Anda di halaman 1dari 9

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum Islam masuk di Indonesia banyak kepercayaan masyarakat yang berupa dinamisme dan animisme. Setelah agama Islam masuk di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan serta pulau-pulau lainnya, kepercayaan tersebut dihapus dan diganti dengan ajaran Islam yang menggunakan pendekatan yang arif dan bijaksana. Islam masuk di Indoesia ada yang berpendapat pada abad VII dan ada pula yang berpendapat pada abad XIII. Namun, sebagian besar para pakar sejarah sependapat bahwa Islam di Indonesia pada abad VII. Islam merupakan agama yang secara perlahan dan serentak dapat merubah pikiran masyarakat Indonesia yang asalnya menganut paham dinamisme dan animisme. Islam berkembang secara pesat di Indonesia dengan adanya kerajaan-kerajaan Islam yang pernah berjaya di Indonesia. Islam masuk di Indonesia pertama kali di Sumatera (Aceh) yaitu serambi Makkah. Kemudian menyebar ke berbagai wilayah, seperti Kalimantan, Jawa, Sulewasi, dan Maluku. Khususnya di Jawa Demak sangat mendukung perkembangan Islam pada Pangeran Tumenggung di Kalimantan.

1.2 Permasalan
1) Bagaimana proses awal masuknya Islam di Indonesia? 2) Bagaimana cara Islam masuk ke Indonesia? 3) Bagaimanakah perkembangan Islam diberbagai wilayah Indonesia seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku? 4) Apa saja peranan umat Islam di Indonesia?

1.3 Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini, adapun tujuan-tujuannya yaitu: agar memudahkan kita sebagai penyusun maupun pembaca memahami materi-materi yang menyangkut tentang hal-hal yang ada dalam karya ilmiah ini. Mempermudah bagi semua khusunya kami dalam pembelajaran materi-materi ini.

1.4 Metode
Dalam Makalah ini, kami sebagai penyusun menggunakan metode observasi dan pembrowsingan yang menyangkut hal-hal di dalam makalah ini.

1.5 Kegunaan
Kami sebagai penyusun mengharapkan makalah ini dapat menjadi sebuah subjek materi pembelajaran yang dapat mempermudah para siswa khususnya kami sebagai penyusun, untuk memahami materi-materi yang sesuai dengan pembahasan makalah.

BAB 2 PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA


A. Awal masuknya Islam di Indonesia
1

Ketika Islam datang ke Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Buddha. Sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha. Tentang datangnya Islam di Indonesia, menurut kesimpulan seminar masuknya Islam di Indonesia pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke-7 masehi. Menurut sumber lainnya menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung melalui Madinah. Adanya perbedaan pendapat tentang Islam masuk di Indonesia apakah abad ke-7 atau ke-13 M tidaklah menjadi soal yang berarti, melainkan yang terpenting adalah Islam bisa diterima dan dipeluk oleh mayoritas bangsa Indonesia. Kemudian siapa yang membawa agama Islam ke Indonesia. Ada beberapa pendapat tentang siapa yang membawa Islam ke Indonesia, antara lain: 1. Menurut Thomas W. Arnold, bahwa Islam masuk di Indonesia dibawa oleh orang-orang Arab. Sebagai buktinya adalah pada abad ke-7 di pantai Barat Sumatera telah ditemukan perkampungan orang-orang Arab. Disamping itu, juga ditemukan kuburan orang Islam di Boros (letaknya antara Aceh dan Tapanuli). 2. Menurut Snouck Hurgronye, Islam masuk di Indonesia dibawa oleh orang India. Ini dibuktikan dengan adanya batu nisan yang berada di makamnya Sultan Malik Al Shalih yang wafat pada tahun 1297 M. 3. Menurut Husien Djayadiningrat, Islam masuk di Indonesia dibawa oleh orang Persia. Buktinya adalah adanya perubahan ejaan dari Arab ke Persia. Hal ini diperkuat oleh Mucas bahwa kata Pasai berasal dari kata Persia.

B. Cara Masuknya Islam di Indonesia


1) Perdagangan dan Perkawinan Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan perkawinan dengan penduduk asli. Dari perkawinan itulah terjadi interaksi social yang menghantarkan Islam berkembang (masyarakat Islam). 2) Pembentukan masyarakat Islam dari tingkat bawah dari rakyat lapisan bawah, kemudian berpengaruh ke kaum birokrat (J.C. Van Leur). 3) Gerakan Dakwah, melalui dua jalur yaitu: a. Ulama keliling menyebarkan agama Islam (dengan pendekatan Akulturasi dan Sinkretisasi/lambing-lambang budaya). b. Pendidikan pesantren (ngasu ilmu/perigi/sumur), melalui lembaga/sisitem pendidikan Pondok Pesantren, Kyai sebagai pemimpin, dan santri sebagai murid. Dari ketiga model perkembangan Islam itu, secara relitas Islam sangat diminati dan cepat berkembang diIndonesia. Meskipun demikian, intensitas pemahaman dan aktualisasi keberagman islam bervariasi menurut kemampuan masyarakat dalam mencernanya. Ditemukan dalam sejarah, bahwa komunitas pesantrean lebih intens keberagamannya, dan memiliki hubungan komunikasi ukhuwah (persaudaraan/ikatan darah dan agama) yang kuat. Proses terjadinya hubungan ukhuwah itu menunjukkan bahwa dunia pesantren memiliki komunikasi dan kemudian menjadi tulang punggung dalam melawan kolonial.

C. Perkembangan Islam di Berbagai Wilayah Indonesia


2

Dengan adanya keimanan kepada Allah swt pada diri umat Islam yang sudah ada sejak abad VII M, bangsa Indonesia sudah mengenal adanya sistem kenegaraan, seperti adanya kerajaan Majapahit, Mataram, dan kerajaan Islam lainnya di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku menjadi modal utama untuk menghadapi musuhmusuhnya baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Perkembangan Islam di Indonesia: 1. Sumatera dan sekitarnya Masuknya Islam ke Indonesia yang pertama kalinya di Sumatera Utara nampaknya sudah dianggap tepat dengan adanya bukti dijadikannya Selat Malaka sebagai tempat transit dan lalu lintas bagi para saudagar India yang akan menuju ke Cina, dank arena para saudagar Arab, Persia, Gujarat kali pertama melakukan kegiatan perdagangan di Bandarbandar yang terletak didaerah pesisir utara. Setelah pengikutnya banyak dan raja-raja kecil sudah memeluk Islam, pengikut rajaraja tersebut masuk Islam pula. Kuatnya persatuan dan kesatuan ini mendorong berdirinya kerajaan Islam yang pertama kalinya di Indonesia yaitu pada tahun 1261 M di Lhokseumawe Aceh Utara dengan rajanya yang bernama Merah Silu yang bergelar Al Malik Al Shalih (Raja yang baik). Ia kemudian menikahi putrid dari Kerajaan Perlak yang bernama Gangang Sari sehingga perpaduan antara kedua kerajaan tersebut merupakan kekuatan yang besar dalam penyebaran Islam di Sumatera dan daerah-daerah lainnya. 2. Jawa dan sekitarnya Islam masuk di tanah Jawa berkat adanya rombongan Ulama yang dipelopori Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang dikenal dengan sebutan Maulana Magribi. Pada saat mereka masuk di tanah Jawa ini masih kuat dan banyaknya para penganut agama Buddha dan Hindu. Sebagai karakteristik Islam yang berupa antikekerasan, yang ditempuh para rombongan ulama ini dalam menjalankan dakwahnya dengan kesopanan dan kesantunan sesuai asat masyarakat setempat. Lambat laun para ulama yang disebut Wali Songo memasukkan ajaran Islam sedikit demi sedikit agar masyrakat Jawa yang kuat dalam memeluk agama Hindu dan Buddha ini tidak merasa aneh, kaget dan tersinggung atas agamanya yang akan disaingi bahkan digantikan dengan agama Islam. Para Wali Songo adalah: a. Raden Rahmat (Sunan Ampel) makamnya di Jawa Timur. b. Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) makamnya di Gresik Jawa Timur. c. Syekh Syarifuddin (Sunan Derajat) makamnya di Sedayu Gresik Jawa Timur. d. Syekh Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri) makamnya di Bukit Giri Gresik Jawa Timur. e. Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) makamnya di Tuban Jawa Timur. f. Syekh Jafar Shadiq (Sunan Kudus) makamnya di Kudus Jawa Tengah. g. Raden Umar Said (Sunan Muria) makamnya di Gunung Muria Kudus Jawa Tengah. h. Raden Syahid (Sunan Kalijaga) makamnya di Kadilangu Demak Jawa Tengah.
3

i.

Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) makamnya di Cirebon Jawa Barat.

Wali Songo dalam menyebarkan Islam semakin gigih dan menjadikan kota Demak sebagai pusat kegiatan mereka. Dengan dukungan penuh dari Wali Songo terutama Sunan Ampel, Raden Fatah ditugasi untuk mengajarkan agama Islam dan mendirikan pondon pesantren di Glagah Wangi. Adanya pengajaran agama Islam dan pondok pesantren ini Demak semakin ramai dengan datangnya para penuntu ilmu dari berbagai daerah lainnya. Tidak hanya sebagai pusat pengembangan ilmu agama, Demak juga dijadikan pusat perdagangan. Melihat semakin rapuhnya kerajaan Majapahit semasa pemerintahan Brawijaya V, sehingga runtuh dengan bukti Candrasengkala (Sirno Ilang Kartaning Bumi, tahun 1477) maka berdirilah kerajaan Demak dengan Candrasengkala (Geni mati Siniram Janmi; tahun 1478). Dengan jatuhnya kerajaan Majapahit diatas muncullah kerajaan Demak dengan rajaraja sebagai berikut: a. Raden Fatah (Raja Demak I) b. Pati Unus atau Pangeran Sebrang Lor (Raja Demak II) c. Raden Trenggono (Raja Demak III) 3. Sulawesi dan sekitarnya Sulawesi termasuk wilayah yang peradabannya sudah dianggap maju. Hal ini terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan, seperti; Gowa, Tallo, Bone, Wajo, dan Sopang. Pada abad ke XV para pedangang muslim dari Sumatera, Malaka, dan Jawa telah mendatangi Sulawesi yang masyarakatnya sebagian masih berkepercayaan Animisme dan Dinamisme. Pada awalnya kerajaan di Sulawesi sebelum menjadi kerajaan Islam. Kerajaan yang terbesar Gowa dan Tallo tempatnya berdekatan dan rukun seolah-olah sebagai kerajaan kembar. Dengan dasar persatua tersebut kerajaan Gowa Tallo yang istananya berada di Sumba Opu menjadi lebih kuat dan mampu menaklukkan daerah Selayar, Bulukumba, Maraos, Mandar, dan Luwu pada tahun 1562-1565 yang dipimpin raja Tumaparisi Kolama. Penduduk Gowa Tallo pada prinsipnya sudah banyak yang memeluk agama Islam. Oleh karena itu, dengan kiprahnya Dato Ribandang dan Dato Sulaemana penyebaran Islam semakin marak dan pesat. Dan penyebaran Islam yang tanpa menimbulkan gejolak di Gowa Tallo ini. Pada tanggal 22 September 1605, raja Gowa yang bernama Karaeng Tonigallo dengan ikhlas masuk Islam, kemudian bergelar Sultan Alaudin.

4. Kalimantan dan sekitarnya Kalimantan merupakan pulau yang berdekatan dengan Sumatera dan Jawa. Sebelum Islam masuk di Kalimantan masyarakatnya berkepercayaan seperti di Jawa, yaitu agama Hindu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kerajaan-kerajaan Hindu di Kalimantan Selatan tepatnya di Dipa, Daha dan Kahuripan. Daha pada saat itu diperintah oleh raja Sukarama. Sepeninggalan kerajaan Daha diperintah oleh Pangeran Tumenggung. Dari sinilah muncul suatu kemelut dalam keluarga
4

karena yang sebenarnya menggantikan tahta kerajaan adalah Pangeran Samudera (cucu raja Sukarama), bukan Pangeran Tumenggung. Pada awal kemelut antara Pangeran Tumenggung dengan Pangeran Samudera tidak membawa pertengkaran sampai bertumpah darah, melainkan Pangeran Samudera dinobatkan sebagai raja Banjar sendiri oleh pengikut setianya yang membawahi daerah Masik, Balit, Muhur, Kuwin dan Balitung. Kemudian dengan tekad bahwa Pangeran Samuderalah yang tetap berhak pada tahta kerajaan yang ditinggalkan kakeknya (Maharaja Sukarama) maka ia meminta bantuan kepada kerajaan Demak, yaitu Sultan Trenggono untuk menjatuhkan kerajaan Daha yang dipimpin Pangeran Tumenggung. Permintaan permohonan ini tentunya diikuti dengan perjanjian, yaitu apabila kerajaan Daha dapat dikalahkan maka Pangeran Samudera beserta pengikutnya bersedia masuk Islam. Adanya perjanjian tersebut Sultan Trenggono bersiap diri dan memberangkatkan pasukan muslim untuk membantu Pangeran Samudera. Dalam pertempuran tersebut (pada tahun 1550 M) akhirnya Pangeran Tumenggung dapat dikalahkan berkat bantuan pasukan Demak. Dengan kemenangan tersebut, Pangeran Samudera beserta rakyatnya menyatakan diri masuk Islam dengan gelar Sultan Suryamullah. Islamisasi di Kalimantan tidak hanya di Kalimantan Selatan saja, tetpi di Kalimantan Timur. Berkat datangnya dua ulama, yaitu Datu Ribandang dan Tuanku Tunggang Parangan raja Kutai akhirnya masuk Islam karena kalah dalam adu kesaktian dengan Tuanku Tunggang Parangan. 5. Maluku dan sekitarnya Islam masuk di Maluku diperkirakan akhir abad XIV dan awal abad XV M, masuknya Islam diwilayah ini dibawa oleh para mubalig dan pedagang dari Samudera Pasai, Malaka dan Jawa. Di Maluku tampaknya ada kaderisasi bagi yang sudah beragama Islam, mereka sukarela menuntut ilmu agama Islam di berbagai pesantren di Jawa Timur. Sekembalinya dari pesantren mereka melakukan penyebaran agama Islam di daerahnya masing-masing. Raja-rajanya pun sudah banyak yang memeluk Islam sehingga tidak perlu adanya peperangan yang cukup berarti.

D. Perkembangan Islam di Daerah Lain


Pesatnya perkembangan Islam di Indonesia ini antara lain disebabkan oleh beberapa factor, yaitu: a. Untuk memeluk Islam sangat mudah. b. Para dai dalam menyampaikan Islam sangat menarik dan simpatik. c. Para dai juga memiliki keistimewaan melalui ajaran tasawuf. d. Kewajiban dakwah dibebankan kepada setiap muslim. e. Ajaran Islam sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. f. Islam tidak membedakan manusia berdasarkan kasta/gelar.
5

Secara umum perkembangan Islam di Indonesia sampai dengan munculnya kerajaan Islam dapat dikelompokkan melalui tiga fase, yaitu: a. Persinggahan para pedagang Islam di kepulauan Nusantara. b. Adanya komunitas muslim di kepulauan Nusantara. c. Berdirinya kerajaan Islam di kepulauan Nusantara. Adapun jalur masuknya Islam ke Indonesia dapat dilakukan melalui jalur sebagai berikut: a. Melalui Perdagangan Islam disebarkan di seluruh Nusantara melalui jalur perdagangan yang dibawa oleh para saudagar Muslim dari Arab, Persia, dan Gujarat. Dalam sebuah misi perdagangan biasanya diikuti para ulama yang bertujuan menyebarkan dakwah Islam. Keberadaan ulama tersebut sangat penting, karena selain berdakwah mereka bertugas membina mental rombongan pedagang. b. Melalui Perkawinan Para saudagar muslim yang menetap di Nusantara menikah dengan warga pribumi dan berketurunan sehinga mempercepat perkembangan Islam. Sebagian besar keturunan yang lahir mengikuti keyakinan bapaknya yang muslim. c. Melalui Pendidikan Islamisasi yang dilakukan melalui lembaga pendidikan terutama pondok pesantren dilakukan oleh para kiai dan ulama dalam mencetak kader dai yang handal dalam menyebarkan Islam. Selain itu, kader-kader santri tersebut kemudian mampu mendirikan pesantren ditempat asal mereka. d. Melalui Tasawuf Pengajaran tasawuf yang dilakukan oleh para dai dan sufi dapat menarik simpati masyarakat sehingga dapat mempercepat perkembangan Islam. Pendekatan dakwah para sufi cenderung moderat, sehingga dapat mudah diterima orangorang yang baru mengenal Islam. e. Melalui Kesenian Pendekatan persuasive yang dilakukan para wali dalam mengislamkan masyarakat sering menggunakan kesenian sebagai media dakwah. Kesenian yang digunakan sarana dakwah disesuaikan denga budaya setempat. Dengan demikian secara perlahan ajaran Islam mempengaruhi budaya dan mengubah keyakinan dan perilaku masyarakat. f. Melalui Politik Setelah masuk Islam para adipati dan raja banyak menempatkan para ulama sebagai penasihat dan hakim sehingga dapat mempercepat penyebaran Islam. Para ulama tersebut banyak member nasihat yang sangat mempengaruhi kebijakan raja.

E. Peran Umat Islam di Indonesia


Dengan adanya keimanan kepada Allah swt pada diri umat Islam yang sudah ada sejak abad VIII M, bangsa Indonesia sudah mengenal adanya sistem kenegaraan, seperti
6

adanya kerajaan Majapahit, Mataran dan kerajaan Islam lainnya di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku menjadi modal untuk menghadapi musuh-musuhnya, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. 1. Peran umat Islam pada masa penjajahan dan kemerdekaan Penjajah di manapun berada merupakan suatu tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Hal ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang penuh dengan kesetaraan dan persamaan. Dari sinilah bangsa Indonesia merumuskan kalimat dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Semangat nasionalisme yang ditandai dengan lahirnya organisasi kepemudaan, seperti Jong Indonesia (pemudia Indonesia), pada tahun 1927 M, Jong Sumatera, Jong Java, dan Jong Madura yang dideklarasikannya pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 menunjukkan betapa pedulinya para pemuda (khususnya Islam) pada saat itu. Dengan semangat ini, tujuan umat Islam adalah bagaimana penjajah harus meninggalkan tanah pertiwi. Semagat ini terus dibangun dan disebarluaskan ke berbagai pelosok nusantara sehingga menjadi suatu keyakinan yang bulat untuk mengusir penjajah, baik Portugis, Belanda, ataupun Jepang. Secara orginisatoris, organisasi Islam yang mempunyai peran dalam masa ini adalah Syarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan di Kota Solo pada tahun 1905 M oleh Haji Samanhudi dan Mas Tirta Adisurya. Kemudian pada tahun 1912 M, SDI dirubah namanya menjadi Syarekat Islam (SI) atas usulan Haji Omar Said Cokroaminoto. 2. Peran umat Islam pada masa pembangunan Peran umat Islam pada masa pembangunan menjadi dua macam: a. Peran organisasi Islam dalam masa pembangunan Organisasi Islam yang paling menonjol atau besar di Indonesia pada masa pembangunan sekarang adalah Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). 1) Muhammadiyah, didirikan pada tanggal 18 November 1912 M di Kota Yogyakarta oleh KH. Ahmad Dahlan. Organisasi ini sejak berdiri pada zaman penjajahan sampai sekarang tetap konsisten dengan tujuan semula, yaitu; bergerak dalam bidang social dan keagamaan. Wujud gerakkannya adalah ikut mensejahterakan rakyat dengan mendirikan sekolah umum dan agama, panti asuhan, rumahrumah fakir miskin, perpustakaan, masjid, dan Rumah Sakit. 2) Nahdlatul Ulama (NU), didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya. Pendiri organisasi ini adalah KH. Hasyim Asyari dan KH. Wahab Hasbullah. Tujuan awal didirikan NU adalah bergerak dalam bidang social keagamaan, yaitu dengan mendirikan madrasah, pesantren, masjid, mushala, dan majelis-majelis taklim. Meihat kiprah dua organisasi ini, perkembangan Islam di Indonesia pada masa pembangunan tetap eksis, yaitu membantu mengentaskan kemiskinan dan mencerdaskan kehidupan bangsa dalam ilmu agama. b. Peran lembaga-lembaga Islam dalam pembangunan Peranan lembaga-lembaga Islam dalam pembangunan seperti: 1) Pesantren
7

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Lembaga ini dipimpin oleh seorang Kyai dan muridnya adalah Santri. Santri yang datang dari berbagai pelosok daerah menyatu untuk mempelajari agama. Setelah mendapat ilmu banyak, tugas mereka adalah mengamalkan ilmu tersebut sebagai bukti mengisi dan mengabdi kepada bangsa dan Negara dalam pembangunan nasional. 2) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Berdirinya MUI telah diresmikan pada tanggal 21 juli 1975 oleh pemerintah. Walaupun lembaga ini kurang diminati oleh para ulama (khususnya pesantren) pada masa silam karena condong membela pemerintah Orde Baru. Sekarang, keberadaanya semakin eksis di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia. Berbagai fatwa telah dikeluarkan dalam koridor hokum Islam sehingga masyarakat Islam merasa terayomi hak-haknya.

F. Hikmah Perkembangan Islam di Indonesia


Hikmah yang dapat diperoleh dengan mempelajari sejarah perkembangan Islam di Indonesia antara lain: 1) Mengetahui dan memahami perkembangan Islam di Indonesia. 2) Mengetahui dam memahami perkembangan Ilmu pengetahuan dan kebudayaan. 3) Menjadi cermin untuk memacu kehidupan yang lebih baik. 4) Mempelajari sejarah agar dapat melakukan perubahan yang lebih baik. 5) Menghargai kerja keras para pahlawan agama (Islam).

BAB 3 KESIMPULAN
Awal masuk Islam di Indonesia terdapat banyak perbedaan pendapat. Namun, pendapat paling banyak dianut adalah berdasarkan hasil seminar tentang masuknya Islam ke Indonesia yang disimpulkan pada abad ke-7 Masehi. Hal ini didasarkan pada kenyataan, bahwa sejak abad ke-7 Masehi sudah terjadi kontak perdagangan yang dilakukan oleh saudagar-saudagar Muslim dari Arab, Persia, dan Gujarat yang selalu pulang pergi di Kepulaun Sumatera, bahkan mereka menetap dan menikah dengan penduduk pribumi. Cara masuk Islam ke Indonesia, antara lain sebagai berikut: 1) Perdagangan dan Perkawinan Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan perkawinan dengan penduduk asli. Dari perkawinan itulah terjadi interaksi social yang menghantarkan Islam berkembang (masyarakat Islam). 2) Pembentukan masyarakat Islam dari tingkat bawah dari rakyat lapisan bawah, kemudian berpengaruh ke kaum birokrat (J.C. Van Leur). 3) Gerakan Dakwah, melalui dua jalur yaitu:
8

a. Ulama keliling menyebarkan agama Islam (dengan pendekatan Akulturasi dan Sinkretisasi/lambing-lambang budaya). b. Pendidikan pesantren (ngasu ilmu/perigi/sumur), melalui lembaga/sisitem pendidikan Pondok Pesantren, Kyai sebagai pemimpin, dan santri sebagai murid. Islam berkembang pertama kali di Sumatera di daerah NAD (Nanggro Aceh Darussalam) akibat dari persinggahan dan perdagangan saudagar-saudgar dari Arab, Persia dan Gujarat. Disinilah Islam muali berkembang, hal ini dibuktikan dengan berdirinya kerajaan Islam yang pertama kalinya di Indonesia yaitu pada tahun 1261 M di Lhokseumawe Aceh Utara dengan rajanya yang bernama Merah Silu yang bergelar Al Malik Al Shalih. Di pulau Jawa perkembangan Islam diakibatkan oleh para ulama yang dikenal dengan sebutan Wali Songo dengan pusat perkembangan Islam berada di Demak. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya kerajaan Demak dengan Candrasengkala (Geni mati Siniram Janmi; tahun 1478). Perkembangan Islam yang disebarkan dari kerajaan Malaka ternyata bukan hanya di Pulau Jawa, melainkan ke daerah-daerah lain di seluruh Nusantara. Misalnya, di Banjar, Kalimantan Selatan berdiri kerajaan Islam dengan rajanya yang bernama Pangeran Samudera. Selain itu, di Kalimantan Timur berdiri kerajaan Kutai dengan rajanya bernama Raja Mahkota.

DAFTAR PUSTAKA
1) Thoifuri, Suci Rahayu. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Ganeca Exact. 2) Ilmy, Bachrul. 2004. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Bandung: Grafindo Media Pratama. 3) http://saef-jaza.blogspot.com/2008/12/perkembangan-islam-di-indonesia.html 4) http://sejarawan.wordpress.com/2008/01/21/proses-masuknya-islam-di-indonesia-nusantara/

Anda mungkin juga menyukai