Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM UJI ZAT MAKANAN

A. Dasar Teori Tubuh setiap makhluk hidup memerlukan makanan yang secara nutrisi mampu menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh. Homeostatis adalah keseimbangan fisiologis yang baik dalam tubuh dalam menjalankan fungsifungsi tubuh. Tubuh manusia membutuhkan zat makanan dalam jumlah yang berbeda. Ada yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrien), yaitu mineral dan vitamin.Ada pula yang dibutuhkan dalam jumlah banyak (makronutrien), yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun dari atom C, H, dan O dengan rumus CH2O. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana (monsakarida). Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-cabang (polisakarida). Protein merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung C, H, O, N dan kadang kala S serta P . Lemak merupakan senyawa yang tersusun atas unsur-unsur C,H, dan O. Lemak tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak, seperti alkohol, kloroform, dan eter. Terdapat beberapa metode uji zat makanan diantaranya : Uji Amilum Amilosa dalam pati akan berubah menjadi biru tua jika ditetisi iodium. Molekul iodium masuk kedalam kumparan amilosa. Yodium tidak terlalu larut dalam air, sehingga reagen iodin dibuat dengan melarutkan yodium dalam air ditambah kalium iodide. Hal ini membuat ion kompleks triiodida linier yang dapat larut. Ion-ion triiodida masuk ke dalam kumparan dari pati menyebabkan warna biru-hitam yang pekat. Berikut adalah reaksi sederhananya: Amilum + larutan iodine biru-hitam Uji Fehling Larutan Fehling dan larutan Benedict adalah varian dari larutan yang secara ensensial sama. Keduanya mengandung ion-ion tembaga (II) yang dikompleks dalam sebuah larutan basa. Molekul maltosa yang positif pada uji benedict terbukti dengan terbentuknya warna merah bata pada tabung reaksi yang telah dipanaskan. Warna merah bata yang terbentuk disebabkan oleh maltosa memiliki gugus aldehid yang bebas sehingga dapat mereduksi ion-ion tembaga (Cu) yang terdapat pada larutan benedict menjadi Cu2O yang berwarna merah bata. Berikut adalah reaksi sederhananya: Karbohidrat + Fehling / Benedict endapan Cu2O (merah bata)

Uji Biuret Biuret merupakan reagen campuran CuSO4 1% dan NaOH 10% . Uji biuret merupakan sebuah uji kimia untuk protein dan polipeptida. Bila bahan makanan itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan menghasilkan warna ungu. Ion Cu2+ (yang dihasilkan dari CU2SO4) dari pereaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Uji Lemak Pengujian lemak dilakukan menggunakan kertas buram. Timbulnya noda transparan pada kertas ketika bahan uji diteteskan dan dikeringkan menunjukkan adanya kandungan lemak dalam minyak. Selain itu, pengujian lemak dapat pula menggunakan reagen Fuchsin karena lemak dapat larut dalam reagen ini.Jika makanan mengandung lemak maka setelah bereaksi akan menimbulkan warna merah.

B. Tujuan Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung dalam berbagai bahan makanan. C. Alat dan Bahan - tabung reaksi - rak tabung reaksi - penjepit tabung reaksi - pipet tetes - pembakar spirtus (bunsen) - mortar - gelas ukur

- fehling A dan B atau benedict - biuret - KI (kalium iodide) - fuchsin - kertas buram - bahan makanan - air

D. Cara Kerja I. Membuat Larutan Makanan 1. Tumbuklah sampel bahan makanan dengan menggunakan mortar sampai menjadi halus. 2. Berilah sedikit air dan aduk sehingga membentuk larutan. 3. Masukkanlah setiap satu sampel larutan bahan makanan dengan menggunakan pipet tetes ke dalam tabung reaksi yang masing-masing setinggi 1 cm. II. Uji Amilum 1. Masukkanlah 2 tetes KI ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan makanan. 2. Amatilah perubahan warna pada tabung reaksi. III. Uji Glukosa 1. Masukkanlah 5 tetes Fehling A dan 5 tetes Fehling B ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan makanan kemudian dikocok sampai homogen.

2. Panaskanlah tabung reaksi tersebut di atas api bunsen dengan menggunkaan penjepit tabung reaksi selama 1 menit. 3. Amati perubahan warna pada tabung reaksi. IV. Uji Protein 1. Masukkanlah 3 tetes larutan biuret ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan makanan, kemudian kocok hingga homogen. 2. Amati perubahan warna pada tabung reaksi. V. Uji Lemak Menggunakan kertas buram 1. Teteskan sampel larutan makanan satu atau dua tetes pada kertas buram, biarkan hingga kering. 2. Amatilah bekas tetesan sampel larutan makanan pada kertas buram. Menggunakan reagen fuchsin 1. Teteskan reagen fuchsin ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan makanan. 2. Amati perubahan warna pada tabung reaksi. E. Tabel Hasil Pengamatan I. Uji amilum No 1. 2. 3. 4. dst II. Uji Glukosa No Bahan Uji + Perubahan Warna Fehling A dan B Awal Akhir 1. 2. 3. 4. dst Uji Protein No Bahan Uji + Biuret 1. 2. 3. Bahan Uji + KI Perubahan Warna Awal Akhir Keterangan

Keterangan

III.

Perubahan Warna Awal Akhir

Keterangan

4. dst

IV.

Uji Lemak Menggunakan kertas buram No Bahan Uji Noda Pada Kertas Ada Tidak 1. 2. 3. 4. Dst. Menggunakan reagen fuchsin No Bahan Uji + Perubahan Warna Fuchsin Awal Akhir 1. 2. 3. 4. dst

Keterangan

Keterangan

Anda mungkin juga menyukai