
a
t
i
s

d
a
n

d
i
n
a
m
i
s
,


t
u
m
p
u
a
n

d
a
n

g
a
n
t
u
n
g
a
n

(
m
i
s
a
l
n
y
a
:

g
e
r
a
k

h
a
n
d

s
t
a
n
d

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
)

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k
a
n

h
a
n
d

s
t
a
n
d

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
/
b
e
r
t
i
g
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

T
e
t
u
l
i
s

:

m
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

d
a
m
p
a
k

k
e
l
e
b
i
h
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

b
e
r
j
a
l
a
n

d
i

a
t
a
s

p
a
p
a
n

t
i
t
i
a
n

s
a
m
b
i
l

m
e
m
b
a
w
a

b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
i
l
e
t
a
k
k
a
n

d
i

a
t
a
s

k
e
p
a
l
a

d
a
n

g
e
r
a
k
a
n

h
a
n
d

s
t
a
n
d

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n


S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
n
g
e
n
a
l

g
a
m
b
a
r

a
l
a
m

b
e
n
d
a
,

d
a
n

k
o
l
a
s
e

(
K
I

3
)




M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

g
a
m
b
a
r

a
l
a
m

b
e
n
d
a
,

d
a
n

k
o
l
a
s
e


M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

j
e
n
i
s

g
a
m
b
a
r

a
l
a
m

b
e
n
d
a
,

d
a
n

k
o
l
a
s
e

.


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

t
e
k
n
i
k

c
a
r
a

m
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

a
l
a
m

b
e
n
d
a
,

d
a
n

k
o
l
a
s
e


M
e
n
c
a
r
i

t
a
h
u

g
a
m
b
a
r

a
l
a
m

b
e
n
d
a
,

d
a
n

k
o
l
a
s
e


d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

s
u
m
b
e
r

i
n
f
o
r
m
a
s
i


M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

j
e
n
i
s

g
a
m
b
a
r

a
l
a
m

b
e
n
d
a


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

t
e
k
n
i
k

c
a
r
a

m
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

a
l
a
m

b
e
n
d
a

d
a
n

k
o
l
a
s
e


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

a
l
a
m

b
e
n
d
a

d
a
n

k
o
l
a
s
e




P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
r
t
u
l
i
s
:

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

g
a
m
b
a
r

a
l
a
m

b
e
n
d
a

d
a
n

k
o
l
a
s
e


3

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

G
a
m
b
a
r

a
l
a
m

b
e
n
d
a

d
a
n

k
o
l
a
s
e

M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

s
e
n
i

k
o
l
a
s
e

d
e
n
g
a
n

t
e
k
n
i
k

l
i
p
a
t
,

t
e
m
p
e
l
,

d
a
n

g
u
n
t
i
n
g

d
a
n

a
t
a
u

s
o
b
e
k

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n


(
K
I

4
)


M
e
r
a
n
c
a
n
g

t
e
m
a

b
a
r
u

k
a
r
y
a

s
e
n
i

k
o
l
a
s
e


M
e
m
b
u
a
t

r
a
n
c
a
n
g
a
n

k
a
r
y
a

s
e
n
i

k
o
l
a
s
e


M
e
n
g
u
m
p
u
l
k
a
n

d
a
n

m
e
m
i
l
i
h

a
l
a
t

d
a
n

b
a
h
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

s
e
n
i

k
o
l
a
s
e


P
e
n
i
l
a
i
a
n
:


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

p
r
o
s
e
s

m
e
m
b
u
a
t

k
o
l
a
s
e

(
m
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g
,

m
e
n
y
o
b
e
k
,

m
e
n
e
m
p
e
l
)


P
r
o
d
u
k
:

k
a
r
y
a

k
o
l
a
s
e


3


j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

B
e
r
b
a
g
a
i

b
u
k
u
,

C
D
,

M
e
d
i
a

t
e
n
t
a
n
g

k
a
r
y
a

s
e
n
i



M
I
N
G
G
U

2



P
P
K
n

M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

k
e
t
e
l
a
d
a
n
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

R
I

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n



M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
r
a
n
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

d
a
l
a
m

m
e
m
p
e
r
s
i
a
p
k
a
n

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

R
I



D
i
s
k
u
s
i


m
e
n
g
e
n
a
i

p
e
r
a
n
-
p
e
r
a
n

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
p
e
r
a
g
a
k
a
n


B
e
r
l
a
t
i
h

p
e
r
a
n

t
o
k
o
h
-
t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i

y
g

a
k
a
n

d
i
p
e
r
a
g
a
k
a
n

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


4


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a

d
e
t
i
k
-
d
e
t
i
k

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

I
n
d
o
n
e
s
i
a



B
e
r
m
a
i
n

p
e
r
a
n

m
e
n
g
e
n
a
i

p
e
r
i
s
t
i
w
a

d
e
t
i
k
-
d
e
t
i
k

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i


T
a
n
y
a

j
a
w
a
b

m
e
n
g
e
n
a
i

p
e
r
a
n

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
b
a
w
a
k
a
n

d
a
n


c
i
t
a
-
c
i
t
a

s
i
s
w
a

u
n
t
u
k

m
e
n
g
i
s
i

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
c
a
p
a
i
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n

P
e
r
f
o
r
m
a
n
c
e

(

b
e
r
m
a
i
n

p
e
r
a
n

t
o
k
o
h
-
t
o
k
o
h


k
e
t
i
k
a

d
e
t
i
k
-
d
e
t
i
k

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i

b
e
r
k
a
n
g
s
u
n
g

)


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

G
e
m
a
r

m
e
n
g
g
a
l
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

m
e
l
a
l
u
i

m
e
m
b
a
c
a

d
a
n

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
a
r
i

s
u
m
b
e
r

l
a
i
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
a
s
a

i
n
g
i
n

t
a
h
u



M
e
n
u
l
i
s

i
n
f
o
r
m
a
s
i

y
a
n
g

d
i
p
e
r
o
l
e
h

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t



M
e
n
c
a
r
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

t
e
n
t
a
n
g

c
i
t
a
-
c
i
t
a

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

s
u
m
b
e
r

i
n
f
o
r
m
a
s
i

m
e
l
a
l
u
i

m
e
m
b
a
c
a

k
e

p
e
r
p
u
s
t
a
k
a
a
n

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

l
a
i
n

d
a
n

a
t
a
u

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

r
a
d
i
o

a
t
a
u

m
e
n
o
n
t
o
n

t
e
l
e
v
i
s
i

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

c
i
t
a
-
c
i
t
a


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

r
i
n
g
k
a
s
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

m
e
n
g
e
n
a
i

c
i
t
a
-
c
i
t
a


M
e
m
b
a
c
a
k
a
n

d
a
n

m
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

i
n
f
o
r
m
a
s
i

y
a
n
g

d
i
p
e
r
o
l
e
h

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s
:

M
e
n
u
l
i
s

i
n
f
o
r
m
a
s
i

y
a
n
g

d
i
p
e
r
o
l
e
h

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

k
e
t
e
p
a
t
a
n

i
n
f
o
r
m
a
s
i

1
0

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

P
e
r
p
u
s
t
a
k
a
a
n
,

r
a
d
i
o
,

t
e
l
e
v
i
s
i

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a


M
e
m
b
u
a
t

b
e
n
d
a
-
b
e
n
d
a

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

j
a
r
i
n
g
-
j
a
r
i
n
g

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

y
a
n
g

d
i
t
e
m
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n

b
a
r
a
n
g
-
b
a
r
a
n
g

b
e
k
a
s

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
i
t
a
r

r
u
m
a
h

s
e
k
o
a
l
a
h

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

b
e
r
m
a
i
n

(
k
2
)



M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

m
o
d
e
l

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

b
e
r
b
a
g
a
i

j
a
r
i
n
g
-
j
a
r
i
n
g

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g




M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

n
a
m
a

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

y
a
n
g

d
i
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n

g
u
r
u


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

m
o
d
e
l

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

b
e
r
b
a
g
a
i

j
a
r
i
n
g
-
j
a
r
i
n
g

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g


P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


P
r
o
d
u
k
:

m
e
n
g
g
a
m
b
a
r

m
o
d
e
l

d
a
n

j
a
r
i
n
g
-
j
a
r
i
n
g

b
a
n
g
u
n

r
u
a
n
g

6
J
P

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
a
h
a
m
i

g
i
z
i

d
a
n

m
e
n
u

s
e
i
m
b
a
n
g

d
a
l
a
m

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
h
a
t
a
n

t
u
b
u
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

f
u
n
g
s
i

u
n
s
u
r

g
i
z
i

p
a
d
a


m
a
k
a
n
a
n

(
n
a
s
i
,

r
o
t
i
,
t
e
l
u
r
,

s
u
s
u
,

s
a
y
u
r
a
n
)


M
e
n
c
a
r
i

,

m
e
m
b
a
c
a
,

d
a
n


m
e
m
b
u
a
t

k
e
s
i
m
p
u
l
a
n

b
a
h
a
n

b
a
c
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

g
i
z
i

s
e
i
m
b
a
n
g


4


J
P

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

K
a
p
u
r

P
l
u
i
t

5

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

k
e
t
e
r
a
m
p
i
l
a
n
/

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m

(
s
e
p
e
r
t
i
:

h
a
n
d

s
t
a
n
d
,

k
a
y
a
n
g
,

d
s
b
)

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

p
o
s
i
s
i

s
t
a
t
i
s

d
a
n

d
i
n
a
m
i
s
,


t
u
m
p
u
a
n

d
a
n

g
a
n
t
u
n
g
a
n

(
m
i
s
a
l
n
y
a
:

g
e
r
a
k

h
a
n
d

s
t
a
n
d

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
)

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
a
r
i

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

p
o
s
i
s
i

s
t
a
t
i
s

d
a
n

d
i
n
a
m
i
s


B
e
r
l
a
r
i

m
e
n
y
a
m
p
i
n
g

d
a
l
a
m

f
o
r
m
a
s
i

l
i
n
g
k
a
r
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

k
e
r
j
a
s
a
m
a

M
e
l
o
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

k
e
d
u
a

k
a
k
i

k
e

a
r
a
h

b
e
l
a
k
a
n
g

t
a
n
p
a

h
i
l
a
n
g

k
e
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:


T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n

g
i
z
i

s
e
i
m
a
n
g

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

b
e
r
l
a
r
i

m
e
n
y
a
m
p
i
n
g

d
a
n

m
e
l
o
m
p
a
t

d
e
n
g
a
n

k
e
d
u
a

k
a
k
i

k
e

a
r
a
h

b
e
l
a
k
a
n
g

P
e
n
g
a
m
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

M
a
t
r
a
s

B
a
n
g
k
u


S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a

M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

s
e
n
i

k
o
l
a
s
e

d
e
n
g
a
n

t
e
k
n
i
k

l
i
p
a
t
,

t
e
m
p
e
l
,

d
a
n

g
u
n
t
i
n
g

d
a
n

a
t
a
u

s
o
b
e
k

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n


(
K
I

4
)



M
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g
,

m
e
n
y
o
b
e
k
,

d
a
n

m
e
n
e
m
p
e
l

b
e
r
b
a
g
a
i

b
a
h
a
n

m
e
n
j
a
d
i

s
e
b
u
a
h

k
a
r
y
a

s
e
n
i

k
o
l
a
s
e


M
e
m
i
l
i
h

b
a
h
a
n

d
a
n

a
l
a
t


M
e
n
g
a
t
u
r

k
o
m
p
o
s
i
s
i

p
e
n
e
m
p
a
t
a
n

h
a
s
i
l

g
u
n
t
i
n
g
,

s
o
b
e
k
,

d
a
n

t
e
m
p
e
l


M
e
m
b
u
a
t

(
m
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g
,

m
e
n
y
o
b
e
k
,

m
e
n
e
m
p
e
l

k
a
r
y
a

s
e
n
i

k
o
l
a
s
e


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

h
a
s
i
l

k
a
r
y
a

s
e
n
i

k
o
l
a
s
e

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s


P
e
n
i
l
a
i
a
n
:


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

p
r
o
s
e
s

m
e
m
b
u
a
t

k
o
l
a
s
e

(
m
e
n
g
g
u
n
t
i
n
g
,

m
e
n
y
o
b
e
k
,

m
e
n
e
m
p
e
l
)


P
r
o
d
u
k
:

k
a
r
y
a

k
o
l
a
s
e

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

B
e
r
b
a
g
a
i

b
u
k
u
,

C
D
,

M
e
d
i
a

t
e
n
t
a
n
g

k
a
r
y
a

s
e
n
i



M
I
N
G
G
U

3



P
P
K
n

M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

k
e
t
e
l
a
d
a
n
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

R
I

m
e
l
a
l
u
i

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n



M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
r
a
n
a
n

t
o
k
o
h

p
r
o
k
l
a
m
a
t
o
r

d
a
l
a
m

m
e
m
p
e
r
s
i
a
p
k
a
n

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

R
I


M
e
n
c
e
r
i
t
a
k
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a

d
e
t
i
k
-
d
e
t
i
k

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

I
n
d
o
n
e
s
i
a



M
e
n
g
u
n
j
u
n
g
i

m
u
s
e
u
m
,

m
o
n
u
m
e
n

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t
-
t
e
m
p
a
t


y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
r
i
s
t
i
w
a

p
r
o
k
l
a
m
a
s
i

k
e
m
e
r
d
e
k
a
a
n

R
I


P
e
n
i
l
a
i
a
n

P
r
o
d
u
k

(
l
a
p
o
r
a
n

h
a
s
i
l

k
u
n
j
u
n
g
a
n
)


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


6

B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
n
u
l
i
s

s
u
r
a
t

u
n
t
u
k

t
e
m
a
n

s
e
b
a
y
a

t
e
n
t
a
n
g

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

a
t
a
u

c
i
t
a
-
c
i
t
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

e
j
a
a
n

y
a
n
g

b
e
n
a
r


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i
.


M
e
n
u
l
i
s

s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i

t
e
n
t
a
n
g

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n
/
c
i
t
a
-
c
i
t
a

d
e
n
g
a
n

g
a
y
a

p
e
n
c
e
r
i
t
a
a
n

y
a
n
g

m
e
n
a
r
i
k

d
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

E
Y
D

y
a
n
g

t
e
p
a
t


M
e
m
b
a
c
a

c
o
n
t
o
h

s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

d
a
n

m
e
n
c
a
t
a
t

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

d
a
l
a
m

s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i
.


M
e
n
u
l
i
s

s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i

t
e
n
t
a
n
g

c
i
t
a
-
c
i
t
a

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
c
a
t
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

e
j
a
a
n

y
a
n
g

t
e
p
a
t


M
e
m
b
a
c
a
k
a
n

s
u
r
a
t

d
a
n

b
e
r
t
a
n
y
a

j
a
w
a
b

m
e
n
g
e
n
a
i

i
s
i

s
u
r
a
t

P
e
n
i
l
a
i
a
n

P
r
o
d
u
k
:


s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i

d
e
n
g
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

p
e
n
i
l
a
i
a
n

m
e
l
i
p
u
t
i

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

e
j
a
a
n

y
a
n
g

t
e
p
a
t

d
a
n

k
e
s
e
s
u
a
i
a
n

b
a
g
i
a
n
-
b
a
g
i
a
n

d
a
l
a
m

s
u
r
a
t

p
r
i
b
a
d
i

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

r
u
m
p
a
n
g

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

t
e
p
a
t


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g

d
e
n
g
a
n

k
a
l
i
m
a
t

p
a
d
a

a
w
a
l

p
a
r
a
g
r
a
f
.


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g

p
a
d
a

a
k
h
i
r

p
a
r
a
g
r
a
f
.


M
e
m
b
a
c
a

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

r
u
m
p
a
n
g


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

k
a
t
a
/
k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

t
e
p
a
t

u
n
t
u
k

m
e
n
g
i
s
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g
.


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g

d
e
n
g
a
n

k
a
t
a
/
k
a
l
i
m
a
t

p
a
d
a

a
w
a
l

p
a
r
a
g
r
a
f
.


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g

d
e
n
g
a
n

k
a
t
a
/
k
a
l
i
m
a
t

p
a
d
a

t
e
n
g
a
h

p
a
r
a
g
r
a
f
.


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g

d
e
n
g
a
n
k
a
t
a
/
k
a
l
i
m
a
t

p
a
d
a

a
k
h
i
r

p
a
r
a
g
r
a
f
.


M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

b
a
g
i
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

h
i
l
a
n
g

d
e
n
g
a
n

k
a
t
a
/
k
a
l
i
m
a
t

p
a
d
a

a
w
a
l
,

t
e
n
g
a
h
,

d
a
n

a
k
h
i
r

p
a
r
a
g
r
a
f


M
e
m
b
a
c
a
k
a
n

d
a
n

m
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

c
e
r
i
t
a

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
l
e
n
g
k
a
p
i

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s
:

M
e
l
e
n
g
k
a
p
i

c
e
r
i
t
a

r
u
m
p
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

l
e
n
g
k
a
p


b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

h
a
s
i
l

d
i
s
k
u
s
i

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

E
Y
D

y
a
n
g

t
e
p
a
t


4

j
a
m

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


P
e
n
j
a
s
o
r
k
e
s

M
e
m
a
h
a
m
i

c
a
r
a

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

t
i
n
g
g
i

d
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

i
d
e
a
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

M
e
n
e
t
a
p
k
a
n

l
e
v
e
l

u
k
u
r
a
n

i
d
e
a
l

a
t
a
u

t
i
d
a
k
n
y
a

t
i
n
g
g
i

d
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m


p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i

M
e
n
e
t
a
p
k
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

i
d
e
l

u
n
t
u
k

u
s
i
a

1

-
1
0

t
a
h
u
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
k
a
l
a

u
k
u
r
:

B
B
I

=

(
u
m
u
r

(
t
h
n
)

x

2
)

+

8

M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

b
a
c
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i


4

J
P

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

B
o
l
a


K
a
p
u
r

P
l
u
i
t


7

b
o
l
a

k
e
c
i
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

o
l
a
h
r
a
g
a

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

b
o
l
a

k
e
c
i
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
o
l
a

k
e
c
i
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

o
l
a
h
r
a
g
a

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

b
o
l
a

k
e
c
i
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

a
k
t
i
v
i
t
a
s

k
e
b
u
g
a
r
a
n

j
a
s
m
a
n
i

u
n
t
u
k

m
e
n
c
a
p
a
i

t
i
n
g
g
i

d
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

i
d
e
a
l


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m


p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

k
e
b
u
g
a
r
a
n

j
a
s
m
a
n
i

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
e
b
u
t
u
h
a
n

t
u
b
u
h

M
e
n
a
n
g
k
a
p

b
o
l
a

m
e
n
y
u
s
u
r
i

t
a
n
a
h

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u

/
d
u
a

t
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

a
t
a
u

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
r
i
l
a
k
u

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
o
l
e
r
a
n
s
i
,

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
i
r
i

d
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n
,

d
a
n

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

p
e
r
b
e
d
a
a
n

M
e
l
a
k
u
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

j
o
g
i
n
g

t
e
r
j
a
d
w
a
l

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

T
e
r
t
u
l
i
s

:

m
e
n
g
u
k
u
r

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
k
a
l
a

u
k
u
r

B
B
I

=

(
u
m
u
r

(
t
h
n
)

x

2
)

+

8

d
a
n

k
o
m
p
o
n
e
n

g
e
r
a
k

p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i

U
n
j
u

k
e
r
j
a
:

m
e
n
a
n
g
k
a
p

b
o
l
a

m
e
n
y
u
s
u
r
i

t
a
n
a
h

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u

/
d
u
a

t
a
n
g
a
n

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u


S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
m
a
i
n
k
a
n

a
l
a
t

m
u
s
i
k

m
e
l
o
d
i
s

l
a
g
u

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
k
e
n
a
l

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

i
s
i

l
a
g
u

(
K
I

4
)


M
e
m
a
i
n
k
a
n

a
l
a
t

m
u
s
i
k

m
e
l
o
d
i
s


l
a
g
u

y
a
n
g

s
u
d
a
h

d
i
k
e
n
a
l


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

d
e
n
g
a
n

d
i
i
r
i
n
g
i

a
l
a
t

m
u
s
i
k

m
e
l
o
d
i
s



M
e
n
d
e
m
o
n
s
t
r
a
s
i
k
a
n

b
e
r
m
a
i
n

a
l
a
t

m
u
s
i
k

m
e
l
o
d
i
s

l
a
g
u

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
k
e
n
a
l


M
e
n
y
a
n
y
i

l
a
g
u

d
e
n
g
a
n

d
i
i
r
i
n
g
i

a
l
a
t

m
u
s
i
c

m
e
l
o
d
i
s


P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

M
e
m
a
i
n
k
a
n

a
l
a
t

m
u
s
i
c

m
e
l
o
d
i
s

d
a
n

m
e
n
y
a
n
y
i

l
a
g
u

y
a
n
g

s
u
d
a
h

d
i
k
e
n
a
l


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V






2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I
V

T
e
m
a

8

:

D
a
e
r
a
h

T
e
m
p
a
t

T
i
n
g
g
a
l
k
u

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h



K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
1

K
e
l
a
s


:

I
V

T
e
m
a

8


:

D
a
e
r
a
h

T
e
m
p
a
t

T
i
n
g
g
a
l
k
u

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

:

3

M
i
n
g
g
u


M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r



M
I
N
G
G
U

1



P
P
K
n


M
e
n
e
r
i
m
a

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

d
a
n


l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a

s
e
b
a
g
a
i

b
a
g
i
a
n

N
K
R
I

(
m
i
s
a
l
:

e
m
p
a
t
i

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a
)

(
K
I

2
)


M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

w
i
l
a
y
a
h

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

k
r
e
a
t
i
f





M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l
n
y
a

d
a
n

b
a
t
a
s
-
b
a
t
a
s

w
i
l
a
y
a
h

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l
n
y
a

t
e
r
s
e
b
u
t

d
e
n
g
a
n

r
a
s
a

p
e
r
c
a
y
a

d
i
r
i


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

l
e
t
a
k

w
i
l
a
y
a
h

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g

l
e
n
g
k
a
p

d
e
n
g
a
n

b
a
t
a
s
-
b
a
t
a
s
n
y
a


M
e
n
g
o
m
e
n
t
a
r
i

t
u
l
i
s
a
n

t
e
m
a
n

d
i

k
e
l
a
s

d
e
n
g
a
n

t
a
n
g
g
u
n
g
j
a
w
a
b

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
r
t
u
l
i
s

:

P
e
m
a
h
a
m
a
n

t
e
n
t
a
n
g

b
a
t
a
s
-
b
a
t
a
s

w
i
l
a
y
a
h

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

P
r
o
d
u
k
:

t
u
l
i
s
a
n

t
e
n
t
a
n
g

w
i
l
a
y
a
h

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l



6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a


M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

i
n
f
o
r
m
a
s
i

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

m
e
n
g
e
n
a
i

d
e
n
a
h



M
e
n
c
a
t
a
t

h
a
l
-
h
a
l

p
e
n
t
i
n
g

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

t
e
n
t
a
n
g

p
e
m
b
u
a
t
a
n

d
e
n
a
h

(
k
o
n
s
e
p

a
r
a
h
,

t
i
t
i
k

l
o
k
a
s
i
,

p
e
r
b
a
n
d
i
n
g
a
n

j
a
r
a
k
)


M
e
m
b
u
a
t

d
e
n
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

d
a
r
i

g
u
r
u

a
t
a
u

t
e
m
a
n
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

d
e
n
a
h

y
a
n
g

d
i
b
u
a
t



M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

t
e
n
t
a
n
g

d
a
e
r
a
h

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

(
j
i
k
a

a
d
a
)


M
e
n
g
a
m
a
t
i

c
o
n
t
o
h

g
a
m
b
a
r

d
e
n
a
h

(
a
r
a
h
,

j
a
r
a
k
,

l
o
k
a
s
i
)

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l


M
e
n
y
i
m
a
k


p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

d
a
r
i

t
e
m
a
n

a
t
a
u


t
e
n
t
a
n
g

d
e
n
a
h

d
a
n

m
e
n
c
a
t
a
t

h
a
l
-
h
a
l

p
e
n
t
i
n
g

(
a
r
a
h
,

j
a
r
a
k
,

d
a
n

t
i
t
i
k

l
o
k
a
s
i
)


M
e
m
b
u
a
t

d
e
n
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
j
e
l
a
s
a
n


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

d
e
n
a
h

y
a
n
g

d
i
b
u
a
t
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

P
r
o
d
u
k
:

m
e
m
b
u
a
t

d
e
n
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
j
e
l
a
s
a
n

y
a
n
g

d
i
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
e
n
g
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

k
e
t
e
p
a
t
a
n

p
e
r
b
a
n
d
i
n
g
a
n

j
a
r
a
k
,

a
r
a
h
,

d
a
n

t
i
t
i
k

l
o
k
a
s
i


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

2

T
e
s

l
i
s
a
n
:

M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

d
e
n
a
h

y
a
n
g

d
i
b
u
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

k
e
t
e
p
a
t
a
n

p
e
r
b
a
n
d
i
n
g
a
n

j
a
r
a
k
,

a
r
a
h
,

d
a
n

t
i
t
i
k

l
o
k
a
s
i
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i


i
s
i



i
n
f
o
r
m
a
s
i

y
a
n
g

d
i
s
a
m
p
a
i
k
a
n

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

d
e
n
a
h

(
d
e
n
g
a
n

m
e
m
b
u
a
t

d
e
n
a
h
)


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

a
r
a
h

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h
.


M
e
n
c
a
t
a
t

h
a
l
-
h
a
l

p
e
n
t
i
n
g

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h

d
e
n
g
a
n

t
e
l
i
t
i

(
a
r
a
h
,

n
a
m
a

j
a
l
a
n
,

b
a
n
g
u
n
a
n
)


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

l
e
t
a
k

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h

m
e
n
u
j
u

s
u
a
t
u

t
e
m
p
a
t
.


M
e
n
g
a
m
a
t
i

s
u
a
t
u

t
e
m
p
a
t

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

a
r
a
h

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h
.


M
e
n
c
a
t
a
t

a
r
a
h
,

n
a
m
a

j
a
l
a
n
,

b
a
n
g
u
n
a
n
,

j
a
r
a
k
,

t
i
t
i
k

l
o
k
a
s
i

s
u
a
t
u

t
e
m
p
a
t

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

a
r
a
h

d
a
l
a
m

d
e
n
a
h

m
e
n
u
j
u

l
e
t
a
k

s
u
a
t
u

t
e
m
p
a
t
.


P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

T
e
s

l
i
s
a
n
:

M
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

d
e
n
a
h

y
a
n
g

d
i
s
a
j
i
k
a
n
,

k
r
i
t
e
r
i
a

p
e
n
i
l
a
i
a
n

m
e
l
i
p
u
t
i

k
e
t
e
p
a
t
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

l
e
t
a
k

d
a
n

a
r
a
h

s
u
a
t
u

t
e
m
p
a
t


4

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
g
e
n
a
l

k
o
n
s
e
p

p
e
c
a
h
a
n

s
e
n
i
l
a
i

d
a
n

m
e
l
a
k
u
k
a
n

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

p
e
c
a
h
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t
/
g
a
m
b
a
r


(
k
3
)



M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

n
i
l
a
i

p
e
c
a
h
a
n

d
a
r
i

g
a
m
b
a
r

a
t
a
u

k
u
a
n
t
i
t
a
s

y
a
n
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n


M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

s
u
a
t
u

p
e
c
a
h
a
n

l
e
b
i
h

d
a
r
i

a
t
a
u

k
u
r
a
n
g

d
a
r
i

p
e
c
a
h
a
n

l
a
i
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
e
p
r
e
s
e
n
t
a
s
i

g
a
m
b
a
r
n
y
a


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
c
a
h
a
n

k
e

b
e
n
t
u
k

g
a
m
b
a
r

a
t
a
u

g
a
r
i
s

b
i
l
a
n
g
a
n

d
a
n

m
e
n
g
u
r
u
t
k
a
n
n
y
a



M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

s
u
a
t
u

p
e
c
a
h
a
n

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

g
a
m
b
a
r


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
c
a
h
a
n

s
e
n
i
l
a
i

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

g
a
m
b
a
r


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

b
e
n
t
u
k

p
a
l
i
n
g

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
r
i

s
e
k
e
l
o
m
p
o
k

p
e
c
a
h
a
n

s
e
n
i
l
a
i


M
e
n
y
e
d
e
r
h
a
n
a
k
a
n

p
e
c
a
h
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
b
a
g
i
n
y
a

d
e
n
g
a
n


u
n
t
u
k

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
e
m
b
i
l
a
n

d
a
n

p
e
n
y
e
b
u
t

s
u
a
t
u

p
e
c
a
h
a
n


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

n
i
l
a
i

p
e
c
a
h
a
n

d
a
r
i

g
a
m
b
a
r

a
t
a
u

k
u
a
n
t
i
t
a
s

y
a
n
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n


M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

s
u
a
t
u

p
e
c
a
h
a
n

l
e
b
i
h

d
a
r
i

a
t
a
u

k
u
r
a
n
g

d
a
r
i

p
e
c
a
h
a
n

l
a
i
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
e
p
r
e
s
e
n
t
a
s
i

g
a
m
b
a
r
n
y
a


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
c
a
h
a
n

k
e

b
e
n
t
u
k

g
a
m
b
a
r

a
t
a
u

g
a
r
i
s

b
i
l
a
n
g
a
n

d
a
n

m
e
n
g
u
r
u
t
k
a
n
n
y
a


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

s
u
a
t
u

p
e
c
a
h
a
n

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

g
a
m
b
a
r


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
c
a
h
a
n

s
e
n
i
l
a
i

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

b
e
n
t
u
k

g
a
m
b
a
r


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

b
e
n
t
u
k

p
a
l
i
n
g

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
a
r
i

s
e
k
e
l
o
m
p
o
k

p
e
c
a
h
a
n

s
e
n
i
l
a
i


M
e
n
y
e
d
e
r
h
a
n
a
k
a
n

p
e
c
a
h
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
b
a
g
i
n
y
a

d
e
n
g
a
n

F
P
B

d
a
r
i

p
e
m
b
i
l
a
n
g

d
a
n

p
e
n
y
e
b
u
t

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

:

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
c
a
h
a
n

s
e
n
i
l
a
i

6
J
P

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


3

F
P
B

d
a
r
i

p
e
m
b
i
l
a
n
g

d
a
n

p
e
n
y
e
b
u
t

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

g
a
m
b
a
r
-
g
a
m
b
a
r

y
a
g

d
i
b
e
r
i
k
a
n


T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s

:


m
e
n
y
e
d
e
r
h
a
n
a
k
a
n

p
e
c
a
h
a
n


P
e
n
j
a
s
o
r
k
e
s

M
e
m
a
h
a
m
i

j
e
n
i
s

c
i
d
e
r
a

s
e
l
a
m
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

d
a
n

m
a
m
p
u

m
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

p
e
r
t
a
m
a

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m

p
e
r
m
a
i
n
a
n

b
o
l
a

k
e
c
i
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

d
a
l
a
m

b
e
r
b
a
g
a
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

o
l
a
h
r
a
g
a

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

b
o
l
a

k
e
c
i
l


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
n
y
e
b
a
b

c
i
d
e
r
a

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

j
a
l
a
n

M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

n
o
n
-
l
o
k
o
m
o
t
o
r
,

d
a
n

m
a
n
i
p
u
l
a
t
i
f

d
a
l
a
m


p
e
r
m
a
i
n
a
n

k
a
s
t
i


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
k
a
s
i

j
e
n
i
s

c
i
d
e
r
a

y
a
n
g

m
u
n
g
k
i
n

t
e
r
j
a
d
i

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

j
e
n
i
s

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

B
e
r
l
a
r
i

l
a
n
g
k
a
h

k
u
d
a
/
h
o
p

b
e
r
g
a
n
d
e
n
g
a
n

t
a
n
g
a
n

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

n
i
l
a
i

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

t
o
l
e
r
a
n
s
i

M
e
n
a
n
g
k
a
p

b
o
l
a

m
e
n
d
a
t
a
r

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u

/
d
u
a

t
a
n
g
a
n

b
o
l
a

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

a
t
a
u

b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
r
i
l
a
k
u

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
o
l
e
r
a
n
s
i
,

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
i
r
i

d
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n
,

d
a
n

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

p
e
r
b
e
d
a
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

j
e
n
i
s

c
i
d
e
r
a

s
a
a
t

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

b
e
r
l
a
r
i

l
a
n
g
k
a
h

k
u
d
a
/
h
o
p

b
e
r
g
a
n
d
e
n
g
a
n

t
a
n
g
a
n

d
a
n

m
e
n
a
n
g
k
a
p

b
o
l
a

m
e
n
d
a
t
a
r

d
e
n
g
a
n

s
a
t
u

/
d
u
a

t
a
n
g
a
n

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u


4

J
P

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

K
a
p
u
r

P
l
u
i
t

B
o
l
a

k
a
s
t
i

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

p
a
n
j
a
n
g
-
p
e
n
d
e
k

b
u
n
y
i
,

t
i
n
g
g
i
-


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
a
n
j
a
n
g
-
p
e
n
d
e
k

b
u
n
y
i

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k

t
a
n
g
a
n


M
e
n
c
a
r
i

t
a
u

p
a
n
j
a
n
g
-
p
e
n
d
e
k

b
u
n
y
i
,

t
i
n
g
g
i
-

r
e
n
d
a
h

n
a
d
a

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k

t
a
n
g
a
n

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
n
y
a
n
y
i

,



6

J
P

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

4

r
e
n
d
a
h

n
a
d
a

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k

t
a
n
g
a
n

(
K
I

3
)


M
e
n
u
n
j
u
k
a
n


t
i
n
g
g
i
-

r
e
n
d
a
h

n
a
d
a

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k
t
a
n
g
a
n


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
r
a
k
t
e
k
k
a
n

p
a
n
j
a
n
g
-
p
e
n
d
e
k

b
u
n
y
i
,

t
i
n
g
g
i
-

r
e
n
d
a
h

n
a
d
a

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k

t
a
n
g
a
n



m
e
m
b
a
c
a

b
u
k
u
,

m
a
j
a
l
a
h
,

a
t
a
u

m
e
d
i
a

l
a
i
n

y
a
n
g

a
d
a

d
i
s
e
k
o
l
a
h

d
l
l


M
e
n
y
a
n
y
i
k
a
n

l
a
g
u

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
r
a
k
t
e
k
k
a
n

p
a
n
j
a
n
g
-
p
e
n
d
e
k

b
u
n
y
i
,

t
i
n
g
g
i
-

r
e
n
d
a
h

n
a
d
a

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k

t
a
n
g
a
n



P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

T
e
r
t
u
l
i
s

:

M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

p
a
n
j
a
n
g
-
p
e
n
d
e
k

b
u
n
y
i
,

t
i
n
g
g
i
-

r
e
n
d
a
h

n
a
d
a

d
e
n
g
a
n

g
e
r
a
k

t
a
n
g
a
n





M
I
N
G
G
U

2



P
P
K
n


M
e
n
e
r
i
m
a

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

d
a
n


l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a

s
e
b
a
g
a
i

b
a
g
i
a
n

N
K
R
I

(
m
i
s
a
l
:

e
m
p
a
t
i

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a
)

(
K
I

2
)


M
e
n
d
e
s
k
r
i
p
s
i
k
a
n

w
i
l
a
y
a
h

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

k
r
e
a
t
i
f





M
e
m
b
u
a
t

d
e
n
a
h

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g

s
i
s
w
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

w
a
w
a
n
c
a
r
a

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
u
r
u
s

R
T

d
a
n

R
W

m
e
n
g
e
n
a
i

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

R
T

d
a
n

R
W

(

p
e
n
u
g
a
s
a
n

d
i

r
u
m
a
h
)


M
e
l
a
p
o
r
k
a
n

h
a
s
i
l

w
a
w
a
n
c
a
r
a

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
u
r
u
s

R
T

d
a
n

R
W


P
e
n
i
l
a
i
a
n
:





P
r
o
d
u
k

(
d
e
n
a
h

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

d
a
n

h
a
s
i
l

w
a
w
a
n
c
a
r
a

)



6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
m
b
a
c
a

t
e
k
s

t
e
n
t
a
n
g

b
e
r
b
a
g
a
i

t
o
p
i
k
,

m
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
,

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k


M
e
n
y
u
s
u
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

m
e
n
g
e
n
a
i

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
a
c
a

d
i

d
a
l
a
m

h
a
t
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

D
a
e
r
a
h

T
e
m
p
a
t

T
i
n
g
g
a
l
k
u


M
e
m
b
u
a
t

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

t
e
n
t
a
n
g

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
n
u
k
a
r
k
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n
-
p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n

u
n
t
u
k

s
a
l
i
n
g

m
e
n
j
a
w
a
b


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f
-
p
a
r
a
g
r
a
f

y
a
n
g

a
d
a

d
i

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

y
a
n
g

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n

s
e
n
d
i
r
i

d
e
n
g
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

y
a
n
g

d
i
t
u
l
i
s

t
e
m
a
n


P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s

K
e
t
e
p
a
t
a
n

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

d
e
n
g
a
n

i
s
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

K
e
t
e
p
a
t
a
n

d
a
l
a
m

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

g
a
g
a
s
a
n

p
o
k
o
k

p
a
r
a
g
r
a
f


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


5


M
e
m
b
a
c
a

d
a
n

m
e
n
e
m
u
k
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s

/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


u
n
t
u
k

m
e
n
e
m
u
k
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i
n
y
a

d
i

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a


M
e
m
b
a
c
a

k
e
m
b
a
l
i

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n

D
a
e
r
a
h

T
e
m
p
a
t

T
i
n
g
g
a
l
k
u


M
e
n
c
a
t
a
t

k
a
t
a
-
k
a
t
a


y
a
n
g

d
i
a
n
g
g
a
p

s
u
l
i
t

a
r
t
i
n
y
a

y
a
n
g

a
d
a

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a
,

l
a
l
u

m
e
n
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i

d
a
n

m
a
k
n
a

k
a
t
a
-
k
a
t
a


t
e
r
s
e
b
u
t

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
o
n
t
e
k
s
n
y
a


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
l
i
m
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i
n
y
a

d
i

d
a
l
a
m

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s
:



M
e
n
e
m
u
k
a
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

d
i

d
a
l
a
m

t
e
k
s

b
a
c
a
a
n


M
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r


M
e
n
y
u
s
u
n

k
a
t
a
-
k
a
t
a

s
u
l
i
t

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

c
a
r
a

m
e
m
b
u
k
a

k
a
m
u
s
/
e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a

u
n
t
u
k

m
e
n
e
m
u
k
a
n

a
r
t
i

k
a
t
a


4

j
p

K
a
m
u
s

a
t
a
u

e
n
s
i
k
l
o
p
e
d
i
a

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
g
e
n
a
l

k
o
n
s
e
p

p
e
c
a
h
a
n

s
e
n
i
l
a
i

d
a
n

m
e
l
a
k
u
k
a
n

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

p
e
c
a
h
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
g
k
r
i
t
/
g
a
m
b
a
r


(
k
3
)



M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

h
a
s
i
l

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

p
e
c
a
h
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

h
a
s
i
l

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

p
e
r
k
a
l
i
a
n

d
a
n

p
e
m
b
a
g
i
a
n

p
e
c
a
h
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

h
a
s
i
l

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

p
e
n
j
u
m
l
a
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
r
a
n
g
a
n

p
e
c
a
h
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

h
a
s
i
l

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

p
e
r
k
a
l
i
a
n

d
a
n

p
e
m
b
a
g
i
a
n

p
e
c
a
h
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

h
a
s
i
l

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

p
e
r
k
a
l
i
a
n

d
a
n

p
e
m
b
a
g
i
a
n

p
e
c
a
h
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

:

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

h
a
s
i
l

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

p
e
c
a
h
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
e
n
d
a

k
o
n
k
r
i
t


T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s

:

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

h
a
s
i
l

o
p
e
r
a
s
i

h
i
t
u
n
g

p
e
c
a
h
a
n

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

p
e
c
a
h
a
n

y
a
n
g

p
a
l
i
n
g

s
e
d
e
r
h
a
n
a

6

J
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


P
e
n
j
a
s
o
r
k
e
s

M
e
m
a
h
a
m
i

c
a
r
a

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

t
i
n
g
g
i

d
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

i
d
e
a
l


M
e
n
e
t
a
p
k
a
n

l
e
v
e
l

u
k
u
r
a
n

i
d
e
a
l

a
t
a
u

t
i
d
a
k
n
y
a

t
i
n
g
g
i

d
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n


M
e
n
e
t
a
p
k
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

i
d
e
l

u
n
t
u
k

u
s
i
a

R
e
m
a
j
a

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
k
a
l
a

u
k
u
r
:

B
B
I

=

(
t
i
n
g
g
i

b
a
d
a
n


1
0
0
)

x

9
0
%




4
J
P

P
a
p
a
n

t
i
t
i
a
n

M
a
t
r
a
s

K
a
p
u
r


P
l
u
i
t

6

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

k
e
t
e
r
a
m
p
i
l
a
n
/

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m

(
s
e
p
e
r
t
i
:

h
a
n
d

s
t
a
n
d
,

k
a
y
a
n
g
,

d
s
b
)

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

p
o
s
i
s
i

s
t
a
t
i
s

d
a
n

d
i
n
a
m
i
s
,


t
u
m
p
u
a
n

d
a
n

g
a
n
t
u
n
g
a
n

(
m
i
s
a
l
n
y
a
:

g
e
r
a
k

h
a
n
d

s
t
a
n
d

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
)

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

k
e
t
e
r
a
m
p
i
l
a
n
/

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m

(
s
e
p
e
r
t
i
:

h
a
n
d

s
t
a
n
d
,

k
a
y
a
n
g
,

d
s
b
)

d
a
n


k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

p
o
s
i
s
i

s
t
a
t
i
s

d
a
n

d
i
n
a
m
i
s
,


t
u
m
p
u
a
n

d
a
n

g
a
n
t
u
n
g
a
n

(
m
i
s
a
l
n
y
a
:

g
e
r
a
k

h
a
n
d

s
t
a
n
d

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
)

s
e
c
a
r
a

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

v
a
r
i
a
s
i

d
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

u
n
t
u
k

m
e
m
b
e
n
t
u
k

g
e
r
a
k
a
n

d
a
s
a
r


a
t
l
e
t
i
k

j
a
l
a
n


d
a
n

l
a
r
i


y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
l
a
l
u
i

p
e
r
m
a
i
n
a
n

d
a
n

a
t
a
u

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

t
e
k
n
i
k

d
a
s
a
r

s
e
n
a
m



M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
o
m
i
n
a
n

p
o
s
i
s
i

s
t
a
t
i
s

d
a
n

d
i
n
a
m
i
s

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

k
o
m
b
i
n
a
s
i

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
a
r
i


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k
a
n

h
a
n
d

s
t
a
n
d

s
e
c
a
r
a

m
a
n
d
i
r
i

B
e
r
j
a
l
a
n

d
i

a
t
a
s

b
a
l
o
k

t
i
t
i
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
b
a
w
a

b
e
b
a
n

r
i
n
g
a
n

B
e
r
l
a
r
i


j
i
n
j
i
t

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

m
e
n
g
i
k
u
t
i

a
b
a
-
a
b
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


T
e
r
t
u
l
i
s

:

m
e
n
g
h
i
t
u
n
g

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

s
k
a
l
a

u
k
u
r

B
B
I

=

(
t
i
n
g
g
i

b
a
d
a
n


1
0
0
)

x

9
0
%

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

m
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k
a
n

h
a
n
d

s
t
a
n
d
,

b
e
r
j
a
l
a
n

d
i

a
t
a
s

b
a
l
o
k

t
i
t
i
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
m
b
a
w
a

b
e
b
a
n

r
i
n
g
a
n
,

d
a
n

B
e
r
l
a
r
i


j
i
n
j
i
t

k
e

b
e
r
b
a
g
a
i

a
r
a
h

m
e
n
g
i
k
u
t
i

a
b
a
-
a
b
a


B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

m
a
k
n
a

g
e
r
a
k

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k

d
a
n

p
o
l
a

l
a
n
t
a
i



(
K
I

4
)


M
e
n
e
r
a
p
k
a
n

g
e
r
a
k

t
a
r
i

b
e
r
m
a
k
n
a

y
a
n
g

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

d
e
n
g
a
n

i
r
i
n
g
a
n


M
e
n
g
h
a
r
m
o
n
i
s
k
a
n

t
a
r
i

b
e
r
m
a
k
n
a

y
a
n
g

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

a
n
t
a
r
a

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k
.

P
o
l
a

l
a
n
t
a
i

d
a
n

i
r
i
n
g
a
n


M
e
n
g
a
m
a
t
i

t
a
y
a
n
g
a
n

(

C
D
,

C
a
s
e
t
t
e

a
t
a
u

m
e
d
i
a

l
a
i
n

)

m
a
k
n
a

g
e
r
a
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k

d
a
n

p
o
l
a

l
a
n
t
a
i




M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

g
e
r
a
k

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k

d
a
n

p
o
l
a

l
a
n
t
a
i




M
e
n
a
r
i

s
e
s
u
a
i

m
a
k
n
a

g
e
r
a
k

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


7

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k

d
a
n

p
o
l
a

l
a
n
t
a
i
.


P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

:

M
e
n
a
r
i

s
e
s
u
a
i

m
a
k
n
a

g
e
r
a
k

k
e

d
a
l
a
m

b
e
n
t
u
k

t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

g
a
y
a

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
u
a
n
g

g
e
r
a
k

d
a
n

p
o
l
a

l
a
n
t
a
i




M
I
N
G
G
U

3



P
P
K
n


M
e
n
e
r
i
m
a

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

d
a
n


l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a

s
e
b
a
g
a
i

b
a
g
i
a
n

N
K
R
I

(
m
i
s
a
l
:

e
m
p
a
t
i

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
h
i
d
u
p
a
n

d
i

s
e
k
i
t
a
r
n
y
a
)

(
K
I

2
)


M
e
m
b
i
a
s
a
k
a
n

d
i
r
i

t
u
r
u
t

s
e
r
t
a

d
a
l
a
m

u
p
a
y
a

m
e
n
j
a
g
a

k
e
b
e
r
s
i
h
a
n

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

p
e
n
u
h

t
a
n
g
g
u
n
g
j
a
w
a
b




M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

b
e
n
t
u
k

p
a
r
t
i
s
i
p
a
s
i

d
a
l
a
m

u
p
a
y
a

m
e
n
j
a
g
a

k
e
b
e
r
s
i
h
a
n

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

p
e
n
g
a
l
a
m
a
n

m
e
n
j
a
g
a

k
e
b
e
r
s
i
h
a
n

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a
.


P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

U
n
j
u
k

K
e
r
j
a

:

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
i
l
a
k
u

p
e
s
e
r
t
a

d
i
d
i
k

d
a
l
a
m

u
p
a
y
a

m
e
n
j
a
g
a

k
e
b
e
r
s
i
h
a
n

t
e
m
p
a
t

t
i
n
g
g
a
l

d
a
n

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
n
y
a



6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
m
b
a
c
a

n
a
s
k
a
h

d
r
a
m
a

a
n
a
k
-
a
n
a
k

(
t
e
n
t
a
n
g

b
e
r
b
a
g
a
i

t
o
p
i
k
)

d
a
n

m
e
m
e
r
a
n
k
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

e
k
s
p
r
e
s
i

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i



M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

t
o
k
o
h
,

t
e
m
a
,

d
a
n

l
a
t
a
r

d
a
l
a
m

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k


M
e
n
c
a
t
a
t

t
o
k
o
h
,

t
e
m
a
,

d
a
n

l
a
t
a
r

d
a
l
a
m

d
r
a
m
a

a
n
a
k
.


M
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

i
s
i

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

i
s
i

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k

(
t
o
k
o
h
,

w
a
t
a
k
,

l
a
t
a
r
,

a
l
u
r
)

d
a
l
a
m

d
r
a
m
a

d
i

h
a
d
a
p
a
n

t
e
m
a
n

s
e
k
e
l
a
s


M
e
m
e
r
a
n
k
a
n

d
r
a
m
a

a
n
a
k


M
e
m
b
a
c
a

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

n
a
m
a

t
o
k
o
h
,

w
a
t
a
k
,

l
a
t
a
r
,

d
a
n

a
l
u
r

d
a
l
a
m

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k
.


M
e
n
c
a
t
a
t

n
a
m
a

t
o
k
o
h
,

w
a
t
a
k
,

l
a
t
a
r
,

d
a
n

a
l
u
r

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k
.


M
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

i
s
i

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k
.


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

i
s
i

t
e
k
s

d
r
a
m
a

a
n
a
k

(
n
a
m
a

t
o
k
o
h
,

w
a
t
a
k
,

l
a
t
a
r
,

d
a
n

a
l
u
r
)


M
e
m
e
r
a
n
k
a
n

d
r
a
m
a

a
n
a
k

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

w
a
t
a
k

t
o
k
o
h
,

l
a
t
a
r
,

d
a
n

a
l
u
r

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s
:

M
e
n
j
a
w
a
b

p
e
r
t
a
n
y
a
a
n

s
e
s
u
a
i

i
s
i

t
e
k
s

d
r
a
m
a

d
e
n
g
a
n

b
e
n
a
r

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

M
e
m
e
r
a
n
k
a
n

d
r
a
m
a

a
n
a
k

s
e
s
u
a
i
d
e
n
g
a
n

w
a
t
a
k

t
o
k
o
h
,

l
a
t
a
r
,

d
a
n

a
l
u
r


1
0

j
p


B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


M
a
t
e
m
a
t
i
k
a


M
e
n
g
u
b
a
h

p
e
c
a
h
a
n

k
e

b
e
n
t
u
k




8


M
e
n
y
a
t
a
k
a
n

p
e
c
a
h
a
n

k
e

b
e
n
t
u
k

d
e
c
i
m
a
l

d
a
n

p
e
r
s
e
n

(
K
4
)


d
e
s
i
m
a
l

(
u
n
t
u
k

j
u
m
l
a
h

d
e
s
i
m
a
l

t
e
r
b
a
t
a
s
)


M
e
n
g
u
b
a
h

b
e
n
t
u
k

d
e
s
i
m
a
l

k
e

b
e
n
t
u
k

p
e
c
a
h
a
n


M
e
n
g
u
b
a
h

p
e
c
a
h
a
n

k
e

b
e
n
t
u
k

p
e
r
s
e
n


M
e
n
g
u
b
a
h

b
e
n
t
u
k

p
e
r
s
e
n

k
e

b
e
n
t
u
k

p
e
c
a
h
a
n


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n


p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

p
e
c
a
h
a
n
,

d
e
s
i
m
a
l
,

d
a
n

p
e
r
s
e
n

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
h
a
r
i


M
e
n
g
u
b
a
h

p
e
c
a
h
a
n

k
e

b
e
n
t
u
k

d
e
s
i
m
a
l


M
e
n
g
u
b
a
h

d
e
s
i
m
a
l

k
e

b
e
n
t
u
k

p
e
c
a
h
a
n


M
e
n
g
u
b
a
h

p
e
c
a
h
a
n

k
e

b
e
n
t
u
k

p
e
r
s
e
n


M
e
n
g
u
b
a
h

b
e
n
t
u
k

p
e
r
s
e
n

k
e

b
e
n
t
u
k

p
e
c
a
h
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:



T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s


:

M
e
n
g
u
b
a
h

b
e
n
t
u
k

p
e
c
a
h
a
n

k
e

b
e
n
t
u
k

d
e
s
i
m
a
l

d
a
n

p
e
r
s
e
n


6
J
P

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


P
e
n
j
a
s
o
r
k
e
s

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n


p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
i
r
a
m
a


b
e
r
t
e
m
a

b
u
d
a
y
a

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

s
u
d
a
h

d
i
k
e
n
a
l

y
a
n
g

d
i
l
a
n
d
a
s
i

k
o
n
s
e
p

g
e
r
a
k

m
e
n
g
i
k
u
t
i

i
r
a
m
a

(
k
e
t
u
k
a
n
)

t
a
n
p
a
/
d
e
n
g
a
n

m
u
s
i
k

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

p
o
l
a

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

b
e
r
i
r
a
m
a

b
e
r
t
e
m
a

d
a
e
r
a
h

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

g
e
r
a
k


t
a
r
i

b
e
r
t
e
m
a

d
a
e
r
a
h

s
e
c
a
r
a

i
n
d
i
v
i
d
u
/
b
e
r
p
a
s
a
a
n
g
a
n
/
b
e
r
k
e
l
o
m
p
o
k

d
e
n
g
a
n

m
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u

k
e
r
j
a
s
a
m
a
,

p
e
r
c
a
y
a


d
i
r
i
,

d
i
s
i
p
l
i
n
,

t
o
l
e
r
a
n
s
i
,

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

d
i
r
i

d
a
n

o
r
a
n
g

l
a
i
n
,

d
a
n

m
e
n
g
h
a
r
g
a
i

p
e
r
b
e
d
a
a
n


s
e
l
a
m
a

m
e
l
a
k
u
k
a
n

a
k
t
i
v
i
t
a
s

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

k
e
b
e
n
a
r
a
n

g
e
r
a
k
a
n
,

k
e
s
e
s
u
a
i
a
n

g
e
r
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

i
r
a
m
a
,

d
a
n

k
e
k
o
m
p
a
k
a
n

t
i
m

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u


4

J
P

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

T
a
p
e

r
e
c
o
r
d
e
r

S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

t
e
k
n
o
l
o
g
i

s
e
d
e
r
h
a
n
a

d
e
n
g
a
n

t
a
l
i

s
e
b
a
g
a
i

t
e
n
a
g
a

p
e
n
g
g
e
r
a
k





(
K
I

4
)


M
e
r
a
n
c
a
n
g

a
n
e
k
a

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g

m
i
n
i
m
a
l

3

s
k
e
t
s
a

i
d
e


M
e
n
g
u
m
p
u
l
k
a
n

b
a
h
a
n

d
a
n

a
l
a
t

p
e
m
b
u
a
t
a
n

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g


M
e
m
b
u
a
t

k
r
e
a
s
i

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

s
k
e
t
s
a

i
d
e


M
e
m
b
u
a
t

h
i
a
s
a
n

p
e
r
m
u
k
a
a
n

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g

b
a
i
k

d
e
n
g
a
n

t
e
k
n
i
k

l
u
k
i
s

m
a
u
p
u
n

t
e
m
p
e
l


M
e
n
g
e
v
a
l
u
a
s
i

k
a
r
y
a

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

c
a
r
a

m
e
m
b
u
a
t

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g


M
e
r
a
n
c
a
n
g

k
a
r
y
a

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n

u
n
t
u
k

r
e
k
r
e
a
s
i


M
e
n
g
u
m
p
u
l
k
a
n

b
a
h
a
n

d
a
n

a
l
a
t

u
n
t
u
k

m
e
m
b
u
a
t

l
a
y
i
n
g
-
l
a
y
a
n
g


M
e
m
b
u
a
t

k
a
r
y
a

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g

d
e
n
g
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

t
e
k
n
i
k

d
a
n

b
a
h
a
n


M
e
m
b
u
a
t

s
e
n
t
u
h
a
n

a
k
h
i
r

a
t
a
u

h
i
a
s
a
n

p
a
d
a

k
a
r
y
a

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g

y
a
n
g

s
u
d
a
h

d
i
b
u
a
t


M
e
n
g
o
m
e
n
t
a
r
i

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g

h
a
s
i
l

k
a
r
y
a

s
e
n
d
i
r
i

d
a
n

k
a
r
y
a

t
e
m
a
n
n
y
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


P
r
o
s
e
s

p
e
m
b
u
a
t
a
n

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g


P
r
o
d
u
k
:

l
a
y
a
n
g
-
l
a
y
a
n
g

y
a
n
g

d
i
h
a
s
i
l
k
a
n


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V




2
8

N
o
v
e
m
b
e
r

2
0
1
2


S
I
L
A
B
U
S

K
e
l
a
s

I
V

T
e
m
a

9

:

M
a
k
a
n
a
n

S
e
h
a
t

d
a
n

B
e
r
g
i
z
i

S
e
k
o
l
a
h

D
a
s
a
r

d
a
n

M
a
d
r
a
s
a
h

I
b
t
i
d
a
i
y
a
h



K
E
M
E
N
T
E
R
I
A
N

P
E
N
D
I
D
I
K
A
N

D
A
N

K
E
B
U
D
A
Y
A
A
N

T
A
H
U
N

2
0
1
2
2

K
e
l
a
s


:

I
V

T
e
m
a

9


:

M
a
k
a
n
a
n

S
e
h
a
t

d
a
n

B
e
r
g
i
z
i

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

:

3

M
i
n
g
g
u


M
a
t
a

P
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

K
o
m
p
e
t
e
n
s
i

D
a
s
a
r

I
n
d
i
k
a
t
o
r

K
e
g
i
a
t
a
n

P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n

d
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

A
l
o
k
a
s
i

W
a
k
t
u

S
u
m
b
e
r

B
e
l
a
j
a
r



M
I
N
G
G
U

1



P
P
K
n

M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s


s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
a
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)
,

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i

(
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a
)

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i


j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

d
a
e
r
a
h

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n


m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

k
e
s
u
k
a
a
n
n
y
a



M
e
n
c
a
r
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

d
a
e
r
a
h

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r

m
e
l
a
l
u
i

b
e
r
b
a
g
a
i

m
e
d
i
a
,

d
a
n

m
e
m
b
u
a
t

d
a
f
t
a
r
n
y
a
.


T
a
n
y
a

j
a
w
a
b

t
e
n
t
a
n
g

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

k
e
s
u
k
a
a
n
n
y
a


M
e
m
b
u
a
t

k
l
i
p
i
n
g

t
e
n
t
a
n
g

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

d
a
e
r
a
h

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

T
e
r
t
u
l
i
s

d
a
n

l
i
s
a
n

:

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

d
a
e
r
a
h

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r
.

P
r
o
d
u
k

:


m
e
m
b
u
a
t

k
l
i
p
i
n
g


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

G
e
m
a
r

m
e
n
g
g
a
l
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

m
e
l
a
l
u
i

m
e
m
b
a
c
a

d
a
n

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

d
a
r
i

s
u
m
b
e
r

l
a
i
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

r
a
s
a

i
n
g
i
n

t
a
h
u



M
e
n
u
l
i
s

i
n
f
o
r
m
a
s
i

y
a
n
g

d
i
p
e
r
o
l
e
h

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t



M
e
n
c
a
r
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

t
e
n
t
a
n
g

m
a
k
a
n
a
n

s
e
h
a
t

d
a
n

b
e
r
g
i
z
i

d
a
r
i

b
e
r
b
a
g
a
i

s
u
m
b
e
r

i
n
f
o
r
m
a
s
i

m
e
l
a
l
u
i

m
e
m
b
a
c
a

k
e

p
e
r
p
u
s
t
a
k
a
a
n

a
t
a
u

t
e
m
p
a
t

l
a
i
n

d
a
n

a
t
a
u

m
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

r
a
d
i
o

a
t
a
u

m
e
n
o
n
t
o
n

t
e
l
e
v
i
s
i

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
a
k
a
n
a
n

s
e
h
a
t

d
a
n

b
e
r
g
i
z
i


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

r
i
n
g
k
a
s
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

i
n
f
o
r
m
a
s
i

m
e
n
g
e
n
a
i

m
a
k
a
n
a
n

s
e
h
a
t

d
a
n

b
e
r
g
i
z
i


M
e
m
b
a
c
a
k
a
n

d
a
n

m
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

i
n
f
o
r
m
a
s
i

y
a
n
g

d
i
p
e
r
o
l
e
h

P
e
n
i
l
a
i
a
n

T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s
:

M
e
n
u
l
i
s

i
n
f
o
r
m
a
s
i

y
a
n
g

d
i
p
e
r
o
l
e
h

d
e
n
g
a
n

m
e
m
p
e
r
h
a
t
i
k
a
n

k
e
t
e
p
a
t
a
n

i
n
f
o
r
m
a
s
i

1
0

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

P
e
r
p
u
s
t
a
k
a
a
n
,

n

r
a
d
i
o
,

t
e
l
e
v
i
s
i

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

B
e
r
s
i
k
a
p

t
e
l
i
t
i

d
a
n

c
e
r
m
a
t


d
a
l
a
m

m
e
n
g
a
m
b
i
l

k
e
p
u
t
u
s
a
n

m
e
m
i
l
i
h


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
e
n
y
e
l
e
s
a
i
a
n

d
a
r
i

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n


M
e
n
y
e
l
e
s
a
i
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

y
a
n
g

d
i
s
u
g
u
h
k
a
n

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

u
a
n
g

d
a
l
a
m

k
e
h
i
d
u
p
a
n

s
e
h
a
r
i
-
6
J
P

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

3

j
e
n
i
s

b
a
r
a
n
g

y
a
n
g

d
i
t
a
w
a
r
k
a
n

d
e
n
g
a
n

d
i
s
k
o
n

y
a
n
g

m
e
n
a
r
i
k

d
a
r
i

t
o
k
o


a
t
a
u

p
a
d
a

s
a
a
t

m
e
m
i
l
i
h

j
e
n
i
s

t
a
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

b
u
n
g
a

y
a
n
g

m
e
n
a
r
i
k

d
a
r
i

B
a
n
k

(
k
2
)



p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

u
a
n
g
.


M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

d
i
s
k
o
n

d
a
r
i

p
e
n
a
w
a
r
a
n

h
a
r
g
a

s
u
a
t
u

b
a
r
a
n
g


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
i
l
i
h
a
n

j
e
n
i
s

b
a
r
a
n
g

y
a
n
g

d
i
t
a
w
a
r
k
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n


b
e
s
a
r
n
y
a

d
i
s
k
o
n


M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

b
a
n
y
a
k

u
a
n
g

y
a
n
g

d
i
p
e
r
l
u
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
a
y
a
r

b
a
r
a
n
g

s
e
t
e
l
a
h

m
e
n
d
a
p
a
t

d
i
s
c
o
n



h
a
r
i


M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

d
i
s
k
o
n

b
a
r
a
n
g

y
a
n
g

d
i
t
a
w
a
r
k
a
n

d
a
r
i

h
a
r
g
a

s
u
a
t
u

b
a
r
a
n
g


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
i
l
i
h
a
n

y
a
n
g

t
e
p
a
t

t
e
n
t
a
n
g

j
e
n
i
s

b
a
r
a
n
g

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
e
s
a
r
n
y
a

d
i
s
k
o
n

y
a
n
g

d
i
t
a
w
a
r
k
a
n


M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

b
a
n
y
a
k

u
a
n
g

y
a
n
g

d
i
p
e
r
l
u
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
a
y
a
r

b
a
r
a
n
g

s
e
t
e
l
a
h

m
e
n
d
a
p
a
t

d
i
s
k
o
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s

:

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

h
a
r
g
a

s
u
a
t
u

b
a
r
a
n
g

s
e
t
e
l
a
h

m
e
n
d
a
p
a
t

d
i
s
k
o
n


P
e
n
j
a
s
o
r
k
e
s

M
e
m
a
h
a
m
i

t
i
n
g
g
i

d
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

i
d
e
a
l

d
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h
n
y
a

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
o
n
s
e
p

B
o
d
y

M
a
s
s

I
n
d
e
x

(
B
M
I
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

r
u
m
u
s

B
o
d
y

M
a
s
s

I
n
d
e
x


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h

N
i
l
a
i

B
M
I


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

k
o
n
s
e
p

B
o
d
y

M
a
s
s

I
n
d
e
x

(
B
M
I
)

m
e
r
u
p
a
k
a
n

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

y
a
n
g

m
e
m
b
a
n
d
i
n
g
k
a
n

b
e
r
a
t

d
a
n

t
i
n
g
g
i

b
a
d
a
n

s
e
s
e
o
r
a
n
g


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

r
u
m
u
s

B
o
d
y

M
a
s
s

I
n
d
e
x


B
M
I

=

B
e
r
a
t

(
d
a
l
a
m

k
g
)

/

T
i
n
g
g
i
2

(
d
a
l
a
m

m
e
t
e
r
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h

N
i
l
a
i

B
M
I

d
a
p
a
t

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

b
e
s
a
r
n
y
a

r
i
s
i
k
o

t
e
r
k
e
n
a

p
e
n
y
a
k
i
t

a
k
i
b
a
t

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

s
e
p
e
r
t
i

j
a
n
t
u
n
g

d
a
n

d
i
a
b
e
t
e
s


M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

m
e
n
g
u
k
u
r

B
M
I

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

U
n
j
u
k

K
e
r
j
a
:

m
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

m
e
n
g
u
k
u
r

B
M
I

T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

t
i
n
g
g
i

d
a
n

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n

i
d
e
a
l

d
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h
n
y
a

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n


4

J
p


B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


M
e
m
a
h
a
m
i

p
e
n
g
a
r
u
h

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

t
u
b
u
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

p
a
d
a

m
a
s
a

s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

t
u
b
u
h


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

p
a
d
a

a
n
a
k

m
a
s
a

s
e
k
o
l
a
h

(
u
k
u
r
a
n

f
i
s
i
k

t
u
b
u
h
:

b
e
r
a
t

b
a
d
a
n
,

t
i
n
g
g
i

b
a
d
a
n
,

l
i
n
g
k
a
r

k
e
p
a
l
a
,

l
i
n
g
k
a
r

l
e
n
g
a
n
,

p
e
r
u
b
a
h
a
n

s
u
a
r
a
,

m
e
n
s
t
r
u
a
s
i
,

m
u
l
a
i

t
e
r
t
a
r
i
k

d
e
n
g
a
n

l
a
w
a
n

j
e
n
i
s

d
a
n

l
a
i
n
-

l
a
i
n
,

p
e
r
u
b
a
h
a
n

p
r
o
p
o
r
s
i

t
u
b
u
h
,

l
e
p
a
s
n
y
a

g
i
g
i

s
u
s
u
)


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n
,

d
a
n

k
e
s
e
h
a
t
a
n

t
u
b
u
h


P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

2

J
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


4




T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
i
r
i
-
c
i
r
i

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

p
a
d
a

a
n
a
k

m
a
s
a

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

p
e
n
g
a
r
u
h

a
k
t
i
v
i
t
a
s

f
i
s
i
k

d
a
n

i
s
t
i
r
a
h
a
t

t
e
r
h
a
d
a
p

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n

t
u
b
u
h


M
e
m
a
h
a
m
i

g
i
z
i

d
a
n

m
e
n
u

s
e
i
m
b
a
n
g

d
a
l
a
m

m
e
n
j
a
g
a

k
e
s
e
h
a
t
a
n

t
u
b
u
h


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

f
u
n
g
s
i

m
a
k
a
n
a
n

b
a
g
i

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

k
e
s
e
h
a
t
a
n

t
u
b
u
h


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

m
e
n
g
a
p
a

k
i
t
a

p
e
r
l
u

m
a
k
a
n


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

d
a
n

m
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

m
a
k
a
n
a
n

(
m
a
k
a
n
a
n

p
o
k
o
k

d
a
n

m
a
k
a
n
a
n

t
a
m
b
a
h
a
n
)


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

f
u
n
g
s
i

m
a
k
a
n
a
n

b
a
g
i

m
a
n
u
s
i
a

a
d
a
l
a
h

u
n
t
u
k
:

s
u
m
b
e
r

e
n
e
r
g
i
,

m
e
m
b
a
n
g
u
n

t
u
b
u
h
,

p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n

t
u
b
u
h


P
e
n
i
l
a
i
a
n

:



T
e
s

t
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

f
u
n
g
s
i

m
a
k
a
n
a
n

b
a
g
i

p
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n

d
a
n

k
e
s
e
h
a
t
a
n

t
u
b
u
h


4

J

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a


M
e
n
g
e
n
a
l

t
a
r
i
-
t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

d
a
n

k
e
u
n
i
k
a
n

g
e
r
a
k
n
y
a

(
K
I

3
)


M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

k
e
u
n
i
k
a
n

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h


M
e
m
b
e
d
a
k
a
n

c
i
r
i

k
h
a
s


t
a
r
i

d
a
e
r
a
h


M
e
n
c
a
r
i

t
a
h
u

t
a
r
i
-
t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

d
a
n

k
e
u
n
i
k
a
n

g
e
r
a
k
n
y
a

m
e
l
a
l
u
i

m
e
m
b
a
c
a

b
u
k
u
,

m
a
j
a
l
a
h

a
t
a
u

m
e
d
i
a

l
a
i
n

y
a
n
g

a
d
a

d
i
s
e
k
o
l
a
h

d
l
l
.


M
e
n
c
a
t
a
t

i
n
f
o
r
m
a
s
i

y
a
n
g

d
i
p
e
r
o
l
e
h

t
e
n
t
a
n
g

t
a
r
i
-
t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

d
a
n

k
e
u
n
i
k
a
n

g
e
r
a
k
n
y
a


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

d
a
n

k
e
u
n
i
k
a
n

g
e
r
a
k
n
y
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

t
a
r
i

d
a
e
r
a
h

d
a
n

k
e
u
n
i
k
a
n
n
y
a


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V
,

m
a
j
a
l
a
h
,

m
e
d
i
a

l
a
i
n
n
y
a


P
E
N
J
A
S
O
R
K
E
S

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

s
a
l
a
h

s
a
t
u

g
a
y
a

r
e
n
a
n
g

d
a
l
a
m

j
a
r
a
k

t
e
r
t
e
n
t
u
*

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

s
a
l
a
h

s
a
t
u

g
a
y
a

r
e
n
a
n
g

d
a
l
a
m

j
a
r
a
k

t
e
r
t
e
n
t
u
*


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

r
e
n
a
n
g

g
a
y
a

d
a
d
a

(
p
o
s
i
s
i

b
a
d
a
n
,


g
e
r
a
k
a
n

t
u
n
g
k
a
i
,

g
e
r
a
k
a
n

l
e
n
g
a
n
,

p
e
r
n
a
f
a
s
a
n
)

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

r
e
n
a
n
g

g
a
y
a

d
a
d
a

(
p
o
s
i
s
i

b
a
d
a
n
,


g
e
r
a
k
a
n

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

r
e
n
a
n
g

g
a
y
a

d
a
d
a


(
p
o
s
i
s
i

b
a
d
a
n
,


g
e
r
a
k
a
n

t
u
n
g
k
a
i
,

g
e
r
a
k
a
n

l
e
n
g
a
n
,

p
e
r
n
a
f
a
s
a
n
)

B
e
r
m
a
i
n

t
e
r
a
p
u
n
g


p
a
d
a

p
e
r
m
u
k
a
a
n

a
i
r

d
e
n
g
a
n

p
o
s
i
s
i

t
e
l
u
n
g
k
u
p

k
e
d
u
a

l
e
n
g
a
n

l
u
r
u
s

k
e

d
e
p
a
n

d
a
n

k
e
d
u
a

k
a
k
i

l
u
r
u
s

k
e

b
e
l
a
k
a
n
g

d
e
n
g
a
n

s
e
d
i
k
i
t

t
o
l
a
k
a
n

k
e
d
u
a

k
a
k
i

4

J
P

P
e
l
a
m
p
u
n
g


5

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

s
a
l
a
h

s
a
t
u

g
a
y
a

r
e
n
a
n
g

d
a
l
a
m

j
a
r
a
k

t
e
r
t
e
n
t
u
*


t
u
n
g
k
a
i
,

g
e
r
a
k
a
n

l
e
n
g
a
n
,

p
e
r
n
a
f
a
s
a
n
)

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

r
e
n
a
n
g

g
a
y
a

d
a
d
a

(
p
o
s
i
s
i

b
a
d
a
n
,


g
e
r
a
k
a
n

t
u
n
g
k
a
i
,

g
e
r
a
k
a
n

l
e
n
g
a
n
,

p
e
r
n
a
f
a
s
a
n
)


p
a
d
a

d
i
n
d
i
n
g

k
o
l
a
m

b
a
d
a
n

m
e
l
u
n
c
u
r

k
e

d
e
p
a
n

m
e
n
e
m
p
u
h

j
a
r
a
k

4
-
6

m
,

d
i
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
o
r
a
n
g
a
n
,

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
,

d
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k
.

B
e
r
m
a
i
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

t
u
n
g
k
a
i


r
e
n
a
n
g

g
a
y
a

d
a
d
a

p
a
d
a

p
e
r
m
u
k
a
a
n

a
i
r

d
e
n
g
a
n

p
o
s
i
s
i

t
e
l
u
n
g
k
u
p

k
e
d
u
a

l
e
n
g
a
n

b
e
r
p
e
g
a
n
g
a
n

p
a
r
i
t
/
p
e
l
a
m
p
u
n
g
/
t
e
m
a
n

d
i

d
e
p
a
n
n
y
a

d
a
n

k
e
d
u
a


t
u
n
g
k
a
i

l
u
r
u
s

k
e

b
e
l
a
k
a
n
g
,

t
e
k
u
k

k
e
d
u
a

l
u
t
u
t

m
e
n
d
e
k
a
t
i

p
i
n
g
g
u
l

l
a
l
u

t
e
n
d
a
n
g
k
a
n

t
u
n
g
k
a
i

k
e

b
e
l
a
k
a
n
g

h
u
n
g
g
a

r
a
p
a
t

d
a
n

l
u
r
u
s

m
e
n
e
m
p
u
h

j
a
r
a
k


4
-
6

m
,

d
i
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
o
r
a
n
g
a
n
,

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
,

d
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:


T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

r
e
n
a
n
g

g
a
y
a

d
a
d
a

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
;

k
e
t
e
r
a
m
p
i
l
a
n

m
e
n
g
a
p
u
n
g
,

d
a
n

g
e
r
a
k
a
n

t
u
n
g
k
a
i

r
e
n
a
n
g

g
a
y
a

d
a
d
a

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u




M
I
N
G
G
U

2



P
P
K
n

M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s


s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,

b
a
h
a
s
a
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)
,

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i

(
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a
)

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i


j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

d
a
e
r
a
h

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n


m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

k
e
s
u
k
a
a
n
n
y
a



M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

b
e
r
b
a
g
a
i

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

d
a
e
r
a
h

n
u
s
a
n
t
a
r
a


M
e
n
c
a
r
i

g
a
m
b
a
r
-
g
a
m
b
a
r

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

n
u
s
a
n
t
a
r
a


M
e
n
u
l
i
s
k
a
n

b
e
b
e
r
a
p
a

r
e
s
e
p

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

d
a
e
r
a
h

n
u
s
a
n
t
a
r
a

P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

(

m
e
n
c
a
r
i

g
a
m
b
a
r
-
g
a
m
b
a
r
)

T
e
r
t
u
l
i
s

(

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

r
e
s
e
p
)


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a


M
e
m
b
a
c
a

i
s
i

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
m
a
k
a
i
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t

d
a
n

m
e
l
a
k
u
k
a
n
n
y
a


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

u
r
u
t
a
n

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
e
s
u
a
t
u

(
o
b
a
t
,

p
u
p
u
k
,

a
l
a
t

r
u
m
a
h

t
a
n
g
g
a
,

m
a
i
n
a
n
/
g
a
m
e
,

a
l
a
t

e
l
e
k
t
r
o
n
i
k
,

d
a
n

s
e
b
a
g
a
i
n
y
a
)

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

t
e
k
s

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a


M
e
l
a
k
u
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

s
e
s
u
a
i

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
e
s
u
a
t
u


M
e
m
b
a
c
a

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
m
a
k
a
i
a
n

s
e
s
u
a
t
u

a
l
a
t

y
a
n
g

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

m
a
k
a
n
a
n

a
t
a
u

k
e
s
e
h
a
t
a
n


M
e
l
a
k
u
k
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

s
e
s
u
a
i

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

a
l
a
t

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a


M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

t
a
n
g
g
a
p
a
n

d
a
n

s
a
r
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

k
e
t
e
p
a
t
a
n

k
e
g
i
a
t
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

t
e
m
a
n

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

6

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V
,

b
u
k
u

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

p
e
r
a
l
a
t
a
n

6


(
o
b
a
t
,

p
u
p
u
k
,

a
l
a
t

r
u
m
a
h

t
a
n
g
g
a
,

m
a
i
n
a
n
/
g
a
m
e
,

a
l
a
t

e
l
e
k
t
r
o
n
i
k
,

d
a
n

s
e
b
a
g
a
i
n
y
a
)

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:


M
e
l
a
k
u
k
a
n

s
e
s
u
a
t
u

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
m
a
k
a
i
a
n

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

u
r
u
t
a
n
n
y
a

d
e
n
g
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

k
e
s
e
s
u
a
i
a
n

m
e
l
a
k
u
k
a
n

s
e
s
u
a
t
u

d
e
n
g
a
n

p
e
t
u
n
j
u
k


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

s
e
c
a
r
a

l
i
s
a
n

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

m
u
d
a
h

d
i
p
a
h
a
m
i

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

r
u
n
t
u
t


M
e
n
c
a
t
a
t

p
o
k
o
k
-
p
o
k
o
k

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
m
a
k
a
i
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

m
u
d
a
h

d
i
p
a
h
a
m
i

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

r
u
n
t
u
t


M
e
n
c
a
t
a
t

p
o
k
o
k
-
p
o
k
o
k

i
s
i

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
t
u
n
j
u
k

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t




t
e
r
s
e
b
u
t

d
e
n
g
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

m
u
d
a
h

d
i
p
a
h
a
m
i

d
a
n

k
a
l
i
m
a
t

y
a
n
g

r
u
n
t
u
t

P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

s
u
a
t
u

a
l
a
t

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s

d
e
n
g
a
n

t
e
p
a
t
.

K
r
i
t
e
r
i
a

p
e
n
i
l
a
i
a
n

m
e
l
i
p
u
t
i

k
e
r
u
n
t
u
t
a
n

k
a
l
i
m
a
t

d
a
n

b
a
h
a
s
a

y
a
n
g

k
o
m
u
n
i
k
a
t
i
f


4

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

B
e
r
s
i
k
a
p

t
e
l
i
t
i

d
a
n

c
e
r
m
a
t


d
a
l
a
m

m
e
n
g
a
m
b
i
l

k
e
p
u
t
u
s
a
n

m
e
m
i
l
i
h

j
e
n
i
s

b
a
r
a
n
g

y
a
n
g

d
i
t
a
w
a
r
k
a
n

d
e
n
g
a
n

d
i
s
k
o
n

y
a
n
g

m
e
n
a
r
i
k

d
a
r
i

t
o
k
o


a
t
a
u

p
a
d
a

s
a
a
t

m
e
m
i
l
i
h

j
e
n
i
s

t
a
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

b
u
n
g
a

y
a
n
g

m
e
n
a
r
i
k

d
a
r
i

B
a
n
k

(
k
2
)




M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
i
l
i
h
a
n

t
a
b
u
n
g
a
n

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

b
u
n
g
a

y
a
n
g

m
e
n
a
r
i
k

d
a
r
i

B
a
n
k




M
e
n
g
h
i
t
u
n
g

b
u
n
g
a

y
a
n
g

d
i
t
a
w
a
r
k
a
n

d
a
r
i

s
u
a
t
u

B
a
n
k


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

p
i
l
i
h
a
n

y
a
n
g

t
e
p
a
t

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

h
a
r
g
a

b
a
r
a
n
g

d
a
n

b
u
n
g
a

B
a
n
k

P
e
n
i
l
a
i
a
n


T
e
s

T
e
r
t
u
l
i
s

:

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

j
u
m
l
a
h

t
a
b
u
n
g
a
n

s
e
t
e
l
a
h

m
e
n
d
a
p
a
t

b
u
n
g
a

d
a
r
i

B
a
n
k

d
a
l
a
m

j
a
n
g
k
a

w
a
k
t
u

t
e
r
t
e
n
t
u



6

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

P
e
n
j
a
s
o
r
k
e
s

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

s
a
l
a
h

s
a
t
u

g
a
y
a

r
e
n
a
n
g

d
a
l
a
m

j
a
r
a
k

t
e
r
t
e
n
t
u
*


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

r
e
n
a
n
g

g
a
y
a

d
a
d
a

(
p
o
s
i
s
i

b
a
d
a
n
,


g
e
r
a
k
a
n

t
u
n
g
k
a
i
,

g
e
r
a
k
a
n

l
e
n
g
a
n
,

p
e
r
n
a
f
a
s
a
n
)


B
e
r
m
a
i
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

l
e
n
g
a
n


r
e
n
a
n
g

g
a
y
a

d
a
d
a

p
a
d
a

p
e
r
m
u
k
a
a
n

a
i
r

d
e
n
g
a
n

p
o
s
i
s
i

t
e
l
u
n
g
k
u
p

k
e
d
u
a

l
e
n
g
a
n

l
u
r
u
s

k
e

d
e
p
a
n

d
a
n

k
e
d
u
a


t
u
n
g
k
a
i

l
u
r
u
s

k
e

b
e
l
a
k
a
n
g
,

d
i
p
e
g
a
n
g

t
e
m
a
n
/
m
e
n
g
g
e
p
i
t

p
a
p
a
n

p
e
l
a
m
p
u
n
g
,

b
u
k
a

k
e
d
u
a

l
e
n
g
a
n

k
e

s
a
m
p
i
n
g

l
a
l
u

t
e
k
a
n

p
e
r
m
u
k
a
a
n

a
i
r

h
i
n
g
g
a

k
e
d
u
a

s
i
k
u
t

t
e
r
t
e
k
u
k

d
e
p
a
n

d
a
d
a

l
a
n
j
u
t
k
a
n

g
e
r
a
k
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
l
u
r
u
s
k
a
n

k
e
d
u
a

l
e
n
g
a
n

k
e

d
e
p
a
n


4
-
6

m
,

d
i
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
o
r
a
n
g
a
n
,

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
,

d
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k
.

B
e
r
m
a
i
n

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

p
e
r
n
a
f
a
s
a
n

r
e
n
a
n
g

g
a
y
a

d
a
d
a
,


4

J
P


P
e
l
a
m
p
u
n
g

B
u
k
u

p
e
g
a
n
g
a
n

s
i
s
w
a

7


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
n
t
u
k

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
o
l
o
n
g

d
a
r
i

b
a
h
a
y
a

t
e
n
g
g
e
l
a
m


k
e
d
u
a

l
e
n
g
a
n

l
u
r
u
s

d
i

d
e
p
a
n

b
a
d
a
n

m
e
m
e
g
a
n
g
p
a
r
i
t

,

b
a
d
a
n

t
e
r
a
p
u
n
g

d
i

d
a
l
a
m

p
e
r
m
u
k
a
a
n

a
i
r
,

k
e
d
u
a

t
u
n
g
k
a
i

l
u
r
u
s

k
e

b
e
l
a
k
a
n
g

b
a
d
a
n

d
i
p
e
g
a
n
g

t
e
m
a
n
,

h
i
t
.
1

h
i
r
u
p

u
d
a
r
a

m
e
l
a
l
u
i

h
i
d
u
n
g

d
a
n

m
u
l
u
t
,

h
i
t
.

2

m
a
s
u
k
a
n

k
a
p
a
l
a

k
e

d
a
l
a
m

a
i
r

b
e
r
s
a
m
a
a
n

m
e
n
g
h
e
m
b
u
s
k
a
n

u
d
a
r
a

d
a
r
i

m
u
l
u
t

d
a
n

h
i
d
u
n
g
,

h
i
t
.

3

a
n
g
k
a
t

k
e
m
b
a
l
i

k
e
p
a
l
a

k
e

a
t
a
s

p
e
r
m
u
k
a
a
n

a
i
r

d
a
n

h
i
r
u
p

l
a
g
i

u
d
a
r
a

m
e
l
a
l
u
i

m
u
l
u
t

d
a
n

h
i
d
u
n
g
,

d
s
t
.

d
i
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
o
r
a
n
g
a
n
,

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
,

d
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k

M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

b
e
n
t
u
k

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
t

d
i
l
a
k
u
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
n
o
l
o
n
g

d
a
r
i

b
a
h
a
y
a

t
e
n
g
g
e
l
a
m

(
m
e
l
e
m
p
a
r

b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
a
p
a
t

t
e
r
a
p
u
n
g

p
a
d
a

k
o
r
b
a
n
,

m
e
n
j
u
l
u
r
k
a
n

b
e
n
d
a
/
g
a
l
a
h

p
a
d
a

k
o
r
b
a
n
,

m
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

t
a
m
b
a
n
g

p
a
d
a

k
o
r
b
a
n
,

m
e
n
j
u
l
u
r
k
a
n

l
e
n
g
a
n

p
a
d
a

k
o
r
b
a
n
)

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:


T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
a
r
a

m
e
n
o
l
o
n
g

k
o
r
b
a
n

t
e
n
g
g
e
l
a
m

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
;

g
e
r
a
k
a
n

l
e
n
g
a
n

r
e
n
a
n
g

g
a
y
a

d
a
d
a
,

g
e
r
a
k

d
a
s
a
r

p
e
r
n
a
p
a
s
a
n

r
e
n
a
n
g

g
a
y
a

d
a
d
a

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n

p
e
r
i
l
a
k
u


S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a

M
e
n
g
e
t
a
h
u
i

b
e
r
b
a
g
a
i

a
l
u
r

c
a
r
a

d
a
n

p
e
n
g
o
l
a
h
a
n

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

y
a
n
g

p
e
n
g
o
l
a
h
a
n

b
a
h
a
n

y
a
n
g

m
e
n
g
i
k
u
t
i

a
l
u
r

(
K
I

3
)



M
e
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n

a
l
a
m

d
e
n
g
a
n

b
a
i
k

u
n
t
u
k

b
e
r
k
a
r
y
a


M
e
n
g
o
l
a
h

b
a
h
a
n

u
n
t
u
k

b
e
r
k
a
r
y
a


M
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

b
a
h
a
n

y
a
n
g

m
u
d
a
h

d
i
d
a
u
r

u
l
a
n
g


m
e
n
g
i
k
u
t
i

a
l
u
r

d
a
l
a
m

b
e
r
k
a
r
y
a


M
e
n
c
a
r
i

t
a
h
u

a
l
u
r

c
a
r
a

d
a
n

p
e
n
g
o
l
a
h
a
n

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f

y
a
n
g

p
e
n
g
o
l
a
h
a
n

b
a
h
a
n

y
a
n
g

m
e
n
g
i
k
u
t
i

a
l
u
r

m
e
l
a
l
u
i

m
e
m
b
a
c
a

b
u
k
u
,

m
a
j
a
l
a
h

a
t
a
u

m
e
d
i
a

l
a
i
n

y
a
n
g

a
d
a

d
i

s
e
k
o
l
a
h

d
l
l
.


M
e
n
c
a
t
a
t

i
n
f
o
r
m
a
s
i

y
a
n
g

d
i
p
e
r
o
l
e
h

t
e
n
t
a
n
g

a
l
u
r

c
a
r
a

d
a
n

p
e
n
g
o
l
a
h
a
n

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

a
l
u
r

c
a
r
a

d
a
n

p
e
n
g
o
l
a
h
a
n

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f



P
e
n
i
l
a
i
a
n

:


T
e
r
t
u
l
i
s
:

m
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

a
l
u
r

c
a
r
a

d
a
n

p
e
n
g
o
l
a
h
a
n

k
a
r
y
a

k
r
e
a
t
i
f


6

j
p

B
u
k
u

t
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V
,

m
a
j
a
l
a
h
,

m
e
d
i
a

l
a
i
n
n
y
a



M
I
N
G
G
U

3



P
P
K
n

M
e
n
g
e
l
o
m
p
o
k
k
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s


s
u
k
u

b
a
n
g
s
a

(
p
a
k
a
i
a
n

t
r
a
d
i
s
i
o
n
a
l
,


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i


j
e
n
i
s
-
j
e
n
i
s

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

d
a
e
r
a
h

d
i


M
e
m
b
u
a
t

s
a
l
a
h

s
a
t
u

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

d
a
e
r
a
h

n
u
s
a
n
t
a
r
a

d
a
e
r
a
h
n
y
a

m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

8

b
a
h
a
s
a
,

r
u
m
a
h

a
d
a
t
,

m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s
,

d
a
n

u
p
a
c
a
r
a

a
d
a
t
)
,

s
o
s
i
a
l

e
k
o
n
o
m
i

(
j
e
n
i
s

p
e
k
e
r
j
a
a
n

o
r
a
n
g

t
u
a
)

d
i

l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

r
u
m
a
h
,

s
e
k
o
l
a
h

d
a
n

m
a
s
y
a
r
a
k
a
t

s
e
k
i
t
a
r


l
i
n
g
k
u
n
g
a
n

s
e
k
i
t
a
r
.


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n


m
a
k
a
n
a
n

k
h
a
s

d
a
e
r
a
h

y
a
n
g

m
e
n
j
a
d
i

k
e
s
u
k
a
a
n
n
y
a


M
e
n
y
a
j
i
k
a
n

h
a
s
i
l
n
y
a

m
a
s
a
k
a
n


M
e
n
i
k
m
a
t
i

h
a
s
i
l

m
a
k
a
n
a
n

y
a
n
g

d
i
s
a
j
i
k
a
n
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n

P
r
o
d
u
k

(

h
a
s
i
l

m
a
s
a
k
a
n

)


B
a
h
a
s
a

I
n
d
o
n
e
s
i
a

M
e
n
d
e
n
g
a
r
k
a
n

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a
k
a
n
,

d
i
a
l
o
g

y
a
n
g

m
e
n
g
a
n
d
u
n
g

t
a
w
a
r
a
n
,

l
a
r
a
n
g
a
n
,

t
e
g
u
r
a
n
,

p
e
m
b
e
r
i
t
a
h
u
a
n

d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

i
n
t
i
n
y
a

d
a
l
a
m

s
a
t
u

a
t
a
u

d
u
a

k
a
l
i
m
a
t


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

i
s
i

k
a
l
i
m
a
t

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n
,

t
a
w
a
r
a
n
,

l
a
r
a
n
g
a
n
,

d
a
n

t
e
g
u
r
a
n


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
r
b
e
d
a
a
n

j
e
n
i
s

k
a
l
i
m
a
t

t
a
w
a
r
a
n
,

l
a
r
a
n
g
a
n
,

d
a
n

t
e
g
u
r
a
n


M
e
n
y
i
m
a
k

p
e
m
b
a
c
a
a
n

t
e
k
s

y
a
n
g

b
e
r
i
s
i

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n

d
a
n

m
e
n
c
a
t
a
t

i
s
i
n
y
a


M
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

i
s
i

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n


M
e
n
y
i
m
a
k


p
e
m
b
a
c
a
a
n

k
a
l
i
m
a
t

t
a
w
a
r
a
n

d
a
n

m
e
n
c
a
t
a
t

i
s
i
n
y
a


M
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

i
s
i

k
a
l
i
m
a
t

t
a
w
a
r
a
n


M
e
n
y
i
m
a
k


p
e
m
b
a
c
a
a
n

k
a
l
i
m
a
t

l
a
r
a
n
g
a
n

d
a
n

m
e
n
c
a
t
a
t

i
s
i
n
y
a


M
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

i
s
i

k
a
l
i
m
a
t

l
a
r
a
n
g
a
n


M
e
n
y
i
m
a
k


p
e
m
b
a
c
a
a
n

k
a
l
i
m
a
t

t
e
g
u
r
a
n

d
a
n

m
e
n
c
a
t
a
t

i
s
i
n
y
a


M
e
n
g
u
n
g
k
a
p
k
a
n

k
e
m
b
a
l
i

i
s
i

k
a
l
i
m
a
t

t
e
g
u
r
a
n


M
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n

p
e
r
b
e
d
a
a
n

k
a
l
i
m
a
t

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n
,

t
a
w
a
r
a
n
,

t
e
g
u
r
a
n
,

d
a
n

l
a
r
a
n
g
a
n


B
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

g
a
m
b
a
r

s
i
s
w
a

b
e
r
d
i
s
k
u
s
i

t
e
n
t
a
n
g

k
o
m
p
o
n
e
n

m
e
n
u

s
e
i
m
b
a
n
g

(
k
a
r
b
o
h
i
d
r
a
t
,

l
e
m
a
k
,

p
r
o
t
e
i
n
,

v
i
t
a
m
i
n
,

d
a
n

m
i
n
e
r
a
l
)


M
e
n
y
u
s
u
n

m
e
n
u

s
e
i
m
b
a
n
g

b
a
g
i

d
i
r
i
n
y
a

u
n
t
u
k

s
a
r
a
p
a
n
,

m
a
k
a
n

s
i
a
n
g
,

d
a
n

m
a
k
a
n

m
a
l
a
m
)


M
e
n
s
u
r
v
e
y
/
m
e
n
d
a
t
a

k
o
m
p
o
s
i
s
i

/
k
a
n
d
u
n
g
a
n

g
i
z
i

d
a
n

z
a
t

m
a
k
a
n
a
n

t
a
m
b
a
h
a
n

l
a
i
n
n
y
a

d
a
r
i

j
a
j
a
n
a
n

y
a
n
g

d
i
k
o
n
s
u
m
s
i

d
i

s
e
k
o
l
a
h


M
e
n
g
a
n
a
l
i
s
i
s

a
p
a
k
a
h

j
a
j
a
n
a
n

y
a
n
g

d
i
s
a
j
i
k
a
n

d
i

s
e
k
o
l
a
h

t
e
r
m
a
s
u
k

j
a
j
a
n
a
n

y
a
n
g

s
e
h
a
t

a
t
a
u

t
i
d
a
k

s
e
h
a
t


P
e
n
i
l
a
i
a
n

:

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:


M
e
n
y
a
m
p
a
i
k
a
n

k
a
l
i
m
a
t

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n
,

t
a
w
a
r
a
n
,

l
a
r
a
n
g
a
n
,

d
a
n

t
e
g
u
r
a
n

d
i

d
e
p
a
n

k
e
l
a
s
,

k
r
i
t
e
r
i
a

p
e
n
i
l
a
i
a
n

m
e
l
i
p
u
t
i

k
e
t
e
p
a
t
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

k
a
l
i
m
a
t


p
e
n
g
u
m
u
m
a
n
,


6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V

C
o
n
t
o
h

p
e
n
g
u
m
u
m
a
n
,

k
a
l
i
m
a
t

t
a
w
a
r
a
n
,

k
a
l
i
m
a
t

l
a
r
a
n
g
a
n

d
a
n

t
e
g
u
r
a
n

9


t
a
w
a
r
a
n
,

l
a
r
a
n
g
a
n

d
a
n

t
e
g
u
r
a
n


B
e
r
m
a
i
n


p
e
r
a
n

s
e
b
a
g
a
i

f
i
g
u
r

t
e
r
t
e
n
t
u

(
d
o
k
t
e
r
,

g
u
r
u
,

p
e
d
a
g
a
n
g

s
a
y
u
r
,

p
o
l
i
s
i
,

d
s
b
.
)

y
a
n
g


s
e
d
a
n
g

b
e
r
b
i
c
a
r
a
.


M
e
m
e
r
a
n
k
a
n

f
i
g
u
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

c
a
r
a

b
i
c
a
r
a
,

d
a
n

t
i
n
g
k
a
h

l
a
k
u

f
i
g
u
r

y
a
n
g

d
i
p
e
r
a
n
k
a
n


M
e
n
e
n
t
u
k
a
n

f
i
g
u
r

t
e
r
t
e
n
t
u

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
p
e
r
a
n
k
a
n


M
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

c
a
r
a

b
i
c
a
r
a
,

d
a
n

t
i
n
g
k
a
h

l
a
k
u

f
i
g
u
r

y
a
n
g

t
e
l
a
h

d
i
t
e
n
t
u
k
a
n


M
e
m
e
r
a
n
k
a
n

f
i
g
u
r

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

c
a
r
a

b
i
c
a
r
a
,

d
a
n

t
i
n
g
k
a
h

l
a
k
u
n
y
a


M
e
n
g
o
m
e
n
t
a
r
i

p
e
m
e
r
a
n
a
n

y
a
n
g

d
i
l
a
k
u
k
a
n

t
e
m
a
n


P
e
n
i
l
a
i
a
n

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
:

K
e
s
e
s
u
a
i
a
n

p
e
m
e
r
a
n
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
b
i
a
s
a
a
n
,

c
a
r
a

b
i
c
a
r
a
,

d
a
n

t
i
n
g
k
a
h

l
a
k
u

f
i
g
u
r

y
a
n
g

d
i
p
e
r
a
n
k
a
n


4

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


M
a
t
e
m
a
t
i
k
a

M
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

p
e
m
b
u
l
a
t
a
n

d
a
l
a
m

m
e
m
b
a
c
a

h
a
s
i
l

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

a
l
a
t

u
k
u
r


(
k
3
)



M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

c
o
n
t
o
h

a
l
a
t

u
k
u
r

w
a
k
t
u
,

j
a
r
a
k

d
a
n

b
e
r
a
t


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

a
l
a
t

u
k
u
r

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

(
w
a
k
t
u
,
j
a
r
a
k
/
p
a
n
j
a
n
g
,

b
e
r
a
t
)


M
e
n
g
u
k
u
r


d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

y
a
n
g

d
i
t
u
n
j
u
k
k
a
n

o
l
e
h

a
l
a
t

u
k
u
r

w
a
k
t
u

d
e
n
g
a
n

p
e
m
b
u
l
a
t
a
n

t
e
r
d
e
k
a
t


M
e
n
g
u
k
u
r


d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

y
a
n
g

d
i
t
u
n
j
u
k
k
a
n

o
l
e
h

a
l
a
t

u
k
u
r

p
a
n
j
a
n
g

d
e
n
g
a
n

p
e
m
b
u
l
a
t
a
n

t
e
r
d
e
k
a
t


M
e
n
g
u
k
u
r


d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

y
a
n
g

d
i
t
u
n
j
u
k
k
a
n

o
l
e
h

a
l
a
t

u
k
u
r

b
e
r
a
t

d
e
n
g
a
n

p
e
m
b
u
l
a
t
a
n

t
e
r
d
e
k
a
t


M
e
n
y
e
b
u
t
k
a
n

a
l
a
t

u
k
u
r

y
a
n
g

d
i
t
a
m
p
i
l
k
a
n

g
u
r
u


M
e
n
d
i
s
k
u
s
i
k
a
n

m
a
s
i
n
g
-
m
a
s
i
n
g

k
e
g
u
n
a
a
n

a
l
a
t

u
k
u
r

w
a
k
t
u
,

j
a
r
a
k

d
a
n

b
e
r
a
t


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

a
l
a
t

u
k
u
r

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

s
e
p
e
r
t
i

u
n
t
u
k

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

w
a
k
t
u

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

j
a
m
,

u
k
u
r
a
n

p
a
n
j
a
n
g

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

m
e
t
e
r
a
n
,

d
a
n

m
e
n
e
n
t
u
k
a
n

b
e
r
a
t

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n

t
i
m
b
a
n
g
a
n


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n


d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

y
a
n
g

d
i
t
u
n
j
u
k
k
a
n

o
l
e
h

a
l
a
t

u
k
u
r

w
a
k
t
u

d
e
n
g
a
n

p
e
m
b
u
l
a
t
a
n

t
e
r
d
e
k
a
t


M
e
n
g
u
k
u
r


d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

y
a
n
g

d
i
t
u
n
j
u
k
k
a
n

o
l
e
h

a
l
a
t

u
k
u
r

p
a
n
j
a
n
g

d
e
n
g
a
n

p
e
m
b
u
l
a
t
a
n

t
e
r
d
e
k
a
t

M
e
n
g
u
k
u
r


d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

y
a
n
g

d
i
t
u
n
j
u
k
k
a
n

o
l
e
h

a
l
a
t

u
k
u
r

b
e
r
a
t

d
e
n
g
a
n

p
e
m
b
u
l
a
t
a
n

t
e
r
d
e
k
a
t


M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n


d
a
n

m
e
n
u
l
i
s
k
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

y
a
n
g

d
i
t
u
n
j
u
k
k
a
n

o
l
e
h

a
l
a
t

u
k
u
r

b
e
r
a
t

d
e
n
g
a
n

p
e
m
b
u
l
a
t
a
n

t
e
r
d
e
k
a
t

P
e
n
i
l
a
i
a
n


U
n
j
u
k

k
e
r
j
a

:

m
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

d
e
n
g
a
n

k
e
t
e
p
a
t
a
n

d
a
n

p
e
n
d
e
k
a
t
a
n

t
e
r
t
e
n
t
u


T
e
r
t
u
l
i
s
:

M
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
m
b
u
l
a
t
a
n

t
e
r
h
a
d
a
p

h
a
s
i
l

6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V


1
0


p
e
n
g
u
k
u
r
a
n

P
e
n
j
a
s
o
r
k
e
s

M
e
m
p
r
a
k
t
i
k
k
a
n

d
a
s
a
r

p
e
n
y
e
l
a
m
a
t
a
n

d
i

a
i
r

*


M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

s
i
m
u
l
a
s
i

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

d
a
r
i

b
a
h
a
y
a

t
e
n
g
g
e
l
a
m

d
e
n
g
a
n

m
e
l
e
m
p
a
r

b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
a
p
a
t

t
e
r
a
p
u
n
g

p
a
d
a

k
o
r
b
a
n

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

S
i
m
u
l
a
s
i

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

d
a
r
i

b
a
h
a
y
a

t
e
n
g
g
e
l
a
m

d
e
n
g
a
n

m
e
n
j
u
l
u
r
k
a
n

g
a
l
a
h

p
a
d
a

k
o
r
b
a
n

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

S
i
m
u
l
a
s
i

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

d
a
r
i

b
a
h
a
y
a

t
e
n
g
g
e
l
a
m

d
e
n
g
a
n

m
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

t
a
m
b
a
n
g

p
a
d
a

k
o
r
b
a
n

M
e
m
p
e
r
a
g
a
k
a
n

S
i
m
u
l
a
s
i

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

d
a
r
i

b
a
h
a
y
a

t
e
n
g
g
e
l
a
m

d
e
n
g
a
n

m
e
n
j
u
l
u
r
k
a
n

l
e
n
g
a
n

p
a
d
a

k
o
r
b
a
n

(
s
a
l
i
n
g

b
e
r
p
e
g
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n
)

S
i
m
u
l
a
s
i

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

d
a
r
i

b
a
h
a
y
a

t
e
n
g
g
e
l
a
m

d
e
n
g
a
n

m
e
l
e
m
p
a
r

b
e
n
d
a

y
a
n
g

d
a
p
a
t

t
e
r
a
p
u
n
g

p
a
d
a

k
o
r
b
a
n

(
p
e
l
a
m
p
u
n
g

d
a
r
i

b
a
n
,

k
a
y
u

y
a
n
g

d
a
p
a
t

m
e
n
g
a
m
b
a
n
g
,

d
i
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
o
r
a
n
g
a
n
,

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
,

d
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k
.

S
i
m
u
l
a
s
i

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

d
a
r
i

b
a
h
a
y
a

t
e
n
g
g
e
l
a
m

d
e
n
g
a
n

m
e
n
j
u
l
u
r
k
a
n

g
a
l
a
h

p
a
d
a

k
o
r
b
a
n

,

d
i
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
o
r
a
n
g
a
n
,

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
,

d
a
n


S
i
m
u
l
a
s
i

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

d
a
r
i

b
a
h
a
y
a

t
e
n
g
g
e
l
a
m

d
e
n
g
a
n

m
e
l
e
m
p
a
r
k
a
n

t
a
m
b
a
n
g

p
a
d
a

k
o
r
b
a
n
,

d
i
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
o
r
a
n
g
a
n
,

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
,

d
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k
.

S
i
m
u
l
a
s
i

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

d
a
r
i

b
a
h
a
y
a

t
e
n
g
g
e
l
a
m

d
e
n
g
a
n

m
e
n
j
u
l
u
r
k
a
n

l
e
n
g
a
n

p
a
d
a

k
o
r
b
a
n

(
s
a
l
i
n
g

b
e
r
p
e
g
a
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

t
e
m
a
n
)
,

d
i
l
a
k
u
k
a
n

p
e
r
o
r
a
n
g
a
n
,

b
e
r
p
a
s
a
n
g
a
n
,

d
a
n

k
e
l
o
m
p
o
k
.

P
e
n
i
l
a
i
a
n
:

U
n
j
u
k

k
e
r
j
a
;

s
i
m
u
l
a
s
i

p
e
r
t
o
l
o
n
g
a
n

p
a
d
a

k
o
r
b
a
n

t
e
n
g
g
e
l
a
m


4

J
P


P
e
l
a
m
p
u
n
g

G
a
l
a
h

T
a
m
b
a
n
g



S
e
n
i

B
u
d
a
y
a

d
a
n

P
r
a
k
a
r
y
a

M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

m
o
d
e
l

b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n

p
e
n
g
a
m
a
t
a
n

l
a
n
g
s
u
n
g


(
K
I

4
)


M
e
m
b
u
a
t

g
a
m
b
a
r

d
e
n
g
a
n

m
o
d
e
l

m
a
k
a
n
a
n



M
e
m
i
l
i
h

d
a
n

m
e
n
y
i
a
p
k
a
n

m
o
d
e
l

m
a
k
a
n
a
n

s
e
r
t
a

a
l
a
t

g
a
m
b
a
r


M
e
n
g
g
a
m
b
a
r

m
a
k
a
n
a
n

d
e
n
g
a
n

m
e
l
i
h
a
t

m
o
d
e
l
/
o
b
j
e
k

l
a
n
g
s
u
n
g

P
e
n
i
l
a
i
a
n


P
r
o
d
u
k
:

G
a
m
b
a
r

m
o
d
e
l



6

j
p

B
u
k
u

T
e
m
a
t
i
k

K
e
l
a
s

I
V



PLPG Rayon 138: Panduan Workshop SSP
5

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)


A. Pengertian RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta
didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.RPP disusun berdasarkanKD atau
subtemayang dilaksanakan dalamsatu kali pertemuan atau lebih.

B. Prinsip Penyusunan RPP
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut.
a. Perbedaan individual peserta didikantara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulisyang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. h. Penerapan
teknologi informasi dan komunikasisecara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

C. Komponen RPP
Komponen RPP terdiri atas:
a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. kelas/semester;
d. materi pokok;
PLPG Rayon 138: Panduan Workshop SSP
6

e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD
dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi;
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan
dicapai;
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan,
inti, dan penutup; dan
m. penilaian hasil pembelajaran.

Masing-masing komponen dijelaskan sebagai berikut.
1. Tujuan Pembelajaran
a. Rumusan tujuan bukan merupakan pernyataan tentang apa yang
direncanakan guru untuk dilaksanakan dalam pembelajaran tetapi
tentang apa yang seharusnya siswa peroleh dari suatu pelajaran.
b. Rumusan tujuan merupakan pernyataan tentang hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh setiap siswa. Lebih tepatnya, kemampuan
baru apa yang seharusnya dikuasai siswa pada akhir pelajaran.
c. Pernyataan tujuan pembelajaran seharusnya seoperasional mungkin.
Sebagai misal, Siswa saya akan meningkat keterampilan matematika
mereka merupakan pernyataan terlalu umum sebagai tujuan
pembelajaran spesifik. Pernyataan ini cocok sebagai tujuan
pembelajaran umum, yaitu pernyataan luas tentang tujuan. Tujuan
seperti itu dapat memayungi sejumlah tujuan spesifik, seperti Siswa
kelas dua akan dapat memecahkan dengan benar setiap masalah
penjumlahan satu-digit.
Format ABCD Tujuan Pembelajaran:
a. Tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan
menyebut Audience peserta didik untuk siapa tujuan itu
dimaksudkan.
b. Tujuan itu kemudian mencantumkan Behavior atau kemampuan
yang harus didemonstarsikan dan Conditions seperti apa perilaku
atau kemampuan yang akan diamati.
c. Akhirnya, tujuan itu mencantumkan Degree keterampilan baru itu
harus dicapai dan diukur, yaitu dengan standar seperti apa
kemampuan itu dapat dinilai.
PLPG Rayon 138: Panduan Workshop SSP
7


2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar diambil langsung dari silabus.

3. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator dirumuskan berdasarkan rumusan kompetensi dasar.

4. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dijabarkan dari materi pembelajaran yang ada di
dalam silabus. Silabus hanya memuat materi pokok, RPP menguraikan
materi pokok tersebut secara rinci.

5. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan guru untuk
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai.
Dalam suatu proses pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan
dapat lebih dari satu. Metode pembelajaran yang ditulis dalam RPP adalah
satu atau dua metode yang dominan digunakan dalam pembelajaran.
Contoh metode pembelajaran yang sering digunakan seperti metode
ilmiah, metode tanya jawab, metode diskusi (dengan teknik diskusi
tertentu), metode demonstrasi, metode eksperimen dan sebagainya.
Model-model pembelajaran juga dapat dipilih untuk diterapkan supaya
tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Contoh model pembelajaran
yang sering digunakan seperti pembelajaran kooperatif.

6. Media Pembelajaran
Berupa alat-alat dan bahan yang digunakan untuk mendukung proses
pembelajaran.

7. Sumber Belajar
Sumber belajar merujuk pada buku siswa, buku guru, buku referensi/bahan
cetakan lainnya, jurnal, sumber belajar elektronik (internet), atau
lingkungan.

8. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
2) memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan
memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional;
3) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
PLPG Rayon 138: Panduan Workshop SSP
8

4) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
5) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan
tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atauinkuiri dan
penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta.
Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini
memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam
domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik,
tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya
kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok,
disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
b. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topic
dan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan
harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu
melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning).
c. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang
dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
menghargai,menghayati,hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong
siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual
maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
1) seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
PLPG Rayon 138: Panduan Workshop SSP
9

langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung;
2) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
3) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
baik tugas individual maupun kelompok; dan
4) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.

9. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian merupakan cara mengukur pencapaian tujuan. Penilaian dapat
mengambil jenis tes atau non tes, tergantung indikator yang sudah
ditentukan. Kunci jawaban dan pedoman penskoran juga disertakan.

D. Lampiran RPP
1. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
2. Kunci LKS
3. Kisi-Kisi Penilaian
4. Lembar Penilaian (soal untuk penilaian jenis tes, lembar observasi untuk
jenis penilaian kinerja dan sikap)
5. Kunci Penilaian dan Rubrik (pedoman penilaian).


1

CONTOH
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Identitas Sekolah : (nama satuan pendidikan)
Kelas/Semester : IV/1
Tema/Sub Tema : Hemat Energi / 3
Pertemuan Ke : 3
Alokasi Waktu : 6 X 35 menit


A. Kompetensi Dasar
IPA
Kompetensi Dasar:
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam
dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya
dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; obyektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan
berdiskusi
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan penelaahan fenomena alam secara mandiri maupun
berkelompok
3.3 Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui pengamatan, serta
mendeskripsikan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari
4.3 Menyajikan laporan hasil percobaan gaya dan gerak menggunakan table dan grafik

PJOK
Kompetensi Dasar:
1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemampuannya sebagai anugrah
Tuhan yang tidak ternilai
1.2 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur
kepada Sang Pencipta
2.2 Menunjukkan perilaku santun kepada teman, guru dan lingkungan sekolah selama
pembelajaran penjas
3.2 Memahami pengaruh aktivitas fisik dan istirahat terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tubuh
4.5 Mempraktikkan pola gerak dasar berirama bertema budaya daerah yang sudah dikenal
yang dilandasi konsep gerak mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik

Matematika
Kompetensi Dasar:
2.4 Menunjukkan perilaku disiplin dan teratur dalam membuat dan mengikuti suatu jadwal
kegiatan yang berulang dan efektif menggunakan prinsip KPK dalam kalender
2.5 Menjalankan tugas dengan penuh tanggungjawab menjaga kerapian dan kebersihan kelas
berdasarkan jadwal berulang yang tepat menggunakan prinsip KPK dalam kalender
(misal jadwal piket, Pramuka dan lain-lain)
3.1 Menentukan faktor persekutuan dua buah bilangan dan faktor persekutuan terbesar (FPB)
2

4.1 Mengemukakan kembali dengan kalimat sendiri , menyatakan kalimat matematika dan
memecahkan masalah dengan efektif permasalahan yang berkaitan dengan KPK dan
FPB, satuan kuantitas, desimal dan persen terkait dengan aktivitas sehari-hari di rumah,
sekolah, atau tempat bermain serta memeriksa kebenarannya

PPKn
Kompetensi Dasar:
1.2 Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar
2.4 Menunjukkan perilaku bersatu sebagai wujud keyakinan bahwa tempat tinggal dan
lingkungannya sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan masyarakat
4.3 Bekerja sama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan rumah, sekolah, dan
masyarakat

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang diakui
sebagai bahasa persatuan yang kokoh dan sarana belajar untuk memperoleh ilmu
pengetahuan
2.1 Memiliki kepedulian terhadap gaya, gerak, energi panas, bunyi, cahaya, dan energi
alternatif melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
3.4 Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya
alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku
4.4 Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara
mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku

C.Indikator
IPA
Indikator
Mengidentifikasi hubungan dan pemanfaatan gaya otot dan gerak dalam aktivitas sehari-
hari
Menyajikan laporan dari percobaan tentang gaya otot

PJOK
Indikator
Menjelaskan gerak senam irama
Mempraktikkan gerak senam irama

PPKn
Indikator
Menjelaskan arti bersatu
Mensimulasikan nilai bersatu

Matematika
Indikator
Menjelaskan konsep faktor persekutuan terbesar
3

Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan FPB
Menemukan hasil dari soal cerita yang berhubungan dengan FPB
Mengomunikasikan strategi penyelesaian masalah yang berhubungan dengan FPB

Bahasa Indonesia
Indikator
Menyajikan teks cerita petualangan tentang pengalamannya bekerjasama
Menceritakan petuangan tentang pengalaman bekerjasama

D. Tujuan Pembelajaran:
Dengan melihat demonstrasi dari guru, siswa mempraktikkan gerakan senam irama
dengan benar
Setelah melakukan percobaan, siswa mampu menuliskan beberapa contoh gaya yang ada
dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah kegiatan bercerita, siswa mampu menceritakan pengalamannya bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama.
Setelah bereksplorasi, siswa dapat menemukan konsep faktor persekutuan terbesar dengan
benar.

E. Materi Pembelajaran:
a. Gaya Otot
b. Senam Irama
c. Nilai Bersatu
d. FPB

G. Pendekatan
Saintifik

H. Langkah-langkah Pembelajaran
KEGIATAN DEKSKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU

Kegiatan
Pembuka
Guru menyiapkan fisik dan psikis anak dalam
mengawali kegiatan pembelajaran lewat permainan
Tepuk serta menyapa anak
Peserta didik diminta untuk menebak isi kotak
misterius ke dalam kelas yang berisi tambang

Peserta didik diberi pertanyaan penggiring:
Hari ini ibu membawa sebuah benda
misterius, benda ini biasa digunakan dalam
kegiatan kamu 17 Agustus. Benda apakah ini?
(para siswa akan menebak sampai anak bisa
mengetahui bahwa itu adalah tambang)
Apa yang kalian rasakan pada tubuh saat
bermain tarik tambang?
Masih ingatkah aturan permainannya?
Hari ini kita akan keluar untuk bermain tarik
tambang!

6 x 35 menit



4

Seluruh siswa dengan bimbingan guru keluar kelas
untuk bermain tarik tambang
Guru akan meminta siswa membagi kelompok
yang terdiri dari 2,4 dan lima kelompok (
mengintegrasikan matematika dalam permaian
tarik tambang).
Sebelum perlombaan dimulai guru meminta
anak berdiskusi untuk mencari strategi
memenangkan lomba tarik tambang (posisi
kaki,lengan (sudut),pola susunan)
Setelah berlomba, guru bertanyaapa yang
kalian rasakan setelah lomba?
Sikap apa yang harus kita miliki saat berlomba

Siswa dan guru kembali ke kelas dan guru
Kegiatan Inti Jenis Pengelompokkan :
Kelompok dan Individu

1. Setelah kembali ke kelas, guru akan membagi
tugas dalam kelompok. Peserta didik akan berdiskusi
dan menjawab pertayaan tertulis yang diberikan guru.
Pertanyaan:
Saat kalian bermain tarik tambang sikap apa
yang perlu diperlihatkan?
Saat menarik tambang, apa yang kamu
rasakan disekitar lengan dan kakimu?
Mengapa?
Gerakan apa yang kalian lakukan?
Apa yang terjadi pada tambang saat kita
melakukan tarikan dan dorongan?
Apa yang dapat kamu simpulkan?

Kesimpulan yang diharapkan:
Bahwa kegiatan tarik tambang ada tarikan dan
dorongan.
Tarikan dan dorongan itu kekuatan otot kaki
dan lengan.
Tarikan dan dorongan disebut sebagai gaya
Tarikan dan dorongan yang berasal dari otot
disebut sebagai gaya otot)
Berikan contoh lain dari gaya otot. Siswa
akan berbagi hasil pekerjaan mereka.


2. Setelah menjawab pertanyaan, salah satu
perwakilan siswa dalam tiap kelompok akan
mempresentasikan hasil diskusi kepada kelompok lain
secara bergiliran.
Diharapkan setiap anggota kelompok yang
mendengarkan akan memberikan masukan atau
5

komentar.
Setelah itu guru dan siswa akan menyimpulkan
bersama.

3. Peserta didik diberikan pertanyaan tambahan untuk
menguatkan kembali tentang tema gaya:

Apa lagi yang ingin kalian ketahui mengenai gaya?


4. Peserta didik mengerjakan tugas yang ada di buku
siswa.
Secara berpasangan, temukan gaya apa saja yang ada.
Siswa mengerjakan tugas di buku aktivitas
Setelah itu guru akan mendiskusikan hasilnya dengan
siswa. (penilaian 4 di buku siswa)

5. Siswa membuat cerita berantai sesuai dengan
ilustrasi gambar yang ada untuk menerapkan dari
konsep gaya yang telah dipelajari. (penilaian 2 di
buku siswa)

6. Peserta didik mengamati gambar di hal 82.
Secara bergantian, siswa diminta untuk menulis
sebuah kalimat yang isinya tentang penerapan konsep
gaya
Setiap siswa menulis satu kalimat dan siswa
berikutnya harus membaca kalimat tersebut sebelum
menulis kalimat lanjutannya. Siswa menceritakan
hasil ceritanya antar kelompok.

7. Peserta didik bereksplorasi untuk menemukan
konsep Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dengan
diberikan pertanyaan dan kegiatan penggiring:
- Contoh gaya otot apa saja yang telah kalian
temukan?
- Masih ingat tidak kalian saat lomba tarik
tambang tadi? Berapa jumlah seluruh pemain?
- Berapa kelompok yang terbentuk?
- Ada berapa orang dalam tiap kelompok?

8. Peserta didik memodelkan lewat counters yang
dipersiapkan guru
( Contoh : kancing-kancing, biji-biji, dll )

9. Peserta didik diberikan pertanyaan- pertanyaan
lain:
- Buatlah pengelompokan lain dari jumlah
counter yang sama!
- Berapakah jumlah anggota tiap kelompok
6

yang kalian buat?
- Bagaimana bentuk perkaliannya?
- Apa yang dapat kalian simpulkan?

10. Peserta melakukan eksporasi tambahan dari
kegiatan yang ada di buku siswa di halaman 84 dan
diskusikan secara berpasangan

Guru akan berkeliling memeriksa pekerjaan siswa
sekaligus menilai sikap (penilaian 5 di buku siswa)
Setelah itu guru dan siswa akan mendiskusikan hasil
kerja siswa

Kegiatan Penutup Peserta didik menuliskan refleksi dari kegiatan:

Apa yang kalian pelajari dari kegiatan hari ini?

Kegiatan apa yang paling kalian sukai? Mengapa?

Kesulitan apa yang kalian temui?

Hal baik apa yang bisa kamu terapkan dalam
kegiatan sehari-hari? Serta jelaskan mengapa kamu
perlu menerapkannya.

TUGAS:
Temukan jenis gaya yang dapat kamu temui dalam
kegiatan sehari-hari di rumah


PENILAIAN :
Penilaian
1. Lembar kerja Matematika dinilai dengan angka

2. Daftar Periksa IPA

Kriteria Ya Tidak
Siswa dapat menjelaskan penerapan gaya otot pada gerakan senam yang
dilakukan

Siswa dapat menemukan penerapan gaya otot dalam kehidupan sehari-hari
Siswa dapat menemukan contoh-contoh gaya lain pada gerakan senam yang
dilakukan
Siswa dapat menemukan contoh-contoh gaya lain pada gerakan senam yang
dilakukan


3. Daftar Periksa PJOK.

Kriteria Ya Tidak
Siswa mampu mengayun kedua lengan dengan benar
Siswa mampu melakukan gerakan awal semua senam irama dengan benar
7

Siswa melakukan senam dengan hitungan yang benar

4. Rubrik unjuk kerja PPKn dan Bahasa Indonesia.

Kriteria Bagus Sekali Bagus Cukup Perlu Berlatih
Lagi
Bekerja
sama
Bekerja untuk
menyelesaikan
tugas.
Menunjukkan
sikap positif
terhadap
teman.
(4)
Sebagian besar
sikap
menunjukkan
sikap positif
terhadap tugas
dan teman, dan
terlibat untuk
menyelesaikan
sebagian besar
tugas.
(3)
Terkadang
dapat bekerja
sama,
menertawakan
teman atau
hasil kerja
teman.
(2)
Tidak bisa
bekerja sama
dengan teman
dan
menunjukkan
sikap negatif
terhadap
teman.
(1)
Cerita yang
dihasilkan
Cerita runtut,
isi cerita
sesuai dengan
gambar.
(4)
Cerita runtut.
namun
sebagian cerita
tidak sesuai
gambar.
(3)
Sebagian
cerita runtut
dan sebagian
cerita tidak
sesuai gambar.
(2 )
Cerita tidak
runtut, setiap
kalimat
berdiri sendiri
.
(1)

Catatan : Centang () pada bagian yang memenuhi kriteria.


Penilaian: total nilai x 10
8
4+3 x 10 =8,75
8

5. Penilaian sikap (rasa ingin tahu, kerjasama, tekun, teliti)

Nama siswa: Hari:






Sumber dan Alat Bantu Pembelajaran:
Tali tambang, pensil warna, counters (biji-bijian/kancing dll),buku siswa




MATERI
BIDANG STUDI



MODUL I
Mak hl uk Hi dup dan
Li ngk ungan






























KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU
2013





Penulis
Drs. Kartono, M. Pd.
Dr. Riyadi, M. Si.
Drs. A. Dakir, M, Pd.
Drs. Hasan Mahfud, M. Pd.
Dra. Rukayah, M Hum.

Penyunting
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si.


1.ii

KATA PENGANTAR

Diiringi rasa syukur kehadirat Allah SWT penulis telah berhasil menyusun modul
dengan tema Makhluk hidup dan lingkungan sebagai bahan pendidikan dan latihan profesi
guru kelas SD. Modul ini tersusun atas kerjasama antara tim pengembang modul dari
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, fasilitator dari
Pusbangprodik, dan dorongan moril dari para pemimpin FKIP UNS.
Kurikulum SD tahun 2013 direncanakan akan disahkan Kemendikbud pada awal
tahun 2013. Dalam kurikulum tersebut mulai kelas I VI menggunakan pendekatan tematik.
Sehubungan dengan tersebut di atas maka penyusunan dan penyajian modul PLPG guru
SD disesuaikan disesuaikan dengan kurikulun SD yaitu menggunakan pendekatan tematik.
Tujuan dari pembuatan modul dimaksudkan agar dapat dipakai sebagai referensi bagi
peserta maupun instruktur PLPG guru SD.
Sehubungan dengan tema makhluk hidup dan lingkungan dapat bermakna sangat
luas maka dalam modul hanya terbatas membahas beberapa hal yang berhubungan
dengan: (1) pengaruh pencemaran udara dalam sistem pernapasan manusia., (2)
menyikapi agar lingkungan bersih, (3) mengelola lingkungan hidup dan sasarannya, (4)
pengukuran luas daerah dan volume bangun ruang serta aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari, (5) menfasilitasi anak untuk memperoleh bahasa sesuai perkembangan anak
di lingkungannya, dan (7) menentukan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran
bahasa yang sesuai perkembangan anak di lingkungannya.
Penulis telah berupaya untuk menyajikan modul ini sebaik mungkin namun
demikian kami menyadari bahwa penyajian modul dengan pendekatan tematik jauh dari
sempurna. Untuk itu kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan modul ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua fihak
yang telah mendukung penyelesaian modul ini.

Surakarta, Februari 2013


Tim Penyusun












1.iii

DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... 1.i
Kata Pengantar .................................................................................................. 1.ii
Daftar Isi ............................................................................................................ 1.iii
Peta Kedudukan Modul ................................................................................ 1.iv
BAB I Pendahuluan ................................................................................... 1.1
A. Deskripsi ................................................................................... 1.1
B. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................... 1.1
C. Tujuan Akhir .............................................................................. 1.2
BAB II Kegiatan Bejajar 1 Lingkungan Hidup Bagi Manusia ................. 1.3
A. Tujuan Antara ............................................................................ 1.3
B. Uraian Materi ............................................................................. 1.3
C. Lembar Kerja ............................................................................. 1.6
D. Lembar Latihan ......................................................................... 1.6
BAB III Kegiatan Bejajar 2 Sistem pernapasan Pada Manusia ............... 1.7
A. Tujuan Antara ............................................................................ 1.7
B. Uraian Materi ............................................................................. 1.7
C. Lembar Kerja ............................................................................. 1.9
D. Alat dan Bahan .......................................................................... 1.9
E. Langkah Kerja ........................................................................... 1.9
BAB IV Kegiatan Bejajar 3 Norma yang Berlaku di Masyarakat ............. 1.10
A. Tujuan Antara ............................................................................ 1.10
B. Uraian Materi ............................................................................. 1.10
C. Lembar Kerja ............................................................................. 1.14
D. Lembar Latihan ......................................................................... 1.14
E. Kunci J awaban .......................................................................... 1.14
BAB V Kegiatan Bejajar 4 Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak . 1.16
A. Tujuan Antara ............................................................................ 1.16
B. Uraian Materi ............................................................................. 1.16
C. Lembar Kerja ............................................................................. 1.18
D. Lembar Latihan ......................................................................... 1.19
BAB VI Kegiatan Bejajar 5 Geometri Datar dan Geometri Ruang ........... 1.20
A. Tujuan Antara ........................................................................... 1.20
B. Uraian Materi ............................................................................. 1.20
C. Lembar Kerja ............................................................................. 1.36
D. Lembar Latihan ......................................................................... 1.36
E. Kunci J awaban .......................................................................... 1.36
Asesmen ..................................................................................................... 1.37
Kunci Jawaban .................................................................................................. 1.40
Daftar Pustaka ................................................................................................... 1.41
Peristilahan / Glossary ................................................................................. 1.42



1.iv

PETA KEDUDUKAN MODUL







































Mahkluk Hidup
pengukuran luas daerah
dan volume bangun
ruang
Lingkungan hidup bagi
manusia

Norma yang berlaku
pada masyarakat.
.
Karakteristik Perkembangan
Bahasa Anak

Pengaruh pencemaran
udara dalam sistem
pernapasan manusia.

Dan Lingkungan

1.1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Alam lingkungan manusia terdiri dari komponen - komponen makhluk hidup dan
tak hidup (benda - benda mati). Kehidupan makhluk hidup tidak terlepas dari peranan
alam atau lingkungan, sebagai contoh manusia dan hewan membutuhkan oksigen
untuk bernafas, sedangkan oksigen dihasilkan oleh tumbuhan, manusia membutuhkan
makanan yang berasal dari tumbuhan atau hewan ternak, sedangkan tumbuhan
membutuhkan bantuan manusia dan kondisi lingkungan yang baik, untuk dapat
tumbuh dan subur. Hal tersebut menggambarkan bahwa terdapat hubungan (interaksi)
antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Lingkungan merupakan suatu faktor yang
senantiasa berinteraksi dengan makhluk hidup (http://jashomineblog.blogspot.com
/2012/02/ saling-ketergantungan-antara-makhluk.html).
Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri,
termasuk manusia. Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan.
Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan. Tumbuhan memperoleh
makanan dari hasil fotosintesis yang membutuhkan matahari. Sementara itu, hewan
piaraan dan tumbuhan tidak dapat hidup dengan baik tanpa bantuan manusia.
(http://www.crayonpedia.org/mw/MAKHLUK_HIDUP_DAN_LINGKUNGANNYA_4.1_B
UDI_WAHYONO).
Hubungan saling ketergantungan tersebut jika tidak dikelola dengan baik akan
mengakibatkan kerusakan lingkungan. Sebagai contoh jika tanaman tidak dirawat
dengan baik, maka akan mati dan akhirnya menjadi sampah. J ika volume sampah
maupun kotoran hewan berlebih (banyak sekali), maka dapat mencemari lingkungan.
Sampah maupun kotoran yang mencemari lingkungan dapat mengakibatkan
pencemaran udara dan akhirnya akan mengganggu pernapasan manusia.
Berkaitan hal tersebut di atas, pada materi dengan Tema Makhluk Hidup dan
Lingkungan akan dibahas tentang:
1. Lingkungan hidup bagi manusia
2. Pengaruh pencemaran udara dalam sistem pernapasan manusia.
3. Norma yang berlaku pada masyarakat.
4. Geometri datar dan geometri ruang.
5. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak

B. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul ini disusun dan dipersiapkan sebagai bahan pendidikan dan latihan profesi
guru kelas SD. Penyajian modul disusun berbasis tema. Dalam modul ini terdapat lima
tema yaitu (1) tema makhluk hidup dan lingkungan, (2) tema globalisasi, (3) tema
kewirausahaan, (4) tema kesehatan, dan (5) tema peristiwa. Pemilihan tema dan
subtansi materi dalam tema telah diusahakan sesuai dengan tema-tema di SD.
Agar Anda berhasil dalam mempelajari modul ini, ikutilah petunjuk belajar berikut:
1. Pelajari peta kedudukan modul (jaringan tema) pada masing-masing modul.
1.2

2. Bacalah deskripsi pada masing-masing modul.
3. Bacalah setiap uraian dan contoh yang menyertainya dengan cermat sampai Anda
memahami pesan dan ide yang disampaikan dalam materi tersebut.
4. Kerjakan smua kegiatan / praktik untuk memahami modul.
5. Diskusikan dengan teman-teman Anda dalam mengatasi materi-materi yang belum
Anda pahami.
6. Kerjakan semua soal latihan yang terdapat di akhir modul ini dengan sikap disiplin
dan mandiri.
Selamat belajar semoga sukses.

C. Tujuan Akhir
Menguasai substansi dan metodologi pembelajaran tema Makhluk Hidup dan
Lingkungan secara holistik.























1.3

BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
LINGKUNGAN HIDUP BAGI MANUSIA

A. Tujuan Antara
1. Melalui pengamatan gambar lingkungan hidup, peserta latihan dapat
menjelaskan komponen-komponen lingkungan hidup dengan benar.
2. Melalui diskusi lingkungan hidup ,peserta latihan dapat menjelaskan sasaran
pengelolaan lingkungan hidup dengan benar.
3. Melalui diskusi tentang asas dan tujuan pengelolaan lingkungan , peserta
latihan dapat menjelaskan asas dan tujuan pengelolaan lingkungan hidup
dengan benar.

B. Uraian Materi
1. Pengertian, Komponen, dan Arti Penting Lingkungan Hidup
Bagi Manusia
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dari definisi tersebut,
secara garis besar terdapat tiga komponen penting, yaitu komponen fisik
(abiotik), komponen hayati (biotik), dan komponen budaya.


Gambar 1.2.1: Komponen-komponen Lingkungan Hidup
Komponen fisik yang terdapat dalam lingkungan hidup terdiri atas
tanah, air, udara, sinar matahari, senyawa kimia dan sebagainya. Fungsi
komponen fisik dalam lingkungan hidup adalah sebagai media untuk
berlangsungnya kehidupan. Sebagai contoh, air diperlukan oleh semua
Manusia
Tanah Air
Flora Fauna
Tanah
1.4

makhluk hidup untuk mengalirkan zat-zat makanan, dan matahari
merupakan energi utama untuk bergerak atau berubah. J ika unsur ini tidak
ada, maka semua kehidupan yang terdapat di muka bumi ini akan terhenti.
Tanah sebagai unsur lingkungan fisik menjadi medium tumbuhnya tanaman.
Air merupakan sumber penghidupan bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya. Udara merupakan sumber kehidupan yang utama bagi semua
makhluk hidup.
Komponen hayati dalam lingkungan hidup terdiri atas semua makhluk
hidup yang terdapat di bumi, mulai dari tingkatan rendah sampai ke tingkat
tinggi, dari bentuk yang paling kecil hingga yang paling besar. Sebagai
contohnya adalah hewan, tumbuhan.
Komponen manusia dan perilakunya merupakan unsur lingkungan
hidup. Lingkungan sosial dan budaya berperan penting dalam memelihara
keseimbangan tatanan lingkungan hidup. Lingkungan yang telah mendapat
dominasi dari intervensi manusia biasa dikenal dengan lingkungan binaan.
Penghayatan manusia terhadap nilai-nilai hidup keagamaan, moral dan etika
lingkungan serta kearifan local senantiasa mengarahkan persepsi, tindakan
manusia terhadap lingkungan hidup.
Lingkungan hidup terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan hayati,
lingkungan sosial. Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksinya
makhluk hidup yang membentuk sistem jaringan kehidupan. Lingkungan
hidup merupakan wahana bagi keberlanjutan kehidupan. Selain itu arti
pentingnya lingkungan hidup merupakan tempat tinggal atau habitus semua
makhlk hidup dari mulai tingkat rendah sampai ke tingkat yang tinggi.
Masing-masing spesies membentuk suatu kelompok. Tingkatan kelompok
makhluk hidup yang hidup pada suatu wilayah, yaitu populasi, komunitas,
ekosistem, biosfer ( Diknas, 2005 ). Kelompok makhluk hidup sejenis yang
hidup dan berkembang biak pada suatu wilayah, disebut populasi ( populasi
manusia, populasi badak, populasi komodo ). Semua populasi dari berbagai
jenis yang menempati daerah atau kawasan tertentu dinamakan komunitas.
Tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh
dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan , stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup dinamakan ekosistem.

2. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup (Mitra Info, 2000). Pengelolaan lingkungan
hidup diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas
keberlanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
1.5

Esa. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup,
termasuk sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan.
Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah:
a. Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia
dan lingkungan hidup.
b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insane lingkungan hidup yang
memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungn hidup.
c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.
d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
e. Terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana.
f. Terlindungnya NKRI terhadap dampak usaha dan / atau kegiatan di luar
wilayah Negara yang menyebabkan perusakan lingkungan hidup.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau
hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam
menunjang pembangunan berkelanjutan, disebut perusakan lingkungan
hidup.
Pemerintah menetapkan kebijaksanaan nasional tentang
pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang dengan tetap
memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang (Kantor Menteri
Negara Lingkungan Hidup (1993). Pengelolaan lingkungan hidup,
dilaksanakan secara terpadu, meliput sektoral, ekosistem, dan bidang ilmu.
Dalam operasionalnya terpadu dengan penataan ruang, perlindungan
sumberdaya alam nonhayati, perlindungan sumberdaya buatan, konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragman
hayati dan perubahan iklim.
Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah
berkewajiban mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan
meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab: (a) para pengambil
keputusan pengelolaan lingkungan hidup, (b) masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup, (c) kemitraan antara masyarakat, dunia usaha dan
Pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tamping
lingkungan hidup, (d) kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang
menjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup,
(e) mengembangkan dan menerapkan perangkat yang bersifat preventif, dan
1.6

proaktif dalam upaya pencegahan penurunan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup, (f) memanfaatkan dan mengembangkan
teknologi yang ramah lingkungan, (g) menyelenggarakan penelitian dan
pengembangan di bidang lingkungan hidup, (h) menyediakan informasi
lingkungan hidup dan menyebarluaskan kepada masyarakat, dan (i)
memberikan penghargaan kepada orang lain atau lembaga yang berjasa di
bidang lingkungan hidup.
Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib
memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup (Amdal). Menurut
Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999 tentang Amdal, yang
dimaksud Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan. Perubahan lingkungan hidup yang sangat
mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan, disebut
dampak besar dan penting. J enis Usaha dan/atau Kegiatan yang wajb
dilengkapi dengan dokumen Amdal saat ini diatur dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2000 tanggal 21 Februari 2000.
Dokumen Amdal meliputi Analisis dampak lingkungan hidup (Andal),
rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan
lingkungan hidup. Analisis dampak lingkungan hidup (Andal) adalah telaahan
secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan. Upaya penanganan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana
usaha dan/atau kegiatan, disebut rencana pengelolaan lingkungan hidup
(RKL). Rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) adalah upaya
pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan
penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan

C. Lembar Kerja
1. Diskusikan dengan teman Anda membuat bagan komponen lingkungan
hidup. Dan jelaskan komponen-komonen yang terdapat di dalamnya.
2. Coba diskusikan dengan teman Anda bahwa masyarakat mempunyai
kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam
pengelolaan lingkungan hidup Apa yang harus dilakukan.
D. Lembar Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,maka
silahkan mengerjakan latihan berikut:
1. J elaskan yang dimaksud dengan lingkungan hidup menurut UU No 23 tahun
1972!
2. J elaskan yang dimaksud pengelolaan lingkungan hidup, dan sebutkan
sasaran pengelolaan lingkungan hidup!
3. Sebutkan sasaran pengelolaan lingkungan hidup!
1.7

BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

A. Tujuan Antara
1. Melalui animasi system pernapasan peserta pelatihan dapat menyebutkan
sedikit-dikitnya 8 organ pernapasan manusia dengan benar.
2. Melalui animasi system pernapasan peserta pelatihan dapat menjelaskan
mekanisme pernapasan manusia dengan benar.
3. Melalui diskusi kelompok peserta pelatihan dapat mendiskripsikan gangguan
pada system pernapasan manusia dengan benar.

B. Uraian Materi
Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara
harfiah sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya
menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan
sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan
mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi
(respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan
makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi.


Gambar 1.3.1 Struktur pernafasan pada manusia
sumber: http://dedisetiawan.com/mengenal-sistem-pernafasan-pada-manusia

Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk
melakukan beberapa aktifitas, misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan,
pertumbuhan dan reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi
sebenarnya saling berhubungan.
1.8

Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup
melalui dua cara, yakni pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung.
Pengambilan udara secara langsung dapat dilakukan oleh permukaan tubuh lewat
proses difusi. Sementara udara yang dimasukan ke dalam tubuh melalui saluran
pernapasan dinamakan pernapasan tidak langsung. Saat kita bernapas, udara
diambil dan dikeluarkan melalui paruparu. Dengan lain kata, kita melakukan
pernapasan secara tidak langsung lewat paru-paru. Walaupun begitu, proses difusi
pada pernapasan langsung tetap terjadi pada paru-paru. Bagian paru-paru yang
mengalami proses difusi dengan udara yaitu gelembung halus kecil disebut
alveolus. Oleh karena itu, berdasarkan proses terjadinya pernapasan, manusia
mempunyai dua tahap mekanisme pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan
karbon dioksida yang dimaksud yakni mekanisme pernapasan eksternal dan
internal.
1. Pernafasan Eksternal
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan
masuk ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut
akan diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung
karbondioksida akan dilepaskan ke udara. Proses pertukaran oksigen (O
2
) dan
karbondioksida (CO
2
) antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan
pernapasan eksternal.
Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian
besar CO
2
yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3). Dengan bantuan
enzim karbonat anhidrase, karbondioksida (CO
2
) dan air (H
2
O) yang tinggal
sedikit dalam darah akan segera berdifusi keluar. Seketika itu juga, hemoglobin
tereduksi (yang disimbolkan HHb) melepaskan ion-ion hidrogen (H+) sehingga
hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin akan berikatan
dengan oksigen (O
2
) menjadi oksihemoglobin (disingkat HbO
2
)
2. Pernafasan Internal
Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas
pada pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses
pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung
dalam respirasi seluler. Setelah oksihemoglobin (HbO
2
) dalam paru-paru
terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh.
Oksigen tersebut akan digunakan dalam proses metabolisme sel.
Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui
proses difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan oksigen
dan karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan oksigen dalam
cairan jaringan lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah.
Oleh karena itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan.
Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada
cairan jaringan. Akibatnya karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh
berdifusi ke dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah dan
sebagian kecil karbondioksida akan berikatan bersama hemoglobin membentuk
karboksi hemoglobin (HbCO
2
).
1.9

C. Lembar Kerja
Ujilah perubahan denyut nadi dan peningkatan suhu setelah menjalani aktivitas
ringan!

D. Alat dan Bahan
Thermometer suhu badan

E. Langkah Kerja
1. Ukur suhu badan anda dengan menempelkan ujung reservoir thermometer badan
pada ketiak selama kurang lebih 5 menit.
2. Hitung denyut nadi anda dalam kurun waktu satu menit.
3. Lakukan aktivitas fisik dengan lari-lari di tempat kira-kira 2 menit.
4. Ulangu mengukur suhu badan dan denyut nadi.
5. Lakukan analisis mengapa terjadi peningkatan suhu dan denyut nadi!


























1.10

BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
NORMA YANG BERLAKU DI MASYARAKAT

A. Tujuan Antara
1. Menjelaskan pengertian norma
2. Menjelaskan macam-macam norma yang berlaku di masyarakat
3. Membedakan antara norma hukum dengan norma lain (agama, kesusilaan,
kesopanan

B. Uraian Materi
Manusia cenderung untuk memelihara hubungan dengan Tuhan ,
masyarakat dan alam sekitarnya dengan selaras . Hubungan manusia terjalin
secara vertikal (Tuhan ) , horizontal (masyarakat ) dan alamiah ( lingkungan
alam ) secara seimbang , serasi dan selaras ( syahrial sarbaini ,2001;93 ) . Oleh
karena itu manusia perlu mengendalikan diri, baik terhadap sesama ,
lingkungan alam maupun Tuhan . Kesadaran akan hubungan yang ideal akan
menumbuhkan kepatuhan terhadap peraturan atau norma . Norma merupakan
petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari
berdasarkan motivasi tertentu . Dalam kehidupan sehari - hari, baik sebagai
individu atau anggota masyarakat selalu membutuhkan bantuan orang lain.
Dalam interaksi sosial setiap individu bertindak sesuai dengan kedudukan,
status sosial, dan peran mereka masing - masing. Tindakan manusia dalam
interaksi sosial itu senantiasa di dasari oleh nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara .
Manusia dilahirkan dan hidup tidak terpisahkan satu sama lain, melainkan
berkelompok. Hidup berkelompok ini merupakan kodrat manusia dalam
memenuhi kebutuhannya. Selain itu juga untuk mempertahankan hidupnya,
baik terhadap bahaya dari dalam maupun yang datang dari luar. Setiap
manusia akan terdorong melakukan berbagai usaha untuk menghindari atau
melawan dan mengatasi bahaya - bahaya itu.
Mengingat banyaknya kepentingan, tidak mustahil terjadi konflik antar
sesama manusia, karena kepentingannya saling bertentangan. Agar
kepentingan pribadi tidak terganggu dan setiap orang merasa merasa aman,
maka setiap bentuk gangguan terhadap kepentingan harus dicegah. Manusia
selalu berusaha agar tatanan masyarakat dalam keadaan tertib, aman, dan
damai, yang menjamin kelangsungan hidupnya.
Menurut Aristoteles, manusia itu adalah Zoon Politikon yaitu manusia
ingin hidup dan bersama dengan manusia lainnya . Dijelaskan lebih lanjut oleh
Hans Kelsen man is a social and politcal being artinya manusia itu adalah
makhluk sosial yang dikodratkan hidup dalam kebersamaan dengan sesamanya
1.11

dalam masyarakat, dan mahluk yang terbawa oleh kodrat sebagai makhluk
sosial itu selalu berorganisasi.
Dinamika kehidupan masyarakat menuntut cara berperilaku yang baik
antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu ketertiban. Ketertiban
didukung oleh tatanan yang mempunyai sifat berlain lainan, karena norma -
norma yang mendukung masing - masing tatanan mempunyai sifat yang tidak
sama. Oleh karena itu, dalam masyarakat yang teratur setiap manusia sebagai
anggota masyarakat harus memperhatikan norma atau kaidah, atau peraturan
hidup yang ada dan hidup dalam masyarakat.
Apa Norma itu ?
Norma adalah sebuah aturan, patokan atau ukuran, yaitu sesuatu yang
bersifat pasti dan tidak berubah .Menurut Soerjono Soekanto norma adalah
suatu perangkat aturan agar hubungan dalam masyarakat terlaksana
sebagaimana yang diharapkan. Norma berguna untuk menilai baik-buruknya
tindakan masyarakat sehari-hari, namun sebuah norma bisa bersifat objektif
dan bisa pula bersifat subjektif. Bila norma yang bersifat objektif adalah norma
yang dapat diterapkan secara langsung apa adanya, maka norma yang bersifat
subjektif adalah norma yang bersifat moral dan tidak dapat memberikan ukuran
atau patokan yang memadai. Norma adalah patokan perilaku dalam suatu
kelompok tertentu untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan itu
akan dinilai oleh orang lain.Norma merupakan kriteria bagi orang lain untuk
mendukung atau menolak perilaku seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari
antar individu dalam masyarakat ,kadang terjadi benturan kepentingan baik
secara kelompok maupun individu maka norma berfungsi menyelaraskan
perilaku yang ada dalam masyarakat tersebut. Selain fungsi diatas norma bisa
dijadikan sebagai alat untuk mengatur masyarakat agar setiap orang bertingkah
laku dalam suatu komunitas berdasarkan keyakinan dan sikap-sikap yang harus
ditaati dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap individu dalam kehidupan sehari - hari melakukan interaksi dengan
individu atau kelompok lainnya. Interaksi sosial mereka juga senantiasa didasari
oleh adat dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya interaksi sosial
di dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan
lain sebagainya. Masyarakat yang menginginkan hidup aman, tentram dan
damai tanpa gangguan, maka bagi tiap manusia perlu adanya pedoman bagi
segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup, sehingga kepentingan
masing - masing dapat terpelihara dan terjamin. Setiap anggota masyarakat
hendaknya mengetahui hak dan kewajiban masing - masing. Tata aturan itu
lazim disebut kaidah (berasal dari bahasa Arab) atau norma (berasal dari
bahasa Latin) atau ukuran - ukuran.
Norma - norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya
berwujud : perintah dan larangan. Apakah yang dimaksud perintah dan
larangan menurut isi norma tersebut? Perintah merupakan kewajiban bagi
1.12

seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat - akibatnya dipandang
baik. Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak
berbuat sesuatu oleh karena akibat - akibatnya dipandang tidak baik. Apa
macam - macam norma yang berlaku di masyarakat ?
1. Norma Agama
Peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah -
perintah, larangan - larangan dan ajaran - ajaran yang bersumber dari Tuhan
Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman
dari Tuhan Yang Maha Esa berupa siksa kelak di akhirat ( believe or not )
Misalnya, dilarang mencuri, membunuh, menipu .
2. Norma Kesusilaan
Peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Pelanggaran
norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan.
Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh
umat manusia. Contoh norma ini diantaranya harus berlaku jujur dan berbuat
baik terhadap sesama.
3. Norma Kesopanan
Norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur
pergaulan sehingga masing - masing anggota masyarakat saling hormat
menghormati. Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela
sesamanya / masyarakat , karena sumber norma ini adalah keyakinan
masyarakat yang bersangkutan itu sendiri. Hakikat norma kesopanan adalah
kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat
istiadat. Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia,
melainkan bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi
segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi
segolongan masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian.
Contohnya : tidak makan sambil berbicara, tidak meludah di sembarang
tempat, dan harus menghormati orang yang lebih tua.
4. Norma Hukum
Peraturan - peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan
negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat
dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat - alat negara, sumbernya
bisa berupa peraturan perundang - undangan, yurisprudensi, kebiasaan,
doktrin, dan agama. Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang
memaksa, sanksinya berupa ancaman hukuman. Penataan dan sanksi
terhadap pelanggaran peraturan - peraturan hukum bersifat heteronom,
artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara.
Contoh norma ini :
Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain,
dihukum karena membunuh dengan hukuman setinggi - tingginya 15 tahun.
1.13

5. Hukum biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan yang tertulis, atau
disebut juga perundang - undangan. Perundang - undangan baik yang
sifatnya nasional maupun peraturan daerah dibuat oleh lembaga formal yang
diberi kewenangan untuk membuatnya. Oleh karena itu, norma hukum
sangat mengikat dan memaksa bagi warga negara.
6. Bagaimana hubungan antar-norma ?
Manusia dalam kehidupan bermasyarakat, selain diatur oleh hukum juga
diatur oleh norma - norma agama, kesusilaan, dan kesopanan, serta kaidah -
kaidah lainnya. Kaidah - kaidah sosial itu mengikat dalam arti dipatuhi oleh
anggota masyarakat di mana kaidah itu berlaku. Hubungan antara hukum
dan kaidah - kaidah sosial lainnya itu saling mengisi. Artinya kaidah sosial
mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dalam hal - hal hukum tidak
mengaturnya. Selain saling mengisi, juga saling memperkuat. Suatu kaidah
hukum, misalnya kamu tidak boleh membunuh diperkuat oleh kaidah sosial
lainnya. Kaidah agama, kesusilaan, dan adat juga berisi suruhan yang sama.
Dengan demikian, tanpa adanya kaidah hukum pun dalam masyarakat
sudah ada larangan untuk membunuh sesamanya. Hal yang sama juga
berlaku untuk pencurian, penipuan, dan lain - lain pelanggaran hukum.
Hubungan antara norma agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum yang
tidak dapat dipisahkan itu dibedakan karena masing - masing memiliki
sumber yang berlainan. Norma Agama sumbernya kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Norma kesusilaan sumbernya suara hati (insan
kamil). Norma kesopanan sumbernya keyakinan masyarakat yang
bersangkutan dan norma hukum sumbernya peraturan perundang -
undangan.
7. Bagaimana proses institualisasi norma?
Seiring berjalannya waktu, melembagakan norma sangat perlu dan penting
untuk dilakukan, karena bisa saja dan sangat mungkin norma itu hilang
karena di tinggalkan oleh manusia dalam masyarakat itu .Institualisasi
dewasa ini begitu menjamur, karena terjadinya dikotomi antara satu
kepercayaan dengan kepercayaan yang lain, dimana satu kepercayaan ingin
mempertahankan loyalitasnya pada masyarakat tanpa terganggu oleh
eksistensi kepercayaan lain, sehingga jalur institusi sepertinya menjadi
pilihan tepat bagi ajaran-ajaran kepercayaan yang ada. Hal ini terbukti dari
semakin banyaknya perkumpulan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa yang terdaftar pada kantor direktorat pembinaan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa .
Kemajuan peradaban manusia terbukti membawa perubahan pola pikir
manusia dari jaman ke jaman. Semakin hari perkembangan masyarakat kita
di negara ini semakin banyak ajaran baru yang bermunculan yang diikuti
tentunya dengan norma-norma yang baru pula, sehingga tidak menutup
kemungkinan terjadinya berseberangan pendapat antara golongan-golongan
yang ada dengan kelompok baru. Oleh sebab itu untuk menjaga kedamaian
dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara sangatlah penting
1.14

untuk mengadakan kordinasi diantara kepercayaan, agar bisa terjalin
komunikasi antar golongan yang ada di dalam masyarakat itu untuk
mencegah terjadinya kesenjangan atau perdebatan yang tidak sehat antar
golongan tersebut.
8. Bagaimana proses internalisasi norma?
Proses internalisasi dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu pada
sesorang atau kelompok guna membentuk insan yang mulia dan
bertanggung jawab berdasarkan visi dan misi yang diemban. Dalam
menjalankan sebuah organisasi misalnya, internalisasi sangat di butuhkan
karena akan memperkuat kader yang ada dan akan mampu
mempertahankan organisasi dengan jiwa rasa memiliki pada organisasi itu
sendiri. Di samping itu juga internalisasi penting dilakukan karena membantu
untuk menyempurnakan pemahaman kader atas organisasi. Seorang ahli
estetika mengatakan: pemahaman yang setengah-setengah tentang sebuah
budaya, akan menghilangkan nilai-nilai estetika pada budaya itu sendiri.
Dengan demikian proses internalisasi sangatlah di butuhkan lebih-lebih
dalam tatanan norma yang menjadi pedoman hidup masyarakat.

C. Lembar Kerja
1. Carilah minimal 10 contoh perilaku yang melanggar norma yang ada disekitar
anda (masyarakat atau sekolah)
2. Diskusikan permasalahan di atas dengan teman-temanmu
3. Laporkan hasil diskusimu didepan kelas
No Contoh Perilaku
Norma
Agama Kesusilaan Kesopanan Hukum
Mencuri




D. Lembar Latihan
1. Apakah yang dimaksud norma itu?
2. J elaskan macam-macam norma yang berlaku dimasyarakat?
3. Apakah perbedaan norma hukum dengan lainnya (kesusilaan, kesopanan,
agama)?

E. Kunci Jawaban
1. Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma
memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana
tindakan itu akan dinilai oleh orang lain.
2. Macam-macam norma yang berlaku
- Norma Agama
- Norma Kesusilaan
- Norma Kesopanan
1.15

- Norma Hukum
3. Perbedaan norma hukum dengan norma lainnya terletak pada sangsinya
yang tegas dan memaksa.





































1.16

BAB V
KEGIATAN BELAJAR 4
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN BAHASA ANAK

A. Tujuan Antara
1. Melalui penjelasan instruktur tentang pemerolehan dan perkembangan
bahasa anak, peserta pelatihan dapat menjelaskan pemerolehan dan
perkembangan bahasa anak.
2. Melalui diskusi kelompok tentang pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran bahasa, peserta pelatihan dapat memilih pendekatan, metode
dan teknik pembelajaran bahasa yang sesuai perkembangan anak.

B. Uraian Materi
1. Pemerolehan Bahasa dan Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan bahasa adalah proses yang digunakan oleh anak-anak
dalam memiliki kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman atau pun
pengungkapan, yang berlangsung secara alami, dalam situasi non formal,
spontan, dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi anak.
Pemerolehan bahasa juga dapat terjadi secara serempak dua bahasa
dan secara berurutan. Pemerolehan secara serempak dua bahasa terjadi
pada anak yang dibesarkan dalam masyarakat bilingual (menggunakan dua
bahasa dalam berkomunikasi) atau dalam masyarakat multilingual
(menggunakan lebih dari dua bahasa). Sedangkan pemerolehan berturut dua
bahasa terjadi bila anak menguasai dua bahasa dalam rentang waktu yang
relatif berjauhan.
Strategi anak memperoleh bahasa melalui: (a) Peniruan, (b)
Pengalaman lansung; (c) Mengingat; (d) Bermain, dan (e) Penyederhanaan.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak yaitu:
1) Faktor biologis; 2) Faktor lingkungan sosial; 3) Faktor intelegensi; 4) Faktor
motivasi
Kemampuan berbahasa anak tidak diperoleh secara tiba-tiba atau
sekaligus, tetapi bertahap. Kemajuan berbahasa mereka berjalan seiring
dengan perkembangan fisik, mental, intelektual, dan sosialnya. Perkembangan
bahasa anak ditandai oleh keseimbangan dinamis atau suatu rangkaian
kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi atau ucapan yang sederhana menuju
tuturan yang lebih kompleks.
Tahapan perkembangan bahasa anak menurut Tarigan dapat dibagi
atas: 1) Tahap pralinguistik; 2) Tahap satu-kata;3) Tahap dua kata; 4) Tahap
banyak kata. Fase/tahap perkembangan bahasa menurut Ross dan Roe
adalah: 1) Fase fonologis;2) Fase sintaktik; dan 3) Fase semantik
Seiring dengan perkembangan bahasa, berkembang pula penguasaan
anak-anak atas sistem bahasa yang dipelajarinya. Sistem bahasa itu terdiri
atas subsistem, yaitu: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.
1.17

2. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa
Pendekatan adalah seperangkat asumsi yang bersifat aksiomatik
mengenai hakikat bahasa, pengajaran bahasa, dan belajar bahasa yang
digunakan sebagai landasan dalam merancang, melakukan, dan menilai proses
belajar-mengajar bahasa. Pendekatan-pendekatan yang pernah digunakan
dalam pengajaran Bahasa Indonesia adalah: pendekatan tujuan dan
pendekatan struktural. Kemudian menyusul pendekatan-pendekatan yang
dipandang lebih sesuai dengan hakikat dan fungsi bahasa, yakni pendekatan
keterampilan proses, whole language, pendekatan terpadu, kontekstual, dan
komunikatif. Keterampilan proses adalah keterampilan yang dikembangkan
guru menjadi keterampilan intelektual, sosial, dan fisik, yaitu kegiatan: (1)
mengamati, (2) menggolongkan; (3) menafsirkan, (4) menerapkan; dan (5)
mengkomunikasikan.
Whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang
didasari oleh paham kontruktivistik. Dalam whole language bahasa diajarkan
secara utuh, tidak terpisah-pisah; menyimak, wicara, membaca, dan menulis
diajarkan secara terpadu (integrated) sehingga siswa dapat melihat bahasa
sebagai suatu kesatuan. Dalam menerapkan whole language guru harus
memahami dulu komponen-komponen whole language agar pembelajaran
dapat dilaksanakan secara maksimal. Komponen whole language adalah
reading aloud, journal writing, sustained silent reading, shared reading, guided
reading, guided writing, independent reading, dan independent writing.
Kelas yang menerapkan whole language merupakan kelas yang kaya
dengan barang cetak seperti buku, koran, majalah, dan buku petunjuk. Di
samping itu, kelas whole language dibagi-bagi dalam sudut yang
memungkinkan siswa melakukan kegiatan secara individu di sudut-sudut
tersebut. Selanjutnya, kelas whole language menerapkan penilaian yang
menggunakan portofolio dengan kehidupan nyata yang terjadi di lingkungan
peserta didik.
Komponen utama dalam pembelajaran menurut pendekatan kontekstual
adalah: (1) konstruktivisme, (2) bertanya, (3) menemukan, (4) masyarakat
belajar, (5) pemodelan, (6) refleksi, dan (7) asesmen autentik. Berdasarkan
komponen utama inilah penerapan pembelajaran dilaksanakan di kelas.
Konsep komunikatif meliputi kompetensi gramatikal, sosiolinguistik,
kewacanaan, dan strategi. Kompetensi gramatikal mengacu pada kemampuan
seseorang terhadap kaidah-kaidah bahasa. Kompetensi sosiolinguistik
mencakup kemampuan pemahaman terhadap penutur, isi pesan komunikasi,
alat penyampai, tujuan, mitra bicara. Kompetensi kewacanaan berkaitan
dengan penguasaan seseorang terhadap aspek tuturan yang berupa kalimat
paragraf, dan wacana. Kompetensi strategi mencakup kemampuan seseorang
mengelola informasi menjadi sebuah wacana.
Kegiatan komunikasi yang disajikan hendaknya yang betul-betul
diperlukan peserta didik. Untuk mendorong peserta didik mau belajar
hendaknya guru memberikan kegiatan belajar yang bermakna. Peran guru
1.18

adalah sebagai pengorganisasi, pembimbing, peneliti, dan pembelajar. Materi
pembelajaran hendaknya dapat memungkinkan diterapkannya metode
permainan, simulasi, bermain drama, dan komunikasi pasangan. Salah satu
teknik yang dapat digunakan untuk menerapkan metode tersebut adalah teknik
drama. Materi pembelajran bahasa berperan menunjukkan komunikasi peserta
didik secara aktif. Penekanan komunikatif adalah penyajian materi dan kegiatan
pembelajaran berorientasi pada peserta didik. Pembelajaran lebih difokuskan
pada penggunaan bahasa dalam berkomunikasi. Pelaksanaannya di kelas
keempat aspek keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis mendapat perhatian yang serius.
Selain pendekatan di atas masih ada pendekatan pembelajaran bahasa
Indonesia yang lain, di antaranya adalah pendekatan spiral, pendekatan
quantum, pendekatan kooperatif, dan sebagainya.
Sajian pertama pada awal-awal anak memasuki lingkungan sekolah
adalah program MMP (Membaca Menulis Permulaan). Dalam pelaksanaannya
di dalam kelas dikenal bermacam-macam metode pembelajaran MMP, yakni
metode eja, metode suku kata, metode kata lembaga, metode global, dan
metode SAS.
Pembelajaran MMP dengan metode eja dimulai dengan pengenalan
unsur bahasa terkecil yang membedakan makna, yakni huruf. Berbekal
pengetahuan tentang huruf-huruf tersebut, kemudian pembelajaran MMP
bergerak menuju satuan-satuan bahasa di atasnya, yakni suku kata, kata dan
akhirnya kalimat. Perbedaan dari kedua metode ini terletak pada cara pelafalan
abjadnya.
Metode suku kata dan metode kata memulai pembelajaran MMP dari
suku-suku kata (metode suku kata) dan dari kata (metode kata). Proses
pembelajaran melalui kedua metode ini dilaksanakan dengan teknik mengupas
dan teknik merangkai.
Metode global dan metode SAS memiliki kesamaan dalam hal
pengambilan titik tolak pembelajaran MMP. Proses pembelajaran dimaksud
diawali dengan memperkenalkan struktur kalimat sebagai dasar bagi
pembelajaran MMP. Perbedaannya proses pembelajaran MMP dengan metode
global tidak disertai dengan proses sintesis, sedangkan SAS menuntut proses
analisis dan proses sintesis. Pengembangan metode SAS dilandasi oleh filsafat
strukturalisme, psikologi Gestalt, landasan paedagogik, dan landasan
kebahasaan.

C. Lembar Kerja
Diskusikan dengan kelompok Anda cara memfasilitasi bahasa anak yang sesuai
dengan perkembangannya!



1.19

D. Lembar Latihan

Siswa kelas 1 sekolah dasar belum mengerti makna dari bahasa sindiran, oleh
karena itu jika mereka disindir belum paham. Bagaimana memilih bahasa yang
tepat agar anak mengerti bahasa orang lain?









































1.20

BAB VI
KEGIATAN BELAJAR 5
GEOMETRI DATAR DAN GEOMETRI RUANG

A. Tujuan Antara
1. Membedakan jenis-jenis bangun geometri datar.
2. Menentukan unsur-unsur dan sifat-sifat bangun geometri datar.
3. Membedakan jenis-jenis bangun geometri ruang.
4. Menentukan unsur-unsur dan sifat-sifat bangun geometri ruang.
5. Menyelesaikan masalah terkait pengukuran panjang, sudut dan luas daerah
bangun geometri datar.
6. Menyelesaikan masalah terkait pengukuran volume bangun geometri ruang.
7. Menggunakan media atau alat peraga yang tepat untuk menyampaikan
pembelajaran unsur-unsur, sifat-sifat dan pengukuran bangun geometri datar
kepada siswa SD.
8. Menggunakan media atau alat peraga yang tepat untuk menyampaikan
pembelajaran unsur-unsur, sifat-sifat dan pengukuran bangun geometri
ruang kepada siswa SD.

B. Uraian Materi
Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya
sendiri, termasuk manusia. Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu
makan. Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan. Tumbuhan
memperoleh makanan dari hasil fotosintesis yang membutuhkan matahari.
Sementara itu, hewan piaraan dan tumbuhan tidak dapat hidup dengan baik
tanpa bantuan manusia. Hal tersebut menggambarkan bahwa terdapat
hubungan (interaksi) antar makhluk hidup dengan lingkungannya.
Hubungan saling ketergantungan tersebut jika tidak dikelola dengan baik
akan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Sebagai contoh jika tanaman tidak
dirawat dengan baik, maka akan mati dan akhirnya menjadi sampah. J ika
volume sampah maupun kotoran hewan berlebih (banyak sekali), maka dapat
mencemari lingkungan. Sampah maupun kotoran yang mencemari lingkungan
dapat mengakibatkan pencemaran udara dan akhirnya akan mengganggu
pernapasan manusia.
Untuk dapat mengelola limbah manusia dan hewan dengan baik
diperlukan pengetahuan matematika yang cukup. Sebagai contoh, Suatu kota
berpenduduk 5.000.000 juta jiwa yang terbagi menjadi 1.500.000 keluarga.
Setiap keluarga mempunyai rumah sendiri-sendiri. J ika setiap hari setiap
keluarga menghasilkan limbah keluarga sebanyak 0,04 m
3
, maka berapa limbah
keluarga yang dihasilkan setiap hari? Berapa truk yang dibutuhkan untuk
mengangkut limbah tersebut? Berapa luas lahan yang diperlukan untuk
menampung limbah tersebut? Pertanyaan-pertanyaan tersebut membutuhkan
pengetahuan yang cukup tentang matematika, khususnya geometri.
1.21

Oleh karena itu, marilah kita mempelajari salah satu bagian dari
matematika yaitu geometri.
Geometri, berasal dari bahasa Yunani, geo artinya bumi dan metria artinya
pengukuran. Sehingga secara harfiah, geometri berarti ilmu pengukuran bumi.
Pengertian tersebut muncul, karena pada awal penemuannya, geometri
sebagian besar dimulai dari masalah praktis berupa pengukuran segala sesuatu
yang ada di bumi untuk keperluan pertanian pada jaman itu (Babylonia dan
Mesir Kuno).
Pada perkembangan selanjutnya, geometri tidak hanya menyangkut
pengukuran dan sifat keruangan bumi, tetapi berkembang pada obyek-obyek
yang bersifat abstrak, seperti titik, ruas garis, garis, segi banyak, bidang banyak
dan lain-lain.

1. Segi Banyak (Poligon)
a. Segitiga
Segitiga adalah gabungan ketiga ruas garis hubung dua-dua titik dari
tiga titik yang tidak segaris. Berdasarkan konsep tersebut, jelas bahwa
segitiga hanya berupa gabungan tiga ruas garis, yang berarti hanya
berupa titik-titik pada batas (keliling) saja dan tidak termasuk daerah
dalamnya. Segitiga beserta daerah dalamnya disebut daerah segitiga.
Oleh karena itu, segitiga tidak mempunyai luas, yang dipunyai segitiga
hanyalah panjang (keliling) saja. Sedangkan luas dimiliki oleh daerah
segitiga.













Gambar 1.6.1 (a) menunjukkan segitiga ABC, sedangkan Gambar 1.6.1
(b) menunjukkan daerah segitiga ABC.
Teorema berikut memberikan kriteria kapan gabungan tiga ruas
garis membentuk segitiga dan kapan tidak.
Teorema 1. (Ketidaksamaan Segitiga) J umlah panjang sebarang dua
sisi sebuah segitiga lebih besar daripada panjang sisi yang ketiga.
Sebagai contoh, diberikan tiga buah ruas garis masing-masing
berukuran 4 cm, 7 cm, dan 5 cm. Ketiga ruas tersebut apabila digabung-
B
C
A
B
C
A
Gambar 1.6.1
(a) (b)
1.22

gabung dapat membentuk sebuah segitiga. Sedangkan, tiga buah ruas
garis masing-masing berukuran 4 cm, 7 cm, dan 2 cm, jika digabung-
gabung tidak mungkin akan membentuk sebuah segitiga. Sebab 4 +2
tidak lebih dari 7, seperti disyaratkan Teorema 1.
Teorema 2. J umlah ukuran sudut-sudut dalam segitiga adalah
0
180 .
Teorema 3 (Teorema Pythagoras) Dalam segitiga siku-siku, kuadrat
panjang sisi miring sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi
siku-sikunya.






J ika dalam sebuah segitiga siku-siku, a dan
b masing-masing menyatakan panjang sisi
siku-sikunya dan c menyatakan panjang sisi
miringnya, maka berlaku


Contoh 1
Diketahui segitiga ABC dengan panjang sisi-sisinya AB =18 cm, BC =
15 cm dan AC =12 cm. Tentukan tinggi segitiga dari titik C ke sisi AB .
Pembahasan:










Perhatikan Gambar 1.6.3 tersebut di atas, berdasarkan Teorema
Pythagoras pada ADC berlaku hubungan t
2
=12
2
p
2
, dan pada DBC
berlaku hubungan t
2
=15
2
(18 p)
2
. Berdasarkan kedua persamaan
tersebut diperoleh:
12
2
p
2
=15
2
(18 p)
2
144 p
2
=225 (324 36p +p
2
)
144 p
2
=225 324 +36p p
2

144 =99 +36p
243 =36p p =6,75
Selanjutnya p disubstitusikan ke t
2
=12
2
p
2
diperoleh:
t
2
=12
2
p
2
=144 6,75
2
=144 45,5625 =98,4375.
Sehingga diperoleh t = 4375 , 98 =9,92.
J adi tinggi segitiga dari titik C ke sisi AB adalah 9,92 cm.
Gambar 1.6.2
b
c
a
c
2
=a
2
+b
2

Gambar 1.6.3
15
t
p 18 p
B A
C
D
12
1.23

b. Segiempat
Segi empat adalah gabungan empat ruas garis yang
menghubungkan empat titik, dengan tiga-tiga titik tidak segaris, dan
mempunyai sifat-sifat :
1). Tidak ada ruas garis yang berpotongan, kecuali di titik-titik ujungnya.
2). Setiap titik merupakan titik ujung tepat dari dua ruas garis.
J enis-jenis segiempat yaitu jajar genjang, belah ketupat, persegi
panjang, persegi (bujur sangkar), trapesium dan layang-layang.
1). Jajar Genjang
J ajar genjang adalah segiempat dengan sifat kedua pasang sisi
berhadapan saling sejajar.
Berdasarkan pengertian jajar genjang, dapat diturunkan sifat sifat
jajar genjang seperti dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 4
a). Dalam sebuah jajar genjang, sisi-sisi yang berhadapan kongruen
(sama panjang).
b). Dalam sebuah jajar genjang, sudut-sudut yang berhadapan
kongruen (sama besar).
c). Dalam sebuah jajar genjang, diagonal-diagonalnya berpotongan di
tengah-tengah.
Tidak semua segiempat berbentuk jajar genjang. Bagaiman ciri-ciri
(kriteria) segiempat yang merupakan jajar genjang dinyatakan dalam
teorema berikut.
Teorema 5
a). Suatu segiempat disebut jajar genjang, jika sisi-sisi yang
berhadapan kongruen
b). Suatu segiempat disebut jajar genjang, jika sudut-sudut yang
berhadapan kongruen.
c). Suatu segiempat disebut jajar genjang, jika diagonal-diagonalnya
berpotongan di tengah-tengah.
2). Belah Ketupat
Belah ketupat adalah jajar genjang dengan sifat dua sisi yang
berturutan kongruen (sama panjang) atau belah ketupat adalah
segiempat dengan sifat kedua pasang sisi berhadapan saling sejajar,
dan dua sisi yang berturutan kongruen (sama panjang). Berdasarkan
pengertiannya jelas bahwa belah ketupat merupakan jajar genjang,
tetapi tidak sebalinya. Oleh karena itu sifat-sifat yang berlaku pada jajar
genjang juga berlaku pada belah ketupat.
Berdasarkan pengertian belah ketupat diperoleh sifat sifat belah
ketupat yang selengkapnya dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 6
a). Dalam sebuah belah ketupat, keempat sisi-sisinya kongruen.
b). Dalam sebuah belah ketupat, sudut-sudut yang berhadapan
kongruen.
1.24

c). Dalam sebuah belah ketupat, diagonal-diagonalnya berpotongan di
tengah-tengah.
d). Dalam sebuah belah ketupat, diagonal-diagonalnya membagi sudut-
sudut menjadi dua bagian yang kongruen.
e). Dalam sebuah belah ketupat, diagonal-diagonalnya berpotongan
tegak lurus satu dengan yang lain.
Bagaiman ciri-ciri (kriteria) segiempat yang merupakan belah
ketupat dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 7
a). J ika dalam suatu jajar genjang diagonal-diagonalnya membagi
sudut-sudut menjadi dua bagian yang kongruen, maka jajar genjang
tersebut adalah belah ketupat.
b). J ika dalam suatu jajar genjang diagonal-diagonalnya berpotongan
tegak lurus satu dengan yang lain, maka jajar genjang tersebut
adalah belah ketupat.
3). Persegi Panjang
Persegi panjang adalah jajar genjang yang salah satu sudutnya
siku-siku, yang ekuivalen dengan persegi panjang adalah segiempat
dengan sifat kedua pasang sisi berhadapan saling sejajar dan salah satu
sudutnya siku-siku.
Berdasarkan pengertian persegi panjang diperoleh sifat sifat
persegi panjang yang selengkapnya dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 8
a) Dalam sebuah persegi panjang, keempat sudutnya siku-siku.
b). Dalam sebuah persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan kongruen.
c). Dalam sebuah persegi panjang, diagonal-diagonalnya berpotongan di
tengah-tengah.
d). Dalam sebuah persegi panjang, diagonal-diagonalnya sama panjang.
Bagaiman ciri-ciri (kriteria) segiempat yang merupakan persegi
panjang dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 9
J ika dalam suatu segiempat sisi-sisi berhadapannya sejajar dan
diagonal-diagonalnya sama panjang, maka segiempat tersebut adalah
persegi panjang.
4). Persegi
Persegi adalah persegi panjang yang dua sisi berturutannya sama
panjang, yang ekuivalen dengan persegi adalah segiempat dengan sifat
kedua pasang sisi berhadapan saling sejajar, salah satu sudutnya siku-
siku dan dua sisi yang berturutan sama panjang.
Berdasarkan pengertian persegi diperoleh sifat sifat persegi yang
selengkapnya dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 10
a). Dalam sebuah persegi, keempat sisinya kongruen.
b). Dalam sebuah persegi, keempat sudut siku-siku.
1.25

c). Dalam sebuah persegi, diagonal-diagonalnya berpotongan di
tengah-tengah.
d). Dalam sebuah persegi, diagonal-diagonalnya sama panjang.
e). Dalam sebuah persegi, diagonal-diagonalnya tegak lurus
sesamanya.
f). Dalam sebuah persegi, diagonal-diagonalnya membagi sudut-sudut
menjadi dua bagian yang kongruen, dan masing-masing berukuran
45
o
.
5). Trapesium
Trapesium adalah segi empat yang tepat sepasang sisi
berhadapan saling sejajar, sedangkan pasangan sisi yang lain tidak
sejajar. Berdasarkan pengertian tersebut jelas bahwa jajargenjang
bukanlah kejadian khusus dari trapesium.
Dalam suatu trapesium, sisi-sisi yang sejajar disebut sisi-sisi alas.
Sedangkan sisi-sisi yang tidak sejajar disebut kaki-kaki trapesium.
Trapesium tidak mempunyai sifat khusus.
J enis-jenis trapesium yaitu 1) trapesium sama kaki, yaitu trapesium
yang kedua kakinya sama panjang, 2) trapesium siku-siku, yaitu
trapesium yang salah satu sudutnya siku-siku, dan 3) trapesium
sebarang, yaitu trapesium yang keempat sisi-sisinya tidak ada yang
sama panjang.
Teorema 11
a). Dalam trapesium sama kaki, sudut-sudut alasnya kongruen.
b). Dalam trapesium sama kaki, diagonal-diagonalnya kongruen.
Sedangkan layang-layang adalah segiempat yang sepasang sisi
berdekatan kongruen dan sepasang sisi berdekatan lain yang sisi-
sisinya berbeda dengan sisi-sisi pada pasangan pertama juga kongruen.
Sifat sifat layang-layang yaitu:
a). Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus.
b). Salah satu diagonalnya dipotong menjadi dua bagian sama panjang
oleh diagonal yang lain.

2. Luas Daerah Segi Banyak
a. Pengukuran Luas Daerah
1) Daerah Segi-n dan Luas Satuan
Banyak orang yang tidak dapat membedakan antara segi-n dan
daerah segi-n, padahal kedua istilah itu menyatakan konsep yang
berbeda. Daerah segin adalah himpunan titik-titik pada segin beserta
titik-titik di daerah dalamnya. Untuk membedakan, segin dan daerah
segin, diberikan contoh persegi panjang dan daerah persegi panjang
sebagai berikut.



1.26







Gambar 1.6.4 (a). menyatakan persegi panjang sedangkan Gambar
1.6.4 (b). menyatakan daerah persegi panjang. Perlu diperhatikan
bahwa persegi panjang tidak mempunyai ukuran luas, ukuran yang
dimiliki persegi panjang adalah panjang persegi panjang, yang disebut
keliling persegi panjang, Sedangkan daerah persegi panjang, ukuran
yang dimiliki adalah luas.
Mengukur luas suatu daerah berarti membandingkan besar
suatu daerah dengan daerah lain yang digunakan sebagai patokan.
Luas daerah yang digunakan sebagai patokan ada yang standar dan
ada yang tidak standar. Luas daerah yang digunakan sebagai patokan
disebut sebagai luas satuan. Luas satuan adalah luas daerah persegi
yang panjang sisi-sisinya satu satuan panjang.

b. Luas Daerah Persegi Panjang
Luas daerah persegi panjang adalah banyaknya luas satuan
yang dapat dimasukkan ke dalam daerah persegi panjang tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disusun Teorema berikut.
Teorema 12
Luas daerah persegi panjang sama dengan hasil kali panjang
alas dengan tinggi persegi panjang tersebut. J ika luas daerah persegi
panjang dinyatakan dengan L (satuan luas), panjang alas dengan p
(satuan panjang) dan lebarnya dengan l (satuan panjang), maka
L =p l.
Contoh 2
Sebuah plat baja berbentuk persegi panjang dipanaskan sehingga
mengalami pemuaian. J ika pertambahan muai panjang dan lebarnya
masing-masing 5% dari ukuran semula, tentukan persentase
pertambahan luas plat baja tersebut terhadap luas mula-mula.
Pembahasan:
Misal panjang pesegi panjang mula-mula p (satuan panjang) dan lebar t
(satuan panjang). Panjang persegi panjang setelah dipanaskan =p +2
0,05 p =1,1 p, sedangkan lebar persegi panjang setelah dipanaskan =t
+2 0,05 t =1,1 t.
Luas plat baja mula-mula = p t =pt (satuan luas).
Luas plat baja setelah dipanaskan = 1,1 p 1,1 t =1,21 pt (satuan
luas).
Pertambahan luas =1,21 pt pt =0,21 pt (satuan luas).
Gambar 1.6.4
(b) (a)
1.27

Persentase pertambahan luas plat baja =
pt
pt 21 , 0
100% = 21 %.
c. Luas Daerah Persegi
Luas daerah persegi adalah banyaknya luas satuan yang dapat
dimasukkan ke dalam daerah persegi tersebut. Berdasarkan luas daerah
persegi panjang diturunkan luas daerah persegi seperti dinyatakan
dalam Teorema berikut.
Teorema 13
Luas daerah persegi sama dengan kuadrat panjang sisi persegi tersebut.
J ika luas daerah persegi dinyatakan dengan L (satuan luas), panjang
sisi-sisinya dengan s (satuan panjang), maka L =s
2
.

d. Luas Daerah Jajar Genjang
Luas daerah jajar genjang adalah banyaknya luas satuan yang
dapat dimasukkan ke dalam daerah jajar genjang tersebut. Berdasarkan
luas daerah persegi panjang, dapat diturunkan rumus luas daerah jajar
genjang seperti dinyatakan dalam Teorema berikut.
Teorema 14
Luas daerah jajar genjang sama dengan hasil kali panjang alas dengan
tinggi jajar sebut. J ika luas daerah jajar genjang dinyatakan dengan L
(satuan luas), panjang alas dengan p (satuan panjang) dan tingginya
dengan t (satuan panjang), maka L =p t.
e. Luas Daerah Belah Ketupat
Luas daerah belah ketupat adalah banyaknya luas satuan yang
dapat dimasukkan ke dalam daerah belah ketupat tersebut. Rumus luas
daerah belah ketupat dapat diturunkan dari rumus luas daerah persegi
panjang seperti dinyatakan dalam Teorema berikut.
Teorema 15
Luas daerah belah ketupat sama dengan setengah hasil kali panjang
diagonal-diagonal belah ketupat tersebut. J ika luas daerah belah ketupat
dinyatakan dengan L (satuan luas), panjang diagonal-diagonalnya dengan
1
d (satuan panjang) dan
2
d (satuan panjang), maka L =
2 1
2
1
d d .
Contoh 3
Luas daerah suatu belah ketupat sama dengan 150 cm
2
. Perbandingan
panjang diagonal-diagonalnya adalah 3 : 4, tentukan panjang diagonal-
diagonal belah ketupat tersebut.
Pembahasan :

1
d :
2
d

=3 : 4 4
1
d =3
2
d
1
d =
4
3

2
d

L =
2
2 1
d d
150 =
2
2 1
d d

1.28


2 1
d d = 300

4
3

2 2
d d =300

2
2
d =300 x
3
4
=400

2
d = 400 =20

1
d

=

4
3
2
d =
4
3
x 20 = 15
J adi panjang diagonal-diagonal belah ketupat tersebut adalah 15 cm dan
20 cm.

f. Luas Daerah Layang-layang
Luas daerah layang-layang adalah banyaknya luas satuan yang
dapat dimasukkan ke dalam daerah layang-layang tersebut. Rumus luas
daerah layang-layang dapat diturunkan dari rumus luas daerah persegi
panjang seperti dinyatakan dalam Teorema berikut.
Teorema 16
Luas daerah layang-layang sama dengan setengah hasil kali panjang
diagonal-diagonal layang-layang tersebut. J ika luas daerah layang-layang
dinyatakan dengan L (satuan luas), panjang diagonal-diagonalnya dengan
1
d (satuan panjang) dan
2
d (satuan panjang), maka L =
2 1
2
1
d d .
g. Luas Daerah Trapesium
Luas daerah trapesium adalah banyaknya luas satuan yang dapat
dimasukkan ke dalam daerah trapesium tersebut. Berdasarkan luas
daerah persegi panjang, dapat diturunkan rumus luas daerah trapesium
seperti dinyatakan dalam Teorema berikut.
Teorema 17
Luas daerah trapesium sama dengan setengah hasil kali jumlah panjang
sisi sejajar dengan tinggi trapesium tersebut. J ika luas daerah trapesium
dinyatakan dengan L (satuan luas), panjang sisi-sisi sejajar masing-
masing dengan a (satuan panjang) dan b (satuan panjang) serta tingginya
dengan t (satuan panjang), maka L = t b a
2
1
.
h. Luas Daerah Segitiga
Luas daerah segitiga adalah banyaknya luas satuan yang dapat
dimasukkan ke dalam daerah segitiga tersebut. Berdasarkan luas daerah
persegi panjang, dapat diturunkan rumus luas daerah segitiga seperti
dinyatakan dalam Teorema berikut.
Teorema 18
Luas daerah segitiga sama dengan setengah hasil kali panjang alas
dengan tinggi segitiga tersebut. J ika luas daerah segitiga dinyatakan
1.29

dengan L (satuan luas), panjang alas dengan a (satuan panjang) dan
tingginya dengan t (satuan panjang), maka L = t a
2
1
.
Contoh 4
Perhatikan gambar 1.6.5 di bawah ini.










Gambar 1.6.5

Diketahui ABCD persegi panjang dengan panjang AB =24 cm, dan BC =
10 cm. Titik-titik E, F, G dan H secara berturut-turut merupakan titik
tengah sisi-sisi AB, BC, CD ada AD, sedangkan I dan J secara berturut-
turut merupakan titik tengah ruas garis HE dan HG. Tentukan luas daerah
yang diarsir.
Pembahasan :
Mudah untuk ditunjukkan bahwa AEH HGD GFC EBF,
akibatnya diperoleh HG =GF =FE =EH. Hal ini berarti bahwa segiempat
HEFG merupakan belah ketupat, dengan diagonal-diagonal HF =24 cm
dan EG =10 cm.
Karena I dan J masing-masing titik tegah HE dan HG, oleh karena itu
diperoleh HI =HJ . Dengan Teorema yang sama, dapat ditunjukkan bahwa
IEF J FG, akibatnya diperoleh IF = J F. Dengan hasil ini dapat
disimpulkan bahwa segiempat IFJ H merupakan suatu layang-layang,
dengan diagonal-diagonal HF =24 cm dan IJ =5 cm.
Luas daerah yang diarsir = Luas daerah belah ketupat HEFG Luas
daerah layang-layang HIFJ .
=
2
EG HF

2
IJ HF
=
2
10 24

2
5 24

= 120 60 =60
J adi luas daerah yang diarsir =60 cm
2
.

3. Bidang Banyak dan Daerah Bidang Banyak.
Perlu diperhatikan bahwa berdasarkan definisi bidang banyak, yang
dimaksud dengan bidang banyak hanyalah permukaannya saja tidak
termasuk daerah dalamnya. Bidang banyak beserta daerah dalamnya
A B
C
E
F
G
H
J
D
I
1.30

disebut daerah bidang banyak (bidang banyak pejal atau bidang banyak
solid).
Bidang banyak tidak mempunyai ukuran volume, ukuran yang dimiliki
bidang banyak adalah luas daerah, yang disebut luas permukaan bidang
banyak. Sedangkan daerah bidang banyak, disamping mempunyai luas, juga
mempunyai volume.
Mengukur volume suatu daerah bidang banyak berarti
membandingkan besar suatu daerah bidang banyak dengan daerah bidang
banyak lain yang digunakan sebagai patokan. Volume daerah bidang banyak
yang digunakan sebagai patokan (standar) disebut sebagai volumne satuan.
Volume satuan adalah volume daerah kubus yang panjang rusuk-rusuknya
satu satuan panjang.

a. Volume dan Luas Permukaan Balok
Volume daerah balok, atau disingkat volume balok, adalah
banyaknya volume satuan yang dapat dimasukkan ke dalam balok tersebut
hingga penuh dan balok tersebut berubah menjadi daerah balok.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disusun Teorema berikut.
Teorema 19
Volume balok sama dengan jumlahan dari hasil kali panjang dan
lebar, hasil kali panjang dan tinggi, dan hasil kali lebar dan tinggi. J ika
volume balok dinyatakan dengan V (satuan volume), panjang balok p (satuan
panjang), lebar balok l (satuan panjang) dan tinggi balok t (satuan panjang),
maka V =p l t.
Luas permukaan balok adalah jumlah seluruh luas daerah sisi-sisi
balok. Untuk menentukan luas permukaan kubus, akan lebih mudah jika
kubus dipotong- potong sepanjang rusuk-rusuknya dan dihamparkan pada
bidang datar untuk mendapatkan jaring-jaring kubus seperti nampak pada
gambar 1.6.6 di bawah ini.









Gambar 1.6.6

Berdasarkan gambar 1.6.6 di atas, nampak bahwa balok mempunyai enam
sisi, yang terdiri dari tiga pasang daerah persegi panjang yang kongruen


Diubah menjadi
1.31

Teorema 20
J ika luas permukaan balok dinyatakan dengan L (satuan luas), panjang
balok p (satuan panjang), lebar balok l (satuan panjang) dan tinggi balok t
(satuan panjang), maka L =3(pl +pt +lt).

b. Volume dan Luas Permukaan Kubus
Volume daerah kubus, atau disingkat volume kubus, adalah
banyaknya volume satuan yang dapat dimasukkan ke dalam kubus tersebut
hingga penuh dan kubus tersebut berubah menjadi daerah kubus.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disusun Teorema berikut.
Teorema 21
Volume kubus sama dengan hasil kali panjang rusuk-rusuknya. J ika
volume kubus dinyatakan dengan V (satuan volume), panjang rusuk-
rusuknya r (satuan panjang), maka V =r r r =r
3
.
Luas permukaan kubus adalah jumlah seluruh luas daerah sisi-sisi
kubus. Untuk menentukan luas permukaan kubus, akan lebih mudah jika
kubus dipotong-potong sepanjang rusuk-rusuknya dan dihamparkan pada
bidang datar untuk mendapatkan jaring-jaring kubus seperti nampak pada
gambar 1.6.7 di bawah ini:








Gambar 1.6.7

Karena kubus mempunyai enam sisi yang berbentuk daerah-daerah persegi
kongruen, maka diperoleh rumus sebagai berikut.
Teorema 22
J ika luas permukaan kubus dinyatakan dengan L (satuan luas), dan
panjang rusuk-rusuknya r (satuan panjang), maka L =6 r r =6r
2
.

c. Volume dan Luas Permukaan Prisma
Volume daerah prisma, atau disingkat volume prisma, adalah
banyaknya volume satuan yang dapat dimasukkan ke dalam prisma tersebut
hingga penuh dan tersebut tersebut berubah menjadi daerah prisma. Prisma
banyak jenisnya tergantung bentuk (jenis) alasnya. Pada hakikatnya cara
menentukan rumus volume prisma dengan menggunakan pendekatan
volume balok atau volume kubus. Volume prisma dinyatakan dengan formula
sebagai berikut.

Diubah menjadi
1.32

Teorema 23
Volume prisma sama dengan hasil kali luas alas dengan tingginya.
J ika volume prisma dinyatakan dengan V (satuan volume), luas alasnya L
a

(satuan luas) dan tingginya t (satuan panjang), maka V =L
a
t.
Luas permukaan prisma adalah jumlah seluruh luas daerah sisi-sisi
prisma. Untuk menentukan luas permukaan prisma akan lebih mudah jika
prisma dipotong-potong sepanjang rusuk-rusuknya dan dihamparkan pada
bidang datar untuk mendapatkan jaring-jaring prisma. J aring-jaring prisma
terdiri dari tiga bagian, yaitu dua sisi alas (beberapa literatur menyebut sisi
alas dan sisi atas) yang bentuknya berupa daerah segi banyak (poligon) dan
sisi samping yang bentuknya berupa daerah persegi panjang. Beberapa
jaring-jaring prisma nampak seperti pada gambar 1.6.8 di bawah ini:








Gambar 1.6.8

Luas permukaan prisma ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
Teorema 24
J ika luas permukaan prisma dinyatakan dengan L (satuan luas), luas
alasnya dengan L
a
(satuan luas), keliling alas dengan K (satuan panjang)
dan tingginya dengan t (satuan panjang), maka L =2L
a
+Kt.

d. Volume dan Luas Permukaan Limas
Volume daerah limas, atau disingkat volume limas, adalah
banyaknya volume satuan yang dapat dimasukkan ke dalam limas tersebut
hingga penuh dan prisma tersebut berubah menjadi daerah limas. Sama
seperti prisma, jenis limas tergantung bentuk (jenis) alasnya. Pada
hakikatnya cara menentukan rumus volume limas dengan menggunakan
pendekatan volume balok atau volume kubus. Volume limas dinyatakan
dengan formula sebagai berikut.
Teorema 25
Volume limas sama dengan sepertiga hasil kali luas alas dengan
tingginya. J ika volume limas dinyatakan dengan V (satuan volume), luas
alasnya L
a
(satuan luas) dan tingginya t (satuan panjang),
maka V =
3
1
L
a
t.
Luas permukaan limas adalah jumlah seluruh luas daerah sisi-sisi
limas. J enis limas tergantung bentuk (jenis) alasnya, oleh karena itu jaring-
1.33

jaring limas juga tergantung jenis limasnya Beberapa jaring-jaring prisma
nampak seperti pada gambar 1.6.9 di bawah ini:







Gambar 1.6.9

Luas permukaan limas ditentukan dengan rumus sebagai berikut.

Teorema 26
J ika luas permukaan limas dinyatakan dengan L (satuan luas), luas
alasnya dengan L
a
(satuan luas), keliling alas dengan K (satuan panjang)
dan tinggi segitiga sisi samping dengan
s
t
(satuan panjang), maka L =2L
a
+
2
1
K
s
t
.

e. Volume dan Luas Permukaan Tabung
Volume daerah tabung, atau disingkat volume tabung, adalah
banyaknya volume satuan yang dapat dimasukkan ke dalam tabung tersebut
hingga penuh dan tabung tersebut berubah menjadi daerah tabung. Volume
tabung dinyatakan dengan formula sebagai berikut.
Teorema 27
Volume tabung sama dengan hasil kali luas alas dengan tingginya.
J ika volume tabung dinyatakan dengan V (satuan volume), jari-jari lingkaran
alas r (satuan panjang) dan tingginya t (satuan panjang), maka V =r
2
t.
Luas permukaan tabung adalah jumlah seluruh luas daerah sisi-sisi
tabung.. J aring-jaring prisma terdiri dari tiga bagian, yaitu dua sisi alas
(beberapa literatur menyebut sisi alas dan sisi atas) yang berbentuk daerah
lingkaran dan sisi samping yang berbentuk daerah persegi panjang. J aring-
jaring tabung nampak seperti pada gambar 1.6.10 di bawah ini.








Gambar 1.6.10
Diubah menjadi
1.34

Luas permukaan tabung ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
Teorema 28
J ika luas permukaan tabung dinyatakan dengan L (satuan luas), jari-jari
alasnya dengan r (satuan panjang) dan tingginya dengan t (satuan panjang),
maka
L =2r
2
+2rt =2r(r +t).

f. Volume dan Luas Permukaan Kerucut
Volume daerah kerucut, atau disingkat volume kerucut, adalah
banyaknya volume satuan yang dapat dimasukkan ke dalam kerucut tersebut
hingga penuh dan kerucut tersebut berubah menjadi daerah kerucut. Volume
kerucut dinyatakan dengan formula sebagai berikut.

Teorema 29
Volume kerucut sama dengan sepertiga hasil kali luas alas dengan
tingginya. J ika volume kerucut dinyatakan dengan V (satuan volume), jari-jari
lingkaran alas r (satuan panjang) dan tingginya t (satuan panjang), maka V =
3
1
r
2
t.
Luas permukaan kerucut adalah jumlah seluruh luas daerah sisi-sisi
kerucut. J aring-jaring kerucut terdiri dari dua bagian, yaitu dua sisi alas yang
berbentuk daerah lingkaran dan sisi samping yang berbentuk daerah selimut
kerucut. J aring-jaring kerucut nampak seperti pada gambar 1.6.11 di bawah
ini. Luas permukaan kerucut ditentukan dengan rumus sebagai berikut:










Gambar 1.6.11

Teorema 30
J ika luas permukaan kerucut dinyatakan dengan L (satuan luas), jari-
jari alasnya dengan r (satuan panjang) dan panjang apotema kerucut dengan
t (satuan panjang), maka L =r
2
+rs =r(r +s).
Untuk memperjelas pembahasan teori tersebut di atas, berikut
disajikan beberapa contoh.


Diubah menjadi
s t
r
s
1.35

Contoh 5
Perhatikan gambar 1.6.12 segitiga ABC di bawah ini! Panjang sisi AB =7
cm, dan panjang sisi DC =6 cm. Hitunglah volume bangun yang terjadi jika
segitiga ABC diputar sejauh 360
o
dengan sumbu putar sisi AB.











Gambar 1.6.12

Pembahasan:
Perlu diperhatikan bahwa hasil perputaran tersebut adalah sebuah kerucut
yang berongga bagian bawahnya, dan rongganya juga berupa kerucut. Oleh
karena itu volume kerucut berongga tersebut dapat dihitung menghitung
volume kerucut yang jari-jari alasnya DC dan tinginya AD (dinamakan
kerucut I) dikurangi volume kerucut yang jari-jari alasnya DC dan tingginya
BD (dinamakan kerucut II).
V = Volume kerucut I volume kerucut II
=
2
r t
1
-
2
r t
2
=
2
r (t
1
- t
2
) =
2
CD AB =
7
22
6
2
7 =792.
J adi volume bangun yang terbentuk adalah 792 cm
3
.
Contoh 6
Suatu kerucut lingkaran tegak tertutup dengan jari-jari lingkaran alas 14 cm
dan volumenya 6,16 liter. Berdasarkan kerucut tersebut kemudian dibuat
jaring-jaringnya, tentukan luas permukaan kerucut tersebut!
Pembahasan:








Pembahasan:
Perlu diperhatikan bahwa 6,16 liter = 6160 cm
3
, dan berdasarkan rumus
volume kerucut, diperoleh:
Diubah menjadi
s
t
r
s
1.36

V =
3
1
r
2
t 6160 =
3
1
.
7
22
.14
2
.t t =
196 22
21 6160

=30.
Berdasarkan Teorema Pythagoras diperoleh:
s
2
=t
2
+r
2
s
2
=30
2
+14
2
=900 +196 =1096 s = 1096.
Selanjutnya berdasarkan rumus luas permukaan diperoleh:
L =r
2
+rs =r(r +s) =
7
22
.14.(14+ 1096) =44.(14+ 1096) =616 +
44 1096.
J adi luas permukaan kerucut tersebut =(616 +44 1096) cm
2
.

C. Lembar Kerja
1. Diskusikan dengan teman Anda, bagaimana cara (langkah-langkah)
menjelaskan konsep luas daerah persegi panjang, segitiga, trapesium dan
layang-layang kepada siswa SD?
2. Diskusikan dengan teman Anda, bagaimana cara (langkah-langkah)
menjelaskan konsep volume balok, kubus, prisma segitiga dan tabung
kepada siswa SD?

D. Lembar Latihan
1. Sebuah akuarium berbentuk balok (kotak) dengan luas alas 400 cm
2
diisi air
setinggi 25 cm. Sebuah balok kayu dengan luas alas 100 cm
2
dimasukkan
ke dalam akuarium sampai seluruh balok kayu terendam air. Sesudah balok
kayu tersebut dimasukkan ketinggian air naik menjadi 30cm. Tinggi balok
kayu tersebut adalah .... cm.
2. Diketahui sebuah daerah segitiga panjang sisi-sisinya masing-masing 7 cm,
24 cm dan 25 cm. Tentukan luas daerah segitiga tersebut..
3. Suatu kota berpenduduk 5.000.000 juta jiwa yang terbagi menjadi 1.500.000
keluarga. Setiap keluarga mempunyai rumah sendiri-sendiri. Diasumsikan
setiap hari setiap keluarga menghasilkan limbah keluarga sebanyak 0,04 m
3
.
a. Berapa m
3
limbah keluarga yang dihasilkan setiap hari?
b. Berapa truk yang dibutuhkan untuk mengangkut limbah tersebut, jika
diasumsikan bak truk berbentuk balok dengan panjang 4 m, lebar 2 m
dan tinggi 1,5 m?
c. Berapa luas lahan minimum yang diperlukan untuk menampung limbah
tersebut setiap harinya, jika diasumsikan tinggi tumpukan sampah paling
tinggi 5 m?

E. Kunci Jawaban
1. Tinggi balok kayu tersebut adalah 20 cm.
2. Luas daerah segitiga =84 cm
2
.
3. a. Limbah keluarga setiap hari =60.000 m
3
.
b. Banyak truk yang dibutuhkan =5.000 truk.
c. Luas lahan minimum =12.000 m
2
.
1.37

ASESMEN

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada
huruf A, B, C atau D.

1. Diantara beberapa norma yang berlaku dimasyarakat kita, yang mempunyai sanksi yang
tegas dan memaksa adalah norma
A. Agama
B. Kesusilaan
C. Kesopanan
D. Hukum
2. Sanksi terhadap pelanggaran norma kesopanan adalah
A. Dicela masyarakat
B. Adanya penyesalan
C. Membayar ganti rugi
D. Adanya siksa diakhirat
3. Norma kesusilaan bersifat umum dan universal dan dapat diterima seluruh umat
manusia, karena norma tersebut berasal dari
A. Tuhan yang maha kuasa
B. Hati sanubari manusia
C. Kesepakatan masyarakat
D. Pemerintah yang sah.
4. Rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung
lingkungan , disebut..
A. Pelestarian daya dukung lingkungan hidup
B. Pelestarian fungsi lingkungan hidup
C. Daya dukung lingkungan hidup
D. Daya tampung lingkungan hidup
5. Majunya garis pantai akibat proses alamiah, kegiatan manusia dan kombinasi keduanya
, yang mengakibatkan perubahan lingkungan pantai, disebut..
A. Masswasting
B. Abrasi
C. Patahan
D. Tsunami
6. Cara-cara yang ditempuh untuk mengurangi konsumsi sumber daya alam oleh manusia
sebagai berikut, kecuali..
A. Meningkatkan kesadaran tentang perlunya memantapkan konsumsi sumber daya
dan jumlah penduduk
B. Mendukung gerakan gerakan green consumer
C. Menggunakan kembali dan mendaur ulang bahan-bahan
D. Mengembangkan taman nasional meliputi cagar alam
7. Hal-hal di bawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa
anak, kecuali
A. faktor bawaan
1.38

B. faktor biologis
C. faktor intelegensi
D. faktor lingkungan sosial
8. Anak-anak ketika usia balita, sangat sering bertanya atau menanyakan sesuatu yang
kadang-kadang pengasuhnya sampai menggerutu karena si anak dianggap cerewet.
Pada tahap seperti itu, berarti sebenarnya perkembangan bahasa anak berada pada
A. tahap pralinguistik
B. tahap satu kata
C. tahap dua kata
D. tahap banyak kata
9. Pembelajaran bahasa yang dilaksanakan dengan pendekatan whole language berarti
pembelajaran bahasa tersebut dilaksanakan secara
A. menyimak dan berbicara
B. membaca dan menulis
C. terintegrasi intra mata pelajaran
D. terintegrasi antar mata pelajaran
10. Pertukaran oksigen dan dan karbondioksida pada pernapasan eksternal terjadi pada
A. Alveolus
B. Trachea
C. Bronchus
D. Faring
11. Hemoglobin dalam darah akan berikatan dengan oksigen menjadi oksihemoglobin.
Rumus kimia oksihemoglobin adalah: HbO
2

A. Hb
2
O
B. HbO
2

C. HbO
D. H
2
HbO
12. Respirasi (respiration) adalah suatu proses pembakaran ..
A. Bahan organik oleh karbondioksida menghasilkan energi.
B. Bahan anorganik oleh oksigen menghasilkan energi.
C. Senyawa anorganik menghasilkan oksigen.
D. Senyawa organik dalam sel menghasilkan energy.
13. Pak Budi mempunyai dua buah akuarium yang masing-masing berbentuk kubus.
Volume akuarium pertama adalah 729 dm
3
dan volume akuarium kedua adalah 512
dm
3
. J ika panjang rusuk kubus pertama a dm dan panjang rusuk kubus kedua b dm,
maka a +b =.....
A. 13
B. 15
C. 16
D. 17
14. Berikut ini, manakah yang menyatakan belah ketupat?
A. Segiempat yang sisi-sisi berhadapannya sejajar dan sama panjang.
B. Segiempat yang sisi-sisi berhadapannya sejajar dan dua sisi berturutan sama
panjang.
1.39

C. Segiempat yang sudut-sudut berhadapannya sama besar dan diagonal-diagonalnya
sama panjang.
D. Segiempat yang sudut-sudut berhadapannya sama besar dan diagonal-diagonalnya
saling berpotongan di tengah-tengah.
15. Perhatikan gambar di bawah ini.









Luas daerah yang berwarna gelap pada gambar di atas adalah ... cm
2
.
A. 90
B. 126
C. 216
D. 306
16. Perhatikan gambar di bawah ini.







Apabila balok dimasukkan ke dalam kubus hingga penuh, maka kubus tersebut akan
memuat balok sebanyak ... buah.
A. 20
B. 32
C. 40
D. 50




20 dm
20 dm
20 dm
1 m
40 cm
50 cm
1.40

KUNCI JAWABAN

1. D 9. C
2. A 10. A
3. B 11. B
4. A 12. D
5. B 13. D
6. D 14. B
7. C 15. D
8. D 16. C

1.41

DAFTAR PUSTAKA

Faqih Samlawi, Bunyamin Maftuh. 2001. Konsep Dasar IPS. J akarta : Maulana
Hidayati, Mujinem, Anwar Senen. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. J akarta :Dirjen
Dikti Depdiknas
Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. J akarta: Depdiknas: Dirjen Dikti.
http://www.crayonpedia.org/mw/MAKHLUK_HIDUP_DAN_LINGKUNGANNYA_4.1_BUDI_
WAHYONO.
http://dedisetiawan.com/mengenal-sistem-pernafasan-pada-manusia.
http://jashomineblog.blogspot.com /2012/02/ saling-ketergantungan-antara-makhluk.html.
Kemal Adyana Kurnadi. 2001.Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia 1.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Silvester Petrus Taneo, 2009. Kajian IPS SD. J akarta : Dirjen Dikti Depdiknas
Cholis Sadijah, dkk..1997. Pendidikan Matematika II. J akarta : Ditjen Dikti.
DAugustine, C. Dan Smith, W.C. (J r). 1992. Teaching Elmentary School Mathematics. New
York: Harper Collins.
Djoko Iswadji. 1998. Geometri II. Yogyakarta : P3G Matematika.
Gatot Muhsetyo, dkk. 2002. Pembelajaran Matematika SD. J akarta: Universitas Terbuka.
Karso, dkk. 2007. Pendidikan Matematika 1. J akarta : Universitas Terbuka.
Kennedy, L.M. dan Tipps, S. 1994. Guiding Childrens Learning of Mathematics. Belmont:
Wadswoth.
Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. J akarta: Ditjen
Dikti Depdiknas.
Soewito, dkk. 1992. Pendidikan Matematika 1. J akarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Sukirman. 1986. Ilmu Bilangan. J akarta : Karunika.


1.42

PERISTILAHAN/GLOSSARY

Abiotik : Makhluk tidak hidup
Abrasi : Erosi yang terjadi karena gelombang dan arus laut
AMDAL : Analisis Dampak Lingkungan
Biotik : Makhluk hidup
Faktor biologis : Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi berbahasa di
antaranya adalah alat ucap, misalnya lidah, gigi, dan
sebagainya.
Faktor intelegensi : Faktor-faktor kecerdasan
Fase fonologi : Tahap perkembangan bunyi bahasa anak.
Fase semantik : Tahap perkembangan bahasa anak tentang pemahaman
makna kata.
Fase sintaktik : Tahap perkembangan bahasa anak tentang kemampuan
menyusun kalimat.
Guided reading : Kegiatan membaca terbimbimbing
Guided writing : Kegiatan menulis terbimbing
Independent reading : Kegiatan membaca mandiri atau membaca bebas.
Independent writing : Kegiatan menulis mandiri atau menulis bebas.
Internalisasi : Penghayatan, yaitu proses menanamkan sesuatu pada
seseorang atau kelompok untuk membentuk tanggung jawab
dan rasa memiliki .
Journal writing : Menulis jurnal yaitu menulis kegiatan sendiri sehari-hari.
Komunitas : Semua populasi dari berbagai jenis yang menempati daerah
atau kawasan tertentu
Luas permukaan bangun : J umlah seluruh luas sisi suatu bangun ruang.
ruang
Mengukur : Membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang
digunakan sebagai patokan.
Metakognisi : Pengetahuan seseorang atas penggunaan intelektualnya.
Nonlinguistik : Faktor-faktor di luar kebahasaan.
Norma : Petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu , dan
norma memiliki kekuatan untuk dapat dipatuhi yang dikenal
dengan nama sanksi .
Populasi : Kelompok makhluk hidup sejenis yang hidup dan
berkembang biak pada suat wilayah
Reading aloud : Kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Share reading : Kegiatan membaca bersama antara guru dan siswa maupun
siswa dengan siswa untuk berbagi pemahaman isi bacaan.
Sustain silent reading : Kegiatan membaca dalam hati.
Teorema : Pernyataan matematika yang masih memerlukan pembuktian
dan pernyataan itu dapat ditunjukkan bernilai benar.
MODUL II
Gl obal i sasi


































KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU
2013





Penulis
Drs. Kartono, M. Pd.
Dr. Riyadi, M. Si.
Drs. A. Dakir, M, Pd.
Drs. Hasan Mahfud, M. Pd.
Dra. Rukayah, M Hum.

Penyunting
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si.

2.ii

KATA PENGANTAR
Diiringi rasa syukur kehadirat Allah SWT penulis telah berhasil menyusun modul
dengan tema Globalisasi sebagai bahan pendidikan dan latihan profesi guru kelas SD.
Modul ini tersusun atas kerjasama antara tim pengembang modul dari Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, fasilitator dari Pusbangprodik, dan
dorongan moril dari para pemimpin FKIP UNS.
Kurikulum SD tahun 2013 direncanakan akan disahkan Kemendikbud pada awal
tahun 2013. Dalam kurikulum tersebut mulai kelas I VI menggunakan pendekatan tematik.
Sehubungan dengan tersebut di atas maka penyusunan dan penyajian modul PLPG guru
SD disesuaikan disesuaikan dengan kurikulun SD yaitu menggunakan pendekatan tematik.
Tujuan dari pembuatan modul dimaksudkan agar dapat dipakai sebagai referensi bagi
peserta maupun instruktur PLPG guru SD.
Sehubungan dengan istilah globalisasi dapat bermakna sangat luas maka dalam
modul hanya terbatas membahas beberapa hal yang berhubungan dengan globalisasi yaitu
(1) dampak positif dan negatif penerapan globalisasi dalam kehidupan, (2) nilai-nilai dasar
pancasila dapat menyaring pengaruh globalisasi, (3) cara menyajikan data pengaruh
globalisasi, (4) tumbuhan memproduksi oksigen untuk menjaga keseimbangan kandungan
udara akibat pengaruh globalisasi industry, dan (5) menemukan isi atau pesan pokok pada
wacana tentang globalisasi industri.
Penulis telah berupaya untuk menyajikan modul ini sebaik mungkin namun
demikian kami menyadari bahwa penyajian modul dengan pendekatan tematik jauh dari
sempurna. Untuk itu kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan modul ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua fihak
yang telah mendukung penyelesaian modul ini.

Surakarta, Februari 2013



Tim Penyusun













2.iii

DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... 2.i
Kata Pengantar .................................................................................................. 2.ii
Daftar Isi ............................................................................................................ 2.iii
Peta Kedudukan Modul ................................................................................ 2.iv
BAB I Pendahuluan ....................................................................................... 2.1
A. Deskripsi .......................................................................................... 2.1
B. Petunjuk Penggunaan Modul ........................................................... 2.1
C. Tujuan Akhir ..................................................................................... 2.2
BAB II Kegiatan Bejajar 1 Dampak Globalisasi Terhadap Kehidupan ....... 2.3
A. Tujuan Antara ................................................................................... 2.3
B. Uraian Materi .................................................................................... 2.3
C. Lembar Kerja .................................................................................... 2.5
D. Lembar Latihan ................................................................................ 2.5
BAB III Kegiatan Bejajar 2 Pengantar Statistika ........................................... 2.6
A. Tujuan Antara ................................................................................... 2.6
B. Uraian Materi .................................................................................... 2.6
C. Lembar Kerja .................................................................................... 2.16
D. Lembar Latihan ................................................................................ 2.16
E. Kunci J awaban ................................................................................. 2.16
BAB IV Kegiatan Bejajar 3 Produksi Oksigen Oleh Tumbuhan ................... 2.17
A. Tujuan Antara ................................................................................... 2.17
B. Uraian Materi .................................................................................... 2.17
C. Lembar Kerja .................................................................................... 2.20
D. Alat dan Bahan ................................................................................. 2.20
E. Langkah Kerja .................................................................................. 2.20
BAB V Kegiatan Bejajar 4 Nilai-Nilai Pancasila ............................................ 2.21
A. Tujuan Antara ................................................................................... 2.21
B. Uraian Materi .................................................................................... 2.21
C. Lembar Kerja .................................................................................... 2.25
D. Lembar Latihan ................................................................................ 2.25
E. Kunci J awaban ................................................................................. 2.25
BAB VI Kegiatan Bejajar 5 Menemukan Isi atau Pesan Pokok pada
Wacana Lisan dan Tulis ..................................................................... 2.26
A. Tujuan Antara .................................................................................. 2.26
B. Uraian Materi .................................................................................... 2.26
C. Lembar Kerja .................................................................................... 2.28
D. Lembar Latihan ................................................................................ 2.29
Asesmen ..................................................................................................... 2.30
Kunci Jawaban .................................................................................................. 2.33
Daftar Pustaka ................................................................................................... 2.34
Peristilahan / Glossary ................................................................................. 2.35






2.iv

PETA KEDUDUKAN MODUL



























Globalisasi
Cara menyajikan data
pengaruh globalisasi
Nilai-nilai dasar pancasila
dapat menyaring
pengaruh globalisasi.
Globalisasi
dalam
kehidupan.
Cara menemukan isi atau
pesan pokok pada wacana
tentang globalisasi industri.
Tumbuhan memproduksi
oksigen untuk menjaga
keseimbangan kandungan
udara akibat pengaruh
globalisasi industri.

2.1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Menurut J ohn huckle (dalam Miriam Steiner, 1996) menyatakan bahwa
globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan dan kegiatan di
salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan
masyarakat didaerah yang jauh. Globalisasi mempunyai dampak baik positif maupun
negatif. Menurut Tilaar (1998), dampak positif globalisasi akan menyebabkan
munculnya masyarakat mega kompetisi. Dampak positif globalisasi antara lain
mendapatkan informasi pengetahuan yang luas, terjadi pertukaran budaya dan ilmu
pendidikan secara sehat, dan sebagainya. Sedangkan dampak negatif globalisasi
antara lain masuknya budaya yang tidak sesuai dengan kultur budaya bangsa
Indonesia. Dampak globalisasi perlu diantisipasi, untuk itu diperlukan data yang akurat
untuk memprediksi dampak globalisasi tersebut. Disamping itu, juga diperlukan filter
yang mampu untuk menyaring dampak positif dan negatif pengaruh globalisasi
tersebut.
Di lain pihak, agar mampu bersaing dalam berkompetisi global ini diperlukan
manusia yang berkualitas. Untuk menjadi manusia yang berkualitas diperlukan
pengetahuan dan keterampilan yang memadai
Berkaitan hal tersebut di atas, pada materi dengan Tema Globalisasi akan
membahas tentang:
1. Globalisasi dalam kehidupan.
2. Nilai-nilai dasar pancasila.
3. Penyajian data.
4. Cara tumbuhan memproduksi oksigen.
5. Isi atau pesan pokok pada wacana tentang globalisasi industri.

B. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul ini disusun dan dipersiapkan sebagai bahan pendidikan dan latihan profesi
guru kelas SD. Penyajian modul disusun berbasis tema. Dalam modul ini terdapat lima
tema yaitu (1) tema makhluk hidup dan lingkungan, (2) tema globalisasi, (3) tema
kewirausahaan, (4) tema kesehatan, dan (5) tema peristiwa. Pemilihan tema dan
subtansi materi dalam tema telah diusahakan sesuai dengan tema-tema di SD.
Agar Anda berhasil dalam mempelajari modul ini, ikutilah petunjuk belajar berikut:
1. Pelajari peta kedudukan modul (jaringan tema) pada masing-masing modul.
2. Bacalah deskripsi pada masing-masing modul.
3. Bacalah setiap uraian dan contoh yang menyertainya dengan cermat sampai Anda
memahami pesan dan ide yang disampaikan dalam materi tersebut.
4. Kerjakan esmua kegiatan / praktik untuk memahami modul.
5. Diskusikan dengan teman-teman Anda dalam mengatasi materi-materi yang belum
Anda pahami.
2.2

6. Kerjakan semua soal latihan yang terdapat di akhir modul ini dengan sikap disiplin
dan mandiri.
Selamat belajar semoga sukses.

C. Tujuan Akhir
Menguasai substansi dan metodologi pembelajaran tema Globalisasi secara holistik.


































2.3

BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KEHIDUPAN

A. Tujuan Antara
1. Melalui diskusi tentang globalisasi ,peserta latihan dapat menjelaskan kemajuan
teknologi berbagai bidang dan dampaknya dengan benar.
2. Melalui diskusi tentang dampak globalisasi, peserta latihan dapat menjelaskan
cara mengantisipasi dampak globalisasi dengan benar.
3. Melalui diskusi tentang globalisasi ,peserta latihan dapat menjelaskan peran
Indonesia dalam kemajuan globalisasi dengan benar.

B. Uraian Materi
Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat popular karena berkaitan dengan
gerak pembangunan Indonesia,terutama berkaitan dengan sistem ekonomi terbuka,
dan perdangangan bebas. Era globalisasi ditandai dengan adanya persaingan
semakin tajam, padatnya informasi, kuatnya komunikasi, dan keterbukan. Tanpa
memiliki kemampuan ini maka Indonesia akan tertinggal jauh dan terseret oleh arus
globalisasi yang demikian dahsyat.
Ada beberapa penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya
J ohn huckle (Miriam steiner, 1996) yang menyatakan bahwa globalisasi adalah
suatu proses dengan mana kejadian, keputusan dan kegiatan di salah satu bagian
dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat
didaerah yang jauh.
Arus globalisasi di Indonesia pada mulanya sangat terasa pada aspek
ekonomi. Hal ini ditandai dengan adanya APEC dan AFTA yang semuanya
menjurus pada perdagangan bebas. Namun semakin ke depan aspek politik,
budaya, dan hukum mulai terasa terutama dengan adanya LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat) yang bekerja dalam lingkup internasional. Selain itu dalam bidang
politik, gaung reformasi sangat cepat merambat keseluruh dunia, dimana komentar
dan opini internasional sangat deras masuk ke Indonesia. Demikian pula halnya
dalam aspek budaya yang didukung oleh teknologi elektronik, maka dunia semakin
sempit. Setiap hari kita dapat menyaksikan kejadian-kejadian di seluruh dunia dalam
waktu beberapa menit saja.
Globalisasi mempunyai dampak baik positif maupun negatif. Sebagaimana
dikemukakan oleh Tilaar (1998) bahwa dampak positifnya akan menyebabkan
munculnya masyarakat megakompetisi, dimana setiap orang akan berlomba untuk
berbuat yang terbaik untuk mencapai yang terbaik pula. Untuk berkompetisi ini
diperlukan kualitas yang tinggi. Dalam era globalisasi adalah era mengejar
keunggulan dan kualitas, sehingga masyarakat menjadi dinamis, aktif dan kreatif.
Sebaliknya, globalisasi juga bisa menjadi ancaman budaya bangsa.
Globalisasi akan melahirkan budaya global dan akan menjadi ancaman bagi budaya
bangsa. Rendahnya tingkat pendidikan akan menjadi ancaman bagi budaya lokal,
2.4

atau budaya bangsa. Rendahnya tingkat pendidikan akan menjadi salah satu
penyebab cepatnya masyarakat terseret oleh arus globalisasi dengan
menghilangkan identitas diri atau bangsa. Sebagai contoh, anak remaja kita
dengan cepat meniru potongan rambut, model pakaian atau yang tidak cocok
dengan jati diri bangsa kita.
Globalisasi ini dapat melanda berbagai bidang kehidupan, Emil Salim
(Mimbar, 1989) mengemukakan ada empat kekuatan yang membuat dunia menjadi
semakin transparan yaitu perkembangan IPTEK yang semakin tinggi,
perkembangan bidang ekonomi yang mengarah pada perdagangan bebas,
lingkungan hidup, dan politik.
Globalisasi dalam bidang ekonomi membawa pengaruh terhadap bidang lain
antara lain hukum, busaya, politik dan bahkan lingkungan. Regionalisasi dalam
bidang ekonomi merupakan awal dari proses globalisasi. ASEAN sebagai suatu
kerjasama negara-negara Asia Tenggara menyadari pentingnya suatu kerjasama
dalam bidang perdagangan. Oleh karena itu timbullah berbagai kesepakatan antara
Negara ASEAN untuk membentuk lembaga ekonomi regional.
Munculnya berbagai lembaga perekonomian antara bangsa yang
menunjukkan bahwa suatu negara tidak dapat lagi sendirian dalam hidup dan
membangun bangsanya. Misalnya, Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), Asia Pacific
Economic Corporation (APEC), AFTA dan sebagainya.
Saat ini, kita merasakan bahwa krisis moneter yang melanda negeri kita ini,
dirasakan pula oleh Negara lain di hampir seluruh Negara Asia Tenggara dan Asia
Timur termasuk J epang dan Korsel. Di belahan Eropa, Rusia juga mengalami krisis
serupa. Perubahan kurs mata uang di satu negara akan mempengaruhi negara
lainnya sehingga akan merubah arus ekspor dan impor.
Menurut Marwah Daud Ibrahim bahwa iptek mengandung dilemma atau
bermata dua. Disatu pihak kita bersyukur menikmati rahmat, yang anda hayati dan
nikmati seperti berbagai stasiun TV telah memanfaatkan penyiaran globalnya
melalui satelit komunikasi, sedang dampak negative perkembangan, kemajuan dan
penerapan ipteks yang menghasilkan berbagai ketimpangan oleh Toffler disebut
Guncangan Hari Esok. Coba anda amati dan hayati : penyakit yang timbul di
masyarakat yang mengglobal.
Dengan makin berkembang dan makin maju transportasi, konsep ekonomi
tentang kebutuhan dan sumber daya produksi, distribusi dan komsumsi makin nyata
makna dan nilainya. Namun kemajuan transportasi ini ada yang memanfaatkan
untuk tujuan negatif (penyelundupan orang jahat, teroris,obat terlarang, dokumen
terlarang). Transportasi telah menjadi kebutuhan mutlak kehidupan global dewasa
ini, namun dampak negatifnya wajib diwaspadai. Dampak negative ini selain
melekat pada diri pelakunya ,juga ditunjang oleh rendahnya kadar akhlak petugas.
Manusia sebagai makhluk hidup yang berbudaya, mengembangkan iptek
memiliki kemampuan, cara dan kiat berkomunikasi yang beragam. Sejalan dengan
perkembangan ,kemajuan dan penggunaan transportasi serta media elektronik (
radio,TV, internet) kontak interaksi social untuk berkomunikasi juga makin maju.
Proses dan arus global kehidupan manusia makin dipacu melalui komunikasiini,
2.5

makin lama komunikasi ini makin menjadi kebutuhan yang tidak dapat lepas dari
kebutuhan.Namun bagi kepentingan-kepentingan tertentu yang harus dirahasiakan,
fenomena-fenomena tertentu yang tidak boleh disebarluaskan, kemajuan alat
komunikasi canggih seperti internet juga mengandung bahaya. Dengan
memanfaatkan internet, informasi dari berbagai penjuru dunia, mengenai aspek apa
saja yang dikehendaki dalam waktu singkat dapat diperoleh

C. Lembar Kerja
Di rumah terdapat televisi yang dapat menerima semua informasi yang beraneka
ragam, baik yang positif maupun negative. Misalnya informasi tentang kejadian di
negara lain. film kekerasan., obat terlarang,pemerkosaan dan lain-lain.Bagaimana
penilaian Anda terhadap informasi tersebut, serta usaha apa yang Anda lakukan
agar informasi tersebut tidak membawa pengaruh yang negative terhadap Anda
sekelurga?

D. Lembar Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silahkan Anda
mengerjakan latihan berikut.
1. Era globalisasi merupakan era teknologi, oleh karena itu masyarakatnya harus
melek digital. Bagaimana tanggapan Anda dan jelaskan!
2. J elaskan bagaimana hubungan antara teknologi dengan pendidikan!
3. Bagaimana peran pemerintah dalam rangka untuk menanggapi kemajuaniptek
dewasa ini? J elaskan !


















2.6

BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGANTAR STATISTIKA

A. Tujuan Antara
1. Membedakan jenis-jenis statistik.
2. Membedakan jenis-jenis data.
3. Menyajikan data dalam berbagai cara.
4. Menghitung dan menentukan jenis-jenis ukuran gejala memusat

B. Uraian Materi
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar komunitas, dan
antar bangsa saling berinteraksi, dan memengaruhi satu sama lain. Interaksi atau
hubungan antar komunitas tersebut terjadi di semua bidang kehidupan, seperti
bidang pendidikan, kesehatan, perdagangan, pertanian, dan sebagainya, dan dari
interaksi tersebut diperoleh data terkait. Misal di bidang pertanian diperoleh data
tentang banyaknya produksi pertanian, banyaknya pupuk dan insektisida yang
dibutuhkan, luas lahan pertanian dan sebagaianya, di bidang kesehatan diperoleh
data tentang wilayah penyebaran suatu penyakit, banyaknya obat-obatan yang
dibutuhkan, banyaknya orang yang terjangkiti penyakit terstentu dan sebagainya.
Data-data yang diperoleh tersebut akan bermakna dan mudah dipahami dengan
baik oleh semua orang apabila disajikan dengan baik. Berkaitan dengan hal itu,
marilah kita pelajari cara pengolahan dan penyajian data dengan benar.

1. Pengertian Statistik
Kata statistik berasal dari bahasa Latin, yaitu status yang berarti negara.
Pada mulanya, statistik hanya digunakan untuk menggambarkan keadaan dan
menyelesaikan masalah kenegaraan seperti: banyaknya penduduk, pembayaran
pajak, gaji pegawai, dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan zaman,
statistik mencakup hal-hal yang lebih luas. Cakupan statistik tidak hanya
bertumpu pada angka-angka untuk pemerintahan saja, tetapi telah mengambil
bagian di berbagai bidang kehidupan, termasuk kegiatan berbagai bidang
penelitian, seperti pendidikan, psikologi, ekonomi, pertanian, sosial, dan sains.
Dalam kamus bahasa Inggris dijumpai kata statistics dan kata statistic.
Kedua kata itu mempunyai arti yang berbeda. Kata statistics artinya ilmu
statistik (statistika), sedang kata statistic diartikan sebagai ukuran yang diperoleh
atau berasal dari sampel, sedangkan ukuran yang diperoleh atau berasal dari
populasi disebut parameter.
Ditinjau dari segi terminologi, secara sempit menurut Sudjana (1996: 21)
statistik diartikan sebagai kumpulan data, bilangan maupun non-bilangan yang
disusun dalam tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan
suatu persoalan. Contoh: Statistik penduduk, yang berarti keterangan mengenai
2.7

penduduk berupa angka-angka yang menyatakan jumlah penduduk dan rata-rata
umur penduduk.
Sedangkan statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan cara-cara pengumpulan, penyajian, pengolahan, analisis data dan
penarikan kesimpulan.

2. Pengertian Data
Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-
keterangan tentang suatu hal, dapat berupa angka atau keterangan. Data
merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat
dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar menarik suatu
kesimpulan. Data dapat dijumpai di berbagai tempat. Misalnya di surat kabar
yang terbit setiap hari, akan dijumpai berbagai informasi mengenai harga
sekuritas, komoditas dagangan, kurs mata uang asing, tingkat inflasi yang
melanda suatu negara, nilai ujian nasional SMA se Provinsi J awa Timur, nilai
hasil tes formatif dalam bidang matematika di SDN 1 J akarta, prestasi belajar
siswa dalam Ujian Nasional dalam mata pelajaran IPA, dan sebagainya.
Syarat data yang baik adalah (a) Data harus objektif (sesuai dengan
keadaan sebenarnya), (b) Data harus representative, (c) Data harus up to date,
dan (d) Data harus relevan dengan masalah yang akan dipecahkan.
Ditinjau dari sifat susunan bagian-bagiannya, data dibedakan menjadi
data tunggal dan data kelompok. Data tunggal ialah data statistik yang masing-
masing angkanya merupakan satu unit (satu kesatuan). Sedangkan data
kelompok ialah data statistik yang tiap-tiap unitnya terdiri dari sekelompok angka.

3. Penyajian Data
Pengolahan data dimaksudkan sebagai proses untuk memperoleh data
ringkasan dari data mentah dengan menggunakan cara atau rumus tertentu. Data
ringkasan yang diperoleh dari pengolahan data itu dapat berupa jumlah (total),
rata-rata, persentase, dan sebagainya.
Data yang sudah diolah, agar mudah dibaca dan dimengerti oleh orang
lain atau pengambil keputusan, perlu disajikan ke dalam bentuk-bentuk tertentu.
Penyajian data memiliki fungsi antara lain: (1) menunjukkan perkembangan suatu
keadaan, dan (2) mengadakan perbandingan pada suatu waktu. Data statistik
dapat disajikan dalam bentuk tabel atau daftar, grafik atau diagram. Ada
bermacam-macam tabel seperti tabel baris dan kolom, tabel distribusi, tabel
kontigensi dan sebagainya. Sedangkan macam-macam diagram atau grafik
antara lain diagram batang, diagram garis, diagram lambang, diagram pastel dan
diagram pencar.


a. Daftar Baris dan Kolom
Skema daftar baris dan kolom, secara garis besar dinyatakan dengan daftar
Tabel 2.3.1 berikut.
2.8


Tabel 2.3.1





Sel
sel
sel



b. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah diagram yang digunakan untuk menyajikan
data dalam bentuk daerah lingkaran, sedangkan bagian-bagiannya dinyatakan
dalam bentuk juring atau sektor. Diagram lingkaran dapat digunakan untuk
menyajikan data yang terdiri atas beberapa kategori. Dalam diagram
lingkaran, data keseluruhan dinyatakan dengan daerah lingkaran sedangkan
data masing-masing kategori dinyatakan dalam bentuk juring-juring lingkaran
yang luasnya sebanding dengan banyaknya data yang bersangkutan.
Langkah-langkah untuk membuat diagram lingkaran, diuraikan sebagai
berikut:
1). Gambarkan sebuah lingkaran dengan menggunakan jangka untuk
menyatakan keseluruhan data.
2). Bagilah lingkaran tersebut menjadi beberapa juring/sektor, untuk
menyatakan data masing-masing kategori. Besar sudut masing-masing
juring lingkaran ditentukan dengan rumus berikut.

0
360
data seluruh Banyaknya
kategori data Banyaknya
kategori data juring sudut Besar =
x
x
3). Masukkan data masing-masing kategori ke dalam juring lingkaran yang
bersesuaian (sebaiknya disusun sesuai urutan kategori data dan searah
jarum jam, dengan kategori pertama dimulai dari juring kanan atas yang
batas kirinya garis vertikal).
4). Namai kategori data pada masing-masing juring lingkaran dan tuliskan
banyaknya data yang bersesuaian dalam bentuk persen. Untuk
menyatakan banyaknya data masing-masing kategori dalam bentuk
persen digunakan rumus berikut.

%. 100
data seluruh Banyaknya
kategori data Banyaknya
kategori data banyaknya Persentase =
x
x

Contoh 4.1
Banyaknya siswa di suatu sekolah dasar adalah 250 siswa.
Diketahui siswa yang gemar tenis meja sebanyak 25 siswa, pencak silat
J udul Tabel
Catatan :
J udul
Kolom
J udul
Baris
Badan
Tabel
2.9

sebanyak 20 anak, judo sebanyak 45 siswa, bola volley sebanyak 50
siswa, sepak bola sebanyak 100 siswa dan sisanya gemar olah raga
renang. Nyatakan data kegemaran siswa tersebut dalam bentuk diagram
lingkaran.
Pembahasan:
Dengan menggunakan rumus tersebut di atas diperoleh hasil sebagai
berikut:
1) Untuk kategori tenis meja.
0
360
data seluruh Banyaknya
data Banyaknya
juring sudut Besar =
=
0
360
250
25
=36
o
.
%. 100
data seluruh Banyaknya
data Banyaknya
Persentase = = % 100
250
25
=10%.

2) Untuk kategori pencak silat.
0
360
data seluruh Banyaknya
data Banyaknya
juring sudut Besar =


=
0
360
250
20
=28,8
o
.
%. 100
data seluruh Banyaknya
data Banyaknya
Persentase = = % 100
250
25
=8%.

3) Untuk kategori yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan
diperoleh hasil seperti tertuang dalam Tabel 2.3.2 berikut:

Tabel 2.3.1
Kategori Banyaknya Persentase Sudut
tenis meja 25 10 36
0
pencak silat 20 8 28.8
0
J udo 45 18 64.8
0
Volley 50 20 72
0
sepak bola 100 40 144
0
Renang 10 4 14.4
0

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dibuat diagram lingkaran
sebagai berikut.




2.10

















Gambar 2.3.1

c. Diagram Batang (Bar Diagram)
Diagram batang adalah diagram yang digunakan untuk menyajikan
data dalam bentuk batangan-batangan. Data yang berbentuk kategori atau
nominal sangat sesuai apabila disajikan dalam bentuk diagram batang. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat diagram batang
sebagai berikut:
1) Membuat sumbu mendatar dan sumbu tegak yang saling tegak lurus.
Sumbu mendatar disebut sumbu X, sedangkan sumbu tegak disebut
sumbu Y. Sumbu mendatar dibagi menjadi beberapa bagian dengan skala
yang sama, demikian juga pada sumbu tegaknya, tetapi antara sumbu
mendatar dan sumbu vertikal skalanya tidak perlu sama.
2) J ika batangan-batangan dibuat vertikal, maka sumbu mendatar
menyatakan kategori atau waktu, sedangkan sumbu vertikal menyatakan
frekuensi atau banyaknya data. Sebaliknya jika batangan-batangan dibuat
mendatar, maka sumbu mendatar menyatakan frekuensi atau banyaknya
data, sedangkan sumbu vertikal menyatakan kategori atau waktu.
3) Nama atau judul diagram ditulis dibagian atas diagram dan ditempatkan
pada bagian tengah, dinyatakan dalam bahasa yang singkat dan jelas,
sehingga orang akan dapat memahami dengan mudah apa yang
dimaksud dalam diagram itu.
4) Antara batang yang satu dengan batang yang lain dibuat secara terpisah.

Contoh 4.2
Banyaknya siswa di Sekolah Dasar Negeri Suka Berprestasi
adalah 225 siswa. Diketahui banyaknya siswa kelas I sebanyak 25 siswa,
kelas II sebanyak 30 siswa, kelas III sebanyak 45 siswa, kelas IV
J udo
Bola volley
Pencak silat
Tenis meja
Renang
Sepak bola
2.11

sebanyak 50 siswa, kelas V sebanyak 35 siswa dan kelas VI sebanyak 40
siswa. Nyatakan data banyaknya SD tersebut dalam bentuk diagram
batang.
Pembahasan:

















Gambar 2.3.2

d. Diagram Garis
Diagram garis digunakan untuk menyajikan data yang
berkesinambungan (kontinu), seperti data pertumbuhan tinggi pohon dari
minggu ke minggu, data perkembangan siswa sekolah dasar dari tahun
ke tahun, data pertumbuhan tinggi badan anak dari tahun ke tahun dan
sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat diagram
garis yaitu:
1) Membuat sumbu mendatar dan sumbu tegak yang saling tegak lurus.
Sumbu mendatar disebut sumbu X dan sumbu tegak disebut sumbu Y.
Sumbu mendatar dibagi menjadi beberapa bagian dengan skala yang
sama, demikian juga pada sumbu tegaknya, tetapi antara sumbu
mendatar dan sumbu vertikal skalanya tidak perlu sama.
2) Sumbu mendatar pada umumnya menyatakan waktu, sedangkan
sumbu vertikal menyatakan frekuensi atau banyaknya data.
3) Gambarkan titik-titik diagram koordinat sesuai dengan waktu dan
frekuensi data yang bersesuaian.
4) Hubungkan titik-titik yang diperoleh pada langkah c) dengan ruas-ruas
garis, maka diperoleh diagram garis yang bersesuaian dengan data
yang disajikan.
5) Nama atau judul diagram garis ditulis dibagian atas diagram dan
ditempatkan pada bagian tengah, dinyatakan dalam bahasa yang
2.12

singkat dan jelas, sehingga orang akan dapat memahami dengan
mudah apa yang dimaksud dalam diagram itu.
Contoh 4.3
Seorang anak lahir pada tahun 2007 dengan tinngi badan 50
cm. Pertumbuhan tinggi badan anak tersebut dari tahun ke tahun
dinyatakan dalam tabel 2.3.3 berikut:
Tabel 2.3.3
Tahun Tinngi (cm)
2007 50
2008 60
2009 75
2010 85
2011 90
2012 110
Nyatakan pertumbuhan tinggi badan anak tersebut dalam bentuk
diagram garis.
Pembahasan:
Berdasarkan tabel 2.3.3 di atas dan dengan memperhatikan langkah-
langkah pembuatan diagram garis seperti diuraikan di atas, diperoleh
diagram garis sebagai berikut.
















Gambar 2.3.3
e. Diagram Lambang
Diagram lambang digunakan untuk memperoleh gambaran kasar
mengenai suatu peristiwa/kejadian. Pada diagram lambang, lambang yang
digunakan sama dengan peristiwa yang akan dipaparkan. Sebagai contoh
peristiwa yang akan dipaparkan adalah banyaknya penjualan mobil dari
2007 2008 2009 2010 2011 2012
2.13

tahun ke tahun, maka lambang yang digunakan adalah gambar mobil. Satu
lambang tertentu menyatakan banyaknya data yang sesuai dengan
lambang yang digunakan. Keuntungan dari diagram lambang yaitu dapat
menghindari kekeliruan/kesalahan penafsiran peristiwa yang dipaparkan,
karena menggunakan lambang/simbol dari data sebenarnya, sedangkan
kelemahan diagram lambang yaitu sulit untuk menggambarkan bagian
lambang yang menyatakan kelipatan pecahan dari banyaknya data yang
dinyatakan oleh satu lambang utuh.
Contoh 4.4
Banyaknya mobil sedan merek tertentu yang berhasil dijual sejak
tahun 2008 hingga tahun 2012 dinyatakan dalam tabel 2.3.4 berikut:

Tabel 2.3.4

Tahun Banyaknya Mobil
2008 1000
2009 3000
2010 2000
2011 40000
2012 3000


Nyatakan hasil penjumlahan mobil tersebut dalam bentuk diagram lambang.
Pembahasan:
Tahun Banyaknya Penjualan Mobil
2008
2009
2010

2011
2012

Gambar 2.3.3

Keterangan: mewakili 1000 mobil.


4. Ukuran Tendensi Sentral (Ukuran Gejala Memusat)
Salah satu tugas guru dalam pembelajaran yaitu melakukan pengamatan
dan pengukuran terhadap hasil belajar siswa. Hasil pengamatan dan
pengukuran tersebut berupa data yang nilainya bervariasi, oleh karena itu untuk
melihat ke arah mana sekumpulan data memusat dan bagaimana data
2.14

menyebar di sekitar ukuran pemusatan tersebut diperlukan suatu ukuran, yang
disebut ukuran tendensi sentral (ukuran gejala memusat). J enis-jenis ukuran
gejala memusat, antara lain rata-rata (mean), median dan modus.
a. Rata-rata (Mean)
Rata-rata (mean) merupakan ukuran gejala memusat data yang
paling sering digunakan, karena mudah dimengerti dan perhitungannya pun
mudah. Mean yang dihitung dari data sampel disimbolkan dengan X
(dibaca X-bar), dan apabila dihitung dari data populasi atau sebagai
parameter populasi disimbolkan dengan (dibaca myu).
b. Rata-rata data tunggal
Misal diketahui n buah data, yaitu
n
x x x , , ,
2 1
, maka rata-rata data
tersebut dapat dihitung dengan rumus:
n
x
x
n
i
i
=
=
1
=
n
x x x
n
+ + +
2 1

c. Rata-rata data tunggal berbobot
Misal diketahui sekumpulan data dengan nilai-nilai
n
x x x , , ,
2 1

masing-masing memiliki frekuensi
n
f f f , , ,
2 1
, maka rata-rata data tersebut
dapat dihitung dengan rumus:

=
=
=
n
i
i
n
i
i i
f
x f
x
1
1
=
n
n n
f f f
x f x f x f
+ + +
+ + +

2 1
2 2 1 1
.
Contoh 4.5
Budi mengikuti ulangan matematika sebanyak 6 kali, rata-rata dari lima
ulangan pertama sebesar 5,5. Agar memenuhi nilai KKM yaitu 6, berapa nilai
ulangan yang keenam?
Pembahasan:
5 , 5 = x 5 , 5
5
5 4 3 2 1
=
+ + + + x x x x x

5 , 27
5 4 3 2 1
= + + + + x x x x x
6 = KKM 6
6
6 5 4 3 2 1
=
+ + + + + x x x x x x

36
6 5 4 3 2 1
= + + + + + x x x x x x
) ( 36
5 4 3 2 1 6
x x x x x x + + + + =

6
x =36 27,5 =8,5
Contoh 4.6
Misal dalam suatu sekolah terdiri atas 5 kelas paralel. Pada ulangan mata
pelajaran matematika diperoleh hasil sbb: rata-rata kelas A sebesar 6 dengan
jumlah siswa 30, rata-rata kelas B sebesar 5,5 dengan jumlah siswa 40, rata-
2.15

rata kelas C sebesar 6,5 dengan jumlah siswa 32, rata-rata kelas D sebesar 7
dengan jumlah siswa 25, dan rata-rata kelas E sebesar 6 dengan jumlah siswa
40. Tentukan rata-rata nilai ulangan matematika sekolah tersebut.
Pembahasan:

=
=
=
k
i
i
k
i
i i
f
x f
x
1
1
=
40 25 32 40 30
6 . 40 7 . 25 5 , 6 . 32 5 , 5 . 40 6 . 30
+ + + +
+ + + +
=
167
1023
=6,126
d. Median
Median adalah data yang letaknya di tengah tengah setelah data
diurutkan. Median disimbolkan dengan Me atau Md. Untuk data tunggal,
median ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Urutkan data dari terkecil hingga data terbesar.
2) Tentukan letak mediannya, yaitu
a) J ika banyaknya data ganjil, maka letak ( ) 1
2
1
+ = n ke data Me .
b) J ika banyaknya data genap, maka letak
2
1
2 2
|
.
|

\
|
+ +
=
n
data
n
ke data
Me .
3) Tentukan nilai mediannya.
Contoh 4.7
Tentukan median dari data berikut 7, 6, 8, 5, 4, 8, 9, 10, 7.
Pembahasan:
Setelah data diurutkan diperoleh: 4, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 10, dan banyaknya data
n =9, bilangan ganjil. J adi ( ) 1
2
1
+ = n ke data Me = 5 k data e =7.
e. Modus
Modus adalah nilai yang paling sering muncul pada sekumpulan data.
Modus disimbolkan dengan Mo. Sekumpulan data kemungkinan-
kemungkinannya adalah tidak mempunyai modus, mempunyai satu modus
(disebut unimodal), mempunyai dua modus (bimodal), atau mempunyai lebih
dari dua modus (multimodal). Cara mencari modus dibedakan antara data
tunggal dan data berkelompok. Berikut diberikan contoh-contoh untuk modus
data tunggal.
Contoh 4.8
1) Diketahui data 5, 4, 6, 7, 5, 6, 5, 7, 5, 4. Modus data tersebut adalah 5.
2) Diketahui data 5, 4, 6, 7, 5, 6, 5, 7, 5, 4, 6, 7, 6. Modus data tersebut
adalah 5 dan 6.
3) Diketahui data 5, 4, 6, 7, 5, 4, 5, 7, 4, 6, 7, 6. Modus data tersebut adalah
tidak ada, sebab semua data frekuensi kemunculannya sama.


2.16

C. Lembar Kerja
Bacalah surat kabar satu minggu terakhir. Diskusikan dengan teman Anda, jenis-
jenis penyajian data apa saja yang digunakan surat kabar tersebut? Adakah jenis
penyajian data yang berbeda dengan jenis penyajian data yang sudah Anda
pelajari? J ika ada jenis penyajian data yang lain, jelaskan.

D. Lembar Latihan
1. Rata-rata nilai ujian statistika 40 orang mahasiswa adalah 70,5 kemudian ada
seorang mahasiswa yang mengikuti ujian susulan sehingga nilai rata-ratanya
menjadi 71. Berapakah nilai statistika mahasiswa yang baru masuk?
2. Suatu sekolah mempunyai 5 kelas paralalel. Berdasarkan hasil Ujian Akhir
Nasional diperoleh data sebagai berikut:
Kelas A terdiri dari 30 siswa, rata-rata nila matematikanya adalah 5,5.
Kelas B terdiri dari 28 siswa, rata-rata nila matematikanya adalah 6,0.
Kelas C terdiri dari 32 siswa, rata-rata nila matematikanya adalah 6,5.
Kelas D terdiri dari N siswa, rata-rata nila matematikanya adalah 6,4.
J ika rata-rata nilai matematika gabungan keempat kelas tersebut adalah 6,12
tentuan banyaknya siswa Kelas D tersebut.
3. Nilai ulangan matematika sekelompok siswa yang berjumlah 35 anak
dinyatakan sebagai berikut. Siswa yang mendapat nilai 6 sebanyak 7 anak,
siswa yang mendapat nilai 7 sebanyak 11 anak, siswa yang mendapat nilai 8
sebanyak 9 anak, siswa yang mendapat nilai 9 sebanyak 5 anak dan siswa yang
mendapat nilai 10 sebanyak 3 anak. Tentukan median dan modus data nilai
ulangan matematika sekelompok siswa tersebut.

E. Kunci Jawaban
1. Nilai mahasiswa baru =91.
2. N =35.
3. Median =7 dan modus =7.

















2.17

BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
PRODUKSI OKSIGEN OLEH TUMBUHAN

A. Tujuan Antara
1. Melalui penjelasan peserta diklat dapat menyebutkan empat factor yang dapat
mempengaruhi terjadinya fotosintesis.
2. Melalui percobaan peserta diklat dapat menunjukkan prodoksi oksigen dalam
proses fotosintesis.
3. Melalui animasi proses pengangkutan pada tumbuhan peserta diklat dapat
menjelaskan proses pengangkutan nutrisi pada tumbuhan.

B. Uraian Materi
` Globalisasi dalam bidang industri dapat berdampat pada hal-hal positif
maupun negatif. Dampak positif globalisasi industri pada kehidupan adalah semakin
mudahnya orang mencukupi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya dampak negatif
globalisasi industri terjadinya pencemaran. Salah satu di antaranya adalah
pencemaran pencemaran udara.
Pencemaran udara disebabkan oleh kegiatan industri maupun transportasi.
Pembakaran minyak bumi dalam mesin-mesin industry maupun kendaraan
bermotor menghasilkan gas buang terutama CO dan CO
2
yang dapat mengganggu
pernapasan dan sangat berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu diperlukan
suatu usaha menetralisasi gas hasil pembakaran berupa CO dan CO
2
menjadi
normal. Salah satu upaya yang bersifat alami adalah menanam tumbuhan yang
dapat menghasilkan oksigen.
Dalam dunia tumbuhan proses produksi oksigen merupakan bagian dari
proses fotosintesis. Untuk dapat memahami proses tumbuhan menghasilkan
oksigen, marilah kita pelajari proses fotosintesis berikut ini.

1. Proses Fotosintesis pada Tumbuhan
Fotosintesis adalah suatu proses pembuatan makanan oleh tumbuhan
menggunakan bahan berupa air dan karbon dioksida dengan bantuan cahaya.
Fotosintesis terjadi pada struktur sel daun yang disebut kloroplas. Kloroplas
mengandung klorofil, yaitu pigmen hijau yang berfungsi menyerap energi dari
cahaya .
Proses sintesis dikenal juga sebagai proses asimilasi atau proses
penyusunan senyawa kompleks dan senyawa anorganik. Dalam proses
penyusunan tersebut diperlukan energi. Apabila energi diperoleh dari proses-
proses kimia, misalkan pada bakteri maka proses tersebut kita namakan
kemosintesis. Sedangkan apabila energi yang diperlukan tersebut diperoleh dari
energi cahaya, kita sebut sebagai proses fotosintesis. Persamaan reaksi kimia
pada proses fotosintesis yaitu:
CO
2
+6 H
2
O +Energi matahari
klorofil
C
6
H
12
O
6
+6 O
2

2.18

Terjadinya proses sintesis, diperlukan beberapa komponen bahan baku
yang harus ada gas yaitu CO
2
, H
2
O (air), cahaya matahari dan klorofil. Dalam
proses fotosintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen (O
2
).
a. Faktor CO
2
(karbondioksida)
CO
2
yang terdapat di dalam udara dengan kadar +0,03 % per satuan volume.
Gas CO
2
akan masuk ke dalam uap air yang ada pada permukaan sel-sel
jaringan pagar (sel polisade) dan sel bunga karang. J ika kadar CO
2
di udara
meningkat, maka kecepatan proses fotosintesis akan meningkat juga. Dalam
keadaan matahari terik (intensitas tinggi) tetapi CO
2
rendah, maka proses
fotosintesis akan terhambat.
b. Faktor H
2
O (air)
Air yang diperlukan untuk sintesis makanan oleh tumbuhan dapat diperoleh
dari tanah. Air dalam tanah yang umumnya mudah diserap oleh akar
tumbuhan yaitu air kapiler tanah. Air tersebut merupakan air yang terdapat
diantara butir-butir tanah. J enis akar yang berfungsi mengambil air dan garam
tanah, yaitu bulu-bulu akar atau rambut-rambut akar.
c. Faktor Cahaya
Peran cahaya dalam proses fotosintesis sangat besar, yaitu sebagai sumber
energi. Menurut Planck dan Eisnteen cahaya terdiri atas partikel-partikel kecil
yang disebut foton, yaitu mempunyai sifat materi dan gelombang. Foton
memiliki energi yang dikenal sebagai kuantum. Cahaya matahari yang kita
lihat yaitu merupakan cahaya putih yang tersusun dari tujuh macam spectrum
cahaya. Tidak semua spectrum cahaya berperan dalam fotosintesis. J ika
intensitas cahaya meningkat maka laju fotosintesis juga meningkat. Tetapi jika
intensitas cahaya melebihi kadar tertentu, bahkan akan menghambat kegiatan
fotosintesis.
d. Faktor Klorofil
Proses fotosintesis tidak dapat terjadi jika tidak ada klorofil. Klorofil
adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan yang berperan dalam
proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga
cahaya matahari menjadi tenaga kimia. Klorofil terdapat dalam kloroplas.
Kloroplas banyak kita jumpai di dalam daun. Pada tanaman tinggi kita jumpai
dua macam klorofil, yaitu (1) Klorofil-a dengan rumus kimia C
55
H
72
O
5
N
4
Mg,
warna hijau tua dan klorofil-b dengan rumus kimia C
55
H
70
O
6
N
4
Mg, warna
hijau muda. Dua jenis klorofil tersebut paling kuat menyerap cahaya merah
(panjang gelombang 600-700 nm), yang paling sedikit diserap adalah cahaya
hijau (panjang gelombang 500-600 nm).

2. Transportasi pada Tumbuhan
Bagaimanakah air tanah dapat keluar masuk sel dan dapat ditranspor
hingga ke pucuk batang ? Proses penyerapan gas, air, dan ion-ion terlarut dalam
air tanah terjadi melalui peristiwa difusi dan osmosis.
Difusi merupakan gerakan penyebaran molekul dari daerah yang
konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Larutan yang
2.19

pekat memiliki tekanan difusi yang besar disbanding larutan encer. Pada akhir
difusi, kedua larutan akan bercampur menjadi larutan yang homogen.
Osmosis pada dasarnya merupakan difusi air dari daerah yang memiliki
potensial air tinggi ke daerah yang potensial airnya lebih rendah melalui suatu
membran semi permeabel. Membran semi permeabel adalah membran yang
hanya dapat ditembus oleh air dan molekul atau zat-zat tertentu yang berukuran
kecil yang terlarut di dalamnya.













Gambar 1
Gambar 2.4.1 Struktur penampang melintang akar tanaman dikotil

Pada sel tumbuhan, di sebelah dalam dari dinding sel terdapat membran
sel. Membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu hanya molekul zat tertentu
yang berukuran besar dapat menembus namun molekul zat lain tidak dapat
menembus walaupun berukuran lebih kecil. Kemampuan membran sel
melakukan seleksi molekul zat tertentu akan menentukan apakah zat tersebut
akan dapat masuk ke dalam sel atau tidak.
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar. Penyerapan
larutan tanah pada akar dipengaruhi oleh berbagai kondisi di dalam tanah yaitu
jenis tanah, pH, suhu, dan pertukaran udara tanah. Setelah air diserap oleh akar,
selanjutnya air diangkut ke puncak batang. Pada gambar 2.5.1 terdapat dua
kelompok sel yang berperan sebagai pembuluh angkut yaitu pembuluh kayu
(xilem) dan pembuluh tapis (floem). Pada batang, xilem berada pada bagian
kayunya sedangkan floem berada di bagian kulitnya. Pengangkutan air dari akar
ke puncak dilakukan melalui pembuluh kayu. Oleh sebab itu, untuk dapat
diangkut ke pucuk batang, air harus terlebih dahulu mencapai kayu
Untuk mencapai kayu air tersebut melewati jaringan korteks dan
endodermis. Pengangkutan air di luar pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh tapis
(floem) semacam ini disebut pengangkutan ekstravaskuler. Pengangkutan
melalui xilem dan floem disebut pengangkutan vaskuler.


2.20

C. Lembar Kerja
Ada beberapa percobaan yang dapat digunakan untuk menguji terjadinya
fotosintesis pada tumbuhan. Salah satu percobaan uji fotosintesis adalah timbulnya
gas oksigen sebagai hasil fotosintesis. Untuk itu peserta pelatihan diminta
melakukan percobaan dengan menggunakan bahan dan alat pada butir D serta
mengikuti langkah-langkah pada butir E.

D. Alat dan Bahan
1. Kantong plastic transparan = 2 buah
2. Ember = 1 buah
3. Air = ember
4. Karet gelang = 5 biji
5. Ganggang hijau / hidryla SP = 2 ikat
6. Korek api = 1 bungkus
7. J arum jahit = 1 buah

E. Langkah Kerja
1. Masukkan tiap ikat ganggang hijau ke dalam kantong plastic.
2. Isi kantong platik dengan air hingga penuh, kemudian kantong plastic diikat
dengan karet sehingga tidak ada udara yang tersisa dalam kantong plastic.
3. Letakkan satu kantong dibawah sinar matahari dan yang lain pada tempat yang
teduh.
4. Setelah kurang lebih satu jam bandingkan gelembung-gelembung gas yang
keluar dari ganggang hijau.
5. Guna menguji bahwa gas yang dihasilkan proses fotosintesis adalah oksigen
maka siapkan korek api menyala di atas kumpulan gas dalam kantong plastic dan
tusuk plastic tepat di atas timbunan gas dalam plastik. Sebagai indicator bahwa
nyala api yang terkena gas oksigen akan menyala semakin besar.














2.21

BAB V
KEGIATAN BELAJAR 4
NILAI-NILAI PANCASILA

A. Tujuan Antara
1. Menjelaskan prinsip-prinsip sila-sila pancasila
2. Mencari contoh sikap atau perilaku yang mencerminkan sila-sila pancasila

B. Uraian Materi
Apakah nilai itu? Nilai termasuk bidang kefilsafatan yaitu axiologi . Pengertian
axiologi berasal dari bahasa yunani exios berarti nilai , suatu yang berharga , logos
berarti perhitungan , alasan , akal budi dan teori . J adi nilai merupakan hasil
pertimbangan dan hasil keputusan manusia . Nilai lebih abstrak daripada norma
,artinya norma adalah perwujudan daripada nilai-nilai . Mengapa bangsa Indonesia
menetapkan Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara?
Pada umumnya rakyat Indonesia berada dalam pemikiran yang sama dengan
para pendiri bangsa ini , yaitu menginginkan pancasila dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari bermasyarakat , berbangsa dan bernegara . Membumikan
Pancasila berarti menjadikan Pancasila sebagai panduan praktis dan perangkat tata
nilai yang diwujudkan dalam berbagai segi kehidupan .
Pancasila yang dijadikan sebagai landasan ideal dalam pembangunan
nasional, menjadi pegangan rakyat indonesia ditengah arus globalisasi yang begitu
deras. Disaat memasuki era reformasi nilai-nilai pancasila nyaris tidak menyentuh
kehidupan masyarakat kita,baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Bila hal ini terus terjadi bukan tidak mungkin , nasionalisme ,persatuan
dan kesatuan bangsa akan lenyap dari negara kita ini. Karena itu tokoh-tokoh
bangsa ini secara bersama-sama perlu untuk membangun kembali kesadaran
masyarakat atas nilai-nilai luhur pancasila.

Pancasila harus diwariskan kepada generasi muda bangsa Indonesia
berikutnya melalui jalur pendidikan,karena genersi muda sebagai penerus bangsa
perlu penguatan karakter sebagai anak bangsa . Setiap bangsa memiliki kepedulian
kepada pewarisan budaya luhur bangsanya. Oleh karena itu, perlu ada upaya
pewarisan budaya penting tersebut melalui pendidikan Pancasila yang dilaksanakan
dalam pendidikan formal (sekolah). Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai
kekuatan mengikat secara yuridis. Seluruh tatanan hidup bernegara yang
bertentangan dengan Pancasila sebagai kaidah yuridis-konstitusional pada
dasarnya tidak berlaku dan harus dicabut. Dengan demikian penetapan Pancasila
sebagai dasar falsafah negara berarti bahwa moral bangsa telah menjadi moral
negara (Dipoyudo: 1984). Hal ini berarti bahwa moral Pancasila telah menjadi
sumber tertib negara dan sumber tertib hukumnya, serta jiwa seluruh kegiatan
negara dalam segala bidang kehidupan (A. T. Soegito, dkk, 2009: 6). Pada acara
2.22

rembug nasional di Universitas Pancasila, ketua MPR Taufiq Kiemas mengatakan
bahwa pancasila sudah selayaknya dijadikan sumber keteladanan dalam
kepemimpinan. Karena pancasila sebagai landasan moral kenegaraan menekankan
pentingnya semangat gotong royong yang merupakan jati diri bangsa .Prinsip
Ketuhanan harus berjiwa gotong royong , prinsip internasionalisme harus berjiwa
gotong royong yang berperikemanusiaan dan berkeadilan ,prinsip kebangsaan juga
harus berjiwa gotong royong yang mampu mengemban persatuan dan kebhinekaan
.
Pelaksanaan Pancasila pada masa reformasi cenderung meredup dan tidak
adanya istilah penggunaan Pancasila sebagai propaganda praktik penyelenggaraan
pemerintahan. Hal ini terjadi lebih dikarenakan oleh adanya globalisasi yang
melanda Indonesia dewasa ini. Masyarakat terbius akan kenikmatan hedonisme
yang dibawa oleh paham baru yang masuk sehingga lupa dari mana, di mana, dan
untuk siapa sebenarnya mereka hidup. Seakan-akan mereka melupakan bangsanya
sendiri yang dibangun dengan semangat juang yang gigih dan tanpa memandang
perbedaan. Dalam perkembangan masyarakat yang secara kultur, masyarakat lebih
cenderung menggunakan Pancasila sebagai dasar pembentukan dan penggunakan
setiap kegiatan yang mereka lakukan. Peran Pancasila dalam hal ini sebenarnya
adalah untuk menciptakan masyarakat kerakyatan, artinya masyarakat Indonesia
sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan dan hak yang
sama. Dalam menggunakan hak-haknya selalu memperhatikan dan
mempertimbangkan kepentingan negara dan masyarakat. Karena mempunyai
kedudukan, hak serta kewajiban harus seimbang dan tidak memihak ataupun
memaksakan kehendak kepada orang lain. Dalam pokok-pokok kerakyatan,
masyarakat dituntut untuk saling menghargai dan hidup bersama dalam lingkungan
yang saling membaur dan bisa membentuk sebuah kepercayaan (trust) sebagai
modal untuk membangun bangsa yang berjiwa besar dan bermoral sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila.
Sejarah Indonesia membuktikan bahwa nilai luhur bangsa yang tercipta
merupakan sebuah kekayaan yang dimiliki dan tidak bisa tertandingi. Di Indonesia
tidak pernah putus-putusnya orang percaya kepada Tuhan, hal tersebut terbukti
dengan adanya tempat peribadatan yang dianggap suci, kitab suci dari berbagai
ajaran agamanya, upacara keagamaan, pendidikan keagamaan, dan lain-lain
merupakan salah satu wujud nilai luhur dari Pancasila khususnya sila ke-1.
Bangsa Indonesia yang dikenal ramah tamah, sopan santun, lemah lembut
terhadap sesama mampu memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan
Pancasila, hal ini terbukti dengan adanya pondok-pondok atau padepokan yang
dibangun mencerminkan kebersamaan dan sifat manusia yang beradab.
Pandangan hidup masyarakat yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur
tersebut adalah suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri.
Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan
diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam
sekitarnya.
2.23

Masyarakat Indonesia sekarang ini tidak hanya mendambakan adanya
penegakan peraturan hukum, akan tetapi masalah yang muncul ke permukaan
adalah apakah masih ada keadilan dalam penegakan hukum tersebut. Hukum
berdiri diatas ideologi Pancasila yang berperan sebagai pengatur dan pondasi
norma masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Dalam sejarah
Penanaman nilai-nilai Pancasila pada masa Orde Baru dilakukan secara
indoktrinatif dan birokratis. Akibatnya, bukan nilai-nilai Pancasila yang meresap ke
dalam kehidupan masyakat, tetapi kemunafikan yang tumbuh subur dalam
masyarakat. Sebab setiap ungkapan para pemimpin mengenai nilai-nilai kehidupan
tidak disertai dengan keteladanan serta tindakan yang nyata sehingga Pancasila
yang berisi nilai-nilai luhur bangsa dan merupakan landasan filosofi untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur bagi rakyat hanyalah omong
kosong. Cara melakukan pendidikan semacam itu, terutama bagi generasi muda,
berakibat fatal. Pancasila yang berisi nilai-nilai luhur, setelah dikemas dalam
pendidikan yang disebut penataran P4 maupun PMP ( Pendidikan Moral Pancasila),
atau nama sejenisnya, ternyata justru mematikan hati nurani generasi muda
terhadap makna dari nilai luhur Pancasila tersebut. Hal itu terutama disebabkan oleh
karena pendidikan yang doktriner tidak disertai dengan keteladanan yang benar.
Mereka yang setiap hari berpidato dengan selalu mengucapkan kata-kata keramat:
Pancasila dan UUD 45, tetapi dalam kenyataannya masyarakat tahu bahwa
kelakuan mereka jauh dari apa yang mereka katakan. Perilaku itu justru semakin
membuat persepsi yang buruk bagi para pemimpin serta meredupnya Pancasila
sebagai landasan hidup bernegara, karena masyarakat menilai bahwa aturan dan
norma hanya untuk orang lain (rakyat) tetapi bukan berlaku bagi para pemimpin.
Selain itu Pancasila digunakan sebagai asas tunggal bagi organisasi masyarakat
maupun organisasi politik (Djohermansyah Djohan: 2007).
Karena Orde Baru tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sejarah
pemerintahan sebelumnya, akhirnya kekuasaan otoritarian Orde Baru pada akhir
1998-an runtuh oleh kekuatan masyarakat. Hal itu memberikan peluang bagi
bangsa Indonesia untuk membenahi dirinya, terutama bagaimana belajar lagi dari
sejarah agar Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara benar-benar
diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari (Djohermansyah Djohan:
2007). Berakhirnya kekuasaan Orde Baru menandai adanya Pemerintahan
Reformasi yang diharapkan mampu memberikan koreksi dan perubahan terhadap
penyimpangan dalam mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 dalam praktik
bermasyarakat dan bernegara yang dilakukan pada masa Orde Baru. Namun dalam
praktik pada masa reformasi yang terjadi adalah tindakan korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN) dan fundamentalism. Hal inilah yang menandai bahwa pada masa
itulah masyarakat Indonesia sedang mengalami krisis identitas bangsa.
Apakah prinsip-prinsip Pancasila itu ?
Prinsip adalah gagasan dasar, berupa aksioma atau proposisi awal yang
memiliki makna khusus, mengandung kebenaran berupa doktrin dan asumsi yang
dijadikan landasan dalam menentukan sikap dan tingkah laku manusia. Prinsip
dijadikan acuan dan dijadikan dasar menentukan pola pikir dan pola tindak sehingga
2.24

mewarnai tingkah laku pendukung prinsip dimaksud. Sila-sila Pancasila itulah
prinsip-prinsip Pancasila.
Apa saja makna atau nilai pancasila ?
1. Makna Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Pengakuan dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap adanya Tuhan Yang
MahaEsa.
b. Menciptakan sikap taat menjalankan menurut apa yang diperintahkan
melalui ajaran-ajaran Nya.
c. Mengakui dan memberikan kebebasan pada orang lain untuk memeluk
agama dan mengamalkan ajaran agamanya.
d. Tidak ada paksaan dan memaksakan agama kepada orang lain.
e. Menciptakan pola hidup saling menghargai dan menghormati antar umat
beragama

2. Makna Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan hati
nurani.
b. Pengakuan dan penghormatan akan hak asasi manusia.
c. Mewujudkan kehidupan yang berkeadilan dan berkeadaban.
d. Mengembangkan sikap saling mencintai atas dasar kemanusiaan.
e. Memunculkan sikap tenggang rasa dan tepo slira dalam hubungan social.

3. Makna Persatuan Indonesia
a. Mengakui dan menghormati adanya perbedaan dalam masyarakat
Indonesia.
b. Menjalin kerjasama yang erat dalam wujud kebersamaan dan
kegotongroyongan.
c. Kebulatan tekad bersama untuk mewujudkan persatuan bangsa.
d. Mengutamakan kepentingan bersama diatas pribadi dan golongan.
4. Makna Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyaratan / Perwakilan.
a. Pengakuan bahwa rakyat Indonesia adalah pemegang kedaulatan.
b. Mewujudkan demokrasi dalam kehidupan politik,ekonomi dan social.
c. Pengambilan keputusan mengutamakan prinsip musyawarah mufakat.
d. Menghormati dan menghargai keputusan yang telah dihasilkan bersama.
e. Bertanggung jawab melaksanakan keputusan.
5. Makna Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Keadilan untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi haknya.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menyeimbangkan antara hak dan kewajiban.
d. Saling bekerjasama untuk mendapatkan keadilan.
Pancasila memiliki berbagai fungsi bagi bangsa Indonesia, suatu ketika
Pancasila berfungsi sebagai dasar negara, suatu ketika dipandang sebagai ideologi
nasional, suatu ketika sebagai pandangan hidup dan suatu ketika sebagai ligatur
2.25

bangsa. Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai acuan bagi
warganegara dalam memahami hak dan kewajibannya sebagai warganegara,
sehingga berkaitan dengan pengelolaan dan implementasi peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sebagai
ideologi nasional berfungsi sebagai acuan bagi bangsa Indonesia dalam mengelola
berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan yang ingin diwujudkan oleh negara.
Kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam dikelola sesuai dengan
konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila.

C. Lembar Kerja
1. Diskusikan permasalahan berikut bersama dengan teman-temanmu
2. Carilah contoh-contoh sikap yang mencerminakan sila pertama pancasila
3. Laporkan hasil diskusi kelompok anda dihadapan teman-temanmu.

D. Lembar Latihan
1. J elaskan prinsip-prinsip dari sila pertama pancasila
2. Berikan contoh sikap atau perilaku yang mencerminkan sila-sila pancasila?
Sebutkan sila berapa!

E. Kunci jawaban
1. Prinsip sila pertama adalah ketuhanan yang maha esa
2. Contoh sikap atau perilaku yang mencerminkan sila pertama pancasila adalah
pengakuan adanya berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.




















2.26

BAB VI
KEGIATAN BELAJAR 5
MENEMUKAN ISI ATAU PESAN POKOK PADA WACANA
LISAN DAN TULIS

A. Tujuan Antara
1. Melalui diskusi peserta pelatihan dapat menemukan isi atau pesan pokok
pada wacana lisan dan tulis.
2. Melalui penjelasan instruktur peserta pelatihan dapat mengidentifikasi unsur,
struktur, dan karakteristik karya ilmiah.

B. Uraian Materi
Ada beberapa cara yang dianjurkan oleh para ahli untuk menduga
daya simak diri dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang harus kita
jawab sendiri dengan jujur. Pengetahuan tentang kualitas daya simak diri
dapat dijadikan landasan bagi kita untuk menjadi penyimak yang baik. Agar
menjadi penyimak yang baik, di samping harus mengetahui bagaimana ciri-
ciri penyimak yang baik itu, kita pun harus mau berlatih menyimak secar
terencana dan sistematis.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan
keterampilan menyimak adalah (1) identifikasi kata kunci, (2) merangkum,
dan (3) menjawab pertanyaan, (4) menceritakan kembali, dan (5)
menyimpulkan.
Daya baca merupakan kekuatan atau kemampuan seorang individu
dalam membaca untuk memadukan sekaligus antara kecepatan mata
menangkap lambang-lambang visual dengan ketepatan memahami makna
yang dibaca. Dalam upaya memperbaiki daya baca, banyak upaya yang
dapat dilakukan. Akan tetapi, kunci dari semua itu adalah disiplin diri untuk
terus dapat membaca dan berlatih membaca. Kegiatan membaca cepat,
membaca per kelompok kata menjadi persepsi diri yang pada
pelaksanaannya dipadukan dengan upaya mencari kata kunci, kalimat
utama, ide pokok dan topik. Untuk menemukan kalimat utama dapat
dilakukan dengan cara menganalisis kalimat-kalimat yang ada. Kalimat yang
diterangkan itulah yang menjadi kalimat utama. Di dalam kalimat utama
tersebut terdapat ide pokok dan kata kunci.

1. Unsur, Struktur, dan Karakteristik Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah karangan ilmiah pengetahuan yang menyajikan
fakta umum dan ditulis menurut metodologis penulisanyg baik dan benar. Kata-
kata yang digunakan kata-kata teknis, ditujukan kepada masyarakat yang
mempunyai pengetahuan teknis tertentu. Karya ilmiah populer pada dasarnya
karya ilmiah yang disampaikan secara populer. Bahasanya mudah dipahami
karena konsumennya masyarakat awam.
2.27

Menyimak pembacaan karya ilmiah dan karya ilmiah populer dapat
dilatihkan dengan cara identifikasi kata kunci, merangkum dan menjawab
pertanyaan.
Membaca karya ilmiah populer memiliki pola analisis keilmiahan yang
sama dengan membaca karya ilmiah. Tiga unsur analisis yang dimaksud
adalah: unsur pembentukan kerangka karya ilmiah populer, fakta, dan
penalaan. Aspek isi dilakukan dengan jalan membaca paragraf. Tempat
menuangkan karya ilmiah populer biasanya berupa koran, tabloid, atau majalah.
Penyediaan sarana itu, sangat menunjang pelatihan membaca.
Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan
tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai
hal-hal tentang kehidupan sehari-hari. Kata populer dipakai untuk menyatakan
sesuatu yang menyenangkan atau disukai banyak orang karena menarik dan
mudah dipahami.

2. Ciri-ciri Karya Ilmiah Populer
a. Bahan menarik, artinya bahan tersebut setidaknya dapat diukur kadarnya
dengan pertanyaan: apakah bahan tersebut mengandung unsur
baru/aneh/luar biasa/kontroversial.
b. Cara penyajian yang menarik artinya: 1) disusun seperti kerucut terbalik dan
berisi pendahuluan (lead), jembatan, tubuh penulisan, dan penutup; 2)
menggunakan bahasa yang komunikatif. Bahasa yang komunikatif itu
adalah: a) yang memiliki kemungkinan cepat ditangkap (tanpa pemanis dan
basa-basi), b) ringkas tapi jelas; c) lengkap dan teliti; d) kata sederhana dan
kalimat pendek; e) alinea yang beruntun.
c. Pendahuluan berisi hal yang paling penting untuk mengarahkan perhatian
pembaca pada suatu hal yang akan dijadikan sudut pandang dimulainya
tulisan.
d. J embatan bertugas menjembatani pendahuluan masuk ke tubuh tulisan.
e. Tubuh tulisan berisi situasi dan proses, disertai penjelasan mendalam
tentang mengapa dan bagaimana. Situasi dan proses ini tidak disertai
pendapat yang subjektif.
f. Penutup tulisan berisi pesan yang mengesankan.
g. Pada dasarnya ada tiga cara penyajian, yaitu a) penyajian deskriptif yang
hanya membeberkan suatu pengetahuan sebagai kumpulan fakta
sebagaimana adanya, b) penyajian deskriptif yang merangsang
keingintahuan, c) penyajian deskriptif yang selain merangsang keingintahuan
juga merangsang pemikiran pembaca.
h. Langkah-langkah penulisan karya ilmiah populer dapat dilakukan sebagai
berikut: a) menelaah tema; b) menguji kelayakan topik; c) mengumpulkan
bahan; d) menyusun kerangka; e) mengembangkan kerangka.



2.28

3. Karakteristik Karya Ilmiah
a. Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta
umum dan ditulis menurut metodologi yang baik dan benar.
b. Maksud penulis karya ilmiah adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain
tentang ilmu.
c. Karya ilmiah sebaiknya ditulis dengan memperhatikan ketertiban dan
kehalusan dalam menyajikan ide; keekonomisan dalam mengungkapkan dan
ketetapan dalam memilih kata.
d. Untuk mencapai komunikasi yang efektif dan profesional, menulis karya
ilmiah disarankan untuk mulai menulis dari kerangka; menguraikannya ke
dalam draft pertama; membaca ulang setelah masa penundaan; dan
meminta teman untuk mengkritik draf yang kita buat.
e. Kerangka adalah suatu cara untuk menyusun suatu rangka yang jelas dan
struktur yang teratur dari karangan yang akan digarap.
f. Unsur kerangka secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian, yaitu: bagian pendahuluan, bagian tubuh karangan/isi, dan bagian
kesimpulan/ penutup.
g. Untuk kelengkapan karya ilmiah, biasa dilengkapi dengan halaman-halaman
pendahuluan dan daftar pustaka.
h. Halaman pendahuluan terdiri dari: halaman judul, persembahan, kata
pengantar, dan daftar isi.
i. Daftar pustaka berisi susunan sumber tertulis yang dikutip di dalam
karangan.
j. Daftar pustaka ditulis sebagai berikut: baris pertama ditik pada pukulan
pertama sedangkan barus kedua dan seterusnya ditik pada pukulan ke
enam.
k. Komponen yang harus ada pada daftar pustaka adalah: nama penulis, tahun
terbit, judul buru (sumber), kota tempat terbit, dan nama penerbit.

C. Lembar Kerja
Perhatikan paragraf berikut ini!
Di mana-mana, anggota masyarakat membicarakan kenaikan harga. Ibu-ibu,
sambil belanja di pasar, menggerutu tentang belanja dapur yang semakin
meningkat. Bapak-bapak di kantor asyik memperbincangkan efek kenaikan
harga BBM terhadap pengeluaran sehari-hari. Penguasa bis sibuk
mengkalkulasi harga penyesuaian karcis penumpang bis. Abang becak secara
diam-diam sepakat menaikkan tarif becak menjadi dua kali lipat. Para
mahasiswa menggerutu karena tarif oplet bertambah dari biasanya. Pegawai
kecil asyik membicarakan kenaikan harga bahan pokok. Pendek kata semua
orang membicarakan akibat kenaikan harga BBM.
Diskusikan dengan kelompok Anda dan temukan kalimat utama dari paragraf di
atas!


2.29

D. Lembar Latihan
J elaskan karakteristik bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah.










































2.30

ASESMEN

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada
huruf A, B, C atau D.

1. Pancasila bagi bangsa Indonesia dijadikan sebagai dasar negara, artinya pancasila
sebagai
A. Cita-cita bangsa Indonesia
B. Dasar mengatur penyelenggaraan negara
C. Pegangan hidup bangsa Indonesia
D. Pedoman tingkah laku masyarakat Indonesia
2. Saling menghargai terhadap keyakinan yang dianut oleh pihak lain merupakan prinsip
dari sila pancasila
A. 5
B. 4
C. 2
D. 1
3. Sejak memasuki era reformasi pancasila ditegaskan kembali sebagai dasar negara
Indonesia, hal ini diatur pada
A. TAP MPR No.XVIII/ MPR/ 1998
B. TAP MPR No.III/MPR/2000
C. Pasal 1 UUD 1945
D. Pasal 37 UUD 1945
4. Menurut HAR Tilaar bahwa dampak positif dari globalisasi adalah terjadinya masyarakat
mega-kompetisi, yaitu..
A. Berlomba untuk berbuat terbaik
B. Berlomba untuk menguasai sumber daya alam
C. Berlomba untuk menguasai sector ekonomi
D. Berlomba untuk menguasainegara lain

5. Interaksi social antar umat manusia, merupakan salah satu dasar terjadinya interaksi
global manusia yang bersangkutan yang tercermin pada..
A. Pertandingan olah raga antar bangsa
B. Kunjungan wisatawan manca negara
C. Pertemuan dan pertukaran pelajar dan pemuda antar bangsa
D. Gaya hidup orang asing merambah dari negara satu ke negara lain
6. Globalisasi merupakan dampak dari kemajuan IPTEK, maka untuk menguasainya juga
kita harus menguasai IPTEK. Salah satu cara untuk menguasai IPTEK ini adalah
A. Bersikap terbuka terhadap berbagai perubahan
B. Meningkatkan pendidikan bangsa
C. Meningkatkan kesadaran dan memperluas wawasan
D. Meningkatkan keterbukaan yang selektif
2.31

7. Untuk menentukan kalimat utama pada bahasa lisan atau tulis dapat dilakukan dengan

A. mengidentifikasi kata kunci
B. menjawab pertanyaan
C. menceritakan kembali
D. hukum DM (diterangkan menerangkan)
8. Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi tentang ilmu pengetahuan
dengan teknik penyajian yang sederhana, dan biasanya mengenai hal-hal kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu karakteristik karya ilmiah populer diantaranya adalah
sebagai berikut, kecuali
A. bahannya menarik dan disukai banyak orang
B. ada halaman pendahuluan dan daftar pustaka
C. memiliki kemungkinan cepat dipahami isinya
D. ringkas tetapi jelas, lengkap dan teliti
9. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut, kecuali
A. bermakna denotatif
B. tidak ambigu dan tidak pleonastis
C. mengedepankan perasaan
D. sistematis dan logis
10. Untuk tumbuh dan berkembang, tumbuhan memerlukan berbagai nutrisi yang diperoleh
dari hasil asimilasi dan transportasi. Hubungan yang tepat antara pembuluh dengan
fungsinya yaitu....
A. Pembuluh xylem untuk mengangkut fotosintesis
B. Pembuluh xylem untuk mengangkut air dari tanah
C. Pembuluh floem untuk mengangkut air dari tanah
D. Pembuluh floem untuk mengangkut hormon tumbuhan
11. Tumbuhan dikatakan sebagai mahkluk yang autotrof karena dapat membuat
makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Proses dari fotosintesis pada tanaman
adalah....
A. Air +Karbondioksida ---------- >Oksigen +Karbohidrat
B. Air +Oksigen ---------- >Karbondioksida +Karbohidrat
C. Air +Karbohidrat ---------- >Oksigen +Karbondioksida
D. Oksigen +Karbondioksida ---------- >Air +Karbohidrat
12. Air dan garam mineral dari dalam tanah dapat naik sampai ke seluruh tubuh tanaman,
karena adanya...
A. Proses tekanan akar
B. Daya hisap batang
C. Tekanan batang
D. Gerak tropisme
13. Berikut adalah data tinggi badan siswa kelas VI SD Pencontohan yang berjumlah 30
anak.
Tinggi badan (cm) 100 115 125 132 127 133 120
Banyak siswa 4 8 6 5 2 4 1
2.32

75
85
100
55
70
0
20
40
60
80
100
120
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
?
Rata- rata berat badan siswa pada tabel di atas adalah ... cm.
A. 112,2
B. 121,2
C. 122,1
D. 122,2
14. Perhatikan diagram di bawah ini.











Diagram tersebut di atas menyajikan banyaknya pengunjung perpustakaan SD Suka
Berprestasi selama seminggu (hari Minggu libur). J ika rata-rata banyaknya pengunjung
perpustakaan dalam seminggu adalah 80 orang, banyaknya pengunjung pada hari
Rabu adalah ....
A. 80
B. 85
C. 90
D. 95
15. Perhatikan diagram lingkaran berikut.











Banyaknya siswa yang gemar olah raga di suatu sekolah ditunjukkan oleh diagram
lingkaran di atas. Diketahui jumlah siswa yang gemar tenis meja dan pencak silat
sebanyak 28 anak. Banyaknya siswa yang gemar bola voli sebanyak ... anak.
A. 14
B. 21
C. 35
D. 56
Sepak bola
Bola voli
Tenis meja
Pencak silat
Renang
10 %
15 %
10 %
40 %
2.33

KUNCI JAWABAN

1. B 7. D
2. D 8. B
3. A 9. C
4. A 10. B
5. C 11. A
6. B 12. A




































2.34

DAFTAR PUSTAKA

Astrid S, Susanto-Sunario. 1993. Globalisasi dan Komunikasi. J akarta ; Pustaka Sinar
Awalluddin, dkk. (2008). Statistika Pendidikan. J akarta : Ditjen Dikti Depdiknas.
Cholis Sadijah, dkk..(1997). Pendidikan Matematika II. J akarta : Ditjen Dikti.
DAugustine, C. Dan Smith, W.C. (J r). (1992). Teaching Elmentary School Mathematics.
New York: Harper Collins.
Darmodiharjo, Darji, 1990. Pendidikan Pancasila, Malang : IKIP Malang.
Djamhur Winatasasmita. 1996. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. J akarta: Universitas
Terbuka
Djoko Iswadji. (1998). Geometri II. Yogyakarta : P3G Matematika.
Gatot Muhsetyo, dkk. (2002). Pembelajaran Matematika SD. J akarta: Universitas Terbuka.
J oko Sumarsono, 2009. Fisika : Untuk SMA/MA kelas X. J akarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Karso, dkk. (2007). Pendidikan Matematika 1. J akarta : Universitas Terbuka.
Kennedy, L.M. dan Tipps, S. (1994) Guiding Childrens Learning of Mathematics. Belmont:
Wadswoth.
Nursid Sumaatmadja, Kuswaya Wihardit, 1999. Perspektif Global. J akarta: Universitas
Terbuka
Nyimas Aisyah, dkk. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. J akarta: Ditjen
Dikti Depdiknas.
Soewito, dkk. (1992). Pendidikan Matematika 1. J akarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Sukirman.(1986). Ilmu Bilangan. J akarta : Karunika.
Suryono, Hasan, 2005. Pancasila Progresif, Surakarta : Pustaka Cakra.
Suwarso, Tri Wisiarto. 2005, Perspektif Global. Salatiga : Widya Sari
Tarigan, Djago. 1997. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. J akarta: Depdikbud UT.
Th. Widyantini dan Pujiati. (2004). Statistika. Bahan ajar Diklat Instruktur/Pengembang
Matematika SD J enjang Lanjut. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Umi Oktyari Retnaningsih, 2002. Perspektif global. Malang : IKIP Malang
Winarno, Sri Haryati , 2005 ; Pendidikan Pancasila , Surakarta , Pustaka Cakra














2.35

PERISTILAHAN/GLOSSARY

AFTA : Asean Free Trade Areas satu perwujudan kerjasama ekonomi
regional Asia Tenggara
APEC : Asian Pasific Economic Cooperation merupakan kerjasama
antar Negara Pasifik
Data : catatan atau keterangan atas kumpulan fakta.
Future Shock : gunjangan hari esok
Globalisasi : suatu proses dimana kejadian, keputusan dan kegiatan di salah
satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi bagi individu dan
masyarakat di daerah lain.
Melek digital : kemampuan untuk menggunakan teknologi digital.
Moral dari kata mores : sifat yang menjunjung prinsip tentang yang baik dibedakan dari
yang jahat
Morality : standard suatu perbuatan yang baik .
Nasionalis : pecinta bangsa dan negeri sendiri; orang yang
memperjuangkan dan membela kepentingan bangsa sendiri.
Statistik : kumpulan data, berupa bilangan maupun non-bilangan yang
disusun dalam tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau
menggambarkan suatu persoalan.
Statistika : ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan, penyajian, pengolahan, analisis data dan
penarikan kesimpulan.

MODUL III
Kew i r ausahaan






























KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU
2013





Penulis
Drs. Kartono, M. Pd.
Dr. Riyadi, M. Si.
Drs. A. Dakir, M, Pd.
Drs. Hasan Mahfud, M. Pd.
Dra. Rukayah, M Hum.

Penyunting
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si.


3.ii

KATA PENGANTAR
Diiringi rasa syukur kehadirat Allah SWT penulis telah berhasil menyusun modul
dengan tema Kewirausahaan sebagai bahan pendidikan dan latihan profesi guru SD. Modul
ini tersusun atas kerjasama antara tim pengembang modul dari Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, fasilitator dari Pusbangprodik, dan dorongan
moril dari para pemimpin FKIP UNS.
Kurikulum SD tahun 2013 direncanakan akan disahkan Kemendikbud pada awal
tahun 2013. Dalam kurikulum tersebut mulai kelas I VI menggunakan pendekatan tematik.
Sehubungan dengan tersebut di atas maka penyusunan dan penyajian modul PLPG guru
SD disesuaikan disesuaikan dengan kurikulun SD yaitu menggunakan pendekatan tematik.
Tujuan dari pembuatan modul dimaksudkan agar dapat dipakai sebagai referensi bagi
peserta maupun instruktur PLPG guru SD.
Sehubungan dengan istilah kewirausahaan dapat bermakna sangat luas maka dalam
modul hanya terbatas membahas beberapa hal yang berhubungan dengan wirausaha
berskala kecil misalnya home industry yaitu (1) menghitung biaya yang dibutuhkan untuk
modal usaha setiap bulannya, (2) menghitung biaya kebutuhan energi listrik dari suatu
usaha yang dimilikinya. (3) kemampuan berdiskusi/negosiasi dalam mencapai kesepakatan
dengan mitra usahanya, (4) memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, dan
(5) keterampilan berbahasa guna berkomunikasi yang baik dengan mitra usaha.
Penulis telah berupaya untuk menyajikan modul ini sebaik mungkin namun
demikian kami menyadari bahwa penyajian modul dengan pendekatan tematik jauh dari
sempurna. Untuk itu kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan modul ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua fihak
yang telah mendukung penyelesaian modul ini.

Surakarta, Februari 2013


Tim Penyusun












3.iii

DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... 3.i
Kata Pengantar .................................................................................................. 3.ii
Daftar Isi ............................................................................................................ 3.iii
Peta Kedudukan Modul ................................................................................ 3.iv
BAB I Pendahuluan ................................................................................... 3.1
A. Deskripsi ................................................................................... 3.1
B. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................... 3.1
C. Tujuan Akhir .............................................................................. 3.2
BAB II Kegiatan Bejajar 1 Demokrasi (Musyawarah) .............................. 3.3
A. Tujuan Antara ............................................................................ 3.3
B. Uraian Materi ............................................................................. 3.3
C. Lembar Kerja ............................................................................. 3.8
D. Lembar Latihan ......................................................................... 3.8
E. Kunci J awaban .......................................................................... 3.8
BAB III Kegiatan Bejajar 2 Energi Listrik .................................................. 3.9
A. Tujuan Antara ............................................................................ 3.9
B. Uraian Materi ............................................................................. 3.9
C. Lembar Kerja ............................................................................. 3.11
D. Alat dan Bahan .......................................................................... 3.11
E. Langkah Kerja ........................................................................... 3.12
F. Lembar Latihan ......................................................................... 3.12
BAB IV Kegiatan Bejajar 3 Bilangan Bulat dan Pembelajarannya .......... 3.13
A. Tujuan Antara ............................................................................ 3.13
B. Uraian Materi ............................................................................. 3.13
C. Lembar Kerja ............................................................................. 3.21
D. Lembar Latihan ......................................................................... 3.22
E. Kunci J awaban .......................................................................... 3.22
BAB V Kegiatan Bejajar 4 Produksi .......................................................... 3.23
A. Tujuan Antara ............................................................................ 3.23
B. Uraian Materi ............................................................................. 3.23
C. Lembar Kerja ............................................................................. 3.29
D. Lembar Latihan ......................................................................... 3.29
BAB V Kegiatan Bejajar 5 Keterampilan Berbahasa ............................... 3.31
A. Tujuan Antara ............................................................................ 3.31
B. Uraian Materi ............................................................................. 3.31
C. Lembar Kerja ............................................................................. 3.34
D. Lembar Latihan ......................................................................... 3.34
Asesmen ..................................................................................................... 3.35
Kunci Jawaban .................................................................................................. 3.38
Daftar Pustaka ................................................................................................... 3.39
Peristilahan / Glossary ................................................................................. 3.40


3.iv

PETA KEDUDUKAN MODUL







































Kewirausahaan

Kemampuan
memprediksi faktor-
faktor yang
mempengaruhi
produksi.
Kemampuan menghitung
biaya untuk modal usaha.
Keterampilan
berbahasa guna
berkomunikasi
dengan mitra
usaha.
Kemampuan
berdiskusi/negosiasi
dalam mencapai
kesepakatan dengan
mitra usahanya.
Kemampuan
menghitung biaya
kebutuhan energi listrik
dalam suatu usaha.

3.1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan
tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri
dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; bekerja secara
efisien, berani mengambil resiko, kreatif dan inotif. Kewirausahaan merupakan sikap
mental dan jiwa yang selalu aktif dan kreatif, berdaya, mencipta, dan berkarsa dalam
rangka meningkatkan kegiatan usahanya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap
wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Ia selalu berkreasi dan
berinovasi tanpa henti, karena dengan berkreasi dan berinovasi semua peluang dapat
diperolehnya. (http://viewcomputer.wordpress.com/kewirausahaan/).
Orang yang berjiwa wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Menurut Suryana
(2003: 33-34), ciri-ciri orang yang berjiwa wirausaha sebagai berikut:
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. J ika tugas yang
diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia
selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian
keberhasilan sangat rendah.
Untuk mewujudkan ciri-ciri orang yang berjiwa wirausaha seperti diuraikan di
atas tidak mudah. Ia memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang luas. Terkait hal
tersebut ia harus menguasai pengetahuan yang luas, beberapa diantaranya:
1. Kemampuan menghitung biaya yang dibutuhkan untuk modal usaha setiap
bulannya.
2. Kemampuan menghitung biaya kebutuhan energi listrik dari suatu usaha yang
dimilikinya.
3. Kemampuan berdiskusi/negosiasi dalam mencapai kesepakatan dengan mitra
usahanya.
4. Kemampuan memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi.
5. Keterampilan berbahasa guna berkomunikasi yang baik dengan mitra usaha.

B. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul ini disusun dan dipersiapkan sebagai bahan pendidikan dan latihan profesi
guru kelas SD. Penyajian modul disusun berbasis tema. Dalam modul ini terdapat lima
tema yaitu (1) tema makhluk hidup dan lingkungan, (2) tema globalisasi, (3) tema
kewirausahaan, (4) tema kesehatan, dan (5) tema peristiwa. Pemilihan tema dan
subtansi materi dalam tema telah diusahakan sesuai dengan tema-tema di SD.
Agar Anda berhasil dalam mempelajari modul ini, ikutilah petunjuk belajar berikut:
3.2

1. Pelajari peta kedudukan modul (jaringan tema) pada masing-masing modul.
2. Bacalah deskripsi pada masing-masing modul.
3. Bacalah setiap uraian dan contoh yang menyertainya dengan cermat sampai Anda
memahami pesan dan ide yang disampaikan dalam materi tersebut.
4. Kerjakan smua kegiatan / praktik untuk memahami modul.
5. Diskusikan dengan teman-teman Anda dalam mengatasi materi-materi yang belum
Anda pahami.
6. Kerjakan semua soal latihan yang terdapat di akhir modul ini dengan sikap disiplin
dan mandiri.
Selamat belajar semoga sukses.

C. Tujuan Akhir
Menguasai substansi dan metodologi pembelajaran tema Kewirausahaan di SD secara
holistik.



























3.3

BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
DEMOKRASI (MUSYAWARAH)

A. Tujuan Antara
1. Menjelaskan arti demokrasi
2. Menjelaskan prinsip-prinsip demokrasi
3. Menjelaskan parameter perilaku demokratis

B. Uraian Materi
APA arti demokrasi itu? Kita mengenal bermacam-macam istilah demokrasi,
seperti demokrasi konstitusional , demokrasi parlementer ,demokrasi terpimpin
demokrasi pancasila dsb . Sekalipun hampir setiap orang mengatakan kata
demokrasi, khususnya setelah lahirnya era reformasi, kata demokrasi masih banyak
disalahartikan. Sejak lengsernya Orde Baru di tahun 1998, demokrasi menjadi
kosakata umum bagi siapa saja yang hendak menyatakan pendapat. Dari kalangan
cendekiawan hingga kalangan awam menggunakan demokrasi dengan pengertian
masing-masing. Berbeda dengan masa lalu, demokrasi kini sudah menjadi milik
semua orang dengan pemahaman yang berbeda. Seperti halnya agama, demokrasi
banyak digunakan dan diungkapkan dalam perbincangan sehari-hari, tetapi banyak
juga disalahpahami bahkan acapkali ia dikontraskan dengan agama, padahal prinsip-
prinsip moral agama dapat bertemu dengan nilai-nilai demokrasi.
Secara etimologis demokrasi terdiri dari dua kata Yunani, yaitu demos,
yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan cratein atau cratos, yang berarti
kekuasaan atau kedaulatan. Gabungan dua kata demos-cratein atau demos-cratos
(demokrasi) memiliki arti suatu sistem pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.
Menurut Miriam Budiardjo demokrasi berarti
rakyat berkuasa atau government or rule by the people .
Sedangkan pengertian demokrasi secara terminologi adalah seperti yang
dinyatakan oleh para ahli tentang demokrasi : (a) J oseph A. Schmeter mengatakan,
demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan
politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara
perjuangan kompetitif atas suara rakyat; (b) Sidney Hook berpendapat, demokrasi
adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting
secara langsung atau tidak langsusng didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang
diberikan secara bebas dari rakyat dewasa; (c) Philippe C. Schmitter menyatakan,
demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung
jawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah publik oleh warga negara, yang
bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil
mereka yang telah terpilih; dan (d) Henry B. Mayo menyatakan, demokrasi sebagai
sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum
ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh
3.4

rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan
politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat
demokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan kata
lain, pemerintahan demokrasi adalah pemerintahan di tangan rakyat yang
mengandung pengertian tiga hal : pemerintahan dari rakyat (government of the
people); pemerintahan oleh rakyat (government by the people); dan pemerintahan
untuk rakyat (government for the people)( Komaruddin Hidayat ;41). Tiga faktor ini
merupakan tolok ukur umum dari suatu pemerintahan yang demokratis. Ketiganya
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pertama, pemerintahan dari rakyat (government of the people) mengandung
pengertian bahwa suatu pemerintahan yang sah adalah suatu pemerintahan yang
mendapat pengakuan dan dukungan mayoritas rakyat melalui mekanisme
demokrasi, pemilihan umum. Pengakuan dan dukungan rakyat bagi suatu
pemerintahan sangatlah penting, karena dengan legitimasi politik tersebut pemerintah
dapat menjalankan roda birokrasi dan program-programnya sebagai wujud dari
amanat yang diberikan oleh rakyat kepadanya.
Kedua, pemerintahan oleh rakyat (government by the people) memiliki
pengertian bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat,
bukan atas dorongan pribadi elite negara dan elite birokrasi. Selain pengertian ini,
unsur kedua ini mengandung pengertian bahwa dalam menjalankan kekuasaannya,
pemerintah berada dalam pengawasan rakyat (social control). Pengawasan dapat
dilakukan secara langsung oleh rakyat maupun tidak langsung melalui para wakilnya
di parlemen. Dengan adanya pengawasan para wakil rakyat di parlemen ambisi
otoritarianisme dari para penyelenggara negara dapat dihindari.
Ketiga, pemerintahan untuk rakyat (government for the people) mengandung
pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus
dijalankan untuk kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat umum harus dijadikan
landasan utama kebijakan sebuah pemerintahan yang demokratis . Menurut Henry B.
Mayo dalam Miriam Budiardjo mengatakan bahwa demokrasi didasarkan pada
beberapa nilai , walaupun tidak berarti bahwa setiap masyarakat demokratis
menganut semua nilai . Nilai-nilai berikut adalah : a) menyelesaikan persoalan secara
damai dan melembaga (institutionalized peacefull seatlement of conflict ) b) menjamin
terselenggaranya perubahan secara dalam masyarakat yang sedang berubah (
peaceful change in a changing society ) c) menyelenggarakan pergantian pimpinan
secara teratur ( orderly succession of rulers ) d) membatasi pemakaian kekerasan
sampai minimum ( minimum of coercion ) e) mengakui serta menganggap wajar
adanya keanekaragaman ( diversity ) f) menjamin tegaknya keadilan .
Demi terciptanya proses demokrasi setelah terbentuknya sebuah
pemerintahan demokratis lewat mekanisme pemilu demokratis, negara berkewajiban
untuk membuka saluran-saluran demokrasi. Selain saluran demokrasi formal lewat
DPR dan partai politik, untuk mendapat masukan dan kritik dari warga negara dalam
rangka terjadinya kontrol terhadap jalannya pemerintahan, pemerintah yang
demokratis berkewajiban menyediakan dan menjaga saluran-saluran demokrasi
3.5

nonformal bisa berupa penyediaan fasilitas-fasilitas umum atau ruang publik (public
sphere) sebagai saran interaksi sosial, seperti stasiun radio dan televisi, taman, dan
lain-lain. Sarana publik ini dapat digunakan oleh semua warga negara untuk
menyalurkan pendapatnya secara bebas dan aman. Rasa aman dalam menyalurkan
pendapat dan sikap harus dijamin oleh negara melalui undang-undang yang
dijalankan oleh aparaturnya secara adil.
Hal lainnya yang menunjang kebebasan berekspresi dan berorganisasi
adalah dukungan pemerintah terhadap kebebasan pers yang bertanggung jawab.
Pers bebas bertanggung jawab adalah sistem pers dengan iklim pemberitaan yang
objektif dan seimbang dan tersedianya jalur dan mekanisme hukum bagi siapa saja
yang merasa dirugikan oleh suatu pemberitaan surat kabar atau media
elektronik.Demokrasi tidak datang dengan tiba-tiba dari langit. Ia merupakan proses
panjang melalui pembiasaan, pembelajaran, dan penghayatan. Untuk tujuan ini
dukungan sosial dan lingkungan demokratis adalah mutlak dibutuhkan. Keberhasilan
demokrasi ditunjukkan oleh sejauh mana demokrasi sebagai prinsip dan acuan hidup
bersama antarwarga negara dan antara warga negara dengan negara dijalankan dan
dipatuhi oleh kedua belah pihak
Apa unsur pokok dalam tatanan masyarakat demokratis ?.
Menjadi demokratis membutuhkan norma dan rujukan praktis serta teoretis
dari masyarakat yang telah maju dalam berdemokrasi. Menurut cendekiawan muslim
Nurcholis Madjid, pandangan hidup demokratis dapat bersandar pada bahan-bahan
yang telah berkembang, baik secara teoretis maupun pengalaman praktis di negara-
negara yang demokrasinya sudah mapan.
Menurut Prof Dr Komarudin Hidayat ( 2008 ; 41 ) ada enam norma atau unsur
pokok yang dibutuhkan oleh tatanan masyarakat yang demokratis. Keenam norma itu
adalah :
1. Kesadaran akan pluralisme. Kesadaran akan kemajemukan tidak sekedar
pengakuan pasif akan kenyataan masyarakat yang majemuk. Kesadaran atas
kemajemukan menghendaki tanggapan dan sikap positif terhadap kemajemukan
itu sendiri secara aktif. Pengakuan akan kenyataan perbedaan harus diwujudkan
dalam sikap dan perilaku menghargai dan mengakomodasi beragam pandangan
dan sikap orang dan kelompok lain, sebagai bagian dari kewajiban warga negara
dan negara untuk menjaga dan melindungihak orang lain untuk diakui
keberadaannya.
J ika norma ini dijalankan secara sadar dan konsekuen diharapkan dapat
mencegah munculnya sikap dan pandangan hegemoni mayoritas dan tirani
minoritas. Dalam konteks Indonesia, kenyataan alamiah kemajemukan Indonesia
bisa dijadikan sebagai model potensial bagi masa depan demokrasi Indonesia.

2. Musyawarah. Makna dan semangat musyawarah ialahmengharuskan adanya
keinsyafan dan kedewasaan warga negara untuk secara tulus menerima
kemungkinan untuk melakukan negosiasi dan kompromi-kompromi sosial dan
politik secara damai dan bebas dalam setiap keputusan bersama. Semangat
musyawarah menuntut agar setiap orang menerima kemungkinan terjadinya
3.6

partial functioning of ideals, yaitu pandangan dasar bahwa belum tentu, dan tak
harus, seluruh keinginan atau pikiran seseorang atau kelompok akan diterima dan
dilaksanakan sepenuhnya. Konsekuensi dari prinsip ini adalah kesediaan setiap
orang maupun kelompok untuk menerima pandangan yang berbeda dari orang
atau kelompok lain dalam bentuk-bentuk kompromi melalui jalan musyawarah
yang berjalan secara seimbang dan aman.

3. Cara harus sejalan dengan tujuan. Norma ini menekankan bahwa hidup
demokratis mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara haruslah sejalan dengan
tujuan. Dengan ungkapan lain, demokrasi pada hakikatnya tidak hanya sebatas
pelaksanaan prosedur-prosedur demokrasi (pemilu, suksesi kepemimpinan, dan
aturan mainnya), tetapi harus dilakukan secara santun dan beradab, yakni melalui
proses demokrasi yang dilakukan tanpa paksaan, tekanan, dan ancaman dari dan
oleh siapapun, tetapi dilakukan secara sukarela, dialogis, dan saling
menguntungkan. Unsur-unsur inilah ynag melahirkan demokrasi yang substansial.

4. Norma kejujuran dalam pemufakatan. Suasana masyarakat demokratis dituntut
untuk menguasai dan menjalankan seni permusyawaratan yang jujur dan sehat
untuk mencapai kesepakatan yang memberi keuntungan semua pihak. Karena itu,
faktor ketulusan dalam usaha bersama mewujudkan tatanan sosial yang baik
untuk semua warga negara merupakan hal yang sangat penting dalam
membangun tradisi demokrasi. Prinsip ini erat kaitannya dengan paham
musyawarah seperti telah dikemukakan di atas. Musyawarah yang benar dan baik
hanya akan berlangsung jika masing-masing pribadi atau kelompok memiliki
pandangan positif terhadap perbedaan pendapat dan orang lain.

5. Kebebasan nurani, persamaan hak, dan kewajiban. Pengakuan akan
kebebasan nurani (freedom of conscience), persamaan hak dan kewajiban bagi
semua (egalitarianism) merupakan norma demokrasi yang harus diintegrasikan
dengan sikap percaya pada itikad baik orang dan kelompok lain (trust attitude).
Norma ini akan berkembang dengan baik jika ditopang oleh pandangan positif dan
optimis terhadap manusia. Sebaliknya, pandangan negatif dan pesimis terhadap
manusia dengan mudah akan melahirkan sikap dan perilaku curiga dan tidak
percaya kepada orang lain. Sikap dan perilaku ini akan sangat berpotensi
melahirkan sikap enggan untuk saling terbuka, saling berbagi untuk kemaslahatan
bersama atau untuk melakukan kompromi dengan pihak-pihak yang berbeda.

6. Trial and error (percobaan dan salah) dalam berdemokrasi. Demokrasi
bukanlah sesuatu yang telah selesai dan siap saji, tetapi ia merupakan sebuah
proses tanpa henti. Dalam kerangka ini demokrasi membutuhkan percobaan-
percobaan dan kesediaan semua pihak untuk menerima kemungkinan ketidak
tepatan atau kesalahan dalam praktik demokrasi.
Untuk meminimalkan unsur-unsur negatif demokrasi, partisipasi warga negara
mutlak dibutuhkan. Sebagi negara yang masih minim pengalaman
3.7

berdemokrasinya, Indonesia masih membutuhkan percobaan-percobaan dan
jatuh bangun dalam berdemokrasi. Kesabaran semua pihak untuk melewati
proses-proses demokrasi akan sangat menentukan kematangan demokrasi
Indonesia di masa yang akan datang.
Namun demikian, demokrasi juga membutuhkan ketegasan dan dukungan
pemerintah sebagai alat negara yang memiliki kewajiban menjaga dan
mengembangkan demokrasi. Demi tegaknya prinsip demokrasi, keterlibatan warga
negara sangatlah penting untuk mendorong negara bersikap tegas terhadap
tindakan kelompok-kelompok yang berupaya mencederai prinsip-prinsip
demokrasi. Pandangan sektarian dan tindakan memaksakan kehendak kelompok
atas kepentingan umum bisa dikategorikan ke dalam hal-hal yang dapat
mencederai kemurnian demokrasi. Ketegasan negara bisa ditunjukkan dengan
menindak tegas, misalnya, sekelompok warga negara yang bertindak anarkis
terhadap warga negara yang lain. Dalam negara demokrasi, alat keamanan
negara (polisi) adalah satu-satunya aparat hukum yang berwenang atas ketertiban
umum.

Parameter Tatanan Kehidupan Demokratis
Suatu pemerintahan dikatakan demokratis bila dalam penyelenggaraannya
melaksanakan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip-prinsip dasar demokrasi itu adalah
persamaan, kebebasan dan pluralisme. Dalam pandangan Robert A.Dahl, terdapat
tujuh prinsip yang harus ada dalam sistem demokrasi, yaitu kontrol atas keputusan
pemerintah, pemilihan umum yang jujur, hak memilih dan dipilih, kebebasan
menyatakan pendapat tanpa ancaman, kebebasan mengakses informasi dan
kebebasan berserikat.
Namun demikian, demokrasi tidak sekedar wacana yang mengandung
prinsip-prinsip seperti diatas, ia mempunyai parameternya sebagai ukuran apakah
suatu negara atau pemerintahan bisa dikatakan demokratis atau sebaliknya. Paling
sedikit ada tiga aspek yang dapat dijadikan landasan untuk mengukur sejauh mana
demokrasi itu berjalan dalam suatu negara . Ketiga aspek tersebut antara lain:
1. Pemilihan Umum sebagai proses pembentukan pemerintah. Hingga saat ini
pemilihan umum diyakini oleh banyak kalangan ahli demokrasi sebagai salah
satu instrumen penting dalam proses pergantian pemerintahan.
2. Susunan kekuasaan negara, yakni kekuasaan negara dijalankan secara distributif
untuk menghindari penumpukan kekuasaan dalam satu tangan atau satu wilayah.
3. Kontrol rakyat, yaitu suatu relasi kekuasaan yang berjalan secara simetris,
memiliki sambungan yang jelas dan adanya mekanisme yang memungkinkan
kontrol serta keseimbangan (check and balance) terhadap kekuasaan yang
dijalankan eksekutif dan legislatif.( Prof Dr Komarudin Hidayat , 2008 ; 52 )

Parameter demokrasi juga bisa diketahui melalui adanya unsur-unsur
sebagai berikut: (a) hak dan kewajiban politik dapat dinikmati dan dilaksanakan oleh
warga negara berdasarkan prinsip-prinsip dasar HAM yang menjamin adanya
kebebasan, kemerdekaan dan rasa merdeka, (b) penegakan hukum yang
3.8

berasaskan pada prinsip supremasi hukum(supremacy of law), kesamaan di depan
hukum(equality before the law), dan jaminan terhadap HAM, (c) kesamaan hak dan
kewajiban anggota masyarakat, (d) kebebasan pers dan pers yang bertanggung
jawab, (e) pengakuan terhadap hak minoritas, (f) pembuatan kebijakan negara yang
berlandaskan pada asas pelayanan, pemberdayaan dan pencerdasan, (g) sistem
kerja yang kooperatif dan kolaboratif, (h) keseimbangan dan keharmonisan, (i)
tentara yang profesional sebagai kekuatan pertahanan, dan (j) lembaga peradilan
yang independen.

C. Lembar Kerja
1. Diskusikan permasalahan berikut bersama dengan teman-temanmu
2. Carilah contoh-contoh tindakan atau perilaku yang sesuai maupun yang tidak
sesuai dengan parameter demokratis
3. Laporkan hasil diskusi kelompok didepan kelas
No Perilaku Demokratis Tidak demokratis
- Disekolah
- Dimasyarakat


D. Lembar Latihan
1. Apakah arti demokrasi?
2. Apakah prinsip-prinsip demokrasi?
3. Bagaimanakah parameter untuk menentukan tindakan demokratis?

E. Kunci Jawaban
1. Demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat
2. Yang termasuk prinsip demokrasi adalah pemerintahan berdasarkan
persetujuan dari yang diperintah.
3. Yang termasuk parameter demokratis adalah Suatu pemerintahan dikatakan
demokratis bila dalam penyelenggaraannya melaksanakan prinsip-prinsip
demokrasi. Prinsip-prinsip dasar demokrasi itu adalah persamaan, kebebasan
dan pluralisme.










3.9

BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
ENERGI LISTRIK

A. Tujuan Antara
1. Melalui penjelasan peserta pelatihan dapat menghitung besar arus listrik
yang mengalir pada rangkaian listrik sederhana dengan benar.
2. Melalui percobaan tentang rangkaian listrik sederhana peserta pelatihan
dapat membuat rumusan Hukum Ohm dengan benar.
3. Melalui penugasan peserta pelatihan dapat menghitung kebutuhan energy
listrik dari sebuah usaha dengan benar.

B. Uraian Materi
Dalam kegiatan ekonomi tak terhitung banyaknya bidang-bidang
wirausaha. Salah satu di antaranya adalah wirausaha dalam bidang industry.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan dalam industry permesinan membawa
dampak positip dalam industri-industri Kegiatan lainnya. Setiap mesin produksi
memerlukan kebutuhan energy listrik yang berbeda sesuai dengan spesifikasi
dan kapasitas mesin.
Sebagai bagian manajemen, mengetahui seluk beluk energy listrik dan
menghitung kebutuhan energy listrik perlu diperhatikan secara matang. Untuk
itu marilah kita pelajari tentang karakteristik energy listrik dan cara menghitung
energy listrik baik dalam rumah tangga maupun dalam industry yang berskala
kecil.
1. Arus Listrik
Guna mempelajari listrik dan energy listrik, marilah kita mulai dari listrik pada
rangkaian sederhana. Untuk itu perhatikan gambar 3.3.1 berikut.


Gambar 3.3.1 (a) Rangkaian listrik sederhana, (b) Gambar skema

Pada gambar 3.3.1 (a) sebuah battery dan sebuah lampu dihubungkan
dengan kawat penghantar. Rangkaian gambar 3.3.1 (a) secara skematis
dapat diwakili oleh gambar 3.3.1 (b). J ika di terminal-terminal baterai
dihubungkan dengan penghantar muatan dapat mengalir melalui kawat
rangkaian, dari satu terminal baterai ke yang lainnya. Aliran muatan seperti
ini disebut arus listrik. Arus listrik pada kawat didefinisikan sebagai jumlah
3.10

total muatan yang melewatinya per satuan waktu pada suatu titik. Dengan
demikian, arus rata-rata I didefinisikan sebagai :
I =
t
Q


Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor selama jangka waktu t.
Arus listrik diukur dalam Coulomb per detik selanjutnya satuan ini diberi
nama khusus, ampere (disingkat amp atau A), dari nama fisikawan Perancis
Andre Ampere (1775 1836). Berarti, 1 A =1C/det. Pada rangkaian tunggal,
seperti pada Gambar 3.3.1 arus pada setiap saat sama pada satu titik
(katakanlah titik A) seperti pada titik yang lain (misalnya B). Hal ini sesuai
dengan kekekalan muatan listrik (muatan tidak hilang).

Contoh Perhitungan
Arus merupakan aliran muatan. Arus tetap sebesar 2,5 A mengalir pada
kawat selama 4,0 menit. Berapa besar muatan yang mengalir melalui satu
titik pada rangkaian ?
Penyelesaian
Karena arus sebesar 2,5 A atau 2,5 C/det, maka dalam 4,0 menit (=240
detik) muatan total yang mengalir adalah, dari persamaan 4.
Q = I t
= (2,5) C/det) (240 det) = 600 C
Ketentuan muatan positif dan negatif ditemukan dua abad yang lalu
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.3.2. Sekarang, kita masih
menggunakan ketentuan historis mengenai aliran arus positif dalam
membahas arah arus. Sehingga ketika kita membicarakan arus yang
mengalir pada rangkaian, yang kita maksud adalah arah aliran muatan
positif. Hal ini kadang-kadang disebut sebagai arus konvensional. Ketika kita
membicarakan arah aliran elektron, kita akan menyebutnya arus elektron
secara spesifik. Pada zat cair dan gas, baik muatan (ion) positif dan negatif
dapat bergerak.

Gambar 3.3.2
2. Hukum Ohm
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial.
Salah satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai.
George Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa
arus pada kawat logam dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-
ujungnya berbanding lurus dengan beda potensial.
3.11

Sebagai contoh, jika kita menghubungkan kawat ke baterai 6V, aliran arus
akan dua kali lipat dibandingkan jika dihubungkan ke baterai 3 V. Dalam hal
ini R adalah hambatan kawat, V adalah beda potensial yang melintasi alat
tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya. Hubungan ini dituliskan
sebagai berikut:



3. Energi Listrik
Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus.
Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk lain, misalnya:
a. Energi listrik menjadi energi kalor, contoh: seterika, solder, dan kompor.
b. Energi listrik menjadi energi cahaya, contoh: lampu.
c. Energi listrik menjadi energi mekanik, contoh: motor.
d. Energi listrik menjadi energi kimia, contoh: peristiwa pengisian accu,
peristiwa penyepuhan (peristiwa melapisi logam dengan logam lain).
Penggunaan energi listrik dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
W =V I t
W =P t
W =(R I) I t
W =I
2
R t
Keuntungan menggunakan energi listrik:
a. Mudah diubah menjadi energi bentuk lain.
b. Mudah ditransmisikan.
c. Tidak banyak menimbulkan polusi/ pencemaran lingkungan.
Energi listrik yang dilepaskan itu tidak hilang begitu saja, melainkan berubah
menjadi panas (kalor) pada penghantar. Besar energi listrik yang berubah
menjadi panas (kalor) dapat dirumuskan: Q =0,24 kalori

C. Lembar Kerja
Bersama dengan teman Anda, lakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa
rangkaian listrik akan menyala jika dirangkai dengan benar dan tidak akan
menyala jika dirangkai secara salah.

D. Alat dan bahan
1. Batery 1,5 volt =2 buah
2. Dudukan battery =2 buah
3. Kabel penghubung =3 buah
4. Bohlam lampu 2,5 v =1 buah







V = I R (hukum Ohm)
3.12

E. Langkah Kerja
1. Perhatikan gambar 3.3.3 rangkaian (a) dan rangkaian (b).





(a) (b)
Gambar 3.3.3
2. Buatlah hipotesis, manakah rangkaian yang menyala?
3. Lakukan percobaan sesuai gambar! Samakah hipotesis dengan hasil
percobaan? Mengapa ada yang berbeda antara hasil percobaan dengan
hipotesis?
F. Lembar Latihan
1. Sebuah kamar kost menyalakan lampu 25 watt pukul 17.00 22.00, lampu
5 watt pukul 22.00 07.00, dan TV 150 watt pukul 20.00 22.00. Berapa
watt jam (wh) energy yang diserap pada kegiatan tersebut selama 24 jam?
2. Sebuah mesin home industry menggunakan energy listrik dengan
spesifikasi 220 volt, 500 watt. Hitunglah kuat arus dan energy yang
diperlukan dalam kondisi mesin berproduksi selama 10 jam!





















3.13

BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
BILANGAN BULAT DAN PEMBELAJARANNYA

A. Tujuan Antara
1. Menjelaskan sifat-sifat operasi hitung pada bilangan bulat.
2. Menentukan hasil operasi hitung campuran bilangan bulat.
3. Menggunakan media atau alat peraga yang tepat untuk menyampaikan
pembelajaran pecahan dan operasinya kepada siswa SD.

B. Uraian Materi
Matematika adalah alat yang dapat membantu memecahkan berbagai
permasalahan dalam kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, industri,
pemerintahan, industri, sains dan sebagainya. Berdasarkan peranan tersebut,
ada pendapat yang mengatakan bahwa matematika merupakan pelayan dan
sekaligus raja dari ilmu-ilmu lain. Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu
dasar yang mendasari dan melayani berbagai ilmu pengetahuan lain.
Sedangkan sebagai raja, perkembangan matematika tak tergantung pada ilmu-
ilmu lain, artinya matematika mempunyai bahasa dan symbol tersendiri.
Di era globalisasi ini diperlukan sumber daya manusia yang handal dan
mampu berkompetisi secara global, sehingga diperlukan sumber daya manusia
yang berkualitas, mampu berikir secara kreatif, sistematis, logis, dan konsisten.
Sifat-sifat yang dikembangkan dalam matematika tersebut di atas sejalan
dengan sifat-sifat kemandirian dalam kewirausahaan sebagaimana diuriakan
berikut. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif dan
kreatif, berdaya, mencipta, dan berkarsa dalam rangka meningkatkan kegiatan
usahanya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu berkreasi dan
berinovasi tanpa henti, karena dengan berkreasi dan berinovasi semua peluang
dapat diperolehnya. Untuk menjadi seorang wirausaha yang tangguh diperlukan
pengetahuan matematika yang baik. Pengetahuan tersebut antara lain
digunakan untuk menghitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk modal usaha,
berapa tenaga kerja kerja, berapa peluang berhasil jika menempuh cara tertentu
dan sebagainya. Singkat kata seorang wirausahwan perlu menguasai
matematika secara baik.
Berdasarkan uraian di atas, marilah kita membahas salah satu bagian
dari matematika yaitu bilangan bulat, operasi-operasi dan sifat-sifat operasi
dalam bilangan bulat serta bagaimana cara mengajarkannya.

1. Pengertian
Untuk setiap bilangan asli n didefinisikan bilangan n dibaca negatif n
atau invers penjumlahan dari n sehingga berlaku n +(-n) =(-n) +n =0. J adi
diperoleh himpunan bilangan negatif {-n | n bilangan asli}.
3.14

Himpunan bilangan bulat adalah gabungan himpunan bilangan negatif,
himpunan bilangan nol, dan himpunan bilangan asli, yaitu {, -3, -2, -1, 0, 1, 2,
3, }. Tujuan pembentukan bilangan bulat adalah agar operasi pengurangan
bersifat tertutup.
Untuk pembahasan selanjutnya, himpunan bilangan bulat diberi simbol I,
jadi I ={, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, }

2. Operasi-operasi Pada Bilangan Bulat
a. Operasi Penjumlahan
Sifat-sifat penjumlahan penjumlahan:
1) Tertutup, yaitu untuk setiap a, b I berlaku a +b I.
2) Komutatif (pertukaran), yaitu untuk setiap a, b I berlaku a +b =b +a.
3) Assosiatif (pengelompokan), yaitu untuk setiap a, b, c B berlaku (a +b)
+c =a +(b +c).
4) Mempunyai elemen identitas 0 yaitu untuk setiap a B berlaku a +0 =0
+a =a.
5) Setiap bilangan bulat mempunyai invers aditif. Invers dari bilangan bulat a
adalah a dan berlaku a +(-a) =(-a) +a =0

b. Operasi Pengurangan
Diketahui a, b dan k bilangan-bilangan bulat. Bilangan a dikurangi b, ditulis a
b adalah bilangan bulat k jika dan hanya jika a =b +k.
Sifat-sifat yang berkaitan:
1) Bilangan bulat tertutup terhadap pengurangan, yaitu jika a dan b
bilangan-bilangan bulat maka a - b juga bilngan bulat.
2) J ika a dan b bilangan-bilangan bulat maka a b =a +(-b)
3) J ika a dan b bilangan-bilangan bulat maka a (-b) =a +b.
4) J ika a bilangan bulat maka (-a) =a.

c. Operasi Perkalian
Sifat-sifat operasi perkalian pada bilangan bulat
1) Tertutup, yaitu untuk setiap a, b I berlaku a b I
2) Komutatif (pertukaran), aitu untuk setiap a, b B berlaku a b =b a
3) Assosiatif (pengelompokan), yaitu untuk setiap a, b, c I, berlaku: (a
b) c =a (b c)
4) Mempunyai elemen identitas 1, yaitu untuk setiap bilangan bulat a
berlaku a 1 =1 a =a.
5) Sifat bilangan nol yaitu a.0 =0.a =0, untuk setiap bilangan bulat a.
6) Sifat distributif (penyebaran)
a) a (b +c) =(a b) +(a c), dan disebut distributif kiri perkalian
terhadap penjumlahan.
b) (b +c) a =(b a) +(c a) dan disebut distributif kanan perkalian
terhadap penjumlahan
3.15

d. Operasi Pembagian
Diketahui a, b dan k bilangan-bilangan bulat dengan b 0. Pembagian a
oleh b, ditulis a : b, adalah bilangan bulat k (jika ada) sehingga berlaku: a : b
=k a =b k.
Pembagian pada bilangan bulat tidak tertutup, sebab 5 dan 2 masing-masing
bilangan bulat, tetapi 5 : 2 bukan bilangan bulat.

3. Urutan Operasi
Apabila dalam suatu operasi hitung, terdapat beberapa operasi hitung secara
bersama-sama, maka urutan operasinya mengikuti aturan berikut:
a. Perkalian dan pembagian lebih kuat daripada penjumlahan dan pengurangan.
b. Perkalian dan pembagian sama kuat. Apabila perkalian dan pembagian muncul
secara bersama-sama, maka urutan operasinya dari sebelah kiri, yaitu yang
muncul di sebelah kiri harus dioperasikan terlebih dahulu.
c. Penjumlahan dan pengurangan sama kuat. Apabila penjumlahan dan
pengurangan muncul secara bersama-sama, maka urutan operasinya dari
sebelah kiri, yaitu yang muncul di sebelah kiri harus dioperasikan terlebih
dahulu.
Contoh 1
48 25 +72 : 12 3 =48 25 +6 3 =48 25 +18 =23 +18 =41.

4. Bilangan Genap dan Bilangan Ganjil
Definisi 1
Misal a bilangan bulat.
a. Bilangan bulat a disebut bilangan genap jika terdapat bilangan bulat m sehingga
berlaku a =2 m.
b. Bilangan bulat a disebut bilangan ganjil jika terdapat bilangan bulat m sehingga
berlaku a =2 m +1.
Contoh 2
1). 6 bilangan genap, sebab terdapat bilangan bulat 3 sehingga berlaku 6 =2 3.
2). (-18) bilangan genap, sebab terdapat bilangan bulat (-9) sehingga berlaku (-18)
=2 (-9).
3). 0 bilangan genap, sebab terdapat bilangan bulat 0 sehingga berlaku 0 =2 0.
4). 7 bilangan ganjil, sebab terdapat bilangan bulat 3 sehingga berlaku 7 =2 3 +
1.
5). (-19) bilangan ganjil, sebab terdapat bilangan bulat (-10) sehingga berlaku (-19)
=2 (-10) +1.
Berdasarkan definisi tersebut di atas jelas bahwa himpunan semua bilangan
genap adalah , 4 , 2 , 0 , 2 , 4 , dan himpunan semua bilangan ganjil
adalah , 5 , 3 , 1 , 1 , 3 , 5 ,
Teorema 1
Misal a dan b bilangan-bilangan bulat.
3.16

a. J ika a dan b masing-masing merupakan bilangan genap, maka a +b juga
merupakan bilangan genap.
b. J ika a dan b merupakan bilangan ganjil, maka a +b merupakan bilangan
genap.
c. J ika a bilangan genap dan b bilangan ganjil, maka a +b merupakan bilangan
ganjil.
d. J ika a dan b masing-masing merupakan bilangan genap, maka a b juga
merupakan bilangan genap.
e. J ika a dan b masing-masing merupakan bilangan ganjil, maka a b juga
merupakan bilangan ganjil.
f. J ika a bilangan genap dan b bilangan ganjil, maka a b merupakan bilangan
genap.

5. Pembel aj aran Penj uml ahan Pada Bi l angan Bul at
a. Penj uml ahan dengan Peragaan Gerakan Model
Penjumlahan pada bilangan bulat dapat dilakukan peragaan gerakan suatu
model, yaitu dengan gerakan maj u atau gerakan nai k dengan ketentuan
sebagai berikut.
1) Arah menghadap model.
a) Positif : Model menghadap ke kanan atau ke atas.
b) Negatif : Model menghadap ke kiri atau ke bawah.
2) Titik permulaan selalu dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0.
Contoh 3. Hitunglah jumlah dari 6 + (-4) dengan peragaan gerakan!
Penyelesaian:
Tetapkan posisi awal model sebagai titik nol, lalu hadapkan model ke
kanan (dilihat dari posisi siswa). Kemudian gerakkan/langkahkan model ke
kanan sebanyak 6 langkah. Setelah itu, balikkan arah model (hadapkan ke
kiri) kemudian gerakkan/langkahkan model maj u sebanyak 4 langkah.
Siswa diminta untuk memperhatikan posisi terakhir model berada, yaitu di
titik 2. J adi 6 +(-4) =2.

b. Penj uml ahan dengan Menggunakan Gari s Bi l angan
Kita dapat memikirkan penjumlahan bilangan bulat sebagai suatu
gerakan atau perpindahan sepanjang suatu garis bilangan. Suatu bilangan
bulat positif menggambarkan gerakan ke arah kanan, sedangkan bilangan
bulat negatif menggambarkan gerakan ke arah kiri. Titik permulaan selalu
dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0.
Contoh 4. Hitunglah jumlah dari 6 + (-2) dengan menggunakan garis
bilangan !
Penyelesaian :
6 + (-2) berarti suatu gerakan yang di mulai dari 0, bergerak 6 satuan ke
kanan dan dilanjutkan dengan bergerak 2 satuan lagi ke kiri. Gerakan ini
berakhir di titik yang mewakili bilangan 4. Gerakan tersebut apabila dibuat
diagramnya sebagai berikut.
3.17










J adi 6 +(-2) =4

c. Penj uml ahan dengan Menggunakan Muat an
Penjumlahan dengan menggunakan muatan dapat divisualisaikan
dengan potongan karton yang berwarna, misal warna hitam dan yang lain
warna putih atau warna lain yang sesuai dengan selera masing-masing.
Penggunaan warna perlu disepakati pula, misal karton berwarna hitam
dianggap mewakili bilangan bulat negatif, sedang karton yang berwarna
putih dianggap mewakili bilangan bulat positif, sebagai ilustrasi dinyatakan
sebagai berikut berikut.

Warna putih (positif)
Warna hitam (negatif)
Contoh 5. Hitunglah 7 + (-3) !
Penyelesaian :
Ambillah 7 karton putih dan kemudian ambil lagi 3 karton hitam. Pasang-
pasangkan masing-masing karton hitam dengan satu karton putih sehingga
kira-kira seperti keadaan berikut.





Selanjutnya, amati dan hitung banyaknya karton yang tidak mempunyai
pasangan. Ternyata ada 4 karton putih yang tidak mempunyai pasangan.
Karena karton putih menyatakan bilangan positif, diperoleh 7 + (-3) = 4.
Contoh 6. Selesaikan (-2) + (-4) !

Penyelesaian :
Ambil 2 karton hitam, kemudian ambil lagi 4 karton hitam. Kumpulkan
karton-karton tersebut pada satu wadah dan hitung banyaknya seluruh
karton hitam yang ada dalam wadah tersebut. Ternyata ada 6 karton hitam.
Karena karton hitam menyatakan bilangan negatif, maka diperoleh
(-2) + (-4) = - 6.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 -1 -2 -3 -4
6
-2
6 +(-2)
3.18

6. Pembel aj aran Pengurangan Pada Bi l angan Bul at
a. Pengurangan dengan Peragaan Gerakan Model
Penjumlahan pada bilangan bulat dapat dilakukan peragaan gerakan suatu
model, yaitu dengan gerakan mundur atau gerakan turun dengan
ketentuan sebagai berikut.
1) Arah menghadap model.
a) Positif : Model menghadap ke kanan atau ke atas.
b) Negatif : Model menghadap ke kiri atau ke bawah.
2) Titik permulaan selalu dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0.
Contoh 7. Hitunglah hasil dari dari 6 - (-4) dengan peragaan gerakan!
Penyelesaian :
Tetapkan posisi awal model sebagai titik nol, lalu hadapkan model ke kanan
(dilihat dari posisi siswa). Kemudian gerakkan/langkahkan model ke kanan
sebanyak 6 langkah. Setelah itu, balikkan arah model (hadapkan ke kiri)
kemudian gerakkan/langkahkan model mundur sebanyak 4 langkah. Siswa
diminta untuk memperhatikan posisi terakhir model berada, yaitu di titik 10.
J adi 6 - (-4) =10.
b. Pengurangan dengan Menggunakan Garis Bilangan
Untuk pengurangan dengan garis bilangan, digunakan konsep vektor.
Pengurangan dengan metode ini dilakukan denga cara ujung vektor pengurang
dihimpitkan dengan ujung vektor yang dikurangi. Hasilnya adalah vektor yang
dimulai dari pangkal vektor yang dikurangi sampai ke pangkal vektor pengurang.
Contoh 8. Hitunglah (-4) 3.
Penyelesaian :









J adi (-4) 3 =-7
Contoh 9. Selesaikanlah (-7) (-9) !
Penyelesaian :








0 1 2 3
4 5
-1 -2 -3 -4 -5 -8 -7 -6
6
(-4)
(3)
(-7)
0 1 2 3 4 5
-1 -2 -3 -4 -5 -8 -7 -6
-7
- (-9)
3
3.19

J adi (-7) (-9) =2

c. Pengurangan dengan Menggunakan Muat an
Pengurangan dengan menggunakan muatan dilakukan dengan cara dan
perlengkapan yang sama dengan penjumlahan dengan menggunakan
muatan.
Cont oh 10. Hitunglah

3 7.
Penyelesaian :
Sediakan 3 karton berbeda bertanda + . Karena 3 dikurangi

7, maka
ambillah 7 karton bertanda + dari 3 karton bertanda + yang sudah
disediakan. Ternyata tidak bisa, oleh karena itu kita nyatalan 3 sebagai berikut :






Sekarang, ambillah 7 karton bertanda + dari kumpulan karton yang
menyatakan bilangan 3 tersebut. Yang tertinggal atau tersisa adalah 4 karton
bertanda , yang menyatakan bilangan - 4. J adi 3 7 =- 4
Contoh 11. Carilah (- 3) 5.
Penyelesaian :
Sediakan 3 karton berbeda bertanda - . Karena (-3) dikurangi

5, maka
ambillah 5 karton bertanda + dari 3 karton bertanda - yang sudah
disediakan. J elas tidak dapat, agar dapat dilakukan maka (-3) kita nyatakan
sebagai berikut :





Sekarang, ambillah 5 karton bertanda + dari kumpulan karton yang
menyatakan bilangan (-3) tersebut. Ternyata sisa 8 karton yang bertanda ,
yang menyatakan bilangan - 8. J adi (-3) 5 =- 8
7. Pembelajaran Perkalian pada Bilangan Bulat
Untuk menanamkan konsep perkalian pada bilangan bulat, yang melibatkan
bilangan bulat negatif agar sukar dilakukan dengan menggunakan alat peraga. Pada
batas-batas tertentu, hal tersebut dapat diperagakan dengan menggunakan garis
bilangan, khusunya untuk perkalian yang pengalinya meupakan bilangan bulat
positif. Cara lain untuk menanamkan konsep perkalian pada bilangan bulat adalah
dengan menggunakan pola bilangan.
a. Perkalian Bilangan Bulat dengan Pengali Bilangan Bulat Positif dan Terkali
Bilangan Bulat Negatif
Contoh 12. Hitunglah 4 x (-2).
3.20

Penyelesaian :
Perhatikan bahwa 4 x (-2) =(-2) +(-2) +(-2) +(-2) =(-8).
b. Perkalian Bilangan Bulat dengan Pengali Bilangan Bulat Negatif dan
Terkali Bilangan Bulat Positif
Untuk menjelaskan perkalian jenis ini, sebaiknya menggunakan pola
bilangan, dan yang perlu diperhatikan adalah para siswa perlu diingatkan
kembali tentang perkalian pada bilangan cacah.
Contoh 13. Carilah (-3) x 4.
Penyelesaian :
Perhatikan pola bilangan berikut :

2 x 4 =8
1 x 4 =4
0 x 4 =0
(-1) x 4 =?
(-2) x 4 =?
(-3) x 4 =?

Amati bahwa faktor kedua (terkali) dalam perkalian ini adalah tetap 4,
sedangkan faktor pertama (pengali) berkurang satu demi satu. Ternyata hal ini
diikuti berkurangnya hasil perkalian empat demi empat. Berdasarkan pola ini
diperoleh (-3) x 4 =12.
c. Perkalian Bilangan Bulat dengan Pengali dan Terkali Masing-Masing
Bilangan Bulat Negatif
Untuk menanamkan konsep perkalian pada bagian ini, dipersyaratkan
siswa harus sudah menguasai perkalian bilangan bulat yang pengalinya positif
dan terkali negatif atau pengalinya negatif dan terkali positif. Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh berikut.
Contoh 14. Carilah (-3) x (-4).
Pembahasan:
Perhatikan pola bilangan berikut :

3 x (-4) =-12 atau (-3) x 3 =-9
2 x (-4) =-8 (-3) x 2 =-6
1 x (-4) =-4 (-3) x 1 =-3
0 x (-4) =0 (-3) x 0 =0
(-1) x (-4) =? (-3) x (-1) =?
(-2) x (-4) =? (-3) x (-2) =?
(-3) x (-4) =? (-3) x (-3) =?
(-3) x (-4) =?
-4
-4
-4
-4
-4
+4
+4
+4
+4
+4
+4
+3
+3
+3
+3
+3
+3
+3
3.21

Amati bahwa pada pola bilangan sebelah kiri, terkali tetap (-4) sedangkan
pengali berkurang satu satu demi satu. Ternyata hasil kalinya bertambah empat
demi empat. Pada pola bilangan sebelah kanan, pengali tetap (-3) sedangkan
terkali berkurang satu demi satu. Ternyata hasil kalinya bertambah tiga demi
tiga. Kedua pola bilangan tersebut memberikan hasil yang sama yaitu (-3) x (-4)
=12.

8. Pembelajaran Pembagian Pada Bilangan Bulat
Penanaman konsep pembagian pada bilangan bulat sukar ditunjukkan
dengan menggunakan alat peraga. Salah satu caranya dapat dilakukan dengan
menggunakan konsep perkalian bilangan bulat dan didefinisi pembagian bilangan
bulat.
Contoh 15. Hitunglah 12 : (-3).
Pembahasan:
Karena 12 : (-3) = ekuivalen dengan 12 = x (-3) maka untuk mencari hasil dari
12: (-3) dapat dilakukan dengan mencari bilangan bulat yang apabila dikalikan
dengan (-3) hasilnya 12. Ternyata (-4) x (-3) =12. J adi 12 : (-3) =-4
Contoh 16. Selesaikan (-10) : 5.
Penyelesaian :
Karena (-10) : 5 = ekuivalen dengan (-10) =5 x maka untuk mencari hasil dari
12: (-3) dapat dilakukan dengan mencari bilangan bulat yang apabila dikalikan
dengan 5 hasilnya (-10). Ternyata 5 x (-2) =-10. Hak ini berarti (-10) : 5 =-2
Selanjutnya akan dibahas cara menjelaskan pembagian bilangan bulat yang
pembaginya nol. Dalam hal ini akan ditinjau dua kasus yaitu kasus pertama terbagi
bukan nol dan kasus kedua terbagi nol.
Sebagai contoh, carilah 9 : 0. Berdasarkan uraian di muka 9 : 0 = ekuivalen
dengan 9 = x 0. Kemudian siswa diarahkan untuk mencari bilangan bulat yang
apabila dikalikan dengan nol hasilnya 9. Ternyata tidak ada bilangan bulat yang
memenuhi x 0 =9. Hal ini berarti tidak ada bilangan bulat yang memenuhi 9 :
0. Selanjutnya guru menjelaskan bahwa dalam matematika dikatakan 9 : 0 tidak
didefinisikan.
Selanjutnya bagaimana dengan 0 : 0 ?. Karena 0 : 0 = ekulivalen dengan
0 = 0 x , maka siswa diarahkan untuk mencari bilangan bulat yang apabila
dikalikan dengan nol hasilnya nol. Ternyata semua bilangan bulat, apabila dikalikan
nol hasilnya nol. Hal ini berarti 0 : 0 tidak mempunyai hasil yang tunggal. Karena
setiap pembagian harus mempunyai hasil yang tunggal dan 0 : 0 tidak mempunayi
hasil yang tunggal, dalam matematika dikatakan 0 : 0 tidak didefinisikan.

C. Lembar Kerja
1. Bagaimana cara menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan bulat yang selama ini Anda lakukan? Bandingkan dengan cara yang
dibahas dalam modul ini.
2. Diskusikan dengan teman Anda, bagaimana cara menanamkan konsep
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat dengan model muatan.
3.22

3. Diskusikan dengan teman Anda, bagaimana cara menanamkan konsep
perkalian pada bilangan bulat dengan model garis bilangan.

D. Lembar Latihan
1. Tentukan hasil 60 (42 +6) : 12 2 +10.
2. Seorang guru hendak menjelaskan operasi hitung pada bilangan bulat dengan
menggunakan model muatan. Berdasarkan penjelasan dari guru, Siswa A
melakukan peragaan sebagai berikut. Mula-mula ia meletakkan 7 buah kertas
berwarna hitam (bermuatan negatif) ke dalam papan peragaan. Kemudian ia
menambahkan lagi ke dalam papan peragaan tersebut 10 pasang kertas
bermuatan netral (10 buah kertas berwarna putih (bermuatan positif) dan 10
buah kertas berwarna hitam), lalu ia mengambil kembali 17 buah kertas
berwarna hitam. Sedangkan, Siswa B melakukan peragaan sebagai berikut.
Mula-mula ia meletakkan 7 buah kertas berwarna hitam (bermuatan negatif) ke
dalam papan peragaan. Kemudian ia menambahkan lagi ke dalam papan
peragaan tersebut 12 pasang kertas bermuatan netral (12 buah kertas
berwarna putih (bermuatan positif) dan 12 buah kertas berwarna hitam), lalu ia
mengambil kembali 17 buah kertas berwarna hitam. Pertanyaan:
a. Evaluasilah, kebenaran jawaban Siswa A dan Siswa B! Berikan argumentasi
Saudara!
b. Berapa penyelesaian (jawaban) dari operasi hitung yang sedang
diselesaikan oleh Siswa A dan Siswa B?
3. Dalam suatu tes, seorang guru memberikan soal hitung campuran sebagai
berikut: Hasil dari 30 - 24 : 4 3 +10 =. Berdasarkan soal tersebut, Siswa A
memberikan jawaban 22, sedangkan Siswa B memberikan jawaban 18.
Pertanyaan:
a. Berapa jawaban yang benar dari soal hitung campuran tersebut?
b. Evaluasilah, kebenaran jawaban Siswa A dan Siswa B!
c. Berdasarkan kasus tersebut jelas bahwa telah terjadi kesalahan konsep.
Analisislah, bagaimana kesalahan konsep itu terjadi? Bagaimana cara
mengatasinya?

E. Kunci Jawaban
1. 62.
2. a. J awaban Siswa A dan Siswa B keduanya benar.
b. 10
3. a. 22
b. J awaban Siswa A benar dan Siswa B salah.
c. Kesalahan konsep dilakukan oleh Siswa B, penyebabnya kemungkinan
siswa tersebut salah dalam menggunakan aturan urutan operasi.






3.23

BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
PRODUKSI

A. Tujuan Antara
1. Melalui diskusi tentang kegiatan produksi peserta latihan dapat menyebutkan
tindakan menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang dengan
benar.
2. Melalui diskusi tentang faktor produksi peserta latihan dapat menyebutkan
beberapa faktor yang mempengaruhi produksi dengan benar
3. Melalui pengamatan peserta latihan dapat menyebutkan saluran-saluran
distribusi dengan benar.
4. Melalui diskusi tentang masalah kewirausahaan, peserta latihan dapat
mengatasi berbagai masalah dalam kewirausahaan dengan baik.

B. Uraian Materi
Untuk memenuhi semua kebutuhan manusia baik yang berupa barang
maupun jasa ternyata tidak mudah, tetapi memerlukan pengorbanan baik yang
berupa tenaga, pikiran, waktu, kesempatan. Dengan demikian barang dan jasa
yang dibutuhkan manusia harus diadakan melalui kegiatan ekonomi, di mana
kegiatan tersebut meliputi kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Oleh
karena itu simaklah penjelasan berikutnya.
1. Produksi
a. Pengertian Produksi
Pengertian produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu dalam arti
sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit yang dimaksud produksi
adalah setiap kegiatan atau usaha untuk menghasilkan barang, sehingga
jka tidak ada wujud barang yang dihasilkan, maka kegiatan itu tidak
termasuk produksi. Sedangkan dalam arti luas yang dimaksud dengan
produksi adalah setiap kegiatan atau usaha untuk menciptakan atau
meningkatkan nilai kegunaan suatu barang. Suatu barang dikatakan
memiliki nilai kegunaan apabila barang tersebut dapat memenuhi
kebutuhan manusia. Tindakan untuk menciptakan atau menambah nilai
guna suatu barang dapat dilakukan dengan cara:
1. kegiatan untuk menciptakan barang baru, misalnya kegiatan
pertanian, perikanan, peternakan dan pertambangan;
2. kegiatan dengan cara mengubah bentuk, sehingga barang tersebut
meningkat kegunaannya. Misalnya kayu diubah menjadi meja, kursi,
almari dan sebagainya;
3. kegiatan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain yang
memerlukan, sehingga barang tersebut kegunaannya meningkat.
Misalnya, pasir di sungai dipindahkan ke kota tempat pembangunan;
3.24

4. mengatur waktu penggunaan suatu barang. Misalnya, padi pada
waktu panen harganya murah, kemudian disimpan dalam gudang dan
pada saat musim paceklik padi tersebut dijual;
5. kegiatan memindahkan hak milik, sehingga kegunaannya meningkat,
misalnya melaluui perdagangan. Misalnya, sebuah cangkul dan sabit
yang masih dimiliki oleh toko kegunaannya kurang, setelah dibeli dan
mejadi milik petani maka kegunaannya meningkat.
6. kegiatan menyediakan jasa. Misalnya, tindakan yang dilakukan
seorang dokter ketika sedang merawat pasien, seorang guru yang
sedang mengajar murid-muridnya, kegiatan perbengkelan,
persewaan perkakas, perbankan, asuransi dan sebagainya. Kegiatan
produksi dapat dilakukan oleh perseorangan, maupun oleh badan
usaha. Badan usaha dapat berupa Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Orang atau badan
usaha yang kegiatannya memproduksi atau menghasilkan barang
disebut produsen, sedangkan barang yang dihasilkan disebut produk
atau output.
b. Faktor-faktor Produksi
Barang dan jasa yang digunakan sebagai alat pemuas kebutuhan
manusia sebagian besar harus diproduksi. Untuk memproduksi barang
dan jasa diperlukan faktor-faktor produksi. Adapun yang dimaksud
dengan faktor produksi adalah sesuatu yang diperlukan dalam
melakukan proses produksi. Faktor-faktor produksi tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Sumber daya alam (natural resources)
Yang dimaksud suberdaya alam adalah segala sesuatu yang
disediakan oleh alam yang dapat digunakan manusia dalam
memenuhi kebutuhannya. Sumber daya alam ini dapat berupa
tanah, pasir, hewan, bahan-bahan tambang dan
sebagainya.Sumber daya alam dapat dikelompkkan menjadi dua
macam: (1) sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable
resources) dan (2) sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (non renewable resources),
2. Sumber Daya Manusia
Yang dimaksud sumber daya manusia adalah kemampuan atau
usaha manusia baik yang berupa jasmani maupun rohani, yang
digunakan untuk meningkatkan nilai guna suatu barang. Sumber
daya manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga kerja
rohani dan tenaga kerja jasmani.
Tenaga kerja rohani yaitu tenaga kerja yang dalam melakukan
pekerjaannya dengan menggunakan pikiran, misalnya seorang
pimpinan perusahaan, pengarang, dan sebagainya. Tenaga kerja
jasmani yaitu tenaga kerja yang dalam melakukan pekerjaannya
3.25

banyak menggunakan kemampuan fisiknya, antara lain buruh, kuli,
tukang becak, dan pesuruh.
c. Sumber Daya Modal (Capital Resources)
Sumber daya modal di sini adalah segala daya atau barang yang
dihasilkan untuk dipakai menghasilkan barang atau jasa selanjutnya.
Contohnya adalah uang, tanah, mesin-mesin, peralatan, kendaraan,
gedung, dan sebagainya.
Dilihat dari asal atau sumber modal, maka modal dapat dibedakan
menjadi dua yaitu modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah
modal yang berasal dari pemilik atau calon pemilik. Modal asing adalah
modal yang berasal dari pinjaman baik yang berasal dari perseorangan
atau perusahaan bank.
Dilihat dari kepentingannya, modal dapat dibagi menjadi dua yaitu modal
pribadi dan modal masyarakat. Modal pribadi adalah modal yang
digunakan untuk menghasilkan barang/ jasa untuk memenuhi
kepentingannya sendiri, misalnya kendaraan pribadi yang disewakan,
rumah yang disewakan, dan lain-lain. Modal masyarakat adalah modal
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, misalnyamodal
untuk membangun jembatan, jalan raya, rumah sakit, dan sebagainya.
2. Distribusi
Distribusi adalah semua kegiatan untuk menyalurkan atau
memindahkan barang/ jasa dari produsen ke konsumen. Produsen adalah
mereka yang menghasilkan barang/ jasa. Sedangkan konsumen adalah
mereka yang menggunakan atau memakai barang/ jasa.
Dalam kenyataan hidup, produsen dan konsumen tidak selalu ada di
wilayah yang sama. Mungkin letak produsen berada di luar kota, sedangkan
tempat tinggal konsumen berada di kota atau sebaliknya. Barang-barang
yang sudah diproduksi tidak akan berguna jka jauh dari konsumen. Oleh
karena itu, barang-barang tersebut harus didekatkan kepada konsumen
dengan cara disalurkan atau didistribusikan. Lembaga atau orang yang
bertugas menyalurkan barang dari produsen ke konsumen disebut
distributor.
a. Fungsi Distribusi
Sebagian besar barang-barang yang dihasilkan oleh produsen agar
sampai ke tangan konsumen memerlukan proses yang panjang. Tempat
tinggal knsumen tidak selalu berada dalam satu wilayah dengan
produsen. Tempat tinggal konsumen tidak sama, tetapi terpisah-pisah.
Oleh karena itu untuk menyampaikan barang-barang dari produsen ke
konsumen kegiatan distribusi sangat penting. Tanpa adanya distribusi,
barang-barang yang dihasilkan tidak akan sampai ke konsumen. Dengan
demikian fungsi distribusi adalah: (1) menyalurkan barang-barang dari
produsen ke konsumen; dan (2) membantu memperlancar pemasaran,
sehingga barang-barang yang dihasilkan produsen dapat segera terjual
kepada konsumen.
3.26

Dalam kegiatan distribusi, faktor waktu memegang peranan yang
penting. Kegunaan barang akan maksimal jika barang yang dibutuhkan itu
dapat diperoleh pada saat diperlukan. Sebaliknya distribusi yang tidak tepat
waktunya akan menimbulkan kerugian bagi produsen atau konsumen, yaitu
produsen kehilangan keuntungan dan konsumen kepuasannya berkurang.

b. Saluran distribusi
Menurut Vernon dan J ackson (1994) sebagaimana dikemukakan oleh
Winataputra (2003), jenis saluran distribusi berdasarkan intensitasnya dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1) Bentuk intensif yaitu jenis saluran yang memanfaatkan banyak pedagang
besar dan kecil;
2) Bentuk selektif yaitu jenis distribusi yang hanya memanfaatkan beberapa
grosir dan sejumlah kecil pengecer;
3) Bentuk eksklusif yaitu saluran distribusi yang hanya melibatkan satu
perantara dalam lingkungan masyarakat tertentu untuk menangani
produk.
c. Lembaga-Lembaga Distribusi
Keberadaan lembaga distribusi sangat penting dalam kegiatan ekonomi,
karena melalui lembaga distribusi inilah barang-barang produksi dari produsen
dapat dijual ke konsumen.Adapun lembaga-lembaga distribusi itu adalah
sebagai berikut:
1) Grosir (wholesaler) adalah pedagang perantara yang membeli barang
dagangan untuk dijual kembali terutama kepada pengusaha lain bukan
kepada konsumen. Grosir berfungsi untuk mengumpulkan dan
menyebarkan barang oduksi. Grosir merupakan sumber pasokan yang
penting bagi pengecer.
2) Agen adalah pedagang perantara yang tidak membeli dan memiliki barang
yang mereka jual. Agen biasanya dibayar dengan suatu komisi
berdasarkan volume penjualannya.
3) Pedagang eceran (Retailler) adalah suatu pedagang yang membeli barang-
barang dari produsen atau grosir kemudian menjualnya kepada konsumen.
Pedagang eceran meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan
penjualan barang dan jasa untuk konsumen terakhir.
3. Konsumsi
Konsumsi adalah tindakan manusia untuk mengurangi atau menghabiskan
guna suatu barang. Selama masih hidup manusia memerlukan konsumsi, baik
yang tinggal di daerah pedesaan maupun yang tinggal di perkotaan. Setiap
hari manusia berkonsumsi baik berupa barang atau jasa. Berkurang atau
hilangnya guna barang, karena digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Barang dan jasa merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Secara
garis besar barang konsumsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Barang
konsumsi yang gunanya habis dalam satu kali pemakaian, sehingga setelah
digunakan barang tersebut menjadi tidak berguna lagi. Sebagai contoh:
3.27

makanan, minuman, buah-buahan, dan sebagainya. (2) Barang konsumsi
yang gunanya akan habis secara berangsur-angsur dan akhirnya akan rusak
atau habis kegunaannya. Misalnya meja-kursi, pakaian, sepatu, almari, radio,
televisi, handphone, dan sebagainya. Ada beberapa faktor yang mepengaruhi
besar kecilnya konsumsi seseorang, antara lain:
a. Tersedianya barang-barang yang dibutuhkan
Banyak sedikitnya konsumsi akan mempengaruhi konsumsi seseorang.
Apabila barang yang tersedia jumlahnya sedikit, maka mereka akan
berusaha mengurangi konsumsi.
b. Harga barang
Tinggi rendahnya barang konsumsi akan mempengaruhi banyak sedikitnya
konsumsi seseorang. J ika harga barang konsumsi tinggi, maka konsumsi
akan berkurang dan sebaliknya jka harga barang rendah maka konsumsi
mereka bertambah.
c. Penghasilan atau Pendapatan
Tinggi rendahnya penghasilan atau pendapatan seseorang akan
mempengaruhi banyak sedikitnya konsumsi. J ika seseorang memiliki
penghasilan tinggi artinya orang tersebut memiliki daya beli yang banyak,
sehingga mereka mampu membeli barang dalam jumlah yang banyak
sehingga konsumsi juga banyak. Sebaliknya jika pendapatan seseorang
rendah, artinya daya beli yang dimilikinya juga rendah dan barang yang
dapat dibelinya juga sedikit, sehingga konsumsi juga sedikit.
4. Uang dan Kebijakan Pemerintah
Uang adalah benda (alat) yang digunakan untuk mengukur,
menukarkan, dan sekaligus untuk pembayaran barang dan jasa yang
dipergunakan dalamkegiatan ekonomi yang meliputi produksi, distribusi, dan
konsumsi.Dari uraian itu tampak bahwa fungsi uang itu sebagai alat tukar
yang memungkinkanseluruh transaksi dikalukan dan sebagai alat satuan
hitung untuk menghitung harga suatu benda.
J enis uang dikelompokan berdasarkan bahan yaitu uang kertas dan
uang logam, berdasarkan lembaga yang mengeluarkan yaitu dikeluarkan
Bank Sentral disebut uang kartal yang terdiri dari uang kertas dan logam
yang berlaku umum yang kita gunakan sehari-hari.Uang giral dikeluarkan
oleh bank umum dan dipergunakan sewaktu-waktu untuk melakukan
pembayaran oleh pihak tertentu menggunakan cek, bilyet, giro
J enis uang berdasarkan nilai berarti perbandingan antar nilai bahan
dan nilai daya belinya. Uang dapat dikelompokkan sebagai:
a. Benilai penuh, yaitu uang yang bahannya ( nilai intrinksik) sama dengan
nilai nominalnya
b. Tidak bernilai penuh, yaitu yang nilai nominalnya ( nilai yang terkandung
pada uang kertas atau uang logam ) tidak sama dengan nilai bahan untuk
membuat uang tersebut.
3.28

J enis uang berdasarkan pemakaian di dalam dan di luar negeri, uang
dapat dibedakan menjadi internal value, artinya kemampuan uang untuk
membeli barang atau jasa dalam suatu negara dimana uang itu dijadikan alat
pembajaran resminya. Sedangkan eksternal value, ialah kemampuan uang
suatu negara untuk ditukarkan dengan mata uang asing ( valuta asing )
Inflasi sangat erat kaitannya dengan masalah nilai uang. Nilai uang
ditentukan oleh harga barang-barang dan jasa yang dapat dibeli oleh uang
tersebut. Inflasi menyebabkan mengurangi daya beli uang dan tabungan
karena inflasi sangat erat berhubungan dengan jumlah uang yang terdapat
dalam perekonomian.Upaya mengatasi inflasi dikenal Kebijakan Moneter
yang berupa politik diskonto, politik pasar terbuka dan politik persediaan kas.
Deflasi merupakan lawan atau kebalikan dari inflasi. Dalam keadaan
deflasi jumlah uang yang beredar di masyarakat terlalu sedikit dibanding
dengan jumlah barang dab jasa yang tersedia di masyarakat yang
menyebabkan kenaikan nilai secara tajam tidak dapat dihindari
Devaluasi adalah penurunan nilai uang dalam negeri terhadap mata
uang dilakukan dengan sengaja oleh pemerintah.
Dalam rangka mendukung kemampuan sumber daya manusia dalam
bidang ekonomi dan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing
perekonomian nasional sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi
yang begitu pesat, Pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden No 4
Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan
Membudayakan Kewirausahaan.
Dengan lahirnya Inpres tersebut lahirlah pengusaha-pengusaha di
antaranya Pengusaha Kecil. Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa
usaha kecil masih belum dapat menunjukkan kemampuan peranannya
secara optimal dalam perekonomian nasional. Hal ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa usaha kecil masih menghadapi berbagai hambatan dan
kendala baik dari dalam lingkungannya maupun yang datang dari luar
lingkungannya dalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran,
permodalan, sumber daya manusia, teknologi, serta iklim usaha yang belum
mendukung perkembangannya.
Dalam upaya meningkatkan kesempatan dan kemapuan usaha kecil
,pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijaksanaan tentang
perancangan usaha, pendanaan, dan pembinaan.tetapi upaya yang telah
dilakukan belum mencapai sesuai sasaran yang diterapkan .
Pengangguran di Indonesia yang semakin meningkat per hari demi
harinya, kesempatan dan lowongan kerja yang minim, serta pendidikan yang
rendah menjadi pemicu setiap orang untuk mendirikan suatu usaha kecil dan
menengah. Berwirausaha kini menjadi trend di kalangan masyarakat
Indonesia. Dengan hanya bermodalkan skill dan kemampuan dalam
mengelolanya mereka bisa mendapatkan profit yang cukup menjanjikan.
3.29

Salah satu usaha pemerintah untuk mengurangi angka
pengangguran ialah menciptakan lapangan kerja yang bersifat padat karya.
Namun kalangan orang yang berpendidikan cenderung tidak tertarik dengan
pekerjaan ini (berwirausaha), minat mereka bekerja di kantoran lebih tinggi.
Semakin tinggi pendidikan mereka semakin besar keinginan mereka untuk
menduduki kursi kantoran dengan jabatan yang tinggi. Mereka tidak berani
mengambil risisko besar seperti berwirausaha. Dalam hal ini berarti mereka
bekerja dengan orang lain hanya mengandalkan upah atau gaji.
Namun, apa pendapat mereka para wirausahawan sukses yang
menembus pasar nasional dan internasional? Mereka bekerja meniti
kariernya sendiri dengan hasil yang menjanjikan dan hanya bermodalkan
skill dan kemampuan. Ya, mereka berani mengambil risiko dalam dunia
persaingan pasar. Bahkan mereka menggaji bukan memberi gaji jika
dibandingkan dengan mereka yang bekerja di perusahaan milik orang lain.
Semua alasan itulah yang mendorong seseorang untuk melakukan
terobosan baru dengan memilih berwirausaha. Namun pada prakteknya
tidaklah mudah untuk memulai suatu usaha. Rasa takut akan kegagalan dan
kerugian pastinya selalu menghantui para wirausahawan ketika akan
memulai usahanya.
Niat dan keberanian dalam mengambil risiko adalah modal utama
dalam membuka usaha baru. Namun keberanian tanpa disertai dengan
kemampuan berwirausaha seringkali menjerumuskan kedalam situasi
kegagalan yang berkepanjangan.
C. Lembar Kerja
Diskusikan teman Anda permasalahan di bawah ini
1. Anda cermati dan amati proses produksi yang ada di sekitar anda, coba
jelaskan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi sehingga
produksinya bisa berhasil
2. Rudi setelah lulus sarjana ekonomi mereka bekerja sebagai buruh pabrik.
Ekonomi orang tuanya cukup. Setelah ditanya temannya dia menjawab lebih
enak bekerja di pabrik dari pada memikirkan masalah yang macam-macam.
Bagaimana tanggapan Anda

D. Lembar Latihan
Untuk memperdalam Anda mengenai materi di atas, silahkan Anda mengerjakan
latihan berikut ini.
1. Cobalah Anda jelaskan dan beri contoh usaha-usaha yang dilakukan untuk
menambah nilai guna suatu barang.
2. Kita mengenal lembaga distribusi grosir dan agen. Cobalah jelaskan
perbedaan dan persamaannya.
3.30

3. Dalam upaya meningkatkan kesempatan dan kemampuan usaha
kecil,pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijaksanaan.Coba sebutkan
kebijaksanaan tersebut, dan seberapa jauh capaian sasaran tersebut.
4. J elaskan factor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi
barang.








































3.31

BAB V
KEGIATAN BELAJAR 4
KETERAMPILAN BERBAHASA

A. Tujuan Antara
Melalui diskusi kelompok tentang cara meningkatkan keterampilan berbahasa
Indonesia, peserta pelatihan dapat menjelaskan cara-cara meningkatkan
keterampilan berbahasa.

B. Uraian Materi


Gambar 3.5.1
Menyimak, berbicara, membaca, dan menulis mrpk satu kesatuan yang tidak
terpisahkan

1. Menyimak
1. Mendengar =terjadi secara kebetulan dan tidak disengaja sebelumnya
2. Mendengarkan = mulai ada faktor kesengajaan, tahapannya lebih tinggi
daripada mendengar
3. Menyimak
a. Faktor kesengajaan
b. Faktor pemahaman
c. Faktor penilaian
4. Memahami pesan melalui bahasa lisan

2. Berbicara
1. Hakikat berbicara = menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan kepada
orang lain dengan bahasa lisan
3.32

2. Faktor-faktor pendukungnya:
a. Fisik (alat ucap, gestur, dan sebagainya)
b. Psikologis (stabilts emosi runtut dalam bicara)
c. Neurologis (hubungan otak mulut telinga dan sebagainya - aktif)
d. Semantik (makna)
e. Linguistik (kbhsaan) aturan gramatika
3. Proses Komunikasi


Gambar 3.5.2

4. Hubungan berbicara dengan keterampilan bahasa lain:
a. Berbicara dan menyimak: Keterampilan berbahasa langsung, bersemuka,
resiprokal
b. Berbicara dapat dipelajari melalui menyimak
c. Berbicara diperoleh sebelum membaca dan menulis
d. Berbicara cenderung kurang terstruktur daripada menulis
e. Keterampilan menyimak akan meningkatkan keterampilan menulis
f. Bunyi bahasa dan suara merupakan faktror penting dalam berbicara dan
menyimak
g. Performansi berbicara dan menulis berbeda, meskipun keduanya bersifat
produktif
3. Membaca
1. Hakikat Membaca:
1) Membaca sebagai proses aktivitas mental dan fisik
1) Aspek sensori: memahami simbol
2) Aspek perseptual: menginterpretasi simbol/kata
3) Aspek sekuensial: mengikuti pola urutan, logika dan gramatikal teks
4) Aspek asosiasi: menghubungkan simbol dengan kata yang
dipresentasikan
5) Aspek pengalaman: menghubungkan kata dengan pengalaman
6) Aspek berpikir
7) aspek afektif
3.33

2) Membaca sebagai produk: mengacu pada konskuensi kemampuan
berkomunikasi yang dilakukan pada saat membaca
2. Tujuan Membaca
a. Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun
tertulis
b. Dengan membaca seseorang dapat:
1) Memperoleh informasi
2) Mencari sumber, menyimpulkan, menyaring, dan menyerap informasi
dari bacaan
3) Mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan menarik manfaat dari
bacaan.
3. Kategori Pemahaman Membaca
a. Pemahaman literasi: memahami informasi yang eksplesit dalam teks
b. Pemahaman inferensial: memahami informasi yang dinyatakan secara tidak
langsung
c. Pemahman kritis: kemampuan mengevaluasi materi teks
d. Pemahaman kreatif: kemampuan untuk mengungkapkan respons emosional
dan estetis terhadap bahasa

Pada saat Anda melayangkan pandangan mata mencari bahan yang
akan Anda baca, ada suatu proses membca yang Anda tempuh. Kegiatan
membaca yang Anda lakukan itu ada dua, yaitu: 1) Skimming dan 2) Scanning.
Membaca skimming adalah kegiatan membaca dengan cara
melayangkan pandangan mata ke seluruh halaman bacaan, kemudian
menemukan suatu titik penting sebagai hasil membaca itu. Membaca ini
biasanya dilakukan untuk menemukan ide pokok atau informasi utama sebuah
bacaan. Membaca ini sudah Anda lakukan tadi dalam menemukan wacana yang
pantas atau ingin Anda baca.
Membaca scanning adalah kegiatan membaca dengan cara memusatkan
mata Anda pada bagian yang Anda perlukan dari sebuah bacaan. Pada
membaca bagian-bagian lain yang tidak diperlukan, diabaikan saja. Semua yang
Anda perlukan itu sudah Anda tetapkan sebelum proses membaca berjalan.
Untuk menentukan gagasan pokok sebuah paragraf dapat ditempuh
dengan cara sebagai berikut:
1) Memperhatikan paragraf sebagai suatu unit bacaan.
2) Membaca kalimat pertama dalam paragraf secara cermat. Biasanya kalimat
pertama paragraf merupakan pendukung ide pokok.
3) J ika kalimat pertama ternyata bukan kaliat topik, langkah berikutnya adalah
membaca kalimat terakhir dalam paragraf. Ada kalanya penulis meletakkan
pikiran utamanya pada kalimat terakhir.
4) J ika kalimat pertama ataupun kalimat terakhir tidak sebagai kalimat topik,
langkah yang diambil adalah memperhatikan semua fakta dalam paragraf
secara teliti untuk menemukan ide pokok.
5) Belajar mengenal kalimat dalam paragraf yang tidak mendukung.
3.34

6) Memperhatikan istilah bercetak tebal atau miring.
7) Menafsirkan pikiran menulis.
8) Membaca dengan tujuan akhir memperoleh fakta-fakta yang terinci yang
dapat menunjang pemahaman secara keseluruhan.

4. Menulis
a. Strategi Menulis Naskah Pidato
a. Mengumpulkan bahan
b. Membuat kerangka pidato
c. Menguraikan isi pidato
d. Struktur isi pidato
b. Tahap-tahap Penyusunan Naskah Pidato
a. Membatasi subjek
b. Menyusun ide pokok
c. Menyusun submateri
d. Mengisi materi pendukung
e. Memeriksa draf kasar
Menurut Weaver (1990: 179), secara umum di dalam proses penulisan terdiri
atas lima tahap, yaitu (1) persiapan penulisan (rehearsing), (2) pembuatan draft
(drafting), (3) perevisian (revising), (4) pengeditan (editing), dan (5)
mempublikasikan (publishing). Senada pendaat tersebut, Murray dalam Tompkins
dan Hoskisson (1995: 88) ada lima tahap atau kegiatan yang dilakukan pada proses
penulisan, yaitu (1) prapenulisan (prewriting), (2) pembuatan draft (drafting), (3)
perevisian (revising), (4) pengeditan (editing), dan (5) pemublikasian
(publishing/sharing).

C. Lembar Kerja
Agar orang senang dan terbiasa menulis maka mereka bisa berlatih dengan
menulis buku harian. Diskusi dengan kelompok Anda, hal apa saja yang dapat
ditulis dalam buku harian?







D. Lembar Latihan

Tulislah hasil kegiatan Anda sehari-hari, sesuai dengan urutan kejadiannya.

3.35

ASESMEN

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada
huruf A, B, C atau D.

1. Demokrasi berasal dari kata demos dan kratos. Pernyataan dibawah ini yang benar
A. Demos berarti pemerintahan, kratos berarti rakyat
B. Demos berarti kekuasaan, kratos berarti masyarakat
C. Demos berarti rakyat, kratos berarti kekuasaan
D. Demos berarti masyarakat, kratos berarti kerajaan
2. Pemerintahan yang mendapat pengakuan dan dukungan mayoritas rakyat adalah
pengertian
A. Pemerintahan dari rakyat
B. Pemerintahan oleh rakyat
C. Pemerintahan untuk rakyat
D. Pemerintahan oleh masyarakat
3. Pemerintahan untuk menjalankan kekauasaan atas nama rakyat bukan pribadi atau elit
birokrasi merupakan pengertian pemerintahan
A. Untuk rakyat
B. Oleh rakyat
C. Dari rakyat
D. Untuk kepentingan masyarakat
4. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya pak Sastro membuat meja kursi dari kayu hasil
kebunnya. Tindakan pak Sastro ini termasuk menciptakan nilai guna dengan cara.....
A. Menciptakan barang baru
B. Memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain
C. Cara mengubah bentuk
D. Kegiatan menyediakan jasa
5. Modal utama dalam membuka usaha baru atau yang terkenal berwirausaha
adalah..
A. Selalu melakukan terobosan bila menguntungkan
B. Pendidikan harus cukup tinggi
C. Niat dan keberanian dalam mengambil resiko
D. Pandai menjalin kemitraan
6. Pedagang perantara yang membeli barang dagangan untuk dijual kembali terutama
kepada pengusaha lain disebut..
A. Grosir
B. Agen
C. Pedagang eceran
D. Pedagang perantara
7. Hal-hal di bawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
menyimak adalah faktor
A. kesenjangan, pemahaman, semantik, penilaian
B. fisik, psikologi, neorologi, linguistik
3.36

C. pemahaman, penghayatan, ekspresi, mimik
D. pembicara, pembicaraan, situasi, penyimak
8. Ada berbagai macam metode pidato. Metode pidato yang cocok untuk acara-acara
insidental atau mendadak adalah
A. impromtu
B. ekstemporan
C. naskah/teks
D. menghafal
9. Tingkatan pemahaman bacaan seseorang berbeda. J ika seorang telah mampu
memahami informasi yang eksplisit dalam bacaan, maka berarti orang tersebut telah
memiliki pemahaman
A. inferensional
B. literal
C. kritis
D. kreatif
10. Sebuah lampu memiliki tegangan (V) sebesar 100 Volt dengan hambatan (R) 25 Ohm.
Kuat arus yang diperlukan adalah ....
A. 0,25 Ampere
B. 4 Ampere
C. 25 Ampere
D. 125 Ampere
11. Pada satu keluarga yang hidup sederhana menggunakan energi listrik tegangan 220
volt secara rutin. Setiap hari menyalakan lima buah lampu 20 watt selama 4 jam, dua
buah lampu 10 watt selama 10 jam, kulkas 100 watt nonstop, dan televise 75 watt
selama 6 jam. Energi yang diserap oleh semua alat listrik selama sehari sebesar....
A. 0,205 kwh
B. 2,88 kwh
C. 5,1 kwh
D. 3,1 kwh.
12. Hasil pengukuran arus listrik dalam rangkaian tertutup sebesar sebesar 0,2 ampere.
Nilai hambatan listrik yang tertulis pada lampu 9 Ohm. Sumber tegangan listrik yang
terpasang pada rangkaian sebesar .
A. 1,8 volt
B. 4,5 volt
C. 18 volt
D. 0,45 volt
13. Hasil dari 50 72 : 8 3 +15 =.
A. 8
B. 32
C. 38
D. 62
14. Operasi perkalian 26 37 dapat dinyatakan sebagai berikut, kecuali.
A. (20 37) +(6 37)
3.37

B. (26 30) +(26 7)
C. (20 30) +(6 7)
D. (20 30) +(20 7) +(30 6) +(67)
15. Dengan menggunakan sifat komutatif dan distributif perkalian terhadap penjumlahan,
maka bentuk (162 75) +(300 50) +(75 138) dapat diubah menjadi .
A. 50 300
B. 75 300
C. 125 300
D. 200 300
16. J ika seorang guru melakukan peragaan sebagai berikut. Mula-mula ia meletakkan 4
buah kertas berwarna hitam (bermuatan negatif) ke dalam papan peragaan. Kemudian
ia menambahkan lagi ke dalam papan peragaan tersebut 7 pasang kertas bermuatan
netral (7 buah kertas berwarna putih (bermuatan positif) dan 7 buah kertas berwarna
hitam), lalu ia mengambil kembali 7 buah kertas berwarna putih. Peragaan di atas
memperlihatkan bentuk operasi hitung ...
A. (-4) +(-7)
B. 11 +(-7)
C. (-4) (-7)
D. (-4) 7




















3.38

KUNCI JAWABAN

1. C 9. B
2. A 10. B
3. B 11. C
4. C 12. A
5. C 13. C
6. A 14. C
7. D 15. C
8. A 16. D






























3.39

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rofiuddin dan Darmiyati Zuhdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Budiardjo , Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. J akarta : Gramedia.
Cholis Sadijah, dkk..1997. Pendidikan Matematika II. J akarta : Ditjen Dikti.
DAugustine, C. Dan Smith, W.C. (J r). 1992. Teaching Elmentary School Mathematics. New
York: Harper Collins.
Djoko Iswadji. 1998. Geometri II. Yogyakarta : P3G Matematika.
Faqih Samlawi, Bunyamin Maftuh. 2001. Konsep Dasar IPS. Bandung : Maulana
Gatot Muhsetyo, dkk. 2002. Pembelajaran Matematika SD. J akarta: Universitas Terbuka.
Hidayat , Komaruddin dkk. 2008 . Pendidikan Kewargaan , Demokrasi Hak Asasi Manusia
dan Masyarakat Madani. J akarta : ICCE UIN Syarif Hidayatullah.
Hidayati, Mujinem, Anwar Senen. Pengembangan Pendidikan IPS SD . J akarta : Depdiknas
Karso, dkk. 2007. Pendidikan Matematika 1. J akarta : Universitas Terbuka.
Kennedy, L.M. dan Tipps, S. 1994. Guiding Childrens Learning of Mathematics. Belmont:
Wadswoth.
Laboratorium Pancasila IKIP Malang. Glosarium Sekitar Pancasila. Surabaya : Usaha
Nasional.
M. Faisal. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. J akarta: Depdiknas Dirjen Dikti.
Madjid, Nurcholis, 2000. Asas-asas Pluralisme dan Toleransi dalam Masyarakat Madani,
dalam makalah Lokakarya Islam dan Pemberdayaan Civil Society di Indonesia, kerja
sama IRIS Bandung-PPIM J akarta-The Asia Foundation.
Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. J akarta: Ditjen
Dikti Depdiknas.
Soewito, dkk. 1992. Pendidikan Matematika 1. J akarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Sukirman. 1986. Ilmu Bilangan. J akarta : Karunika.
Sumaatmadja, Nursid, 2006. Konsep Dasar IPS. J akarta : Universitas Terbuka.
http://viewcomputer.wordpress.com/kewirausahaan/












3.40

PERISTILAHAN/GLOSSARY

Anarkis : Orang / kelompok yang melakukan tindakan merusak atau membuat
kekacauan di suatu tempat atau wilayah negara .
Bilangan ganjil : Bilangan bulat yang dapat dinyatakan dalam bentuk 2m +1 untuk
suatu bilangan bulat m.
Bilangan genap : Bilangan bulat yang dapat dinyatakan dalam bentuk 2m untuk suatu
bilangan bulat m.
Capital resources : Sumber daya modal
Demokrasi : Pemerintahan dari , oleh dan untuk rakyat
Devaluasi : Menurunnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar
negeri
Distribusi : Semua kegiatan untuk menyalurkan barang dari produsen ke
konsumen
Ekstensifikasi : Meningkatkan produksi dengan cara menambah factor produksi
yang digunakan
Inflasi : Kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum yang dihitung
dalam presentase
Natural resources : Sumber daya alam
Produksi : Setiap kegiatan atau usaha untuk menghasilkan barang
Retailer : Pedagang eceran
Wholesaler : Grosir
MODUL IV
Kesehat an


































KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU
2013





Penulis
Drs. Kartono, M. Pd.
Dr. Riyadi, M. Si.
Drs. A. Dakir, M, Pd.
Drs. Hasan Mahfud, M. Pd.
Dra. Rukayah, M Hum.

Penyunting
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si.


4.ii

KATA PENGANTAR
Diiringi rasa syukur kehadirat Allah SWT penulis telah berhasil menyusun modul
dengan tema Kesehatan sebagai bahan pendidikan dan latihan profesi guru SD. Modul ini
tersusun atas kerjasama antara tim pengembang modul dari Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret, fasilitator dari Pusbangprodik, dan dorongan moril
dari para pemimpin FKIP UNS.
Kurikulum SD tahun 2013 direncanakan akan disahkan Kemendikbud pada awal
tahun 2013. Dalam kurikulum tersebut mulai kelas I VI menggunakan pendekatan tematik.
Sehubungan dengan tersebut di atas maka penyusunan dan penyajian modul PLPG guru
SD disesuaikan disesuaikan dengan kurikulun SD yaitu menggunakan pendekatan tematik.
Tujuan dari pembuatan modul dimaksudkan agar dapat dipakai sebagai referensi bagi
peserta maupun instruktur PLPG guru SD.
Sehubungan dengan istilah kesehatan dapat bermakna sangat luas maka dalam
modul hanya terbatas membahas beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan
individu yaitu (1) menjaga keseimbangan antara kebutuhan tubuh dan makanan yang
diperlukan, (2) mendisiplinkan diri untuk menjaga kesehatan tubuh, (3) menghitung
persentase dan kebutuhan energi yang dibutuhkan tubuh setiap hari, (4) membelajarkan
menyimak, berbicara, membaca, menulis dan sastra pada wacana dengan tema kesehatan.

Penulis telah berupaya untuk menyajikan modul ini sebaik mungkin namun
demikian kami menyadari bahwa penyajian modul dengan pendekatan tematik jauh dari
sempurna. Untuk itu kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan modul ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua fihak
yang telah mendukung penyelesaian modul ini.

Surakarta, Februari 2013



Tim Penyusun













4.iii

DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... 4.i
Kata Pengantar .................................................................................................. 4.ii
Daftar Isi ............................................................................................................ 4.iii
Peta Kedudukan Modul ................................................................................ 4.iv
BAB I Pendahuluan ................................................................................... 4.1
A. Deskripsi ................................................................................... 4.1
B. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................... 4.1
C. Tujuan Akhir .............................................................................. 4.2
BAB II Kegiatan Bejajar 1 Sistem Pencernaan Pada Manusia ............... 4.3
A. Tujuan Antara ............................................................................ 4.3
B. Uraian Materi ............................................................................. 4.3
C. Lembar Kerja ............................................................................. 4.7
D. Alat dan Bahan .......................................................................... 4.7
BAB III Kegiatan Bejajar 2 Pecahan dan Pembelajarannya .................... 4.8
A. Tujuan Antara ............................................................................ 4.8
B. Uraian Materi ............................................................................. 4.8
C. Lembar Kerja ............................................................................. 4.20
D. Lembar Latihan ......................................................................... 4.20
BAB IV Kegiatan Bejajar 3 Kedisiplinan .................................................... 4.21
A. Tujuan Antara ............................................................................ 4.21
B. Uraian Materi ............................................................................. 4.21
C. Lembar Kerja ............................................................................. 4.24
D. Lembar Latihan ......................................................................... 4.25
E. Kunci Jawaban .......................................................................... 4.25
BAB V Kegiatan Bejajar 4 Materi Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia SD 4.26
A. Tujuan Antara ............................................................................ 4.26
B. Uraian Materi ............................................................................. 4.26
C. Lembar Kerja ............................................................................. 4.29
D. Lembar Latihan ......................................................................... 4.30
Asesmen ..................................................................................................... 4.40
Kunci Jawaban .................................................................................................. 4.43
Daftar Pustaka ................................................................................................... 4.44
Peristilahan / Glossary ................................................................................. 4.45




4.iv

PETA KEDUDUKAN MODUL























Kesehatan
Menghitung
persentase dan
kebutuhan energi
yang dibutuhkan
tubuh setiap hari.
Mendisiplinkan diri
untuk menjaga
kesehatan tubuh.
Menjaga keseimbangan
antara kebutuhan tubuh
dan makanan yang
diperlukan.
Membelajarkan
menyimak, berbicara,
membaca, menulis dan
sastra pada wacana
dengan tema kesehatan
dan kesehatan kerja.

4.1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi

Menurut Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan), kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Memiliki tubuh yang sehat merupakan keinginan setiap orang,
karena dengan tubuh yang sehat, maka kita dapat melakukan berbagai aktivitas kehidupan
sesuai profesi kita masing-masing.
Ukuran sehat yaitu ketika kita mampu menjaga daya tahan tubuh dari berbagai
serangan penyakit. Untuk menjaga agar tubuh tetap sehat, maka perlu ada pemeliharaan
kesehatan. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan.
Kita harus selalu menjaga agar tubuh tetap bugar dan mempunyai daya tahan yang tinggi
terhadap berbagai serangan penyakit.
Untuk menjaga agar tubuh kita tetap sehat dalam melakukan berbagai aktivitas
kehidupan, maka kita harus mempelajari beberapa pengetahuan terkait, diantaranya
sebagai berikut:
1. Cara menjaga keseimbangan antara kebutuhan tubuh dan makanan yang diperlukan.
2. Cara kita mendisiplinkan diri untuk menjaga kesehatan tubuh.
3. Cara menghitung persentase dan kebutuhan energi yang dibutuhkan tubuh setiap hari.
4. Cara membelajarkan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan sastra pada wacana
dengan tema kesehatan.

B. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul ini disusun dan dipersiapkan sebagai bahan pendidikan dan latihan profesi
guru kelas SD. Penyajian modul disusun berbasis tema. Dalam modul ini terdapat lima
tema yaitu (1) tema makhluk hidup dan lingkungan, (2) tema globalisasi, (3) tema
kewirausahaan, (4) tema kesehatan, dan (5) tema peristiwa. Pemilihan tema dan
subtansi materi dalam tema telah diusahakan sesuai dengan tema-tema di SD.
Agar Anda berhasil dalam mempelajari modul ini, ikutilah petunjuk belajar berikut:
1. Pelajari peta kedudukan modul (jaringan tema) pada masing-masing modul.
2. Bacalah deskripsi pada masing-masing modul.
3. Bacalah setiap uraian dan contoh yang menyertainya dengan cermat sampai Anda
memahami pesan dan ide yang disampaikan dalam materi tersebut.
4. Kerjakan smua kegiatan / praktik untuk memahami modul.
5. Diskusikan dengan teman-teman Anda dalam mengatasi materi-materi yang belum
Anda pahami.
6. Kerjakan semua soal latihan yang terdapat di akhir modul ini dengan sikap disiplin
dan mandiri.
Selamat belajar semoga sukses.
4.2

C. Tujuan Akhir
Menguasai substansi dan metodologi pembelajaran tema Kesehatan secara holistik.

4.3

BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

A. Tujuan Antara
1. Menyebutkan paling sedikit 8 organ pencernaan manusia.
2. Menjelaskan mekanisme pencernaan pada manusia.
3. Menjelaskan gangguan kesehatan pada system pencernaan manusia.
4. Menunjukkan kemauan untuk menjaga kesehatan tubuh.

B. Uraian Materi
Kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh pola makan sehari-hari. Agar
manusia tetap sehat maka sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan seimbang.
Seimbang mengandung arti (1) keseimbangan antara jenis-jenis makanan, dan (2)
seimbang antara makanan yang dikonsumsi sesuai dengan jumlah kebutuhan.
Proses pencernaan pada manusia merupakan suatu proses yang melibatkan
organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Proses pencernaan,
organ-organ pencernaan, dan kelenjar pencernaan merupakan sistem. Sistem
pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan
yang siap diserap oleh sel-sel tubuh.
Selanjutnya marilah kita pelajari alat-alat pencernaan yang terdiri atas saluran
pencernaan yang memanjang mulai dari mulut hingga ke anus dan kelenjar
pencernaan.
1. Saluran pencernaan
Saluran pencernaan atau alat-alat pencernaan terdiri dari mulut (rongga mulut),
tekak, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
a. Rongga Mulut
Pada rongga mulut makanan mulai dicernakan baik secara mekanis maupun
secara kimiawi. Pencernaan secara mekanis dikunyah oleh gigi dan lidah.
Pencernaan secara kimiawi dilakukan oleh kelenjar air ludah (glandula
salivales).
b. Lidah (Lingua)
Dalam proses pencernaan lidah mempunyai beberapa fungsi penting, yaitu
(1) membantu mengaduk makan yang ada di dalam rongga mulut, (2)
membantu mendorong makanan pada waktu menelan, (3) mempertahankan
makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat makanan
dikunyah, (4) sebagai indra pengecap.
c. Tekak (Faring)
Tekak (faring) merupakan bagian belakang mulut yang sekaligus merupakan
bagian atas tenggorokan. Pada faring terdapat lubang yang terletak dibagian
yang menuju tenggorokan. Lubang ini disebut glotis. Glotis mempunyai klep
yang disebut epiglotis. Epiglotis bersifat lentur dan berfungsi untuk mencegah
makanan masuk ke dalam saluran pernapasan. Hal tersebut dapat terjadi
4.4

dengan cara epiglottis menutup saluran pernapasan sehingga makanan
masuk ke dalam kerongkongan. Panjang faring kira-kira 7 cm. Makanan yang
sudah dicerna kemudian akan masuk ke dalam kerongkongan.


Gambar 4.2.1 Struktur pencernaan makanan pada manusia
sumber:http://ezzahhidayati.blogspot.com/2011/05/bab-v-sistem-
pencernaan-makanan.html

d. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan merupakan saluran panjang ( 25 cm) yang tipis sebagai jalan
bolus dari mulut menuju ke lambung. Pada kerongkongan tidak terjadi proses
pencernaan. Masuknya makanan dari kerongkongan ke lambung disebabkan
oleh gerak peristaltik. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi
otot secara bergantian pada lapisan otot polos yang tersusun secara
memanjang dan melingkar.
e. Lambung (Ventrikel)
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan berupa kantung besar
terletak dalam rongga perut di sebelah bawah tulang rusuk terkhir agak ke
kiri. Di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi dengan bantuan
enzim yang disebut pepsin. Pepsin berperan mengubah protein menjadi
pepton. Saat terjadi proses pencernaan pada lambung, otot-otot dinding
lambung berkontraksi. Hal tersebut menyebabkan makanan akan tercampur
dan teraduk dengan enzim serta asam klorida. Secara bertahap, makanan
akan menjadi berbentuk bubur atau kim. Kemudian, makanan yang telah
4.5

mengalami pencernaan akan bergerak sedikit demi sedikit ke dalam usus
halus.
Di dalam lambung terdapat asam klorida (HCl) atau getah lambung atau
asam lambung yang menyebabkan lambung menjadi asam. Asam lambung
dihasilkan oleh dinding lambung. Asam lambung memiliki beberapa fungsi
berikut (http://biologi.blogsome.com/2011/01/05/sistem-pencernaan-pada-
manusia/) antara lain (1) mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam
getah lambung, misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin, (2)
mengasamkan lambung sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk
ke lambung, (3) mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung
dan usus dua belas jari, dan (4) merangsang sekresi getah usus.
f. Usus Halus (Intestinum Tenue)
Usus halus bentuknya berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 8,25 meter,
lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus.
Vili berfungsi memperluas permukaan usus halus sehingga berpengaruh
terhadap proses penyerapan sari makanan ke dalam peredaran darah. Usus
halus terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) usus dua belas jari (deudenum)
panjangnya sekitar 0,25 m, (2) usus kosong (yeyenum) panjangnya sekitar 7
m, dan (3) usus penyerapan (ileum) panjangnya sekitar 1 m. Pencernaan
yang terjadi di dalam usus halus bersifat pencernaan kimiawi. Di dalam usus
halus terdapat vili yang berfungsi menyerap sari-sari makanan.. penyerapan
terdapat bagian yang di sebut vili. Vili banyak mengandung pembuluh darah
sebagai sarana transportasi. Selama di usus halus, semua molekul pati
dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Molekul-
molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam amino. Molekul
lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak. Getah pankreas
yang berasal dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke
usus halus. Dalam getah pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase
yang membantu dalam pemecahan lemak, tripsin membantu dalam
pemecahan protein, dan amilase membantu dalam pemecahan pati.
1) Penyerapan Karbohidrat.
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida. Monosakarida yang sangat
penting adalah glukosa. Glukosa disalurkan ke seluruh tubuh yang
membutuhkan melalui peredaran darah untuk dioksidasi sehingga
menghasilkan energy guna melakukan aktivitas hidup. Kelebihan glukosa
diubah menjadi glikogen sebagai cadangan energi.
2) Penyerapan Protein.
Protein diserap dalam bentuk asam amino oleh kapiler darah usus. Dari
usus, asam amino diangkut ke hati dan di dalam hati asam amino akan
diubah sesuai dengan kebutuhan.
3) Penyerapan Lemak
Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserin.Asam lemak dan
gliserin diserap oleh pembuluh kil.Mekanisme penyerapan lemak adalah
sebagai berikut.
4.6

a) Asam lemak direaksikan dengan asam karbonat membentuk senyawa sabun
yang diserap oleh sel jonjot usus.
b) Gliserin diserap oleh sel jonjot usus.
c) Di dalam sel jonjot usus dilepaskan asam karbonat sedangkan asam lemak
dan gliserin membentuk lemak. Kemudian lemak diangkut oleh pembuluh kil
menuju ke vena bawah selangka.
g. Usus Besar (intestinum Crassum)
Usus besar terdiri atas usus tebal (kolon) dan poros usus (rektum).Makanan
yang kita makan tidak semuanya diserap oleh ileum. Makanan yang tidak
diserap ini akan masuk ke dalam kolon dan di dalam kolon, sisa makanan
akan dibususkkan oleh bakteri Escherichia coli yang terdapat di dalam kolon.
h. Anus
Anus adalah lubang yang merupakan muara akhir dari saluran pencernaan.
Dinding anus terdiri atas dua lapis otot, yaitu otot lurik dan otot polos. Otot
lurik yaitu lapisan otot yang langsung membatasi lubang anus, sedangkan
otot polos yaitu yang terdapat di dalamnya.
2. Gangguan Pada SistemPencernaan Manusia
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola
makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan.Di antara
gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis,
kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
a. Diare
Diare merupakan gangguan yang disebabkan infeksi pada kolon. Infeksi ini
terjadi karena bakteri tertentu (misalnya E.coli, V.cholerae, dan Aeromonas
sp.) atau sebab-sebab lain misalnya stes, makanan tertentu. Hal tersebut
mengganggu proses penyerapan air sehingga feses keluar dalam bentuk
cair. Mekanisme diare apabila kim dari lambung mengalir ke usus halus
terlalu cepat maka feses banyak mengandung air. Diare dalam waktu lama
menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi
dehidrasi.
b. Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus halus bergerak sangat lambat.
Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan
kering. Sembelit disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang
berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
c. Tukak Lambung / maag (Ulkus)
Mag adalah peradangan yang terjadi pada dinding lambung. Hal tersebut
disebabkan asam (HCl) yang dihasilkan lambung terlalu banyak sehingga
mengikis dinding lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya
dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Tukak lambung
dapat pula disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
4.7

Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai
berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).
Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang
lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang
disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul
rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau
lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada
akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain
pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula
apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
C. Lembar Kerja
Lembar kerja I.
1. Perhatikan tayangan video animasi proses pencernaan pada manusia.
2. Catat mekanisme perjalanan bahan makanan mulai dari mulut sampai dengan
anus.
Lembar kerja II.
1. Diskusikan hasil pengamatan dengan teman dalam kelompok.
2. Ambil kartu-kartu gambar dalam amplop.
3. Pisahkan kartu-kartu gambar menurut jenis makanan.
4. Buatlah tabel dan tuliskan nama-nama jenis makanan sesuai tabel.
5. Lakukan presentasi di depan kelas.
Lembar kerja III.
A. Dengan menggunakan kartu gambar susunlah komposisi menu makanan untuk
konsumsi :
a. Sarapan pagi.
b. Makan siang.
c. Makan malam.
B. Tuliskan penjelasan alasan pemilihan komposisi.

D. Alat dan bahan
1. Video animasi proses pencernaan pada manusia.
2. Paket kartu gambar makanan 1 amplop berisi :
a. Kartu gambar makanan pokok = 5 macam
b. Kartu gambar lauk = 5 macam
c. Kartu gambar sayuran = 5 macam
d. Kartu gambar buah-buahan = 5 macam
e. Kartu gambar susu = 5 macam




4.8

BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
PECAHAN DAN PEMBELAJARANNYA

A. Tujuan Antara
1. Membedakan jenis-jenis pecahan.
2. Menjelaskan sifat-sifat operasi hitung pada pecahan.
3. Menentukan hasil operasi hitung campuran pecahan.
4. Menggunakan media atau alat peraga yang tepat untuk menyampaikan
pembelajaran pecahan dan operasinya kepada siswa SD.

B. Uraian Materi
Menurut Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan), kesehatan
adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Memiliki tubuh yang sehat
merupakan keinginan setiap orang, karena dengan tubuh yang sehat, kita dapat
melakukan berbagai aktivitas kehidupan sesuai profesi kita masing-masing.
Keadaan kesehatan rakyat Indonesia pada umumnya belum
memuaskan. Berdasarkan beberapa hasil penelitian didapat bahwa 30-40%
masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35%
kekurangan zat besi tanpa anemia (Evy Nurhidayah, 2012). Kondisi kesehatan
seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan
produktivitas yang optimal.
Untuk menjaga agar tubuh kita tetap sehat sehingga dapat melakukan
berbagai aktivitas kehidupan, kita harus mengetahui kebutuhan energi tubuh
kita setiap harinya. Sebagai contoh kita harus mengetahui berapa persen
kebutuhan karbohidrat, protein, lemak dan vitamin setiap harinya. Terkait hal itu
kita harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang jenis makanan dan
kandungan gizinya serta mampu menghitung kebutuhan gizi yang kita perlukan.
Untuk dapat menghitung berapa kebutuhan energi yang kita butuhkan,
seperti persen kebutuhan karbohidrat, protein, lemak dan vitamin setiap
harinya, kita harus mengetahui tentang hitung campuran, khususnya pada
pecahan. Oleh karena itu, marilah kita membahas mengenai pecahan dan cara
pembelajarannya.
1. Pecahan
Pecahan adalah suatu bilangan yang dapat ditulis melalui pasangan
terurut dari bilangan bulat a dan b, dan dilambangkan dengan
b
a
, dengan b =
0. Pada pecahan
b
a
, a disebut pembilang dan b disebut penyebut.

4.9

2. Jenis-jenis Pecahan
Ditinjau dari perbandingan besar nilai pembilang dan penyebut,
pecahan dibedakan menjadi dua (2) yaitu :
a. Pecahan Sejati (Pecahan Murni)
Pecahan sejati adalah pecahan yang nilai positif pembilang lebih kecil dari
nilai positif penyebut.
Contoh 1.
3
2
, -
7
5
,
10
9
adalah contoh-contoh bilangan pecahan sejati
b. Pecahan Tidak Sejati (Pecahan Campuran)
Pecahan tidak sejati adalah pecahan yang nilai positif pembilang lebih
besar dari nilai positif penyebut.
Contoh 2.
7
10
, -
9
12
, 2
4
1
adalah contoh-contoh bilangan pecahan tak
sejati.
Pecahan tak sejati
7
10
dapat ditulis dalam bentuk
7
3
1 , yang berarti
7
10
=
7
3
1 . Pecahan dalam bentuk
7
3
1 disebut pecahan campuran. Jadi
pecahan campuran adalah pecahan yang penulisannya merupakan
gabungan dari bilangan bulat dan pecahan sejati.
Ditinjau dari nilai pembilang atau penyebutnya, dan hubungan antara
pembilang dan penyebut, pecahan dibedakan menjadi:
1) Pecahan Sederhana
Pecahan sederhana adalah pecahan yang FPB (Faktor Persekutuan
Terbesar) dari pembilang dan penyebutnya adalah 1.
Contoh 3. -
5
7
;
3
2
;
3
5
adalah contoh-contoh pecahan sederhana
karena FPB dari pembilang dan penyebutnya adalah 1.
2) Pecahan Senama
Pecahan senama adalah pecahan yang penyebutnya sama.
Contoh 4.
4
2
;
4
3
;
4
1
adalah contoh-contoh pecahan senama karena
penyebutnya sama.
3) Pecahan Desimal
Pecahan desimal adalah pecahan yang penyebutnya berbentuk
n
10
atau jumlahan dari pecahan-pecahan yang penyebutnya berbentuk
n
10 dengan n bilangan asli.
Contoh 5.
10
1
;
100
1
;
1000
1
;
100
2
; 0,03 adalah contoh-contoh pecahan
desimal.

4.10

3. Penjumlahan Pecahan
Diketahui
b
a
dan
d
c
bilangan-bilangan pecahan dengan b 0, d 0.
Penjumlahan dari
b
a
dan
d
c
, ditulis
b
a
+
d
c
, didefinisikan dengan:
bd
bc ad
d
c
b
a +
= + .
Contoh 6.

20
23
20
8 15
5 4
2 4 5 3
5
2
4
3
=
+
=

+
= +
Teorema 1
Jika
c
a
dan
c
b
pecahan-pecahan dengan c 0, maka
c
a
+
c
b
=
c
b a +
.
Contoh 7.
7
5
+
21
8
=
21 . 7
21 . 5
+
21 . 7
7 . 8
=
147
105
+
147
56
=
147
161

Sifat-sifat penjumlahan pecahan:
1) Tertutup, yaitu jika x dan y pecahan-pecahan maka x + y juga pecahan.
2) Pertukaran (Komutatif), yaitu jika x dan y pecahan-pecahan maka berlaku
x + y = y + x.
3) Sifat Asosiatif (Pengelompokan), yaitu jika x, y dan z pecahan-pecahan
maka (x + y) + z = x + (y + z).
4) Mempunyai elemen identitas yaitu 0, dan berlaku x + 0 = 0 + x = x untuk
setiap pecahan x.
4. Pengurangan Pecahan
Diketahui
b
a
dan
d
c
pecahan-pecahan dengan b = 0, d = 0, penguranga
b
a
dengan
d
c
, ditulis
b
a
-
d
c
, didefinisikan
b
a

d
c
=
bd
bc ad
.
Teorema 2
Jika
c
a
dan
c
b
pecahan-pecahan dengan c = 0 maka
c
a

c
b
=
c
b a
.
Pada pengurangan yang berlaku hanya sifat tertutup, yaitu jika x dan y
pecahan-pecahan maka x y pecahan.
5. Perkalian Pecahan
Diketahui
b
a
dan
d
c
pecahan-pecahan dengan b = 0, d = 0. Perkalian
b
a
dengan
d
c
ditulis
b
a

d
c
didefinisikan
b
a
.
d
c
=
bd
ac
.
4.11

Sifat-sifat Operasi Perkalian :
a. Pertukaran (komutatif), yaitu jika x dan y pecahan-pecahan maka x . y = y .
x
b. Tertutup, yaitu jika x dan y pecahan-pecahan maka x . y juga pecahan.
c. Assosiatif (pengelompokan), yaitu jika x, y dan z pecahan-pecahan maka
(x.y)z = x (y . z).
d. Mempunyai elemen identitas 1, yaitu jika x pecahan maka x . 1 = 1 . x = x
e. Setiap elemen mempunyai invers, yaitu jika x =
b
a
pecahan dengan a = 0
dan b = 0 maka x mempunyai invers terhadap operasi perkalian yaitu
a
b

dan berlaku
b
a
.
a
b
=
a
b
.
b
a
= 1
f. Sifat Distributif (Penyebaran)
1) Distributif (penyebaran) kiri, yaitu jika a, b dan c pecahan-pecahan,
maka a(b+c) = ab +ac.
2) Distributif (penyebaran) kanan, yaitu jika a, b dan c pecahan-pecahan,
maka (b+c) a= ba + ca.

6. Pembagian Pecahan
Diketahui
b
a
dan
d
c
pecahan-pecahan dengan b = 0, c = 0, d = 0.
Pembagian
b
a
dengan
d
c
ditulis
b
a
:
d
c
didefinisikan
b
a
:
d
c
=
b
a
x
c
d


7. Pecahan Ekuivalen
Adalah pecahan yang mempunyai nilai yang sama atau pecahan yang senilai
atau seharga. Sifat-sifat pecahan ekuivalen:
a. Pecahan
b
a
dan
d
c
, dengan b 0 dan d 0 dikatakan pecahan
ekuivalen ditulis
b
a
=
d
c
jika hanya jika a d = b c.
Contoh 8.
3
2
=
15
10
sebab 2 15 = 3 10
b. Pecahan
b
a
dan
d
c
, dengan b 0 dan d 0 dikatakan pecahan
ekuivalen ditulis
b
a
=
d
c
jika dan hanya jika c = m a dan d = m b
untuk suatu bilangan bulat m.
Contoh 9.
3
2
=
15
10
sebab 10 = 2 5 dan 15 = 3 5
4.12

8. Relasi Urutan Pecahan
Diketahui
b
a
dan
d
c
adalah pecahan-pecahan dengan. Pecahan
b
a

dikatakan kurang dari
d
c
, ditulis
b
a
<
d
c
jika terdapat pecahan positif
f
e

sehingga berlaku
d
c
=
b
a
+
f
e
.
Contoh 10.
12
8
<
12
9
sebab terdapat pecahan positif
12
1
sehingga berlaku
12
9
=
12
8
+
12
1
.
Teorema 3
Diketahui
c
a
dan
c
b
adalah pecahan-pecahan dengan c > 0. Pecahan
c
a

dikatakan kurang dari
c
b
, yaitu
c
a
<
c
b
jika dan hanya jika a < b.
Contoh 11.
a.
3
2
<
3
5
sebab 3 > 0 dan 2 < 5
b.
4
5
<
4
1
sebab 4 > 0 dan -5 < -1
Teorema 4
Diketahui
b
a
dan
d
c
pecahan-pecahan dengan b > 0 dan d > 0.
b
a
<
d
c
a d < b c.
Contoh 12. Perhatikan bahwa
3
2
<
5
4
sebab 2 5 < 3 4.
Penyelidikan :







9. Pembelajaran Pecahan
Untuk memperkenalkan konsep pecahan kepada siswa SD/MI perlu
diberikan peragaan dengan mengambil contoh pengalaman-pengalaman
15
10
<
15
12

3
2
=
15
10

5
4
=
15
12

4.13

yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Peragaan yang dapat
dipakai untuk menanamkan konsep pecahan beserta operasi-operasinya di
antaranya: 1) Benda konkret, 2) Luas daerah, dan 3) Garis Bilangan.
Contoh 13. (Pecahan didasarkan atas himpunan bagian)
Misal Amir mempunyai 9 kelereng, dengan perincian 2 kelereng berwarna
hitam dan 7 kelereng berwarna putih.



Perbandingan banyaknya kelereng yang berwarna hitam terhadap
keseluruhan kelereng adalah 2 : 9 atau
9
2
. Sedangkan perbandingan
banyaknya kelereng yang berwarna putih terhadap keseluruhan kelereng
adalah 7 : 9 atau
9
7
.
Contoh 14. (Pecahan didasarkan atas pembagian benda)




Daerah persegi panjang tersebut dibagi menjadi 3 bagian yang sama
besarnya. Daerah yang diarsir menempati 1 bagian dari 3 bagian
keseluruhan. Oleh karena itu daerah yang diarsir menyatakan pecahan
3
1
.
10. Pembelajaran Pecahan Senilai
Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang cara penulisannya
berbeda tetapi mempunyai nilai yang sama atau menyatakan bilangan yang
sama. Secara matematika, dua pecahan
b
a
dan
d
c
dikatakan senilai, ditulis
b
a
=
d
c
jika a d = b c. Pecahan senilai disebut juga dengan pecahan
ekuivalen.
Contoh 15.
Satu bagian dari 2 bagian ditulis
2
1


Dua bagian dari 4 bagian ditulis
4
2


Empat bagian dari 8 bagian ditulis
8
4

4.14

Jika dibandingkan yaitu dengan cara menghimpitkan daerah yang satu
dengan daerah yang lain maka akan diperoleh bahwa ketiga daerah yang
diarsir pada diagram tersebut sama besar. Oleh karena pecahan-pecahan
yang menyatakan ketiga daerah tersebut ekuivalen satu dengan yang lain,
yaitu
2
1
=
4
2
=
8
4
.

11. Pembelajaran Membandingkan Pecahan
Terdapat beberapa cara mengurutkan pecahan, yaitu:
(1). Dengan membandingkan besar daerah yang mewakili suatu pecahan.
(2). Dengan membandingkan letak titik pada garis bilangan yang mewakili
suatu pecahan.
(3). Dengan menyamakan penyebutnya, dengan menggunakan pecahan
senama
Contoh 16. Bandingkan
3
2
dan
6
5
.
Pembahasan:
Cara I:
........ (1) Dua bagian dari 3 bagian ditulis
3
2

...... (2) Lima bagian dari 6 bagian ditulis
6
5

Apabila dibandingkan besarnya daerah yang menyatakan pecahan
3
2
yaitu
daerah (1) dengan daerah yang menyatakan pecahan
6
5
yaitu daerah (2),
maka terlihat bahwa daerah (2) lebih besar (lebih menjorok ke kanan)
daripada dearah (1). Oleh karena itu diperoleh bahwa
3
2
<
6
5
.


Cara II:







3
1
3
2
1
3
3
=
0
6
2
6
4
1
6
6
=
0
6
5
4.15

Berdasarkan garis bilangan tersebut dapat dilihat bahwa titik yang mewakili
bilangan
6
5
letaknya di sebelah kanan titik yang mewakili bilangan
3
2
. Jadi
diperoleh
3
2
<
6
5
.
12. Pembelajaran Penjumlahan Pecahan
a. Penjumlahan Pecahan dengan Penyebut Sama
Contoh 17.
4
1
+
4
2
= ........

+ =



4
1
+
4
2
=
4
3

Diperoleh
4
1
+
4
2
=
4
3
=
4
3 1+

b. Penjumlahan Pecahan dengan Penyebut Berbeda
Untuk menjumlahkan pecahan yang penyebutnya berbeda, kita harus
mencari pecahan-pecahan yang senilai dengan pecahan terjumlah maupun
penjumlah sehingga diperoleh pecahan-pecahan yang penyebut sama.
Contoh 18.
2
1
+
3
2
=............
Pembahasan: Cara I





2
1

3
2






6
3
2
1
=
6
4
3
2
=




Berdarakan diagram terlihat bahwa daerah hasil penggabungan menempati
7 bagian dari 6 bagian keseluruhan.
+
+
4.16

diambil
4
2
bagian
Oleh karena itu diperoleh:
2
1
+
3
2
=
6
7
6
4 3
6
4
6
3
=
+
= +
Cara II:
Perhatikan bahwa
2
1
=
4
2
=
6
3
=
8
4
= ....
Juga diperoleh bahwa
3
2
=
6
4
=
9
6
=
12
8
= ....
Jadi
2
1
+
3
2
=
6
3
+
6
4
=
6
4 3+
=
6
7

13. Pembelajaran Pengurangan Pecahan
a. Pengurangan Pecahan dengan Penyebut Sama
Contoh 19.
4
3
-
4
2
= ........






Diperoleh:
4
3
-
4
2
=
4
2 3
4
1
= =

b. Pengurangan Pecahan dengan Penyebut Berbeda
Untuk melakukan pengurangan pecahan yang penyebutnya
berbeda, kita harus mencari pecahan-pecahan yang senilai dengan
pecahan terkurang maupun pengurang sehingga diperoleh pecahan-
pecahan yang penyebut sama, kemudian dijumlahkan pembilangnya dan
dibagi dengan penyebutnya.
Contoh 20.
3
2
-
2
1
=............
Pembahasan:
Cara I:



3
2

6
4
3
2
=





4
1
Diubah
Diambil
6
3
2
1
=
4.17

Berdarakan diagram terlihat bahwa daerah hasil pengurangan menempati
1 bagian dari 6 bagian keseluruhan. Oleh karena itu diperoleh:
3
2
-
2
1
=
6
1
6
3 4
6
3
6
4
=

=
Cara II:
Perhatikan bahwa
2
1
=
4
2
=
6
3
=
8
4
= ....
Juga diperoleh bahwa
3
2
=
6
4
=
9
6
=
12
8
= ....
Jadi
3
2
-
2
1
=
6
4
-
6
3
=
6
3 4
=
6
1


14. Pembelajaran Perkalianan Pecahan
a. Perkalian Bilangan Asli dengan Pecahan
Contoh 21. 3
2
1
= ....
Pembahasan:

+ +











Berdarakan diagram terlihat bahwa daerah hasil penggabungan
menempati 6 bagian dari 4 bagian keseluruhan atau
4
6
atau dapat
dipandang sebagai 1 utuh ditambah
2
1
atau
2
1
1 .
Hal ini berarti bahwa 3
2
1
=
2
1
1 =
2
3
=
2
1
+
2
1
+
2
1
.

b. Perkalian Pecahan degan Bilangan Asli
Contoh 22. 6
3
2
= ....
Pembahasan:
Digabung menjadi
4.18

6
3
2
dapat diartikan sebagai
3
2
bagian dari 6.








Garis bilangan dari 0 sampai 6 dibagi menjadi 3 bagian yang sama, dan
3
2
bagiannya ternyata sama dengan 4. Jika setiap skala dibagi lagi
menjadi 3 bagian yang sama, maka posisi 4 akan menempati 12 bagian
dari 3 bagian atau
3
12
.
Jadi 6
3
2
= 4 =
3
12
=
3
6 2


c. Perkalian Pecahan dengan Pecahan
Contoh 23.
5
2
4
3
= .....
Pembahasan:














Untuk menentukan hasilnya ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Pembilang : Banyaknya daerah persegi panjang yang merupakan irisan
dari daerah yang dibatasi oleh
5
2
dan
4
3
.
Penyebut : Banyaknya daerah persegi panjang pada daerah persegi
yang panjang sisi-sisinya satu satuan panjang.
0 2 4 6
Dibagi menjadi 3 bagian yang sama
Menempati 2 bagian dari 3 bagian
keseluruhan
1
5
5
=
4
3
1
4
4
=
5
2
0
4.19

Daerah yang panjang dan lebarnya sama dengan satu ternyata dibagi
menjadi 20 bagian yang sama. Sedangkan daerah persegi panjang yang
panjangnya
5
2
dan lebarnya
4
3
menempati 6 bagian dari 20 bagian
keseluruhan.
Jadi
5
2
4
3
=
20
6
=
5 4
2 3

.
15. Pembelajaran Pembagian Pecahan
a. Pembagian Bilangan Asli dengan Pecahan
Contoh 24. 3 :
2
1
= ....
Pembahasan:
3 :
2
1
dapat diartikan sebagai: berapa banyaknya
2
1
-an di dalam 3.











Berdasarkan diagram terlihat bahwa apabila 3 dibagi-bagi ke dalam
2
1
-an
diperoleh 6 buah pecahan
2
1
-an. Jadi 3 :
2
1
= 6 =
1
2
3 .
b. Pembagian Pecahan degan Bilangan Asli

Contoh 25.
2
1
: 2 = ....





Berdasarkan diagram dapat dilihat bahwa
2
1
apabila dibagi 2 akan
memperoleh 2 buah
4
1
-an. Jadi
2
1
: 2 =
4
1
=
2
1
2
1
.
Dipecah menjadi beberapa buah
2
1
-an
4.20

c. Pembagian Pecahan dengan Pecahan
Contoh 26.
4
1
:
2
1
= .....
Pembahasan:
4
1
:
2
1
dapat diartikan sebagai: ada berapa buah
4
1
-an di
dalam
2
1
, diperagakan:




Berdasarkan diagram dapat dilihat bahwa
2
1
apabila dibuat menjadi
4
1
-
an akan memperoleh 2 buah
4
1
-an. Jadi
4
1
:
2
1
= 2 =
1
4
2
1


C. Lembar Kerja
1. Bagaimana cara menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan pada
pecahan yang selama ini Anda lakukan? Bandingkan dengan cara yang
dibahas dalam modul ini.
2. Diskusikan dengan teman Anda, bagaimana cara menanamkan konsep
pecahan ekuivalen.
3. Diskusikan dengan teman Anda, bagaimana cara menanamkan konsep
perkalian dan pembagian pada pecahan dengan model luas daerah.

D. Lembar Latihan
1. a. Dengan menggunakan model garis bilangan, berikan penjelasan untuk
menerangkan kepada siswa SD bahwa
9
3
6
2
3
1
= =
b. Dengan menggunakan model luas daerah pada bidang datar, berikan
penjelasan untuk menerangkan kepada siswa SD bahwa
12
35
4
1
1
3
1
2 = .
2. Selesaikan dengan proses dan langkah-langkah yang tepat!
a. Ubahlah pecahan
30
11
ke dalam bentuk penjumlahan dua pecahan,
masing-masing pembilangnya satu.
b. Dengan menggunakan sifat asosiatif dan distributif, hitunglah nilai dari
4
1
16
7
5
17 .


4.21

BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
KEDISIPLINAN

A. Tujuan Antara
1. Prinsip sila pertama adalah ketuhanan yang maha esa.
2. Contoh sikap atau perilaku yang mencerminkan sila pertama pancasila
adalah pengakuan adanya berbagai agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.

B. Uraian Materi
Apa disiplin itu ?
Kata kedisiplinan berasal dari bahasa Latin yaitu discipulus, yang berarti
mengajari atau mengikuti yang dihormati. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2007), dinyatakan bahwa disiplin adalah :
1. Tata tertib (di sekolah, di kantor, dan sebagainya).
2. Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib.
3. Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu
Sedangkan menurut Blanford (1998 ) dalam Zaenal Aqib disiplin adalah
pengembangan mekanisme internal diri siswa sehingga dapat mengatur dirinya
sendiri. Kebutuhan siswa menurut Banford (1998 ) adalah rasa aman, rasa
memiliki , harapan , kehormatan , kesenangan dan kompetensi .Kebutuhan
tersebut bila tidak terpenuhi maka terjadilah berbagai penyimpangan perilaku
atau masalah disiplin .
Pada hakekatnya, disiplin merupakan hal yang dapat dilatih. pelatihan
disiplin diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter atau keteraturan,
dan efisiensi. Jadi secara singkat dapat disimpulkan bahwa disiplin
berhubungan dengan pengendalian diri supaya dapat menbedakan mana hal
yang benar dan mana hal yang salah sehingga dalam jangka panjang
diharapkan bisa menumbuhkan perilaku yang bertanggung jawab.Sayangnya
disiplin disekolah didefinisikan dengan prosedur yang terfokus pada
konsekuensi pemberian hukuman. Riset menunjukkan bahwa memberikan
hukuman saja tidak cukup untuk menekan perilaku menyimpang dan
mengembangkan perilaku prososial siswa. Paradigma baru tentang disiplin
yaitu langkah-langkah atau upaya guru , kepala sekolah , orang tua dan siswa
ikut mengembangkan keberhasilan perilaku siswa secara akademik maupun
sosial . Jadi disiplin dijadikan alat menuju keberhasilan untuk semua guru guru
dan siswa di berbagai situasi .Sekolah hendaknya tidak menggunakan
penanganan perilaku secara individu dan terpisah-pisah , melainkan dengan
pendekatan sistem disiplin yang menyeluruh . Menurut Zainal Aqib(2011;19 )
langkah-langkah pendekatan sistem disiplin menyeluruh adalah sebagai berikut
; a) perilaku yang diharapkan didefinisikan atau dirumuskan dengan jelas b)
4.22

perilaku yang diharapkan ,diajarkan dalam kontek yang sesungguhnya. c )
perilaku yang sudah sesuai dengan harapan dihargai secara teratur.d ) perilaku
yang menyimpang dikoreksi secara proaktif dan dengan prosedur yang jelas.
Pendekatan sistem disiplin yang menyeluruh ini harus didukung secara aktif
oleh semua warga sekolah .
Ciri-ciri sekolah yang disiplin, aman dan nyaman menurut Zainal Aqib
(2011) adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan fisik sekolah aman dan nyaman(gedung sekolah, kelas ,
laboratorium dan halaman sekolah )
2. Warga sekolah saling mendukung dan menghargai .
3. Semua warga sekolah menerapkan disiplin yang efektif .
4. Sekolah memberikan pembelajaran terbaik .
5. Warga sekolah mengembangkan sikap persamaan ,keadilan dan saling
pengertian
6. Perilaku dan sikap yang diharapkan sekolah harus diajarkan .
7. Strategi pengelolaan perilaku yang menyimpang sifatnya supportive terhadap
siswa.
8. Adanya program penyembuhan / terapi .
9. Adanya pemodelan / contoh perilaku dan sikap yang diharapkan dari semua
staf sekolah .
10. Adanya hubungan yang baik antara sekolah , orang tua komite sekolah dan
masyaraka

Disiplin merupakan latihan yang diberikan kepada murid supaya mereka
bertindak sesuai dengan peraturan di rumah, sekolah, dan masyarakat. Disiplin
merupakan wujud nyata dari penghargaan kita pada diri sendiri dan orang lain.
Disiplin adalah proses pelatihan pikiran dan karakter, yang meningkatkan
kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan menumbuhkan ketaatan atau
kepatuhan terhadap tata tertib atau nilai tertentu.
Disiplin merupakan salah satu aspek perkembangan seorang individu
yang berkaitan dengan cara untuk mengkoreksi atau memperbaiki dan
mengajarkan anak tingkah laku baik tanpa merusak harga diri anak. Disiplin
adalah beraneka aturan yang menjadi petunjuk dan pegangan kehidupan
beradab suatu masyarakat agar dapat melangsungkan keberadaannya dalam
keadaan aman, tertib, serta terkendali berdasarkan hukum dalam semua aspek
kehidupan.
Aspek-aspek kedisiplinan
Menurut Ahmadi (1991), aspek-aspek kedisiplinan antara lain:
1. Kemampuan pembawaan.
2. Kondisi fisik individu
3. Kondisi psikis
4. Kemampuan
5. Sikap terhadap sesuatu hal
Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar
4.23

Menurut Syah (1995) kedisiplinan belajar dapat dipengaruhi beberapa
faktor antara lain :
1. Lingkungan.
2. Suasana emosional
3. Sikap
4. Hubungan orang tua dan anak.
Macam Macam Kedisiplinan
1. Disiplin dalam Menggunakan Waktu.
Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena
waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa
menggunakan waktu dengan baik.
2. Disiplin dalam Beribadah.
Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-peratuaran yang
terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah
SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh
firman Allah SWT.
3. Disiplin dalam Masyarakat
4. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses
pencapaian tujuan pendidikan, jika sampai terjadi erosi disiplin maka
pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat. Di antara faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah :
a. Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya,
banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup
b. Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan
aturan serta ingin sebebas-bebasnya
c. Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah
d. Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun
e. Longgarnya peraturan yang ada
Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan
belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai
pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang
memadai, untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu
kependidikan akan keguruan sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan
santun dan erosi disiplin.
Macam-macam bentuk disiplin selain seperti yang disebutkan diatas,
disiplin juga terbagi menjadi:
5. Disiplin Diri Pribadi
Apabila dianalisi maka disiplin menganung beberapa unsur yaitu adanya
sesuatu yang harus ditaati atau ditinggalkan dan adanya proses sikap
seseorang terhadap hal tersebut. Disiplin diri merupakan kunci bagi
4.24

kedisiplinan pada lingkungan yang lebih luas lagi. Contoh disiplin diri pribadi
yaitu tidak pernah meninggalkan Ibadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
6. Disiplin Sosial
Pada hakekatnya disiplin sosial adalah Disiplin dari dalam kaitannya dengan
masyarakat atau dalam hubunganya dengan. Contoh prilaku disiplin social
hdala melaksanakan siskaling verja bakti. Senantiasa menjaga nama baik
masyarakat dan sebagaiannya.
7. Disiplin Nasional
Berdasarkan hasil perumusan lembaga pertahanan nasional, yang diuraikan
dalam disiplin nasional untuk mendukung pembangunan nasional. Disiplin
nasional diartikan sebagai status mental bangsa yang tercemin dalam
perbuatan berupa keputusan dan ketaatan. Baik secara sadar maupun
melalui pembinaan terhadap norma-norma kehidupan yang berlaku.
8. Faktor-faktor penghambat terhadap disiplin nasional
a. Banyaknya pengaruh liberalisme, sosialisme, komunisme, fanatisme
yang berlebihan.
b. Teladan pemimpin yang tidak memuaskan.
c. Banyaknya aspirasi masyarakat yang tidak terpenuhi.
9. Upaya menumbuhkan disiplin nasional
a. Keteladanan
b. Teguran
c. Sanksi yang tepat
Contoh pelaksanaan disiplin nasional dalam kehidupan sehari-hari:
1. Masuk dan keluar kantor sesuai waktunya
2. Menindak pelanggaran peraturan lalu lintas
3. Mengenakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh.
Pada dasarnya ada dua dorongan yang mempengaruhi disiplin :
1. Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya
pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin
2. Dorongan yang datangnya dari luar yaitu dikarenakan adanya perintah,
larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya.

C. Lembar Kerja
1. Diskusikan permasalahan dibawah ini dengan teman-temanmu.
2. Carilah contoh tindakan atau perilaku yang tidak disiplin di lingkungan
sekolah maupun di lingkungan masyarakat, beserta solusinya !
3. Laporkan hasil kerja kelompokmu di depan kelas.


4.25

No. Contoh Perilaku Indisipliner Cara mengatasinya


D. Lembar Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud disiplin !
2. Jelaskan macam-macam kedisiplinan !
3. Apakah dorongan yang bisa mempengaruhi kedisiplinan ?

E. Kunci Jawaban
1. Disiplin adalah tata tertib atau ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata
tertib dsb) atau disiplin adalah tindakan yang berhubungan dengan
pengendalian diri, supaya dapat membedakan mana yang benar dan mana
yang salah dan selanjutnya bisa menumbuhkan perilaku yang bertanggung
jawab.
2. Macam-macam kedisiplinan diantaranya :
a. Disiplin dalam menegakkan waktu.
b. Disiplin dalam beribadah.
c. Disiplin dalam bermasyarakat.
d. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Dorongan yang bisa mempengaruhi kedisiplinan yaitu :
a. Dorongan dari dalam diri sendiri yaitu kesadaran.
b. Dorongan dari luar dirinya yaitu perintah, ancaman, dan hukuman.



















4.26

BAB V
KEGIATAN BELAJAR 4
MATERI AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SD

A. Tujuan Antara
Melalui diskusi kelompok tentang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD,
peserta pelatihan dapat merencanakan pembelajaran bahasa dengan baik.

B. Uraian Materi
1. Pembelajaran Menyimak
a. Pendahuluan
Menyimak merupakan kegiatan yang sangat fungsional dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Peranan menyimak dalam kehidupan
manusia untuk:(1) landasan belajar bahasan, (2) penunjang keterampilan
yang lain, yaitu berbicara, membca, dan menulis, (3) pelancar komunikasi
lisan, dan (4) penambah informasi.
Kegiatan menyimak dalam kehidupan manusia untuk: (1)
memperoleh informasi, fakta dan insprasi; (2) membedakan bunyi bahasa
dengan tepat, (3) menikmati dan menghargai pembicaraan; (4) menilai hasil
simakan; dan (5) meningkatkan keterampilan berbahasa.
Sebagai suatu proses, menyimak berlangsung dengan tahapan-
tahapan: (1) mendengarkan, (2) memahami, (3) menginterprestasi; (4)
menilai simakan, dan (5) menanggapi. Sebagai suatu proses, menyimak
berlangsung dengan tahapan-tahapan: (1) mendengarkan; (2) memahami;
(3) menginterprestasi; (4) mengevaluasi; dan (5) meningkatkan keterampilan
berbahasa.
Untuk dapat menyimak dengan baik terhadap bahan simakan
diperlukan kemampuan: (1) memusatkan perhatian; (2) menangkap bunyi;
(3) mengingat; (4) linguistik dan non-linguistik; (5) menilai, dan (6)
menanggapi.
Terdapat sejumlah jenis menyimak, tergantung dari aspek mana
yang ditekankan. Aspek-aspek yang dijadikan dasar pengklasifikasian
menyimak: (1) sumber suara, (2) cara menyimak,(3) taraf hasil simakan; (4)
keterlibatan penyimak dan kemampuan khusus; dan (5) tujuan menyimak.
Dalam menyimak melibatkan beberapa faktor, antara lain: pembicara,
pembicaraan, situasi, dan menyimak. Aktivitas dapat efektif bila faktor-faktor
tersebut memenuhi sejumlah persyaratan antara lain:
1) Pembicara: menguasai materi, berbahasa yang baik dan benar, percaya
diri, berbicara sistematis, gaya berbicara menarik, dan kontak dengan
pendengar.
2) Pembicaraan: aktual, berguna, dalam pusat minat menyimak, sistematis
seimbang dengan taraf kemampuan penyimak.
3) Situasi: ruangan mendukung, waktu tepat, ketenangan terjamin dan
peralatan mudah digunakan.
4.27

4) Penyimak: kondisi sehat dan fisik mental, perhatian terpusat. Tujuan jelas,
minat tinggi, berkemampuan linguistik dan non linguistik dan
berpengetahuan dan pengalaman luas.
b. Bahan Pembelajaran Menyimak
Tujuan utama pembelajaran menyimak, melatih siswa memahami
bahasa lisan. Oleh sebab itu, pemilihan bahan pembelajaran menyimak
harus anda sesuaikan dengan karakteristik siswa SD.
Secara umum, bahan pembelajaran menyimak dapat menggunakan
bahan pembelajaran membaca, menulis, kosakata, karya sastra, bahan yang
Anda susun sendiri atau Anda ambil dari media cetak. Teknik penyajiannya
dapat dibacakan langsung oleh guru atau melalui alat perekam suara.
Setelah menyampaikan bahan pembelajaran, guru secara langsung
dapat mengadakan tanya jawab tentang isi materi yang sudah disampaikan
atau menugasi siswa untuk menjawab pertanyaan, menceritakan kembali,
menemukan tema, atau menyimpulkan.
1) Metode Pembelajaran Menyimak
Beberapa metode menyimak yang dapat dilaksanakan di kelas
tinggi sekolah dasar antara lain: 1) Metode menjawab pertanyaan; 2)
Metode identifikasi tema kalimat topik/kata kunci; 3) Metode
penyelesaian cerita; 4) Metode parafrasa; 5) Metode merangkum
pembicaraan; 6) Simak ulang ucap; 7) Simak uang tulis; 8) Dikte; 9) Bisik
berantai; 10) Permainan bahasa

2. Pembelajaan Berbicara
a. Klasifikasi Berbicara
Klasifikasi berbicara dapat dilakukan berdasarkan tujuannya,
situasinya, cara penyampaiannya, dan jumlah pendengarnya. Adapun materi
pembelajaran berbicara di sekolah dasar diantaranya: 1) bercakap-cakap, 2)
berdialog, 3) berdiskusi, 4) wawancara, 5) berpidato, 6) bermain peran; 7)
berbalas pantun; dan sebagainya.
b. Bahan dan Strategi Pembelajaran Berbicara
Tujuan utama pembelajaran berbicara di SD adalah melatih siswa
dapat berbicara dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Untuk
mencapai tujuan tersebut, guru dapat menggunakan bahan pembelajaran
berbicara, misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan,
menceritakan kembali cerita yang pernah dibaca atau didengar,
mengungkapkan pengalaman pribadi, bertanya jawab berdasarkan bacaan,
bermain peran, berpidato, bercakap-cakap. Faktor-faktor yang diamati
adalah lafal kata, intoasi kalimat, kosakata, tata bahasa, kefasihan bicara
dan pemahaman.
3. Pembelajaran Membaca
a. Pembelajaran Membaca Permulaan
Pengajaran membaca yang paling baik adalah pengajaran membaca
yang didasarkan pada kebutuhan anak dan mempertimbangkan apa yang
4.28

telah dikuasai anak di TK. Rubin (1993) mengemukakan beberapa kegiatan
yang dilakukan dalam pengajaran membaca, sebagaimana dikemukakan
berikut ini.
1) Kegiatan Membaca Permulaan
a) Peningkatan ucapan
Kegiatan difokuskan pada peningkatan kemampuan murid
mengucapan bunyi-bunyi bahasa.
b) Kesadaran Fonetik (Bunyi)
Kegiatan ini difokuskan untuk menyadarkan anak bahwa kata
dibentuk oleh fonem atau bunyi yang membedakan makna.
Kesadaran fonemik meliputi: a) Pembedaan bunyi; b) Pembedaan
huruf; c) Konsonan awal dan akhir, klaster awal dan akhir, konsonan
yang dilambangkan dua huruf (ny, ng, kh, sy); d) Vokal dan diftong; e)
Huruf-huruf tertentu dan bunyinya; dan f) Suku kata
c) Hubungan antar Bunyi-Huruf
Pengetahuan tentang hubungan bunyi-huruf merupakan prasyarat
untuk dapat membaca. Jika anak mengalami kesulitan dalam hal
hubungan huruf-huruf, guru perlu mengajarkan hubungan huruf-huruf
secara terpisah. Guru dipandang perlu mengidentifikasikan apakah
anak telah dapat dengan tepat mencocokkan bunyi dengan huruf.
d) Kemampuan mengingat
e) Orientasi dari kiri ke kanan
f) Keterampilan kosa kata dan makna kata
Pengenalan kata merupakan proses yang melibatkan kemampuan
mengidentifikasi simbol tulis, mengucapkan dan menghubungkan
dengan makna.

2) Materi Pembelajaran Membaca Permulaan
Berdasarkan Kurikulum atau silabus mata pelajaran bahasa
Indonesia yang telah disusun pada sekolah setempat salah satu contoh
materi pembelajaran membaca permulaan ialah sebagai berikut.
Kelas I:
Materi kelas I diurutkan sebagai berikut:
Semester Pertama:
a. Persiapan (Pramembaca)
Pada tahap persiapan (pramembaca) ini, kepada anak dikenalkan
tentang: (1) sikap duduk yang baik, (2) cara meletakkan atau cara
menempatkan buku di meja, (3) cara memegang buku, (4) cara membalik
halaman buku yang tepat, dan (5) melihat/memperhatikan gambar atau
tulisan.
Pada tahap persiapan ini sering dinamakan tahap membaca tanpa buku.
Setelah tahap ini, yaitu tahap sesudah pramembaca disebut tahap
membaca dengan buku.
b. Sesudah Pramembaca:
4.29

Pada tahap Membaca permulaan ini anak dikenalkan tentang: (1) lafal
atau ucapan kata (menirukan guru), (2) intonasi kata dan intonasi kalimat
(lagu kalimat sederhana), huruf-huruf yang banyak digunakan dalam kata
dan kalimat sederhana yang sudah dikenal anak, (3) kata-kata baru yang
bermakna (menggunakan huruf-huruf yang sudah dikenal).
Huruf-huruf diperkenalkan secara bertahap. Tahap pertama, dikenalkan
sampai dengan 14 huruf. Keempat belas huruf tersebut sebagai berikut:
1) a, i, m, dan n
2) u, b, dan l
3) e, t, dan p
4) o dan d
5) k dan s
Misalnya:
1) kata: ini, mama; untuk kalimat: mi mama
2) kata: ibu, lala; untuk kalimat: ibu lala
3) kata: itu, pita, ela; untuk kalimat: itu pita ela
4) kata: itu, bola, dadi; untuk kalimat: itu bola dadi
5) kata: kaki, siti, dua; untuk kalimat: kaki siti dua
Tahap kedua, diperkenalkan lafal dan intonasi yang sudah dikenal dan
kata baru. Huruf yang diperkenalkan 10 sampai 27 huruf.
Misalnya:
1) Huruf baru: h, r, j, g. dan y
Kata baru: hari, raja, jaga, gajah, bayi
2) Huruf baru lainnya: q, z, x, v, kh
Kata baru: quran, zakat, supra x, vitamin, khairul
3) Materi lainnya berupa puisi yang sesuai dengan tingkat kemampuan
dan tingkat usia siswa.
Misalnya:
kakekku
ini kakekku
kakek dari ibu
gigi kakek hanya satu
kakekku amat lucu

Semester kedua:
Materi pembelajaran Membaca Permulaan berikutnya:
(a) Bacaan lebih kurang 10 kalimat (dibaca dengan lafal dan intonasi yang
wajar).
Misalnya:
itu papa tina
papa tina makan ubi
papa saya juga makan ubi
dst.
(b) Kalimat-kalimat sederhana (untuk dipahami isinya)
4.30

Misalnya:
sita dan tini naik kuda
mereka membeli roti
roti dibeli juga untuk adik
(c) Huruf kapital pada awal kata nama orang, Tuhan, agama, kitab suci, awal
kalimat
Misalnya:
Tina, Siti, Badu, Anto
Allah, Tuhan Yang Maha Esa
Agama Islam, Agama Katolik, Agama Kristen,
Agama Hindu
Al Quran, Al Kitab, Weda, Taurat, Injil, Tri Pitaka
(d) Penggunaan tanda baca titik (.) pada akhir kalimat
(1) Kelas II:
Materi untuk kelas II dirutkan sebagai berikut:
Semester pertama:
1. Paragraf (15 sampai 20 baris) dibaca dengan lafal dan intonasi yang
tepat dan wajar.
Bahan untuk itu dapat diambil dan bahan ajar, atau dan majalah
anak-anak, misalnya Bobo dengan memilih wacana yang ada
kaitannya dengan bidang studi Marematika, IPS, PKn, atau IPA.
2. Kalimat-kalimat sederhana (untuk dipahami isinya).
Bahan untuk ini pun dapat diambil dan bacaan dengan bidang studi
IPS, IPA, PKn, atau Matematika, yang sesuai dengan tingkat
kemampuan anak. Jika hal itu sulit dilakukan, guru dapat membuat
sendiri.
3. Huruf besar pada awal kalimat.
Bahan untuk ini juga dapat dibuat oleh guru sendiri, atau diambilkan
dari majalah anak-anak atau bacaan yang lain, yang sesuai dengan
tingkat kemampuan dan usia siswa.
4. Bacaan dengan kalimat-kalimat sederhana (menggunakan huruf
kapital pada awal kalimat) untuk dipahami isinya.

Semester kedua:
(a) Cerita anak-anak (dengan memperhatikan jeda yang ada di dalam
bacaan)
(b) Percakapan/ dialog tentang suatu kegiatan (menggunakan tanda
baca berupa titik (.), dan tanda tanya (?) pada akhir kalimat).
(c) Puisi anak-anak (dibaca secara kelompok).
(d) Problem Umum yang Dihadapi Anak dalam Membaca Permulaan
Dalam pelaksanaan pengajaran membaca, guru seringkali
dihadapkan pada anak yang mengalami kesulitan, baik yang berkenaan
dengan hubungan bunyi-huruf, suku kata, kata, kalimat sederhana, maupun
ketidakmampuan anak memahami isi bacaan. Pada tabel 5.2.1 berikut
4.31

dikemukakan kesulitan-kesulitan yang umumnya dihadapi anak dalam
belajar membaca.

Tabel 4.5.1
No Kategori Wujud
1 Pramembaca 2) Kurang mengenali huruf
2 Membaca
Bersuara
1) Membaca kata demi kata
2) Memfrasekan yang salah
3) Miskin pelafalan (kesalahan pengucapan)
4) Penghilangan
5) Pengulangan
6) Pembalikan
7) Penyisipan
8) Penggantian
9) Menggunakan gerak bibir, menggunakan
jari telunjuk, dan menggerakkan kepala
3 Pemecahan
kode
(decoding)
1) Kesulitan konsonan
2) Kesulitan vokal
3) Kesulitan kluster, diftong, digraf
4) Kesulitan menganalisis struktur kata
5) Tidak mengenali makna kata dalam
kalimat

b. Pembelajaran Membaca Lanjut
Proses membaca sangat komplek dan rumit karena melibatkan
beberapa aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan mental.
Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah
(1) aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol
tertulis, (2) aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan
apa yang dilihat sebagai simbol, (3) aspek skemata, yaitu kemampuan
menghubungkan berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan
evaluasi dari materi yang dipelajari, dan (4) aspek afektif, yaitu aspek yang
berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan
membaca. Interaksi antar-aspek tersebut secara harmonis akan
menghasilkan pemahaman membaca yang baik, yakni terciptanya
komunikasi yang baik antara penulis dengan pembaca.
Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan
yang dimaksud meliputi: a) Menikmati keindahan yang terkandang dalam
bacaan; b) Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada
siswa menikmati bacaan; c) Menggunakan strategi tertentu untuk memahami
bacaan; d) Menggali simpanan pengetahuan atau skemata siswa tentang
suatu topik; e) Menghubungkan pengetahuan barudg skemat siswa; f)
4.32

Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan
lisan ataupun tulisan; g) Melakukan penguatan atau penolakan terhadap
ramalan-ramalan yang dibuat oleh siswa sebelum meembuatan membaca;
h) Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk
meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaan; i) Mempelajari
struktur bacaan; j) Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh
guru atau sengaja diberikan oleh penulis bacaan.
Membaca melibatkan karakter khusus dan menggunakan pengenalan
kata serta strategi pemahaman. Kosakata adalah salah satu dari beberapa
faktor yang paling penting mempengaruhi pemahaman.

1) Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap keseluruhan teks,
biasanya guru menerapkan kegiatan prabaca, kegiatan inti membaca
dan kegiatan pascabaca dalam pembelajaran membaca.
a) Kegiatan Prabaca
Kegiatan prabaca dimaksudkan untuk menggugah perilaku siswa
dalam penyelesaian masalah dan motivasi penelaahan materi bacaan.
1) Gambaran awal; 2) Petunjuk untuk melakukan antisipasi; 3)
Pemetaan semantik; 4) Menulis sebelum membaca; dan 5)
Dramaisimulasi (creative drama)
b) Kegiatan Inti Membaca
Beberapa strategi dan kegiatan dalam membaca dapat digunakan
untuk meningkatkan pemahaman siswa. Strategi yang dimaksud
adalah : 1) Strategi metakogniotif; 2) Cloze procedure; 3) Pertanyaan
pemandu
c) Kegiatan Pascabaca: 1) Memperluas kesempatan belajar; 2)
Mengajukan pertanyaan; 3) Mengadakan pameran visual; 4)
Pementasan teater aktual; 5) Menceritakan kembali; 6) Penerapan
hasil membaca
2) Jenis-jenis Membaca
a) Membaca bersuara: 1) Membacakan; 2) Membaca teknik; 3)
Membaca indah
b) Membaca dalam hati (membaca pemahaman): 1) Membaca intensif; 2)
Membaca kritis; 3) Membaca memindai; 4) Membaca bahasa; 5)
Membaca apresiatif; 6) Membaca pustaka; 7) Membaca studi

4. Pembelajaran Menulis
Menulis dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat
fleksibel. Rangkaian aktivitas yang dimaksud meliputi pramenulis, penulisan,
draft, revisi, penyuntingan, dan publikasi atau pembahasan. Seperti halnya
perkembangan membaca, perkembangan anak dalam menulis juga terjadi
perlahan-lahan. Dalam tahap ini anak perlu mendapat bimbingan dalam
memahami dan menguasai cara mentransfer pikiran ke dalam tulisan. Combs
4.33

(1996) mengemukakan bahwa perkembangan menullis mengikuti prinsip-prinsip
berikut: 1) Prinsip keterulangan (recurring principle); 2) Prinsip generatif
(generative principle); 3) Konsep tanda (sign concept); 4) Fleksibilitas (flexibility)
Siswa kelas awal dapat dikategorikan terampil menulis jika siswa telah
mampu menuliskan lambang bunyi bahasa dalam tataran huruf, merangkai huruf
menjadi suku kata dan kata, merangkai kata menjadi kalimat yang bermakna
dan menyusun kalimat menjadi peragraf sederhana. Tulisan siswa tersebut
lengkap/tidak ada huruf yang kurang, terbaca, benar tulisannya (bentuknya,
merangkainya), dan sudah mengikuti kaidah EYD bila sudah diajarkan.
Pembelajaran menulis dilaksanakan dalam jam pelajaran dan di luar jam
pelajaran. Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis
di kelas adalah bermain-main dengan bahasa dan tulisan, kuis, membuat atau
mengganti akhir cerita, dan menulis meniru model. Di luar jam pelajran, guru
dapat menggunakan strategi menulis buku harian, menyelenggarakan majalah
dinding atau membuat kliping yang semuanya diarahkan agar siswa senang
menulis. Latihan menulis di kelas tinggi dapat dipancing dengan: 1) Gambar; 2)
Pengalaman; 3) Peribahasa atau puisi dan sebagainya
Materi pembelajaran membaca menulis meliputi sastra dan non sastra.
Pembelajaran membaca menulis sastra meliputi puisi, prosa, dan drama.
Adapun pembelajaran membaca menulis non sastra meliputi MMP,
pengumuman, undangan, surat, laporan pengamatan, meringkas isi bacaan, dan
lain-lain.

5. Pembelajaran Apresiasi Sastra
a. Membaca Puisi
Gema Hati Seorang Anak di Hari Sumpah Pemuda
Ma,
Pagi tadi sang saka merah putih berkibar lagi,
Aku jadi pembaca ikrar Sumpah Pemuda
Alangkah bangganya

Ma,
Kaki kecilku melangkah tegap....
Kuulangi lagi Sumpah Pemuda Setia dan bersatu pada negara......
Satu kebanggaan meresap di kalbuku pagi itu, ma
Ketika aku meneriakkan
Bertanah air satu
Berbangsa satu
Berbahasa satu
Indonesia.....tercinta (karya: Connie Adidjaya)

1) Berilah kesempatan membaca dalam hati agar anak dapat menghayati isi
bacaan secara garis besarnya.
4.34

2) Guru bersama siswa membahas kesukaran bahasa dan makna kata (jika
ada) agar anak tidak terganggu dalam memahami puisi tersebut.

b. Pertanyaan Bacaan
c. Penilaian
Hal-hal yang dinilai dari membaca puisi di atas antara lain adalah:
a. Pemahaman terhadap wacana
b. Ketepatan ucapan atau lafal, nada, irama, dan lagu kalimat
c. Kuat atau lemah, keras atau lembut: jelas atau tidaknya suara (termasuk
volume)
d. Penghayatan dan penjiwaan terhadap wacana yang dibaca
e. Penampilan atau ekspresi pada waktu membaca
d. Menulis Puisi
Untuk dapat menulis puisi, siswa dapat mencontoh puisi yang sudah ada,
menarasikan pengalamannya, mendeskripsikan sesuatu atau dipancing
dengan huruf awal pada setiap lariknya yang mendukung tema tertentu.


KARTINI

Kaulah pelita wanita Indonesia
Alangkah besar jasamu pada pertiwi ini
Ramah, lembut penampilanmu
Tapi semangatmu tak pernah padam
Indah di hati kami
Nan kian mewangi
Itulah yang harus kami warisi

6. Pembelajaran Bahasa Indonesia (Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Whole Language)
1. Pembelajaran Kompetensi Dasar Menulis laporan pengamatan atau
kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final)
dengan memperhatikan penggunaan ejaan dengan pendekatan Whole
Language
Laporan dapat diartikan segala sesuatu yang dilaporkan (Depdiknas, 2005:
640). Dengan demikian, laporan pengamatan bisa berarti laporan yang memuat
hasil pengamatan. Begitu pula laporan kunjungan, bisa berarti laporan yang
memuat hasil kunjungan.
Tujuan laporan pengamatan atau laporan kunjungan dapat beraneka
macam, di antaranya adalah:
a. Memberikan keterangan atau penjelasan tentang sesuatu yang diamati atau
dikunjungi.
b. Memberitahukan sesuatu tentang hal yang diamati atau dikunjungi.
4.35

c. Memulai kegiatan, cara melaksanakan kegiatan, mengkoordinasikan seluruh
kegiatan, dan merangkum pelaksanaan kegiatan, jika hal-hal yang dilaporkan
merupakan suatu kegiatan.

Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan atau Kunjungan
dengan Pendekatan Whole Language
a. Guru mengkondisikan siswa kemudian memberikan apersepsi: Pernahkah
kalian melakukan pengamatan terhadap sesuatu?
b. Guru menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai siswa dan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, misalnya: Anak-anak, pada kesempatan ini
kita akan belajar tentang menulis laporan pengamatan, dan seusai pembelajaran
ini, kalian hendaknya dapat menulis laporan pengamatan tentang sesuatu.
c. Guru memotivasi siswa bahwa dengan melakukan pengamatan terhadap
sesuatu maka seseorang akan terbiasa menjadi orang yang cermat dan teliti,
kemudian siswa diajak menyanyikan lagu Lihat Kebunku.

Lihat Kebunku
Lihat kebunku
Penuh dengan bunga
Ada yang putih dan ada yang merah
Setiap hari ku siram semua
Mawar, melati, semuanya indah

d. Guru meminta kepada siswa untuk mencermati syair lagu tersebut, kemudian
memberikan beberapa pernyataan, misalnya (1) apa yang dilihat atau diamati;
(2) kapan..; (3) di mana..; (4) siapa yang; (5) mengapa disirami?; dan
(6) bagaimana keadaan bunga tersebut?
e. Siswa diminta membentuk kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa.
f. Guru memberikan contoh laporan hasil pengamatan (tetapi jika di dalam buku
teks siswa atau buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sudah ada
contohnya, maka guru tinggal menyuruh siswa untuk membuka contoh yang ada
pada buku tersebut).
g. Secara individu (dalam kelompok) siswa membaca (dalam hati) contoh laporan
pengamatan (sustained silent reading)
Contoh:
Laporan Pengamatan Tertib Berlalu Lintas
Tema: Budaya Tertib
A. Pendahuluan
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha
Penyayang.Atas berkah dan rahmat-Nya, kami sekelompok dapat
melakukan pengamatan tertib berlalu lintas. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Sulastin.Beliaulah yang telah membimbing kami dalam
melakukan pengamatan dan pembuatan laporan ini.
B. Pelaksanaan Kegiatan
4.36

Dalam rangka mencari informasi yang berhubungan dengan tertib
berlalu lintas, kami melakukan pengamatan di persimpangan Jalan Pemuda
Klaten.
Kegiatan ini kami lakukan pada hari Senin, 11 Februari 2008, pukul
06.3014.00. Di sana terdapat empat lampu lalu lintas. Di dekat tiap-tiap
lampu kami tempatkan satu petugas untuk melakukan pengamatan.
Berdasarkan catatan pengamatan dapat kami laporkan perihal
berikut.
1. Kepadatan Lalu Lintas
Lalu lintas sangat padat, terutama pada pukul 06.3007.30. Pada
saat itu jalan dipadati anak-anak sekolah, pekerja, dan pegawai. Selepas
pukul 08.00 jalan agak sepi. Kendaraan yang lewat pada umumnya
kendaraan umum. Pada pukul 13.0014.00 lalu lintas kembali padat.
Waktu itu saatnya para pelajar dan beberapa pegawai pulang. Namun,
kepadatan lalu lintas tersebut tidak sampai menimbulkan kemacetan.
Lalu lintas dapat dikatakan lancar.
2. Pelanggaran Lalu Lintas
Selama kami melakukan pengamatan, terdapat beberapa
pelanggaran lalu lintas. Pelanggaran yang cukup banyak adalah terkait
dengan helm. Pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm
standar ada 13 dan yang tidak memakai helm ada 5. Selain itu, ada 3
pengendara melanggar lampu merah.
3. Peranan Polisi
Peranan polisi masih sangat dibutuhkan untuk menangani
berbagai pelanggaran di perempatan itu.
C. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan berikut.
1. Pada jam berangkat dan pulang sekolah lalu lintas sangat padat.
Namun,tidak sampai menyebabkan kemacetan.
2. Pelanggaran lalu lintas masih sering terjadi.
3. Untuk menertibkan lalu lintas, peran polisi masih diperlukan.
Berdasarkan hal di atas, kami menyarankan para pengemudi dan
pengendara motor untuk mematuhi peraturan lalu lintas. Adapun polisi harus
bersikap tegas untuk menekan terjadinya pelanggaran. Itu semua perlu
dilakukan demi ketertiban dan keselamatan bersama.
D. Penutup
Demikianlah laporan hasil pengamatan kami terhadap lalu lintas yang
ada di perempatan Jalan Pemuda Klaten. Semoga laporan ini bermanfaat
bagi siapapun. Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
kami harapkan.Atas tanggapan yang diberikan, sebelumnya kami ucapkan
terima kasih.

Laporan ini disusun oleh:
1. Agus Endra W.
4.37

2. Ocktavia Kartika P.
3. Adhelia Candra K.
4. Putri Intan P.
h. Hasil membaca individu didiskusikan dengan teman kelompoknya untuik
menemukan kesamaan pandang tentang isi dan sistematika laporan (shared
reading).
i. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan dan kelompok lain menanggapi.
j. Guru dan siswa menganalisis contoh laporan pengamatan (secara bersama-
sama), baik mengenai isi maupun urut-urutan/sistematika laporan (guided
reading)
k. Guru menjelaskan bahwa hal yang diamati harus dilaporkan secara apa adanya
(objektif) dari segala sesuatu yang dilihatnya, didengarnya diraba/yang
dirasakan oleh kulit kita, yang dibau, yang dikecap (bila ada), dan yang
dirasakan oleh perasaan/hati (5 indera + 1 perasaan).
Adapun langkah-langkah membuat laporan di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Melakukan Pengamatan
Sebelum melakukan pengamatan, harus menentukan sesuatu yang akan
kamu amati. Sesuatu yang akan diamati disebut objek pengamatan.
Sesudah menentukan objek, harus menentukan perihal apa saja yang akan
diamati dari objek tersebut. Selanjutnya, dapat dilakukan pengamatan.
Bawalah perlengkapan yang diperlukan, misalnya, alat tulis dan kamera jika
diperlukan.
2) Membuat Catatan
Pada saat melakukan pengamatan, cobalah mencatat peristiwa atau perihal
yang telah ditentukan. Hal yang diamati itu, misalnya, kepadatan lalu lintas di
jalan raya dekat sekolahmu. Untuk itu harus mencatat orang dan kendaraan
yang lewat.
Perhatikan contoh catatan pengamatan berikut ini!
Catatan Pengamatan Tertib Berlalu Lintas
a) Tema : budaya tertib.
b) Tujuan : mengetahui kesadaran masyarakat akan tata tertib berlalu
lintas.
c) Pelaksanaan
Hari dan tanggal : Senin, 11 Februari 2008.
Waktu : pukul 06.3014.00.
Tempat : perempatan Jalan Pemuda Klaten
(lampu merah).
d) Kegiatan
(1) Mengamati jumlah kendaraan bermotor yang lewat.
(2) Mengamati pengendara motor yang melakukan pelanggaran.
e) Hasil yang dicapai
(1) Lalu lintas padat pada pagi dan siang hari antara pukul 13.0014.00.
4.38

(2) Pelanggaran terbanyak adalah tidak mengenakan helm standar ada
13, tidak memakai helm ada 5, dan melanggar lampu lalu lintas
sebanyak 3 pengendara motor.
(3) Peranan polisi lalu lintas masih sangat diperlukan meskipun sudah
terdapat lampu lalu lintas.
3) Membuat Kerangka Laporan
Sesudah melakukan pengamatan, kegiatan berikutnya adalah
membuat kerangka laporan. Kerangka itu akan memudahkanmu dalam
membuat laporan yang urut dan teratur. Perhatikan contoh kerangka laporan
di bawah ini!

Kerangka Laporan Pengamatan Tertib Berlalu Lintas
A. Pendahuluan
Ucapan terima kasih
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Tempat dan waktu pengamatan
2. Petugas
3. Hasil yang diperoleh
C. Kesimpulan dan Saran
D. Penutup
4) Menulis Laporan
Kegiatan selanjutnya adalah menulis laporan. Kerangka yang sudah dibuat
dikembangkan menjadi laporan utuh (guided writing)
l. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas.
m. Guru dan siswa menyimpulkan cara-cara menulis laporan pengamatan.
n. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis laporan pengamatan
secara kelompok (independen writing)
Coba kerjakan bersama kelompokmu!
1) Bagilah kelasmu menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri atas tiga
atau empat siswa!
2) Lakukanlah pengamatan terhadap salah satu objek berikut!
a) Perpustakaan sekolah.
b) Kegiatan anak-anak pada saat istirahat.
c) Tempat parkir sekolah.
d) Kamar kecil sekolah
3) Buatlah catatan pada saat melakukan pengamatan, kemudian diskusikan
dengan kelompokmu!
4) Berdasarkan catatan pengamatan, buatlah kerangka laporan dan
konsultasikan kepada guru!
5) Kembangkan kerangka laporan tersebut menjadi laporan yang utuh!
6) Jika sudah selesai, kumpulkan kepada guru untuk dikomentari dan dinilai!
7) Betulkan laporanmu berdasarkan saran atau komentar guru!

4.39

C. Lembar Kerja
Pembelajaran menulis kelas 4 semester 1
1. Kompetensi Dasar
Menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah, kenaikan
kelas, dan lain-lain) dengan kalimat efektif dan memperhatikan ejaan.
2. Tujuan Pembelajaran
Melalui contoh surat undangan tidak resmi, siswa dapat membuat surat
undangan ulang tahunnya sendiri secara tepat.
3. Buatlah langkah-langkah pembelajaran intinya!




D. Latihan
1. Bagaimana cara saudara untuk membelajarkan bermain peran di kelas V SD?
2. Ada siswa kelas I semester 2 yang belum bisa membedakan huruf b dan d.
Bagaimana cara saudara untuk mengatasi cara tersebut?
3. Jelaskan yang dimaksud membaca memindai dan berilah contohnya!























4.40

ASESMEN

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada
huruf A, B, C atau D.

1. Selalu memberikan hukuman atau ancaman bagi perilaku yang menyimpang merupakan

A. Definisi disiplin yang benar
B. Penangangan perilaku disiplin secara individu
C. Paradigma sistem disiplin secara menyeluruh
D. Konsekuesi pemberian hukuman
2. Tidak terpenuhinya kebutuhan siswa menimbulkan sikap tidak disiplin. Kebutuhan siswa
tersebut diantaranya
A. Terpenuhinya selera
B. Tanpa adanya ikatan tertentu
C. Rasa aman
D. Kebebasan untuk berperilaku
3. Salah satu tindakan yang mencerminkan sikap disiplin siswa di sekolah adalah....
A. Memakai seragam sesuai selera.
B. Belajar pada saat pelajaran sekolah.
C. Datang ke sekolah tepat waktu.
D. Tidak pernah membantah guru .
4. Untuk mengetahui daya simak siswa, maka guru dapat menggunakan cara-cara di
bawah ini, kecuali
A. menjawab pertanyaan
B. menceritakan kembali
C. mendengarkan apa yang disimak
D. menyimpulkan isi yang disimak
5. i-ni i-bu ma-il
ma-il be-li pe-na
ma-il da-ri -ko-ta
so-lo ko-ta ma-il
ma-il su-ka bo-la
Bacaan di awas dapat diberikan kepada siswa SD kelas I semester I untuk
membelajarkan huruf-huruf di bawah ini, kecuali
A. a, i, m, n
B. u, b, l, e, t
C. b, c, l, d, s
D. o, d, k, p, s
6. Untuk memberikan latihan menulis di kelas tinggi SD, guru dapat memberikan pancingan
dengan hal-hal berikut ini, kecuali
A. tema tentang kesehatan
B. gambar seri anak jatuh dari sepeda
C. peribahasa atau puisi
4.41

D. pengalaman bermain peran
7. Guna memproses makanan dalam sistem pencernaan, manusia dibantu oleh kelenjar
pencernaan. Kelenjar pencernaan yang menghasilkan hormon insulin adalah.
A. Hati
B. Empedu
C. Pankreas
D. Kelenjar ludah
8. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar di dalam tubuh yang mempunyai berbagai
macam fungsi. Berikut ini fungsi hati yang berkaitan dengan sistem pencernaan....
A. Menghasilkan empedu
B. Menghasilkan zat makanan
C. Menghasilkan sel darah
D. Menetralkan racun
9. Jika A : B = 2 : 3 dan B : C = 2 : 5, maka A : C = .
A. 4 : 15
B. 2 : 5
C. 3 : 5
D. 5 : 7
10. Jika a : b : c = 5 : 3 : 2, maka nilai dari
c b a
c b a
+ +
+
adalah .
A.
5
2

B.
5
3

C.
2
3

D.
3
5

11. Urutan pecahan-pecahan
6
5
,
5
3
,
7
4
,
3
2
dari yang terkecil hingga yang terbesar yang
benar adalah .
A.
6
5
,
5
3
,
3
2
,
7
4

B.
6
5
,
3
2
,
5
3
,
7
4

C.
6
5
,
5
3
,
7
4
,
3
2

D.
6
5
,
7
4
,
5
3
,
3
2

12. Di antara pernyataan-pernyataan ini di bawah ini yang benar adalah .
4.42

A.
q p q p +
= +
1 1 1

B.
qs
r p
s
r
q
p +
= +
C.
qs
qr ps
s
r
q
p
=
B.
s
r
u
t
s
r
u
t
= :
13. Bilangan pecahan berikut yang terletak di antara
11
10
dan
12
11
adalah .
A.
132
120

B.
132
121

C.
264
241

D.
264
243

14. Hasil dari operasi hitung
5
3
4
5
1
3 :
3
2
2
3
2
1
4
1
3 + adalah .
A.
6
23

B.
12
56

C.
6
29

D.
12
65








4.43

KUNCI JAWABAN
1. B 8. A
2. C 9. A
3. C 10. B
4. C 11. B
5. C 12. C
6. A 13. C
7. C 14. D
4.44

DAFTAR PUSTAKA

A. Latief. 2001. Ejaan. Jakarta: Depdiknas.
Ahmad Rofiuddin dan Darmiyati Zuhdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Aqib , Zainal. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Anak Bangsa. Bandung :
YRAMA WIDYA.
Cholis Sadijah, dkk..1997. Pendidikan Matematika II. Jakarta : Ditjen Dikti.
DAugustine, C. Dan Smith, W.C. (Jr). 1992. Teaching Elmentary School Mathematics. New
York: Harper Collins.
Depdikbud. 1991. Petunjuk Pembelajaran Membaca, Menulis Permulaan. Jakarta:
Dikdasmen.
Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Djoko Iswadji. 1998. Geometri II. Yogyakarta : P3G Matematika.
Gatot Muhsetyo, dkk. 2002. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Http://biologi.blogsome.com/2011/01/05/sistem-pencernaan-pada-manusia/
Http://ezzahhidayati.blogspot.com/2011/05/bab-v-sistem-pencernaan-makanan.html
Http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2243994-pengertian
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan
Karso, dkk. 2007. Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Universitas Terbuka.
Kemal Adyana Kurnadi. 2001.Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia 2.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Kennedy, L.M. dan Tipps, S. 1994. Guiding Childrens Learning of Mathematics. Belmont:
Wadswoth.
Nana Djumhana,dkk. 2006. Konsep Dasar Biologi Untuk SD. Bandung: UPI Press
Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Ditjen
Dikti Depdiknas.
Soewito, dkk. 1992. Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Sukirman. 1986. Ilmu Bilangan. Jakarta : Karunika.



4.45

PERISTILAHAN/GLOSSARY
Karakter : Sifat-sifat kejiwaan , akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas
seseorang .
Cloze procerude : Teknik rumpang (menghilangkan sebagian informasi dalam bacaan,
dan siswa diminta mengisinya)
Frasa : Kelompok kata
Memindai : Membaca secara cepat untuk mendapatkan informasi secara tepat,
misalnya membaca kamus, buku telepon, jadwal, tabel dan
sebagainya.
Parafrase : Mengubah bentuk wacana atau bentuk sastra, misalnya dari puisi ke
bentuk prosa atau sebaliknya, dan sebagainya.
Pecahan : Suatu bilangan yang dapat ditulis melalui pasangan terurut dari
bilangan bulat a dan b, dan dilambangkan dengan
b
a
, dengan b 0.


MODUL V
Per i st i w a






























KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU
2013





Penulis
Drs. Kartono, M. Pd.
Dr. Riyadi, M. Si.
Drs. A. Dakir, M, Pd.
Drs. Hasan Mahfud, M. Pd.
Dra. Rukayah, M Hum.

Penyunting
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si


5.ii

KATA PENGANTAR
Diiringi rasa syukur kehadirat Allah SWT penulis telah berhasil menyusun modul
dengan tema Peristiwa sebagai bahan pendidikan dan latihan profesi guru SD. Modul ini
tersusun atas kerjasama antara tim pengembang modul dari Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret, fasilitator dari Pusbangprodik, dan dorongan moril
dari para pemimpin FKIP UNS.
Kurikulum SD tahun 2013 direncanakan akan disahkan Kemendikbud pada awal
tahun 2013. Dalam kurikulum tersebut mulai kelas I VI menggunakan pendekatan tematik.
Sehubungan dengan tersebut di atas maka penyusunan dan penyajian modul PLPG guru
SD disesuaikan disesuaikan dengan kurikulun SD yaitu menggunakan pendekatan tematik.
Tujuan dari pembuatan modul dimaksudkan agar dapat dipakai sebagai referensi bagi
peserta maupun instruktur PLPG guru SD.
Tema peristiwa dapat bermakna sangat luas maka dalam modul hanya terbatas membahas
beberapa hal yang berhubungan dengan peristiwa sehari-hari yaitu (1) Peristiwa dalam
kehidupan, (2) Penggunaan penalaran untuk menghadapi berbagai peristiwa dalam
kehidupan, (3) Mekanisme energy panas dapat merubah sifat-sifat benda, (4) Fenomena
cahaya, (5) Peristiwa perubahan kostitusi di Indonesia (Amandemen), dan (6) Pemahaman
bahasa meliputi wacana narasi, deskripsi, eksposisi dan argumentasi
Penulis telah berupaya untuk menyajikan modul ini sebaik mungkin namun
demikian kami menyadari bahwa penyajian modul dengan pendekatan tematik jauh dari
sempurna. Untuk itu kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan modul ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua fihak
yang telah mendukung penyelesaian modul ini.

Surakarta, Februari 2013



Tim Penyusun














5.iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... 5.i
Kata Pengantar .................................................................................................. 5.ii
Daftar Isi ............................................................................................................ 5.iii
Peta Kedudukan Modul ................................................................................ 5.iv
BAB I Pendahuluan ................................................................................... 5.1
A. Deskripsi ................................................................................... 5.1
B. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................... 5.1
C. Tujuan Akhir .............................................................................. 5.2
BAB II Kegiatan Bejajar 1 Peristiwa Dalam Kehidupan .......................... 5.3
A. Tujuan Antara ............................................................................ 5.3
B. Uraian Materi ............................................................................. 5.3
C. Lembar Kerja ............................................................................. 5.11
D. Lembar Latihan ......................................................................... 5.11
BAB III Kegiatan Bejajar 2 Fenomena Cahaya ......................................... 5.13
A. Tujuan Antara ............................................................................ 5.13
B. Uraian Materi ............................................................................. 5.13
C. Lembar Kerja ............................................................................. 5.15
D. Alat dan Bahan .......................................................................... 5.15
E. Langkah kerja ............................................................................ 5.15
BAB IV Kegiatan Bejajar 3 Penalaran Dalam Matematika ....................... 5.17
A. Tujuan Antara ............................................................................ 5.17
B. Uraian Materi ............................................................................. 5.17
C. Lembar Kerja ............................................................................. 5.21
D. Lembar Latihan ......................................................................... 5.21
E. Kunci J awaban .......................................................................... 5.21
BAB V Kegiatan Bejajar 4 Karya Sastra ................................................... 5.22
A. Tujuan Antara ............................................................................ 5.22
B. Uraian Materi ............................................................................. 5.22
C. Lembar Kerja ............................................................................. 5.26
D. Lembar Latihan ......................................................................... 5.26
BAB VI Kegiatan Bejajar 5 Amandemen Konstitusi (UUD 45) .................... 5.28
A. Tujuan Antara ........................................................................... 5.28
B. Uraian Materi ............................................................................. 5.28
C. Lembar Kerja ............................................................................. 5.32
D. Lembar Latihan ......................................................................... 5.32
E. Kunci J awaban .......................................................................... 5.32
BAB VII Kegiatan Bejajar 6 Energi Panas .................................................. 5.33
A. Tujuan Antara ............................................................................ 5.33
B. Uraian Materi ............................................................................. 5.33
C. Lembar Kerja ............................................................................. 5.36
D. Alat dan Bahan .......................................................................... 5.36
E. Langkah Kerja ........................................................................... 5.36
Asesmen ..................................................................................................... 5.37
Kunci Jawaban .................................................................................................. 5.40
Daftar Pustaka ................................................................................................... 5.41
Peristilahan / Glossary ................................................................................. 5.42

5.iv

PETA KEDUDUKAN MODUL







































Peristiwa
Pemahaman bahasa
meliputi wacana narasi,
deskripsi, eksposisi
dan argumentasi
Peristiwa dalam
kehidupan
Mekanisme energy
panas dapat
merubah sifat-sifat
benda

Peristiwa perubahan
kostitusi di Indonesia
(Amandemen)

Penggunaan
penalaran untuk
menghadapi berbagai
peristiwa dalam
kehidupan
Fenomena cahaya

5.1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Dalam kehidupan ini, kita sering mengalami berbagai peristiwa, baik itu peristiwa
menyenangkan maupun peristiwa tidak menyenangkan. Contoh peristiwa
menyenangkan adalah kita mendapat rezeki yang banyak yang tidak terduga-duga, kita
mendapat hadiah dari atasan karena kerja keras kita, dan sebagainya, sedangkan
contoh peristiwa tidak menyengkan, adalah pada saat kita mendapat cobaan sakit.
Sering kita tidak menyadari banyak peristiwa penting yang terjadi dalam
kehidupan ini. Salah satu contoh peristiwa tersebut adalah peristiwa terbit dan
tenggelamnya matahari. Peristiwa terbit dan tenggelamnya matahari tersebut sangat
menentukan kelangsungan hidup manusia. Karena dengan peristiwa tersebut,
tumbuhan dapat menghasilkan energi dan oksigen yang dibutuhkan manusia.
J ika kita menghadapi peristiwa yang menyenangkan, kita tidak boleh terlalu
bergembira tetapi kita harus mensyukuri nikmat Allh SWT, sebaliknya jika menghadapi
peristiwa yang tidak menyenangkan kita tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan.
Baik pada saat kita mengalami peristiwa menyenangkan maupun peristiwa tidak
menyenangkan, kita tidak boleh hanya menyandarkan pada perasaan kita, tetapi kita
harus berpikir positif dan mengunakan akal dan penalaran kita. Di samping itu, dalam
menanggapi peristiwa tersebut, kita harus mengungkapkannya dalam bahasa yang
santun.
Terkait peristiwa dalam kehidupan, marilah kita membahas hal-hal berikut:
1. Peristiwa dalam kehidupan
2. Fenomena cahaya
3. Penggunaan penalaran untuk menghadapi berbagai peristiwa dalam kehidupan
4. Pemahaman bahasa meliputi wacana narasi, deskripsi, eksposisi dan argumentasi
5. Mekanisme energi panas dapat merubah sifat-sifat benda
6. Peristiwa perubahan kostitusi di Indonesia (Amandemen)

B. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul ini disusun dan dipersiapkan sebagai bahan pendidikan dan latihan profesi
guru kelas SD. Penyajian modul disusun berbasis tema. Dalam modul ini terdapat lima
tema yaitu (1) tema makhluk hidup dan lingkungan, (2) tema globalisasi, (3) tema
kewirausahaan, (4) tema kesehatan, dan (5) tema peristiwa. Pemilihan tema dan
subtansi materi dalam tema telah diusahakan sesuai dengan tema-tema di SD.
Agar Anda berhasil dalam mempelajari modul ini, ikutilah petunjuk belajar berikut:
1. Pelajari peta kedudukan modul (jaringan tema) pada masing-masing modul.
2. Bacalah deskripsi pada masing-masing modul.
3. Bacalah setiap uraian dan contoh yang menyertainya dengan cermat sampai Anda
memahami pesan dan ide yang disampaikan dalam materi tersebut.
4. Kerjakan smua kegiatan / praktik untuk memahami modul.
5. Diskusikan dengan teman-teman Anda dalam mengatasi materi-materi yang belum
Anda pahami.
5.2

6. Kerjakan semua soal latihan yang terdapat di akhir modul ini dengan sikap disiplin
dan mandiri.
Selamat belajar semoga sukses.

C. Tujuan Akhir
Menguasai substansi dan metodologi pembelajaran tema Peristiwa di SD secara
holistik.

































5.3

BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN

A. Tujuan Antara
1. Melalui diskusi tentang pengaruh kebudayaan peserta latihan dapat
menjelaskan beberapa bukti pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha terhadap
kebudayaan Indonesia dengan benar.
2. Melalui pengamatan gambar peserta latihan dapat menunjukkan bukti-bukti
pengaruh kebudayaan Islam terhadap kebudayaan Indonesia dengan benar
3. Melalui diskusi peserta latihan dapat membuat garis waktu yang menunjukkan
kronologi peristiwa-peristiwa sejarah sekitar proklamasi dengan benar.

B. Uraian Materi
Pengaruh Kebudayaan India (Hindu dan Budha)
1. Awal mula kedatangan kebudayaan India
Pada masa pra sejarah kebudayaan bangsa Indonesia masih menunjukkan
keasliannya dan masih belum mengenal tulisan. Dalam masa itu pengaruh
kebudayaan luar belum dikenal.Baru pada abad pertama masehi, mulai terjadi
pertemuan antara kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan luar,yaitu
kebudayaan Hindu yang datang dari India.Masuknya pengaruh Kebudayaan Hindu
itu telah menandai berakhirnya jaman pra sejarah dan mulai membawa bangsa
Indonesia ke dalam jaman sejarah
Menurut sebagian para ahli sejarah, kebudayaan India yang datang ke
Indonesia dibawa oleh para pedagang India Mereka sejak awal masehi telah
mengadakan hubungan dagang dengan bangsa Indonesia.
Masuknya pengaruh India melalui agama Hindu ke Indonesia dapat ditelusuri
dengan ditemukannya batu-batu tertulis di Kutai ( Kalimantan Timur ) dan J awa
Barat, yang ditulis menggunakan huruf Pallawa. Huruf Pallawa merupakan huruf
yang biasa digunakan di India Selatan antara abad ke-3 sampai ke 7. Bahasa
yang digunakan dalam batu tertulis adalah bahasa Sansekerta bahasa resmi di
India. Batu tertulis atau prasasti dimaksud untuk memuji kebesaran raja yang
memerintah saat itu.
Batu tertulis di Kutai dan di Bogor merupakan batu tertua ini membuktikan
bahwa pengaruh kebudayaan luar yang pertama mempengaruhi kebudayaan
Indonesia. Pengaruh kebudayan India terhadap kbudayaan Indonesia
berlangsung dari abad pertama masehi sampai dengan kira-kira tahun 1500
masehi dengan lenyapnya kerajaan Majapahit.
2. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha
Kerajaan - kerajan tersebut antara lain Kutai, Taruma nagara, Kaling,
Sriwijaya, Mataram, Kediri, Singasari sampai Majapahit.
a. Kerajaan Kutai, kerajaan tertua di Indonesia terdapat di Kalimantan Timur.
Ditemukan prasasti dengan memakai huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta
5.4

sekitar tahun 400 M. Rajanya terkenal adalah Mulawarman, anak
Aswawarman, cucu Kudungga.
b. Kerajaan Tarumanagara, di J awa Barat tahun 400 - 500 M. Rajanya
Purnawarman Bukti ditemukannya prasasti di dekat Bogor (Kebon Kopi,
Ciaruteun, J ambu, Pasir Awi, Muara Cianten), di daerah J akarta (Tugu,
Cilincing), di Banten selatan (Lebak, Muncul), Agama Hindu, rajanya
Purnawarman, dan pernah menggali sungai yaitu sungai Gomali sepanjang 12
km.
c. Kerajan Sriwijaya, di Sumatera pada abad ke 7 ada kerajaan Tulang Bawang
(Sumatera Selatan), Melayu (J ambi), dan Sriwijaya (Sumatera Selatan).
Kerajaan yang terkenal adalah Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat
agama Budha. Guru terkenal Sakyakirti. Tahun 690 Sriwijaya menaklukkan
kerajaan sekelilingnya.
d. Kerajaan Mataram Hindu dan Budha, berdasarkan prasasti Canggal tahun
732, dikenal kerajaan beragama Hindu, rajanya Sanna yang kemudian diganti
Sanjaya. Sanjaya dapat menciptakan kemakmuran, ketenteraman rakyatnya.
e. Sanjaya dan Sailendra. Pada abad ke 8 dan 9 di J awa Tengah berkuasa dua
keluarga kerajaan yang berbeda agama, yaitu keluarga wangsa Sanjaya
beragama Hindu dan keluarga beragama Budha. Keluarga Sanjaya berkuasa
di derah J awa Tengah utara sedang keluarga Sailendra di J awa Tengah
selatan. Hal ini bisa dilihat dari candi-candi abad ke 8 dan 9 di J awa Tengah
utara bersifat Hindu ,sedang di selatan bersifat Budha.
f. Keluarga Sailendra berkuasa tahun 750- 850. Candi terkenal candi Kalasan,
candi Ngawen, candi Borobudur (Samaratungga). Pada pertengahan abad ke
9 kedua keluarga itu bersatu dengan perkawinan antara Rakai Pikatan
(keluarga Sanjaya) dengan Pramudawardani (keluarga Samaratungga). Candi
Rorojonggrang di Prambanan didirikan oleh Rakai Pikatan, sedang candi
Plaosan didirikan oleh Pramodawardani


5.5


Gambar 5.2.1 Candi Borobudur
http://cepplux.blogspot.com/2011/09/gambar-candi-borobudur-dan-
candi.html?m=1




Gambar 5.2.2 Candi Prambana
http://cepplux.blogspot.com/2011/09/gambar-candi-prambanan-dan-
candi.html?m=1


5.6

g. Kerajaan Kanjuruan. di J awa Timur tahun 760 dalam prasasti Dinoyo
bertuliskan huruf Kawi berbahasa Sansekerta ada kerajaan Kanjuruan dengan
raja Dewa Simha punya anak Limwa bergelar Gajayana. Candi yang didirika
yaitu Candi Badut.
h. Kerajaan Kediri 1042-1222. Raja yang terkenal Kameswara. Banyak karya
satra yang dihasilkan yaitu Kitab Smaradahana oleh mpu Dharmaja, kitab
Bharatayuda oleh mpu Sedah diselesaikan mpu Panuluh.
i. Kerajaan Singasari tahun 1222 1292 raja terkenal Ken Arok. Banyak
pembunuhan keluarga raja. Raja terakir bernama Kertanegara yang
mempunyai cita-cita mengembangkan kekuasaanya sampai di Sumatera,
Bali, Kalimantan.
j. Kerajaan Majapahit tahun 1293 1528. Raja pertama Raden Wijaya,
memerintah dengan tegas, bijaksana, keadaan Negara aman dan tenteram.
Raja berikutnya J ayanegara, banyak pemberontakan, lalu diganti Tribhuwana
Tunggadewi dengan patih Gajahmada. Gajah Mada punya cita-cita
menyatukan kekuasaan dibawah Majapahit, terkenal dengan Sumpah Palapa.
Raja terkenal adalah raja Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada. Majapahit
mengalami jaman keemasan. Hasil kesusastraan jaman Majapahit yaitu
Negarakertagama (mpu Prapanca) dan Sutasoma (mpu Tantular).
3. Pengaruh Kebudayaan Islam
Kedatangan Islam pertama diperkirakan pertama kali ke Aceh. Berdasarkan
n Marco Polo (Italia) singgah di Aceh tahun 1292, sudah ada penduduk yang
memeluk agama islam di Perlak dan banyak pula pedagang islam dari India yang
giat menyebarkan agama. Bukti kuat yaitu adanya makam raja islam yaitu Sultan
Malik al Saleh. Yang membawa dan menyiarkan Islam pertama di Indonesia
adalah pedangan Islam dari Gujarat. Kedatangan Islam berlangsung dengan
damai.
4. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
a. Kerajaan Samudra terletak di Aceh, kerajaan Islam pertama di Indonesia. Raja
pertama bernama Sultan al-Saleh. Pada saat pemerintahan Sultan Zain al-
Abidin, Samudra merupakan pelabuhan terpenting sehingga banyak
pedangan yang datang seperti pedangan dari Tiongkok, India dan daerah lain
di Indonesia.
b. Kerajaan Malaka. Raja pertama bernama Iskandar Syah. Di bawah
pemerintahan Sultan Mudzafar Syah (1445-1458) Malaka menjadi pusat
perdagangan antar barat dan timur.Malaka mencapai puncak kebesarannya di
bawah pimpinan Sultan Alaudin Syah (1477-1488). Malaka mengalami
kemunduran waktu diperintah Sultan Mahmud Syah 1488-1511 ketika orang
Portugis mengalahkan Malaka tahun 1511.
c. Kerajaan Demak 1500 - 1550. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di
pulau J awa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, seorang bupati
Majapahit yang memeluk Islam. Demak dengan cepat mencapai kejayaannya
terutama setelah Malaka jatuh ketangan Portugis. Raden Patah meluaskan
kekuasaannya kedaerah sekitar.. Putranya yang bernama Patiunus dan
5.7

bergelar Pangeran Sabrang Lor sangat berjasa membantu ayahnya dalam
meluaskan dan memperkuat kedudukan, termasuk mengadakan serangan ke
Malaka. Raden Patah meninggal tahun 1518 diganti oleh Pati Unus, setelah
Pati Unus meninggal diganti oleh Pangeran Trenggono sampai tahun 1546.
Mereka sangat giat memperkuat kekuasaan Demak dan menegakkan agama
Islam.
d. Kerajaan Mataram. Senopati mengangkat dirinya menjadi raja Mataram. Ia
kemudian menundukkan daerah-daerah di J awa Tengah, dan J awa Timur
bahkan sampai J awa Barat. Mataram mengalami jaman keemasan pada masa
pemerintahan Raden Rangsang (1613 -1645) yang terkenal dengan nama
Sultan Agung. Dibawah pemerintahannya Mataram menjadi kerajaan yang
dihormati dan disegani. Tahun 1628 Mataram mengadakan serangan
terhadap Belanda di Batavia, tapi mengalami kegagalan. Sultan Agung
meninggal tahun 1645 dan beliau terkenal mengadakan tarikh baru, yaitu
tarikh J awa-Islam mulai tahun 1633 untuk menggantikan tarikh Saka.
e. Kerajaan Banten. Banten berhasil diislamkan oleh Fatahillah atas nama raja
Demak. Tahun 1527 Banten dibawah pimpinan Fatahillah berhasil merebut
Sunda Kelapa, dan diganti namanya menjadi J ayakarta. Fatahillah terkenal
dengan sebutan Sunan Gunung J ati karena jasanya dalam bidang agama.
Agama Islam juga berkembang di luar J awa diantaranya Aceh, Goa, juga di
Kalimantan dan lain-lain (Coba Anda sebutkan rajanya dan jasa-jasanya).
Membicarakan penyebaran Islam di Indonesia tidak bisa lengkap tanpa
membahas peran Wali Sanga. Wali sanga adalah Sembilan orang Wali Allah
yang dianggap berjasa dalam menyebarkan agama Islam di Pulau J awa. Wali
Allah ini dianggap orang yang dekat dengan Allah yang dalam pandangan
masyarakat dianggap mempunyai ilmu yang tinggi dan mempunyai kekuatan atau
tenaga batin tinggi.
Kesembilan wali itu diberi gelar Sunan. Mereka itu adalah Sunan Gunung
J ati, Sunan Ampel, Sunan Bonang , Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Giri,
SunanKudus, Sunan Muria, dan Syekh Siti J enar. Kebanyakan gelar-gelar yang
diberikan kepada mereka itu diambil dari tempat mereka dimakamkan .
5. Pengaruh Kebudayaan Islam Terhadap Kebudayaan Indonesia
Agama Islam yang masuk ke Indonesia secara damai ternyata membawa
pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan, kebudayaan dan alam pikiran
sebagian besar bangsa Indonesia. Pengaruh kebudayaan Islam member corak
yang khusus pada kebudayaan bangsa Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan yang
bercorak Islam itu bukan hanya dalam bentuk bangunan atau benda-benda
kongkrit, tetapi juga adat-istiadat,dan alam pikiran masyarakat. Beberapa hasil
kebudayaan yang bercorak Islam antara lain masjid, makam, seni ukir,
kesusastraan, dan lain-lain. (Coba Anda terangkan satu-persatu).

5.8


Gambar 5.2.3 Masjid Demak
http://www.google.com/images?q=gambar+masjid=demak&client


Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Ketika Belanda menyerah tanpa syarat kepada J epang pada tanggal 8 Maret
1942, maka berakhirlah masa pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Sebagai
penggantinya adalah kekuatan Kemaharajaan J epang. Kedatangan J epang ke
Indonesia disambut baik oleh rakyat Indonesia karena berharap dapat melepaskan
diri dari penderitaan yang berkepanjangan.Bahkan tokoh-tokoh pergerakan politik
seperti Ir Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta bersedia melakukan kerjasama
dengan pihak J epang.
Dalam perkembangan peperangan Asia Timur Raya pada tahun 1944, J epang
ternyata sudah terdesak oleh pasukan Sekutu. Pada tanggal 7 September 1944
Perdana Menteri Kaiso mengumumkan bahwa pemerintah Kemaharajaan J epang
memperkenankan daerah Indonesia untuk merdeka elak kemudian hari. J anji
J epang ini untuk menarik simpati dan bantuan bangsa Indonesia terhadap J epang
dalam peperangan melawan Sekutu.
J anji J epang itu kemudian mulai dilaksanakan dengan membentuk Badan
Penyelidik Uasaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan ( Dokuritzu Jumbi Cosakai )
pada tanggal 28 Mei 1945, beranggota 60 orang dan diketuai oleh K.R.T Radjiman
Wediodiningrat. BPUPK mengadakan sidang pertama untuk membahasa tentang
dasar negara bagi negara Indonesia merdeka. Dalam persidangan tersebut tiga
orang anggota mengajukan usulan tentang dasar Negara, yaitu Mr. Muh Yamin,
Prof. Dr. Supomo, dan Ir. Sukarno. Usulan Ir Sukarno pada tanggal 1 J uni 1945
diberi nama Pancasila.
5.9

Pada tanggal 22 J uni 1945 Panitia 9 BPUPK berhasil menyusun Piagam
J akarta yang didalamnya terdapat juga rumusan dasar Negara. Pada tanggal 7
Agustus 1945 pihak J epang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
( Dokuritsu Jumbi Inkai ) yang terkenak PPKI dengan beranggotakan 21 orang
diketuai Ir Sukarno. Kemudian tanggal 9 Agustus 1945 tiga tokok nasional yaitu Ir
Sukarno, Drs Muh Hatta dan Dr Radjiman Wediodiningrat dipanggil oleh J enderal
Terauci (Panglima Perang Tertinggi di seluruh Asia Tenggara) ke Dalat (Vietnam
Selatan). Dalam pertemuan di Dalat pada tanggal 12 Agustus 1945 J enderal Terauci
menyampaikan pesan pemerintah J epang yang telah memutuskan untuk
memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
Ketika Ir Sukarno dan Drs Moh Hatta kembali dari Dalat tanggal 14
Agustus1945 dan sesudah mendengar berita penyerahan J epang kepada Sekutu,
mereka segara didesak oleh para pemuda untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Ir Sukarno dan Moh Hatta menginginkan masalah
proklamasi kemerdekaan itu dibicarakan dulu dalam rapat dengan anggota PPKI.
Sementara para pemuda mereka keberatan proklamasi kemerdekaan itu melibatkan
PPKI, karena pemuda menganggap bagwa PPKI itu bentukan J epang,sehingga
nanti kemerdekaan Indonesia seolah-olah hadiah dari J epang. Pemuda mendesak Ir
Sukarno untuk memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945,
namun ditolak oleh Ir Sukarno.
Perbedaan pendapat antara para pemuda dengan Ir Sukarno dan Drs Moh
Hatta memuncak dengan terjadinya Peristiwa Rengasdengklok. Pada tanggal 16
Agustus1945 subuh para pemuda membawa Ir Sukarno dan Drs Moh Hatta ke
Rengasdengklok.Para pemuda yang bermaksud menekan beliau berdua untuk
melaksanakan proklamasi kemerdekaan yang lepas dari pengaruh J epang ternyata
tidak terlaksana. Pada sore hari tanggal 16 Agustus 1945 itu Sukarno dan Moh
Hatta kembali ke J akarta.
Pada pukul 23.00 malam Sukarno dan Moh Hatta bersama rombongan
menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda (Perwira J epang, Kepala Kantor
Penghubung Angkatan Laut J epang di daerah kekuasaan Angkatan Darat) di J l
Imam Bonjol 1. Di rumah Maeda inilah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dibuat. Yang menulis konsep Proklamasi itu adalah Ir Sukarno, sedang Drs Moh
Hatta dan Mr Ahmad Subardjo menyumbangkan pikiran mereka secara lisan .
Setelah konsep itu disusun, Ir Sukarno dan Moh Hatta menyarankan agar naskah
ditandatangani oleh semua yang hadir. Namun usul itu ditentang oleh golongan
pemuda, dan atas usul pemuda, naskah proklamasi itu cukup ditandatangani oleh Ir
Sukarno dan Drs Moh Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Teks Proklamasi Kemerdekaan itu kemudian diketikrapi oleh Sayuti Melik
disertai beberapa perubahan yang telah disepakati. Pada keesokan harinya, tanggal
17 Agustus 1945 pukul 10.00, bertempat di J alan Pegangsaan Timur No 56, Teks
Proklamasi Kemerdekaan itu dibacakan oleh Ir Sukarno dengan disaksikan oleh
para tokoh pejuang kemerdekaan.
Bunyi teks Proklamasi Kemerdekaan itu selengkapnya adalah sebagai berikut:

5.10

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45
Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno / Hatta



Gambar 5.2.4 Sukarno sedang membaca tek Proklamasi
( http://www.google.com/url?q=http://indonesiaku.esg-creation.com/category/foto-
proklamasi-kemerdekaan-indonesia/ )

5.11


Gambar 5.2.5 Pengibaran bendera pada saat Proklamasi Kemerdekaan
( http://www.google.com/url?q=http://marconyfm.com/cerita-di-balik-17-agustus-
1945/pengibaran-bendera-pertama/ )

Dengan dibacakannya Teks Proklamasi Kemerdekaan itu, maka berarti bangsa
Indonesia telah menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat dan
lepa dari belenggu penjajahan . Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan hasil
perjuangan bangsa Indonesia selama berabad-abad, yang harus ditebus dengan
pengorbanan harta benda dan jiwa,akhirnya bangsa Indonesia bisa memperoleh
kemerdekaan yang didambakan. Bangsa Indonesia memang bangsa yang
mencintai perdamaian, namun lebih mencintai kemerdekaan.

C. Lembar Kerja
1. Buatlah garis waktu yang menunjukkan kronologi peristiwa-peristiwa sejarah
yang penting sekitar proklamasi kemerdekaan.
2. Buatlah kliping berupa gambar-gambar yang lengkap tentang berbagai candi,
patung, relief, masjid , ukiran, makam kuno dan sebagainya.
3. Carilah ciri-ciri khas yang membedakan candi-candi J awa Tengah dengan candi-
candi J awa Timur.

D. Lembar Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini.
1. Coba kemukakan beberapa bukti pengaruh Hindu- Budha terhadap kebudayaan
Indonesia ?
5.12

2. Tunjukkan beberapa bukti bahwa meskipun bangsa Indonesia sudah memeluk
agama Islam, namun masih ada kebudayaan jaman purba yang diteruskan dalam
kebudayaan Islam ?
3. Mengapa terjadi perbedaan pendapat antara kaum muda dan kaum tua di sekitar
Proklamasi Kemerdekaan ? J elaskan.

































5.13

BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
FENOMENA CAHAYA

A. Tujuan Antara
1. Melalui percobaan peserta didik dapat menjelaskan proses pemantulan cahaya.
2. Melalui percobaan peserta didik dapat menjelaskan proses pembiasan cahaya.
3. Melalui diskusi peserta didik dapat menganalisis kejadian sehari-hari dengan
asas pemantulan dan pembiasan.

B. Uraian Materi
Banyak peristiwa alam atau fenomena alam yang disebabkan oleh keberadaan
cahaya. Kita melihat benda sumber cahaya dengan dua cara : (1) Benda tersebut
merupakan sumber cahaya, seperti bola lampu, berkas api, atau bintang, dimana
kita melihat cahaya yang langsung dipancarkan dari sumbernya, dan (2) benda dari
cahaya yang dipantulkan oleh sumber cahaya misalnya cahaya bulan.
1. Model Berkas Cahaya
Banyak bukti yang menunjukkan cahaya berjalan menempuh garis lurus pada
berbagai keadaan.Sebagai contoh, sebuah sumber cahaya titik seperti Matahari
menghasilkan bayangan, dan sinar lampu senter tampak merupakan garis
lurus.Model berkas telah berhasil mendeskripsikan banyak aspek cahaya seperti
pantulan, pembiasan, dan pembentukan bayangan oleh cermin dan lensa.
Disamping model berkas cahaya, terdapat model lain yaitu cahaya dianggap
merambat sebagai gelombang (tidak dibahas bab ini).
2. Pantulan : Pembentukan Bayangan oleh Cermin Datar
Ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya dipantulkan.
Sisanya diserap oleh benda (dan diubah menjadi energi panas) atau, jika benda
tersebut transparan seperti kaca atau air, sebagian diteruskan. Untuk benda-
benda yang sangat mengkilat seperti cermin berlapis perak, lebih dari 95 persen
cahaya bisa dipantulkan.
Ketika satu berkas cahaya mengenai permukaan yang rata (Gambar 6)
ternyata berkas sinar datang dan pantul berada pada bidang yang sama dengan
garis normal permukaan bidang pantul, dan bahwa sudut datang sama dengan
sudut pantul.

5.14

Gambar 5.3.1 Pantulan cahaya.
sumber: http://parno-berandabelajaroreo.blogspot.com/2012/05/pembahasan-tuman-
cahaya.html

Gambar 7.menunjukkan terjadinya bayangan dibentuk oleh cermin datar
dilihat dari samping, sementara berkas-berkas cahaya digambarkan dari
permukaan depan.
Berkas-berkas cahaya sebenarnya tidak melewati cermin datar. Hanya
tampaknya seakan-akan cahaya datang dari balik cermin. Hal ini karena otak
kita menerjemahkan semua cahaya yang memasuki mata kita sebagai cahaya
yang datang dengan lintasan lurus dari depan kita. Berkas-berkas cahaya
sebenarnya tidak melewati bayangan, bayangan tersebut tidak akan muncul
pada kertas atau film yang dielatakkan di lokasi bayangan. Untuk selanjutnya,
bayangan seperti ini disebut bayangan maya.

Gambar 5.3.2 Bayangan cermin datar.

3. Pembiasan : Hukum Snell


Gambar 5.3.3 Pembiasan
http://uchubald22.blogspot.com/2010/11/tentang-pembiasan-cahaya.html
5.15

Pembiasan cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya,
sebagian cahaya dipantulkan pada perbatasan dan sisanya lewat ke medium
baru. J ika seberkas cahaya datang dan membentuk sudut terhadap permukaan
(bukan tegak lurus), berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium
baru. Pembelokan ini disebut pembiasan (gambar 8)

Pembiasan mengakibatkan sejumlah ilusi optik yang umum. Sebagai
contoh, orang yang berdiri di air yang dalamnya sepinggang tampak memiliki
kaki yang lebih pendek. Ketika kita meletakkan sebuah pensil di dalam air,
tampak pensil tersebut patah.
Hubungan analitis antara i (sudut datang) dan r (sudut bias) ditemukan
secara eksperimental pada sekitar tahun 1621 oleh Willebrord Snell (1591-
1626).dikenal sebagai Hukum Snell dan dituliskan :
n
1
sin = i n
2
sin r
C. Lembar Kerja 1 Pemantulan Cahaya
Lembar Kerja 2 Pembiasan Cahaya

D. Alat dan bahan
1. Kaca hias (2 cm x15cm) ditempel pada pelat siku aluminium =1 buah
2. Lempeng Kaca transparan (5x15x0,5 cm
3
) : 1 buah
3. Kotak cahaya atau laser remote LCD : 1 buah
4. Kertas HVS : sejumlah percobaan.
5. Prisma segitiga (kertas manila putih,
sisi segitiga =4 cm, panjang =15 cm : 1 buah
6. Busur derajat : 1 buah

E. Langkah Kerja
Percobaan 1 Pemantulan cahaya
1. Buatlan garis mendatar di tengah kertas HVS sepanjang 15 cm,
kemudian buatlah garis vertikal tegaklurus garis mendatar di tengahnya (seperti
pada gambar 2).
2. Buatlah garis miring (sinar datang =30
0
) menuju titik perpotongan O
3. Letakkan kaca hias (2 cm x15cm) berimpit garis mendatar dalam posisi kaca
menghadap sinar datang.
4. Tombol kotak cahaya/laser dipoisikan ON, kemudian sinar diarahkan
berimpit dengan sinar datang. (Usahakan kaca tidak bergerak-gerak)
5. Tandai dengan titik satu tempat pada sinar pantul.
6. Buat garis menghubungkan antara O dengan titik pada langkah 5.
7. Ukur besar sudut datang dan sudut pantul. Sama atau berbeda?
8. Ulangi beberapa kali dengan sudut datang berturut-turut semakin besar.
9. Buatlah tabel seperti tabel dan Isilah dengan hasil percobaan.

5.16


Gambar 5.3.4 Pemantulan Cahaya
Percobaan 2 Pembiasan cahaya
1. Buatlan garis mendatar di tengah kertas HVS sepanjang 15 cm,
kemudian buatlah garis vertikal memotong garis mendatar di tengahnya (seperti
pada gambar 2).
2. Buatlah garis miring (sinar datang =30
0
) menuju titik perpotongan O
3. Rebahkan kaca transparan di bawah garis mendatar.
4. Tombol kotak cahaya/laser dipoisikan ON, kemudian sinar diarahkan
berimpit dengan sinar datang. (Usahakan kaca tidak bergerak-gerak)
5. Letakkan prisma kertas

berimpit garis CD untuk menangkap sinar bias.
6. Tandai dengan titik pada HVS folio tempat terjadinya sinar bias.
7. Pindahkan kaca transparan ke tempat lain.
8. Buat garis menghubungkan antara O dengan titik pada langkah 6.
9. Ukur sudut datang dan sudut bias.
10. Bandingkan besar sudut datang dan sudut bias. Mana yang lebih besar
?
11. Ulangi beberapa kali dengan sudut datang berturut-turut semakin besar.
12. Buatlah tabel seperti tabel dan Isilah dengan hasil percobaan.










Gambar 5.3.5 Pembiasan Cahaya


Garis Nomal
Sinar Datang
Kaca
5.17

BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
PENALARAN DALAM MATEMATIKA

A. Tujuan Antara
1. Membedakan penalaran induksi dan deduksi.
2. Memberi contoh penalaran induksi dan deduksi.
3. Membuktikan penalaran induksi dan deduksi.

B. Uraian Materi
Dalam kehidupan ini, kita sering mengalami berbagai peristiwa, baik itu
peristiwa menyenangkan maupun peristiwa tidak menyenangkan. Contoh peristiwa
menyenangkan adalah kita mendapat rezeki yang banyak yang tidak terduga-duga,
kita mendapat hadiah dari atasan karena kerja keras kita, dan sebagainya,
sedangkan contoh peristiwa tidak menyengkan, adalah pada saat kita mendapat
cobaan sakit.
J ika kita menghadapi peristiwa yang menyenangkan, kita tidak boleh terlalu
bergembira tetapi kita harus mensyukuri nikmat Allh SWT, sebaliknya jika
menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan kita tidak boleh terlalu larut dalam
kesedihan.
Baik pada saat kita mengalami peristiwa menyenangkan maupun peristiwa
tidak menyenangkan, kita tidak boleh hanya menyandarkan pada perasaan kita,
tetapi kita harus berpikir positif dan mengunakan akal dan penalaran kita. Kita
sebagai manusia diberi kelebihan oleh Allah SWT dalam bentuk akal yang kita
gunakan untuk berpikir dan bernalar. Bagaimana seharusnya kita menggunakan
penalaran yang baik? Oleh karena itu, marilah kita membahas mengenai penalaran
tersebut.
Penalaran dalam matematika ada dua jenis, yaitu penalaran induktif dan
penalaran deduktif. Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik suatu
kesimpulan yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
Penalaran induktif digunakan oleh beberapa cabang ilmu pengetahuan seperti fisika,
kimia, biologi, dan sebagainya untuk membangun suatu teori baru. Sebagai contoh
dalam ilmu fisika, dalam suatu percobaan seorang peneliti berhasil menunjukkan
bahwa besi apabila dipanaskan memuai, seng apabila dipanaskan memuai, perak
apabila dipanaskan memuai, dan aluminium apabila dipanaskan juga memuai.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, peneliti tersebut mengamati bahwa besi,
seng, perak dan aluminium termasuk jenis logam. Oleh karena itu kemudian ia
membuat suatu generalisasi bahwa setiap logam apabila dipanaskan memuai.
Sebaliknya, dalam matematika penalaran yang digunakan adalah penalaran
deduktif yaitu proses berpikir berdasarkan atas suatu pernyataan dasar yang
berlaku umum untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus. Aturan yang
berlaku secara umum tersebut, pada umumnya dibuktikan terlebih dahulu
kebenarannya dan setelah terbukti kebenarannya baru diterapkan untuk kasus-
5.18

kasus yang bersifat khsusus. Sebagai contoh, diberikan aturan umum bahwa sudut-
sudut yang bertolak belakang adalah kongruen, diketahui sudut A bertolak belakang
dengan sudut B dan ukuran sudut B adalah 60
o
, maka kesimpulannya ukuran sudut
A adalah 60
o
.
Pada mulanya, matematika timbul karena adanya pikiran-pikiran manusia
yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Oleh karena itu, walaupun
matematika menggunakan penalaran deduktif, namun para matematikawan dapat
menyusun atau menemukan matematika atau bagian-bagiannya dengan
menggunakan penalaran induktif. Tetapi begitu pola-pola umum atau generalisasi
ditemukan maka pola-pola umum atau generalisasi tersebut harus dapat dibuktikan
kebenarannya secara deduktif.
Secara umum, langkah-langkah penalaran induktif yang digunakan dalam
matematika sebagai berikut :
1. Mengamati pola-pola yang terjadi,
2. Membuat dugaan (konjektur) tentang pola umum yang mugkin berlaku,
3. Membuat generalisasi,
4. Membuktikan generalisasi secara deduktif.
Berikut ini diberikan beberapa contoh penggunaan penalaran induktif dalam
matematika.
Contoh 1: Secara induktif, tentukan pola umum (generalisasi) yang mungkin berlaku
pada deret 1 +3 +5 +7 + +(2n 1), untuk setiap bilangan asli n. Kemudian
tentukan jumlah dari 1 +3 +5 +7 + +199.
Pembahasan :
1 = 1 =
2
1 =
2
2
1 1

+
.
1 +3 = 4 =
2
2 =
2
2
3 1

+
.
1 +3 +5 = 9 =
2
3 =
2
2
5 1

+
.
1 +3 +5 +7 = 16 =
2
4 =
2
2
7 1

+
.
1 +3 +5 +7 +9 = 25 =
2
5 =
2
2
9 1

+
.
dan seterusnya. Dengan memperhatikan pola tersebut di atas dapat diduga
bahwa untuk sembarang bilangan asli n berlaku :
5.19

1 +3 +5 + +(2n 1) =
( )
2
2
1 2 1

+ n
=
2
n .
Dengan memperhatikan hasil generalisasi tersebut di atas diperoleh:
1 +3 +5 + +199 =
2
2
199 1

+
=
2
100 =10.000.
Contoh 2: Secara induktif, tentukan pola umum (generalisasi) yang mungkin berlaku
pada deret 1 +2 +3 +4 + +n, untuk setiap bilangan asli n. Kemudian tentukan
jumlah dari 1 +2 +3 +4 + +200.
Pembahasan :
1 = 1 = 1.
2
2
=
( )
2
1 1 1 +
.
1 +2 = 3 = 2.
2
3
=
( )
2
1 2 2 +
.
1 +2 +3 = 6 = 3.
2
4
=
( )
2
1 3 3 +
.
1 +2 +3 +4 = 10 = 4.
2
5
=
( )
2
1 4 4 +
.
1 +2 +3 +4 +5 = 15 = 5.
2
6
=
( )
2
1 5 5 +
.
dan seterusnya. Dengan memperhatikan pola tersebut di atas dapat diduga
(digeneralisasikan) bahwa untuk sembarang bilangan asli n berlaku :
1 +2 +3 + +n =
( )
2
1 + n n
.
Dengan memperhatikan hasil generalisasi tersebut di atas diperoleh:
1 +2 +3 + +200 =
( )
2
1 200 200 +
= 20.100.
Dalam matematika, generalisasi pada Contoh 1 dan Contoh 2 tersebut di atas
tidak dibenarkan dan perlu dibuktikan secara deduktif. Namun untuk pembelajaran
di Sekolah Dasar pembuktian secara deduktif tidak perlu dilakukan, karena pada
umumnya tahap berpikir siswa Sekolah Dasar masih dalam tahap berpikir induktif
(tahap berpikir operasi konkret). Berikut akan diberikan contoh penalaran yang lain
beserta buktinya.

5.20

Contoh 3
Secara induktif, tentukan generalisasi yang mungkin berlaku apabila sembarang dua
buah bilangan ganjil dikalikan, dan kemudian secara dedutif buktikan bahwa
generalisasi tersebut benar secara matematika.
Pembahasan :
Untuk menyelidiki pola umum yang mungkin terjadi pada perkalian sembarang dua
buah bilangan ganjil, dibuat tabel 5.4.1 sebagai berikut :
Tabel 5.4.1
1 3 5 7
1 1 3 5 7
3 3 9 15 21
5 5 15 25 35
7 7 21 35 49

Dengan memperhatikan tabel tersebut di atas, terlihat bahwa polanya adalah
bilangan ganjil apabila dikalikan dengan bilangan ganjil hasilnya juga bilangan ganjil.
Oleh karena itu dapat diduga (digeneralisasikan) bahwa bilangan ganjil apabila
dikalikan dengan bilangan ganjil hasilnya adalah bilangan ganjil.
Seperti dijelaskan pada Contoh 1 dan Contoh 2, dalam matematika,
generalisasi tersebut di atas tidak dibenarkan dan perlu dibuktikan secara deduktif.
Untuk membuktikan secara deduktif, perlu pengertian bilangan genap dan bilangan
ganjil sebagai berikut :





Bukti generalisasi Contoh 3. Ambil sembarang dua buah bilangan ganjil m dan
n. Akan dibuktikan bahwa m n bilangan ganjil. Karena m bilangan ganjil maka
terdapat bilangan bulat k sehingga m =2k +1, dan juga karena n bilangan ganjil
maka terdapat bilangan bulat p sehingga n =2p +1. Selanjutnya diperoleh :
m n =(2k +1) (2p +1) =4kp +2k +2p +1 =2(2kp +k +p) +1 =2r +1, dengan
r =2kp +k +p.
Karena 2, k dan p masing-masing bilangan bulat maka r =2kp +k +p juga bilangan
bulat, sebab penjumlahan dan perkalian pada bilangan bulat bersifat tertutup.
Definisi 1
(1). Bilangan bulat m dikatakan bilangan genap apabila terdapat bilangan bulat
k sehingga berlaku m =2k.
(2). Bilangan bulat m dikatakan bilangan ganjil apabila terdapat bilangan bulat k
sehingga berlaku m =2k +1.
5.21

J adi terdapat bilangan bulat r sehingga m n =2r +1. Dengan kata lain m n
merupakan bilangan ganjil.

C. Lembar Kerja
1. Diskusikan dengan teman Anda untuk menentukan contoh penggunaan
penalaran induktif dan deduktif dalam kehidupan sehari-hari.
2. Diskusikan dengan teman Anda, penalaran mana yang cocok untuk diterapkan
pada pembelajaran matematika di sekolah dasar, penalaran induktif atau
deduktif?
3. Diskusikan dengan teman Anda untuk menentukan contoh penggunaan
penalaran induktif dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar.


D. Lembar Latihan
1. Secara induktif, tentukan pola umum (generalisasi) yang mungkin berlaku pada
deret 2 +4 +6 +8 + +2n, untuk setiap bilangan asli n. Kemudian tentukan
jumlah dari 2 +4 +6 +8 + +200.
2. Secara induktif, tentukan pola umum (generalisasi) yang mungkin berlaku pada
deret
( )
L L =
+
+ + + +
1
1
4 . 3
1
3 . 2
1
2 . 1
1
n n
, untuk setiap bilangan asli n. Kemudian
tentukan jumlah dari L L = + + + +
51 . 50
1
4 . 3
1
3 . 2
1
2 . 1
1
.

E. Kunci Jawaban
1. Pola umum adalah n(n +1) dan jumlah =10.100.
2. Pola umum adalah
1 + n
n
dan jumlah =
51
50
.







5.22

BAB V
KEGIATAN BELAJAR 4
KARYA SASTRA

A. Tujuan Antara
1. Melalui diskusi kelompok tentang wacana narasi, deskripsi, eksposisi dan
argumentasi, peserta pelatihan dapat membedakan antara wacana narasi,
deskripsi, eksposisi dan argumentasi.
2. Dengan penjelasan instruksi tentang unsur-unsur instrinsik sastra peserta
pelatihan dapat menjelaskan unsur-unsur intrinsik, struktur dan ciri-ciri karya
sastra, serta apresiasi sastra.

B. Uraian Materi
1. Wacana Narasi, Deskripsi, Eksposisi dan Argumentasi
a. Narasi
Narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa.
Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan
terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah kejadian
atau serentetan kejadian, dan agar pembaca dapat memetik hikmah dari
cerita itu.
Tujuan menulis narasi secaa fundamental ada dua, yaitu (1) hendak
memberikan informai atau memberi wawancaa dan memperluas
pengetahuan pembaca, dan (2) hendak memberikan pengalaman estesis
kepada pembaca. Tujuan pertama menghasilkan jenis narasi informasional
atau narasi ekspositoris dan tujuan kedua menghasilkan jenis narasi artistik
atau narasi sugestif.
Sebagai sebuah karangan, narasi dikembangkan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berpikir bagi
terbentuknya karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: alur (plot),
penokohan, latar, titik pandang, pemilihan detail peristiwa. Detail dalam narasi
disusun dalam sekuensi (sequence) ruang dan waktu yang menyarankan
adanya bagian awal, tengah, dan akhir cerita. J ika cerita menyangkut latar
tempat, maka pengisahan mengalami pergantian dari suatu tempat ke tempat
lain. J ika cerita menyangkut latar waktu, maka pengisahan mengalami
pergantian dari waktu ke waktu lain.
b. Deskripsi
Sebagai salah satu jenis karangan, deskripsi ditulis untuk
mendeskripsikan, menggambarkan, atau melukiskan suatu objek sehingga
pembaca memiliki penghayatan seolah-olah menyaksikan atau
mengalaminya sendiri. Objek dalam karangan deskripsi ini dapat berupa
manusia dan tempat atau suasana. Dalam membuat karangan deskripsi,
penulis dituntut memiliki kesan yang kuat tentang objek yang dideskrisikan
karena tugas penulis adalah mengalihkan kesan tentang objek itu ke dalam
5.23

karangan agar pembaca memiliki penghayatan atau pengalaman sendiri
tentang objek yang penulis deskripsikan.
Agar pembaca memiliki penghayatan yang demikian, penulis harus
dapat menyajikan objek sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup
mungkin. Untuk itu, penulis dituntut dapat menggunakan diksi yang tepat
dan kalimat-kalimat yang dapat menghadirkan objek deskripsi di depan
pembaca. Untuk mendeskripsikan sesuatu, dapat dengan cara
mendeskripsikan karakteristik hal yang dideskripsikan, dengan cara
mendeskripsikan segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, diraba,
dicecap, dibau dan tanggapan perasaan terhadap hal yang dideskripsikan
tersebut.
c. Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang bertujuan utama untuk
memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam
karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah
informasi. Informasi dapat berupa: (a) data faktual, (b) suatu analisis atau
suatu penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta; dan (c) mungkin
sekali berupa fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu
pendirian yang khusus. Yang harus selalu kita ingat adalah bahwa tujuan
utama karangan eksposisi itu semata-mata untuk membagi informasi, dan
tidak sama sekali mempengaruhi pembaca.
Langkah yang kita tempuh dalam membuat eksposisi ialah sebagai
berikut: (1) menentukan topik karangan, (2) menentukan tujuan penulisan,
dan (3) merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap
dan tersusun baik.
Pengembangan karangan eksposisi sangat bergantung pada dua hal:
(1) sifat penjelasan atau keterangan yang akan kita berikan, dan (2) tujuan
yang akan dicapai. Anda beberapa teknik pengembangan eksposisi yang
dapat dipilih sesuai dengan topik dan tujuan pembahasannya. Teknik-teknik
tersebut adalah: (1) teknik identifikasi, (2) teknik perbandingan, (3) teknik
ilustrasi,(4) teknik klasifikasi, (5) teknik definisi, dan (6) teknik analisis.
Bacaan-bacaan yang termasuk eksposisi di antaranya adalah
pengumuman, undangan, petunjuk, berita, dan sebagainya. Strategi untuk
mengetahui isi bacaan-bacan tersebut bisa dilakukan dengan cara menjawab
pertanyaan tentang apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana (5W 1
H).
d. Argumentasi
Karangan argumentasi ialah karangan yang isinya terdiri atas paparan
alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.
Karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan,
untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasa.
J adi, pada setiap karangan argumentasi selalu terdapat alasan (argumen)
ataupun bantahan yang memperkuat ataupun menolak sesuatu secara
sedemikian rupa guna mempengauhi keyakinan pembaca. Secara sederhana
5.24

setiap argumen selalu menjelaskan suatu pertalian antara dua pernyataan
atau asersi (assertion) yang biasanya diurutkan. Asersi pertama merupakan
alasan (reason) bagi asersi kedua.
Karangan argumentasi dikembangkan dengan dua teknik, yaitu: (1)
teknik induktif, dan (2) teknik deduktif. Pengembangan argumentasi dengan
teknik induktif adalah penyusunan argumentasi yang dilakukan dengan
mengemukakan lebih dahulu bukti-bukti kemudian diambil kesimpulan yang
bersifat umum. Adapun pengembangan argumentasi dengan teknik deduktif
dimulai dengan suatu kesimpulan umum yang kemudian disusun uraian
mengenai hal-hal yang khusus. Alasan-alasan atau bukti-bukti yang terdapat
dalam argumentasi deduktif ini disebut premis.
2. Unsur Intrinsik, Struktur dan Ciri-ciri Karya Sastra, Serta Apresiasi Sastra
Unsur intriksik puisi bisa dilihat dari dua segi, yaitu
a. Dari segi isi puisi yang terdiri atas : a) tema; b) rasa; c) nada; dan d) amanat
b. Dari segi struktur yang terdiri atas: a) diksi; b) imajinasi; c) Kata-kata konkrit;
d) Gaya bahasa; e) Ritme/irama; dan f) Rima/kesamaan bunyi
Menyusun parafrasa puisi ke prosa ada dua cara yaitu: (1) parafrasa terikat, dan
(2) parafrasa bebas :
a. Langkah-langkah menyusun parafrasa terikat:
1) Memberikan makna larik, caranya dengan memberikan tambahan kata,
atau kata-kata, pelengkap kata, mapun tanda baca,yang diletakkan di
dalam kurung.
Contoh:
Buku
Bila malam tiba
Kubuka dan kubaca
Kupahami dan kudalami
Semua rahasia buku ini
Kau menyimpan misteri
Dalam kehidupan ini
Kau tiada pernah marah
Bila kami tak menyentuhmu
Darimu aku tahu
Apa artinya ilmu
Yang berguna untuk kami
Tuk bekal kemudian hari
(Rahaidawati, Majalah Bobo)
Pada tahap ini puisi tersebut akan menjadi:
Buku
(Apa) bila malam (telah) tiba(,)
(A)ku (mem) buka dan (a)ku (mem) baca (buku/nya)
(Untuk) (a) ku pahami dan (a) ku dalami
Semua rahasia (isi) buku ini.
(Ternyata) (eng)kau menyimpan misteri
5.25

(Tentang) (hal-hal) (yang) (ada) dalam kehidupan ini(.)
(Eng)kau tiada pernah (me)marah(i) (kami)
(Apa) bila kami tak (bisa) menyentuhmu(.)

Dari (ka)mu aku (menjadi) tahu(,)
Apa (sebenarnya) artinya ilmu(,)
Ynag (ternyata) (sangat) berguna untuk kami
(Un)tuk bekal (kami) (pada) kemudian hari(.)
2) Memberikan makna lugas, caranya dengan mengubah bait menjadi
paragraf dan menghilangkan tanda kurung.
Contoh:
Apabila malam telah tiba, aku membuka dan membaca buku untuk
memahami semua rahasia isi buku tersebut.
Ternyata engkau menyimpan misteri tentang segala hal yang ada
dalam kehidupan ini. Engkau tidak pernah memarahi kami apabila kami
tidak bisa menyentuhmu .
Dari kamulah aku menjadi tahu, apa sebenarnya artinya ilmu, yang
ternyata sangat berguna untuk kami karena untuk bekal kami pada
kemudian hari.
3) Memberikan makna kias, caranya dengan menafsirkan kata yang
sekiranya bermakna kias. Contoh: Semua rahasia buku ini bisa
menjadi semua hal yang terkandung dalam isi buku ini. Kau menyimpan
misteri bisa menjadi ternyata di dalam buku terkandung berbagai
macam hal yang berkaitan dengan kehidupan ini. Kemudian hari ini
bisa menjadi menempuh kehidupan masa depan.
4) Memberikan makna utuh, caranya dengan memadukan antara makna
lugas (b) dan makna kias (c) di atas menjadi satu kesatuan paragraf
yang utuh dan padu.
Contoh : Buku
Apabila malam telah tiba, aku membuka dan membaca buku-buku
pelajaran untuk memahami dan mendalami semua hal yang
terkandung dalam isi buku itu. Ternyata betapa lengkapnya isi buku itu
karena di dalamnya terkandung berbagai macam hal yang berkaitan
dengan kehidupan ini. Buku yang sebagai sumber ilmu itu tidak pernah
marah jika aku suatu saat tidak bisa mempelajarinya. Dari buku itulah
aku menjadi tahu tentang artinya ilmu bagi diriku, yang ternyata sangat
berguna untukku, karena dapat sebagai bekalku untuk menempuh
kehidupan masa depan.
b. Langkah-langkah menyusun parafrase bebas
1) Membaca dan memahami secara keseluruhan suatu karya sastra
2) Memahami jenis perubahan yang akan dilakukan, baik bentuknya
maupun redaksinya atau penggunaan bahasanya.
3) Mengungkapkan kembali dengan redaksi bahasa dan bentuk yang
berbeda tetapi isinya tetap sama.
5.26

Contoh: Puisinya sama yakni berjudul Buku para frasenya menjadi
seperti berikut ini
Buku
Setiap malam tiba, aku selalu membuka buku pelajaran. Kuulangi
lagi segala yang pernah diterangkan Bapak/Ibu guru kepadaku. Sampai
aku benar-benar memahaminya. Aku tidak ingin ada yang terlewatkan
sedikitpun. Semua teori dan latihan harus aku mengerti.
Bagiku buku bagaikan sebuah misteri. Semakin banyak kubaca
dan kudalami, semakin banyak pula yang kudapatkan, tentang semua isi
kehidupan ini. Ia juga merupakan guru yang baik, setiap saat
mendampingiku. Tapi juga tak pernah marah kepada orang yang tidak
membacanya.
Berkat jasa buku, aku mengetahui berbagai ilmu. Setiap aku
membaca, makin bertambah pengetahuanku. Tidak ada yang sia-sia
setiap pemberiannya. Semuanya berguna untuk menempuh masa
depanku.

Cerita anak adalah cerita yang akan dikonsumsi oleh anak atau cerita yang
diperuntukkan bagi anak-anak. Cerita anak merupakan bagian dari cerita rekaan.
Oleh karena itu semua unsur atau ciri cerita yang harus ada pada cerita rekaan
berlaku juga bagi cerita anak. Seperti perwatakan dan penokohan, sudut pandang,
latar, tema, struktur, suspens (daya bayang), nada dan suara, serta bahasa.
Walaupun demikian ada perbedaan yang mencolok antara cerita anak dengan cerita
remaja atau cerita orang dewasa. Pada cerita anak sangat diutamakan keterbacaan
dalam segi penggunaan bahasa dan kesesuaian dengan lingkungan sosial dan
psikis anak. Untuk dapat menulis cerita anak, seorang calon penulis harus
memahami kehidupan anak. Objek tentang lingkungan hidup anak inilah yang akan
menjadi bahan tulisannya.
Bentuk karya sastra yang dijadikan bahan ajar di SD hendaknya memenuhi
ciri-ciri sastra anak-anak yang meliputi puisi, prosa, dan drama. Puisi anak-anak
memiliki ciri-ciri: bahasanya dapat dipahami anak, pesan yang dikandungnya dapat
dimengerti, memiliki irama dan keindahan, isinya sesuai dengan tingkat
perkembangan anak. Cerita anak-anak memiliki ciri: latarnya dikenal anak, aluranya
berbentuk maju dan tunggal, penokohannya dari kalangan anak dengan jumlah
sekitar 3-4 orang, temanya tentang kehidupan sehari-hari, petuangan, olahraga, dan
keluarga. Drama anak-anak memiliki ciri-ciri yang relatif sama dengan prosa yang
berbeda dari segi dialog yang relatif sederhana dengan adegan yang tidak panjang.
Sastra anak pantang dari hal-hal kekerasan, kehidupan yang pelik, dan percintaan
yang erotis.

C. Lembar Kerja
Saudara, tema yang kita bicarakan saat ini adalah tentang peristiwa. Di dalam
Kamus Bersar Bahasa Indonesia (KBBI), peristiwa bermakna kejadian yang luar
biasa yang menarik perhatian orang (Depdiknas, 2005: 860).
5.27

Salah satu peristiwa yang terjadi di Sidoarjo, J awa Timur, pada tanggal 26
Desember 2012, yaitu hujan deras yang disertai puting beliung menghajar empat
desa di kecamatan Sidoarjo dan Sukodono. Ratusan bangunan luluh lantak disapu
angin, bahkan sebuah truk bisa melayang dan terhempas menabrak pohon.
Meski pusaran angin hanya 10 menit, dampak yang ditimbulkan cuku besar. Kurang
lebih 155 ruah rusak parah dan sedang. Menurut warga setempat, puting beliung
tersebut datangnya dari utara ke selatan pada pukul 16.15. Angin kencang yang
membentuk pusaran itu berwarna hitam pekat dan suaranya mengerikan. Tiga menit
kemudian hujan deras yang disertai petir pun terjadi.
Angin puting beliung tersebut menyapu apa saja yang berada di tempat kejadian.
Truk pun melayang sejauh 3 meter dan tertahan di pohon randu. Atap-atap seng
beterbangan dan ada yang bertengger di pohon randu setinggi 12 m.
Hampir semua garasi mobil di daerah tersebut yang terbuat dari kanopi, rusak.
Bahkan ada yang melayang sampai 200 meter. Ada pula kandang kambing yang
tersapu puting beliung hingga semua kambingnya kelur. Kandang kambing itu
terlempar 100 meter dari lokasi asal (J awa Pos, edisi J umat, 28 Desember 2012).
Diskusikan dengan kelompok Anda, wacana di atas termasuk jenis apa
dan berikan alasannya!






D. Lembar Latihan
Buatlah rubrik penilaian membaca puisi!















5.28

BAB VI
KEGIATAN BELAJAR 5
AMANDEMEN KONSTITUSI (UUD 45)

A. Tujuan Antara
1. Menjelaskan pengertian amandemen
2. Menjelaskan tentang prosedur atau mekanisme melakukan amandemen UUD
1945
3. Membedakan UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen.

B. Uraian Materi
Amandemen adalah perubahan resmi dokumen resmi atau catatan tertentu,
terutama untuk memperbaiki. Perubahan ini dapat berupa penambahan atau juga
penghapusan catatan yang salah/ tidak sesuai lagi. Kata ini umumnya digunakan
untuk merujuk kepada perubahan pada konstitusi sebuah negara (amandemen
konstitusional). Konstitusional merupakan prinsip-prinsip dasar politik serta hukum
yang mencangkup struktur , prosedur, serta kewenangan/hak serta kewajiban.
Karena itu, konstitusional sangat berhubungan erat dengan amandemen karena
bertujuan untuk memperbaiki suatu catatan/dokumen penting suatu negara yang
mencangkup bentuk, struktur, prosedur, agar lebih baik dari sebelumnya
Hakekat konstitusi adalah sebagai instrumen pembebasan menuju
humanisasi transendental. Suatu konstitusi yang tidak demikian sejatinya adalah
penindasan atas fitrah kemanusiaan. Maka perubahan konstitusi merupakan suatu
yang fitri,sejalan dinamika jaman yang terbingkai dalam etika ilahi. Amandemen
terhadap UUD memang diperlukan, tanpa itu konstitusi tidak akan bisa menjadi
benteng terakhir dari persoalan bangsa.Tapi filosofi kekeluargaan dan gotong
royong harus tetap dipertahankan dan final. Konstitusional merupakan prinsip-
prinsip dasar politik serta hukum yang mencakup struktur , prosedur,
kewenangan/hak serta kewajiban. Karena itu, konstitusional sangat berhubungan
erat dengan amandemen, karena bertujuan untuk memperbaiki suatu
catatan/dokumen penting suatu negara yang mencakup bentuk, struktur, prosedur,
agar lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Andi Mallarangeng dalam Deny Indrayana,UUD 1945 bukan mitos dan
tidak boleh menjadi mitos ,Ia harus menjadi a living constitution sekaligus menjadi a
working constitution. Selaras dengan dengan pemikiran tersebut,Deny Indrayana
berpendapat bahwa konstitusi yang tidak bisa diamandemen tidaklah lebih dari
sebuah dokumen palsu yang penuh kepura-puraan. Sebuah konstitusi yang tidak
bisa diubah tidak lebih dari sekedar dokumen basa basi. Konstitusi yang tidak dapat
diubah adalah konstitusi yang lemah,karena tak bisa beradaptasi dengan realitas
kehidupan. Bahkan sebuah konstitusi harus bisa beradaptasi dengan realitas yang
terus menerus berubah. Sebuah mekanisme amandemen konstitusi sangat
diperlukan untuk menjamin bahwa generasi yang akan datang mempunyai alat yang
efektif untuk menjalankan kekuasaan-kekuasaan mereka untuk memerintah.
5.29

Menurut pandangan Mahfud MD(dalam Deny Indrayana) bahwa di dunia ini tidak
ada konstitusi yang tidak bisa diubah,sebab konstitusi dibuat sesuai dengan
kebutuhan situasi politik, sosial, ekonomi dan budaya pada waktu tertentu. Maka
janganlah bermimpi untuk menyakralkan konstitusi yang dulu maupun yang berlaku
sekarang. Meski begitu prosedur perubahan konstitusi harus dipersulit,agar orang
tak terlalu mudah untuk selalu mengubah-ubah konstitusi. Namun sesulit apapun
cara perubahan konstitusi itu, jika rakyat menghendaki maka perubahan akan
terjadi. Selaras dengan beberapa pendapat ahli tersebut,Saiful Mujami (dalam Deny
I ) menyatakan bahwa amandemen UUD 1945 merupakan langkah konstitusional
yang membuat politik Indonesia sekarang demokratis,inilah puncak peradaban
politik umat manusia
Apa dasar pemikiran yang melatar belakangi dilakukannya perubahan UUD
1945 ? Ada beberapa alasan diantaranya :1). UUD 1945 membentuk struktur
ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang
sepenuhnya melakukan kedaulatan rakyat. 2) UUD 1945 memberikan kekuasaan
yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif (presiden). 3) UUD 1945
mengandung pasal-pasal yang terlalu luwes , sehingga dapat menimbulkan lebih
dari satu penafsiran ( multitafsir ). 4)UUD 1945 terlalu banyak memberikan
kewenangan kepada kekuasaan presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan
undang-undang .5)Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara
belum cukup didukung ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang
kehidupan yang demokratis, supremasi hukum , pemberdayaan rakyat ,
penghormatan hak asasi manusia dan otonomi daerah ( jimmly Asshiddiqie; 2005 ;
22 )
1. Amandemen I
Amandemen yang pertama kali ini disahkan pada tanggal 19 Oktober 1999 atas
dasar SU MPR 14-21 Oktober 1999. Amandemen yang dilakukan terdiri dari 9
pasal, yakni:
Pasal 5, pasal 7, pasal 9, pasal 13, pasal 14, pasal 15, pasal 17, pasal 20, pasal
21.
Inti dari amandemen pertama ini adalah pergeseran kekuasaan Presiden yang
dipandang terlalu kuat (executive heavy ) dan masa jabatan presiden .
2. Amandemen II
Amandemen yang kedua disahkan pada tanggal 18 Agustus 2000 dan disahkan
melalui sidang umum MPR 7-8 Agustus 2000. Amandemen dilakukan 5 Bab
dan 25 pasal. Berikut ini rincian perubahan yang dilakukan pada amandemen
kedua.
Pasal 18, pasal 18A, pasal 18B, pasal 19, pasal 20, pasal 20A, pasal 22A, pasal
22B, pasal 25E, pasal 26, pasal 27, pasal 28A, pasal 28B, pasal 28C, pasal
28D, pasal 28E, pasal 28F, pasal 28G, pasal 28H, pasal 28I, pasal 28J , pasal
30, pasal 36B, pasal 36C.
Bab IXA, Bab X, Bab XA, Bab XII, Bab XV, Ps. 36A ;
Inti dari amandemen kedua ini adalah Pemerintah Daerah, DPR dan
Kewenangannya, Hak Asasi Manusia, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan.
5.30

3. Amandemen III
Amandemen ketiga disahkan pada tanggal 9 November 2001 dan disahkan
melalui ST MPR 1-9 November 2001. Perubahan yang terjadi dalam
amandemen ketiga ini terdiri dari 3 Bab dan 22 Pasal. Berikut ini rincian dari
amandemen ketiga.
Pasal 1, pasal 3, pasal 6, pasal 6A, pasal 7A, pasal 7B, pasal 7C, pasal 8, pasal
11, pasal 17,
pasal 22C, pasal 22D, pasal 22E, pasal 23, pasal 23A, pasal23C, pasal 23E,
pasal 23F, pasal 23G, pasal 24, pasal 24A, pasal24B, pasal24C.
Bab VIIA, Bab VIIB, Bab VIIIA.
Inti perubahan yang dilakukan pada amandemen ketiga ini adalah Bentuk dan
Kedaulatan Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Impeachment,
Keuangan Negara, Kekuasaan Kehakiman.
4. Amandemen IV
Sejarah amandemen UUD 1945 yang terakhir ini disahkan pada tanggal
10 Agustus 2002 melalui ST MPR 1-11 Agustus 2002. Perubahan yang terjadi
pada amandemen ke-4 ini terdiri dari 2 Bab dan 13 Pasal yaitu pasal 2, pasal
6A, pasal 8, pasal 11, pasal16, pasal 23B, pasal 23D, pasal 24, pasal 31, pasal
32, pasal 33, pasal 34, pasal 37; dan BAB XIII, Bab XIV.
Inti Perubahan: DPD sebagai bagian MPR, Penggantian Presiden,
pernyataan perang, perdamaian dan perjanjian, mata uang, bank sentral,
pendidikan dan kebudayaan, perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial,
perubahan UUD.
Tujuan dari dilakukannya amandemen UUD 1945 yang terjadi hingga
4 kali ini adalah menyempurnakan aturan-aturan mendasar seperti tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan
perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Sejarah amandemen UUD
1945 yang dilakukan berdasarkan kesepakatan diantaranya tidak mengubah
Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), dan juga mempertegas sistem pemerintahan
presidensiil .
Amandemen yang telah dilakukan oleh MPR terhadap Undang-Undang
Dasar 1945 melalui amandemen 1, 2, 3, dan 4 kita dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Pertama, perubahan itu menggunakan landasan sistem dan prosedur yang
ditentukan Pasal 37 Undang-Undang Dasar 1945 . Memang Pasal 37 tidak
mengatur secara terperinci masalah teknis perubahan yang harus dilakukan.
Secar teoritis dikenal adanya dua model teknik perubahan, yaitu model Amerika
Serikat dan model Eropa Kontinental. Tradisi Amerika Serikat, perubahan
dilakukan terhadap isu / materi tertentu yang caranya dituangkan dalam naskah
yang terpisah dari naskah aslinya. Sedangkan model Eropa Kontinental,
perubahan dilakukan secara langsung terhadap teks / naskah Undang-Undang
Dasar-nya. Amandemen 1, 2, 3, dan 4 kiranya dapat dikatakan meniru tradisi
5.31

yang berlaku di Amerika Serikat, tetapi kalau dilihat materi / substansi yang
diubah yaitu menyangkut tidak hanya isu tertentu namun perubahan itu
menyangkut materi yang sangat luas dan mendasar, dapat dikatakan sama saja
dengan penyusunan Undang-Undang Dasar baru (pengganti konstitusi).
Kedua, mengenai bentuk hukum perubahan, secara teoritis dan praktek
ketatanegaraan dikenal berbagai model dan polanya, yaitu : 1) pola yang
substansi perubahannya langsung dituangkan / diadopsi ke dalam teks
Undang-Undang Dasar lama dengan langsung melakukan perubahan /
penggantian naskah, 2) pola yang substansi perubahannya dituangkan dalam
teks tersendiri terpisah dari naskah aslinya yang sering dikatakan sebagai
model / amandemen.
Ketiga, substansi / materi perubahan yang dilakukan dalam amandemen 1,
2, 3, dan 4 merupakan bentuk perubahan konstitusi yang sifatnya sangat
mendasar dan menyangkut hampir seluruh substansi yang diatur dalam teks
aslinya, sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan itu mengubah sistematika
dan kerangka acuan konstitusional yang diatur dalam Undang-Undang Dasar
1945. Banyak substansi yang berupa kerangka pokok (frame work) yang
diubah. Hal ini membawa konsekuensi dan implikasi harus adanya perubahan
pada pasal dan ayat yang mengatur penjabarannya. Misalnya substansi yang
mengubah kedudukan, kewenangan dan fungsi MPR, sistem parlemen,
pemilihan presiden dan pembentukan lembaga-lembaga baru. Perubahan
mendasar tersebut juga membawa konsekuensi baru dalam hubungannya
dengan Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945.
Salah satu masalah krusial adalah status hukum Penjelasan Undang-
Undang Dasar 1945. Ketika rancangan Undang-Undang Dasar 1945 dibuat dan
diperdebatkan dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI sampai tanggal 18
Agustus 1945, memang naskahnya tidak dilengkapi oleh penjelasan. Akan
tetapi, di kemudian hari, naskah penjelasan itu dibuat dan ditambahkan oleh
Prof. Soepomo sebagai lampiran terhadap naskah Undang-Undang Dasar
1945. Memang banyak sekali kegunaan penjelasan ini dalam praktek di
kemudian hari. Namun, banyak juga masalah yang kontroversial berhubung
beberapa bagian dalam penjelasan itu tidak secara tepat menjelaskan
paradigma yang dianut dalam naskah UUD.
Namun, setelah diadakan perubahan Perubahan Pertama, Kedua, Ketiga,
dan Keempat Undang-Undang Dasar 1945, materi Penjelasan Undang-Undang
Dasar 1945 tidak mungkin lagi dipertahankan. Banyak perubahan yang
tercakup dalam kedua perubahan itu yang sudah tidak cocok lagi dengan isi
Penjelasan. Di samping itu, banyak pula para ahli hukum yang mempersoalkan
mengenai keabsahan Penjelasan Undang-Undang Dasar itu sendiri sebagai
bagian dari dokumen konstitusi yang mengikat. Karena, dewasa ini, makin luas
pengertian bersama bahwa di masa yang akan datang Penjelasan Undang-
Undang Dasar 1945 itu haruslah ditiadakan sama sekali dari pengertian kita
tentang konstitusi. Apalagi, memang tidak ada konstitusi negara-negara modern
dewasa ini mempunyai Penjelasan seperti halnya Undang-Undang Dasar 1945.
5.32

C. Lembar Kerja
Petunjuk kerja :
1. Diskusikan dengan teman-temanmu. Apakah perbedaan UUD 1945 sebelum
amandemen dengan sesudah amandemen?
2. Laporkan hasil diskusi kelompok dihadapan teman-temanmu?
No Topik
UUD 1945
Pasal Sebelum
Amandemen
Sesudah
Amandemen
Keanggotaan MPR

D. Lembar Latihan
1. Apakah yang dimaksud amandemen itu? J elaskan!
2. Bagaimana prosedur atau mekanisme melakukan amandemen UUD 1945?
3. Apakah perbedaan antara UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen?

E. Kunci Jawaban
1. Amandemen adalah perubahan resmi dokumen resmi atau catatan tertentu,
terutama untuk memperbaiki. Perubahan ini dapat berupa penambahan atau juga
penghapusan catatan yang salah/ tidak sesuai lagi.
2. Prosedur atau mekanisme melakukan amandemen UUD 1945 diatur pada pasal 37
UUD 1945.
3. Perbedaan antara UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen antara lain
No Topik
UUD 1945
Pasal Sebelum
Amandemen
Sesudah Amandemen
Masa jabatan
presiden dan
wakil presiden



1. Masa jabatan 5
tahun
2. Dapat dipilih
kembali
1. Masa jabatan 5
tahun
2. Dapat dipilih kembali
3. Dalam jabatan yang
sama
4. Hanya satu kali
masa jabatan
Pasal 7










5.33

BAB VII
KEGIATAN BELAJAR 6
ENERGI PANAS

A. Tujuan Antara
1. Melalui penjelasan peserta pelatihan dapat menghitung konversi nilai suhu
pada satuan suhu lainnya dengan benar.
2. Melalui penugasan peserta pelatihan dapat menghitung energy kalor dengan
benar.
3. Melalui penugasan peserta pelatihan dapat mengukur suhu suatu benda cair
dengan benar.

B. Uraian Materi
Kita tidak dapat menyentuh benda-benda yang sangat panas, tangan
kita dapat terbakar.Kita juga tidak dapat menyentuh benda-benda yang terlalu
dingin dalam waktu yang agak lama, karena hal itu dapat merusak jaringan kulit
tangan kita.Di samping itu kita sering tidak mampu membedakan suhu-suhu
yang selisihnya hanya sedikit.Perasaan kita juga dipengaruhi oleh suhu badan
kita.Untuk keperluan-keperluan bersahaja, perasaan dapat kita gunakan untuk
menetapkan keadaan suhu sesuatu.Misalnya dengan meraba badan seseorang
kita sering dapat mengatakan bahwa orang itu sedang demam, namun dalam
ilmu pengetahuan diperlukan pengukuran yang lebih teliti.
1. Suhu dan Cara Pengukurannya
Untuk mengukur suhu dengan cara yang dapat dipercaya diperlukan sesuatu
yang sifatnya berubah bila suhunya berubah, dan sifat itu dapat diukur. Ada
beberapa sifat benda yang berubah kalau suhu benda itu
berubah.Perubahan-perubahan sifat ini dapat digunakan sebagai alat untuk
pengukur suhu suatu benda.Alat pengukur suhu disebut termometer.
Di laboratorium sekolah, laboratorium klinis dan rumah sakit banyak
menggunakan termometer yang berisi raksa atau alkohol. Raksa dipilih
sebagai bahan pembuat termometer dengan alasan :
a. Suhu raksa cepat sesuai dengan benda yang diukur, karena raksa cepat
memuai dan cepat juga menyusut sehingga perubahan-perubahan suhu
segera dapat diketahui.
b. Titik bekunya rendah (-39
o
C) dan titik didihnya tinggi (357
o
C), karena itu
daerah ukur suhunya cukup lebar.
c. Dalam pipa kaca raksa mudah dilihat karena mengkilap.
d. Pemuaiannya teratur.
e. Raksa tidak membasahi/melekat dinding kaca. Bila menyusut seluruh
raksa akan turun tidak ada yang tertinggal menempel pada dinding kaca,
dengan demikian pengukurannya lebih teliti.
Termometer alkohol dapat mengukur suhu lebih rendah daripada
yang dapat diukur termometer raksa sebab alkohol membeku pada suhu
yang lebih rendah dari titik beku suhu raksa (titik beku alkohol =-112
o
C).
5.34

Akan tetapi, termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu
yang tinggi, misalnya suhu air mendidih.Hal ini disebabkan titik didih alkohol
hanya 78
o
C, lebih rendah daripada titik didih air.
2. Suhu Celcius, Fahrenheit, dan Kelvin
Termometer yang sekarang masih digunakan ialah termometer
berskala Celcius, Fahrenheit, dan Kelvin; sedangkan skala Reamur tidak
digunakan lagi.Suhu benda dapat dinyatakan dalam derajat Celcius (
o
C),
derajat Fahrenheit (
o
F), dan Kelvin (K).Satuan suhu yang dipakai sebagai
sistem internasional (SI) adalah Kelvin (K).

Gambar 5.7.1 Termometer
Gambar 5.7.1 adalah diagram termometer Celcius (C), termometer Kelvin
(K), dan termometer Fahrenheit (F). Pada diagram terlihat jelas bahwa :
a. Titik lebur es = 0
o
C= 273K= 32
o
F
Berarti 0
o
C = 273 K = 32
o
F
b. Titik didih air = 100
o
C= 373K= 212
o
F
Berarti 100
o
C = 373 K = 212
o
F
c. Dihitung dari titik lebur es sampai ke titik didih air, jumlah skala masing-
masing termometer adalah :
C = 100 skala
K = 100 skala
F = 180 skala
Berarti perbandingan panjang skala
C : K : F = 100 : 100 : 180
atau
C : K : F = 5 : 5 : 9
Bagaimana melakukan konversi antara satuan suhu satu dengan yang
lain? Marilah kita perhatikan rumus berikut :
1) Mengubah Suhu dari Skala C Menjadi Skala K dan F
t
o
C = (t +273)
t
o
C =

+32
5
9t

5.35

2) Mengubah Suhu dari Skala F Menjadi Skala C dan K
t
o
F =
9
5
x (t - 32)
o
C
t
o
F = ( )

+ 273 32
9
5
t

K

3) Mengubah Suhu dari Skala K menjadi Skala C dan F
t K = (t - 273)
o
C
t K = ( )

+ 32 293
5
9
t
o
F

3. Kalor Dapat Mengubah Wujud Zat
Dari pengalaman sehari-hari kita ketahui bahwa es yang dipanasi akan berubah
wujud menjadi air. Bila pemanasan berlangsung terus akan berubah menjadi
uap air. Kalau digambarkan hubungan antara penambahan kalor dengan
perubahan wujud es menjadi uap air dipaparkan pada Gambar 5.7.2

Gambar 5.7.2 Grafik perubahan wujud es menjadi uap

Garis I menggambarkan es mengalami kenaikan suhu dari -10
o
C (baca : 10
o
C di
bawah nol) menjadi 0
o
C diperlukan energi panas Q
1
sesuai dengan persamaan.
Q
1
= m . c .t
Q = kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu es (joule, kkal, kal)
m = massa es (kg, gr)
c = kalor jenis es (joule/kg
0
C, kkal/kg
0
C)
t = perubahan suhu es (
0
C)
Garis II mengambarkan es pada suhu 0
o
C diubah menjadi air 0
o
C. Selama
terjadi perubahan wujud tidak ada kenaikan suhu.
Q

= m . L
Q =Q
2
Q
1

= kalor yang dibutuhkan untuk perubahan wujud es menjadi air (joule, kal)
m = massa es (kg)
5.36

L = kalor lebur es (joule/kg, kal/kg)
Garis III menggambarkan air 0
o
C mengalami kenaikan suhu menjadi 100
o
C
diperlukan energi Q
3
Q
2
.
Q

= m . c .t
Q =kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air dari 0
o
C menjadi
100
o
C
m = massa es
c = kalor jenis air
t = perubahan suhu air
Garis IV menggambarkan air pada suhu 100
o
C diubah menjadi uap air
100
0
C.Selama terjadi perubahan wujud tidak terjadi kenaikan suhu.
Q

= m . U
Q =Q
4
Q
3
= kalor yang dibutuhkan untuk perubahan wujud air menjadi
uap air.
m = massa air
U = kalor uap air

C. Lembar Kerja
Mengukur dan membandingkan suhu air mendidih dan suhu minyak goreng
mendidih.

D. Alat dan Bahan
1. Gelas kimia =2 buah
2. Pembakar spiritus =2 buah
3. Kaki tiga =2 buah
4. Kassa asbes =2 buah
5. Thermometer skala 0 100 =2 buah
6. Minyak goreng =50 cc
7. Air tawar =50 cc
8. Korek api =1 buah

E. Langkah Kerja
1. Tuangkan 50 cc air dalam gelas kimia I dan 50 cc pada gelas kimia II.
2. Letakkan kassa asbes di atas pada masing-masing kaki tiga.
3. Letakkan masing-masing pembakar spiritus di bawah kassa asbes.
4. Letakkan gelas kimia yang berisi cairan di atas kassa asbes.
5. Nyalakan pembakar spiritus
6. Agar cepat mendidih tutuplah gelas kimia.
7. Ukur suhu air mendidih! Apakah mencapai 100
0
C ? Mengapa ?
8. Ukur suhu minyak goreng mendidih!
9. Samakah suhu air mendidih dengan suhu minyak goreng mendidih ? J ika
berbeda apa sebabnya ?

5.37

ASESMEN

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X)
pada huruf A, B, C atau D.

1. Salah satu yang melatar belakangi terjadinya perubahan Undang-Undang Dasar
1945 adalah
A. Kehendak dari para pejabat negara
B. Karena desakan dari masyarakat
C. Adanya multitafsir pasal-pasal UUD 1945
D. Tuntutan era globalisasi
2. Kesepakatan MPR setelah melakukan amandemen ada lima hal, satu diantaranya
adalah
A. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
B. Tidak melakukan perubahan pasal-pasal
C. Menetapkan kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara
D. Masa jabatan presiden tetap lima tahun
3. Amandemen UUD 1945 salah satunya membahas mengenai masa jabatan presiden
dan wakil presiden .pembahasan hal itu dilakukan pada amandemen ke
A. 2
B. 1
C. 4
D. 3

4. Dewasa ini kebudayaan bangsa Indonesia merupakan perpaduan dari berbagai
kebudayaan, baik kebudayaan Indonesia asli,pengaruh kebudayaan Hindu- Budha
dan kebudayaan Islam. Hal ini terbukti di Solo sering dilakukan upacara.....
A. Upacara Sekaten
B. Upacara Sawalan
C. Upacara Sadranan
D. Upacara Kenduri

5. Perbedaan pendapat mengenai proklamasi kemerdekaan antara para pemuda
dengan golongan tua memuncak dengan terjadinya peristiwa..
A. Peristiwa Rengasdengklok
B. Peristiwa Dalat
C. Peristiwa Ikada
D. Peristiwa Agresi

6. Sifat sifat golongan pemuda yang wajib kita kenang dan teladani adalah sebagai
berikut, kecuali.
A. Tidak pantang menyerah
B. Congkak karena keberhasilan
C. Pemberani dan kuat dalam pendirian
5.38

D. Bersatu dan ulet
7. Bacalah kutipan-kutipan di bawah ini

Kutipan pertama
Rebuslah mie dalam 400 cc air mendidih selama 3 menit sambil diaduk. Sementara
mie direbus, campurkan bumbu, minyak bumbu, kecap manis, dan saus cabe, pada
piring. J ika mie sudah matang, tiriskan, kemudian campurkan mie ke dalam campuran
bumbu di piring dan aduklah hingga merata. Setelah itu taburkan bawang goreng dan
mie lezat siap di santap.
Kutipan kedua
Di sebuah sudut kotaku tampak sebuah taman yang baru saja selesai di pagar. Di
taman tersebut ada sebuah patung seorang yang sedang membuat kain tenun-
menenun dengan alat tenun tradisional. Di sekeliling patung-patung penenun itu
ditumbuhi berbagai macam bunga, di antaranya bunga bogenfil, sakura, dan lai-lain
sehingga tampak indah sudut kotaku itu.

A. Kutipan pertama adalah eksposisi, sedangkan kutipan kedua adalah deskripsi
B. Kutipan pertama adalah deskripsi, sedangkan kutipan kedua adalah eksposisi
C. Kutipan pertama adalah narasi, sedangkan kutipan kedua adalah deskripsi
D. Kutipan pertama adalah eksposisi, sedangkan kutipan kedua adalah narasi
Kunci : A
8. Karangan-karangan di bawah ini yang termasuk narasi informasional adalah
A. sejarah, roman sejarah, biografi
B. otobiografi, drama, kisah perjalanan
C. kisah perjalanan, sejarah, biografi
D. drama, kisah perjalalan, roman
Kunci : C
9. Gendang-gendut tali kecapi,
kenyang perut senanglah hati
Puisi di atas termasuk puisi lama jenis
A. bidal
B. karmina
C. talibun
D. tamsil
10. J alan raya berkelok-kelok dipasang cermin untuk melihat kondisi jalan dibalik tikungan.
J enis cermin yang dipergunakan dan sifat cahaya yang berlaku adalah.
A. Cermin cembung dan perambatan cahaya
B. Cermin cembung dan pemantulan cahaya
C. Cermin cekung dan pembiasan cahaya
D. Cermin cekung dan pemantulan cahaya
5.39

11. Kaca tembus cahaya berbentuk balok berada dalam air. Pada salah satu sisi balok
dikenai sinar tegaklurus terhadap permukaan kaca. Cahaya menembus kaca dan
keluar pada sisi berikutnya. Arah cahaya saat meninggalkan kaca dalam keadaan .
A. Tegak lurus kaca
B. membias
C. mendekati garis normal
D. menjauhi garis normal
12. Cahaya merambat di udara mengenai kaca dengan sudut datang 30
o.
Gerakan cahaya
dalam kaca adalah .
A. Sudut bias kurang dari 30
o
, menjauhi garis normal
B. Sudut bias lebih besar dari 30
o
, menjauhi garis normal
C. Sudut bias lebih besar dari 30
o
, mendekati garis normal
D. Sudut bias kurang dari 30
o
, mendekati garis normal
13. Dalam kegiatan ilmiah diperoleh data suhu suatu benda sebesar 318 K (Kelvin). Kalau
dikonversi dalam satuan Celcius (C),Fahrenheit (F), dan Reamur (R) sebesar.
A. 45
O
C , 81
O
F, dan 36
O
R
B. 45
O
C, 113
O
F, dan 36
O
R
C. 50
O
C, 81
O
F, dan 40
O
R
D. 50
O
C, 113
O
F, dan 40
O
R
14. Kalor jenis minyak tanah ditetapkan 2200 J kg
-1
C
-1
.Banyaknya kalor yang diperlukan
oleh 10 kg minyak tanah jika suhunya turun dari 40
o
C menjadi 80
o
Cadalah ....
A. 8.800 joule
B. 17.600 joule
C. 176.000 joule
D. 880.000 joule
15. Perhatikan proses berpikir beriku. Pernyataan umum: Semua manusia akan mati,
Pernyataan Khusus: Si Fulan seorang manusia. Kesimpulan: Si Fulan akan mati.
Proses berpikir tersebut menggunakan
A. penalaran induktif.
B. penalaran deduktif.
C. gabungan penalaran induktif dan deduktif.
D. bukan penalaran induktif dan deduktif.
16. Nilai dari
( )( )
L L =
+
+ + + +
1 3 2 3
1
10 . 7
1
7 . 4
1
4 . 1
1
n n

A.
1 2 + n
n

B.
1 3 + n
n

C.
1 4 + n
n

D.
1 5 + n
n

5.40

KUNCI JAWABAN

1. C 9. B
2. A 10. B
3. B 11. A
4. A 12. D
5. A 13. B
6. B 14. D
7. A 15. B
8. C 16. B



































5.41

DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie , J imly. 2005. Lembaga Negara dan sengketa kewenangan antar lembaga
negara. J akarta : Konsorsium Reformasi Hukum Nasional (KRHN).
Cholis Sadijah, dkk..(1997). Pendidikan Matematika II. J akarta : Ditjen Dikti.
DAugustine, C. Dan Smith, W.C. (J r). (1992). Teaching Elmentary School Mathematics.
New York: Harper Collins.
Faqih Samlawi, Bunyamin Maftuh. 2001. Konsep Dasar IPS. J akarta : Maulana
Gatot Muhsetyo, dkk. (2002). Pembelajaran Matematika SD. J akarta: Universitas Terbuka.
Giancoli, 2001, Fisika I, J akarta : Erlangga.
Giancoli, 2001, Fisika II, J akarta : Erlangga
http://cepplux.blogspot.com/2011/09/gambar-candi-borobudur-dan-candi.html?m=1
http://www.google.com/images?q=gambar+masjid=demak&client
http://www.google.com/url?q=http://marconyfm.com/cerita-di-balik-17-agustus-
1945/pengibaran-bendera-pertama/
Indrayana, Deni. 2007. Amandemen UUD 1945 Antara mitos dan pembongkaran.
Bandung: Mizan Pustaka.
Karso, dkk. (2007). Pendidikan Matematika 1. J akarta : Universitas Terbuka.
Kennedy, L.M. dan Tipps, S. (1994) Guiding Childrens Learning of Mathematics. Belmont:
Wadswoth.
Nyimas Aisyah, dkk. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. J akarta: Ditjen
Dikti Depdiknas.
Sartono Kartodirdjo. 1975. Sejarah Nasional Indonesia. J akarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Soekmono, 1990. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Kanisius
Soewito, dkk. (1992). Pendidikan Matematika 1. J akarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Sukirman.(1986). Ilmu Bilangan. J akarta : Karunika
Suryono , Hassan. 2005. Pancasila Progresif. Surakarta : Pustaka Cakra.
Tarigan, Djago. 1997. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. J akarta: Depdikbud UT.
Winarno, 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta : UNS Press
5.42

PERISTILAHAN/GLOSSARY

Amandemen : Perubahan dokumen resmi dengan tujuan untuk
memperbaikinya
A living constitution : Konstitusi yang benar-benar hidup dalam masyarakat , tidak
hanya terdiri dari naskah yang tertulis saja .
A working constitution : Konstitusi yang benar-benar dijadikan sebagai pedoman
kerja untuk memberi arah tujuan yang ingin dicapai .
Generalisasi : Proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan
yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan
yang bersifat umum.
Konjektur : Sebuah proposisi yang dipradugakan sebagai hal yang
nyata, benar, atau asli, sebagian besarnya didasarkan pada
landasan inkonklusif (tanpa simpulan).
Konstutusi : Keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-
cara bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam
suatu masyarakat .
Penalaran : Proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian.
Penalaran deduktif : Proses berpikir berdasarkan atas suatu pernyataan dasar
yang berlaku umum untuk menarik suatu kesimpulan yang
bersifat khusus.
Penalaran induktif : Proses berpikir untuk menarik suatu kesimpulan yang
berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat
khusus.
Plot : Rangkaian peristiwa yang membentuk suatu cerita.






RAYON 138
PLPG 2013

Anda mungkin juga menyukai